Anda di halaman 1dari 285

1

MEMBANGUN JEMAAT
NO. 93 TAHUN 2021/2022

BERTAMBAH TEGUH DALAM IMAN


DAN PELAYANAN BAGI SEMUA
(Kolose 2:7)

Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia,


hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan
kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.
Kolose 2:7

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


2

Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja


Jln. Ahmad Yani No. 45, Rantepao 91831 Toraja Utara, Sul-Sel
Tlp. (0423) 21612, 21460, 21219, 21742
Fax. (0423) 27165
E-mail: bpsgetor@gmail.com
Website: bps-gerejatoraja.org

Katalog dalam terbitan (KDT)


Membangun Jemaat

KPWG Gereja Toraja Tahun 2021


Cet. Toraja: Sulo, 2021
Hlm: x cm.

Hak cipta dilindungi undang-undang


Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apa pun,
termasuk fotokopi, tanpa izin tertulis dari penerbit.
Isi di luar tanggung jawab Percetakan.

Dicetak oleh Percetakan Sulo Rantepao


PT. SULO
Jl. Sam Ratulangi 66 Rantepao 91831, Toraja Utara, Sulawesi Selatan
Tlp. (0423) 25020, 21024; Faks (0423) 21024.
E-mail: ptsulo@gmail.com

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


3

KATA PENGANTAR
Saat buku Membangun Jemaat edisi ini siap naik cetak, Indonesia
masih berada dalam suasana yang dipenuhi kerisauan karena lonjakan
gelombang kedua Covid 19. Berita melalui beragam media komunikasi
didominasi oleh beragam pemberitaan seputar pandemi covid di berbagai
penjuru negeri. Ada kisah yang memberikan semangat dan pengharapan,
namun banyak pula kisah sedih yang sungguh membuat hati kita berduka,
bahkan tak jarang berada dalam situasi yang nyaris putus harapan. Agenda
penting Gereja Toraja yang sudah dipersiapkan sejak lama, yakni SSA XXV
yang sedianya akan dilaksanakan pada tanggal 21-27 Juli 2021, juga turut
mengalami penundaan.
Beragam perenungan hadir di benak kita! Setelah setahun lebih
terjadi, kapan pandemi ini berakhir? Masih adakah kesempatan bagi kita
untuk kembali menikmati suasana sukacita dan damai sejahtera seperti
dahulu? Tekanan ekonomi yang dirasakan oleh begitu banyak warga
masyarakat, makin hari kian berat rasanya. Tak sedikit yang harus kehilangan
pekerjaan. Tak sedikit pula yang yang harus menutup usahanya, karena tak
kuat menanggung tekanan ekonomi yang terjadi.
Tuhan di Bumi dan di Sorga, adalah sebuah pesan bagi kita semua,
betapa Kristus itulah Tuhan yang tetap sungguh berdaulat dan berkuasa
atas kehidupan kita saat ini! Kristus memang telah naik ke sorga, namun
tidak berarti bahwa DIA tak lagi berkuasa di atas muka bumi. Kuasa dari
tempat tinggi yang telah dianugerahkan bagi para murid dan gereja-Nya,
yakni yang masih diminta-Nya berkarya menjadi saksi Kristus di seluruh
bumi, adalah sebuah wujud nyata betapa Kristus tidak hanya berkuasa di
sorga untuk masa yang akan datang, tapi juga berkuasa di bumi pada
kehidupan masa sekarang ini. Kuasa Yesus Kristus yang naik ke sorga, adalah
“jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kerajaan dan tiap-
tiap nama yang dapat disebut, bukan hanya di dunia ini saja, melainkan juga
di dunia yang akan datang” (Ef.1:21). Itu sebabnya, kita hendaknya terus
bertambah teguh dalam iman. Dunia saat ini tetap berada dalam kedaulatan
Tuhan. Dia yang menciptakan bumi ini, juga akan memulihkan dan terus
memelihara dengan kasih setia-Nya yang tak berkesudahan.
Tuhan di Bumi dan di Sorga! Karena itu, dalam semangat tema SSA
XXV, Bertambah Teguh dalam Iman dan Pelayanan Bagi Semua, mari terus
melayani bersama dan memberi diri dipakai Tuhan untuk mewujudkan karya
penyelamatan-Nya bagi dunia ini. Besar harapan kami, buku Membangun
Jemaat ini dapat memberi inspirasi dalam pemberitaan Firman Tuhan guna
meneguhkan kehidupan jemaat. Keadaan memang sulit, tapi justru dalam
keadaan seperti inilah, kehadiran gereja amat bermakna. Berbuah dan
melayani dalam kondisi tersulit sekalipun. Teriring salam dan doa kami.

Badan Pekerja Sinode


Gereja Toraja
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
4

KALENDER GEREJA TORAJA


DAN HARI-HARI LIBUR NASIONAL RI TAHUN 2021/2022

KALENDER 2021
TANGGAL KETERANGAN
21 November 2021 Akhir Tahun Gerejawi
28 November 2021 Adven I
Hari Difabel Internasional (Keputusan SMS XXIII: Pundi
03 Desember 2021
Persembahan Khusus untuk pelayanan RBM)
04 Desember 2021 Ulang Tahun PWGT
29 Nov-4 Des 2021 Rangkaian kegiatan HUT PPGT
05 Desember 2021 Adven II
11 Desember 2021 HUT PPGT
12 Desember 2021 Adven III
Adven IV
19 Desember 2021
(Pembukaan Pekan Keluarga, Ibadah bersama anak)
20-25 Desember 2021 Pelaksanaan Pekan Keluarga
24 Desember 2021 Ibadah Natal Keluarga
Hari Raya Natal
25 Desember 2021
(Kondisikan Ibadah bersama Sekolah Minggu)
Puncak pekan keluarga
26 Desember 2021
(Kondisikan Ibadah bersama anak)
Ibadah Akhir Tahun
31 Desember 2021
(Kondisikan Ibadah bersama Sekolah Minggu)
KALENDER 2022
Ibadah Syukur Menyambut Tahun Baru
01 Januari
(Kondisikan Ibadah bersama Sekolah Minggu)
06 Januari Epifania
01 Februari Tahun Baru Imlek
Pembukaan Pekan Anak Gereja Toraja dan perayaan
20 Februari
HUT SMGT ke 67
21 s/d 26 Februari Minggu pelaksanaan Pekan Anak Gereja Toraja
 HUT Sekolah Minggu Gereja Toraja
27 Februari (Tgl 27 Februari Kondisikan ibadah bersama SM)
 Minggu Transfigurasi
01 Maret Isra Miraj Nabi Muhammad
02 Maret Rabu Abu
03 Maret Hari Raya Nyepi
06 Maret Prapaskah 1
 Prapaskah II
13 Maret  Mengenang dan Merayakan Baptisan Pertama 16
Maret 1913 dan 109 tahun IMT
20 Maret Prapaskah III dan Pembukaan Pekan PI Gereja Toraja
20-27 Maret Pekan Pekabaran Injil Gereja Toraja
25 Maret HUT Gereja Toraja
27 Maret Prapaskah IV dan Penutupan Pekan PI
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
5

April Bulan Diakonia dan Aksi Pangiu’


03 April Prapaskah V
10 April Prapaskah VI
14 April Kamis Putih
15 April Jumat Agung
16 April Sabtu Sunyi
PASKAH
17 April
(Kondisikan Ibadah bersama Sekolah Minggu)
Mei Bulan Pendidikan Gereja Toraja
01 Mei Hari Buruh Internasional
02 Mei Hari Pendidikan Nasional
03-04 Mei Hari Raya Idul Fitri
16 Mei Hari Raya Waisak
25 Mei HUT PGI ke-72 Pundi Khusus PGI
26 Mei Kenaikan Yesus Kristus ke Sorga
01 Juni Hari Lahir Pancasila
05 Juni Hari Ketuangan Roh Kudus (Hari Pentakosta)
19 Juni Pembukaan Pekan Persembahan Gereja Toraja
19-25 Juni Pekan Persembahan Gereja Toraja
3 Juli Minggu Trinitas Gereja Toraja
10 Juli Idul Adha 1443
30 Juli Tahun Baru Hijriah 1444
08 Agustus Aksi Pangiu` Gereja Toraja
17 Agustus Hari Kemerdekaan RI ke 77
04 September Hari Doa Syukur Alkitab
26 Sep - 2 Oktober Minggu Doa Kesatuan Umat Kristen se-dunia
Oktober Bulan Aksi Pangiu Gereja Toraja
02 Oktober Hari Perjamuan Kudus sedunia dan hari PI Indonesia
08 Oktober Maulid Nabi Muhammad SAW
23 Oktober Pembukaan Pekan Pemuda Gereja Toraja
23-30 Oktober Pekan Pemuda Gereja Toraja
Penutupan Pekan Pemuda Gereja Toraja dan
30 Oktober
Pembukaan Kaum Bapak Gereja Toraja
Hari Reformasi Gereja
31 Oktober
HUT PKB Gereja Toraja
31 Okt-05 November Pekan Kaum Bapak Gereja Toraja
20 November Akhir Tahun Gerejawi
27 November Memasuki Minggu Adven Pertama
28 Nov-4 Des Pekan Perempuan Gereja Toraja

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


6

Bahan khotbah hari Minggu Tanggal 28 November 2021


Adven Pertama (Hari Difabel Internasional – 3 Desember 2021)

PENYELAMATANMU SUDAH DEKAT


Mandappi'mo tu Kalessuranmu

Bacaan Mazmur : Mazmur 25:1-10


Bacaan 1 : Yeremia 33:14-20
Bacaan 2 : 1 Tesalonika 3:9-13
Bacaan 3 : Lukas 21:25-33 (Bahan Utama)
Nas Persembahan : 1 Tawarikh 16:29
Petunjuk Hidup Baru : Lukas 21:34
Tujuan:
1. Jemaat percaya bahwa kerajaan Allah sudah dekat
2. Jemaat mengetahui dan mewujudkan sikap yang benar dalam menyambut kerajaan Allah

Pemahaman Teks
Mazmur 25:1-10 menuliskan ungkapan percaya Daud yang dinyatakan
melalui sikap hidup dengan mengikuti bimbingan dan kehendak Tuhan.
Daud menyadari keberodasaannya sehingga membutuhkan pengampunan
dari Tuhan. Daud mengimani bahwa Tuhan berpihak pada keadilan dan
bukan pada dosa. Dosa mendatangkan penghukuman dari Tuhan sehingga
orang yang berkhianat kepada Tuhan akan mendapat malu. Walaupun
demikian Daud menyadari bahwa Tuhan adalah Allah yang penuh kasih, yang
tetap menuntun umat yang sesat Kembali pada jalan kebenaran, serta
membimbing umat yang rendah hati pada jalan-Nya.
Yeremia 33:14-26 merupakan pengokohan kembali perjanjian antara
Allah dengan keturunan Daud dan keturunan Lewi. Meskipun kecewa
terhadap kedua kaum ini (ayat 24 dan 26), tetapi Allah tetap mengingat
perjanjian-Nya terhadap kedua kaum tersebut. Karena itu untuk kedua
kalinya Allah mengokohkan perjanjian-Nya. Isi perjanjian tersebut adalah
Allah akan menumbuhkan tunas keadilan bagi Daud yang akan menyatakan
dan melakukan keadilan di tengah-tengah bangsa Israel. Kepada keturunan
Lewi, Allah berjanji bahwa keturunannya tidak akan terputus
mempersembahkan korban bagi Tuhan (mereka akan menjadi pelayan
Tuhan). Atas pengokohan janji ini, maka keturunan Daud dan keturunan
Lewi akan bertambah banyak.
1 Tesalonika 3:9-13 merupakan tulisan Paulus pasca Timotius
mengunjungi dan bersaksi tentang kehidupan jemaat Tesalonika. Paulus
menyampaikan harapan-harapannya bahwa dirinya ingin bertemu langsung
dengan Jemaat. Selain itu Paulus berharap agar Tuhan menambahkan apa
yang masih kurang pada iman jemaat, hingga akhirnya Tuhan menjadikan
jemaat bertambah-tambah dalam kasih seorang kepada yang lain dan
terhadap semua orang, serta menguatkan hati jemaat supaya tidak bercacat
dan tetap hidup kudus.
Lukas 21:25-33 terdiri dari dua perikop. Yang pertama berbicara
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
7

tentang gambaran kedatangan Tuhan yang dinyatakan dengan tanda alam


yang dahsyat, serta sikap manusia pada saat tanda hari kedatangan Tuhan
dinyatakan. Ada yang percaya dengan menunjukkan sikap bangkit dan
angkat muka, tetapi ada pula sebagian besar tidak percaya akan hal ini.
Perikop yang kedua berbicara tentang pohon ara. Pohon ara
menggambarkan manusia yang membutuhkan kemampuan membaca
tanda-tanda hari Tuhan, sebab jika mereka tidak mampu maka mereka harus
ditebang.
Korelasi yang terlihat ialah semua bacaan menggambarkan tentang
tantangan (ketidakpercayaan) orang-orang tertentu mengenai keberadaan
Tuhan. Padahal sesungguhnya yang dibutuhkan adalah mempercayai dan
menanggapi dengan kesiapan menyambut penyelamat yang akan datang,
yakni kerajaan Allah yang sudah dekat.

Pokok-pokok pengembangan khotbah


1. Kedatangan Tuhan (Penyelamat-Penyelamatan) adalah bukti kasih dan
kesetiaan Tuhan bagi umatnya.
Satu pembuktian bagi seorang anak bahwa ia sangat dicintai,
dikasihi dan disayangi oleh ayah atau ibunya adalah saat ia dicari dan
ditanyakan dimana keberadaannya ketika sang anak tak ada di rumah.
Kedatangan Tuhan sendiri merupakan suatu bukti bahwa Ia sungguh
mengasihi manusia yang hidup dalam penderitaan. Kedatangan kembali
Yesus Kristus sebagai Hakim adalah dalam rangka pelaksanaan keputusan.
Kalau kita percaya, maka kita sudah menjadi warga Kerajaan Sorga. Sebab
itu kita merindukan kedatangan-Nya itu kembali, lalu kita berdoa:
datanglah kerajaan-Mu, Maranatha! (PGT Pasal VIII Ayat 2). Dengan cinta,
kasih dan kesetiaan-Nya di dalam Tuhan Yesus Kristus, Allah
menyelamatkan dan mengokohkan kembali kerajaan-Nya bagi umat
pilihan-Nya sebagaimana Ia mengokohkan kembali kerajaan dalam
perjanjian-Nya dengan keturunan Daud dan keturunan Lewi (Yeremia
33:14-26)

2. Kedatangan Tuhan adalah suatu kepastian.


Kedatangan Tuhan sebagai wujud karya penyelamatan di dalam
Tuhan Yesus Krsitus adalah sebuah kepastian. Ia telah menggenapi
nubuat para nabi melalui kelahiran-Nya didunia ini, serta melalui
kematian, kebangkitan dan kenaikan-Nya ke surga. Kini apa yang
dituliskan dalam Injil Lukas Pasal 21:25-33 sudah dan sedang terjadi. "Dan
akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang dan
di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan
gelora laut. Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung
dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit
akan goncang” (ay.25-26). Pandemi covid-19 dalam 2 tahun terakhir ini
turut menjadi bagian dari kesuraman hidup yang melaluinya manusia
diberi peringatan bahwa tanpa Tuhan sang Penyelamat, manusia tidak
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
8

punya daya menguatkan dan menyelamatkan dirinya, sebagaimana


manusia juga tidak berdaya atas kuasa dosa yang mencengkeram
hidupnya.

3. Penyelamat sudah dekat, sebagai penyempurnaan karya penyelamatan


bagi Dunia.
Kedatangan Tuhan memang membuat banyak manusia ngeri, takut
dan cemas. Itu disebabkan oleh dosa. "Dan akan ada tanda-tanda pada
matahari dan bulan dan bintang-bintang dan di bumi bangsa-bangsa akan
takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut”, adalah tanda
kengerian dari dosa yang olehnya kita butuh Mesias dan Penyelamat.
Tujuan akhir hidup kita bukanlah kematian dan kebinasaan, melainkan
kehidupan baru dalam Kristus Yesus Tuhan kita. Kehidupan kita adalah
kehidupan yang eskatologis, yang mendapat makna dari kebangkitan Yesus
Kristus. Dunia masih berada di bawah penghukuman, tetapi keselamatan
itu sudah ada di dalam Yesus Kristus. Dunia ini yang harus dihukum, tetapi
dunia ini jugalah yang dikasihi dan diselamatkan oleh Yesus Kristus (PGT
Pasal VIII butir 3).

4. Penyelamatmu sudah dekat adalah berita sukacita bagi manusia yang


berpengharapan kepada Tuhan.
Apa cara terbaik kita menyambut kedatangan Penyelamat (Mesias)?
Apakah dengan berpesta-pora dengan berbagai kemeriahan dan
kemewahan? Jelas bukan! Tuhan menginginkan kita hidup bijaksana,
bukan bertindak dungu dan bebal. ”Apabila kamu melihat pohon-pohon
itu sudah bertunas, kamu tahu dengan sendirinya bahwa musim panas
sudah dekat. Demikian juga, jika kamu melihat hal-hal itu terjadi   ,
ketahuilah, bahwa Kerajaan Allah f  sudah dekat”. Teks ini mengajak kita
mempertajam kepekaan kita pada kehendak Tuhan dalam hidup kita.
Cara terbaik menyambut Penyelamat adalah dengan berdiam diri sejenak
untuk merenungkan kehidupan selama satu tahun ke belakang. Kita
diajak merenung betapa berdosanya kita di hadapan Tuhan, lalu
mengakui dosa itu dan bertobat. Kita juga diajak untuk berdamai dengan
diri sendiri, dengan keluarga, serta dengan semua orang dan alam ini.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


9

Bahan khotbah hari Minggu Tanggal 5 Desember 2021


Adven Kedua

DIMURNIKAN SEPERTI PERAK


Dipamatasak susi salaka

Bermazmur : Lukas 1:67-80


Bacaan 1 : Maleakhi 3:1-5 (Bahan Utama)
Bacaan 2 : Filipi 1:3-11
Bacaan 3 : Lukas 3:1-6
Nas Persembahan : Mazmur 66:13-14
Petunjuk Hidup Baru : Filipi 1:9-10
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa dirinya adalah pilihan Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya.
2. Jemaat memahami tugas yang akan dilakukan dalam proses memurnikan umatNya

Pemahaman Teks
Maleakhi 3:1-5 berbicara tentang bagaimana Tuhan menugaskan
utusannya (utusan = Maleakhi yang berasal dari bahasa Ibrani). Penugasan
utusan Tuhan dilatarbelakangi bebarapa praktek hidup para imam yang
tidak lagi sesuai dengan kehendak Tuhan terutama dalam hal memberi
persembahan dan pelayanan kurban (Mal. 1:6-2:9), kejahatan perkawinan
campur (Mal.2:10-16) dan penindasan terhadap orang yang tidak berdaya
(Mal. 3:5). Ada beberapa kata kunci yang muncul dalam teks. Yang pertama,
ialah mempersiapkan jalan. Ini lebih pada pelaksanaan sebuah tugas dalam
kaitan dengan keprihatinan yang sudah disebutkan di atas. Menyiapkan jalan
juga berarti menyampaikan apa yang Tuhan katakan terkait resiko yang akan
terjadi pada masa yang akan datang. Kata yang lain, ialah memurnikan, yang
diungkapkan beberapa kali dalam teks termasuk beberapa kata yang
sepadan seperti kata mentahirkan, menyucikan, sabun tukang penatu. Kata
memurnikan menggambarkan sebuah proses panjang peleburan emas,
logam, pakaian agar semua kotoran atau pun campuran lain bisa
dikeluarkan, sehingga yang tersisa adalah emas, perak, logam yang murni,
atau pakaian yang bersih tanpa kotoran dan noda. Proses pengandaian ini
sebenarnya mau menggambarkan bagaimana proses pemurnian umat
Tuhan terutama para imam, hendaknya sungguh murni tanpa intrik, tipu
muslihat bahkan kepentingan-kepentingan yang terselubung. Tujuan dari
proses pemurnian ini supaya umat bekerja untuk Allah dengan hati yang
murni (sangat jelas jika dibaca dalam terjemahan firman Allah yang hidup).
Hati yang murni akan menggerakkan para imam mempersembahkan korban
yang benar, berlaku adil bagi semua orang dan tidak melakukan berbagai
macam kejahatan.
Mempersiapkan jalan dan memurnikan merupakan tugas yang
diberikan Tuhan kepada utusanNya. Oleh beberapa penafsir, nubuatan
Maleakhi mengenai utusan Tuhan ini disebutkan menunjuk kepada
kehadiran Yohanes Pembaptis yang menyerukan pertobatan sebagai bagian
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
10

dari proses penyiapan dan pemurnian umat Tuhan.


Lukas 1:67-80 merupakan ungkapan hati Zakharia yang dinyatakan
melalui pujian, yakni ketika Zakharia dipenuhi oleh Roh Kudus. Setidaknya
ada dua pesan yang mau disampaikan melalui pujian Zakharia. Pertama, ialah
perbuatan Tuhan yang menjadi dasar untuk memuji Tuhan. Tuhan telah
menyelamatkan dan membebaskan umat dari tangan musuh mereka. Kedua,
ialah tugas Yohanes sebagai penyiap jalan bagi Tuhan yakni memberikan
pengertian kepada umat, bahwa belas kasih (keselamatan) dari Tuhan
dinyatakan melalui pengampunan dosa dan rahmat, serta tuntunan Tuhan
selanjutnya bagi umat yang ditebusNya (ay.77-78). Dalam bahasa kitab
Maleakhi, proses ini dinamakan pemurnian.
Filipi 1:3-11 mengisahkan pengalaman Paulus dan Timotius dalam
tugas penginjilan (mempersiapkan jalan Tuhan di Jemaat Efesus). Filipi
adalah salah satu kota yang terletak di Timur Laut Yunani yang berada dalam
wilayah pemerintahan Romawi. Kisah Rasul 16:9 mencatat bahwa perjalanan
misi Paulus diterima melalui penglihatan yang berisi undangan dari seorang
Makedonia yang meminta dengan sangat, “menyeberanglah dan menolong
kami”. Penglihatan ini dipahami oleh Paulus sebagai penugasan dari Allah,
sehingga berlayarlah Paulus beserta rombongannya ke pelabuhan kota Filipi.
Sebagai utusan Tuhan yang pernah bersama dengan jemaat Filipi, ia kembali
menjumpai jemaat tersebut melalui tulisan atau surat yang ditujukan kepada
Jemaat di Filipi. Ada 2 hal menarik dalam tulisan mereka. Pertama bersyukur
atas tugas pemberitaan Injil yang dilakukan bagi jemaat Filipi dan bersyukur
atas pertumbuhan iman jemaat Filipi. Mereka bahkan bersyukur, setiap kali
mengingat jemaat Filipi. Kedua , Paulus dan Timotius mendoakan jemaat
agar semakin mengenal Tuhan dengan benar. Mengenal Tuhan dengan
benar akan memampukan jemaat memilih tindak yang benar dan baik, yakni
yang didasarkan perbuatan Kristus sendiri. Artinya bahwa jemaat di Filipi
dalam bebagai tantangan akan memilih untuk melanjutkan tugas kesaksian
sebagai umat Tuhan. Menarik bahwa dalam ayat 10 juga ditekankan proses
pemurnian dengan tujuan agar jemaat suci dan tak bercacat menjelang hari
Kristus (hal yang sama dalam Kitab Maleakhi dan pujian Zakharia).
Lukas 3:1-6 mencatat Yohanes Pembaptis sebagai utusan Tuhan yang
juga menyerukan agar umat dimurnikan melalui proses pertobatan. Dalam
tugas Yohanes mempersiapkan jalan bagi Tuhan, proses pertobatan menjadi
pusat karena pertobatan akan menuntun orang untuk mengintrospeksi diri,
jujur melihat dan mengakui kesalahannya, serta kemudian memperoleh
pengampunan dari Tuhan. Tujuan dari pertobatan diungkapkan dalam ayat
6, yakni agar semua orang dapat melihat keselamatan dari Tuhan.
Korelasi semuanya bacaan terlihat pada bagaimana Allah memilih
dan menyiapkan utusan-Nya untuk dipakai mempersiapkan jalan-Nya
(Utusan, Yohanes, Paulus dan Timotius), serta memberikan penjelasan
tentang tugas yang akan dilakukan oleh utusan Tuhan (proses pemurnian).
Tujuan penyiapan jalan Tuhan melalui proses pemurnian adalah hati manusia
yang berpusat pada Tuhan yang akan nampak dalam perbuatan baik.
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
11

Pokok-pokok pengembangan khotbah


Dalam bingkai tema dimurnikan seperti perak, maka ada 2 point
yang dapat dikembangkan dari keempat perikop di atas:

1. Manusia dalam misi besar Tuhan


Gambaran bahwa manusia sebagai makhluk istimewa atau gambar
Allah (Imago Dei) tidak hanya untuk membedakan manusia dari ciptaan
lain, tetapi juga mau menggambarkan peran manusia dalam rancangan
Tuhan. Tuhan tidak bekerja sendiri sekalipun Ia mampu. Tuhan mau
melibatkan manusia yang adalah gambarNya, untuk ikut serta dalam misi
besar Tuhan. Maleakhi, Yohanes, Zakharia, Paulus dan Timotius adalah
mereka yang tercatat dalam perikop di atas sebagai manusia yang dipilih
Tuhan untuk menyuarakan misi Tuhan dalam dunia. Mereka mengemban
tugas besar dalam mempersiapkan jalan Tuhan dan diperhadapkan pada
berbagai tantangan yang mengancam keselamatan jiwa mereka. Namun
kesetian mereka atas kepercayaan Tuhan bagi pelaksanaan misi Tuhan,
membuat mereka memiliki semangat yang kuat. Kondisi Yohanes yang
hidup di padang gurun, serta Paulus yang juga di dalam penjara, tidaklah
membuat mereka berhenti melaksanakan misi Tuhan.
Lantas, apakah hanya mereka dipilih untuk menyiapkan jalan Tuhan?
Dalam perenungan minggu adven yang kedua, pertanyaan penting untuk
direnungkan, ialah siapakah yang sedang Tuhan utus untuk menyiapkan
jalan bagiNya ketika tidak ada lagi Maleakhi, Yohanes, Zakharia, Paulus
dan Timotius? Mungkinkah diri saya, diri Bapak ibu dan saudara saudara?
Jawabannya, adalah ya! Kita semua dipilih Tuhan untuk dipakai-Nya
dengan kesadaran, bahwa mengemban misi Tuhan bukanlah tugas yang
mudah. Dibutuhkan kesediaan, kesetiaan bahkan hati yang murni untuk
siap menghadapi berbagai tantangan dalam menyuarakan misi Tuhan.
Lebih dari itu, setiap utusan Tuhan juga hendaknya mampu menjadikan
dirinya teladan dalam segala hal bagi semua orang (Fil. 1:7).

2. Dimurnikan seperti perak


Tugas utama dari para utusan Tuhan dalam mempersiapkan jalan
Tuhan, adalah memurnikan hati umat. Dalam hal ini, utusan Tuhan
tentulah terlebih dahulu harus mengalami proses pemurnian. Proses
permurnian diandaikan dengan proses pemurnian perak. Cara tradisional
yang ditempuh dalam proses pemurnian perak, adalah perak dipanaskan
di atas api dan diletakkan di tengah-tengah, tempat suhu paling panas
dengan tujuan agar perak dapat dipisahkan dari kotoran-kotoran yang
menempel seperti debu, serpihan batu pasir dan sebagainya. Pengrajin
perak harus duduk menjaganya hingga perak mencapai kemurnian yang
diharapkan. Yang menarik dari proses ini adalah kondisi tidak nyaman,
tidak mudah, bahkan mengalami kesakitan (panas) dan penderitaan,
tetapi akhirnya akan menghasilkan perak yang murni yang memiliki nilai
tinggi. Tugas memurnikan hati umat bukanlah perkara yang mudah.
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
12

Butuh proses yang lama, tidak nyaman, susah, menderita bahkan


mengalami kesakitan yang luar biasa, agar semua ego, arogansi
(kesombongan), emosi, perbuatan-perbuatan jahat yang menyenangkan
dan sebelumnya ada pada diri kita, dapat dihancurkan. Maleakhi
menghancurkan motivasi yang salah dari para imam dalam memberi
persembahan, menolong umat keluar dari perbudak nafsu duniawi, serta
mengeluarkan mereka dari zona nyaman mereka menindas orang yang
tidak berdaya. Yohanes berhadapan dengan mereka yang hidup
menikmati dosa. Untuk bisa bertobat dibutuhkan penyangkalan diri dan
kesediaan untuk membersihkan diri dari berbagai hal yang mungkin
selama ini sudah membuat kita nyaman, tetapi tidak menjadikan Tuhan
sebagai pusat kehidupan. Paulus dan Timotius terus mendoakan jemaat
untuk mengenal Tuhan dalam kebenaran, sehingga tujuan Paulus adalah
bahwa jemaat hidup suci dan tidak bercacat (Fil.1:10). Adven kedua
menjadi alarm bagi jemaat Tuhan sejauh mana hati kita berpusat pada
Allah (hati yang murni dan suci), apa yang menggerakkan hidup kita saat
ini dan apa yang memotivasi kita dalam bertindak dan berbuat? Dalam
adven kedua ini, mungkin salah satu dari jemaat atau bahkan semua
jemaat membutuhkan waktu untuk masuk dalam proses pemurnian, agar
jemaat dapat terpisah dari berbagai kotoran, debu, kepingan pasir dan
supaya hati jemaat benar-benar ada dalam kemurnian bersama Tuhan.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


13

Bahan khotbah hari Minggu Tanggal 12 Desember 2021


Adven Ketiga

BERTEMPIK-SORAKLAH HAI ISRAEL


e Israel; sende paimanko

Bermazmur : Yesaya 12:1-6


Bacaan 1 : Zefanya 3:14-20 (Bahan Utama)
Bacaan 2 : Filipi 4:2-9
Bacaan 3 : Lukas 3:7-20
Nas Persembahan : Mazmur 30:5
Petunjuk Hidup Baru : Zefanya 3:14-15

Tujuan:
1. Jemaat memahami kasih Tuhan kepada manusia yang menjadi dasar manusia bertempik sorak
2. Jemaat mempraktekkan kehidupan yang bertempiksorak melalui pembaharuan hidup

Pemahaman Teks
Yesaya 12:1-6 mengisahkan bahwa akan ada waktunya umat Tuhan
menjawab perbuatan Tuhan yang telah melepaskan murkanya bagi bangsa
Israel. Jawaban itu nampak dalam sikap hidup umat Tuhan yakni
mempercayai Tuhan dengan sepenuh hati sebagai sumber keselamatan,
kekuatan dan kehidupan bagi mereka. Tanggapan umat selanjutnya adalah
menyatakan kesedian untuk bersaksi bagi bangsa-bangsa lain melalui
ungkapan syukur, menceritakan perbuatan-perbuatan Tuhan yang ajaib dan
kemasyhuran Tuhan, bahkan menyaksikan pada dunia bahwa Tuhan
sungguh ada di tengah-tengah bangsa itu.
Zefanya 3:14-20 menyerukan gambaran sukacita kelepasan bangsa
Israel dari hukuman penindasan yang disebabkan oleh pelanggaran bangsa
Israel. Zefanya menyebutkan tentang “sisa-sisa Baal” di Yerusalem (Zefanya
1:4) dan kebiasaan menyembah berhala. Zefanya juga menubuatkan tentang
malapetaka bagi bangsa-bangsa, serta menyuarakan pertobatan supaya
mencari Tuhan dan melakukan apa yang Tuhan kehendaki. Dalam perikop ini
secara khusus membahas kabar sukacita bagi bangsa Israel yang mau
berbalik kepada Tuhan dan meninggalkan dosanya, lalu berharap pada
keselamatan yang dari Tuhan sendiri. Berita sukacita itu adalah musuh
mereka akan mengalami keterpurukan, bangsa Israel dilepaskan dari
keputus-asaan, serta ketakutan dan rancangan malapetaka ditiadakan. Tidak
hanya itu Allah juga menjanjikan pemulihan dan pembaharuan kasihNya bagi
Israel dan perlindungan dari Tuhan bahkan akan dibaharui oleh kasih Tuhan
sendiri. Atas dasar inilah bangsa Israel akan bertempik sorak.
Filipi 4:2-9 mengisahkan nasehat yang disampaikan kepada Eoudia
dan Sintikhe juga kepada Sunsugos dan Klemens. Isi nasehat itu adalah
supaya tetap menunjukkan cara hidup yang berkenan kepada Tuhan
misalnya sehati sepikir, bersukacita dalam Tuhan, bersikap lemah lembut,
tidak kuatir, tekun dalam doa dan selalu bersyukur serta memfokuskan diri
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
14

pada hal-hal yang benar. Efek dari mempraktekkan hidup seperti yang telah
dinasehatkan di atas, adalah ketenangan hati dan pikiran, kedekatan dengan
Tuhan dan penyertaan Tuhan senantiasa menemani.
Lukas 3:7-20 menyatakan kritikan Yohanes Pembaptis bagi mereka
yang bertobat tetapi tidak menampakkan buah pertobatannya dalam
kehidupan sehari-hari. Kritikan keras ini dinyatakan oleh Yohanes Pembaptis
kepada mereka yang tidak sungguh-sungguh bertobat. Mereka disebut
sebagai “keturunan ular beludak” yang memberi diri mereka dibaptis
dengan tujuan supaya terhindar dari hukuman Allah, namun mereka tidak
memahami bahwa pertobatan yang sesungguhnya adalah bertanya kepada
Tuhan tentang apa yang seharusnya dilakukan sebagai wujud pertobatan!
Karena itu bagian terpenting dari pertobatan adalah menyadari kesalahan
dan selanjutnya menampakkan pola hidup yang berkenan kepada Tuhan.
Yohanes tidak hanya sekedar berkhotbah tentang pertobatan tetapi juga ia
menubuatkan tentang Yesus Kristus sendiri yang akan membaptis umatNya
dengan Roh dan akan menghakimi dunia ini dengan keadilan. Yohanes
menunjukkan kerendahan hati sebagai seorang yang dipilih Tuhan
menyediakan jalan bagi Sang Juruselamat. Tidak hanya itu, Yohanes
Pembaptis juga menyatakan keberanian untuk menegur raja Herodes
sekalipun resiko yang akan ditempuh adalah berdiam dalam penjara.
Yohanes menunjukkan cara hidup orang yang bertempik-sorak.
Korelasi, semua teks menekankan masa lalu umat Tuhan yang
berada dalam penghukuman serta bagaimana Tuhan melepaskan umat dari
penghukuman. Dalam kitab Yesaya, Filipi dan Lukas memberikan contoh
perbuatan-perbuatan yang sudah dibaharui sekaligus perbandingan
kehidupan yang lama yang dibahas dalam Lukas.

