Anda di halaman 1dari 13

Nama : Donal Mangihut Manurung

Nim : 17. 066


Program : Pascasarjana
M. Kuliah : Teologi Sistematika
Dosen : Pdt. Dr. J.Boangmanalu

KONFESI 1951-1996
I. Pendahuluan
"Pengakuan Percaya" amatlah perlu untuk menyatakan iman kita dan menolak ajaran-ajaran yang
sesat. Dahulu telah ada pada Gereja Pengakuan Iman Oikumene untuk melawan ajaran-ajaran yang
sesat. Pada waktu Reformasi ada juga surat-surat Pengakuan Percaya melawan ajaran dari Gereja
Katholik Roma, yang menyimpang dari Alkitab. Pada tiap-tiap saat timbul ajaran-ajaran yang sesat
yang menggoncangkan Gereja, dan karena itu pula timbul surat-surat pengakuan yang baru. Akan
tetapi di dalam pengakuan yang baru itu, pengakuan yang mendahuluinya tidak dilupakan untuk
melawan ajaran-ajaran baru yang sesat itu. Jadi Gereja harus selalu mempunyai pengakuan yang
baru untuk melawan ajaran yang sesat yang timbul. Para Reformator tidak hanya memakai
pengakuan purba, akan tetapi bentuknya telah diperbaharui pada zaman mereka itu.
Jadi Gereja tidak boleh senang saja memegang pengakuan yang dahulu, malahan
pengakuan-pengakuan itu harus dipersegar dan dikenakan untuk setiap waktu Sejak tahun 1933
terdapat ajaran-ajaran yang sesat di Jerman. Gereja-gereja di sana dibangun, karena merasa, bahwa
pengakuan-pengakuan yang dahulu itu tidak cukup melawan ajaran-ajaran yang sesat itu serta
menyusun suatu kesaksian yang baru yang disebut: "Die Barmen Thesen" (31 - 5 1934).
Ditandaskan di situ pemerintahan Kristus sendiri dan dengan demikian dilawan pemerintahan
orang-orang di dalam hal keagamaan sepeti Hitler dan kawan-kawannya. Ditanah Belanda juga
ada usaha menyusun suatu pengakuan iman yang baru. Pengakuan iman itu juga beralas pada
pengakuan yang lama tetapi bernada baru pada zaman modern ini. (Dr. H.M. Bolkestein, hal. 203).
Disebabkan oleh hal-hal yang mendesak di dalam Gereja kita, perlu pada masa ini pemikiran ulang
terhadap pasal-pasal kepercayaan kita terhadap ajaran-ajaran sekeliling kita. Selama ini dapat
dikatakan, bahwa hanya dua agama yang ada di sekeliling kita, yaitu Animisme dan Islam. Tetapi
sekarang telah banyak ajaran-ajaran yang telah masuk dari luar dan juga tumbuh dari dalam.
1. Katholik Roma; Gereja ini telah kembali lagi untuk melebarkan sayapnya. Ajarannya
bertentangan dengan ajaran kita.
2. Adventist; Mereka telah mendirikan Seminarie di Pematangsiantar, dan menyebarkan
ajarannya dengan jalan menyebarkan buku-bukunya dan mereka mengadakan propaganda
agama di satu-satu wilayah beberapa malam.
3. Pinkster; Ajarannya telah tersebar di hampir semua tempat. Mereka memberikan tekanan pada
roh dan karunia lidah. Doanya panjang-panjang dan pada setiap saat diserukan " Haleluyah".
Majalah mereka yang dikeluarkan dari Jakarta bernama "Penyaluh".
4. Agama Kemasukan Roh; Agama ini mempunyai banyak corak dan menamai dirinya "Gereja
yang Kudus". Ada yang bernama "Gereja Korban". Ada yang memantangkan makan darah,
seperti yang di Pagar Sinondi dan Pematangsiantar; ada yang menjadi pengikut
Sibindanamora, yang masuk golongan Sionomhudon dan Laeparira. Mereka mengatakan
bahwa ajarannya berazaskan Alkitab akan tetapi tafsirannya adalah salah.
5. Sirajabatak; Perkumpulan ini tersebar juga di banyak tempat. Mereka merupakan partai atau
golongan. Tetapi seperti terang nyata dari anggaran dasar perkumpulan ini, mereka
mementingkan rukun-rukun animisme dahulu.
6. Kumpulan "Bibelkring"; Kumpulan ini berasal dari Balata dan berkembang ke
Pematangsiantar. Di dalam Gereja kumpulan ini mau mengacaukan kepercayaan orang.
Mereka menghunjuk kesalahan-kesalahan di dalam pekerjaan Gereja kita, yang tidak sesuai
dengan Alkitab. Aliran ini telah sampai juga ke Tapanuli.
7. Kekristenan Nasinalisme; Ini berkembang selama perang Dunia yang kedua yang lewat ini.
Mereka mengajarkan kekristenan yang sesat dengan menyesuaikan kekristenan dengan cita-
cita kebangsaan saja.
8. Sinkretisme; Aliran ini tersimpul di dalam perkataan: "Semua agama adalah benar, hanya
yang satu mempunyai kelebihan dari yang lain". Di Jakarta telah timbul suatu agama yang
dinamai : Islam Isa. Agama ini adalah pencampuran dari Islam - Kekristenan, dan agama
Yahudi. Surat selebarannya sampai juga di tempat kita. Penilaiannya terhadap agama adalah
sebagai berikut : Agama mereka sebagai emas murni 24 karat, Kekristenan 22 karat,
merupakan suatu agama tinggi, agama Yahudi 20 karat, termasuk agama menengah, Islam 18
karat termasuk agama menengah. Agama-agama lain 10 karat menjadi agama rendah.
9. Ajaran-ajaran yang berasal dari Theosopie, Komunis dan Kapitalis; Banyak paham yang
berasal dari bahagian-bahagian ini yang dapat mengelirukan iman.
10. Telah ada kumpulan-kampulan dari orang-orang yang memisahkan diri dari Gereja kita, seperti
Mission Batak, Huria Kristen Batak, H.K.I., dan kita tahu bahwa mungkin beberapa lagi yang
akan timbul pada waktu-waktu yang akan datang. Perbedaan ajaran mereka dengan Gereja kita
mungkin telah atau akan ada.
11. Animisme dan Islam; Adalah jelas bahwa ajaran golongan-golongan ini bisa datang di dalam
bentuk lain daripada keagamaan saja. Peninggalan dari agama animisme masih terdapat di
dalam jiwa banyak orang, dan peninggalan ini masih merupakan akar pohon besar yang telah
rubuh, tetapi akarnya belum dicabut seluruhnya dari tanah tempatnya bertumbuh.
12. Kita juga harus menentukan Pengakuan kita terhadap Adat dan Kebudayaan dari bangsa kita.
Kita harus jaga agar kedua hal ini jangan merusak iman kita. Zaman ini sangat menekankan
adat dan kebudayaan. Hal ini adalah baik, akan tetapi walaupun demikian belum tentu semua
hal di dalamnya dapat disesuaikan dengan kepercayaan kita. Kita harus insaf akan bahaya-
bahaya yang terdapat di sana. Agama dan ajaran-ajaran yang berupa-rupa itu nyata merupakan
suatu bahaya rohani bagi gereja kita. Karena itu zaman ini menghendaki dari kita : Pengakuan
Percaya harus ditetapkan. Pengakuan ini harus berisikan ajaran-ajaran yang murni yang kita
saksikan dari semula dan inilah yang menjadi tanda Gereja kita dan alas bagi pemberitaan kita.
Selain dari itu, Gereja kita membutuhkan Pengakuan Percaya yang meliputi kesimpulan-
kesimpulan dari azas-azas kepercayaan kita supaya jangan kabur (samar-samar) terhadap
golongan-golongan lain. Inilah keharusan bagi umat Kristen yang bernama Gereja. Dengan
tidak ada Pengakuan, tidak mungkin bagi kita menyebut sesuatu "Perkumpulan Kristen"
Gereja. Jadi ada perlunya ini diikhtiarkan, agar semua anggota dari Gereja kita dapat
menyelaminya untuk menetapkan kepercayaannya.
Kesimpulan dari kebutuhan ini adalah :
1. Iman yang hidup membuahkan pengakuan seperti disebut Rasul Paulus kepada orang Korintus
: Aku sudah percaya maka itulah sebabnya aku sudah berkata (2 Kor. 4: 13).
