KEMERDEKAAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perjalanan hidup suatu bangsa sangat tergantung pada efektifitas penyelenggaraan suatu
negara. Pancasila sebagai dasar negara dalam mengatur penyelenggaraan negara disegala bidang, baik
bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial-budaya, maupun pertahanan-keamanan. Berdasar pada latar
belakang historis yang sulit dibantah , bahwa 1 Juni 1945 yang disebut sebagai lahirnya pancasila, Ir.
Soekarno sebagai tokoh nasional yang menggali Pancasila tidak pernah berbicara ataupun menulis
tentang pancasila, baik dalam sebagai pandangan hidup, atau apalagi sebagai dasar negara. Dalam
pidatonya, beliau menyebutkan atau menjelaskan bahwa gagasan tentang pancasila tersebut terbersit
bagaikan ilham setelah mengadakan renungan pada malam sebelumnya. Renungan itu beliau lakukan
untuk mencari jawaban terhadap pertanyaan ketua BPUPKI Dr. Radjiman Widyodiningrat mengenai
apa yang akan dijadikan dasar negara Indonesia yang akan dibentuk?
Lima dasar atau sila yang buliau ajukan itu dinamakan filosofische grondslag yaitu nilai-nilai
esensial yang terkandung dalam pancasila, yaitu: ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan serta
keadilan, dalam kenyataannya secara objektif telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak zaman dahulu
kala sebelum mendirikan negara. Proses terbentuknya negara dan bangsa Indonesia melalui suatu
proses sejarah yang cukup panjang yaitu sejak zaman batu kemudian timbulnya kerajaan-kerajaan pada
abad ke IV dan ke V kemudian dasar-dasar kebangsaan Indonesia telah mulai nampak pada abad ke
VII ketika timbulnya kerajaan-kerajaan besar di Jawa Timur dan lainnya.
Dasar-dasar pembentukan Nasionalisme modern dirintis oleh para pejuang kemerdekaan bangsa,
antara lain rintisan yang dilakukan oleh para tokoh pejuang kebangkitan nasional pada tahun 1908,
kemudian dicetuskan pada sumpah pemuda pada tahun 1928.
B. Rumusan Masalah
Berpijak dari latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam penulisan
makalah ini yaitu :
1. Bagaimana nilai-nilai pancasila pada zaman sejarah?
2. Bagaimana nilai-nilai pancasila sebelum kemerdekaan Indonesia?
3. Bagaimana nilai-nilai pancasila pasca Indonesia merdeka?
4. Bagaimana pancasila dalam era refornasi?
5. Tujuan Penulisan
1. Memahami pancasila secara lengkap dan utuh sebagai jati diri bangsa Indonesia.
2. Untuk membentuk kehidupan suatu negara yang berdasarkan suatu asas hidup bersama demi
kesejahteraan hidup yang berlandaskan pancasila.
3. Sebagai epistimologi dan kebenaran ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Nilai-Nilai Pancasila Pada Masa Pra Sejarah
Ahli geologi menyatakan bahwa kepulauan Indonesia terjadi dalam pertengahan jaman tersier
kira-kira 60 juta tahun yang silam. Baru pada jaman quarter yang dimulai sekitar 600.000 tahun yang
silam Indonesia didiami oleh manusia, dan berdasarkan hasil penemuan fosil Meganthropus Paleo
Javanicus, Pithecanthropus Erectus, Homo Soloensis, Homo Wajakensis, serta Homo Mojokertensis.
Berdasarkan artefak yang ditinggalkan, mereka mengalami hidup tiga jaman yaitu :
1. Paleolitikum
2. Mesolitikum
3. Neolithicum
Inti dari kehidupan bangsa Indonesia pada masaPra Sejarah hakekatnya adalah nilai-nilai
Pancasila itu sendiri, yaitu :
2. Nilai Religi
Adanya kerangka mayat pada Paleolitikum menggambarkan adanya penguburan, terutama
Wajakensis dan mungkin Pithecanthropus Erectus, serta dalam menghadapi tantangan alam tenaga
gaib sangat tampak. Selain itu ditemukan alat-alat baik dari batu maupun perunggu yang digunakan
untuk aktifitas religi seprti upacara mendatangkan hujan, dll. Adanya keyakinan terhadap pemujaan
roh leluhur juga dan penempatan menhir di tempat-tempat yang tinggi yang dianggap sebagai tempat
roh leluhur, tempat yang penuh keajaiban dan slelebagai batas antara dunia manusia dan roh leluhur.
Jelas bahwa masa Pra Sejarah sudah mengenal nilai-nilai kehidupan religi dalam makna animism dan
dinamisme sebagai wujud dari religious behavior.
3. Nilai Peri Kemanusiaan
Nilai ini tampak dalam perilaku kehidupan saaat itu misalnya penghargaan terhadap hakekat
kemanusiaan yang ditandai dengan penghargaan yang tinggi terhadap manusia meskipun sudah
meninggal. Hal ini menggambarkan perilaku berbuat baik terhaap sesama manusia, yang pada
hakekatnya merupakan wujud kesadaran akan nilai kemanusiaan. Mereka tidak hidup terbatasdi
wilayahnya, sudah mengenal sistem barter antara kelompok pedalaman dengan pantai dan persebaran
kapak. Selain itu mereka juga menjalin hubungan dengan bangsa-bangsa lain.
4. Nilai Kesatuan
Adanya kesamaan bahasa Indonesia sebagai rumpun bahasa Austronesia, sehingga muncul
kesamaan dalam kosa kata dan kebudayaan. Hal ini sesuai dengan teori perbandingan bahasa menurut
H.Kern dan benda- benda kebudayaan Pra Sejarah Von Heine Gildern. Kecakapan berlayar karena
menguasai pengetahuan tentang laut, musim, perahu, dan astronomi, menyebabkan adanya kesamaan
karakteristik kebudayaan Indonesia. Oleh karena itu tidak mengherankan jika lautan juga merupakan
tempat tinggal selain daratan. Itulah sebabnya mereka menyebut negerinya dengan istilah Tanah Air.
5. Nilai Musyawarah
Kehidupan bercocok tanam dilakukan secara bersama-sama. Mereka sudah memiliki aturan
untuk kepentingan bercocok tanam, sehingga memungkinkan tumbuh kembangnya adat sosial.
Kehidupan mereka berkelompok dalam desa-desa, klan, marga atau suku yang dipimpin oleh seorang
kepala suku yang dipilih secara musyawarah berdasarkan Primus Inter Pares (yang pertama diantara
yang sama).
6. Nilai Keadilan Sosial
Dikenalnya pola kehidupan bercocok tanam secara gotong-royong berarti masyarakat pada saat
itu telah berhasil meninggalkan pola hidup foodgathering menuju ke pola hidup foodproducing. Hal
ini menunjukkan bahwa pada saat itu upaya kearah perwujudan kesejahteraan dan kemakmuran
bersama sudah ada.
7. Nilai-Nilai Pancasila Sebelum Kemerdekaan
Nilai-nilai esensial Pancasila sebelum disahkan tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI nilainya
telah ada pada bangsayang terkandung Indonesia sejak zaman dahulu berupa :dalam pancasilayaitu :
Nilai – Nilai Adat Kemanusiaan Persatuan Kebudayaan Religius Istiadat Ketuhanan Kerakyatan
Keadilantelah dimiliki bangsa Indonesia sejak bangsa Indonesia melaluiproses sejarah yang cukup
panjang , yaitu pada zaman Batu.Kemudian dasar-dasar kebangsaan Indonesia mulai tampakpada abad
ke VII ketika timbulnya kerajaan Sriwijaya, Airlangga dan Majapahit serta kerajaan-kerajaan lainnya.
Indonesia memasuki zaman sejarah pada tahun 400M, dengan ditemukannya prasasti 7 Yupa .
Raja Mulawarman menurut prasasti tersebut mengadakan kenduri dan memberikan sedekah kepada
Brahmana dan para Brahmana membangun Yupa itu sebagai tanda terima kasih kepada Raja yang
dermawan. Sosial Masyarakat Kutai yang membuka zaman sejarah Politik Indonesia pertama kalinya
Kerajaan, menampilkan nilai-nilai Kenduri, berupa : SedekahKetuhanan Brahmana.
Pada abad ke VII muncullah sebuah kerajaan di Sumatera yaitu kerajaan Sriwijaya, dibawah
kekuasaan wangsa Syailendra . Hal ini termuat dalam prasasti Kedukan Bukit. Perdagangan dilakukan
dengan mempersatukan pedagang pengrajin dan pegawai Raja yang disebut Tuha An Vatakvurah
sebagaipengawas dan pengumpul semacam koperasi sehingga rakyat mudah untuk memasarkan barang
dagangannya.Demikian pula dalam sistem pemerintahannya kerajaan dalam menalankan sistem
pemerintahannya tidak dapat dilepaskandengan nilai Ketuhanan. Sedangkan agama dan
kebudayaandikembangkannya dengan mendirikan suatu Universitas agama Buddha.
Sebelum kerajaan Majapahit, muncul kerajaan- kerajaan yang memancangkan nilai-nilai
Nasionalisme. Muncul kerajaan-kerajaan di Jawa Tengah dan Jawa Timur secara silih berganti. Di
Kerajaan Isana, Jawa Tengah muncul Kerajaan Kalingga (abad ke Darmawangsa, VII) dan Sanjaya
pada (abad ke VIII) . dan Airlangga. Raja Airlangga Membangun bangunan Keagamaan dan Asrama
sebagai sikap toleransi dalam beragama Membuat Hubungan dagang dan kerja sama dengan Benggala,
Chola dan1037, Raja Airlangga Champa yg membuat tanggul 1019 , para pengikutnya , rakyat,
menunjukkan nilai-nilai dan waduk demi dan para brahmana bermusyawarah dan kemanusiaan
keseahteraan memutuskan untuk memohon pertanian Rakyat, Airlangga bersedia menjadimerupakan
nilai – nilai Raja sebagai nilai-nilai sila ke IV. sila ke V.
Pada tahun 1293, berdirilah keraaan Majapahit yang mencapai zaman keemasannya pada pemerintahan
Raja Hayamwuruk.Pada waktu itu, agama Hindu dan Budha hidup berdampingan dalam satu Kerajaan,
bahkan salah satu bawahan kekuasaannya yaitu Pasai justru memeluk agama Islam. Toleransi positif
dalam beragama dijunjung tinggi sejak masa bahari yang telah silam. Majapahit menjulang dalam
arena sejarah kebangsaan Indonesia dan banyak meninggalkan nilai- nilai yang diangkat dalam
nasionalisme negara kebangsaan Indonesia 17 Agustus 1945. Namun , sinar kejayaan Majapahit
berangsur-angsur mulai memudar dan akhirnya mengalami keruntuhan dengan “Sinar Hilang
Kertaningbumi” pada permulaan abad ke XVI (1520).
Pattimura di Maluku Akhir abad ke XVI , Belanda Abad XVII , pada awalnya (1817) datang
ke Belanda menguasai daerah-daerah yang Indonesia. strategis dan kaya akan Baharuddin di hasil
rempah-rempah Palembang (1819) Imam Bonjol di Minangkabau (1821- 1837) Namun kedudukannya
semakin diperkuat dengan kekuatanPangeran Diponegoro di militerJawa Tengah (1825-1830) Melihat
praktek-praktekJelentik , Polim, Teuku Tjik penjajahan Belanda tersebut di Tiro, Teuku Umar maka
meledaklah perlawanan rakyat di berbagai wilayah dalam perang Aceh Nusantara, antara lain : (1860)
Pada abad XX di panggung politik internasional terjadilah pergolakanAdapun di Indonesia ,
kebangkitan dunia Timur denganbergolak lah kebangkitan suatu kesadaran akan
kekuatannyakesadaran akan berbangsa sendiri.yaitu kebangkitan Nasionaldipelopori olehdr. Wahidin
Sudirohusododengan Budi Utomo-nya. Budi Utomo yang dididirikan pada 20 Mei 1908, dan inilah
yang merupakan pelopor pergerakan Nasional, sehingga segera setelah itu muncullah organisasi-
organisasi pergerakan lainnya.
Jepang masuk ke Indonesia dengan propaganda“Jepang Pemimpin Asia, Jepang saudara
tuabangsa Indonesia” . Agar mendapat dukungan dari bangsa Indonesia , pemerintahan Jepang
menjanjikan Indonesia Merdeka kelak di kemudian hari. Pada tanggal 29 April 1945 , Jepang
memberikan hadiah ulang tahun kepada bangsa Indonesia, yaitu janji kedua pemerintah Jepang berupa
“ kemerdekaan tanpa syarat” sebagai realisasi janji-janji tersebut maka dibentuklah suatu badan yang
bertugas untuk menyelidiki usaha- usaha periapan kemerdekaan bangsa Indonesia yaitu Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Sidang ini dilaksanakan pada tanggal 29 Mei 1945 – 1 Juni 1945 , pada tanggal 29 Mei 1945,
dalam pidato Muh. Yamin, beliau mengusulkan calon rumusan dasar negara negara Indonesia sebagai
berikut : Pada tanggal 31 Mei1945, dalam pidato Prof. Dr. Peri Peri Peri Supomo mengemukakan
Kebangsaan Kemanusiaan Ketuhanan teori-teori negara sbb : Teori Negara
Perseorangan(Individualis), Paham Negara Peri Kesejahteraan Kelas ( Class Theory), Paham
Kerakyatan Rakyat Negara Integralistik. 5 Prinsip sebaga Dasar negara tersebut kemudian oleh
Soekarno Pada tanggal 1 Juni 1945, dalam agar diusulkan agar dinamakan pidato Ir. Soekarno
mengusulkan Pancasila. Beliau juga mengusulkan dasar negara yang terdiri atas 5 bahwa Pancasila
adalah sebagai prinsip . Nasionalisme (Kebangsaan dasar filsafat negara dan Indonesia),
Internasionalisme (Peri pandangan hidup Bangsa Kemanusiaan) , Mufakat (Demokrasi) , Indonesia.
