Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
perkenaan-Nya lah makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat pada waktunya. Makalah ini
disusun dengan tujuan untuk menambah wawasan penulis mengenai perancangan bioreaktor tipe
batch, sekaligus memenuhi tugas mata kuliah Rekayasa Bioreaktor.
Makalah ini berisikan hasil diskusi dan pemikiran penulis mengenai aspek-aspek dan
perhitungan baik neraca massa, neraca energi, biokinetika serta analisis ekonomi yang perlu
dipertimbangkan dalam perancangan suatu bioreaktor tipe batch. Studi kasus yang diberikan
membuat mahasiswa lebih dapat melihat bagaimana merancang bioreaktor dengan kondisi yang
telah ditentukan. Dengan begitu, penulis mengharapkan makalah ini dapat memenuhi kriteria
penilaian dan berguna bagi penulis maupun pembaca dalam mempelajari perancangan bioreaktor
tipe batch secara mendalam.
Penulisan makalah ini tidak dapat terselesaikan dengan adanya bantuan dan arahan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ingin berterima kasih kepada:
1. Bapak Yuswan Muharam, selaku dosen mata kuliah Rekayasa Bioreaktor yang telah
membimbing dan mengarahkan kami selama perkuliahan,
2. Ibu Dianursanti, yang juga selaku dosen mata kuliah Rekayasa Bioreaktor yang telah
membimbing dan mengarahkan kami selama perkuliahan,
dan kepada seluruh pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
proses penyusunan makalah ini yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
penulis sangat terbuka terhadap kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah
ini.
Depok, 9 Maret 2016
Penulis

LATAR BELAKANG
Menipisnya cadangan minyak bumi telah meningkatkan minat pengembangan sumber
energi alternative terbarukan. Salah satu sumber energi alternative yang banyak diproduksi saat
ini adalah bioetanol. Oleh karena adanya ketergantungan pada luar negeri dalam teknologi proses
bioetanol skala besar (20 ribu ton/tahun), maka diperlukan pengembangan teknologi proses yang
kompetitif dan efektif untuk mengkonversi gula atau pati menjadi bioetanol. Penelitian ini sangat
relevan untuk pengembangan teknologi industri proses yang kompetitif dan efektif.
Dalam proses produksi bioetanol, bioreaktor yang digunakan dapat secara batch,
semikontiyu dan kontinyu. Dalam perancangan dan interpretasi unjuk kerja reactor biologi,
diperlukan informasi fisis dan biologis. Faktor fisis yang mempengaruhi lingkungan umum
hidrodinamis pada suatu bioreaktor meliputi beberapa paramter seperti pola aliran liquida dan waktu
sirkulasi, efisiensi distribusi udara dan holdup gas, laju perpindahan massa oksigen, intensitas
pencampuran dan pengaruh geseran (shear). Faktor-faktor tersebut dipengaruhi oleh geometri bioreaktor
dan pengaduk (kecepatan pengaduk, efek baffle) dan oleh pengaruh sifat fisis seperti viskositas cairan dan
tegangan permukaan. Semuanya dapat berpengaruh pada ukuran gelembung dan hidrodinamika cairan
dan gas. Input biokinetika melibatkan beberapa faktor seperti laju pertumbuhan sel, produktifitas sel dan
laju konsumsi substrat. Seringkali informasi ini diperoleh dari data laboratorium, didapatkan pada kondisi
tertentu yang sering sekali jauh dari kondisi nyata pada reaktor skala besar.
Pemicu inilah yang menjadi acuan dasar kami ingin merancang bioreaktor tipe batch
untuk produksi bioetanol dan membahas faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam
nantinya memenuhi kebutuhan produksi tersebut.

TEORI DASAR
Reaktor Batch
1. Pengertian Reaktor Batch
Bioreaktor (fermentor) merupakan bejana fermentasi aseptis untuk produksi senyawa
oleh mikrobia melalui fermentasi dengan suatu reaksi kimia tunggal, yaitu reaksi yang
berlangsung dengan hanya satu persamaan laju reaksi yang berpasangan dengan persamaan
kesetimbangan dan stoikiometri.. Reaktor jenis ini biasanya sangat cocok digunakan untuk
produksi berkapasitas kecil misalnya dalam proses pelarutan padatan, pencampuran produk,
reaksi kimia, Batch distillation, kristalisasi, ekstraksi cair-cair, polimerisasi, farmasi dan
fermentasi.
Beberapa ketetapan menggunakan reaktor tipe Batch :

Selama reaksi berlangsung tidak terjadi perubahan temperatur


Pengadukan dilakukan dengan sempurna, konsentrasi di semua titik dalam reaktor

adalah sama atau homogen pada waktu yang sama


Reaktor ideal

Kendala yang timbul adalah terjadinya kontaminasi selama proses fermentasi terutama
bila sistemnya berkesinambungan (kontinyu). Bioreaktor dirancang untuk proses fermentasi
secara anaerob dan aerob. Apakah sistem sekali unduh berkesinambungan atau nutrien terputus.
Fungsi bioreaktor adalah untuk rnenghasilkan produk oleh mikrobia baik kultur murni atau
campuran, yang dikendalikan menggunakan sistem komputer dalarn mengatur faktor lingkungan
dan pertumbuhan serta kebutuhan nutriennya.
Rancangan dan konstruksi bioreaktor perlu diperhatikan tentang bejana harus dapat
dioperasikan dalam jangka waktu lama, serasi dan agitasi memadai untuk kelangsungan proses
metabolik mikrobia, sistem kontrol suhu, pH dan penambahan nutrien, bejana harus dapat dicuci
dan disterilisasi fasilitas sampling harus ada konsumsi tenaga serendah mungkin, bahan
kontroksi rnurah dan evaporasi diusahakan tidak terlalu besar. Macam-macam bioreaktor ada
empat yaitu: Bioreaktor tangki adukan (stirred tank bioreaktor), kolum gelembung (Bubble
colum bioreaktor), dengan pancaran udara (Airlift bioreaktor) dan bioreaktor terkemas padat
(Packed bed bioreaktor).
Ukuran bervariasi:

5 - 10 liter untuk skala laboratorium 10 - 500 liter untuk skala percobaan 50 - 400.000
liter untuk skala industri besar. Ukuran bioreaktor tergantung pada:
Proses : sekali unduh, berkesinambungan, nutrien terputus.
Bagaimana proses yang dioperasikan : pancaran ke bawah (down flow) atau pancaran
ke atas (up flow)

Proses yang berlangsung selama produksi : proses aerobik, anaerobik.


Proses kultur tungal atau kultur campuran

2. Neraca massa dan kinetika


a. Neraca massa
Dalam bioreaktor, terdapat 3 komponen massa yang penting untuk diperhatikan yaitu sel,
substrat dan produk. Adapun neraca massa masing-masing komponen adalah sebagai
berikut.
Sel:

dCc
=( r g r d ) V
dt

dCs
=Y s (r g ) V r sm V
dt
c

dCp
=Y p / c (r g V )
dt

()
Substrat:
Product:

()

()
b. Kinetika
Suatu kinetika dalam bioreaktor dilihat dari laju reaksi yang terjadi di dalamnya.
Bioreaktor menjadi wadah dari reaksi-reaksi kimia hayati yang mengikutsertakan peran

mikroorganisme yang bertumbuh dan berkembang di dalamnya sehingga laju reaksi


dalam bioreaktor sama seperti laju pertumbuhan dari mikroorganisme di dalamnya.
Adapun hukum laju yang terjadi di dalam bioreaktor adalah seperti berikut.
C p
C
1 p
()

r g =max
r d =k d C c

()

r sm=mC c

()

