Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

RIWAYAT HIDUP

Martin Luther dilahirkan pada tanggal 10 Nopember 1483, di Eisleben, di provinsi


Saxony, Prussia / Jerman (ia meninggal pada tanggal 18 Februari 1546), dan keesokan
harinya ia dibaptiskan. Ia adalah anak pertama dan ia mempunyai 3 saudara laki-laki
dan 3 saudara perempuan. 6 bulan setelah kelahirannya, keluarganya pindah dan
menetap di Mansfield. Keluarganya adalah orang-orang kelas bawah yang amat
miskin, tetapi jujur, rajin, dan saleh. Luther tidak pernah merasa malu terhadap asal
usulnya yang rendah itu.

Luther mengalami masa kecil yang keras, tanpa kenangan manis, dan ia dibesarkan
dibawah disiplin yang sangat keras. Ibunya pernah menghajarnya sehingga
mengeluarkan darah hanya karena ia mencuri kacang, dan ayahnya pernah
mencambuknya dengan begitu hebat sehingga menyebabkan ia lalu minggat, tetapi ia
mengerti akan maksud baik mereka.

Dalam hal rohani ia diajar untuk berdoa kepada Allah dan para orang suci,
menghormati gereja dan pastor, dan cerita-cerita mengerikan tentang setan dan ahli-
ahli sihir, yang menghantuinya sepanjang hidupnya.

Di sekolah ia juga mengalami pendisiplinan yang sangat keras. Ia ingat bahwa pernah
dicambuk 15 x dalam satu pagi. Di sekolah itu ia juga belajar Katekisasi, yang
mencakup Pengakuan Iman, doa Bapa Kami dan 10 hukum Tuhan, dan juga beberapa
lagu Latin dan Jerman.

Pada usia 18 tahun (tahun 1501) ia masuk Universitas di Erfurt dan mempelajari
scholasticism (= sistim logika, filsafat, dan theology abad 10-15). Universitas ini
adalah salah satu yang terbaik pada saat itu. Di sini, pada waktu ia berusia 20 tahun,
untuk pertama kalinya dalam hidupnya, ia melihat satu copy yang lengkap dari
Alkitab (bahasa Latin)! Ia membacanya dengan sukacita dan mengalami suatu kejutan
karena Alkitab itu mengajarkan banyak hal yang tidak pernah dibacakan / diajarkan
dalam gereja. Tetapi dari pembacaan itu ia bukannya mendapat gambaran tentang
Allah yang penuh kasih dan belas kasihan, tetapi sebaliknya tentang Allah yang benar
yang benmurka terhadap manusia berdosa.

Pada tahun 1502, ia mendapat gelar B.A. (Bachelor of Arts), dan pada tahun 1505 ia
mendapat gelar M.A. (Master of Arts).

Pada usia antara 21-22 tahun, ia lolos dari kematian akibat sambaran petir, sementara
teman seperjalanannya yang ada di sebelahnya, mati tersambar (catatan: ada yang
mengatakan bahwa temannya bukan mati kena petir tetapi karena suatu duel). Tidak
lama setelah itu, pada tanggal 2 Juli 1505, ia mengalami hujan badai yang sangat
hebat di dekat Erfurt setelah kembali dari kunjungan terhadap orang tuanya. Ia
menjadi begitu takut sehingga ia menjatuhkan diri ke tanah dan berdoa dan bernazar
dengan gemetar:

"Tolonglah Santa Anna yang kekasih. Aku akan menjadi seorang biarawan!" - Philip
Schaff, 'History of the Christian Church', vol VII, p 112.

Pada waktu Luther menjadi seorang biarawan ia berusaha mati-matian untuk hidup
sesuai dengan ajaran gereja Katolik pada waktu itu. Ia berusaha untuk mendapatkan
keselamatan melalui usahanya sendiri dalam membuang dosa, berbuat baik, dsb.
Tetapi ia tidak pernah merasakan damai, sukacita atau ketenangan. Ia terus-menerus
dihantui oleh perasaan berdosa yang luar biasa hebatnya, dan pemikiran tentang Allah
yang suci, adil, bahkan bengis.
BAB 2
PERTOBATAN

Seorang biarawan tua menghibur Luther dalam kesedihan dan keputus-asaannya, dan
mengingatkan dia tentang kata-kata Paulus bahwa orang berdosa dibenarkan oleh
kasih karunia melalui iman.

Juga Johann von Staupitz, yang adalah teman baik, sekaligus penasehat dan bapa
rohani Luther, mengarahkan Luther dari dosa-dosanya kepada apa yang Kristus
lakukan di kayu salib, dari hukum Taurat kepada salib, dan usaha berbuat baik kepada
iman. Ia juga yang mendorong Luther untuk belajar Kitab Suci.

Melalui bantuan biarawan tua dan Staupitz, dan khususnya melalui penye-lidikannya
terhadap surat-surat Paulus, perlahan-lahan Luther sadar bahwa orang berdosa bisa
dibenarkan bukan karena mentaati hukum, tetapi hanya karena iman.

"Ia merenungkan siang dan malam tentang arti dari 'kebenaran Allah' (Roma 1:17),
dan mengira bahwa itu adalah hukuman yang adil terhadap orang-orang berdosa;
tetapi menjelang akhir dari kehidupan biaranya ia sampai pada kesimpulan bahwa itu
adalah kebenaran yang Allah berikan dengan cuma-cuma dalam Kristus kepada
mereka yang percaya kepadaNya. Kebenaran tidak didapatkan oleh manusia melalui
usaha dan kebaikan / jasanya sendiri; kebenaran itu lengkap dan sempurna dalam
Kristus, dan semua yang harus dilakukan oleh orang berdosa adalah menerimanya
dari Dia sebagai pemberian cuma-cuma" - Philip Schaff, 'History of the Christian
Church', vol VII, p 122.

Pada tahun 1510, ia melakukan perjalanan spiritual ke Roma. Ia berharap untuk bisa
mendapatkan penghiburan untuk jiwanya dengan melakukan perjalanan ini.

"Dengan menggunakan lututnya ia menaiki 28 anak tangga dari Scala Santa yang
terkenal (dikatakan bahwa Scala Santa itu telah dipindahkan dari Ruang Pengadilan
Pontius Pilatus di Yerusalem), supaya ia bisa memastikan pengampunan dosa yang
dicantelkan pada pelaksanaan pertapaannya sejak jaman Paus Leo IV pada tahun 850,
tetapi pada setiap langkah kata-kata Kitab Suci terngiang di telinganya sebagai suatu
protes: 'Orang benar akan hidup oleh iman' (Ro 1:17). Jadi, pada puncak dari
kebaktian keagamaannya ia meragukan kemujarabannya dalam memberikan damai
pada hati nurani yang kacau" - Philip Schaff, 'History of the Christian Church', vol
VII, p 129.

Kebejadan Roma - (p 129-130).

Cerita tentang pertobatannya agak simpang siur, dan sukar dipastikan kapan persisnya
ia sungguh-sungguh bertobat dan diselamatkan. Pengertiannya dan kepercayaannya
akan keselamatan / pembenaran karena iman yang diajarkan oleh Ro 1:17 itupun
melalui pergumulan hebat dan cukup lama.

Tetapi, setelah ia betul-betul mengerti dan percaya, maka kegagalannya dalam


mencapai 'keselamatan / pembenaran melalui perbuatan baik', dan pengalamannya
dalam mendapatkan 'keselamatan / pembenaran karena iman', menyebabkan ia begitu
membenci doktrin 'keselamatan karena per-buatan baik'. Ia berkata:
"Ajaran sesat yang paling terkutuk dan jahat / merusak yang pernah menggoda pikiran
manusia adalah gagasan bahwa entah bagaimana ia bisa membuat dirinya sendiri
cukup baik sehingga layak untuk hidup dengan Allah yang mahasuci" - Dr. D. James
Kennedy, 'Evangelism Explosion', pp 31-32.
BAB 3
KETELADANAN BAGI ORANG PERCAYA

Dalam ajaran Luther ada 3 semboyan yaitu Sola Sciptura (hanya Alkitab) firman
menjadi dasar kehidupan sehari-hari, Sola Gratia (hanya anugerah), dan Sola Fide
(hanya iman). Pengampunan dosa dilakukan oleh Tuhan karena anugerahNya melalui
pengorbanan Kristus dan diterima dengan iman, bukan karena usaha manusia.
PENUTUP
Martin Luther adalah seorang Pendeta Jerman ahli teologi Kristen.
Demmikianlah makalh ini saya buat. Jika ada kesalahan penulisan kata dan bahasa mohon
dimaklumi.
Harapan saya setelah membaca, pembaca dapat menjadi lebih baik lagi dari sebelum ia
membaca.
Terimakasih karena telah menyempatkan waktu untuk membaca makalah saya.
DAFTAR PUSTAKA/SUMBER

https://www.kaskus.co.id/thread/5187b10d48ba548919000003/riwayat-hidup-martin-
luther/

Anda mungkin juga menyukai