Kesejahteraan Sosial, Ketuhanan YME (Ketuhanan yang berkebudayaan) .
Pada tanggal 22 Juni 1945, Ir. Soekarno mengadakan pertemuanuntuk membentuk panitia kecil
yang terdiri atas sembilan orang dan dikenal dengan s ebutan Panitia Sembilan. Panitia ini mencapai
suatu hasil yang baik yaitu suatu modus atau persetujuan antara golongan Islam dan golongan
kebangsaan. Pada tanggal 11 Juli 1945 keputusan penting dalam rapat BPUPKI kedua adalah
menghendaki Indonesia Raya yangsesungguhnya yang mempersatukan semua kepulauan
Indonesiayang pada bulan Juli 1945 itu sebagian besar wilayah Indonesia kecuali Irian, Tarakan dan
Morotai yang masih dikuasai Jepang. Pada tanggal 14 Juli badan penyelidik bersidang lagi dan
melapirkan hasil pertemuannya terdiri atas susunan UU yang terdiri dari 3 bagian .
Pada tanggal 16 Agustus 1945, diadakan pertemuan di Pejambon , Jakarta. Dan diperoleh
kepastian bahwa Jepang telah menyerah , maka Soekarno dan Hatta setuju untukdilaksanakannya
proklamasi kemerdekaan yang dilaksanakan di Jakarta. Kemudian pada tanggal 17 Agustus 1945, di
Jl.Pegangsaan Timur 56 Jakarta, pada hari Jum’at pukul 10.00 WIB, Bung Karno dengan didampingi
Bung Hatta membacakan naskah proklamasi dengan hikmat.Sehari setelah proklamasi kemerdekaan,
pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI mengadakan sidangnya yang pertama, dilanjutkan dengan sidang
PPKI kedua, ketiga dan keempat.
Masa Setelah Proklamasi Kemerdekaan Setelah proklamasi kemerdekaan 17 agustusMaklumat
Wakil presiden No. X 1945 ternyata bangsa Indonesia masih tanggal 16 Oktober 1945 menghadapi
kekuatan sekutu yang berupaya menanamkan kembali kekuasaan Belanda di Maklumat Pemerintah
tanggal 3 Indonesia, yaitu pemaksaan untuk mengakui November 1945 pemerintah NICA. Untuk
melawan propaganda Belanda , Pemerintah RI mengeluaran tiga buah maklumat Maklumat Pemerintah
tanggal 14 November 1945 yakni :Keadaan demikian telah membawa ketidakstabilan di bidangPolitik.
Akibat penerapan sistem parlementer tersebut makapemerintahan Negara Indonesia mengalami jatuh
bangun kabinetsehingga membawa konsekuensi yang sangat serius terhadapkedaulatan Negara
Indonesia saat ini.
8. Nilai-Nilai Pancasila Pasca Indonesia Merdeka
Latar belakang kehidupan para penggali Pancasila, interaksinya dengan masyarakat dan
suasana kebatinan kolonialisme yang dihadapi kemudian diabstrasikan dalam rumusan-rumusan
konsep mengenai (kemungkinan) dasar bernegara. Adu konsep meniscayakan diskusi dalam sidang
BPUPKI untuk menghasilkan rumusan Pancasila, selain dimunculkannya istilah Pancasila, dialog
terjadi berkaitan dengan perumusan dasar negara untuk negara yang (akan) merdeka. Pancasila dalam
perumusannya mengalami pergumulan terutama berkaitan dengan sila atau nilai mengenai ketuhanan.
Perumusan nilai ketuhanan yang kemudian dikenal dengan sila pertama yaitu Ketuhanan yang Maha
Esa, yang rumusan awalnya merupakan konsekuensi dari mayoritas tokoh muslim yang berada dalam
BPUPKI. Dan pergumulan rumusan akhir nilai ketuhanan, oleh Soepomo dikatakan sebagai
penyelesaian yang merupakan akibat gentlemen agreement antara kelompok nasionalis dan kelompok
agama.
Pancasila yang dituangkan dalam pembukaan UUD 1945 disahkan pada tanggal 18 Agustus
1945 sah menjadi dasar negara Indonesia (baru). Pasca kemerdekaan, aktualisasi Pancasila dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara seolah mengalami kemorosotan. Kemerosotan dimaksud bahwa
diskusi untuk merefleksi dasar negara Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tidak
mendapatkan ruang yang cukup. Kondisi tersebut disebabkan fokus kehidupan berbangsa diarahkan
pada mempertahankan kemerdekaan untuk menghadapi agresi colonial. Meski demikian, terdapat
kondisi yang menarik ketika terjadi pergolakan politik di Indonesia, Pancasila tidak mengalami
pergeseran dalam setiap konstitusi yang dihasilkan sebagai respon atas pergolakan politik. Artinya
tidak ada usaha untuk mengganti Pancasila sebagai dasar negara yang diletakkan pada saat persiapan
(tanggal) kemerdekaan Indonesia.
Pancasila ‘dibangunkan’ dari tidur panjangnya ketika Indonesia mengalami berbagai
pergolakan politik ketika Soeharto berhasil mengambil alih kekuasaan pasca tahun 1965. Pengalaman
instabilitas politik dan kemorosotan ekonomi menjadi dalih bagi Soeharto untuk memulihkan pasca
gejolak politik menggunakan Pancasila basis legitimasi penggunaan kekuasaan. Soeharto
menggunakan istilah Demokrasi Pancasila untuk memperoleh kesan kuat, bahwa dirinya adalah
seorang yang memegah teguh Pancasila. Namun dalam praktek penggunaan kekuasaannya, Pancasila
sekedar menjadi teks tertulis yang mati dan melahirkan jurang pemisah antara teks dan kenyataan. Sila-
sila Pancasila hanya menjadi alat indoktrinasi atau propaganda untuk memberi efek takut bagi para
penentang kebijakan pembangunan yang dilakukan.
