Anda di halaman 1dari 14

NON-SUICIDAL SELF- Firman Arif Nurhayat

Muhammad Ikhsan P

INJURY Muhammad Ramdani Alfain


Nura Nur Afrilianti
DEFINISI
1. non-suicidal self-injury adalah kerusakan yang disengaja dan langsung
dilakukan pada jaringan tubuh sendiri tanpa niat bunuh diri.
2. NSSI digambarkan sebagai pemotongan berulang, pembakaran,
pemukulan, penggosokan, atau kerusakan jaringan tubuh secara sengaja
untuk alasan yang tidak disetujui secara sosial, tetapi bukan sebagai upaya
bunuh diri, dan tidak termasuk manipulasi tubuh untuk perhiasan tubuh
(misalnya, tato atau tindik) .
3. Karena perilaku ini sering didahului oleh tekanan emosional dan diikuti
oleh kelegaan subjektif, NSSI dihipotesiskan berfungsi sebagai upaya
maladaptif untuk meredakan afek disforik yang mungkin memiliki kualitas
adiktif atau kompulsif.
PERBEDAAN ANTARA NSSI DAN
PERILAKU BUNUH DIRI

NSSI dapat digunakan sebagai mekanisme penyembuhan diri yang membantu klien
menghindari perilaku bunuh diri. Dengan demikian, NSSI sering dilihat sebagai
mekanisme yang digunakan untuk menyembuhkan diri sendiri pada mereka yang
menunjukkan kecenderungan bunuh diri.
Perbedaan utama antara kedua aspek tersebut hanya melibatkan apakah seseorang
melukai dengan niat untuk mati (perilaku bunuh diri) atau niat untuk merasa lebih
baik (NSSI).
JENIS CEDERA DIRI NON-
BUNUH DIRI
Cedera diri non-bunuh diri hadir dengan banyak jenis. Jenis yang paling umum
terlihat di antara konseli adalah pemotongan. Pemotongan sebagian besar terlihat
pada bagian punggung lengan atau paha atas (Somer, Bildik, Basay, Gungor, Basay,
& Farmer, 2015).
Jenis self-jury lainnya termasuk mencubit, membenturkan, menggigit, menggaruk,
menggosok kulit, menusuk jarum, mengukir, dan memetik luka (Somer et al., 2015).
Remaja akan menggunakan berbagai benda untuk menyebabkan kerusakan seperti
silet, pisau, penghapus, korek api, dan jarum.
KRITERIA NSSI, DSM-5
1. Dalam satu tahun terakhir, individu tersebut, dalam 5 hari atau lebih, terlibat dalam kerusakan yang
dilakukan sendiri dengan sengaja pada permukaan tubuhnya, dari jenis yang mungkin menyebabkan
pendarahan atau memar atau nyeri (misalnya, tersayat, terbakar , menusuk, memukul, menggosok
berlebihan), dengan harapan bahwa cedera hanya akan menyebabkan kerusakan fisik ringan atau sedang
(yaitu, tidak ada niat bunuh diri).
2. Individu terlibat dalam perilaku melukai diri sendiri dengan salah satu dari lebih dari harapan berikut:
untuk mendapatkan bantuan dari perasaan negatif atau keadaan kognitif ; untuk mengatasi kesulitan
interpersonal; untuk menginduksi keadaan perasaan positif
3. Cedera yang disengaja dikaitkan dengan setidaknya dua hal berikut: pikiran atau perasaan negatif, perilaku
menyakiti sulit ditolak, dorongan melukai sering terjadi.
4. Perilaku ini tidak mendapat sanksi sosial dan tidak terbatas pada mengorek atau menggigit kuku
5. Perilaku atau konsekuensinya menyebabkan penderitaan atau gangguan yang signifikan secara klinis
dalam fungsi interpersonal, akademik, atau fungsi penting lainnya.
6. Perilaku tidak terjadi secara eksklusif selama keadaan psikosis, delirium, atau intoksikasi.
MOTIF
Mereka yang ingin menghilangkan emosi melaporkan perasaan marah, malu, cemas,
sedih, frustrasi, dan jijik pada tingkat yang tidak terkendali.
Pemuda yang mengalami sedikit emosi menyatakan bahwa mereka merasa “kosong,
seperti zombie, mati, atau seperti robot” (Walsh, 2012, hlm. 8).
Motif utama dari kedua jenis injurers ini adalah untuk mengatasi penderitaan yang
menghancurkan.
SIKLUS SELF-INJURY
Pikiran Membangu
n Dorongan
negative ketegangan bertindak

Rasa
Tindaka
malu Pertolongan
n
TANDA PERINGATAN &
FAKTOR RESIKO
Tanda peringatan
a. Cedera yang sering dan tidak dapat dijelaskan
b. Memakai baju atau celana panjang di bulan-bulan hangan dalam setahun
c. Harga diri rendah, kesulitan mengelola emosi, masalah hubungan, fungsi social
yang buruk, keinginan menyendiri untuk waktu yg lama.
Faktor resiko
1. Usia remaja. Karena labil, pencarian jati diri (pembentukan identitas)
2. Depresi, kecemasan, penyalahgunan zat, dll.
TUJUAN PENGOBATAN NSSI

Tujuan dari intervensi pengobatan untuk NSSI adalah untuk menghilangkan perilaku
melukai diri sendiri, untuk membantu mengendalikan impuls untuk menyakiti diri
sendiri, dan untuk mencegah kekambuhan dan remisi dari setiap kondisi kejiwaan
komorbiditas.
Beberapa instrumen tersedia untuk membantu penilaian NSSI, seperti Self-Injurious
Thoughts and Behaviors Interview , the Suicide Attempt Self-Injury Interview, and
the Ottawa Self-Injury Inventory.
GAMBARAN THE OTTAWA
SELF-INJURY INVENTORY
INTERVENSI TEORI
Sebagian besar penelitian yang diterbitkan telah berfokus pada perilaku kognitif dan
teknik terapi perilaku dialektis dalam pengobatan melukai diri sendiri, dengan atau
tanpa niat bunuh diri. Misalnya CBT, MACT, DBT,dll.
1. CBT. Memantau perilaku disfungsional untuk meningkatkan kesadaran konseli
mengenai masalah dengan mengganti kognisi koping maladaptive menjadi
adaptif.
2. MAC (Manual-Assisted Cognitive Behavior Therapy). Terapi jangka pendek,
berorientasi kognitif dan berfokus pada masalah.
3. DBT (dialectical behavior therapy), gabungan prinsip terapi perilaku, terapi
kognitif perilaku, dan perhatian penuh. Mis. Latihan pernafasan, relaksasi otot
progresif, meditasi, proyek kupu-kupu, dll.
FARMAKOTERAPI
Agen modulasi system opoid
1. Naltrexone, obat mengelola gangguan alcohol dan bisa untuk NSSI. Kurang efektif, efek
samping mual, pusing, muntah; tapi murah
2. Bufrenorfin, penelitian kecil menyatakan obat ini efektif untuk NSSI
Agen modulasi monoamia
1. Antidepresan, bukan sebagai obat lini pertama NSSI kecuali NSSI dikaitkan dengan depresi
Agen modulasi glutamat
1. N-asetilsistein (NAC), obat penenang yang bisa digunakan untuk menangnangi NSSI, dan dijual
dipasaran. Tetapi bukan sebagai lini pertama penangan.
2. Topiramat, mirip dengan NAC; jenis obat antikonvulsan untuk melukai diri sendiri, tapi
mekanisme kerjanya masih belum diketahui karena masih sedikit pembahsan mengenai hal
tersebut
KESIMPULAN
Non-suicidal self-injury adalah fenomena menyakiti diri tanpa niatan bunuh diri, bisa
dilakukan dengan berbagai cara seperti mencubit, membenturkan, menggigit, menggaruk,
menggosok kulit, menusuk jarum, mengukir. Penelitian untuk NSSI ini masih sedikit
sehingga perlu pengkajian lebih (DSM 5).
Banyak motif yang melatar belakangi NSSI, utamanya untuk mengatasi penderitaan yang
menghancurkan. Karena NSSI memiliki siklus yang berkelanjutan, penting bagi konselor
untuk mengetahui tanda peringatan dan faktor resiko NSSI.
Beberapa instrumen tersedia untuk membantu penilaian NSSI, seperti Self-Injurious
Thoughts and Behaviors Interview , the Suicide Attempt Self-Injury Interview, and the
Ottawa Self-Injury Inventory.
Untuk pengobatan bisa dilakukan secara psikososial (CBT, MAC, DBT, dll) dan
farmakoterapi.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai