Tahun 2015
Semester VII-1
Disusun oleh:
Puji syukur kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas berkatnya sehingga kami
dapat menyelesaikan Asuhan kebidanan pada neonatus patologi di RSUD GAMBIRAN.
Laporan asuhan Kebidanan ini dapat terselesaikan kaerna kami banyak mendapatkan
masukan dari berbagai sumber buku . Bimbingan serta saran-saran yang yang berguna bagi
semua pihak
Kami menyadari banyak kekurangan dalam makalah ini . Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak.Semoga makalah ini bermanfaat bagi
semua pihak yang membaca, khususnya tenaga medis.
Kediri,Januari 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
BAB 1 : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Tujuan...................................................................................................... 2
C. Manfaat.................................................................................................... 3
E. Sitematika Penulisan................................................................................ 4
C. Konsep Dasar Menejemen Asuhan Kebidanan NCBSMK usia 3 hari dengan hysprung
.................................................................................................................. 14
E. Intervensi................................................................................................. 24
F. Implementasi............................................................................................ 25
G. Evaluasi.................................................................................................... 25
BAB 4 : PEMBAHASAN................................................................................ 26
BAB 5 : PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................. 27
B. Saran......................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
pergerakan usus yang dimulai dari spingter ani internal ke arah proksimal dengan panjang
yang bervariasi dan termasuk anus sampai rektum. Penyakit hisprung adalah penyebab
obstruksi usus bagian bawah yang dapat muncul pada semua usia akan tetapi yang paling
Penyakit hisprung juga dikatakan sebagai suatu kelainan kongenital dimana tidak
terdapatnya sel ganglion parasimpatis dari pleksus auerbach di kolon, keadaan abnormal
tersebutlah yang dapat menimbulkan tidak adanya peristaltik dan evakuasi usus secara
spontan, spingter rektum tidak dapat berelaksasi, tidak mampu mencegah keluarnya feses
secara spontan, kemudian dapat menyebabkan isi usus terdorong ke bagian segmen yang
tidak adalion dan akhirnya feses dapat terkumpul pada bagian tersebut sehingga dapat
Pasien dengan penyakit hisprung pertama kali dilaporkan oleh Frederick Ruysch pada
tahun 1691, tetapi yang baru mempublikasikan adalah Harald Hirschsprung yang
penyakit ini tidak diketahui secara jelas. Hingga tahun 1938, dimana Robertson dan
Kernohan menyatakan bahwa megakolon yang dijumpai pada kelainan ini disebabkan oleh
Indonesia tidak diketahui secara pasti, tetapi berkisar 1 diantara 5000 kelahiran hidup.
Dengan jumlah penduduk Indonesia 200 juta dan tingkay kelahiran 35 permil, maka
diprediksikan setiap tahun akan lahir 1400 bayi dengan penyakit hisprung.
Insidens keseluruhan dari penyakit hisprung 1: 5000 kelahiran hidup, laki-laki lebih
bayi aterm dan jarang pada bayi prematur. Penyakit ini mungkin disertai dengan cacat
bawaan dan termasuk sindrom down, sindrom waardenburg serta kelainan kardiovaskuler.
Selain pada anak, penyakit ini ditemukan tanda dan gejala yaitu adanya kegagalan
mengeluarkan mekonium dalam waktu 24-48 jam setelah lahir, muntah berwarna hijau dan
konstipasi faktor penyebab penyakit hisprung diduga dapat terjadi karena faktor genetik dan
faktor lingkungan.
Oleh karena itu, penyakit hisprung sudah dapat dideteksi melalui pemeriksaan yang
dilakukan seperti pemeriksaan radiologi, barium, enema, rectal biopsi, rectum, manometri
anorektal dan melalui penatalaksanaan dan teraupetik yaitu dengan pembedahan dan
colostomi.
dengan Hysprung
1. Dilakukannya pengumpulan data dan analisa data dasar dengan kasus hysprung
kasus hysprung
hysprung.
