Anda di halaman 1dari 21

PNEUMATHOLOGY

Pelajaran 01 - ROH KUDUS DALAM ALKITAB

ROH KUDUS DALAM ALKITAB

Kebanyakan orang Kristen kurang memahami tentang pribadi Roh Kudus dan peranannya, tidak seperti memahami
pribadi Allah Bapa dan pribadi Yesus Kristus. Hal ini dikarenakan kurangnya pengajaran secara komprehensif
(menyeluruh) tentang Roh Kudus. Akibatnya, banyak orang Kristen yang memahami Roh Kudus hanya sebagai kuasa
ataupun lambang kehadiran Allah, bukan sebagai pribadi Allah.

Dalam pelajaran ini, kita akan belajar tentang pribadi Roh Kudus dan peranannya baik dalam kitab Perjanjian Lama
maupun Perjanjian Baru. Penjelasan pribadi Roh Kudus dalam Perjanjian Lama tidaklah sejelas dalam Perjanjian
Baru. Hal ini disebabkan karena Allah sedang menanamkan pemahaman monoteisme yang kuat kepada bangsa
Israel untuk melawan paham-paham politeisme dari bangsa-bangsa di sekitar Israel. Melalui penjabaran di bawah ini
diharapkan kita semua dapat mempelajari mengenai pribadi Roh Kudus, baik yang ada dalam PL maupun PB.

1. Roh Kudus dalam Perjanjian Lama

Roh Kudus dalam Perjanjian Lama merupakan sebuah bukti penyertaan Tuhan bagi orang-orang yang telah
dipilih dan ditetapkan Allah secara khusus. Secara eksplisit tidak ditemukan kata "Roh Kudus" dalam kitab-kitab
Perjanjian Lama, tetapi penulis kitab-kitab Perjanjian Lama seringkali menggunakan kata "Roh-Ku", "Roh Allah"
dan "Roh Tuhan" yang semuanya mengacu kepada Roh Kudus. Roh Kudus dalam bahasa Ibrani adalah "ruach"
yang artinya Roh yang berasal dari Allah, Roh yang membimbing dan menuntun orang percaya dan Roh itu
berkarya atas alam semesta.

Kata "Roh Allah" pertama kali dipakai dalam Kejadian 1:2 yang menyatakan bahwa "Roh Allah melayang-layang
...", Roh inilah yang turut menciptakan alam semesta bersama Allah Bapa. Sebab pada hakikatnya Roh Allah
adalah Allah itu sendiri.

Dalam masa Perjanjian Lama, Roh Allah turun kepada orang-orang tertentu yang memang dipilih, diutus, dan
dikhususkan untuk melayani Allah, yaitu para nabi, imam, hakim, dan raja. Roh Kudus akan membimbing dan
menuntun pemimpin-pemimpin bangsa Israel untuk dapat memerintah bangsa Israel dengan hikmat dan
kebijaksanaan dari Tuhan, serta membawa bangsa Israel untuk berjalan dalam ketetapan dan hukum Tuhan.

Pekerjaan Roh Kudus dalam Perjanjian Lama secara umum dijelaskan secara terbatas pada beberapa bagian
Alkitab. Dijelaskan bahwa hanya orang yang dipilih Allah bagi tugas khusus sajalah yang didiami atau dikuasai
oleh Roh Kudus. Roh Kudus memenuhi (menguasai sepenuhnya) setiap orang pilihan tersebut, misalnya Yusuf
(Kejadian 41:38), Musa dan tujuh puluh tua-tua (Bilangan 11:24-30; Keluaran 28:3; 31:3; 35:31), juga Yosua
yang penuh dengan Roh kebijaksanaan saat Musa mendoakannya (Ulangan 34:9). Berikut pekerjaan Roh
Kudus dalam Perjanjian Lama :

A. Hadir dalam Penciptaan Alam Semesta

"Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita
menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air (Kejadian 1:1-2).

Kejadian 1:1-2, membuka sebuah pernyataan Allah kepada manusia bahwa Allah yang menciptakan dunia.
Saat bumi belum berbentuk, kosong, kacau dan gelap gulita, Roh Allah melayang-layang di atas
permukaan air. Roh Allah ini dalam bahasa Ibrani menggunakan kata "ruach" yang berarti roh yang
memberikan nafas kehidupan, roh yang memiliki kuasa. Terdapat kata lain dalam bahasa Ibrani untuk
menyebut kata "roh" yaitu "nephes", tetapi "nephes" lebih berarti kepada roh yang biasa, atau roh manusia,
dan roh ini tidak memiliki kuasa.

Sebuah pernyataan secara lugas bahwa Roh Allah sudah ada sejak masa kekekalan yaitu ketika bumi
masih belum berbentuk dan kosong. Sekaligus sebuah proklamasi bahwa Roh Allah itu ada dan turut serta
dalam penciptaan alam semesta. Roh Kudus bersama-sama dengan Allah dalam penciptaan, dan Roh itu
adalah Allah sendiri. Sejak permulaan Roh ini sudah bersama-sama dengan Allah dan Roh inilah yang turut
menciptakan alam semesta dan semua makhluk ciptaan.

Sehubungan dengan peranan Roh Kudus dalam penciptaan, berikut pernyataan beberapa tokoh dalam
Perjanjian Lama, bahwa: Roh Allah telah menopang dan memberi kehidupan kepada semua makhluk (Ayub
33:4), membentuk manusia (Kejadian 2:7), bahkan dalam Amsal 20:27 dikatakan bahwa roh manusia
adalah "pelita Tuhan". Selain itu Roh Kudus juga berperan mencerahkan langit (Ayub 26:13), memelihara
kehidupan binatang dan membaharui permukaan bumi (Mazmur 104:30).

B. Menuntun Orang-orang Pilihan Allah

"Roh Allah telah membuat aku, dan nafas yang Mahakuasa membuat aku hidup." (Ayub 33:4)

Dalam Perjanjian Lama, Roh Kudus tidak mendiami semua orang Israel. Sekalipun mereka adalah bangsa
pilihan Tuhan, tetapi hanya pemimpin-pemimpin mereka saja yang menerima urapan Roh Kudus, mereka
adalah nabi, imam, hakim, dan raja. Penyataan Roh Kudus dalam Perjanjian Lama biasanya
diwujudnyatakan dengan pencurahan minyak. Ketika minyak itu mengurapi seseorang, maka Roh Kudus
akan mendiami dan menuntun orang tersebut. Namun, ketika seseorang mulai berlaku jahat di mata Tuhan,
maka Roh Allah akan pergi dengan sendirinya dari orang itu. Contoh nyata adalah dalam kasus Saul.
Ketika Samuel mengurapi Saul menjadi raja atas Israel, ia mencurahkan minyak urapan atas Saul, dan saat
itu juga Roh Allah menguasai dan membimbing Saul. Namun, ketika Saul mulai berlaku jahat dan
menyimpang dari ketetapan Tuhan, maka Roh Allah pun meninggalkan Saul.

Roh Kudus juga memampukan Musa memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir (Bilangan 11:17,25),
menuntun para hakim Israel (Hakim-hakim 3:10; 6:34; 11:29; 14:6,19; 15:14), mengurapi Saul dan Daud
menjadi raja Israel (1 Samuel 10:1-6; 16:13) dan menolong para nabi beserta orang-orang pilihan Allah
dalam menjalankan tugasnya (Bilangan 11:25-30; 24:2; Nehemia 9:30; Yesaya 59:21; Yehezkiel 3:22-24).
Di dalam Perjanjian Lama tampak jelas bahwa Roh Allah menuntun orang-orang pilihan-Nya untuk
meneruskan dengan cara menuliskan pesan Allah untuk menulis firman-Nya sebagai ketetapan dalam
menjalankan hukum-hukum Allah.

C. Memberikan Nubuatan dan Penyataan

"Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk
menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk
memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung
kelepasan dari penjara." (Yesaya 61:1)

Roh Kudus menyertai para nabi yang Tuhan perintahkan untuk menuliskan nubuatan atau penyataan Allah.
Roh Kudus memberikan tuntunan kepada mereka untuk menyatakan nubuatan dan penyataan Allah, Ia
menjamin bahwa berita yang disampaikan sungguh-sungguh pengilhaman dari Allah. Dalam 2 Samuel
23:2; Mikha 3:8, dikatakan bahwa para nabi dan orang-orang pilihan Allah berbicara dengan memakai Roh
Kudus.

Roh Kudus berperan dalam mengilhami setiap nubuatan dan penyataan ilahi. Kata diilhamkan dalam 2
Timotius 3:16 diterjemahkan dari kata "theopneustos", yang berarti "Allah menghembuskan napas", dan
menggambarkan tindakan "mengeluarkan napas ilahi". Sehingga para nabi yang mendapatkan Roh Allah
dapat menyampaikan nubuatan dan penyataan Allah.

Pekerjaan Roh Kudus dalam memberikan nubuatan dan penyataan ini berkaitan dengan penulisan Alkitab
oleh orang-orang yang dipilih Tuhan. Roh Kudus memberikan "pengilhaman verbal" untuk menuliskan
kehendak Allah. Beberapa hal yang perlu kita pahami berkaitan dengan pengilhaman verbal:

i. Pengilhaman verbal

Pengilhaman verbal berarti, penyataan Roh Kudus kepada para penulis Alkitab adalah benar tanpa
salah. Roh mengutarakan kata-kata-Nya melalui kata-kata mereka, supaya kata-kata itu sekaligus
merupakan kata-kata Allah dan kata-kata manusia. Pengilhaman Alkitab bukan suatu proses mekanis,
namun melibatkan Pribadi (Roh Kudus) yang berbicara melalui pribadi-pribadi (para nabi dan para
rasul).

ii. Pengilhaman verbal bukan berarti dikte lisan.

Alkitab tidak ditulis dengan didikte oleh Allah kata demi kata, sebab Roh Kudus memperlakukan para
penulis Alkitab sebagai pribadi dan bukan mesin. Sekalipun ada bagian Alkitab didiktekan langsung,
namun umumnya Roh Kudus menginspirasikan firman-Nya baru kemudian ditulis dengan kata-kata
atau sesuai kemampuan para penulis Alkitab.

iii. Pengilhaman verbal tidak berarti bahwa setiap kata dalam Alkitab harus dianggap benar secara
"harafiah".
Sebab Alkitab ditulis dalam berbagai jenis gaya penulisan yang seharusnya juga ditafsirkan menurut
jenis tulisannya. Sejarah ditafsirkan sebagai sejarah, puisi sebagai puisi, perumpamaan sebagai
perumpamaan, dan seterusnya.

2. Roh Kudus Dalam Perjanjian Baru

Dalam Perjanjian Baru, kehadiran pribadi Roh Kudus dalam hidup orang percaya lebih nyata dan jelas. Seperti
halnya dalam kehidupan dan pelayanan Tuhan Yesus bagi para rasul dan sampai pada perkembangan gereja
saat ini, Roh Kudus tidak pernah meninggalkan kehidupan orang-orang percaya.

A. Hadir dalam Kehidupan dan Pelayanan Kristus

Yesus Kristus dalam hidup-Nya telah menaklukkan dosa dan menggenapi rencana keselamatan Allah
dengan pertolongan Roh Kudus. Roh kudus juga terlibat dalam proses kelahiran Yesus melalui pembuahan
dalam rahim Maria yang kemudian mengakibatkan inkarnasi Yesus (Lukas 1:35).

Dalam kehidupan Yesus, Roh Kudus memiliki beberapa peranan penting, di antaranya:

i. Roh Kudus memenuhi hidup Yesus (Lukas 4:1). Kitab Kisah Para Rasul 6:3, 5, menunjukkan bahwa
sifat dalam kehidupan Yesus dipenuhi oleh Roh Kudus. Sifat kepenuhan Roh Kudus terhadap Yesus
adalah kekal, bukan sementara.

ii. Yesus diurapi Roh Kudus (Lukas 4:18; Kisah Para Rasul 4:27; Ibrani 1:9). Sebagai Mesias, Yesus
diurapi Roh Kudus sehingga Ia dapat menjalankan pelayanan-Nya sebagai Nabi.

iii. Sukacita di dalam Roh yang dialami Yesus membuktikan bahwa Ia dipenuhi oleh Roh Kudus (Lukas
10:21).

iv. Roh Kudus memberikan kuasa kepada Yesus di sepanjang kehidupan-Nya (Yesaya 42:1-4; 61:1-2;
Lukas 4;18; Matius 12:28).

