Anda di halaman 1dari 3

Interdenominasi?

Dilakukan suatu eksperimen untuk mengetahui seberapa berat kuda dapat menarik beban,
seekor kuda ternyata dapat menarik skitar 9000 pounds, akan tetapi ketika dua ekor kuda
bersama-sama menarik beban, mereka bukan hanya dapat menarik dua kali lipat dari seekor
kuda, yaitu 18.000 pounds tetapi mereka berdua dapat menarik hingga 35.000 pounds.
Bagaimana kita bisa merumuskan apa yang sedang terjadi? Jawabannya adalah sebuah misteri
sinergi yang sulit dijelaskan secara tuntas, sebuah misteri kesatuan yang berasal dari Sang
Pencipta. Allah kita adalah satu, namun dalam tiga pribadi, sebuah misteri yang tidak mungkin
terumuskan dan terpecahkan secara tuntas oleh akal budi manusia. Sesungguhnya seluruh alam
ciptaan, diciptakan dalam teladan Allah Tritunggal, yang menciptakan harmoni dalam ke tigaan
dan kesatuannya.
Begitu juga dengan tubuh Kristus, gereja-Nya, meski terdiri atas banyak anggota,
sesungguhnya adalah satu. Ada begitu banyak denominasi dan aliran gereja, namun pada
dasarnya adalah satu tubuh Kristus. Di Indonesia saja ada lebih dari 400 jenis atau denominasi
gereja, dan 400 itu pada dasarnya adalah satu tubuh Kristus, pada dasarnya harus saling
memperhatikan, saling menolong, saling bekerjasama memuliakan Allah. Sayangnya gereja di
Indonesia tidak memiliki satu wadah tunggal untuk mereka bersekutu, ada beberapa wadah yang
menyatukan 400 lebih denominasi gereja di Indonesia, wadah-wadah itu antara lain PGI
(Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia) yang memiliki sekitar 80 lebih anggota, PGLII
(Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injili Indonesia) sekitar 90 lebih anggota,
PGPI (Persekutuan Gereja-gereja Pentakosta Indonesia) sekitar 90 lebih anggota, PGTI
(Persekutuan Gereja-gereja Tionghoa Indonesia), dll. Semakin banyak denominasi gereja dan
wadah kesatuannya, nampaknya semakin mempersulit kerjasama dan kesatuan gereja di
Indonesia. Belum lagi ada gereja yang tidak mau bergabung dalam salah satu wadah kesatuan
apapun baik PGI, PGLII, PGPI, PGTI, dll. Mungkin gereja yang tidak mau bersekutu ini merasa
diri paling benar dan tidak membutuhkan gereja yang lain, jika benar demikian, sikap merasa diri
paling benar inilah yang menjadi hambatan dari kesatuan gereja di Indonesia, coba anda periksa
jangan-jengan gereja anda adalah salah satu gereja yang merasa diri paling benar dan tidak mau
bersekutu dengan gereja lain.

Apakah yang menyatukan semua gereja di dunia yang memiliki sejuta perbedaan tersebut?
Tentunya adalah jantung dari Kekristenan, yaitu iman kepada Allah Tritunggal, kepada Allah
Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus. Pengakuan bahwa ketiganya adalah Allah yang Esa,
inilah pengakuan yang unik dari iman Kristen, yang tidak dimiliki agama dan ajaran manapun
lainnya. Sepanjang sebuah gereja mengakui ke Allah-an ketiga pribadi itu, gereja tersebut
terhisab dalam kesatuan tubuh Kristus. Sebaliknya jika ada gereja yang menolak ke ilahian dari
ketiga pribadi tersebut, maka sejatinya ia bukanlah gereja Kristen, bukanlah tubuh Kristus.
Seperti aliran Saksi-saksi Yehuwa atau Saksi Yehova yang tidak mengakui ke ilahian Yesus
Kristus, mereka hanya mempercayai Yesus adalah manusia bukan Allah, Yesus hanya manusia
yang ditinggikan oleh Allah.
Walaupun satu tubuh, namun sangat sulit bagi kita di Indonesia yang memiliki 400 lebih
denominasi dan tidak memiliki satu wadah kesatuan yang tunggal, untuk menjalin persekutuan
dan kerjasama. Tetapi kita bersyukur memiliki persekutuan mahasiswa di kampus (PMK), karena
PMK dapat menjadi salah satu alat menjaga kesatuan, alat menjalin persekutuan antar warga
gereja. Saya sendiri yang berasal dari aliran gereja Pentakosta, mendapatkan sahabat-sahabat
seiman dari gereja Calvinis, Lutheran, Injili, dan Katolik selama bersekutu di PMK. Sampai
sekarang saya tidak pernah meragukan iman percaya mereka kepada Kristus.
Doa Tuhan Yesus di Yohanes 17 "supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti
Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita,
supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku." (LAI TB). Menjelaskan
kepada kita bahwa kesatuan umat adalah kerinduan Allah, sekaligus alat Allah menyaksikan Injil
kasih-Nya bagi dunia ini.
Bagaimana Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) di kampus bisa menjadi jawaban doa
Tuhan Yesus dalam I Yohanes 17 tersebut? Ada beberapa aplikasi konkret yang bisa dilakukan:
Pertama,

menanamkan

semangat

interdenominasi

dalam

seluruh

mahasiswa

Kristen

Kedua, memilih pengurus, dan pelayan (khususnya MC/WL) yang menerima interdenominasi,
tidak merasa gerejanya yang paling benar atau lebih parah lagi satu-satunya yang benar.
Ketiga, menyelenggarakan ibadah yang interdenominasi. Tidak hanya memakai liturgi gereja
tertentu, gaya bernyanyi dan lagu-lagu dari gereja tertentu. Ibadah yang diadakan di PMK tidak

boleh ekstrem ke gereja tertentu, misalnya menggunakan bahasa Roh dan melompat-lompat yang
sangat Kharismatik, juga tidak boleh terlalu kaku dan semua memakai buku lagu seperti gerejagereja tradisional. PMK harus berjuang menciptakan ibadah yang oikumenis, yang tidak ekstrem
ke gereja tertentu, salah satu caranya dengan mencampur lagu-lagu dari berbagai aliaran gereja,
yang penting lagi itu memiliki pengajaran dan melodi yang baik. Sebuah ibadah yang luar biasa
tetapi dipenuhi kecurigaan dan pertikaian tidaklah lebih menyenangkan Allah dari ibadah yang
sederhana, namun dipenuhi kasih dan penghormatan di antara jemaat.
Denominasi banyak tidak salah, terlalu banyak yang mungkin salah, yang terlebih parah
adalah jika kita tidak bisa bersatu, saling menghargai dan bekerjasama dalam perbedaan.
Karena demikian inti iman Kristiani, Allah itu satu dalam tiga pribadi, namun meski mereka tiga
pribadi, mereka adalah satu, demikian Kristen mengakui Allah mereka satu. Tubuh Kristus pun
demikian, mereka terdiri dari berbagai jenis, namun mereka harus bersatu. Kesatuan dalam
perbedaan menciptakan harmony, dan itu adalah percikan Allah Tritunggal.
Selamat menikmati perbedaan dalam persekutuan di kampus, selamat menjaga kesatuan
tubuh Kristus dari perpecahan, menjadikan PMK alat Tuhan menyatukan gereja-gereja di
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai