Anda di halaman 1dari 21

TUGAS

TEOLOGI SISTEMATIKA

TENTANG :
“ESKATOLOGI”
(ILMU TENTANG AKHIR ZAMAN)

Oleh :
CHRISTOPHER PETERSON ZAI

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Nilai Ujian Tengah Semester I


Mata Kuliah Teologi Sistematika Tahun 2016

SEKOLAH TINGGI RAHMAT EMMANUEL


KELAS PADANG
TAHUN 2016

0
ESKATOLOGI
(AKHIR ZAMAN)

I. ESKATOLOGI PRIBADI DAN PENTINGNYA KEDATANGAN


KRISTUS YANG KEDUA KALI

A. Eskatologi Pribadi
1. Kematian Jasmaniah
Kematian jasmaniah ada hubungannya dengan dosa karena sebelum
kejatuhan, Adam tidak dapat mengalami kematian jasmaniah.
Kematian jasmaniah merupakan akibat dari kematian rohaniah
manusia (Rom. 5:21; 6:23, I Kor. 15:56). Kematian jasmaniah
bukanlah sesuatu yang wajar dalam jalan hidup manusia, melainka
adalah penghukuman (Rom. 1:32; 5:16) dan suatu kutukan. Kristus
telah membebaskan orang percaya dari kuasa kematian.
Sekalipun kematian merupakan musuh kita bersama, di dalam
Kristus orang percaya tidak perlu lagi takut kepada kematian. Bagi
orang percaya, kematian merupaka pintu masuk ke hadapan Kristus.

2. Keadaan Antara Saat Kematian dan Saat Kebangkitan


Ada beberapa pandangan mengenai keadaan manusia antara saat
kematian dan saat kebangkitan.
- Pandangan Alkitabiah
Menurut pandangan Alkitab, orang-orang percaya yang telah mati
jasmaniah tersebut berada dalam keadaan hidup, sadar dan
berbahagia (Luk. 16:19-31). Keadaan di antara saat kematian
jasmaniah dengan saat kebangkitan lebih disukai daripada keadaan
sebelum kematian jasmaniah. Paulus menyebut keadaan ini “jauh
lebih baik” (Filipi 2:23).
Dalam kisah Lazarus dan orang kaya, Lazarus berada di pangkuan
Abraham, dan mendapat hiburan; sedangkan orang kaya itu
menderita sengsara (Luk. 16:19-31). Dari ayat-ayat ini dapat
disimpulkan bahwa orang yang tidak diselamatkan juga berada
dalam keadaan sementara sambil mengalami siksaan secara sadar,
sambil menantikan penghakiman di tahta putih yang besar (Wahyu
20:11-15).

- Purgatori (Api Penyucian)

1
Di dalam teologi Katolik Roma, jiwa-jiwa yang pada saat kematian
sudah kudus sepenuhnya diizinkan langsung masuk sorga, yaitu
memasuki hadirat Allah. Jiwa-jiwa yang belum murni sepenuhnya,
oleh karena itu masih memerlukan pembersihan selanjunya,
memasuki tempat penyucian, tempat ini dinamakan “purgatori”
atau api penyucian, tempat ini merupakan tempat untuk
menyucikan jiwa-jiwa dari dosa-dosa yang diampuni. Ada fakta-
fakta yang menyatakan bahwa tidak ada dukungan kuat dari
Alkitab untuk mendapat ini dan bahwa Kristus telah menanggung
seluruh hukuman kita. Kita tidak dapat menambahkan apa-apa
pada jasa-jasa Kristus (Ibr. 1:3).

- Jiwa-tidur
Orang-orang yang menerima pandangan ini beranggapan bahwa
ketika seseorang mengalami kematian jasmaniah jiwanya
memasuki suatu keadaan tidur atau menjadi tidak sadar. Pandangan
ini diketengahkan dengan berbagai cara. Alkitab sering kali
berbicara mengenai kematian sebagai tidur (Mat. 9:24; Yoh. 11:11).
Istilah “tidur” dipakai untuk orang yang sudah percaya, untuk
menekankan bahwa ada persamaan dalam penampilan orang yang
tertidur dengan nyenyak dengan orang yang mati jasmaniah (lih.
Yak. 2:26).

- Pemusnahan
Ajaran ini terutama berkaitan dengan orang-orang yang tidak
diselamatkan. Menurut ajaran ini, sama sekali tidak ada keberadaan
yang sadar bagi orang-orang fasik setelah mereka meninggal dunia.
Sebagian besar orang yang menerima pandangan ini mengajarkan
bahwa ketika mereka mati maka keberadaan orang yang tidak
diselamatkan itu berhenti. Namun, sebagai tanggapan terhadap
pandangan ini, kita mengatakan bahwa Allah tidak pernah
memusnahkan atau menghapuskan segala sesuatu yang telah
diciptakan-Nya. Hidup adalah kebalikan dari kematian; apabila
kematian dianggap sebagai berakhirnya keberadaan, maka hidup

2
hanya berarti keberadaan hidup yang diperpanjang. Alkitab dengan
jelas mengatakan bahwa orang-orang yang tidak diselamatkan akan
tetap ada sampai selama-lamanya. (Pkh. 12:7; Mat. 25:46; Rom.
2:5-10; Why. 14:11).

- Kematian Bersyarat
Menurut ajaran ini, jiwa tidak diciptakan atau dilahirkan dengan
sifat kekal, tetapi menjadi kekal ketika mengaku percaya pada
Yesus Kristus. Hidup kekal yang diterima ketika kita diselamatkan
bukanlah sekedar keberadaan yang kekal, melainkan merupakan
suatu kualitas hidup, suatu kesempurnaan hidup di hadirat Kristus.

Dalam kesimpulannya, doktrin api penyucian, jiwa yang tidur, serta


kekekalan yang bersyarat tidak dapat dianggap sebagai ajaran yang
Alkitabiah.

B. Pentingnya Kedatangan Kristus yang Kedua Kali


Ada beberapa hal yang menunjukkan betapa pentingnya ajaran ini :
1. Kedudukannya yang penting dalam Alkitab
Sepanjang Alkitab peristiwa kedatangan Kristus yang kedua kali
memperoleh kedudukan yang sangat penting. Perjanjian Lama sulit
mengemukakan ayat-ayat yang khusus untuk membahas kedatangan
Kristus yang kedua kali, namun ada beberapa ayat yang berbuat
demikian (seperti : Ayub 19:25; Daniel 7:13, 14; Zakharia 14:4;
Maleakhi 3:1,2). Perjanjian Baru menyebut doktrin ini lebih dari tiga
ratus kali. Bahkan ada kitab-kitab tertentu yang secara khusus ditulis
membahas pokok ini. Dapat disimpulkan bahwa doktrin ini dianggap
sama pentingnya dengan doktrin-doktrin utama lainnya dari iman
Kristen.

2. Doktrin ini merupakan kunci untuk memahami Alkitab


Banyak lambang dalam Alkitab akan kehilangan ciri-cirinya yang
paling menarik bila tidak dipandang dari segi kedatangan kembali
Kristus. Seperti pelayanan Henokh, Kisah Nuh, dan berkat imam
besar kepada umat Israel pada hari pendamaian.
Keselamatan diajarkan sebagai sesuatu yang terjadi pada masa
lampau, sedang berlangsung pada masa kini, dan akan terjadi pada

3
masa depan, namun pandangan yang benar tentang unsure masa
depan dari keselamatan tidak dapat diperoleh terlepas dari suatu
keyakinan akan kedatangan Tuhan yang kedua kalinya. Maka dapat
disimpulkan bahwa doktrin kedatangan Kristus yang kedua kali
sangat berkaitan erat untuk dapat memahmi Alkitab secara utuh
mengenai janji masa depan yang Tuhan janjikan kepada umat-Nya.

3. Doktrin ini merupakan pengharapan Gereja


Kedatangan Kristus yang kedua kalinya ditampilkan sebagai
pengharapan mulia bagi gereja. Bukan kematian atau pertobatan
dunia yang menjadi pengharapan orang percaya, tetapi menurut
Alkitab, kedatangan Kristus yang kedua kalinya.

4. Doktrin ini merupakan pedorong untuk mewujudkan kekristenan


Alkitabiah
Kedatangan Kristus yang kedua kalinya merupakan suatu pendorong
yang besar untuk mewujudkan kekristenan yang Alkitabiah.

5. Doktrin ini mempunyai dampak yang nyata pada pelayanan Kristen


Dalam janji-janji serta harapan akan kedatangan-Nya yang kedua
kali Alkitab memberikan tanggapan yang terbesar untuk melihatkan
diri dalam pelayanan Kristen (Mat. 24:45-51; Luk. 19:13; I Kor.
3:11-15; II Kor. 5:10, 11).

II. KEDATANGAN KRISTUS YANG KEDUA KALI: SIFAT


KEDATANGAN-NYA DAN MAKSUD KEDATANGAN-NYA DI
ANGKASA
A. Sifat Kedatangan Kristus Yang Kedua Kali
1. Ajaran Alkitab
Banyak sekali ajaran Alkitab tentang kedatangan Kristus yang kedua
kalinya; seperti :
- Yesus menyatakan bahwa Ia sendiri akan datang (Yoh. 14:3;
21:22, 23).
- Kedatangan-Nya tidak terduga (Mat. 24:35-51) dan secara tiba-tiba
(Mat. 24:26-28) dalam kemuliaan Bapa beserta dengan para
Malaikat (Mat. 16:27; 19:28; 25:31). Dan penuh dengan
kemenangan (Luk. 19:11-27).

4
- Kedua orang yang berpakaian putih mengatakan pada saat
kenaikan Kristus ke sorga bahwa Kristus sendiri akan datang,
dalam tubuh-Nya, dapat dilihat, dan secara tiba-tiba (Kis. 1:10-11).
Dan beberapa surat lainnya yang banyak mengajarkan tentang
kedatangan Yesus yang kedua kalinya

2. Beberapa penafsiran yang keliru


- Beberapa orang mengajarkan bahwa kedatangan Kristus untuk
kedua kalinya berarti kedatangan Roh Kudus pad hari Pentakosta.
Ada banyak janji tentang kedatangan Kristus kembali yang
diucapkan setelah hari Pentakosta; dan oleh sebab itu maka dapat
disimpulkan bahwa kedatangan Roh Kudus tidak dapat dianggap
sebagai menunjuk kepada kedatangan kembali Kristus.
- Pandangan sebagai pertobatan jiwa, dan tafsiran ini sangat tidak
Alkitabiah.
- Beberapa orang percaya bahwa kedatangan Kristus terjadi ketika
Yerusalem dihancurkan pada tahun 70 TM. Dan ini sangat tidak
sesuai dengan tafsiran yang tertulis di Alkitab, dan pandangan ini
sangat keliru karena tidak Alkitabiah.
- Datangnya kematian, hal ini sangatlah tidak logis, karena setiap
orang yang ingin melakukan pencobaan semacam itu akan
menyadari betapa janggalkan penafsiran semacam itu.
- Pertobatan dunia, pandangan ini berfikir bahwa pertobatan dunia
ketika mereka berdoa, dan pandangan ini sangat salah dan begitu
tidak Alkitabiah.