B. Menuntun Pelayanan Para Rasul

Sebelum terangkat ke sorga, Yesus memerintahkan para murid supaya tetap tinggal di Yerusalem untuk
menantikan kehadiran Roh Kudus memenuhi hidup mereka. Tuhan Yesus tidak meninggalkan para murid
seperti yatim piatu, namun Ia menjanjikan Roh Kudus yang akan menolong mereka (Yohanes 14:18; 16:7-
15). Inilah alasan mengapa Yesus menyatakan bahwa jika Ia tidak pergi, Roh Kudus tidak akan datang
(Yohanes 16:7). Dalam hal ini Tuhan Yesus tidak bermaksud menyatakan bahwa dua oknum ilahi tidak
dapat hadir bersama-sama, namun yang dimaksudkan-Nya ialah bahwa Roh Kudus akan menjadi
pengganti keberadaan Yesus di antara para murid dengan menjadi penolong dan bersaksi kepada dunia
melalui mereka.

Para rasul yang berkumpul setelah Yesus bangkit, adalah orang-orang yang sungguh percaya (Matius
16:15-20). Mereka sudah mengenal Kristus dan dipersekutukan dengan Kristus (Yohanes 15:1-11). Dan,
hal ini merupakan buah pekerjaan Roh Kudus dalam hidup mereka. Pengalaman mereka bersama Roh
Kudus bersifat progresif. Oleh sebab itu, kita tidak dapat menyimpulkan bahwa pengalaman para murid
harus menjadi pengalaman kita juga pada masa kini. Pengalaman mereka bersifat unik karena mereka
hidup dalam masa transisi dari Perjanjian Lama ke Perjanjian Baru. Pengalaman mereka hanya terjadi satu
kali dan tidak menjadi pola bagi kita untuk masa kini. Sebab masuknya mereka ke dalam kepenuhan Roh
Kudus terjadi dalam dua tahap yang berbeda, yaitu: mencerminkan sebuah pola kesinambungan dengan
kita (Roh yang sama), dan pola ketidaksinambungan dengan kita (hanya dalam Pentakosta, Roh Kudus
datang dalam tugas dan pelayanan-Nya sebagai Roh Kristus yang dimuliakan). Pola seperti itu didasarkan
atas munculnya zaman baru dari zaman lama. Jadi ada keistimewaan dalam pengalaman murid-murid,
sama seperti pengalaman mereka bersama Yesus.

C. Menuntun Sejarah Perkembangan Gereja

Perjalanan sejarah gereja menunjukkan karya Roh Kudus sebagai penuntun gereja sejak abad pertama
sampai saat ini. Tuntunan Roh Kudus ada dalam setiap periode sejarah gereja dimulai dari zaman para
rasul, zaman gereja mula-mula, zaman bapa-bapa gereja, zaman gereja abad pertengahan dan zaman
gereja modern. Meski demikian, jika memperhatikan sejarah, gereja juga sering mengalami jatuh bangun
dalam pengenalannya akan pribadi Roh Kudus. Sebagai contoh, gereja kerap lalai dan salah dalam
mengajarkan keberadaan pribadi Roh Kudus.
Fakta sejarah membuktikan bahwa gereja sering terbuai oleh ritual agamawi, filsafat dunia, formalitas
organisasi, denominasi gereja dan kebebasan logika. Keberadaan pribadi Roh Kudus yang hidup dan
berkarya luput dari perhatian gereja. Apabila gairah seperti yang biasa ditemui dalam kehidupan gereja
purba sudah memudar, maka kelangsungan gereja dan kehidupan umat Tuhan menjadi beku.

Lalu, bagaimana dengan gereja di abad ke-20 ini? Apakah gereja perlu dikejutkan untuk kedua kalinya
dengan reformasi? Sebab pribadi Roh Kudus dan manifestasi dari karunia-karunia Roh begitu kaya dan
beraneka ragam. Seharusnya gereja mengakui keberadaan pribadi Roh Kudus lebih dari sekadar ajaran
tradisi maupun kehidupan gereja seperti yang sudah terjadi. Selama ini pribadi Roh Kudus sering
disinggung hanya dalam kaitannya dengan Tritunggal, namun pribadi dan karya-Nya yang berkuasa kurang
mendalam diajarkan oleh gereja.

Pelajaran 02 - PRIBADI ROH KUDUS


PRIBADI ROH KUDUS

Seringkali orang percaya salah memahami pribadi Roh Kudus, yaitu dengan menganggap Roh Kudus hanya sebagai
kekuatan atau kuasa yang tidak berpribadi (impersonal force). Sehingga, Roh Kudus hanya dipahami sebagai alat
untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup manusia. Pola pikir manusia terhadap Roh Kudus seringkali keliru,
karena manusia hanya memohon bimbingan dan penyertaan Roh Kudus kalau memang mereka membutuhkan-Nya.

Roh Kudus adalah Roh Allah yang berdaulat. Roh Kudus akan membimbing, menuntun, dan menolong setiap orang
percaya. Dan, setiap orang percaya haruslah memahami Roh Kudus sebagai suatu pribadi, sehingga melalui cara ini
orang percaya tidak akan mendukakan Roh Kudus.

1. Maksud Roh Kudus Sebagai Pribadi

Jika pemahaman terhadap pribadi Roh Kudus kurang, maka akan melahirkan suatu pemahaman yang salah di
kemudian hari. Hal ini biasanya disebabkan oleh dua hal. Pertama, tidak adanya penyataan firman Tuhan yang
secara langsung dapat dipakai untuk menjelaskan bahwa Roh Kudus adalah pribadi Allah. Kedua,
Ketidaksepahaman dan perbedaan pengajaran di berbagai gereja sehubungan dengan pribadi Roh Kudus. Hal
ini berbeda dengan pengajaran tentang pribadi Allah Bapa dan pribadi Yesus Kristus yang banyak diungkapkan
secara jelas, baik dari dalam Alkitab maupun menurut pengajaran gereja.

A. Arti Pribadi Roh Kudus

Roh Kudus adalah Pribadi ketiga dari Allah Tritunggal. Roh Kudus bukan sekadar suatu tanda atau
lambang dari hadirat Allah, maupun suatu kekuatan atau kuasa adikodrati yang tidak berpribadi (impersonal
force). Keberadaan Roh Kudus yang mendiami kehidupan manusia akan menentukan apakah dirinya akan
memiliki hidup secara rohani atau mati secara rohani. Kelahiran baru dan hidup baru di dalam Kristus
merupakan buah dari peran pribadi Roh Kudus bagi kehidupan manusia (Yohanes 3:1-8).

Sebagai Pribadi yang sejati, Roh kudus melakukan perbuatan-perbuatan yang menyatakan diri-Nya
sebagai Pribadi yang hidup. Peran Roh Kudus antara lain: mengajar, mengingatkan, bersaksi,
menginsafkan, memimpin, berkata, memerintah, berdoa, dan lain sebagainya (Yohanes 14:26, 15:26, 16:7-
14, Kisah Para Rasul 16:6-7, Roma 8:26). Roh Kudus sebagai seorang Pribadi dapat berhubungan dan
berkomunikasi dengan Pribadi-pribadi yang lain. Roh Kudus berhubungan dengan Allah Bapa, Tuhan
Yesus dan dengan orang-orang percaya (Matius 28:19-20, Yohanes 16:14, Kisah Para Rasul 13:2, 15:28).
Roh Kudus dapat melakukan perbuatan-perbuatan sebagai Pribadi dan dapat berhubungan dengan pribadi-
pribadi yang lain, karena Ia adalah pribadi yang sejati.

Oleh karena Roh Kudus merupakan Pribadi yang nyata, maka setiap orang percaya dimungkinkan untuk
menikmati hubungan yang bersifat pribadi bersama Roh Kudus. Hubungan yang bersifat pribadi dengan
Roh Kudus haruslah dijaga dengan baik, berusaha mengisinya dengan ketaatan dan keakraban, bukannya
dengan melawan, menentang atau mendukakan Roh Kudus.

B. Nama Roh Kudus Sejajar dengan Nama Bapa dan Anak

Dalam Alkitab, penggunaan nama Roh Kudus ditempatkan dalam posisi yang sejajar dengan nama Bapa
dan Anak, seperti yang tertulis dalam Matius 28:19 dan 2 Korintus 13:13. Penggunaannya dalam Matius
28:19, nama Bapa, Anak dan Roh Kudus disejajarkan bukan dalam penggunaannya yang sembarangan,
tetapi merupakan susunan nama yang berotoritas dan diimani memiliki kuasa dalam penerapannya pada
sakramen baptisan kudus.
Penerapan hal ini terdapat dalam Matius 28:19-20, yaitu setiap orang percaya haruslah dibaptiskan dalam
nama Allah, Anak dan Roh Kudus. Ketika seseorang dibaptiskan, maka secara otomatis Roh Kudus masuk
dalam hati setiap orang percaya, dan menuntun mereka untuk hidup dalam ketetapan Tuhan serta
melakukan kebenaran firman Tuhan dalam hidup sehari-hari.

C. Sebutan Pribadi Roh Kudus

Sebutan yang digunakan terhadap Roh Kudus menunjukkan bahwa Ia adalah seorang pribadi. Dalam
Yohanes 14:16; 14:26; 15:26; 16:7, Roh Kudus disebut sebagai "penolong/penghibur". Dalam bahasa
Yunani beberapa ayat ini menggunakan istilah yang sama yaitu "parakletos". Penggunaan istilah ini untuk
Roh Kudus menunjukkan bahwa Ia adalah seorang Pribadi.

Istilah "parakletos" juga digunakan terhadap Yesus Kristus dalam 1 Yohanes 2:1 yang diterjemahkan
sebagai "pengantara". Dan dalam Yohanes 14:16 menyebut Roh Kudus sebagai "allos parakletos" dalam
arti "penolong yang lain". Ada dua kata bahasa Yunani yang berarti "yang lain (= another)", yaitu "allos" dan
"heteros", tetapi kedua kata ini memiliki perbedaannya. W.E. Vine dalam An Expository Dictionary of New
Testament Words mengatakan bahwa "allos" menunjuk pada arti "yang lain dari jenis yang sama" dan
"heteros" menunjuk pada arti "yang lain dari jenis yang berbeda".

Andaikata dalam Yohanes 14:16 yang digunakan adalah "heteros", maka itu akan menunjukkan adanya
perbedaan sifat antara Yesus dan Roh Kudus, sehingga bisa saja Yesus adalah Allah dan seorang yang
berpribadi, sedangkan Roh Kudus bukan. Tetapi karena kata Yunani yang digunakan adalah "allos", maka
hal ini menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah "parakletos" yang lain dari pada Yesus, namun mempunyai
sifat-sifat yang sama dengan Yesus sebagai pribadi.

2. Bukti Roh Kudus Sebagai Pribadi

A. Sifat-Sifat Roh Kudus Sebagai Pribadi

Roh Kudus adalah sama seperti Allah Bapa dan Yesus Kristus, yaitu merupakan oknum Allah yang memiliki
kepribadian. Roh Kudus adalah Pribadi seperti halnya dengan Allah Bapa dan Yesus Kristus, sehingga
keseluruhan sifat keilahian tinggal tetap dalam pribadi Roh Kudus.

Sebagai pribadi, Roh Kudus memiliki "pemikiran", sehingga Ia mengetahui apa yang dipikirkan manusia (1
Korintus 2:11). Ia juga memiliki "perasaan" untuk mengasihi (Roma 15:30) dan juga memiliki "kemauan"
untuk mengerjakan atau melaksanakan segala sesuatu menurut kemauan-Nya (1 Korintus 12:11).

i. Memiliki Pikiran

"Tetapi Roh Allah, Penolong yang akan diutus Bapa atas nama-Ku, Dialah yang akan mengajar kalian
segalanya dan mengingatkan kalian akan semua yang sudah Kuberitahukan kepadamu." (Yohanes
14:26)

Keberadaan Roh Kudus sebagai pribadi dapat dipahami melalui karya-Nya dalam mengajar dan
mengingatkan orang percaya. Roh Kudus sebagai pribadi dengan jelas dinyatakan Tuhan Yesus
sebagai Pribadi yang nyata, berbeda dengan Allah Bapa dan berbeda pula dengan Allah Anak. Jika
Roh Kudus hanya sekadar kuasa ilahi, tentu tidak dapat mengajar dan mengingatkan manusia.

Hal ini banyak dialami orang percaya sewaktu membaca suatu bagian Alkitab, lalu tiba-tiba sebuah
ayat tampak sangat menonjol dan memberi suatu kebenaran yang tidak pernah dipahami sebelumnya.
Adakalanya seperti pada waktu mengalami suatu peristiwa penting atau hanya kejadian biasa sehari-
hari, namun tiba-tiba seperti mendapatkan suatu hikmat yang menerangi hati dan pikiran yang gelap.
Dan di dalam banyak perkara lainnya, Roh Kudus mengajar dan mengingatkan manusia akan
kebenaran firman Tuhan. Hal ini dilakukan-Nya dengan tepat, sebab Dia adalah Pribadi Allah yang
berkuasa.

ii. Memiliki Perasaan

"Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain,
supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya." (Yohanes 14:16)

Sebagai Pribadi yang memiliki perasaan, Roh Kudus dapat memahami perasaan manusia yang
terdalam dan tersembunyi sekalipun. Ketakutan, kekhawatiran, keputusasaan dan dukacita manusia
dapat dipahami oleh Roh Kudus. Tuhan Yesus sendiri menyebut Roh Kudus sebagai "Penolong". Kata
"Penolong" merupakan terjemahan dari kata Yunani "Parakletos" yang secara harafiah berarti,
"seseorang yang dipanggil untuk mendampingi agar menolong." Kata ini kaya artinya, seperti:
penasihat, penguat, penghibur, penolong, Pembela, Juru Selamat, sekutu, dan sahabat.

Pada zaman dahulu, pengertian "Parakletos" adalah seorang yang ditugaskan untuk memberikan
pertolongan di dalam sidang pengadilan atau seperti seorang pengacara pada zaman ini. Namun, Roh
Kudus bukan hanya menggenapi peran ini, Dia menjalankannya lebih dari sekadar tugas untuk
menolong manusia dalam menghadapi persoalan hidup, sebab Roh Kudus juga menjadi penghibur
bagi hati manusia yang tertekan. Sehingga konsep "Parakletos" bukan hanya berarti "Penolong"
namun juga sebagai "Penghibur" bagi orang percaya.

Pengertian "Parakletos" dalam arti sebagai "Penghibur" memiliki dua aspek: pertama, Dia adalah
sumber penghiburan bagi semua orang yang mengalami luka hati, putus asa dan dukacita. Aspek
kedua yang sama pentingnya adalah kata "Penghibur" memiliki makna lain yang berarti "dengan
kekuatan." Hal ini memberi pengertian bahwa Roh Kudus datang kepada manusia untuk memberi
semangat keberanian. Yaitu keberanian untuk menghadapi permasalahan dan ujian iman, di mana
janji kemenangan di dalam Kristus menjadikan manusia lebih dari sekadar seorang pemenang. (Roma
8:37)

iii. Memiliki Kehendak

Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada
tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya. (1 Korintus 12:11)

Kemampuan dan kepandaian manusia sangat terbatas, namun manusia dapat melakukan dan
memahami perkara-perkara yang di luar kemampuannya apabila Roh Kudus bekerja di dalam
kehidupannya. Membagikan kemampuan rohani atau karunia Roh Kudus kepada manusia merupakan
tindakan Roh Kudus sebagai pribadi yang berdaulat dan berkuasa. Karunia yang dibagikan menurut
kehendak Roh Kudus kepada manusia merupakan tanda bahwa Roh Kudus bukan sekadar kuasa
Allah, namun Dia berpribadi dan Roh Kudus adalah Allah yang berkuasa.

Beberapa hal yang harus dipahami orang percaya tentang kehendak Roh Kudus dalam hidup sehari-
hari adalah:

a. Roh Kudus memampukan manusia untuk melayani Tuhan dengan kuasa yang tidak terbatas dan
melebihi kemampuan yang mereka miliki.

b. Roh Kudus yang membagikan karunia kepada manusia menurut kebutuhan pelayanan pekerjaan
Tuhan (1 Korintus 12:11).

c. Karunia rohani tidak berhubungan dengan tingkat kedewasaan rohani, tapi berkaitan dengan
tugas pelayanan pekerjaan Tuhan yang dipercayakan oleh Roh Kudus.

d. Penyataan/manifestasi karunia rohani dapat ditiru oleh Iblis maupun oleh pelayan Tuhan palsu
yang menyamar sebagai hamba Kristus (Matius 7:21-23; 24:11,24; 2 Korintus 11:13-15; 2
Tesalonika 2:8-10). Jadi, setiap orang harus menguji setiap roh dalam pelayanan pekerjaan
Tuhan.

B. Tindakan-Nya Sebagai Pribadi

Seperti halnya pribadi-pribadi yang lainnya, Roh Kudus memiliki tindakan-tindakan yang membuktikan
bahwa Ia adalah pribadi. Adapun beberapa tindakan yang dapat dilakukan oleh Roh Kudus adalah sebagai
berikut:

i. Roh Kudus tidak henti-hentinya memimpin manusia untuk hidup ke dalam kebenaran melalui cara-
cara yang biasa dilakukan oleh pribadi, yaitu: melalui mendengar, berbicara, dan menunjukkan
(Yohanes 16:13).

ii. Seperti yang ditulis dalam Yohanes 16:8, Roh Kudus juga memiliki peranan terhadap manusia untuk
menginsafkan seseorang dari dosa dan meyakinkan suatu tindakan dosa.

iii. Roh Kudus juga berperan dalam melakukan banyak mukjizat melalui orang-orang pilihan-Nya (Kisah
Para Rasul 8:39).
iv. Sebagai pribadi, Roh Kudus melakukan doa syafaat (Roma 8:26). Hal ini tentu hanya dapat dilakukan
oleh suatu pribadi.

Keempat tindakan Roh Kudus tersebut telah membuktikan kepada kita semua bahwa Roh Kudus
sesungguhnya merupakan suatu pribadi, sama seperti Allah Bapa dan Anak.

C. Roh Kudus menerima segala perlakuan sebagai Pribadi

Bukti ketiga yang menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah pribadi adalah beberapa perlakuan yang pernah
diterima-Nya. Alkitab mencatat, bahwa dalam eksistensi-Nya Roh Kudus juga mendapat suatu perlakuan
yang hanya bisa diterima oleh suatu pribadi. Beberapa perlakuan yang didapatkan oleh Roh Kudus sebagai
suatu pribadi adalah sebagai berikut:

i. Roh Kudus merupakan Oknum yang harus ditaati oleh orang-orang percaya (Kisah Para Rasul 10:19-
21).

ii. Roh Kudus dapat dibohongi oleh manusia (Kisah Para Rasul 5:3).

iii. Roh Kudus juga dapat ditentang (Kisah Para Rasul 7:51).

iv. Roh Kudus dapat dibuat dukacita (Efesus 4:30).

v. Roh Kudus bisa dihujat (Matius 12:31).

vi. Roh Kudus bisa dihina (Ibrani 10:29).

D. Roh Kudus Berhubungan Dengan Pribadi Yang Lain

i. Berhubungan dengan para rasul (Kisah Para Rasul 15:28).

Sebagai pribadi, Roh Kudus berhubungan pribadi lainnya, yaitu para rasul. Para rasul merupakan
suatu pribadi, sama halnya dengan Roh Kudus yang adalah pribadi. Namun, pribadi Roh Kudus
sangat berbeda dengan pribadi para rasul. Ketika berhubungan dengan para rasul, Roh Kudus
menunjukkan pribadi-Nya dengan menunjukkan bahwa pribadi-Nya berbeda dengan para rasul.

ii. Berhubungan dengan Yesus (Yohanes 16:14).

Tuhan Yesus adalah suatu pribadi, demikian juga dengan Roh Kudus. Jika Alkitab mencatat bahwa
Tuhan Yesus yang adalah suatu pribadi berhubungan dengan Roh Kudus sebagai hubungan antar
pribadi, maka jelaslah bahwa Roh Kudus merupakan suatu pribadi juga.

iii. Berhubungan dengan Oknum Trinitas (Matius 28:19; 2 Korintus 13:14).

Beberapa ayat dalam Alkitab juga menyatakan bahwa Roh Kudus juga berhubungan dengan Oknum
Trinitas lainnya, yaitu Allah Bapa dan Putra. Hubungan yang dilakukan oleh Roh Kudus dengan kedua
Oknum lainnya dalam Trinitas merupakan hubungan antar Oknum dengan derajat yang sama.

iv. Berhubungan dengan Kuasa-Nya (Lukas 4:14; Kisah Para Rasul 10:38; 1 Korintus 2:4).

Dalam eksistensi-Nya sebagai pribadi, Roh Kudus berhubungan dengan kuasa-Nya sendiri, yaitu
dalam beberapa kasus tertentu. Meski demikian, kita tidak dapat mengatakan bahwa Roh Kudus
merupakan penjelmaan dari kuasa tersebut, sebab Dia berbeda dengan kuasa yang berhubungan
dengan kuasa-Nya.
Pelajaran 03 - KARYA ROH KUDUS BAGI ORANG PERCAYA

KARYA ROH KUDUS BAGI ORANG PERCAYA

Setelah kita mempelajari tentang siapa Roh Kudus, dan mengapa Ia harus datang, selanjutnya kita akan melihat lebih
dalam mengenai peranan-Nya dalam kehidupan orang percaya. Peranan Roh Kudus sangat penting bagi orang
percaya sepanjang perjalanan hidupnya. Tanpa peranan Roh Kudus, orang percaya tidak mungkin dapat menjalani
kehidupan Kristen dengan baik. Karya-Nya tidak berkaitan dengan berapa banyak seseorang itu mendapatkan
karunia, melainkan seberapa besar ia menyerahkan hidupnya untuk dipimpin dan melangkah bersama Roh Kudus.
Sebab, Allah mengerjakan kehendak-Nya dalam kehidupan orang percaya melalui Roh Kudus yang menguasai dan
mengatur kehidupannya. Dalam pelajaran ini, kita akan melihat peranan utama Roh Kudus dalam kehidupan orang-
orang percaya, yaitu membawa manusia kepada pertobatan dan memelihara kehidupan orang percaya.

1. Membawa Manusia Pada Pertobatan

"Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena
mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat
Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum." (Yohanes 16:8-11)

Dari ayat di atas, kita dapat belajar peranan Roh Kudus untuk menginsafkan manusia akan dosa, menyatakan
kebenaran dan penghakiman. Roh Kudus berkarya dalam hati orang percaya dengan menerangi dan
menyadarkan akan dosa yang jauh dari kehendak Allah. Dengan cara demikian, Roh Kudus bekerja dan
membawa manusia yang berdosa kembali kepada Allah. Perubahan itu terlihat melalui pekerjaan Roh Kudus
setelah melahirbarukan dan membentuk kehidupan baru yang meninggikan dan memuliakan Kristus Yesus
dalam kehidupannya. Melalui kelahiran baru dan kehidupan baru, orang percaya dapat memiliki arah baru dan
pengharapan baru dalam hidupnya. Hal inilah yang dikerjakan oleh Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya.

Di sepanjang masa, Roh Kudus berperan dalam kehidupan orang percaya. Hal itu nyata baik bagi orang percaya
yang hidup di zaman Perjanjian Lama, maupun pada zaman ini.

A. Kelahiran Baru

Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia
tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang
dilahirkan dari Roh, adalah roh". (Yohanes 3:5-6)

Ayat di atas menyatakan bahwa setiap orang harus dilahirkan kembali untuk dapat diselamatkan. Kelahiran
baru adalah pembaruan yang dikerjakan oleh Roh Kudus untuk menghidupkan kembali roh manusia yang
mati supaya hidup kembali dan berkenan kepada Allah. Kelahiran pertama bersifat alami yang kemudian
menjadikan manusia hidup di bawah ikatan dosa. Sebab itu, setiap manusia perlu dilahirkan kembali yang
bersifat rohani. Melalui pribadi ketiga Allah Tritunggal, manusia dapat hidup kembali sesuai dengan peta
teladan Allah. Inilah hal pokok dan mendasar dalam kelahiran baru.

B. Kehidupan Baru

"Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya
yang baru sudah datang". (2 Korintus 5:17)

Ketika seseorang mengalami kelahiran baru, secara otomatis kehidupannya akan terhubung di dalam
Kristus. Ketika seseorang telah ada di dalam Kristus, maka kehidupannya bukan dipimpin oleh dirinya
sendiri, melainkan Kristus yang menjadi pemimpinnya. Setiap orang yang ada di dalam Kristus harus
memiliki pola atau cara hidup yang baru dan meninggalkan nilai-nilai hidup yang lama. Kehidupan lama
yaitu keinginan daging, harus dilepaskan dari kehidupan kita dan mengadopsi karakter Kristus. Dengan
cara itu, kita dapat menolak keinginan daging dan kehidupan yang lama. Sifat lama yang diwariskan oleh
manusia pertama yaitu Adam, telah membuat manusia menjadi hina, rusak, jahat, dan tanpa sedikit pun
kebaikan sehingga tidak dapat keluar dari ikatan dosa (Roma 3:23). Proses kehidupan baru memang tidak
instan, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Hal ini membutuhkan proses yang panjang, di mana
Roh Kudus akan memproses dari hari ke hari untuk menjadi serupa dengan Yesus Kristus.

Roma 3:10-12 menyatakan bahwa, "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. Tidak ada seorangpun yang
berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua
tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak". Manusia yang berdosa telah terpisah dari
Allah dan menjadi musuh Allah (Kolose 1:21). Yesaya 64:6 menyatakan, "bahwa kesalehan kami (manusia)
seperti kain kotor". Jalan satu-satunya manusia dapat kembali kepada Allah adalah melalui kelahiran baru.
Dalam kelahiran kedua ini, Roh Kudus mengaruniakan hidup baru, sifat dan hati yang baru kepada mereka
yang beriman kepada Kristus, dan orang itu menjadi ciptaan baru. Akan tetapi, hidup baru yang kita miliki
adalah proses panjang di mana Allah akan mengajar dan membentuk kita untuk semakin sempurna seperti
yang diinginkan-Nya.

2. Memelihara Kehidupan Orang Percaya

"... tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan
mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan
kepadamu." (Yohanes 14:26)

Kehidupan Kristen yang kita jalani tentu tidak semulus jalan tol, godaan, kekecewaan dan rintangan terus akan
kita temui saat kita masih hidup dan bernapas. Realitas kehidupan orang percaya tidaklah selalu dapat
dimengerti secara sederhana dan mudah. Namun, ayat di atas mengingatkan kita bahwa Roh Kudus akan
memampukan setiap orang percaya untuk melewati semua hal dalam hidupnya dan taat kepada perintah-Nya
dengan memelihara dan melakukannya. Ia bukan saja memberikan damai sejahtera, tetapi menolong orang
percaya untuk hidup di dalam Yesus, dalam ketaatan dan kasih, serta di dalam Bapa. Orang percaya akan hidup
dalam berkat penyertaan dan kemurahan-Nya. Hidupnya akan dipimpin Roh Kudus menuju kebahagiaan sejati.
Hidup baru adalah awal dari pemeliharaan dan penyertaan hidup orang percaya oleh Roh Kudus hari lepas hari.
Seseorang yang telah memiliki hidup baru akan memiliki kesadaran baru secara rohani. Roh Kudus akan
mengajarkan dan mengarahkan orang percaya untuk semakin mengenal dan mengasihi-Nya. Melalui perannya
orang percaya akan menikmati persekutuan di dalam Bapa dan Putra.

A. Memberikan Kuasa dan Mukjizat

"Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-
Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." (Kisah Para Rasul 1:8)

Selain memimpin, Roh Kudus juga akan memperlengkapi setiap orang percaya untuk melakukan tugas
menjadi saksi. Seperti yang tertulis dalam Markus 16:17-18, "Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang
yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-
bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut,
mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu
akan sembuh." Roh Kudus mengaruniakan kuasa dan mukjizat kepada orang percaya. Kuasa dan mukjizat
menyatakan otoritas Yesus Kristus dan dari dirinya sendiri. Tujuan Allah mengadakan mukjizat adalah
untuk memperbarui iman orang percaya untuk semakin bertumbuh.

B. Menyingkapkan Rahasia Firman

Alkitab ditulis melalui pengilhaman Roh Kudus. Tidak ada satu pun manusia yang dapat memahami
kebenaran Alkitab tanpa Roh Kudus yang menyingkapkan kebenaran sejati kepadanya. Setiap orang
percaya harus mempelajari kebenaran firman Tuhan dengan kerendahan hati dan mengakui
keterbatasannya untuk memahami firman Tuhan. Maka, orang percaya harus berdoa supaya Roh kudus
memberikan penerangan kepadanya. Dalam Mazmur 119:18 dikatakan, "Singkapkanlah mataku, supaya
aku memandang keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu." Orang yang rendah hati dan yang bergantung
sepenuhnya kepada Roh Kudus akan diterangi pikirannya untuk memahami kebenaran firman Allah bagi
pertumbuhan imannya. Kebenaran yang terkandung di seluruh isi Alkitab baik dari perkataan para nabi,
kitab-kitab Injil maupun surat-surat para rasul, disingkapkan oleh Roh Kudus. Kebenaran itu akan
bermanfaat untuk membangun kerohanian dan iman setiap orang percaya.

Kebenaran firman Allah harus dipelajari dari hari ke hari agar kita semakin memahami dan mengerti agar
tidak digoyahkan oleh arus pengajaran zaman yang tidak berlandaskan kebenaran Alkitab. Dengan
demikian, iman kita akan menjadi kuat dan pengenalan kita semakin dalam kepada Allah. Dalam Ibrani
5:14, penulis Ibrani menyatakan, "Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena
mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat."

Karya Roh Kudus yang terakhir adalah menyingkapkan rahasia firman Allah dan menyatakan dosa, bahkan
dosa yang tersembunyi maupun dosa yang tidak disadarinya. Tujuan akhir memahami kebenaran firman
Allah adalah supaya manusia meninggalkan dosa-dosanya dan menggantikannya dengan sesuatu yang
mulia dan kudus dari Allah. Melalui kebenaran firman-Nya, Roh Kudus menuntun pertumbuhan iman
seseorang untuk menjadi serupa dengan Yesus Kristus dan memahami kehendak Allah bagi hidupnya.

C. Menolong Kita Berdoa


Doa-doa setiap orang percaya harus dikuduskan oleh Roh Kudus supaya dapat berkenan di hadapan Allah.
Oleh sebab itu, Roh Kudus harus berperan sebagai perantara doa manusia kepada Allah sehingga manusia
berdoa di dalam Roh dan Kebenaran. Dalam Roma 8:26, dikatakan: "Demikian juga Roh membantu kita
dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri
berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan."

Rasa kecewa dan kegagalan dalam berdoa yang sering dialami orang percaya, dan pada dasarnya
disebabkan oleh kurangnya penyerahan secara total kepada tuntunan Roh Kudus. Ini terjadi karena doa
yang disampaikan gagal di permulaan dan saluran pintu doa buntu bahkan sebelum doa dimulai. Seorang
beriman dapat memiliki keinginan akan berkat-berkat rohani, namun jika keinginan duniawi masih berkuasa
dalam dirinya, maka ia tidak akan memiliki kekuatan yang berkesinambungan dalam doanya. Keinginan
akan berkat yang timbul dari dalam hati merupakan sumber semangat doa, sebab, jika keinginan doanya
kendor, maka kuasa doanya akan lemah. Namun, satu hal yang harus diperhatikan, bahwa keinginan atau
hasrat doa harus dimurnikan oleh Roh Kudus terlebih dahulu.

Roh Kudus adalah Roh yang memberikan anugerah untuk dicurahkan ke dalam hati orang percaya. Roh
Kudus berperan untuk memimpin doa orang percaya, mengambil alih doa dan menjadi pengantara doa
seseorang kepada Allah. Pada hakikatnya, doa adalah penyataan Roh Kudus dari dalam hati orang-orang
percaya. Oleh sebab itu, orang percaya harus menantikan Roh Kudus supaya peka terhadap pengarahan
dari-Nya dan percaya kepada-Nya serta menjadikan Roh Kudus sebagai pemimpin doanya. Dengan doa-
doa yang disampaikan orang percaya akan berdaya guna dan mengenai sasaran. Ketepatan doa
seseorang tergantung pada seberapa besar pengaruh Roh Kudus dalam hati orang percaya dan seberapa
jauh Ia memimpin setiap doa yang disampaikan orang tersebut.

D. Menumbuhkan Kehidupan Kerohanian

Kerohanian setiap orang percaya dapat digambarkan seperti benih yang jatuh di tanah yang subur. Benih
itu akan bertunas, berakar, dan bertumbuh. Padi yang menguning adalah hasil dari proses pertumbuhan
yang wajar. Begitulah gambaran kerohanian kita. Pertumbuhan pengenalan kita kepada Tuhan tidaklah
instan. Begitu pula dengan pertumbuhan rohani kita yang tidak terjadi begitu saja. Setiap aspek dalam
kehidupan kita pun harus diperhatikan dan diberi kesempatan untuk bertumbuh. Setiap orang percaya
seharusnya dapat bertumbuh dalam segala aspek kehidupannya supaya ia semakin menyukakan hati Allah
dan menjadi berkat bagi sesamanya.

Sehubungan dengan pertumbuhan rohani orang percaya, Roh Kudus berkarya dalam memberikan
kehidupan melalui benih Firman Tuhan sampai akhirnya melahirkan ciptaan baru. Tetapi ini barulah suatu
permulaan, sebab Allah menantikan benih itu untuk bertumbuh, berkembang, dan dewasa secara rohani.
Penulis kitab Ibrani menulis, "Marilah kita beralih kepada perkembangannya yang penuh" (Ibrani 6:1).
Kemudian Rasul Petrus mendorong kita untuk "bertumbuh dalam kasih karunia dan dalam pengenalan
akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus" (2 Petrus 3:18).

Jika ingin bertumbuh, kita harus memiliki kerinduan yang besar dan aktif untuk berubah. Perubahan itu
dapat kita wujudkan melalui disiplin rohani dalam kehidupan kita dengan membaca, merenungkan,
menggali dan melakukan kebenaran firman Tuhan dalam hidup kita. Kita harus melangkah ke arah
kedewasaan rohani yang lebih dalam kepada Kristus dan memiliki hidup yang berbuah. Tanpa itu semua
kita tidak akan pernah benar-benar bertumbuh dalam Kristus. Namun, jika kita mendapatkan hal itu maka
kita akan menjadi orang Kristen yang bertumbuh, dewasa dan berbuah seperti yang dikehendaki Allah.
Berkaitan dengan hal itu, Rasul Paulus menuliskan, "Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun
di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah
hatimu melimpah dengan syukur." (Kolose 2:7) Tanda pertumbuhan seorang Kristen sejati adalah terus
memiliki kerinduan untuk mengenal Sang Pencipta dan menjadi serupa dengan Yesus Kristus. Kiranya, kita
semua di mampukannya untuk hidup seturut kehendak-Nya yang agung.
Pelajaran 04 - KARYA ROH KUDUS BAGI GEREJA

KARYA ROH KUDUS BAGI GEREJA

1. Memperlengkapi Pelayanan Dalam Gereja Lokal

"Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun
gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan,
bagi pembangunan tubuh Kristus." (Efesus 4:11-12)

Banyak di antara kita yang mengira bahwa gereja lokal itu hanya menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan
peraturan organisasi dan liturgi ibadah. Namun, itu adalah sebuah pemikiran yang salah. Jika dikaji lebih dalam,
sesungguhnya gereja adalah suatu organisme hidup, di mana ia dituntut untuk mengalami pertumbuhan. Adapun
pertumbuhan dalam gereja lokal mencakup dua hal, yaitu pertumbuhan secara kualitas dan kuantitas.
Pertumbuhan kualitas adalah pertumbuhan kualitas kerohanian dari iman jemaat. Sedangkan pertumbuhan
kuantitas adalah penambahan jumlah anggota jemaat Tuhan melalui penginjilan.

