Anda di halaman 1dari 13

RATIONAL EMOTIVE

BEHAVIOUR THERAPY
PSIKOLOGI KONSELING

Disusun oleh:
Lu’ul Khoerrul Faizah (173080005)
Alfina Mahshusanah (173080011)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2019

i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat kepada kita semua
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang REBT (Rational Emotive Behaviour
Therapy).

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu kami
menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dalam segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang REBT (Rational Emotive Behaviour
Therapy) dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Purworejo, 20 September 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ........................................................................................................... i
Kata Pengantar .............................................................................................................. ii
Daftar Isi ....................................................................................................................... iii
BAB I
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 1
C. Tujuan ............................................................................................................... 1
BAB II
A. Pengertian Parafilia ........................................................................................... 2
B. Jenis-jenis Parafilia ...........................................................................................
C. Perspektif Teoritis .............................................................................................
D. Penanganan Parafilia ........................................................................................
E. Kasus Parafilia ..................................................................................................
BAB III
A. Kesimpulan .......................................................................................................
Daftar Pustaka ...............................................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak pandangan dari beberapa aliran mengatakan bahwa, peristiwa dan pengalaman
individu menyebabkan terjadinya gangguan emosional. Padahal bukanlah pengalaman atau
peristiwa eksternal yang menimbulkan emosional, akan tetapi tergantung kepada pengertian
yang diberikan terhadap peristiwa atau pengalaman itu. Gangguan emosi terjadi disebabkan
pikiran-pikiran seseorang yang bersifat irrasional terhadap peristiwa dan pengalaman yang
dilaluinya (Albert Ellis).
Pendekatan Rational Emotive Behaviour Therapy adalah pendekatan behaviour kognitif
yang menekankan pada keterkaitan antara perasaan, tingkah laku dan pikiran. Pandangan dasar
pendekatan ini tentang manusia adalah bahwa individu memiliki tendensi untuk berfikir
irrasional yang salah satunya didapat melalui belajar sosial. Disamping itu, individu juga
memiliki kapasitas untuk belajar kembali berfikir rasional. Pendekatan ini bertujuan untuk
mengajak individu mengubah pikiran - pikiran irrasionalnya ke pikiran yang rasional melalui
teori ABCDF.

B. Rumusan Masalah
Dari beberapa uraian latar belakang di atas, maka dapat kami simpulkan beberapa rumusan
masalah dalam pembahasan ini, di anataranya:
1. Apa pengertian REBT?
2. Bagaimana konsep dasar REBT?
3. Bagaimana ciri-ciri REBT?
4. Apa tujuan REBT?
5. Bagaimana peran dan fungsi konselor?
6. Bagaimana teknik-teknik REBT?
7. Bagaimana langkah-langkah REBT?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari pembahasan ini, di antaranya:
1. Mengetahui pengertian REBT.
2. Mengetahui konsep dasar REBT.
3. Mengetahui ciri-ciri REBT.
4. Mengetahui tujuan REBT.
5. Mengetahui peran dan fungsi konselor.
6. Mengetahui teknik-teknik REBT.
7. Mengetahui langkah-langkah REBT.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian REBT (Rational Emotive Behaviour Therapy)


Teori REBT dikembangkan oleh Albert Ellis pertama kalinya pada tahun 1955 yang
mulanya dikenal sebagai Terapi Rasional lalu ia mengubahnya menjadi rational emotive
therapy (RET). Terapi ini memberikan penekanan terhadap hubungan antara kognisi,
emosi dan tingkah laku yang ketiganya saling mempengaruhi satu sama lain. Selain itu,
terapi ini juga mengaitkan antara pemikiran tidak rasional dengan permasalahan emosi
manusia, serta menyetengahkan pendapat bahwa manusia mempunyai pilihan untuk terus
menyumbang kepada permasalahan yang dihadapi atau mengambil langkah untuk
menghentikan proses permasalahan itu (Aina Razlin, 2014).
Pada 1993, Ellis mengubah nama rational emotive therapy (RET) menjadi Rational
Emotive Behavior Therapy (REBT). Rasional disini memiliki maksud kognisi yang efektif
dalam membantu diri daripada kognisi yang sekedar valid secara empiris maupun logis.
Kata kognitif yang ia gunakan sejak awal banyak orang membatasi secara sempit kata
rasional yang mengandung maksud intelektual atau logis-empiris (dalam Richar Nelson,
2011). Terapi REB sering digunakan oleh para konselor di Amerika Serikat dalam
mengatasi masalah individu. Sejalan dengan hal itu, studi lain yang dilakukan oleh Albert
Ellis sebagai penggagas pendekatan ini menunjukkan keberhasilan dalam mengatasi
masalahmasalah yang dialalmi oleh konselinya.
Menurut Gerald Corey dalam bukunya “Teori dan Praktek Konseling dan
Psikoterapi” terapi rasional emotif behaviour adalah pemecahan masalah yang fokus pada
aspek berpikir, menilai, memutuskan, direktif tanpa lebih banyak berurusan dengan
dimensi-dimensi pikiran ketimbang dengan dimensi-dimensi perasaan.Dari definisi
tersebut dapat disimpulkan, bahwa terapi rasional emotif merupakan terapi yang berusaha
menghilangkan cara berpikir klien yang tidak logis, tidak rasional dan menggantinya
dengan sesuatu yang logis dan rasional dengan cara mengonfrontasikan klien dengan
keyakinan - keyakinan irasionalnya serta menyerang, menentang, mempertanyakan, dan
membahas keyakinan - keyakinan yang irasional.

5
B. Konsep dasar REBT (Rational Emotive Behaviour Therapy)
Konsep dasar REBT adalah, bahwa seseorang berkonstribusi terhadap munculnya
problem psikologis, baik yang ditunjukkan dalam gejala-gejala yang spesifik hingga pada
interpretasi terhadap suatu peristiwa atau situasi tertentu. Setiap manusia yang normal
memiliki pikiran, perasaan dan perilaku yang ketiganya berlangsung secara simultan.
Konsep dasar yang di kembangkan Albert Ellis adalah :
1. Pemikiran manusia adalah penyebab dasar dari gangguan emosional.
2. Manusia mempunyai potensi pemikiran rasional dan irrasional.
3. Pemikiran dan emosi tidak dapat di pisahkan.
4. Pada diri manusia sering terjadi self-verbalization, yaitu mengatakan sesuatu
terus-menerus kepada dirinya.
5. Pemikiran tak logis (irrasional) dapat dikembalikan kepada pemikiran logis
dengan reorganisasi persepsi. Pemikiran tak logis itu merusak dan merendahkan
diri melalui emosionalnya.
Pandangan dari pendekatan ini tentang kepribadian dapat dikaji dari konsep-
konsep teori Albert Ellis. Ada tiga pilar yang membangun tingkah laku individu, kerangka
pilar ini yang kemudian dikenal dengan teori ABC, kemudian ditambahkan D,
E dan F untuk mengakomodikasi perubahan tersebut :
1. Activating event (A)
Yaitu segenap peristiwa luar yang dialami individu. Peristiwa pendahulu yang
berupa fakta, kejadian, tingkah laku atau sikap orang lain. Seperti : masalah-
masalah keluarga, kendala-kendala pekerjaan, trauma-trauma masa kecil, dan
hal-hal lain yang kita anggap sebagai penyebab ketidakbahagiaan.
2. Belief (B)
Yaitu keyakinan, pandangan, nilai atau verbalisasi diri individu terhadap suatu
peristiwa. Keyakinan seseorang ada dua macam, yaitu keyakinan yang rasional
(rational belif atau rB) dan keyakinan yang tidak rasional (irasional belif atau
iB). Keyakinan yang rasional merupakan cara berfikir atau sistem keyakinan
yang tepat, masuk akal dan bijaksana. Sedangkan keyakinan yang tidak
rasional merupakan keyakinan yang sistem berfikir seseorang yang salah, tidak
masuk akal dan emosional.

6
3. Emotional consequence (C)
Merupakan konsekuensi emosional sebagai akibat atau reaksi individu dalam
membentuk perasaan senang atau hambatan emosi dalam hubungannya
dengan activating event (A). Konsekuensi emosional ini bukan akibat
langsung dari A tetapi disebabkan oleh beberapa variable antara lain dalam
bentuk keyakinan (B) baik yang rB maupun yang iB.
4. Disputing irrational (D)
Yaitu melakukan perlawanan terhadap keyakinan irasional.
5. Effective new philosophy of life (E)
Yaitu mengembangkan filosofi dan keyakinan-keyakinan baru yang positif.
6. Perasaan/feelings (F)
Yaitu aksi yang akan dilakukan lebih lanjut dan perasaan baru, dengan
demikian kita tidak akan merasa tertekan, melainkan kita akan merasakan
segala sesuatu sesuai dengan situasi yang ada.