Pokok-pokok pengembangan khotbah


Tema “bertempik-soraklah Hai Israel” menjadi tema dalam minggu adven
yang ketiga. Ada 3 bagian penting yang menjiwai tema ini yaitu

1. Bertempik-soraklah
Dalam terjemahan bahasa Toraja memakai kata Unnarrakko. Kata ini
lebih bermakna pada teriakan yang penuh sorak-sorai sebagai
gambaran sukacita yang dalam. Dengan demikian bisa disimpulkan
bahwa bertempik-sorak adalah luapan hati yang dalam dan luar biasa,
suasana hati yang penuh sukacita yang sangat susah digambarkan
dengan kata-kata. Bertempik-soraklah lahir dari pengalaman yang luar
biasa bersama dengan Tuhan. Suasana inilah yang dialami oleh bangsa
Israel karena tindakan Allah yang memberikan mereka pengampunan
yang menyatakan karya kasih penyelamatan bagi umatNya. Suasana
bertempik-sorak yang dialami oleh umat Tuhan pasti juga pernah
dialami oleh kita sebagai orang percaya masa kini perbuatan Tuhan dan
keakraban dengan Tuhan melalui pengalaman hidup bersamaNya
membuat kita merasakan suasana hati yang luar biasa.
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
15

2. Alasan umat bertempik-sorak


Dalam kitab Zefanya, bangsa Israel mendasarkan sukacita
(tempik-soraknya) atas perbuatan Tuhan yang luar biasa bagi mereka,
yakni memberi pengampunan dan keselamatan. Tuhan membela
mereka dari musuh-musuhnya, serta dilepaskan dari keputus-asaan dan
malapetaka. Dalam Yesaya, dasar tempik-sorak adalah dilepaskannya
umat Tuhan dari murka Tuhan dan mengalami pemulihan. Dalam Lukas,
Yohanes Pembaptis mengungkapkan bahwa dasar dari tempik-sorak
adalah Yesus Kristus sendiri yang akan membaptis umatNya dengan
Roh. Dalam Filipi sukacita pelayan Tuhan didasarkan pada keteladanan
hidup yang Tuhan sendiri nyatakan kepada umat. Lalu, apa yang
menjadi alasan atau dasar bagi kita saat ini untuk juga bertempik-sorak?
Pasti jawabannya beragam (biarkan jemaat menyebutkan dasar
tempiksorak mereka)! Namun yang pasti, bahwa ada ragam bentuk
pengalaman bersama Tuhan, perbuatan Tuhan yang tidak terselami
oleh akal dan pikiran manusia bahkan kasih dan kemurahan Tuhan yang
tidak terbatas yang dinyatakan di dalam Yesus Kristus, dapat menjadi
dasar tempik sorak umat sampai saat ini.

3. Apa tujuan dari bertempik-sorak? Apakah cukup hanya dengan


bertempik-sorak? Apakah cukup menyampaikan luapan sukacita
terdalam? Ataukah ada langkah selanjutnya yang akan kita lakukan?
Dalam teks Zefanya tidak eksplisit dituliskan apa yang dilakukan
bangsa Israel setelah bertempik-sorak, tetapi dalam teks lain sangat
jelas. Misalnya dalam Yesaya. Setelah murka Allah surut atas mereka,
maka langkah yang selanjutnya mereka lakukan adalah menunjukkan
sikap hidup yang mempercayai Tuhan dengan sepenuh hati dan
bersedia menyatakan kesaksian bagi bangsa-bangsa lain. Dalam Lukas
lebih tajam dinyatakan, bahwa langkah selanjutnya adalah
menunjukkan buah pertobatan dalam kehidupan sehari-hari. Kita
hendaknya mengalami perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik.
Yohanes sendiri menunjukkan responnya dengan menyatakan
keberanian menegur mereka yang tidak sungguh-sungguh dibaptis,
bahkan juga menegur raja Herodes (keberanian menyatakan
kebenaran). Dalam Filipi respon dari tempik-sorak adalah hidup yang
berkenan kepada Tuhan, misalnya dengan hidup sehati sepikir,
bersukacita dalam Tuhan, bersikap lemah lembut, tidak kuatir, tekun
dalam doa dan selalu bersyukur serta memfokuskan diri pada hal-hal
yang benar. Bisa disimpulkan bahwa langkah selanjutnya setelah
bertempik-sorak, adalah memperlihatkan atau menunjukkan sikap
hidup yang terus menerus mengalami perubahan.
Jemaat Tuhan saat ini pun harus menyatakan respon dari setiap
luapan sukacita seperti yang telah diuraikan dalam bacaan kita. Fokus
dari respon itu nampak dalam perbuatan kehidupan kita yang semakin
dikendalikan oleh Roh Kudus.
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
16

Bahan khotbah hari Minggu Tanggal 19 Desember 2021


Adven Keempat

JIWAKU MEMULIAKAN TUHAN


Deatangku Umpekalangka’i Puang Matua

Bacaan Mazmur : Mazmur 80:1-8


Bacaan 1 : Mikha 5:1-4a
Bacaan 2 : Ibrani 10:5-10
Bacaan 3 : Lukas 1:46-56 (Bacaan Utama)
Nas Persembahan : Mazmur 30:5
Petunjuk Hidup Baru : Lukas 1:48-49

Tujuan:
1. Jemaat memahami cara Tuhan berkarya di luar kemampuan berpikir manusia
2. Jemaat mau merespon dengan baik panggilan Tuhan dengan menjadi alat penyataan kemuliaan-Nya.

Pemahaman Teks
Mazmur 80:1-8 merupakan keluhan dan rintihan, namun juga
sekaligus pujian bangsa Israel pada saat mereka tertekan. Mereka tertekan
karena jatuhnya kerajaan Utara Israel ke Asyur. Kondisi ini tentu saja menjadi
sebuah tragedi besar dalam kehidupan mereka, sehingga mereka berseru
kepada Tuhan (ay.4). Pemazmur juga menggambarkan kehidupan mereka
yang berada pada titik terendah. Mereka makan dan minum, namun dengan
cucuran air mata, serta diolok-olok usuh dan tetangga-tetangga yang
kemudian menjadikan sinar/semangat kehidupan mereka menjadi memudar
(ay.6-7). Kesedihan dan tekanan yang mereka rasakan ini semakin
bertambah, sebab pikiran mereka yang beranggapan bahwa mereka sedang
dihukum oleh Tuhan (ay.5). Namun di tengah segala perasaan tertekan dan
pikiran mereka tentang hukuman yang diberikan Tuhan kepada mereka, ada
seruan penuh keyakinan yang mereka naikkan kepada Allah: Ya Allah
semesta alam, pulihkanlah kami, buatlah wajah-Mu bersinar, maka kami
akan selamat (ay.8). Mereka yakin, bahwa Allah akan memulihkan mereka.
Mikha 5:1-4a. Pada zaman nabi Mikha, Betlehem hanyalah sebuah
desa kecil. Hal ini tentu sangat berbanding terbalik dengan keberadaan kota
Yerusalem sebagai kota besar dan pusat dari Kerajaan Yehuda. Banyak
orang lebih menyukai kota Yerusalem dibandingkan Betlehem, bahkan
banyak orang Betlehem bekerja di Yerusalem. Karena itu tidak akan ada
orang yang akan menyangka, jika kemudian dari Betlehem lahir seorang
anak manusia yang menjadi Juruselamat umat manusia.
Ibrani 10:5-10 merupakan kutipan dari Mazmur 40:4-9. Kutipan
Mazmur Daud berbicara mengenai Mesias dan kedatangan-Nya ke dunia
sebagai manusia. Kehendak Allah bagi Mesias adalah membuat suatu
pendamaian yang sempurna bagi dosa-dosa manusia. Tugas pendamaian ini
terwujud dalam pengurbanan dan pencurahan darah Yesus Kristus. Di dalam
penderitaan dan kematian Yesus Kristus, kehendak Allah tercapai. Kutipan
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
17

ini pula sesungguhnya untuk membuktikan bahwa kurban Yesus Kristus


yang dilakukan dengan taat dan sukarela itu merupakan korban yang lebih
baik daripada korban binatang dalam Perjanjian Lama.
Lukas 1:46-56 sukacita terjadi saat Maria mengunjungi Elisabet. Bayi
dalam rahim Elisabet melonjak ketika mendengar salam Maria (ay.41,44).
Elisabet kemudian mengucapkan berkat bagi Maria karena telah dipilih
menjadi ibu Tuhan (ay.42-43). Di ayat 46-49, Maria memuliakan Allah karena
karya Allah bagi dirinya. Maria melihat dirinya yang rendah telah
diperhatikan Allah, sehingga “segala keturunan akan menyebutnya
berbahagia”. Maria memuji karya Allah atas orang yang takut akan Dia, serta
yang juga akan mempermalukan orang yang menjadi musuh-Nya (ay.50-53).
Allah dipuji karena telah membuat harapan umat-Nya terwujud melalui Putra
yang akan dilahirkan Maria (ay.54-55). Meskipun Maria satu-satunya di
antara kaum wanita yang mendapat anugerah untuk melahirkan
Juruselamat, dia menyambut dan menyerahkan seluruh hati dan jiwanya
untuk bergantung kepada Allah melalui pujian dan pengagungan atas
kemuliaan Tuhan.

Pokok-pokok pengembangan khotbah


Banyak perkara besar yang Tuhan nyatakan di dalam hidup kita. Ia
memilih, menyelamatkan, menyatakan anugerah, kuasa, kemurahan dan
rahmat-Nya kepada kita. Hari ini kita bersukacita dan mengucap syukur
karena masih diperkenankan Tuhan menikmati minggu Adven yang keempat
ini. Kalau kita bisa menikmati hidup sampai hari ini, tentu saja kita meyakini
bahwa itu semua perkara besar yang Tuhan kerjakan dalam kehidupan kita
melalui setiap kemurahan kasih-Nya.
Melalui setiap karya yang Tuhan kerjakan dalam kehidupan kita,
sudah sepatutnya kita memuliakan, mengagungkan dan membesarkan
nama Tuhan sebagai sumber kehidupan. Maria, melalui bacaan dari Injil
Lukas 1:46-56 memperlihatkan kepada kita sikap hidup seorang yang
sungguh-sungguh taat kepada Tuhan. Bisa dibayangkan kondisi Maria, yang
dikabarkan hamil dan melahirkan, padahal dia belum bersuami. Sebagai
manusia biasa, jelas ada kekuatiran dan kecemasan karena ia belum
bersuami. Namun pada akhirnya, dalam ketaatan dan penyerahan penuh
kepada Tuhan (ay.38), Maria tunduk pada kehendak Allah atas dirinya.
Ketaatan dan penyerahannya ini pula yang mengantar Maria menaikkan puji-
pujian kepada Allah. Puji-pujian ini lahir dari kesadaran Maria dalam melihat
keberadaannya yang sangat terhina dan miskin, namun Allah memilihnya
sebagai alat Tuhan menjadi ibu bagi bayi Yesus, Sang Juruselamat.
Hal senada juga tergambar dari Mikha 5:1-4a. Meski kecil, Betlehem
telah mengukir sejarah penyelamatan umat dari zaman Yakub sampai
Samuel. Kisah ini sesungguhnya mau mengajarkan kepada kita bahwa
sesuatu yang kecil dan terlihat tidak berharga, seringkali justru menjadi alat
Allah untuk menyatakan kemuliaan-Nya. Dari kota kecil Betlehem, kita
belajar bahwa dalam pekerjaan-Nya, Allah seringkali tidak memilih sesuatu
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
18

yang tampak terlihat baik dan besar. Allah juga memakai yang lemah dan
kecil di mata manusia, untuk menyatakan suatu karya yang besar.
Jika Allah berkenan memakai yang kecil, miskin dan lemah bahkan
sesuatu yang dianggap tidak bernilai/ berharga untuk alat kemuliaan
pekerjaan-Nya, lalu apa lagi yang menjadi alasan kita untuk tidak
memuliakan atau menaikkan puji-pujian kepada Allah? Apakah pergumulan
kehidupan membuat jiwa kita seringkali lupa atau tidak mampu memuliakan
Allah? Ingatlah pemazmur dalam Mazmur 80:1-8! Dalam keputus-asaan,
bahkan dalam hati yang benar-benar hancur karena merasakan kehidupan
yang seolah-olah berada di titik terendah, dirinya tetap mampu menaikkan
puji-pujian keyakinan: Ya Allah semesta alam, pulihkanlah kami, buatlah
wajah-Mu bersinar, maka kami akan selamat (ay.8).
Di minggu adven keempat ini mari kita merefleksikan kehidupan
pribadi, pekerjaan dan pelayanan kita: sejauh mana jiwa yang memuliakan
Allah sungguh-sungguh kita hidupi? Haruskah perasaan diri kecil, miskin,
tidak berharga dan berbagai pergumulan hidup jadi penghalang kita untuk
memuliakan DIA? Ingatlah bahwa panggilan Tuhan juga terkadang
membawa kita masuk dalam situasi sulit seperti Maria. Namun kesulitan
hidup tidak merampas sukacita Maria untuk memuliakan Tuhan.
Memasuki minggu adven keempat ini, natal semakin dekat. Mungkin
Natal tahun ini memperhadapkan kita pada situasi yang sulit (kematian
orang-orang yang kita sayangi, sakit-penyakit, masalah ekonomi, rumah
tangga, studi, dll). Namun sebagai orang percaya, dengan penuh keyakinan
kita imani bahwa Allah adalah Juruselamat kita. Ia adalah Imanuel, Allah
yang hadir menyertai kita, Allah yang mengerti bahkan ikut merasakan
penderitaan dan selalu ada bersama kita menghadapi berbagai pergumulan.
Seperti Maria yang bergembira dan memuji Tuhan sebagai
Juruselamatnya, mari kita kabarkan juga berita sukacita ini bagi setiap orang
yang bergumul. Allah hadir sekali untuk selamanya dalam hidup kita menjadi
Juruselamat kita. Selamat menyambut Natal. Imanuel!

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


19

Bahan khotbah Natal Keluarga Tanggal 24 Desember 2021

SEGERA PERGI!
Tikara Male
Lukas 2:8-20

Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa Allah menggenapi janji keselamatan bagi umat-Nya dalam Yesus Kristus
2. Jemaat memuliakan Allah atas keselamatan yang dinyatakan untuk segera mewartakannya.

Pemahaman Teks
Betlehem yang disebut Betlehem Efrata, yakni yang terletak 9 km
sebelah selatan Yerusalem dan jauh dari keramaian, merupakan tempat
tinggal Boas dan Rut, serta tempat lahirnya Raja Daud. Namun, bagi Yesus
ternyata tidak ada tempat di sana. Ia hanya berada di luar rumah, di sebuah
palungan, bersama binatang-binatang di kandang. Karena itu, ketika melihat
Dia dibungkus dengan kain lampin dan dibaringkan dalam palungan, kita
bisa tergoda untuk berkata, “ini bukan Anak Allah”. Tetapi jika melihat
peristiwa kelahiran-Nya yang diiringi oleh paduan suara malaikat, maka kita
berkata “pasti ini Anak Allah”.
Maria sendiri menyimpan peristiwa ini dalam hatinya. Ia memilih
diam, meskipun bisa saja muncul kecurigaan pada dirinya sebagai
perempuan yang hamil di luar nikah. Namun demikian, Allah sendirilah yang
kemudian menyampaikan berita sukacita dan ajaib ini kepada umat manusia.
Kepada para gembala yang sedang menjaga ternak, berita kelahiran sang
Juruselamat ini disampaikan. Mereka memang dianggap kelompok yg paling
rendah dalam tatanan sosial, namun pada waktu itu telah dipilih Allah
menjadi saksi atas peristiwa terbesar dalam sejarah manusia.
Natal perdana Allah yang low-budget (minim anggaran) dan tidak
mewah itupun berlanjut. Allah melakukan sesuatu yang mengejutkan dan
ironis. Berita terpenuhinya janji kedatangan Mesias yang merupakan berita
sukacita nasional Israel (ay.10-11), pertama-tama disampaikan kepada para
gembala, bukan kepada imam-imam atau pembesar lainnya yang bahkan
ketika mendengar berita kelahiran ini, hanya heran, tidak menyelidikinya dan
membiarkannya begitu saja.

Pokok-pokok pengembangan khotbah


1. Berita penggenapan janji keselamatan Allah bagi umat-Nya dalam Yesus
Kristus disampaikan pertama-tama kepada para gembala di padang.
Para gembala mendapat hak istimewa untuk menjadi saksi kelahiran
Tuhan Yesus, sekaligus juga mendapatkan kesempatan untuk
menunjukkan teladan yang indah: 1) antusiasme gembala dalam
memberikan respons terhadap berita para malaikat (ay.16); 2) mereka
menjadi saksi-saksi yang efektif akan kelahiran Kristus (ay.17); 3) mereka
memuji serta memuliakan Allah atas semuanya (ay.20).
2. Tindakan para gembala ini paralel/sejajar dengan yang dilakukan para
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
20

malaikat. Mereka pun memuliakan Allah dan bersaksi tentang damai


sejahtera yang terjadi antara umat Tuhan (ay.14). Perbedaan status
bukanlah hambatan untuk merayakan kelahiran Kristus. Siapapun kita,
dapat dipakai Allah untuk maksud mulia-Nya.
3. Pada saat kelahiran-Nya Yesus disebut Juruselamat. Ia telah datang
untuk membebaskan kita dari dosa, kekuasaan Iblis, dunia yang jahat,
ketakutan, hukuman atas pelanggaran dan kematian. Juruselamat itu
adalah ”Kristus, Tuhan” juga. Ia telah diurapi sebagai Mesias yang
datang dari Allah dan Tuhan yang memerintah umat-Nya.
4. Semangat Natal sejati adalah semangat yang berupaya untuk
mengangkat harkat dan martabat dunia ini yang telah jatuh ke dalam
dosa, sehingga membuat tiap umat Kristen, tidak bisa tidak memuji dan
memuliakan Tuhan serta bersaksi kepada tiap orang di sekitarnya
tentang kabar baik keselamatan dalam Kristus.
5. Kesaksian setiap orang yang percaya pada Yesus sebagai Tuhan dan
Juruselamat, memang segera harus diberitakan melalui pekerjaan yang
menjadi panggilan setiap orang (bukti dari para gembala yang
mengerjakan tugasnya dengan sepenuh hati – tidak tidur meski sudah
lelah seharian dan sudah malam; menjaga kawanan ternak mereka –
mendapatkan kunjungan ilahi). Perhatikanlah, setiap orang tidak luput
dari kunjungan ilahi bila melakukan pekerjaan yang menjadi panggilan
dengan tulus dan melibatkan Allah di dalamnya. Berita sukacita Natal
“segera pergi” bukan secara harafiah berlari-lari dan memberitakannya
melainkan “segera” melalui pekerjaan yang Tuhan percayakan pada
setiap orang. Karena itu, tugas panggilan untuk bersaksi ini berlaku bagi
anak yang masih bersekolah menuntut ilmu pengetahuan, bagi mereka
yang sudah bekerja ataupun masih mencari pekerjaan, bagi orangtua,
bahkan bagi setiap orang percaya, yang hidup sudah dijamin oleh
Tuhan. Amin.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


21

Bahan khotbah hari Natal Tanggal 25 Desember 2021

INILAH DIA
Iamorate

Bacaan Mazmur : Mazmur 98:1-9


Bacaan 1 : Yesaya 52:7-10
Bacaan 2 : Ibrani 1:1-4
Bacaan 3 : Yohanes 1:1-18 (Bahan Utama)
Nas Persembahan : Mazmur 66:13-14
Petunjuk Hidup Baru : Yohanes 1:3-5

Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa didalam Kristus sajalah kemuliaan Allah Bapa nyata secara sempurna
2. Jemaat sungguh-sungguh percaya kepada Yesus dan dekat dengan Yesus dalam hidup mereka

Pemahaman Teks
Mazmur 98:1-9 menggambarkan penghukuman Allah terhadap
bangsa-bangsa lain sambil memulihkan bangsa Israel di antara bangsa-
bangsa (ay.3). Karena itu, pemazmur mengajak bangsa Israel dan alam
sekitar untuk ikut bergembira meniup sangkakala bahwa Allah adalah Raja di
atas segala raja (ay.6-8). Pujian kepada Allah sebagai respons bahwa Allah
yang ia percayai adalah Allah yang tidak melupakan umat-Nya melainkan
Allah yang membawa keselamatan bagi bangsa-bangsa (ay.9).
Yesaya 52:7-10 merupakan nubuat nabi Yesaya mengenai
pembebasan kepada umat yang sebelumnya berada dalam hukuman.
Yesaya menyeruhkan bahwa pembebasan Tuhan bagi umat akan segera
dinyatakan (ay.3-4). Kepada umat akan berikan keselamatan bahwa umat
akan dibebaskan dari kekuasaan bangsa-bangsa lain agar bangsa-bangsa lain
mengenal Tuhan Israel (ay.5-6). Keselamatan terhadap umat ditandai
dengan pengakuan bahwa "Allahmu itu Raja" (ay.7).
Ibrani 1:1-4 menuliskan bahwa Allah selalu menyapa umat-Nya dari
waktu ke waktu dengan perantaraan nab-nabi agar umat-Nya tetap percaya
kepada Tuhan. Bahkan setelah para nabi menyampaikan seruannya, tibalah
saatnya Allah datang dengan perantaraan anak-Nya untuk melakukan
penebusan bagi umat (ay.1-2). Tidak ada yang melebihi kemuliaan-Nya
karena Anak Allah jauh lebih unggul daripada para malaikat (ay.4)
Yohanes 1:1-18 menjelaskan bahwa Yesus adalah Sang Firman dan
sang terang (ay.1-5). Firman Allah yang tidak kelihatan itu mewujud menjadi
manusia. Walaupun demikian kehadiran-Nya diantara manusia masih di tolak
oleh manusia walaupun manusia adalah milik kepunyaan-Nya (ay.10-11).
Dalam kedekatannya dengan Yesus Yohanes memberi kesaksian bahwa
kemuliaan Allah yang tidak terlihat sesungguhnya telah nyata dalam Anak
Tunggal-Nya Dialah terang dan Firman yang menjadi manusia. Hal itu dapat
dilakukan-Nya agar manusia dapat melihat bahkan meraba secara langsung
Firman yang sebelumnya tidak dapat dilihat dengan mata kepala manusia.
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
22

Korelasi: Mazmur 98 merupakan pujian kepada Allah karena Allah


sendirilah yang berkenan menyelamatkan umat-Nya. Penyelamatan dan
pembebasan dari Allah kepada umat-Nya juga telah di seruhkan oleh Yesaya
kepada umat dan kepada bangsa-bangsa lain (Yes.52). Bahkan setelah para
nabi menyampaikan seruannya, tibalah saatnya Allah datang dengan
perantaraan anak-Nya untuk melakukan penebusan bagi umat (Ibr.1).
Penyelamatan dari Allah membuat Yohanes bersaksi bahwa Allah yang
sebelumnya tidak terlihat oleh mata akhirnya telah mewujud dalam Yesus
Kristus yang telah datang kedalam milik kepunyaan-Nya (Yoh.1)

Pokok-pokok pengembangan khotbah


 Yesus adalah Firman Allah telah menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus.
Ia telah menjadi manusia atas perkenaan-Nya sendiri. Kehadiran-Nya
kedalam dunia adalah bukti pengasihan dan cintanya yang besar
terhadap milik kepunyaan-Nya walaupun milik kepunyaan-Nya tidak
mengenalnya bahkan menolak-Nya. Kehadiran Yesus kedalam dunia
menunjukkan bahwa Yesus siap mengampuni dan menerima kita kembali
dan memberikan kesempatan baru bagi manusia untuk melanjutkan
kehidupannya di hadapan Tuhan. Dalam Yesus Allah telah menunjukkan
Kasih karunia-Nya untuk memberi pengharapan bagi kita bahwa dalam
keberdosaan kita Dia selalu membuka jalan pengampunan-Nya.
 Untuk menjelaskan tentang siapa Yesus, Yohanes telah bersaksi bahwa
bahwa Yesus adalah Kebenaran sejati telah datang kedalam dunia
membawa terang sehingga setiap orang yang masih hidup dalam
kegelapan dosa akan sadar bahwa terang itu telah hadir. Jika sebelumnya
kita hidup dalam penghukuman karena dosa maka kehadiran Yesus akan
memberikan pengharapan baru bahwa bagi setiap orang yang percaya
kepada-Nya akan ditentukan menjadi milik-Nya bahkan diberi kuasa untuk
menjadi anak-anak Allah (Yoh.1:12). Menjadi anak-anak Allah berarti
memberi hidup kita dipimpin oleh Roh Kudus untuk hidup sesuai dengan
kehendak-Nya sehingga kita tidak hidup seturut dengan kehndak kita
tetapi kita akan hidup seperti yang Kristus kehendaki.
 Sebagai respons dan sukacita atas pengampuan Allah, pemazmur telah
memberi gambaran kepada kita tentang bagaimana pemazmur menaikan
syukur atas pemberian kelepasan kepada umat yang berdosa bahwa
sekalipun umat terhukum karena dosa namun Allah tetap berbelas kasih
menyatakan pengampunan terhadap umatnya yang telah jatuh kedalam
dosa (bnd.Maz.98). Perwujudan akan pengampunan dosa terhadap
kehidupan manusia telah dinyatakan dalam diri Yesus Kristus yang telah
hadir kedalam dunia. Dia adalah terang dan sumber terang agar manusia
yang hidup dalam kegelapan dapat melihat jalan keluar untuk segera
keluar dari kehidupannya yang penuh kegelapan.
 Perwujudan penyelamatan dalam diri Yesus adalah bagian dari rencana
Allah yang telah dinubuatkan oleh para nabi-nabi bahwa jika sebelumnya
ia menyampaikan peringatan melalui para nabi-nabi maka kini Dia
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
23

sendirilah yang datang untuk melakukan pembebasan dan penyelamatan


(bnd.Ibr.1:1-4). Bagian ini juga di tegaskan dalam kitab Yesaya 52 bahwa
pembebasan dari Tuhan terhadap umat-Nya akan segera dinyatakan
bahwa umat akan di keselamatan dan dibebaskan dari kekuasaan bangsa-
bangsa lain agar bangsa-bangsa lain mengenal Tuhan Israel.
 Lalu apa respons kita terhadap kemurahan Allah yang telah hadir
menyelamatkan kita? Pada sisi tertentu Yohanes telah menunjukkan
bahwa dalam kedekatannya dengan Yesus ia pun menjadikan dirinya
sebagai alat kesaksian tentang Yesus bahwa Yesus adalah terang
kehidupan. Dia telah bersaksi dan menuliskan bahwa Yesus itulah Allah
yang telah menjadi manusia.
 Tugas kita sekarang adalah berkenankah kita seperti Yohanes untuk
menjadikan hidup kita dekat dengan Yesus untuk selanjutnya kita akan
hidup dalam terang sambil terus bersaksi seperti Yohanes dan
memperkenalkan Yesus bahwa “Inilah Dia”. Kalimat “ Inilah Dia” dari
mulut Yohanes hendak menjelaskan bahwa Yesus adalah penyelamat
dunia karena dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia
karena itu janganlah kita mengabaikan kehadiran-Nya dala hidup kita.
 Jika hari ini kita merayakan natal Yesus Kristus, sekaligus merupakan
sebuah kesempatan kepada kita untuk menghayati bahwa, Dialah
sumber rahmat yang telah membuka jalan kehidupan buat kita agar kita
dapat keluar dari kegelapan hidup kita. Karena itu kita butuh untuk dekat
dengan-Nya karena dengan-Nya kita akan mampu menemukan
persekutuan yang indah. Kita tidak akan tuntas untuk mengatakan “Inilah
Dia” terang dari terang jika kita tidak dekat dengan-Nya. Hanya dekat
dengan Yesus kita akan mampu mengenalnya untuk selanjutnya kita akan
mampu bersaksi dalam terang-Nya.
 Kiranya natal tahun ini membentuk kepribadian kita, keluarga dan
persekutuan kita semakin kuat hidup saling mengenal satu dengan yang
lain sambil sama-sama hidup dalam penghayatan dan pengakuan bahwa
“Inila Dia” yang menunjukkan bahwa Yesus adalah jalan kehidupan yang
telah membebaskan kita dari dosa. Kedekatan Yohanes dengan Yesus
membuat Yohanes berani bersaksi sehingga kitapun di ajak untuk juga
menghayati bahwa kiranya kedekatan kita satu dengan yang lain dalam
Yesus Kristus akan membuat kita tergerak untuk semakin akrab dan
semakin kuat hidup bersama-sama menjadi saksi Kristus.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


24

Bahan khotbah hari Minggu Tanggal 26 Desember 2021

MAKIN BERTAMBAH BESAR HIKMAT-NYA DAN BESAR-NYA


sakerangngan-rangngan-Na kamanarangan-Na sia Kakakapuan-Na

Bacaan Mazmur : Mazmur 148:7-14


Bacaan 1 : 1 Samuel 2:18-26
Bacaan 2 : Kolose 3:12-17
Bacaan 3 : Lukas 2:41-52 (Bahan Utama)
Nas Persembahan : Mazmur 146:2
Petunjuk Hidup Baru : Kolose 3:17
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa manusia perlu mengalami pertumbuhan secara fisik, hikmat dan iman.
2. Jemaat terus berusaha hidup seperti yang Tuhan inginkan.

Pemahaman Teks
Mazmur 148:7-14 Mazmur pujian ini berisi ajakan kepada semua
makhluk dan semua yang ada di alam semesta untuk memuji dan
menyembah Allah. Tujuan pemazmur sangat jelas yakni supaya semuanya
tunduk dan menyembah hanya kepada Allah yang telah menciptakan segala
sesuatu. Allah Pencipta adalah Raja dan Penguasa yang melebihi semua
penguasa yang ada di alam semesta, termasuk yang ada di atas langit.
Undangan untuk menyembah hanya kepada Allah Pencipta yang mengatasi
segala sesuatunya, adalah juga bentuk upaya membentengi umat Israel dari
perilaku bangsa-bangsa lain yang menyembah matahari, bulan dan benda-
benda serta makhluk lain yang ada di alam semesta, yang sejatinya hanyalah
ciptaan saja. Di sisi lain, pemazmur meletakkan sebuah pengharapan besar
kepada Allah Pencipta, yakni yang bersedia meninggikan tanduk umatNya
(tanduk=symbol kekuatan dan kekuasaan). Dalam ketaatan mereka
padaNya, akan lahir sesuatu yang besar dan dahsyat dalam kehidupan umat.
Allah itu Mahabesar dan Ia akan membesarkan, serta meninggikan tanduk
umat-Nya dan orang-orang yang dikasihi-Nya (ay.14).
1 Samuel 2:18-26 merupakan penggalan kisah anak-anak Eli yang
jahat dan Samuel yang dikenan Tuhan. Kisah yang begitu jelas dan nyata
mengungkapkan perbedaan hidup dari anak-anak yang bertumbuh dalam
pengenalan akan Tuhan dan anak-anak yang justru bertumbuh jauh dari
Tuhan. Hopni dan Pinehas, sekalipun mereka berdua adalah anak seorang
imam bernama Eli, tetapi perangainya justru menyakiti hati Tuhan dan juga
menyakiti hati ayahnya. Mereka tidak mau mendengar titah Tuhan, bahkan
menghinakan mezbah Allah dengan melakukan apa yang menjadi batu
sandungan bagi umat. Akhir dari cara hidup mereka berdua ialah kematian
(bnd.ay.34). Sebaliknya, Samuel yang hidupnya tertanam kuat pada
pengenalan akan Tuhan beroleh anugerah menjadi pribadi yang bertumbuh
dan menjadi besar di hadapan Allah dan manusia, serta menjadi pribadi yang
disukai Allah dan manusia. Cara hidup yang dekat pada Tuhan, tertanam

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


25

pada takut dan pengenalan akan Tuhan membawa Samuel menjadi Nabi,
pelayan Allah yang kemudian menggantikan Imam Eli (bnd. pasal 3).
Kolose 3:12-17 merupakan bagian dari surat Paulus kepada jemaat
Kolose yang secara khusus berbicara tentang cara hidup sebagai manusia
baru dalam Kristus. Paulus mendorong jemaat untuk memahami apa artinya
dibangkitkan kepada kehidupan baru di dalam Kristus, kehidupan yang
diharapkan memengaruhi cara hidup bersama sebagai umat Allah, milik
Kristus. Identitas sebagai orang-orang pilihan Allah, umat Allah dan milik
Kristus harus menjadi nyata dalam kehidupan bersama sehari-hari. Pikiran
Kristus, perkataan Kristus dan damai sejahtera Kristus adalah hal yang mesti
selalu melekat dan menguasai cara hidup mereka. Apapun yang mereka
lakukan haruslah sesuai dengan kehendak Kristus. Kristus menjadi teladan
hidup bagi umatNya dan bukan cara hidup yang lain.
Lukas 2:41-52 Injil Lukas bercerita tentang pertumbuhan Yesus, baik
secara fisik maupun potensi spiritualNya. Di sini dikisahkan bagaimana Yesus
berinteraksi dengan para tua-tua agama Yahudi di usia yang terbilang sangat
belia, yakni 12 tahun. Aspek lain yang dapat terlihat dalam penggambaran
Lukas adalah bagaimana Yesus bertumbuh dalam dua lingkungan yang
penting yakni keluarga dan Bait Allah. Kecemasan ayah dan ibu Yesus ketika
Yesus tidak terlihat di antara rombongan mereka, menunjukkan betapa
mereka adalah orang tua yang penuh kasih dan tanggungjawab atas
keselamatan jiwa anaknya. Interaksi Yesus dengan para tua-tua agama
Yahudi yang mereka saksikan adalah hal yang begitu luar biasa dan pasti itu
merupakan hal yang di luar jangkauan mereka. Maria pun hanya bisa
menyimpan segala perkara itu dalam hatinya.
Korelasi yang terlihat dari seluruh bacaan, ialah keseluruhan teks
berbicara tentang panggilan untuk memuliakan Allah bagi segala makhluk,
khususnya bagi manusia. Allah meninggikan orang-orang yang mengalami
pertumbuhan tidak saja secara fisik saja, tetapi juga pertumbuhan secara
spiritual, sehingga menjadi pribadi yang dikenan Allah dan disukai sesama
karena kualitas hidup yang dimiliki.

Pokok-pokok pengembangan khotbah


Kalau hal mendasar yang ditekankan pemazmur menjadi acuan kita,
yakni hal memuliakan Allah dan Allah meninggikan tanduk umatNya, maka
hal-hal yang dapat diuraikan dalam khotbah adalah:

 Panggilan untuk memuliakan Allah


Dari keseluruhan teks kita dapat menyimpulkan bahwa adalah
kewajiban setiap ciptaan terlebih manusia untuk memuliakan Allah yang
adalah Pencipta segala sesuatu di alam semesta. Pengakuan akan
kedaulatan dan kemahakuasaan Allah adalah hal prinsip yang terus
diajarkan agar umat hidup dalam ketaatan (Mz) dan kesucian hidup (Kol);
setia pada tanggung jawabnya sebagai nabi, rasul, pun sebagai orang tua
bagi anak-anaknya(1 Sam. dan Lukas). Dalam konteks natal yang kita
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
26

rayakan, jangan sampai panggilan memuliakan Allah itu hanya terbalut


pada akta-akta liturgis dan kemeriahan Natal tetapi kerdil dalam
penghayatan iman tentang panggilan memuliakan Allah atas
anugerahNya yang melimpah sebagai satu-satunya Tuhan dan
Juruselamat dalam hidup kita.

 Allah menantikan pertumbuhan setiap orang


Segala makhluk termasuk manusia tentu akan mengalami proses
pertumbuhan dalam rentang waktu hidup yang Tuhan anugerahkan. Dan
secara khusus dengan manusia, Allah ingin setiap orang dapat
bertumbuh menjadi besar, bukan hanya secara phisik tetapi juga
pertumbuhan secara spiritual/rohani. Allah berharap Israel, umat
kesayanganNya menjadi puji-pujian bagi semua orang (Mz), dipuji karena
ketaatan, kesalehan mereka di hadapan Allah dan manusia. Pertumbuhan
seperti yang dialami oleh Samuel dan Yesus adalah hal yang sangat
penting dialami oleh setiap anak-anak Tuhan. Samuel dan Yesus
bertumbuh secara phisik dan juga spiritual menjadi pribadi yang disukai
Allah dan sesama. Pertumbuhan seperti inilah yang dalam surat Kolose
disebut Paulus sebagai wujud dari manusia baru.

 Peran Keluarga dan Gereja dalam proses pertumbuhan


Kisah anak-anak Eli, yakni Hopni dan Pinehas yang tidak mengalami
pertumbuhan seperti yang diharapkan, menjadi pelajaran bahwa
“kelemahan” orang tua dalam proses pendampingan akan melahirkan
anak-anak yang bermasalah, bahkan dapat mencederai diri dan orang
tuanya. Sebaliknya, perhatian, doa dan cinta kasih orang tua yang
ditunjukkan oleh Elkana dan Hana terhadap Samuel, serta yang
dinyatakan oleh sikap Maria dan Yusuf terhadap Yesus ditambah ruang
yang terbuka oleh pihak pengelola Bait Allah (seperti Eli dan Tua-tua
agama Yahudi) supaya setiap orang semakin mengenal Allah dengan baik
dan benar, adalah tanggung jawab yang harus terus menerus dilakukan.
Dengan demikian melalui keluarga dan jemaat/gereja, akan lahir manusia-
manusia baru yang mengenal Allah, takut akan Allah, penuh hormat pada
orang tua, berkenan bagi Allah dan sesama, serta penuh hikmat
memaknai hidup.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


27

Bahan khotbah Kunci Tahun Tanggal 31 Desember 2021


Khotbah kunci tahun di gedung gereja

MENJADI AHLI WARIS


Mendadi to ma’mana’

Bacaan : Galatia 4:1-11


Nas Persembahan : Mazmur 118:29
Petunjuk Hidup Baru : Galatia 4:6-7
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa Allah dalam Kristus telah menjadikan kita ahli waris
2. Jemaat terus berusaha menunjukkan kedewasaannya hidup mengikut Tuhan

Pemahaman Teks
Surat Galatia adalah surat Paulus yang berisi pembelaan Paulus atas
kerasulannya dan juga pembelaan atas kebenaran Injil Yesus Kristus yang ia
beritakan kepada orang-orang di Galatia. Hal ini dilakukannya mengingat di
tengah-tengah jemaat Galatia muncul guru-guru palsu yag melawan ajaran
Paulus dan kelompok orang-orang yang menyangkal kerasulan Paulus. Salah
satu tantangan yang dihadapi oleh Paulus adalah orang dengan latar
belakang Yahudi yang sangat menekankan sunat sebagai jalan masuk ke
dalam persekutuan sebagai umat Allah. Dalam pasal 4:1-11, Paulus
memaparkan dengan jelas tentang status setiap orang sebelum dan sesudah
mengenal Allah dalam Kristus. Paulus mengajarkan bahwa orang-orang yang
belum mengenal Kristus termasuk yang percaya pada hukum Taurat adalah
orang-orang yang hidup sebagai hamba allah-allah yang sesungguhnya
bukan Allah, hamba dari ajaran-ajaran yang justru tidak memberi jaminan
pasti tentang hari depan mereka, serta yang menyerahkan hidupnya
diperhamba oleh roh-roh dunia yang menyesatkan. Sebaliknya bagi orang-
orang yang mengenal Allah dan menerima kasih karunia Allah yang
menyelamatkan dalam Kristus, Anak Allah, mereka bukan lagi hamba tetapi
adalah anak-anak Allah. Dan sebagai anak-anak Allah, Paulus menegaskan
tentang hak yang dimiliki yakni sebagai ahli waris, oleh Allah. Menjadi ahli
waris oleh Allah adalah sebuah jaminan pasti tentang masa depan yang Allah
sediakan bagi yang mengenal-Nya dan percaya padaNya.

Pokok-pokok pengembangan khotbah


 Menjadi anak-anak Allah
Paulus menekankan bahwa orang-orang yang kemudian disebut
sebagai anak-anak Allah ialah mereka yang yang telah ditebus dari cara
hidup yang lama, cara hidup dalam perhambaan dosa, perhambaan roh-roh
dunia dan kepada mereka. Allah telah menyuruh Roh Kristus masuk ke
dalam hati sehingga mereka dapat berseru kepada Allah sebagai Bapa,
Abba. Ini menegaskan bahwa status anak-anak Allah adalah sebuah
anugerah, dan bukan diperoleh karena sunat dan kepatuhan pada taurat.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


28

 Anak-anak Allah sebagai ahli waris


Paulus meletakkan sebuah pengajaran bahwa ketika seseorang telah
menjadi anak-anak Allah maka dalam hidupnya mesti terjadi proses akil balik,
proses perubahan hidup menjadi pribadi yang dewasa. Proses pendewasaan
ini penting, sehingga ia dapat kemudian mempertanggungjawabkan haknya
sebagai seorang ahli waris. Seorang yang dewasa (akil balig) dalam
pengenalan akan Allah, diharapkan dapat menjaga secara kuat apa yang
diwariskan kepadanya serta menunjukkan kedewasaannya melalui sikap dan
cara hidupnya yang benar, yang terhubung dekat dan akrab dengan Allah,
sebagai Bapanya. Sebagai ahli waris yang telah akil balik, dia tidak akan
mudah terpengaruh oleh ajaran, ajakan, bujukan dan hasutan yang dapat
menyebabkannya kembali kepada masa lalu atau menyimpang dari
kehendak Allah.

 Warisan seorang ahli waris


Orang-orang yang telah dijadikan Allah sebagai anak-anakNya dan
warisNya adalah keturunan dari bapa orang beriman yaitu Abraham. Hal ini
oleh Paulus ditegaskan bahwa segala janji yang telah diucapkan dengan
sumpah oleh Allah kepada Abraham telah pula menjadi janji warisan bagi
setiap anak-anak Allah(bnd. Psl 3). Dalam 1 Petrus 1:3-5, diungkapkan
tentang pengharapan yang dimiliki sebagai warisan dari orang yang telah
dijadikan anak-anak Allah dalam Kristus, yakni bagian yang tidak dapat
binasa, yang tidak dapat cemar, yang tidak dapat layu dan yang tersimpan di
sorga. Hal ini sangatlah berbeda dengan warisan yang diterima oleh anak-
anak manusia yang dapat hilang, rusak dan tidak kekal seperti harta benda
dan sebagainya. Seorang ahli waris oleh Allah, hidupnya terpelihara dalam
Roh, terpelihara dalam kekuatan Allah untuk kehidupan keselamatan yang
kekal(bnd. 1 Pet. 1:5). Dalam Roma 8:17, warisan orang percaya, sebagai anak
Allah ialah menerima semua yang dijanjikan Allah kepada Kristus termasuk
kemuliaan bersamaNya (bnd. Kis 3:25 dan Ef 1:6).

 Refeksi akhir tahun:


Selama 365 hari yang dilalui hingga hari ini, apakah kita sudah hidup
sebagai orang-orang yang telah akil balig, sebagai anak-anak Allah, sebagai
ahli waris oleh Allah? Atau hidup kita masih masih suka kepada roh-roh
dunia, hidup sebagai hamba-hamba dari yang kita sebut allah?

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


29

Bahan Khotbah Tanggal 31 Desember 2021


Kunci tahun keluarga di rumah

DIMAHKOTAI KEMULIAAN DAN HORMAT


Dimakotai kamala'biran sia kadipangkeran
Mazmur 8:1-10
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa Allah menciptakan manusia melebihi ciptaan manapun dan memberinya kuasa,
kemuliaan dan kehormatan
2. Jemaat sungguh-sungguh menjaga hidupnya sebagai sesuatu yang berharga yang Tuhan beri.

Pemahaman Teks
Mazmur 8 adalah mazmur Daud yang mengajak manusia untuk
dengan rendah hati melihat kemuliaan Allah yang diberikan Allah kepada
manusia itu sendiri. Ungkapan hanya Allah yang mulia, yang dikemukakan di
awal dan akhir pasal ini, tentu memiliki dasar yang kuat. Ungkapan
pemazmur (Daud) jelas memberi gambaran bahwa Allah itu mulia karena
ialah yang menciptakan langit, dan segala yang melekat padanya (bulan,
bintang), menciptakan bermacam-macam makhluk di udara, di air dan
daratan, bahkan DIA-lah yang menciptakan manusia. Pada sisi lain,
pemazmur juga menyaksikan bahwa sekalipun manusia itu nampaknya
begitu kecil di tengah-tengah alam semesta ciptaan-Nya, namun Allah telah
memberikan kepada manusia itu kehormatan dan kemuliaan yang
melampaui ciptaan yang lainnya. Kemuliaan dan kehormatan yang Allah
berikan kepada manusia itu dapat kita lihat:
 Bahwa Allah telah menyatakan diri dan nama-Nya kepada manusia (ay.2)
 Bahwa Allah telah memakai manusia yang lemah untuk melayani tujuan-
tujuan-Nya (ay.3)
 Karena Allah telah menciptakan benda-benda di langit untuk
mendatangkan faedah dalam hidup manusia (ay.4-5)
 Karena Allah telah menempatkan manusia hampir sama dengan Allah,
yang punya kuasa atas makhluk ciptaanNya(ay.6-10)

Renungan keluarga
Kita dapat menghayati, bahwa manusia adalah makhluk mulia yang
diciptakan Allah. Ia lebih mulia dan lebih berharga dari hewan ataupun
tanaman, lebih mulia dari harta benda dan uang. Tetapi mengapa banyak
manusia yang mau menjual dirinya hanya karena uang dan jabatan;
mencemarkan dirinya dengan perbuatan zinah, kemabukan, kesenangan-
kesenangan duniawi (judi, narkoba dll) bahkan yang paling menyesakkan,
adalah manusia yang mulia itu telah menjadi pembunuh bagi sesamanya dan
pembunuh atas dirinya sendiri? Ada begitu banyak dalil yang kerap
dikemukan untuk membenarkan diri bahwa manusia itu butuh uang untuk
makan dan minum, bahwa manusia butuh kesenangan hidup, bahwa
manusia itu begitu rapuh/lemah dan tak berdaya menghadapi persoalan-
persoalan hidup, sehingga kadang jalan pintaslah yang menjadi solusi. Kalau
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
30

dalil-dalil itu diterima dan dianggap benar oleh manusia, maka sesungguhnya
manusia telah melukai hati dan menghina Allah yang mulia, yang telah
menjadikannya melebihi ciptaan yang lain. Pembenaran diri dan
pembenaran perbuatan yang dilakukan manusia adalah sebuah perlawanan
manusia terhadap tujuan Allah menciptakan manusia yakni untuk
memuliakan Allah dan menjadi mandataris Allah mengelola ciptaan-Nya yang
lain. Itulah wujud nyata dari dosa!
Dalam Mazmur 8 Daud mengingatkan kita tentang kemuliaan dan
kehormatan yang Allah telah taruh dalam diri setiap kita. Kemuliaan dan
kehormatan yang menempatkan kita sedikit lebih rendah dari Allah itu
sendiri (ay.5-6). Kemuliaan dan kehormatan yang Allah taruh dalam diri kita
itulah yang membuat kita begitu berharga di mata Tuhan, harga yang tidak
dapat dinilai dengan harta, uang, dan jabatan apapun. Kemuliaan dan
kehormatan yang Allah beri dan yang membuat kita begitu berharga itu
nyata ketika Allah mau menjadikan kita teman sekerjaNya untuk merawat
kehidupan (bnd. Kej 2) dan ketika kita jatuh dalam dosa, Allah mau menebus
kita dn menjadikan kita yang berdosa sebagai manusia yang baru dalam
Kristus (bnd. 2 Kor. 5:17). Kalau ternyata kita itu begitu berharga di mata
Tuhan, sampai-sampai Kristus mau menebus kita dengan tubuh dan
darahNya, maka mestinya kita tidak menjual harga diri kita ataupun
membunuh diri kita karena berbagai persoalan hidup. Sebaliknya dengan
akal pikiran, hati, mulut dan tingkah laku, kita bersyukur dan memuliakan
Allah, melaksanakan tugas yang Allah telah berikan dan menghadapi
berbagai persoalan hidup dengan mengandalkan pertolongan-Nya, bukan
mengandalkan kekuatan diri yang lemah dan terbatas. Ingatlah siapapun
dan apapun keadaan kita hari ini, kita ini berharga di mata Tuhan. Jagalah
diri dan hidupmu. Amin

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


31

Bahan khotbah Tahun Baru Tanggal 01 Januari 2022

TEGUHLAH DALAM PERJALANANMU


Batta’ko lan Kalingkammu

Bacaan Mazmur : Mazmur 8:1-10


Bacaan 1 : Pengkhotbah 3:1-15 (Bahan Utama)
Bacaan 2 : Wahyu 21:1-8
Bacaan 3 : Matius 25:31- 46
Nas Persembahan : Mazmur 116:12-13
Petunjuk Hidup Baru : Wahyu 21:7
Tujuan:
1. Jemaat Memahami bagaimana hidup teguh dalam Tuhan
2. Jemaat meyakini bahwa hidup dalam Kristus ada keteguhan dalam menjalani kehidupan

Pemahaman Teks
Mazmur 8:1-10 berisi pengakuan pada keagungan Tuhan yang
berkuasa dan berdaulat atas seluruh ciptaan. Seluruh ciptaan adalah
gambaran kemuliaan Allah yang tidak terselami. Manusia sebagai makhluk
yang lemah digambarkan sebagai “Bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu”,
namun dalam kelemahannya Tuhan memberinya kekuatan untuk
menghadapi musuh-musuhnya.
Pengkhotbah 3:1-15 menyaksikan keagungan Allah melalui pekerjaan-
Nya yang tidak dapat diselami manusia. Allah mengendalikan hidup dan
mengatur segala sesuatu dengan seimbang. Kita merasa berduka jika ada
kematian, tetapi akan bersukacita ketika ada kelahiran. Kita akan merasa
lelah jika kita sedang membajak, tetapi akan bersukacita Ketika musim
tuaian tiba. Kita akan merasa lelah ketika kita sedang dalam perjalanan,
tetapi kita akan merasa lega dan bersukacita ketika kita tiba di tempat
tujuan. Menurut pengkhotbah, kehidupan manusia yang rawan dan diliputi
berbagai kelemahan akan terus mengalami perputaran alamiah yang akan
terus-menerus terjadi dan berulang, dan akan membuat manusia tidak dapat
berbuat apa-apa untuk mengubah atau mengubah kedudukannya di dalam
alam. Irama perputaran itu tidak dapat dikuasai. Hal itu telah berlangsung
lama dan sedang berlangsung dan tidak akan terpengaruh oleh manusia
yang umurnya terbatas. Memang manusia selalu berusaha untuk
mempelajari berbagai sifat alam, bahkan menciptakan berbagai alat sebagai
sarana untuk menelusuri berbagai kenyataan sejarah, namun pengkhotbah
sampai kepada kesimpulannya bahwa semua yang dilakukan manusia adalah
usaha yang kosong dan sia-sia.
Segala sesuatu ada waktunya! Dengan demikian perputaran waktu,
serta pergantian musim dan masa yang akan terus berjalan tanpa bisa
dihalangi, membuat kita tidak bebas menentukan kehendak kita sebagai
pilihan yang mutlak. Musim kemarau ke musim hujan, musim menanam ke
musim menuai, masa kanak-kanak ke masa muda selanjutnya ke masa tua,
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
32

akan terus berjalan. Semuanya itu akan terus berlangsung dan menjadi kisah
hidup yang akan dialami oleh setiap orang.
Wahyu 21:1-8. Sejarah manusia dimulai dengan sebuah taman
(Kej.2:8-17) dan berakhir dengan sebuah kota yg disebut kota sorgawi.
Pengharapan dan iman Kristen memberi perhatian bukan hanya pada masa
depan pribadi, tetapi juga menyangkut masa depan alam semesta
(pembaruan semesta alam). Kadang kita hanya terbatas berbicara pada soal
pengharapan masa depan orang percaya (terbatas pada manusia),
sementara Alkitab secara luas sesungguhnya berbicara bukan hanya
terbatas pada soal penyelamatan manusia, tetapi juga tentang langit baru
dan bumi baru. Alkitab dimulai dengan kejadian alam semesta dan diakhiri
dengan alam semesta yang baru. Dalam Yesaya 65:17, dikatakan ”Sebab
sesungguhnya Aku akan menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru”.
Kemudian Yesus sendiri berbicara tentang penciptaan kembali yang berarti
kelahiran yang baru (Mat.19:28). Rasul Paulus dalam Roma 8:18-25 juga
bersaksi tentang seluruh makhluk yang akan dimerdekakan, seperti halnya
penyampaian Rasul Petrus dalam 2 Pet. 3:7-13 bahwa langit dan bumi yang
sekarang akan digantikan oleh langit dan bumi yang baru, yang akan
menjadi rumah kebenaran dan damai. Rasul Yohanes sendiri menulis, bahwa
ia melihat pengganti yang sama yang bersama-sama dengan Yerusalem yang
baru, turun dari sorga, dari Allah (Why.21-1-2). Menuju kota sorgawi adalah
tujuan akhir perjalanan orang percaya. Banyak tantangan akan dihadapi,
tetapi barang siapa bertahan akan memperoleh mahkota sorgawi.
Matius 25:31-46 menjelaskan, bahwa kedatangan Yesus kembali akan
ditandai dengan adanya pemisahan antara orang bijaksana dan orang
bodoh, sama seperti memisahkan domba dari kambing. Domba akan
ditempatkan di sebelah kanan sang Raja Agung dan kepada mereka sang
Raja meneguhkan janji yang telah disampaikan sejak semula “mari, hai kamu
yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu
sejak dunia dijadikan” (ay.34b).
Korelasi yang terlihat dari seluruh bacaan, ialah bahwa keagungan
Allah dapat disaksikan melalui seluruh ciptaan-Nya. Manusia menjalani
kehidupannya bersama dengan seluruh ciptaan itu. Perjalanan manusia akan
melalui berbagai peristiwa. Di sinilah dibutuhkan kesetiaan dalam menjalani
hidup untuk dapat sampai pada garis akhir dan menerima mahkota sorgawi.

Pokok-pokok pengembangan khotbah


1. Hari ini kita bersyukur atas anugerah Tuhan yang telah mengantar kita
menjalani tahun 2021 dengan berbagai dinamika kehidupan, khususnya
dalam menjalani masa pandemi covid 19 yang sangat berdampak
terhadap berbagai sendi kehidupan, belum lagi dengan pergumulan lain
akibat bencana yang terjadi di beberapa tempat, gejolak sosial dan lain-
lain. Namun demikian atas doa dan harapan kita, Tuhan berkenan
menghantar kita tiba di awal tahun 2022 hari ini. Menarik memperhatikan
syair lagu Nanian Kombongan 30 (KJ 30 Angin Ribut Menyerang),
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
33

”Ma’pamumbukmo bara’ umpaselang penaangku, bombang melapa-lapa. O


Pela’bak toemo’, lalananmi lopingku, angku tu’tun marampa’ sambali’
karampoan”. Nyanyian ini menggambarkan bahwa perjalanan hidup di
dunia ini bagaikan mengarungi samudera. Badai dan gelombang kadang-
kadang sangat kuat menghantam dan membuat kita panik diliputi
kekuatiran. Menghadapi keadaan demikian kita diingatkan dengan
teguran Yesus,”Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?
(Mat.8:26). Masalah pasti ada, tetapi kuasa Yesus akan mengatasinya.
2. Kesadaran akan keterbatasan sebagai manusia sangat penting. Itu akan
membawa kita kepada kesadaran bahwa kita tidak dapat menentukan
arah dan tujuan kita menurut kemauan sendiri. Kesadaran tentang segala
sesuatu ada waktunya, menjadi pengingatan bagi kita bahwa perputaran
waktu, pergantian masa dan segala dinamika kehidupan yang dialami
adalah kenyataan yang tak mungkin kita ubah atau hentikan. Waktu
sepenuhnya ada dalam kendali Tuhan, karena itu pegangan kita dalam
menjalani waktu kehidupan ini, hanyalah Tuhan saja. Dialah yang
mengatur segala masa! Sebuah lagu yang cukup populer ketika peristiwa
Meko (dapat dinyanyikan) ”Allah kuasa melakukan segala perkara, Allahku
maha kuasa, Dia ciptakan seisi dunia, atur ’sgala masa, Allahku maha
Kuasa”. Bahwa Allah sebagai pencipta seisi dunia, berkuasa atas segala
masa, dan dapat melakukan segala perkara.
3. Hidup ini adalah perjalanan yang membutuhkan perjuangan. Sebagai
orang percaya, arah perjalanan kita menuju ke Yerusalem baru. Setiap
waktu adalah kesempatan, namun bukan tidak mungkin kita bisa salah
arah bahkan kehilangan arah ketika kita tidak setia mengikuti arah yang
telah ditunjukkan. Banyak hal yang dapat membuat kita salah arah dan
kehilangan arah. Dunia akan selalu menawarkan berbagai pilihan arah
yang diikuti dengan janji-janji kenikmatan, termasuk yang dibungkus
dengan berbagai alasan-alasan bernuansa keagamaan. Untuk itu sangat
penting memahami dengan benar ajaran iman yang sesungguhnya.
Teguhlah dalam perjalananmu. Semakin jauh kita berjalan, semakin
banyak tantangan dan tentu kita akan mengalami kelelahan. Dalam
perjalanan akan dijumpai banyak persimpangan, dan mungkin di
persimpangan itu kita akan melihat petunjuk arah tetapi mungkin juga akan
dijumpai persimpangan yang tanpa petunjuk arah. Ingat bahwa entah ada
petunjuk atau tidak, kita sudah memiliki petunjuk. Firman Tuhan sudah
menjelaskan ke mana arah kita melangkah. Jika kita salah arah, maka kita
akan tersesat. Karena itu jika seandainya kita sudah salah arah, segeralah
kembali ke arah yang benar karena semakin jauh kita berjalan ke arah yang
salah, maka akan makin sulit untuk menemukan kembali arah yang benar.
Teruslah berjalan karena perjalananmu makin jauh, dan mungkin engkau
sudah lelah tapi jangan berputus harap. Yes.57:10 mengatakan ”Oleh
perjalananmu yang jauh engkau sudah letih lesu, tetapi engkau tidak berkata:
"Tidak ada harapan!" Engkau mendapat kekuatan yang baru, dan sebab itu
engkau tidak menjadi lemah”.
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
34

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


35

Bahan khotbah hari Minggu Tanggal 02


Januari 2022

KASIHNYA TIDAK TERBATAS


Tangma’angge tu Pa’kaboro’-Na

Bacaan Mazmur : Mazmur 147:12-20


Bacaan 1 : Yeremia 31:7-14 (Bahan Utama)
Bacaan 2 : Efesus 1:3-14
Bacaan 3 : Yohanes 1:1-9
Nas Persembahan : 1 Tawarikh 29:14
Petunjuk Hidup Baru : Mazmur 147:14-15

Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa kasih Tuhan itu tidak terbatas
2. Jemaat meyakini bahwa Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah bagi orang percaya

Pemahaman Teks
Mazmur 147:12-20 menguraikan bahwa pemazmur bersaksi dan
memanggil seluruh umat baik secara pribadi maupun sebagai persekutuan
untuk memuji Tuhan atas kasih-Nya, kekuasaan-Nya dan kekudusan-Nya.
Tuhan bukan hanya Allah bagi Israel tetapi Dia adalah Allah alam semesta
yang menciptakan dan terus memeliharanya. Sungguh layak memuji-muji
Tuhan atas anugerah pemeliharaan-Nya bagi seluruh ciptaan. Ia
mengumpulkan umatnya yang bercerai berai, menyembuhkan yang sakit,
membalut yang terluka dan oleh kuasa-Nya memerintah seluruh alam
semesta dengan firman-Nya. Ia bahkan menjaminkan kesejahteraan jasmani
dan ketentraman hidup. Karena itu seluruh umat patut memuji Tuhan
karena itulah yang layak bagi DIA.
Yeremia 31:7-14 Secara umum pasal 31 berbicara tentang janji
pemulihan dari Tuhan bagi Israel. Sangat penting untuk diketahui bahwa
hanya ada satu perjanjian anugerah dari Allah yakni janji kepada Abraham
untuk memberkati dia dan seluruh keturunannya dan melalui mereka Allah
memberkati seluruh dunia. Perjanjian ini terus berlangsung dalam kehidupan
bangsa Israel walaupun bangsa itu sering memberontak terhadap Allah.
Dalam Yer.30:3 dikatakan bahwa Allah tetap berpegang teguh terhadap
janji-Nya untuk terus mengasihi umat-Nya. Bangsa Israel pada zaman
Yeremia, sedang dalam pembuangan di Babel sebagai konsekuensi
ketidaksetiaannya kepada Tuhan, namun Allah tetap pada janji-Nya, bahwa
Ia akan memulihkan Israel dan Yehuda, serta akan mengembalikan mereka
ke negeri asalnya. Dalam keadaannya yang menderita di pembuangan,
mereka tetap dalam ikatan perjanjian Allah karena sesungguhnya mereka
dibuang ke Babel tidak sekedar sebagai hukuman akibat dosa mereka, tetapi
supaya mereka juga lebih mengenal Allah. Rancangan Allah untuk umat-Nya
bukanlah rancangan untuk kecelakaan, melainkan rancangan damai
sejahtera (Yer.29:11). Israel dalam ketidak-berdayaannya hanya dapat
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
36

dibebaskan oleh anugerah dan pengasihan Allah.