Yang merupakan gabungan dari hukum laju Michaelis-Menten dan persamaan Monod.
3. Material
Bahan yang digunakan untuk membangun bioreaktor harus mampu menahan kondisi
fisikokimia yang dihadapi saat menjalankan bioreaktor dan selama pembersihan dan sterilisasi.
Terlepas dari stainless steel, bahan lain yang bisa digunakan untuk membuat bioreaktor termasuk
karbon baja, kaca borosilikat, plastik polytetrafluoroethylene (PTFE), dan keramik. Hanya
stainless steel 304 dan sebagian yang diperkuat baja karbon rendah saat ini sedang digunakan
untuk membuat industri bioreaktor etanol. Bahan-bahan lainnya biasanya ditambahkan ke
bioreaktor stainless steel pada titik-titik tertentu untuk tujuan tertentu (misalnya, kaca borosilikat
digunakan untuk sight glasses).
Bioetanol diproduksi oleh fermentasi. Bioetanol fermentasi berlangsung di bawah sedikit
kondisi asam (pH antara 4 dan 6), suhu mulai dari 25 hingga 38 C, umumnya tanpa oksigen,
dan dalam media cair. Harus dipastikan bahwa hanya mikroorganisme yang diinginkan yang
tumbuh dalam bioreaktor, agar gula dapat dikonversi ke produk yang diinginkan. Selain itu
bahan yang digunakan sebagai material bioreaktor untuk memproduksi bioetanol tidak boleh
mempengaruhi proses fermentasi dan dapat disterilkan bila diperlukan. Untuk semua percobaan
yang dilakukan dalam bioreaktor tekstil, dilakukan autoklaf untuk sterilisasi pada suhu 121 C
selama 20 menit dan 2 bar tekanan. Hal ini menciptakan kondisi kerja steril untuk bioreaktor
tekstil. Tidak ada insiden kontaminasi bakteri dalam semua percobaan yang dilakukan di
bioreaktor tekstil, karena tidak ada ruang untuk mikroorganisme yang tidak diinginkan, dan

merupakan salah satu alasan utama mengapa tekstil digunakan sebagai bahan saat ini untuk
membuat bioreaktor.
Bahan konstruksi dari tekstil bioreaktor telah terbukti untuk melawan kondisi lingkungan
yang beragam (pH 3-12). Selain itu materi ketika dibakar tidak menyala, melainkan membentuk
komposit semi-padat yang mundur ke dalam, membuat bioreaktor tahan api. Bahan ini dirancang
untuk memiliki kekuatan tarik tinggi dengan tinggi fleksibilitas untuk membuat perakitan dan
pembongkaran mudah. Tabel 2 menunjukkan beberapa keuntungan dan kerugian dari
menggunakan bahan tertentu untuk konstruksi bioreaktor etanol. mengingat ini fitur dan
perbandingan pada Tabel 2, sebagai bahan bioreaktor konstruksi, bioreaktor tekstil adalah pilihan
yang sangat baik untuk produksi bioetanol.

4. Konstruksi Reaktor Batch


Reaktor batch bisa tersusun oleh sebuah tangki dengan pengaduk serta sistem pendingin atau
pemanas yang menyatu dengan reaktor. Tangki ini memiliki ukuran yang bervariasi mulai dari <

1 L sampai > 15.000 L tergantung kebutuhan. Reaktor batch biasanya terbuat dari baja, stainless
steel atau baja berlapis kaca.
Padatan dan cairan yang akan masuk reaktor biasanya melalui sambungan yang terdapat pada
tutup atas reaktor. Untuk uap dan gas yang keluar reaktor biasanya juga melalui bagian atas,
sedangkan untuk cairan keluar melalui bagian bawah. Reaktor batch di desain untuk beroperasi
dalam proses unsteady state, banyak reaktor batch menunjukkan perilaku nonlinier yang
dimiliki oleh pasangan reaksi kinetika dan temperatur reaktor, dimana lebar jarak temperatur
berlebih, dengan kata lain reaksi berjalan eksotermis memproduksi panas berlebih sehingga
harus dihilangkan dengan sistem pendinginan. Sirkulasi pompa untuk pendingan bertujuan
meminimalkan waktu tinggal agar tetap konstan.
5. Kelebihan dan Kekurangan Reaktor Batch
Kelebihan dari reaktor batch antara lain :
-

Ongkos atau harga instrumentasi rendah


Penggunaannya fleksibel, artinya dapat dihentikan secara mudah dan cepat kapan saja

diinginkan
Penggunaan yang multifungsi
Reaktor ini dapat digunakan untuk reaksi yang menggunakan campuran kuat dan beracun
Mudah dibersihkan
Dapat menangani reaksi dalam fase gas, cair dan cair-padat.

Sedangkan kekurangan dari reaktor batch antara lain :


-

Biaya buruh dan handling tinggi


Pengendalian kualitas dari produk jelek atau susah
Skala produksi yang kecil.
Tidak begitu baik untuk reaksi fase gas karena mudah terjadi kebocoran pada lubang

pengaduk
Waktu yang dibutuhkan lama sehingga tidak produktif untuk pengisian, pemanasan zat
pereaksi, pendinginan zat hasil, pembersihan reaktor dan waktu reaksi

6. Analisis Biaya
Perkiraan biaya total dan harga jual produksi merupakan salah satu masalah yang selalu
dihadapi oleh perpabrikan. Perkiraan tersebut bertujuan agar pabrik dapat memperoleh
keuntungan yang layak. Biaya produk dapat diklasifikasikan secara langsung atau tidak

langsung. Biaya langsung secara mudah ditentukan ditetapkan untuk produk yang khusus,
sedangkan biaya tidak langsung tidaklah secara mudah dialokasikan untuk produk tertentu.
Harga jual produksi didasarkan pada biaya keseluruhan untuk membuat barang ditambah
keuntungan yang ada.
Dalam memperkirakan biaya total produksi dan harga jual produksi, terdapat banyak jenisjenis biaya yang harus dipertimbangkan. Biaya-biaya ini dapat diperkirakan secara langsung atau
dengan menggunakan faktor estimasi. Dalam proyek pabrik, elemen biaya-biaya menurut
penggolongan oleh Mulyadi, 1999:14-17 meliputi:
a. Penggolongan biaya menurut obyek pengeluaran
Penggolongan ini didasarkan atas nama obyek pengeluarannya, misalnya nama obyek
pengeluaran bahan bakar maka disebut dengan biaya bahan bakar.
b. Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan
Dalam perusahaan manufaktur terdapat tiga fungsi pokok yaitu fungsi produksi, fungsi
pemasaran, fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu biaya dapat dikelompokkan menjadi :
1) Biaya produksi
Biaya produksi merupakan biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi
produksi jadi yang siap untuk dijual, misalnya biaya bahan baku, biaya bahan penolong,
biaya gaji karyawan dan lain-lain. Menurut obyek pengeluaran secara garis besar, biaya
produksi dibagi menjadi tiga yaitu:

Biaya bahan baku


Bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi. Di
dalam memperoleh bahan baku, perusahaan tidak hanya mengeluarkan biaya sejumlah
harga beli saja, tetapi juga mengeluarkan biaya-biaya pembelian, pergudangan, dan biaya
perolehan lainnya.

Biaya tenaga kerja langsung


Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang berhubungan langsung
dengan proses produksi. Misalnya gaji karyawan pabrik, biaya kesejahteraan karyawan
pabrik, upah lembur karyawan pabrik, upah mandor pabrik dan gaji manajer pabrik.

Biaya overhead pabrik

Biaya overhead pabrik dapat digolongkan dengan tiga cara penggolongan. Penggolongan
biaya overhead pabrik menurut sifatnya, dikelompokkan menjadi beberapa golongan,
yaitu: biaya bahan penolong, biaya reparasi, pemeliharaan, dll.
Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya dalam hubungannya dengan
perubahan volume kegiatan, yang dibagi menjadi tiga golongan yaitu biaya overhead
pabrik tetap, variabel dan semi variabel. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut
hubungannya dengan departemen, yang digolongkan menjadi dua yaitu biaya overhead
langsung departemen dan biaya overhead tidak langsung departemen.
2) Biaya pemasaran
Biaya pemasaran merupakan biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran
produk. Contohnya: biaya iklan, biaya pengangkutan, dan biaya gaji bagian pemasaran.
3) Biaya administrasi dan umum
Biaya administrasi dan umum merupakan biaya yang terjadi untuk melaksanakan
kegiatan produksi dan pemasaran produk. Contohnya: biaya gaji karyawan bagian
akuntansi, bagian keuangan, bagian personalia dan bagian hubungan masyarakat.
7. Perbandingan Biaya Reaktor
Tantangan utama yang dihadapi produksi biofuel adalah kelayakan ekonomi. produksi
bioetanol terdiri dari kumpulan bahan baku, pra-perlakuan bahan baku (jika bahan baku adalah
pati atau lignoselulosa berdasarkan), fermentasi, distilasi dan mungkin dehidrasi. Biaya
fermentasi fasilitas produksi etanol 100.000 m3 / y kontribusi 11% dari total biaya rancangan,
sedangkan biaya bioreaktor 32% dari biaya fermentasi. Pada bagian ini perbandingan dibuat
antara biaya investasi bioreaktor stainless steel dan bioreaktor tekstil tidak termasuk biaya
operasi (pemeliharaan dan biaya instalasi). Biasanya, biaya diinstal (biaya investasi dan operasi)
dari reaktor stainless steel adalah 1,7 kali biaya pembelian, sedangkan bioreaktor tekstil adalah
1,5 kali biaya pembelian.
Biaya pembelian untuk 1000 m3 bioreaktor tekstil adalah $ 100.000. Tabel 3
menunjukkan biaya pembelian ukuran reaktor yang berbeda, untuk kedua bioreaktor tekstil dan
reaktor stainless steel. Biaya pembelian reaktor stainless steel diperkirakan menggunakan
Persamaan (1) dan (2) (lihat Bagian 3.5). Dengan mempertimbangkan volume reaktor, biaya
pembelian bioreaktor tekstil kurang dari setengah biaya pembelian bioreaktor stainless steel.

Mempertimbangkan fasilitas produksi 100.000 m3 / y etanol menggunakan sukrosa sebagai


bahan baku dan memiliki waktu fermentasi antara 10 dan 15 h [22,23], rancangan ini akan
memerlukan volume bioreaktor antara 1000 dan 1500 m3 untuk fermentasi saja. Jika rancangan
ini hanya memiliki satu bioreaktor stainless steel 1300 m3, mengganti ini dengan bioreaktor
tekstil 1300 m3 akan mengurangi biaya investasi fermentasi sebesar 19%, dan biaya investasi
rancangan total fasilitas sebesar 2,1%.

8. Pencampuran dan Temperature Control di Bioreaktor Tekstil


Perpindahan massa di bioreaktor mempengaruhi produktivitas bersih sistem. Dua aspek
penting dari perpindahan massa di bioreaktor adalah distribusi seragam produk dan substrat
dalam cairan massal, dan transfer substrat ke dalam sel dan produk-produk dari sel-sel.
Pencampuran membantu untuk meminimalkan variasi lokal konsentrasi dan suhu dalam
bioreaktor [11]. Pencampuran dalam media cair dapat dicapai dengan agitasi, atau dengan
bantuan pengaduk, atau dengan menggunakan pompa untuk resirkulasi, tergantung pada
viskositas cairan dan jika media tunggal atau multi-bertahap. Untuk bioreaktor tekstil,
pencampuran dilakukan dengan menggunakan pompa resirkulasi. Untuk menentukan efektivitas
pencampuran dalam bioreaktor dan kemungkinan itu digunakan untuk fermentasi kontinyu,
percobaan dilakukan di mana sampel dikumpulkan dari titik sampling di pusat bioreaktor tekstil
dan dari pipa keluar dari bioreaktor. Salah satu dasar-dasar reaktor tangki berpengaduk kontinyu
(CSTR) adalah memiliki konsentrasi yang sama dalam reaktor sebagai apa meninggalkan
reaktor. Dari Gambar 1, itu jelas mengamati bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara
konsentrasi dalam bioreaktor (sampel dari pusat reaktor) dan yang meninggalkan bioreaktor
(sampel dari pipa keluar). Hal ini menunjukkan bahwa ada kemungkinan bioreaktor tekstil yang
digunakan untuk batch, makan-batch, dan fermentasi kontinyu. Selain memastikan substrat
seragam dan distribusi produk di bioreaktor tekstil, pencampuran juga membantu untuk

menyediakan transfer yang baik dari substrat ke dalam dan produk dari ragi (Gambar 1), gula
sepenuhnya dikonsumsi sekitar waktu yang sama seperti puncak etanol konsentrasi tercapai.
Sehingga pencampuran dengan resirkulasi dalam bioreaktor tekstil efektif.
Kontrol suhu sangat penting untuk pembentukan produk yang optimal karena setiap
mikroorganisme memiliki Kisaran suhu yang berfungsi secara optimal. Untuk kondisi anaerob
yang untuk S. cerevisiae adalah sekitar 30 C. Untuk skala laboratorium produksi panas
biasanya ditambahkan ke sistem sedangkan untuk besar bioreaktor industri dengan permukaan
rendah untuk rasio volume, pendinginan diperlukan. Karena sifat dari bahan yang digunakan
untuk bioreaktor tekstil, pendinginan dapat dengan mudah dicapai dengan resirkulasi air dingin,
sedangkan pemanasan dapat dicapai dengan air panas. Rasio luas terhadap volume dari
bioreaktor tekstil 1000 m3 adalah 0.96, sedangkan bioreaktor 1000 m3 konvensional memiliki
rasio tinggi diameter 3 sebesar 0.62. Semakin tinggi rasio luas terhadap volume bioreaktor tekstil
membuat pendinginan (Atau pemanasan) mudah dicapai karena kehilangan panas (atau
diperoleh) dengan penguapan dan radiasi meningkat dengan meningkatkan luas terhadap
volume.
9. Sistem Pendingin Bioreaktor
Pengunaan sistem pendingin pada bioreaktor bergantung pada proses fermentasi apa yang
sedang dilakukan, apakah anaerobik ataukah aerobik. Pada proses aerobik tidak dibutuhkan
sistem pendingin karena menghasilkan panas yang sangat kecil, sementara proses aerobik

10. Aeration
Aerasi diperlukan untuk pengadaan oksigen yang cukup demi kelangsungan hidup
mikrobia yang ditumbuhkan dalam medium cair (kultur tenggelam - submerged culture) Agitasi
diperlukan untuk mencampur semua isi bioreaktor sehingga diperoleh kondisi homogen Tipe
sistem aerasi dan agitasi sangat tipikal tergantung pada karakteristik proses fermentatif yang
diinginkan. Aerasi dapat diadakan dengan mengalirkan udara steril melalui aerator, kemudian
gelembung udara dibuat sekecil mungkin, sehingga memungkinkan terjadi oksigen udara masuk
ke fase cair. Gelembung udara dapat diperkecil melalui alat yang porus disebut sparger. Agitasi
selain berfungsi sebagai pengaduk (agitator) juga dapat berfungsi untuk memecah gelembung
yang lewat di dalam medium. Agitator atau disebut impeller ini khususnya didesign khusus yang
diperlukan untuk fermentor yang digunakan untuk menumbuhkan fungi atau aktinomisetes.
Komponen utama struktur fermentor yang diperlukan aerasi dan agitasi:
a. Agitator (impeller)
b. Pengaduk
c. Sistem aerator
d. Saringan halus atau penyekat (baffle)

Macam-macam reaktor :
1. Bioreaktor tanki adukan (stirres tank bioreactor), udara disirkulasikan melalui medium yang
diaduk dengan impeller.

2. Biorekator kolum gelembung (Bubble column bioreactor): udara dialirkan melalui sparger di
dasar hejana.
3. Bioreaktor dengan pancaran udara (Airlift bioreactor): terdiri dari dua kolum yang
dimasukkan ke dalam kolum yang lain. Udara dipaksa masuk melewati pipa sehingga udara
dapat terpancar keatas dan medium ikut terbawa.
4. Bioreaktor terkemas padat: diisi dengan bahan padatan yang dapat menjaring mikrobia masuk
kedalamnya. Medium dapat dipompakan melalui mikrobia dengan arah ke atas atau ke bawah
(Gambar 2).

KESIMPULAN

Setelah melalui banyak pembahasan pertimbangan yang diambil dalam merancang


bioreaktor tipe batch untuk produksi bioetanol baik dari neraca massa, kinetika dan analisis
ekonomi yang dilakukan, maka kelompok kami mendapatkan sebuah hasil yang merujuk pada
desain bioreaktor batch dengan margin yang paling maksimal dari semuanya.
Adapun rancangan bioreaktor batch yang kami gunakan adalah dengan waktu retensi 8
jam, dan jumlah glukosa awal sebanyak 100 kg dan jumlah sel awal sebanyak 1 kg dan
menghasilkan 44,357 kg etanol dalam 3 batch dalam satu hari. Marginal value yang dihasilkan
adalah sebesar USD 78.018.085,66.

Anda mungkin juga menyukai

  • Jadikan Aku Batu HidupMu
    Jadikan Aku Batu HidupMu
    Dokumen8 halaman
    Jadikan Aku Batu HidupMu
    Adythya Fernando Sitorus
    Belum ada peringkat
  • Artikel Visi PMKJ
    Artikel Visi PMKJ
    Dokumen3 halaman
    Artikel Visi PMKJ
    Adythya Fernando Sitorus
    Belum ada peringkat
  • Artikel Visi PMKJ
    Artikel Visi PMKJ
    Dokumen3 halaman
    Artikel Visi PMKJ
    Adythya Fernando Sitorus
    Belum ada peringkat
  • Interdenominasi
    Interdenominasi
    Dokumen3 halaman
    Interdenominasi
    Adythya Fernando Sitorus
    Belum ada peringkat
  • Sharing Kak Ophe
    Sharing Kak Ophe
    Dokumen2 halaman
    Sharing Kak Ophe
    Adythya Fernando Sitorus
    Belum ada peringkat
  • Draft Cerpen
    Draft Cerpen
    Dokumen3 halaman
    Draft Cerpen
    Adythya Fernando Sitorus
    100% (1)
  • Sop Pco
    Sop Pco
    Dokumen3 halaman
    Sop Pco
    Adythya Fernando Sitorus
    Belum ada peringkat
  • POJ
    POJ
    Dokumen9 halaman
    POJ
    Adythya Fernando Sitorus
    Belum ada peringkat
  • Lagu
    Lagu
    Dokumen1 halaman
    Lagu
    Adythya Fernando Sitorus
    Belum ada peringkat
  • Ef 289
    Ef 289
    Dokumen6 halaman
    Ef 289
    Adythya Fernando Sitorus
    Belum ada peringkat
  • Manfaat Biji Kuaci
    Manfaat Biji Kuaci
    Dokumen2 halaman
    Manfaat Biji Kuaci
    Adythya Fernando Sitorus
    Belum ada peringkat
  • Tak Hanya Memiliki Rasa Buah Yang Segar
    Tak Hanya Memiliki Rasa Buah Yang Segar
    Dokumen1 halaman
    Tak Hanya Memiliki Rasa Buah Yang Segar
    Adythya Fernando Sitorus
    Belum ada peringkat
  • Belajar Efektif Itu Mudah
    Belajar Efektif Itu Mudah
    Dokumen1 halaman
    Belajar Efektif Itu Mudah
    Adythya Fernando Sitorus
    Belum ada peringkat