Pancasila menjadi kedok penyimpangan yang dilakukan oleh Orde Baru. Tameng legitimasi
bagi berbagai hal untuk melaksanakan pembangunan, menghasilkan keserakahan dan aneka
pelanggaran yang menjauh dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Meski stabilitas politik
tercapai dan pembangunan ekonomi dapat teraih, namun kebebasan dan hak-hak warga negara yang
diatur dalam konstitusi dilaksanakan berdasarkan tafsir sepihak hanya untuk memuaskan dahaga
kekuasaan dan melanggengkannya. Kebebasan dibatasi dan melahirkan tekanan politik bagi aktivis
demokrasi yang menghendaki partisipasi politik dalam proses pembangunan. Dimana pembangunan
dilakukan dengan melanggar HAM warga negara, dan negara bergeming untuk mempertimbangkan
manusia/warga negara yang menjadi korban pembangunan yang diatasnamakan dengan Pancasila.
Gugatan terhadap pelaksanaan Pancasila versi Orba mengalami puncaknya pada Mei 1998.
Dipicu oleh krisis ekonomi, gerakan mahasiswa dan kekuatan anti Soeharto memaksa lengser keprabon
dan menyerahkan kursi kepresiden kepada wakilnya. Pelanggaran HAM dan keterbatasan partisipasi
politik yang berkelindan dengan krisis moneter melahirkan semangat perjuangan anti Soeharto yang
memerintah tidak dengan demokratis. Kebebasan (politik) yang diperjuangkan dan berhasil pada tahun
1998 harus mampu menyuburkan internalisasi dan aktulaisasi nilai-nilai Pancasila. Membuka kembali
ruang diskursus untuk mendalami semua gagasan yang terkandung dalam Pancasila, dan
meletakkannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Menempatkan Pancasila kembali dalam diskursus keseharian akan dipandang
sebagai alien karena stigma negative Pancasila dari hasil penafsiran Pancasila yang sepihak pada masa
orde baru. Tafsir ulang yang tidak sekedar partisipatif yang dimotori oleh negara/pemerintah,
melainkan pemahaman dari hasil deliberasi dalam mengartikulasi nilai-nilai Pancasila. Kebebasan
politik yang sudah digenggam dalam manifestasi partisipasi politik dan otonomi daerah harus
diarahkan untuk memperkuat basis pemikiran mengenai Pancasila. Pancasila yang tidak hanya
didasarkan pada tafsir penguasa seperti dipraktekkan selama ini, melainkan menggali kembali nilai-
nilai Pancasila yang berkembang di masyarakat. Sehingga Pancasila terus mengalami artikulasi dalam
kehidupan keseharian dan tetap membumi, tidak teralienasi dari nilai-nilai (yang masih) dianut oleh
masyarakat Indonesia.
9. Pancasila Dalam Era Reformasi
Era Reformasi di Indonesia dimulai pada pertengahan 1998, tepatnya saat Presiden Soeharto
mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 dan digantikan wakil presiden BJ Habibie. Pengunduran diri ini
ialah dampak dari ketidakpuasan masyarakat Indonesia terhadap pemerintahan pimpinan Soeharto saat
itu yang juga disusul dengan krisis finansial Asia yang menyebabkan ekonomi Indonesia melemah.
Ketidakpuasan masyarakat ini dituangkan melalui demonstrasi besar-besaran yang dilakukan oleh
berbagai organisasi aksi mahasiswa di berbagai wilayah Indonesia.
Tragedi Trisakti adalah salah satu tragedi puncak jatuhnya rezim Soeharto. Tragedi Trisakti
yang meletus pada tanggal 12 Mei 1998 memicu Kerusuhan Mei 1998 sehari setelahnya. Gerakan
mahasiswa pun meluas hampir diseluruh Indonesia. Di bawah tekanan yang besar baik dari dalam
maupun dari luar negeri, akhirnya kekuasaan Soeharto dapat ditumbangkan, ia akhirnya memilih
mengundurkan diri dari kursi kekuasaan yang telah didudukinya selama 32 tahun.
Menurut Panitia Lima (Bung Hatta, Subardjo, Maramis, Sunarjo, Pringgodigdo) Pancasila dapat
dipahami bukan hanya dengan membaca teksnya, melainkan dengan mempelajari terjadinya teks itu.
Fleksibilitas Pancasila yang akan mampu membingkai nasionalisme menjadi aset penting bagi
kehidupan era ini, sebab anekaragam sosial dan kemajemukan budaya (agama, suku, geografis,
pengalaman sejarah) dan kehidupan paradoks butuh ”kesadaran bersama yang baru secara rohaniah”
sebagai bangsa.
Jika mencermati keberadaan Pancasila dalam kehidupan politik yang banyak mengalami
perubahan konstitusional dan rezim kekuasaan (1945 – 1978) Pancasila selalu dipertahankan. Menurut
Yamin (1959), hal demikian memperlihatkan Pancasila mengandung kenyataan yang hidup dan
tumbuh dalam sanubari orang per orang dalam masyarakat, sehingga Pancasila selalu dipertahankan
oleh rakyat Indonesia yang mendukung tiap-tiap negara nasional yang lahir di atas bumi tumpah darah
Indonesia. Dengan Pancasila rakyat Indonesia telah bersatu dalam revolusi dan dalam perjuangan sejak
hari proklamasi. Pancasila merupakan kristalisasi daripada intisari perjuangan kemerdekaan nasional
di abad ke-20.
Menurut Sartono Kartodirdjo, Pancasila akan menjadi penentu dalam orientasi tujuan sistem
sosial – politik, kelembagaan dan kaidah-kaidah pola kehidupan, yang bukan hanya menjadi faktor
determinan, juga sebagai payung ideologis bagi pelbagai unsur dalam masyarakat yang bersifat
majemuk.
Pancasila sebagai asas kerohanian dibutuhkan era ini yang karakternya memperlihatkan euforia
keanekaragaman dan kejamemukan dengan corak paradoks (nilai-nilai budaya yang mengontrol) serta
ketegangan antara kesadaran individualisme dan kolektivisme dalam penyesuaian (dimana
individualisme tanpa kolektivisme akan merusak sedang kolektivisme tanpa individualisme akan
menghancurkan).
Fleksibilitas Pancasila yang akan mampu membingkai nasionalisme menjadi sebagai aset
penting bagi kehidupan era ini, sebab anekaragam sosial dan kemajemukan budaya (agama, suku,
geografis, pengalaman sejarah) dan kehidupan paradoks butuh ”kesadaran bersama yang baru secara
rohaniah” sebagai bangsa.
Di era reformasi ini, Pancasila seakan tidak memiliki kekuatan mempengaruhi dan menuntun
masyarakat. Pancasila tidak lagi populer seperti pada masa lalu. Elit politik dan masyarakat terkesan
masa bodoh dalam melakukan implementasi nilai-nilai pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Pancasila memang sedang kehilangan legitimasi, rujukan dan elan vitalnya. Sebab
utamannya sudah umum kita ketahui, karena rejim Orde Lama dan Orde Baru menempatkan Pancasila
sebagai alat kekuasaan yang otoriter.
Terlepas dari kelemahan masa lalu, sebagai konsensus dasar dari kedirian bangsa ini, Pancasila harus
tetap sebagai ideologi kebangsaan. Pancasila harus tetap menjadi dasar dari penuntasan persoalan
kebangsaan yang kompleks seperti globalisasi yang selalu mendikte, krisis ekonomi yang belum
terlihat penyelesaiannya, dinamika politik lokal yang berpotensi disintegrasi, dan segregasi sosial dan
konflik komunalisme yang masih rawan. Kelihatannya, yang diperlukan dalam konteks era reformasi
adalah pendekatan-pendekatan yang lebih konseptual, komprehensif, konsisten, integratif, sederhana
dan relevan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan
negara.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nilai-nilai Pancasila lahir tidak terlepas dari nilai-nilai kehidupan masyarakatnya pada jaman
pra sejarah.
Pancasila yang tidak hanya didasarkan pada tafsir penguasa seperti dipraktekkan selama ini,
melainkan menggali kembali nilai-nilai Pancasila yang berkembang di masyarakat. Sehingga Pancasila
terus mengalami artikulasi dalam kehidupan keseharian dan tetap membumi, tidak teralienasi dari
nilai-nilai (yang masih) dianut oleh masyarakat Indonesia.
Terlepas dari kelemahan masa lalu, sebagai konsensus dasar dari kedirian bangsa ini, Pancasila
harus tetap sebagai ideologi kebangsaan. Pancasila harus tetap menjadi dasar dari penuntasan persoalan
kebangsaan yang kompleks seperti globalisasi yang selalu mendikte, krisis ekonomi yang belum
terlihat penyelesaiannya, dinamika politik lokal yang berpotensi disintegrasi, dan segregasi sosial dan
konflik komunalisme yang masih rawan.
1. Saran-saran
2. Seharusnya mahasiswa lebih memahami seberapa pentingnya Pendidikan Pancasila
agar dapat menjalani kehidupan sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam Pancasila.
3. Bagi pemerintah diharapkan mampu mempertahankan Pendidikan Pancasila sebagai
modul pembelajaran sebagai modal P4 ( Pedoman, Penghayatan, Pengamalan Pancasila).
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam,
mengatakan kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa pemerintah Jepang akan segera
memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dan proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan
dalam beberapa hari, tergantung cara kerja PPKI.
Perumusan teks proklamasi dilakukan tanggal 16 Agustus 1945 di rumah laksamana Maeda
yang terletak di jalan Imam Bonjol no. 1 Jakarta. Para perumus teks Proklamasi adalah Ir.
Soekarno, Drs. Moh. Hatta danAhmad soebardjo. Teks Proklamasi ditulis tangan oleh Bung Karno
dan diketik oleh Sayuti Melik. Proklamasi ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta,
atas nama bangsa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan Indonesia pertama kali dikumandangkan
tanggal 17 Agustus 1945 bertepatan pada hari Jum’at, di jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta
Organisasi yang sangat berperan dalam mewujudkan kemerdekaan adalah BPUPKI dan PPKI.
BPUPKI diketuai oleh Dr. Radjiman Widyodiningrat,sedangkan PPKI diketuai oleh Ir. Soekarno.
BPUPKI telah berhasil menyusun dasar negara dan rancangan UUD.
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan peristiwa sekitar Proklamasi Kemerdekaan
2. Menjelaskan sejarah pembentukan pemerintah RI pasca Proklamasi
3. Menjelaskan Perjuangan mempertahankan Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
Sejak pagi hari pada tanggal 17 Agustus 1945 telah diadakan persiapanpersiapan di rumah
Ir. Soekarno di Pegangsaan Timur 56 untuk menyambut proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Kurang lebih 1000 orang telah hadir untuk menyaksikan peristiwa yang maha penting itu. Pada
pukul 10 kurang lima menit Hatta datang dan langsung masuk ke kamar Soekarno. Kemudian
kedua pemimpin itu menuju ke ruang depan, dan acara segera dimulai tepat pada jam 10 sesuai
dengan waktu yang telah direncanakan. Soekarno membacakan naskah proklamasi yang sudah
diketik dan ditandatangani bersama dengan Moh. Hatta.
Sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan, pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan
sidangnya yang pertama. Dalam sidang itu mereka menghasilkan beberapa keputusan penting
yaitu:
1. Mengesahkan UUD yang sebelumnya telah dipersiapkan oleh Dokuritsu Junbi Cosakai (yang
sekarang dikenal dengan nama UUD 1945)
2. Memilih Ir. Soekarno sebagai presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil presiden.
3. Dalam masa peralihan Presiden untuk sementara waktu akan dibantu oleh sebuah Komite
Nasional.
Pada tanggal 19 Agustus 1945, Presiden dan wakil presiden memanggil beberapa anggota
PPKI beserta golongan cendekiawan dan pemuda untuk membentuk “Komite Nasional Indonesia
Pusat” (KNPI) yang berfungsi sebagai Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), sebelum terbentuknya
DPR hasil pilihan rakyat.disebutkan oleh presiden bahwa Indonesia terdiri dari 8 provinsi dari
sabang sampai merauke yang meliputi,Sumatra, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Kalimantan, Sulawesi,Maluku dan Sunda Kecil (Bali dan Nusa Tenggara).
Pada bulan oktober golongan sosialis dibawah pimpinan Sutan Sahrir dan Amir Syarifudin
berhasil menyusun kekuatan di dalam KNIP dan mendorong dibentuknya sebuah Badan Pekerja
yang kemudian dikenal dengan sebutan BP-KNIP.
Pada zaman pendudukan Jepang, seluruh potensi ekonomi Indonesia diarahkan kepada
kepentingan perang.sehingga wilayah RI mengalami keadaan ekonomi yang sangat kacau. Untuk
sementara waktu, Pemerintah mengambil kebijaksanaan mengakui beberapa macam uang sebagai
tanda pembayaran yang sah di wilayah RI yakni : uang De Javasche Bank, uang pemerintah Hindia
Belanda dan uang Jepang. Selanjutnya pemerintah pada bulan oktober 1946 mengeluarkan uang
kertas RI yang terkenal dengan nama ORI. Karena uang Jepang telah merosot harganya maka nilai
tukarnya disesuaikan, yaitu 1000 rupiah uang Jepang ditukar dengan 1 rupiah uang ori pengaturan
ekonomi Indonesia didasarkan kepada pasal 33 UUD 1945, maka semua perusahaan yang vital
dikuasai oleh negara. Pemerintah juga mengawasi seluruh kegiatan ekonomi termasuk kegiatan
swasta
Kehidupan Sosial Budaya
Kemerdekaan Indonesia telah mengangkat orang Indonesia menjadi warga negara kelas I,
tetapi Republik Indonesia tidak membedakan ras (warna kulit), keturunan, keyakinan agama dan
kesukuan. Seluruh rakyat mempunyai hak yang sama dan kewajiban yang sama pula. Indonesia
merdeka tidak mengenal adanya warganegara kelas I, kelas II maupun kelas III seperti zaman
Hindia Belanda maupun zaman pendudukan Jepang. Para pemeluk agama dan kepercayaan
mendapatkan kebebasan yang seluas-luasnya dalam Negara Republik Indonesia.
Salah satu syarat mutlak untuk mencerdaskan bangsa Indonesia adalah memajukan
pendidikan. Tujuan pendidikan dan pengajaran adalah untuk membimbing murid menjadi warga
negara yang mempunyai rasa tanggung jawab. Sekolah bertujuan memperkuat potensi rakyat.
Itulah sebabnya sekolah dibuka untuk setiap warga negara sesuai dengan azas Keadilan sosial.
Supaya sekolah dapat diikuti oleh semua warga negara, maka diadakan peraturan tentang
kewajiban belajar. Anakanak yang telah berumur 10 tahun diwajibkan untuk memasuki sekolah.
Pendidikan terbatas atas 4 tingkatan yaitu : pendidikan rendah (dasar),pendidikan menengah
pertama, pendidikan menengah atas dan pendidikan tinggi.
D. Peristiwa Rengasdengklok
Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa pengamanan Soekarno-Hatta dari pengaruh
Jepang dengan cara menyembunyikan kedua tokoh tersebut ke daerah Rengasdengklok,Jawa
Barat.
Peristiwa pengamanan tersebut dilakukan pada 16 Agustus 1945,pukul 04.00 WIB.Untuk
menghindari kecurigaan Jepang, orang yang membawa Soekarno-Hatta adalah Shodanco
Singgih,seorang daidan PETA di Jakarta.Alasan pemilihan Rengasdengklok,karena perhitungan
geografis dan militer.Pertama,Rengasdengklok letaknya sangat terpencil,15 km dari jalan raya
Jakarta-Cirebon.Kedua,di Rengasdengklok terdapat kesatuan PETA bersenjata yang cukup
besar.Ketiga,penguasa dan rakyat di Rengasdengklok umumnya anti-Jepang dan pro-
kemerdekaan.Keempat,Rengasdengklok dapat terawasi dari segala penjuru dan mendapat
dukungan dari pejuang sekitar,misalnya daidan Purwakarta sedia mengawasi gerakan Jepang dari
timur,pasukan PETA di Kedung Gede telah bersiap di sebelah selatan.
Soekarno-Hatta disambut baik oleh Shodanco Subeno dan membicarakan tentang
proklamasi kemerdekaan Indonesia.Setelah itu datang Ahmad Subardjo bersama sekretaris
pribadinya Sudiro pukul 17.30 WIB.Ahmad Subardjo memberitahukan kebenaran Jepang
menyerah kepada Sekutu.Mendengar itu Soekarno-Hatta bersedia memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sejak tahun 1943,Jepang mulai mengalami kekalahan kekalahan,banyak wilayah Jepang
jatuh ke tangan Sekutu.Pangkalan militer Jepang di Okinawa dan Iwojima telah bobol dan
diduduki Sekutu,kemudian Kepulauan Saipan dan Mariana pada tahun 1944.
1.2. Tujuan
Mengetahui lebih dalam tentang perjuangan bangsa Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia
PEMBAHASAN
A. Persiapan Menjelang Proklamasi
1. Peristiwa Penting Disekitar Proklamasi
a. Peristiwa Rengasdengklok
Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa bersejarah bagi bangsa Indonesia. Peristiwa ini terjadi sehari
sebelum kemerdekaan. Peristiwa ini terjadi karena pertentangan antara golongan muda dan golongan tua dalam
menentukan waktu diproklamasikannya kemerdenaan Negara Republik Indonesia. Golongan muda yang
tergabung dalam Angkata Muda Indonesia yang dipimpin oleh Chaerul Saleh telah mengetahui menyerahnya
Jepang tanpa syarat kepada Sekutu pada 14 Agustus 1945 mereka mengetahui kekalahan Jepang melalui siaran
rasio BBC di Bandung dan 15 Agustus. Kemudian mereka mengadakan pertemuan, dan hasil pertemuan itu
adalah Indonesia harus segera memproklamasikan kemerdekaanya. Mereka berpendapat bahwa kemerdekaan
adalah hak segala bangsa termasuk Indonesia, tanpa bergantung kepada bangsa dan negara manapun.
Pada hari yang sama Sokarno dan Moh. Hatta kembali ke tanah air setelah memenuhi panggilan Panglima
Mandala Asia Tenggara Marsekl Terauchi di Saigon, Vietnam. Golongan tua yang dipimpin oleh Soekarno
dan Hatta lebih memilih melihat perkembangan selanjutnya, karena proklamasi kemerdekaan harus
terorganisasi dan melalui rapat PPKI tanggal 18 Agustus 1945 seperti yang telah disepakati dalam pertemuan
di Saigon. Pendapat itu tidak ditanggapi oleh golongan muda. Mereka tetap pada prinsipnya, sehingga terjadi
perbedaan paham antara golongan tua dan golongan muda. Golongan muda memutuskan untuk mengamankan
Soekarno dan Hatta ke Luar kota, yakni ke Rengasdengklok sebelah timur Jakarta. Diungsikannya kedua tokoh
ini leh golongan muda bertujuan untuk menjauhkan mereka dari pengaruh Jepang.
Golongan muda tetap memaksa kepada kedua tokoh itu untuk melaksanakan proklamasi kemerdekaan tanpa
campur tangan Jepang dan sesegera mungkin dikumandangkan. Namun, usaha para golongan muda ini tidak
berhasil. Kedua tokoh itu teap pada pendiriannya. Shodanco Singgih yang berada di pihak golongan muda
berbicara dengan Soekarno. Akhirnya Soekarno bersedia untuk memproklamasikan kemerdekan Indonesi
dengan segera setelah kembali ke Jakarta. Berdasarkan pernyataan itu, Singgih segera kembali ke Jakarta
untuk menyampaikan rencana proklamasi kepada kawan – kawannya.
Para tokoh lannya yang berada di Jakarta, yakni Ahmad Seobardjo yang mewakili golongan tua dan Wikana
yang mewakili golongan pemuda, telah sepakat menentukan tempat dikumandangkannya proklamasi di
Jakarta. Atas kesepakatan itu kemudian Jusuf Kunto (golongan pemuda) mengantar Ahmad Soebardjo bersama
sekretaris pribadinya pergi menjemput Soekarno – Hatta. Pukul 17.30 WIB rombongan tiba di Jakarta dengan
selamat. Penyusunanteks proklamasi disepakati akan dilakukan di rumah kediaman Laksamana Tadashi
Maeda. Rombongan yang tiba di Jakarta langsung menuju urmah Laksamana Tadashi Maeda di Jalan Imam
Bonjol No. 1 (sekarang Perpustakaan Nasional, Depdiknas)
Pada tanggal 22 Agustus 1945, rapat PPKI dipimpin oleh Wakil Presiden Republik Indonesia menghasilkan
keputusan, sebagai berikut:
1. KNI (Komite Nasional Indonesia) adalah badan yang akan berfungsi sebagai Dewan Perwakilan Rakyat
sebelum pemilihan umum diselenggarakan dan disusun dari tingkat pusat hingga daerah.
2. PNI (Partai Nasional Indonesia) dirancang menjadi Partai Tunggal Negara Republik Indonesia namun
dibatalkan
3. BKR (Badan Keamanan Rakyat) berfungsi sebagai penjaga keamanan umum bagi masing – masing
daerah.
Pada tanggal 3 Nopember 1945 pemerintah mengeluarkan Maklumat Politik yang ditandatangani oleh wakil
presiden. Isinya adalah :
Pemerintah menghendaki berdirinya partai politik karena partai – partai tersebut dapat membuka jalan bagi
segala aliran atau paham yang ada dalam masyarakat.
Pemerintah berharap supaya partai – partai politik itu telah tersusun sebelum dilaksanakan pemilihan anggota
Badan Perwakilan Rakyat pada Januari 1946
Sejak dikeluarkannya Maklumat Politik maka banyak partai berdiri, yaitu :
Masyumi
PNI (Partai Nasional Indonesia)
PBI (Partai Buruh Indonesia)
PKI (Partai Komunis Indonesia)
Partai Katolik
Partai Kristen
Partai Rakyat Sosialis
Pada tanggal 23 Agustus 1945, Presiden Soekarno berpidato lewat radio menyatakan pembentukan tiga badan
baru, yaitu Komite Nasional Indonesia (KNI) Partai Nasional Indonesia (PNI), dan Badan Keamanan Rakyat
(BKR).
Dengan demikian, Badan Penyelidik Usaha – usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang
dibentuk sebelum proklamasi kemerdekaan, bertugas untuk menyelidiki usaha – usaha persiapan kemerdekaan
indonesia, menjelang kemerdekaan Indonesia, dibentuk PPKI atau Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia.
Panitia ini bertugas untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Panitia ini juga bertugas sebelum
terbenuknya MPR dan DPR.
Tanggal
Peristiwa
Juli 1944
Jepang jatuh ke tangan pasukan Amerika Serikat di Pulau Saipan
9 September 1944
Perdana Menteri Koiso menjanjikan kemerdekaan kepada rakyat Indonesia
1 Maret 1945
Jenderal Kurnakici Herada mengumumkan dibentuknya Dokuritzu Zyunbi Coosakai atau badan Penyelidik
Usaha – usaha persiapan kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
29 Mei 1945
BPUPKI diresmikan
29 Mei – 1 Juni 1945
Sidang BPUPKI membicarakan dasar fisafat negara Indonesia merdeka, dikenal dengan Pancasila
29 Mei 1945
Mr. Muh Yamin mengajukan lima rancangan dasar negara Indonesia merdeka
31 Mei 1945
Prof. Dr. Supomo mengajukan lima rancangan dasar negara Indonesia Merdeka
1 Juni 1945
Soekarno mengajukan lima rancangan dasar negara Indonesia merdeka yang diberi nama Pancasila
22 Juni 1945
§ Pembentuk PPKI beranggotakan 9 orang yatu Soekarno, Moh, Hatta, Mr, Muh Yamin. Mr Ahmad
Soebardjo, Wachid Hasyim, H. Agus Salim dan Abikusno Tjokrosujoso
§ Panitia Sembilan menghasilkan Piagam Jakarta
§ Piagam Jakarta ditetapkan menjadi Mukadimah UUD 1945, setelah perubahan pada sila pertama
7 Agusuts 1945
Jenderal Terauchi menyetujui pembentukan PPKI atau Dokuritzu Zyunbi Inkai menggantikan BPUPKI
9 Agustus 1945
§ Seokarno, Moh. Hatta an Radjiman Widyodiningrat berangkat ke Saigon, Dalat (Vietnam Selatan) atas
undangan Panglima Mandala Asia Tenggara Marsekal Terauchi
§ PPKI dibentuk terdiri dari 21 orang dengan ketuanya adalah Ir. Soekarno dan Wakil Ketua Drs. Moh Hatta
Keanggotaan PPKI menjadi 27 orang
14 Agustus 1945
§ Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu
15 Agustus 1945
§ Para pemuda Indonesia mengetahui kekalahan Jepang melalui siaran radio BBC di Bandung
§ Soekarno Hatta kembali ke Jakarta dari Dalat / Saigon Vietnam Selatan
§ Golongan pemuda mendesak kepada golongan tua agar segera memproklamasikan kemerdekaan. Tetapi
ditolak oleh Soekarno
16 Agustus 1945
§ Golongan pemuda mengamankan Soekarno dan Hattta ke Rengasdengklok
§ Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta setelah ada jaminan bahwa prokmalasi akan dilaksananak segera di
Jakarta.
§ Ahmad Soebardjo menjamin bahwa proklamasi kemerdekaan akan dilaksanakan di Jakarta
§ Rombongan Soekarno menuju rumah Laksamana Laut Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1 untuk
menyusun teks proklamasi kemerdekaan.
17 Agustus 1945
§ Pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia di rumah Soekarno di Jalan Pegangsan Timur No 56
Jakarta Pada pukul 10.00 wib
§ Berita proklamasi telah tersebar di Ibukota Jakarta dan sekitarnya, melalui pemancar siaran radio Domei,
Pamflet, dan lain – lain
18 Agustus 1945
§ UUD 1945 Disahkan Oleh PPKI Sebagai Undang – Undang Dasar Negera Republik Indonesia
§ PPKI memilih presiden dan wakil presiden, Soekanro sebagai preside dan Moh. Hatta sebagai wakil
presiden.
