Oleh :
ZAIFUL RAHMAN
NIM. 1932000069
Laporan ini diajukan sebagai salah satu evaluasi (penilaian) pada praktek
klinik profesi Ners
Pembimbing Akademik
.....................................................
LEMBAR KONSULTASI
NAMA : ZAIFUL RAHMAN
NIM : 1932000069
KELOMPOK : III
DEPARTEMEN : KEPERAWATAN JIWA
TTD
NO TANGGAL URAIAN
PEMBIMBING
RESIKO BUNUH DIRI
( RBD )
A. Pengertian
Resiko bunuh diri adalah resiko untuk mencederai diri
sendiri yang dapat mengancam kehidupan. Bunuh diri merupakan
kedaruratan psikiatri karena merupakan perilaku untuk mengakhiri
kehidupannya. Perilaku bunuh diri disebabkan karena stress yang
tinggi dan berkepanjangan dimana individu gagal dalam melakukan
mekanisme koping yang digunakan dalam mengatasi masalah.
Beberapa alasan individu mengakhiri kehidupan adalah kegagalan
untuk beradaptasi, sehingga tidak dapat menghadapi stress, perasaan
terisolasi, dapat terjadi karena kehilangan hubungan interpersonal/
gagal melakukan hubungan yang berarti, perasaan marah/
bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan hukuman pada diri sendiri,
cara untuk mengakhiri keputusasaan (Stuart, 2006).
Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri
dan dapat mengakhiri kehidupan. Bunuh diri merupakan keputusan
terakhir dari individu untuk memecahkan masalah yang dihadapi
(Captain, 2008). Menciderai diri adalah tindakan agresif yang
merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan. Bunuh diri
mungkin merupakan keputusan terakhir dari individu untuk
memecahkan masalah yang dihadapi (Captain, 2008).
Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri
dan dapat mengakhiri kehidupan. Bunuh diri mungkin merupakan
keputusan terkahir dari individu untuk memecahkan masalah yang
dihadapi. (Budi Anna Kelihat, 2000).
Bunuh diri menurut Gail W. Stuart dalam buku
“Keperawatan Jiwa” dinyatakan sebagai suatu aktivitas yang jika
tidak dicegah, dimana aktivitas ini dapat mengarah pada kematian
(2007).
Menurut Maris, Berman, Silverman, dan Bongar (2000),
bunuh diri memiliki 4 pengertian, antara lain:
a. Bunuh diri adalah membunuh diri sendiri secara intensional
b. Bunuh diri dilakukan dengan intensi
c. Bunuh diri dilakukan oleh diri sendiri kepada diri sendiri
d. Bunuh diri bisa terjadi secara tidak langsung (aktif) atau tidak
langsung (pasif), misalnya dengan tidak meminum obat yang
menentukan kelangsungan hidup atau secara sengaja berada di
rel kereta api.
Menurut Shives (2008) mengemukakan rentang harapan putus
harapan merupakan rentang adaptif maladaptif. Respon adaptif
merupakan respon yang dapat diterima oleh norma-norma sosial dan
kebudayaan yang secara umum berlaku, sedangkan respon
maladaptif merupakan respon yang dilakukan individu dalam
menyelesaikan masalah yang kurang dapat diterima oleh norma-
norma sosial dan budaya setempat. Respon maladaptif antara lain:
1. Ketidakberdayaan, keputusasaan, apatis.
Individu yang tidak berhasil memecahkan masalah akan
meninggalkan masalah, karena merasa tidak mampu
mengembangkan koping yang bermanfaat sudah tidak berguna
lagi, tidak mampu mengembangkan koping yang baru serta
yakin tidak ada yang membantu.
2. Kehilangan, ragu-ragu
Individu yang mempunyai cita-cita terlalu tinggi dan tidak
realistis akan merasa gagal dan kecewa jika cita-citanya tidak
tercapai. Misalnya :
Kehilangan pekerjaan dan kesehatan, perceraian, perpisahan
individu akan merasa gagal dan kecewa, rendah diri yang
semuanya dapat berakhir dengan bunuh diri.
a) Depresi
Dapat dicetuskan oleh rasa bersalah atau kehilangan yang
ditandai dengan kesedihan dan rendah diri. Biasanya bunuh
diri terjadi pada saat individu ke luar dari keadaan depresi
berat.
b) Bunuh diri
Adalah tindakan agresif yang langsung terhadap diri sendiri
untuk mengkahiri kehidupan. Bunuh diri merupakan koping
terakhir individu untuk memecahkan masalah yang dihadapi
(Laraia, 2005).