Efesus 1:3-14 dimulai dengan ungkapan syukur Rasul Paulus kepada
Allah. Hal ini merupakan pernyataan Rasul Paulus atas keyakinannya bahwa
semua berkat berasal dari Allah, Bapa kita, serta telah dialami dalam Yesus
Kristus. Di dalam Dia yang dikasihi-Nya, Allah mengaruniakan anugerah-Nya
kepada kita, sehingga di dalam Dia kita memperoleh penebusan dan
pengampunan (ay.7). Di dalam Dia orang Yahudi (yang pertama-tama
percaya) menjadi umat Allah (ay.11-12) dan di dalam Dia orang-orang non-
Yahudi yang percaya dimateraikan menjadi milik Allah (ay.13-14). Inilah
rencana Allah yang merencanakan untuk mempersatukan segala sesuatu ”di
dalam Dia”. Ada tiga kata yang menjelaskan tentang Penebusan :
1. Apolutresis (Bnd. Rm. 3:25, Ef.1:14, Kol.1:14)
Dari Kata Yunani “apo” (dipisahkan dari...) dan “lutron” (harga untuk
penebusan). Secara harafiah berarti pembebasan karena telah dibayar
tuntas dengan sebuah harga tunai.
2. Exagorazo (Bnd. Gal.4:5, Wahyu 14:3)
Dari kata Yunani “ex” dan “agora” (pasar atau tempat jual beli budak).
Secara harafiah dapat berarti dikeluarkan (dengan cara dibeli) dari
tempat diperjualbelikan selama ini sebagai budak.
3. Kaphar (Kel.29:33) Bnd. Kopher (Ams. 13:8)
Kata Ibrani yang berarti Pendamaian. Kata Kopher berarti “harga dari
pendamaian” (redemption price).

Penebusan adalah karya penyelamatan Allah bagi umat manusia dan


seluruh ciptaan, melalui peristiwa kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
Penebusan kita tidak dibayar dengan uang tetapi dengan darah Anak-Nya.
Kita dibebaskan dari perbudakan dan menjadikan kita sebagai orang
merdeka yang bebas dari segala utang dosa.
Allah yang telah memilih kita di dalam Yesus Kristus bukan hanya
terkait dengan masa lampau dan pada masa sekarang dengan mengangkat
kita menjadi anak-anak-Nya, tetapi juga untuk menyatakan rahasia
kehendak-Nya tentang masa yang akan datang sebagai persiapan
penggenapan waktu Tuhan. Dengan demikian sasaran kehidupan kita adalah
bergerak ke depan menuju suatu tujuan mulia, yakni Yerusalem yang baru.
Yohanes 1:1-9; Di dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang
manusia. Terang itu bercahaya dalam kegelapan. Dengan demikian, karya
sang Firman dalam penciptaan tidak hanya membuat dunia pada mulanya
menjadi ada, tetapi juga menciptakan kehidupan di atasnya. Hal inilah yang
menjelaskan bahwa penciptaan dalam hal ini alam semesta terus-menerus
berada dalam pemeliharaan sang Firman. Dia adalah Pemberi kehidupan
karena memang pada dasarnya semua yang hidup berasal dari Dia
(Kis.17:28). Yohanes melihat hidup itu sebagai terang yang bercahaya dalam
kegelapan dan kegelapan tidak akan dapat menguasainya (ay.5). Merujuk
pada awal penciptaan (Kej.1:5), yakni ketika gelap gulita masih meliputi
samudera raya, maka Allah menciptakan terang pada hari pertama setelah
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
37

itu Allah menciptakan ciptaan lainnya. Alam semesta dan sekalian isinya
termasuk manusia, diciptakan setelah terang ada, sehingga sesungguhnya
seluruh ciptaan sejak awal telah hidup dalam terang, karena memang
diciptakan dalam terang. Namun demikian, dosa telah menjadikan hubungan
manusia dengan Allah putus, maka manusia termasuk alam semesta berada
di dalam kegelapan. Hidup di luar Allah adalah kegelapan. Upah dosa ialah
maut (kematian), tetapi karunia Allah di dalam Yesus Kristus yang
menganugerahkan hidup kekal (Rm.6:23). Inilah kasih Allah yang tak
terbatas.
Korelasi: Allah patut disembah karena kasih-Nya. Oleh anugerah-
Nya, kita yang telah kehilangan hidup dan berada dalam kegelapan karena
dosa, dipanggil kembali melalui penebusan dalam Yesus Kristus. Anugerah
keselamatan dalam Yesus Kristus bukan hanya berlaku untuk manusia,
tetapi juga bagi dunia ”Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa
telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia” (1 Yoh.4:14).

Pokok-pokok pengembangan khotbah


1. Tahun 2021 baru saja usai kita jalani. Salah satu pergumulan yang sulit
terlupakan adalah pandemi Covid 19. Sejak awal tahun 2020 wabah ini
menggemparkan dunia. Semua lini kehidupan sangat dipengaruhi. Tentu
banyak hal yang dapat diceriterakan sebagai pengalaman hidup dalam
peristiwa ini. Ada banyak kisah duka yang hadir, namun sebagai orang
percaya kita juga patut mengimani bahwa dalam peristiwa ini banyak hal
yang terjadi sebagai wujud dari penyataan janji Allah kepada kita.
2. Yeremia 31:36 "Sesungguhnya, seperti ketetapan-ketetapan ini tidak akan
beralih dari hadapan-Ku, demikianlah firman TUHAN, demikianlah
keturunan Israel juga tidak akan berhenti menjadi bangsa di hadapan-Ku
untuk sepanjang waktu. Janji Allah adalah ketetapan, dan berlaku untuk
selama lamanya bukan hanya bagi Israel tetapi juga bagi kita. Janji Allah
sejak semula bagi Abraham telah digenapi di dalam Yesus Kristus. Dan
jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan
Abraham dan berhak menerima janji Allah (Gal.3:29).
3. Kasih Allah adalah kasih yang tidak terbatas dan tidak ada yang dapat
membatasinya. bahkan ketika manusia jatuh ke dalam dosa, justru Ia
datang dan merelakan diri-Nya menanggung hukuman atas dosa yang
seharusnya ditimpakan kepada kita. Betapa kuatnya dosa merasuk ke
dalam hidup kita sehingga membuat kita tidak berdaya bahkan akibat
terbesarnya adalah maut, Namun kekuatan Allah yang melebihi segala
kekuatan termasuk kuatnya kuasa dosa telah ditaklukkan-Nya dan
bahkan membebaskan kita dari kekuatan itu. (band. Yer.31:11).
4. Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah (1 Kor.1:24). Dialah
kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang percaya bukan hanya
bagi orang Yahudi tetapi juga orang Yunani. (Rm.1:16). Artinya
Keselamatan itu menjangkau semua orang yang percaya. Di dalam Dialah
kita dipelihara karena iman untuk menantikan keselamatan yang telah
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
38

tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir.


Bahan khotbah Efifani Tanggal 6 Januari 2022

KEMULIAANNYA BAGAIKAN FAJAR MEREKAH


Kama’labiranNa Tibarrang Susi to Allo Melambi’

Bacaan Mazmur : Mazmur 72:1-14


Bacaan 1 : Yesaya 60:1-6
Bacaan 2 : Efesus 3:1-13 (Bahan Utama)
Bacaan 3 : Matius 2:1-12
Nas Persembahan : Mazmur 118:21
Petunjuk Hidup Baru : Efesus 3:13
Tujuan :
1. Jemaat memahami akan kemuliaan Allah dalam kehidupannya.
2. Jemaat semakin teguh dalam menyatakan kemuliaan Allah.

Pemahaman Teks
Mazmur 72:1-14 merupakan doa Salomo memohon hikmat untuk
pemerintahannya ketika ia menggantikan ayahnya untuk menjadi Raja. Ia
memohon hikmat agar dapat bertindak adil terhadap rakyatnya. Tuhan
mengabulkan permohonannya, sehingga pemerintahannya bersinar seperti
fajar di waktu pagi, tidak berawan, yang sesudah hujan membuat berkilauan
rumput muda di tanah (2 Sam.23:4). Isi mazmur ini menandakan sikap
berserah diri Salomo kepada kuasa Allah. Salomo tahu bahwa Allah maha
berkuasa untuk segala hal. Olehnya isi Mazmur Salomo sarat dengan sebuah
harapan kepada Allah, agar ia mampu memerintah dengan penuh hikmat.
Yesaya 60:1-6 berisi ajakan pada umat untuk memandang ke depan
menyaksikan penebusan dari Allah dan pemulihan kota Sion. Di sana umat
akan menikmati kemuliaan bagaikan fajar yang merekah. Bangsa-bangsa
akan berbondong-bondong datang kepada terang Israel dan mereka akan
bersatu menyembah dan melayani Tuhan. Dunia memang sarat dengan
konflik dan perpecahan, namun kelak Tuhan akan mendatangkan damai
sejahtera. Nubuatan nabi Yesaya ini telah tergenapi di dalam Yesus Kristus
yang adalah terang yang telah terbit dan orang-orang akan berbondong-
bondong ke sana. Ada sebuah optimisme yang dinubuatkan oleh nabi
Yesaya kepada pendengarnya, bahwa terang akan terbit atasmu dan itu
telah terjadi di dalam Kristus Yesus Tuhan kita.
Efesus 3:1-13 berisi kesaksian Paulus tentang hikmat Allah yang
dianugerahkan kepada semua orang sesuai maksud abadi Allah. Paulus
dipenjarakan karena pemberitaan Injil kepada orang-orang non Yahudi, dan
itu merupakan amanat khusus dari Tuhan kepada Paulus untuk menjelaskan
rencana rahasia Allah di dalam Kristus, bahwa bangsa Yahudi dan bangsa-
bangsa lain akan menjadi satu dan akan menikmati kekayaan rohani yang
sama. Jemaat yang sudah terbangun di dunia ini menjadi bukti, bahwa

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


39

Tuhan sedang mengumpulkan dan menyatukan seluruh bangsa untuk


maksud penyelamatan-Nya.
Matius 2:1-12 menyatakan bahwa kelahiran Yesus adalah bukti bahwa
anugerah Allah telah dinyatakan. Matius sejak awal menunjukkan bahwa
Yesus datang untuk menyelamatkan orang-orang Yahudi maupun non
Yahudi. Maka nyatalah nubuatan nabi Yesaya, bahwa terang itu akan terbit
dan telah terbit di dalam Kristus Yesus.
Korelasi yang terlihat dari semua bacaan, ialah terkait kemuliaan Allah
yang akan dinyatakan bagi mereka yang terus memandang ke depan
menanti-nantikan pemulihan dari Sion. Pengharapan masa depan adalah
pengharapan damai sejahtera di mana seluruh umat akan dikumpulkan
untuk menjadi satu memuliakan Allah.

Pokok-pokok pengembangan khotbah:


Rencana Allah untuk alam semesta
Allah telah menyatakan kuasaNya kepada seluruh alam semesta untuk
kemuliaan-Nya, bahwa segala yang tercipta adalah untuk kemuliaan-Nya.
Penyataan Allah kepada seluruh makhluk tertulis lengkap dalam Alkitab
yang adalah surat cinta Tuhan kepada kita. Olehnya Salomo meminta hikmat
kepada Tuhan atas rahasia rencana Tuhan kepada dunia ini. Kita tahu bahwa
kita tidak diciptakan begitu saja di dunia ini, melainkan ada rencana Tuhan di
balik semua itu. Dalam rencana indah itu, kita semua diajak untuk
mengambil peran, seperti Paulus yang menyatakan dirinya sebagai orang
yang paling hina namun dipakai Tuhan untuk rahasia rencana Allah tentang
kasih karuniaNya.
Dalam menjalani kehidupan ini, perkara silih berganti menjumpai kita.
Sebagai orang percaya yang telah ditentukan Tuhan jauh sebelum kita ada di
dunia ini, layaklah kita senantiasa memohon hikmat dari Tuhan, agar
dicerahkan dalam mengambil bagian misi cinta kasih Allah. Misi yang
dahulunya hanya dikhususkan kepada bangsa Yahudi, namun dalam Kristus
Yesus telah digenapi sehingga kitapun menjadi pewaris-pewaris cinta kasih
Allah. Olehnya, kita sebagai pengikut Kristus bertanggungjawab dalam
menyebarkan misi cinta kasih Allah kepada seluruh makhluk sebagai
ungkapan syukur kita atas keselamatan yang telah dijaminkan di dalam
Kristus Yesus.

Dia yang akan menolong


Ada banyak orang percaya yang hingga saat ini sering kali masih
ragu dalam menjalani hidupnya dengan berkesaksian tentang kuasa Allah
dalam hidupnya. Hal ini sering diakibatkan karena keraguan yang tinggi atas
kemahakuasaan Allah. Jika kita lihat dari keempat bacaan kita kali ini, sangat
cukup bukti untuk mengatakan bahwa Ia yang datang dari Allah akan
senantiasa bersama-sama dengan kita, jika kita betul-betul mengandalkan
Dia. Kisah Paulus yang dipenjara oleh karena pemberitaan Injil tidak
menjadikannya berkecil hati atau bersungut-sungut, akan tetapi justru
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
40

bermegah atas semuanya itu. Bahkan pemberitaan Paulus semakin


mengokohkan posisi kita sebagai tubuh Kristus.
Karena itu kita hendaknya jangan menjadi tawar hati terhadap
kecaman-kecaman yang dilontarkan oleh banyak orang tentang pelayanan
yang telah dilakukan oleh gereja selama ini, sebab gereja ini adalah tubuh
Kristus dan kepalanya adalah Yesus sendiri. Oleh sebab itu Kristus sendirilah
melalui Roh Kudus yang menguatkan kita dalam menyaksikan perbuatan-
perbuatan Allah yang ajaib. Kemuliaan-Nya akan menyinari langkah kita dan
mengoyakkan kegelapan dunia ini. Oleh terang cahaya-Nya kita akan
dimampukan melihat jalan kebenaran dengan terang benderang. Itulah
hikmat yang diminta oleh Salomo kepada Tuhan. Sebab jika sang surya
terbit, kegelapan akan musnah dan hikmat Tuhan akan menyertai kita.

Dia yang mempersatukan kita


Ada yang menarik dari ayat Alkitab yang mengisahkan tentang lahir
baru: Kata Nikodemus kepada-Nya: "Bagaimanakah mungkin seorang
dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke
dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?" (Yoh. 43:4). Kata kiasan yang sering
dipakai Yesus adalah menunjukkan rahasia Allah yang akan mempersatukan
kita dengan Dia di dalam Kristus. Sebab oleh Yesus Kristus kita dilahir-
barukan untuk menjadi tubuh Kristus. Misi rahasia ini yang oleh Paulus
dikatakan “rahasia sejak berabad-abad lalu”. Kita dikumpulkan menjadi satu
oleh darah yang tertumpah. Oleh sebab itu, kerjakanlah misi Allah dengan
sukacita dan tidak gentar, sebab pancaran kemuliaan Allah akan menyertai
kita menjalani hidup ini.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


41

Bahan khotbah hari Minggu Tanggal 9 Januari 2022

DIA YANG AKAN MENYEBERANGKAN ENGKAU


Puang la Umpalambanko

Bacaan Mazmur : Mazmur 29:1-11


Bacaan 1 : Yesaya 43:1-7 (Bahan Utama)
Bacaan 2 : Kisah Para Rasul 8:14-17
Bacaan 3 : Lukas 3:15-22
Nas Persembahan : Mazmur 9:2-3
Petunjuk Hidup Baru : Yesaya 43:5

Tujuan :
1. Jemaat memahami kemahadsyatan Allah di dalam Yesus Kristus
2. Jemaat semakin teguh mengimani keselamatan dari Allah di dalam Yesus Kristus.

Pemahaman Teks
Mazmur 29:1-11 bersaksi tentang kedahsyatan Allah dalam
menunjukkan keajaiban-Nya. Jejak langkahnya bersembunyi di dasar laut,
dan badai menjadi kendaraan-Nya. Walaupun menyeramkan karena
kekuatan dalam badai itu sangat besar, tetapi di balik itu pemazmur
mengingat akan janji Tuhan yang dinyatakan akan sama seperti pelangi yang
nampak ketika air bah telah surut. (Kej.9:8-17). Tuhan duduk sebagai Raja di
atas air bah untuk menunjukkan bahwa Dia-lah Raja untuk selama-lamanya.
Tidak ada badai yang lebih besar dari Tuhan.
Yesaya 43:1-7 berisi nubuat Yesaya tentang kedahsyatan kuasa Allah
di tengah-tengah umat yang telah ditebus-Nya. Tuhan berjanji untuk
menyertai dan menuntun melintasi sungai dan melewati api, sehingga tidak
ada alasan bagi umat Tuhan untuk merasa takut jika mereka sadar dan yakin
atas apa yang telah dikerjakan Tuhan. Allah bahkan berjanji akan
mengumpulkan segala bangsa yang datang kepada Dia, sebagai bukti bahwa
Allah berkuasa atas seluruh ciptaan-Nya. Olehnya Allah mengatakan, ”segala
yang Kujadikan adalah untuk kemuliaan-Ku” (ay.7).
Kisah Rasul 8:14-17 menceritakan kedatangan Petrus dan Yohanes ke
Samaria sebagai bukti dari anugerah Roh Kudus yang telah dicurahkan untuk
menghubungkan orang-orang Samaria dengan orang-orang kudus di
Yerusalem. Ini juga menunjukkan bahwa perpecahan di antara mereka akan
dipulihkan. Roh Kudus mengubah permusuhan menjadi persahabatan dan
menjadikan saudara dalam Kristus. Kisah perjalanan Petrus dan Yohanes
adalah tuntunan Roh Kudus untuk menyatakan kehendak Allah di dalam
Yesus Kritus, yaitu menyatukan umat yang berselisih paham tentang ajaran
yang mereka terima, yakni yang berawal dari perbedaan terkait keabsahan
kerasulan yang para rasul terima dari Yesus Kristus.
Lukas 3:15-22 mengisahkan Yohanes Pembaptis yang mendapat
kepercayaan untuk mempersiapkan bangsanya menyambut kedatangan
Mesias, sekaligus memperkenalkan-Nya kepada mereka siapa sesungguhnya
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
42

Mesias itu. Roh Kudus yang turun ke atas Yesus ketika Dia dibaptis, menjadi
bukti bahwa Dialah Mesias. Demikian pula dengan suara dari langit yang
menyatakan bahwa sang Bapa berkenan atas Dia.
Korelasi yang terlihat dari seluruh bacaan, ialah tentang karya
penyelamatan Allah yang dilaksanakan untuk menyatakan kedahsyatannya
sebagai Allah yang berdaulat dan menjamin keselamatan umat-Nya.

Pokok-pokok pengembangan khotbah:


Kuasa Allah yang melampaui segala hal
Fenomena alam dahsyat seringkali menyebabkan banyak orang
menaruh percaya kepada hal-hal gaib karena dianggap mempunyai kekuatan
yang dahsyat. Itu sebabnya, banyak orang kemudian menyembah dan
memberikan sesajen kepada pohon, sungai, batu dan sebagainya. Namun
dalam kitab Yesaya yang kita baca saat ini, terlihat bahwa segala kekuatan
yang terjadi akibat peristiwa alam ini, sesungguhnya mampu ditaklukkan
oleh Allah, sebab Dialah Penciptanya. Bahkan dikatakan di kitab Yesaya,
apabila engkau menyeberangi api, engkau tidak akan terbakar api. Jelas luar
biasa, sebab tak mungkin melintasi api tanpa terbakar. Kemahakuasaan
Allah jelas terlihat. Kekuatan apapun di alam semesta ini, takluk kepada Dia.
Begitu pula yang sering terjadi dalam kehidupan kita. Kita takut atas
kekuatan-kekuatan yang kita hadapi, bahkan tidak jarang kita lebih
mempercayakan hidup kita kepada materi dan kekuatan kita sendiri. Kita
tentu diberi kekuatan oleh Tuhan berupa pikiran dan kekuatan tubuh.
Namun hendaknya disadari, bahwa sama seperti semua kekuatan alam
lainnya, semua itu ada batasnya. Karena itu, kesadaran dan keterbatasan ini
tidak harus membuat kita mempercayakan kehidupan kita kepada kekuatan-
kekuatan gaib yang juga sifatnya terbatas. Sebaliknya, hanya pada Tuhanlah
kita bersandar, sebab Dia yang memiliki kekuatan maha dahsyat dan tak
terbatas. Sangat jelas tercantum dalam kitab Yesaya bacaan kita bahwa
Allah menjamin keselamatan kita. Olehnya Allah menjaminkan keselamatan
umat manusia di dalam Yesus Kristus, yakni yang kepadaNya Allah berkata,
“kepadaMulah Aku berkenan”. Itu tandanya bahwa Allah menjamin
keselamatan manusia di dalam Yesus Kristus yang adalah Juruselamat Kita.

Janji Tuhan yang menyatukan


Sampai saat ini ada banyak persekutuan yang bermunculan karena
diakibatkan oleh berbagai hal. Tidak sedikit persekutuan yang kemudian
mereka menyebut dirinya sebagai gereja, meskipun kemunculannya
dikarenakan berselisih paham tentang ajaran dan kepentingan pribadi. Ada
juga perpecahan yang diakibatkan oleh penafsiran-penafsiran yang dangkal
dan tidak berdasar. Di pembacaan kita yang kedua (Kis. 8:14-17), dituliskan
bagaimana Petrus dan Yohanes melaksanakan pelayanan bersama. Itu
berarti, bahwa di antara mereka tidak ada perpecahan. Sebaliknya, mereka
bahkan berjalan bersama dan melaksanakan pelayanan bersama.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


43

Yang perlu diingat berkaitan dengan perpecahan yang terjadi


belakangan ini, hendaknya dipahami sebagai sebuah dinamika keberimanan
kita kepada Yesus Kristus. Perpecahan yang diakibatkan oleh perbedaan
tafsiran dan sebagainya, hendaknya tidak menjadikan kita merasa yang
paling istimewa atau paling benar. Ingatlah, bahwa janji Allah dalam kitab
nabi Yesaya masih berlaku untuk kita kini dan sepanjang masa. Allah sendiri
yang akan memanggil umatnya dari ujung utara dan mengumpulkan
manusia dari ujung selatan (Yes.43:6). Proses penggenapan nubuatan itu
telah digenapi di dalam Yesus Kristus yang telah mengutus para murid untuk
mewartakan Imamat Am bagi seluruh umat, yakni menyatakan kabar
sukacita dari Allah kepada seluruh makhluk. Dia pulalah yang akan
mempersatukan kita oleh kuasa Roh Kudus.

Jembatan yang ajaib


Di kepercayaan nenek moyang orang Toraja terdapat kepercayaan
terkait dunia yang kita diami saat ini dan juga dunia di seberang sana, yakni
yang dihubungkan dengan sebuah jembatan. Jembatan itu diyakini
dijaminkan sejumlah kerbau yang dikurbankan dalam ritus pemakaman
seseorang. Olehnya kerbau mendapatkan tempat yang istimewa bagi orang
Toraja sampai saat ini, meskipun 80% orang Toraja saat ini sudah percaya
kepada Yesus Kristus. Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa, betapa
manusia sering kali mencari sesuatu yang bisa menjadi jaminan akan
keselamatannya. Tak heran jika banyak orang kemudian memunculkan
pandangan spekulatif yang dipercayai sebuah kebenaran, namun sangat
lemah dan tidak berdasar. Disebutkan demikian, sebab tak ada dasar yang
bisa meyakinkan kita tentang kekuatan dan kehebatan seekor hewan,
sehingga bisa menjadi jembatan untuk menuju ke surga!
Jaminan keselamatan telah diberikan kepada kita oleh Kristus Yesus,
yang telah disiksa, mati dan dikuburkan, serta bangkit pada hari yang ketiga.
Tidak ada jaminan yang pasti seperti jaminan keselamatan yang telah
diberikan Bapa kepada kita. Bapa yang memberikan jaminan di dalam Yesus
Kristus lebih besar dari apapun (Bnd. Yohanes 10:27-30). Bahkan dikatakan,
bahwa tidak ada satupun yang dapat merebut kita dari tangan Bapa. Jelas
tak ada lagi yang kurang dalam jaminan keselamatan itu! Tidak ada jaminan
yang lebih besar dari jaminan yang diberikan Bapa kepada kita.
Selain dari jaminan keselamatan di dunia seberang, Bapa di dalam
Anak juga telah menjaminkan kehidupan kita dalam dunia ini. Oleh
pertolongan Roh Kudus kita dimampukan menjalani hidup ini dengan
berbagai tantangannya. Roh Kudus yang akan menjadi jaminan yang
menyertai kehidupan umat manusia, bahkan Ia diam di dalam kita (Bnd.
Yohanes 14:16-18). Adakah lagi yang kurang dari jaminan dari Allah untuk kita
semua? Semuanya telah dinyatakan Allah kepada kita! Selain
menganugerahkan kehidupan kekal, Bapa di dalam Yesus juga telah
menjaminkan penyertaann-Nya di dalam dunia ini oleh Roh Kudus.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


44

Bahan khotbah hari Minggu Tanggal 16 Januari 2022

ALLAH BERGIRANG ATASMU


Napopaimanko Puang Kapenombanmu

Bacaan Mazmur : Mazmur 36:1-13


Bacaan 1 : Yesaya 62:1-5
Bacaan 2 : 1 Korintus 12:1-11
Bacaan 3 : Yohanes 2:1-11 (Bahan Utama)
Nas persembahan : Mazmur 106:1
Petunjuk Hidup Baru : 1 Korintus 12:2-3

Tujuan :
1. Jemaat memahami bahwa Tuhan bersukacita atas mereka yang berharap pada-Nya
2. Jemaat mengasosiasikan hubungan Allah dan manusia, laksana ikatan perkawinan.

Pemahaman Teks
Kebijaksanaan yang disampaikan dalam Mazmur 36 ini terdiri atas 3
bagian. Pertama, ayat 2-5 mengungkapkan realita orang yang kompromi
dengan kejahatan, serta mengakibatkan hati dan pikirannya dikuasai dosa.
Selanjutnya tutur kata serta tindakannya mendatangkan celaka atas orang
lain. Ketika seseorang sudah dikuasai dosa maka ia tidak sadar lagi bahwa
kelakuannya salah. Bahkan untuk mencapai tujuan yang jahat, ia
merancang dan berusaha mengatasi rintangan yang mungkin menghalangi
tujuan busuknya. Kedua, ayat 6-10 yang berisi tentang pujian dan
pengakuan atas kasih setia Allah. Segenap makhluk ciptaan-Nya pun
diundang masuk dalam pemeliharaan dan pembaruan-Nya dalam
hubungan yang adil dan benar. Kasih setia Allah, begitu tinggi tak dapat
dibayangkan oleh manusia (langit, awan, gunung, samudera raya). Ketiga,
ayat 11-13 yang berisi doa agar orang yang mengenal Tuhan akan tinggal
dalam persekutuan bersama Tuhan, gembira ikut jalan Tuhan, dan f
Yesaya 62:1-5; Nabi Yesaya amat yakin pada janji Allah bagi
pemulihan Yerusalem. Yesaya berdoa agar Yerusalem dipulihkan (ay.1),
dan ia mendorong para penjaga serta seluruh umat Tuhan untuk berdoa
juga. Pemulihan atas bangsa itu akan penuh sukacita/kegembiraan seperti
pesta pernikahan. Ibarat rusaknya relasi suami istri, maka umat Israel
sudah bercerai dari Tuhan karena ketidaksetiaan bangsa ini, dan Tuhan
tidak berkenan kepada mereka. Namun semua akan berubah ketika Tuhan
sendiri yang menyucikan dosa mereka, karena Allah selalu setia.
Pemulihan dan keselamatan ini menjadi kebenaran yang bersinar di
hadapan seluruh bangsa.
1 Korintus 12:1-11 menunjukkan para pengikut Kristus di Korintus
sejatinya menerima banyak karunia dari Tuhan (ay.4-7). Namun sebagian
dari mereka justru menimbulkan masalah dengan memanfaatkan karunia-
karunia rohani mereka secara tidak rohani. Mereka diingatkan oleh Rasul
Paulus tentang kebenaran dasariah, bahwa hanya ada satu Tuhan; bahwa
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
45

karunia dan karya Roh Kudus akan tampak melalui pemuliaan Yesus
sebagai Tuhan atas gereja. Rasul Paulus menunjukkan bahwa pelayanan
karunia seharusnya mencerminkan pelayanan yang bersifat "hamba" sama
seperti kehidupan Tuhan Yesus. Demikianlah, karunia-karunia seharusnya
tampak di antara kita.
Yohanes 2:1-11 mengisahkan tentang Perkawinan di Kana. Bagi orang
Yahudi, perkawinan adalah peristiwa yang menggembirakan dan Yesus
sangat senang berada di sana. Saat itu, pesta nikah biasanya
diselenggarakan hingga 7 hari. Bisa dibayangkan berapa banyak anggur
yang mesti disiapkan oleh mempelai dan keluarga. (Air anggur yang
diubah Yesus dalam kapasitas tempayan batu dua tiga buyung, berarti 6
tempayan penuh kira-kira hampir 600 liter anggur). Perikop
memperlihatkan bahwa hanya Ibu Yesus yang menunjukkan perhatian
penuh, lalu dengan bahasa sederhana ia memberitahu Yesus: “mereka
kehabisan anggur”. Dalam pembacaan ini, Yesus membuktikan diriNya
sebagai Mesias Sejati, Anak Allah. Musa mengubah air menjadi darah,
sedang Yesus (Sang Mesias) mengubah air menjadi anggur. Yesus
menjawab ibuNya “saat-Ku belum tiba”, yakni penderitaan dan kematian-
Nya, di mana anggur perjamuan akan disebut Yesus sebagai darah
perjanjian-Nya).
Orang Israel memaknai anggur sebagai perlambang “darah” dan
“sukacita”. Yesus sendiri adalah “Seorang yang penuh kesengsaraan”
(Yes.53:3), sekaligus juga Orang yang bergembira (Luk.10:21). Kana
menjadi saksi bahwa Yesus pun bersukacita, sekaligus juga Ia menjadi
Allah dari orang yang bersedih seperti kisah pegawai yang anaknya hampir
mati namun disembuhkan Yesus.

Pokok-pokok pengembangan khotbah


1. Keajaiban terjadi hanya oleh kehendak Tuhan
Ibu Yesus sendiri tidak muluk-muluk meminta, ia hanya memberitahu
Yesus kondisi kekurangan yang dialami oleh keluarga dan mempelai.
Saatnya akan tiba mujizat terjadi menurut waktu Tuhan. Kita tidak dapat
mengatur Allah untuk melakukan mujizat bagi diri kita atau bagi
siapapun. Tidak perlu gelisah atas segala kekurangan yang sedang
dialami, kita hanya perlu menanti saat-Nya dengan penuh ketekunan,
Karena ketekunan dihadapan-Nya akan mendatangkan sukacita.

2. Mujizat diawali ketaatan


Para pelayan mungkin bingung mengapa tempayan pembasuhan
kaki/tangan menurut adat Yahudi harus diisi air, apa hubungannya
dengan anggur yang sudah habis? (ay.7). Tetapi mereka taat saja pada
perintah Yesus, sebagaimana juga dipesankan ibu Yesus sebelumnya.
Mereka mengisi penuh, dicedok lalu membawa air itu ke pemimpin pesta.
Mujizat dimulai dengan ketaatan pada kehendak Tuhan.

3. Mujizat terjadi jikalau kita mau bertindak


Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
46

Pernikahan digambarkan sebagai relasi Allah dan umat-Nya;


peristiwa pernikahan dipilih Yesus menjadi awal tindakan ajaib-Nya
sebagai Mesias. Kemudian, undangan mempelai agar Yesus hadir
menjadi bukti bahwa Yesus peduli pada persoalan keluarga dan berbagai
kelemahan yang ada. Setiap masalah akan Dia pulihkan sesuai kehendak-
Nya, bukan menurut keinginan kita. Peristiwa mujizat yang dilakukan
Yesus ini menunjukkan bahwa Dia pun ingin sukacita/kegirangan
senantiasa tetap ada dalam kehidupan kita.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


47

Bahan khotbah hari Minggu Tanggal 23 Januari 2022

MENGHARGAI DAN BERSUKACITA ATAS TAURAT TUHAN


Unnangga’ sia Umpoparannu Sukaran AlukNa Puang Matua

Bacaan Mazmur : Mazmur 19:1-15


Bacaan 1 : Nehemia 8:1-9
Bacaan 2 : 1 Korintus 12:12-31
Bacaan 3 : Lukas 4:14-30
Nas persembahan : Mazmur 67:4
Petunjuk Hidup Baru : Mazmur 119:167-168

Tujuan :
1. Jemaat menghayati Firman Tuhan sebagai sumber sukacita sejati
2. Jemaat berperi hidup taat dituntun sepenuhnya oleh kehendak Tuhan.

Pemahaman Teks
Mazmur 19:1-15 menjelaskan betapa alam semesta dapat menceritakan
karya Allah. Langit, cakrawala, langit dan malam dilukiskan menceritakan
dan meneruskan berita tentang Tuhan ke seluruh dunia (ay.2-7). Keutuhan
ciptaan Tuhan ini diparalelkan dengan kesempurnaan Taurat Tuhan (ay.8-
11). Orang percaya, sejatinya menerima pernyataan Alkitabiah tentang alam
semesta sehingga terdorong memuji-muji Penciptanya (Mz.89:6-9).
Pemazmur menggambarkan Keutuhan ciptaan ini turut memuji Allah,
karena itu teologi ciptaan yang benar selalu memuji karya cipta Allah
secara baik dan utuh, serta menghasilkan keteraturan, bukan kekacauan
dan bukan pula perpecahan. Demikian juga kesempurnaan Taurat Tuhan,
menyegarkan jiwa dan memberi hikmat. Sifatnya yang sempurna mewujud
melalui sukacita sejati, murni, suci, benar, adil, indah dan manis. Dengan
demikian orang percaya dapat mengekspresikan bahwa alam fisik ini pun
memberitakan kemuliaan Allah, serta kuasa-Nya yang mencipta.
Perikop Nehemia 8:1-9, dapat menolong kita mempelajari pola Ezra
yang memiliki karakter khotbah Alkitabiah. Karakter-karakter mulia yang
dikehendaki dalam perikop ini antara lain:
 Pribadi pengkhotbah sepatutnya memiliki kecakapan (ay. 2 dan 5)
dan tekun mempelajari Kitab suci sehingga mahir. Ini hanya mungkin
bila ia mencintai Firman Tuhan.
 Karakter pengkhotbah yang kompeten tampak melalui kesetiaannya
pada telaah Teks (ay.4), bukan khotbah hiburan belaka.
 Karakter memuji Tuhan: Ezra tetap memuji Tuhan dalam khotbahnya;
ia tidak terjebak berkhotbah menyanjung pribadi atau tokoh yan
disegani, sesuai selera pendengar (ay.6-7) namun ia berfokus memuji
Allah.
 Terakhir, karakter khotbah Ezra disampaikan dengan hermeneutika
yang benar dan bertanggungjawab (ay.8-9). Namun meski Ezra
penafsir ulung, ia juga sepenuhnya mengandalkan tuntunan Allah.
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
48

1 Korintus 12:12-31 menjelaskan bahwa setiap orang percaya memiliki


karunia berbeda untuk maksud dan tujuan yang telah ditetapkan Allah.
Karunia-karunia itu bukan untuk dibandingkan apalagi dipertandingkan,
sebab justru akan mengakibatkan relasi persekutuan menjadi semerawut,
termasuk panggilan kesatuan gereja menjadi terbengkalai. Di dalam satu
jemaat, bisa saja ada sebagian orang tidak mau terlibat dalam pelayanan,
lalu sebagian lagi justru ingin berkuasa. Tetapi kedua motif tersebut
adalah sama-sama salah. Perbedaan karunia seharusnya dipandang
sebagai kesempatan bersinergi. Beragamnya karunia seyogianya
membuat jemaat saling melengkapi sebagai satu tubuh Tuhan. Hal ini
akan tercapai jika kita mau rendah hati bekerja sama. Syaratnya, kita wajib
memusatkan tujuan hanya untuk kemuliaan Allah semata.
Lukas 4:14-21 mengisahkan pelayanan Yesus yang paling awal
setelah selesai pencobaan. Yesus sangat berotoritas (menang atas iblis,
mampu melayani dan cakap mengajar, ayat 14-15) karena Dia senantiasa
dalam kuasa Roh. Dalam pelayanan perdana-Nya ini, Ia diberi nas Alkitab
untuk dibaca yaitu Yesaya 61:1-2. Kitab Suci yang Dia baca menjelaskan
tentang hal yang sudah Yesus kerjakan, dan yang masih terus Dia lakukan
dalam hidup manusia. Tampaknya orang-orang di rumah ibadat
menginginkan khotbah yang menghibur saja, bukannya teguran. Ketika
Yesus menyebutkan tentang anugerah Tuhan bagi bangsa-bangsa lain
(ay.23-27), mereka menjadi marah dan mengusir-Nya. Mereka kehilangan
berkat-Nya karena menolak Firman. Keinginan diri sendiri adalah awal
penolakan Firman Tuhan.

Pokok-pokok pengembangan khotbah


 Penyataan Allah melalui ciptaan-Nya dan melalui hukum-Nya
menunjukkan bahwa Ia sendiri yang lebih dahulu memperkenalkan diri-
Nya kepada manusia. Karena itu, tanggapan terbaik dari manusia adalah
dengan berfokus memuji kebesaran Allah dan setia merindukan
TauratNya. Kegagalan manusia mengenal insiatif penyataan Tuhan ini
terjadi berulang (alam dan hukum), namun akhirnya Allah sendiri
bertindak memperkenalkan diri-Nya sendiri melalui Yesus Kristus.
Sebagaimana Allah tetap bekerja dan bertindak, demikian pun kita mesti
tetap setia bekerja dan melayankan Firman sesuai kapasitas diri masing-
masing.
 Proses pengenalan dan penghayatan akan Firman Tuhan ini
membutuhkan karakter pemberita yang cakap mencari kehendak Tuhan,
cinta Hukum Tuhan, setia memuji kebesaran Allah, mengandalkan
Tuhan. Pengorbanan yang dibutuhkan dalam menumbuhkan karakter ini
adalah berpindah fokus, dari diri sendiri lalu berpusat hanya kepada
Tuhan. Tanggungjawab primer orangtua bagi anak-anaknya, ialah cakap
berkomunikasi agar anak-anak mencintai Firman dan mengenal
kehendak-Nya (bukan lepas tangan lalu menyerahkan pada orang lain).
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
49

Beragamnya talenta anak dan karunia warga hendaknya disinergikan


untuk saling melengkapi demi kemuliaan Tuhan.

 Yesus melayani penuh otoritas dari Allah (tanpa ganjalan). Ia melayani


penuh kuasa, karena Dia mengajarkan apa yang diterima-Nya dari Bapa.
Tuhan pun menginginakan kita mengajarkan Firman dengan perpusat
pada pemberitaan “kehendak Allah” dalam Alkitab. Kita akan kehilangan
otoritas bila kita mengajar dari pikiran ‘kedagingan’ kita, yang seolah-
olah menghibur tapi sesungguhnya sedang mengikuti keinginan
pendengar. Kita patut merenungkan, apakah kita membawa orang pada
Kristus atau malah membesarkan identitas diri sendiri (menghadirkan
Kerajaan Allah atau malah membangun kerajaan sendiri?). Roh
kepelayanan ini dapat diuji dengan cara seberapa kuat kesetiaan kita
untuk tetap lanjut melayani Tuhan kendati tanpa pamrih, serta seberapa
teguh kita tetap mengajar dan menegur walau ditolak.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


50

Bahan khotbah hari Minggu Tanggal 30 Januari 2022

SAMPAIKAN KEHENDAK-NYA
Pokadai tu pa’poraian-Na

Bacaan Mazmur : Mazmur 71:1-6


Bacaan 1 : Yeremia 1:4-10
Bacaan 2 : 1 Korintus 13:1-13
Bacaan 3 : Lukas 4:21-30 (Bahan Utama)
Nas Persembahan : Amsal 3:9-10
Petunjuk Hidup Baru : Yeremia 1:7

Tujuan:
1. Jemaat Memahami bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan
2. Jemaat memahami bahwa kebenaran tentang injil harus disampaikan dalam situasi apapun.

Pemahaman Teks
Mazmur 71:1-6 ini merupakan doa Daud. Menurut Matthew Hendri,
dua hal yang secara umum Daud doakan di sini “agar dia tidak
dipermalukan, tetapi musuh serta penganiayanya yang dikutuk.” Ciri pokok
dari bagian ini adalah penyerahan hidup secara total kepada Allah.
Penyerahan diri kepada Tuhan ini terjadi dalam situasi sulit. Ini terlihat dari
ungkapan pemazmur yang seperti orang dikejar oleh musuhnya sehingga dia
membutuhkan perlindungan. Pemazmur tidak mencari perlindungan kepada
orang yang kuat, tetapi kepada Allah. Kita bisa melihat, bagaimana
pemazmur memakai pengandaian tentang Tuhan sebagai gunung batu,
kubu pertahanan, bukit batu dan pertahananku. Semua pengandaian
tersebut menunjukkan bahwa pemazmur menjadikan Tuhan satu-satunya
tempat untuk berlindung dari musuh-musuhnya.
Yeremia 1:4-10 merupakan panggilan Yeremia untuk menjadi seorang
nabi. Panggilan ini datang langsung dari Allah. “Dua pemikiran yang
menguasai bagian ini. Pertama tekanan yang kuat tentang unsur dasariah
takdir (predestinasi) dalam pengangkatan nabi. Kedua, kecukupan firman
ilahi memperlengkapinya untuk segala kemungkinan” (lih. tafsiran alkitab
masa kini jilid 2). Yeremia dalam pengutusannya, nampak menyadari siapa
dirinya. Dia menyadari kekurangannya, "Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya aku
tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda." Yeremia punya alasan
yang cukup mendasar, tidak pandai bicara dan masih muda. Allah kemudian
menjawab perkataan Yeremia dengan sebuah kepastian, jangan katakan
bahwa engkau masih muda, tetapi kepada siapa Aku mengutusmu engkau
harus pergi dan perintahku harus disampaikan. Tuhan bahkan menaruh
perkataan dalam mulut Yeremia untuk menyampaikan akan sabda
kebenaran. Bahwa Yeremia mesti menyampaikan apa kehendak Allah,
seperti yang telah disampaikan kepadanya.
1 Korintus 13:1-13 “nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti;
pengetahuan akan lenyap.” Demikian kata Paulus kepada Jemaat Korintus.
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
51

Jika semuanya akan lenyap maka yang tersisa hanyalah, “iman,


pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.”
Manusia bisa memiliki semuanya, bahkan kata Paulus, sekalipun manusia
mempunyai iman yang sempurna untuk memindakan gunung, tetapi jika
tidak ada kasih, maka semua menjadi sia-sia. Paulus menyampaikan inti dari
seluruh ajaran kristianitas kepada jemaat, bahwa sekalipun kita memiliki
semuanya, tetapi tanpa kasih, maka semua menjadi tidak bermakna. Kasih
yang dimaksudkan Paulus adalah kasih yang didalamnya ada keterikatan
kepada Kristus. Itu sebabnya Paulus menyebut dalam ayat 3, “dan sekalipun
aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan
tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun
tidak ada faedahnya bagiku”. Tetapi bukankah membagikan sesuatu kepada
orang lain, itu adalah tindakan kasih, mengorbankan diri untuk orang lain
pun adalah tindakan kasih? Lalu mengapa Paulus seolah menganggap hal ini
bukan sebagai tindakan kasih? Karena kasih yang tidak didasarkan kepada
kebenaran Kristus, semuanya menjadi tidak berguna.    
Lukas 4:21-30: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu
mendengarnya." Apa yang dimaksud Yesus dengan kata genaplah nas ini
sewaktu kamu mendengarnya? Nas yang dibaca Yesus sebelumnya adalah
nas dari Kitab Nabi Yesaya (Yesaya 61). Jika Yesus menyebut genaplah nas
itu sewaktu kamu mendengarnya, maka Yesus sedang menunjuk
kesempurnaan pada dirinya. B.J Boland menyebutnya, “tetapi sekarang
melalui kedatangan Yesus Kristus dan pekerjaan-Nya, nas itu sudah
‘digenapi’. Artinya maksud dan tujuannya pada asasnya sudah dilaksanakan
dan diwujudkan.” Ini berarti Yesus sesungguhya sedang menunjuk dirinya
sebagai wujud penggenapan nas tersebut. Dengan kata lain Yesus sedang
menunjuk dirinya sebagai Mesias. Yesus saat itu sedang menyampaikan dan
memproklamasikan dirinya sebagai Mesias, tetapi nampaknya kaum Yahudi
tidak memahami perkataan Yesus. Karena itu mereka mempertanyakan
identitas Yesus, bukankah Ia ini anak Yusuf?

Pokok-pokok pengembangan khotbah


1. Identitas Yesus sebagai Mesias
Pertanyaan yang penting adalah, apa kehendak Yesus? Jika
membaca Lukas 4:21-30, maka Yesus sedang menunjukkan identitasnya
sebagai Mesias, tetapi orang Yahudi nampaknya tidak mengerti. Justru
orang Yahudi mempertanyakan identitas Yesus sebagai anak Yusuf
seorang tukang kayu. Identitas Yesus sebagai anak tukang kayu
nampaknya telah menutupi identitas Yesus sendiri sebagai Mesias yang
dijanjikan. Orang banyak nampaknya hanya melihat kebenaran ucapan
dari identitas seseorang. Identitas tentang siapa yang bicara, nampaknya
sangat mempengaruhi apa yang merupakan isi berita yang disampaikan.
Inilah yang dialami Yesus. Orang kagum terhadap apa yang disampaikan,
tetapi identitas Yesus sebagai anak tukang kayu, membuat kebenaran
yang disampaikan Yesus menjadi kabur bagi mereka.
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
52

2. Sampaikan kebenaran apa adanya


Hal lain yang Yesus tunjukkan adalah, Dia berani membicarakan hal
yang sensitif d ihadapan orang Yahudi. Yesus tahu apa yang dipikirkan
oleh orang Yahudi, yakni mereka meminta tanda. Tetapi Yesus justru
memberi jawaban yang mengejutkan. Dia tidak memperlihatkan tanda-
tanda mujizat seperti yang diperlihatkan di Kapernaum. Tetapi justru
memberikan sindiran kepada mereka dengan menceriterakan kembali
kisah Nabi Elia yang menolong seorang janda di Sarfat dan Elisa yang
menolong Naaman seorang Siria. Baik janda di Sarfat pun Naaman,
keduanya bukan orang Yahudi, tetapi Allah justru memberi pertolongan
kepada mereka. Yesus tahu konsekuensi dari cerita itu akan membuat
orang Yahudi marah sebagai bangsa pilihan. Tetapi Yesus tidak takut
sedikitpun, meskipun hari itu Dia hampir dibunuh. Menyampaikan
kebenaran berarti kita siap untuk dibenci oleh mereka yang terganggu
kepentingannya.
Dalam panggilan Yeremia, justru penolakan Yeremia terjadi karena
ketakutan kepada dirinya sendiri. Apa yang dialami Yeremia sering kita
alami, ada ketakutan pada diri sendiri, sehingga membuat kita tidak
percaya diri untuk menyampaikan kebenaran. Musuh utama Yeremia
adalah dirinya sendiri. Ketakutannya adalah karena dia bukan seorang
orator yang pandai berbicara. Dia bahkan menganggap dirinya masih
muda untuk tanggung jawab yang akan diberikan. Dalam situasi seperti
ini, Allah menguatkan Yeremia dan memberi kepastian kepada Yeremia,
bahwa Allah yang akan berperkara dalam hidupnya. Karena itu kepada
siapapun Tuhan mengutus Yeremia, maka dia harus pergi.

3. Kebenaran Injil Harus Disampaikan Kepada Semua


Dalam kasus ini, Yesus nampak memberi pelajaran kepada orang
Yahudi, bahwa keselamatan juga diberikan kepada orang non Yahudi. Itu
terlihat dari bagaimana Elia dan Elisa justru datang kepada mereka yang
dianggap oleh orang Yahudi sebagai orang-orang kafir yang tidak dipilih oleh
Allah. Bisa dimaklumi, jika Yesus pada akhirnya hampir dibunuh oleh orang
Yahudi setelah mengingatkan kembali akan kisah Elia dan Elisa yang justru
datang kepada orang-orang non Yahudi. Bagi Yudaisme, tidak ada
keselamatan di luar bangsa pilihan. Sehingga sangat wajar jika mereka
marah ketika Yesus menyampaikan bagaimana Allah berkarya diluar dari
bangsa pilihan. Jika Yesus memastikan ada keselamatan di luar Yahudi, maka
rasul Paulus mengingatkan kita tiga hal penting yang harus kita punyai,
yakni: iman, kebenaran dan kasih. Sebagai orang yang percaya akan
keselamatan di dalam Yesus Kristus, maka kita harus meyakini tiga hal
penting tersebut. Tidak ada keselamatan bagi kita, tanpa iman, kebenaran
dan kasih. Tetapi ketiga hal ini mengikat satu sama lain, bukan sesuatu yang
terpisah-pisah. Nubuat bisa berhenti, bahasa roh bisa tiada, pengetahuan
bisa lenyap, tetapi iman kebenaran dan kasih adalah hal yang tidak akan
berhenti. Dalam keyakinan kita kepada Yesus, maka kita mempunyai
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
53

kepastian bahwa Allah tidak meninggalkan kita.


Dalam mazmur, kita bisa melihat bagaimana Allah diandaikan sebagai
gunung batu, kubu pertahanan dan sebagainya. Semua ini bukan sekadar
analogi, tetapi ingin memperjelas, bahwa Allah hadir ketika kita mau datang
kepadanya dalam situasi apapun. Daud ingin menyampaikan hal penting
bahwa ketika kita bergumul, maka sungguh-sungguh Allah memperhatikan
kita dan bergumul dengan kita. Ketika kita terjepit, maka Allah menjadi
pelindung bagi kita.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


54

Bahan khotbah hari Minggu Tanggal 6 Februari 2022

KERJAKANLAH KEHENDAKNYA
Pana`ta`i tu pa`poraian-Na

Bacaan Mazmur : Mazmur 138:1-8


Bacaan 1 : Yesaya 6:1-8 (Bahan Utama)
Bacaan 2 : 1 Korintus 15:1-11
Bacaan 3 : Lukas 5:1-11
Nas persembahan : Mazmur 50:14
Petunjuk Hidup Baru : Yesaya 6:8

Tujuan :
1. Jemaat menghayati panggilan Allah berdasarkan kehendak-Nya
2. Jemaat menghidupi apa yang Tuhan kehendaki dalam kehidupannya sehari-hari

Pemahaman Teks
Yesaya 6:1-8 menggambarkan pengakuan ketidaklayakan Yesaya
bersama dengan bangsanya yang betul-betul ditelanjangi oleh malaikat
Tuhan. Namun Allah tidak menginginkan mereka mempertahankan hidup
yang tidak benar karena Yesaya dan bangsanya tidak bisa lagi bersembunyi.
Saatnya Tuhan memakai Yesaya walaupun Yesaya mengakui
kelemahahannya tentang “kenajisan bibirnya dan dosa-dosa pribadinya dan
bangsanya”. Yesaya sadar bahwa mempertahankan sikap yang tidak benar
akan membuat Yesaya dan bangsanya semakin terpuruk. Walaupun Yesaya
bersama Raja Uzia di zamannya telah berusaha mengarahkan umat untuk
mentaati Tuhan namun usaha itu akan sia-sia jikalau Tuhan sendiri tidak
meneguhkan dan menguduskannya, FirmanNya kepada Yesaya “Lihat, ini
telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu
telah diampuni (ay.7). Atas pengudusan itu Allah menawarkan pengutusan-
Nya kepada Yesaya “Siapakah yang akan Kuutus...”? (ay.8a), dan segera
diresponi Yesaya...“Ini aku, utuslah aku!” (ay.8b).
1 Korintus 15:1-11 Menguraikan bahwa Paulus sadar atas dosanya
sebagai batu sandungan bagi pemberitaan Kristus sebelumnya. Namun
dibalik itu ada rasa syukur karena Kristus memperkenalkan diri-Nya kepada
Paulus dan memanggilnya disaat akan mewujudkan kejahatannya. Paulus
meyakini bahwa hanya oleh kasih karunia Allah saja ia dilayakkan menerima
anugerah keselamatan dan menjadi rasul khusus yang bekerja keras
memberitakan Injil (ay.9). Ia mengharapkan jemaat percaya dan teguh
berpegang kepada Injil keselamatan yang berdasarkan kematian dan
kebangkitan Yesus (ay.2-3). Berita sukacita itu sesuai dengan Kitab Suci
(ay.4), telah disaksikan oleh Kefas, Yakobus, rasul-rasul, lima ratus saudara,
dan terakhir kepada Paulus sendiri (ay.5-8).
Lukas 5:1-11 menguraikan perjumpaan Yesus dengan Simon Petrus
yang sepanjang malam mencari ikan tetapi tidak mendapatkan hasil (ay.5).
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
55

Dalam keadaan demikian Yesus memeberi perintah kepada mereka untuk


melakukan apa yang Yesus perintahkan dan hasilnya menakjubkan. Kuasa-
Nya melampaui akal-pikiran, keahlian dan kebiasaan Petrus dan saudara-
saudaranya. Hanya dengan mengikuti dan mengerjakan perintah-Nya maka
kegagalannya teratasi, dan inilah yang menjadi titik balik dalam hidup Petrus
sekaligus langkah awal pemanggilannya menjadi murid (ay.10-11).
Korelasi, Setiap pelayan Tuhan baik Yesaya, Paulus, dan Petrus
menyadari bahwa keterpanggilannya dalam ruang pelayanan, semua karena
kehendak-Nya, terlepas dari sikap, karakter dan perbuatan yang telah
ditorehkan. Mereka dipanggil dengan kesadaran akan siapa dirinya dan siapa
Tuhan yang mereka layani. Kerelaan, ketekunan, dan kesetiaan murid yang
dipanggil Allah berdasarkan kehendak Allah yang mutlak dan yang
membarui dan memilih orang yang dikehendaki-Nya. Allah sendiri yang
menjaminkan dan memelihara orang pilihan-Nya sehingga dimampukan
untuk membaktikan diri secara total, setia dan taat dalam menjalankan dan
menuntaskan pelayanannya.

Pokok-pokok pengembangan Khotbah


1. Yesaya mengalami dilema batin ketika Tuhan datang kepadanya karena dia
menyadari bahwa kehadiran Allah (melalui malaikat) membuatnya sadar
diri akibat dosanya sehingga Tuhan akan menghukumnya. Ungkapan
Celakakalah aku hampir sama dengan pengungkapan Manoah ayah
Simson, dan Sang Hakim Gideon (Hak. 13:22; 6:22). Aku keluh, aku dibuat
bisu, aku tertegun mati.” Demikian pula Daniel, ketika mendengar
perkataan sang malaikat, menjadi terkelu, dan tidak ada lagi kekuatan
(Dan. 10:15,17). Hal yang sama juga bagi Paulus dalam 1 Korintus 15:9
Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, bahkan tidak layak
disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah. Rasa tidak
berharga dan menjadi yang paling hina sekalipun atau tidak pantas ketika
dilibatkan dalam rana pelayanan karena terpulang dengan tindakannya
melawan Allah, seakan tidak percaya Allah mengubahnya. Mungkin
ketika keterpilihan itu jatuh pada kita, muncul dalam pikiran kita bahwa
ini kesempatan yang lama ditunggu bahwa jika Allah memanggil kita
berarti kita lebih layak dari yang lain di hadapan-Nya?
2. Yesaya menyatakan pegakuan dosanya yang tulus dihadapan Tuhan
bahwa dia najis bibir tentang hal yang dia katakan/perbuat terhadap
orang lain yang menyakitkan hati Tuhan. Namun inisiatif Tuhan
mengubah dan mentahirkannya menjadi layak dan bermuara kepada
penghayatan panggilan ketika Yesaya berkata: “Ini aku utuslah aku”.
Ketidakberaniannya ini jugalah yang membuka pandangan kita selaku
hamba atau umat Tuhan, apa yang kita lakukan terhadap dosa dan
kesalahan dalam diri kita sebagai hamba-Nya (umat) dan sejauhmana kita
dengan penuh keberanian menegur orang lain ketika melakukan
kesalahan. Ingat !! bara api dilidah kita terus membara.
3. Kemurahan Allah yang diperkenalkan Yesaya kepada kita bahwa Allah
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
56

membuat yang tercemar menjadi berharga karena, pengakuan yang tulus


dihadapan-Nya, bersedia di sucikan dosanya dan komitmen untuk
dijadikan pelayan-Nya. Bandingkan bagaimna Petrus merasakan
kehadirian Yesus yang lain dari pada yang lain sehingga merasa tidak
layak dihadapan-Nya, yang menyebabkan Petrus berkata “Tuhan pergilah
daripadaku karena aku ini seorang berdosa. Perkataan ini merupakan
sikap yang jujur ketika berada di depan dan menyaksikan kuasa Tuhan
Yesus.
4. Yesaya diutus bukan karena karena keberhasilan yang sudah dicapainya
saat bersama Raja Uzia, melainkan dari kelemahannya dan
kekurangannya. Bahkan bukan dengan jaminan bahwa semua yang akan
dilakukannya pasti akan berhasil dalam tugas yang Allah berikan namun
dengan segala tantangan yang akan dihadapi, yang terpenting ialah
bukan mewujudkan kehendak kita dalam panggilan itu. Ungkapan Daud
dalam Mazmur 138:8 sangat jelas memberikan kita semangat dalam
melayani bahwa “Tuhanlah yang menyelesaikan bagiku" demikianpun
Kehebatan Allah diperlihatkan juga kepada Petrus dan saudaranya
bagaimana Allah melampaui kehebatan manusia, dari tidak ada menjadi
kelimpahan.
5. Sering juga dalam kehidupan, kebuntuan melanda pikiran kita lalu
berputus asa menjadi tepat ketimbang berserah, bahkan mungkin kita
sering mengambil jalan pintas ketimbang berpaling kepada-Nya. Kita
sering bertindak sesuai keinginan diri daripada melepaskan beban kepada
Allah untuk dipikul-Nya, misalnya keahlian dan rutinitas Petrus ternyata
belum menjamin keberhasilannya, namun dengan melakukan perintah-
Nya maka Allah dapat membuat ketidakmungkinan menjadi mungkin.
Chapell mengatakan, "Kita dipanggil untuk hidup bagi Tuhan bukan cuma
ketika kita harus mengorbankan segalanya, tapi juga ketika tidak nampak
menghasilkan apa pun”
6. Setiap orang percaya hendaknya penuh penghayatan akan panggilan
Allah dalam kehidupannya. Tidak hanya sekedar menerima panggilan
namun perlu menyadari bahwa panggilannya harus beriringan dengan
pengakuan yang nampak dalam pekerjaan panggilan yang Tuhan
kehendaki.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


57

Bahan Penelaahan Alkitab Tanggal 7-12 Februari 2022

KERJAKANLAH KEHENDAKNYA
Pana`ta`I tu pa`poraian-Na
Lukas 5:1-11

Tujuan :
1. Jemaat menghayati panggilan Allah berdasarkan kehendak-Nya
2. Jemaat menghidupi apa yang Tuhan kehendaki dalam kehidupannya sehari-hari

Pemahaman Teks
Sepanjang malam Simon Petrus berada di laut mencari ikan tetapi
tapi sampai pagi día tak mendapat hasil dari upaya kerja keras yang ia
lakukan. Dalam keadaan seperti itu tentu saja Simon kecewa karena tidak
mendapatkan apapun belum lagi keletihan ataupun mungkin putus asa
timbul dalam hatinya. Dalam keadaan lelah seperti itu, Yesus
menghampirinya lalu naik ke perahu Simon dan Yesuspun berkata
“Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk
menangkap ikan.'" (ay.3-4). Mendengar perintah itu, Simon menjawab
“Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak
menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan
menebarkan jala juga." (ay.5). Keyakinan Petrus sangat hidup disini ketika
día menjawab “karena Engkau menyuruhnya” maka aku akan
menebarkannya. Sebagai seorang nelayan yang sudah sekian waktu lamanya
hidup di laut, tentu saja ia cukup tahu keadaan-keadaan yang harus di
lakukannya namun karena keyakinanya akan perintah Yesus maka ia pun
mengerjakan apa yang Yesus perintahkan, sehingga hasilnya adalah
ketaatan Simon tidaklah sia-sia, karena setelah melakukannya, mereka pun
menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak, bahkan
perahu mereka hampir tenggelam karena banyaknya ikan (6-7).

Pertanyaan Diskusi
1. Baca kembali ayat 5, hal apa yang membuat Simon Petrus mengikuti
perintah Yesus untuk kembali menebarkan jalanya?
Basai sule tu aya’ 5, Apa tu umpatilao penaanna Simon Petrus anna turui’ tu
parenta-Na Puang Yesu umparokko dalla’na sule
2. Bagaimanakah anda merspon kasih Allah ketika anda mendapatkan hasil
yang melimpah? Bandingkan dengan ayat 8
Umba susi pebalinta diona pa’kamasean-Na Puang Matua tu Napalempan
lako kaleta? Pasitiroi aya’ 18.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


58

Bahan khotbah hari Minggu Tanggal 13 Februari 2022

JALAN KEBAHAGIAAN
Lalan Kamauparan

Bacaan Mazmur : Mazmur 1:1-6


Bacaan 1 : Yeremia 17:5-10
Bacaan 2 : 1 Korintus 15:12-20
Bacaan 3 : Lukas 6:17-26 (Bahan Utama)
Nas Persembahan : Mazmur 126:5-6
Petunjuk Hidup Baru : Mazmur 1:1-2

Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa ajaran kebahagiaan sejati bersumber dari ajaran Yesus.
2. Jemaat menikmati kebahagiaan sejati yang melampaui kebahagiaan yang dicari orang.

