TINJAUAN TEORITIS
5. Faktor Predisposisi
Menurut Stuart, 2006, hal. 228, lima domain faktor predisposisi yang
menunjang pemahaman perilaku destruktif diri sepanjang siklus kehidupan adalah
a. Diagnosis psikiatri
Lebih dari 90% orang dewasa yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri
mengalami gangguan jiwa. Tiga gangguan jiwa yang membuat individu beresiko
untuk bunuh diri yaitu gangguan alam perasaan, penyyalah gunaan zat, dan
skizofrenia
b. Sifat kepribadian
Tiga aspek kepribadian yang berkaitan erat dengan peningkatan risiko
bunuh diri adalah rasa bermusuhan, implusif, dan depresi.
c. Lingkungan psikososial
Baru mengalami kehilangan, perpisahan atau perceraian, kehilangan yang
dini dan berkurangnya dukungan sosisal merupakan faktor penting yang
berhubungan dengan bunuh diri.
d. Riwayat keluarga
Riwayat keuarga yang pernah melakukan bunuh diri merupakan faktor
resiko penting untuk perilaku destruktif diri.
d. Faktor biokimia
Data menunjukan bahwa proses yang dimediasi serotonin, opiat, dan
dopamine dapat menimbulkan perilakuu destruktif diri. (Stuart, 2006, hal 228
6. Stresor pencetus
Perilaku destruktif diri dapat ditimbulkan oleh stress yang berlebihan dialami
individu. Pencetusnya seringkali berupakejadian kehidupn yang memalukan, seperti
masalah interpersonal, dipermalukan di depan umum, kehilangan pekerjaan atau
ancaman pengurungan. Selain itu, dengan mengetahui seseorang yang mencoba atau
melakukan bunuh diri atau terpengaruh media untuk bunuh diri, juga dapat membuat
individu semkin rentan untuk melakukan perilaku destruktif-diri. (Stuart, 2006, hal
229)
7. Penilaian stressor
Upaya bunuh diri tidak mungkin diprediksikan pada setiap tingkat yang
bermakna. Oleh karena itu, perawat harus mengkaji faktor risiko bunuh diri yang
diketahui pada setiap individu dan menentukan makna setiap elemen ini terhadap
potensial perilaku bunuh diri. (Stuart, 2006, hal 229)
8. Sumber koping
Pasien dengan penyakit kronik, nyeri atau penyakit yang mengancam
kehidupan dapat melakukan perilaku destruktif diri. Seringkali pasien ini secara
sadar memilih untuk bunuh diri. Kualitas hidup menjadi isu yang mengesampingkan
kuantitas hidup. Dilemma etis mungkin timbul bagi perawat yang menyadari pilihan
pasien untuk berperilaku merusak diri. Tidak mudah untuk menjawab bagaimana
mengatasi konflik ini. Perawat harus menjawabnya sesuai dengan system
keyakinannya sendiri. (Stuart, 2006, hal 230)
9. Mekanisme koping
Mekanisme koping adalah segala usaha yang diarahkan untuk menanggulangi
stress. Usaha ini dapat berorientasi pada tugas dan meliputi usaha pemecahan
masalah langsung. Dari sudut kedokteran dapat dikemukakan bahwa setidak-
tidaknya orang yang hendak melakukan bunuh diri egoistic atau anomik berada
dalam keadan patologis. Mereka semua mengalami gangguan fungsi mental yang
bervariasi dari yang ringan sampai yang berat.
Menurut Stuart, 2006, hal.230, mekanisme pertahanan ego yang berhubungan
dengan perilaku destruktif diri tidak langsung adalah :
a) Penyangkalan, mekanisme koping yang paling menonjol
b) Rasionalisme
c) Intelektualisasi
d) Regresi
C. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI
1. Pengkajian
Asuhan keperawatan tingkah laku bunuh diri difokuskan pada pencegahan
bunuh diri. Pencegahan dapat dicapai karena semua individu ambivalen terhadap
hidup dan tidak ada seratus persen ingin mati. Pengkajian tingkah laku bunuh diri
termasuk aplikasi observasi melekat dan keterampilan mendengar untuk mendeteksi
tanda spesifik, rencana yang spesifik. (Krisanty dkk,2009, hal. 293)
Menurut Hasson dalam buku Krisanty dkk,2009, hal. 293, hal utama yang
perlu dikaji adalah tanda dan gejala yang dapat menentukan tingkat resiko dan
tingkah laku bunuh diri. Untuk ini ada beberapa pendapat dan petunjuk yang dapat
dipilih oleh perawat, sebagai berikut :
Intensitas Resiko
Perilaku atau gejala
Rendah Sedang Tinggi
Cemas Rendah Sedang Tinggi atau panic
Depresi Rendah Sedang Berat
Isolasi menarik diri Perasaan depresi Perasaan tidak Tidak berdaya,
yang samar, tidak berdaya, putus putus asa,
menarik diri asa, menarik diris menarik diri,
protes pada diri
Fungsi sehari – hari Umumnya baik Baik pada Tidak baik pada
pada semua beberapa aktivitas semua aktivitas
aktivitas
Sumber – sumber Beberapa Sedikit Kurang
Strategi koping Umumnya Sebagian Sebagian besar
konstruktif konstruktif destruktif
Orang penting / Beberapa Sedikit atau Tidak ada
dekat hanya satu
Pelayanan psikiatri Tidak, sikap positif Ya, umumnya Bersikap negative
memuaskan terhadap
pertolongan
Sumber
Iyus, Yosep., 2010, Keperawatan Jiwa. Bandung : Refia Aditama
Isaacs, Ann. 2004. Panduan Belajar : Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikiatri edisi 3. Jakarta
: EGC
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Dengan Intervensi NIC dan
Kriteria Hasil NOC Edisi 7. Jakarta: EGC.
Krisanty, Paula. dkk.(2009). Asuhan Keperawatan Gawat Darurat. Jakarta. Trans info Media.
Stuart, GW & Sunden, SJ. 2006. Buku Saku Keperwatan Jiwa. Jakarta: EGC.