Anda di halaman 1dari 31

PENDAHULUAN

Para penganut Pentakosta disebut dengan “umat Roh”, tetapi juga digolongkan sebagai “umat
Alkitab”. Sejak semula, para penganut Pentakosta telah memusatkan diri pada Alkitab dan
dipimpin oleh Alkitab seperti halnya dipimpin oleh Roh Kudus. Bagi para penganut
Pentakosta, kebenaran ilahi terwujud dalam nyanyian, kesaksian khotbah, atau karunia-
karunia roh, tetapi semuanya dituntun kembali kepada Alkitab. Alkitab adalah penyataan
Allah yang bersabda di sepanjang zaman. Perjumpaan dengan Alkitab adalah perjumpaan
dengan Allah yang hidup.

Para penganut pentakosta menjunjung tinggi otoritas Firman Tertulis yang berharga.
Mereka percaya sepenuhnya dengan percaya untuk iman dan tingkah laku. Pandangan para
penganut pentakosta tentang Alkitab diperjelas oleh pengalaman mereka akan Roh Allah.
DOKTRIN ALKITAB

Alkitab berasal dari bahasa yunani yaitu biblion yang berarti “gulungan” atau “kitab”.
Kata alkitab menagacu kepada kitab-kitab kudus. Alkitab adalah kesaksian tentang apa yang
diperbuat Allah.

Kitab-kitab

Secara harfiah, istilah ini berarti tulisan-tulisan dan muncul dalam Alkitab baik dalam
bentuk tunggal maupun jamak. Bila dalam bentuk tunggal, Perjanjian Lama
menggambarkannya sebagai kumpulan dokumen pengilhaman. Misal 2 tim 3:16. Sebagai
kitab suci yang berwibawa (Yoh 7:42; 10:35; Gal 3:22). Bentuk jamak dipakai bila perjanjian
lama dianggap sebagai kumpulan sejumlah dokumen (Mat 21:42; Luk 24:27; Rm 1:2). Kitab
nabi-nabi (Mat 26:56) menjelaskan wibawa Perjanjian Lama secara keseluruhan.

Firman Allah

Alkitab adalah Firman Allah- kebenaran dari Allah. Sedemikianlah Allah komunikasi Allah
tentang kebenaran Ilahi. Allah memakai sarana untuk berhubungan atau menyatakan diri-Nya
kepada kita. Alkitab adalah salah satu sarana, namun Alkitab adalah sarana Istimewa sebab
Alkitab adalah Firman Allah.

Maksud Alkitab

1. Menyediakan keterangan tentang apa yang Allah telah perbuat di dunia untuk
keselamatan manusia
2. Secara khusus, menyaksikan tentang Kristus (Luk 24:25-27)
3. Menuntun kepada keselamatan oleh iman kepada Yesus Kristus (2 tim 3:15)
4. Menggenapi janji bahwa Roh Kudus akan menuntun kepada kebenaran kepada Yesus
Kristus (Yoh 16:12-15)
5. Menggenapi nubuat Alkitab sehingga pertobatan dan pengampunan dosa bisa
diberitakan dalam nama-Nya kepada segenap bangsa (Luk 24:46-47)
6. Memelihara Iman dan menguatkan Iman (Yoh 20:31; 1 Pet 1:19)
7. Memberi penghiburan (Mzm 130:5; Rm 15:4)
8. Senjata rohani guna memerangi kesalahan dan memelihara kesucian pengajaran (2 tim
3:16)
66 kitab dalam Alkitab sudah cukup untuk mengartikan segala sesuatu yang diperlukan untuk
kehidupan Kristen dan keselamatan kekal.

Otoritas Alkitab

Para penganut Pentakosta sangat tekun mempertahankan otoritas Ilahi dari Alkitab.
Bagi para penganut Pentakosta, Alkitab adalah otoritas terakhir dan terutama untuk dotrin
dan praktik Kristen.

1. Alkitab adalah Firman Allah yang diilhami (2 Tim 3:16)

2. Alkitab adalah firman Allah, dan Firman Allah adalah kebenaran (Yoh 17:17)
3. Allah tidak pernah berdusta (Tit 1:2) dan tak dapat dipersalahkan
4. Kebenaran Alkitab sesuai dengan sifat Allah

Innerancy Alkitab pandangan Pentakosta adalah pengilhaman menyeluruh dan pengilhaman


kata per kata. Asal Mula dan Hakikat Dosa
Adam adalah ciptaan Tuhan yang khusus, lebih tinggi daripada ciptaan-ciptaan lain
diatas bumi, karena adam di buat dalam citra Allah. Pada awalnya Adam adalah pribadi yang
istimewa, tetapi ia jatuh kedalam dosa ketika ia memberontak dan berdosa melawan Allah. Di
dalam Pentakosta doktrin Kristen kejatuhan Adam kedalam dosa tidak bisa dimengerti
terpisah. Catatan alkitabiah tentang kejatuhan Adam menjadi titik berangkat pemahaman kita
mengenai doktrin tentang dosa, tetapi pasal-pasal Alkitab lainnya juga memerhatikan asal
mula dan hakikat dosa.
ASAL MULA DOSA
A. Asal mula dosa dalam hubungan dengan Allah
Alkitab meceritakan bahwa Allah tak terbatas kekudusan-Nya dan
membenci dosa (Yes 6:1-5 ; Ams 6:16; 8:13) serta segala sesuatu yang dibuat-
Nya itu “amat baik” {kej 1:13}. Dia tidak bisa dicobai untuk berdosa dan tidak
mencobai seseorang untuk berdosa (Yak 1:13). Alkitab tidak mencerminkan
Allah senagai pemilik dosa. Alkitab justru menyatakan sebaliknya; seluruh
kejahatan bertentangan dengan kehendak Allah.
Allah tidak terlalu menyingkapka alasan Dia mengizinkan dosa memasuki
dunia. Jelas bahwa Allah dapat menolak kejahatan dan menghasilkan kebaikan
dari tengah kejahatan. Contohnya adalah penyaliban Yesus. Pengkhianatan
Yudas, rencana orang-orang Yahufi, dan keputusan Pilatus telah menjadi
sarana melayani maksud utama Yesus untuk keselamatan (Kis. 2:23; 3:13-18;
4:27,28). Allah membatasi kejahatan, tetapi Dia tidak ikut serta dalam
kejahatan dan Dia tidak memanipulqsinya untyk mencobai kita agar berdosa.
Karena itu, disimpulkan bahwa dosa bermula melalui beberapa penyebab
selain Allah.
B. Asal Mula Dosa dalam Hubungan dengan para Malaikat
Alkitab menunjukkan bahwa dosa bermula dalam dunia malaikat.
Nubuat pengaduan Raja Tirus (Yeh 28) dan Babilonia (Yes 14) mungkin
menyajikan pemahaman mengenai asap mula kondisi dan kejatuhan beberapa
malaikat. Jelas ada pemberontakan melawan Allah di kalangan para malaikat
(Yes 14:12-15; Yeh 28:11-19; Yud 6). Pemberontakan ini menyebabkan
kejatuhan beberapa orang malaikat, termasuk seorang malaikat yang dikenal
sebagai setan, yang melawan Allah dan menjadi pemimpin para malaikat yang
terjatuh. Karena setan itu bergabung dengan “kedudukan-kedudukan” dan
“kuasa-kuasa” yang melampaui manusia, tepatlah menyebutnya sebagai salah
seorang malaikat yang terjatuh. Penyebab dosa setan, dan dosa para malaikat
lain yang terjatuh dari Allah, yaitu kebanggaan. Dosa serah yang sebenarnya
dikemukakan demikian, “… Aku hendak naik ke langit, aku hendak
mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk
di atas bukit pertemuan…” (Yes 14:13). Dalam kebanggaannya ia menjadikan
dirinya “… hendak menyamai Yang Mahatinggi” (ay 14). Setan mengikuti
kehendaknya sendiri dari pada mendudukkan dirinya kepada Allah; ia mencari
kemuliaannya sendiri daripada mencari kemuliaan Allah.
Bagaimana mungkin setan dan para malaikat lainnya berdosa, kita tidak tau.
Namun, sebagian besar para malaikat tetap setia kepada Penciptanya.
C. Asal Mula Dosa dalam Hubungan dengan Keluarga Manusia
Dalam alam semesta dosa lebih tua daripada umat manusia. Dosa mula
dalam umat manusia melalui penggaran Adam. Penciptaan Adam segera
diikuti oleh masuknya dosa kedalam hatinya (Kej. 3). Perhatian terhadap detail
kejatuhan Adam dan Hawa akan membuka asal mula dosa di dunia kita.
 Kejatuhan Adam dan Hawa,
 Pengusiran Adam dan Hawa dari Hadirat Allah.

Hakikat Dosa

Sejak semula dosa merupakan ketidaktaatan kepada Allah. Dosa merupakan


salah satu aspek paling umum dalam kehidupan manusia. Dosa membatasi seluruh
wilayah kegagalan manusia dari ketidaktaatan kepada satu-satunya perintah kearah
kehancuran seluruh kehidupan. Kita bisa sangat memahami hakikat dosa dengan
memerhatikan definisi dosa, ada tiga kata dalam Perjanjian Baru Yunani untuk dosa,
serta ada berbagai bentuk dosa.

A. Dosa itu Menentukan


Dosa selalu erat dengan kegagalan. Alkitab mengatakan, “Setiap orang yang
berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum
Allah” (1 Yoh. 3:4). Tuntutan utama hukum Allah adalah mengasihi Allah. Meskipun
dosa merupakn pelanggaran hukum, pandangan Alkitab tentang dosa lebih luad dari
pada pelanggaran dosa. Dosa harus ditentukan dalam hubungan terhadap sifat-sifar
Allah juga dalam hubungannya dengan hukum-Nya.
Seluruh dosa merupakan perbuatan melawan Allah. Karena dosa itu melawan
Allah, Rasul Paulus mengemukakan bahwa orang-orang berdosa itu adalah musuh
Allah (Rm. 5:8-10). Dosa merusak hubungan kitq dengan Allah dan memecah
persekutuan kita dengan-Nya dan dengan sesama. Tidak ada yang netral tentang
dosa ; dosa itu dinamis dan kekuatan kejahatan. Ketika menciptakan Adam, Allah
menjadi pusat hidupnya; tetapi Adam mencoba menjadikan dirinya Allah.
Sebagaimana terjadi pada Adam, dosa menggerakan orang-orang untuk menolak
Allah sebagai pusat keberadaan meteka dan menempatkan dirinya sebagai pusat.
B. Istilah-istilah untuk Dosa
Tiga kata yang sangat umum dalam bahasa Yunani Perjanjian Baru mengenai
dosa.
1. Dosa (hamartia),
2. Pelanggaran (parabasis),
3. Ketidakberimanan (asebeia)
C. Bentuk-bentuk Dosa
Bentuk-bentuk dimana dosa muncul lebih mengungkapkan hakikat-hakikat
dosa tersebut.
1. Dosa sebagai pemberontakan,
2. Dosa sebagai penyembahan berhala,
3. Dosa sebagai tindakan tidak bermoral dan tindakan hawa nafsu,
4. Dosa sebagai kebanggaan dan pemusatan diri sendiri,
5. Dosa sebagai ketidakpercayaan,
6. Dosa sebagai ketidakadilan dan kekurangan kasih.

Universalitas Dan Penyebaran Dosa

Pada dasarnya manusia tidak pernah merasa bahagia, puas, atau terpenuhi.
Sesuatu itu sangat salah. Manusia tidak hidup dalam damai, sangat banyak waktu
tersitq rwlam kesakitan, penderitaan, perselisihan serta kerja keras. Orang-orang
Kristen Pentakosta mengakui bahwa masalah yang meggarisbawahi segala situasi
kesulitan masuia adalah dosa. Dosa mencemari masyarakat manusia dan juga
individu-individu.

Universalitas Dosa

Seluruh manusia itu berdosa melalui pikiran, perkataan, dan perbuatan serta
mengurangi rencana Allah bagi makhluk ciptaan-Nya. Namun, dosa bukan hanya
dalam individu, dosa juga merembes ke masyarakat. Kita hidup di dalam dunia
berdosa, di lingkungan dosa sosial. Sifat-sifat dosa yang dahsyat terlihat dalam
masyarakat dan juga dalam individu-individu.

A. Dosa Individu itu Universal


Sebagian besar orang Kristen menerima kenyataan bahwa semua orang itu
telah berbuat dosa, dan terpisah dari Kristus (pribadi paling jujur) adalah seorang
berdosa dan tidak terselamatkan. Perbudakan dosa bukan sesuatu yang terbatas
pada bagian umat manusia seperti halnya kanker. Seluruh umat manusia itu
berdosa oleh kondiri dan perbuatan. Namun, dosa universal tidak menyangkal
bahwa ada tingkat-tingkat dosa. Yesus mengakamatkan kepada seluruh manusia
sebagai orang berdosa dan memanggil mereka untuk pertobatan. Yesus berkata
kepada para murid-Nya bahwa mereka memberitakan pertobatan dan
pengampunan kepada seluruh bangsa. Sekalipun demikian, Tuhan kita
menyatakan bahwa ada tingkat-tingkat dosa. Dosa universal menyatakan bahwa
apapun yang ada pada manusia, dosa itu hadir. Mereka bukan hanya manusia,
melainkan juga manusia berdosa.

Penyebaran Dosa

Hati manusia mempunyai penyakit spritual. Kondisi spiritual ini dicirikan


dalam Alkitab sebagai “… mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu”
(Ef 2:1). Hal berdosa adalah kondisi manusia secara universal. Hal berdosa ini adalah
kondisi mengenaskan kehidupan manusia yang tidak bisa dihindari, tetapi cara dosa
disebarkan dari orang ke orang, dari generasi ke generasi, telat banyak diperdebatkan.
Berikut ini adalah beberapa pandangan tentang penyebaran dosa.

1. Kecenderungan Melekat terhadap Dosa,


2. Dosa Adam dan Kondiri Manusia,
3. Solidaritas dengan Adam dan Tanggung jawab Manusia.

Akibat Dosa

Realitas dosa tidak bisa ditolak. Dosa berada di balik tragedi-tragedi


keberadaan manusia. Di dalam dunia ini kita bisa melihat bahwa dunia penuh
perselisihan, kepahitan, penderitaan, dan kebingungan. Ketidakbenaran, termasuk
ketidakjujuran, penipuan, dan fitnah melimpah. Kesucian moral sering berkompromi
dengan kepuasab nafsu seksual. Kemarahan dan nafsu yang tidak terkendali
berkembang menjadi kedengkian,kebencian dan peperangan. Dosa merupakan fakta
yang bisa diamati, juga segala akibatnya. Akibat-akibat dosa telah berpengaruh jauh,
tidak hanya menyentuh umat manusia tetapi juga seluruh dunia di mana kita hidup.
Dampak-dampak dosa secara umum pada kehidupan manusia serta mengenali
beberapa akibat khusus dari dosa.

1. Pengaruh Dosa pada Kehidupan Manusia,


2. Dosa membawa kematian
a. Kematian Tubuh,
b. Kematian Spiritual.
3. Dosa Memimpun Kepada Penderitaan Manusia,
4. Dosa Membawa Kesalahan di Hadapan Allah,
5. Dosa Menuntun kepada Penghukuman,
a. Penghukuman Menghambat Manusia dari Berbuat Dosa,
b. Penghukuman itu untuk Membarui Orang Berdosa,
c. Penghukuman menegakkan Hukuman Allah.
6. Dosa Menuntun kepda Penderitaan dan Kerusakan dalam Ciptaan.

MANUSIA

Ada 4 tingkatan kehidupan moral manusia: (Agustinus)

1. Bisa berdosa (Adam – diciptakan dalam keadaan sempurna, tetapi belum proven)

2. Tidak bisa tidak berdosa (keturunan Adam belum lahir baru, selalu jatuh dalam
dosa ‘tidak ada kebenaran dalam hukum Taurat’)

3. Bisa tidak berdosa (orang lahir baru, karena ada tuntunan Roh Kudus, tergantung
atas ketaatan kita kepada Tuhan) Potensi kita adalah ‘pengurapan tanpa batas’ tetapi
mengapa kita tidak mencapai potensi itu? Karena ketidaktaatan kita.

 Yesus ketika di dunia, tidak menggunakan atribut Allahnya. Yesus datang ke


dunia, dan membatasi dirinya dari ke’maha’an yang dimilikinya. Saat di dunia
Yesus menggunakan kuasa Roh kudus. Pengurapan tanpa batas adalah
akibat ketaatan tanpa batas.

4. Tidak bisa berdosa (ketika orang di sorga)


IDENTITAS ALLAH

1. Allah itu Nyata


2. Allah itu Roh
3. Allah itu Hidup
4. Allah itu Pribadi
5. Allah itu Esa

NAMA-NAMA ALLAH

1. Jehovah/TUHAN (muncul 6.823 kali dalam Perjanjian Lama) nama yang kudus, arti
harfiahnya adalah “Dia yang adalah”, Yehovah menandakan keberadaan diri-Nya.
2. Elohim (Elohim ini berbentuk jamak, menggambarkan kepenuhan ke-Allah-an,
melukiskan Allah sebagai Dia yang mempunyai kuasa dan kekuatan besar, menunjuk
pada wibawa otoritas Ilahi. Menyatakan kemahakuasaan-Nya)
3. Adonai (Adonai berarti Tuhan. Adonai menyatakan ke-Allah-an dan ke-Tuan-an yang
ilahi. Adonai merujuk kepada Tuhan Yesus Kristus, pribadi kedua dari Allah)
4. El shaddai (Allah Maha Kuasa. Allah aktif terlibat dalam peristiwa-peristiwa umat-
Nya)
5. Jehovah Rophe (membebaskan, memulihkan, menyembuhkan)

GELAR-GELAR ALLAH

a. Gelar Intelektual
1. Pengetahuan Knowledge (Rm 11:34; Yes 40:13,14)
2. Hikmat (1Tim 1:17; Yudas 25)
b. Gelar Moral
1. Kebaikan
2. Kasih
3. Anugerah
4. Kemurahan hati
5. Kesetiaan
6. Kekudusan
7. Keadilan
c. Gelar berdasarkan kehendak
1. Kehendak berkuasa (Mzm 115:3; Kis 2:23; Ef 1:5)
2. Kekuasaan yang memerintah (Maha Kuasa Kej 17:1)

GELAR-GELAR ALLAH YANG TIDAK BISA DILIHAT MANUSIA

a. Allah tidak bergantung (kebebasan, Allah dari kekal sampai kekal Maz 40:2)
b. Kekekalan (yang maha mulia, bersemayam untuk selamanya Yes 57:15)
c. Maha hadir (omni presence, Mzm 139:7)
d. Keabadian (Mal 3:6, Tuhan tidak berubah Yak 1:17)

TRINITAS YANG KUDUS

Keberadaan Allah dalam 3 pribadi, Allah Bapa, Allah Anak, Allah Roh Kudus, namun 1
hakekat adanya. Allah yang esa dalam 3 pribadi.

A. Kesaksian Perjanjian Lama


1. Tuhan mengutus aku dengan Roh-Nya (Yes 48:16)
2. Israel memberontak dan mendukakan Roh kudus-Nya (Yes 63:10; Mik 3:8)
B. Kesaksian Perjanjian Baru
1. Roh kudus turun ke atas Yesus, dan Bapa merestui anak-Nya (Mrk 3:16-17)

Kita percaya bahwa Allah yang Esa hadir dalam tiga pribadi. Allah Bapa dan Allah Anak dan
Allah Roh Kudus.

Efesus 1:17 Bapa yang mulia

Efesus 1:3 Bapa dan Tuhan kita Yesus Kristus

Efesus 3:14, 15 Roh Kudus menyaksikan pada orang percaya bahwa Allah adalah
Bapa

Trinitas dalam kesatuan, Allah adalah keberadaan yang dipersatukan. Tidak hanya satu, tetapi
tiga pribadi didalam satu. Allah Bapa adalah Allah pencipta dan sumber segala sesuatu, Allah
Anak adalah Allah penebus, Roh Kudus memperbaharui dan menguduskan kita.
DOKTRIN TENTANG KRISTUS

- Inti dari Iman Pentakosta adalah hubungan pribadi dengan Yesus Kristus.
- Mereka menjunjung tinggi nilai dan pemberitaan karya Roh Kudus, tetapi Yesus
adalah pusat iman, ibadah, pemberitaan, dan pengajaran mereka.

Para penganut Pentakosta memusatkan pada Yesus Kristus sebagai

a. Juru selamat
b. Pengudus
c. Penyembuh
d. Pembaptis dalam Roh Kudus
e. Raja yang akan datang

Dari perspektif Pentakosta, Kristus adalah pusat dan dasar iman Kristen. Pra-eksistensi
(keberadaan sebelum inkarnasi) Kristus. Ada dua :

a. Kesaksian Perjanjian Lama


Mikha 5:2 = memperkirakan kelahiran Kristus Juruselamat
b. Kesaksian Perjanjian Baru
Yoh 1:1 = sejak awal waktu Anak telah ada

INKARNASI KRISTUS

- Alkitab mengajarkan bahwa Dia menjadi manusia


- Dia memiliki ibu seorang manusia
- Bertumbuh dalam kemanusiaan seperti anak-anak lain (Luk 2:40; 52)
- Memiliki emosi dan perasaan sama seperti manusia lainnya (Mrk 10:21; Yoh 11:33-
31)
- Mengalami lapar dan haus dan khawatir (Mat 21:18; Yoh 4:6; 19:28)

MAKNA INKARNASI

Inkarnasi berasal dari bahasa latin, yang artinya “menjadi daging” (Yoh 1:14; Rm
8:3). Inkarnasi artinya anak Allah menyelubungi diri-Nya dengan daging agar dia bisa
membuka selubung diri-Nya sebagai Allah.

Waktu inkarnasi, Yesus datang dengan waktu yang telah digenapi (Gal 4:4). Sarana
Inkarnasi Yesus tidak seperti manusia lainnya, kelahiran-Nya adalah mukjizat.
1. Mukjizat kelahiran Kristus (proses kelahiran yang istimewa dengan campur tangan
ilahi).
2. Kesaksian Alkitab tentang kelairan anak dara (Yes 7:14 telah diramalkan secara luar
biasa)
3. Sarana kelahiran Anak dara ((Mat 1:20) malaikat memerintahkan Yusuf untuk
mengambil Maria sebagai istrinya.
4. Dampak kelahiran Anak dara adalah Allah dan Manusia telah dipersatukan dalam
pribadi Yesus Kristus

MAKSUD INKARNASI

Karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka (Mat 1:21)

1. Kristus menyatakan Allah. Pada masa kemanusiaan-Nya, Kristus membuat Allah


dikenali, hal ini dilakukannya dengan pengajaran, kekudusan hidup, dan karya-karya-
Nya.
2. Kristus mempersembahkan korban untuk dosa. Pusat ketentuan penebusan Allah dari
dosa adalah inkarnasi dan kurban kematian Kristus (Ibr 10:1-10)
3. Kristus menghancurkan perbuatan-perbuatan iblis
4. Kristus menjadi Imam Besar yang murah hati dan setia (Ibr 2:17)
5. Kristus memberikan contoh untuk hidup kudus (1 Ptr 2:21)
KESELAMATAN

HAKIKAT KESELAMATAN

Teologi Pentakosta mempertahankan bahwa keselamatan yang disajikan Allah itu cukup
untuk semua orang yang percaya kepada-Nya. Keselamatan adalah karya Allah dalam
pengupayaan umat bebas dari perbudakan dosa dan membawanya ke situasi kemuliaan
melalui Tuhan Yesus Kristus. Arti dasar keselamatan adalah pembebasan dari situasi diluar
kemampuan seseorang membebaskan dirinya sendiri.

KESELAMATAN MENCAKUP 3 DIMENSI WAKTU DAN 3 TAHAP:

Waktu lampau: Kita sudah diselamatkan dari hukuman dosa. Ini disebut pembenaran.

• Titus 3:5, Roma 8:24, Efesus 2:5.

Waktu kini: Kita sedang diselamatkan dari kuasa dosa. Ini disebut penyucian.

• I Timotius 4:16, Filipi 1:19; 2:12, II Korintus 1:5-6; 7:9-10

Waktu yang akan datang: Kita akan diselamatkan dari adanya dosa. Ini disebut pemuliaan.

• Ibrani 9:27-28, I Petrus 1:5, Roma 13:11

Pada saat seseorang menjadi percaya, ia diselamatkan dari hukuman dosa (Ef. 2:8, Tit. 3:5),
kini orang percaya juga diselamatkan dari kuasa dosa dan dikuduskan serta dipelihara (Ibr.
7:25), dan ia pun akan diselamatkan dari adanya dosa itu di sorga selama-lamanya (Roma
5:9-10).

KESELAMATAN

Allah memilih manusia didasari oleh kasih-Nya untuk selamat berdasarkan kedaulatan dan
kemahatahuan-Nya. Saat Allah memilih siapa yang selamat karena kedaulatan-Nya, saat itu
juga Dia sudah tahu siapa manusia yang akan menggunakan kehendak bebasnya untuk
meresponi panggilan-Nya (untuk percaya kepada Yesus). Tetapi karya penebusan Kristus
adalah untuk menebus dosa seluruh dunia/seluruh umat manusia (1 Yoh 2:2; Yoh 3:16; 1 Tim
2:4; 2 Kor 5:14; Mark 16:15; 2 Pet 3:9; Kis 17:30; Rm 5:18; Ibr 2:9; Rm 10:13). Keselamatan
hanya dapat diterima melalui Iman kepada Yesus Kristus. Siapapun yang menggunakan
freewill nya untuk percaya kepada Yesus Kristus akan menerima keselamatan, dengan syarat
yaitu tinggal di dalam Kristus, tetapi keselamatan harus dikerjakan, untuk mengerjakan
keselamatan itu tidak mudah, banyak tantangan yang harus dihadapi, nah, untuk itulah Allah
mengutus Roh Kudus untuk menjadi penolong dan memeteraikan keselamatan bagi umat
manusia. Allah memberikan energi dan kekuatan kepada manusia untuk mengerjakan
keselamatannya.

BUKTI KEPASTIAN KESELAMATAN

1. . Dasar firman Allah (Setiap orang percaya pasti selamat bukti obyektif) (I Yoh 5: 10-
13, Yoh 10:28-29). Penjamin: Allah Tritunggal.

2. Dalam hati orang percaya ada kesaksian Roh: bukti subyektif. Roma 8:16

3. Ada buah keselamatan: perbuatan baik (Ef 2:10)

4. Bila jatuh, mengaku untuk dapat pengampunan Allah. (Mzm 51:4) dikembalikan
sukacita keselamatan

5. Orang yg mengaku selamat tapi tidak hidup kudus, maka diragukan kelahiran barunya
(I Yoh. 3:9).

6. Bila orang yang percaya Yesus jatuh lagi dalam dosa maka dia harus mengaku dosa
untuk menerima pengampunan Allah (I Yoh 1:9). Akibatnya: Allah akan
mengembalikan sukacita keselamatan (Mzm. 51:14), relasi dengan Tuhan dipulihkan.

Langkah untuk menerima pengampunan dosa :

 Kita perlu menyadari bahwa perbuatan itu adalah DOSA yang dibenci Allah.

 Kita harus mengakui dosa dengan sungguh-sungguh serta mohon kekuatan Roh
Kudus untuk mengalahkan dosa tersebut.

 Jika perbuatan kita telah merugikan orang lain, maka kita juga harus
membereskannya dengan manusia. Misalnya: Bila kita mencuri, maka uang
curian itu harus dikembalikan. Bila kita berselisih, maka harus berdamai
(Matius 5:24).

 Yakin akan janji Tuhan untuk mengampuni dosa kita (I Yoh. 1:9). Setelah dosa itu
diakui lalu diampuni Tuhan, berarti dosa itu tidak diingat Tuhan lagi (Yes. 43:25, Ibr.
8:12).
 Ingat: Perasaan bersalah yang muncul setelah pengakuan dosa dan pertobatan
berasal dari Iblis dan dirancang untuk menghalangi pertumbuhan rohani kita

B. KEHIDUPAN KEKAL

Kata keselamatan mengungkapkan pandangan tentang pembebasan atau hal


memerdekakan. Pada saat pembebasan dari dosa dan kesalahan, Allah melimpahkan
anugerah kehidupan kekal kepada orang percaya.

Kehidupan kekal adalah pengalaman mengenal Allah dan memiliki persekutuan


dengan-Nya melalui Yesus Kristus (Yoh 17:3; 1 Yoh 5:11). Pandangan tentang kehidupan
kekal mengarah pada kebangkitan orang mati. Namun, Anugerah kehidupan kekal tidak
hanya semata-mata berarti kehidupan masa mendatang di Surga setelah kematian. Kehidupan
kekal adalah pemilikan masa kini bagi setiap orang yang percaya (Yoh 5:24; 6:47).
Kehidupan kekal didapatkan apabila kita lahir dari Roh Allah, namun kehidupan kekal bisa
hilang apabila kita sepenuhnya menyeberang dari iman dalam Yesus Kristus.

Jalan Keselamatan

Kristus adalah “jalan” keselamatan. Yesus mengajarkan bahwa ada dua jalan
keselamatan, yang lebar menuju kehancuran, dan yang sempit dan sulit adalah yang menuju
kepada kehidupan (Mat 7:13,14). Namun, pernyataan Yesus jauh melampaui pemberian
perintah mengenai jalan keselamatan, sebab Yesus tidak hanya mengajarkan jalan bertemu
dengan Allah, melainkan Dia adalah jalan itu sendiri.

Anugerah keselamatan

Anugerah (charis) memiliki segala sesuatu berkaitan dengan keselamatan kita.


Pemberian Allah untuk keselamatan kita dimotivasi oleh anugerah-Nya (Ef 2:7).

Hakikat anugerah

Anugerah adalah pemberian yang diberikan kepada orang yang tidak pantas
menerimanya, kasih-Nya, karunia-Nya diberikan kepada kita. Anugerah Allah mencapai
mereka yang membutuhkan keselamatan dan memberikan mereka yang membutuhkan., ada
beberapa anugerah :

1. Anugerah Umum merujuk pada berkat Allah atas segala ciptaan (Mat 5:45)
2. Anugerah yang mendahului adalah anugerah yang “datang sebelumnya” dan
karenanya menyiapkan jalan untuk penerimaan kita akan anugerah keselamatan
3. Anugerah keselamatan adalah aktivitas anugerah Allah yang menerapkan keuntungan
salib kepada siapapun yang percaya kepada Kristus.

Maksud Anugerah

Anugerah Allah yang dinyatakan dalam Kristus menekankan bahwa keselamatan adalah
kebaikan dan kasih Allah. Maksud anugerah-Nya adalah untuk menyelamatkan kita. Allah
mengambil prakarsa dalam mencari keselamatan kita.

