GEREJA
(1)
Pengantar dan Pengertian Hukum Gereja
(2)
Dasar Hukum Gereja dalam Alkitab (Eklesiologi)
(3)
Sejarah Hukum Gereja
(4)
Jabatan-jabatan di dalam Gereja
HUKUM GEREJA
POKOK BAHASAN
(5)
Beberapa Model Hukum Gereja
(6)
Hukum Gereja menurut Tradisi Calvinis
(7)
Hubungan Gereja dengan Gereja-Gereja (Lembaga
Gerejawi) dan hubungan dengan Negara
HUKUM GEREJA
POKOK BAHASAN
(8)
Hukum Gereja / Tata Gereja Gereja Kalimantan Evangelis
(GKE)
(9)
Hukum Gereja / Tata Gereja Gereja Kalimantan Evangelis
(GKE): Lanjutan
(10)
Beberapa “Peraturan Khusus” Gereja Kalimantan
Evangelis (GKE)
HUKUM GEREJA
POKOK BAHASAN
(11)
Beberapa “Peraturan Khusus” Gereja
Kalimantan Evangelis (GKE): Lanjutan
(12)
Beberapa Model Hukum Gereja mengacu
Gereja-gereja yang ada di kota
Banjarmasin
HUKUM GEREJA
(3)
Sejarah Hukum Gereja
a.
Sejarah Hukum Gereja di dalam Jemaat Perdana
b.
Sejarah Hukum Gereja pada masa Bapa-bapa Gereja dan
Reformasi
c.
Sejarah Hukum Gereja pada masa Pekabaran Injil dan
Gereja Muda di Indonesia
d.
Catatan pertimbangan secara kontekstual
HUKUM GEREJA
PENGANTAR
Berbagai macam model pemerintahan Gereja untuk Gereja-gereja
yang kini ada di Indonesia, terkait dengan sejarah kehadiran
badan zending yang melahirkan Gereja-gereja tersebut.
Sementara masing-masing badan zending sendiri, merumuskan
bentuk pemerintahan Gereja secara kontekstual pada zaman dan
tempat masing-masing dengan keyakinan berdasarkan apa yang
tersedia di dalam Alkitab.
Dengan demikian, maka ada suatu sejarah panjang terhadap
tersusunnya suatu sistem pemerintahan atau Hukum Gereja,
hingga menjadi seperti yang bisa dijumpai di Indonesia pada masa
kini.
HUKUM GEREJA
a.
Sejarah Hukum Gereja di dalam Jemaat Perdana
Sejarah penyusunan Hukum Gereja di dalam
Jemaat Perdana bisa ditelusuri sejak:
- berdirinya Jemaat di Yerusalem,
- Jemaat Korintus,
- Jemaat-jemaat di Asia Kecil,
- Jemaat-jemaat dalam Surat Pastoral, dan
- ajaran dalam Didache.
HUKUM GEREJA
a.
Sejarah Hukum Gereja di dalam Jemaat Perdana
JEMAAT YERUSALEM
Pada awal mula, mereka hanya merupakan salah satu sekte di antara sejumlah
sekte yang ada di dalam Yudaisme. Mereka masih mengikuti kegiatan peribadahan
Bait Allah dengan berbagai ketentuan yang menyertainya. Mereka masih
melanjutkan tradisi yang ada di kalangan Yahudi pada umumnya, sebagaimana
nampak dalam sejumlah jabatan yang ada (rabi-rabi, tua-tua, imam-imam).
Perbedaannya dengan tradisi Yahudi, para pejabat tersebut tidak memiliki
perbedaan yang kentara dibandingkan dengan anggota Jemaat pada umumnya, dan
muncul sejumlah pelayan baru (rasul-rasul, pelayan meja atau diaken & nabi-nabi).
Dalam perkembangan kemudian, baru mulai terjadi kerenggangan antara Jemaat
Kristen ini dengan Umat Yahudi pada umumnya, sekaligus dijumpai perbedaan
pemahaman dan peraturan dalam kehidupan Jemaat-jemaat yang ada.
Peristiwa Persidangan I yang berlangsung di Yerusalem mengenai sunat, menjadi
salah satu tanda bukti kerenggangan tersebut.
HUKUM GEREJA
a.
Sejarah Hukum Gereja di dalam Jemaat Perdana
JEMAAT KORINTUS
Penataan Jemaat Korintus terkait dengan peran Roh Kudus yang luar biasa
dengan berbagai karunia yang dianugerahkan kepada setiap anggota Jemaat.
Karunia-karunia tersebut rupanya berbeda-beda, dan karenanya
menimbulkan pengunggulan karunia yang satu terhadap karunia yang lain.
Jemaat pun terancam perpecahan.
Karena itu, Paulus menegaskan perlunya pengaturan-penataan agar setiap
orang yang belum percaya menjadi bertobat dan bersama-sama memuliakan
Allah.
Karena itu kehidupan Jemaat perlu diatur, baik menyangkut cara
peribadahan, hubungan antar anggota Jemaat yg memperoleh karunia Roh,
hubungan antara Jemaat dengan masyarakat umum, mengenai perkawinan,
perselisihan, dll.
HUKUM GEREJA
a.
Sejarah Hukum Gereja di dalam Jemaat Perdana
SEK IAN