3. Tahapan Kedatangan Kristus


- Kedatangan-Nya di udara
Dalam kedatangan yang satu ini, Kristus tidak akan sampai ke
bumi, tetapi Ia mengumpulkan umat-Nya di udara. Mereka yang
mati di dalam Kristus akan dibangkitkan, dan mereka yang masih
hidup akan diubah (I Kor. 15:51-54). Dan kedatangan ini sangat
berbeda dari kedatangan-Nya di bumi

- Kedatangan-Nya di bumi
Wahyu 1:7 mengatakan “Lihatlah, Ia datang dengan awa dan setiap
mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan

5
semua bangsa di bumi akan meratapi Dia”. Ayat ini sendiri
menunjukkan ada dua aspek pada kedatangan Kristus; yang
pertama, umat-Nya akan terangkat ke sorga; sedangkan yang
kedua, umat-Nya kembali ke bumi bersama dengan Dia.

C. Maksud Kedatangan-Nya di Udara


Ada beberapa maksud dan tujuan Tuhan Yesus datang di udara;
1. Untuk menjemput umat-Nya yang percaya kepada-Nya (yang
sungguh-sungguh).
2. Untuk meghakimi dan memberi pahala kepada tiap-tiap orang, baik
orang jahat maupun orang percaya.
3. Menyingkirkan sang penahan yaitu Iblis yang berusaha untuk
mempengaruhi orang percaya dengan giat ketika kedatangan Kristus
yang kedua kali.

III. KEDATANGAN KRISTUS YANG KEDUA KALI: MAKSUD


KEDATANGAN-NYA KE BUMI DAN PERIODE ANTARA
KEANGKATAN GEREJA DAN PENYATAAN DIRI KRISTUS
A. Maksud Kedatangan-Nya ke Bumi
1. Untuk menyatakan diri-Nya kepada umat-Nya
2. Menghukum si binatang, nabi palsu, serta pasukan mereka
3. Membelenggu iblis
4. Menyelamatkan Israel
5. Menghakimi bangsa-bangsa
6. Membebaskan dan memberkati ciptaan
7. Medirikan kerajaan-Nya

B. Selang Waktu antara Pengangkatan Gereja dengan Penyataan Diri


Kristus
 Lamanya Masa Kesengsaraan
Alkitab sama sekali tidak memberitahukan berapa lama masa
kesengsaraan ini, sekalipun kita diberi tahu bahwa demi orang-orang
pilihan masa kesengsaraan tersebut akan dipersingkat (Mat. 24:22).
Namun, terdapat beberapa petunjuk yang menyatakan bahwa masa
kesengsaraan itu akan berlangsung selama tujuh tahun. Metode yang
dipakai untuk menghitung waktu tujuh puluh minggu dalam Daniel
9:24-27, jelaslah bahwa masa tujuh puluh minggu itu dimulai ketika
Nehemia kembali dan membangun kembali Kota Yerusalem. Jelas
juga bahwa minggu yang keenam puluh Sembilan b erakhir ketika

6
Mesias disalibkan (Dan. 9:26). Nampaknya hanya itulah yang dapat
dikatakan tentang lamanya masa kesengsaraan ini.

 Sifat Masa Kesengsaraan


1. Aspek Politik
Dalam masa kesengsaraan ini dunia akan diperintah oleh suatu
federasi politik, yang terutama berkembang dari Kerajaan
Romawi kuno, yang di dalamnya terdapat sepuluh kerajaan yang
bekerja sama. Sifat pemerintahan ini otokratis dan menghina
Allah. Pada mulanya system keagamaan pada masai tu akan
menguasai pemerintahan, namun setelah jangka waktu tertentu
kesepuluh raja itu akan menghancurkannya, dan pada saat itulah
penganiayaan besar akan dimulai terhadap orang-orang percaya
pada masa itu. Namun, raja beserta dengan antek-anteknya akan
dihancurkan pada saat Kristus datang kembali, dan kerajaan
mereka akan tunduk kepada kerajaan yang akan didirikan oleh
Kristus.

2. Aspek Keagamaan
Sistem keagamaan palsu pada masa itu yaitu si pelacur, akan
meguasai pemerintahan. Ketika di tengah-tengah periode
tersebut raja memutuskan hubungannya dengan orang-orang
Yahudi serta melarang persembahan korban sembelihan dan
korban santapan (Dan. 9:27), kesepuluh raja yang dilambangkan
oleh kesepuluh tanduk itu akan membenci si pelacur, tidak
mengakuinya lagi, dan menghancurkannya (Why. 17:16, 17).
Dan sejak saat itu semua akan dituntut untuk menyembah
binatang itu (Why. 13:4-8) dan binatang yang kedua akan
memaksa seluruh dunia untuk melakukannya (Why. 13:11-17). Ia
akan memakai tipu daya serta mukjizat-mukjizat palsu (II Tes.
2:9-12; Why. 13:13) dan kekerasan (Why. 13:7, 15; band. 6:9-
11; 20:4), serta menganiaya orang-orang yang tidak mau
menyembah binatang itu atau tidak mau menerima namanya
(Why. 13:16-17).

7
Jelaslah pada hari-hari itu akan ada banyak sekali orang yang
akan dibantai karena Firman Allah dan kesaksian yang mereka
pertahankan. Namun dengan kedatangan Kristus serta
pembinasaan para pemimpin dan bala tentara mereka, seluruh
sistem keagamaan akhir zaman akan dimusnahkan.

3. Aspek Israel
Allah tidak melupakan umat-Nya dan bahkan sampai saat ini
masih ada suatu sisa menurut pilihan kasih karunia (Rom. 11:1-
5). Namun yang lebih dari itu ialah bahwa Allah akan
menjadikan Israel umat-Nya kembali, “Sebab Allah tidak
menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya” (Rom. 11:29).

4. Aspek Ekonomi
Menjual dan membeli akan diatur berdasarkan pemujaan kepada
raja. Perdagangan akan dimuliakan di atas segala sesuatu, dan
sebuah kota pusat perdagangan yang besar akan didirikan untuk
menunjang maksud itu. Nama yang diberikan kepada kota
tersebut ialah Babel, dan ia akan menjadi kota perdagangan
besar, namun Allah akan menghakimi kota perdagangan besar itu
dalam satu jam, dan sorga akan bersukaria ketika Allah
menghukum wanita pelacur dan kota yang jahat itu (Why. 19:1-
5).

 Tokoh Utama Periode Ini


Iblis ikut berperan dalam pembagkitan kembali kerajaan Roma.
Daniel 7:2-3 dikatakan bahwa keempat angin dari langit akan
menggoncangkan laut besar da sebagai akibatnya muncullah empat
ekor binatang besar. Naga (iblis) tokoh yang berada dibalik gerakan
untuk suatu federasi dunia, yang mempunyai tujuan yang
terselubung yaitu melenyapkan iman dari atas muka bumi. Cara-cara
kerjanya mencakup penipuan, kebohongan, tanda-tanda mukjizat,
dan api dari langit (II Tes. 2:9-11; Why. 13:13-15).

8
IV. SAAT KEDATANGAN KRISTUS : PRA-MILENIAL
A. Arti Istilah Pra-Milenial
Istilah “millennium” berasal dari bahasa Latin yang berarti seribu tahun.
Istilah ini tidak ada di Alkitab, namun “seribu tahun” muncul enam kali
dalam Why. 20:2-7. Orang-orang percaya bahwa kedatangan Kristus
yang kedua kali akan terjadi sebelum kerajaan seribu tahun disebut
golongan “pra-milenarian” atau pra-milenialis”. Golongan “pasca-
milenial” kembali secara kelihatan dan secara pribadi setelah kerajaan
seribu tahun. Dan golongan yang ketiga yaitu “amilenialis” yang tidak
menerima adanya kerajaan seribu tahun yang nyata; sebaliknya, mereka
menganggap kerajaan seribu tahun ini sebagai keadaan orang percaya
yang tanpa tubuh kebangkitan ada bersama-sama dengan Tuhan sambil
menantikan hari kebangkitan.

B. Pandangan Gereja Mula-mula


Doktrin Eskatologi diabaikan sepanjang abad pertengahan (taun 400 –
1000), namun doktrin-doktrin tersebut diperhatikan kembali setelah
terjadi Reformasi. Kaum reformasi, pada umumnya mengajarkan bahwa
gereja dalam arti tertentu adalah kerajaan yang dinubuatkan, namun
mereka menghidupkan kembali doktrin kedatagan Tuhan yang kedua
kalinya serta kebangkitan. Sekitar abad 17 dan 18, suara pra-
milinealisme kembali terdengar dengan nyari, yang dipelopori oleh
beberapa tokoh, seperti : Charles Wesley, Isaac Watts, Bengel, Lage,
Godet, Ellicot, Trench, Alford, dan golongan Injili lainnya dari generasi
yang lalu dan yang seksarang ini telah mendukung pandangan pra-
milenial ini.

C. Bukti Kebenaran Doktrin Ini


- Cara dan Saat Kerajaan Seribu Tahun Didirikan
Dalam Daniel 2:44 diberitahukan bahwa “Allah semesta langit akan
mendirikan suatu kerajaan yang tidak akan binasa sampai selama-
lamanya” yang berarti Allah akan mendirikan kerajaan-Nya di atas
bumi setelah kesepuluh raja itu menerima kuasa seagai raja bersama-
sama dengan binatang itu “satu jam lamanya” (Why. 17:12-18). Pada
masa kekuasaan kesepuluh raja itu, batu ini yaitu Kristus akan

9
meremukkan kaki patung besar itu dan menghancurkan semua
kerajaan tersebut (Dan. 2:34, 44). Kristus akan menghukum dan
memusnahkan semua kerajaan di bumi. Pemusnahan tidak berarti
merembes ke dalamnya, yang dimaksud bukanlah Injil yang
membawa dunia kepada pertobatan. Logam patug besar tidak diubah
menjadi logam yang lebih mulia, tetapi dihancurkan sampai menjadi
debu dan dibawa oleh angin seperti sekam di tempat pengirikan pada
musim panas, sehingga betul-betul musnah tanpa bekas.

- Berkat-berkat yang Berkaitan dengan Kerajaan yang akan Datang


Baik Yehuda maupun Israel akan dipulihkan (Yer. 23:6, 7), karena
Allah “akan menjanjikan mereka suatu bangsa di tanah mereka, di
atas gunung-gunung Israel, dan satu raja memerintah mereka
seluruhnya” (Yeh. 37:22; band. Ayat 24-28). Yesaya 35
menggambarkan dengan hidup pemugaran alam pada periode
tersebut. Berkat-berkat luar biasa ini akan terjadi sesudah kedatagan
Kristus, dan merupakan berkat kerajaan di bumi. Pada masa itu
Tuhan akan menjadi Raja atas seluruh bumi (Zak. 14:9).

- Perbedaan antara Menerima Kerajaan itu dan Meresmikannya


Sekarang Yesus duduk di takhta Bapa-Nya di sorga, bukan di takhta
Daud (Why. 3:21). Saatnya akan tiba Yesus akan duduk di atas
takhta-Nya sendiri (Mat. 19:288; 25:31). Setelah Ia datang dalam
kemuliaan, Ia akan mengatakan kepada mereka yang berada di
sebelah kanan-Nya “Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku,
terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia
dijadikan” (Mat. 25:34).

- Janji bahwa Para Rasul akan Memerintah Dua Belas Suku Israel
Janji jelas ini berakitan dengan perihal Tuhan bersemayam di atas
takhta-Nya sendiri, dan Matius 25:31 menunjukkan bahwa hal ini
akan terjadi pada saat Ia datang kembali dalam kemuliaan.
Nampaknya inilah yang dimaksudkan dalam Yes. 1:26, “Aku akan
mengembalikan para hakimmu seperti dahulu, dan para penasihatmu
seperti semula. Sesudah itu engkau akan disebutkan kota keadilan,

10
kota yang setia.” Nampaknya janji akan dua belas takhta ini
melandasi pertanyaan para murid sebelum Tuhan Yesus naik ke
Sorga.

- Janji bahwa Orang Percaya akan Memerintah Bersama Kristus


Bukan saja dua belas rasul akan memerintah bersama Kristus ketika
Ia datang kembali, tetapi kepada semua orang percaya telah
dikatakan, “Jika kita bertekun, kita pun akan ikut memerintah
dengan Dia” (II Tim. 2:12).

- Nubuat Mengenai Berbagai Keadaan yang Ada Menjelang


Kedatangan-Nya Kembali
Alkitab sama sekali tidak menyatakan bahwa dunia akan bertobat
sebelum Yesus kembali, malah menunjukkan hal yang sebaliknya
yakni ketika Anak Manusia kembali, keadaan dunia akan seperti
pada zaman Nuh dan Lot (Luk. 17:26-30). Yang jahat akan
dibinasakan sedangkan yang baik akan masuk ke dalam kerajaan.

- Urutan Peristiwa-peristiwa
 Kedatangan Kristus dengan orang saleh-Nya (Why. 19:11-16)
 Perang di Harmagedon (17-21)
 Iblis dibelenggu (20:1-3)
 Penobatan orang-orang saleh dari kebangkitan pertama (4-6)
 Iblis dilepaskan setelah seribu tahun (7-9)
 Penghukuman iblis (10)
 Kebangkitan kedua dan penghakiman di hadapan takhta putih
(11-15)

V. SAAT KEDATANGAN KRISTUS : SEBELUM MASA


KESENGSARAAN
A. Ajaran Kristen yang Mula-mula
Hampir tidak ada perkembangan tentang doktrin ini dalam sejarah
gereja, namun doktrin Kristen dilandaskan pada Alkitab, bukan pada ada
atau tidak adanya perkembangan doktrin dalam generasi-generasi di
masa lalu. Alkitab harus menjadi satu-satunya otoritas dalam soal-soal
doktrin, dan kita harus kembali kepada Alkitab untuk menentukan
kebenaran Alkitabiah.

B. Ajaran Alkitabiah
- Sifat Minggu ke-70 Daniel

11
Dapat disimpulkn bahwa gereja pada masa sisipan di antara minggu
ke-69 dan minggu ke-70, dan tidak merupakan bagian dari periode-
periode kesengsaraan dan pandangan tengah masa kesengsaraan.
Kedua pandangan ini dengan sendirinya memerlukan sedikit
tumpang-tindih antara Israel dengan gereja pada minggu yang
terakhir. (Dan. 9:27).

- Sifat serta Tujuan Masa Kesengsaraan


Masa kesengsaraan merupakan masa ketika Allah akan keluar untuk
menghukum duia yang menolak Allah dan menolak Kristus.
Penganiayaan-penganiayaan selama periode ini hanya merupakan
peristiwa tambahan. Para penafsir yang beranggapan bahwa kitab
Wahyu pada umumnya akan digenapi pada masa yang akan datang,
berpendapat bahwa Why. 6-19 berhubungan dengan masa
kesengsaraan ini. Cirri-ciri utama pasal-pasal tersebut adalah
materai-materai, sangkakala-sangkakala serta bokor-bokor yang
kesemuanya merupakan hukuman yang berasal dari sorga. Namun
“Allah tidak akan melenyapkan orang benar bersama-sama dengan
orang fasik” (Kej. 18:23), melainkan Tuhan menyelamatkan orang-
orang saleh, dan menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada
hari penghakiman (II Petr. 2:9).

- Perbedaan antara Israel dengan Gereja


1. Pada masa lalu Allah terutama berurusan dengan bangsa Israel
Pada masa yang akan datang sekali lagi Ia berhubungan dengan
orang Israel.
2. Israel adalah suatu bangsa; gereja adalah kelompok orang yang
dipanggil keluar dari antara berbagai bangsa.
3. Ketujuh puluh minggu Daniel hanya berhubungan dengan Israel,
sedangkan gererja termasuk dalam jangka waktu antara minggu
ke-69 dengan minggu ke-70
4. Kristus akan kembali ke Israel untuk mendirikan kerajaan;
sedangkan Ia akan kembali untuk gereja agar dpat mengangkat
gereja untuk tinggal bersama-sama dengan Dia.
5. Perjanjian-perjanjian yang agung dari PL dibuat dengan
Abraham dan keturunannya, Israel, gereja hanya ikut menikmati

12
berkat-berkat rohaninya dan belum menikmati berkat-berkat
jasmaninya (Rom 4:11; I Kor. 11:25; II Kor. 3:6; Ibr. 10:16, 17).

- Tugas Pelayanan Roh Kudus sebagai Penahan


Gereja merupakan alat yang dipakai oleh Roh Kudus untuk menahan
berkembangnya kejahatan. Ketika terjadi Keangkatan Gereja, tidak
ada satu orang percaya pun yang tinggal, dan pelayanan Roh Kudus
untuk menahan perkembangan kejahatan akan berhenti.

- Perlu Jarak Waktu antara Keangkatan Gereja dan Penyataan Diri


Kristus
Adanya jarak antara waktu tertentu di antara kedatangan Kristus di
udara dan kedatangan-Nya ke bumi. Namun, penelitian yang
tercermat akan Alkitab menunjukkan bahwa di antara kedua
peristiwa kedatangan tersebut ada paling sedikit dua hal yang harus
terjadi: penghakiman orang-orang percaya dan Perjamuan Kawin
Anak Domba.

- Himbauan untuk Senantiasa Menantikan Kedatangan Tuhan


Berkali-kali kita diingatkann utuk senantiasa siap siaga (Mat 24:42),
sebab kita tidak tahu akan hari maupun akan saatnya (Mat. 25:13;
band. Mark 13:35; I Tes. 5:6, Why. 3:3), dan kita juga diminta untuk
menantikan pengharapan yang penuh bahagia itu (Titus 213; band.
Ibr. 9:28).
- Janji Kepada Gereja di Filadelfia
Ada empat hal yang perlu kita perhatikan dalam Why. 3:10,
diantaranya :
1. Istilah “hari” dipakai untuk menunjuk saat pencobaan yang akan
datang dan menyatakan suatu periode.
2. Luasnya pencobaan tidak bersifat local, karena hari itu akan
datang atas seluruh dunia.
3. Tujuan hari pencobaan ini ditujukan kepada orang-orang yang
diam di bumi.
4. Orang-orang yang akan dilindungi dari pencobaan adalah orang-
orang yang setia kepada Tuhan.

- Beberapa Pertimbangan Lainnya

13
1. Ada ayat-ayat yang terpencar di seluruh PB yang menunjukkan
bahwa gereja tidak akan mengalami murka Allah
2. Gereja tidak disebut dalam Wahyu 4-19
3. Banyak yang merasa bahwa kedua puluh empat tua-tua dalam
Why. 4:4, 10; 5:5, dst menggambarkan gereja di Sorga, namun
tidak ada bukti-bukti yang cukup untuk menguatkan pendapat
ini.

VI. KEBANGKITAN
A. Kepastian Kebangkitan
- Kehidupan setelah kematian
Ilmu pengetahuan mempunyai keyakinan bahwa zat tidak dapat
dihancurkan dan energi harus dikonservasi. Karena itu, ilmu
pengetahuan tidak dapat mengatakan bahwa kepercayaan kristiani
akan hidup setelah kematian tidak masuk akal. Alkitab mengatakan
bahwa adanya kehidupan setelah kematian, yakni ketika jiwa-jiwa
mereka yang telah dibunuh berada di bawah mezbah dan dalam
keadaan sadar, mereka akan pergi ke Firdaus (II Kor. 12:2-4. Namun
juga jiwa-jiwa semua orang yang benar berada di Hades, namun
mereka menghadap ke hadirat Kristus waktu meninggal dunia,
sedangkan orang-orang yang tidak percaya tetap pergi ke Hades,
seperti dalam zaman Perjanjian Lama.

- Ada beberapa ajaran perjanjian lama tentang kebangkitan fisik,


seperti putra seorang janda (I Raj. 17:21, 22), putra perempuan
Sunem (II Raj. 4:32-36) dan orang yang dibangkitkan ketika
mayatnya kena kepada tulang-tulang Elisa (II Raj. 13:21).

- Perjanjian baru juga mengajarkan tentang kebangkitan fisik, seperti


kebangkitan putrid Yairus (Mat. 9:24, 25), kebangkitan pemuda dari
Nain, Lazarus, Dorkas, Eutikhus, dan masih banyak lainya.

B. Sifat Kebangkitan Fisik


 Ada empat cara untuk menunjukkan bawa tubuh akan dibangkitkan :
1. Tubuh manusia terdiri atas tubuh alamiah yang merupakan tubuh
secara fisik, dan tubuh rohani yang serupa dengan tubuh
kebangkitan Tuhan Yesus.
2. Tubuh manusia termasuk dalam penebusan manusia.

14
3. Dalam jenis tubuh yang dimiliki Kristus ketika Ia dibangkitkan.
Kristus dibangkitkan dalam tubuh fisik. Dan manusia Kristus
Yesus akan kembali untuk menghakimi bukan roh-roh yang
tanpa tubuh, melainkan orang-orang yang memiliki tubuh (I Tes.
4:16; 17; Why. 20:11-13).

 Sifat Tubuh Kebangkitan


1. Tubuh kebangkitan orang percaya dalam alkitab dinyatakan
bahwa akan sama dengan tubuh Kristus yang telah
dipermuliakan (I Kor. 15:49; Filipi 3:21; I Yoh. 3:2).
- Tubuh kebangkitan tersebut tidak akan terdiri atas darah dan
daging.
- Tubuh kebangkitan orang percdaya tidak dapat binasa dan
tidak dapat mati.
- Tubuh kebangkitan orang percaya merupakan tubuh yang
mulia.
- Tubuh kebagkitan tersebut sangat berkuasa.
- Tubuh kebangkitan tersebut adalah tubuh rohani.
- Tubuh kebangkitan itu adalah tubuh sorgawi.

2. Tubuh kebangkitan orang tidak percaya akan mengalami


kehinaan dan kengerian yang kekal (Why. 20:12, 13), dan akan
dibangkitkan, dihakimi serta dicampakkan ke dalam lautan api.

 Saat Peristiwa-peristiwa Kebangkitan Terjadi


Kebangkitan pertama terjadi ketika Kristus datang di udara (I Kor.
15:23; I Tes. 4:16). Semua orang percaya pada zaman ini akan
dibangkitkan pada saat itu, orang saleh zaman PL dan orang saleh
yang dibuh selama masa kesengsaraan akan dibangkitkan juga pada
saat Kristus datang ke bumi (Dan. 12:1; 2; Why. 20:4). Kebangkitan
yang kedua terjadi seribu tahun kemudian (Why. 20:5; 11-13).
Orang-orang yang tidak percaya mungkin sekali ingin tetap berada
tanpa tubuh kebangkitan, tetapi keinginan mereka tidak akan
mempengaruhi kenyataan, mereka juga akan keluar dalam tubuh
kebangkitan mereka serta menderita hukuman Allah yang abadi di
dalam tubuh mereka.

VII. PENGHAKIMAN

15
A. Kepastian Penghakiman
Allah telah memberikan kepastian tentang adanya penghakiman dengan
membangkitkan Kristus, Sang Hakim, dari antara orang mati, yang
menjadi hakim atas semuanya pada zaman akhir nantinya. (Kisah Para
Rasul 17:31)

B. Tujuan Penghakiman
Tujuan penghakiman akhir bukanlah untuk memastikan, melainkan
untuk menyatakan watak serta penetapan berbagai keadaan lahiriah yang
sesuai dengan watak tersebut.

C. Sang Hakim
Allah yang akan menghakimi semua orang (Ibr. 12:23), namun Ia akan
melaksanakan pekerjaan ini melalui Yesus Kristus, karena Bapa telah
menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak (Yoh. 5:22) dan
telah melakukan hal itu karena Ia adalah Anak Manusia (Yoh. 5:27).

D. Berbagai Penghakiman
1. Penghakiman orang-orang percaya berdasarkan perbuatan mereka
(Rom. 14:10, I Kor 3:11-15; 4:5; II Kor. 5:10).
2. Penghakiman Israel yang menentukan siapa dari orang Israel yang
akan kembali ke tanah suci serta menjadi anggota Israel pada masa
yang akan datang.
3. Penghakiman Babilonia yang akan terjadi sebelum kedatangan
Tuhan kembali ke bumi (Why. 19:1-4; 11-21) dan ia akan dijatuhi
hukuman kekal (Why. 19:19-21).
4. Penghakiman binatang, nabi palsu dan pasukan mereka yang
melawan Kristus dan akan dicampakkan ke dalam lautan api dan
hukuman kekal.
5. Penghakiman bangsa-bangsa yang akan terjadi setelah Kristus
selesai menangani pasukan-pasukan binatang-binatang, nabi palsu
dan pasukan mereka.
6. Penghakiman iblis dan malaikat-malaikatnya yang tempatnya
dipersiapkan dalam api kekal (Matius 25:41) (Mat. 8:29; Luk. 8:31).
7. Penghakiman orang fasik yang mati yang di dasarkan pada :
berdasarkan apa yang ada tertulis dalam kitab-kitab itu Why. 20:12,
dan dihakimi juga atas dasar perbuatan mereka. Lamanya hukuman

16
bersifat kekal, bahkan ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak
padam di Gehenna tempat hukuman kekal mereka selama-lamanya
(Mark. 9:48). Ada beberapa yang keberatan dengan doktrin ini,
namun kenyataannya doktrin ini sangat Alkitabiah dan dapat
dibuktikan kebenarannya dalam beberapa kitab yang telah
dinubuatkan oleh nabi-nabi pada masanya.