C. Ciri – ciri REBT (Rational Emotive Behaviour Therapy)


Ciri-ciri tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Dalam menelusuri masalah klien yang dibantunya, konselor berperan lebih aktif
dibandingkan klien. Maksudnya adalah bahwasannya peran konselor disini harus
bersikap efektif dan memiliki kapasitas untuk memecahkan masalah yang dihadapi
klien dan bersungguh-sungguh dalam mengatasi masalah yang dihadapi, artinya
konselor harus melibatkan diri dan berusaha menolong kliennya supaya dapat
berkembang sesuai dengan keinginan dan disesuaikan dengan potensi yang
dimilikinya.
2. Dalam proses hubungan konseling harus tetap diciptakan dan dipelihara hubungan baik
dengan klien. Dengan sikap yang ramah dan hangat dari konselor akan mempunyai
pengaruh yang penting demi suksesnya proses konseling sehingga dengan terciptanya
proses yang akrab dan rasa nyaman ketika berhadapan dengan klien.
3. Tercipta dan terpeliharanya hubungan baik ini dipergunakan oleh konselor untuk
membantu klien mengubah cara berfikirnya yang tidak rasional menjadi rasional.

7
4. Dalam proses hubungan konseling, konselor tidak banyak menelusuri masa lampau
klien.

D. Tujuan REBT (Rational Emotive Behaviour Therapy)


Tujuan rational emotive behavior therapy menurut Ellis, membantu klien untuk
memperoleh filsafat hidup yang lebih realistik" yang berarti menunjukkan kepada klien
bahwa verbalisasi-verbalisasi diri mereka telah dan masih merupakan sumber utama dari
gangguan-gangguan emosional yang dialami oleh mereka. Sedangkan Tujuan dari Rational
Emotive Behavior Therapya menurut Mohammad Surya sebagai berikut:
1. Memperbaiki dan mengubah segala perilaku dan pola fikir yang irasional dan tidak
logis menjadi rasional dan lebih logis agar klien dapat mengembangkan dirinya.
2. Menghilangkan gangguan emosional yang merusak.
3. Untuk membangun Self Interest, Self Direction, Tolerance, Acceptance of Uncertainty,
Fleksibel, Commitment, Scientific Thinking, Risk Taking, dan Self Acceptance Klien.

Dengan demikian tujuan rational emotive behaviour therapy adalah menghilangkan


gangguan emosional yang dapat merusak diri (seperti benci, rasa bersalah, cemas, dan
marah) serta mendidik klien agar mengahadapi kenyataan hidup secara rasional.

E. Peran dan Fungsi Konselor (Rational Emotive Behaviour Therapy)


Pembinaan siswa di sekolah dilaksanakan oleh seluruh unsur pendidikan di
sekolah, orang tua, masyarakat, dan pemerintah. Pola tindakan siswa yang memiliki
masalah di sekolah adalah sebagai berikut: seorang siswa memiliki masalah tentang
kesulitan belajar di sekolah. Hal ini diketahui oleh guru kelasnya, kemudia guru kelas
tersebut menginformasikanya kepada guru bimbingan dan konseling. Disinilah guru
pembimbing berperan dalam mengetahui sebab-sebab yang melatar belakangi
permasalahan siswa tersebut.
Guru pembimbing meneliti latar belakang permasalahan siswa melaui serangkaian
wawancara dan informasi dari sejumlah sumber data. Jadi, konselor disini fungsinya adalah
sebagai fasilitator, pembimbing, dan pendamping klien. Dalam perannya membantu klien

8
mengatasi masalah masalah yang sedang dihadapinya, sehingga klien dapat secara sadar
dan mandiri mengembangkan atau meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya.

