Anda di halaman 1dari 47

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

NY. IIS SUYANTI UMUR 35 TAHUN G4P3A0 HAMIL 38 MINGGU


DENGAN HIPERTENSI GESTASIONAL RINGAN
DI PMB BIDAN HJ. ENI ROHAENI S.ST

Di susun oleh
Nama : Salsabila Oktariani Putri
Nim : 1902277031

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH CIAMIS
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
berbagai kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga sehingga penulis
dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Studi Kasus Asuhan
Kebidanan Kehamilan Pada Ny Iis Suyanti dengan Hipertensi Gestasional ringan
di PMB Hj. Eni Rohaeni, S.ST Ciamis Tahun 2021 Shalawat serta salam semoga
senantiasa tercurah limpahkan kepada Rasullulah SAW.
Laporan Tugas Akhir ini penulis susun untuk memenuhi salah satu tugas
Praktik Klinik Kebidanan (PKK I) di Jurusan DIII Kebidanan Stikkes
Muhamadiyah Ciamis. Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini penulis telah
mendapatkan banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. H. Dedi Supriadi S.Sos.,S.Kep.,Ners.,MM.Kes selaku Ketua STIKes
Muhammadiyah Ciamis.
2. Neli Sunarni S.ST.,M.Tr.Keb selaku Ketua Prodi D – III Kebidanan.
3. Rosidah solihah S.ST.,M.Tr.Keb selaku Sekretaris Prodi D – III Kebidanan.
4. Resna Litasari S.ST.,M.Tr.Keb selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan bimbingan, motivasi, petunjuk dan arahan kepada penulis.
5. Hj. Eni Rohaeni. S.ST. selaku Pembimbing Klinik (CI) yang telah
memberikan bimbingan, motivasi, petunjuk dan arahan kepada penulis.

Teman teman seperjuangan yang senantiasa memberikan motivasi dan


semangat. Kedua orang tua yang telah memberikan kekuatan secara moril
maupun materil. Penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan
manfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi semua pembaca, serta dapat
berguna bagi kemajuan STIKes Muhammadiyah Ciamis.

Ciamis , 05 Juli 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... iiv


DAFTAR ISI................................................................................................... iiix
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 5
C. Tujuan................................................................................................... 5
D. Manfaat................................................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 8
A. Konsep Kehamilan................................................................................ 8
B. Teori Manajemen Kebidanan................................................................ 21
C. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Anemia
Ringan................................................................................................... 26
D. Kajian Manajemen Asuhan Kebidanan................................................ 36
BAB III TINJAUAN KASUS........................................................................ 38
A. Metode Pengkajian................................................................................ 38
B. Tempat dan Waktu Pengkajian............................................................. 39
C. Subjek yang Dikaji................................................................................ 40
D. Jenis Data.............................................................................................. 40
E. Instrumen Pengkajian............................................................................ 40
F. Tinjauan Kasus...................................................................................... 42
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................... 45
A. Pengumpulan Data Dasar...................................................................... 45
B. Interpretasi Data.................................................................................... 46
C. Mengidentifikasi Masalah atau Diagnosa Potensial............................. 47
D. Mengindentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan yang Memerlukan
Penanganan Segera............................................................................... 48
E. Merencanakan Asuhan yang Komprehensif atau Menyeluruh............. 48
F. Melaksanakan Perencanaan dan Pelaksanaan....................................... 49
G. Evaluasi................................................................................................. 52
BAB V SIMPULAN DAN SARAN............................................................... 54
A. Simpulan............................................................................................... 54
B. Saran..................................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 56
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kematian maternal merupakan masalah besar khususnya di negara yang
sedang berkembang. Berdasarkan WHO tahun 2014 Angka Kematian Ibu
(AKI) di dunia tercatat 289.000 jiwa. Sementara 2015 Angka Kematian Ibu di
Indonesia terdapat 305 per 100.000 kelahiran hidup di saat hamil, melahirkan,
dan masa nifas. Adapun Angka Kematian Bayi (AKB) 2015 tercatat 22 per
100.000 kelahiran hidup.
Angka Kematian Ibu (AKI) di Jawa Barat pada tahun 2014 ada sebanyak
78,63 per 100.000 kelahiran hidup. Tahun 2015 terdapat 823 per 100. 000
kelahiran dan tahun 2016 terdapat 780 per 100. 000 kelahiran hidup.
Penyebab tertinggi angka kematian ibu di tahun 2016, salah satunya 26%
diakibatkan hipertensi yang menyebabkan terjadinya kejang,dan keracunan
kehamilan terhadap ibu, sehingga menjadi penyumbang angka kematian ibu
terbesar kedua setelah perdarahan. Hipertensi ialah tekanan darah ≥ 140/90
mmHg. Tekanan darah sistolik ≥ 30 mmHg dan kenaikan tekanan darah
diastolic ≥ 15mmHg.
Hipertensi terbagi dalam beberapa klasifikasi yaitu: Hipertensikronik,
Hipertensi kronik dengan superimposed preeklamsia, Preeklamsia-eklamsia,
dan Hipertensi gestasional.
Hipertensi gestasional adalah hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa
disertai proteuinuria serta akan menghilang setelah 3 bulan pasca persalinan
atau kehamilan dengan tanda-tanda preeklamsia namun tanpa disertai adanya
prouteinuria.
Hipertensi gestasional juga disebut sebagai transient hypertension. Bila
hipertensi tidak diawasi dengan baik maka akan beresiko terjadinya
solusioplasenta dan superimposed preeklamsia sedangkan pada janin beresiko
terjadi pertumbuhan janin terhambat dan peningkatan persalinan preterm.
7

Karena tingginya angka kematian ibu, upaya yang dapat meminimalkan


faktor resiko AKI dan AKB, adalah dengan memberikan himbauan kepada ibu
hamil agar melakukan pemeriksaan berkala secara rutin selama masa
kehamilan sekaligus pemindai factor resiko kelainan atau penyakit yang dapat
meningkatkan risiko kematian saat bersalin. Dimana selama Ibu merasa
dirinya hamil, ia diharuskan melakukan pemeriksaan antenatal minimal 4 kali
dimana 1 kali di trimester pertama, 1 kali di trimester kedua, dan 2 kali di
trimester ke tiga.2Hal ini bertujuan untuk deteksi dini risiko kehamilan pada
ibu hamil, agar saat ditemukan hipertensi, dan gejala tanda bahaya hamil
lainnya, dapat dicegah sejak awal agar tidak terjadi komplikasi.
Selain pemeriksaan antenatal yang berkualitas intervensi pemerintah
dalam masalah ini dimulai saat ibu melakukan pemeriksaan secara rutin
sebagai rangkaian pelayanan antental terpadu. Setiap ibu hamil di berikan
stiker P4K untuk di tempelkan di rumah dan diberi buku KIA sebagai panduan
kesehatan ibu dan anak.2
Dalam usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan angka kematian ibu
serta angka kematian bayi maka bidan memegang peranan penting melalui
pengkajian riwayat kesehatan yang komprehensif saat pemeriksaan pertama
dan memantau kondisi ibu dan janin dengan penatalaksanaan meliputi :
menganjurkan banyak istirahat, diet kaya protein, rendah garam, makanan
yang mengandung banyak serat dan vitamin, memantau peningkatan berat
badan, memantau tekanan darah, dan urinalisis, pemeriksaan abdomen,
pengkajian janin, dan pemeriksaan laboratorium.
Mengingat tingginya angka kejadian dan kematian akibat hipertensi, maka
penulis tertarik untuk menyusun Laporan Tugas Akhir dengan judul “Asuhan
kebidanan pada Ny Iis Suyanti, 35 tahun dengan Hipertensi Gestasional
Ringan”.
8

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam Laporan Tugas Akhir ini adalah bagaimana
penerapan Asuhan kebidanan pada Ny. Iis Suyanti G4P3A0 Hamil 38 minggu
dengan Hipertensi Gestasional Ringan.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar penulisan mendapatkan gambaran dan penerapan Asuhan
kebidanan pada Ny. Iis Suyanti G4P3A0 Hamil 38 minggu dengan
Hipertensi Gestasional Ringan.
2. Tujuan Khusus
a. Didapatkan data subjektif Ny. Iis Suyanti G4P3A0 Hamil 38 minggu
dengan Hipertensi Gestasional Ringan di PMB HJ. Eni Rohaeni
S.ST.
b. Didapatkan data objektif dari Ny. Iis Suyanti G4P3A0 Hamil 38
minggu dengan Hipertensi Gestasional Ringan di PMB HJ. Eni
Rohaeni S.ST.
c. Dirumuskan analisa pada Ny. Iis Suyanti G4P3A0 Hamil 38 minggu
dengan Hipertensi Gestasional Ringan di PMB HJ. Eni Rohaeni
S.ST.
d. Dirumuskan Penatalaksanaan pada Ny. Iis Suyanti G4P3A0 Hamil
38 minggu dengan Hipertensi Gestasional Ringan di PMB HJ. Eni
Rohaeni S.ST..
e. Mampu melakukan pendokumentasian asuhan dengan
pendokumentasian SOAP.
D. Manfaat
1. Bagi Pusat Pelayanan Kesehatan
a. Meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan kepada pasien di PMB
HJ. Eni Rohaeni S.ST khususnya mengenai Hipertensi Gestasional
Ringan.
9

2. Bagi Klien dan keluarga.

a. Memberikan rasa nyaman kepada ibu dan keluarga dalam


mendapatkan asuhan kebidanan yang berkesinambungan pada masa
persalinan, nifas, dan bayi baru lahir.
b. Bertambahnya wawasan ibu mengenai hipertensi agar dikehamilan
berikutnya bisa mencegah dan bermawas diri jika kehamilan
berikutnya terjadi hipertensi.

3. Bagi Profesi Bidan

a. Menerapkan asuhan kebidanan sesuai standar serta menyeluruh


kepada ibu khusunya untuk kasus hipertensi dalam upaya
menurunkan angka kematian ibu dan bayi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Kehamilan
1. Definisi
Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya
bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40
minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender
internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana
trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua
15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga
13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40)
10

2. Program Antenatal Care


Asuhan antenatal adalah suatu upaya preventif program
pelayanan kesehatan obstetrik untuk optimalisasi luaran
maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan
rutin selama kehamilan. (Prawirohardjo, 2012).
a. Tujuan Antenatal Care
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan
kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
2) Meningkatkan dan mempertahnkan kesehatan
fisik,mental, dan social ibu dan bayi.
3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau
komplikasi yang mungkinterjadi selama hamil,
termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan
dan pembedahan.
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan
dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma
seminimal mungkin.
5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal
dan pemberian ASI eksklusif.
6) Mempersiapkan peran ibudan keluarga dalam
menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang
secara normal (Prawirohardjo, 2009).
b. Menurut Prawirohardjo (2009) kunjungan antenatal
sebaiknya paling sedikit 4 kali setelah kehamilan :
1) Satu kali pada triwulan pertama
2) Satu kali pada triwulan kedua
3) Dua kali pada triwulan ketiga
c. Standar Antenatal Care Dalam melakukan pemeriksaan
antenatal, tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan
yang berkualitas sesuai standar terdiri dari:
11

1) Timbang berat badan Penimbangan berat badan pada


setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk
mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin.
Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kilogram
selama kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap
bulannya menunjukkan adanya gangguan
pertumbuhan janin.
2) Ukur lingkar lengan atas (LiLA). Pengukuran LiLA
hanya dilakukan pada kontak pertama untuk skrining
ibu hamil berisiko kurang energi kronis (KEK).
Kurang energy kronis disini maksudnya ibu hamil
yang mengalami kekurangan gizi dan telah
berlangsung lama (beberapa bulan/tahun) dimana
LiLA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK
akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah
(BBLR).
3) Ukur tekanan darah Pengukuran tekanan darah pada
setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk
mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah e”
140/90 mmHg) pada kehamilan dan preeklampsia
(hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai
bawah; dan atau proteinuria)
4) Ukur tinggi fundus uteri Pengukuran tinggi fundus
pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk
mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak
dengan umur kehamilan. Jika tinggi fundus tidak
sesuai dengan umur kehamilan, kemungkinan ada
gangguan pertumbuhan janin. Standar pengukuran
menggunakan pita pengukur setelah kehamilan 24
minggu.
12

5) Hitung denyut jantung janin (DJJ) Penilaian DJJ


dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya
setiap kali kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang
dari 120/menit atau DJJ cepat lebih dari 160/menit
menunjukkan adanya gawat janin.
6) Tentukan presentasi janin Menentukan presentasi
janin dilakukan pada akhir trimester II dan
selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal.
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui letak
janin. Jika, pada trimester III bagian bawah janin
bukan kepala, atau kepala janin belum masuk ke
panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit
atau ada masalah lain.
7) Beri imunisasi Tetanus Toksoid (TT) Untuk
mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil
harus mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak
pertama, ibu hamil diskrining status imunisasi TT-
nya. Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil, disesuai
dengan status imunisasi ibu saat ini.
8) Beri tablet tambah darah (tablet besi) Untuk
mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus
mendapat tablet zat besi minimal 90 tablet selama
kehamilan diberikan sejak kontak pertama.
9) Periksa laboratorium (rutin dan khusus) Pemeriksaan
laboratorium dilakukan pada saat antenatal meliputi:
a) Pemeriksaan golongan darah
Pemeriksaan golongan darah pada ibu
hamil tidak hanya untuk mengetahui jenis
golongan darah ibu melainkan juga untuk
mempersiapkan calon pendonor darah yang
13

sewaktu-waktu diperlukan apabila terjadi situasi


kegawatdaruratan.
b) Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb)
Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu
hamil dilakukan minimal sekali pada trimester
pertama dan sekali pada trimester ketiga.
Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui ibu
hamil tersebut menderita anemia atau tidak
selama kehamilannya karena kondisi anemia
dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang
janin dalam kandungan.
c) Pemeriksaan protein dalam urin
Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu
hamil dilakukan pada trimester kedua dan ketiga
atas indikasi. Pemeriksaan ini ditujukan untuk
mengetahui adanya proteinuria pada ibu hamil.
Proteinuria merupakan salah satu indikator
terjadinya pre-eklampsia pada ibu hamil.
d) Pemeriksaan kadar gula darah.
Ibu hamil yang dicurigai menderita
Diabetes Melitus harus dilakukan pemeriksaan
gula darah selama kehamilannya minimal sekali
pada trimester pertama, sekali pada trimester
kedua, dan sekali pada trimester ketiga (terutama
pada akhir trimester ketiga).
e) Pemeriksaan darah Malaria
Semua ibu hamil di daerah endemis
Malaria dilakukan pemeriksaan darah Malaria
dalam rangka skrining pada kontak pertama. Ibu
hamil di daerah non endemis Malaria dilakukan
pemeriksaan darah Malaria apabila ada indikasi.
14

f) Pemeriksaan tes Sifilis


Pemeriksaan tes Sifilis dilakukan di
daerah dengan risiko tinggi dan ibu hamil yang
diduga Sifilis. Pemeriksaaan Sifilis sebaiknya
dilakukan sedini mungkin pada kehamilan.

g) Pemeriksaan HIV
Pemeriksaan HIV terutama untuk daerah
dengan risiko tinggi kasus HIV dan ibu hamil
yang dicurigai menderita HIV. Ibu hamil setelah
menjalani konseling kemudian diberi kesempatan
untuk menetapkan sendiri keputusannya untuk
menjalani tes HIV.
h) Pemeriksaan BTA
Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu
hamil yang dicurigai menderita Tuberkulosis
sebagai pencegahan agar infeksi Tuberkulosis
tidak mempengaruhi kesehatan janin. Selain
pemeriksaaan tersebut diatas, apabila diperlukan
dapat dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya
di fasilitas rujukan.
10) Tatalaksana/penanganan Kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas
dan hasil pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan
yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani sesuai
dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan.
Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai
dengan sistem rujukan.
11) KIE Efektif KIE efektif dilakukan pada setiap
kunjungan antenatal yang meliputi:
15

a) Kesehatan ibu
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk
memeriksakan kehamilannya secara rutin ke
tenaga kesehatan dan menganjurkan ibu hamil
agar beristirahat yang cukup selama
kehamilannya (sekitar 9-10 jam per hari) dan
tidak bekerja berat.
b) Perilaku hidup bersih dan sehat
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk
menjaga kebersihan badan selama kehamilan
misalnya mencuci tangan sebelum makan, mandi
2 kali sehari dengan menggunakan sabun,
menggosok gigi setelah sarapan dan sebelum
tidur serta melakukan olahraga ringan.
c) Peran suami/keluarga dalam kehamilan dan
perencanaan persalinan
Setiap ibu hamil perlu mendapatkan
dukungan dari keluarga terutama suami dalam
kehamilannya. Suami, keluarga atau masyarakat
perlu menyiapkan biaya persalinan, kebutuhan
bayi, transportasi rujukan dan calon donor darah.
Hal ini penting apabila terjadi komplikasi
kehamilan, persalinan, dan nifas agar segera
dibawa ke fasilitas kesehatan.
d) Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan
nifas serta kesiapan menghadapi komplikasi
Setiap ibu hamil diperkenalkan mengenai
tanda-tanda bahaya baik selama kehamilan,
persalinan, dan nifas misalnya perdarahan pada
hamil muda maupun hamil tua, keluar cairan
berbau pada jalan lahir saat nifas, dsb. Mengenal
16

tanda-tanda bahaya ini penting agar ibu hamil


segera mencari pertolongan ke tenaga kesehtan
kesehatan.
e) Asupan gizi seimbang
Selama hamil, ibu dianjurkan untuk
mendapatkan asupan makanan yang cukup
dengan pola gizi yang seimbang karena hal ini
penting untuk proses tumbuh kembang janin dan
derajat kesehatan ibu. Misalnya ibu hamil
disarankan minum tablet tambah darah secara
rutin untuk mencegah anemia pada
kehamilannya.
f) Gejala penyakit menular dan tidak menular.
Setiap ibu hamil harus tahu mengenai
gejala-gejala penyakit menular (misalnya
penyakit IMS,Tuberkulosis) dan penyakit tidak
menular (misalnya hipertensi) karena dapat
mempengaruhi pada kesehatan ibu dan janinnya.

g) Penawaran untuk melakukan konseling dan


testing HIV di daerah tertentu (risiko tinggi).
Konseling HIV menjadi salah satu
komponen standar dari pelayanan kesehatan ibu
dan anak. Ibu hamil diberikan penjelasan tentang
risiko penularan HIV dari ibu ke janinnya, dan
kesempatan untuk menetapkan sendiri
keputusannya untuk menjalani tes HIV atau tidak.
Apabila ibu hamil tersebut HIV positif maka
dicegah agar tidak terjadi penularan HIV dari ibu
ke janin, namun sebaliknya apabila ibu hamil
tersebut HIV negative maka diberikan bimbingan
17

untuk tetap HIV negatif selama kehamilannya,


menyusui dan seterusnya.
h) Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pemberian ASI
ekslusif
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk
memberikan ASI kepada bayinya segera setelah
bayi lahir karena ASI mengandung zat kekebalan
tubuh yang penting untuk kesehatan bayi.
Pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi berusia 6
bulan.
i) KB paska persalinan
Ibu hamil diberikan pengarahan tentang
pentingnya ikut KB setelah persalinan untuk
menjarangkan kehamilan dan agar ibu punya
waktu merawat kesehatan diri sendiri, anak, dan
keluarga.

j) Imunisasi
Setiap ibu hamil harus mendapatkan
imunisasi Tetanus Toksoid (TT) untuk mencegah
bayi mengalami tetanus neonatorum.
k) Peningkatan kesehatan intelegensia pada
kehamilan (Brain booster)
Untuk dapat meningkatkan intelegensia
bayi yang akan dilahirkan, ibu hamil dianjurkan
untuk memberikan stimulus auditori dan
pemenuhan nutrisi pengungkit otak (brain
booster) secara bersamaan pada periode
kehamilan (Depkes, 2010).
18

Konsep Kehamilan dengan Hipertensi


1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi dalam kehamilan (HDK) merupakan kelainan vaskuler
yang terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau
masa nifas. Golongan penyakit ini di tandai dengan hipertensi dan
sering disertai proteinuria,edema,kejang,koma atau geja-gejala lainnya.
Hipertensi berasal dari bahasa latin yaitu hiper dan tention. Hiper
artinya tekanan yang berlebihan dan tension artinya tensi. Hipertensi
adalah suatu kondisi medis dimana seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah secara kronis(dalam waktu lama) yang mengakibatkan
angka kesakitan dan angka kematian . Seseorang dikatakan menderita
tekanan darah tinggi apabila tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan
diastolic >90 mmHg. Nilai normal tekanan darah seseorang
disesuaikan dengan tingkat aktifitas dan kesehatan, secara umum
120/80 mmHg.
HDK cukup banyak di jumpai dan masih merupakan salah satu
penyebab kematian ibu. Rata-rata kelainan ini ditemukan sebanyak 5-
10% dari seluruh kehamilan dan salah satu dari 3 penyebab kematian
ibu selain infeksi dan pendarahan
2. Faktor Predisposisi
Keturunan atau genetic, Obesitas, Stress, Merokok, Pola makan
yang salah, Emosional, Wanita yang mengandung bayi kembar,
Ketidaksesuaian RH, Sakit ginjal, Hiper/hipotyroid, Koarktasi Aorta,
Gangguan Kelenjar Adrenal, Gangguan Kelenjar Paratyroid.
3. Patofisiologi
19

Peningkatan kecepatan denyut jantung, peningkatan volume curah


jantung yang bermasalah lama, Peningkatan Tekanan Perifer (TPR)
yang berlangsung lama.