B. Klasifikasi
Perilaku bunuh diri terbagi menjadi tiga kategori (Stuart, 2006):
Ancaman bunuh diri yaitu peringatan verbal atau nonverbal
bahwa seseorang tersebut mempertimbangkan untuk bunuh diri.
Orang yang ingin bunuh diri mungkin mengungkapkan secara
verbal bahwa ia tidak akan berada di sekitar kita lebih lama lagi
atau mengomunikasikan secara non verbal.
Upaya bunuh diri yaitu semua tindakan terhadap diri sendiri
yang dilakukan oleh individu yang dapat menyebabkan
kematian jika tidak dicegah.
Bunuh diri yaitu mungkin terjadi setelah tanda peringatan
terlewatkan atau diabaikan. Orang yang melakukan bunuh diri
dan yang tidak bunuh diri akan terjadi jika tidak ditemukan tepat
pada waktunya.
Sementara itu, Yosep (2010) mengklasifikasikan terdapat tiga jenis
bunuh diri, meliputi:
Bunuh diri anomik
Bunuh diri anomik adalah suatu perilaku bunuh diri yang
didasari oleh faktor lingkungan yang penuh tekanan (stressful)
sehingga mendorong seseorang untuk bunuh diri.
Bunuh diri altruistik
Bunuh diri altruistik adalah tindakan bunuh diri yang berkaitan
dengan kehormatan seseorang ketika gagal dalam melaksanakan
tugasnya.
Bunuh diri egoistik
Bunuh diri egoistik adalah tindakan bunuh diri yang diakibatkan
faktor dalam diri seseorang seperti putus cinta atau putus
harapan.
G. Sumber koping
Pasien dengan penyakit kronis, nyeri, atau penyakit yang
mengancam kehidupan dapat melakukan perilaku destruktif-diri.
Sering kali pasien secara sadar memilih untuk bunuh diri.
H. Mekanisme koping
Stuart (2006) mengungkapkan bahwa mekanisme pertahanan ego
yang berhubungan dengan perilaku destruktif-diri tidak langsung
adalah penyangkalan, rasionalisasi, intelektualisasi, dan regresi.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Risiko bunuh diri berhubungan dengan harga diri rendah
RENCANA INTERVENSI
1. Tujuan
Pasien tetap aman dan selamat.
2. Tindakan
Untuk melindungi pasien yang mengancam atau mencoba bunuh
diri, maka Anda dapat melakukan tindakan berikut.
1. Tujuan
Keluarga berperan serta melindungi anggota keluarga yang
mengancam atau mencoba bunuh diri.
2. Tindakan
a. Menganjurkan keluarga untuk ikut mengawasi pasien
serta jangan pernah meninggalkan pasien sendirian.
b. Menganjurkan keluarga untuk membantu perawat
menjauhi barang-barang berbahaya di sekitar pasien.
c. Mendiskusikan dengan keluarga ja untuk tidak sering
melamun sendiri.
d. Menjelaskan kepada keluarga pentingnya pasien minum
obat secara teratur.
1. Tujuan
a. Pasien mendapat perlindungan dari lingkungannya.
b. Pasien dapat mengungkapkan perasaanya.
c. Pasien dapat meningkatkan harga dirinya.
Pasien dapat menggunakan cara penyelesaian masalah yang baik
2. Tindakan
a. Mendiskusikan tentang cara mengatasi keinginan bunuh diri,
yaitu dengan meminta bantuan dari keluarga atau teman.
b. Meningkatkan harga diri pasien dengan cara berikut.
1) Memberi kesempatan pasien mengungkapkan perasaannya.
2) Berikan pujian bila pasien dapat mengatakan perasaan yang
positif.
3) Meyakinkan pasien bahwa dirinya penting.
4) Membicarakan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri
oleh pasien.
5) Merencanakan aktivitas yang dapat pasien lakukan.
c. Meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah dengan
cara berikut.
1) Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan
masalahnya.
2) Mendiskusikan dengan pasien efektivitas masing-masing
cara penyelesaian masalah.
3) Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalah
yang lebih baik.
1. Tujuan
Keluarga mampu merawat pasien dengan risiko bunuh diri.
2. Tindakan
a. Mengajarkan keluarga tentang tanda dan gejala bunuh diri.
1) Menanyakan keluarga tentang tanda dan gejala bunuh diri
yang pernah muncul pada pasien.
2) Mendiskusikan tentang tanda dan gejala yang umumnya
muncul pada pasien berisiko bunuh diri.
b. Mengajarkan keluarga cara melindungi pasien dari perilaku
bunuh diri.
1) Mendiskusikan tentang cara yang dapat dilakukan
keluarga bila pasien memperlihatkan tanda dan gejala bunuh
diri.
2) Menjelaskan tentang cara-cara melindungi pasien, antara lain
sebagai berikut.
a) Memberikan tempat yang aman. Menempatkan pasien di
tempat yang mudah diawasi. Jangan biarkan pasien mengunci
diri di kamarnya atau meninggalkan pasien sendirian di rumah.
b) Menjauhkan barang-barang yang bisa digunakan untuk bunuh
diri. Jauhkan pasien dari barang-barang yang bisa digunakan
untuk bunuh diri, seperti tali, bahan bakar minyak/bensin, api,
pisau atau benda tajam lainnya, serta zat yang berbahaya seperti
obat nyamuk atau racun serangga.
c) Selalu mengadakan dan meningkatkan pengawasan apabila
tanda dan gejala bunuh diri meningkat. Jangan pernah
melonggarkan pengawasan, walaupun pasien tidak menunjukkan
tanda dan gejala untuk bunuh diri.
Menganjurkan keluarga untuk melaksanakan cara tersebut di atas
c. Mengajarkan keluarga tentang hal-hal yang dapat
dilakukan apabila pasien melakukan percobaan bunuh diri,
antara lain sebagai berikut.
1) Mencari bantuan pada tetangga sekitar atau pemuka
masyarakat untuk menghentikan upaya bunuh diri tersebut.
2) Segera membawa pasien ke rumah sakit atau puskesmas
mendapatkan bantuan medis.
d. Membantu keluarga mencari rujukan fasilitas kesehatan
yang tersedia bagi pasien.
1) Memberikan informasi tentang nomor telepon darurat
tenaga kesehatan.
2) Menganjurkan keluarga untuk mengantarkan pasien
berobat/kontrol secara teratur untuk mengatasi masalah bunuh
dirinya.
3) Menganjurkan keluarga untuk membantu pasien minum
obat sesuai prinsip lima benar yaitu benar orangnya, benar
obatnya, benar dosisnya, benar cara penggunakannya, dan benar
waktu penggunaannya
EVALUASI
M. Terapi obat
Pasien dalam krisis karena kematian orang terdekat atau
peristiwa lain dengan perjalanan waktu yang terbatas akan berfungsi
lebih baik setelah menerima sedasi ringan seperlunya, terutama bila
sebelum itu tidurnya terganggu. Benzodiazepin merupakan obat
terpilih dan ramuan yang khas ialah Lorazepam (Ativan) 1 mg 1-3x
sehari untuk 2 minggu. Iritabilitas pasien mungkin meningkat
dengan penggunaan teratur Benzodiazepin dan iritabilitas ini
merupakan satu resiko untuk bunuh diri, maka Benzodiazepin harus
digunakan secara hati-hati pada pasien yang bersikap keras dan
bermusuhan. Hanya sejumlah kecil dari medikasi itu harus
disediakan, dan pasien harus diikuti dalam beberapa hari.
Antidepresiva merupakan terapi yang pasti bagi semua
pasien yang menampilkan diri dengan gagasan bunuh diri, tetapi
tidak biasanya untuk mulai memberikan antidepresiva di UGD. Bila
diberi resep, harus diadakan perjanjian untuk pemeriksaan lanjutan,
sebaiknya keesokan harinya.
Rujukan-Silang :
Putus alkohol, depresi, hospitalisasi, mutilasi-diri
A. Kondisi Klien
Dea berusia 17 tahun. Tinggal daerah perbukitan. Ia selalu tampak
murung dan sedih. Setiap orang yang ingin mendekatinya akan selalu
dijauhi. Dea sering sekali mengatakan “segala sesuatu akan lebih baik
jika tanpa saya. Saya adalah orang yang selalu membawa musibah sudah
sepantasnya saya pergi jauh dari sini sehingga semua orang akan baik-
baik saja”. Kondisi ini mulai terjadi sejak tujuh hari yang lalu, semenjak
sahabatnya yang bernama Nina jatuh dari tebing yang curam ketika
sedang bermain berdua dengannya dan hal tersebut mengakibatkan Nina
meninggal. Ibu dan ayah Dea sangat cemas melihat kondisi Dea sekarang
ini.
B. Diagnosa Keperawatan
Resiko Bunuh Diri
C. Tujuan
Pasien mendapat perlindungan dari lingkungannya
D. Tindakan Keperawatan
Tindakan yang dilakukan perawat saat melindungi pasien dengan risiko
bunuh diri meliputi :
1. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
2. Perkenalkan diri dengan sopan
3. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
klien
4. Jelaskan tujuan pertemuan
5. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
6. Perawat harus menemani pasien terus-menerus sampai pasien dapat
dipindahkan ke tempat yang lebih aman.
7. Perawat menjauhkan semua benda berbahaya (misalnya gnting,
garpu, pisau, silet, tali pinggang, dan gelas)
8. Perawat memastikan pasien telah meminum obatnya.
9. Perawat menjelaskan pada pasien bahwa saudara akan melindungi
pasien sampai tidak ada keinginan untuk bunuh diri.
E. Strategi Pelaksanaan
SP 1: Percakapan untuk melindungi pasien dari percobaan bunuh
diri
Melindungi pasien dari percobaan bunuh diri.
ORIENTASI:
”Selamat pagi mbak, ini dengan mbak siapa?
“Senang dipanggil apa mbak?”
“Perkenalkan saya Annisa Dian, biasa di panggil Nisa, saya
mahasiswa Keperawatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta yang
mendapat tugas untuk praktek di ruang ini, saya dinas pagi dari
jam 08.00 – 14.00 .”
“Bagaimana kalau hari ini kita berbincang-bincang mengenai apa
yang Dea rasakan selama ini, saya siap mendengarkan sesuatu yang
ingin Dea sampaikan dan saya akan menjaga kerahasiaannya.
Bagaimana kalau kita lakukan disini saja Dea? Jam berapa kita
dapat berbincang – bincang?
KERJA
“Bagaimana perasaan Dea hari ini?
”Apa yang Dea rasakan setelah ini terjadi?
“Apakah dengan masalah ini Dea paling merasa menderita di dunia
ini?
“Apakah Dea pernah kehilangan kepercayaan diri untuk
mengahadapi hidup ini?
“Apakah Dea merasa tidak berharga atau bahkan lebih rendah dari
pada orang lain?
“Apakah Dea merasa bersalah atau pernah mempersalahkan diri
sendiri?
“Apakah Dea sering mengalami kesulitan berkonsentrasi?
“Apakah Dea berniat untuk menyakiti diri sendiri? Ingin bunuh diri
atau berharap bahwa Dea mati saja? Apakah Dea pernah mencoba
bunuh diri? Apa sebabnya, bagaimana caranya? Apa yang Dea
rasakan setelah mencoba melakukannya?”
“(Baiklah, tampaknya Dea membutuhkan pertolongan segera
karena ada keinginan untuk mengakhiri hidup. Saya perlu
memeriksa seluruh isi kamar Dea ini untuk memastikan tidak ada
benda – benda yang membahayakan Dea)”
”Karena Dea tampaknya masih memiliki keinginan yang kuat untuk
mengakhiri hidup maka saya tidak akan membiarkan Dea sendiri”
”Apa yang Dea lakukan jika keinginan bunuh diri muncul?”
”Ya, saya setuju dengan Dea, kalau keinginan itu muncul maka Dea
harus langsung minta bantuan kepada perawat di ruangan ini dan
juga keluarga atau teman yang sedang membesuk. Jadi Dea jangan
sendirian ya, katakan kepada teman, perawat, atau keluarga jika ada
dorongan untuk mengakhiri hidup.”
”Saya percaya Dea dapat mengatasi masalah ini.”
TERMINASI :
“Bagaimana perasaan Dea setelah kita bincang – bincang ?
“Tadi kita sudah berdiskusi tentang cara mengatasi perasaan ingin
bunuh diri, coba sekarang Dea sebutkan cara tersebut ?
“Ya benar sekali Dea. Untuk pertemuan selanjutnya kita akan
membicarakan tentang meningkatkan harga diri ya Dea. Jam
berapa Dea bersedia berbincang-bincang seperti ini lagi? Mau
dimana tempatnya Dea?”
“Baik kalau begitu saya permisi dulu ya Dea, Selamat pagi Dea.”
Daftar Pustaka