Anda di halaman 1dari 22

SMK KESEHATAN AMALIAH CIBINONG

KARYA TULIS ILMIAH


“HBsAg PADA IBU HAMIL”
DI LABORATORIUM RS TRIMITRA CIBINONG

Disusun Oleh :
Anggulia 0030935894
Bryan Silvernando S 0025343538
Natasya Kusuma w 0031516653
Saida Ahmad 0032584721
Sarsya Mardliyah 0027027435

Keahlian Analis Kesehatan


Tahun Ajaran 2020-2021
Jln. Kesadaran no. 83 Kp. Cikempong Kel. Pakansari
Cibinong-Bogor

1
HALAMAN PENGESAHAN
PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)
Di RS Trimitra
Jalan Raya Bogor KM. 43, Pabuaran, Cibinong, Bogor, Jawa
Barat 16916

Oleh :
Anggulia 0030935894
Bryan Silvernando S 0025343538
Natasya Kusuma w 0031516653
Saida Ahmad 0032584721
Sarsya Mardliyah 0027027435

Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mengikuti


Ujian Praktik Kejuruan (UPK) Dinas Kesehatan dan Ujian
Nasional Dinas Pendidikan.
Disetujui oleh :

Pembimbing Instansi Pembimbing Sekolah

Mengetahui,
Kepala Program Kepala Sekolah

2
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT karena atas
rahmat, taufik, hidayah-Nya sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan
yang Insya Allah penulis susun dengan baik walaupun masih jauh dari
kesempurnaan. Tidak lupa shalawat dan salam semoga selalu tecurah limpahkan
kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarga,sahabat, dan para
umatnya hingga akhir zaman.
Laporan prakerin ini merupakan suatu kewajiban bagi siswa dan siswi
kelas XII, sebagai salah satu persyaratan mengikuti Ujian Akhir Nasional (UAN).
Prakerin dilaksanakan slama satu bulan terhitung mulai tanggal 4 Januari s/d
29Januari 2021 di Rumah Sakit Trimitra Kabupaten Bogor. Pada kesempatan kali
ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Trisna AMAK selaku kepala Labolatorium Rumah Saki Trimitra.
2. Seluruh staf dan kayawan di Rumah Sakit Trimitra.
3. Bapak Ahmad Tirtayasa,S.Pd selaku kepala sekolah SMK
Kesehatan Amaliah Cibinong.
4. Bapak
5. Seluruh dewan gur, stafdan karyawan di SMK Kesehatan Amaliah
Cibinong.
Penulis menyadari bahwa begitu banyak kekurrangan dan kesalahan di
dalam penyusunan laporan ini, sehingga masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu penulis sangat mengharapkan masukan, kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan laporan ini serta menjadi bahan pembelajaran.

Wassalamualaikum Wr.Wb

3
DAFTAR ISI
Kata pengantar ..................................................................................................3
Daftar Isi ..................................................................................................4
BAB I
PENDAHULUAN.............................................................................................5
I.1. Latar Belakang ........................................................................5
I.2. Rumusan Masalah ...........................................................7
I.3. Tujuan Penelitian .......................................................,....7
I.4. Manfaat penelitian .....................................................,......7
BAB II TINJAUANPUSTAKA...................................................................8
2.1. Sejarah RS TRIMITRA ............................................................8
2.2. VISI MISI dan TUJUAN RS TRIMITRA .....................9
2.3. Definisi.......................................................................................9
2.4. Tinjauan Umum Tentang HbsAg ..................................14
BAB III
METODOLOGI..............................................................................................15
3.1. Jenis penelitian .........................................................................15
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian ...............................................15
3.3. Metode ......................................................................................15
3.4. Alat dan Bahan .........................................................................15
3.5. Prosedur kerja ............................................................15
3.6. Populasi dan Sample ............................................................16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................17
4.1 Hasil .....................................................................................17
4.2 Data Pasien ........................................................................17
4.3 Kesimpulan .............................................................................17
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN......................... .............................................20
BAB VI
PENUTUP..........................................................................................................21