4. Manifestasi Klinik
Gejala yangmuncul pada ibu hamil yang mengalami hipertensi
harus di waspadai biasanya gejalanya itu berupa : Nyeri kepala saat
terjaga, kadang-kadang disertai mual, muntah akibat peningkatan
intrakranium, penglihatan kabur, ayunan langkah yang tidak mantap,
nokturia oedema dependen, dan pembengkakan.
5. Klasifikasi Hipertensi
a. Hipertensi kronik
1) Pengertian hipertensi kronik
Hipertensi tanpa proteinuria yang timbul dari sebelum
kehamilan dan menetap setelah persalinan.
2) Diagnosis
Tekanan darah ≥140/90 mmHg, sudah ada riwayat hipertensi
sebelum hamil,atau diketahui adanya hipertensi pada usia
kehamilan < 20 minggu. Tidak disertai adanya proteinuria.
b. Hipertensi kronik dengan superimposed preeklamsia
1) Pengertian Hipertensi kronik dengan superimposed preeklamsia
Ibu yang mengalami hipertensi kronik (hipertensi sudah ada
sebelum usia kehamilan 20 minggu),saat melakukan tes
proteinuria menunjukan >+1 atau trombosit <100.000
sel/uLpada usia kehamilan >20 minggu.
c. Hipertensi Gestasional
1) Pengertian Hipertensi gestasional
Hipertensi gestasional adalah hipertensi yang timbul pada
kehamilan tanpa di sertai proteuinuria dan hipertensi
menghilang setelah 3 bulan pascapersalinan atau kehamilan
dengan tanda-tanda preeklamsia tanpa disertai prouteinuria.
20

Hipertensi gestasional juga sering di sebut sebagai transient


hypertension.
2) Diagnosis
a. Hipertensi gestasional ditegakan bila tekanan darah mencapai
≥140/90 mmHg untuk pertama kali dalam kehamilan tanpa
prouteinuria, pada usia kehamilan > 20 minggu, dimana
sebelum kehamilan tekanan darah subyek tersebut normal.
b. Tidak ada proteinuria saat melakukan pemeriksaan urine
c. Dapat disertai tanda dan gejala preeklamsia, seperti nyeri ulu
hati di trombositopenia,
d. Diagnosis di tegakan pasca persalinan.
Bila hipertensi tidak diawasi dengan baik maka akan
beresiko terjadinya solusio plasentadan superimposed preeklamsia
sedangkan pada janin beresiko terjadi pertumbuhan janin
terhambat dan peningkatan persalinan preterm.
3) Klasifikasi hipertensi gestasional
a. Hipertensi gestasional ringan : jika usia kehamilan setelah 37
minggu, hasil kehamilan sama atau lebih baik dari pasien
normotensif , namun peningkatan induksi persalinan dan
operasi Caesar terjadi.
b. Hopertensi gestasional berat: Memiliki tingkatan mordibitas
ibu dan janin yang tinggi di banding dengan pasien preeklamsia
ringan
4) Penyebab hipertensi
Penyebab hipertensi dalam kehamilan hingga kini belum diketahui
secara jelas .banyak teori yang di kemukakan tentang terjadinya
hipertensi dalam kehamilan, dia antaranya adalah teori
vaskularisasi palsenta dimana:
a. Teori iskemi plasenta,radikal bebas dan disfungsi endotel.
1) Iskemia plasenta dan pembentukan oksidan/radikal bebas.
21

Plasenta yang mengalami iskemia akan menghasilkan radikal


yang bebas/oksidan,salah satu yang dihasilkan adalah radikal
hidroksil yang bersifat toksis dan dapat merubah lemak tak
jenuh menjadi lemak peroksida yang akan merusak membrane
sel,nucleus dan protein sel endotel.
2) Peroksida lemak sebagai oksidan pada hipertensi dalam
kehamilan.
Peroksida lemak sebagai bahan oksidan akan beredar dalam
darah sebagai toksin, yang paling mudah terpengaruh oleh
bahan ini adalah sel endotel, karena sel endotel adalah yang
paling dekat dengan aliran darah, dan mengandung banyak
asam lemak yang dengan mudh dapat diubah menjadi lemak
peroksida oleh oksidan hidroksil yang di hasilkan plasenta
iskemik.
3) Disfungsi Sel Endotel
Endotel yang terpapar peroksida lemak akan mengalami
keruksakan dan gangguan fungsi endotel yang mengakibatkan:
a) Gangguan metabolisme prostaglandin yang normalnya
adalah vasodilator kuat.
b) Aggregasi trombosit ke daerah endotel yang mengalami
keruksakan. Agregasi trombosit memproduksi
tromboksan, yang merupakan vasokontriktor kuat.
c) Peningkatan permeabilitas kapiler.
d) Peningkatan produksi bahan vasopresor, misalnya
endotelin.
e) Peningkatan factor-faktor koagulasi.
b. Intoleransi Ibu dan Janin
Pada kehamilan normal, tubuh ibu menerima hasil
konsepsi,yang merupakan benda asing dengan baik.
Disebabkan oleh adanya HLA-G yang memodulasi sistem
imun, sehingga tidak bereaksi terhadap hasil konsepsi.
22

Pada hipertensi dalam kehamilan, terjadi penurunan


ekspresi HLA-G. berkurangnya HLA-G di sel desidua di
daerah plasenta, menghambat invasi tropoblas dalam desidua,
yang penting dalam memudahkan vasodilatasi pembuluh darah
dan matriks di sekitarnya.
c. Teori Genetik
Terdapat penelitian bahwa resiko hipertensi dalam
kehamilan di turunkan dalam gen tunggal pada ibu.
d. Adaptasi Kardiovaskuler
Pada kehamilan normal pembuluh adarah tidak peka
terhadap bahan-bahan vasopresor, akibat adanya perlindungan
dari sintesis prostaglandin oleh sel endotel.
Pada hipertensi dalam kehamilan, endotel kehilangan daya
refrakternya terhadap vasopressor,sehingga terjadi peningkatan
kepekaan terhadap rangsangan dari bahan-bahan tersebut,
hingga dalam tahap pembuluh darah menjadi sangat peka
terhadap rangsangan bahan vasopressor.
e. Defisiensi Gizi
Penelitian lama menyebutkan bahwa terdapat hubungan
adanya defisiensi gizi terhadap terjadinya hipertensi dalam
kehamilan.
Penelitian terbaru menyebutkan mengkonsumsi minyak
ikan akan menurunkan resiko. Wanita yang mengkonsumsi
kalsium selama kehamilan , memiliki resiko lebih rendah
mengalami HDK dan angka kejadian preeklamsia lebih rendah
pada wanita hamil yang diberi suplemen kalsium dari pada
hanya glukosa.
f. Imflamasi
Teori ini di dasarkan pada fakta bahwa lepasnya
debrisfibroblas akan merangsang terjadinya inflamasi. Pada
kehmilan normal, hal ini juga terjadi, namun dalam batas wajar,
23

sehingga proses inflamsi yang terjadi tidak menimbulkan


masalah.
Disfungsi endotel mengakibatkan aktivasi leukosit yang
sangat tinggi pada aliran darah ibu sehingga inflamasi yang
terjadi bersifat sistemik.
4) Pencegahan Hipertensi.
Pencegahan hipertensi bisa diawali dengan mengubah
kearah gaya hidup sehat, tidak terlalu banyak pikiran, mengatur
diet atau pola makan seperti rendah garam, rendah kolesterol,
dan lemak jenuh, pembatasan kalori, meningkatkan konsumsi
buah dan sayur, tidak mengkonsumsi alkohol dan rokok,
perbanyak makan mentimun, belimbing dan juga juice apel dan
seledri setiap pagi bagi yang mempunyai keluarga riwayat
penyumbatan arteri dapat meminum juice yang di campur
dengan susu nonfat yang mengandung omega 3 tinggi
5) Pengobatan Hipertensi.
Jika seseorang di curigai hipertensi maka lakukan
anamnesa adakah di dalam keluarga yang menderita hipertensi.
lakukan pemeriksaan fisik, periksa asupan natrium
(pemeriksaanlaboratorium, pengobatan nonfarmakologik,
mengurangi berat badan bila terdapat obesitas (indek masa
tubuh > 27), membatasi alkohol dan menghentikan rokok serta
mengurangi makanan berkolesterol/lemak jenuh, menghentikan
konsumsi kopi yang berlebih, berolah raga ringan (jalan-jalan
jogging pagi) mengurangi asupan natrium . mempertahankan
asupan kalsium dan magnesium adekuat , perbanyak unsur
kalium (buah-buahan), tidak banyak pikiran, istirahat yang
cukup.
a) Jika kehamilan < 37 minggu tangani secara rawat jalan.
b) Pantau tekanan darah, dan urine (melihat proteinuria) dan
kondisi janin setiap minggu.
24

c) Jika tekanan darah meningkat, tangani sebagai preeklamsia


ringan.
d) Jika kondisi janin memburuk atau terjadi pertumbuhan janin
terhambat, rawat untuk penilaian kesehatan janin.
Pertimbangkan untuk melakukan terminasi.
e) Beritahu pasien dan keluarga tanda gejala preeklamsia dan
eklamsia.
f) Jika kehamilan > 37 minggu dan tekanan darah dalam
keadaan stabil janin dapat di lahirkan secara normal.
Melakukan akselerasi.
g) Untuk pengobatan farmasi dianjurkan minum obat yang
tidak banyak efek samping dimana tidak berpengaruh
metabolic negative dan minum obat yang berfungsi ganda atau
obat yang dapat menormalisasikan tekanan darah pada
pembuluh darah, jantung ginjal otak dan mata. Berikan obat
hipertensi apabila tekanan darah ibu140/90 mmHg. Berikan
obat luminal setelah makan 30 gram peroral 3x sehari dalam
jangka waktu 8 jam dari pemberian sebelumnya.

Konsep Dasar Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Hipertensi


Gestasional Ringan
Konsep dasar asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Hipertensi
Gestasional Ringan sesuai dengan 7 langkah manajemen kebidanan menurut
Varney adalah sebagai berikut :
1. Langkah I (pertama) : Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah pertama ini dilakukan pengumpulan data dasar dengan
mengumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua
sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
a. Data Subjektif
Data subjektif adalah biodata yang mencakup identitas klien
1) Biodata
25

a) Nama : Untuk mengetahui nama pasien.


b) Umur : Untuk mengenal faktor resiko dari
umur pasien.
c) Agama : Berguna untuk memberi motivasi
pasien sesuai dengan
kepercayaannya.
d) Suku/bangsa : Untuk mengetahui adat dan
kebiasaan pasien.
e) Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat
pengetahuan ibu dalam bidang
kesehatan.
f) Pekerjaan : Untuk mengetahui status sosial
ekonomi dan aktivitas ibu sehari-
hari.
g) Alamat : Untuk mendapatkan gambaran
lingkungan tempat tinggal pasien.

2) Keluhan Utama
Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan saat
pemeriksaan. Pada kasus ibu Hamil dengan Hipertensi
gestasional ringan yaitu ibu mengeluh Ibu merasa perutnya
mulas, pinggang terasa sakit serta panas. Mulas di rasa sejak 3
hari yang lalu. Belum keluar air dari jalan lahir dan ibu belum
merasakan adanya pengeluaran lendir darah.
3) Riwayat Menstruasi
Data yang diperoleh sebagai gambaran tentang keadaan
dasar dari organ reproduksinya. Menarche (pertama kali haid),
siklus (jarak antara menstruasi yang dialami dengan menstruasi
berikutnya), lamanya menstruasi, banyaknya darah, bau, warna,
26

konsistensi, ada dismenore dan flour albus atau tidak, serta


keluhan (keluhan yang dirasakan ketika mengalami menstruasi.
4) Riwayat Perkawinan
Penting untuk dikaji karena akan mendapatkan gambaran
mengenai suasana rumah tangga pasangan. Nikah berapa kali,
status pernikahan sah/tidak, menikah pada umur berapa tahun,
dengan suami umur berapa tahun, lama pernikahan berapa
tahun.
5) Riwayat Kehamilan dan Nifas yang lalu
Tanggal kelahiran, usia kehamilan aterm atau tidak,
bentuk persalinan (spontan, SC, forcep atau vakum), penolong,
tempat, masalah obstetri dalam kehamilan (preeklamsi, ketuban
pecah dini, dll ), dalam persalinan (malpresentasi, drip oksitosin,
dll), dalam nifas (perdarahan, infeksi kandungan, dll), jenis
kelamin bayi (laki-laki/perempuan), berat badan bayi, adakah
kelainan kongenital, kondisi anak sekarang.
6) Riwayat Kehamilan Sekarang.
a) HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
Untuk memperkirakan kapan kira-kira sang bayi akan lahir.

b) TP (Taksiran Partus)
Untuk menetapkan tanggal perkiraan kelahiran
7) Riwayat Keluarga Berencana
Kontrasepsi yang pernah dipakai, lamanya pemakaian
kontrasepsi, alasan berhenti, rencana yang akan datang.
8) Riwayat Kesehatan
Adalah riwayat kesehatan yang diderita saat ini oleh
pasien. Penyakit menular seperti TBC, hepatitis, Malaria,
HIV/AIDS, Penyakit keturunan seperti jantung, hipertensi, DM,
Asma, Alergi Obat.
b. Data Objektif
27

Pencatatan dilakukan dari hasil pemeriksaan fisik,


pemeriksaan khusus kebidanan, data penunjang yang dilakukan
sesuai dengan beratnya masalah.
1) Pemeriksaan Tanda Vital.
a) Tekanan Darah : Tekanan darah yang normal adalah 110/80
mmhg sampai 140/90 mmHg, bila >140/90 mmhg hati-hati
adanya hipertensi/preeklampsia.
b) Nadi: Nadi normal 60-100 menit. Bila abnormal mungkin
ada kelainan paru-paru atau jantung.
c) Pernafasan: Untuk mengetahui sistem fungsi pernafasan.
Pernafasan normal > 24 x/menit.
d) Suhu: Suhu badan normal adalah 36˚C sampai 37˚C. Bila
suhu tubuh lebih dari 38˚C harus dicurigai adanya infeksi
2) Pemeriksaan Antropometri.
a) Tinggi badan. Untuk mengetahui tinggi badan pasien
kurang dari 145 cm atau tidak, termasuk resti atau tidak.
b) Berat badan. Untuk mengetahui berat badan pasien kurang
dari 40 kg atau tidak termasuk resti atau tidak. Pada ibu
hamil dengan KEK BB < 40 kg.
c) LILA. Untuk mengetahui lingkar lengan atas klien, pada
ibu hamil dengan KEK LILAnya < 23,5 cm.
3) Pemeriksaan Fisik
Merupakan salah satu cara untuk mengetahui gejala atau
masalah kesehatan yang dialami oleh pasien. Berikut
pemeriksaan pada ibu hamil dengan Hipertensi Gestasional
Ringan adalah sebagai berikut:
a) Kepala : Bagaimana bentuk kepala, warna rambut
hitam atau tidak, bersih atau tidak,
adakah ketombe dan rambut rontok.
b) Wajah : Adakah Oedema dan cloasma
gravidarum. Pada kasus ibu hamil
28

Hipertensi Gestasional Ringan tidak ada


oedema pada wajah dan cloasma
gravidarum.
c) Mata : Bagaimana warna Konjungtivanya
merah muda atau tidak dan scleranya
warna putih atau tidak.
d) Telinga : Bersih atau tidak, adakah gangguan
pendengaran, adakah masa didalam
telinga.
e) Hidung : Bersih atau tidak, adakah pernafasan
cuping hidung, adakah polip.
f) Mulut dan gigi : Mulut, lidah dan gigi bersih atau tidak,
adakah karies gigi, adakah perdarahan
gusi, bibir stomatitis atau tidak.
g) Leher : Adakah pembesaran kelenjar tiroid,
apakah ada pembesaran vena jugularis,
adakah pembesaran getah bening.
h) Payudara : Apakah bentuk dan ukuran payudara
simestris, bersih, puting susu menonjol,
berwarna kecoklatan, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada benjolan, tidak ada
massa, nodul axila tidak membesar,
belum keluar colostrum.
i) Ekstremitas
Atas : Adakah oedema, ujung jari (kuku)
terlihat pucat atau tidak, tangan dan kuku
bersih atau tidak.
Bawah : Adakah oedema, bagaimana reflek
patella.
j) Anus : Adakah hemoroid.
29

4) Pemeriksaan Khusus
a) Inspeksi
Proses pengamatan atau observasi untuk mendeteksi
masalah kesehatan pasien.
Muka : Adakah oedema, cloasma gravidarum.
Payudara : Apakah bentuk dan ukuran payudara
simestris, bersih, puting susu menonjol,
berwarna kecoklatan, tidak ada benjolan,
belum keluar colostrum.
Abdomen : Adakah bekas luka operasi, adakah striae
gravidarum, adakah linea nigra.
b) Palpasi : Digunakan untuk menentukan besarnya
rahim, dengan menentukan usia
kehamilan serta menentukan letak janin
dalam rahim.
Leopold I : Bertujuan untuk mengetahui TFU dan
bagian janin yang ada di fundus.
Leopold II : Bertujuan untuk mengetahui bagian
janin yang ada disebelah kanan atau kiri
ibu.
Leopold III : bertujuan untuk mengetahui bagian janin
yang ada di bawah uterus.
Leopold IV : Bertujuan untuk mengetahui bagian
janin yang ada di bagian bawah dan
untuk mengetahui apakah kepala sudah
masuk panggul atau belum.
c) Auskultasi
Dada : Untuk mengetahui retraksi dada, denyut
jantung teratur atau tidak
Abdomen : Bertujuan untuk mengetahui detak
jantung janin (DJJ). Normal DJJ yaitu
30

120-140 x/menit. Selain bunyi jantung


anak, dapat didengarkan bising tali pusat
seperti meniup. Kemudian bising rahim
seperti bising yang frekuensinya sama
seperti denyut nadi ibu, bunyi aorta
frekuensinya sama seperti denyut nadi
dan bising usus yang sifatnya tidak
teratur.
d) Perkusi
Dada : Bertujuan untuk mengetahui batas,
ukuran, posisi dan kualitas jaringan di
dalamnya. Hasil perkusi berupa Sonor
yaitu suara yang terdengar pada perkusi
paru – paru normal; pekak suara yang
terdengar pada perkusi otot.
Perut : Bertujuan untuk mengetahui suara
timpani yaitu suara yang terdengar pada
abdomen bagian lambung.
Ekstremitas bawah : Untuk mengetahui reflek patella.
e) Genitalia : Adakah pengeluaran pervagina lendir
darah, air ketuban, darah dll.
5) Pemeriksaan penunjang atau laboratorium
Digunakan untuk mengetahui kondisi klien sebagai data
penunjang untuk mengetahui adanya diagnosis dini.
2. Langkah Kedua : Interpretasi Data
Data dasar yang sudah dikumpulkan, diinterpretasikan sehingga
dirumuskan diagnosa, masalah dan kebutuhan. Diagnosa kebidanan
adalah diagnosa yang ditegakkan dalam lingkup praktek kebidanan.
Diagnosa kebidanannya G…P…A… Hamil …… minggu janin tunggal
hidup dengan hipertensi gestasional ringan.
3. Langkah Ketiga : Mengidentifikasi Masalah atau Diagnosa Potensial
31

Diagnosa potensial adalah suatu pernyataan yang timbul


berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi.
4. Langkah Keempat : Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan yang
Memerlukan Penanganan Segera
Pada langkah ini perlu diambil segera untuk mengantisipasi
diagnosa potensial yang berkembang lebih lanjut dan menimbulkan
komplikasi, sehingga dapat dilakukan tindakan yang sesuai dengan
diagnosa potensial yang muncul. Penanganan segera pada kasus
hipertensi gestasional ringan ini adalah melakukan kolaborasi dengan
tenaga kesehatan lain seperti dokter obgyn, ahli gizi, laboratorium dan
menganjurkan kepada ibu mengubah kearah gaya hidup sehat, tidak
terlalu banyak pikiran, mengatur diet atau pola makan seperti rendah
garam, rendah kolesterol, dan lemak jenuh, pembatasan kalori,
meningkatkan konsumsi buah dan sayur, tidak mengkonsumsi alkohol
dan rokok, perbanyak makan mentimun, belimbing dan juga juice apel
dan seledri setiap pagi bagi yang mempunyai keluarga riwayat
penyumbatan arteri dapat meminum juice yang di campur dengan susu
nonfat yang mengandung omega 3 tinggi
5. Langkah Kelima : Merencanakan Asuhan yang Komprehensif atau
Menyeluruh
Setelah beberapa kebutuhan pasien ditetapkan, diperlukan
perencanaan secara menyeluruh terhadap masalah dan diagnosa yang
ada.
a. Penatalaksanaan Anemia dalam Kehamilan.
1) Penatalaksanaan secara non farmakologis
Terdiri dari Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH),
melakukan olahraga atau aktifikas fisik, mengurangi asupan
natrium, hindari konsumsi alkohol, berhenti merokok, faktor
psikologi dan stress, dan kalsium.
2) Penatalaksanaan Farmakologis
32

Terdiri dari pemberian antihipertensi.


6. Langkah Keenam : Melaksanakan Perencanaan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan ini dapat dilakukan oleh bidan secara mandiri maupun
berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya. Jika bidan tidak
melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk
mengarahkan pelaksanaannya.
Pelaksanaan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil dengan Hipertensi
Gestasional Ringan.
a. Pemberian tablet zat besi selama kehamilan
Pemberian suplemen besi merupakan salah satu cara yang
dianggap paling cocok bagi ibu hamil untuk meningkatkan kadar Hb
sampai pada tahap yang diinginkan, karena sangat efektif dimana
satu tablet mengandung 60 mg Fe dan 0.25 asam folat. Setiap tablet
setara dengan 200 mg ferro sulfat. Selama masa kehamilan minimal
diberikan 90 tablet sampai 42 minggu setelah melahirkan, diberikan
sejak pemeriksaan ibu hamil pertama. Setiap satu kemasan tablet
besi terdiri dari 30 tablet.
b. Pendidikan kesehatan yang meliputi pengetahuan hipertensi
gestasional ringan.
c. Pengobatan hipertensi gestasional ringan pada ibu hamil harus
ditujukan pada penyebab hipertensi, pemberian obat anti hipertensi
membantu menurunkan tekanan darah.
7. Langkah Ketujuh : Evaluasi
Merupakan langkah terakhir untuk menilai keaktifan dari rencana
asuhan yang telah diberikan meliputi pemenuhan akan bantuan apakah
benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan dalam masalah dan
diagnosa. Evaluasi yang diharapkan pada ibu hamil dengan hipertensi
gestasional ringan, hasil yang diharapkan ibu hamil yaitu keadaan umum
dan tanda-tanda vital ibu baik, ibu bersedia minum tablet Fe dan minum
obat anti hipertensi sesuai anjuran, ibu bersedia makan makanan yang
banyak mengandung zat besi.
33

C. Kajian Manajemen Asuhan Kebidanan


Manajemen kebidanan adalah pendekatan dan kerangka pikir yang
digunakan oleh bidan dalam menetapkan metode pemecahan masalah
secara sistematis mulai dari pengumpulan data, analisis data, diagnosa
kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Permenkes, 2007).
Pendokumentasian SOAP adalah catatan yang bersifat sederhana,
jelas, logis, dan tertulis. Dipakai untuk mendokumenkan asuhan pasien
dalam rekaman medis pasien sebagai catatan kemajuan. Model SOAP
sering digunakan dalam catatan perkembangan pasien.
Langkah – langkah dalam pembuatan dokumentasi soap :
1. Data Subjektif
Merupakan data yang diperoleh langsung dari klien melalui
anamnese yang berhubungan dengan masalah sudut pandang pasien. Data
subjektif selain diperoleh dari hasil bertanya langsung dari pasien, juga
dapat diperoleh dari suami atau keluarga

2. Data Objektif
Data objektif merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan
menurut Helen Varney pertama (pengkajian data), terutama data yang
diperoleh melalui hasil observasi yang jujur dari pemeriksaan fisik pasien,
pemeriksaan laboratorium / pemeriksaan diagnostic lain. Catatan medic
dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam data
objektif ini. Data ini akan memberikan bukti gejala klinis klien dan fakta
yang berhubungan dengan diagnosis.
3. Analisa
Untuk mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial berdasarkan
kerangka masalah pasien,selain itu juga untuk menentukan perencanaan
yang akan dilakukan kepada pasien.
4. Penatalaksanaan
34

Untuk merencanakan asuhan yang menyeluruh yang berdasarkan


diagnosa atau assesment masalah yang timbul pada saat pemeriksaan dan
semua perencanaan yang dibuat harus bedasarkan pertimbangan yang tepat
meliputi perkembangan teori yang terbaru serta di validasikan dengan
asuhan mengenai apa yang di inginkan dan tidak di inginkan pasien.
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL


NY. IIS SUYANTI UMUR 35 TAHUN G4P3A0 HAMIL 38 MINGGU
DENGAN HIPERTENSI GESTASIONAL RINGAN
DI PMB BIDAN HJ. ENI ROHAENI S.ST

Tanggal pengkajian : Selasa, 8 juni 2021


Waktu pengkaijan : 10.00 WIB
Tempat pengkajian : PMB Bidan Hj. Eni Rohaeni S.ST
Nama Pengkaji : Salsabila Oktariani Putri

1. Data Subjektif
1) Identitas pasien
a. Nama istri : Ny. Iis Suyanti Nama suami : Tn. Cahyadi
b. Umur : 35 tahun Umur : 36 tahun
c. Agama : Islam Agama : Islam
d. Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
e. Pekerjaan : IRT Pekerjaan : BHL
f. Golongan Darah : O Golongan Darah : A
g. Alamat : Dusun Sukasetia Kec Cihaurbeuti Kota Ciamis
2) Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya merupakan kehamilan
keempat tidak pernah keguguran, anak ketiga lahir normal, ditolong oleh
bidan, tidak ada komplikasi, BB saat lahir 3800gr, ibu mengatakan
memiliki keluhan, ibu merasa perutnya mulas, pinggang terasa sakit serta
panas. Mulas di rasa sejak 3 hari yang lalu. Belum keluar air dari jalan
lahir dan ibu belum merasakan adanya pengeluaran lendir darah, gerakan
janin aktif, ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit menular
36

maupun keturunan. Sebelum hamil menggunakan alat kontrasepsi pil.


HPHT : 17 – 09 –2020 TP : 24 – 06 – 2021.

2. Data Objektif
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TB : 160 cm, BB : 85 kg,
IMT : 26, lila : 32 cm, TD : 140/80 mmHg, N : 80x/m, R : 22x/m, S: 36°c, kepala
tidak ada benjolan, rambut bersih, muka tidak ada oedema, mata simetris,
konjungtiva merah, sklera putih, telinga simetris dan bersih, hidung bersih, mulut
bersih, tidak ada stomatitis dan caries gigi, leher tidak ada kelenjar tiroid dan
pelebaran vena jugularis, payudara simetris, puting susu menonjol, tidak nyeri
saat ditekan, sudah ada pengeluaran colostrum, TFU : 33 cm, palpasi fundus
teraba bokong, puka, preskep, sudah masuk PAP (divergen), DJJ : 155 x/m, tidak
ada oedema pada tangan dan kaki, varises (-), reflek patela (+).
3. Analisa Data
G4P3A0 Hamil 38 Minggu dengan Hipertensi Gestasional Ringan. Janin
tunggal hidup.
4. Penatalaksaan
1) Memberikan informasi kepada ibu tentang pemeriksaan yang telah
dilakukan. Ibu sudah mengetahui keadaan umum ibu dan keadaan
janinnya baik.
2) Menjelaskan bahwa sakit pinggang yang ibu rasakan adalah hal yang
normal yang terjadi saat proses persalinan. Karena setiap ada
pembukaan kepala bayi akan menekan jalan lahir hingga pembukaan
menjadi lengkap.
3) Memberikan informasi tentang konsumsi makanan yang seimbang dan
bergizi serta banyak mengkonsusmi air putih. Ibu sudah memahami
pendidikan kesehatan tentang makanan bergizi. Ibu sudah mengerti dan
mau melakukan apa yang telah dianjurkan.
4) Menganjurkan ibu tetap personal hygiene atau menjaga kebersihan diri
dan alat genitalia dan mengganti pakaian dalam jika lembab terutama
sehabis buang air kecil, karena pakaian dalam yang lembab dapat
37

menyebabkan pertumbuhan jamur dan bakteri. Serta menyarankan ibu


memakai pakaian yang longgar. Ibu bersedia dan mau melakukannya.
5) Memberikan tablet penambah darah Fe 1x1 pada malam hari hari dan
obat anti hipertensi. Ibu sudah mengerti dan akan meminum obat yang
telah di berikan.
6) Menganjurkan ibu untuk melakukan perawatan payudara seperti
memijat dan membersihkan payudaranya sendiri dengan baby oil. Ibu
sudah memahami pendidikan kesehatan tentang perawatan payudara.
7) Memberitahu ibu tanda bahaya pada kehamilan trimester ke-3 dan
persiapan persalinan. Ibu mengerti dan memahaminya.
8) Memberikan penkes pada ibu tentang pentingnya istirahat 7-8 jam. Ibu
sudah mengerti dan mau melaksanakannya.
9) Menganjurkan ibu untuk melakukan olahraga ringan seperti berjalan
kaki. Ibu bersedia
10) Menganjurkan ibu untuk tidak melakukan aktivitas berat. Ibu bersedia
11) Menganjurkan ibu dan keluarga untuk mempersiapkan kebutuhan yang
dibutuhkan oleh ibu dan bayi pada saat persalinan. Ibu memamhaminya.
12) Menganjurkan kepada ibu untuk kunjungan ulang 7 hari kemudian atau
bila sudah merasakan tanda – tanda persalinan. Ibu bersedia

Pengkaji

(salsabila Aurin)
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis mencoba menyajikan pembahasan dengan


membandingkan antara teori dengan asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada
masa kehamilan trimester III yang diterapkan pada pada Ny. Iis Suyanti G4P3AO
Hamil 38 minggu dengan hipertensi gestasional ringan di PMB Bidan hj. Eni
Rohaeni,S.ST didapatkan hasil sebagai berikut:

A. Teoritis
Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga
lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau
10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3
trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua
15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu
ke-28 hingga ke-40)
Hipertensi dalam kehamilan (HDK) merupakan kelainan vaskuler yang
terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau masa nifas
Hipertensi berasal dari bahasa latin yaitu hiper dan tention. Hiper artinya
tekanan yang berlebihan dan tension artinya tensi. Hipertensi adalah suatu kondisi
medis dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah secara
kronis(dalam waktu lama) yang mengakibatkan angka kesakitan dan angka
kematian . Seseorang dikatakan menderita tekanan darah tinggi apabila tekanan
darah sistolik > 140 mmHg dan diastolic >90 mmHg. Nilai normal tekanan darah
seseorang disesuaikan dengan tingkat aktifitas dan kesehatan, secara umum
120/80 mmHg.
Hipertensi gestasional ringan : jika usia kehamilan setelah 37 minggu, hasil
kehamilan sama atau lebih baik dari pasien normotensif , namun peningkatan
induksi persalinan dan operasi Caesar terjadi.
39

B. Kewenangan Bidan
Kewenangan bidan diatur dalam Permenkes RI No. 28 tahun 2017 bagian
kedua tercantum pada pasal 18 bahwa dalam penyenggaraan praktik kebidanan,
bidan memiliki kewenangan untuk memberikan pelayanan kesehatan ibu,
pelayanan kesehatan anak dan pelayanan kesehatan reproduksi serta keluarga
berencana.
Pasal 19 ayat (2) dan (3) Permenkes RI No. 28 Tahun 2017 menjelaskan
bahwa kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 diberikan pada masa
sebelum hamil, masa hamil, masa persalinan, masa nifas, masa menyusui, dan
masa antara dua kehamilan. Pelayanan kesehatan ibu meliputi :
a. Konseling pada masa sebelum hamil.
b. Antenatal pada kehamilan normal.
c. Persalinan normal.
d. Pelayanan kesehatan ibu nifas normal.
e. Pelayanan kesehatan pada ibu menyusui.
f. Konseling pada masa antara dua kehamilan.
Kewenangan bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu dijelasakan
pada Pasal 19 ayat (3), bidan berwenang melakukan:
a) Efisiotomi dan pertolongan persalinan normal.
b) Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II.
c) Memberikan penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan
perujukan.
d) Memberikan tablet tambah darah pada ibu hamil.
e) Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas.
f) Memfasilitasi atau membimbing dalan Inisiasi Menyusu Dini dan
promosi ASI eksklusif.
g) Memberikan uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan
postpartum.
h) Memberikan penyuluhan dan konseling.
40

i) Memberikan bimbingan pada kelompok ibu hamil, serta


berwenang memberikan keterangan hamil dan kelahiran.
Bidan juga berwenang memberikan pelayanan kesehatan anak yang
dijelaskan pada Pasal 20, meliputi :
(a) Memberikan pelayanan neonatal esensial.
(b) Penanganan kegawatdaruratan, dialnjutkan dengan perujukan.
(c) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, dan anak prasekolah.
(d) Memberikan konseling dan penuyuluhan.
Pasal 21 Permenkes RI No. 28 tahun 2017 menjelaskan wewenang bidan
dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga
berencana, meliputi:
1) Penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan
keluarga berencana.
2) Pelayanan kotrasepsi oral, kondom, dan suntikan.
Selain wewenang yang telah dijelaskan pada Pasal 18, bidan juga memiliki
kewenangan memberikan pelayanan berdasarkan penugasan dari pemerintah
sesuai kebutuhan dan pelimpahan wewenang melakukan tindakan pelayanan
kesehatan sencara mandat dari dokter.
41

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. Iis usia 35 tahun berupa
pengumpulan data subjektif, pemeriksaan fisik untuk mendapatkan data objektif,
menentukan analisa untuk mengetahui masalah yang terjadi pada pasien serta
penatalaksanaan yang telah diberikan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Data Subjektif
Berdasarkan data anamnesa yang di dapatkan itu Ny Iis berusia 35 tahun hamil
anak keempat. HPHT 17-09-2020. TP jatuh pada tanggal 24 Juni 2021. Ibu belum
pernah keguguran. Usia kehamilan 9 bulan tekanan darah ibu 140/80 mmHg. Ny
Iis mengeluh sejak 3 hari yang lalu perutnya mulas-mulas, pinggang terasa sakit
serta panas . Belum keluar air dari jalan lahir serta belum keluar lendir bercampur
darah.
2. Data Objektif
Dari data objektif berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
didapatkan bahwa keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TB : 160 cm,
BB : 85 kg, IMT : 26, lila : 32 cm, TD : 140/80 mmHg, N : 80x/m, R : 22x/m, S:
36°c, kepala tidak ada benjolan, rambut bersih, muka tidak ada oedema, mata
simetris, konjungtiva merah, sklera putih, telinga simetris dan bersih, hidung
bersih, mulut bersih, tidak ada stomatitis dan caries gigi, leher tidak ada kelenjar
tiroid dan pelebaran vena jugularis, payudara simetris, puting susu menonjol, tidak
nyeri saat ditekan, sudah ada pengeluaran colostrum, TFU : 33 cm, palpasi fundus
teraba bokong, puka, preskep, sudah masuk PAP (divergen), DJJ : 155 x/m, tidak
ada oedema pada tangan dan kaki, varises (-), reflek patela (+).
3. Analisa Berdasarkan data subjektif dan objektif yang telah didapatkan
ditegakan analisa yaitu Ny. Iis usia 35 tahun G4P3A0, usia kehamilan 38
minggu dengan hipertensi gestansional ringan.
42

4. Untuk merencanakan asuhan yang menyeluruh yang berdasarkan diagnosa


atau assesment masalah yang timbul pada saat pemeriksaan dan semua
perencanaan yang dibuat harus bedasarkan pertimbangan yang tepat meliputi
perkembangan teori yang terbaru serta di validasikan dengan asuhan mengenai
apa yang di inginkan dan tidak di inginkan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat diajukan saran-saran
gunaperbaikan asuhan kebidanan pada kasus hipertensi sebagai berikut
1. Klien dan Keluarga
Diharapkan bisa menjadi bahan informasi dan wawasan untuk klien
dan keluarga mengenai tanda-tanda, komplikasi dan penanganan pada
ibu dengan hipertensi sehingga keluarga rutin memeriksakan
kesehatannya pada petugaskesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. [diakses tanggal 16 juni
2017].Didapat :dari https://www.depkes.go.id
2. (Kemenkes RI. Info Datin Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. Jakarta
selatan: kemenkes RI; 2014. [Diakses pada tanggal 01 Mei 2017]
3. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2015. [diakses tanggal 15 juni
2017].Didapat dari: https://www.depkes.go.id.
4. Propil Kesehatan Jabar 2015. [diakses pada tanggal 17 juli 2018].Didapat
dari : www. Dinkes.jabarprov.go.id>post>read
5. Propil Kesehatan kota bogor 2015. [diakses pada tanggal 17 juli
2018].Didapatdari Bogorkab.go.id/index.php/post/detail/739/upayapenurunan
AKI-dan-AKB
6. Saifudin, Abdul Bahri. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina PustakaSarwono
Prawirohardjo; 2010. h. 54-531-532-533-534-535-536
7. Moegni, Dwiana Ocviyanti. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas
Kesehatan Dasar Dan Rujukan; 2013. H 109-110-111-112-113-114-116
8. Saifudin, abdul bahri. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
M aternal Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prajirohardjo;2009. h
210-100-208-210
9. Widiawati, Dwi. Nur wahyu puspitasari. Pedoman obat buku sakubidan.
Jakarta: EGC; 2007.
10. Varney, helen. Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC; 2008. h 672-686-688
11. Sumarah, dkk. Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta: fitramaya; 2009. H 4-8
12. Damayanti, dkk. Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ibu Bersalin dan
Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: CV Budi Utama; 2014. h 116-18
13. Roberts JM, August PA, Bakris G, Barton JR, Bernstein IM, Druzin M,dkk.
Hypertension In pregnancy. Washington: American college OfObtetricians
and Gynecologist; 2013. P 4
14. Myles. Buku Ajar Bidan. Jakarta: EGC; 2009. h.357-358
15. Hanifa, Wiknjosastro. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta : Bina
44

PustakaSarwono Prawirohardjo; 2011.h 73

LAMPIRAN-LAMPIRAN
45
46
47
48

Anda mungkin juga menyukai