KESELAMATAN DAN KEBEBASAN MANUSIA

Predestinasi adalah kata alkitabiah. Kata untuk predestinasi (Proorizo) muncul 6 kali
dalam perjanjian baru (Kis 4:28; Rm 8:29,30; 1 Kor 2:7; Ef 1:5,11). Kata ini juga
diterjemahkan “ditentukan di muka/di awal”, “ditetapkan” atau “ditetapkan sebelumnya”.
Beberapa orang berpendapat predestinasi berarti Allah dengan sewenang-wenang
menentukan siapa yang akan selamat dan tidak selamat. Bagaimanapun pandangan ini salah.

Predestinasi merujuk pada rencana dan maksud Allah. Rencana-Nya telah


dipercakapkan dengan berbagai cara. Allah menyiapkan segala sesuatu sebelumnya untuk
umat-Nya (Ibr 11:40) dan memilih umat-Nya sebelumnya untuk berbagai tugas (Kis 10:41;
22:14; 26:16).
PREDESTINASI ALLAH SEJAK SEMULA

Predestinasi merujuk pada rencana dan maksud Allah. Rencana-Nya telah dipercakapkan
dengan berbagai cara. Allah menyiapkan segala sesuatu sebelumnya untuk umat-Nya (Ibr
11:40) dan memilih umat-Nya sebelumnya untuk berbagai tugas (Kis 10:41; 22:14; 26:16).
Alkitab sering membicarakan rencana keselamatan Allah (Kis 2:23; 4:28; 20:27; Rm. 8:28;
9:11; Ef 1:5-9; 3:11; 2 Tim 1:9; 2 Ptr 3:9). Allah menyelesaikan segala sesuatu sesuai dengan
maksud dan kehendak-Nya (Ef 1:11).

A. Predestinasi dan Kristus

Pada salib telah dinyatakan kuasa kehendak Allah dan tanggung jawab manusia.
Kristus meramalkan kematian-Nya sendiri diatas salib, dan adalah keputusan-Nya untuk
menerima kehendak Allah dan pergi ke salib (Luk 22:42). Allah berkuasa sekaligus manusia
bebas menentukan keputusannya.

B. Predestinasi dan orang percaya


Allah memanggil orang-orang berdosa kepada keselamatan melalui Injil. Roh Kudus
menyadarkan akan dosa-dosa mereka dan kebutuhan pada Kristus. Ketika mereka merespon
Injil dan Roh, mereka memasuki hubungan yang benar dengan Allah.

Kesimpulan : Predestinasi Pandangan Pentakosta adalah, Allah berdaulat menentukan siapa


orang pilihan-Nya, Dan Allah maha tahu siapa yang akan meresponnya. Tetapi kehendak
bebas manusia juga menentukan apakah manusia mau menerimanya atau tidak.

Pemilihan

Predestinasi dan Pemilihan adalah pandangan yang sangat terkait. Tidak ada perbedaan
doktrin penting di antara kedua istilah tersebut.

a. Pemilihan untuk pelayanan


1. Pemilihan Kristus. Yesus sudah dipilih dari kekekalan untuk menjadi penebus
dosa dan Juruselamat dunia. Yesus dipilih untuk menjadi sentral keselamatan bagi
dunia. Dari kekekalan, Allah sudah mengetahui ketaatan sang penebus dan
ketidaktaatan para musuh-Nya. Jadi, Dia (Kristus, Anak Allah) telah dipilih untuk
mati bagi dosa-dosa dunia.
2. Pemilihan Israel. Sebagai sebuah bangsa, Israel secara khusus dipilih Allah untuk
menyiapkan jalan bagi kedatangan Kristus ke dalam dunia (Ul 7:6). Hal ini adalah
pemilihan untuk pelayanan bukan untuk keselamatan. Dari umat Israel, Kristus
berasal. Mereka telah dipilih Allah dan diberkati dengan hak-hak istimewa guna
melayani maksud penyiapan dunia bagi kedatangan Kristus (Rm 9:4,5).
3. Pemilihan gereja. Umat yang dipilih dalam Perjanjian Lama adalah Israel. Namun,
wadah baru yang dipilih Allah pada masa kini adalah gereja, yaitu umat yang
ditebus oleh karya keselamtan Allah. Pemilihan ini adalah dengan maksud
pelayanan untuk memberitakan Injil dan menyatakan kabar baik.
b. Pemilihan untuk keselamatan
Banyak orang terpanggil kepada keselamatan, tetapi hanya beberapa orang
Yang terpilih (Mat 22:14). Pasal ini mengartikan bahwa tidak semua orang akan
diselamatkan.
1. Pemilihan individu. Allah mengetahui segala sesuatu sebelumnya. Alkitab
menghubungkan predestinasi dengan Allah yang mengetahui sesuatu sebelum
terjadi (Rm 8:29; 1 Ptr 1:2). Orang-orang tertentu dikenal sebagai orang-orang
yang terpilih atau yang dipilih. Jadi, pemilihan juga berlaku untuk individu-
individu kepada keselamatan. Kehendak bebas manusia itu punya kekuatan
untuk menerima atau menolak keselamatan. Allah memperbolehkan orang-
orang untuk melakasanakan rencana-Nya masing-masing ( 1 Kor 16:7; Ibr 6:3).
Tetapi Allah adalah Allah yang maha tahu, Dia mengetahui lebih jauh
keputusan-keputusan yang akan mereka perbuat.
2. Pemilihan kondisional. Para pakar Alkitab mencatat bahwa baik PL maupun
PB, pemilihan itu kondisional – tergantung pada penerimaan seseorang akan
anugerah Allah.
3. Pemilihan dalam Kristus. Keselamatan bisa didapatkan saat percaya kepada
Kristus. Allah memberkati orang-orang yang berada di dalam Kristus. Kristus
datang untuk menebus dosa seluruh dunia. Celakanya banyak orang yang
menolak anugerah keselamatan dari Allah.

JAMINAN KESELAMATAN

1. Kesaksian Alkitab (1 Yoh 5:13; Rm 8:35-39)


2. Kesaksian Roh Kudus (Rm 8:16; Rm 5:5; Rm 8:15; Gal 4:6)
3. Buah Iman. Perbuatan saleh
DOKTRIN TENTANG ROH KUDUS

1, DASAR ALKITABIAH TENTANG IMAN PENTAKOSTA

Pada umumnya, studi tentang Roh Kudus mengikuti studi tentang Kristus dan karya
keselamatan-Nya. Roh Kudus adalah Dia yang menerapkan manfaat salib yang
menyelamatkan kepada kita. Namun, dalam Alkitab, karya Roh Kudus tampak mempunyai
banyak segi. Penciptaan dan penciptaan baru, kebangkitan orang mati, kehidupan kekal,
kerajaan, penggenapan akhir sejarah, semuanya adalah karya Roh Kudus.

Pada awal abad 20an, kebangunan kaum Pentakosta mulai meningkatkan pemahaman
gereja tentang kepribadian dan karya Roh Kudus. Selama hampir seabad, para Pengkhotbah,
pengajar, dan penulis kaum Pentakosta telah lebih memperjelas doktrin tentang Roh Kudus.
Dengan mengaku bahwa Roh Kudus adalah pribadi nyata yang melakukan karya Allah, kita
kembali kepada Perjanjian Lama untuk meneliti awal iman Pentakosta.

Roh Kudus: Pribadi Ilahi yang Berbeda

Bagi para penulis Alkitab, Roh Kudus tidak semata-mata suatu pengaruh melainkan
adalah Allah sendiri. Berbicara secara Theologis, kita mengenali Roh Kudus sebagai pribadi
“ketiga” dari Trinitas. Namun demikian, Alkitab menempatkan Roh Kudus setingkat dengan
Bapa dan Anak ( 2 Kor. 13:14; Mat. 28:19; 1 Kor. 12:4-6). Sebagai pribadi yang melengkapi
karya keselamatan Bapa dan Anak, Roh juga disebut dengan “Roh Allah”, “Roh Kudus
Allah”, Roh Adopsi”, Roh Anak”, dan “Roh Kristus”. Roh Kudus adalah Pribadi, seperti
Bapa dan Kristus dang Anak adalah pribadi-pribadi.

Dalam Alkitab Roh Kudus dihadirkan sebagai yang berpikir (Rm. 8:27), yang merasa
(Rm. 15:30), yang berkehendak (1 Kor. 12:11), yang mengajar (Yoh. 14:26), yang
membimbing (Kis. 8:29), dan yang menjadi perantara (Rm. 15:30) dan menyaksikan bahwa
kita adalah anak-anak Allah (Rm. 8:16). Inilah berbagai kegiatan pribadi tersebut, bukan
semata-mata kekuatan atau pengaruh.

Roh Kudus juga mempunyai gelar-gelar ilahi. Dia Mahahadir (Mzm. 139:7-10),
Mahakuasa (Za. 4:6; Rm. 15:18-19), kekal (Ibr. 9:14), dan Pembantu Pencipta (Co-Creator)
dunia (Kej. 1:2; Mzm. 104:30). Roh Kudus itu Ilahi sebab Allah itu Ilahi, dan Dia adalah
pribadi sebab Allah itu pribadi. Dia hidup dalam kesatuan yang sempurna dengan Bapa dan
Anak, tetapi Dia juga pribadi yang berbeda, seperti halnya masing-masing pribadi yang lain
berbeda.
Karya Roh Kudus Dalam Penciptaan dan Penciptaan Kembali

A. Karya Roh Allah dalam Penciptaan.


Ayat kedua dalam Alkitab mengisahkan karya Roh Kudus dalam dalam Penciptaan:
“Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air” (Kej. 1:2). Ayat ini menjelaskan
bahwa Roh berperan aktif dalam penciptaan. Dalam Kejadian tidak ada satu pun buah roh
mengenai peran Roh Kudus dalam penciptaan Adam dan Hawa, tetapi menurut Ayub
33:4, Bahwa Roh Kudus aktif dalam penciptaan mereka, seperti halnya dalam penciptaan
dunia.
Baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, Roh Allah dihubungkan
dengan “napas” dan “angin”.
B. Karya Roh Kudus dalam Penciptaan Kembali secara Baru (Recreation)
Allah membuat segala sesuatu baik, tetapi dosa Adam membawa kerusakan ke dalam
dunia. Dosa dan kejahatan meningkat di dunia melalui penyimpangan dan kekerasan
manusia (Kej. 6:1-7). Waktu terus berlalu, dan manusia semakin memerlukan penebusan.
Maka Roh Kudus aktif dalam keselamatan, atau yang kita namakan “penciptaan
kembali”. Oleh karena peningkatan dosa, Allah meningkatkan, “Roh-Ku tidak akan
selama-lamanya tinggal di dalam manusia” (Kej. 6:3). Namun mereka yang hidup di
zaman dahulu kala mengalami anugrah Roh Kudus yang memulihkan, memperbarui,
menciptakan kembali menjadi “ciptaan baru” (2 Kor. 5:17) seperti yang kita alami
sekarang.

ROH MEMBERDAYAKAN INDIVIDU-INDIVIDU PADA MASA-MASA AWAL

Roh menyatakan kuasa besar dalam penciptaan, tetapi kuasa-Nya juga menjadi jelas
dalam kehidupan sejumlah orang. Di mana Perjanjian Lama, baik laki-laki dan perempuan
yang dipilih oleh Allah telah dimampukan oleh Roh Kudus untuk menampilkan perbuatan-
perbuatan dan pelayanan-pelayanan mereka yang melampaui kemampuan norman mereka.

ROH MEMBERDAYAKAN PARA NABI

Para Nabi dipakai oleh Roh Allah membawa pesan kepada orang-orang pada masa
mereka. Pemberitaan para Nabi diberikan oleh Roh Allah (Za. 7:12). Demikian juga,
penglihatan-penglihatan serta mukjizat-mukjizat yang terjadi sebagai akibat mereka dikuasai
Roh. Seperti yang mungkin diharapkan, seorang nabi yang diurapi Roh dinamakan “orang
yang penuh roh” (Hos. 9:7). Sebagai seorang nabi yang diurapi Roh, Mikha percaya bahwa
dirinya dipenuhi kuasa Roh sehingga ia bisa menyatakan kepada orang-orang akan dosa-dosa
mereka Mi. 3:8).

Nabi-nabi sejati Allah, seperti Yehezkiel dan Yesaya diberikan kuasa dan hak
memberitakan kabar baik keselamatan serta melakukan perbuatan-perbuatan mengagumkan.
Inti pelayanan para nabi diceritakan dalam kata-kata (Yesaya 61:1,2).

PELIMPAHAN KARUNIA-KARUNIA ROHANI

Perjanjian Lama menyaksikan bahwa Allah menyaksikan individu-individu dengan


Roh Kudus untuk mengisi jabatan-jabatan khusus serta menampilkan tugas-tugas khusus.
Untuk kesemuanya ini Roh melimpahi pelayanan kemampuan-kemampuan serta
keterampilan khusus untuk melayani. Karunia-karunia Roh yang banyak disebutkan dalam
perjanjian Baru muncul juga di seluruh era Perjanjian Lama.

Janji Roh untuk Masa Depan

Inti pencurahan Roh di hari depan pada seluruh manusia adalah hubungan Roh
dengan pribadi Mesias. Dengan mengarahkan pandangan mereka ke masa depan, para nabi
menubuatkan pengurapan Roh kepada Mesias untuk pelayanan-Nya dan berlimpahnya
pencurahan Roh serta karunia-karunia-Nya kepada umat Allah. Janji Allah adalah “aku akan
mencurahkan Roh-Ku ke atas keturunanmu, dan berkat-Ku ke atas anak cucumu” (Yes.
44:3).

1. BERDIAMNYA ROH KUDUS

Dalam pengalaman orang-orang percaya dalam Kristus ada dua hal penting tentang
karya Roh Kudus yang bisa dikenali. Pertama : berdiamnya (menetapnya) Roh Kudus
dalam kelahiran kembali. Kedua : pengalaman orang-orang percaya dalam babtisan Roh
Kudus. Pengalaman ini juga diuraikan sebagai keadaan “dipenuhi dengan Roh”.

BERDIAMNYA ROH KUDUS DALAM SEMUA ORANG PERCAYA

Roh Kudus jelas berdiam umat Allah di era Perjanjian Lama. Bagaimanapun, pada
kenyataan Roh Kudus diberikan tidak secara mencolok seperti dalam era Perjanjian Baru.
Sebelum Pentakosta, Yesus berkata kepada para murid-Nya, “Ia (Roh Kudus) menyertai
kamu dan akan diam (estin) di dalam kamu” (Yoh. 14:17).

Istilah-istilah untuk Berdiamnya Roh Kudus

Ada tiga istilah yang dipakai Paulus untuk menyatakan doktrin bahwa Roh Kudus
menjadikan hati kita tempat kediaman-Nya. Dengan memerhatikan istilah-istilah ini
meterai Roh, bait Roh, janji Roh akan memampukan kita lebih menghargai realitas Roh
dalam kehidupan orang percaya.

A. Meterai Roh

Roh Kudus menjadikan hati orang percaya sebagai rumah-Nya. Menurut Paulus,
Allah telah memeteraikan kita dan menempatkan Roh-Nya dalam hati kita “sebagai
jaminan” (2 Kor. 1:22). Jadi, jika Paulus membicarakan meterai Roh Kudus, maka orang
Kristen akan sangat memahami apa yang ada dalam pikirannya. Sebuah meterai memiliki
beraneka maksud antara lain: (1) tanda kepemilikan, (2) keabsahan (sertifikasi) dokumen,
(3) meterai untuk buku atau kuburan.

B. Bait Roh Kudus

Dengan sangat menyadari bahwa Roh Kudus hidup dalam hati setiap orang percaya,
Paulus bertanya kepada orang Korintus : “Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah
bait Roh Kudus” (1 Kor. 6:19). Orang-orang percaya di Korintus bersalah karena
hilangnya kehidupan Kristen mereka. Oleh karena kesucian Gereja yang dipertaruhkan,
Paulus mengingatkan bahwa masing-masing mereka adalah Bait Roh Kudus.

C. Janji Roh

Kata janji (arrabon) menunjuk pada membayar sebagian dari harga pembelian sesuatu
di kemudian hari. Gagasan khusus tentang janji adalah angsuran pertama, uang muka,
yang menjamin bahwa sisanya akan dibayarkan sesuai waktunya. Jadi, janji itu bagaikan
simpanan yang diberikan di muka dan yang setelah itu akan diberikan dengan
sepenuhnya.

Berdiamnya Roh Kudus adalah janji Allah bahwa karya penebusan yang telah dimulai
dalam diri orang percaya akan memperoleh kelengkapannya. Jadi, kata janji adalah istilah
yang tinggi bagi Roh Kudus, yang adalah janji seperti pembayaran di muka dari warisan
kekal kita dalam Kristus.
Orang Kristen belum nenerima pembayaran terakhir untuk keselamatan, tetapi Roh
Kudus adalah angsuran di muka akan apa yang Allah telah siapkan bagi mereka yang
mengasihinya.

Roh Kudus adalah “angsuran” pertama akan berkat yang sempurna, belum
pembayaran terakhir. Berdiamnya Roh adalah cara Allah menjamin kita akan hal-hal
yang lebih baik yang akan datang.

2. BAPTISAN ROH

Doktrin tentang babtisan Roh Kudus diajarkan jelas dalam Perjanjian Baru. Sebagai
bagian dari pelayanannya, Yohanes Pembabtis memberitakan bahwa Mesias akan
membabtis orang-orang percaya dengan Roh Kudus (Mat. 3:11; Mrk. 1:8; Luk. 3:16).
Ungkapan Baptisan dengan (dalam) Roh menguraikan pengalaman “dipenuhi” dengan
Roh Kudus. Yesus menjanjikan kepada para murid-Nya bahwa mereka akan dibabtis
dengan Roh (Kis. 1:5).

Baptisan dengan (dalam) Roh dan Terminologi

A. Janji Bapa
Babtisan Roh disebut juga sebagai “janji Bapa” (Kis. 1:4; lih. Juga Luk. 24:49; Kis.
2:33) dan “janji” (Kis. 2:39).
B. Karunia Roh
(Kis. 2:38), (Kis. 8:20), (Kis. 10:45), (Kis. 11:17), (Kis. 8:20).
C. Dipenuhi dengan Roh Kudus
D. Berbagai istilah Latin
Baptisan Roh dan Pertobatan
A. Para Murid sebelum Pentakosta
B. Babtisan Roh Mengikuti Pertobatan

Baptisan Roh dan Bahasa Roh

A. Bukti Awal Babtisan Roh


B. Makna Lain tentang Bahasa Roh
 Bentuk pujian kepada Allah
 Tanda bagi orang-orang yang tidak percaya
 Tanda Akhir zaman.

3. MAKSUD DAN DAMPAK BAPTISAN ROH KUDUS


Pencurahan Roh Kudus bermula pada hari Pentakosta (Kis. 2). Para nabi Perjanjian
Lama, seperti Yoel dan Yesaya telah telah menunjuk pada pencurahan yang akan datang.
Rasul Petrus menyatakan pada hari Pentakosta, “ inilah yang difirmankan Allah dengan
perantaraan Nabi Yoel”. Kemudian Petrus mengatakan bahwa karunia Roh Pentakosta
dijanjikan kepada seluruh generasi. Pengalaman ini dijanjikan untuk setiap orang yang
percaya pada Yesus. Jadi, sangat untuk memerhatikan maksud babtisan Roh Kudus dan
dampak-dampak dari babtisan ini.

Maksud Babtisan Roh

A. Kemampuan Ilahi untuk Pelayanan.


 Kuasa untuk bersaksi
 Kuasa untuk melakukan perbuatan besar
 Kuasa untuk bertahan atas permusuhan dan penganiayaan
B. Bimbingan Rohani ke dalam Seluruh Kebenaran.

Dampak Baptisan Roh

A. Mengingatnya Kesadaran Kehadiran Allah Tritunggal


B. Meningkatnya kepekaan Rohani
C. Meningkatnya Kasih terhadap Alkitab
D. Meningkatnya keterbukaan terhadap Karunia Roh
E. Meningkatnya pengabdian diri kepada Allah
F. Meningkatnya ukuran sukacita
G. Meningkatnya keberanian Bersaksi

4. PENERIMAAN BAPTISAN ROH KUDUS


IMAN DALAM ALLAH ITU PENTING
Seperti janji-janji Allah yang lain, babtisan Roh Kudus diterima oleh karena
Iman dalam Allah. Iman merupakan dasar dan syarat penting untuk pengalaman
Pentakosta. Ini juga meliputi kesucian hati sebagai akibat dari iman pembasuhan,
karya pengudusan Roh Kudus, yang terjadi segera setelah kita menaruh iman dalam
Kristus.
A. Kesucian Hati.
B. Perlunya Iman.

Ungkapan-ungkapan Iman

A. Pengakuan akan sang pemberi Roh.


B. Doa.
C. Ketaatan.
D. Berserah diri.
E. Keyakinan pengharapan.

5. BUAH ROH

Istilah untuk Buah Roh

Ungkapan tunggal “buah roh” menekankan bahwa kualitas sifat orang Kristen
tercampur dan tergantung bersama sebagai satu tandanan atau kelompok. Buah Roh itu
tidak dapat dipisahkan. Buah (karpos) atau tuaian, dari Roh menandakan karunia-karunia
Roh yang dihasilkan oleh kehadiran dan kuasa Roh Kudus.

A. Istilah Buah
B. Istilah-istilah Lain
 Dipimpin (Agomai) Oleh Roh.
 Berjalan (Peripateo) dalam Roh.
 Bersifat Rohani (Pneunimatikos).

Hakikat Buah Roh

A. Peribadahan dan Etika.


B. Keserupaan dengan Kristus.

Buah Roh

A. Kasih (Agape)
B. Sukacita (Chara)
C. Damai Sejahtera (Eirene)
D. Panjang sabar (Makrothumia)
E. Kemurahan (Chrestotes)
F. Kebaikan (Agathosune)
G. Iman (Kesetiaan – Pestis)
H. Kelemah lembutan (Prautes)
I. Penguasaan diri (Egkrateia)

6. KARUNIA-KARUNIA ROH KUDUS

Istilah-istilah Dasar untuk Karunia-karunia Roh

A. Karunia-karunia Anugerah (Charismata)


B. Karunia-karunia Roh (Pneumatica)
C. Manifestasi-manifestasi Roh (Phanerosis tou Pneumatos)

Karunia-karunia Roh dan Gereja

A. Pelimpahan Karunia-karunia Terhadap Umat Allah.


B. Pembangunan Gereja.
C. Kesatuan dan perbedaan Gereja.
Karunia-karunia Roh dan Trinitas
Penyaluran Karunia-karunia Roh
Hubungan Buah dan Karunia Roh
A. Kelengkapan Sifat Buah dan Karunia-karunia Roh
B. Kesamaan dan Keberbedaan Buah dan Karunia-karunia Roh.