Pertumbuhan gereja tidak terlepas dari peranan Roh Kudus. Dalam pertumbuhan secara kuantitas, Roh Kudus
bekerja dalam proses pekabaran Injil yang dilakukan oleh gereja. Demikian juga dalam pertumbuhan secara
kualitas, Roh Kudus bekerja dalam setiap aspek pelayanan sehingga kerohanian dan iman jemaat bertumbuh.
Untuk memaksimalkan pertumbuhan itu sendiri, gereja tidak dapat meniadakan kelima fungsi vital yang wajib
dimiliki gereja. Dan, untuk menjalankan kelima fungsi tersebut, gereja wajib untuk melibatkan Roh Kudus supaya
kelima fungsi pelayanan dapat berjalan maksimal. Berikut ini, kita akan melihat apa saja lima fungsi utama
gereja dan bagaimana Roh Kudus terlibat dalam pelayanan yang dijalankannya.

A. Pelayanan Rasul

Sebelum melangkah lebih jauh tentang pelayanan Roh Kudus kepada para Rasul, kita akan melihat sekilas
tentang apa dan siapakah rasul itu. "Rasul" adalah istilah yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu
"apostolos" yang mengandung arti "utusan". Secara jabatan, istilah "Rasul" hanya dipakai untuk menunjuk
kedua belas murid Yesus, termasuk Paulus yang menggantikan Yudas Iskariot. Namun secara fungsional,
istilah "rasul" memiliki arti yang lebih luas, yaitu menunjuk kepada setiap orang percaya yang diutus untuk
menjadi penginjil, misionaris, pengkhotbah, dsb.. Oleh sebab itu, jika ada pendapat yang mengatakan
bahwa jabatan rasul juga dimiliki oleh orang-orang percaya di luar kedua belas murid Yesus, maka
pendapat tersebut adalah salah. Jabatan rasul dimulai ketika Yesus terangkat ke surga dan berakhir
setelah seluruh murid Yesus meninggal. Sejak kematian kedua belas rasul, maka jabatan kerasulan sudah
tidak ada lagi. Jika ada suatu peranan yang bersifat kerasulan, hal itu hanya sebatas pada fungsi saja.
Adapun fungsi kerasulan pada gereja masa kini adalah untuk menjaga supaya pengajaran gereja masa kini
tetap setia kepada pengajaran para rasul Yesus yang berlandaskan pada kebenaran firman Allah.

Dalam pelayanan yang bersifat kerasulan, Roh Kudus senantiasa memberikan bimbingan dan tuntunan
terhadap gereja supaya ajaran yang diberikan oleh gereja tetap setia kepada ajaran para rasul Kristus.
Dengan demikian, maka pengajaran gereja tidak akan menyimpang dari kebenaran Firman Tuhan serta
mengakui tulisan para Rasul sebagai standar tertinggi.

B. Pelayanan Nabi

Istilah 'nabi' berasal dari bahasa Yunani, yaitu "prophetes" artinya, "orang yang mengetahui kehendak Allah
dan mempunyai karunia ucapan yang diilhami." Dalam Perjanjian Lama, secara jabatan nabi masih berlaku,
namun dalam Perjanjian Baru, keberadaan nabi hanya bersifat fungsional bukan jabatan.

Fungsi kenabian seharusnya dimiliki oleh setiap gereja masa kini, sebab gereja berperan membawa suara
Tuhan untuk disampaikan kepada jemaat. Secara terperinci, berikut adalah fungsi pelayanan kenabian
pada zaman Perjanjian Baru:

i. Sebagai pemberita dan penafsir firman Tuhan yang dikerjakan berdasarkan petunjuk Roh Kudus.
Melalui firman Tuhan, nabi mengingatkan, menasihati, menghibur dan membangun jemaat (1 Korintus
12:10; 14:3).

ii. Pelayanan bagi mereka yang memiliki karunia bernubuat.

iii. Pelayanan bagi mereka yang memiliki karunia penglihatan dari Allah (Kisah Para Rasul 11:28; 21:10-
11).
iv. Sebagai penyingkap dosa, penyampai kebenaran, pengingat akan kedatangan penghakiman,
memberantas keduniawian dan kesuaman umat (Lukas 1:14-17).

Ketika gereja menjalankan pelayanan kenabian (secara fungsional), Roh Kudus senantiasa bekerja untuk
memperlengkapi gereja, dengan catatan gereja harus menjalankan disiplin untuk selalu mendengarkan
firman Tuhan setiap saat. Adapun fungsi kenabian gereja diwujudnyatakan melalui pelayanan para pelayan
Tuhan di gereja. Di mana dalam menjalankan pelayanannya, mereka dipakai Tuhan dengan dorongan Roh
Kudus untuk mendidik dan membimbing jemaat sehingga kerohanian dan iman jemaat di gereja lokal dapat
semakin bertumbuh serta memiliki pengajaran Alkitab yang murni. Dalam Kisah Para Rasul 2:17; 4:8; 21:4,
dikatakan bahwa Roh Kudus membawa pesan dari Tuhan untuk disampaikan kepada umat melalui para
pelayan Tuhan. Tujuannya, supaya umat tetap setia kepada kebenaran firman Tuhan hingga akhir hidup
mereka.

C. Pelayanan Penginjil

Penginjil adalah seorang yang bertugas memberitakan Injil Kristus kepada orang yang belum mengenal-
Nya. Bukan itu saja, penginjil biasanya juga bertugas membentuk suatu persekutuan baru bagi orang yang
baru percaya. Roh Kudus senantiasa menolong setiap penginjil dengan menggerakkan hati mereka supaya
memiliki beban untuk menginjil (Kisah Para Rasul 21:8). Berikut adalah dampak dari pekerjaan Roh Kudus
terhadap seorang penginjil.

i. Penginjil selalu memberitakan Injil pada setiap kesempatan (Kisah Para Rasul 8:4-5, 35).

ii. Rindu membawa orang kepada keselamatan dan dibaptiskan (Kisah Para Rasul 8:6,12).

iii. Pelayanannya disertai berbagai tanda, mukjizat, penyembuhan, dan pembebasan dari roh-roh jahat
(Kisah Para Rasul 8:6-7,13).

iv. Terus memberikan dorongan kepada para petobat baru supaya dipenuhi oleh Roh Kudus (Kisah Para
Rasul 8:12-17; 2:38; 19:1-6).

Bagi gereja yang tidak menjalankan fungsi penginjilan dan tidak mendukung segala kegiatannya, maka
gereja tersebut tidak akan mendapatkan jiwa-jiwa baru. Dan gereja semacam itu akan menjadi gereja statis
yang tidak mengalami pertumbuhan kuantitas. Sementara itu, gereja yang menjalankan penginjilan
berdasarkan kasih dengan memberitakan keselamatan dengan kuasa yang menyelamatkan adalah gereja
yang alkitabiah (Kisah Para Rasul 2:14-41) dan mereka akan menjadi gereja yang bertumbuh.

D. Pelayanan Gembala

Gembala memiliki peranan yang sangat besar dalam pertumbuhan sebuah gereja lokal. Sebab, mereka
memiliki tanggung jawab untuk mengawasi dan memelihara kebutuhan rohani jemaat. Dalam Kisah Para
Rasul, gembala dinyatakan sebagai pelindung kebenaran rasuli dan kawanan domba Allah terhadap ajaran
palsu dan guru-guru palsu di dalam gereja (Kisah Para Rasul 20:28-31).

Sehubungan dengan pelayanan penggembalaan, Roh Kudus senantiasa menolong gembala dalam
memenuhi kebutuhan rohani jemaat, membangun kerohanian jemaat, menyampaikan pengajaran yang
benar, membantu jemaat menemukan karunia-karunia dan mendapatkan pengurapan Roh Kudus, dan
mengutus jemaat untuk pergi memberitakan Injil dan menghasilkan buah pelayanan. Selanjutnya, peranan
Roh Kudus dalam pelayanan penggembalaan akan dijelaskan dalam pembahasan berikut.

i. Menolong para gembala dalam melaksanakan tugas penggembalaan. Di antaranya: memberikan


ajaran sehat, membuktikan ajaran sesat (Titus 1:9-11), mengajar dan memimpin jemaat (1 Tesalonika
5:12; 1 Timotius 3:1-5), menjaga iman jemaat (Ibrani 12:15; 13:17), dsb..

ii. Memilih dalam penentuan gembala, sebab gembala tidak dipilih melalui cara politis (Kisah Para Rasul
20:28; Filipi 1:1).

iii. Menghindarkan para gembala dari kesalahan dalam menggembalakan. Baik yang berasal dari kuasa
iblis (Kisah Para Rasul 20:28-31) maupun penyimpangan ajaran (2 Timotius 1:13-14; 2 Timotius 4:4).

iv. Menuntun para gembala supaya tetap hidup dalam kesalehan sesuai firman Tuhan, bertekun dalam
firman dan ajaran yang sehat serta dilatih untuk beribadah (1 Timotius 4:6-7), dan dalam pengajaran
Kristus (1 Timotius 4:16).
E. Pelayanan Pengajar

Roma 12:7 mengatakan, bahwa mengajar adalah karunia berbicara. Apabila seseorang mengajar, berarti ia
sedang mengajarkan dan menjelaskan kebenaran yang terkandung di dalam firman Allah kepada umat,
supaya akal budi umat diperbarui dan kehidupan mereka diubahkan (Roma 12:2). Para pengajar bertugas
memelihara Injil yang telah dipercayakan kepada mereka dengan pertolongan Roh Kudus (2 Timotius 1:11-
14). Untuk itu, setiap pengajar harus bertekun dalam tugas ini dan setia mengarahkan gereja kepada
penyataan Injil.

Sehubungan dengan pelayanan tersebut, Roh Kudus senantiasa memberikan kemampuan kepada para
pengajar dalam menyampaikan, menjelaskan dan menguraikan firman Tuhan secara terperinci dalam
membangun umat Tuhan (Efesus 4:12). Pengajaran yang diberikan memiliki satu tujuan utama, yaitu
memelihara kebenaran firman sehingga menghasilkan kekudusan. Dengan pimpinan Roh Kudus umat
Tuhan akan moenolong jemaat mengambil komitmen untuk memiliki gaya hidup saleh yang sesuai dengan
firman Tuhan. Dalam 1 Timotius 1:5 dikatakan, bahwa sasaran pendidikan Kristen adalah "kasih yang
timbul dari hati yang suci, dari hati nurani yang murni dan dari iman yang tulus ikhlas." Melalui pernyataan
ini kita mengetahui bahwa bukan pengajarannya saja yang penting tapi juga bagaimana ia menghidupinya,
yaitu dengan mewujudkan kasih, kemurnian, iman, dan kesalehan.

2. Memperlengkapi Gereja Universal

Pada umumnya, gereja memiliki dua fungsi utama, yaitu pelayanan ke dalam dan pelayanan ke luar.

A. Fungsi ke Dalam

Setiap gereja berfungsi sebagai tempat bersekutu para umat untuk bersama-sama menyembah Allah.
Gereja adalah keluarga Allah yang berkumpul untuk bersekutu (koinonia), saling mengasihi, bertumbuh dan
mewujudkan rencana Allah.

Pada dasarnya, setiap umat dalam sebuah persekutuan umat (gereja) perlu dibangun imannya melalui
pengajaran dan sakramen-sakramen gereja. Sehingga, dengan demikian mereka akan memiliki
pemahaman iman yang benar dan mencapai tujuan bersama gereja, yaitu semakin serupa dengan Kristus.
Tidak hanya itu, umat juga perlu diperlengkapi dengan kebenaran firman Tuhan supaya mereka dapat
menjalani kehidupan dengan benar dan setia menjalankan setiap kewajibannya sebagai umat Tuhan, baik
terhadap gereja, sesama orang percaya dan pelayanan ke luar gereja.

Seluruh pelayanan gereja yang bersifat ke dalam tidak terlepas dari peranan Roh Kudus. Dalam
berjalannya seluruh pelayanan gereja terhadap umat seperti yang disebutkan di atas, Roh Kudus
senantiasa memelihara, memimpin dan memperlengkapi gereja sehingga gereja dapat menjalankan
pelayanannya terhadap umat dengan baik.

B. Fungsi ke Luar

Fungsi gereja yang bersifat ke luar meliputi: pemberitaan Injil (kerygma) dan pelayanan sosial (diakonia).
Pelayanan sosial (diakonia), merupakan tugas yang berada di bawah pelayanan penginjilan (kerygma),
karena pelayanan sosial tidak dapat dipisahkan dari pelayanan penginjilan. Tugas utama gereja ke luar
adalah memberitakan Injil kepada dunia, bukan memperbaiki ataupun menyempurnakan kesejahteraan
masyarakat. Sehubungan dengan pelayanan penginjilan dan pelayanan sosial gereja, kita akan melihat
lebih jauh lagi pada pembahasan berikut ini.

i. Penginjilan

Apakah penginjilan itu? Penginjilan dapat diartikan sebagai usaha memberitakan kabar baik tentang
Yesus Kristus yang telah mati dan bangkit untuk menebus dosa manusia. Dan bagi mereka yang
percaya Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, maka dosanya akan diampuni Allah dan menerima
kehidupan kekal bersama dengan Allah di surga.

Lalu, mengapa orang percaya harus menginjili? Alasan yang pertama, dalam Kisah Para Rasul 2:4-11;
41, firman Tuhan mengatakan bahwa Roh Kudus akan membuka mata rohani orang-orang yang
belum percaya supaya mereka diinsafkan akan dosa mereka. Kedua, setiap orang percaya yang telah
menerima Roh Kudus dan dipenuhi-Nya, pasti memiliki kesadaran dan panggilan untuk memberitakan
Injil. Sebab, Roh Kudus akan berperan penuh dalam diri setiap orang percaya supaya mereka menjadi
saksi-Nya (Kisah Para Rasul 1:8). Untuk itu, sudah seharusnya setiap orang percaya siap menjadi
pekerja tangguh yang rela hidup dan mati bagi pekerjaan Kristus seperti yang dilakukan oleh para
murid Yesus.

ii. Melayani dunia

Tugas gereja yang kedua adalah pelayanan sosial (diakonia). Sebagai orang percaya, kita perlu
menyadari bahwa Roh Kudus berkarya dalam setiap aspek kehidupan manusia. Contohnya, Roh
Kudus memimpin dan menggerakkan para murid Yesus ketika mereka memberikan kesaksian tentang
kasih dan kemuliaan Allah kepada dunia. Sebab, tanpa pimpinan Roh Kudus, tidak mungkin seorang
pun dapat mengerjakan sesuatu untuk Tuhan dengan baik. Satu hal yang harus kita pahami tentang
pelayanan diakonia adalah, bahwa menolong kesejahteraan ekonomi masyarakat memang sangat
perlu, namun bukan berarti hal itu yang menjadi tujuan utamanya. Jika gereja ikut ambil bagian dalam
melayani kebutuhan sosial adalah karena tubuh Kristus harus menjadi terang di dunia. Keberanaan
gereja haruslah menjadi perpanjangan tangan Tuhan untuk menolong sesama. Sedangkan tujuan
utama pelayanan diakonia adalah supaya nama Tuhan dimuliakan di manapun tubuh Kristus berada.

Pelajaran 05 - KARUNIA-KARUNIA ROH KUDUS

KARUNIA-KARUNIA ROH KUDUS

Pada pelajaran ini, kita akan melihat karya Roh Kudus dalam menganugerahkan karunia kepada tubuh Kristus.
Secara terperinci, karya Roh Kudus sehubungan dengan pemberian karunia akan dijelaskan dalam pembahasan
berikut ini.

1. Karunia Roh Kudus

Setiap gereja memiliki pemahaman yang berbeda-beda tentang karunia Roh Kudus. Namun, marilah kita
kembali kepada Alkitab supaya kita memiliki pemahaman yang benar tentang karunia Roh Kudus. Karunia Roh
Kudus adalah kemampuan rohani yang dianugerahkan oleh Roh Kudus setelah kita lahir baru, agar kita dapat
melayani Tuhan dengan baik. Karunia Roh Kudus berbeda dengan bakat atau kepandaian yang dimiliki
seseorang sejak lahir. Bakat dan kepandaian adalah anugerah umum yang diberikan Tuhan kepada semua
orang, baik orang percaya maupun bukan.

Setelah seseorang mengalami kelahiran baru dan hidup baru, Roh Kudus memperlengkapi orang tersebut
dengan karunia khusus, tujuannya supaya ia dapat melayani, bertumbuh dan berbuah bagi Kristus. Dalam
Perjanjian Baru, dijelaskan bahwa karunia Roh Kudus hanya dimiliki oleh setiap orang yang telah mengalami
lahir baru (Roma 12:3-8; 1 Korintus 12:7-11; Efesus 4:7,16; 1 Petrus 4:10). Paulus mengajarkan, bahwa setiap
anggota tubuh Kristus mempunyai tugas yang bermanfaat untuk melayani anggota-anggota tubuh lainnya.
Artinya, setiap orang percaya dipanggil menjadi anggota tubuh Kristus dengan perlengkapan rohani yaitu
Karunia Roh Kudus untuk melayani satu sama lain.

Beberapa pandangan alkitabiah tentang karunia Roh Kudus yang harus dipegang oleh gereja Tuhan, yaitu:

A. Pemberian karunia Roh Kudus adalah menurut kehendak Roh Kudus, diberikan sebagai bekal untuk
melayani pekerjaan Tuhan (1 Korintus 12:11).

B. Pemberian karunia Roh Kudus masih berlangsung hingga kini, tidak hanya pada zaman para Rasul saja (1
Korintus 3:8).

C. Pemberian karunia Roh Kudus adalah untuk kepentingan bersama, yaitu untuk pertumbuhan dan
pembangunan tubuh Kristus, bukan untuk kebanggaan atau kesenangan pribadi (1 Korintus 12:7; 14:5,12).

D. Semua karunia sama-sama penting, walaupun ada beberapa karunia yang terkesan lebih menonjol atau
justru kurang berarti dibanding yang lain (1 Korintus 12:22-25).

E. Tidak ada orang percaya yang memiliki semua karunia. Demikian pula, tidak ada yang tidak diberi karunia
oleh Tuhan. Sebab, seperti halnya tubuh yang memiliki banyak anggota namun dengan fungsi yang
berbeda-beda, demikianlah juga dengan tubuh Kristus (1 Korintus 12:28-30).
2. Macam-Macam Karunia Roh Kudus

Dalam 1 Korintus 12:11, dikatakan bahwa Roh Kudus memberikan berbagai karunia kepada tubuh Kristus
sesuai dengan apa yang Ia kehendaki.

A. Karunia Berkata-kata Dengan Hikmat

Karunia berkata-kata dengan hikmat adalah kemampuan untuk berkata-kata dengan hikmat dan otoritas
yang dianugerahkan oleh Roh Kudus kepada orang-orang tertentu. Karunia ini memampukannya
memahami hikmat Tuhan dan menyampaikannya kepada orang lain pada suatu keadaan atau masalah
tertentu (Kisah Para Rasul 6:10; 15:13-22). Salah satu contoh adalah dalam kisah raja Salomo (1 Raja-raja
3:16-28). Secara penggunaan, karunia ini dapat muncul secara tiba-tiba dalam suatu keadaan yang
mendesak. Karunia ini berbeda dengan hikmat yang diberikan Allah setiap harinya. Hikmat Allah yang
dimiliki orang percaya dapat diperoleh melalui ketekunan dalam mempelajari dan merenungkan firman
Tuhan (Yakobus 1:5-6).

B. Karunia Berkata-kata Dengan Pengetahuan

Adalah kemampuan rohani untuk menyatakan suatu pengetahuan tentang seseorang, keadaan, dan
kebenaran dengan pimpinan dari Roh Kudus. Salah satu contoh dalam Alkitab yang menggambarkan
karunia pengetahuan adalah kisah Petrus yang menyatakan kesalahan Ananias dan Safira (Kisah Para
Rasul 5:1-11). Pada saat itu, Roh Kudus memberikan karunia berkata-kata kepada Petrus sehingga ia
mampu menegur Ananias dan Safira atas dusta mereka terhadap Roh Kudus dan jemaat. Roh Kudus
sering memberikan karunia ini kepada seseorang dalam pelayanan khotbah maupun konseling. Sebab,
hanya Roh Kudus yang dapat memampukan seorang pelayan Tuhan untuk berkata-kata dengan
pengetahuan tentang keadaan dan kebutuhan umat Tuhan.

C. Karunia Iman

Karunia iman adalah kemampuan rohani yang diberikan Roh Kudus kepada seseorang untuk melakukan
perkara ajaib. Contoh dalam Alkitab adalah tentang iman yang mampu memindahkan gunung (1 Korintus
13:2). Perlu dipahami, bahwa Iman yang dimaksud di sini bukanlah iman keselamatan seperti iman ketika
seseorang menerima Yesus sebagai Juru Selamat. Berkaitan dengan karunia iman, Yesus Kristus
mengajarkannya tentang iman yang sejati, yaitu:

i. Iman sejati adalah iman yang percaya kepada Pribadi Allah Tritunggal, bukan pada "iman" yang
mampu memberikan kuasa (Markus 11:22).

ii. Iman sejati adalah kesadaran yang diberikan Allah di dalam hati kita, bahwa doa-doa kita dikabulkan
(Markus. 11:23).

iii. Iman sejati selalu membawa manusia untuk semakin mendekat kepada Kristus dan firman-Nya, serta
membuatnya semakin berserah dan yakin kepada-Nya (Roma 10:17; Filipi 3:8-15). Untuk itu, setiap
orang percaya harus mencari Kristus sebagai Pencipta dan Penyempurna iman (Ibrani 12:2).

iv. Penganugerahan iman sejati bertujuan untuk melaksanakan kehendak Tuhan dan mengungkapkan
kasih-Nya, bukan untuk kepentingan pribadi (Yakobus 4:3).

D. Karunia Kesembuhan

Karunia kesembuhan adalah kemampuan rohani untuk menerima kuasa untuk memulihkan keadaan fisik,
jiwa, rohani dan lainnya secara adikodrati. Dalam 1 Korintus 12:9, kata "karunia" (Yunani "kharismata")
ditulis dalam bentuk jamak yaitu "karunia-karunia" sehingga kata ini bisa diartikan sebagai "karunia-karunia
berbagai jenis penyembuhan". Dari penjelasan tersebut, dapat dikatakan bahwa karunia kesembuhan dapat
memulihkan gangguan berupa berbagai penyakit, baik fisik, jiwa, sosial, rohani, dsb..

Dalam Alkitab, Tuhan Yesus melakukan beberapa penyembuhan yang berdampak pada beberapa aspek.
Salah satu contohnya adalah ketika Ia menyembuhkan seorang yang sakit kusta (Matius 8:1-4). Saat itu
Yesus tidak hanya menyembuhkan gangguan fisiknya, tetapi juga mental dan sosialnya, yaitu dengan
menyuruh orang tersebut pergi kepada imam untuk meminta peneguhan. Sehubungan dengan karunia
penyembuhan, kita tidak boleh menekankan penyembuhan medis dengan meremehkan proses
kesembuhan ilahi. Sebaliknya, kita juga tidak boleh meremehkan proses kesembuhan medis dengan
menekankan kesembuhan ilahi.
E. Karunia Kuasa Mukjizat

Kemampuan kuasa mukjizat adalah kemampuan rohani yang dianugerahkan oleh Roh Kudus kepada orang
percaya untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang mengandung kuasa adikodrati. Kuasa adikodrati
tersebut biasanya dapat mengubah tatanan hukum alam yang normal. Dalam 1 Korintus 12:10, kata
"kuasa" atau "mukjizat" ditulis dalam bahasa Yunani "energemata" dan dynameon". Kedua kata tersebut
dipakai secara bersamaan untuk memberikan penekanan ganda yang menunjuk pada kuasa adikodrati
yang diperlukan untuk menundukkan kuasa-kuasa besar lainnya yang melampaui kekuatan normal
manusia. Misalnya kuasa untuk mengusir kuasa setan.

F. Karunia Bernubuat

Karunia bernubuat adalah kemampuan yang dianugerahkan Roh Kudus kepada orang percaya untuk
menyampaikan kehendak Allah kepada umat-Nya dan menyingkapkan hal-hal yang akan terjadi di masa
depan. Ketika seseorang memiliki karunia tersebut, maka dengan kehendak Roh Kudus ia akan mampu
menyampaikan kehendak Tuhan dan pesan ilahi kepada umat Tuhan sesuai dengan kebenaran firman
Tuhan.

Adanya karunia ini sesungguhnya untuk melengkapi fungsi pelayanan kenabian dalam gereja yang
bertujuan untuk membangun, menasihati dan menghibur tubuh Kristus (1 Korintus 14:3). Kata "menasihati",
pada ayat tersebut, dalam bahasa Yunani ditulis "paraklesis" yang dekat dengan kata "parakletos", arti dari
kata tersebut adalah "menghibur". Melalui definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa tujuan diberikannya
karunia nubuat kepada tubuh Kristus adalah untuk membangun iman dan memberikan pengharapan bagi
setiap orang yang berada dalam tekanan hidup. Karunia nubuat hanya diberikan kepada beberapa orang
percaya saja, dan orang tersebut harus berfungsi sebagai nabi dalam jemaat.

Berikut adalah beberapa sikap yang harus diambil oleh orang percaya dalam menanggapi berita nubuat:

i. Semua nubuat harus diuji, apakah sesuai dengan standar kebenaran Alkitab atau tidak (bdk. Ulangan
13:1-3). Orang percaya harus mencari penggenapannya, mempersiapkan diri untuk suatu
kemungkinan tentang tergenapi atau tidaknya suatu nubuat (bdk. Ulangan 18:22).

ii. Jika nubuat yang disampaikan berupa nasihat, maka jemaat harus bertanya tentang apa yang harus
mereka perbuat untuk menaati kehendak Tuhan.

G. Karunia Membedakan Roh

Karunia untuk membedakan bermacam-macam roh adalah kemampuan rohani yang dianugerahkan Roh
Kudus kepada orang percaya untuk mengetahui sumber dari setiap pengajaran yang dimiliki gereja dan hal-
hal bersifat rohani lainnya, apakah hal-hal itu bersumber dari hikmat Allah atau bukan. Sebab, pada
kenyataannya ada hal-hal rohani ataupun pengajaran yang tidak berasal dari kuasa Tuhan (Yakobus 3:15).

Ketika Roh Kudus melengkapi gereja dengan menganugerahkan karunia membedakan roh kepada
seseorang, maka kecil kemungkinan bagi gereja untuk jatuh dalam berbagai penyesatan. Sebab, jika gereja
mampu membedakan sumber suatu pengajaran yang bukan dari Tuhan, maka gereja juga akan mampu
menjaga kemurnian pengajarannya untuk tetap bersandar kepada kebenaran Alkitab.

H. Karunia Bahasa Roh

Karunia bahasa roh adalah kemampuan khusus yang dimiliki oleh orang percaya untuk berbicara dalam
bahasa yang tidak diketahui oleh manusia pada umumnya, tetapi hanya dapat diketahui oleh Allah dan
orang yang memiliki karunia menafsirkan bahasa roh (1 Korintus 14:12). Tujuan dari bahasa roh diberikan
adalah untuk membangun diri sendiri, bukan suatu persekutuan jemaat (1 Korintus 14:2-4, 17). Roh Kudus
menganugerahkan karunia bahasa roh hanya kepada orang-orang yang dikehendakinya, bukan kepada
semua orang percaya.

Sehubungan dengan karunia bahasa roh, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan, yaitu:

i. Ada bahasa roh yang merupakan bahasa yang dikenali manusia di bumi (Kisah Para Rasul 2:4-6),
namun ada pula bahasa roh yang sama sekali tidak dikenali manusia di bumi, contohnya adalah
bahasa malaikat (1 Korintus 13:1).
ii. Bahasa roh memampukan seseorang untuk berbicara dalam bahasa yang tidak pernah ia pelajari, dan
bahasa tersebut seringkali tidak dipahami oleh orang yang mengucapkannya dan orang yang
mendengarkannya (1 Korintus 14:14, 16).

iii. Bahasa roh memampukan seseorang untuk berkomunikasi secara langsung dengan Allah (melalui
doa, pujian, dan ucapan syukur), berbicara melalui roh bukan pikiran, dan berdoa bagi diri sendiri atau
orang lain dalam tuntunan Roh Kudus (1 Korintus 14:2,4, Yudas 1:20).

iv. Bahasa roh yang diucapkan dalam suatu perhimpunan jemaat harus ditafsirkan sesuai dengan isi dan
artinya kepada perhimpunan tersebut (1 Korintus 14:3, 27-28).

v. Ketika seseorang berbicara dalam bahasa roh dalam jemaat, maka harus diatur, yaitu satu per satu.
Selain itu, janganlah si pembicara dalam keadaan ekstase atau lepas kendali (1 Korintus 14:27-28)

I. Karunia Menafsirkan Bahasa Roh

Karunia menafsirkan bahasa roh adalah kemampuan yang diberikan oleh Roh Kudus kepada orang
percaya untuk mengerti dan kemudian menyampaikan arti suatu perkataan yang diucapkan dalam bahasa
roh. Fungsi dari penafsiran bahasa roh adalah sebagai petunjuk untuk penyembahan, doa dan nubuat.

Setiap bahasa roh yang ditafsirkan selalu mampu membangun suatu perhimpunan jemaat jika mereka
menanggapinya (1 Korintus 14:6, 13). Selain itu, karunia bahasa roh dapat diberikan kepada orang yang
berkata-kata dengan bahasa roh atau kepada seorang yang lainnya. Setiap orang yang memiliki karunia
bahasa roh, sebaiknya ia berdoa kepada Tuhan supaya memiliki karunia untuk menafsirkan bahasa roh (1
Korintus 14:13).

3. Karunia Roh Kudus Bagi Orang Percaya

Fakta tentang keberagaman karunia yang dianugerahkan Roh Kudus sering membuat orang percaya bertanya
tentang karunia yang dimiliki. Lalu, bagaimanakah caranya supaya seseorang dapat mengetahui karunia apakah
yang dianugerahkan Roh Kudus kepadanya? Berikut adalah beberapa cara yang dapat dipakai untuk
mengetahuinya:

A. Berdoa, memohon hikmat Tuhan untuk mengetahui karunia apakah yang dimiliki.

B. Mempelajari firman Tuhan. Sebab banyak bagian firman Tuhan yang menjelaskan tentang karunia-karunia
Roh Kudus. Dengan demikian, wawasan kita akan bertambah dan memiliki keterbebanan untuk melayani
Tuhan dengan karunia yang untuk saat ini belum diketahui.

C. Bertanya kepada orang yang memiliki kerohanian lebih dewasa atau kepada saudara seiman tentang
karunia yang dimiliki. Karena orang lain pasti lebih paham tentang dampak pelayanan seorang yang lain
dan karunia apa yang mungkin ada dalam dirinya.

D. Mencoba mengerjakan segala bentuk pelayanan. Dengan demikian, akan diketahui karunia mana yang
dimiliki. Sebab, seseorang tidak akan pernah mengetahui karunianya jika ia tidak pernah mencoba suatu
pelayanan. Dan akibatnya seringkali karunia tersebut terpendam karena tidak pernah dipraktikkan.

E. Ketika mulai menyadari karunia yang dimiliki, segera menyerahkan karunia tersebut kepada Tuhan supaya
Tuhan semakin mempertajam karunia tersebut sehingga berguna bagi pelayanan.

F. Terus belajar dan berlatih supaya kepekaan dari karunia yang dianugerahkan Roh Kudus semakin tajam
dan teguh.

G. Menjaga karunia yang telah dianugerahkan Roh Kudus dengan menjaga kekudusan hidup dan rendah hati,
serta hidup yang dipimpin oleh Roh.
Pelajaran 06 - DOSA TERHADAP ROH KUDUS

DOSA TERHADAP ROH KUDUS

1. Arti Dosa Terhadap Roh Kudus

Dalam pelajaran sebelumnya kita telah belajar tentang karunia-karunia Roh Kudus bagi orang-orang percaya. Di
mana Roh Kudus hadir dan memberikan karunia-karunia rohani kepada setiap orang yang telah percaya kepada
Yesus Kristus seturut dengan kehendak-Nya. Dan dalam pelajaran ini kita akan belajar tentang perbuatan-
perbuatan dosa yang dapat dilakukan manusia kepada Roh Kudus. Apa sajakah dosa-dosa tersebut, mari kita
belajar bersama.

Roh Kudus ada dalam diri setiap orang yang percaya kepada Yesus. Roh Kudus senantiasa aktif bekerja melalui
hati nurani untuk menjadi penolong, pembimbing dan mengingatkan setiap orang percaya agar senantiasa hidup
menurut kehendak Tuhan. Namun, pada kenyataannya tidak sedikit orang-orang percaya yang justru melakukan
perbuatan-perbuatan dosa terhadap Roh Kudus. Seperti tertulis dalam Roma 8:14 yang berbunyi, "Semua
orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah."

Apakah yang disebut dengan berdosa terhadap Roh Kudus?

Dosa dapat diartikan sebagai pelanggaran terhadap hukum Allah (1 Yohanes 3:4), dan dalam arti luas dapat
didefinisikan sebagai pelanggaran terhadap standar yang telah ditetapkan oleh Allah. Dosa dapat pula dikatakan
sebagai perlawanan dengan atau menentang karakter Allah (Roma 3:23). Jadi, sifat dosa itu sendiri sebenarnya
terletak pada arahnya yang bertentangan dengan Allah (Mazmur 51:6; Roma 8:7).

Dari beberapa definisi tersebut, maka kita dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa dosa terhadap Roh Kudus
adalah setiap tindakan manusia yang arahnya bertentangan atau melawan pribadi Roh Kudus. Roh Kudus hidup
di dalam diri orang percaya terutama untuk memimpin mereka hidup dalam Roh. Tapi orang percaya tidak selalu
mau menuruti-Nya, mereka kadang lebih memilih menuruti keinginan daging daripada hidup menuruti Roh
Kudus. Alkitab mengatakan bahwa Roh Kudus adalah pribadi dan Ia adalah Allah. Maka, ketika seseorang
melakukan suatu perbuatan di mana perbuatan itu menyimpang dan melawan Roh Kudus, maka tentu saja
tindakan tersebut adalah dosa. Itulah yang disebut sebagai dosa terhadap Roh Kudus.

Seperti yang tertulis dalam Alkitab, bahwa Roh Kudus telah tinggal di dalam diri seseorang ketika ia menerima
Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi. Oleh sebab itu, sudah selayaknya bagi orang percaya untuk
senantiasa hidup di dalam Roh dengan menyadari keberadaan Roh Kudus dan menghormati Roh Kudus
sebagai pribadi yang memimpin hidupnya agar seturut dengan kehendak Allah. Setiap orang percaya yang
senantiasa berusaha untuk taat kepada Roh Kudus, hidupnya akan menghasilkan buah Roh Kudus (Galatia
5:22-23), maka ia akan memuliakan Allah Bapa dan Tuhan kita Yesus Kristus. Dengan demikian, ia tidak
berdosa terhadap Roh Kudus. Sementara itu, bagi orang yang berdosa terhadap Roh Kudus, yaitu yang
melakukan suatu perbuatan yang melawan dan menentang Roh Kudus, maka ia telah mendatangkan hukuman
atas dirinya sendiri.

2. Bentuk-Bentuk Dosa Terhadap Roh Kudus

Ada banyak ajaran baru muncul sehubungan dengan doktrin Roh Kudus sejak abad 20, yang mungkin secara
sengaja atau tidak sengaja justru menyebabkan kita melakukan perbuatan-perbuatan yang berdosa terhadap
Roh Kudus. Berikut ini akan kita pelajari beberapa istilah sehubungan dengan perbuatan-perbuatan dosa
terhadap Roh Kudus yang disebutkan dalam Alkitab.

A. Menolak Roh Kudus

Menolak Roh Kudus adalah dosa yang diperbuat oleh orang-orang yang tidak percaya kepada Yesus
Kristus. Konsekuensi dari dosa menolak Roh Kudus adalah kematian kekal. Karena jika seseorang menolak
Roh Kudus untuk hadir dalam hidupnya, maka dia juga telah menolak Yesus sebagai Anak Allah untuk
menjadi korban tebusan bagi dosa-dosanya. Karena natur manusia adalah berdosa, dan konsekuensi dosa
adalah kematian kekal. Dan hanya dengan darah Yesus, Anak Allah, manusia dapat diperdamaikan dengan
Allah. Seperti tertulis dalam Kitab Yohanes 3:16 "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga
Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak
binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."

Stefanus, martir pertama dalam sejarah Kekristenan dengan tegas berkata kepada orang-orang Yahudi
yang akan membunuhnya. Dalam Kisah Para Rasul 7:51, tertulis "Hai orang-orang yang keras kepala dan
yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu,
demikian juga kamu." Stefanus menyamakan orang Yahudi dengan nenek moyang mereka yang telah
menolak pemberitaan nabi-nabi utusan Allah, padahal pemberitaan para nabi itu diilhamkan oleh Roh
Kudus. Maka Stefanus mengingatkan, jika mereka menolak mendengarkan rasul-rasul Kristus dan orang
yang telah dipilih oleh Roh Kudus untuk berbicara, maka mereka juga menolak Roh Kudus.

B. Menghujat Roh Kudus

Dalam Injil dikatakan bahwa dosa yang tidak dapat diampuni, adalah dosa menghujat Roh Kudus, seperti
tertulis dalam Matius 12:31, "Sebab itu Aku berkata kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia akan
diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni." Sikap menolak dan tidak mengakui
pekerjaan Roh Kudus inilah yang dimaksud dengan menghujat Roh Kudus. Artinya, walaupun mengetahui
Roh Kudus yang berkarya, namun tetap menyangkal-Nya dengan menyatakan bahwa karya Roh Kudus itu
sebagai pekerjaan Iblis.

Mengapa dosa menghujat Roh Kudus tidak dapat diampuni?

Semua manusia memiliki potensi untuk berbuat dosa, tidak terkecuali orang-orang yang sudah percaya
kepada Yesus Kristus. Namun, dengan pertobatan yang sungguh-sungguh dan memohon pengampunan
kepada Tuhan Yesus, maka dosa-dosa yang telah diperbuatnya dapat diampuni. Akan tetapi tidak demikian
dengan perbuatan dosa yang menghujat Roh Kudus. Karena perbuatan dosa ini dilakukan oleh orang-
orang yang tidak percaya kepada Yesus, dan membenci segala kebenaran tentang Yesus Kristus.
Sehingga barangsiapa melakukan perbuatan dosa menghujat Roh Kudus, seperti tertulis dalam Alkitab
maka dosanya tidak dapat diampuni. Seseorang yang menghina Yesus masih dapat diampuni karena
mungkin ia belum mengenal siapa Yesus. Namun, menghujat Roh Kudus merupakan dosa yang tidak
terampuni, karena Roh Kudus sudah menerangi hatinya dan mengerti kebenaran tapi dengan sengaja tidak
menerima-Nya, bahkan menyangkali-Nya.

Dalam Kitab Injil diceritakan kisah tentang perdebatan antara Yesus Kristus dan beberapa ahli Taurat.
Mereka datang dari Yerusalem ke Galilea untuk melihat pengajaran yang diberitakan oleh Yesus Kristus.
Bagi mereka Yesus Kristus tidak lebih dari seorang guru yang melakukan penyesatan di antara orang-orang
Galilea. Sekalipun mereka telah mendengar pengajaran Yesus dan melihat banyak mukjizat yang dilakukan
oleh Yesus, mereka tetap saja menuduh bahwa segala mukjizat yang dilakukan Yesus adalah kuasa yang
datangnya dari setan, seperti tertulis dalam Markus 3:22, "Ia kerasukan Beelzebul dan dengan penghulu
setan Ia mengusir setan."

Beelzebul adalah nama dewa orang Kanaan yang berarti "Tuhan dari tempat yang tinggi", namun dalam hal
ini digunakan oleh para ahli Taurat itu untuk menunjukkan dari mana kuasa Yesus berasal. Ketika Yesus
mengetahui hal itu, Ia berkata bahwa tidak mungkin kuasa setan dapat diusir dengan pertolongan setan
pula. Selanjutnya Ia menyatakan bahwa mereka telah menghujat Roh Kudus. Mengapa? Karena dengan
sengaja mereka menganggap apa yang dilakukan Roh Kudus berasal dari setan.

Satu contoh lagi perbuatan dosa menghujat Roh Kudus, yaitu pada saat Yesus sedang mengajar tentang
Kerajaan Allah dan kesembuhan dari roh jahat di tengah-tengah pelayanan-Nya. Para ahli Taurat melihat
terjadinya kesembuhan itu, namun mereka tetap menuduh bahwa Yesus telah melakukan semuanya itu
dengan bantuan penghulu setan. Mata mereka tertutup rapat bagi terang Allah, bagi mereka terang itu telah
menjadi kegelapan, yang baik telah menjadi yang jahat, dan yang tidak benar di mata mereka adalah
kebenaran.

"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya,
semua hujat yang mereka ucapkan. Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat
ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal." (Markus 3:28-29)

C. Mendustai Roh Kudus

Di dalam kitab Perjanjian Baru, terdapat suatu kisah yang menggambarkan tentang adanya perbuatan dosa
mendustai Roh Kudus yang dilakukan oleh pasangan suami istri, yaitu Ananias dan Safira. Kata mendustai
dalam kisah ini berasal dari kata kerja bahasa Yunani "Pseudomai" yang berarti "hidup dalam kepalsuan".
Hal ini merupakan ungkapan keprihatinan Rasul Petrus atas tindakan yang dilakukan oleh Ananias dan
Safira. Mungkin kelihatannya dosa Ananias dan Safira tidak begitu besar, tetapi masalah utamanya adalah
mereka telah mendustai Roh Kudus.

Pada awalnya Ananias merasa iri terhadap Barnabas yang dipuji karena telah memberikan seluruh harta
miliknya pada para Rasul untuk kepentingan pelayanan. Ananias dan Safira ingin mendapatkan
kehormatan yang sama seperti itu, namun mereka melakukannya dengan menipu dan tidak berkata jujur
tentang harta yang dipersembahkannya. Rasul Petrus menegur mereka dengan keras karena telah
melakukan perbuatan dosa yaitu berdusta terhadap Roh Kudus. Dan seketika itu juga Ananias dan Safira
mati, mereka mendapatkan hukuman dari dosa yang telah diperbuatnya.

"Tetapi Petrus berkata: 'Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus
dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu? Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap
kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu? Mengapa engkau
merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah.'"
(Kisah Para Rasul 5:3-4)

D. Mendukakan Roh Kudus

Rasa dukacita seringkali hadir karena kesedihan yang diakibatkan oleh rasa kecewa dan disakiti. Rasa
itulah yang juga dialami oleh Roh Kudus pada waktu orang-orang yang dikasihi-Nya menyakiti dan
mengecewakan-Nya. Roh Kudus sangat mengasihi orang-orang percaya, sebagaimana Yesus mengasihi
orang-orang yang percaya kepada-Nya. Akan tetapi, secara sadar maupun tidak sadar orang-orang
percaya sering menyakiti dan mendukakan Roh Kudus. (Efesus 4:25-31)

Ada beberapa contoh ayat dalam Alkitab yang menjabarkan tentang perbuatan-perbuatan yang dapat
mendukakan Roh Kudus, di antaranya adalah yang bertentangan dengan:

i. Roh Kebenaran (Yohanes 14:17). Segala sesuatu yang bersifat palsu, penipuan, ataupun
kemunafikan berakibat pada mendukakan Roh Kudus.

ii. Roh Iman (2 Korintus 4:13). Segala sesuatu yang bersifat keragu-raguan, ketidakpercayaan,
kegelisahan dan kekhawatiran berakibat mendukakan Roh Kudus.

iii. Roh Kasih karunia (Ibrani 10:29). Segala sesuatu yang ada di dalam kita yang bersifat keras, pahit,
dengki, tidak ramah, tidak mengampuni, atau tidak mengasihi juga berakibat mendukakan Roh Kudus.

iv. Roh Kekudusan (Roma 1:4). Segala sesuatu yang tidak bersih, yang mengotorkan dan menghina juga
berakibat mendukakan Roh Kudus.

Lalu apa yang terjadi jika kita mendukakan Roh Kudus?

Roh Kudus ada di dalam diri setiap orang yang telah percaya kepada Yesus Kristus. Pada waktu seseorang
memiliki hubungan yang dekat dengan Tuhan, maka orang itu akan lebih peka terhadap Roh Kudus.
Namun sebaliknya, jika orang tersebut hidupnya tidak seturut dengan Firman Tuhan, maka peranan Roh
Kudus dalam kehidupan orang tersebut seringkali diabaikan, karena orang tersebut lebih peka terhadap
kata hatinya daripada mendengarkan apa yang dikatakan Roh Kudus.

Pada saat seseorang mendukakan Roh Kudus, maka ia akan kehilangan sukacita dan damai sejahtera
dalam hidupnya. Karena hidupnya jauh dari kehendak Tuhan. Dan jika orang tersebut berbalik dari segala
perbuatannya yang jahat di mata Tuhan, maka Roh Kudus akan memberikan kembali damai sejahtera dan
sukacita itu dalam hidupnya. Ini terjadi karena Roh Kudus menginginkan setiap orang yang telah percaya
kepada Yesus Kristus memiliki kualitas hidup yang Tuhan kehendaki.

"Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari
penyelamatan." (Efesus 4:30)

E. Memadamkan Roh Kudus

Memadamkan Roh Kudus adalah salah satu perbuatan yang seringkali dilakukan oleh orang-orang
percaya. Kata memadamkan berarti "mematikan atau menonaktifkan," hal ini dapat dihubungkan dengan
gambaran yang dijelaskan dalam firman Tuhan mengenai Roh Kudus sebagai api. Pada waktu kita
memadamkan Roh Kudus yang ada dalam diri kita, maka kita secara sadar maupun tidak sadar kita telah
memadamkan kerohanian kita. Gambaran api memberikan dua aspek:

i. Api akan tetap menyala selama bahan bakar masih tersedia, dan api akan padam ketika tidak ada lagi
bahan bakar. Bahan bakar di sini adalah bagaimana kita harus terus mengobarkan iman kita di dalam
Yesus, yaitu dengan terus-menerus membaca firman-Nya, berdoa, bersaksi, mengabarkan Injil,
memakai karunia yang diberikan untuk pelayanan dan masih banyak lagi. Dengan demikian, Api Roh
Kudus akan terus menyala dalam diri kita, dan akan selalu menuntun kita dalam perjalanan iman
seturut dengan firman Tuhan.
ii. Api dapat padam ketika kita menyiramnya dengan air, atau menimbunnya dengan tanah. Demikian
juga dengan perbuatan dosa, yang mengakibatkan api Roh Kudus menjadi padam dan tidak bekerja
dalam diri orang-orang percaya.

Seperti tertulis dalam 1 Tesalonika 5:19; "Janganlah padamkan Roh." Hal ini dapat diartikan bahwa,
jangan memadamkan pekerjaan roh Kudus dalam hidup kita. Karena tanpa pertolongan Roh Kudus,
hidup kita akan jauh dari kehendak Tuhan

Anda mungkin juga menyukai