2. Sebagai Gereja kita harus memberikan kesaksian terhadap dunia, seperti dikatakan oleh Rasul
Petrus: Hendaklah (kamu) bersedia senantiasa memberi jawab kepada tiap-tiap orang yang
menanya kamu dari hal pengharapan yang ada padamu (1 Petrus 3: 15). Bandingkan juga
dengan 1 Tim 4: 6 : Jikalau engkau ajarkan segala perkara itu kepada saudara-saudara kita,
niscaya engkau akan menjadi hamba yang baik kepada Kristus Yesus, mahir di dalam
pengajaran iman dan segala pengajaran yang baik.
3. Dalam pada itu, di dalam terang Tuhan, kita harus membedakan ajaran yang benar daripada
ajaran yang sesat, seperti disebut Yohanes: Hai segala kekasihku janganlah percaya akan
sebarang roh, melainkan ujilah roh itu, kalau-kalau daripada Allah datangnya. Dengan
demikian dapatlah kamu mengenal Roh Allah. Hai anak-anakku, kamu ini daripada Allah dan
telah mengalahkan mereka itu, karena terlebih besarlah ia yang ada di dalam kamu daripada
dia yang ada di dalam dunia.
4. Sebab Tuhan menghendaki keesaan hidup Gereja, maka keesaan itu harus didapati di dalam
keesaan Pengakuan Iman; seperti disebut Rasul Paulus: "Sambil memeliharakan persatuan roh
dengan perhubungan sejahtera - satu Tuhan, satu Iman, satu Baptisan" (Efesus 4: 5).
Bandingkan dengan Yohanes 17: 21: Supaya semuanya jadi satu juga, sama seperti Akupun di
dalam Engkau.
5. Pengakuan Percaya harus menjadi warisan yang berharga kepada keturunan Gereja di
kemudian hari, agar mereka dapat mengikuti iman dari nenek moyangnya, seperti tertulis di
dalam 5 Musa 6: 7: Dan hendaklah kamu mengajarkan Dia akan anak-anakMu
II. Sejarah Lahirnya Konfessi HKBP
Perumusan konfessi HKBP berhubungan dengan usaha HKBP merintis jalan
untuk menjadi anggota LWF. Masa itu HKBP mengutus DR. E. Verwiebe dan Payaman
Sitompul mengikuti rapat zending sedunia pada tahun 1938, kedua utusan ini
memberitakan keberadaan HKBP, ketertinggalan, kemiskinan dan pergumulannya akibat
perang dunia ke II sehingga dalam rapat tersebut ditetapkanlah untuk mengutus Bishop
J. Sandegren tetapi Sandegren tidak tiba di tanah Batak karena aksi polisionil Belanda.
Walaupun sandegren tidak tiba di tanah Batak tetapi ia menemui Prof. Dr.Sutan Mulia
dan Zending konsul Belanda di Jakarta untuk memberitahukan bahwa LWF akan
membantu HKBP. Dr Mulia mengirimkan surat kepada Ephorus supaya niat baik LWF
dibicarakan di rapat parhalado pusat. Bantuan LWF langsung di terima HKBP pada tahun
1948 melalui pengutusan Dr. D. R.William bertugas di RS HKBP balige. Untuk
melanjutkan HKBP menjalin kerjasama dengan LWF maka HKBP mengutus Pdt. Justin
Sihombing, Pdt.Kasianus Sirait, Dr William sementara LWF mengutus Bishop Anders
Nygreen, Bishop J.Sandegreen, Dr. F.A. Schiotz, juru bahasa Rev.R.Alm. Kemudian
Direktor Carl Ikmels dari Leipzig, Dr.E. Prakusem pimpinan gereja Andra yang
mengadakan rapat di Luthergiri Rajamundri di India pada tanggal 16-17 Januari 1950.
Hasil keputusan adalah bahwa HKBP belum dapat diterima menjadi anggota LWF dengan
alasan pertama HKBP Belum memiliki confessie. kedua Kalaupun HKBP akan diterima
menjadi anggota LWF adalah tepatnya di tahun 1952 ketika sidang raya LWF diadakan.
ketiga bahwa HKBP harus lebih dulu memahami anggaran dasar LWF . Pada tahun
1952 HKBP mengutus DS. K.Sitompul mengikuti sidang Raya LWF di Hanover dan
sekaligus memperkenalkan konfessie HKBP di rapat LWF tersebut1.
Perjalanan sejarah konfesi HKBP dirumuskan setelah Republik Indonesia merdeka.
Setelah 6 tahun kemerdekaan Indonesia, HKBP telah aktif memberi jawab iman secara
tertulis yang bersifat dogmatis, misiologis dan apologetis terhadap dunia sekitarnya.
Konfesi merupakan tentang tanggung jawab iman yang dijelaskan melalui kajian sejarah
1
F.H.Sianipar, Barita ni Ompu I Dr. Justin Sihombing, Pearaja, Kantor Pusat HKBP, 1978, hlm.,110-113.
dari isi konfesi, sebab dalam pendahuluan konfesi telah termuat sebanyak 12 poin rumusan
yang melatarbelakangi terbentuknya konfesi tersebut antara lain :
1. Katolik Roma yang datang melebarkan sayap penginjilannya yang bertentangan
dengan ajaran HKBP
2. Adventis yang telah mendirikan seminarie di Pematangsiantar dan menyebarkan
ajarannya melalui buku-buku dan mengadakan propaganda agama disatu satu
wilayah beberapa malam.
3. Pinkster yang telah menekankan ajaran pada roh, karunia lidah, doa panjang
panjang dan seruan “halleluya”
4. Agama kemasukan roh yang menamai dirinya “gereja kurban” ada yang
memantangkan darah
5. Golongan siraja batak yang mementingkan rukun rukun animisme
6. Kumpulan biblekring yang mempersalahkan ajaran gereja dalam hkbp
7. Kekristenan nasionalisme yang mengajarakan kekristenan yang sesat dengan
menyesuaikan kekristenan dengan cita-cita kebangsaan saja
8. Sinkritisme yang mengatakan semua agama adalah benar
9. Ajaran ajaran yang berasal dari theosophie, komunis dan kapitalis
10. Kumpulan orang yang memishkan diri dari hkbp
11. Animisme
12. Menentukan sikap terhadap adat dan budaya supaya tidak merusak iman2.
Keduabelas rumusan itulah yang merupakan tantangan iman yang harus dihadapi umat
HKBP yang melatarbelakangi konfesi HKBP 1951 di rumuskan pada masa kepemimpinan
Ephorus Justin Sihombing. Tantangan terbesar yang dihadapi Pdt Justin adalah persoalan dari
berbagai aliran yang hadir di tanah yang tidak sesuai dengan ajaran agama Kristen. Aliran-aliran
itu seperti RK, Adventis, Saksi Jahowa, aliran spiritisme, dan yang lainnya. Akibat dari
banyaknya aliran tersebut menurut Dr. Justin Sihombing akan menimbulkan tiga bahaya besar
yaitu pertama ; adanya anggapan agamanya yang benar, kedua aadanya ketidak mandirian prinsip
dan ketiga dalah adanya anggapan semua agama itu sama hanya caranya yang berbeda. Oleh
karena itulah Dr.Justin Sihombing sangat-membenci pola pikir sinkritisme. Menurut Dr. Justin
bahwa adat perlu dikaji makna dan artinya terhadap kekristenan karena
 Sebagian besar adat berasal dari kekafiran
 Adat merupakan bagian dari sinkritisme
 Adat merusak gereja maksudnya terlampau mementingkan adat daripada firman.
 Adat dianggap sebagai agama kebudayaan
 Akibat beratnya tanggungan adat maka banyak jemaat yang melanggar aturan
gereja karena dalam adat tidak nampak Usaha memulikan Allah sebab inilah
Pemahaman yang bersifat kekafiran dan Batakisme3
Mengenai adat Pdt Justin tidak melarang adat tetapi dia mempertegas hal-hal mana yang
sesuai dengan iman kristen dan mana yang berlawanan dengan iman Kristen. Ia mengatakan ”
ingkon tontong do tarbuka adatta. Unang ma songon kompleks na tartutup, asa uang adatta i
gabe adat na mate, na tangung, na janggal, na mambahen biasan halak. Sijagaon do pendirian
konservatisme, ima pendirian naung jotjot didok halak ”kolot”. Pendidikan, kesehatan juga

2
J.Boangmanalu, “Konfesi HKBP 1951, Tentang Jawab Iman, upaya berteologi dan oikumenis gereja” dalam
Bangkitlah Hai bangsaku II Jadilah Berkat untuk Semua Umat Di Indonesia, Penerbit Expo1995 STT-
HKBP, Pematangsiantar, 1995, hlm., 200-202.
3
Sianipar,Op.Cit., hlm.,137-150.
harus berhubungan, hal juga telah dilaksanakan oleh Justin Sihombing sehingga gereja dapat
berkembang dengan pesat. Untuk itulah gagasan zending selalu mengubungkan gereja dengan
pendidikan. J.Werneck yang dikutip J.R. Hutauruk mengatakan, barang siapa telah menempuh
pelajaran selama enam tahun pada salah satu sekolag zending dia telah memperoleh pendidikan
dasar yang baik yang akan membawa manfaat sepanjang hidup. 4
Jadi HKBP membentuk konfessi tujuannya memenuhi syarat untuk menjadi anggota bagi
gereja dunia karena salah satu syarat menjadi anggota LWF adalah HKBP harus memiliki konfesi
dan juga keinginan HKBP untuk berhubungan dengan gereja Tamil di India (Tamil Evanggelical
Lutheran Church) tahun 1947 mengutus Dr Williams ke Sumatera untuk membantu HKBP dalam
pelayanan medis sehingga hal itu mengakibatkan keinginan HKBP masuk menjadi anggota LWF5.
III. Isi
3.1. Kuasa6
Yang berkuasa secara mutlak hanyalah Alkitab, sebab Allahlah yang mengerjakan atau
menjadikannya. Tetapi Pengakuan Percaya ini berkuasa juga, sebab walaupun manusia yang
menyusunnya, azasnya adalah di dalam Alkitab. "Maka Ia yang meneguhkan kami dengan kamu
di dalam Kristus dan yang sudah mengurapi kami, itulah Allah. Ialah juga telah memeteraikan kita
sambil mengaruniakan cengkeraman Roh masuk ke dalam hati kita (2 Kor. 1: 21 - 22). "Adapun
tiap kitab yang diwahyukan Allah berfaedah bagi pelajaran bagi hal yang menyatakan yang salah,
bagi hal memperbaiki yang rusak dan bagi mengajarkan jalan yang baik". (2 Tim. 3: 16-17).
Adalah patut supaya anggota-anggota Gereja taat pada kuasa ini, akan tetapi ketaatan ini
janganlah merupakan paksa dan sekali-sekali tidak boleh mematikan suara hati nurani. Setiap
orang harus bebas menyelidiki Pengakuan ini. Jika didapati hal-hal yang tidak sesuai dengan
Firman Kudus dapat diajukan keberatannya kepada pimpinan Gereja. Maka Pengakuan Percaya
yang ditetapkan di Sinode Godang di Sipoholon tanggal 28 – 30 Nopember 1951 adalah sebagai
berikut:

1. Pengakuan Percaya dari Huria Kristen Batak Protestan ini, ialah lanjutan dari Pengakuan-
pengakuan Percaya (Kofessi) yang telah ada, yaitu Pengakuan Percaya yang tiga yang seperti
telah disaksikan oleh Bapa-bapa Gereja terlebih dahulu, yang disebut :
a. Pengakuan Iman Apostolicum
b. Pengakuan Iman Nicenum
c. Pengakuan Iman Anathasianum
2. Pengakuan Percaya ini, adalah kesimpulan-kesimpulan dari hal yang kita percayai dan
harapkan pada hidup ini dan pada hidup kelak.
3. Pengakuan Percaya inilah dasar bagi khotbah-khotbah, pengajaran dan tuntutan hidup di
dalam HKBP (Mat. 16: 16).
4. Pengakuan Percaya ini, ialah dasar bagi HKBP untuk menolak dan melawan ajaran yang sesat
dan keliru, yaitu yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan.
3.2. Pasal 1; Tentang Allah7

4
J.R.Hutauruk, Kemandirian Gereja, Jakarta, BPK Gunung Mulia, 1993, hlm., 68
5
Boangmanalu, Op-Cit, hlm.,203.
6
Tim, Panindangion Haporseoan; Pengakuan Imana HKBP Konfessi 1951-1996, Unit Usaha Percetakan HKBP,
P.Siantar 2009: hlm. 52.
7
Ibid., hlm. 52.
Allah adalah Esa, tidak bermula dan tak berkesudahan, Maha Kuasa, Tidak berobah-obah, Setia,
Mahatahu, Tidak terduga, Hakim yang Besar, Mahamurah, Mahabaik. Ialah menggenapi langit
dan bumi, Mahakudus, Mahakasih.
(Ulangan 6:4; Keluaran 3:14a; Kejadian 17:1; Mazmur 105:8; I Kor 1:9; 2Tes3:3; Luk l:37; Roma
ll:33;Ulangan l0:17; Roma 2:ll; 1 Kor l:30; Mazmur l03:8; 24:1; Yes 6:3; Yoh 3:16; 1Tim 6:15-
16).
Dengan ajaran ini kita menolak dan melawan kebiasaan yang menyebut Allah : Nenek
(Ompung) dan yang memandang, bahwa Tuhan hanyalah Pemurah saja. Demikian pula orang-
orang yang mengharap bahwa berkat dan kemurahan berasal dari roh nenek moyang, seperti
dibiasakan oleh orang Kafir. Demikian pula orang-orang yang meneliti hari-hari yang membawa
berkat yang merundingkan nasibnya kepada dukun atau mengharap berkat dari letak garis-garis
pada tangannya. Juga kita menolak ajaran yang menyatakan kuasa Tuhan di atas kekudusan serta
kasihNya.
3.3. Pasal 2; Tentang Allah yang Tiga-Esa8
Tuhan Allah adalah Esa, dan dalam pada itu Ia adalah Tritunggal, yaitu: Allah Bapa, Allah Anak
dan Allah Rohu'lkudus. Yoh5: 19; 14: 11;1 : 1; 15,26; 2Kor13: 13;Mat28: 19. Allah Bapak yang
melahirkan Allah Anak dari diriNya sendiri pada mula pertama sampai selama-lamanya, artinya
sama seperti Bapa yang tiada bermula dan tidak berkesudahan, demikian pula halnya dengan Anak.
Dan demikian pula Rohul'kudus tiada bermula dan tiada berkesudahan. Ialah yang datang dari
Allah Bapa dan Allah Anak. Yoh 15 : 26.
Dengan ajaran ini kita menolak dan melawan pengertian bahwa Allah adalah Esa saja dengan
pengertian bahwa Allah Anak dan Allah Rohu'lkudus kurang dari Allah Bapa.
Kita pula melawan ajaran yang mengatakan, Allah yang Tritunggal itu, ialah Allah Bapa, Anaknya
Yesus Kristus dan Ibu Rohu'lkudus.
3.4. Pasal 3; Pekerjaan Kepribadian Allah Bapa Yang Tiga-Esa9
a. Allah Bapa menjadikan, memelihara dan memerintah segala sesuatu yang kelihatan dan yang
tidak kelihatan. Dengan ajaran ini kita tolak ajaran Fatalisme (takdir, nasib, "bagian").
b. Allah Anak yang menjadi manusia, dilahirkan oleh perawan Maria yang diperkandungkan oleh
Rohu'lkudus, diberikan nama Yesus. Jadi terdapat dua sifat di dalam Dia : Padanya terdapat
Ketuhanan dan Kemanusiaan. Ia adalah Allah yang Benar dan manusia yang Benar, Ia
menderita kesengsaraan waktu pemerintahan Pilatus, Ia tersalib pada kayu salib, untuk
melepaskan kita dari dosa, dari maut dan dari kuasa Iblis. Ia adalah kegenapan korban
perdamaian kepada Allah untuk segala dosa manusia. Ia turun ke neraka setelah dikuburkan,
bangkit dari mati pada hari ketiga, naik ke sorga, duduk di sebelah kanan Allah Yehowa,
Bapanya yang mulia selama-lamanya. Ia ada di sorga membela kita, memerintah atas segala
sesuatu, sampai kelak kembali ke bumi untuk menghakimi orang yang hidup dan mati.
Mat28; 18; Efl :20-22; 1: 7; Yoh3: 16; Ibr9: 14; Fil2:4-6.
Dengan ajaran ini kita menolak dan melawan ajaran dari Roma Katholik yang mengatakan:
1. Bahwa Maria, Ibu dari Tuhan Yesus, yang disebut Kudus, membela kita kepada Allah.
2. Para Pastor berkuasa lagi mengorbankan daging Kristus di dalam missa.
3. Paus di Romalah wakil Kristus di dunia. Matius 23: 8 - 10. Juga kita menolak ajaran orang
yang menyamakan sepenuhnya Tuhan Yesus dengan para nabi di dunia ini.
c. Allah Rohu'lkudus memanggil, menerima dan mengajarkan Gereja dan menetapkannya di
dalam iman, kekudusan dengan Injil untuk kemuliaan Allah. Roma 8: 14 - 17; I Kor 3: 16

8
Ibid., hlm.54.
9
Ibid., hlm. 54.
(bandingkan dengan arti dari pasal ketiga dari Iman di dalam Katekismus Luther). Dengan
ajaran ini kita menolak dan melawan ajaran yang mengatakan, Rohu'lkudus dapat turun kepada
manusia dengan usaha manusia sendiri diluar Injil. Demikian pula kita menolak dan melawan
ajaran yang mengatakan : Hanya kemasukan (ekstase) dan lidah asinglah tanda keturunan
Rohu'lkudus. Kita pula menolak dan melawan ajaran yang mengatakan : Tak usah orang sakit
berobat, cukuplah jika mendoakan kesembuhan kepada Rohu'lkudus. Begitu pula orang yang
bernubuat palsu demi nama Rohu'lkudus. Juga pergaulan yang malampaui batas-batas
kesompanan, karena katanya telah dipenuhi Rohu'lkudus. Kita menolak dan melawan segala
ajaran itu, karena itu adalah ajaran yang memakai Nama Rohu'lkudus dengan jalan yang tidak
benar.10
3.5. Pasal 4; Tentang Firman Allah11
Firman yang tertulis di dalam Alkitab, yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru adalah Firman
Allah yang sesungguhnya. Karena tiada pernah ada nubuat-nubuat yang jadi dengan kehendak
manusia, melainkan datangnya daripada Allah, diucapkan oleh orang yang digerakkan oleh
Rohu'lkudus. 1 Petrus 1: 21.
Adapun tiap-tiap kitab yang diwahyukan Allah berfaedah bagi pelajaran, bagi hal
menyatakan yang salah, bagi hal memperbaiki yang rusak dan bagi hal mengajarkan yang benar
supaya hamba Allah itu sempurna, terlengkap bagi segala perbuatan yang baik. 2 Tim 3: 16-17.
Dengan ajaran ini ditekankan: Alkitab telah menyatakan diri Allah dan kemauannya dengan
sempurna dan pula telah mengajarkan dengan sempurna apa yang harus dipercayai manusia supaya
memperoleh hidup yang kekal. Wahyu 22: 18- 19. Hanya Alkitablah awal dan akhir semua
pemikiran, pengetahuan dan usaha di dalam Gereja dan bagi setiap orang percaya. Dengan ajaran
ini kita tolak semua kepandaian dan kebijaksanaan manusia yang bertentangan dengan Firman
Allah. Amsal 3: 5; Mazmur 111: 10.
3.6. Pasal 5; Tentang Dosa - Asal dari Dosa12
Iblislah asal mula dari dosa. Ia menghendaki supaya semua orang berdosa, yaitu berbalik dari
Allah. Yoh. 8: 44; Kej 3: 1 - 7; Wahyu20: 10. Jadi walaupun manusia yang pertama (Adam dan
Hawa) sempurna adanya, yaitu yang dapat melakukan kemauan Allah, mereka melanggar hukum
yang diberikan Allah kepadanya karena godaan Iblis, serta mereka berbalik dari Allah. Dosa ialah
pelanggaran kemauan Allah. 1 Yoh 3: 4; Yak 1: 15.
3.7. Pasal 6; Tentang Dosa Warisan13
Sejak Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, dosa itu masuk kepada semua turunannya. Oleh karena
itu semua manusia lahir di dalam dosa dan diperbudakkan dosa dengan melanggar hukum Allah.
Dan dosalah yang mengakibatkan hukuman maut yang kekal. Mzm 51: 7; 58: 4; Kej 8: 21; Roma
5: 12; 3: 12; 3: 23; Tit 3: 5; Yoh 3: 5; Yoh 6: 63.
Dengan ajaran ini kita menolak dan melawan ajaran yang menyatakan : Bayi yang baru lahir tidak
berdosa. Juga ajaran yang bertentangan dengan Firman Allah yang mengatakan : Dosa hanyalah
akibat kemiskinan, kekurangan dan kesengsarasn dan karena itu dosa tidak begitu diberatkan.
Demikian pula ajaran yang mengatakan bahwa hati orang adalah bersih seperti kertas yang tidak
bertulisan pada waktu lahirnya.
3.8. Pasal 7; Tentang Kelepasan Dari Dosa14

10
Ibid., hlm., 54.
11
Ibid., hlm., 57.
12
Ibid., hlm.,58.
13
Ibid., hlm., 58.
14
Ibid., hlm. 60.
Tidak dapat diperoleh kelepasan dari dosa dengan jalan pekerjaan baik, atau dengan tenaga sendiri,
hanyalah karena kemurahan Allah di dalam penebusan Yesus Kristus. Jalan menerimanya ialah
kepercayaan (iman) yang dikerjakan oleh Rohu'lkudus; hanya dengan iman kita menerima
keampunan dosa, yang disediakan Yesus Kristus dengan kematianNya. Iman yang sedemikianlah
yang dipandang Allah menjadi kebenaran di hadapanNya. Yoh 3: 16; 2 Kor 8: 9; Kis. 4: 12.
3.9. Pasal 8; Tentang Gereja15
A. Gereja ialah persekutuan orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus, yang dipanggil,
dihimpun, dikuduskan dan ditetapkan Allah dengan Rohu'lkudus. 1 Kor 1: 2: 1 Petr 2: 9; Ef
1:2, 22 ;1 Kor 3.
Dengan ajaran ini kita menolak dan melawan :
1. Anggapan bahwa Gereja itu hanyalah perkumpulan yang didirikan atas kemauan manusia
dan memisahkan dirinya dari Gereja, jika perpisahan itu bukan karena di dalam Gereja
terdapat ajaran yang berlawanan dengan Firman Allah.
2. Pendirian bahwa pemimpin-pemimpin, rapat-rapat dan anggota saja yang menentukan
hidup Jemaat. Hanya Kristuslah yang berkuasa di Gereja dan hanya tuntutan yang sesuai
dengan Firman Kristus sajalah yang harus diikuti. Gereja bukan dikuasai oleh "demokrasi",
melainkan oleh Kristokrasi.
3. Pemikiran bahwa Gereja harus menjadi Gereja Negara, sebab kewajiban dari Gereja dan
kewajiban negara adalah berlainan.
4. Pemikiran yang mengatakan : Gereja adalah berazaskan dan terikat pada adat dan juga
pendirian yang mengharapkan hidup dari organisasi.
B. Gereja adalah kudus. Alasan dari kekudusan Gereja, bukan karena kekudusan anggotanya
sendiri-sendiri, melainkan karena kekudusan Kristus, kepala Gereja itu. Gereja adalah kudus,
karena dikuduskan oleh Kristus dan karena itulah Allah memandangnya kudus. Karena
kekudusan inilah disebut Gereja Bangsa yang kudus. Bait Rohu'lkudus dan Bait Allah. 1 Petr
2: 9; Ef 2: 22; Why 1: 6; Ef 3: 21; 1 Kor 3: 16.
Dengan ajaran ini kita menolak dan melawan paham yang mengatakan : Manusia dapat
memperoleh kekudusan karena usahanya sendiri begitu pula keputusan, yang juga
menyebabkan perpisahan karena masih dilihat anggota-anggota Gereja yang melakukan dosa.
C. Gereja itu adalah "Am, ialah persekutuan semua orang kudus, yang telah percaya di dalam
Yesus Kristus dan pemberianNya, ialah Injil, Rohu'lkudus, Iman, Kasih dan Pengharapan.
Ialah orang-orang dari tiap negeri, bangsa, suku dan bahasa, walaupun berlainan kebiasaan dan
keturunannya. Why 7: 9. Dengan ajaran ini kita menolak dan melawan ajaran yang
menghendaki agama kebangsaan dan juga pendirian, bahwa satu-satu Gereja dapat hidup
terpisah dari yang lain.
D. Gereja adalah Esa. Azas untuk keesaan ialah Ef 4: 4; 1 Kor 12: 20. "Tubuh itu, yaitu Gereja
adalah Esa. Walaupun banyak anggota tubuh itu Esa adanya". Keesaan yang dimaksud di situ
bukanlah keesaan duniawi, melainkan keesaan rohani. Dengan ajaran itu kita menolak dan
melawan : semua perpisahan yang tidak disebabkan perbedaan iman, melainkan disebabkan
hal-hal lahir saja. Yoh 17 : 20 - 21.
E. Pertanda dari Gereja yang benar ialah:
1. Dimana diberikan Injil yang murni
2. Dimana dilayani Sakramen yang dua itu sebagai dengan Firman Tuhan Yesus.
3. Dimana dilakukan tuntutan melawan dosa.

15
Ibid., hlm. 60.
3.10. Pasal; Tentang Pelayan-Pelayan Gereja16
Tiap-tiap orang Kristen terpanggil menjadi saksi Kristus. Dan untuk menunaikan pekerjaan-
pekerjaan di tengah -tengah Gereja, Allah memanggil di dalam Gereja, pelayan-pelayan sesuai
dengan tugas Kristus yang tiga itu: Nabi, Imam dan Raja 1 Kor 12: 28.
Jabatan-jabatan Pelayanan itu ialah :
1. Untuk memberitakan Injil kepada anggota-anggota Gereja dan di luar Gereja.
2. Untuk melayani Sakramen, yaitu: Pembaptisan yang kudus dan Perjamuan Kudus.
3. Untuk mengembalakan anggota-anggota jemaat
4. Untuk menjaga kemurnian ajaran, melakukan tuntunan jiwa, melawan ajaran-ajaran yang
sesat.
5. Untuk melakukan pekerjaan diakonia.
Buat pekerjaan yang beragam itu, diangkat di dalam Gereja : Rasul, Nabi, Evangelis, Gembala,
Pengajar, dan Diakon. Ef 4: 11; Kis 6.
Dengan ajaran ini kita menolak dan melawan pendirian yang meniadakan jabatan satu-satu
orang atas pertimbangan-pertimbangan sendiri dan tidak karena sesuatu hal yang dilakukan, yang
bertentangan dengan jabatannya. Dengan ajaran ini kita menolak setiap pelayan di tengah-tengah
Gereja, baik yang berkhotbah, mengajar dan melayani Sakramen jika tidak Gereja yang
menyerahkan jabatan itu kepadanya.
3.11. Pasal 10; Tentang Sakramen17
Hanya dualah Sakramen yang diperintahkan Tuhan Yesus kepada kita untuk melakukannya, yaitu
Pembaptisan Kudus dan Perjamuan Kudus. Inilah yang dipesankannya, untuk memberikan dengan
barang yang terlihat, anugerah yang tidak terlihat, yaitu keampunan dosa, keselamatan, hidup dan
sejahtera, yang kita terima di dalam iman. Mat 28: 19; Mark 16: 15 - 16; Mat 26; Mark 14; Luk
22; 2 Kor 11.
Dengan ajaran ini kita menolak dan melawan ajaran Katholik Roma yang mengatakan bahwa ada
tujuh Sakramen.
A. PEMBAPTISAN KUDUS
Pembaptisan Kudus, ialah jalan pemberian anugerah kepada manusia, sebab dengan pembaptisan
disampaikan kepada yang percaya keampunan dosa, kebaharuan hidup, kelepasan dari maut dan
Iblis, serta sejahtera yang kekal. Dengan ajaran ini kita menyaksikan : Anak kecil pun harus
dibaptis karena dengan pembaptisan itu mereka juga masuk ke dalam persekutuan yang menerima
anugerah pengorbanan Kristus, berhubungan pula dengan pemberkatan anak-anak oleh Tuhan
Yesus. Mrk 10: 14; Luk 18: 16.
Pembaptisan tidak terpaksa dengan membenarkan ke dalam air, Kis 2: 41, 10, 48, 16, 33; Rom 6:
4; 1 Kor 10: 4; Tit 3: 5; Ibr 11: 29; 1 Ptr 3, 21.
B. PERJAMUAN KUDUS
Perjamuan Kudus ialah : Memakan roti, dengan roti mana (parhitean) kita terima daging dari Yesus
Kristus Tuhan kita dan meminum anggur, dengan anggur mana kita terima darah Tuhan kita Yesus
Kristus, supaya kita peroleh keampunan dosa, hidup dan sejahtera. 1 Kor 11: 17 - 34; Mat 26; Mrk
14; Luk 22.
Dengan ajaran ini kita menolak dan melawan ajaran yang mengatakan : Hanya rotilah yang
dapat diberikan kepada anggota jemaat, tetapi anggur tidak. Sebab dengan demikianlah Firman
Tuhan Yesus waktu Ia memesankan Perjamuan Kudus itu : "Minumlah kamu sekalian dari cawan
itu". Dan ini pulalah yang diikuti oleh Gereja pada waktu pertama. 1 Korintus 11: 24 - 25. Juga

16
Ibid., hlm. 63.
17
Ibid., hlm. 64.
tidak ada alasan dari Firman Tuhan untuk mengartikan wujud dari missa, dimana dikatakan, bahwa
Tuhan kita di korbankan lagi setiap kali dilakukan missa, karena itu kita menolak ajaran ini.
3.12. Pasal 11; Tentang Tata Gereja18
Di dalam Gereja perlu ada tata-gereja yang berazaskan Alkitab. Sebab tata-gereja ialah saluran
untuk memberikan ketertiban dan sejahtera di dalam Gereja. 1 Kor 14: 33. Berhubungan dengan
itu kita rayakan hari-hari raya Gereja, seperti Natal, Kematian, Kebangkitan dan Kenaikan Tuhan
Yesus dan Keturunan Rohu'lkudus. Akan tetapi kita harus ingat dengan baik, bahwa oleh kesetiaan
kita menuruti semua hal itu, kita tidak dapat memperoleh keselamatan.
3.13. Pasal 12; Tentang Pemerintah19
Pemerintah yang berkuasa adalah dari Allah datangnya. Ialah pemerintah yang melawan kejahatan,
yang mempertahankan keadilan yang berusaha agar orang percaya dapat hidup sejahtera seperti
tercantum pada Roma 13 dan 1 Timoteus 2: 2.
Pada lain pihak kita harus ingat yang tercantum pada Kisah Rasul 5: 29 : "Wajiblah orang
menurut Allah lebih daripada manusia”. Dengan ajaran ini kita menyaksikan : Gereja harus
mendoakan Pemerintah agar berjalan di dalam keadialan. Sebaiknya Gereja pada saat-saat yang
perlu harus memperdengarkan suaranya terhadap Pemerintah. Dengan ajaran ini kita menolak
paham yang mengatakan : Negara adalah negara keagamaan, sebab Negara dan Gereja mempunyai
bidang-bidang tersendiri. Mat 22: 21b. Jika perlu di hadapan hakim untuk menyaksikan kebenaran,
orang Kristen boleh bersumpah, demikian pula waktu menerima jabatan atau pangkat.
3.14. Pasal 13; Tentang Hari Minggu20
Hari Minggu adalah "Hari Tuhan", yaitu permulaan penjadian oleh Allah, Kebangkitan Tuhan
Yesus, Keturunan Rohu'lkudus, seperti yang dirayakan oleh umat Kristen dari zaman permulaan
Gereja. Kita tidak berbalik lagi kembali pada hari Sabbath Yahudi, sebab kita orang-orang Kristen.
Dengan ajaran ini kita menolak dan melawan ajaran golongan Sabbatis, yang mengatakan bahwa
hari Sabbathlah yang harus dimuliakan.
3.15. Pasal 14; Tentang Makanan21
Semua yang diberikan Allah adalah baik, kita tidak memantangkan, asal diterima dengan hati yang
penuh syukur, sebab pemberian-pemberian itu menjadi suci karena Firman Tuhan dan doa.
Manusia tidak menjadi suci karena mengindahkan bermacam-macam pantangan-pantangan
terhadap makanan. Sebab imanlah yang mensucikan pemberian Allah. Manusia tidak menjadi suci
karena mengindahkan hukum-hukum tentang makanan. Oleh sebab itulah Rasul Paulus melawan
aturan-aturan bangsa Yahudi tentang makanan. Tidak boleh Injil terbelakang karena pantang
makanan, hadis atau tradisi. Mat 15: Rom 14; Kol 2; Kisah 15; 1 Tim 4 : 4 - 5. Dengan ajaran ini
kita menolak ajaran orang-orang yang menyebarkan paham-paham yang sesat mengenai makanan.
3.16. Pasal 15; Tentang Iman Dan Pekerjaan Baik22
Iman harus membuahkan pekerjaan baik. Tetapi orang adalah sesat, jika diharapkan kebenaran,
hidup, penghiburan dan sejahtera baginya, kalau diperbuat pekerjaan baik, karena Tuhan Yesuslah
yang dapat mengampuni dosa dan mendamaikan manusia dengan Allah.
Karena itu kita harus menuruti Hukum-hukum yang 10 itu (Dasatitah), tetapi hanya imanlah yang
memberikan kehidupan bagi kita, bukan pekerjaan yang baik. Rohu'lkudus yang menggerakkan

18
Ibid., hlm., 66.
19
Ibid., hlm., 67.
20
Ibid., hlm., 69.
21
Ibid., hlm.,68.
22
Ibid., hlm., 68
hati manusia melakukan pekerjaan baik, dan jika bukan Rohu'lkudus yang mengerjakan (di dalam
kita), pekerjaan baik menjadi dosa. Yoh 5: 1 5 - 16; Ef 2: 8; Roma 5:1.
3.17. Pasal 16; Tentang Peringatan Orang Meninggal23
Manusia telah tentu satu kali mati dan kemudian daripada itu datang hukaman. Ibr 9: 27. Mereka
itu akan berhenti dari kelelahannya. Wahyu 14: 53. Dan Yesus Kristuslah Tuhan dari orang-orang
yang mati dan yang hidup.
Dalam kita mengadakan peringatan kepada orang yang mati, kita mengingat pula akhir kita sendiri
dan menguatkan pengharapan kita pada persekutuan orang-orang percaya, yang menetapkan hati
kita di dalam pergumulan hidup ini. Wahyu 7: 9 - 17.
Dengan ajaran ini kita menolak dan melawan ajaran animisme yang mengatakan : Roh-roh
dari orang-orang mati masih dapat bergaul dengan manusia. Demikian pula ajaran yang
mengatakan : Roh dari yang mati tinggal di kuburnya. Juga kita tolak ajaran dari Gereja Katholik
Roma yang mengajarkan tentang api ujian (vagevuur) yang harus dialami seberapa lama untuk
membersihkan roh orang mati, sebelum tiba kepada hidup yang kekal dan orang dapat melakukan
missa untuk orang mati dan memdoakan orang mati itu supaya lebih cepat terlepas dari api itu.
Demikian pula doa kepada roh dari orang-orang kudus dan yang mengharapkan bahwa kekuatan
dan kekudusan orang itu dapat turun dari kuburan, pakaian, barang atau tulangtulangnya (relikwi).
3.18. Pasal 17; Tentang Malaikat24
Malaikat adalah juga yang dijadikan Allah untuk melayani Dia; ialah roh-roh pelayan yang disuruh
membantu orang-orang yang akan mewarisi hidup kekal. Ibr 1: 14.
3.19. Pasal 18; Tentang Hukuman Pada Hari Kiamat25
Tuhan kita Yesus Kristus akan turun kelak pada hari kiamat untuk membangunkan orang-orang
mati. Yoh 5: 28; 1 Tes 4: 16; Mat 24: 3; Luk 21: 28; Wahyu 20: 1 1 - 15. Ia akan menghakimi
segala manusia. Mat 25; 1 Kor 15: 52; 2 Kor 5: 10. Pada waktu itu Ia akan memanggil orang-orang
yang percaya ke dalam hidup yang kekal. Mt 25: 34. Tempat dari orang-orang percaya akan
menjadi kekal di hadapan Allah sampai selamalamanya. Mat 25.
Dengan ajaran ini kita menolak dan melawan ajaran yang mengatakan :
a. Bahwa waktu kedatangan Kristus kembali dapat dihitungkan oleh manusia.
b. Bahwa masih ada waktu kemurahan sesudah orang meninggal.
Kita menekankan bahwa kedatangan Tuhan adalah pada waktu yang tidak dapat diketahui. I Tess
5: 2; Mat 24: 42; 44: 50; Luk 12: 35 - 36. Karena itu kita harus selalu bersiap seperti diperingatkan
oleh Tuhan kita. Luk 12: 35- 36.
IV. Sejarah Revisi Konfesi 1951-1996
1. Gereja HKBP dalam konfesinya pada tahun 1951 menyatakan bahwa Yesus adalah Allah
anak yang menjadi manusia, dilahirkan oleh perawan Maria yang diperkandungkan oleh
Rohul Kudus, diberikan nama Yesus. Jadi terdapat dua sifat di dalam Dia : pada-Nya
terdapat Ketuhanan dan Kemanusiaan. Ia adalah Allah yang benar dan manusia yang benar,
Ia menderita kesengsaraan waktu pemerintahan Pilatus, ia tersalib pada kayu salib, untuk
melepaskan kita dari dosa, dari maut dan dari kuasa Iblis. Ia adalah kegenapan korban
perdamaian kepada Allah untuk segala dosa manusia. Ia turun ke neraka setelah
dikuburkan, bangkit dari mati pada hari yang ketiga, naik ke sorga duduk di sebelah kanan
Allah Yehowa, BapaNya yang mulia selama-lamanya. Ia ada di sorga membela kita,
merintah atas segala sesuatu sampai kembali kelak ke bumi menghakimi yang hidup