Pentingnya seluruh Karunia Roh

A. Tatanan Karunia-karunia Roh.


B. Karunia-karunia Terbesar.
C. Pengakuan dan Pemberlakukan Karunia-karunia.

7. SEMBILAN MANIFESTASI ROH


1. Karunia Berkata-kata dengan Hikmat
A. Istilah “Berkata-kata dengan Hikmat”.
B. Bentuk dan isi Kata-kata Hikmat.
2. Kata-kata Pengetahuan
A. Perbedaan Kata-kata Hikmat dan Kata-kata Pengetahuan.
B. Kata-kata Pengetahuan dan Alkitab.
3. Karunia Iman
A. Iman yang Menyelamatkan dan Iman sebagai Buah Roh.
B. Pemberian Iman yang Khusus.
4. Karunia Penyembahan
A. Karunia Iman dan Karunia Penyembahan.
B. Cara dan Cakupan Penyembuhan.
5. Karya-karya Mukjizat.
A. Iman dan Karya-karya Mukjizat
B. Penampilan Mukjizat-mukjizat Palsu
6. Karunia-karunia Bernubuat
A. Hakikat nubuat
B. Nubuat dan Tuhan Kristus
 Penyaluran Karunia.
 Manifestasi Nubuat
C. Nubuat yang benar dan nubuat Palsu
 Firman Allah
 Ketajaman Membedakan Roh
 Ciri-ciri Nabi
D. Membedakan Bermacam-macam Roh
 Membedakan Roh-roh Manusia.
 Membedakan Roh-roh Jahat.
E. Berbagai Bahasa Roh yang Berbagai
 Bahasa Roh untuk Penyembahan
- Penyembahan Rohani Pribadi
- Doa kepada Allah
- Sarana-sarana Memuji Allah.
 Bahasa Roh dalam Ibadah Umum
 Bahasa Roh dalam Kisah Para Rasul dan 1 Korintus.
- Perbedaan-perbedaan dalam Manifestasi
- Perbedaan Fungsi Bahasa Roh
- Beberapa pengamatan tambahan berkaitan dengan Bahasa Roh.
F. Penafsiran Bahasa Roh.
 Hubungan Bahasa Roh dengan penafsiran Bahasa Roh.
 Isi penafsiran Bahasa Roh
- Ministri-ministri Ilahi
- Pujian kepada Allah
 Kesimpulan berbagai pengamatan terhadap karunia penafsiran Bahasa Roh
AKHIR ZAMAN

Pengharapan Akan Kedatangan Kristus yang Kedua

Doktrin tentang hari terakhir berkaitan dengan peristiwa-peristiwa yang mengakhiri


zaman yang jahat sekarang ini dan membawa pada penggenapan sebagai ciptaan baru.
Allah memulai ciptaan baru ini dengan kedatangan Yesus Kristus serta pencurahan
Roh Kudus pda peristiwa Pentakosta (Kis. 2). Pentakosta menandai awal dari “hari-
hari” terakhir, zaman sekarang, di mana gereja telah hidup sejak saat itu. Kaum
Pentakosta sangat menyadari akan kehidupan pada hari-hari terakhir dan memahami
bahwa pencurahan Roh Kudus di zaman modern sebagai tanda bahwa kita sedang
mendekati akhir zaman. Penting untuk para kaum Pentakosta untuk memberitakan
Injil kepada orang-orang yang belum diselamatkan di sisa waktu sebelum akhir
zaman.

Kedatangan Kristus yang kedua merupakan pusat pengharapan Perjanjian


Baru tentang masa yang akan datang. Untuk memiliki perspektif mengenai berkat
pengharapan akan kedatangan Kristus yang kedua dalam hubungannya dengan
peristiwa-peristiwa yang akan datang.

Kedatangan Kristus yang Pertama dan Kedua

Kedatangan Kristus yang kedua mingingatkan akan kedantangan-Nya yang


pertama. Jika Kristus datang, Dia meresmikan kerajaan Allah, yaitu pemerintahan
Allah di antara kita. Yesus membicarakan hal kerjaan Allah sebagai suatu realitas Roh
yang telah datang (Mrk. 1:15; Luk. 4:18-19; 16:16). Walaupun Allah telah memulai
pemerintahan-Nya, Dia belum sepenuhnya membawa kerajaan-Nya dan tidak akan
terjadi sampai Kristus datang kembali. Yesus juga menyatakan tentang pembangunan
pemerintahan kerjaan Allah yang akan datang dan lengkap. Hal itu akan terjadi jika
Kristus datang kembali sehingga seluruh rencana penebusan akan digenapi (Mat.
6:10: 8:11; 24:1-51; 26:29; Mrk. 13:1-37; Luk. 21:5-36).

A. Nubuat Alkitab
Para nabi percaya bahwa Allah akan secara pribadi ikut campur pada hari-hari
terakhir untuk mendirikan pemerintahan-Nya dan sebuah zaman baru (Yes. 9:1-7; Mi.
4:1-7). Pada Kristus datang, umat yang beriman melihat bahwa dalam Dia, Allah ikut
campur tangan ke dalam dunia. Tanda-tanda luar bisa dan keajaiban Yesus
menjadikan orang-orang berkata, “Allah telah mengunjungi umat-Nya” (Luk. 7:16).
Zaman sekarang adalah zaman akhir dari tatanan dunia saat ini, yang
menuntun kea rah zaman kekal yang akan datang. Pandangan Alkitab tentang nubuat
adalah bahwa pemerintahan Allah telah dimukai dengan advent pertama Kristus dan
akan menyeluruh (universal) jika tatanan dunia saat ini berakhir. Lalu Allah akan
mendirikan sebuah langit dan bumi baru yang bercirijan kebenaran. Seluruh umat-
Nya akan memasuki kenikmatan penug dengan berkat-berkat kehidupan kekal dan
kerajaan Allah untuk selamanya. Nubuat-nubuat Alkitab menghubungkan peristiwa
besar pada akhir zaman dengan kedatangan Kristus yang kedua.
B. Berkat-berkat Pengharapan Seluruh Orang Percaya
Kedatangan Kristus yang pertama sangat oenting.
Inkatnasi,kehidupan,kematian dan kebangkitan-Nya memungkinkan terjadinya
pengampunan dosa dan perdamaian dengan Allah. Kedatangan Tuhan adalah puncak
pengharapan orang-orang Kristen. Pengharapan Kristen berdasarkan pada apa yang
Allah telah lakukan dalam advent Kristus yang pertama dan janji Allah untuk
melakukan advent-Nya yang kedua. Yang dilakukan Allah menyediakan dasar bagi
orang-orang Kristen melihat ke depan dengan penuh keyakinan akan penggenapan
maksud-Nya. Hal ini menyangkut kebahagiaan gereja, kemenangan kebenaran,
pengadilan akhir, akhir sejarah, dan awal zaman kekal bagi umat Allah.

Dua kata Penting dalam Perjanjian Baru

Kedua istilah penting memberi penerangan khusus tentang kedatangan Tuhan, yaitu:
kedatangan dan penyataan.

A. Kedatangan (Parousia)
B. Penyataan (Apokalipsis)
Tanda-tanda Zaman

Tanda-tanda yang menunjukan awal dari zaman akhir tidak diberikan kepada kita
untuk menghitung saat kedatangan yang kedua, tetapi untuk memerhatikan dan
menantikan kedatangan Kristus. Menurut perjanjian Baru, khususnya perkataan Yesus
yang di catat di dalam Matius 24, Markus 13, dan Lukas 21 bahwa akan terjadi
sejumlah tanda yang menunjukan bahwa akhir zaman sedang mendekat.

A. Keadaan tidak berhukum


B. Peperangan dan desas-desus tentang peperangan
C. Nabi-nabi palsu dan Kristus-kristus Palsu
D. Bangsa Israel
E. Gejolak Alam
F. Keamanan Palsu
G. Pemberitaan Injil

Manifestasi yang Menyertai Kedatangan Kristus Kedua Kali

A. Dia akan Datang dengan Awan-awan,


B. Dia akan Datang dalam Kuasa dan Kemuliaan.
Makna Kembalinya Tuhan Kita

Janji mengenai kedatangan-Nya yang kedua kali menjanjikan puncak kemenangan


Tuhan atas kejahatan dan penyempurnaan keselamatan kita. Peristiwa-peristiwa ini
menunjukkan pentingnya kedatangan Kristus yang kedua kali.

Anda mungkin juga menyukai