BEHAVIOUR THERAPY
PSIKOLOGI KONSELING
Disusun oleh:
Lu’ul Khoerrul Faizah (173080005)
Alfina Mahshusanah (173080011)
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat kepada kita semua
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang REBT (Rational Emotive Behaviour
Therapy).
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu kami
menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dalam segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang REBT (Rational Emotive Behaviour
Therapy) dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ........................................................................................................... i
Kata Pengantar .............................................................................................................. ii
Daftar Isi ....................................................................................................................... iii
BAB I
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 1
C. Tujuan ............................................................................................................... 1
BAB II
A. Pengertian Parafilia ........................................................................................... 2
B. Jenis-jenis Parafilia ...........................................................................................
C. Perspektif Teoritis .............................................................................................
D. Penanganan Parafilia ........................................................................................
E. Kasus Parafilia ..................................................................................................
BAB III
A. Kesimpulan .......................................................................................................
Daftar Pustaka ...............................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak pandangan dari beberapa aliran mengatakan bahwa, peristiwa dan pengalaman
individu menyebabkan terjadinya gangguan emosional. Padahal bukanlah pengalaman atau
peristiwa eksternal yang menimbulkan emosional, akan tetapi tergantung kepada pengertian
yang diberikan terhadap peristiwa atau pengalaman itu. Gangguan emosi terjadi disebabkan
pikiran-pikiran seseorang yang bersifat irrasional terhadap peristiwa dan pengalaman yang
dilaluinya (Albert Ellis).
Pendekatan Rational Emotive Behaviour Therapy adalah pendekatan behaviour kognitif
yang menekankan pada keterkaitan antara perasaan, tingkah laku dan pikiran. Pandangan dasar
pendekatan ini tentang manusia adalah bahwa individu memiliki tendensi untuk berfikir
irrasional yang salah satunya didapat melalui belajar sosial. Disamping itu, individu juga
memiliki kapasitas untuk belajar kembali berfikir rasional. Pendekatan ini bertujuan untuk
mengajak individu mengubah pikiran - pikiran irrasionalnya ke pikiran yang rasional melalui
teori ABCDF.
B. Rumusan Masalah
Dari beberapa uraian latar belakang di atas, maka dapat kami simpulkan beberapa rumusan
masalah dalam pembahasan ini, di anataranya:
1. Apa pengertian REBT?
2. Bagaimana konsep dasar REBT?
3. Bagaimana ciri-ciri REBT?
4. Apa tujuan REBT?
5. Bagaimana peran dan fungsi konselor?
6. Bagaimana teknik-teknik REBT?
7. Bagaimana langkah-langkah REBT?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari pembahasan ini, di antaranya:
1. Mengetahui pengertian REBT.
2. Mengetahui konsep dasar REBT.
3. Mengetahui ciri-ciri REBT.
4. Mengetahui tujuan REBT.
5. Mengetahui peran dan fungsi konselor.
6. Mengetahui teknik-teknik REBT.
7. Mengetahui langkah-langkah REBT.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
B. Konsep dasar REBT (Rational Emotive Behaviour Therapy)
Konsep dasar REBT adalah, bahwa seseorang berkonstribusi terhadap munculnya
problem psikologis, baik yang ditunjukkan dalam gejala-gejala yang spesifik hingga pada
interpretasi terhadap suatu peristiwa atau situasi tertentu. Setiap manusia yang normal
memiliki pikiran, perasaan dan perilaku yang ketiganya berlangsung secara simultan.
Konsep dasar yang di kembangkan Albert Ellis adalah :
1. Pemikiran manusia adalah penyebab dasar dari gangguan emosional.
2. Manusia mempunyai potensi pemikiran rasional dan irrasional.
3. Pemikiran dan emosi tidak dapat di pisahkan.
4. Pada diri manusia sering terjadi self-verbalization, yaitu mengatakan sesuatu
terus-menerus kepada dirinya.
5. Pemikiran tak logis (irrasional) dapat dikembalikan kepada pemikiran logis
dengan reorganisasi persepsi. Pemikiran tak logis itu merusak dan merendahkan
diri melalui emosionalnya.
Pandangan dari pendekatan ini tentang kepribadian dapat dikaji dari konsep-
konsep teori Albert Ellis. Ada tiga pilar yang membangun tingkah laku individu, kerangka
pilar ini yang kemudian dikenal dengan teori ABC, kemudian ditambahkan D,
E dan F untuk mengakomodikasi perubahan tersebut :
1. Activating event (A)
Yaitu segenap peristiwa luar yang dialami individu. Peristiwa pendahulu yang
berupa fakta, kejadian, tingkah laku atau sikap orang lain. Seperti : masalah-
masalah keluarga, kendala-kendala pekerjaan, trauma-trauma masa kecil, dan
hal-hal lain yang kita anggap sebagai penyebab ketidakbahagiaan.
2. Belief (B)
Yaitu keyakinan, pandangan, nilai atau verbalisasi diri individu terhadap suatu
peristiwa. Keyakinan seseorang ada dua macam, yaitu keyakinan yang rasional
(rational belif atau rB) dan keyakinan yang tidak rasional (irasional belif atau
iB). Keyakinan yang rasional merupakan cara berfikir atau sistem keyakinan
yang tepat, masuk akal dan bijaksana. Sedangkan keyakinan yang tidak
rasional merupakan keyakinan yang sistem berfikir seseorang yang salah, tidak
masuk akal dan emosional.
6
3. Emotional consequence (C)
Merupakan konsekuensi emosional sebagai akibat atau reaksi individu dalam
membentuk perasaan senang atau hambatan emosi dalam hubungannya
dengan activating event (A). Konsekuensi emosional ini bukan akibat
langsung dari A tetapi disebabkan oleh beberapa variable antara lain dalam
bentuk keyakinan (B) baik yang rB maupun yang iB.
4. Disputing irrational (D)
Yaitu melakukan perlawanan terhadap keyakinan irasional.
5. Effective new philosophy of life (E)
Yaitu mengembangkan filosofi dan keyakinan-keyakinan baru yang positif.
6. Perasaan/feelings (F)
Yaitu aksi yang akan dilakukan lebih lanjut dan perasaan baru, dengan
demikian kita tidak akan merasa tertekan, melainkan kita akan merasakan
segala sesuatu sesuai dengan situasi yang ada.
7
4. Dalam proses hubungan konseling, konselor tidak banyak menelusuri masa lampau
klien.
8
mengatasi masalah masalah yang sedang dihadapinya, sehingga klien dapat secara sadar
dan mandiri mengembangkan atau meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya.
9
Teknik-teknik emotif adalah teknik yang digunakan untuk mengubah emosi
klien. Antara teknik yang sering digunakan ialah:
a. Teknik Sosiodrama
Memberi peluang mengekspresikan berbagai perasaan yang menekan klien
itu melalui suasana yang didramatisasikan sehingga klien dapat secara
bebas mengungkapkan dirinya sendiri secara lisan, tulisan atau melalui
gerakan dramatis.
b. Teknik Self Modelling Digunakan dengan meminta klien berjanji dengan
konselor untuk menghilangkan perasaan yang menimpanya. Dia diminta
taat setia pada janjinya.
c. Teknik Assertive Training
Digunakan untuk melatih, mendorong dan membiasakan klien dengan pola
perilaku tertentu yang diinginkannya.
3. Teknik-Teknik Behaviouristik
Terapi Rasional Emotif banyak menggunakan teknik behavioristik terutama
dalam hal upaya modifikasi perilaku negatif klien, dengan mengubah akar-akar
keyakinannya yang tidak rasional dan tidak logis, beberapa teknik yang
tergolong behavioristik adalah:
a. Teknik reinforcement
Teknik reinforcement (penguatan), yaitu: untuk mendorong klien ke arah
tingkah laku yang lebih rasional dan logis denagn jalan memberikan pujian
verbal (reward) ataupun hukuman (punishment). Teknik ini dimaksudkan
untuk membongkar sistem nilai-nilai dan keyakinan yang irasional pada
klien dan menggantinya dengan sistem nilai yang lebih positif.
b. Teknik social modeling (pemodelan sosial)
Teknik social modeling (pemodelan sosial), yaitu: teknik untuk membentuk
perilaku-perilaku baru pada klien. Teknik ini dilakukan agar klien dapat
hidup dalam suatu model sosial yang diharapkan dengan cara mutasi
(meniru), mengobservasi dan menyesuaikan dirinya dan
menginternalisasikan norma-norma dalam sistem model sosial dengan
maslah tertentu yang telah disiapkan konselor.
10
c. Teknik live models
Teknik live models (mode kehidupan nyata), yaitu teknik yang digunakan
untuk menggambar perilaku-perilaku tertentu. Khususnya situasi-situasi
interpersonal yang kompleks dalam bentuk percakapanpercakapan sosial,
interaksi dengan memecahkan maslah-masalah. Peneliti menggunakan
teknik kognitif dalam melaksanakan Rational Emotive Behaviour Therapy
(REBT) sebab sesuai dengan permasalahan klien yaitu kurangnya rasa
percaya diri.
11
Adalah menantang klien untuk mengembangkan filosofis kehidupanya yang rasional,
dan menolak kehidupan yang irasional. Maksudnya adalah mencoba menolak fikiran-
fikiran yang tidak logis untuk masuk dalam dirinya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) adalah konseling yang menekankan interaksi berfikir
dan akal sehat (rasional thingking), perasaan (emoting), serta berperilaku (acting). Bahwa teori ini
menekankan bahwa suatu perubahan yang mendalam terhadap cara berpikir dapat menghasilkan
perubahan yang berarti dalam cara berperasaan dan berperilaku.
Konsep dasar REBT adalah, bahwa seseorang berkonstribusi terhadap munculnya problem
psikologis, baik yang ditunjukkan dalam gejala-gejala yang spesifik hingga pada interpretasi
terhadap suatu peristiwa atau situasi tertentu. Setiap manusia yang normal memiliki pikiran,
perasaan dan perilaku yang ketiganya berlangsung secara simultan.
Ada tiga pilar yang membangun tingkah laku individu, kerangka pilar ini yang kemudian dikenal
dengan teori ABC, kemudian ditambahkan D, E dan F yaitu :
1. Activating event (A)
2. Belief (B)
6. Perasaan/feelings (F)
Menurut padangan teori REBT, bahwa manusia sejak lahir memiliki potensi untuk berfikir rasional dan
irasional. Manusia mempunyai potensi untuk mengembangkan diri, berbahagia, berfikir dan
berpendapat, bekerja sama dengan orang lain. Namun pada sisi lain, manusia juga memiliki potensi
untuk menghancurkan atau merusak diri sendiri, mengingkari pikiran-pikirannya, intoleran (tidak
toleran), menolak realitas.
Proses konseling bertujuan untuk membebaskan pikiran-pikiran irasional klien, karena pada dasarnya
semua manusia adalah makhluk rasional, dan oleh karena sumber ketidakbahagiaan (gangguan
emosional) adalah pikiran yang irasional. Maka klien dapat mencapai kebahagiaan dengan belajar
berfikir rasional, sehingga proses konseling sebagian besar merupakan proses belajar-mengajar dan
membutuhkan waktu yang panjang.
1. Teknik Emotive
12
2. Teknik Behavioristik
3. Teknik Kognitif
B. Saran
Seharusnya setiap orang dapat berfikir rasional, agar mereka dapat berfikir secara positif dan
merasa bahagia tanpa ada beban yang selalu membayanginya (positive thinking).
DAFTAR PUSTAKA
Hartati, Sri, & Rahman, Imas Kania. (2017). Konsep Pendekatan Rational Emotive Behaviour
Therapy (REBT) Berbasis Islam Untuk Membangun Perilaku Etis Siswa. Genta Mulia,
VIII, 2, 13-26.
http://digilib.uinsby.ac.id/584/3/Bab%202.pdf
http://cika-ayanti.blogspot.com/2014/12/rebt-rational-emotive-behavior-therapy.html
13