19 Agustus 1945
§ Membentuk panitia kecil yang terdiri dari Mr. Ahmad Soebardjo, Sutarjo Kartohadikusumo, dan Mr.
Kasman dan menunjuk Otto Iskandardinata sebagai ketua untuk membicarakan bentuk departeman
§ Pemilihan 60 orang anggota KNIP (Komite Nasinal Indonesia Pusat). Komite ini bertugas membantu
presiden sebelum MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat) dan DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) terbentuk
§ Mr. Ahmad Soebardjo mengusulkan pembentukan 13 Menteri
20 Agustus 1945
§ Jepang menyegel pemancar radio Domei
§ Para pemuda memindahkan siaran ke Jalan Menteng No. 31
§ Hampir seluruh surat kabar di Jawa memuat berita proklamasi dan UUD Negara Republik Indonesia
22 Agustus 1945
§ Rapat PPKI dipimpin oleh Wakil Presiden Republik Indonesia
23 Agustus 1945
§ Pidato Presiden Soekarno dalam pembentukan Komite Nasional Indonesia (KNI) Partai Nasional Indonesia
(PNI), dan Badan Keamanan Rakyat (BKR)
25 Agustus 1945
§ Pemerintah mengumumkan terbentuknya KNIP yang diketahui oleh Kasman Singodimedjo, dan
beranggotakan sebanyak 236 orang
29 Agustus 1945
§ Pelantikan anggota KNIP
16 Oktober 1945
§ Wakil presiden mengeluarkan keputusan presiden No X
3 Nopember 1945
§ Pemerintah mengeluarkan maklumat politik yang ditanda tangani oleh wakil presiden
25-26 Nopember 1945
§ Sultan Syahrir mengesahkan pekerjaan yang telah 1945 dilakukan oleh badan pekerja
2. Mohammad Hatta
Moh. Hatta adalah wakil presiden pertama Republik Indonesia. Dia dikenal sebagai seorang pemimpin yang
disiplin, tegas, taat beragama dan sederhana. Tidak seperti Seokarno, Hatta mempunyai pendapat lain tentang
kemerdekaan Indonesia. Hatta berpendapat bahwa kemerdekaan Indonesia datangnya dari pemerintah Jepang
atau dari hasil perjuangan Bangsa Indonesia sendiri, tidak perlu dipersoalkan karena Jepang sudah kalah dan
yang perlu dihadapi adalah Sekutu yang berusaha mengembalikan kekuatna Belanda ke Indonesia. Tetapi
Hatta tidak berhasil membujuk Soekarno untuk meluluskan permintaan golongan pemuda. Dengan demikian,
Hatta pun diamankan oleh para golongan pemuda ke Rengasdengklok.
Pada tanggal 17 Agustus 1945, M Hatta mendampingi Soekarno memproklamirkan Indonesia Merdeka, maka
M Hatta dan Soekarno disebut Bapak Prokmalator. Di samping itu M Hatta dijuluki juga sebagai bapak
Koperasi karena pemikirannya tentang prekonomian rakyat yaitu koperasi.
3. Ahmad Seobardjo
Ahmad Soebardjo adalah seorang yang berpran dalam mewujudkan Inodonesia merdeka, Ia lahir di Karawang
(Jawa Barat) tanggal 24 Maret 1896 tahun 1933 , ia menyelesaikan kulianya di Universitas Leiden, jurusan
hukum, sebagai pengacara, ia juga bekerja di angkatan laut Jepang.
Pada saat Soekarno dan Hatta diculik oleh para pemuda. Ahmad Soebardjo yang berada di Jakarta berhasil
menyakinkan Wikana dari golongan pemuda, bahwa proklamasi kemerdekaan akan segera dilaksanakan di
Jakarta dengan adanya kesepakatan itu maka Jusuf Kunto dari golongan pemuda, bersedia mengatar Amad
Soebardjo pergi mejemput Soekarno dan Hatta yang berada di Rengasdengklok, Ahmad Seobardjo memberi
jaminan dengan taruhan nyawa, bahwa proklamasi kemerdekaan akan diumumkan pada tanggal 17 Agustus
1945 selambat – lambatnya pukul 12.00 wib dengan adanya jaminan itu maka Kompi PETA setempat, yakni
Sudanco Subeno melepaskan Soekarno dan Moh. Hatta.
Ahmad Soebardjo bersama Moh. Hatta mendampingi Soekarno yang sedang menyusun teks proklamasi.
Beliau pun turut menyumbangkan saran secara lisan dalam penyusunan teks proklamasi itu.
4. Fatmawati Soekarno
Fatmawati Soekarno aalah istrid ari Soekarno ia berasal dari Bengkulu Ayahnya bernama Hassan Din dan
Ibunya Siti Khatidjah, sewaktu masih berusia empat tahun, Fatmawati pernah diramal akn mendapatkan jodoh
orang berkedududukan tinggi, namun hal itu tidak dipercaya kedua orang tuanya. Pada saat Fatmawati
berumur 13 tahun, ayahnya meminta dia untuk tinggal dikediaman keluarga Soekarno. Di sana ia bersama
Ratna Djuam, kemenakan IbuInggit Garnasih Istri Soekarno Pertama, bersama – sama menuntut Ilmu di
sekolah Katolik.
Tanpa terduga, Soekarno meminangnya. Asalannya karena Soekarno bleum mendapatkan keturunan dari 18
tahun perkawinannya dengan Inggit Garnasih. Fatmawati bersedia menerima pinganannya itu. Akhirnya pda
tahun 1943 Fatmawati dan Soekarno menikah, usia Soekarno ketika itu 40 tahun dan Fatmawati 19 tahun
Menjelang Proklamasi kemerdekaan, ketika Soekarno dan Moh. Hatta diculik ke Rengasdengklok. Fatmawati
dan Guntur menyertainya. Guntur adalah anak pertama Soekarno dan Fatmawati, waktu Guntur masih bayi,
bendera yang dikibarkan di halaman rumah Soekarno di jalan Pegangasaan Timur Nomor 56 dijahit oleh
Fatmawati, Bendera itu sekarang dijadikan bendera pusaka.
PENUTUP
Kesimpulan
Kemerdekaan Indonesia bukanlah pemberian dari Jepang melainkan hasil perjuangan dan kerja keras bangsa
Indonesia.
Sepatutnyalah kita sebagai penerus bangsa Indonesia untuk terus melanjutkan kehidupan Indonesia dengan
tetap menjaga keutuhan bangsa Indonesia.