Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ANALISIS PENGUBAHAN TINGKAH LAKU


“Teknik Punishment”

Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Pengubahan


Tingkah Laku Semester 5

DOSEN PENGAMPU

Dr. Vivi Ratnawati, S.Pd.,M.Psi

Di susun oleh :
Kelompok 3

Aulia Karuniawati (19.1.01.01.0004)


Widya Ayu Safitri (19.1.01.01.0014)
Elisabeth Ayu Febrianti (19.1.01.01.0016)

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
TAHUN AJARAN 2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan segala kuasa-Nyalah kami bisa menyusun Makalah ini yang berjudul
“Teknik Punishment” telah selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Rasa terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Vivi Ratnawati, S.Pd.,M.Psi
selaku dosen pengampu mata kuliah Analisis Pengubahan Tingkah Laku yang
telah memberikan banyak masukan serta saran yang sangat bermanfaat dalam
proses penyelesaian makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah turut serta membantu menyumbangkan pikirannya yang
tidak bisa penulis sebutkan satu-per satu.

Kami sangat berharap agar makalah ini memberi banyak manfaat bagi para
pembaca terutama pada para orang tua atau siapapun yang membaca makalah ini.
Kami juga sangat mengharapkan masukan, kritikan serta saran dari semua pihak
agar makalah ini bisa menjadi lebih sempurna.

Kediri, 17 September 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..........................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Teori Teknik Punishment........................................................................2
B. Klasifikasi Teknik Punishment...............................................................3
C. Faktor yang memepengaruhi Punishment................................................5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA........................................................................8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang kompleks dalam hal berperilaku,
perilakunya di pengaruhi oleh berbagai faktor seperti lingkungan, pola didik
saat kecil, maupun sosial-budaya. Perilaku merupakan apa yang dikerjakan dan
dikatakan seseorang melibatkan aktifitas yang berubah baik secara verbal
maupun non verbal. Dalam hal ini diperlukan tindakan yang bertujuan untuk
mengontrol perubahan perilaku tersebut agar tidak bertentangan dengan
lingkungan sosial. Perubahan tersebut meliputi peningkatan, pengurangan,
pemeliharaan, dan perkembangan atau perluasan dalam rangka mereduksi atau
mengalihkan perilaku yang maladaptif.
Dalam pengubahan tingkah laku individu memerlukan perencanaan yang
optimal, sehingga dengan adanya punishment dalam proses pengubahan
tingkah laku individu, diharapkan dapat mempermudah dan mempercepat
adanya perubahan tingkah laku yang di harapakan oleh konselor.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penjelasan teori punishment ?
2. Apa saja klasifikasi dari punishment ?
3. Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi punishment ?
C. Tujuan
1. Mengetahui teori punishment.
2. Mengetahui klasifikasi punishment.
3. Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi punishment

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Teknik Punishment


Pada pengubahan tingkah laku, punishment diartikan sebagai sebuah
teknik yang memiliki maksud spesifik yang menunjuk sebuah proses dimana
konsekuensi dari sebuah tingkah laku dapat menghasilkan penurunan kejadian
tingkah laku dikemudian hari. Hal ini sangat berbeda dengan pemikiran
kebanyakan orang mengenai makna dari punishment.
Banyak orang mengartikan punishment sebagai tindakan kejahatan pada
orang lain. Orang yang tidak familiar dengan definisi punisment sebagai
sebuah teknik, akan percaya bahwa penggunaan punishment dalam
pengubahan tingkah laku adalah salah dan berbahaya. Berikut beberapa tokoh
yang menjadi peletak dasar behaviour dengan teknik punishment :

1. Edward Lee Thorndike ( 1874 – 1949)


Eksperimen Thorndike adalah pengembangan dari kaida efek, yang
menyatakan bahwa apabila tindakan diikuti oleh perubahan yang
memuaskan dalam lingkungan tersebut, kemungkinan tindakan itu akan
diulangi dalam situasi yang sama akan meningkat. Namun apabila perilaku
diikuti oleh perubahan yang tidak akan diulangi akan menurun. Dengan
demikian, Thorndike memperlihatkan bahwa konsekuensi perilaku
seseorang saat ini memainkan peran yang sangat penting dalam menentukan
perilaku seseorang pada masa mendatang.
Riset yang dilakukan Thorndike menggunakan ayam sampai dengan
riset yang terakhir dia menggunakan kucing. Dari hasil risetnya Thorndike
kemudian meringkasnya dalam disertasi doktornya, yang berjudul “ Animal
Intellegence : An Experimental Study of the Associative Process in
Animals,” dan kemudian dikembangkan dan dipublikasikan dalam bentuk
buku berjudul “Animal Intellegence” (1911).\

2
2. John B. Watson (1878 – 1958)
Sumbangan utama Watson adalah ketegasan pendapatnya bahwa
perilaku dapat dikontrol dan ada hukum yang mengaturnya. Jadi psikologi
adalah ilmu yang bertujuan meramalkan perilaku.
Pada tahun 1912 ia menulis karya utamanya yang dikenal sebagai
‘behaviorist’s manifesto’, yaitu “Psychology as the Behaviorists Views it”.
Dalam karyanya ini Watson menetapkan dasar konsep utama dari aliran
behaviorisme.
B. Klasifikasi Punishment
1. Berdasarkan Prosedur dasar
a. Positif Punishment
Punishment positif adalah kejadian suatu perilaku yang diikuti penyajian
stimulus yang tidak menyenangkan dan membuat tingkahlaku yang tidak
diinginkan tidak muncul kembali dimasa yang akan datang. Contohnya
adalah Pada kasus seorang anak wanita yang suka menampar dirinya
sendiri. Saat wanita itu menampar dirinya sendiri, peneliti segera
menerapkan/memberikan shok elektric singkat dengan menggunakan alat
shok hand-held. (walaupun shok ini menyakitkan, tapi tidak
membahayakan bagi wanita tersebut). Sebagai hasilnya, perilaku
menampar diri sendiri pada wanita ini pun berkurang. Kasus ini
merupakan contoh penerapan positif reinforcement karena painful
stimulus (stimulus yang menyakitkan) segera diberikan saat wanita itu
menampar dirinya sendiri, dan tingkah laku (menampar diri sendiri)
berkurang sebagai hasilnya.
b. Negative Punishment
Punishment negatif adalah kejadian suatu perilaku yang diperkuat dengan
penghilangan stimulus dan membuat tingkah laku yang tidak diinginkan
tidak muncul kembali dimasa yang akan datang. Contohnya adalah Pada
kasus seorang anak yang suka menginterupsi (menyela/mengganggu)
pekerjaan orang tuanya. Dengan menggunakan prinsip negatif
punishment, maka cara untuk mengurangi/menghilangkan tingkah laku
suka menginterupsi (menyela/mengganggu) ini adalah dengan

3
menghilangkan beberapa penguat lainnya (yang disenangi anak dan tidak
berkaitan langsung dengan tingkah lakunya) – seperti dengan tidak
memberikan uang jajan atau larangan menonton TV – setiap kali anak
melakukan interupsi (menyela/mengganggu) pekerjaan orang tua.
Dengan begitu, anak akan mengurangi perilaku suka menginterupsi-nya.
Kasus ini merupakan contoh penerapan negatif reinforcement karena
stimulus yang memperkuat segera dihilangkan saat anak itu
menginterupsi orang tuanya, dan tingkah laku (menginterupsi) berkurang
sebagai hasilnya.
2. Berdasarkan Kondisi
a. Unconditioned punishment
Adalah kejadian atau stimuli yang secara alami menghukum (punishing)
karena menghindarkan atau meminimalkan kontak dengan sebuah stimuli
yang memiliki nilai surviva. Contoh unconditioned punisment: suhu
panas atau dingin yang ekstrim atau stimulus menyakitkan lainnya yang
secara natural/alami menghentikan tingkah laku yang menghasilkannya
(painful stimulus).
b. Conditioned punishment
Adalah stimuli atau kejadian yang berfungsi sebagai punisher
(penghukum) hanya setelah dipasangkan dengan unconditioned punishers
atau conditioned punisher lainnya yang ada.
Contoh : Kata “tidak” adalah conditioned stimuli karena kata ini selalu
dipasangkan dengan punishing stimuli lainnya. (contoh: ketika Ibu
melarang anak yang merengek dengan menggunakan kata ”tidak” dan
anak tersebut segera menghentikan rengekannya karena ia tahu jika ia
terus merengek setelah ibu mengingatkannya dengan kata ”tidak” maka
ia akan dipukul).
3. Berdasarkan tingkat perkembangan anak
William Sterm membedakan tiga macam punishment yang
disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak anak yang mendapatkan
hukuman tersebut yakni,
a. Punishment Asosiatif

