BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
orang yang aneh atau gila (dalam Luke Ng, 1998). Meskipun tidak
seluruhnya, kebanyakan pelaku self injury mengalami penyiksaan di
masa lalunya, baik secara fisik, emosional, maupun seksual, sehingga
mereka pada umumnya kurang mampu mengendalikan emosi dan
cenderung menghadapi banyak masalah di kemudian hari (Centerio,
1998).
Hal yang harus dikhawatirkan adalah bahwa banyak remaja yang
saat ini melakukan self injury akibat menganggapnya sebagai suatu
perilaku yang luar biasa dan unik, dan perilaku ini menyebar di
kalangan remaja seperti gangguan pola makan. Penelitian saat ini
belum bisa menunjukan bahwa efek penyebaran secara sosial ini
benar adanya namun Yates (2004) menyatakan bahwa terdapat bukti-
bukti yang menunjukan bahwa seseorang melakukan self injury karena
mempelajarinya dari orang lain. Meskipun bukti-bukti yang pasti saat
ini menunjukan bahwa kebanyakan pelaku menemukan pola perilaku
ini secara tidak sengaja. Sebagai contoh, Conterio dan Favazza (1989)
menemukan bahwa 91% pelaku melakukannya setelah
mengetahuinya dari orang lain atau membacanya di salah satu media
sebelum memutuskan untuk terlibat dalam perilaku ini.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana memberikan asuhan keperawatan
gawat darurat psikiatri pada pelaku self injury (melukai diri sendiri).
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian dari perilaku self injury
b. Untuk mengetahui bentuk-bentuk perilaku self injury
c. Untuk mengetahui penyebab terjadinya perilaku self injury
d. Untuk mengetahui mekanisme patofisiologi perilaku self injury
pada diri seseorang
e. Untuk mengetahui komplikasi yang ditimbulkan dari perilaku self
injury
~4~
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Self-Injury
Menurut Conterio (1998) self injury adalah tindakan yang
dilakukan dengan sengaja karena adanya dorongan hati untuk melukai
tubuh/anggota tubuh namun tidak dengan usaha bunuh diri melainkan
sebagai cara untuk mengontrol emosi yang tidak dapat diekspresikan
dengan kata-kata.
Gardner (dalam Czarnopys 2002) mengemukakan bahwa self
injury adalah perbuatan yang dilakukan seseorang dengan sengaja
untuk mengubah suasana perasaannya dengan cara melukai dirinya
sendiri yang mengakibatkan tubuhnya rusak tanpa bermaksud bunuh
diri.
Self injury menurut Keenan & Finger (2005) adalah suatu
mekanisme coping yang maladaptif yang sengaja dilakukan untuk
mengontrol atau mengekspresikan perasaan, memberi efek kebas (mati
rasa) dan membebaskan diri dari rasa sakit yang disebabkan karena
kekerasan emosional.
Favozza (1996) mendefinisikan bahwa self injury adalah suatu
tindakan merusak jaringan tubuh yang dilakukan dengan sengaja dan
berulang tanpa bermaksud bunuh diri.
Dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat ditarik kesimpulan
sementara bahwa self injury adalah suatu tindakan atau mekanisme
coping yang maladaptif yang dilakukan dengan sengaja karena adanya
dorongan hati untuk melukai dirinya sendiri, sebagai cara untuk
~5~
4. Etiologi
a. Penyebab
tenang jika sudah terluka dan merasa bisa lebih terkontrol dengan
menyakiti diri.
Seperti dikutip dari BBCNews, ada beberapa hal yang diduga
bisa menjadi penyebab orang suka melukai dirinya sendiri, yaitu:
dari rasa bersalah yang secara tidak sadar dialami oleh seseorang,
atau yang secara tidak sadar dicoba untuk ditebus oleh orang
tersebut. Dalam teori Freud dikatakan bahwa dalam diri manusia
terdapat dorongan yang kuat yang mempengaruhi tingkah laku
manusia yang merupakan energi psikis yang sangat dinamik.
Sehingga konsep psikodinamika ini didasari oleh suatu perasaan
dalam diri yang sangat kuat sehingga mendorong seseorang untuk
melakukan perilaku yang bahkan dapat melukai diri sendiri.
Konsep behavioristik, berasumsi bahwa perubahan tingkah
laku disebabkan karena adanya interaksi antara stimulus dan respon
dari lingkungan. Perilaku ini akan semakin kuat bila diberikan
penguatan dan akan menghilang bila diberikan suatu hukuman.
Sehingga perilaku ini akan terus meningkat semakin kuat dan
berbahaya jika tidak ada respon dari lingkungan untuk memberi
pencegahan.
b. Faktor Resiko
5. Patofisiologi
6. Manifestasi Klinis
7. Pemeriksaan Penunjang
8. Pentalaksanaan
Tindakan Psikoterapi
a) Psikoterapi Suportif
Hal ini bertujuan mendorong atau meningkatkan perkembangan
akan penggunaan yang optimal dari aset-aset pasien. Sasarannya
ialah menguatkan pertahanan yang ada, memperbanyak mekanime-
mekanisme baru untuk mempertahankan kontrol dan memulihkan
suatu keseimbangan adaptif. Contoh-contoh psikoterapi suportif :
1. Bimbingan (Guidance)
Pasien dibimbing dan disuruh mencari cara-cara menetapkan
serta mendapatkan tujuan-tujuan, spekulasi, dan cara-cara
mengenali dan menghindari bidang-bidang berkomplit serta
situasi-situasi yang memancing kecemasan.
2. Ventilasi
Dalam suasana akrab dan aman, terkadang dengan jaminan
kerahasiaan pasien diberi kesempatan mengeluarkan unek-
uneknya baik berupa perasaan maupun pikiran yang sangat
menekan dirinya.
3. Saran (Suggest)
Memberi saran maupun nasehat yang sedikit banyak relevan
untuk dilaksanakan agar masalah serta dampaknya dapat
terkontrol sebanyak mungkin.
4. Persuasi
~ 14 ~
b) Psikoterapi Reedukatif
Tujuannya adalah memberi pasien wawasan atau tilikan kepada
konflik-konflik yang lebih bersifat sadar, kemudian secara hati-hati
diarahkan ke modifikasi sasaran dan penggunaan maksimal dari
potensi-potensi yang dimiliki.
Misalnya:
1. Relationship therapy, artinya mendidik kembali cara-cara
berhubungan yang baik.
2. Attitude therapy, Mendidik kembali cara bersikap dan berprilaku.
3. Reconditioning
c) Psikoterapi Rekonstruktif
Tujuannya ialah memberi tilikan ke dalam konflik-konflik yang
bersifat tak sadar dan terjadinya perubahan-perubahan yang besar
dari struktur kepribadian.
Pada terapi ini dicari dinamika dari penyebab-penyebab yang
mendasar atau yang paling dalam yang menjadi penyebab dari
timbulnya gangguan mental, perilaku-perilaku yang terganggu atau
masalah.
Misalnya:
1. Yang berorientasi pada psikoanalisa
~ 15 ~
Terapi Sosio-Rehabilitatif
9. Komplikasi
10.Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian Primer
1. Air way (Bebasnya Jalan Napas)
a. Cek ada tidaknya sumbatan jalan nafas
Total/jalan nafas tertutup= pada pasien sadar pasien
memegang leher, gelisah, sianosis, sedangkan pada pasien
tidak sadar tidak terdengar suara nafas dan sianosis
Parsial/masih ada proses pertukaran gas= tampak
kesulitan bernafas, takhipneu, bradipneu, irregular. Juga
terdengar suara nafas gargling, snoring, atau stridor.
b. Periksa ada tidaknya kemungkinan fraktur servikal
2. Breathing (Adekuat pernapasan)
a. Look : lihat pergerakan dada simetris atau tidak, irama teratur
atau tidak, kedalaman frekuensi cepat atau tidak, kaji ada luka,
jejas atau hematom.
b. Listen : dengarkan dengan telinga atau stetoskop adanya suara
tambahan
c. Feel : rasakan adanya aliran udara
3. Circulation (Adekuat jantung dan sirkulasi tubuh)
a. Periksa ada tidaknya denyut nadi pada pembuluh darah besar
(nadi karotis, nadi femoralis)
b. Mengenal ada tidaknya tanda-tanda syok, serta ada tidaknya
perdarahan eksternal yang aktif.
