A. PENGERTIAN/DEFINISI
1. Arti etimologis (asal kata) Istilah "Teologia" berasal dari 2 kata Yunani,
yaitu: theos artinya "Allah"; dan logos artinya "perkataan, uraian, pikiran, ilmu".
Sedangkan "Sistematika" berasal dari kata sustematikos, artinya penempatan/
penyusunan secara tepat.
2. Definisi Istilah "Teologia" dapat dimengerti dalam arti sempit atau arti luas. Arti luas:
mencakup seluruh pokok studi (disiplin ilmu) dalam pendidikan teologia. Arti sempit:
usaha meneliti iman Kristen dari aspek doktrinnya saja yang sering disebut sebagai
Teologia Sistematika.
Definisi umum: Teologia ialah pengetahuan yang rasional tentang Allah dan
hubungannya dengan karya/ciptaan-Nya seperti yang dipaparkan oleh Alkitab.
Definisi khusus: Teologia Sistematika ialah bagian dari divisi Teologia. yang
mengatur secara terperinci dan berurutan tema-tema dari ajaran doktrin dalam
Alkitab.
3. Pengertian Teologia sebagai Ilmu Teologia meskipun tidak memiliki fakta-fakta yang
dapat diukur secara empiris (seperti ilmu-ilmu modern sekarang ini) tetap dapat
disebut sebagai ilmu karena, sesuai dengan salah satu definisi "ilmu", teologia adalah
suatu usaha untuk memberikan penjelasan tentang Allah, yang diperoleh dari Alkitab
(sebagai penyataan Allah yang tidak berubah), dengan cara yang sistematis.
a. Dapat dimengerti oleh pikiran manusia dengan cara teratur dan rasional.
b. Menuntut adanya penjelasan secara metodologis
c. Menyajikan kebenaran
d. Mempunyai nilai yang universal
e. Memiliki objek yang diteliti
B. TEMPAT TEOLOGIA
Pertanyaan yang sering timbul adalah, kalau Teologia adalah pengenalan tentang Allah dan
karya-Nya, bagaimana hubungan Teologia dengan ilmu-ilmu yang lain (musik, filsafat,
sosiologi, kedokteran, dll? Dengan percaya bahwa seluruh kebenaran adalah berasal dari
Allah, maka tidak seharusnya Teologia bertentangan dengan disiplin-disiplin ilmu yang lain,
baik itu kebenaran alam, filsafat, musik, dll., bahkan seharusnya mereka akan saling
melengkapi.
C. PENTINGNYA MEMPELAJARI TEOLOGIA SECARA SISTEMATIS
D. SUMBER TEOLOGIA
1. Alkitab Sebagai sumber yang paling utama yang menjadi otoritas tertinggi dan mutlak
bagi iman dan kehidupan Kristen.
2. Tradisi gereja Khususnya dari Bapak-bapak Gereja, dan perkembangan pengajaran di
gereja dari jaman ke jaman, yaitu tentang apa yang diterima/ditolak oleh gereja
sepanjang sejarah.
3. Buku-buku Lain Sumber-sumber lain berasal dari buku-buku yang sudah "jadi" yang
dihasilkan oleh teologia biblika, historika atau filosofika untuk dipergunakan sebagai
sarana membantu menyelidiki Alkitab dengan lebih sehat.
Catatan: sumber ke 2 dan ke 3 adalah sumber lain-lain yang bisa dipakai untuk membantu,
namun demikian kebenaran dari sumber-sumber tsb. harus ada di bawah penghakiman/terang
Alkitab.
E. METODE TEOLOGIA
1. Syarat-syarat
a. Presupposisi (praduga awal) Setiap orang mengawali pemikiran dengan
anggapan (asumsi)
b. Mempunyai perlengkapan rohani dan sikap yang taat. Seorang yang
mempelajari Alkitab tidak mungkin bersikap objektif, karena ia harus percaya
terlebih dahulu bahwa Alkitab adalah Firman Allah yang tidak mungkin salah
(iman mendahului rasio). "Karena percaya, orang mengerti" (Augustinus).
Rasio adalah alat yang dipakai untuk mengerti pengetahuan.
c. Membutuhkan penerangan Roh (iluminasi)
1. harus percaya
2. harus berpikir
3. harus mempunyai ketergantungan
4. sikap ibadah (penyembahan)
2. Keterbatasan teologia
a. Keterbatasan pemikiran manusia untuk memikirkan pikiran Allah yang tidak
terbatas.
b. Kekurangan ilmu pengetahuan pembantu.
c. Keterbatasan bahasa manusia.
d. Kekurangan ketrampilan untuk menguasai dan mengartikan secara tepat
Alkitab secara utuh dan menyeluruh. (hermeneutik).
e. Bungkamnya penyataan lanjutan.
f. Pengaruh dosa dan kehendak daging.
3. Metode-metode Teologia
a. Metode Charles Hodge Memakai metode induktif, yaitu dengan
mengumpulkan fakta-fakta, kemudian ditarik kesimpulan. Alkitab adalah
gudang fakta (yang tidak dapat dicerna disingkirkan, karena, tidak diterima
oleh rasio).
b. Metode Karl Barth Teori Barth mengatakan: bahwa manusia tidak mungkin
mengenal Allah (karena di luar jangkauan rasio manusia). Oleh karena itu
Allah yang mencari manusia. Imanlah yang membantu manusia untuk bisa
bertemu Allah (yang mencari mereka). Karena Allah ada di luar jangkauan
manusia maka Allah menjadi "tersembunyi". Satu-satunya cara manusia untuk
menerima kebenaran adalah melalui cara supranatural dan Allah harus
menemui manusia langsung sehingga manusia mempunyai bukti pengalaman
tentang Dia. Maka pernyataan teologis harus didasarkan pada pengalaman
supranatural itu.
c. Metode Torrance Ilmu adalah suatu keterbukaan terhadap obyek. Ilmu
terjadi, karena manusia menaklukkan diri pada obyek penelitiannya yang
intrinsik, yang untuk nantinya manusia mampu memberikan penjelasan
rasionalitasnya terhadap obyek itu. Teologi juga demikian meskipun teologi
mempunyai jenis rasionalitas sendiri, tidak perlu sama dengan rasionalitas
disiplin ilmu yang lain.
Teologi yang obyektif adalah sejauh mana teologi tunduk dan terbuka pada
obyek penelitiannya. Torrance menyangkal bahwa Obyeknya adalah Allah,
karena Allah harus menjadi subyek, maka kalau begitu obyek lah (Allah) yang
akan mempertanyakan tentang manusia.
Dengan demikian unsur terpenting dalam metode ini adalah penafsiran (karena
segala sesuatunya harus ditafsirkan). Penafsiran yang tepat akan menghasilkan
produk teologi yang tepat. Untuk itu seorang penafsir harus melakukan hal-hal
berikut ini:
F. PEMBAGIAN TEOLOGIA
1. Dalam arti luas Teologia, sebagai keseluruhan pokok studi pendidikan Teologia,
dibagi menjadi:
a. Teologia Biblika (Eksegetis) Teologia yang berurusan dengan penelahaan isi
naskah Alkitab dan alat- alat bantunya, untuk tujuan menggali, mengerti dan
mengartikan apa yang ditulis dalam Alkitab.
b. Teologia Historika (Sejarah) Teologia yang berurusan dengan sejarah umat
Allah, Alkitab dan gereja, untuk tujuan mengikuti dan menyelidiki
perkembangan iman/teologia dan sejarahnya dari jaman ke jaman.
c. Teologia Sistematika (Doktrin Iman Kristen) Teologia yang berurusan
dengan penataan doktrin-doktrin dalam Alkitab menurut suatu tatanan logis,
untuk tujuan menemukan, merumuskan, memegang dan mempertahankan
dasar pengajaran iman Kristen dan tindakan yang sesuai dengan Alkitab.
d. Teologia Praktika (Pelayanan) Teologia yang berurusan dengan penerapan
teologi dalam kehidupan praktis, untuk tujuan pembangunan, pengudusan,
pembinaan pendidikan dan pelayanan jemaat dan umat manusia pada
umumnya.
2. Dalam arti sempit
Teologia, sebagai usaha meneliti iman Kristen dari aspek doktrinnya, dibagi menjadi
beberapa bidang studi:
o Bibliologi (Alkitab)
o Teologia Proper (Allah)
o Antropologi (Manusia)
o Soteriologi (Keselamatan)
o Kristologi (Yesus Kristus)
o Pneumatologi (Roh Kudus)
o Eklesiologi (Gereja)
o Eskatologi (Akhir zaman)
3. Struktur pembagian Teologia Sistematika
_________________
| Prolegomena |
| Doktrin Alkitab |
|_________________|
|
|
|
___________________ | __________________
| Doktrin Allah | | | Doktrin Manusia |
| (Teologia Proper) |________________|_____________| (Antropologi) |
|___________________| |__________________|
\ /
\ /
\ /
\ ________________________ /
\ | Doktrin Yesus Kristus | /
\ | Doktrin Keselamatan | /
\| dst...... |/
\|________________________|/
00010 A. Pengertian/Definisi
00011 B. Pernyataan Allah
00012 C. Inspirasi (Pengilhaman)
00013 D. Kanon Alkitab
00014 E. Bahasa dan Transmisi Alkitab
00015 F. Sifat-sifat Alkitab
00016 G. Iluminasi
A. PENGERTIAN/DEFINISI
1. Arti etimologis (asal kata) Istilah "Bibliologi" berasal dari 2 kata Yunani,
yaitu: biblion atau biblia (jamak) artinya "buku-(buku)"; dan logos artinya
"perkataan, uraian, pikiran, ilmu" "Buku-(buku)" (atau "tulisan-tulisan") yang
dimaksud adalah Alkitab (Firman Allah).
