KEPERAWATAN
PADA PASIEN
RESIKO BUNUH
DIRI
Kelompok 4
2. Upaya bunuh diri yaitu semua tindakan terhadap diri sendiri yang
dilakukan oleh individu yang dapat menyebabkan kematian jika
tidak dicegah.
Stuart, 2006
klasifikasi bunuh diri,
Bunuh diri egoistik
1 2 3 4
04 05 06
Suicide Gesture Suicide Attemp Suicide
Tanda & Gejala
• Mempunyai ide untuk bunuh diri.
• Mengungkapkan keinginan untuk mati.
• Mengungkapkan rasa bersalah dan
keputusasaan.
• Impulsif.
• Menunjukkan perilaku yang mencurigakan
(biasanya menjadi sangat patuh).
• Memiliki riwayat percobaan bunuh diri.
• Verbal terselubung (berbicara tentang
kematian, menanyakan tentang obat dosis
mematikan).
• Pekerjaan
• Latar Belakang Keluarga
Tanda & Gejala
• Status emosional (harapan, penolakan, cemas
meningkat, panic, marahdan mengasingkan diri).
• Kesehatan mental (secara klinis, klien terlihat sebagai
orang yang depresi,psikosis danmenyalahgunakan
alcohol).
• Kesehatan fisik (biasanya pada klien dengan penyakit
kronis atauterminal).
• Pengangguaran (tidak bekerja, kehilangan pekerjaan,
atau mengalamikegagalan dalam karier).
• Umur 15-19 tahun atau di atas 45 tahun.
• Status perkawinan (mengalami kegagalan dalam
perkawinan).
• Konflik interpersonal.
• Menjadi korban perilaku kekerasan saat kecil.
Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan pada klien resiko bunuh
diri salah satunya adalah dengan terapi farmakologi. Menurut (videbeck,
2008), obat- obat yang biasanya digunakan pada klien resiko bunuh diri
adalah SSRI (selective serotonine reuptake inhibitor) (fluoksetin 20
mg/hari per oral), venlafaksin (75- 225 mg/hari per oral), nefazodon
(300-600 mg/hari per oral), trazodon (200-300 mg/hari per oral), dan
bupropion (200-300 mg/hari per oral). Obat-obat tersebut sering dipilih
karena tidak berisiko letal akibat overdosis. Mekanisme kerja obat
tersebut akan bereaksi dengan sistem neurotransmiter monoamin di otak
khususnya norapenefrin dan serotonin. Kedua neurotransmiter ini dilepas
di seluruh otak dan membantu mengatur keinginan, kewaspadaan,
perhataian, mood, proses sensori, dan nafsu makan.
Penatalaksanaan Keperawatan
Setelah dilakukan pengkajian pada klien dengan resiko bunuh diri
selanjutnyaperawat dapat merumuskan diagnosa dan intervensi yang
tepat bagi klien. Tujuan dilakukannya intervensi pada klien dengan
resiko bunuh diri adalah (Keliat, 2009)
1. Klien tetap aman dan selamat
2. Klien mendapat perlindungan diri dari lingkungannya
3. Klien mampu mengungkapkan perasaannya
4. Klien mampu meningkatkan harga dirinya
5. Klien mampu menggunakan cara penyelesaian yang baik
Penatalaksanaan Keperawatan
A. Pengkajian
• Faktor Risiko : Status pernikahan, jenis kelamin, agama, status sosial
ekonomi dan etnis
• Faktor Predisposisi : Faktor biologis dan faktor Psikologis
• Faktor Sosial Budaya : Bunuh diri egoistic, bunuh diri altruistik dan
bunuh diri anomi
• Faktor presipitasi : Kehilangan hubungan interpersonal, kegagalan
beradaptasi, perasaan marah dan cara untuk mengakhiri keputusan.
• Tanda dan Gejala : Data objektif dan data subjektif
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Masalah Keperawatan Yang
Perlu Dikaji
1. Jenis Kelamin
2. Usia
3. Status Perkawinan
4. Riwayat Keluarga
5. Riwayat Sosial Ekonomi
6. Faktor Kepribadian
MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1. Resiko bunuh diri berulang
2. Perilaku merusak diri sendiri
3. Alam perasaan depresi
4. Mekanisme koping tidak efektif
5. Isolasi social
6. Perubahan konsep diri
INTERVENSI
7. Melindungi klien
8. Meningkatkan harga diri kklien
9. Menguatkan mekanisme koping yang sehat
10. Mengeksplorasikan perasaan
11. Memobilisasi dukungan social
Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa keperawatan : Resiko Bunuh Diri
Tujuan umum : Klien tidak menciderai dirinya sendiri
TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya
Kriteria Evaluasi : Ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak mata,
mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam,
mau duduk berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah
yang dihadapi.
Rencana Tindakan Keperawatan
1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik :
Sapa klien dengan nama baik verbal maupun non verbal.
Perkenalkan diri dengan sopan.
Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
Jelaskan tujuan pertemuan.
Jujur dan menepati janji.
Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya.
Berikan perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar
Rasional : Hubungan saling percaya akan menimbulkan kepercayaan klien pada perawat sehingga akan
memudahkan dalam pelaksanaan tindakan selanjutnya
TUK 2 : Klien dapat terlindung dari perlaku bunuh diri Kriteria evaluasi : Klien dapat terlindung dari perilaku bunuh diri
Rencana Tindakan :
Tempatkan klien diruangan yang tenang dan selalu terlihat oleh perawat.
Rencana Tindakan :
Bantu mengidentifikasi sumber-sumber harapan (misal : hubungan antar sesama, keyakinan, hal-hal untuk diselesaikan)
TUK 4 : Klien dapat menggunakan koping yang adaptif,
Rencana Tindakan :
2. Bantu untuk mengenali hal-hal yang ia cintai dan yang ia sayangi dan pentingnya terhadap kehidupan orang lain.
Rencana Tindakan :