4
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Hepatitis merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah
kesehatan masyarakat yang berpengaruh tehadap angka kesakitan, angka
kematian, status kesehatan masyarakat, angka harapan hidup,dan dampak sosial
ekonomi lainnya. Besaran masalah Hepatitis B di Indonesia dapat di ketahui dari
studi, kajian, maupun kegiatan pengalaman penyakit.
Hepatitis adalah peradangan hati yang bisa berkembang menjadi fibrosis
(jaringan perut), sirosis atau kanker hati. Hepatitis disebabkan oleh berbagai
faktor sseperti infeksi vius, zat beracun (misalnya alkohol, obat-obatan tertentu)
danpenyakit autoimun. Penyebab paling umum Hepatitis adalah yang di sebebkan
oleh Virus Hepatitis B dan C.
Hati merupakan organ paling besar dan penting bagi kita beratnya 1.200-
1.500 gram. Hati ini berfungsi sebagai pembentukan dan sekresi empedu,
tempatmenyimpan glikogen, sintesa urea, metabolisme kolestrol dan lemak dan
detoksifikasi racun. Hati mampu menjaga fungsinya bahkan ketika ada organ lain
yang mengalami kerusakan (Widodo, 2004). Selain itu terdapat pula bahaya dari
penyakit hati yang disebabkan oleh virus aau bakteri yang terbawa oleh makanan
dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari. Jenis-jenis penyakit hati antara lain
yaitu Hepatitis, Liver, Sirosis, Kanker hati, Junjice (penyakit kuning), kegagalan
hati, kolangitis, leptospirosis danabsersi hati. Penyakit-penyakit hati akut akan
banya mempengauhi fungsi-fungsi hati.
Hepatitis B merupakan penyakit infeksi atau inflamasi pada hepatosis
yang di sebabkan olehVirus Hpatitis B (VHB) yang dapat menyeababkan
peradangan pada hati akut aau menahun. (wijayanti, 2016).
Berdasakan data World Health Organization (WHO), virus Hepatitis B
krnis diperkiakan menyerang 350 juta orang disunia,terutama Asia Tenggara dan
Afrika, dan menyebabkan kemaian 1,2 juta orang pertahun. Dari jumlah itu 15-

5
25% yang terinfeksi kronis meninggal dunia karena komplikasi dari sirosis dan
kanker hati.
Di Indonesia, berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar menemukan bahwa
prevalensi HBsAg adalah 7,2%. Kasus Heptitis B di provinsi Sulawesi Tenggara
tahun 2008-2012 berflukuatif namun ada kecenderungan menurun,. Berdasarkan
Pofil Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara kasus Hepatitis B tahun 2008
berjumlah 53 kasus yang terjadi di 2 Kabupaten (2kasus di Kabupaen Olaka dan
51 kasus di Kabupaten Bombana), tahun 2009 tidak ada kasus yang di laporkan,
tahun 2010 dilaporkan 13 kasus, seluruhnya ditemukan di Kabupaten Bombana,
tahun 2011 ditemukan 4 kasus di Kota Kendari dan tahun 2012 ditemukan
14kasus yang seluruhnya ditemukan di Kabupaten Kokala (Profil Kesehatan
Sultra, 2012).
Program nasional dalam pencegahan dan pengendalian virus Hepatitis B
(yang selalu di peringati pada angka Pakan Peduli Hepatitis B pada tanggal 4-20
September) yang saat ini fokus pada penularan ibu ke anak (PPIA) karena 95%
penularan Hepatitis B adalah secara vertikal yaitu dari ibu yang positif Hepatitis B
ke bayi yang di lahirkan nya.Sejaktahun 2015 telah dilakukan kegiatan Deteksi
Dini Hepatitis B (DDHB) pada ib8u hamil di pelayanan kesehatan dasar
(Puskesmas) dan jaringannya.
Pemeriksaan Hepatitis Bpada ibu hamil dilakukan melalui pemeriksaan
darah dengan menggunakan tes Cepat/Rapid Diagnostic Tes (RDT) HbsAg
(Hepatitis B Surface Antigen) merupakan antigen permukaan pada virus Hepatitis
B yang memberikan arti adanya infeksi Hepatitis. Bayi yang lahir dari ibu yang
terrdeteksi Hepatitis B (HBsAg Reakif) diberi vaksin pasis yaitu HBIg (Hepatitis
B Imunoglobulin) sebelum 24 jam kelahiran disamping imunisasi aktif sesuai
program nasional (HB0, HBI, HB2, HB3). HBIg merupakan serum antibodi
spesifik Hepatitis B yang membeikan perlindungan langsung kepada bayi.
Deteksi Dini Hepatitis B pada kelompok beresiko/ibu hamil telah
diaksanakan sejak tahun 2015, terlihat pada gambar dibawah tiap tahun ada
kenaikan target yang diikuti dengan kenaikan capaian. Sampai tahun 2017 target
indikator dapat tercapai setiap tahunnya

6
\

I.2 RUMUSAN MASALAH


Bagaimanakah gambaran HBsAg (Hepatitis B Surface Antigen) pada
pasien suspect Hepatitis B di Rumah Sakit Trimitra?

I.3 TUJUAN PENELITIAN


Untuk mengetahui gambaran hasil HBsAg (Hepatitis B Susface Antigen)
pada pasien suspect Hepatitis B di Rumah Sakit Trimitra.

I.4 MANFAAT PENELITIAN


Manfaat yang diharapan dari penelitian ini:
a) Bagi Peneliti
Sebagai tambahan pengetahuan dan pengalaman penulis dalam
mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh salama
mengikuti perkuliahan khususnya mata kuliah Imunoserologi.
b) Bagi Instalasi
Sebagai referensi npengetahuan bagi akademik mengenai bahaya
virus Hepatitis B.
c) Bagi Masyarrakat
Sebagai bahan informasi bagi masyarakat tentang bahaya virus
Hepatitis B.
d) Ilmu Pengetahuan
Sebagai sumber pengetahuan dan referensi untuk dilakukan
penelitian selanjutnya.

7
BABII
TINJAUAN PUSTAKA
II.1.1 SEJARAH RS TRIMITRA
Rumah Sakit TRIMITRA berawal dari praktek dokter anak yang
kemudian dikembangkan menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak dan saat ini
di kenal dengan RSTRIMITR. RS TIMITRA yang mulai beroperasi pada
tahun 1999, pada awalnya berkapasitas 40 tempat tidur, kini telah
memiliki kapasitas 100 tempat tidur. Seiring dengan perkembangan usaha
dan kebutuhan untuk memperluas pasar, Rumah Sakit TRIMITRA yang di
bawah naungan yayasan TRIMITRA sejak tahun 1999 berdasarkan akta
notaris Hari Suprapti Suworno, SH No. 246 Tanggal 14 April 1999,
kemudian dilanjutkan dengan pendirian PT. TRIMITRA MEDIKA pada
tahun 2008 berdasarkan akta notaris Irnayanti, SH No 03 tanggal 02 Juli
2008 sejak 1994, sejak saat itu RS TRIMITRA dikelola oleh
PT.TRIMITRA MEDIKA. Sejak saat itu RS TRRIMITRA terus-menerus
berubah, orientasi pasar RS TRIMITRA juga tidak hanya sebatas kepada
segmen ibu dan anak, melainkan seluruh segnmen dan melebar sayap
usaha seiring dengan perluasan fasilitas dan sarana yang lebih modern dan
canggih. Memiliki penuh dedikasi layanan bermutu menjadi bagian utama
dari operasional RS TRIMITRA. Dengan sentuhan kemanusiaan yang
menyertai setiap layanan., komunikasi pasien tenaga medis tidak hanya
terjadi hanya saat konsultasi saja, akan tetapi akan terus-menerus berlanjut
sesuai dengan kebutuhan pasien.

8
II.1.2 VISI MISI dan TUJUAN RS TRIMITRA
Visi RS TRIMITRA
a) Mewujudkan pelayanan kesehatan yang profesional
berkualitas dan manusiawi.
b) Menciptakan iklim kerja yang kondusif dan organisasi
belajar (Learning Organizanition) bagi upaya
penembangan Sumber Daya Alam Manusia dan mutu
layanan Rumah Sakit.
Misi RS TRIMITRA
a) Menjadi Rumah Sakit Swasta yanng tumbuh berkembang
dan unggul dalam pelayanan kesehatan masyarakat ssecara
komprehensif di Kabupaten Bogor.
b) Menjadi Rumah Sakit yang dinamis, aktif dan responsif
terhadap perubahan.
Tujuan RS TIMITRA
a) Menjadi institusi pelayanan kesehaan yanng
menyumbangkan layanan kesejhatan melalui layanan
Rumah Sakit yang terus berkembang.
b) Menjadi institusi pelayanan kesehatan yang memberikan
kontribus positif bagi masyarakat.
c) Menjadi institusi kesehatan yang memberi layanan
kesehatan kepada masyarakat secara komprehensif.