VIII. KERAJAAN SERIBU TAHUN


A. Dasar Alkitabiah tentang Kerajaan Seribu Tahun
Doktrin mengenai ajaran Kerajaan Seribu tahun didasari oleh beberapa
pokok inti :
1. Hari Tuhan (II Tes. 2:2) yang merupakan masa yobel atau sabat yang
akan datang di bumi.
2. Kerajaan yang dijanjikan (Dan. 2:44; 7:13, 26,27, Why. 11:15),
kerajaan ini tidak berbaur dengan kerajaan-kerajaan yang ada di
dunia ini, melaikan menggantikan kerajaan-kerajaan dunia ini.
3. Maksud Yesus Kristus yang dinyatakan ketika Ia kembali ke bumi
ialah bahwa Ia akan mendirikan kerajaan-Nya (Mat. 25:31-26; Luk.
19:12-15; Why. 19:11-20:6).

B. Beberapa Sifat Kerajaan Seribu Tahun


1. Sifat Kerajaan Seribu Tahun dalam kaitan dengan Kristus; Yesus
akan memerintah dengan tongkat besi (Why. 2:27; 19:15), Iblis akan
disingkirkan dari bumi dan ia tidak akan menyesatkan bangsa-
bangsa lagi untuk selama-lamanya Why. 20:2, 3).
2. Sifat Kerajaan Seribu Tahun dalam Kaitan dengan Gereja; Gereja
akan memerintah dunia bersama dengan Kristus (Luk. 19:16-19; I
Kor. 6:2; II Tim. 2:12; Why. 2:27; 5:9, 10; 20:4-6).
3. Sifat Kerajaan Seribu Tahun dalam Kaitan dengan Israel; Israel akan
dikumpulkan kembali, dan akan ada banyak sekali orang Yahudi
akan kembali dari Negara yang sekarang mereka diami, namun
karena ada roh yang membangkang, mereka belum diperkenankan
memasuki daerah itu (Yehez. 20:30-38).
4. Sifat Kerajaan Seribu Tahun dalam Kaitan dengan Bangsa-bangsa;
semua ban gsa akan pergi untuk beribadah di Yerusalem, khususnya
pada Hari Raya Pondok Daun yang diadakan setiap tahun (Yes. 2:2-
4; Zakh. 14:16-19).

17
5. Sifat Kerajaan Seribu Tahun dalam Kaitan dengan Iblis; Iblis akan
diikat dan dimasukkan ke dalam jurang maut selama seribu tahun
(Why. 20:1-3).
6. Sifat Kerajaan Seribu Tahun dalam Kaitan dengan Alam; pada
waktu itu seluruh alam akan diperbaharui, dan dibebaskan dari
perbudakan kebinasaan ketika Kristus datang kembali (Rom. 8:19-
22).
7. Sifat Kerajaan Seribu Tahun dalam Kaitan dengan Keadaan Umum;
penyembuhan jasmani akan dialami oleh banyak orang (Yes. 35:5,
6); mereka yang ditebus oleh Tuhan akan kembali dan dengan
bernyanyi mendaki Bukit Sion, sukacita abadi senantiasa meliputi
mereka; mereka akan memperoleh keseangan dan sukacita, dan
segala susah serta keluh kesah akan tidak ada lagi (Yes. 35:10;
51:11).

IX. KEADAAN TERAKHIR


A. Keadaan akhir Iblis
Alkitab menyebutkan bahwa pada akhir kerajaan Seribu Tahun Iblis
akan dilepaskan untuk sesaat lamanya (Why. 20:3, 7-10) kemudian
setelah itu akan dihakimi dan dihukum untuk selama-lamanya beserta
pasukan dan malaikat-malaikatnya.

B. Penghakiman Terakhir
Penghakiman ini akan terjadi pada suatu tempat di angkasa, karena kita
diberi tahu bahwa, “lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi
tempatnya” (Why. 20:11). Penghakiman ini harus dibedakan dengan
penghakiman bangsa-bangsa (Mat. 25:31-46). Selanjutnya, kematian
yang kedua bukanlah pemusnahan, melainkan hukuman kekal.

C. Kerajaan Terakhir
Allah Anak, yang selama kerajaan seribu tahun menjadi penguasa
tertinggi di bumi, akan kembali kepada kedudukan-Nya yang kekal, dan
Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus menjadi semua di dalam
semua. Demikianlah keadaan akhir yang kekal akan dimulai.

D. Ciptaan Baru

18
1. Langit baru dan bumi baru; yang semuanya diperbaharui, langit dan
bumi akan disucikan (II Petr. 3:10-13).
2. Yerusalem baru (Why. 21:2-22:5) yang akan muncul setelah langit
baru dan bumi baru tampak, sifatnya adalah mempunyai dasar, pintu
gerbang, tembok serta jalan-jalan, kota ini membentuk kubus (Why.
21:16), yang dapat berarti kubus geometris atau sebuah piramida,
dasarnya dihiasi dengan permata (Why. 21:19, 20) dan dua belas
jenis diantaranya disebutkan. Penduduknya adalah orang-orang yang
tertebus, Allah Bapa dan Allah Anak juga tinggal di situ, melainkan
tidak terus-menerus, karena kediaman mereka yang tetap adalah
Sorga. Kebahagiaan yang terdapat dalam kota ini bersifat kekal,
karena tidak perlu penambahan cahaya lagi pada kota ini, karena
kemuliaan Allah senantiasa meneranginya (Why. 21:23, 25).

19
DAFTAR PUSTAKA

Thiessen, Henry C. Teologi Sistematika revisi Vernon D. Doerksen. Malang:


Gandum Mas. 2015

20

Anda mungkin juga menyukai