Hasil studi kasus diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan dan merupakan
a. Wawancara
b. Observasi
pada klien.
c. Pemeriksaan fisik
Melakukan pemeriksaan fisik mulai dari kepala hingga kaki dengan inspeksi,
d. Pemeriksaan penunjang
Memperoleh data dengan membaca hasil laboratorium yang ada status klien.
Mempelajari status klien berdasarkan catatan medik yang terkait dengan kasus klien.
Asuhan kebidanan ini terbagi dalam beberapa bab yang sistematikanya sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
BAB IV : PEMBAHASAN
Menguraikan tentang kesenjangan atau kesamaan yang ada antara teori dan
kasus nyata.
DAFTAR PUSTAKA
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1.1. Pengertian
Neonatus atau bayi baru lahir adalah mulai dari lahir sampai usia satu bulan periode
neonatal atau neonatus adalah bulan pertama selama periode neonatal bayi mengalami
Bayi baru lahir (Neonatus) adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu, lahir biasanya
dengan usia gestasi 38 – 42 minggu (Wong, 2003). Bayi baru lahir harus memenuhi sejumlah
tugas perkembangan untuk memperoleh dan mempertahankan ekstensi fisik secara terpisah
dari ibunya. Perubahan biologis besar yang terjadi pada saat bayi lahir memungkinkan
transisi dari lingkungan intra uterin ke ekstrauterin. Perubahan ini menjadi dasar
Pada kehamilan cukup bulan, berbagai sistem fisiologis dan anatomis mencapai
tingkat perkembangan dan fungsi yang memungkinkan janin memiliki eksistensi terpisah dari
ibunya. Saat dilahirkan, bayi baru lahir memiliki kompetensi perilaku dan kesiapan interaksi
sosial. Periode neonatal yang berlangsung sejak bayi lahir sampai usia 28 hari merupakan
waktu berlangsungnya perubahan fisik yang dramatis pada bayi baru lahir.
a. Sistem Kardiovaskuler
lahir, Foramen Ovale, Ductus Arteriosus, Ductus Venus menutup. Arteri dan Vena
Umbilikalis dan Arteri Hepatika menjadi legamen. Napas pertama yang dilakukan
bayi baru lahir membuat paru-paru mengembang dan menurunkan resistensi Vaskuler
Pulmoner, sehingga darah paru menurun. Rangkaian peristiwa ini merupakan
mekanisme besar yang menyebabkan tekanan Atrium kanan menurun. aliran darah
pulmoner kembali meningkat ke jantung dan masuk ke jantung bagian kiri sehingga
tekankan dalam atrium kiri meningkat. Perubahan ini menyebabkan foramen ovale
aliran darah melalui poramen ovale untuk sementara dan mengakibatkan siasonis
ringan. Frekuensi denyut jantung bayi rata-rata 14 kali/ menit saat lahir dengan variasi
berkisar antara 120 dan 160 x/ menit, bunyi jantung selama periode neonatal bernada
tinggi (high pitch), lebih cepat (short in duration), dan memiliki intensitas yang lebih
besar dari bunyi jantung orang dewasa. Pada kehamilan cukup bulan, jantung janin
terletak ditengah puncak kepala dan bokong. Titik impuls maksimum pada baru lahir
berada diruang interkosta ke empat dan disebelah kiri garis Mid Klavikular. Tekanan
darah sistolik bayi baru lahir ialah 78 dan tekankan diastolic rata-rata 42. Tekankan
darah sistolik sering menurun (sekitar 15 mmHg) selama satu jam pertama setelah
lahir.
b. Sistem Hematopoesis
Saat bayi lahir rata-rata Hb, dan sel darah merah lebih tinggi dari normal orang
dewasa. Hb bayi baru lahir berkisar antara 14,5 sampai 22,5 g/ dl. Ht bervariasi dari
44% sampai 72% dan hitung sel darah merah berkisar antara 5 - 7,5 juta / mm.
Kecenderungan pendarahan pada bayi baru lahir jarang terjadi pembekuan darah
c. Sistem Pernapasan
Penyesuaian paling kritis yang harus dialami bayi baru lahir ialah penyesuaian
sistem pernafasan. Paru-paru bayi cukup bulan mengandung sekitar 20 ml cairan/ kg.,
(Loper, 1992).
Tarikan napas pertama terjadi karena refleks yang dipicu oleh perubahan
tekanan, pendinginan, bunyi, cahaya, dan sensasi lain yang berkaitan dengan proses
kelahiran.Pada pernapasan tertentu menjadi karakteristik bayi baru lahir normal yang
cukup bulan. Setelah pernapasan mulai berfungsi, napas bayi menjadi dangkal dan tak
teratur, bervariasi dari 30 sampai 60x/ menit. Disertai apnea singkat (kurang dari 15
detik). Periode apnea singkat ini paling sering terjadi selama siklus tidur aktif (REM).
d. Sistem Ginjal
Bayi baru lahir memiliki rentang keseimbangan dan rentang keamanan yang
kecil infeksi, diare. Atau pola makan yang tidak teratur secara cepat dapat
menimbulkan asidosis dan tidak seimbangan cairan seperti dehidrasi atau odema.
Ketidak maturan ginjal juga membatasi kemampuan bayi baru lahir untuk
mengekspresikan obat. Biasanya sejumlah kecil urine terdapat dalam kandung kemih
bayi saat lahir, tetapi bayi baru lahir mungkin tidak mengeluarkan urine selama 12
jam sampai 24 jam. Berkemih enam sampai 10 kali dengan warna urine pucat
mengeluarkan urine 15 sampai 60 ml per kilogram per hari. (Blackburn, Loper, 1992 :
e. Sistem Cerna
Bayi baru lahir cukup bulan mampu menelan, mencerna, memetabolisme, dan
amilase pancreas karakteristik enzim dan cairan pencernaan bahkan sudah ditemukan
pada bayi yang berat badan lahirnya rendah.Bising usus bayi dapat di dengar satu jam
setelah lahir kapasitas lambung bervariasi dari 30 sampai 90 ml, tergantung pada
ukuran bayi, waktu pengosongan lambung sangat bervariasi, beberapa faktor seperti
waktu pemberian makan dan volume makanan, jenis dan suhu makanan serta stres
f. Sistem Hepatika.
Pada bayi baru lahir, hati dapat dipalpasi sekitar 1 cm dibawah batas kanan iga
1) Penyimpanan Besi
Hati janin (yang berfungsi sebagai produksi hemoglobin setelah lahir). Mulai
menyimpan besi sejak masih dalam kandungan apabila ibu dapat cukup asupan
besi selama hamil, bayi akan memiliki simpanan besi yang dapat bertahan
2) Konjugasi Bilirubin
Hati mengatur jumlah bilirubin tidak terikat dalam peredaran darah bilirubin
ialah pigmen kuning yang berasal dari hemoglobin yang terlepas saat
pemecahan sel darah merah dan mioglobin di dalam sel otot. Hemoglobin
dalam bentuk tidak terkonjugasi bilirubin tidak terkonjugasi ini disebut bilirubin
indirek; bilirubin ini dapat meninggalkan sistem peredaran darah dan memasuki
g. Sistem Integumen
Semua struktur kulit bayi sudah terbentuk saat lahir, tetapi masih belum
matang. Epidermis dan dermis tidak terikat dengan baik dan sangattipis. Verniks
keseosa juga berfungsi dengan epidermis dan berfungsi sebagai lapisan pelindung.
Baik cukup bulan memiliki kulit kemerahan beberapa jam setelah lahir, setelah itu
warna kulit memucat menjadi warna normal. Tangan dan kaki terlihat sedikit sianotik
warna kebiruan ini, akrunosis disebabkan oleh ketidakstabilan vasomotor, status
kapilor dan kadar hemoglobin yang tinggi. Keadaan ini normal, bersifat sementara
dan bertahan selama 7 sampai 10 hari, terutama bila terpajan udara dingin.
h. Sistem Reproduksi
Pada saat lahir ovarium berisi beribu-ribu sel geminal primitif sel-sel ini
mengandung komplemen lengkap ova yang matur karena tidak terbentuk eogonia
lagi. Setelah bayi cukup bulan lahir. Peningkatan kadar estrogen selama masa hamil,
yang diikuti dengan penurunan setelah bayi lahir, mengakibatkan pengeluaran suatu
cairan mukoid atau kadang pengeluaran bercak darah melalui vagina (psedo
menstruasi) pada bayi prematur. Klitoris menonjol dan labia mayora kecil dan
terbuka.