2. Definisi Bibliologi adalah ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk sekitar
penulisan (Buku) Alkitab, dan peran Alkitab dalam iman kepercayaan Kristen.
Alkitab sendiri didefinisikan sebagai kumpulan Kitab-kitab yang diakui sebagai
"kanonik", dan diterima seluruhnya sebagai Firman Allah oleh gereja Kristen.
3. Tempat Bibliologi dalam Teologi Sistematika Dengan pra-anggapan: a. bahwa
manusia tidak mungkin tahu apapun tentang Allah kecuali Allah sendiri yang
menyatakan diri kepada manusia, b. dan bahwa Allah telah berkenan menyatakan
Diri-Nya melalui Alkitab untuk dikenal oleh manusia, maka, kita percaya bahwa
Alkitab mempunyai peranan yang menentukan sebagai pemegang otoritas tertinggi
dan menjadi sumber utama untuk mempelajari Teologi Sistematika; yaitu termasuk di
dalamnya semua doktrin iman kepercayaan Kristen.
Oleh karena itu mempelajari doktrin Alkitab merupakan suatu pengantar atau
permulaan yang baik untuk mempelajari doktrin-doktrin yang lain.
B. PENYATAAN ALLAH
1. Pengertian/Definisi
a. Arti etimologis: Dalam bahasa Yunani "Penyataan"
adalah apokalupsis (dari apokalypto) yang artinya "sesuatu yang
disingkapkan (dibukakan) dari apa yang dahulu samar-samar/tertutup/tidak
terlihat jelas" (Luk 10:21; Efe 3:5).
Dalam bahasa Ibrani ada padanan arti dari pengertian di atas, yaitu gala,
artinya "telanjang" (Kel 20:26, Yes 53:1; 2Sa 7:27).
b. Definisi: Ada beberapa definisi yang dicetuskan oleh para teolog Kristen,
namun secara umum dapat disimpulkan:
Suatu tindakan Allah (baik itu perbuatan maupun kata-kata) yang adalah
inisiatif Allah sendiri untuk membuka Diri agar manusia yang adalah ciptaan
itu dapat mengenal Allah Penciptanya (1Ko 2:11; Ula 29:29).
Oleh karena itu untuk menghindari kesalahan, istilah yang akan kita pakai
selanjutnya dalam buku ini adalah "penyataan" dan bukan wahyu.
2. Pentingnya Penyataan Allah adalah Pencipta alam semesta dan isinya. Melalui
"Penyataan" Allah menunjukkan inisiatifNya untuk berkomunikasi dengan
ciptaanNya, dalam hal ini manusia adalah satu-satunya ciptaan yang diberikan
kemampuan untuk menerima dan mengembalikan respons terhadap tindakan Allah
(penyataan) itu.
Tanpa "Penyataan" (penyingkapan diri Allah) ini maka manusia tidak mungkin akan
tahu tentang diri Allah dan segala sesuatu yang Allah lakukan bagi ciptaanNya
dengan benar. Allah adalah tidak terjangkau karena Ia tidak terbatas, sedangkan
manusia adalah ciptaan dan terbatas. Ref. Yoh 1:18; 1Ti 6:16; Ayu 11:7; 23:3-9.
Pengetahuan yang datang dari diri manusia sendiri tentang Allah hanyalah merupakan
spekulasi dan rekayasa pikiran manusia saja. Oleh karena itu "Penyataan" Allah ini
menjadi satu-satunya sumber untuk manusia mengetahui tentang Allah dengan benar.
Apalagi dengan keadaan manusia setelah jatuh ke dalam dosa, daya tangkap
(kemampuan) manusia semakin tumpul dan tidak memungkinkannya dapat mengerti
haI-hal rohani (mati rohani). Oleh karena itu kebutuhan akan penyataan Allah ini
menjadi semakin besar, bukan saja untuk mengerti "Penyataan" Allah dengan benar,
tetapi juga untuk terlebih dahulu ditebus (dipulihkan) supaya bisa menerima hal-hal
yang rohani.
a. Selain agama Kristen adakah agama-agama lain di dunia yang juga mengaku
menerima "Penyataan" dari Yang Ilahi (Allah)?
b. Apakah agama-agama lain itu menerima "Penyataan" dengan cara yang sama?
c. Apakah benar bahwa Allah berbicara dan menyatakan diriNya kepada setiap
agama dengan isi yang sama?
3. Penyataan umum dan Penyataan Khusus
Para teolog Kristen biasanya membedakan 2 macam cara Allah menyatakan DiriNya,
yaitu dengan cara Umum dan Khusus.
a. Penyataan Umum
b.
1. Definisi : Penyataan Allah mengenai diriNya sendiri yang
2. diberikan kepada semua orang melalui alam semesta,
3. sejarah dan hati nurani manusia.
c.
1. Sumber : Allah
d.
1. Jangkauan : umum, semua orang.
2. Ref. Mat 5:45, Kis 14:17; Maz 19:2
e.
1. Sarana : menggunakan cara-cara universal, yaitu melalui alam,
sejarah dan hati nurani manusia.
2. Ref. Maz 19:4-7; Rom 2:14-15.
f.
1. Tujuan : untuk menyatakan: kemuliaan Allah, kuasaNya dalam
alam semesta, keunggulanNya, keahlianNya, penentuanNya dalam
2. mengendalikan alam semesta; kebaikanNya, kecerdasanNya dan
keberadaanNya yang hidup.
3. Maz 19:2; Rom 1:20; Kis 14:17; 17:29; Mat 5:45
g.
1. Keterbatasan :
▪ membuat manusia menyadari akan keberadaan Allah, tetapi
tidak cukup membawa manusia kepada pengenalan
▪ yang benar dan penuh tentang Allah.
2.
▪ membawa manusia untuk berseru dan memuji Allah,
▪ tetapi tidak cukup untuk membawa mereka kepada
▪ keselamatan.
3.
▪ memberikan pengetahuan tentang sifat-sifat Allah,
▪ tetapi tidak memberikan pengetahuan bahwa Kristus
▪ adalah satu-satunya jalan keselamatan yang
▪ disediakan Allah.
h.
1. Hasil :
▪ menyatakan anugerah umum dan mempersiapkan manusia
kepada anugerah-anugerah khusus.
2.
▪ melawan isme-isme yang menolak keberadaan Allah.
3.
▪ membatasi dosa manusia - hukum moral.
4.
▪ menghukum secara adil untuk mereka yang berdalih.
i. Pernyataan Khusus
j.
1. Definisi : Penyataan yang diberikan Allah melalui karya
penebusan Yesus Kristus, yang juga dituliskan dalam Alkitab.
k.
1. Sumber : Allah.
l.
1. Jangkauan : orang-orang pilihanNya yang percaya.
m.
1. Sarana : melalui Yesus Kristus dan firmanNya yang tertulis
dalam Alkitab, yang diberikan melalui saluran-saluran:
2.
▪ undi (Ams 16:33; Kis 1:21-26).
3.
▪ urim dan Tumim (Kel 28:30; Bil 27:21)
4.
▪ mimpi (Kej 20:3, 31:24)
5.
▪ penglihatan (Yes 1:1; 6:1; Yeh 1:3)
6.
▪ Teofani (penempatan Allah dalam wujud manusia)Kej 16:7-14
7.
▪ malaikat (Dan 9:20-21; Luk 2:10-1 l; Wah 1:1)
8.
▪ nabi-nabi (2Sa 23:2)
9.
▪ peristiwa-peristiwa (Yeh 25:7; Yoh 1:14)
10.
▪ mujizat-mujizat (Yes 9:5; Wah 21:5)
n.
1. Tujuannya : Allah menyatakan kehendakNya, dan perjanjian
2. keselamatanNya dalam Yesus Kristus, dengan demikian mendamaikan
kembali hubungan antara manusia dan Allah.
o.
1. Hasilnya :
▪ menjadi jalan satu-satunya untuk manusia bisa mengerti
tindakan, tujuan dan kehendak Allah dengan
▪ benar.
2.
▪ menjadi jalan satu-satunya untuk manusia bisa menerima kabar
keselamatan Yesus Kristus.
3.
▪
memungkinkan manusia mendapatkan kesempatan untuk
kembali bersekutu dengan Allah selamanya.
4. Pandangan kontemporer tentang "Penyataan"
a. Pandangan Liberal Kaum Liberal memberikan penekanan yang sangat kuat
pada Penyataan Umum, bahkan memberikan pernyataan bahwa hanya dengan
Pernyataan Umum saja manusia sudah dapat dituntun kepada keselamatan.
Ciri utama pandangan Liberal adalah subyektivitas manusia, dan akal adalah
penentu kebenaran. Sedangkan yang menjadi dasar otoritas adalah hati nurani.
Alkitab menurut mereka hanyalah hasil akal manusia yang berisi pemikiran-
pemikiran tentang Allah.
Kebenaran mutlak Alkitab baru akan terjadi pada saat Allah menyatakan Diri
melalui FirmanNya secara supranatural. Pengalaman supranaturallah yang
menjadi tolok ukur.
C. INSPIRASI (PENGILHAMAN)
1. Pengertian/Definisi
a. Arti epistemologi Istilah "inspirasi/ilham" berasal dari bahasa Latin inspirare.
Tetapi kata ini sebenarnya tidak memberikan arti yang tepat. Kata Yunaninya,
yang dipakai dalam 2Ti 3:16 dan Ayu 32:8, yaitu theopneustos lebih tepat
digunakan. theopneustos adalah kata majemuk (pneo + theos) yang berarti
"dihembuskan (oleh) Allah." Dalam kata ini jelas terlihat adanya penekanan
pada faktor Allah dalam pekerjaan penulisan tsb.
b. Definisi Pekerjaan Allah melalui RohNya yang menggerakkan, menguasai dan
memimpin orang-orang yang telah dipilihNya untuk menuliskan perkataan-
perkataan yang dikehendakiNya dalam Alkitab (PL dan PB), tanpa salah
dalam bahasa aslinya.
c. Hubungan antara "Penyataan" dan "Inspirasi" Dalam "Penyataan" Allah
mengkomunikasikan kebenaran-kebenaranNya kepada manusia yang
dipilihNya - (vertikal).
Dengan mempercayai bahwa Allah sendirilah yang memilih dan memimpin orang-
orang tertentu untuk menuliskan "Penyataan" Allah itu menjadi Alkitab, maka akan
terjamin bahwa isinya tidak mungkin salah. Dengan demikian tidak sulit bagi orang
Kristen untuk menerima otoritas Alkitab sebagai Kitab yang berperan mutlak
memberikan pedoman iman dan kehidupan.
Namun demikian, sejarah gereja membuktikan bahwa ada banyak pendapat yang
menolak doktrin Inspirasi. Akibat langsung dari menolak doktrin Inspirasi berarti
menolak keabsahan Alkitab sebagai Firman Tuhan dan berarti menolak pula
otoritasnya yang mutlak.
3. Bukti-bukti Inspirasi
a. Adanya Penyataan-penyataan yang di luar kemampuan berpikir manusia.
misalnya tentang dosa, manusia, keselamatan, Allah Tritunggal, dll.
b. Adanya Penyataan-penyataan yang bersifat nubuatan, dan yang sekarang
sebagian sudah terjadi, yang tidak mungkin muncul dari pikiran manusia.
c. Adanya Penyataan-penyataan yang bersifat sejarah yang jauh di luar
pengetahuan manusia, misalnya tentang kejadian penciptaan dll.
d. Adanya Penyataan-penyataan yang mempunyai kuasa yang mengubahkan
hidup manusia, dari jaman ke jaman.
e. Adanya Penyataan-penyataan yang berisi ajaran moral yang sangat tinggi,
yang juga diakui oleh agama-agama yang lain.
f. Adanya kesatuan tema dan isi dari seluruh Alkitab, meskipun ditulis oleh
penulis-penulis yang mempunyai latar belakang berbeda dan hidup pada
jaman yang sangat berbeda.
g. Bukti kelanggengan Alkitab, meskipun sudah dilakukan usaha berkali-kali
untuk memusnahkannya.
4. Bukti dalam Alkitab Doktrin Inspirasi tidak hanya didukung oleh bukti-bukti di luar
Alkitab, tetapi juga merupakan pengajaran yang diberikan oleh Alkitab sendiri.
a. Perjanjian lama
1. Allah sendiri yang memberi perintah untuk menuliskan. Kel 17:14;
34:27; Bil 33:2; Yes 8:1; 30:8; Yer 25:13; Yeh 24:1 Dan 12:4; Hab 2:2
2. Para penulis secara sadar memberikan otoritas terhadap tulisannya
sebagai Firman Tuhan. "Demikian Firman Tuhan" Yer 36:27, 32; Yeh
26:1-21; 27:1-36; 31:1-18; 32:1-32; 39:1-29
3. Perjanjian Baru mengakui inspirasi Alkitab Perjanjian Lama - Yesus
Kristus: Mat 4:11; Mat 5:17-20; Yoh 10:33-36 - Rasul Paulus: 2Ti
3:14-16 - Rasul Petrus: 2Pe 1:19-21 - Penulis Kitab: Ibr 1:5; 3:7; 4:3;
5:6; 7:21
b. Perjanjian Baru
1. Pengakuan dari penulis bahwa mereka menerima Firman dari
Tuhan. 1Ko 2:13; 2Ko 13:3; 1Te 2:13
2. Perjanjian baru mengakui Inspirasi Alkitab Perjanjian Baru -
Yesus Mat 10:19-20; Yoh 16:7,13; Kis 4:31
5. Data Alkitab Penyataan-penyataan Allah yang diinspirasikan kepada penulis-penulis
Alkitab itu berasal dari bermacam-macam bahan, antara lain:
a. Bahan yang langsung dari Allah Mis.: 2 Loh batu (Ula 9:10)
b. Bahan hasil penyelidikan - berkonsultasi dengan saksi mata - memakai saksi
mata - menyelidiki - menyusun dalam buku - dipimpin Roh
c. Bahan nubuatan Seper-empat isi Alkitab adalah nubuat, dan sebagian sudah
digenapkan.
d. Bahan Sejarah Di catat dengan teliti - pengalaman yang dicatat penulis.
e. Bahan Lain Teliti, termasuk hal-hal yang tidak benar/kebohongan dan tentang
setan.
6. Teori-teori Penulisan Alkitab Manusia adalah satu-satunya makhluk yang diciptakan
oleh Allah dengan pikiran dan rasio. Pada waktu manusia mulai membaca dan
mempelajari Alkitab, maka tidak mungkin tidak mereka akan mulai berpikir dan
memberikan pertanyaan, bahkan keraguan, tentang dari mana asal Alkitab, bagaimana
Alkitab ditulis, dan mengapa mereka harus mempercayainya.
Di bawah ini adalah beberapa teori yang muncul dari pikiran manusia tentang
bagaimana kira-kira Alkitab itu ditulis:
a. Teori Dikte (Inspirasi Mekanis) Ini adalah salah satu teori yang ekstrim,
yang mengatakan bahwa para penulis Alkitab itu hanyalah seperti mesin atau
alat rekam. Mereka mendengar "Penyataan" dari Allah kemudian langsung
menuliskannya kata demi kata persis seperti apa yang Tuhan katakan,
sehingga tidak melibatkan sama sekali baik kepribadian maupun pikiran para
penulis itu.
b. Teori Penyesuaian (Inspirasi Dinamis) Allah menyesuaikan diri dengan
keterbatasan para penulis. Itu sebabnya ada dijumpai beberapa
kekilafan/kesalahan.
c. Teori Pengawasan (Inspirasi Organis) Allah berdaulat mengawasi dan
mengatur latar belakang, warisan keturunan dan keadaan sekitar masing-
masing penulisnya. Sehingga pada waktu menulis, mereka sadar menggunakan
kata-kata mereka sendiri, dan sekaligus adalah merupakan Firman Allah dan
mereka sudah dibina oleh Allah untuk tujuan itu, karena orang tersebut telah
diperbaharui Rohnya dan terhisap dalam hubungan dengan Allah. Jadi
walaupun para penulis adalah orang berdosa, itu tidak menjadi penghalang
karena mereka dipimpin oleh Allah, sehingga terjamin bahwa tulisan-tulisan
itu tidak mungkin salah dalam bahasa aslinya. Itu sebabnya masing-masing
kitab yang ditulis masing-masing penulis mempunyai gaya bahasa yang
berbeda, perbendaharaan kata yang tertentu, penekanan berita yang tertentu,
dsb.
1. Pengertian/Definisi
a. Arti etimologis "Kanon" berasal dari kata Yunani kanon, artinya "buluh".
Karena pemakaian "buluh" dalam kehidupan sehari-hari jaman itu adalah
untuk mengukur, maka kanon juga berarti sebatang tongkat/kayu pengukur
atau penggaris. Yeh 40:3; 42:16 tombak pengukur
b. Arti metafor Seperangkat peraturan/standard norma (kaidah) dalam hal etika,
literatur dsb.
c. Arti teologis Dalam sejarah gereja abad 1 kata "kanon" dipakai untuk
menunjuk pada peraturan atau pengakuan iman. Tetapi pada pertengahan abad
ke 4 (dimulai oleh Athanasius), kata ini dipakai untuk menunjuk pada Alkitab,
dan mempunyai 2 arti, yaitu:
1. daftar naskah kitab-kitab, yang berjumlah 66 kitab, yang telah
memenuhi standard peraturan-peraturan tertentu, yang diterima oleh
gereja sebagai kitab-kitab kanonik yang diakui diinspirasikan oleh
Allah.