23
Ibid., hlm.,69.
24
Ibid., hlm., 71.
25
Ibid., hlm. 71.
maupun yang mati.26 Mat.28:18; Ef.1:20-22; 1:7; Yoh.3:16; Ibr.9:14; Fil 2:4-6, merupakan
ayat yang dapat kita pakai untuk menolak dan melawan ajaran dari Roma Katolik yang
mengatakan : 1) Bahwa Maria, ibu dari Tuhan Yesus, yang disebut Kudus, membela kita
kepada Allah. 2) Para pastor berkuasa lagi mengorbankan tubuh Kristus di dalam misa. 3)
Paus di Romalah wakil Kristus di dunia. Matius 23:8-10, juga kita menolak ajaran orang
yang menyamakan sepenuhnya Tuhan Yesus dengan para Nabi di dunia ini.
Sedangkan dalam konfesi HKBP tahun 1996 konsep tentang kristologi lebih diperjelas lagi
dimana didalamnya dijelaskan bahwa Allah Bapa menyatakan dirinya melalui Yesus
Kristus, Anaknya yang tunggal itu, juruslamat manusia dan dia memateraikan keslamatan
melalui rohNya. Allah anak adalah Yesus Kristus yang di dalamnya Allah Bapa yang
mengosongkan dirinya dan menjadi manusia, yang dilahirkan oleh Maria, dikandung dari
Roh Kudus sebelum ada mengenal suami. Dialah Tuhan yang melindungi dan
menyelamatkan manusia. Peristiwa itu terjadi melalui penderitaan yang dialaminya hingga
kematianNya di kayu salib. Dialah kesempurnaan korban pendamaian oleh Allah karena
dosa manusia. Dia turun ke dalam maut, bangkit kembali dari kematian pada hari yang
ketiga, naik ke surga duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Karena itulah Dia ditinggikan
oleh Allah dan kepadaNya diberikanNya nama diatas segala nama.27
2. konfesinya HKBP telah mengalami revisi antara tahun 1951 dan 1996 yang mungkin
dianggap baik dari tahun sebelumnya. Dari kedua isi pengakuan ini sama-sama
menekankan bahwa Yesus Kristu adalah Allah Anak. Akan tetapi untuk memperjelas
pemahaman Allah Anak tersebut maka pada tahun 1996 Pengakuan Iman tersebut di
diperjelas dengan mengatakan bahwa Allah mengosongkan dirinya dan menjadi manusia.
Dalam hal baptisan kudus, confessi HKBP memberi penjelasan yang jelas dan lengkap.
Hal itu kelihatan pada pasal 10 bagian A yang berbunyi sebagai berikut: 28 Pembaptisan
Kudus, ialah jalan pemberian anugerah kepada manusia, sebab dengan pembaptisan
disampaikan kepada yang percaya keampunan dosa, kebaharuan hidup, kelepasan dari
maut dan iblis, serta sejahtera yang kekal. Selanjutnya Confessi HKBP juga menjelaskan
demikian : Dengan ajaran ini kita menyaksikan :anak kecil pun harus dibaptis karena
dengan pembaptisan itu mereka juga masuk ke dalam persekutuan yang menerima
anugerah pengorbanan Kristus, berhubungan pula dengan pemberkatan anak-anak oleh
Tuhan Yesus. Mrk 10: 14; Luk 18:16. Pembaptisan tidak terpaksa dengan membenamkan
ke dalam air, Kis 2: 41, 10, 48, 16. 33; Rom. 6 :4; 1 Kor. 10:4; Tit.3 :5; Ibr. 11:29; 1 Ptr.
3:21.
Rumusan tersebut sedikit berbeda dengan yang tertulis dalam Confessi HKBP tahun 1996.
Namun isi dan prinsipnya adalah sama. Selengkapnya confessi HKBP 1996 dalam pasal 8
bagian A, menjelaskan sebagai berikut: 29 Baptisan itu adalah saluran kemurahan Allah
bagi manusia, anak-anak dan dewasa, karena melalui baptisan itu gereja berdiri di tengah
dunia ini, dan melalui iman dijadikan layak menerima keampunan dosa, kelahiran kedua
kali, kelepasan dari kuasa maut dan dari kuasa iblis, dan memperoleh kebahagiaan kekal.
Dan melalui baptisan itu jugalah orang percaya dipersatukan ke dalam kematian dan
kebangkitan Tuhan Yesus, dan menerima kuasa Roh Kudus (Mrk. 10:14; Luk 18:16; Kis
2: 41; 10:48; 16:33; Rom. 6:4; 1 Kor 10:1-9; Tit. 3: 5; Ibr 11:29; 1 Ptr. 3:21).Dengan ajaran

26
Ibid., hlm., 36-37.
27
Ibid., hlm., 82-83
28
Ibid., hlm., 43
29
Ibid., hlm., 92-93
ini kita menekankan bahwa bayi dibaptiskan di tengah gereja, karena demikianlah mereka
termateraikan ke dalam persekutuan yang ditebus Kristus, sebab Tuhan Yesus adalah juga
bersukacita menerima anak-anak. Orang tua diimbau agar mereka mendorong anak-anak
mereka yang sudah dibaptis ikut sekolah minggu, dan persekutuan lainnya di gereja. Kita
juga menekankan, gereja itu esa dalam baptisan kudus. Cukuplah baptisan kudus
dilayankan sekali kepada seseorang selama hidupnya.
V. Tanggapan Teologis
Konfesi adalah perumusan yang benar tentang iman atau ajaran, yang semata-mata tidak
memandang satu ajaran Gereja atau teologia tetapi dimaksudkan untuk menyediakan suatu
panduan terhadap praktek Gereja. Gereja akan memiliki landasan mereka dalam menjalankan
teologinya yang berhubungan dengan doktrin Gereja. Konfesi juga dengan tegas melawan ajaran-
ajaran yang bertentangan dengan Alkitab. Konfesi juga menyajikan suatu dasar bagi etika Kristen
dalam konsep susunan dan jaringan institusi terhadap “perintah utama akan kasih orang-orang
Kristen”. Sehingga jemaat terhindar dari segala ajaran sesat. Kesimpulannya semua ajaran-ajaran
ini secara kritis berdasarkan Firman Tuhan di dalam Kitab Suci.
VI. Kesimpulan dan Saran
6.1. Kesimpulan
Konfesi HKBP atau buku pengakuan iman HKBP sangat berguna sebagai pedoman untuk
mengetahui mana ajaran yang benar dan mana ajaran yang tidak benar. Konfesi juga merupakan
suatu refleksi atau respon terhadap Firman Allah dan terhadap manusia dengan segala
kompleksitas permasalahan yang dihadapi Gereja HKBP pada setiap jamannya. Dengan demikian
HKBP telah mempunyai rumusan pengakuan iman sendiri, sehingga konfesi HKBP dapat menjadi
sumber ajaran resmi HKBP sejak dirumuskannya konfesi HKBP tahun 1951. Selain konfessi 1951,
HKBP juga memiliki konfesi terbaru yang dirumuskan tahun 1996. Kedua konfesi ini masih tetap
dipakai oleh HKBP hingga sekarang.
6.2. Saran
Konfesi HKBP ini memaparkan bagaimana ajaran gereja sehingga gereja punya dasar Alkitabiah
mengabarkan Injil ditengah-tengah keberagaman ajaran dan agama. Oleh karena itu Konfesi
HKBP ini sangat baik dibaca oleh semua kalangan terutama oleh para jemaat, para pelayan HKBP
dan mahasiswa teologi.

Daftar Pustaka
Boangmanalu J.,
1995 “Konfesi HKBP 1951, Tentang Jawab Iman, upaya berteologi dan
oikumenis gereja” dalam Bangkitlah Hai bangsaku II Jadilah Berkat
untuk Semua Umat Di Indonesia, Penerbit Expo1995 STT-HKBP,
Pematangsiantar,
Hutauruk J.R.,
1993 Kemandirian Gereja, Jakarta, BPK Gunung Mulia
Tim, Panindangion Haporseoan
2009 Pengakuan Imana HKBP Konfessi 1951-1996, Unit Usaha Percetakan
HKBP, P.Siantar
Sianipar F.H.,
1978 Barita ni Ompu I Dr. Justin Sihombing, Pearaja, Kantor Pusat HKBP

Anda mungkin juga menyukai