Testis turun di dalam skrotum pada 90% bayi baru lahir laki-laki prepusium
yang ketat sering dijumpai pada bayi baru lahir. Muara uretra dapat tertutup
prepusium dan tidak dapat ditarik kebelakang selama tiga sampai empat tahun.
Sebagai respon terhadap esterogen ibu, ukuran genetalia ekstema bayi baru lahir
kepala bayi cukup bulan berukuran seperempat panjang tubuh lengan sedikit lebih
panjang dan pada tungkai wajah relatif kecil terhadap ukuran tengkorak ada dua
kurvatura pada kolumna vertebralis : toraks dan sakrum pada bayi baru lahir, lutut
sering berjauhan saat kaki diluruskan dan tumit disatukan. Sehingga tungkai bawah
terlihat melengkung ekstremitas harus simetris, garis-garis telapak tangan dan kaki
sudah terlihat.
j. Sistem Neuromuskular
Saat ini, bayi baru lahir cukup bulan, dikenal sebagai mahluk yang relatif,
respondif dan hidup. Perkembangan sensorius bayi baru lahir dan kapasitas untuk
melakukan interaksi sosial dan organisasi diri sangat jelas terlihat. (Martin, 1992).
Pertumbuhan otak setelah lahir mengikuti pola pertumbuhan cepat, yang dapat di
prediksi selama periode bayi sampai awal masa kanak-kanak, otak memerlukan
glukosa sebagai sumber energi dan suplai oksigen dalam jumlah besar itu proses
mulut dan dagu terutama sewaktu menangis dan pada ekstremitas terutama lengan dan
tangan perlu dibedakan tremor normal dan tremor akibat hipoglikemia. Gangguan spp
baru lahir memiliki banyak reflek primitis saat reflek bayi baru lahir ini muncul dan
2.2 Hysprung
2.2.1 Pengertian
Hischprung (Gangguan pasase usus besar karena tidak adanya sel ganglion di
Dikenalkan pertama kali oleh Hirschprung tahun 1886. Zuelser dan Wilson ,
1948 mengemukakan bahwa pada dinding usus yang menyempit tidak ditemukan
ganglion parasimpatis.
Penyakit Hisprung disebut juga kongenital aganglionik megakolon. Penyakit
ini merupakan keadaan usus besar (kolon) yang tidak mempunyai persarafan
(aganglionik).
Jadi, karena ada bagian dari usus besar (mulai dari anus kearah atas) yang
tidak mempunyai persarafan (ganglion), maka terjadi “kelumpuhan” usus besar dalam
dinding usus, mulai dari spingter ani internus ke arah proksimal, 70 % terbatas di
Diduga terjadi karena faktor genetik sering terjadi pada anak dengan Down
Syndrom, kegagalan sel neural pada masa embrio dalam dinding usus, gagal
eksistensi, kranio kaudal pada myentrik dan sub mukosa dinding plexus.
Akibat dari kelumpuhan usus besar dalam menjalankan fungsinya, maka tinja
tidak dapat keluar. Biasanya bayi baru lahir akan mengeluarkan tinja pertamanya
(mekonium) dalam 24 jam pertama. Namun pada bayi yang menderita penyakit
Hisprung, tinja akan keluar terlambat atau bahkan tidak dapat keluar sama sekali.
Selain itu perut bayi juga akan terlihat menggembung, disertai muntah. Jika dibiarkan
lebih lama, berat badan bayi tidak akan bertambah dan akan terjadi gangguan
pertumbuhan.
2.2.4 Patofisiologi Penyakit Hisprung:
primer dengan tidak adanya sel ganglion pada dinding sub mukosa kolon distal.
Segmen aganglionik hampir selalu ada dalam rektum dan bagian proksimal pada usus
besar. Ketidakadaan ini menimbulkan keabnormalan atau tidak adanya gerakan tenaga
pendorong ( peristaltik ) dan tidak adanya evakuasi usus spontan serta spinkter rektum
tidak dapat berelaksasi sehingga mencegah keluarnya feses secara normal yang
menyebabkan adanya akumulasi pada usus dan distensi pada saluran cerna. Bagian
proksimal sampai pada bagian yang rusak pada Mega Colon ( Betz, Cecily &
Sowden, 2002:197).
Semua ganglion pada intramural plexus dalam usus berguna untuk kontrol
kontraksi dan relaksasi peristaltik secara normal. Isi usus mendorong ke segmen
bagian usus yang proksimal terhadap daerah itu karena terjadi obstruksi dan
menyebabkan dibagian Colon tersebut melebar (Price, S & Wilson, 1995 : 141 ).
Pemeriksaan tambahan lain yang dapat dilakukan adalah roentgen perut, barium
enema, dan biopsi rektum. Roentgen perut bertujuan untuk melihat apakah ada
pembesaran/pelebaran usus yang terisi oleh tinja atau gas. Barium enema, yaitu
dengan memasukkan suatu cairan zat radioaktif melalui anus, sehingga nantinya dapat
terlihat jelas di roentgen sampai sejauh manakah usus besar yang terkena penyakit ini.
Biopsi (pengambilan contoh jaringan usus besar dengan jarum) melalui anus
dapat menunjukkan secara pasti tidak adanya persarafan pada usus besar. Biopsi ini
biasanya dilakukan jika usus besar yang terkena penyakit ini cukup panjang atau
pemeriksaan barium enema kurang dapat menggambarkan sejauh mana usus besar
yang terkena.
septikemia.
1. Konservatif. Pada neonatus dilakukan pemasangan sonde lambung serta pipa
3. Tindakan bedah defenitif. Mereseksi bagian usus yang aganglionosis dan
membuat anastomosis.
c) Auskultasi
Dada : Terdengar detak jantung 140 x/menit, tidak ada
wheezing, tidak terdengar bunyi ronchi.
d) Perkusi
Abdomen : kembung/ tidak
3) Pemeriksaan lain
a) Reflek
Rooting : positif
Morro : positif
2.3.5 Intervensi
Dx : NCB SMK usia .... dengan....
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan hysprung dapat
teratasi
Kriteria hasil : Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Apgar score : 8 - 10
Tanda-tanda vital dalam batas normal
Pernafasan : Normal (40 - 60x/ menit)
Suhu : Normal (36,5oC - 37,5oC)
Nadi : Normal (100 – 160 x/ menit)
Berat badan : Normal ( 2500 – 4000 )
Panjang badan : Normal ( 48 – 52 cm )
Intervensi :
1. Jelaskan pada ibu tentang kondisi bayinya bahwa bayi mengalami ketidak sempurnaan
sisitem pencernaan
R/ Ibu dan keluarga lebih kooperatif sehingga penanganan bayi dengan hysprung dapat
diatasi
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan pada bayi
R/ Menghindari infeksi nosokomial
3. Observasi tanda- tanda vital bayi
R/ sebagai parameter untuk mengetahui apakah ada infeksi
5. Jaga suhu tubuh bayi untuk mencegah kehilangan panas pada tubuh bayi dengan
memberikan selimut hangat dan letakkan bayi pada incubator
R/Mengurangi terjadinya penguapan pada suhu tubuh untuk mengurangi terjadinya hipotermi
6. Lakukan pemantauan Intake dan Output
R/ Mengetahui adanya keseimbangan antara intake dan output
7. Lakukan kolaborasi dengan dokter untuk menentukan rencana selanjutnya
R/Bayi mendapatkan terapi yang tepat
2.3.6 Implementasi
Dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah dibuat.
2.3.7 Evaluasi
Dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keefektifan dan keberhasilan dari asuhan yang
telah diberikan dengan mengacu pada kriteria hasil.
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : 06-01-2015 pukul 20.00 WIB Ruang : Anak
3.1.1 Data Subyektif
3.1.1.1 Biodata
Nama klien : By “D”
Umur : 3 hari
Jenis kelamin : Laki-laki
No register : 08
3.1.2.2.Pemeriksaan Khusus
Kepala : bundar tidak ada kelainan
Rambut : warna rambut hitam
Wajah : simetris tidak ada oedem
Mata : simetris,sklera putih,conjunctiva merah muda
Hidung : simetris,tidak ada polip dan tidak ada pernapasan cuping hidung
Telinga : simetris,telinga bersih tidak ada serumen
Mulut : simetris,tidak ada kelainan
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe
Dada : tidak ada retraksi dinding dada
Abdomen : membesar
Genitalia : testis sudah turun ke skrotum uretra berlubang
Ekstremitas : tidak ada kelainan,tidak ada oedema
a.Refleks primitif
Rooting : Positif
Sucking : Positif
Swallowing : Positif
Morro : Positif
Grasphing : Positif
Babinski : Positif
3.5 Intervensi
Dx : NCB-SMK usia 3 hari dengan hysprung
Tujuan : - Hysprung teratasi
- Neonatus tidak terjadi komplikasi dan sehat kembali
Kriteria Hasil : - Keadaan Umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- Suhu : 36, 5-37 oC
- HR : 150-160
- Pernapasan : 30-60 x/menit
Intervensi
1. Jelaskan pada ibu tentang kondisi bayinya bahwa bayi mengalami ketidak
sempurnaan sisitem pencernaan
R/ Penjelasan yang diberikan membuat Ibu dan keluarga mengetahui kondisi bayi
dan diharapkan keluarga lebih kooperatif sehingga penanganan bayi dengan hysprung
dapat teratasi.
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan pada bayi
R/ Menghindari infeksi nosokomial
3. Observasi tanda- tanda vital bayi
R/ Merupakan parameter untuk mengetahui apakah ada infeksi
4. Jaga suhu tubuh bayi untuk mencegah kehilangan panas pada tubuh bayi dengan
memberikan selimut hangat
R/ Suhu tubuh yang stabil dapat mencegah terjadinya hipotermi
5. Lakukan pemantauan Intake dan Output
R/ Mengetahui adanya keseimbangan antara intake dan output
6. Lakukan kolaborasi dengan dokter untuk menentukan rencana selanjutnya
R/Bayi mendapatkan terapi yang tepat
7. Lakukan kolaburasi untuk pemeriksaan laboratorium
R/ Membantu dalam penegakan diagnosa
3.6 Implementasi
Tanggal 06-01-2015 Pukul: 21.00 WIB
1. Menjelaskan pada ibu tentang kondisi bayinya bahwa bayi mengalami ketidak
sempurnaan sisitem pencernaan
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan pada bayi
3. Mengobservasi tanda- tanda vital bayi
4. Menjaga suhu tubuh bayi untuk mencegah kehilangan panas pada tubuh bayi dengan
memberikan selimut hangat
5. Melakukan pemantauan Intake dan Output
6. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk menentukan rencana selanjutnya
7. Melakukan kolaburasi untuk pemeriksaan laboratorium
3.7 Evaluasi
Tanggal:06-01-2015 Pukul: 21.00 WIT.
Dx : NCB-SMK usia 3 hari dengan hysprung
S : - Ibu mengatakan bayinya akan dilakukan pembedahan dan cemas dengan
keadaan bayinya
O : - Keadaan Umum : Lemah
- Kesadaran : Composmentis
- TTV : Normal
- Bayi persiapan Operasi
A : NCB-SMK usia 3 hari dengan hysprung
P : - Anjurkan ibu dan keluarga untuk tidak takut dan cemas
- Anjurkan ibu untuk tetap memberikan asi
- Anjurkan ibu dan keluraga untuk berdoa sehingga proses operasi dapat
berjalan dengan baik.
BAB 4
PEMBAHASAN