F. Teknik – teknik REBT (Rational Emotive Behaviour Therapy)


Rational Emotive Behavior Therapy menggunakan berbagi teknik yang bersifat
kognitif, afektif, behavioral yang disesuaikan dengan kondisi klien. Teknik-teknik
Rational Emotive Behavior Therapy sebagai berikut :
1. Teknik-Teknik Kognitif
Adalah teknik yang digunakan untuk mengubah cara berfikir klien.
Dewa Ketut menerangkan ada empat tahap dalam teknik-teknik kognitif:
a. Tahap Pengajaran
Dalam REBT, konselor mengambil peranan lebih aktif dari pelajar. Tahap
ini memberikan keleluasaan kepada konselor untuk berbicara serta
menunjukkan sesuatu kepada klien, terutama menunjukkan bagaimana
ketidak logikaan berfikir itu secara langsung menimbulkan gangguan emosi
kepada klien tersebut.
b. Tahap Persuasif
Meyakinkan klien untuk mengubah pandangannya karena pandangan yang
ia kemukakan itu tidak benar. Dan Konselor juga mencoba meyakinkan,
berbagai argumentasi untuk menunjukkan apa yang dianggap oleh klien itu
adalah tidak benar.
c. Tahap Konfrontasi
Konselor mengubah ketidak logikaan berfikir klien dan membawa klien ke
arah berfikir yang lebih logika.
d. Tahap Pemberian Tugas
Konselor memberi tugas kepada klien untuk mencoba melakukan tindakan
tertentu dalam situasi nyata. Misalnya, menugaskan klien bergaul dengan
anggota masyarakat kalau mereka merasa dipencilkan dari pergaulan atau
membaca buku untuk memperbaiki kekeliruan caranya berfikir.
2. Teknik-Teknik Emotif

9
Teknik-teknik emotif adalah teknik yang digunakan untuk mengubah emosi
klien. Antara teknik yang sering digunakan ialah:
a. Teknik Sosiodrama
Memberi peluang mengekspresikan berbagai perasaan yang menekan klien
itu melalui suasana yang didramatisasikan sehingga klien dapat secara
bebas mengungkapkan dirinya sendiri secara lisan, tulisan atau melalui
gerakan dramatis.
b. Teknik Self Modelling Digunakan dengan meminta klien berjanji dengan
konselor untuk menghilangkan perasaan yang menimpanya. Dia diminta
taat setia pada janjinya.
c. Teknik Assertive Training
Digunakan untuk melatih, mendorong dan membiasakan klien dengan pola
perilaku tertentu yang diinginkannya.
3. Teknik-Teknik Behaviouristik
Terapi Rasional Emotif banyak menggunakan teknik behavioristik terutama
dalam hal upaya modifikasi perilaku negatif klien, dengan mengubah akar-akar
keyakinannya yang tidak rasional dan tidak logis, beberapa teknik yang
tergolong behavioristik adalah:
a. Teknik reinforcement
Teknik reinforcement (penguatan), yaitu: untuk mendorong klien ke arah
tingkah laku yang lebih rasional dan logis denagn jalan memberikan pujian
verbal (reward) ataupun hukuman (punishment). Teknik ini dimaksudkan
untuk membongkar sistem nilai-nilai dan keyakinan yang irasional pada
klien dan menggantinya dengan sistem nilai yang lebih positif.
b. Teknik social modeling (pemodelan sosial)
Teknik social modeling (pemodelan sosial), yaitu: teknik untuk membentuk
perilaku-perilaku baru pada klien. Teknik ini dilakukan agar klien dapat
hidup dalam suatu model sosial yang diharapkan dengan cara mutasi
(meniru), mengobservasi dan menyesuaikan dirinya dan
menginternalisasikan norma-norma dalam sistem model sosial dengan
maslah tertentu yang telah disiapkan konselor.

10
c. Teknik live models
Teknik live models (mode kehidupan nyata), yaitu teknik yang digunakan
untuk menggambar perilaku-perilaku tertentu. Khususnya situasi-situasi
interpersonal yang kompleks dalam bentuk percakapanpercakapan sosial,
interaksi dengan memecahkan maslah-masalah. Peneliti menggunakan
teknik kognitif dalam melaksanakan Rational Emotive Behaviour Therapy
(REBT) sebab sesuai dengan permasalahan klien yaitu kurangnya rasa
percaya diri.

G. Langkah – langkah REBT (Rational Emotive Behaviour Therapy)


Untuk mencapai tujuan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) konselor melakukan
langkah-langkah konseling antara lainnya :
1. Langkah pertama
Menunjukkan pada klien bahwa masalah yang dihadapinya berkaitan dengan
keyakinan-keyakinan irasionalnya, menunjukkan bagaimana klien mengembangkan
nilai-nilai sikapnya yang menunjukkan secara kognitif bahwa klien telah memasukkan
banyak keharusan, sebaiknya dan semestinya klien harus belajar memisahkan
keyakinan keyakinannya yang rasional dan keyakinan irasional, agar klien mencapai
kesadaran.
2. Langkah kedua
Membawa klien ketahapan kesadaran dengan menunjukan bahwa dia sekarang
mempertahankan gangguan-gangguan emosionalnya untuk tetap aktif dengan terus
menerus berfikir secara tidak logis dan dengan mengulang-ulang dengan kalimat-
kalimat yang mengalahkan diri dan mengabadikan masa kanak-kanak, terapi tidak
cukup hanya menunjukkan pada klien bahwa klien memiliki proses-proses yang tidak
logis.
3. Langkah ketiga
Berusaha agar klien memperbaiki pikiran-pikirannya dan meninggalkan gagasan-
gagasan irasional. Maksudnya adalah agar klien dapat berubah fikiran yang jelek atau
negatif dan tidak masuk akal menjadi yang masuk akal.
4. Langkah keempat

11
Adalah menantang klien untuk mengembangkan filosofis kehidupanya yang rasional,
dan menolak kehidupan yang irasional. Maksudnya adalah mencoba menolak fikiran-
fikiran yang tidak logis untuk masuk dalam dirinya.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) adalah konseling yang menekankan interaksi berfikir
dan akal sehat (rasional thingking), perasaan (emoting), serta berperilaku (acting). Bahwa teori ini
menekankan bahwa suatu perubahan yang mendalam terhadap cara berpikir dapat menghasilkan
perubahan yang berarti dalam cara berperasaan dan berperilaku.
Konsep dasar REBT adalah, bahwa seseorang berkonstribusi terhadap munculnya problem
psikologis, baik yang ditunjukkan dalam gejala-gejala yang spesifik hingga pada interpretasi
terhadap suatu peristiwa atau situasi tertentu. Setiap manusia yang normal memiliki pikiran,
perasaan dan perilaku yang ketiganya berlangsung secara simultan.
Ada tiga pilar yang membangun tingkah laku individu, kerangka pilar ini yang kemudian dikenal
dengan teori ABC, kemudian ditambahkan D, E dan F yaitu :
1. Activating event (A)

2. Belief (B)

3. Emotional consequence (C)

4. Disputing irrational (D)

5. Effective new philosophy of life (E)

6. Perasaan/feelings (F)

Menurut padangan teori REBT, bahwa manusia sejak lahir memiliki potensi untuk berfikir rasional dan
irasional. Manusia mempunyai potensi untuk mengembangkan diri, berbahagia, berfikir dan
berpendapat, bekerja sama dengan orang lain. Namun pada sisi lain, manusia juga memiliki potensi
untuk menghancurkan atau merusak diri sendiri, mengingkari pikiran-pikirannya, intoleran (tidak
toleran), menolak realitas.

Proses konseling bertujuan untuk membebaskan pikiran-pikiran irasional klien, karena pada dasarnya
semua manusia adalah makhluk rasional, dan oleh karena sumber ketidakbahagiaan (gangguan
emosional) adalah pikiran yang irasional. Maka klien dapat mencapai kebahagiaan dengan belajar
berfikir rasional, sehingga proses konseling sebagian besar merupakan proses belajar-mengajar dan
membutuhkan waktu yang panjang.

Ada beberapa teknik yang digunakan dalam REBT adalah :

1. Teknik Emotive

12
2. Teknik Behavioristik

3. Teknik Kognitif

B. Saran
Seharusnya setiap orang dapat berfikir rasional, agar mereka dapat berfikir secara positif dan
merasa bahagia tanpa ada beban yang selalu membayanginya (positive thinking).

DAFTAR PUSTAKA

Hartati, Sri, & Rahman, Imas Kania. (2017). Konsep Pendekatan Rational Emotive Behaviour
Therapy (REBT) Berbasis Islam Untuk Membangun Perilaku Etis Siswa. Genta Mulia,
VIII, 2, 13-26.
http://digilib.uinsby.ac.id/584/3/Bab%202.pdf
http://cika-ayanti.blogspot.com/2014/12/rebt-rational-emotive-behavior-therapy.html

13

Anda mungkin juga menyukai