Pemahaman Teks
Mazmur 1:1-6 menekankan perbedaan di antara orang benar dengan
orang fasik. Orang benar dapat diketahui dan dilihat dari tindakan mereka
atau apa yang mereka lakukan, kumpulan yang mereka tidak masuki, tempat
yang mereka tidak kunjungi. Sebab tidak seorangpun yang dapat menikmati
berkat Allah tanpa berbalik dari hal-hal yang merusak dan membahayakan.
Karena Tuhan mengetahui dan mengenal jalan orang benar, memberkati
mereka sehingga mereka disebut berbahagia.
Yeremia 17:5-10 mencatat teguran Yeremia kepada kerajaan Selatan
Yehuda, bahwa mereka yang kepercayaannya berpusat pada diri sendiri dan
kekuatan manusia, pastilah akan kecewa. Nabi Yeremia menyampaikan
bagaimana resiko atas pilihan-pilihan kehendak bebas manusia.
Mengandalkan manusia beresiko hidup seperti di padang gurun penuh
semak bulus yang tidak akan mengalami datangnya masa kebaikan (ay.5-6).
Setiap orang yang mempercayakan kehidupan mereka kepada sesama
manusia adalah orang-orang yang malang. Bahkan Yeremia menyebut
mereka terkutuk, karena ketika mereka meletakkan pengharapan pada
kekuatan manusia, saat itu hati mereka sudah menjauh dari Tuhan. Hidup
senantiasa terancam ketakutan, kecemasan dan kebinasaan. Sebaliknya,
setiap orang yang bergantung kepada Tuhan, baginya selalu tersedia berkat.
Ia bagaikan pohon yang terus menghasilkan buah sekalipun tidak pada
musimnya (ay.7-8). Mereka tidak akan takut atau kuatir di dalam situasi
hidup bagaimanapun juga, karena akar mereka tertanam jauh di dalam Allah.
(Yer.17:5-8). Allah bukanlah pemberi harapan palsu, melainkan satu-satunya
Pribadi yang sanggup memberikan pengharapan yang sejati. Ungkapan
“Betapa liciknya hati” (Yer.17:9) mengingatkan betapa hati yang meliputi
keinginan dan perasaan manusia, perlu diuji oleh Tuhan yang menyelidiki
dan menguji hati (ay.9-10).
1 Korintus 15:12-20 Penegasan Paulus tentang kebangkitan Kristus,
sebab beberapa orang menyangkali adanya kebangkitan orang-orang mati,
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
59

termasuk dalam hal ini menyangkali kebangkitan Kristus (1 Kor 15:12). Paulus
bertitik tolak pada ajaran dasar dari pemberitaan Injil, yaitu: peristiwa
Paskah: Yesus wafat dan dibangkitkan (bdk. Rom 1:4; Gal 1:2-4; 1 Tes 1:10).
Ajaran itu diuraikan dengan menyebut sejumlah penampakan Yesus yang
dibangkitkan (1 Kor.15:5-11). Dengan bertitik tolak demikian, Paulus
memperlihatkan betapa pendapat orang Korintus itu tidak masuk akal.
Kristus dibangkitkan sebagai yang sulung dari antara orang mati dan Iapun
akan menyebabkan kebangkitan orang-orang lain (1 Kor.15:20-28). Rasul
Paulus menegaskan pentingnya keyakinan tentang kebangkitan Yesus
Kristus sebagai dasar bagi orang percaya untuk juga memiliki pengharapan
adanya kebangkitan bersama Kristus setelah kematian. Ajaran ini
membedakan orang percaya kepada Kristus dengan penganut ajaran lain.
Orang percaya jadi memiliki pengharapan yang melampaui semua yang
diharapkan manusia dalam hidupnya. Andaikata Kristus tidak dibangkitkan,
maka sia-sialah pemberitaan Rasul Paulus dan sia-sia pulalah kepercayaan
umat Tuhan (ay.14,17) dan mereka menjadi saksi dusta (ay.15), dosa mereka
pun tidak diampuni (ay.17), bahkan mereka akan binasa (ay.18) dan tidak ada
pengharapan (ay.19).
Pengharapan kepada Kristus (ay.18-19). Dialah yang sulung sebab
Dialah yang berkuasa sebagai Hakim dan yang memerintah setelah peristiwa
kebangkitan. Karena itu kebangkitan Kristus dari kematian, menjaminkan
keselamatan dan kehidupan yang kekal bagi setiap orang yang percaya
kepada-Nya. Pada akhir uraiannya Paulus menanggapi kesulitan-kesulitan
mengenai caranya orang-orang mati akan bangkit (1 Kor.15:35-53). Jelaslah
bahwa mereka yang menolak kenyataan obyektif kebangkitan Kristus
sedang menyangkal iman Kristen sama sekali. Mereka adalah saksi palsu
yang menentang Allah dan Firman-Nya. Iman mereka tidak berarti. Karena
itu, mereka bukan orang Kristen sejati.
Lukas 6:17-26 yang berisi pengajaran Yesus di kaki bukit ini, tampak
berbeda dengan pengajaran dan pandangan yang umum waktu itu. Secara
umum diajarkan bahwa kebahagiaan diukur dari kesuksesan secara fisik dan
material, seperti sembuh dari berbagai penyakit dan dibebaskan dari roh-roh
jahat (ay.18-19). Juga terpenuhinya seluruh kebutuhan material dan
mengandalkannya sebagai jaminan kehidupan serta sebagai sarana
kebanggaan, kesuksesan di hadapan sesama manusia (ay.24-26a). Seperti
halnya dalam ayat 20 saat berbicara tentang “miskin” yang dikontraskan
dengan yang “kaya” (ay.24), jelas sekali berbicara tentang miskin dan kaya
dalam hal uang. Demikian pula tentang “lapar” (ay.21a) dan “kenyang” (ay.
25a), menunjuk kebutuhan manusia secara jasmani dan bukan secara rohani
seperti dalam Matius 5:3-12. Namun bagaimana mungkin hal miskin, lapar,
menangis, dibenci dan dikucilan, dapat dikatakan berbahagia. Kata bahagia
di sini bukanlah bahagia menurut ukuran dunia, juga bukanlah suatu
perasaan bahagia yang terasa dalam hati kita. Bahagia disini adalah dalam
pandangan Tuhan, jadi Tuhan menganggap orang seperti itu berbahagia.
Kata “bahagia” dalam bahasa Yunaninya adalah “makarios”, yang berarti
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
60

suatu sukacita dalam bahasa Inggris “joy” yang tidak terganggu oleh
perubahan situasi hidup, sedangkan “happiness” tergantung pada situasi
kehidupan. Kata “berbahagialah” di sini menunjuk pada kebahagiaan atau
keadaan diberkati dalam pandangan Tuhan. Dapat saja pandangan Tuhan ini
bertentangan dengan pandangan manusia dan dunia. Jadi bisa saja kita
dipandang miskin, gagal, menderita, dianiaya dan lemah, namun dalam
pandangan Tuhan kita berbahagia atau diberkati.
Pengajaran Yesus tentang kebahagiaan sejati terletak dalam hal
mengikuti, mengandalkan dan menggantungkan diri pada kuasa Allah serta
berjuang hidup dalam tuntunan dan kehendak-Nya (ay.20-23). Semua
kebutuhan material dan fisik itu penting, namun tidak dapat membawa kita
sampai pada kebahagiaan sejati. Sebaliknya semua kesulitan yang kasat
mata, penderitaan, dibenci, ditolak, difitnah, tidak akan menghilangkan
kebahagiaan umat yang menggantungkan hidupnya hanya kepada Tuhan.
Korelasi yang terdapat pada seluruh bacaan, ialah pengajaran untuk
menggantungkan kehidupan pada Tuhan saja, dan bukan pada hal-hal
lahiriah yang tampak secara kasat mata. Kebangkitan Kristus sebagaimana
yang dikemukakan oleh Rasul Paulus, tentu jadi dasar penting hal tersebut.
Dalam hal ini, kepercayaan kepada Kristus yang bangkit menjadikan orang
percaya memiliki pengharapan yang melampaui semua yang diharapkan
manusia dalam hidupnya.

Pokok-pokok pengembangan khotbah


 Dalam Lukas 6:17-26 ada empat hal yang dikontraskan sebagai dasar
bahagia dan celaka, yakni hal miskin vs kaya, lapar vs kenyang, menangis
vs tertawa, serta dibenci vs dipuji. Bahagia atau diberkati dalam
pandangan Tuhan dan celaka merupakan kecaman atau penghakiman
dari Allah bagi orang-orang itu. Karena itu Injil Lukas menulis tentang
ucapan bahagia yang ditujukan untuk memberi konfirmasi bahwa Yesus
memperkenankan orang-orang datang kepadaNya, meskipun orang-
orang dunia, menghina dan mengangap orang itu tidak layak. Ungkapan
kata “celakalah” sebagai kecaman dari Tuhan disampaikan untuk
menegur orang yang merasa diri lebih baik lalu menghina orang yang
mereka anggap lebih jelek dan hina. Karena itu kita diingatkan untuk
tidak terjebak pada sikap sombong dan angkuh terkait dengan materi
atau jabatan yang kita miliki. Saat kita melihat orang lain lebih kecil dan
hina, maka sangat mungkin kita sementara bersikap sombong terhadap
orang lain, seperti sikap orang-orang Farisi dan ahli-ahli taurat yang
dikecam oleh Yesus dengan kata “celaka”.
 Terkait hal miskin dan kaya (ay.20,24), orang miskin disebut berbahagia
karena, di dalam kemiskinan dia tidak punya hambatan-hambatan yang
banyak untuk datang kepada Tuhan Yesus. Sedangkan orang kaya
seringkali terhalang oleh harta kekayaannya untuk datang sepenuhnya
bergantung pada Tuhan. Tuhan tentu tidak membenci kekayaan, namun
Dia memperingatkan orang-orang kaya untuk sungguh-sungguh datang
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
61

kepada Tuhan. Orang miskin lebih mudah untuk bersandar kepada Allah
karena mereka tidak punya apa-apa untuk menjadi tempat bersandar.
Sedangkan orang kaya mengangap dirinya tidak membutuhkan apapun,
karena ia telah bersandar pada kekayaannya, bukan kepada Allah (Luk
12:16-21). Dalam ayat 24b disebutkan, bahwa “dalam kekayaanmu kamu
telah memperoleh penghiburanmu”. Artinya mereka percaya pada
kekayaannya, serta mencari kepuasan dan penghiburan melalui
kekayaan. Kita dapat belajar seperti kisah dalam Luk 16:25 “tetapi
Abraham berkata: anak, ingatlah bahwa engkau telah menerima segala
yang baik sewaktu hidupmu sedangkan Lazarus segala yang buruk.
Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau menderita”. Bukan keadaan
miskin itu sendiri yang dianggap sebagai berkat/kebahagiaan tetapi apa
yang diakibatkan olehnya.
 Godaan terbesar manusia zaman ini adalah menggantungkan
pengharapan dan kehidupannya kepada hal-hal yang bersifat materi dan
menganggap dirinya mampu melakukan apa saja untuk meraih
kebahagiaan (menyamakan dirinya dengan Tuhan), misalnya dengan
kecanggihan teknologi. Bagi nabi Yeremia orang-orang yang
mengagung-agungkan dan menggantungkan diri kepada hal-hal yang
duniawi adalah orang-orang yang hidup tanpa iman kepada Tuhan. Nasib
mereka akan seperti semak bulus di padang belantara dan hari-hari
hidupnya akan mengalami kesusahan, serta jiwanya akan mengalami
kemarau dan sunyi senyap. Sedangkan orang yang mengandalkan Tuhan
akan diberkati.
 Dibenci dan dipuji! Dalam konteks hidup berbangsa dan bernegara di
Indonesia saat ini, gereja sering sekali dibenci dan ditolak, namun juga
tentu dipuji. Bagian ini mau menjelaskan, bahwa mengikut Yesus
tidaklah berarti jalannya mulus tetapi sebalikknya penuh dengan
penderitaan. Sejarah mencatat gereja atau persekutuan orang percaya
kepada Yesus adalah kumpulan orang yang sering sekali mengalami
penganiayaan dan dibenci karena injil. Namun demikian, gereja tetap
ada. Di mana Injil diberitakan dalam hambatan dan penolakan besar,
justru di situ Injil bertumbuh cepat. Karena itu orang-orang Kristen yang
menderita, karena Kristus disebut berbahagia dan diperintahkan untuk
berbahagian serta bersukacita. Sebaliknya pujian yang berlebihan juga
disikapi dengan bijak, sebab jangan sampai di balik semua pujian itu
gereja belum memberitakan Injil (bnd. Yoh 15:18-20).

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


62

Bahan Penelaahan Alkitab Tanggal 14-19 Februari 2022

JALAN KEBAHAGIAAN
Lalan Kamauparan
Yeremia 17:5-10

Tujuan:
1.Jemaat memahami bahwa ajaran kebahagiaan sejati bersumber dari ajaran Yesus.
2.Jemaat menikmati kebahagiaan sejati yang melampaui kebahagiaan yang dicari orang.

Pemahaman Teks
Yeremia yang bertugas di Israel Selatan atau Yehuda menyaksikan
sendiri bagaimana kehidupan iman dan perilaku keseharian umat Allah yang
jauh dari kehendakNya. Hukuman kehancuran sebagai akibat dosa
dinubuatkan bagi mereka, yakni yang kepercayaan dan cara hidupnya
berpusat pada diri sendiri. Ayat 5 “Terkutuklah orang yang mengandalkan
manusia”, menjelaskan bagaimana mereka menjadikan diri sendiri sebagai
pusat pertimbangan dan jalan keluar serta orientasi hidup. Kata terkutuklah
berarti Allah menjauh dan tidak perduli lagi pada mereka.
Nabi Yeremia menyampaikan bagaimana resiko atas pilihan-pilihan
kehendak bebas manusia. Mengandalkan manusia beresiko hidup seperti di
padang gurun penuh semak bulus yang tidak akan mengalami datangnya
masa kebaikan (ay.5-6). Sebaliknya, setiap orang yang bergantung kepada
Tuhan, baginya selalu tersedia berkat. Ia bagaikan pohon yang terus
menghasilkan buah sekalipun tidak pada musimnya (ay. 7-8). Mereka tidak
akan takut atau kuatir di dalam situasi hidup bagaimanapun karena akar
mereka tertanam jauh di dalam Allah. (Yer 17:5-8). Allah bukanlah pemberi
harapan palsu, melainkan satu-satunya Pribadi yang sanggup memberikan
pengharapan yang sejati.

Pertanyaan untuk diskusi


1. Baca kembali ayat 5, Bagaimana pemahaman kita dengan pernyataan ini,
“Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan
kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN”
Basai sule tu aya’ 5, Umba susi pa’nannunganta te kada nakua “Tampakan
ropu tu to urrannuan tolino sia tu umpotakia' duku' sia untoyangan
penaanna dio mai Puang”
2. Dalam setiap kegiatan dan kerja pelayanan kita apakah kita sudah
mengandalkan Tuhan atau masih lebih pada mengandalkan manusia?
Lan umpana’ta’ pa’kamayanta, manassa siamoraka kumua Puang tu
disattuan ba’tu mandu losongpa tu kapa’sattuanan lako tolino?

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


63

Bahan khotbah hari Minggu Tanggal 20 Februari 2022

KASIH YANG TUNTAS


Pa’kaboro’ Sundun

Bacaan Mazmur : Mazmur 37:1-11


Bacaan 1 : Kejadian 45:1-15
Bacaan 2 : 1 Korintus 15:42-50
Bacaan 3 : Lukas 6:27-36 (Bahan Utama)
Nas Persembahan : Mazmur 141:2
Petunjuk Hidup Baru : Lukas 6:36
Tujuan:
1. Jemaat memahami arti dan wujud kasih yang sempurna.
2. Jemaat senantiasa berupaya hidup dalam kasih yang sempurna sebagai karakter kristiani.

Pemahaman Teks
Kejadian 45:1-15 menggambarkan secara dramatis suasana ketika
‘kejahatan’ berhadapan dengan ‘kebenaran’. Sambil menangis, Yusuf
memperkenalkan dirinya kepada sudara-saudaranya, “Akulah Yusuf! Masih
hidupkah Bapa?”. Yusuf tetap mengasihi saudaranya, sekalipun mereka
telah berlaku jahat pada dirinya. Yusuf menenangkan perasaan saudaranya
yang terkejut, gemetar, ketakutan. Demikianlah ‘kejahatan’ akan gemetar
ketika berhadapan dengan ‘kebenaran’, dan ‘kejahatan’ tidak mampu berdiri
tegak di hadapan kokohnya ‘kebenaran’. Namun ‘kebenaran’ bukanlah
sesuatu yang berkarakter balas dendam, melainkan berkarakter kasih
sebagaimana yang nampak jelas dalam perkataan Yusuf: “janganlah
bersusah hati janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab
untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu” (ay.
5). Yusuf meyakini, bahwa kehadiran Yusuf di Mesir merupakan rancangan
Allah untuk kebaikan semua orang, bukan saja orang Mesir tetapi juga untuk
masa depan keluarga besar Yakub (Israel) dan keturunan, bahkan bangsa-
bangsa lain. Inilah Kasih yang tuntas (sempurna) dari Allah yang dinyatakan
dalam diri Yusuf. Setiap rancangan Allah senantiasa dipenuhi oleh Kasih
untuk kebaikan manusia, karena Allah adalah Kasih itu sendiri (Allah adalah
Kasih: Bdk 1 Yoh. 4:8).
Mazmur 37:1-11 menegaskan pesan agar umat Tuhan tetap bertahan
dalam Tuhan, meskipun orang fasik sepintas kelihatan lebih sejahtera. Umat
Tuhan hendaknya jangan terpengaruh dengan “kesuksesan” yang
sebenarnya bersifat semu atau fana (ay. 2,10). “Kesuksesan” orang fasik
justru merupakan sebuah ‘jalan cepat’ yang membawa mereka kepada
kebinasaan (waktunya sangat singkat). Pemazmur mengajak pembacanya
untuk tetap berpegang teguh dan dengan setia memegang dan melakukan
perintah Tuhan, tidak pemarah dan iri hati (Bdk. Karakter Kasih dalam 1 Kor.
13) kepada keberhasilan orang fasik (ay.7), karena semua itu bersifat semu.
Orang percaya diajak untuk tetap konsisten menantikan waktu yang telah

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


64

ditetapkan oleh Tuhan di mana mereka akan diberikan warisan negeri yang
kekal (ay.9).
1 Korintus 15:42-50 berisi penjelasan Paulus tentang kebangkitan
orang percaya. Seperti halnya tanaman, biji tidak hanya harus mati sebelum
bertumbuh. Lebih dari itu, tubuh tanaman yang telah bertumbuh jelas
berbeda dengan biji yang ditabur dan ditanam sebelumnya. Itu sebabnya,
terkait dengan kebangkitan tubuh bagi orang-orang percaya, Paulus katakan
bahwa mereka itu ditaburkan dalam kebinasaan namun dibangkitkan dalam
ketidakbinasaan (ay.42). Tubuh yang dibangkitkan berbeda dengan tubuh
yang awal sebab yang awal bisa binasa, hina, penuh kelemahan dan alamiah
seperti pada manusia pertama (Adam) yang berasal dari debu tanah. Tetapi
setelah kebangkitan, tubuh tidak lagi binasa, namun menjadi kuat dan mulia
serta rohaniah seperti Adam yang terakhir yakni Kristus yang berasal dari
sorga (ay.47). Hal ini sejalan dengan proses, betapa yang mula-mula datang
adalah memang yang alamiah, tetapi yang kemudian adalah yang rohaniah
(ay.46; bandingkan juga dengan ajaran ‘yang dikandung dari Roh Kudus’).
Kita memakai rupa alamiah dalam kehidupan yang fana, namun dalam
kebangkitan kelak kita memakai rupa yang sorgawi (ay.49). Kehidupan
Kerajaan Allah adalah kehidupan alamiah yang sedang dibaharui secara
rohaniah (ay.50); ada di dunia tapi bukan dari dunia dan sedang menuju
kepada penyempurnaan. Adapun kehidupan rohaniah yang terus-menerus
dibaharui juga tidak terlepas dari atau semata-mata hanya kasih karunia
Allah (lihat 1 Kor. 15:10) dalam Yesus Kristus melalui karya Roh Kudus.
Lukas 6:27-36 merupakan “sisi lain ajaran Yesus di kaki bukit” yang
sangat radikal1 dan revolusioner2 yakni menjalani hidup berdasarkan kaidah
emas (kencana) yaitu perlakukan orang lain seperti yang diharapkan orang
berlakukan kepada kita (bnd. Mat. 7:12). Hal ini merupakan sebuah gaya
hidup (karakter) yang “baru”, yang diajarkan Yesus, contoh: 1) Mengasihi
musuh dan mendoakan yang membenci (ay.27-280) 2) Tidak membalas dan
mendendam, serta tidak mengambil kembali apa yg telah diberikan kepada
orang lain (ay.29-30). Untuk itu, dibutuhkan tekad untuk sungguh-sungguh
berjuang dalam menciptakan sebuah gaya hidup “baru” yang dikehendaki
oleh Tuhan. Karena itu berjuanglah hidup seperti yang dikehendaki Tuhan.
Bermurah hatilah, sebab Tuhan tetap berbuat baik bagi mereka tanpa
memandang muka: “berkorban demi kebahagiaan orang lain”. Ini bukanlah
sebuah altruisme3 melainkan sebuah cara hidup yang mendasari keberadaan
manusia di dunia dan merupakan jawaban dari pertanyaan untuk apa
manusia ada di dunia ini (Bdk. Kej. 1:27-28). Ketika manusia diciptakan,
sebelum manusia berbicara dan berpikir maka perintah untuk bertanggung
jawab segera diberikan oleh Tuhan). Singkatnya, bukan altruisme tapi
1
Radikal berasal dari kata radix yang berarti ‘akar’. Jadi yang dimaksud radikal dalam tulisan ini adalah
ajaran yang mendasar.
2
Jika evolusi merupakan proses perubahan yang terjadi dalam waktu yang lama (bandingkan teori
evolusi), maka, sebaliknya, revolusi(oner) merupakan proses perubahan yang terjadi dalam waktu yang singkat
(segera).
3
Sikap mengorbankan diri (yang berlebihan dan lebih dilandasi oleh harga diri komunitas atau kelompok)
demi kepentingan orang lain.
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
65

tanggung jawab hidup sebagai manusia.


Korelasi yang terlihat dari seluruh bacaan ialah terkait dengan cara
hidup dari manusia lama (yang berpusat pada aku) menjadi manusia baru
(berpusat pada Yesus Kristus). Cara hidup seperti itulah yang dipraktekkan
Yusuf di hadapan saudara-saudaranya, serta diajarkan oleh Paulus dan
terwujud sempurna dan memuncak dalam diri Yesus Kristus. Orang Kristen
hendaknya tidak hanya hidup secara alamiah dan/atau naluriah (sekadar
mengikuti kehendak dan perasaan) seperti makhluk-makhluk lainnya dan
seperti ‘manusia lama’, tetapi hendaknya hidup dalam kehidupan yang
dibaharui secara rohaniah, yakni yang berkarakter kasih yang sempurna.
Kehidupan seperti inilah yang merupakan kehidupan yang akan
menghadirkan tanda-tanda Kerajaan Allah yang sedang menuju kepada
penyempurnaannya.

Pokok-pokok pengembangan khotbah


 Hidup sebagai orang percaya bukanlah kehidupan sekadar hidup
seadanya. Tuhan mengasihi manusia apa adanya, tetapi Ia menolak untuk
membiarkan manusia (orang-orang percaya) hidup seadanya? Tuhan
menghendaki agar orang-orang percaya dari hari ke hari mengalami
pertumbuhan rohani. Ibarat pertumbuhan alami atau fisik manusia,
manusia yang telah lahir sebagai ‘manusia baru’ dalam Yesus Kristus juga
diharapkan untuk terus menerus mengalami pertumbuhan secara rohani
dan tidak terus menjadi “bayi rohani”. Itulah pertumbuhan sebagai
manusia baru dalam Yesus Kristus, yakni pertumbuhan rohani yang dari
hari ke hari mengalami proses pendewasaan iman, proses menjadi makin
serupa dengan Kristus.
 Kehidupan untuk menjadi makin serupa dengan Kristus adalah sebuah
perjuangan. Hanya orang-orang yang terus berjuanglah yang juga terus
mengalami dan menikmati kehidupan ini. Karena hanya dengan berjuang,
maka pencapaian demi pencapaian dapat dirasakan. Dalam perjuangan
itu orang percaya butuh semangat (spirit) untuk tetap setia dalam
perjuangan menjadi makin serupa dengan Kristus. Semangat yang (wajib)
diperlukan oleh orang percaya itu adalah kasih. Mengapa kasih? Lihatlah
pada kisah Yusuf! Kasih membuat Yusuf tetap bertahan, bahkan dalam
situasi tidak ada “pegangan duniawi” sama sekalipun (tidak ada sanak
keluarga di Mesir, difitnah, dipenjara, dikhianati). Inilah rahasia kekuatan
Yusuf: KASIH! Satu-satunya yang menjadi adalan Yusuf adalah Tuhan
Allah Israel, yang walaupun tidak dilihatnya dengan mata biasa, namun
begitu jelas kehadiran-Nya dengan “mata iman”. Tidak ada dendam
kepada lawan-lawanya (termasuk saudara-saudaranya yang telah berbuat
jahat kepadanya). Yusuf menjadi representasi (mewakili) kehadiran Kasih
Allah yang sempurna di dunia. Dari Yusuf yang tidak memiliki kepekaan
sosial (yang merasa nyaman dengan pengistimewaan dari ayahnya dan
kurang peduli kepada saudara-saudaranya karena pengistimewaan itu),
menjadi Yusuf yang penuh belas kasih kepada semua orang. Demikianlah
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
66

Tuhan membentuk Yusuf. Bukankah Tuhan menghendaki agar semua


orang percaya mengalami hal yang sama seperti yang dikerjakan-Nya
dalam diri Yusuf? Jelas demikian! Tuhan menginginkan agar semua anak-
anak-Nya menjadi makin serupa dengan Kristus! Demikianlah, perjuangan
hidup orang percaya adalah perjuangan yang dilandasi oleh Kasih Allah
dalam Yesus Kristus.
 “YESUS sebagai MODEL sekaligus MODAL” demikian kata Pdt. Eka
Darmaputera. Sebagai MODEL, YESUS telah mengajarkan, baik itu melalui
perkatan maupun perbuatan, yakni memberikan teladan kepada setiap
orang percaya: setia hingga akhir. Ia Setia memikul salib dan menyangkal
diri (bnd.Flp.2:5-11). Apa itu menyangkal diri dan memikul salib?
Bagaimana hal itu dilakukan? Menyangkal diri dan memikul salib adalah
penyangkalan kedaulatan diriku dan sekaligus pengakuan kedaulatan
Tuhan, serta kesiapan melaksanakan sepenuhnya kehendak Tuhan.
Setiap orang percaya memiliki dan memikul salib yang khas (unik), sebab
tantangan dan pergumulan hidup setiap orang berbeda.
 Yesus sendiri telah memperlihatkan dengan terang benderang hal itu.
Jika Yusuf mewakili kehadiran Kasih Allah di dunia ini, maka di dalam
Yesus Kristus Kasih Allah dinyatakan secara langsung (Allah sendiri yang
datang menyatakan Kasih-Nya). Selanjutnya, sebagai MODAL, Yesus
menjaminkan penyertaan senantiasa (bukan sekali-sekali atau pada
waktu-waktu tertentu saja melainkan setiap saat), hingga pada akhir
zaman! Yohanes 12:26 mengajarkan, mengingatkan dan menegaskan
bahwa di mana Yesus berada, di sana pelayanan-Nya berada dan di mana
pelayanan-Nya berada di sana Yesus berada. Sekali lagi, jaminan ini
(YESUS sebagai MODAL) berlaku SENANTIASA (setiap saat)!
 Kasih setia Tuhan Yesus berlaku senantiasa kepada orang-orang percaya.
Karena itu tidak ada alasan bagi orang percaya untuk tidak hidup setia
dalam Tuhan, serta tidak ada alasan untuk tidak setia mengasihi. Karena
itu orang-orang percaya juga mesti memahami dengan benar kasih Allah
yang utuh, termasuk sisi lain dari kasih. Apa itu sisi lain dari kasih? Sisi lain
dari kasih, adalah ‘membenci’! Ya, membenci segala sesuatu yang tidak
sesuai dengan kasih! Allah mencintai manusia berdosa tapi IA tidak
pernah mencintai dosa!

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


67

Bahan Penelaahan Alkitab Tanggal 21-26 Februari 2022

KASIH YANG TUNTAS


Pa’kaboro’ Sundun
1 Korintus 15:42-50

Tujuan:
1. Jemaat Memahami seperti apa dan bagaimana itu kasih yang sempurna.
2. Jemaat senantiasa hidup dalam kasih yang sempurna sebagai karakter kristiani.

Pemahaman Teks
Kaya secara intelektual-kognisi namun miskin secara moral, mungkin
merupakan sebutan yang tepat untuk menggambarkan situasi Korintus
pada umumnya. Mereka memiliki kekayaan pengetahuan intelektual, namun
tidak sepenuhnya hidup benar sesuai kehendak Tuhan. Dalam situasi inilah
rasul Paulus memberikan pemahaman yang benar, khususnya tentang
kebangkitan orang mati. Pasal 15 dimulai dengan tema ‘Kebangkitan Kristus’
sebagai dasar dari penjelasan rasul Paulus terkait kebangkitan tubuh.
Kematian Yesus merupakan wujud kasih-Nya kepada manusia
berdosa dan kebangkitan Yesus sebagai wujud kuasaNya yang mengalahkan
kematian dan sekaligus membangkitkan orang mati (tubuh). Pemahaman
inilah yang ditegaskan Paulus untuk meluruskan pemahaman yang salah
sekaligus meyakinkan jemaat mengenai dasar dan kuasa kebangkitan. fakta
mengenai kematian dan kebangkitan Yesus Kristus merupakan bukti yang
tak tergoyahkan untuk meyakini kebangkitan orang mati. Keyakinan ini
nampak jelas dalam ungkapan: “Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai
maut, di manakah sengatmu?”4 Selanjutnya rasul Paulus mengontraskan
tubuh yang alamiah (tanda manusia lama) yang dapat binasa dengan tubuh
yang rohaniah (tanda manusia baru) yang tidak dapat binasa.

Pertanyaan Diskusi
1. Dalam ayat 50 tertulis “daging dan darah tidak mendapat bagian dalam
Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa
yang tidak binasa?” lan aya’ 50 di sura`“iatu kale tolinona tae' nama'din
umpomana' ParentaNa Puang Matua; sia iatu apa la sanggang tae' nala
umpomana' apa tang la sanggang?.
2. Tubuh rohaniah merupakan anugerah Allah dalam Yesus Kristus. Apa
yang seharusnya dilakukan dalam menjalani kehidupan ini menuju kepada
kehidupan abadi? Adakah kaitan antara kehidupan kini dan kehidupan
abadi? Kale mempenaa iamo pa’kamasean-Na Puang Matua lan Yesu
Kristus. Apa tu sipatu tapogau’ tu kita to ma’patongan ullingkai te katuoan
marassan diolai ma’palulako katuoan matontongan? Den raka siumpu’na te
katuoan marassan diolai anna ia tu katuoan matontongan?

4
Ayat ini menegaskan penyempurnaan PL oleh PB: jika dalam PL (khususnya dalam Kitab
Kidung Agung) dikatakan “Cinta sekuat maut”, maka dalam PB diyakini bahwa “Kasih mengalahkan
maut”.
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
68

Bahan khotbah hari Minggu Tanggal 27 Februari 2022


Transfigurasi

SELUBUNG SUDAH TERSINGKAP


Tilendokmo tu pebungku’

Bacaan Pujian : Mazmur 99:1-9


Bacaan 1 : Keluaran 34:29-35
Bacaan 2 : 2 Korintus 3:12-18 (Bahan Utama)
Bacaan 3 : Lukas 9:28-36
Nas Persembahan : Mazmur 99:2,5.
Petunjuk Hidup Baru : 2 Korintus 3:17-18

Tujuan :
1. Jemaat memahami bahwa kemuliaan Allah menjangkau masa lalu,masa kini dan masa depan
2. Jemaat mampu melatih diri mengikuti proses kemuliaan Allah dalam Yesus melalui
penderitaan,penyaliban,kematian dan kebangkitan-Nya.

Pemahaman Teks
Keluaran 34:29-35 menjelaskan tentang peristiwa kehadiran Allah
melalui kedua loh hukum Allah dan kemuliaan-Nya yang terpancar melalui
wajah Musa. Musa menanggalkan selubung mukanya ketika menghadap
Allah, lalu Allah memerintahkan kepadanya untuk menuliskan pada loh batu
hukum Allah sebagai perkataan perjanjian antara Allah dengan Israel. Akibat
dari kemerosotan spiritual Israel sehingga mereka tidak dapat berjumpa
dengan Allah secara langsung, dan Musa-lah yang menjadi perantara mereka
dengan Allah, dan bahkan ketika musa keluar untuk menyampaikan hukum
yang diperintahkan Allah, bangsa itu tidak sanggup melihat wajah Musa
yang bercahaya.
Mazmur 99:1-9 menjelaskan tentang keagungan Tuhan, yang
disaksikan oleh seluruh bangsa, yang membuat bumi bergoncang dan
membuat orang-orang gemetar, dan bahkan setan-setanpun menjadi
gemetar (Yak.2:19). Tuhan patut dipuji karena kekuatan-Nya, keadilan-Nya
dan kekudusan-Nya yang mengatasi segala bangsa.
2 Korintus 3:12-18, Rasul Paulus menekankan tentang kemuliaan Tuhan
yang tidak terselubung lagi bagi umat-Nya karena Allah telah
menyingkapkan diri-Nya melalui penderitaan, kematian dan kebangkitan
Kristus. Paulus sendiri telah mengalami bagaimana Allah telah
menjumpainya, karena itu ia telah berbalik kepada Tuhan (ay.16) Tuhan
sendiiri di dalam Roh-Nya berbicara dan mengangkat selubung dari matanya,
sehingga Paulus mengalami kemerdekaan dari hukuman dan dosa (2
Kor.3:6,9). Kemerdekaan inilah yang menjadi dasar pengharapan besar bagi
Paulus (ay.12) sehingga dia dipenuhi keberanian untuk menyatakan
kebenaran (ay.12b) sekaligus memiliki pengharapan melihat kelepasan dari
kefanaan menuju kekekalan (2 Kor.5:5). Kemerdekaan itu juga berlaku bagi
warga jemaat yang percaya kepada Kristus yakni melihat dan mengalami

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


69

kemuliaan Tuhan (ay.18) yang jauh lebih sempurna dari apa yang dialami
Musa (Kel.34:29-35). Kemerdekaan di dalam Kristus memampukan serta
memberi keberanian baik kepada Paulus maupun kepada kita sebagai umat
untuk menghadap Allah secara langsung dan menyaksikan kemuliaan-Nya.
Pengalaman dan keyakinan Paulus dan jemaat Korintus berbeda dengan
pengalaman Musa bersama orang Israel (ay.13-15). Hanya Musa yang
mengalami kemuliaan itu dan bersifat sementara, dan bagi Israel, mereka
tidak dapat menikmati dan mengalami kemuliaan itu bahkan pikiran mereka
tertutup hingga akhirnya hati mereka tertutup sepanjang saman (ay.14-15)
Lukas 9:28-36 menceritakan tentang kemuliaan Allah yang dinyatakan
dalam diri Yesus Kristus. Peristiwa di atas gunung memperlihatkan bahwa
kemuliaan Allah pada masa lampau yang dialami Musa dan Elia telah
dipertemukan dalam Yesus Kristus akan digenapi-Nya pada masa yang akan
datang. Peneguhan kepastian adanya masa depan yang penuh kemuliaan
dan kebahagiaan diperlihatkan walaupun hanya sesaat kepada murid-murid
yang diwakili Petrus,Yakobus,dan Yohanes agar mereka bersiap dan mampu
bertahan menghadapi godaan dan penderitaan yang akan segera mereka
alami bersama Yesus. Pengalaman Musa dan Elia mengikut Allah menjadi
pembelajaran berharga bagi mereka berjalan bersama Yesus bahwa
kemuliaan yang dinikmati Musa dan Elia juga akan menjadi milik mereka
bersama Kristus pada masa kini dan masa akan datang, bahkan saat itu
mereka sungguh merasakan kebahagian sehingga Petrus berkata “Guru,
betapa bahagianya kami berada di tempat ini (ay.33).
Korelasi: Allah berkenan memberikan kesempatan kepada orang-
orang pilihan-Nya menyaksikan kemuliaan Allah dalam hidupnya pada masa
kini (walau sesaat saja), tetapi akan dialami secara sempurna pada masa
yang akan datang ketika Yesus datang kembali. Di atas gunung Allah Murid-
murid diberi kesempatan untuk menyaksikan dan mengalami suasana
bahagia yang tak terlukiskan sebagaimana yang dialami orang-orang yang
ditetapkan Allah (Musa dan Elia). Kebahagiaan masa lampau, masa kini dan
masa akan datang sebagaimana yang dinikmati Musa dan Elia, demikianpun
akan terjadi dan dialami oleh orang yang setia dan konsisten mengikuti
Yesus. Penampakan Yesus bersama Musa dan Elia adalah untuk meyakinkan
para Murid agar mereka teguh dan konsisten mengikut Yesus yang segera
akan mengalami berbagai cobaan, godaan dan penderitaan bahkan
kematian namun akan bangkit kembali.

Pokok-pokok pengembangan khotbah.


1.Kemuliaan Allah memampukan melampaui ruang dan waktu.
Kemuliaan Allah berlaku pada masa lampau sekalipun kelihatannya
masih terbatas dan terjadi secara istimewa pada orang-orang khusus dan
di tempat-tempat khusus pula. Bagi orang-orang khusus yang setia,tekun
dan mempercayakan hidupnya kepada Allah pada masa lampau (contoh
Musa dan Elia) itu menembus ruang dan waktu sehingga bisa muncul dan
tampil bersama Yesus di atas gunung. Gambaran masa lalu dan masa
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
70

depan diperlihatkan kepada mereka di atas gunung dan dinikmati sesaat


oleh murud-murid (kata Petrus “betapa bahagianya kami di tempat ini).
Gambaran kemuliaan itu telah disingkapkan kepada mereka agar dapat
mengikuti keteladanan Musa dan Elia dalam pelayanan mereka. Kemuliaan
Allah akan menjadi miliknya jika mereka konsisten dan setia mengikuti
Yesus sama seperti Musa dan Elia yang taat dan setia sampai akhir hidup
mereka. (“Inilah AnakKu yang Kupilih, dengarkanlah Dia” ay.35). Murid-
murid dipersiapkan mengikuti proses yang panjang, penuh perjuangan,
pengorbanan dan penderitaan tetapi akan berujung pada kemuliaan salib
dan kebangkitan.

2.Kemuliaan Allah yang tersingkapkan.


a. Penderiaan, kematian dan kebangkitan Yesus
Walaupun Musa dan Elia mengalami pergumulan berat dalam tugas
mereka tetapi mereka menikmati hasilnya dan hal itu menjadi inspirasi bagi
para murid bahwa apa yang mereka beritakan telah menjadi nyata ketika
mereka telah menyaksikan kemuliaan Yesus. Untuk itu para Murid mesti
setia dan kokoh bersama Yesus sekalipun harus menghadapi tantangan.
Kemuliaan Yesus bukan hanya akan terjadi pada masa depan tetapi juga
dalam penderitaan-Nya yang segera akan terjadi dan memuncak pada
penyaliban dan kematian-Nya sampai pada kebangkitan-Nya dari kematian.
Kemuliaan yang disaksikan Musa dan Elia memberikan kesejukan,
kedamaiaan serta kesejahteraan. Hal itu menjadi jaminan yang pasti bahwa
kitapun akan mengalaminya pada masa yang akan datang ketika kemuliaan
Allah dinyatakan dengan sempurna melalui kedatangan Yesus kembali
pada zaman akhir. Pandemi Covid-19 merupakan peristiwa yang sungguh
membuat umat manusia mengalami suasana suram penuh keluhan.
Kehidupan ini bagaikan diselubungi kabut yang tebal dan sepertinya
tatapan ke masa depan sungguh sulit dan buram. Melalui Transfigurasi
Yesus menjaminkan bahwa kemuliaan Allah di masa depan sungguh nyata
dan sedang menghampiri bahkan sudah “dicicipi” (dinimkmati sesaat
Murid) oleh karena itu sebagai murid Yesus mesti optimis dan bangun
(sekalipun dalam keadaan sempoyongan) menyongsong kemuliaan Allah.

b.Kemuliaan Allah telah dialami oleh Paulus di Damsyik.


Pengalaman Paulus itu membebaskannya dari belenggu masa lalu
yang buruk-kelam dan kejam. Paulus merasakan bahwa pembebasan yang
dialaminya sungguh luar biasa dan tidak dapat dibandingkan dengan
semua kesuksesan, kebanggan, dan keberhasilannya pada masa lampau.
Itulah sebabnya ia mengatakan masa lampau hanyalah “sampah yang tidak
berguna” (Fil.3:8). Kemerdekaan telah datang dan melahirkan hati dan
pikiran baru yang mampu melihat masa depan penuh gilang-gemilang
(Fil.3:13-14). Ia tidak lagi terkurung dan terperangkap dalam “hukum-
hukum masa lampau” yang membutakan hati dan pikiran seperti orang-
orang Yahudi (2 Kor.3:14-15). Melalui pengalam Paulus, kita selaku Gereja
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
71

perlu mengevaluasi diri apakah tidak sedang terperangkap ke dalam hati


yang beku dan pikiran yang diselubungi “tradisi dan aturan-aturan buatan
sendiri”? Pandemi Covid 19 telah mengajarkan kita bahwa “semua
pengetahuan dan pengalaman manusia termasuk gereja” ada batasnya.

3.Peran Gereja dalam menyingkapkan Kemuliaan Allah


Kemuliaan Allah yang tersingkapkan kepada Paulus sesungguhnya
telah tersingkapkan juga kepada kita melalui pemberitaan dan pelayanan
Paulus di bawah kuat kuasa Roh Kudus (ay.17-18). Sama seperti wajah
Musa diubah dan disingkapkan di hadapanNya demikianlah juga kepada
Paulus dan gereja, kemuliaan itu tersingkakan oleh Roh Kudus di dalam
Yesus Kristus. Memang belum nampak secara sempurna karena masih
terus diubah untuk semakin serupa dengan Kristus (Rm. 8:29; 1 Kor.15:49;
Fil.3:21) namun semuanya itu telah dijamin oleh Roh Kudus bahwa kita
akan memiliki kemuliaan itu kelak. (2 Kor.1:22;5:5, dll).
Untuk itu sebagai orang Percaya, kita harus berusaha meyakinkan
dunia disekitar kita bahwa kemuliaan Allah sudah, sedang, dan sudah
kerjakan di dalam Yesus kristus sehingga masa-masa sulit yang dihadapi
tidak membuatnya terjebak dalam spekulasi kehidupan yg tanpa arah.
Sebagaimana Allah menyatakan kasih-Nya kepada manusia secara nyata
dan konkrit bagi dunia, demikianlah kita selaku Gereja mesti
memperlihatkan dan menyatakan kasih Allah secara nyata dan kongkrit.
Dalam keadaan yang begitu sulit yang dialami sesama umat manusia,
kehadiran gereja sangat dibutuhkan untuk menyatakan kepedulian melalui
tindakan kasih yang nyata.
Crisis Centre Gereja Toraja merupakan sala satu bentuk pelayanan
dimana gereja menyatakan kepeduliannya kepada sesama umat manusia
yang mengalami krisis, walaupun nilainya sangat kecil namun oleh
keyakinan kita bahwa sekecil apapun jika pelayanan itu dinyatakan dalam
ketulusan akan memancarkan kemuliaan Allah. Kemuliaan Allah dalam
Yesus Kristus yang dirayakan pada masa-masa Pra-paskah akan sangat
relevan dengan masa-masa dunia dirundung pandemi covid-19 dan masa-
masa sesudahnya seperti sekarang ini. Gereja menghadirkan Kristus yang
solider dan menuntaskan penderitaan dunia dan umat manusia. Gereja
perlu memprioritaskan peran-peran pembebasan di bidang sosial-ekonomi
melalui tidakan-tindakan diakonia yang karitatif, trensformatif, dan
reformatif sehingga selubung kekuatiran tidak menghalangi umat untuk
menyaksikan kemuliaan Allah.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


72

Bahan Khotbah Rabu Abu Tanggal 2 Maret 2022

PUASA YANG DIKEHENDAKI ALLAH


Puasa nakalo` penaanNa Puang

Bacaan Mazmur : Mazmur 51:1-15


Bacaan 1 : Yesaya 58:1-12 (Bahan Utama)
Bacaan 2 : 2 Korintus 6:1-10
Bacaan 3 : Matius 6:16-18
Nas Persembahan : 2 Korintus 6:1
Petunjuk Hidup Baru : Yesaya 58:11

Tujuan:
1.Warga Jemaat memahami Puasa yang dikehendaki oleh Allah.
2.Warga jemaat berlatih diri salah satu bentuk Puasa yang cocok bagi dirinya selama masa-masa Pra Paskah.

Pemahaman Teks
Mazmur 51:1-17 menggambarkan ungkapan pengakuan dosa dan
pertobatan Daud. Ia mengaku dosa dan memohon pengampunan atas dosa-
dosanya. Daud memohon kasih dan anugerah dari Tuhan agar dimampukan
untuk tidak mengulangi perbuatan yang mencemari dirinya dan kemuliaan
Allah. Dia berjanji akan melakukan yang terbaik semampunya (ay.15) demi
kemuliaan Allah (ay.18), lalu ditutup dengan sebuah doa bagi Sion dan
Yerusalem (ay.20).
Yesaya 58:1-12 menceritakan tentang nabi yang diperintahkan untuk
menyampaikan kesalahan Israel yang sudah sangat kelewat batas. Setiap
hari Israel “mencari Tuhan melalui ibadah, mempersembahkan korban, dan
berpuasa” namun menuduh Allah tidak peduli dan menutup mata dan
telinga terhadap semua upaya ketaatan dan korban-korban mereka. Karena
itu nabi harus menegur mereka bahwa ketaatan dan rutinitas agama yang
formalistik telah kehilangan makna sebab setiap hari mereka bertengkar,
menidas buruh, dan tidak memperhatikan orang miskin. Allah menghendaki
agar kehidupan puasa seperti yang diucapkan dalam ibadah mestinya
dipraktekkan dalam kehidupan nyata setiap hari melalui kepedulian dan
tindakan nyata bagi yang membutuhkan pertolongan, karena hanya dengan
cara seperti itu Allah akan menganugerahkan pemeliharaan dan damai
sejahtera serta masa depan yang gemilang.
2 Korintus 6:1-10 menjelaskan bahwa Paulus menjalani pelayanannya
sebagai orang yang telah berdamai dengan Kristus. Paulus menekankan
keteladanan sebagai hamba Tuhan dan bukan sebaliknya menjadi batu
sandungan dalam jemaat. Keteladanan Paulus dicontohkan dalam
kesabaran, murah hati serta memelihara disiplin berdoa dan berpuasa serta
tidak munafik. Bahkan dirinya bertanggungjawab dan bekerja keras agar
pelayanannya tidak menjadi celaan bagi pihak lain.
Matius 6:16-18 menuliskan tentang Yesus yang mengajarkan agar
murid-murid-Nya menghindari kemunafikan dalam berpuasa seperti yang
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
73

dipraktekkan banyak orang pada waktu itu. Bagi Yesus biarlah Tuhan yang
melihat dan mengetahui isi hati setiap orang dan tidak harus dipamerkan
kepada orang lain apalagi untuk mencari pujian. Puasa yang dikehendaki
adalah merendahkan diri di hadapan Allah dan bukan menyombongkan diri
di hadapan manusia.
Korelasi dari keempat bacaan ialah bahwa Allah menghendaki
pertobatan yang berasal dari hati yang tulus iklas (Mat.6:16,18) seperti yang
dilakukan Daud (Maz.51.) dan Paulus (2 Kor.6:1-10). Karena itu, anugerah
dan kasih Allah semestinya menjadi dasar tindakan tulus dan nyata dalam
kehidupan konkrit setiap hari khususnya dalam keberpihakan membebaskan
sesama yang menderita dan terpinggirkan.

Penekanan pada bahan utama


 Yesaya 58:1-12 dapat dibagi sebagai berikut
a. Ayat 1-5,1oa menekankan pernyataan penolakan Allah terhadap upacara
agama yang formalistik dan telah kehilangan makna. Upacara agama
berjalan lancar dan semarak namun praktek hidup mereka sangat
bertentangan dengan apa yang dikehendaki Allah. Selain itu, Israel
justru membenarkan diri dan menuduh Tuhan tidak mendengar dan
mengindahkan segala “usaha, kesetiaan dan kebaikan-kebaikan semu
mereka setiap hari”. Karena itu mereka harus ditegur karena tindakan
orang Israel itu adalah tindak lanjut cara-cara orang munafik yang
seolah-olah tidak mampu melihat kelemahan diri malahan berusaha
membenarkan diri dan menacari-cari kesalahan pihak lain sambil
melemparkan kesalahan kepada orang lain. Mereka mendaftarkan
kebaikan-kebaikan sambil membanggakan diri walaupun kebanggaan
itu justru tidak berkenan hadapan Allah sehingga suara mereka tidak
akan terdengar di tempat tinggi (ay.4b). Rupanya berkembang luas
pemahaman bahwa kegiatan berpuasa yang selama ini mereka
laksanakan adalah cara terbaik untuk mendekat dan menerima
pahala/jawaban mujarab dari Tuhan. Contoh kebanggaan diri karena
berpuasa dinampakkan oleh orang muda kaya di hadapan Yesus yang
seolah-olah berkata apalagi yang kurang pada diriku Tuhan, bukankah”
aku berpuasa 2 kali seminggu” (Luk.18:12). (Ada informasi bahwa pada
mulanya kewajiban berpuasa 1 kali Puasa (Im.16.) tetapi kemudian di
Pembuangan menjadi 4 kali per-tahun (Za. 7:3,5,; 8:19) dan setelah
Pembuangan bahkan menjadi 2 kali/minggu (Luk. 18:21)

b.Ayat 6-7 Puasa yang dikehendaki Allah.


Allah menghendaki umat-Nya merealisasikan pemuliaan Allah dan
perendahan diri melalui perbuatan-perbuatan yang membebaskan dan
yang berkeadilan sosial yang dipraktekkan sehari-hari melalui tindakan
dan perbuatan dengan cara: Membuka belenggu belenggu kelalaliman,
Melepaskan tali-tali kuk, Memerdekakan orang teraniaya,Memecahkan
roti bagi yang lapar, Membawa ke rumah orang miskin terlantar,
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
74

Memberikan pakaian kepada yang talanjang dan Membuka diri terhadap


keluarga. Tindakan dan perbuatan seperti inilah yang kemudian
dijadikan Yesus sebagai kriteria orang-orang benar yang berhak
menerima kemuliaan di sebelah kanan Bapa Sorgawi. Perbuatan-
perbuatan yang menjadi misi Kristus di tengah dunia (Mat.25;31-36).

c.Ayat 8-12: Janji Pembaruan


Ketika bangsa Israel kembali bertobat dari “pemujaan diri” dan
menghadap Allah serta memberlakukan seperti dikehendaki-Nya (ay.5-
6) maka mereka akan mengalami pembaruan hidup bahkan pembaruan
bersama sebagai bangsa (ay.12) serta menikmati damai sejahtera
(ay.11b). Pemulihan akan terjadi sebab Tuhan akan mendengar dan
menjawab permohonan mereka (ay.9). Terangmu akan merekah seperti
fajar (ay.10b) karena mereka akan berjalan dalam tuntunan dan
penggembalaan oleh Allah sendiri (ay.11).

Pokok-pokok pengembangan khotbah


1.Puasa yang dikehendaki Allah.
Menurut beberapa sumber, kata Puasa dan turunannya dipakai 75
kali dalam alkitab. Jadi ajaran tentang puasa cukup penting bagi umat
Israel (contoh Paulus dalam bacaan 2 Kor.6:6) tetapi bersamaan dengan
itu banyak juga bagian alkitab yang justru menolak praktek puasa (contoh
Yes.58:3-5 dan Mat.6:16-18). Berpuasa dianjurkan tetapi juga tidak
diharuskan. Berpuasa itu baik tetapi tidak menjadi kewajiban. Apalagi kalau
berpuasa dilakukan hanya untuk memenuhi kewajiban tuntutan agama
dan terlebih dipakai sebagai saranan menonjolkan diri sebagai orang saleh
yang setia dan sekaligus meremahkan orang lain yang tidak berpuasa.
Puasa dapat menolong mendekatkan diri kepada Tuhan seperti kata nabi
Yoel “tetapi sekarang juga,” demikianlah firman TUHAN, “berbaliklah
kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan
dengan mengaduh.” (Yoel 2:12) atau seperti yang dilakukan Paulus dan
beberapa jemaat (Kis.13:1-3;Kis 14:21-23; 2 Kor. 6:4)
Penolakan nabi Yesaya dan Zakaria serta Yesus terhadap puasa
terletak pada cara dan tujuan yang keliru tentang berpuasa. Karena itulah
puasa tidak menjadi kewajiban yang setara dengan hukum-hukum lain (10
Hukum dan Hukum Kasih,dll). Melaksanakan puasa di hadapan Allah
bukan mempertontonkan diri di hadapan manusia (Mat.6:18 jangan dilihat
oleh orang...melainkan Bapamu...”). Puasa dapat dilakukan namun disertai
tindakan yang konkrit yang dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari
sebagai bukti memuliakan Allah. Spiritualitas sejati didasarkan pada
ketaatan akan keseluruhan perintah Allah melalui pengudusan Roh Kudus
secara terus-menerus.
Pada perayaan hari Rabu Abu ini berpuasa seperti yang dikehendaki
Yesus menjadi pengingat bahwa manusia sungguh rapuh karena itu tidak
perlu manusia membanggakan dirinya di hadapan sesamanya apalagi di
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
75

hadapan Tuhan, sehingga yang bisa dilakukan adalah meletakkan hidupnya


ke dalam masa depan yang sedang datang dari pihak Allah yang begitu
mengasihi dunia (Yoh.3:16). Manusia membutuhkan pengakuan ketidak
berdayaannya sambil berpengharapan bangkit dengan sempoyongan
menatap masa depan yang turun dan datang dari Sang Pengasih yang juga
pernah tertatih-tatih dengan cucuran darah memikul salib-Nya.

2.Latihan menundukkan diri pada kekuasaan Allah.


Ada peryataan bahwa “sekarang kita sudah lebih takut kepada
Korona ketimbang kepada Tuhan sebab itu tempat ibadah di gereja
ditutup”. Selain itu ada pula yang bertanya kepada Pendeta tentang kapan
ibadah dimulai di gereja yang ternyata orang itu justru pada dasarnya
malas beribadah selama ini. Bahkan mungkin sudah ada yang mulai
meragukan doa-doa permohonan penghentian wabah Korona tidak
didengar atau dijawab Allah? Bukankah pola-pola seperti juga yang
dihadapi nabi (Yes.58). Krisis karena Korona sangat melelahkan dan
menguras tenaga, pikiran, dan perasaan serta sumber-sumber ekonomi
yang berdampak mendalam, lama dan luas dalam keluarga, gereja dan
masyarakat. Bagaimana kita gereja berperan dalam proses membangun
kembali setelah pandemi pada masa kini dan akan datang?
Penundukan diri secara total kepada Allah yang disertai kerelaan
yang tulus-iklas mengulurkan untuk bergandengan tangan dengan semua
pihak, bahu membahu menghadapi krisis sosial yang terjadi akan menjadi
langkah kecil awal datangnya semangat dan bangkitnya pembaruan
kehidupan. Aku dan kamu menjadi kita sebagai keluarga Allah yang
seperasaan, sehati, sepikir, senasib-sepenanggungan dan jauh dari
hubungan hierarkhi serta aturan-aturan formal yang kaku. Paulus dalam 2
Korintus 6:1-10 mencontohkan bagaimana ia (memakai kata kami) sebagai
pelayan Allah (ay.1,4) menempatkan dirinya di bawah penguasaan dan
pengendalian Allah sambil bersama dengan pelayan-pelayan lain bahkan
bersama-sama dengan anggota jemaat (kami menesahatkan ay.1).
Demikian hanya tuntutan cara hidup yang dikehendaki Allah dalam Yesaya
58:1-10 yakni tidak boleh membiarkan adanya sesama yang tertinggal
apalagi terkapar karena kekurangan dan keterbatasannya secara ekonomi,
fisik dan sosial.
Perayaan hari Raya Rabu Abu dan masa-masa Pra-Paskah dapat
menjadi salah satu kesempatan indah untuk melatih diri berpuasa yakni
terus-menerus merendahkan diri di hadapan Allah sambil mempraktekkan
solidaritas kepada sesama seperti yang dikehendaki firman Tuhan dalam
Yesaya 58:1-10. Mungkin secara teknis dilakukan dengan “berpantang dari
salah satu kenikmatan kita selama ini” seperti yang dilakukan Daniel
(Dan.1:11-16). Contoh, kita mengurangi porsi makan kita setiap hari dengan
menyisihkannya untuk menjadi persembahan diakonia pada hari Perayaan
Paskah. Atau bagi perokok, tetap merokok namun menyisihkan sebagian

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


76

harga rokok setiap hari dan dikumpulkan menjadi persembahan diakonia


pada Hari Paskah.
Dengan berpuasa, fisik semakin minimalis demikian halnya dengan
pikiran dan beban hidup sebab setiap hari mengurangi beban konsumsi
(kadar gula darah) dan yang dianggap esensial semakin berkurang sebab
hidup semakin tertuju hanya pada nilai-nilai utama dalam hidup. Nilai-nilai
tambahan kontemporer yang menerpa dan menggerogoti kesetiaan hanya
kepada Allah dan sesama semakin disingkirkan secara perlahan-lahan.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


77

Bahan khotbah hari Minggu Tanggal 6 Maret 2022


Prapaskah I

MENGINGAT KEMURAHAN TUHAN


Unningaran pa’kamaseNa Puang

Bacaan Mazmur : Mazmur 91:9-16


Bacaan 1 : Ulangan 26:1-11 (Bahan Utama)
Bacaan 2 : Roma 10:4-15
Bacaan 3 : Lukas 4:1-13
Nas persembahan : Ulangan 26:2
Petunjuk Hidup Baru : Ulangan 26:10

Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa Allah telah menyatakan kemurahan bagi umat-Nya
2. Jemaat bersyukur atas kemurahan Allah dan semangat menyatakan kemurahan Allah bagi sesama

Pemahaman Teks
Mazmur 91:9-16 berisi pengakuan pemazmur bahwa Allah adalah
tempat perlindungan yang akan menolong umat-Nya dalam menghadapi
kesulitan, malapetaka dan ancaman mara bahaya. Di sini pemazmur
mengakui bahwa Allah akan mendengarkan teriakan, seruan dan
permohonannya, serta akan menunjukkan keselamatan yang dari pada-Nya.
Allah kemudian menjawab dengan mengatakan bahwa setiap orang yang
hatinya melekat kepada Allah akan dibentengi-Nya. Seruan mereka akan
dijawab oleh Tuhan, umur panjang akan dikarunakan bahkan keselamatan
akan diberikan-Nya
Ulangan 26:1-11 berisi perintah Tuhan bagi bangsa Israel mengenai
apa yang harus mereka lakukan setelah tiba di Tanah Kanaan. Allah
mengingatkan bangsa Israel untuk mempersembahkan buah bungaran
(hasil pertama) sebagai wujud pengakuan bangsa Israel atas perlindungan
dan pertolongan Allah yang membawa mereka keluar dari tanah Mesir
memasuki daerah yang berlimpah susu dan madu. Hasil pertanian yang
diperoleh adalah berasal dari Tuhan dan adalah layak untuk
mempersembahkan hasil pertama kepada Tuhan, sebagai wujud pengakuan
betapa Tuhanlah sumber berkat dan pemilik tanah. Aturan-aturan mengenai
cara membawa persembahan kepada Tuhan adalah sebuah bukti bahwa
mereka tidak hanya mempersembahkan hasil ladang tetapi juga ada
ketaatan pada aturan yang telah ditetapkan Tuhan yang mesti mereka
lakukan sebagai wujud syukur kepada Allah.
Roma 10:4-15 berisi penegasan Paulus, bahwa manusia dibenarkan
karena iman. Iman adalah jawaban umat Allah atas anugerah Allah di dalam
Yesus Kristus. Jemaat diingatkan bahwa keselamatan diperoleh semata-
mata karena anugerah dan bukan karena usaha manusia. Keselamatan
berarti pembebasan dari kutuk dan hukum sebagai akibat dosa. Hal ini
terwujud apabila manusia menyambut keselamatan dalam Yesus Kristus,
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
78

yakni dengan menerima dan percaya Yesus sebagai Juruselamat dalam


hidupnya. Jadi inisiatif untuk menyelamatkan manusia dari dosa adalah dari
Tuhan sendiri. Ini didasarkan oleh kasih-Nya dan ketidakmampuan manusia
menyelesaikan masalahnya sendiri. Itulah sebabnya Allah turun tangan dan
menyelamatkan umat-Nya. Umat Allah dapat menyatakan pengakuan
kepercayaan dan keselamatan dari Allah itu di mulut dan percaya dalam hati
Lukas 4:1-13 menceritakan pencobaan yang yang dilakukan Iblis
kepada Yesus sebanyak tiga kali. Yesus menjawab semua cobaan iblis
berdasarkan kebenaran Firman Tuhan. Yesus menegaskan, bahwa hanya
Allah yang layak disembah dan tidak ada yang lain. Iblis pun tidak berhasil
mencobai Yesus. Allah adalah pemelihara kehidupan dan penguasa dunia.
Karena itu layaklah seluruh hidup kita dipercayakan kepada-Nya.
Korelasi seluruh bacaan adalah kehendak Allah atas umatNya agar
menempatkan Tuhan sebagai satu-satunya sumber berkat dan kehidupan,
sehingga hanya Tuhan jugalah yang patut disembah. Hasil panen, bahkan
keselamatan manusia adalah anugerah Tuhan. Oleh sebab itu, hanya Dialah
yang patut disembah.

Pokok-pokok pengembangan khotbah


1. Perintah untuk mempersembahkan hasil pertama
Pekerjaan sebagian besar umat Israel setelah tiba di Tanah Kanaan
adalah bercocok tanam. Ini tentu disesuaikan dengan kondisi alam. Hasil
panen pertama biasanya adalah hasil panen yang terbaik yang sering disebut
hasil sulung. Ini tentu memberi kegembiraan bagi pemilik karena untuk
pertama kalinya mendapat hasil tanah dan hasilnya adalah hasil yang
terbaik. Allah menyampaikan kepada umat Israel untuk memberikan hasil
pertama dari panen yang didapatkan Tanah Kanaan. Amsal 3;9
mengatakan; “muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan hasil pertama dari
setiap penghasilanmu”. Bagian firman ini mengajak kita untuk memberikan
hasil pertama dari apa yang kita dapatkan, sebab Tuhan adalah pemilik dan
pemberi segala sesuatu. Manusia tidak akan memperoleh apa-apa dalam
hidup ini jika bukan karena Allah. Demikian halnya bangsa Israel tidak akan
tiba di Kanaan negeri yang berlimpah susu dan madu, jikalau bukan karena
Allah. Saat kita memberi hasil pertama atau yang sulung berarti kita
menyadari bahwa Tuhanlah pemilik segala sesuatu dan kita hanyalah orang
yang mendapat belas kasihan Tuhan. Tuhan sang Pemilik tanah, juga
memberi benih dan pertumbuhan, maka layaklah jika hasil sulung
dipersembahkan pada-Nya. Sehubungan dengan itu, kita tentu perlu
merenung, apakah selama ini kita sudah memberi yang terbaik kepada
Tuhan? Ataukah kita mengutamakan yang terbaik terlebih dahulu untuk kita
barulah untuk Tuhan dan orang lain? Apakah kita telah melakukan perintah
Tuhan untuk mempersembahkan apa yang telah kita peroleh dariNya?

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


79

2. Mengingat kembali kebaikan Allah


Kadang kala seseorang bermasalah dengan daya ingatnya. Sering
merasa lupa dan tidak mengingat sesuatu. Hal ini kadang membuat keadaan
seseorang menjadi terganggu. Kitab Ulangan adalah kitab yang dituliskan
untuk kembali mengingatkan bangsa Israel terutama generasi kedua yang
lahir dalam perjalanan ataupun yang baru lahir setelah Israel tiba di Tanah
Perjanjian tentang kasih Tuhan bagi mereka. Ternyata bagian bacaan kita
saat ini tidak hanya menekankan memberi buah sulung dari hasil yang
didapatkan, tetapi juga pengakuan saat memberi persembahan. Dalam hal
ini mereka hendaknya mengakui bahwa karena kasih sayang Tuhanlah, maka
nenek moyang Israel yang dulunya hanyalah pendatang di Mesir, kini bisa
menikmati kebaikan Tuhan. Tuhan telah mendengar kesengsaraan dan
penindasan yang dialami oleh umat-nya dan membawa umat keluar dari
Mesir menuju Kanaan, negeri yang berlimpah dengan susu dan madu (ay 9).
Dalam hal ini Israel diingatkan, bahwa saat memberi persembahan haruslah
mereka mengingat bahwa semua yang mereka dapatkan dan nikmati
hanyalah semata-mata karena belas kasihan Tuhan. Lebih jauh lagi, ternyata
bukan hanya tanah, bibit dan hasil melimpah yang diberikan Tuhan, tetapi
Tuhan juga memberikan hal yang terpenting dalam hidup kita, yakni
keselamatan bagi kita. Mengingat kasih karunia Tuhan adalah hal yang
penting dalam hidup kita untuk menyadarkan siapa kita yang sesungguhnya.
Bahwa kita adalah manusia yang mendapat belas kasihan Tuhan dan
layaklah persembahan dan pengakuan akan kuasa Tuhan selalu terucap di
mulut dan diaminkan dalam hati. Mengakui Tuhan sebagai pemberi dan
sumber berkat, juga berarti bahwa umat hanya tunduk pada perintah-Nya
dan menolak setiap godaan untuk mencondongkan hati kita berpaling dari
Allah. Teladan itu dapat dilihat dalam diri Yesus yang dengan tegas menolak
tawaran iblis dan tetap tegas menyembah Allah dalam kebenaran.
Segenap umat Tuhan tentu diharapkan juga memiliki pengakuan
iman, bahwa Tuhan adalah penolong dan sumber kehidupan kita. Seperti
umat Israel diingatkan untuk tidak pernah melupakan perjalanan kehidupan
mereka yang telah ditolong oleh Tuhan ketika membawa persembahan
buah sulung mereka. Demikianlah halnya dengan kita saat ini, juga diminta
untuk selalu mengingat, bahwa apapun yang boleh kita terima adalah
berasal dari Tuhan. Bentuk syukur atas perbuatan Tuhan atas kehidupan kita
adalah dengan memberikan persembahan syukur kepada Tuhan dengan
penuh sukacita karena segala sesuatu yang baik yang telah diberikan Tuhan
atas kehidupan kita. Oleh karena itu persembahan bukanlah paksaan,
melainkan bentuk sukacita kita atas perbuatan Tuhan dalam diri kita. Paulus
menuliskan dalam 2 Korintus 9:7 “Allah mengasihi orang yang memberi
dengan sukacita”. Pemberian atas persembahan bukanlah paksaan atau
untuk mengikuti peraturan, tetapi persembahan itu adalah ungkapan syukur
sebagai bentuk pengakuan iman bahwa Tuhanlah yang memelihara
kehidupan kita. Ia memberikan berkat berupa hasil bumi, bahkan
menganugerahkan hal yang paling utama, yaitu keselamatan.
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
80

Bahan penelaahan Alkitab Tanggal 7-12 Maret 2022


Prapaskah I

MENGINGAT KEMURAHAN TUHAN


Unningaran pa’kamaseNa Puang
Roma 10:4-15
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa Allah telah menyatakan kemurahan bagi umat-Nya
2. Jemaat bersyukur atas kemurahan Allah dan semangat menyatakan kemurahan Allah bagi sesama

Pembimbing Teks
Pada bagian ini, kita memperoleh kesan bahwa rupanya ada
perbedaan pemahaman yang sangat mencolok antara Rasul Paulus dan
orang-orang Yahudi mengenai keselamatan. Orang Yahudi memahami
bahwa keselamatan diperoleh dengan jalan mentaati seluruh Hukum Taurat,
sedangkan Rasul Paulus meyakini keselamatan adalah anugerah Allah
melalui kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Oleh Paulus, paham orang-
orang Yahudi ini disebut sebagai “membangun kebenaran sendiri” (ay.3).
Mereka tidak takluk pada kebenaran Allah. Itulah sebabnya Rasul Paulus
mengatakan bahwa Kristus adalah kegenapan Hukum Taurat seperti yang
dijelaskan dalam ayat 5 dan 6. Paulus mengakui kebenaran pandangan Musa
tentang Hukum Taurat, bahwa “orang yang melakukannya akan hidup
karenanya” (Im. 18:5). Paulus sadar bahwa tidak ada seorangpun yang
sanggup memenuhi tuntutan hukum Taurat secara sempurna kecuali
Kristus. Ayat 9 dan 10 berbicara mengenai panggilan dan tanggung jawab
dari orang-orang yang telah mendapat anugerah (dibenarkan). Mengaku
dengan mulut bahwa Yesus adalah Tuhan, serta percaya dalam hati bahwa
Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati. Mengaku dengan
mulut adalah aspek kesaksian yang dapat dilihat dan didengar orang lain.
Jadi mengaku dengan mulut merupakan aspek tindakan dan perbuatan dari
iman. Percaya dalam hati merupakan dorongan dan dasar dari aspek
perbuatan. Jadi menurut Rasul Paulus perbuatan adalah jawaban dari
anugerah keselamatan yang diberikan Allah. Perbuatan yang baik dan benar
adalah wujud syukur atas kemurahan Allah.