9
II.2 DEFINISI
Hepatitis virus adalah penyakit sistemik yang terutama menyerang hati.
Kebanyakan kasus Hepatitis akut pada anak dan dewasa disebabkan oleh salah
satu agen berikut : Virus Hepatitis A (HAV), agen penyebab Hepatitis Virus Tipe
A (Hepatitis Infelsiosa); Virus Hepaitis B (HBV) yang menyebabkan virus
Hepatiti B (Hepatitis Serum), vius Hepatitis C (HCV), Virus Hepatitis E (HEV),
agen penyebab Hepatitis Yang ditularkan secara enteris. Virus lainyang telah
diketahui karakteristiknya dan mampu menyebabkan Hepatitis sporadik, seperti
virus demam kuning, sitomegalovirus, virus Epstein-Barr, virus herpes simpleks,
virus rubella, dan entervirus.Virus Hepatitis menyebabkan peradangan akut hati
yang di tandai oleh demam, gejala gastrointestrial, sseperti mual dan muntah, serta
ikterus.tanpa melihat jenis virus nya, terlihat ada lesi histopatologik yang identik
di hati selama fase akut penyakit.
Hepatitis B adalah infeksi adalah organ hati yang disebabkan oleh virus
Hepatitis B (HBV) yang merupakan double-stranded DNA dan termasuk dalam
family Hepadnaviridae. Virus in ditlarkan secara perkutaneusatau permukosal
yang menginfeksi darah atau cairan tubuh dan memiliki periode inkubasi bekisar
40-160 hari. Transmisi dapat terjadi secara vrtikal dari ibu yang terinfeksi kepada
anak, secara horizontal (contohnya transmisi antar anak dalam sebuah rumah),
secara atau parenteral 9contohnya penggunaan obat injeksi, luka tajam atau darah
yang telah terkontaminasi). Sebagai besar infeksi HBV akut adalah asimptomatik.
Pada fase akut, Hepatitis B surfdace antigen (HBsAg) dan Hepatitis B e
antigen (HBsAg) dapat terdeteksin dalam serum dan terdapat peningkatan
antibody IgM antiHBc. Kadar HBsAg yang persisten selama lebih dari 6bulan
dari awal terdeteksi menandakan Hepatitis B kronik. Perkembangan menjadi
Hepatitis B kronik bervariasi sesuai dengan usan ketika terinfeksi.

10
1. Epidemiologi Hepatitis B
Berdasarkan data WHO 2015, terddapat lebih dari 2 miliyar orang
terinfeksi HBV dan sekitar 240 juta orang adalah Hepatitis kronik carrier di dunia.
Terdapat sekitar 650.000 kematian akibat HVB setiap tahunnya. Selain itu sekitar
4,5 juta kasus infeksi HBV baru diseluruh dunia per tahun.pada daerah endemic
ttingggi seperti Asia, Afrika dan daerah sekitar lembah sungai Amazon, angka
kejadian HBV carrier lebih dari 8%. Pada ragio endemic rendah seperti Amerika
Serikat, Negara-negara Eropa dan Australia memiliki prevelensi HBsAg kurag
dari 2%. Daerah Timur Tengah, beberapa Negara Eropa Timur dan lembah sungai
Mediterania meeerupakan daerah endemic intermediate dengan tingkak kejadian
HBV carrier sekitar antara 2%-8%.
Hampir 90% bayi terinfeksi HBVpada tahun petama kehidupan dan 30%
50%anak yang terinfeksi HBV pada umur 1-4 tahun dapat menjadi kronik dan
sekitar 25% orang dewasa yang terinfeksi secara kronik sejak masa kanak-kanak
meninggal karena kanker hati ate sirosis. (WHO, 2015) Prevalensi HBVs4ecara
umum lebih di Indonesia lebiih tinggi dibandingka infeksi HCV yaitu 2%, dengan
angka tertinggi dilaporkan di Makasar Sulawesi Selatan yaitu 7,1% dan angka
terendah di Jakarta yaitu 4%. (Yano et al, 2015).

11
2. Virologi Hepatitis B
Virusini merupakan virus DNA yang di klasifikasikan dalam family
Hepadnaviridae. Mikroskop electron serum positif HBsAg mengungkao adanya 3
bentuk morfolpogi, yaitu partikel sferis pleomorfik, bentik filamentosa dan Dane
sferis. Bentuk yang paling banyak dijumpai adalah partikel sferis yang
berdiameter 22 mm.Partiel-partikel kecii ini tersusun terutama dari HBsAg.
Begitu pula dengan bentuk tubular atau filamentosa yang memiliki diameter yang
sama, tetapi panjangnya melebihi 200 mm dan berrasal dari HBsAg yang di
peroduksi berlebihan. Virion Sferis yang lebih besar dan berukuran 42 nm
(awalnya di sebut sebagai partikel Dane) lebih jaang di jumpai.
HBVmerupakan genus Orthohepadnavirus yang memili virion sferis 42
nm, memiliki selubung (HBsAg), dsDNA, peka terhadap asam, transmiasi
parenteral, prevalensi tinggi, penyakit fulminan langka, sering menjadi kronik dan
bersifat onkogenik.(Brooks et al, 2010)

12
3. Patogenesis Hepatitis B
Selain transmisi vertikal, virus Hepatitis Bdapat di transmisikan dalam
jumlah tinggin dalam cairan tubuh berupa daah, serum, dan eksudat luka.
Sementara konsentrasi yag sedang terdapat pada semen, cairan vagina dan air liur.
Konsentrasi yang rendah tidak ada dijumpai pada urine, feses, keringat, air mata,
dan ASI. Penularan yang lebih rendah dapat terjadi melalui kontak dengan karier
Hepatitis B, hemodialisis, paparan terhadap pekerja kesehatan yang terinfeksi, alat
tato, alat tindik, hubungan seksual, dan inseminasi buatan. Selain itu penularan
juga dapat terjadi melalui transfuse darah ate donor organ. Pathogenesis infeksi
virus Hepatitis melibatkan respon imun humoral dan seluler.
Virus bereplikasi di dalam hepatosit, dimana virus tersebut tidak bersifat
sitopaiksehigga yang membuat kerusakan sel hati dan manifestasi klinis bukan
disebabkan oleh virus yang menyerang hepatosit tetapi oleh karena respon imun
yang di hasilkan oleh tubuh. Respon antibody terhadap antigen permukaan
berperan dalam eliminasi virus. Respon sel T terhadap selubung, nukleokapsid,
dan antigen polymarse berperan dalam elliminasi sel yang terinfeksi. Gejala klinis
Hepatitis B kebanyakan gejala Hepatitis B tidak nyata, gejala
terrsebutdapatberupa seleramakan hilang, rasa tidak enak di perut, mual sampai
muntah,demam ringan kadang-kadang disertai nyeri sendi dan bengkak pada perut
kanan atas. Setelah satu minggu akan muncu gejala utama seperti bagian putih
pada mata tampak kuning, kulit seluruh tubuh tampak kkuning dan air seni
berwarna seperti teh (Harti, 2013).
5 cara penularan Hepatitis B ada dua macam cara Hepatitis Byaitu secara
vertikal dan secarra horizontal.
a. Secara vertikal, terjadi dari ibu yang mengidap virus hepatitis B kepada
bayi yang di lahirkan yaitu pada saat persalinan ate segera setelah
persalinan.
b. Secara horizontal, dapat terjadi akibat penggunaan alat suntik yang
tercemar, tindik telinga, tusuk jarum, transfusi darah, penggunaan pisau
cukur dan sikat gigi secara beersama-sama serta hubungan

