PENDAHULUAN
Kata ‘Gembala’ dalam bahasa Latin ialah ‘Pastor’, dan dalam bahasa Yunani
‘Poimen’. Oleh sebab itu Pengembalaan dapat juga disebut ‘Poimenika’, atau ‘Pastoralia’.
‘Pelayanan Pastoral adalah sebutan untuk Pengembalaan. Yesus menghendaki supaya
pengikut-pengikut-Nya bergaul dan bertindak satu sama lain yang berperan sebagai seorang
Gembala dalam Jemaat yang telah dipimpin oleh Gembala tersebut. Tugas seorang Gembala
adalah bagaimana dia sebagai seorang Gembala yang dapat memelihara domba-domba yang
telah dipercayakan kepada Gembala terssebut.
Pelayanan Pastoral harus dilakukan dengan motivasi yang benar, harus dilakukan
sesuai fungsinya sebagai gembala dengan tujuan mendewasakan kerohanian domba (Jemaat),
dengan motivasi cinta akan Tuhan, Bukan untuk mencari keuntungan sendiri, melainkan
kepentingan Tuhan.
1
FUNGSI-FUNGSI PELAYANAN PASTORAL
Fungsi-fungsi pelayanan pastoral tidak sama dengan tugas atau maksud pelayanan Pastoral.
Fungsi pelayanan pastoral adalah apa yang pelayanan pastoral benar-benar kerjakan atau
hasilkan secara nyata. Ada 4 fungsi pelayanan pastoral menurut buku “pedoman praktis untuk
pelayanan pastoral” karya Dr. J.L. Ch. Abineno, yaitu :
- Manusia yang utuh ini tidak berada seorang diri saja di dunia. Di situ ia berada
bersama-sama dengan manusia-manusia lain, disitulah terdapat relasi-relasi.
Relasi ini sangat penting bagi pelayanan pastoral, karena manusia bisa dipahami
melalui relasinya dengan orang lain. Manusia yang utuh ternyata bukan saja terdiri
dari tubuh, jiwa, dan roh, melainkan juga manusia yang hidup dalam suatu
konteks politik, sosial, dan kebudayaan yang tertentu.
- Manusia juga memiliki relasi diluar keluarga, teman, sahabat, anak, orang tua,
yaitu relasinya dengan suatu kuasa yang ada diluar atau didalam dirinya, bisa saja
Allah atau ilah atau makhluk lain atau diri sendiri.
- Yang pastor layani dalam pastoratnya ialah manusia seperti yang dijelaskan
diatas, yaitu manusia sebagai suatu kesatuan tubuh, jiwa, dan roh yang memiliki
relasi bukan hanya ke sesamanya tetapi juga kepada makhluk-makhluk lain.
Melayani manusia yang utuh ini begitu rupa, sehingga manusia ini dapat berfungsi
lagi dalam hidupnya baik secara fisik maupun psikis.
2
4:23; 8:7; Luk 4:23), “iaomai” (Mat 8:8), “hygianio” (Yoh 5:4-15; Kis 4:10),
“katharizo” (Mat 8:22 dyb; 10:8; 4:9; Luk 4:27; 17:14-17), “soizo” (Mat 9:21 dyb;
Mrk 10:52; Luk 17:19) dan “apolyo” (Luk 13:12). Dari ayat-ayat diatas sudah jelas
bahwa Yesus bukan hanya menyembuhkan penyakit jasmani tetapi juga penyakit
rohani. Dalam pekerjaan ini Yesus melakukan dengan perkataan dan perbuatan,
penyembuhan berhubungan erat dengan pengampunan.
Sejarah fungsi kedua dari pelayanan pastoral ini juga telah sangat tua. Akar-akarnya bukan
saja terdapat dalam kesaksian Alkitab, tetapi juga diluar gereja. Dalam literatur Yunani kuno
kita membaca, pada waktu dahulu para filsuf pun mempunyai tugas untuk menghibur orang-
orang yang berduka, bahkan mereka mempunyai suatu balai atau “klinik penghiburan”.
a. Dalam Alkitab terdapat berbagai-bagai istilah untuk “menghibur”. Istilah yang paling
banyak digunakan dalam PL adalah “nikham” yang berarti membuat orang bernafas
dengan lega dalam situasi sulit. Penghiburan bukan saja dilakukan dengan perkataan
tetapi juga dengan perbuatan: dengan roti dan anggur (Yer 16:7).
b. Penghiburan manusia mempunyai hubungan dengan penghiburan Allah, yang dapat
mengambil sifat-sifat seorang ibu. Hal itu antara lain kita baca dalam Yesaya 66:13:
“Seperti seseorang yang dihibur ibunya, demikianlah Aku akan menghibur kamu”.
Selain kata kiasan ibu, Yesaya juga memakai kata kiasan gembala “40:11”
3
c. Istilah yang paling banyak digunakan dalam PB ialah “paraklein”, yang mempunyai 2
arti yaitu menasihati dan menghibur, kedua arti ini bermaksud untuk mengangkat
orang ke luar dari kesusahannya (Rm15:4) (Rm 12:15; Mat 25:35&45), orang akan
berbahagia ketika dia berdukacita, karena mereka akan dihibur (Mat 5:4), dan itu
harus dilakukan kepada semua anggota jemaat (Flp 2:1), terutama kepada pejabat-
pejabat gereja (1 Kor 14:3). Mereka melakukannya atas nama Allah, yang adalah
sumber penghiburan (Rm 15:5) dan dalam hubungannya dengan pribadi dan
pekerjaan Yesus.
d. Dalam PB pelayanan Ini mencakup semua orang, baik yang Kristen, maupun yang
bukan Kristen, yaitu : orang yang mengalami kesusahan (Rm 12:15), orang-orang
yang sakit dan orang-orang yang berada dalam penjara (Mat 25:35 dan 45), janda-
janda dan anak yatim piatu (Yak 1:27) mereka semua harus dibantu. Pekerjaan itu
ditugaskan kepada semua anggota jemaat (Flp 2:1), terutama kepada pejabat-pejabat
gereja (1 Kor 14:3). Mereka semua melakukannya atas nama Allah, yang adalah
sumber penghiburan (Rm 15:5) dan dalam hubungannya dengan pribadi dan
pekerjaan Yesus.
Dari abad ke abad pekerjaan atau pelayanan ini merupakan salah satu fungsi utama dari
gereja. Dalam jemaat-jemaat pertama bantuan berupa nasihat dan penghiburan ini secara
khusus diberikan berhubungan dengan parousia Kristus (Dan penghakiman yang terakhir).
Pada waktu penyiksaan, tugas gereja di bidang ini lebih di titik beratkan pada usaha
membantu anggota-anggota jemaat dalam perjuangan mereka supaya tidak murtad dan
mengkhianati Kristus yang mereka percayai.
Kita sekarang hidup pada suatu waktu yang berbeda dengan waktu-waktu yang lalu.
Nasib dan tragik merupakan tema di segala bidang, juga di bidang teologi. Hal ini membawa
tuntutan-tuntutan baru bagi pemberian bantuan kepada manusia.
4
Yang paling dibutuhkan anggota-anggota jemaat dalam perjuangan mereka
bukanlah “pidato” ataupun “khotbah” melainkan bantuan yang nyata dan konkrit,
seperti : penghiburan, ketenangan, persekutuan, solidaritas.
3. Menuntun orang yang kita layani dalam pastorat
Pelayanan pastoral atau penggembalaan adalah suatu proses, kadang-kadang
suatu proses yang panjang, proses ini seperti jalan yang harus ditempuh, jalan ini
biasanya tidak lurus dan tidak licin, kadang berliku-liku. Karena itu anggota jemaat
tidak dapat menempuhnya seorang diri, ia membutuhkan kawan yang menuntunnya.
- Bantuan ini sangat dibutuhkan kalau ia mengalami hal-hal yang sulit. Dalam hal-
hal yang demikian ia biasanya tidak jelas melihat inti persoalannya. Ia sering
mencampur-baurkannya dengan hal-hal yang tidak penting, malah kadang ia
dipengaruhi oleh perasaan atau emosinya dan prasangkanya, sehingga fakta-fakta
yang disampaikannya kepada pastor banyak kehilangan nilai yang objektif.
Karena tanpa disadari si “pasien” mengatakan hal yang berbeda dengan dengan
fakta yang ada, itu sebabnya butuh tuntunan dari si Pastor supaya ia dapat melihat
kesalahannya.
- Ketika Kesadaran akan perasaanya yang negatif mulai nampak, ia dapat melihat
persoalannya lebih terang. Penjelasan ini dapat diberikan dalam bentuk pertanyaan
atau dengan jalan mengulangi apa yang anggota jemaat katakan dengan perkataan
lain.
- mengulangi apa yang anggota jemaat katakan dengan perkataan lain atau
mengajukan pertanyaan demi melihat persoalan dengan lebih terang harus
dilakukan secara hati-hati.
- Hal itu bukan saja berguna bagi anggota jemaat yang pastor layani, tetapi juga
bagi pastor sendiri, yaitu untuk memperoleh pengertian atau pengetahuan tentang
persoalan yang pastor bicarakan dengan dia.
5
- Yang pastor harus ingat adalah bahwa dalam percakapan nya dengan jemaat,
jemaat yang menentukan temponya (cepat atau lambatnya percakapan mereka).
Itu berarti pastor harus berjalan disisi anggota jemaat, tidak boleh mendahuluinya
atau dibelakangnya.
- Kalau anggota jemaat mendapat kesan bahwa pastor tidak mau berjalan bersama-
sama dengan dia dan memaksanya untuk berjalan lebih cepat daripada
kekuatannya, ia akan merasa dirinya terancam dan karena itu ia akan memutuskan
kontaknya dengan Pastor. Sebaliknya ia akan merasa aman kalau ia mengetahui
bahwa pastor mengikutinya setapak demi setapak dalam usahanya menjelaskan
perasaan-perasaaan dan reaksi-reaksinya.
Yang harus dilakukan oleh Pastor adalah, menunggu sampai anggota jemaat sendiri
beroleh pengertian tentang persoalannya, dengan cara tidak memotong anggota jemaat
saat berbicara, yang harus dilakukan adalah pastor harus menyimpan dahulu
pendapat-pendapat dan konklusi-konklusinya, dan berusaha menolong anggota jemaat
itu, sehingga ia dapat melihat apa yang dilihat oleh pastor dan dapat menarik konklusi
sendiri.
6
musnahnya hubungan manusia dengan Allah, dan dengan sesamanya manusia, serta
dengan alam.1
BAB III
KESIMPULAN
Pelayanan Pastoral begitu penting bagi pelayanan gerejawi. Sebagai cabang ilmu
teologi Praktika, Pastoral berperan penting terhadap fungsingya sebagai gembala untuk
mendewasakan kerohanian anggota jemaat.
Tentu sebagai gembala jemaat, gembala memiliki tugas untuk memelihara, memberi
makan, merawat yang terluka (secara psikis, batin, kepahitan, dsb), dan memberikan
penghiburan serta pemulihan kepada domba-domba rohani.
Pelayanan ini harus didasarkan pada motivasi kasih. Mengasihi jiwa-jiwa sama seperti
Kristus mengasihi jiwa-jiwa. Pelayanan Pastoral juga berfungsi sebagai representasi dari
Yesus Kristus di muka bumi ini.
Pelayanan Pastoral tidak boleh memiliki motivasi yang salah, apalagi jika motivasi
nya adalah uang. Jika motivasi pelayanan seorang gembala jemaat adalah uang, maka hal
tersebut dapat merendahkan gembala itu sendiri. Pelayanan harus dengan motivasi yang
benar, karena dengan motivasi yang benar, seorang pastor akan mendapat perkenanan Tuhan.
Kehidupan setiap anggota jemaat tidak selalu baik, selalu ada masalah dalam
menjalani kehidupan, selalu ada rintangan dalam menjalani hidup di dunia ini, bahkan hari-
hari ini adalah jahat dan semakin jahat. Untuk itu gereja harus memenuhi kebutuhan jemaat,
kebutuhan perlindungan secara rohani, jemaat butuh sosok seorang penolong untuk
menyelesaikan masalahnya, memberikan nasehat, memberikan penghiburan, memberikan
pertolongan dalam hal apapun kepada anggota jemaat.
Gereja harus menjadi jawaban atas setiap permasalahan dari jemaat. Gereja harus
menjadi tujuan pertama yang dicari oleh jemaat saat jemaat membutuhkan pertolongan,
penghiburan, bantuan, dan sebagainya. Itulah tugas seorang konselor dalam pelayanan
pastoral nya.
Yang terpenting ialah, pelayanan pastoral harus menuntun jemaat kearah kedewasaan
rohani ke arah seperti Tuhan Yesus Kristus.
1
Pedoman praktis pelayanan untuk Pastoral. Dr. J.L Ch Abineno 48-63