2. kumpulan kitab-kitab, yang berjumlah 66 kitab, yang diterima sebagai
Firman Tuhan yang tertulis, yang berotoritas penuh bagi iman dan
kehidupan manusia. 2Ko 10:13-16 - batas Gal 6:16 - patokan
2. Kapan terjadi Kanon Alkitab Alkitab sendiri menolak dengan tegas pendapat bahwa
Alkitab turun/jatuh dari surga (Luk 1:1-4). Lalu bagaimana dan kapan kanon Alkitab
itu terjadi? Tidak pernah ada satu peristiwa tertentu yang terjadi yang menandai
dimulainya kanon Alkitab. Juga tidak ada sejarah khusus yang menentukan kapan
kanon Alkitab itu ditetapkan (disahkan). Tetapi secara iman kita mengakui bahwa
Tuhan sendirilah yang menentukan, bukan manusia.
Ini harus menjadi pengakuan penting bagi orang Kristen, bahwa Alkitab, sebagai
Firman Allah yang tertulis, akan tetap menjadi Firman Allah sekalipun manusia tidak
mengesahkannya, karena pengesahan terhadap Alkitab datang dari Allah dan dari
Alkitab itu sendiri. Manusia hanya bisa menerima dan mengakuinya, tetapi tidak
menetapkannya.
Peristiwa pengkanonan Alkitab, oleh Konsili di Karthago tahun 397M harus dipahami
sebagai penerimaan iman oleh gereja bahwa Alkitab kanonik itu ada dan diterima
sebagai standar iman dan kehidupan. Tangan Tuhanlah yang telah memimpin orang
orang percaya itu untuk mengumpulkan kitab-kitab kanonik sehingga disusun menjadi
Alkitab. Pendapat ini tidak sama dengan pendapat dari gereja Roma Katolik. Menurut
mereka penetapan Kanon ditetapkan oleh gereja Roma Katolik.
Peristiwa penerimaan gereja terhadap kanon Alkitab sebenarnya sudah dimulai ketika
Jemaat Gereja Pertama (Mula-mula) membaca Kitab-kitab Perjanjian Lama pada
kebaktian-kebaktian. Dengan campur tangan Roh Kudus jemaat juga menambahkan
kitab-kitab dan surat-surat para Rasul yang diinspirasikan Allah dan karenanya
berwibawa. Sampai akhirnya pada tahun 367M, uskup Aleksandria, Athanasius,
memberikan daftar kitab-kitab yang merupakan kanon. Daftar kitab-kitab itulah (66
buku) yang sampai sekarang dimasukkan sebagai Alkitab.
Pada waktu bangsa Yahudi dibuang ke tanah Babel, dan Yerusalem dihancurkan pada
tahun 587SM, kitab-kitab itupun juga dibawa ke tanah pembuangan (Dan 9:2). Pusat
ibadah mereka kini bukan lagi Bait Allah di Yerusalem, tetapi kitab-kitab itu. Setelah
pembangunan kembali Bait Allah, kitab- kitab itupun dipelihara dan dipindahkan ke
sana. (Ezr 7:6; Neh 8:1; Yer 27:21-22)
Penyusunan seluruh kitab-kitab PL selesai pada tahun 430SM, iman Ezra lah yang
memainkan peranan penting dalam proses pengumpulan dan penyusunan kitab-kitab
PL ini. Selain kitab-kitab Pentatuk (Kejadian-Ulangan) yang sangat dihargai, kitab-
kitab para nabi juga biasa dibaca dalam ibadah Yahudi di rumah-rumah ibadah pada
waktu jaman PB (Luk 4:16-19).
Pada tahun 90M para ahli Taurat dan pemimpin bangsa Yahudi melakukan
persidangan di Yamnia. Salah satu keputusan yang diambil dalam persidangan itu
adalah penerimaan kanon PL, yaitu 39 kitab sebagai kanon Alkitab, seperti yang kita
pakai sekarang. Jadi penetapan itu sebenarnya hanya memberikan pengakuan akan
kitab-kitab yang memang sudah lama dipakai dalam ibadah orang Yahudi.
Selama thn. 100-200M, tulisan-tulisan para Rasul itu dipakai dan dikumpulkan
oleh sidang-sidang jemaat (Kol 4:15-16).
Pada tahun 200 M sebenarnya kanon utama PB sudah terbentuk, dan disebut
sebagai "Kanon Muratori" yang berisi 21 kitab/buku dan kemudian 6 kitab
lagi ditambahkan.
7. Kitab-kitab Apokrifa
a. Definisi/Pengertian Istilah "apokrifa" berasal dari bahasa Yunani apokrufos,
artinya "tersembunyi". Sekarang Apokrifa dimengerti sebagai sejumlah kitab-
kitab yang tidak dimasukkan ke dalam kanon Alkitab, tetapi yang disebutkan
dalam Alkitab, yang ditulis pada waktu yang bersamaan, atau tidak lama
sesudah Alkitab ditulis.
b. Macam-macam Apokrifa
1. Apokrifa PL
Kitab-kitab ini ditulis antara tahun 300SM - 100 M. Kebanyakan tidak
diketahui penulisnya. Kitab-kitab ini berjumlah 15 buah dan
dimasukkan dalam versi Septuaginta abad 4. Apokrifa PL dibagi dalam
5 jenis, yaitu:
▪ Pengajaran
▪ Roman Religius
▪ Sejarah
▪ Nubuat
▪ Dongeng
2. Apokrifa PB Tidak ada daftar yang pasti untuk kitab-kitab Apokrifa
PB. Kebanyakan kitab-kitab itu berisi fiksi religius, yaitu untuk
memenuhi keinginan mereka mengetahui informasi tentang peristiwa-
peristiwa dalam kehidupan Tuhan Yesus yang tidak tertulis dalam Injil
kanon. Juga cerita-cerita tentang akhir kehidupan para Rasul yang
tidak diceritakan dalam kitab kanon PB. Beberapa kitab-kitab Apokrifa
PB:
▪ Shepherd of Hermas
▪ Didache, Teaching of the Twelve
▪ Epistle of Pseudo Barnabas (Injil Barnabas)
▪ Gospel acconding to the Hebrews (Injil Ibrani)
c. Alasan menolak kitab-kitab Apokrifa PL
1. Kitab-kitab itu tidak dimasukkan dalam PL Ibrani
2. Penulis-penulis PB tidak ada yang mengutipnya, sedangkan kitab-kitab
PB lain biasanya dikutip.
3. Yesus tidak pernah menyebutkan kitab-kitab itu.
4. Tidak ada bukti bahwa Apokrifa dimasukkan dalam Septuaginta abad
2.
5. Konsili-konsili gereja tidak pernah mengakuinya dan Bapak-bapak
gereja juga menolak.
6. Tidak ada klaim "inilah Firman Tuhan" dalam Kitab-kitab tsb.
7. Adanya kesalahan-kesalahan dalam bidang sejarah, kronologi dan peta
bumi.
8. Juga kisah-kisahnya bersifat khayal.
9. Ajaran moralnya rendah.
▪ Dokumentasi terpagi.
▪ Gambaran gereja secara umum setelah jaman para Rasul.
▪ Sebagai jembatan bagi tulisan-tulisan PB dengan tulisan dari
Bapak- bapak Gereja abad 3 dan 4.
▪ Mempunyai nilai sejarah tentang hal-hal praktis dan siasat
gereja mula-mula.
Diagram:
Persoalan yang sering timbul dengan transmisi adalah, bagaimana kita bisa mengakui bahwa
Alkitab kita yang sekarang, setelah melalui banyak penyalinan, tetap dapat dipercaya keaslian
isinya.
F. SIFAT-SIFAT ALKITAB
1. Kewibawaan (Authority)
a. Pengertian/Definisi Seluruh Alkitab adalah Firman Allah; tidak mempercayai.
atau mentaati Alkitab berarti tidak percaya atau tidak taat kepada Allah.
