Dalam bab ini menjelaskan bahwa tak seorang pun mempraktikankonseling tanpa satu kerangka
teoritis.Semua harus bekerja dengan kerangka tertuntu termasuk pengalaman-pengalaman dan nilai-nilai
yang mengarahkan konseling yang kita lakukan. Konseling membuat akal sehat,meskipun demikian tetap
saja praktik konseling dipengaruhi oleh keyakinan sipenolong tentang manusia, peranannya sebagai
penolong dan keyakinan tentang apa yang menyebabkan masalah-masalah dalam hidup. Para konselor
dan setiap orang yang terlibat dalam profesi menolong orang lain hars mengaku kebutuhan akan dasar
teoritis akn karya mereka. Pendekatan pemecahan masalah yang dipakai meliputi semua pendekatan
tradisional dengan pengubahan-pengubahan disana-sini.
Konselor hanya memberi pengertian minimal agar klien mempunyai kesempatan untuk
berbicara dan mengeluarkan isi hatinya tanpa satu pengarahan. Sebagai gantinya konselor secara aktif
terlibat dalam proses membantu klien memasukan perhatiannya terhadap masala-masala nya dan
mencari pemecaan terhadap masalah-masalah tersebut. Disamping keterlibatan aktif dalam membantu
klien perhatian yang berlebihan pada masa lampau juga harus dijauka. Konseling harus diarahkan untuk
membantunya untuk menghadapi masalanya sekarang ini.
Seorang konselor seharusnya juga tidak anya sekedar memberi wawasan mengenai masa
lampauu sambal mengharapkan al ini akan membantu memecahkan maasalah. Jika konselor bersedia
meliat apa yang ada diluar batas perilak itu dan mampu merumuskan kebutuhan-kebutuhan klien akan
lebih jau muda untk menanggapinya.
KLIEN
Setiap orang yang masuk dalam profesi konseling haruus mengawali dengan memiliki
sebuah pandangan yang memadai tentang klien. Kebanyakan keptusan mengenai konseling akan
memasukan pandangan mengenai manusia dari satu sudut pandang yang positif .Ole karina it mau tidak
mau akn tampak sat penekanan untuk melihat klien sebagai pribadi yang memiliki
kehormatan,martabat, harga diri dan keunikan ciri-ciri mendasar dalam diri seorang pribadi ini hars
dikenali agar kita dapat masuk dalam relasi atau kerja sama dengannya guna memberikan pertolongan
kepadanya.Sebagai pribadi yang memiliki kehormatan klien harus diperlakukan dengan hormat dan
layak sesuai dengan martabatnya. Memandang seorang sebagai pribadi yang unik konselor arus
memperlakukan dia sebagai orang yang istimewa.
Seorang konselor tidak perluu memaksa diri untk memiliki pandangan positif teradap
klien,yang lebih penting adalah berusaa untk memahami klien perasan-perasaannya danpemikirannya
dan perilakunya ketika ia datang untuk konseling.
Klien masuk dalam konseling dengan berbagai arapa, sejumla harapan mungkin saja
sangat tidak realistis sebab mereka terlalu mengharapka banyak dari konselor. Penting untuk mengetahui
jenis harapan yang dimiliki klien sehigga kita terbatas dari tekanan untuk melakuka atau memberikan
suatu diluar kemampuan kita. Tidak ada sat cara yang dapat diguunakan konselor untk mendengarkan
harapan-harapan seorang klien. Dia harus berusaha menghadapi mengaapa muncul masal- masala seperti
itu,mengetahui apaka gerangan arapan klie-klien tersebut dan kemuudian berusaha menghadapinya secara
tepat.
Ada beberapa hal yang harus dipahami ole konselor terhadap klien:
2.memperjelas harapan-harapan
4.motifasi klien
Ada beerapa yang bersifat umum yang dapat diterangkan untk sejmla masala:
Tujuan dari penamaan kembali adala pembingkaian dari perilaku atau situasi klien dan pertama-
tama diliatnya secara positif.Cara pangang positif terhadap situasi klien akan menghasilksnn beberapa
pengaruu
Ketika kita mengubah makna dari situasi itu problematis dengan menguba konsepnya, situasi itu
sendiri akan dialami secara berbeda. Situasi-situasi apapun tidak akan beruba selama kita tidak menguba
secara pandang terap situasi tersebut.
Konselor akan lebi terbantu untuk mendorong klien atau keluaarga agar terus mennjalani
konseling kalau ia menemukan beberapa besar kekuatan klien dan dapat meruba kata kelemaan menjadi
kata keberanian.
Ketika kita berusaa untk menormalkan masalah-masalah menyehatkan suatu situuasi kita
berpinda pada suatu kerangka patologis menuju situasi non patologis orang yang bermasala cenderung
mengalami kondisi yang lebih buurk lagi karena diri mereka sendiri.
3. Mengangkat simtom
5. Penempatan