4. Disability
a. Metode AVPU (alert-verbal-pain-unresponse)
b. Penilaian GCS/Glasgow Coma Scale
c. Lihat pupil isokor/anisokor
5. Exposure
~ 18 ~
B. Pengkajian sekunder
C. Contoh Kasus
Dan saat di rumah dia tidak mau bertemu dengan orang lain
dan sering tiba-tiba menangis, neneknya menjadi takut. Akhirnya
neneknya membawa ke Psychiatric Ward. Di awal pengkajian An.S
mengatakan bahwa dirinya benar-benar tidak berguna dan merasa
apa yang terjadi adalah kesalahannya padahal dulunya dia
termasuk siswa yang periang.
1. Identitas Klien
Nama : Ank. S
Umur : 17 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Informan : Pasien dan nenek ank.S
2. Alasan Masuk RS
untuk mencegah klien melakukan tindakan self injury lagi dan dari
keluarga pasien, belum ada penanganan terhadap tindakan anak
S tersebut.
3. Faktor Pencetus
a. Riwayat Keluarga : -
b. Penyebab self injury : Anak S kehilangan ayahnya seminggu
yang lalu dan dirinya merasa bersalah atas kehilangan
tersebut, menurut anak S, kematian orang tuanya adalah
akibat kesalahannya.
c. Perilaku Self Injury dimasa lalu : Mencoba menyuntikan racun
kedalam tubuhnya dan dua hari kemudian mencoba menggores
kulitnya di WC sekolah.
4. Riwayat Pengobatan: -
5. Penyalahgunaan obat dan alcohol: -
6. Riwayat pendidikan dan pekerjaan: Pelajar SMA
7. Respon fisiologik dan emosional:
a. Respon fisiologik: tampak bekas suntikan ditangan dan goresan
dikulit.
~ 21 ~
a. Genogram
X X
: Perempuan - - - - - - : Tinggal
bersama : Ank.S
b. Konsep Diri
1) Gambaran Diri : mengungkapkan keputusasaan dan kesedihan.
2) Identitas: Ketidakpastian memandang diri, merasa hidupnya
sudah tidak berguna lagi.
~ 22 ~
Gangguan Konsep
Diri : Harga Diri
Rendah
Koping Individu
Inefektif
Kehilangan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Bila seorang pelaku self injury datang untuk mencari pertolongan maka
seorang pemberi pertolongan termasuk perawat tidak boleh
menunjukan emosinya sama sekali dan melakukan langkah-langkah
pertolongan medis sebagaimana standar yang ada. Perawat harus
sensitif terhadap kebutuhan pasien ini. Bila pasien nampak tenang,
menyangkal berusaha membunuh dirinya dan memiliki riwayat self
injury sebelumnya, maka perawat harus merawat luka yang ada seperti
melakukan perawatan luka-luka yang timbul akibat kecelakaan. Penting
pula untuk membedakan perilaku self injury dari tindakan bunuh diri
sebab keduanya memiliki tata laksana yang berbeda. Pelayanan
konseling psikiatri harus diberikan sesegera mungkin pada pelaku self
~ 28 ~
DAFTAR PUSTAKA
Townsend C. Mary. (1998. Eds 3). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada
Keperawatan Psikiatri. Jakarta: EGC
~ 29 ~
http://buletinkesehatan.com/penanganan-penderita-gawat-darurat-ppgd/
http://eprints.unika.ac.id/2295/1/04.40.0200_Margaretha_Wahyu_Kartika.p
df
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-retnotyasp-5169-
3-babiir-i.pdf
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4355/1/M.ILMI
%20RIZQI%20T-FPS.PDF
http://www.amazine.co/2600/tips-serotonin-pengaruh-kadar-serotonin-
pada-mood-kesehatan/
http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/8-4-6s.pdf
http://jiwasehat.org/content/jangan-salahkan-aku-karena-depresi
http://health.kompas.com/read/2012/02/22/13354255/Melawan.Kesedihan
.dari.Dalam.Diri
http://himmatunayat.org/read/mengapa-kita-dilarang--tertawa-
berlebihan--terbahakbahak.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Psikosis
http://indonesiaindonesia.com/f/72532-self-injury/
http://www.indomedia.com.au/innerpage.php?page=Opini&ArticleID=651
http://informasitips.com/peranan-penting-serotonin-dan-kaitannya-
dengan-stress
http://kesehatan.kompasiana.com/kejiwaan/2012/05/28/mengenal-
perilaku-self-injury-melukai-diri-sendiri-460509.html
http://kibm.or.id/memahami-autism/prilaku-melukai-diri
http://www.pondokpemulihan.com/hobi-melukai-diri-sendiri-self-injury/