13
II.3 TINJAUAN UMUM TENTANG HBsAg
Pengertian HBsAg, HBsAg merupakan protein selubung tertular VHB,
dan merupakan pertanda bahwa induvidu tersebut pernah terinfeksi VHB. HBsAg
positif dapat di temukan pada pengidap sehat (healthi carrier), Hepatitis B akut
(simtomatik atau asimtomatik), biasanya dilakukan untuk monitoring perjalanan
penyakit HepatitisB akut screening sebelum dilakukan vaksinasi, serta untuk
screening ibu hamil pada program pencegahan infekasi VHB perinatal anti-HBs
merupakan antibody yang muncul seelah vaksinasi ate setelah sembuh dari infeksi
VHB . pada Hepatitis B akut, anti-HBs muncul setelah beberapa minggu seelah
HBsAg mennghilang.
Pemeriksaan HBsAg diagnosis infeksi Hepatitis B kronis didasarkan pada
pemeriksaan seologi, virology, biokimiawi, dan histology.
1. Pemerriksaan Serologi, pemeriksaan yang dianjurkan untuk diagnosis dan
evaluasi infeksi Hepatitis B kronis adalah : HBsAg, HBsAg, anti HBe dan
HBV DNA.
2. Pemeriksaan Virologi dilakukan untuk mengukur jumlah HBV DNA
serum, yang sangat penting karena dapat menggambarkan tingakt replika
virus.
3. Pemeriksaan Biokimiawi yang penting untuk menentukan keputusan terapi
adalah kadar ALT. peningkatan kadar ALT menggambarkan adanya
aktifasi kroinflamasi.
4. Oleh karena itu, pemeriksaaan ini di pertimbangkan sebagai prediksi
gambaran histology. Pasien yang kadar ALT-nya menunjukan proses
nekroinflamasi yang lebih berat dibandingkan dengan ALT yang normal.
Pasien dengan kadar ALT normal mempunyai respon serologi yang
kurang baik pada terapi aniviral. Jadi, pasien dengan dkadar ALT normal
lebih baim tidak di terapi, kesuali bila hasil pemeriksaaan histology
menunjukan proses nekroinflamasi aktif.
5. Pemeriksaan Histologi adalah untuk menilai tingkat kerusakan hati,
menyisihkan diagnosis penyakit hati lain, prognosis dan menentukan
manajemen anti Viral (Harti, 2013)

14
BAB III
METODOLOGI
III.1 JENIS PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yang bertujuan untuk
mengetahui pemeriksaan HBsAg pada pasien ibu hamil di RS. Trimitra Cibinong.
III.2 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Waktu : Tanggal 04 Januari s/d 29 Januari 2021
Tempat : Pemeriksaan ini di laksanakan di RS. Trimitra Jln. Raya
Cibinong Km 43, Kab. Bogor.
III.3 METODE
Imunokromatografi
III.4 ALAT DAN BAHAN
a. Tourniquet
b. Sentrifuge
c. Tabung reaksi
d. Tabung penampung darah
e. Rak tabung
f. Pipet tetes
g. Spuit 3 cc
h. Strip tes HBsAg
i. Kapas Alkohol
j. Serum (sample)
III.5 PROSEDUR KERJA
1. Menyimpan abung serologi dan diletakkan di rak tabung serologis.
2. Mengambil serum dan plasma dengan menggunakan
clinipetesebanyak 200 ul.
3. Meletakkan tabung yang telah diberikan label identitas sesuai
pemilik sample tersebut. Memasukan strip dalamabung secara
perlahan-lahan.
4. Tunggu dan biarkan 10-15 menit supaya serurm bereaksi secara
sempurna.

15
III.6 POPULASI DAN SAMPLE
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien suspect yang ada di RS.
Trimita Cibinong.

2. Sample
Sample yang diteliti dalam penelitian ini adalah pasien suspect
yang dating di RS. Trimitra Cibinong dan terdiagnosa oleh dokter, untuk
melakukan pemeriksaan HBsAg. Teknik penngambilan sample
menggunakan total sampling artinya mengambil pasien suspect yang ado
pada saat penelitian hingga mencapai satu bulan.

1. HASIL
a. Posiif (+) : Terbentuk dua garis merah pada area control (C) dan
test.
b. Negatif (-) : Terbentuk satu garis pada area control.
c. Invalid : Tidak terbentuk garis dan hanya satu garis pada area test.

16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 HASIL
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan yaitu gambaran hasil HBsAg
(Hepaitis B Susface Antigen) pada pasien suspect Hepatitis B di Rumah Sakit
Trimitrayang di lakukan pada tanggal 04 Januari s/d 29 Januari 2021 di
Labolatorium Rumah Sakit Trimitra.

IV.2 DATA PASIEN


NO NAMA USIA USIA KETERANGAN
KEHAMILAN
1 Ny. Ardelia 21 TRIMESTER 3 NEGATIF
2 Ny. Reni 19 TRIMESTER 2 NEGATIF
3 Ny. adinda 23 TRIMESTER 3 POSITIF
4 Ny. Zaviera 23 TRIMESTER 2 POSITIF
5 Ny. Meidina 24 TRIMESTER 3 POSITIF
6 Ny. Novianti 25 TRIMESTER 3 NEGATIF
7 Ny. Menuk 22 TRIMESTER 3 POSITIF
8 Ny, Mery 26 TRIMESTER 3 NEGATIF
9 Ny.Lia 27 TRIMESTER 3 NEGATIF
10 Ny. Indi 20 TRIMESTER 2 POSITIF
11 Ny. Ratna 23 TRIMESTER 2 POSITIF
12 Ny. Sari 24 TRIMESTER 3 POSITIF
13 Ny. Ipah 26 TRIMESTER 3 POSITIF
14 Ny. Jamilah 28 TRIMESTER 3 POSITIF
15 Ny. Nurseha 30 TRIMESTER 3 POSITIF

17
IV.3 PEMBAHASAN
Pada penelitian ini yaitu pemeriksaan HBsAg pada pasien suspect
Hepatitis B, yang datang untk melakukan pemeriksaan tersebut sesuai dengan
keluhan yyang dirasakan pasieen dan dirujuk oleh dokter untuk melakukan
pemeriksaan HBsAg. Pada pemeriksaan ini sample yang digunakan adalah darah
vena dari pasien tersebut kemudian di sentrifuge selama 10 menit dengan
kecepatan 4000 rpm. Darah yang disentrifuge akan membentuk serum, kemudian
dilakuka pemeriksaan menggunakan strip HBsAg. Pemeriksaan HBsAg ini
dilakukan dengan metode immonuchromatografy dengan meliha adanya garis
merah pada area control (C) danarea test (T). telah dilakukan penelitian tentang
gambaran hasil HBsAg (Hepatitis B Susface Antigen) pada pasien suspect
Hepatitis B di Rumah Sakit Trimitra, tujjuan penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui gambaran hasil pemeriksaan HBsAg pada pasien suspect Hepatitis B
di Rumah sakit Trimitra.
Hasil pemeriksaan HBsAg metode immnuchromatografy dapat dilihat
bahwa jika hasil pemeriksaan positif dapat dinyatakan apabila muncul garis merah
pada area control (C) dan area test (T), sedangkan jika hasil pemeriksaan negative
maka dinyatakan apabila muncul garis merah pada area control (C) saja.
Seorang wanita ate ibu hamil yang terinfeksi virus Hepatitis B tersebuut
dapat terjadi karena persoalan senitasi dan juga nutrisi yang kurang baik, dan
dapat juga terjadi karena penularan pada masa remajadisebabkan karena aktifasi
seksual, suntikan yang tidak steril dan teelah terkontaminasi virus Hepatitis B
yang telah terrjadi ketika melakukan tes darah di Rumah Sakit, dan pernah
menerima donor darah. Virus Hepatitis B yang masuk kedalam tubuh pasien akan
menimbulkan penyakkit Hepatitis B akut apabila kondisi ini tidak di tangani maka
virus akan terus berkembang dan merusak sel-sel.
Sehingga akan menyebabkan gejala menjadi Hepatitis B kronis dan
beresiko terjadinya kerusakan hati, kannker hatidan sironis hati. Pada bayi yang
tertular virus Hepatitis dari ibunya akan mengalami asfiksia, berat badan lahir
rendah, pertumbuhannya lambat. Selain itu bayi ersebutakan mengalami gangguan
mental dan fisik pada tumbuh kembang selanjutnya. Sample dengan hasil
pemeriksaan HBsAg positif dengan penularan melalui tertusuk jarum bekas/tidak

