Anda di halaman 1dari 2

PENGEMBANGAN JEJARING (Net Working) KERJA SAMA PROFESIONAL

Fokus pengembangan

Fokus pelayanan perencanaan individual berkaitan erat dengan pengembangan aspek akademik, karir,
dan sosial‐pribadi. Secara rinci cakupan fokus tersebut antara lain mencakup pengembangan aspek
akademik meliputi memanfaatkan keterampilan belajar, melakukan pemilihan pendidikan lanjutan atau
pilihan jurusan, memilih kursus atau pelajar‐an tambahan yang tepat, dan memahami nilai belajar
sepanjang hayat; karir meliputi mengeksplorasi peluang‐peluang karir, mengeksplorasi latihan‐latihan
pekerjaan, memahami kebutuhan untuk kebiasaan bekerja yang positif; dan sosial‐pribadi meliputi
pengembangan konsep diri yang positif, dan pengembangan keterampilan sosial yang efektif.

Dukungan Sistem

Ketiga komponen diatas, merupakan pemberian bimbingan dan konseling kepada konseli secara
langsung. Sedangkan dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata
kerja, infra struktur misalnya Teknologi nformasi dan Komunikasi , dan pengembangan kemampuan
profesional konselor secara berkelanjutan, yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada
konseli atau memfasilitasi kelancaran perkembangan konseli.

a. Pengembangan Jejaring networking

Pengembangan jejaring menyangkut kegiatan konselor yang meliputi konsultasi dengan guru‐guru,
menyelenggarakan program kerjasama dengan orang tua atau masyarakat, berpartisipasi dalam
merencanakan dan melaksanakan kegiatan‐kegiatan SekolahMadrasah, bekerjasama dengan personel
SekolahMadrasah lainnya dalam rangka menciptakan lingkungan SekolahMadrasah yang kondusif bagi
perkembangan konseli.

b. Kegiatan Manajemen

Kegiatan manajemen merupakan berbagai upaya untuk memantapkan, memelihara, dan meningkatkan
mutu program bimbingan dan konseling melalui kegiatan‐kegiatan pengembangan program,
pengembangan staf, pemanfaatan sumber daya, dan pengembangan penataan kebijakan.
Pengembangan Profesionalitas Konselor secara terus menerus berusaha untuk memutakhirkan
pengetahuan dan keterampilannya melalui a in‐service training, b aktif dalam organisasi profesi, c aktif
dalam kegiatan‐kegiatan ilmiah; seperti seminar dan workshop lokakarya , atau d melanjutkan studi ke
program yang lebih tinggi Pascasarjana .Jalinan kerjasama ini seperti dengan pihak‐pihak instansi
pemerintah, instansi swasta, organisasi profesi, seperti ABKN Asosiasi Bimbingan dan Konseling
ndonesia , para ahli dalam bidang tertentu yang terkait, seperti psikolog, psikiater, dokter, dan orang tua
konseli, MGBK Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling , dan Depnaker dalam rangka analisis bursa
kerjalapangan pekerjaan . 3 Manajemen Program Suatu program pelayanan bimbingan dan konseling
tidak mungkin akan terselenggara, dan tercapai bila tidak memiliki suatu sistem pengelolaan manajemen
yang bermutu, dalam arti dilakukan secara jelas, sistematis, dan terarah. Keterkaitan antar komponen
pelayanan Penyusunan Program BK di Sekolah 2008 12 | F a t h u r R a h m a n dan strategi
peluncurannya dapat disimak pada gambar kerangka kerja utuh bimbingan dan konseling. Keempat
komponen pelayanan BK yang meliputi pelayanan dasar, perencanaan individual, pelayanan responsive,
dan dukungan sistem dapat digambarkan dalam bentuk matriks sederhana berikut ini: Setelah
komponen‐komponen utama pelayanan dipahami hakikat, tujuan, dan fokus pngembangannya, yang
penting untuk dideskripsikan lebih lanjut adalah keterkaitan antara komponen dengan strategi
pelayanan yang akan digunakan. Keterkaitan antara keduanya menjadi satu kerangka utuh program
yang memberikan landasan bagi konselor tentang bagaimana cara menggerakkan suatu program atau
layanan BK.

Anda mungkin juga menyukai