TEOLOGI SISTEMATIKA
TENTANG :
“ESKATOLOGI”
(ILMU TENTANG AKHIR ZAMAN)
Oleh :
CHRISTOPHER PETERSON ZAI
0
ESKATOLOGI
(AKHIR ZAMAN)
A. Eskatologi Pribadi
1. Kematian Jasmaniah
Kematian jasmaniah ada hubungannya dengan dosa karena sebelum
kejatuhan, Adam tidak dapat mengalami kematian jasmaniah.
Kematian jasmaniah merupakan akibat dari kematian rohaniah
manusia (Rom. 5:21; 6:23, I Kor. 15:56). Kematian jasmaniah
bukanlah sesuatu yang wajar dalam jalan hidup manusia, melainka
adalah penghukuman (Rom. 1:32; 5:16) dan suatu kutukan. Kristus
telah membebaskan orang percaya dari kuasa kematian.
Sekalipun kematian merupakan musuh kita bersama, di dalam
Kristus orang percaya tidak perlu lagi takut kepada kematian. Bagi
orang percaya, kematian merupaka pintu masuk ke hadapan Kristus.
1
Di dalam teologi Katolik Roma, jiwa-jiwa yang pada saat kematian
sudah kudus sepenuhnya diizinkan langsung masuk sorga, yaitu
memasuki hadirat Allah. Jiwa-jiwa yang belum murni sepenuhnya,
oleh karena itu masih memerlukan pembersihan selanjunya,
memasuki tempat penyucian, tempat ini dinamakan “purgatori”
atau api penyucian, tempat ini merupakan tempat untuk
menyucikan jiwa-jiwa dari dosa-dosa yang diampuni. Ada fakta-
fakta yang menyatakan bahwa tidak ada dukungan kuat dari
Alkitab untuk mendapat ini dan bahwa Kristus telah menanggung
seluruh hukuman kita. Kita tidak dapat menambahkan apa-apa
pada jasa-jasa Kristus (Ibr. 1:3).
- Jiwa-tidur
Orang-orang yang menerima pandangan ini beranggapan bahwa
ketika seseorang mengalami kematian jasmaniah jiwanya
memasuki suatu keadaan tidur atau menjadi tidak sadar. Pandangan
ini diketengahkan dengan berbagai cara. Alkitab sering kali
berbicara mengenai kematian sebagai tidur (Mat. 9:24; Yoh. 11:11).
Istilah “tidur” dipakai untuk orang yang sudah percaya, untuk
menekankan bahwa ada persamaan dalam penampilan orang yang
tertidur dengan nyenyak dengan orang yang mati jasmaniah (lih.
Yak. 2:26).
- Pemusnahan
Ajaran ini terutama berkaitan dengan orang-orang yang tidak
diselamatkan. Menurut ajaran ini, sama sekali tidak ada keberadaan
yang sadar bagi orang-orang fasik setelah mereka meninggal dunia.
Sebagian besar orang yang menerima pandangan ini mengajarkan
bahwa ketika mereka mati maka keberadaan orang yang tidak
diselamatkan itu berhenti. Namun, sebagai tanggapan terhadap
pandangan ini, kita mengatakan bahwa Allah tidak pernah
memusnahkan atau menghapuskan segala sesuatu yang telah
diciptakan-Nya. Hidup adalah kebalikan dari kematian; apabila
kematian dianggap sebagai berakhirnya keberadaan, maka hidup
2
hanya berarti keberadaan hidup yang diperpanjang. Alkitab dengan
jelas mengatakan bahwa orang-orang yang tidak diselamatkan akan
tetap ada sampai selama-lamanya. (Pkh. 12:7; Mat. 25:46; Rom.
2:5-10; Why. 14:11).
- Kematian Bersyarat
Menurut ajaran ini, jiwa tidak diciptakan atau dilahirkan dengan
sifat kekal, tetapi menjadi kekal ketika mengaku percaya pada
Yesus Kristus. Hidup kekal yang diterima ketika kita diselamatkan
bukanlah sekedar keberadaan yang kekal, melainkan merupakan
suatu kualitas hidup, suatu kesempurnaan hidup di hadirat Kristus.
3
masa depan, namun pandangan yang benar tentang unsure masa
depan dari keselamatan tidak dapat diperoleh terlepas dari suatu
keyakinan akan kedatangan Tuhan yang kedua kalinya. Maka dapat
disimpulkan bahwa doktrin kedatangan Kristus yang kedua kali
sangat berkaitan erat untuk dapat memahmi Alkitab secara utuh
mengenai janji masa depan yang Tuhan janjikan kepada umat-Nya.
4
- Kedua orang yang berpakaian putih mengatakan pada saat
kenaikan Kristus ke sorga bahwa Kristus sendiri akan datang,
dalam tubuh-Nya, dapat dilihat, dan secara tiba-tiba (Kis. 1:10-11).
Dan beberapa surat lainnya yang banyak mengajarkan tentang
kedatangan Yesus yang kedua kalinya
- Kedatangan-Nya di bumi
Wahyu 1:7 mengatakan “Lihatlah, Ia datang dengan awa dan setiap
mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan
5
semua bangsa di bumi akan meratapi Dia”. Ayat ini sendiri
menunjukkan ada dua aspek pada kedatangan Kristus; yang
pertama, umat-Nya akan terangkat ke sorga; sedangkan yang
kedua, umat-Nya kembali ke bumi bersama dengan Dia.
6
Mesias disalibkan (Dan. 9:26). Nampaknya hanya itulah yang dapat
dikatakan tentang lamanya masa kesengsaraan ini.
2. Aspek Keagamaan
Sistem keagamaan palsu pada masa itu yaitu si pelacur, akan
meguasai pemerintahan. Ketika di tengah-tengah periode
tersebut raja memutuskan hubungannya dengan orang-orang
Yahudi serta melarang persembahan korban sembelihan dan
korban santapan (Dan. 9:27), kesepuluh raja yang dilambangkan
oleh kesepuluh tanduk itu akan membenci si pelacur, tidak
mengakuinya lagi, dan menghancurkannya (Why. 17:16, 17).
Dan sejak saat itu semua akan dituntut untuk menyembah
binatang itu (Why. 13:4-8) dan binatang yang kedua akan
memaksa seluruh dunia untuk melakukannya (Why. 13:11-17). Ia
akan memakai tipu daya serta mukjizat-mukjizat palsu (II Tes.
2:9-12; Why. 13:13) dan kekerasan (Why. 13:7, 15; band. 6:9-
11; 20:4), serta menganiaya orang-orang yang tidak mau
menyembah binatang itu atau tidak mau menerima namanya
(Why. 13:16-17).
7
Jelaslah pada hari-hari itu akan ada banyak sekali orang yang
akan dibantai karena Firman Allah dan kesaksian yang mereka
pertahankan. Namun dengan kedatangan Kristus serta
pembinasaan para pemimpin dan bala tentara mereka, seluruh
sistem keagamaan akhir zaman akan dimusnahkan.
3. Aspek Israel
Allah tidak melupakan umat-Nya dan bahkan sampai saat ini
masih ada suatu sisa menurut pilihan kasih karunia (Rom. 11:1-
5). Namun yang lebih dari itu ialah bahwa Allah akan
menjadikan Israel umat-Nya kembali, “Sebab Allah tidak
menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya” (Rom. 11:29).
4. Aspek Ekonomi
Menjual dan membeli akan diatur berdasarkan pemujaan kepada
raja. Perdagangan akan dimuliakan di atas segala sesuatu, dan
sebuah kota pusat perdagangan yang besar akan didirikan untuk
menunjang maksud itu. Nama yang diberikan kepada kota
tersebut ialah Babel, dan ia akan menjadi kota perdagangan
besar, namun Allah akan menghakimi kota perdagangan besar itu
dalam satu jam, dan sorga akan bersukaria ketika Allah
menghukum wanita pelacur dan kota yang jahat itu (Why. 19:1-
5).
8
IV. SAAT KEDATANGAN KRISTUS : PRA-MILENIAL
A. Arti Istilah Pra-Milenial
Istilah “millennium” berasal dari bahasa Latin yang berarti seribu tahun.
Istilah ini tidak ada di Alkitab, namun “seribu tahun” muncul enam kali
dalam Why. 20:2-7. Orang-orang percaya bahwa kedatangan Kristus
yang kedua kali akan terjadi sebelum kerajaan seribu tahun disebut
golongan “pra-milenarian” atau pra-milenialis”. Golongan “pasca-
milenial” kembali secara kelihatan dan secara pribadi setelah kerajaan
seribu tahun. Dan golongan yang ketiga yaitu “amilenialis” yang tidak
menerima adanya kerajaan seribu tahun yang nyata; sebaliknya, mereka
menganggap kerajaan seribu tahun ini sebagai keadaan orang percaya
yang tanpa tubuh kebangkitan ada bersama-sama dengan Tuhan sambil
menantikan hari kebangkitan.
9
meremukkan kaki patung besar itu dan menghancurkan semua
kerajaan tersebut (Dan. 2:34, 44). Kristus akan menghukum dan
memusnahkan semua kerajaan di bumi. Pemusnahan tidak berarti
merembes ke dalamnya, yang dimaksud bukanlah Injil yang
membawa dunia kepada pertobatan. Logam patug besar tidak diubah
menjadi logam yang lebih mulia, tetapi dihancurkan sampai menjadi
debu dan dibawa oleh angin seperti sekam di tempat pengirikan pada
musim panas, sehingga betul-betul musnah tanpa bekas.
- Janji bahwa Para Rasul akan Memerintah Dua Belas Suku Israel
Janji jelas ini berakitan dengan perihal Tuhan bersemayam di atas
takhta-Nya sendiri, dan Matius 25:31 menunjukkan bahwa hal ini
akan terjadi pada saat Ia datang kembali dalam kemuliaan.
Nampaknya inilah yang dimaksudkan dalam Yes. 1:26, “Aku akan
mengembalikan para hakimmu seperti dahulu, dan para penasihatmu
seperti semula. Sesudah itu engkau akan disebutkan kota keadilan,
10
kota yang setia.” Nampaknya janji akan dua belas takhta ini
melandasi pertanyaan para murid sebelum Tuhan Yesus naik ke
Sorga.
- Urutan Peristiwa-peristiwa
Kedatangan Kristus dengan orang saleh-Nya (Why. 19:11-16)
Perang di Harmagedon (17-21)
Iblis dibelenggu (20:1-3)
Penobatan orang-orang saleh dari kebangkitan pertama (4-6)
Iblis dilepaskan setelah seribu tahun (7-9)
Penghukuman iblis (10)
Kebangkitan kedua dan penghakiman di hadapan takhta putih
(11-15)
B. Ajaran Alkitabiah
- Sifat Minggu ke-70 Daniel
11
Dapat disimpulkn bahwa gereja pada masa sisipan di antara minggu
ke-69 dan minggu ke-70, dan tidak merupakan bagian dari periode-
periode kesengsaraan dan pandangan tengah masa kesengsaraan.
Kedua pandangan ini dengan sendirinya memerlukan sedikit
tumpang-tindih antara Israel dengan gereja pada minggu yang
terakhir. (Dan. 9:27).
12
berkat-berkat rohaninya dan belum menikmati berkat-berkat
jasmaninya (Rom 4:11; I Kor. 11:25; II Kor. 3:6; Ibr. 10:16, 17).
13
1. Ada ayat-ayat yang terpencar di seluruh PB yang menunjukkan
bahwa gereja tidak akan mengalami murka Allah
2. Gereja tidak disebut dalam Wahyu 4-19
3. Banyak yang merasa bahwa kedua puluh empat tua-tua dalam
Why. 4:4, 10; 5:5, dst menggambarkan gereja di Sorga, namun
tidak ada bukti-bukti yang cukup untuk menguatkan pendapat
ini.
VI. KEBANGKITAN
A. Kepastian Kebangkitan
- Kehidupan setelah kematian
Ilmu pengetahuan mempunyai keyakinan bahwa zat tidak dapat
dihancurkan dan energi harus dikonservasi. Karena itu, ilmu
pengetahuan tidak dapat mengatakan bahwa kepercayaan kristiani
akan hidup setelah kematian tidak masuk akal. Alkitab mengatakan
bahwa adanya kehidupan setelah kematian, yakni ketika jiwa-jiwa
mereka yang telah dibunuh berada di bawah mezbah dan dalam
keadaan sadar, mereka akan pergi ke Firdaus (II Kor. 12:2-4. Namun
juga jiwa-jiwa semua orang yang benar berada di Hades, namun
mereka menghadap ke hadirat Kristus waktu meninggal dunia,
sedangkan orang-orang yang tidak percaya tetap pergi ke Hades,
seperti dalam zaman Perjanjian Lama.
14
3. Dalam jenis tubuh yang dimiliki Kristus ketika Ia dibangkitkan.
Kristus dibangkitkan dalam tubuh fisik. Dan manusia Kristus
Yesus akan kembali untuk menghakimi bukan roh-roh yang
tanpa tubuh, melainkan orang-orang yang memiliki tubuh (I Tes.
4:16; 17; Why. 20:11-13).
VII. PENGHAKIMAN
15
A. Kepastian Penghakiman
Allah telah memberikan kepastian tentang adanya penghakiman dengan
membangkitkan Kristus, Sang Hakim, dari antara orang mati, yang
menjadi hakim atas semuanya pada zaman akhir nantinya. (Kisah Para
Rasul 17:31)
B. Tujuan Penghakiman
Tujuan penghakiman akhir bukanlah untuk memastikan, melainkan
untuk menyatakan watak serta penetapan berbagai keadaan lahiriah yang
sesuai dengan watak tersebut.
C. Sang Hakim
Allah yang akan menghakimi semua orang (Ibr. 12:23), namun Ia akan
melaksanakan pekerjaan ini melalui Yesus Kristus, karena Bapa telah
menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak (Yoh. 5:22) dan
telah melakukan hal itu karena Ia adalah Anak Manusia (Yoh. 5:27).