18
seril. Penularan Hepatitis B erjadi secara parenteral yaitu dimana terjadi
pembusukan kulit atau mukosa misalnya melalui tertusuk jarum ate benda yang
telah tercemar virus Hepatitis B dan pembuatan tato, penularan non parenteral
yaitu karena persentuhan yang erat dengan benda yang ercedmar virus Hepatitis
B, penularan secara vertikal yaitu penularan infeksi virus Hepatitis B dari ibu
yang HBsAg positif kepada anak yang di lahirkan yang terjadi selama masa
perintal.
Penularan horizontal yaitu penularan virus Hepatitis B dari seorang
pengidap virus Hepatitis B kepada orang lain di sekitarnya, misalnya melalui
hubungan seksual. Sampai saat ini penularan Hepaitis B cuku tinggi dan sampai
sekarang belum di temukan obat yang spesifik untuk menyembuhkan.
Berdasarkan kasus penularran Hepatitis B yang terjadi dalam masyarsakat sampai
sekarang ini belum ditemukan obat untuk membunuh virus Hepatitis B (HBV) ini,
karena penyebab dari Hepatitis Bini bersembunyi di dalam sel hati sehingga sulit
untuk di obati dan akibatnya penyakit yang disebabkan oleh virus ini sulit untuk
disembuhkan. Oleh karena itu perlu dilakukan pencegahan melalui tindakan
Health Promotion baik pada hospes maupun dilingkungan dan perlindugan khusus
terhadap penularan. Hepatitis yang disebabkan oleh virus Hepatitis B pertama kali
ditemukan oleh Blumberh tahun 1965.

19
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu gambaran HBsAg


(Hepatitis B Surface Antigen) pada pasien susface Hepatitis B di Rumah Sakit
Trimitra dari 15 pasien dapat disimpulkan bahwa ditemukan 3 (20%) pasien yang
positif terinfeksi virus Hepatitis B dan 12 (80%)b pasien yang negative tidak
terinfeksi virus Hepatitis B dengan kata lain bahwa dengan adanya pasien yang
positif, hal ini menandai perlunnya mewaspadai penularan virus Hepaitis B karena
dapat menular pada siapa saja dan dapat berdampak pada kerusakan hati.

V.2 SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atasdapat disarankan :


1. Diharapkan bagi masyarakat, terkhusus wanita hamil agar selalu menjaga
kesehatan dan sadar akan sesuatu yang beresiko keterpaparan Hepatitis B.
2. Diharapkan masyaraka dapat menghindari aktivitas-aktivitas yang dapat
mengakibatkan terinfeksi Hepatitis B masuk kedalam tubuh.
3. Bagi pemerintah daerah, dan dinas kesehatan kabupaten sebaiknya
melakukan upaya vaksinasi untuk melindungi mereka yang telah terinfeksi
virus Hepatitis B.

20
BAB VI
PENUTUP

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT. Dengan


bantuannya penulis dapat menyelesaikan laporan prakerin jika dalam penulisan ini
masih banyak kekurangan dalam jeda ate penulisan mohon di maklumi karena
penulis masih dalam tahap pembelajaran.

Terimakasih kepada bapak/ibu guru dan para pembimbing atas bantuannya


penulis dapat menyelesaikan laporan prakerin tepat waktu dan semangat untuk
menjadi lebih baik lagi.

Wassalamualaikum Wr.Wb

21
DAFTAR PUSTAKA
Permatasari, Lulun. 2018, gambaran hasil HBsAg (Hepatitis B Susface Antigen)
pada pasien susfect Hepatitis B di Rumah Sakit Umum Kota Kendari.
Widodo, Pudji.2014. Rule-Based Classifierunuk mendeteksi penyakit Liver. Jurnal
Bianglala Infirmatika 2 (1) : 71-80.
Wijayanti, Ika Budi. 2016. Efektifitas HBsAg-Rrapid screening Testuntuk deeksi
dini Hepatitis B :
http://www.who.int/csr/disease/hepatitis/whocdscsrlyo20022/en/index2.ht ml
Harti, Agnes Sri. 2013. Immunologi Dasar Dan Immunologi Klinis.
Surabaya :Airlangga University Press.

22

Anda mungkin juga menyukai