Dengan kata lain, Alkitab memegang otoritas tertinggi dan terakhir untuk
iman dan kehidupan orang percaya, karena Alkitab adalah Firman yang datang
dari Allah sendiri.
b. Bukti-bukti Kewibawaan dari dalam Alkitab Dalam banyak tempat di Alkitab
dikatakan "Demikianlah Firman Tuhan...." Bentuk kalimat ini dalam dunia PL
identik dengan bentuk kalimat "Demikian kata Raja...." yang berarti suatu titah
yang datang dari yang memiliki kekuasaan/otoritas tertinggi (raja) dan tidak
dapat diganggu gugat, harus dilakukan dan dilaksanakan. Ms.: Bil 22:38; Ula
18:18-20; Yer 1:9. Dalam PB, ada beberapa ayat yang jelas sekali
menunjukkan bahwa tulisan dalam PL adalah Firman Allah, mis.: 1Ti 3:16;
2Pe 1:21. Dalam PB juga terdapat ayat-ayat yang menunjukkan bahwa tulisan
dalam PB adalah Firman Allah. Mis.: 2Pe 3:16; 1Ti 5:18; 1Ko 14:37; Yoh
14:26; 16:13
c. Penerimaan akan kewibawaan (otoritas) Alkitab Penerimaan orang percaya
bahwa Alkitab adalah Firman Allah adalah dari keyakinan yang diberikan oleh
Roh Kudus dalam hati manusia yang sudah diperbaharui. Dengan demikian
penerimaan akan kewibawaan (otoritas) Alkitab dalam kehidupan orang
percaya adalah karena iman, bukan datang dari manusia sendiri. Ref. 1Ko
2:13-14; Yoh 10:27
2. Inerensi (Inerrancy)
a. Pengertian/Definisi Secara umum, inerensi diartikan bahwa Alkitab (PL dan
PB) adalah seluruhnya Firman Allah yang ditulis tanpa salah pada naskah
aslinya. Istilah "inerrancy" sering kali dibingungkan dengan istilah
"infallabili." "Infallability" artinya Alkitab tidak mungkin menyesatkan karena
semua ajarannya adalah kebenaran (tidak melawan ajaran moral). Sedangkan
penekanan ineransi adalah kesalahan tulisan dan data yang ada di dalam
Alkitab.
b. Pentingnya Inerensi Sangat penting bagi orang Kristen memegang
kepercayaan bahwa Alkitab seluruhnya adalah tidak keliru karena Alkitab
adalah Firman yang datang dari Allah sendiri, yang adalah sempurna dan tidak
berdusta. Kalau tidak mempercayai ketidakkeliruan Alkitab maka kewibawaan
Alkitab pun sulit dipertahankan, karena berarti kita tidak dapat mempercayai
Allah sepenuhnya.
c. Dasar penerimaan ineransi Penerimaan inerensi bukan berdasarkan akan
kemampuan manusia dalam menilai Alkitab, namun berdasarkan keyakinan
bahwa:
1. Allah adalah kebenaran. Oleh karena itu segala sesuatu yang
difirmankan Allah adalah benar.
2. Allah tidak pernah berdusta, jadi apa yang dikatakanNya pasti
benar. Ibr 6:18; 2Ti 2:13
3. Alkitab sendiri menyebut diriNya sempurna (Maz 19:8) murni (Maz
19:9): tepat (Maz 19:9); benar (Maz 119:43), kekal (Maz 119:89; Mat
24:34).
4. Percaya bahwa Roh Kudus memberikan pengawasan penuh kepada
penulis penulisnya, sehingga penulis-penulis menuliskannya dengan
benar, tanpa salah.
5. Ukuran kebenaran Alkitab adalah "a-rasional", akal manusia bukanlah
standard ukuran yang dipakai.
d. Bagaimana kalau tidak ada naskah aslinya? Memang diakui bahwa kita tidak
lagi memiliki naskah aslinya yang ada hanyalah salinan aslinya. Ada 3
macam/kategori dalam hal penyataan tertulis yang asli:
1. Penyataan asli (bukan salinan) yang telah selesai ditulis seluruhnya.
2. Penyataan salinan yang ditulis kembali sesuai dengan aslinya (disebut
salinan asli).
3. Alkitab, secara kanon, merupakan kesatuan organisasi yang tidak dapat
diambil dari konteks keseluruhan isi buku.
e. Teori Inerensi Ada beberapa macam teori inerensi yang diajukan:
1. Full Inerancy (Ineransi penuh) Alkitab bukanlah kitab ilmiah ataupun
sejarah, oleh karena itu tidak dituntut ketepatan yang empiris. Dengan
mengerti konteks dan latar belakang budaya kemungkinan besar
ketidak tepatan belum tentu suatu kesalahan.
2. Absulute Inerancy (Ineransi mutlak) Semua data dalam Alkitab adalah
benar, termasuk hal-hal yang menyangkut kebenaran ilmiah dan
sejarah. Kebenaran Alkitab juga seharusnya dapat dibuktikan dari
semua sudut termasuk ilmiah dan sejarah.
3. Limited Inerancy (Ineransi terbatas) Kebenaran Alkitab dapat
dibuktikan hanya dari segi ajaran doktrinnya yang berhubungan
dengan keselamatan. Kalau ada kesalahan data yang lain, tidak apa-apa
karena itu tidak menjadi kepentingan Alkitab.
4. Pandangan Reformator Pandangan inerensi Alkitab tidak dapat
dipisahkan dengan inspirasi. Kalau Firman Allah diberikan oleh Allah
maka tidak mungkin tunduk pada kekeliruan manusia. Memang diakui
ada masalah-masalah dalam Alkitab yang sampai sekarang belum
dapat dipecahkan, tapi hal itu belum cukup membuktikan bahwa
Alkitab bersalah. Kebenaran ini mencakup ajaran (doktrin), pola hidup
(etika), ataupun peristiwa- peristiwa yang terjadi (sejarah).
f. Bagaimana dengan bagian-bagian Alkitab yang dimasalahkan? Dalam hal
Alkitab yang ineransi, kaum Injili berpegang pada suatu "komitmen teologia",
yaitu kepercayaan akan keyakinan iman yang dipegang sebagai ketaatannya
kepada pribadi dan ajaran Alkitab. Kepercayaan yang tidak dibangun sebagai
hasil secara empiris (karena melihat), juga bukan sebagai hasil penelitian dari
naskah asli. Oleh karena itu setiap kesulitan yang ditemui harus diteliti dan
dipelajari dengan tunduk pada otoritas Allah. Jawaban atas bagian-bagian
dalam Alkitab yang masih sering dipermasalahkan.
1. Satu peristiwa, tidak harus selalu diceritakan dengan sebutan/
istilah/cerita yang sama oleh 2 penulis yang berbeda. Contoh: Luk
6:17 dan Mat 5:1
2. Kutipan kata tidak harus tepat sama, yang penting kebenarannya.
Contoh: Hal tentang kesaksian Paulus dari Kis 9:7 dan Kis 22:9
3. Istilah teknis ilmiah tidak dikenal pada jaman/budaya/waktu itu.
Contoh: Mat 5:1 vs Luk 6:17 Mar 10:45 vs Luk 18:35
4. Tidak setiap perbedaan berarti kesalahan. Masalah yang belum
terjawab tidak harus diartikan kesalahan. Contoh:
▪ pembulatan perhitungan hari, jam dll.
▪ Kisah kematian Yudas dari Mat 27:5 dan Kis 1:18
5. Periode penyataan tidak semuanya sama, tergantung konteksnya.???
6. Hal berikut ini juga perlu diingat:
▪ Kebiasaan/budaya Timur (Yahudi dan Palestina) tidak sama
dengan budaya sekarang.
▪ Tidak menentang maka tidak berarti salah.
3. Kejelasan (Clarity)
a. Pengertian/Definisi Kejelasan Alkitab diartikan bahwa Alkitab ditulis
sedemikian rupa sehingga jelas maksud pemberitaan dan pengajaranNya,
sehingga dapat dimengerti oleh setiap orang yang sungguh-sungguh membaca
dan mencari pertolongan Tuhan serta bersedia melakukan Firman Tuhan itu.
Namun demikian tidak berarti bahwa semua bagian Alkitab akan dapat
dimengerti dengan mudah. Tidak juga berarti bahwa setiap orang akan
mengertinya dengan benar. Tapi memang betul bahwa untuk mengerti isi
Alkitab dengan benar seseorang harus memiliki persyaratan moral dan rohani
tertentu (1Ko 2:14). Juga dapat terjadi seseorang mengerti lebih jelas dari yang
lain (2Pe 3:16).
b. Bagaimana kita bisa mengerti atau menafsirkan isi Alkitab secara jelas, benar
dan tepat?
1. Hanya dengan penerangan Roh Kuduslah manusia dapat mengerti
Firman Tuhan dengan benar dan tepat Efe 3:4, 5; 1Ko 2:12, 13; Yoh
14:26; 16:13-15; 2Pe 1:21.
2. Mempunyai motivasi yang benar, tidak untuk kesombongan,
keserakahan, kepentingan diri sendiri dan tidak karena kurang iman
(tidak percaya). Luk 24:25; 2Ko 4:3-4.
3. Mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang cukup untuk menafsir.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip menafsir yang sehat dan
mengembangkannya sebagai ketrampilan maka kita akan dapat
menafsir dengan baik. Alat-alat menafsir juga sangat mempengaruhi
dalam mendapatkan data yang lengkap.
4. Keperluan mutlak (Necessity)
a. Pengertian/Definisi Keperluan mutlak Alkitab artinya Alkitab diperlukan
secara mutlak untuk mengenal Kristus, agar kita bisa diselamatkan. Karena
hanya Alkitablah yang memberitakan kebenaran "kabar baik" tentang Kristus
(Rom 1:16). Penekanan di sini bukanlah keperluan untuk mengenal Allah
dalam arti keberadaan dan sifat-sifat umum Allah, dan hal-hal tentang
moralitas (karena itu sudah diberikan Allah dalam Penyataan Umum), tetapi
secara khusus keperluan untuk keselamatan, untuk memelihara kehidupan
rohani dan untuk mengetahui kehendak Allah.
b. Bukti-bukti keperluan mutlak Alkitab Roma 10:13-17: Untuk manusia bisa
diselamatkan, maka ia harus mendengar Firman Injil Yesus Kristus. Kis 4:12:
Tidak ada keselamatan di luar Kristus. 1Ti 2:5-6: Tidak ada Pengantara yang
lain selain Yesus Kristus, untuk menjadi Pendamai antara manusia dengan
Allah.
5. Kecukupan (Sufficiency)
a. Pengertian/Definisi Kecukupan Alkitab diartikan bahwa Alkitab berisi semua
Firman Allah yang dibutuhkan oleh orang percaya untuk keselamatannya dan
untuk hidup di dalam keselamatannya, sehingga tidak diperlukan lagi
tambahan "penyataan" lain di luar Alkitab.
Dengan demikian kita percaya bahwa Alkitab adalah cukup sebagai satu-
satunya sumber Firman Allah yang diperlukan oleh manusia untuk selamat
dan hidup dalam keselamatannya.
b. Bukti-bukti kecukupan Alkitab dalam Alkitab 2Ti 3:15-17 Yak 1:18 1Pe
1:23 Wah 22:18,19
6. Tidak pernah gagal dalam maksudnya (Efficacy)
a. Pengertian/Definisi Maksud dan tujuan Alkitab adalah memberikan berita
tentang Allah dan rencana keselamatanNya kepada manusia. Dalam
menyampaikan beritanya ini Alkitab tidak pernah gagal mencapai maksudnya,
baik untuk orang yang menerima keselamatan atau pun untuk mereka yang
menolak. Untuk orang yang diselamatkan Firman Allah memberikan damai
sejahtera dan hidup yang kekal, untuk orang yang menolak FirmanNya, Allah
menyatakan keadilanNya dengan menghukum mereka ke dalam nyala api
selama-lamanya.
b. Bukti-bukti dalam Alkitab Yes 55:11 Firman Allah tidak pernah kembali
dengan sia-sia.
7. Kesatuan (Unity)
a. Pengertian/Definisi Alkitab mempunyai satu kesatuan isi dan berita, yaitu
Allah yang menyatakan diri kepada manusia umat pilihanNya dalam diri
Tuhan Yesus Kristus.
b. Alkitab adalah "unik" Kesatuan Alkitab itu menunjukkan bahwa Alkitab
adalah lain dari pada kitab-kitab yang lain; sangat unik. Mengapa? Berikut ini
adalah daftar yang membuktikan bahwa Alkitab adalah sangat unik.
1. Satu-satunya kitab yang ditulis dalam jangka waktu 1600 tahun dan
melibatkan kisah dari 60 generasi.
2. Ditulis oleh kurang lebih 40 penulis dari berbagai kalangan (raja, nabi,
nelayan, penulis puisi, orang kaya, petani, ahli filsafat, negarawan, ahli
politik, gembala, militer, dokter etc.).
3. Ditulis di tempat-tempat yang berbeda (dipenjara, dipandang belantara,
dibukit, diistana, dipulau terpencil etc.).
4. Ditulis dalam jaman dan waktu, tempat (3 benua) dan keadaan yang
berbeda-beda.
5. Ditulis dalam 3 macam bahasa (Ibrani, Aramaic, Yunani).
6. Buku yang paling jujur menceritakan semua kebaikan dan kejelekan
sifat manusia.
7. Buku yang berisi nubuatan dan yang kebenaran nubuatannya sudah
terbukti.
8. Alkitab juga adalah buku yang dapat bertahan melalui waktu,
penganiayaan, kritikan, pengerusakan dll.
9. Alkitab adalah buku pertama yang diterjemahkan berulang-ulang,
dalam jumlah bahasa yang terbanyak, dan sudah disebarkan ke seluruh
penjuru dunia.
10. Mempunyai pengaruh luar biasa, karena orang berdosa besarpun dapat
diubahkan menjadi orang yang baik dan berbudi.
G. ILUMINASI
1. Pengertian/Definisi
a. Arti etimologis Kata "iluminasi" berasal dari bahasa Yunani photizo, artinya
"menerangi, memberi penerangan batin" Yoh 1:9; Luk 11:36; 1Ko 4:5; Efe
1:18
b. Definisi Pekerjaan Roh Kudus yang membantu membukakan pikiran orang
percaya supaya mereka dapat mengerti dan mengaplikasikan Firman Allah itu
(Alkitab) dalam kehidupan mereka. 1Ko 2:14
2. Pentingnya Iluminasi
a. Karena pikiran dan hati manusia masih ada dalam kegelapan. 1Ko 2:14; Efe
4:17, 18
b. Sifat hati manusia yang bebal Yes 6:9-10; Kis 28:26
c. Melawan pekerjaan Setan 2Ko 4:3-4
d. Pengaruh kuasa kedagingan 1Ko 3:1-2; Ibr 5:12-14
3. Hubungan Inspirasi dan Iluminasi
Dalam Iluminasi Roh Kudus memberikan iluminasi kepada para pembaca Alkitab
agar mereka dapat mengerti dan menerima apa yang dimaksudkan oleh Penyataan
Tuhan yang tertulis itu dengan benar dan tepat. Namun demikian, kita harus ingat
bahwa pekerjaan Roh Kudus dalam penginspirasian Alkitab sudah selesai. Tidak akan
ada lagi inspirasi baru di luar Alkitab, karena Alkitab sudah sempurna.
4. Peranan Roh Kudus dalam Iluminasi Roh Kudus mempunyai peran selain sebagai
Pengarang juga sebagai Penafsir, sekaligus Pengajar Firman Allah (Alkitab). Efe 3:4,
5 1Ko 2:12, 13 Yoh 14:26 Yoh 16:13-15 2Pe 1:21
Tujuan iluminasi adalah supaya manusia mengenal Allah dengan benar melalui
PenyataanNya, sehingga manusia mengerti akan kehendak Tuhan bagi manusia dan
melakukan apa yang berkenan bagi Allah supaya hanya Allah saja yang ditinggikan
dan dimuliakan.
BAB III DOKTRIN ALLAH
00017 A. Pendahuluan
00018 B. Teori-teori Sekuler tentang Allah
00019 C. Keberadaan Allah
00020 D. Pengenalan akan Allah
00021 E. Nama-nama Allah
00022 F. Atribut-atribut Allah
00023 G. Tritunggal
00024 H. Ketetapan Allah
00025 I. Predestinasi
00026 J. Penciptaan
00027 K. Pemeliharaan Allah
A. PENDAHULUAN
Untuk seseorang mempelajari Doktrin Allah maka ia harus terlebih dahulu mempunyai
presuposisi (pra anggapan) umum sbb.:
1. Bahwa Allah ada Pra-anggapan "Allah ada" adalah penting seperti apa yang
dipaparkan oleh Alkitab: Kej 1:1 Maz 14:1 Ibr 11:6 Maz 53:1 Yoh 7:17 Maz 10:3-
4 Keberadaan Allah bukan dalam "ide" atau "kuasa" tapi sebagai "Pribadi".
2. Bahwa Allah telah menyatakan Diri melalui PenyataanNya (wahyu) Allah
menyatakan Diri melalui ciptaan, sejarah, hati nurani, Alkitab dan Yesus Kristus. Mar
11:6; Kej 1:1; Yoh 7:17
3. Bahwa manusia diciptakan oleh Allah dengan kemampuan untuk dapat
mengenal/ mengerti tentang Allah Pengetahuan manusia tentang Allah
a. Pengetahuan yang sudah ada secara naluriah
b. Pengetahuan yang harus diusahakan Kej 1:26; Rom 10:7
4. Hanya dengan iliminasi Roh Kudus manusia dapat mengenal Allah Bahwa karena
kejatuhan manusia kedalam dosa, maka manusia tidak lagi dapat mengenal Allah
dengan benar, kecuali kalau Roh Kudus memberikan iluminasi kepada manusia. 1Ko
2:14; Yoh 16:13; 2Pe 1:20-21
1. Deisme Pandangan yang mengatakan bahwa dunia ini adalah mekanisme yang bisa
mengatur dirinya sendiri dan Allah meninggalkannya segera setelah Ia
menciptakannya dan membiarkannya berkembang sendiri.
2. Atheisme Penyangkalan akan kenyataan adanya Allah.
3. Skeptisisme Keraguan kenyataan akan adanya Allah (tidak percaya).
4. Agnostisisme Paham yang menyangkal bahwa Allah itu bisa dikenal/dimengerti.
5. Pantheisme Kepercayaan bahwa "segala sesuatu adalah allah", dalam imanensi allah
adalah sedemikian rupa dalam ciptaannya sehingga ia tidak mungkin terpisahkan dari
segala ciptaannya itu.
6. Polytheisme Paham yang mengakui ada banyak allah.
7. Monotheisme Paham yang mengakui hanya pada satu Allah
C. KEBERADAAN ALLAH
1. Bukti Alkitab
Allah yang imanen: Kehadiran dan kuasaNya yang senantiasa berlaku dalam
ciptaanNya. Ia tidak jauh, Ia tidak masa bodoh. Ia merasuk ke segala sesuatu. Ia ada
dalam kehidupan di dalam dan di luar.
E. NAMA-NAMA ALLAH
1. Nama Allah secara umum Nama-nama Allah tidak diberikan oleh manusia karena
manusia tidak mengenal Allah. Allah sendirilah yang telah rela menyatakan diri
kepada manusia supaya mereka mengenal Allah. Nama-nama Allah diberikan oleh
Allah sendiri sebagai penyataan Diri (nomen editum). Dengan demikian berarti bahwa
nama- nama Allah tersebut merupakan manifestasi dari Allah sendiri, baik itu sebagai
penyataan akan sifat-sifat Allah atau hubungannya dengan manusia.
Dalam Bahasa Ibrani: Ehyeh Asher Ehyeh = "Aku akan ada yang Aku ada."
atau "Aku akan menjadi yang Aku akan menjadi." Nama ini menjadi nama
yang sakral/agung. Hukum dalam Ima 24:26 menjadi sangat ditakuti. Karena
begitu takutnya orang Israel menyebut nama "YHWH" itu dengan salah maka
mereka mengganti dengan "Adonai/Elohim" ketika membaca Alkitab orang
Yahudi.
YaHWeH = Nama diri (par exellence) yang hanya dipakai untuk Allah, dalam
bentuk tunggal dan tak berartikel. Dipakai + 5321 kali dalam Perjanjian
Lama. Arti teologis:
Nama Elohim kadang-kadang juga dipakai untuk menunjuk kepada allah palsu
atau berhala (Kej 35:2,4; Kel 12:12; 18:11; 23:24). Elohim, sebuah bentuk
jamak yang khas dalam Perjanjian Lama dan tidak muncul dalam bahasa
Semetik yang lain. Ada 3 pandangan mengenai hal ini:
1. Arti politeistik Aslinya kata ini memiliki pengertian dari Allah yang
banyak (jamak). Tetapi kemudian berkembang menjadi tunggal
(monoteistik).
2. Arti penuh keagungan, kebesaran Karena kata jamak Elohim selalu
diikuti dengan kata kerja/sifat/ganti tunggal, maka Elohim memberikan
pengertian tunggal tetapi untuk menunjukkan keagungan-Nya, maka
dipakai bentuk jamak.
3. Arti Trinitarian Elohim menunjukkan arti jamak dari Allah Tritunggal,
bahwa Allah Israel lebih dari satu pribadi tetapi Esa (satu). Pengertian
ini harus diterangi dengan penafsiran Perjanjian Baru kepada
Perjanjian Lama (Progresive Revelation).
Nama-nama gabungan
4. El-Shadai (Kej 17:1; 28:3; 35:11; Kel 6:3; Maz 91:1-2) Arti: Allah
yang maha kuasa yang sedang berdiri seperti gunung --> kuat, teguh,
tidak goyah.
5. El-Elyon (Kej 14:19) Arti: Allah yang maha tinggi; kedaulatanNya.
6. El-Olam (Kej 21:33, Maz 100:5; 103:17) Arti: Allah yang kekal --
Tidak berubah
7. El-Roi (Kej 16:13) Arti: Allah yang melihat
3. Arti nama-nama Allah dalam Perjanjian Baru
a. Theos Bentuk yang setara dengan Elohim dalam Perjanjian Lama (dipakai
juga untuk allah orang kafir). Dalam pemakaian Perjanjian Baru, Theos
memiliki arti:
1. Ia satu-satunya Allah yang benar dan Esa Mat 23:9; Rom 3:30; 1Ko
8:4,6; Gal 3:20; 1Ti 2:5
2. Ia unik Yang benar, yang kudus, yang bijaksana 1Ti 1:17; Yoh 17:3;
Wah 15:4; Rom 16:27; Mat 6:24
3. Ia Transenden Pencipta, pemelihara alam semesta Kis 17:24; Ibr 3:4;
Wah 10:6
4. Ia Juruselamat mengutus Anak-Nya menjadi Penebus. 1Ti 1:1; 2:3;
4:10; Tit 1:3; 2:13; 3:4; Yoh 3:16
b. Kurios/Kyrios Nama eksplisit Allah, seperti YHWH dalam Perjanjian Lama,
artinya: "Alfa & Omega"; "Yang dulu ada, Yang sekarang ada dan Yang akan
tetap ada"; "Yang awal dan Yang akhir" (Wah 1:4, 8, 17; 2:8; 21:6; 22:13) arti
kata ini menekankan supremasi (otoritas) sebagai Tuan, Bapak, Pemilik,
Penguasa dan juga Suami (1Pe 3:6) atau berhala-berhala (1Ko 8:5).
Berhubungan dengan Allah, maka arti kata ini adalah menyatakan kuasa- Nya
dalam sejarah, dalam alam semesta dan kekhalikkan-Nya. Kristus disebut
sebagai Kurios = Tuhan, juga Rabbi atau Tuan (Mat 8:6) Pernyataan Tomas,
"Tuhan dan Allahku" (Yoh 20:28). Yesus disebut dengan kesetaraan Allah
Perjanjian Lama oleh orang-orang Kristen mula-mula.
c. Bapa/Pater Allah juga disebut dengan nama Bapa dalam Perjanjian Baru. Hal
ini dihubungkan dengan sifat hubungan antara Allah dan Bangsa Israel. Secara
teokratis ini memberikan penyataan bagaimana Allah berdiri bagi Israel.
Dalam Perjanjian Baru terdapat dalam 1Ko 8:6, Efe 3:15; Ibr 12:9; Yak 1:18.
Dalam pengertian Trinitarian, ungkapan ini menunjukkan hubungan antara
Allah Anak (Yesus) dan Allah Bapa. Dalam hal ini memberikan pengertian
bahwa Allah berdiri bagi orang-orang percaya sebagai anak-anak rohani-Nya.
F. ATRIBUT-ATRIBUT ALLAH
Kalau Tuhan tidak membutuhkan manusia dan apapun juga, lalu apa
gunanya manusia ciptaan-Nya? Tuhan tidak harus menciptakan
manusia, tetapi Tuhan memilih untuk menciptakan manusia. Tuhan
menciptakan manusia dan ciptaan-Nya untuk kemuliaanNya. Suatu
yang murni/tulus ditetapkan oleh Allah (Yes 62:3-5; Yes 43:7).
G. TRITUNGGAL
1. Pengertian/definisi Salah satu doktrin yang paling penting dalam iman Kristen kita.
Definisi: Allah yang esa, yang ada secara kekal sebagai 3 Pribadi yaitu Allah Bapa
dan Putra dan Roh Kudus, yang masing-masing pribadi itu penuh sempurna ke
Allahannya.
2. Bukti-bukti Alkitab Memang istilah Tritunggal tidak muncul dalam Alkitab, namun
demikian, ide dan prinsipnya ada di banyak tempat di Alkitab.
a. Perjanjian Lama memberikan penyataan yang tidak lengkap. Kej 1:26; 3:22;
11:7 Maz 45:6-7; 110:1 Yes 63:10; 48:16; 6:8 Mal 3:1-2 Hab 1:7
b. Perjanjian Baru memberikan konsep yang lengkap tentang Tritunggal. Mat
3:16-17; 28:19 1Ko 12:4-6 2Ko 13:14 1Pe 1:2 Yud 20:21
3. Doktrin Tritunggal Dalam Sejarah
a. Sejak jaman Perjanjian Lama bangsa Yahudi selalu menekankan tentang Ke
Esa-an Allah dan konsep ini dibawa sampai abad-abad pertama masehi.
b. Pada abad 2, Tertulianus memformulasikan doktrin ini; tapi masih banyak
kekurangannya. (belum sempurna). Tertulianus (165M-220M) adalah orang
pertama yang menemukan istilah "Trinity" (Tritunggal). Tertulianus berusaha
untuk memberikan penjelasan yang alkitabiah tentang ajaran Tritunggal,
karena pada saat itu di gereja banyak tersebar pengajaran Monarkianisme.
Ajaran sesat Monarkianisme digolongkan menjadi 2:
1. Monarkianisme Dinamis (adoptionisme) Ajarannya: Yesus adalah
manusia biasa yang diadopsi oleh Allah dan diberikan kekuatan khusus
pada saat Ia dibaptis.
2. Monarkianisme Modalistis Ajarannya: Allah adalah satu, tetapi muncul
(tampil) kepada manusia dalam 3 mode (bentuk), yaitu Allah Bapa,
Allah Anak dan Allah Roh Kudus.
c. Arius (250M-336M) dari Aleksandria menentang ajaran Tritunggal. Ia tidak
setuju akan keAllahan Anak dan Roh Kudus, berdasarkan Kol 1:15; Yoh 1:14;
Yoh 3:16. Di Konsili Nicea (325M) ajaran Arian ini ditentang habis-habisan
oleh Athanasius, demikian juga di Konsili Konstantinopel (381M).
Perdebatan yang paling utama adalah mengenai dua istilah yang dipakai untuk
menjelaskan tentang keAllahan Yesus dan Roh Kudus.
e. Pada pertengahan abad 4, seorang teolog dari Kapadokia (Asia Kecil Timur)
memberikan doktrin Tritunggal yang definitif dan mengalahkan ajaran aliran
Arianisme dan mempertahankan istilah homoousios.
f. Doktrin Tritunggal yang paling tuntas diformulasikan pada
masa Agustinus (354M-430M). Ia menulis dalam bukunya "De Trinitate".
Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus tidak memiliki subordinasi,
tetapi kesetaraan. Satu esensi Allah dengan 3 pribadi seperti apa yang
diajarkan dalam Akitab.
g. Konsili Toledo (589M) menyelesaikan perdebatan tentang "filioque" (Latin),
yang artinya "dan Anak" berdasarkan Yoh 14:26; Yoh 16:7; Yoh 15:26. Istilah
"filioque" ini tidak dicantumkan baik dalam Konsili 325M ataupun Konsili
381M. Baru ditambahkan dalam Sinode Toledo (589M).
h. Sesudah masa Reformasi, Tokoh-tokoh Reformator, seperti Martin
Luther dan John Calvin tidak menolak doktrin Tritunggal versi Athanasius.
Martin Luther berkata bahwa doktrin Tritunggal harus diterima dengan iman,
walaupun tidak bisa dijelaskan dengan tuntas, karena ada dalam Alkitab.
Sedangkan Calvin menulis penjelasan tentang Tritunggal dalam
bukunya Institutio.
i. Pandangan modern tentang Tritunggal bervariasi. Tetapi tidak ada hal yang
baru lagi. Semua kesalahan yang dilakukan oleh teolog-teolog modern sudah
pernah terjadi sebelumnya.
4. Isi doktrin Tritunggal Memang untuk mengerti secara penuh doktrin ini adalah tidak
mungkin. Namun demikian, semua fakta-fakta dalam Alkitab dan kita dapat
menyimpulkan (mengerti kebenarannya) Pengajaran ini. Ada 3 pernyataan penting
dalam definisi Allah Tritunggal:
a. Allah adalah 3 Pribadi (Bapa, Anak dan Roh Kudus).
b. Masing-masing Pribadi Allah itu adalah Allah yang sempurna.
c. Mereka 3 Pribadi tetapi Allah yang Esa; satu esensi Penjelasan:
a. Allah adalah 3 Pribadi (Bapa, Anak dan Roh Kudus). Menyatakan
bahwa Allah Bapa bukan Allah Anak Allah Anak bukan Allah Roh
Kudus, dan Allah Roh Kudus bukan Allah Bapa. Hal ini dinyatakan
jelas dalam Alkitab (Yoh 1:1-2; 1Yo 2:1; Ibr 7:25; Rom 8:27; Mat
28:19; Yoh 16:7). Masing-masing pribadi Allah ini mempunyai
kepribadian, kehendak, perasaan, termasuk juga Roh Kudus.
Secara jelas dikatakan Roh Kudus bukan hanya kuasa dan kekuatan
tetapi juga seorang Pribadi. Jelas kelihatan dalam bahasa Yunani, kata
ganti orang Roh Kudus tidak diberikan gender netral, kata ganti orang.
Demikian juga kata "Para kletos" hanya dipakai untuk pribadiiorang
(Yoh 14:26; 15:26).
Kesimpulan: Seluruh esensi yang tidak terbagi dari Allah, secara setara
dan penuh dimiliki oleh ketiga Pribadi, tetapi Ketiganya mempunyai
kesatuan mereka dalam satu esensi.
5. Analogi Tritunggal
a. Matematik 1+1+1 = 3 lxlxl = 11 ~x~x~ = ~
b. alam air - es - uap matahari -- sinar m __ energi m __ akar - ranting - banting
awan hujan salju/es bunga - bau warna
c. Psikologis Intelektual - perasaan - kehendak
d. Jabatan Bapa - sopir - anak
e. Jiwa - badan - roh.
6. Hubungan antara ketiga Pribadi Tritunggal
a. Ketiga Pribadi Allah Tritunggal mempunyai perbedaan dalam fungsi
utamanya. Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus mempunyai kesetaraan di dalam
keAllahannya tetapi tidak didalam menjalankan fungsinya, karena Allah Bapa
memegang pimpinan tertinggi (sesuai dengan nama yang diberikan "Bapa").
H. KETETAPAN ALLAH
1. Pengertian/Definisi Rencana kekal Allah bahwa dari sebelum dunia dijadikan Ia telah
menetapkan segala sesuatu yang akan terjadi.
2. Sifat Ketetapan Allah
a. Ketetapan Allah itu kekal sifatnya, mencakup masa lampau dan yang akan
datang. Kol 1:5, 18; Efe 1:4; 2Ti 1:9; Efe 3:11; 1Pe 1:20; Tit 1:2
b. Ketetapan Allah itu tunggal Efe 1:11; Rom 8:28
c. Ketetapan itu berdasarkan akan Hikmat Allah dan Pengetahuan Allah Efe
3:10-11; Maz 104:24; Ams 3:19; Yer 10:12; Yer 51:15
d. Ketetapan Allah itu pasti akan terjadi/terpenuhi Yes 46:10
e. Ketetapan Allah itu tidak berubah Ayu 23:13-14; Maz 33:11; Yes 46:10; Yak
1:17; Luk 22:22; Kis 2:23
f. Ketetapan itu tanpa syarat/mutlak Kis 2:23; Efe 2:8; 1Pe 1:2
g. Ketetapan Allah itu bersifat universal untuk semua mahluk Efe 2:10; Kis 2:23;
Kej 50:20, Ayu 14:5; Maz 39:4
h. Ketetapan Allah itu kudus Yes 48:11
i. Ketetapan Allah itu bebas Maz 135:6; Efe 1:11; Dan 4:35
j. Ketetapan Allah itu mempunyai tujuan akhir untuk kemuliaan Allah. Bil
14:21; Yes 6:3; Mat 18:7; Kis 2:23
k. Semua ketetapan Allah yang sehubungan dengan dosa adalah bersifat
diijinkan (permisif). Rom 8:28
3. Hubungan ketetapan dan kehendak Allah Allah menetapkan segala sesuatu sesuai
dengan kehendak kedaulatanNya. Kehendak Allah sering dibagi dalam dua kategori:
a. Kehendak yang dinyatakan (yang tidak tersembunyi) Semua perintah-perintah
Allah yang ada dan diberikan Allah dalam Alkitab.
b. Kehendak Allah yang tidak dinyatakan (tersembunyi) Semua kejadian-
kejadian detail yang akan terjadi dan hal-hal lain yang tidak Tuhan nyatakan
kepada manusia. Ula 29:29
4. Kesulitan-kesulitan menerima Doktrin Ketetapan Allah
a. Bagaimana dengan kehendak bebas manusia? Apa arti kata "bebas"? Allah
tidak pernah membicarakan tentang kebebasan manusia dalam arti di luar
Allah. Tetapi manusia mempunyai kebebasan dalam memutuskan akan pilihan
dan pilihan itu memberikan konsekuensi tanggung jawab atas apa yang
dilakukannya. Kej 50:19, 20; Kis 2:23; 4:27-29.
b. Apakah usaha manusia untuk mendapatkan keselamatan tidak diperhitungkan?
Tuhan bekerja melalui tindakan manusia, jadi bagaimanapun juga manusia
harus bertindak, dan tindakan manusia itu adalah tindakan yang berasal dari
kehendak manusia sendiri. Dalam hal keselamatan, manusia tidak tahu akan
keputusan keselamatan bagi dirinya. Fil 2:13; Efe 2:10.
c. Apakah Allah yang menciptakan dosa? Allah mengijinkan dosa terjadi, tetapi
Allah tidak melakukan dosa. Namun demikian keberadaan dosa itupun ada
dibawah kuasa kedaulatan Allah. Maz 92:15; Pengk 7:29; Yak 1:13; 1Yo 1:10.
Pemilihan yang akan dibicarakan dalam predestinasi adalah no. c Ayat-ayat Alkitab
yang berbicara tentang "pilihan" Kis 13:48 Rom 8:28-30 Rom 9:11-13 Rom 11:7 Efe
1:12 1Te 1:4-5 2Te 2:13 2Ti 1:9 1Pe 2:9
Pilihan Reprobasi
Allah aktif Manusia aktif
Kesedihan
Sukacita Allah
Allah
Anugerah Allah Keadilan Allah
7. Infra dan Supra-lapsarian Urutan kronologi, apakah pilihan diberikan sesudah atau
sebelum kejatuhan.
J. PENCIPTAAN
Definisi: Tindakan bebas Allah dimana Allah menghasilkan dunia dan semua yang
ada di dalamnya (baik materi maupun spiritual), sebagian tanpa bahan dan sebagian
dengan bahan yang natur dasarnya tidak cocok dengan hasil ciptaan. Ia menciptakan
untuk tujuan yang baik yaitu sebagai pernyataan akan kemuliaan, kekuasaan,
kebijaksanaan dan kebaikanNya.
Ada beberapa penafsiran yang berbeda sehubungan dengan arti hari dalam
penciptaan:
Ada 3 perbedaan arti kata kerja "mencipta" dalam bahasa Ibrani "bara"
mencipta, dipakai hanya oleh Allah "asah" membuat "yatsar" membentuk
Contoh: Kejadian dalam alam, dalam sejarah, peristiwa kehidupan, dan hidup
manusia
DAFTAR KEPUSTAKAAN