D. Berbagai Penghakiman
1. Penghakiman orang-orang percaya berdasarkan perbuatan mereka
(Rom. 14:10, I Kor 3:11-15; 4:5; II Kor. 5:10).
2. Penghakiman Israel yang menentukan siapa dari orang Israel yang
akan kembali ke tanah suci serta menjadi anggota Israel pada masa
yang akan datang.
3. Penghakiman Babilonia yang akan terjadi sebelum kedatangan
Tuhan kembali ke bumi (Why. 19:1-4; 11-21) dan ia akan dijatuhi
hukuman kekal (Why. 19:19-21).
4. Penghakiman binatang, nabi palsu dan pasukan mereka yang
melawan Kristus dan akan dicampakkan ke dalam lautan api dan
hukuman kekal.
5. Penghakiman bangsa-bangsa yang akan terjadi setelah Kristus
selesai menangani pasukan-pasukan binatang-binatang, nabi palsu
dan pasukan mereka.
6. Penghakiman iblis dan malaikat-malaikatnya yang tempatnya
dipersiapkan dalam api kekal (Matius 25:41) (Mat. 8:29; Luk. 8:31).
7. Penghakiman orang fasik yang mati yang di dasarkan pada :
berdasarkan apa yang ada tertulis dalam kitab-kitab itu Why. 20:12,
dan dihakimi juga atas dasar perbuatan mereka. Lamanya hukuman
16
bersifat kekal, bahkan ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak
padam di Gehenna tempat hukuman kekal mereka selama-lamanya
(Mark. 9:48). Ada beberapa yang keberatan dengan doktrin ini,
namun kenyataannya doktrin ini sangat Alkitabiah dan dapat
dibuktikan kebenarannya dalam beberapa kitab yang telah
dinubuatkan oleh nabi-nabi pada masanya.
17
5. Sifat Kerajaan Seribu Tahun dalam Kaitan dengan Iblis; Iblis akan
diikat dan dimasukkan ke dalam jurang maut selama seribu tahun
(Why. 20:1-3).
6. Sifat Kerajaan Seribu Tahun dalam Kaitan dengan Alam; pada
waktu itu seluruh alam akan diperbaharui, dan dibebaskan dari
perbudakan kebinasaan ketika Kristus datang kembali (Rom. 8:19-
22).
7. Sifat Kerajaan Seribu Tahun dalam Kaitan dengan Keadaan Umum;
penyembuhan jasmani akan dialami oleh banyak orang (Yes. 35:5,
6); mereka yang ditebus oleh Tuhan akan kembali dan dengan
bernyanyi mendaki Bukit Sion, sukacita abadi senantiasa meliputi
mereka; mereka akan memperoleh keseangan dan sukacita, dan
segala susah serta keluh kesah akan tidak ada lagi (Yes. 35:10;
51:11).
B. Penghakiman Terakhir
Penghakiman ini akan terjadi pada suatu tempat di angkasa, karena kita
diberi tahu bahwa, “lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi
tempatnya” (Why. 20:11). Penghakiman ini harus dibedakan dengan
penghakiman bangsa-bangsa (Mat. 25:31-46). Selanjutnya, kematian
yang kedua bukanlah pemusnahan, melainkan hukuman kekal.
C. Kerajaan Terakhir
Allah Anak, yang selama kerajaan seribu tahun menjadi penguasa
tertinggi di bumi, akan kembali kepada kedudukan-Nya yang kekal, dan
Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus menjadi semua di dalam
semua. Demikianlah keadaan akhir yang kekal akan dimulai.
D. Ciptaan Baru
18
1. Langit baru dan bumi baru; yang semuanya diperbaharui, langit dan
bumi akan disucikan (II Petr. 3:10-13).
2. Yerusalem baru (Why. 21:2-22:5) yang akan muncul setelah langit
baru dan bumi baru tampak, sifatnya adalah mempunyai dasar, pintu
gerbang, tembok serta jalan-jalan, kota ini membentuk kubus (Why.
21:16), yang dapat berarti kubus geometris atau sebuah piramida,
dasarnya dihiasi dengan permata (Why. 21:19, 20) dan dua belas
jenis diantaranya disebutkan. Penduduknya adalah orang-orang yang
tertebus, Allah Bapa dan Allah Anak juga tinggal di situ, melainkan
tidak terus-menerus, karena kediaman mereka yang tetap adalah
Sorga. Kebahagiaan yang terdapat dalam kota ini bersifat kekal,
karena tidak perlu penambahan cahaya lagi pada kota ini, karena
kemuliaan Allah senantiasa meneranginya (Why. 21:23, 25).
19
DAFTAR PUSTAKA
20