4
Seorang anak biasanya mengasosiasikan antara punishment dan
kejahatan atau pelanggaran antara penderitaan yang disebabkan dari
punishment dengan perbuatan pelanggaran yang sudah dilakukan. Untuk
menghilangkan perasaan tidak enak atau hukum tersebut, maka
umumnya seorang anak akan menjauh dari perbuatan yang tidak baik
atau yang sudah dilarang, Punishment jenis ini bisa diterapkan untuk
anak usia dini yang hanya bisa merasakan dan juga mengasosiasikan
sesuatu sebagai macam macam gaya belajar. Contoh, anak dilarang
orangtuanya memegang kaktus, karena durinya pernah melukai anak
tersebut.
b. Punishment Logis
Punishment ini dipakai untuk anak yang sudah lebih besar. Dengan
punishment ini, maka seorang anak bisa mengerti tentang hukuman
adalah akibat yang logis dari perbuatan yang tidak baik. Seorang anak
akan mengerti jika ia mendapatkan punishment tersebut karena kesalahan
yang sudah dilakukan. Sebagai contoh, seorang anak diperintahkan untuk
menghapus papan tulis sampai bersih karena sudah mengotori atau
mencoret coret papan tulis tersebut.
c. Punishment Normatif
Punishment normatif merupakan hukuman yang bertujuan untuk
memperbaiki moral seorang anak dan juga perkembangan memori pada
anak. Punishment ini dilakukan pada pelanggaran mengenai norma etika
seperti berbohong, menipu atau mencuri dan juga kedisiplinan. Untuk itu
punishment normatif sangat berkaitan dengan pembentukan watak dan
kepribadian anak. Dengan punishment ini, pendidik akan berusaha untuk
mempengaruhi kata hati anak, menginsafkan anak terhadap perbuatan
salah yang sudah dilakukan sekaligus memperkuat keinginan untuk
selalu bisa berbuat baik dan menghindari kejahatan.
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Punishment
1. Immediacy/Kesegeraan
Waktu antara munculnya perilaku dan konsekuensi yang menguatkan
adalah faktor yang penting. Untuk konsekuensi yang lebih efektif,

5
konsekuensi tersebut harus diberikan segera setelah munculnya tingkah
laku. Contoh: saat seorang murid mengeluarkan kata-kata kasar di kelas,
maka guru yang sedang mengajar segera menunjukkan wajah marah kepada
anak tersebut. Perilaku guru ”menunjukkan wajah marah” pada sang murid,
akan menjadi lebih efektif jika dilakukan segera pada saat anak
mengeluarkan kata-kata kasar dibandingkan dengan menundanya hingga 30
menit kemudian atau beberapa menit kemudian.
2. Consistence/Konsisten
Ketika respon secara konsisten diikuti oleh konsekuensi yang segera,
konsekuensi tersebut akan lebih efektif untuk menghentikan respon tersebut.
Punishment akan lebih efektif jika punishment tersebut dipasangkan secara
konsisten.
3. Establishing Operations / Menetapkan Cara Kerja
Adalah kejadian yang mengubah nilai sebuah stimuli menjadi sebuah
penguat. /Contoh: menguatkan kepada anak bahwa siapa yang berbuat nakal
saat makan malam maka ia tidak akan mendapatkan makanan penutup
(dessert), menjadi kurang efektif jika saat itu anak sudah menikmati dua
atau lebih makanan penutup.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teknik punishment diartikan sebagai sebuah teknik yang memiliki
maksud spesifik yang menunjuk sebuah proses dimana konsekuensi dari
sebuah tingkah laku dapat menghasilkan penurunan kejadian tingkah laku
dikemudian hari.
Beberapa tokoh yang menjadi peletak dasar behaviour dengan teknik
punishment :
1. Edward Lee Thorndike ( 1874 – 1949)
2. John B. Watson (1878 – 1958)
Klasifikasi punishment di bagi menjadi beberapa kelompok, yaitu
berdasarkan prosedur dasar, berdasarkan kondisi, dan berdasarkan tingkat
perkembangan anak. Selain itu juga terdapat faktor – faktor yang
mempengaruhi punishment, diantaranya adalah kesegeraan, konsisten , dan
cara kerjanya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Zamzami, R. (2015). Penerapan Reward dan Punishment dalam Teori Belajar


Behaviourisme.Ta'limuna, Vol. 4 , No. 1.
Adi, H. (2021). Teori Belajar Behaviorisme Albert Bandura dan Implikasinya
Dalam Pembelajaran. LISANUNA
Muhibbinsyah, 2013, Psikologi Pendidikan, Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai