Memisahkan orang dari masalah adalah salah satu prinsip dasar dalam konseling
naratif. Prinsip ini mengajarkan bahwa masalah adalah masalahnya, bukan masalah
klien. Artinya, masalah yang sedang dihadapi oleh klien bukanlah sesuatu yang
menentukan identitas atau nilai seseorang, melainkan sesuatu yang dapat diatasi dengan
bantuan konselor.
Dalam konseling naratif, konselor berfokus pada cerita hidup klien dan
bagaimana klien dapat mengubah cara pandang mereka terhadap masalah yang dihadapi.
Konselor membantu klien untuk memisahkan diri dari masalah, sehingga klien dapat
melihat masalah dengan cara yang lebih objektif dan tidak merasa terikat atau terjebak
dalam masalah tersebut.
Konselor juga membantu klien untuk mengidentifikasi sumber daya internal dan
eksternal yang dapat membantu mereka dalam mengatasi masalah yang sedang dihadapi.
Dengan memisahkan diri dari masalah dan mengidentifikasi sumber daya yang dimiliki,
klien dapat merasa lebih percaya diri dalam menghadapi masalah dan merasa lebih
mampu untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Memisahkan orang dari masalah juga dapat membantu klien untuk memperkuat
pribadi sehat mereka dan mengembangkan cerita hidup yang lebih positif dan lebih
konstruktif. Konselor naratif memberikan dukungan dan bimbingan yang diperlukan
untuk membantu klien dalam mengatasi masalah dan mencapai tujuan hidup yang
diinginkan.
4. PERAN CERITA
Cerita atau narasi memiliki peran yang sangat penting dalam konseling naratif.
Berikut adalah beberapa peran cerita dalam konseling naratif:
a. Memberikan makna pada pengalaman hidup.
Cerita membantu klien untuk mengartikulasikan pengalaman hidup mereka dan
memberikan makna pada pengalaman tersebut. Dengan memperkuat cerita hidup
yang positif dan memperlemah cerita hidup yang negatif, klien dapat memperbaiki
persepsi mereka terhadap diri sendiri dan situasi yang dihadapi.
b. Mengubah pandangan klien terhadap masalah.
Dalam konseling naratif, cerita digunakan untuk membantu klien memandang
masalah dari sudut pandang yang berbeda dan mencari solusi yang lebih efektif.
Klien diberikan kesempatan untuk melihat masalah dari berbagai sudut pandang dan
merenungkan cara-cara baru untuk menghadapi masalah tersebut.
c. Membantu klien untuk memahami diri sendiri dan orang lain.
Cerita membantu klien untuk memahami diri mereka sendiri dan orang lain dengan
lebih baik. Dalam konseling naratif, klien diberikan kesempatan untuk menceritakan
pengalaman mereka dan merenungkan makna yang terkandung di dalam cerita
tersebut. Klien juga dapat belajar tentang kekuatan dan kelemahan mereka sendiri,
serta kekuatan dan kelemahan orang lain.
d. Membangun koneksi emosional antara klien dan konselor.
Cerita juga dapat membantu membangun koneksi emosional antara klien dan
konselor. Ketika klien merasa didengar dan dipahami, mereka merasa lebih dekat
dengan konselor dan lebih mampu untuk membuka diri tentang pengalaman hidup
mereka.
e. Membangun harapan dan optimisme.
Cerita juga dapat membantu membangun harapan dan optimisme pada klien. Dalam
konseling naratif, klien diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi cerita hidup
yang lebih positif dan mencari solusi yang lebih efektif. Klien juga diberikan
kesempatan untuk memperkuat sumber daya internal dan eksternal mereka, sehingga
mereka dapat lebih percaya diri dalam mengatasi masalah yang dihadapi.
CONTOH VERBATIM: