Anda di halaman 1dari 8

KONSELING NARATIF

A. DEFINISI KONSELING NARATIF


Konseling naratif adalah sebuah pendekatan konseling yang bertujuan untuk
membantu klien membangun pemahaman yang lebih baik tentang diri mereka sendiri dan
kehidupan mereka melalui penceritaan kembali pengalaman hidup mereka. Pendekatan ini
melihat bahwa setiap orang memiliki cerita hidup unik dan bahwa cerita tersebut dapat
mempengaruhi pemahaman mereka tentang diri mereka sendiri dan masalah yang mereka
hadapi.
Dalam konseling naratif, konselor bekerja sama dengan klien untuk mengeksplorasi
cerita hidup mereka, mengidentifikasi sumber daya internal dan eksternal mereka, dan
membantu klien dalam membangun narasi yang lebih positif dan membangun kekuatan
dalam menghadapi masalah hidup. Tujuan konseling naratif adalah untuk membantu klien
meraih makna hidup yang lebih dalam, mengembangkan perspektif yang lebih luas, dan
mengatasi masalah hidup mereka.

B. TOKOH KONSELING NARATIF


Tokoh konseling naratif adalah Michael White dan David Epston. Mereka merupakan
psikolog dan terapis asal Australia dan Selandia Baru

C. TUJUAN KONSELING NARATIF


Konseling naratif bertujuan untuk membantu individu/kelompok dalam memahami dan
mengubah cerita hidup mereka yang telah terbentuk.
Dalam konseling naratif, klien dianggap sebagai narrator cerita hidup mereka sendiri dan
konselor bekerja untuk membantu mereka mengubah cerita yang merugikan menjadi cerita
yang lebih baik dan positif.

D. KONSEP FUNDAMENTAL KONSELING NARATIF


1. FOKUS KONSELING NARATIF
Fokus konseling naratif adalah pada pengembangan dan pemperkuatan cerita
hidup klien yang lebih sehat dan lebih positif. Konseling naratif berfokus pada
pengembangan cerita hidup klien, yang mencakup pengalaman masa lalu, hubungan
interpersonal, dan tujuan masa depan. Beberapa fokus utama dalam konseling naratif
adalah:
a. Membangun hubungan yang positif antara konselor dan klien:
Konselor naratif bertujuan untuk menciptakan hubungan saling percaya dan saling
pengertian antara konselor dan klien, sehingga klien merasa aman dan nyaman
dalam berbicara tentang pengalaman pribadi mereka.
b. Mengidentifikasi cerita hidup yang negatif dan membantunya
didekonstruksi:
Konselor naratif membantu klien dalam mengidentifikasi cerita hidup yang
negatif dan membantu mereka untuk melihatnya dari sudut pandang yang berbeda.
Konselor juga membantu klien dalam memahami bagaimana cerita hidup yang
negatif ini mempengaruhi diri mereka secara emosional dan perilaku.
c. Mengidentifikasi sumber daya internal dan eksternal:
Konselor naratif membantu klien untuk mengidentifikasi sumber daya internal dan
eksternal yang dapat membantu mereka dalam mengubah cerita hidup mereka
menjadi lebih positif dan lebih konstruktif.
Sumber daya internal adalah sumber daya yang dimiliki oleh klien di dalam
dirinya sendiri. Sumber daya internal ini mencakup kekuatan dan kemampuan
batin klien, seperti nilai-nilai, kepercayaan, harapan, imajinasi, dan kreativitas.
Konselor naratif membantu klien dalam mengidentifikasi sumber daya internal
mereka, sehingga mereka dapat memanfaatkan sumber daya ini dalam mengatasi
kesulitan dan mencapai tujuan hidup mereka. Sementara itu, sumber daya
eksternal adalah sumber daya yang terdapat di lingkungan sosial klien, seperti
dukungan keluarga, teman, atau komunitas. Sumber daya eksternal ini dapat
membantu klien dalam memperkuat pribadi sehat mereka dan mencapai tujuan
hidup yang diinginkan.
d. Mengembangkan cerita hidup yang lebih positif dan sehat:
Konselor naratif membantu klien dalam mengembangkan cerita hidup yang lebih
positif dan sehat, dengan cara mengeksplorasi pengalaman masa lalu dan visi
hidup masa depan mereka, serta mengembangkan kemampuan untuk merespons
situasi hidup yang berbeda dengan cara yang lebih positif dan sehat.
e. Memperkuat identitas positif klien:
Konselor naratif membantu klien dalam memperkuat identitas positif mereka,
dengan cara mengeksplorasi nilai-nilai, kepercayaan, dan kekuatan internal yang
dapat membantu mereka dalam mengatasi kesulitan dan mencapai tujuan hidup
mereka.

2. BERTEMU DENGAN ORANG YANG TERLEPAS DARI MASALAHNYA


Bertemu dengan orang yang terlepas dari masalahnya dapat memberikan
manfaat bagi kesehatan mental seseorang. Dalam situasi ini, orang tersebut dapat
melupakan masalah yang sedang dihadapinya dan fokus pada kegiatan atau topik yang
menyenangkan atau bermanfaat bagi dirinya.
Bertemu dengan orang yang terlepas dari masalahnya dapat memberikan
kesempatan bagi seseorang untuk bersantai dan melepaskan diri dari tekanan dan stres
yang sedang dialami. Dengan bertemu dengan orang yang berbeda dan memiliki
kepentingan yang berbeda pula, seseorang dapat merasakan kesegaran dalam pikiran dan
memperoleh perspektif yang berbeda dalam menghadapi masalahnya.
Selain itu, bertemu dengan orang yang terlepas dari masalahnya juga dapat
membantu seseorang untuk memperluas jaringan sosialnya dan memperoleh dukungan
dari orang lain yang memiliki minat atau tujuan yang sama. Hal ini dapat membantu
seseorang untuk merasa lebih terhubung dengan orang lain, meningkatkan rasa percaya
diri, dan meningkatkan kesejahteraan psikologis secara keseluruhan.
Namun demikian, perlu diingat bahwa bertemu dengan orang yang terlepas dari
masalahnya bukanlah solusi permanen untuk mengatasi masalah. Orang tersebut masih
perlu menghadapi dan menyelesaikan masalahnya dengan cara yang tepat dan efektif.
Bertemu dengan orang yang terlepas dari masalahnya hanya menjadi salah satu cara
untuk meredakan stres dan mencari perspektif yang baru dalam menghadapi masalah.

3. MEMISAHKAN ORANG DARI MASALAH: MASALAH ADALAH


MASALAHNYA

Memisahkan orang dari masalah adalah salah satu prinsip dasar dalam konseling
naratif. Prinsip ini mengajarkan bahwa masalah adalah masalahnya, bukan masalah
klien. Artinya, masalah yang sedang dihadapi oleh klien bukanlah sesuatu yang
menentukan identitas atau nilai seseorang, melainkan sesuatu yang dapat diatasi dengan
bantuan konselor.

Dalam konseling naratif, konselor berfokus pada cerita hidup klien dan
bagaimana klien dapat mengubah cara pandang mereka terhadap masalah yang dihadapi.
Konselor membantu klien untuk memisahkan diri dari masalah, sehingga klien dapat
melihat masalah dengan cara yang lebih objektif dan tidak merasa terikat atau terjebak
dalam masalah tersebut.

Konselor juga membantu klien untuk mengidentifikasi sumber daya internal dan
eksternal yang dapat membantu mereka dalam mengatasi masalah yang sedang dihadapi.
Dengan memisahkan diri dari masalah dan mengidentifikasi sumber daya yang dimiliki,
klien dapat merasa lebih percaya diri dalam menghadapi masalah dan merasa lebih
mampu untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Memisahkan orang dari masalah juga dapat membantu klien untuk memperkuat
pribadi sehat mereka dan mengembangkan cerita hidup yang lebih positif dan lebih
konstruktif. Konselor naratif memberikan dukungan dan bimbingan yang diperlukan
untuk membantu klien dalam mengatasi masalah dan mencapai tujuan hidup yang
diinginkan.

4. PERAN CERITA
Cerita atau narasi memiliki peran yang sangat penting dalam konseling naratif.
Berikut adalah beberapa peran cerita dalam konseling naratif:
a. Memberikan makna pada pengalaman hidup.
Cerita membantu klien untuk mengartikulasikan pengalaman hidup mereka dan
memberikan makna pada pengalaman tersebut. Dengan memperkuat cerita hidup
yang positif dan memperlemah cerita hidup yang negatif, klien dapat memperbaiki
persepsi mereka terhadap diri sendiri dan situasi yang dihadapi.
b. Mengubah pandangan klien terhadap masalah.
Dalam konseling naratif, cerita digunakan untuk membantu klien memandang
masalah dari sudut pandang yang berbeda dan mencari solusi yang lebih efektif.
Klien diberikan kesempatan untuk melihat masalah dari berbagai sudut pandang dan
merenungkan cara-cara baru untuk menghadapi masalah tersebut.
c. Membantu klien untuk memahami diri sendiri dan orang lain.
Cerita membantu klien untuk memahami diri mereka sendiri dan orang lain dengan
lebih baik. Dalam konseling naratif, klien diberikan kesempatan untuk menceritakan
pengalaman mereka dan merenungkan makna yang terkandung di dalam cerita
tersebut. Klien juga dapat belajar tentang kekuatan dan kelemahan mereka sendiri,
serta kekuatan dan kelemahan orang lain.
d. Membangun koneksi emosional antara klien dan konselor.
Cerita juga dapat membantu membangun koneksi emosional antara klien dan
konselor. Ketika klien merasa didengar dan dipahami, mereka merasa lebih dekat
dengan konselor dan lebih mampu untuk membuka diri tentang pengalaman hidup
mereka.
e. Membangun harapan dan optimisme.
Cerita juga dapat membantu membangun harapan dan optimisme pada klien. Dalam
konseling naratif, klien diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi cerita hidup
yang lebih positif dan mencari solusi yang lebih efektif. Klien juga diberikan
kesempatan untuk memperkuat sumber daya internal dan eksternal mereka, sehingga
mereka dapat lebih percaya diri dalam mengatasi masalah yang dihadapi.

E. TEKNIK DAN APLIKASINYA PADA PROSES KONSELING NARATIF

Langkah-langkah yang dilaksanakan oleh konselor naratif yakni:

1. Konselor dan konseli melakukan pendekatan kolaboratif. Pendekatan ini memfokuskan


pada hubungan yang saling menguntungkan antara konselor dan klien, di mana
konselor membantu klien untuk merancang tujuan-tujuan dalam sesi konseling dan
mengidentifikasi cara untuk mencapainya. Konselor dan klien bekerja bersama untuk
memecahkan masalah dan menemukan solusi yang tepat.
2. Pendekatan Menjalin Hubungan
Pendekatan ini mencakup membangun hubungan yang kokoh antara konselor dan
klien, sehingga klien merasa nyaman membicarakan masalahnya. Konselor berusaha
untuk membangun kepercayaan dengan mendengarkan klien dengan empati dan penuh
perhatian.
3. Penggunaan Metafora
Penggunaan metafora merupakan teknik konseling naratif yang membantu klien untuk
mengungkapkan perasaannya dan memperjelas situasi yang dialami melalui cerita-
cerita atau analogi. Metafora dapat membantu klien untuk memahami masalah yang
dihadapinya dengan cara yang lebih mudah dan bermanfaat.
4. Konselor menyelidiki bagaimana masalah yang dialami konseli mengganggu,
mengecilkan dan mendominasi
5. Menemukan Penyelesaian Alternatif
Teknik ini memungkinkan konselor dan klien untuk menemukan solusi alternatif yang
lebih baik untuk masalah yang sedang dihadapi. Konselor mengajak klien untuk
memikirkan dan mempertimbangkan beberapa opsi, sehingga klien dapat memilih
solusi yang paling cocok dan efektif.
6. Menemukan bukti sejarah yang mendukung pandangan baru konseli akan masalahnya.
7. Meminta konseli untuk memprediksi tentang masa depan seperti apa yang bisa
diharapkan dari orang berpengaruh
8. Penggunaan Pertanyaan Reflektif
Pertanyaan reflektif digunakan untuk membantu klien mempertimbangkan dan
memahami masalah yang sedang dihadapi. Konselor mengajukan pertanyaan yang
dapat memicu refleksi pada klien, sehingga klien dapat memperoleh pemahaman yang
lebih baik tentang situasinya.
9. Fokus pada Kelebihan
Teknik ini memungkinkan konselor untuk membantu klien mengidentifikasi dan
mengembangkan kelebihan-kelebihannya, sehingga klien dapat memperoleh rasa
percaya diri dan merasa lebih positif tentang dirinya sendiri. Fokus pada kelebihan
dapat membantu klien untuk mencapai tujuan-tujuan dalam hidupnya dengan lebih
mudah dan efektif.
10. Pendekatan Menemukan Makna
Teknik ini membantu klien untuk menemukan makna dalam kehidupannya. Konselor
membantu klien untuk mengidentifikasi nilai-nilai dan keyakinan yang penting bagi
dirinya, sehingga klien dapat mencapai pemahaman yang lebih dalam tentang dirinya
sendiri dan hidupnya.
11. Eksternalisasi
Eksternalisasi adalah salah satu teknik konseling naratif yang memungkinkan klien
untuk memisahkan diri dari masalahnya. Dalam konseling naratif, masalah yang
dihadapi klien dipandang sebagai entitas eksternal yang dapat diidentifikasi dan
dijelaskan dengan lebih jelas. Dengan cara ini, klien dapat memandang masalahnya
sebagai sesuatu yang terpisah dari dirinya, sehingga memungkinkan mereka untuk
lebih objektif dalam memandang masalah tersebut dan memikirkan cara-cara untuk
mengatasi masalah tersebut. Teknik eksternalisasi biasanya dilakukan dengan cara
bertanya kepada klien tentang pengalaman dan pemikiran mereka terkait masalah yang
dihadapi, kemudian meminta mereka untuk memberikan nama atau label pada masalah
tersebut. Dengan memberikan nama pada masalah, klien dapat memandang masalah
tersebut sebagai entitas yang terpisah dari dirinya, sehingga memudahkan mereka
untuk memikirkan cara-cara untuk mengatasi masalah tersebut. Selain itu, teknik
eksternalisasi juga dapat membantu klien untuk memandang dirinya sebagai subjek
yang memiliki kekuatan untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Dalam konseling
naratif, klien didorong untuk mencari sumber daya internal dan eksternal yang dapat
membantunya dalam mengatasi masalah tersebut. Dengan cara ini, klien dapat
memandang dirinya sebagai subjek yang memiliki kontrol atas masalah yang
dihadapinya, sehingga meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan untuk
mengatasi masalah.
12. Eksternalisasi Cerita yang diinternalisasikan
Eksternalisasi cerita yang diinternalisasi adalah teknik konseling naratif yang
digunakan untuk membantu klien memandang cerita yang mereka internalisasikan
sebagai sesuatu yang terpisah dari diri mereka. Dalam konseling naratif, cerita yang
diinternalisasikan dipandang sebagai entitas eksternal yang dapat dijelaskan secara
lebih jelas dan dipisahkan dari diri klien. Teknik eksternalisasi cerita yang
diinternalisasi dilakukan dengan cara membantu klien untuk mengidentifikasi cerita-
cerita yang mereka internalisasikan dan memisahkan cerita tersebut dari diri mereka.
Klien kemudian didorong untuk mempertanyakan kebenaran dari cerita yang mereka
internalisasikan dan mencari alternatif cerita yang lebih positif dan membangun.
Dengan cara ini, klien dapat memandang cerita yang diinternalisasikan sebagai entitas
eksternal yang dapat diubah atau ditransformasi, sehingga meningkatkan kemampuan
mereka untuk mengatasi masalah dan mencapai tujuan hidup yang lebih positif. Teknik
eksternalisasi cerita yang diinternalisasi juga dapat membantu klien untuk memperluas
perspektif mereka dalam memandang diri dan masalah yang dihadapi, sehingga
meningkatkan kesejahteraan psikologis secara keseluruhan.

CONTOH VERBATIM:

Konselor: Halo, apa kabar? Silakan duduk.


Klien: Baik-baik saja, terima kasih.
Konselor: Bagaimana saya bisa membantu hari ini?
Klien: Saya merasa sangat cemas akhir-akhir ini. Saya merasa seperti hidup saya tidak berarti.
Konselor: Saya mengerti perasaan Anda. Apa yang membuat Anda merasa seperti itu?
Klien: Saya merasa seperti saya tidak punya tujuan hidup. Saya merasa seperti saya hanya
menghabiskan waktu saja.
Konselor: Apakah Anda pernah memikirkan hal-hal yang ingin Anda capai atau tujuan yang ingin
Anda capai?
Klien: Tidak, sebenarnya tidak.
Konselor: Bagaimana jika kita mencoba menemukan beberapa tujuan yang mungkin bisa memberi
arti pada hidup Anda? Apakah Anda ingin mencobanya?
Klien: Ya, saya ingin mencoba.
Konselor: Baik, mari kita mulai dengan memikirkan tentang apa yang Anda nikmati dalam hidup
Anda. Apa yang membuat Anda senang?
Klien: Saya suka bermain musik dan menggambar.
Konselor: Bagus sekali. Bagaimana jika kita memulai dengan mencari cara untuk mengembangkan
bakat musik atau seni Anda? Mungkin Anda bisa mencoba mengambil kelas atau
bergabung dengan kelompok musik atau seni lokal.
Klien: Ya, mungkin itu bisa menjadi ide yang baik.
Konselor: Mari kita bicarakan lebih lanjut tentang bagaimana Anda bisa memulai dan apa yang bisa
Anda lakukan untuk mencapai tujuan ini. Jangan khawatir, Anda tidak sendirian dan saya
akan selalu siap membantu Anda.
Konselor: Saya senang mendengar bahwa Anda ingin mencoba mencari tujuan hidup yang lebih
bermakna. Kita bisa mulai dengan mencari tahu lebih banyak tentang minat Anda dalam
musik dan seni. Apa jenis musik yang Anda sukai dan apa jenis seni yang ingin Anda
pelajari?
Klien: Saya suka bermain gitar dan mendengarkan musik rock. Saya juga suka menggambar
karakter animasi dan ingin belajar menggambar lebih baik.
Konselor: Itu sangat menarik. Apakah Anda pernah mencari kelas atau kelompok yang bisa
membantu Anda mengembangkan bakat musik atau seni Anda?
Klien: Tidak, sebenarnya saya belum pernah mencari. Saya selalu merasa seperti saya tidak cukup
baik untuk itu.
Konselor: Jangan terlalu keras pada diri sendiri. Setiap orang memiliki keunikan dan kemampuan
yang berbeda. Yang penting adalah mencoba dan terus belajar. Saya yakin ada banyak kelas
atau kelompok yang akan menyambut Anda dengan senang hati. Mungkin Anda bisa
mencari di internet atau bertanya kepada teman atau keluarga.
Klien: Ya, mungkin saya akan mencoba mencari. Terima kasih atas dukungan Anda.
Konselor: Tentu saja. Ingatlah bahwa Anda selalu bisa mencari bantuan dan dukungan dari orang-
orang terdekat Anda, dan saya selalu siap untuk membantu Anda dalam proses ini. Mari
kita membuat rencana tindakan yang dapat membantu Anda mencapai tujuan hidup Anda.

Anda mungkin juga menyukai