Pertanyaan Diskusi:
1. Rasul Paulus mengatakan bahwa keselamatan adalah anugerah Tuhan
semata. Bagaimana respon kita terhadap anugerah Tuhan ini?
(Napamata’tak Rasulu’ Paulus kumua ia tu Kasalamaran manassa
pa’kamasean-Na Puang Matua.Umba susi pebalinta diona te pa’kamasean-
Na Puang lako lako kaleta?)
2. Wujud iman kita ialah jika kita mengaku dengan mulut bahwa Yesus
adalah Tuhan, dan percaya di dalam hati. Bagaimana mewujudkannya?
(Tanda manassana kapatongananta iamotu tontong mangaku kumua iatu
Yesu Puang, sia dikatappai’ lan penaanta. Umba ladikua umpapayanni?)

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


81

Bahan khotbah hari Minggu Minggu 13 Maret 2022


Prapaskah II

KEWARGAAN KITA DI DALAM SURGA


Dao Suruga tu tondok kadadianta

Bacaan Mazmur : Mazmur 27:7-14


Bacaan 1 : Kejadian 15:1-21
Bacaan 2 : Filipi 3:17-4:1 (Bahan Utama)
Bacaan 3 : Lukas 13:31-35
Nas Persembahan : Mazmur 111:1-2
Petunjuk Hidup Baru : Filipi 3:20-21
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa kita adalah warga kerajaan surga.
2. Jemaat memahami bahwa sebagai warga kerajaan surga maka kita mempunyai hak istimewa.

Pemahaman Teks
Mazmur 27:7-14 ini adalah seruan pemazmur yang disampaikan
kepada Tuhan. Pemazmur nampak menyampaikan seluruh beban yang
dialaminya kepada Tuhan, sambil tetap meyakini bahwa apa yang dia cari
tidak sia-sia. Pemazmur nampak sangat percaya diri bahwa Tuhan menolong
dia, karena itu dia mengatakan: “Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan
aku, namun TUHAN menyambut aku.” (Maz.27:10). Dalam konteks ini Daud
mengirim orang tuanya ke Moab untuk perlindungan (1 Sam. 22:3-4). Daud
merasa yakin bahwa sekalipun dia harus berpisah dan menitipkan orang
tuanya kepada raja Moab untuk berlindung, tetapi dia percaya bahwa Tuhan
pasti tidak meninggalkan dia. Tetapi Daud juga menunjukkan kepada kita
bahwa bahkan dia, seorang yang mencari Tuhan dengan penuh semangat,
sering masih merasa bahwa Tuhan tidak segera mendengarnya. Bahkan
Daud seolah-olah mengandaikan Tuhan menyembunyikan wajahnya. Karena
itu dia katakan: “Janganlah menyembunyikan wajah-Mu kepadaku”.
Meskipun Daud seorang yang setia kepada Tuhan, tetapi dia pun masih
dilanda kecemasan. Namun yang menarik, ialah kecemasan dan ketakutan
Daud tidak membuat dirinya berpaling dari Tuhan. Ia justru berseru kepada
Tuhan. Seruan itu untuk menyatakan keterbatasan Daud, dan betapa
hidupnya hanya ada dalam lindungan dan penyertaan Tuhan.
Kejadian 15:1-21 mengisahkan kekalutan Abram terkait hidupnya
yang belum juga dikaruniai keturunan. Dia berpikir akan mati dan hambanya
Eliezerlah yang akan mewarisi seluruh kepunyaannya. Ini jelas sebuah
pergumulan yang berat, karena dia tidak mempunyai keturunan untuk
melanjutkan kehidupan. Dalam situasi itu, Allah kemudian hadir memberikan
janji kepada Abram, yakni membuat keturunan Abram menjadi banyak dan
tidak terhitung jumlahnya. Dia pun percaya: “Lalu percayalah Abram kepada
TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai
kebenaran.” Abram nampaknya tidak mempertanyakan lagi, dan tidak
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
82

berusaha memverifikasi apakah ini mungkin terwujud? Keyakinan Abram,


diperhitungkan oleh Tuhan sebagai kebenaran. Dalam ukuran dan
pandangan manusia, apa yang dikatakan Allah memang tidak masuk akal.
Bagaimana mungkin di usia yang sudah tua istri Abram masih bisa
melahirkan? Tetapi Abram tidak memberi komentar atas pernyataan Allah.
Abram percaya apa yang dikatakan Tuhan. Abram percaya bahwa Tuhan
mampu membuat sesuatu yang tidak mungkin bagi manusia. Mengapa
Abram percaya? Karena dia adalah orang yang telah dikuduskan oleh Allah.
Dia dipilih oleh Allah dan ditersendirikan untuk menjadi sebuah bangsa yang
besar. Abram telah menjadi warga kerajaan Allah, karena pilihan Allah
sendiri, bukan karena keinginan Abram.
Filipi 3:17-4:1 berisi penjelasan Paulus tentang status umat Tuhan
sebagai warga kerajaan surga. Kewarganegaraan sebagai orang Romawi
dalam konteks Paulus adalah sangat penting. Dengan menjadi warga negara
Romawi, dia mendapatkan perlakuan istimewa. Jika Paulus bicara soal
kerajaan surga, maka Paulus ingin menunjukkan keistimewaan dari warga
kerajaan surga. Jika warga negara romawi bisa memperoleh kebebasan
dengan cara membeli kebebasan mereka, maka demikian pun dengan
pengikut Kristus! Mereka telah ditebus bukan dengan barang yang fana
seperti perak dan emas, tetapi dengan darah Kristus yang amat berharga.
Jika warga Romawi tidak melihat hukum sebagai terror sejauh mereka taat,
demikian pun dengan orang Kristen. Selama mereka dipimpin oleh Roh
Allah, maka mereka berada di bawah hukum Roh kehidupan yang telah
membebaskan mereka dari hukum dosa dan maut. Jika orang Romawi
mendapatkan haknya karena diangkat sebagai warga kerajaan, dan punya
akses khusus kepada kekaisaran, demikianpun dengan orang Kristen, telah
menerima pengangkatan sebagai warga kerajaan Allah dan mendapatkan
akses istimewa di hadapan Tuhan. Paulus ingin menyatakan keistimewaan
seorang yang telah menjadi warga kerajaan surga. Menjadi menjadi warga
kerajaan surga berarti punya hubungan khusus dengan Tuhan dan tidak
perlu diwakili oleh siapapun, untuk datang kepada-Nya.
Lukas 13:31-35 mengisahkan betapa Yesus nampaknya akan dipaksa
secara halus untuk meninggalkan wilayah Galilea yang saat itu berada dalam
kekuasaan Herodes Antipas. Tidak jelas, apakah orang Farisi yang terganggu
dengan pengajaran Yesus, ataukah Herodes takut terjadi keributan di
wilayahnya? Tafsir lain adalah terjadi persekongkolan orang Farisi dan
Herodes untuk mengusir Yesus. Namun Jawaban Yesus cukup
mengejutkan, "Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu: Aku mengusir
setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari
yang ketiga Aku akan selesai”. Yesus jelas tidak peduli dengan ancaman
kaum Farisi. Yesus bahkan menyebut Herodes sebagai serigala. Yesus sendiri
sudah mengetahui bahwa Dia tidak akan mati, jika bukan di Yerusalem.
Herodes punya kuasa untuk mengusir Yesus dari wilayahnya, tetapi Yesus
mempercayai, bahwa belum waktunya bagi dia untuk mati, jika belum
sampai di Yerusalem. “Yerusalem adalah pusat Israel dan seolah-olah
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
83

mewakili seluruh Israel, sebab kota itulah tempat kedudukan pucuk


pimpinan Israel. Dan Yesus, yang menyamakan diri-Nya di sini dengan
seorang nabi, akan mati di pusat Israel itu”.

Pokok-pokok pengembangan khotbah


Sejak kapan kita disebut sebagai warga kerajaan Surga? Apa
istimewanya menjadi warga kerajaan surga? Pertanyaan pertama ingin
menanyakan tentang pertanyaan mendasar tentang siapa yang bisa disebut
warga kerajaan Allah. Sedangkan pertanyaan kedua ingin melihat perbedaan
mendasar warga kerajaan surga dan yang bukan warga kerajaan surga.

1. Kapan kita menjadi warga kerajaan Allah?


Pertanyaan ini penting, karena ini menyangkut tentang identitas kita
sebagai manusia. Jika kita kembali kepada kisah kejatuhan manusia, maka
sesungguhnya kita adalah makhluk yang tidak lagi layak berada di hadapan
Allah. Kejatuhan manusia pertama, punya dampak pada generasi berikut di
mana kita menjadi manusia yang harus mewarisi dosa. PGT Bab 3 butir 7
menyebut: “Pemutusan hubungan yang benar dengan Allah mengakibatkan
umat manusia tidak lagi sanggup hidup dalam kebenaran dan kesucian serta
ketaatan terhadap hukum Allah, dalam hubungan dengan sesama manusia
dan alam semesta, sehingga manusia berada di bawah hukuman murka
Allah.” Dalam ketidakberdayaan inilah, manusia membutuhkan pertolongan
dari Allah sendiri. Karena itu Bab 4 PGT butir 5 menyelaskan bahwa Yesus
Kristus telah menanggung kutuk murka Allah atas dosa kita melalui
penderitaan-Nya sampai mati di kayu salib dan bahkan turun ke dalam
kerajaan maut. Semua-nya itu dibuat-Nya untuk menggantikan kita dan
dengan itu Ia menebus kita dari kuasa maut menjadi milik-Nya. Jelas betapa
keselamatan tidak mungkin diusahakan oleh manusia, karena mereka telah
jatuh dalam dosa. Satu-satunya cara adalah menanti belas kasihan Allah.
Sayangnya, menurut Paulus banyak yang menjadi seteru salib.
Orang-orang ini kesudahannya adalah kebinasaan. Tetapi mereka yang telah
menjadi warga kerajaan surga, oleh Paulus disebutkan, bahwa tubuh mereka
yang hina diubahnya menjadi mulia. Dalam kekristenan, menjadi warga
kerajaan Allah kemudian ditandai dengan baptisan kudus. Gereja memakai
tanda baptisan untuk menyatakan identitas seseorang sebagai warga
kerajaan surga. Dalam kisah Abraham, maka sangat jelas bahwa warga
kerajaan Allah yang dilekatkan pada Abraham datang dari pilihan Tuhan
sendiri terhadap Abraham. Ini bukan pilihan Abraham, tetapi Allah yang
memilih Abraham dan meminta dia keluar dari Ur-kasdim untuk dikuduskan
sebagai satu bangsa yang menjadi warga kerajaan surga. Pilihan yang
datang kepada Abraham membuat Allah menyatakan janjinya kepada
Abraham untuk menjadi bangsa yang besar.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


84

2. Apa Istimewanya menjadi warga kerajaan surga?


Menjadi warga kerajaan surga, berarti kita diberi akses khusus untuk
datang kepada Allah, tanpa harus diwakili oleh orang lain. Jika dalam PL, hak
warga diwakili oleh para imam untuk menyampaikan permohonan kepada
Allah, maka dalam penebusan Kristus, kita mempunyai akses langsung untuk
datang kepada Allah, tanpa harus melalui perantara. Kita menjadi manusia
yang telah dimerdekakan dari dosa, bukan sekadar merdeka dari
ketertindasan. Yesus bahkan telah memperlihatkan bahwa dia tidak dapat
diikat oleh ruang dan waktu tertentu, dan tidak dapat dikendalikan oleh
kekuasaan. Kerajaan Allah lebih besar dari kerajaan Herodes. Itu sebabnya
Yesus tidak gentar dengan ancaman kaum Farisi yang memakai nama
Herodes untuk mengusir Yesus dari wilayah kekuasaannya.
Menjadi warga kerajaan surga berarti kita akan seperti Daud, yang
meyakini bahwa dalam segala perkara hidup dan berbagai pergulatan hidup
yang berat, kita tetap punya keyakinan tentang tuntunan Allah. Kita bisa
gelisah dan takut, seperti yang juga dialami oleh Daud. Namun demikian, kita
tidak boleh putus asa. Takut dan gelisah adalah hal yang manusiawi. Tetapi
dengan menjadi warga kerajaan Allah, keyakinan kepada Tuhan tidak boleh
hilang. Kita tentu harus menjadi warga negara yang baik. Namun lebih dari
itu, juga menjadi warga kerajaan Allah seperti keyakinan Daud dalam
pergulatan hidupnya.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


85

Bahan Penelaahan Alkitab Tanggal 14-19 Maret 2022


Prapaskah II

KEWARGAAN KITA DI DALAM SURGA


Dao Suruga tu tondok kadadianta
Lukas 13:31-35

Tujuan:
1.Jemaat Memahami bahwa kita adalah warga Kerajaan Surga.
2.Jemaat memahami bahwa sebagai warga kerajaan surga maka kita mempunyai hak istimewah.

Pembimbing Teks
Pada teks sebelumnya, Yesus bicara tentang siapa yang akan masuk
dalam Kerajaan Allah. Yesus menjelaskan kepada pendengarnya, bahwa
kerajaan Allah bukan milik kelompok tertentu (bukan milik orang Yahudi).
Karena pada akhirnya yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan
terdahulu menjadi yang terakhir (ay.27-30). Artinya, warga Kerajaan Surga
tidak ditentukan sama sekali oleh identitas kesukuan. Tetapi siapapun dapat
menjadi warga Kerajaan surga.
Pada teks Lukas 13:31-35 Yesus menjelaskan tentang kematian dan
kebangkitan-Nya (ay.32). Yesus menyampaikan bahwa Sesungguhnya
rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi. Tetapi Aku berkata
kepadamu: Kamu tidak akan melihat Aku lagi hingga pada saat kamu
berkata: Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!" (ay.35).
Pertanyaannya, apakah Yesus sedang mengeser Bait Allah sebagai pusat
penyembahan Yudaisme dan menjadikan Yesus sendiri sebagai pusat?
Apakah Yesus sedang bicara tentang kerajaan yang baru yang tidak lagi
berpusat di Yerusalem? Bait Allah akan ditinggalkan dan menjadi sunyi! Pada
saat yang sama, mereka tidak akan melihat Yesus sampai adanya
pengakuan, “diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan”.
Teks ini menjadi sangat menarik, karena memperlihatkan kepada
kita, bahwa pusat Kerajaan Allah bukan lagi seperti dalam paham Yudaisme.
Tetapi kerajaan Allah ada bersama dengan Kristus. Jadi siapa yang akan
menjadi warga Kerajaan Allah? Warga Kerajaan Allah tentu mereka yang
percaya, “Yesus Kristus Itulah Tuhan dan Juruselamat”.

Pertanyaan Diskusi
1.Apa maksud Yesus dalam ayat 35 yang mengatakan “Kamu tidak akan
melihat Aku lagi hingga pada saat kamu berkata: Diberkatilah Dia yang
datang dalam nama Tuhan!" (Apa tu nasanga Puang Yesu lan aya’ 35
“Tae'mo mila untiroNa' sae lako nalambi'na tu attu la minii ma'kada kumua:
Maupa'mo Ia tu saena umpotete sanganNa Puang.”)
2. Apakah kita sudah yakin bahwa kewargaan kita adalah di dalam sorga? Jika
suda yakin, apa lasan kita dan jika belum mengapa? (Manappa’moki’raka
kumua dao suruga tu tondok kadadianta? Iake manappa’moki’, apa tu
tapenggarontoi’, ia ke tae’pi, matumbai to.)
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
86

Bahan khotbah hari Minggu Tanggal 20 Maret 2022


Prapaskah III dan Pembukaan Pekan PI

SENDENGKANLAH TELINGAMU
Pelempei tu suling pa`perangimmu

Bacaan Mazmur : Mazmur 63:2-9


Bacaan 1 : Yesaya 55:1-9 (Bahan Utama)
Bacaan 2 : 1 Korintus 10:1-13
Bacaan 3 : Lukas 13:1-9
Nas Persembahan : Mazmur 33:1-2
Petunjuk Hidup Baru : Yesaya 55:7

Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa sekalipun kita berdosa Allah tetap mengasihi kita
2. Jemaat berupaya menjalani hidupnya untuk selalu mendengarkan Firman Tuhan

Pemahaman Teks
Mazmur 63:2-9 menguraikan tentang keberadaan pemazmur yang
sedang berhadapan dengan para pendusta dan orang-orang yang ingin
mencabut nyawanya (ay.10,12). Dalam menghadapi persoalan itu, ia sendiri
hidup dalam persembunyiannya (ay.2). Walau demikian Ia datang kepada
Allah mencurahkan pergumulannya (ay.2-3). Dalam keberserahannnya
kepada Tuhan, pemazmur pun akhirnya merasakan kekuatan menghadapi
semua persoalan hidupnya. Karena itulah Ia bermegah dan memuliakan
Tuhan (ay.4-8).
Yesaya 55:1-9 merupakan undangan kepada umat untuk datang
kembali ke dalam keselamatan yang dari Tuhan. Sekalipun bangsa Israel
telah meninggalkan Allah, namun kini diundang kembali oleh Allah untuk
masuk ke dalam persekutuan dengan Allah. Umat dipanggil untuk menerima
makanan keselamatan secara Cuma-cuma. Dalam keberdosaan umat-Nya,
Allah menunjukkan betapa besar kemurahan dan rancangan Allah yang
berkenan memanggil umat-Nya sekalipun umat-Nya telah jatuh dalam
keberdosaan. Allah menegaskan bahwa: “Sebab rancangan-Ku bukanlah
rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman Tuhan.
Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari
jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu” (ay.8-9). Karena itu
sendengkanlah telingamu dan datanglah kepada-Ku; Dengarkanlah, maka
kamu akan hidup! Oleh sebab itu, carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui;
berserulah kepada-Nya selama Ia dekat.
1 Korintus 10:1-13 berisi nasehat Paulus kepada jemaat Korintus agar
tidak mengulangi sikap nenek moyang mereka yang tidak menghormati
Tuhan dengan melakukan penyembahan berhala, percabulan, mencobai
Tuhan dan melawan Tuhan dengan bersungut-sungut, sehingga membuat
mereka tewas di padang gurun (ay.5-10). Jemaat Korintus diminta
hendaknya tetap kuat menghadapi pencobaan agar tidak jatuh, sebab
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
87

pencobaan yang akan dialami adalah pencobaan yang tidak melebihi


kekuatan mereka (ay.12-13). Paulus berharap agar jemaat mendengarkan
nasihat Paulus untuk tetap kuat berpegang pada kebenaran Allah.
Lukas 13:1-9 menceritakan tentang sikap Yesus yang tidak sekedar
mendengar apa yang disampaikan oleh beberapa orang tentang darah
orang Galilea yang dicampurkan Pilatus untuk persembahan. Yesus
menegaskan bahwa hal yang dialami oleh orang-orang Galilea bukanlah
semata-mata sebagai hukuman atas dosa-dosa mereka, tetapi terutama
sebagai peringatan kepada siapa saja bahwa hidup manusia itu tidak abadi.
Karena itulah hidup ini harus dijalani sebaik-baiknya. Kita yang hidup ini
sesungguhnya masih diberi kesempatan oleh Tuhan, walaupun hidup kita
kadang ibarat pohon ara yang tidak menghasilkan apa-apa. Kesempatan
untuk bertobat masih tetap diberikan. Bahkan ketika pohon ara yang
tumbuh itu tidak menghasilkan apa-apa selama tiga tahun (ay.6) dan
membuat pemilik pohon ingin segera menebangnya, pengurus kebun pun
ternyata masih memohon kepada tuannya untuk bersabar menantikan
pohon tersebut menghasilkan buah setahun lagi.
Korelasi seluruh bacaan adalah terkait dengan pertobatan.
Pertobatan merupakan satu-satunya jalan untuk bisa kembali kepada Tuhan
karena kehidupan manusia sudah pebuh dengan dosa. Tuhan masih
memberikan kesempatan untuk bertobat untuk menghasilkan buah (Luk.13).
Tuhan telah merancangkan hal yang baik untuk kehidupan umat (Yes.55).
Karena itu umat Tuhan hendaknya tidak mengulangi sikap hidup yang
menimbulkan dosa (1.Kor). Sebaliknya, umat Tuhan hendaknya datang
kepada Tuhan saat menghadapi berbagai cobaan hidup (Maz.63)

Pokok-pokok pengembangan khotbah


 Di Minggu Prapaskah III ini kita diajak mendengar undangan Allah guna
menghayati dan meninggalkan kecenderungan kehidupan kita yang
sering dalam dosa. Karena itu melalui Yesaya 55:6 ditegaskan bahwa:
“Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui, berserulah kepada-Nya
selama Ia dekat!”. Di sini kita dapat menghayati undangan Allah bahwa:
“Hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air, dan hai orang
yang tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang
pembeli dan makanlah, juga anggur dan susu tanpa bayaran! (Yes. 55:1).
 Menyendengkan telinga adalah salah satu sikap yang diharapkan oleh
Tuhan. Tuhan ingin kita mendengar undangan Tuhan setiap saat,
mendengar peringatan-peringatan-Nya seraya meninggalkan kebiasaan-
kebiasaan buruk yang dapat membinasakan hidup kita. Firman Tuhan
menegaskan kepada kita, bahwa “Sendengkanlah telingamu dan
datanglah kepada-Ku; dengarkanlah, maka kamu akan hidup! Aku hendak
mengikat perjanjian abadi dengan kamu, menurut kasih setia yang teguh
yang Kujanjikan kepada Daud (Yes.55:3)
 Selagi kita masih diberi kesempatan untuk hidup seperti pohon ara yang
seharusnya sudah harus ditebang tetapi masih diberi kesempatan oleh
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
88

pemiliknya selama setahun untuk dikelola oleh pengurus kebun (Luk.13:8-


9), kita hendaknya berjuang untuk menghasilkan buah-buah. Janganlah
membiarkan diri kita selalu hidup dalam kebiasaan-kebiasaan yang tidak
memberi buah, karena cara hidup seperti itu justru akan membawa
kebinasaan dalam hidup kita.
 Di minggu prapaskah III ini kita mesti sadar bahwa panggilan Tuhan
selalu tersedia untuk kita. Panggilan-Nya merupakan pengharapan
sekaligus peringatan bagi kita untuk tetap bergantung sepenuhnya
kepada-Nya. Karena itulah Tuhan meminta umatNya untuk
mendengarkan dan mencari Dia serta berseru kepada-Nya selagi masih
ada waktu. Janganlah menyia-nyiakan waktu yang ada, sebab waktu yang
kita hidupi sekarang ini adalah waktu yang memiliki batas tertentu. Sikap
seorang pemazmur (Maz.63) telah memberi gambaran kepada kita,
bahwa dalam ketertekanan hidupnya ia justru datang berserah kepada
Tuhan sehingga segala persoalannya terselesaikan dalam Tuhan.
 Menyendengkan telinga kepada Tuhan berarti mengarahkan perhatian
kita untuk selalu memperhatikan Firman Tuhan dengan cara membaca
dan mendengar kebenaran Firman Tuhan setiap hari. Selain itu kita
membutuhkan sikap hidup pertobatan dalam waktu yang Tuhan masih
anugerahkan kepada kita dan menjadi pohon ara yang bisa menghasilkan
buah-buah terbaik.
 Dalam Lukas 13:1-9 kita dapat menghayati kemurahan Tuhan yang
senantiasa memberikan kesempatan bagi kita untuk hidup dalam
pertobatan. Karena itu jangan hidup lagi dengan cara yang tidak
berkenan kepada Tuhan. Sendengkanlah telinga kepada seruan Tuhan
seperti undangan Yesaya dan janganlah mengikuti keinginan hati yang
dapat mendatangkan kesia-siaan. Lebih dari itu, dengarkanlah nasihat
Paulus seperti yang disampaikan kepada jemaat Tesalonika.
Sendengkanlah telingamu pada Tuhan dan dengarkanlah nasihat-Nya.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


89

Bahan Penelaahan Alkitab Tanggal 21-26 Maret 2022


Prapaskah III

SENDENGKANLAH TELINGAMU
Pelempei tu suling pa`perangimmu
Lukas 13:1-9

Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa sekalipun kita berdosa Allah tetap mengasihi kita
2. Jemaat berupaya menjalani hidupnya untuk selalu mendengarkan Firman Tuhan

Pemahaman Teks
Perikop ini menceritakan tentang pemilik kebun anggur yang
datang mencari buah pada pohon ara milik kepunyaannya. Namun sayang,
selama 3 tahun, tak ada satu buah pun yang dihasilkan. Karena dianggap
tidak berarti maka ia meminta pengurus kebun anggur itu untuk menebang
pohon tersebut karena dianggap hidup di kebun dengan percuma. Namun
pengurus kebun itu justru memohon kepada pemilik kebun sekiranya
mungkin pemilik kebun masih membiarkan tumbuh setahun lagi sambil
pengurus kebun mencangkul tanahnya dan memberi pupuk kepada
tanaman tersebut. Harapannya ialah mungkin tahun depan pohon ara itu
dapat berbuah.
Perumpamaan di atas setidaknya dapat mengajak kita untuk
memahami bahwa Tuhan masih memberi kesempatan kepada kita untuk
bertobat, bertumbuh dan memberi buah dalam kehidupan. Kesempatan itu
memiliki waktu yang sangat terbatas sehingga kita pun hendaknya
menggunakan waktu yang terbatas itu untuk selalu mendengarkan nasihat-
nasihat dari Tuhan. Permohonan yang disampaikan oleh pengurus kebun
anggur kepada pemilik kebun anggur menjadi gambaran bahwa Tuhan
masih mendengarkan permohonan kita. Karena itu upaya-upaya untuk
memperbaiki pertumbuhan rohani kita juga masih terbuka. Dengan
memberi pupuk rohani yang dapat membuat pertumbuhan kerohanian kita
semakin baik, iman kita bisa pula bertumbuah dan menghasilkan buah-buah
yang baik pada waktunya.

Pertanyaan Diskusi
1. Menurut anda siapa yang dimaksud Yesus tentang pengurus kebun
anggur dan pemilik kebun anggur dalam perikop?
Situru’ pangappa’ta, mindara tu nasanga Puang Yesus to ma’kampa pa’lak
Anggoro’, na minda tu ampunna pa’lak anggoro’?
2. Baca kembali ayat yang ke 7. Menurut anda apa makna yang terkandung
dalam ayat tersebut jika dikaitkan dengan kehidupan kita?
Basai sule tu aya’ 7, situru’ pa’nannunganta, apa patunna te kada dipokada
ke dipasiumpu’i katuoanta.?

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


90

Bahan khotbah hari Minggu Tanggal 27 Maret 2022


Prapaskah IV dan Penutupan Pekan PI

PENUH KASIH SEPERTI BAPA


Masokan susi Ambe’

Bacaan Mazmur : Mazmur 32:1-11


Bacaan 1 : Yosua 5:1-12
Bacaan 2 : 2 Korintus 5:16-21
Bacaan 3 : Lukas 15:11-32 (Bahan Utama)
Nas Persembahan : Mazmur 32:11
Petunjuk Hidup Baru : 2 Korintus 5:17

Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa dosa menjadikan hubungan manusia dengan Allah terpisah.
2. Jemaat memilih hidup dekat dengan Allah dan mengasihi dunia seperti Bapa mengasihinya.

Pemahaman Teks
Mazmur 32:1-11 merupakan ungkapan isi hati Daud yang berbahagia
karena Tuhan mengampuninya. Dosa Daud ditutupi dan kesalahannya tidak
diperhitungkan Tuhan. Daud memahami bahwa pengampunan itu bukan
karena dia layak melainkan semata-mata karena anugerah Tuhan
kepadanya. Daud menjadi contoh orang yang memiliki sikap terpuji yaitu
memilih jujur mengakui dosa dan pelanggarannya di hadapan Tuhan. Dari
kisah Daud, terbukti bahwa Tuhan nyata mengampuni orang yang sungguh-
sungguh berduka karena dosanya dan mau berpaling.
Yosua 5:1-21 mengisahkan tentang perintah Allah kepada Yosua
untuk menyunatkan bangsa Israel. Dengan tindakan itu, cela atau
kecemaran dari Mesir dihapuskan oleh Allah. Sunat dalam Perjanjian Lama
adalah tanda bahwa seseorang berhak untuk ikut ambil bagian dalam
berkat-berkat perjanjian. Sunat juga berarti ketaatan kepada perjanjian Allah
dengan umat-Nya.
2 Korintus 5:11-21 merupakan surat yang berisi kesaksian Rasul Paulus
tentang karya Allah di dalam Yesus sebagai jalan pendamaian. Kematian dan
kebangkitan Yesus membuka belenggu dosa atas manusia. Paulus
menyerukan kepada Jemaat Korintus untuk merespons kasih dan kebaikan
Allah yang telah dinyatakannya di dalam Yesus dengan menjadi ciptaan baru
yang tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri tetapi hidup untuk Allah.
Lukas 15:11-32 berisi cerita tentang perumpamaan anak yang hilang.
Anak bungsu adalah gambaran orang berdosa yang membuang karunia-
karunia Allah demi kesenangan diri dan membawanya pada hidup yang
terpuruk. Sadar akan perbuatannya yang keliru, anak bungsu menyesal dan
kembali kepada bapanya dengan kerendahan hati untuk mengakui
kesalahannya. Sang bapa menyambut dengan penuh kasih bahkan sangat
bersukacita melihat anaknya kembali. Anak sulung dikisahkan sebagai
pribadi yang tidak rela menerima kembalinya sang bungsu. Penolakannya
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
91

semakin menguat ketika sang bapa menyambut anak bungsu dengan pesta
yang meriah.
Korelasi: Keempat bacaan menyajikan potret realitas dosa yang
menggoda dan sanggup mencengkram hidup manusia. Namun anugerah
pengampunan Allah dinyatakan kepada setiap orang yang benar-benar
berpaling yang mengakui dan berduka atas semua dosa-dosanya.
Pengampunan dari Allah berlaku bukan karena kita layak menerimanya
melainkan semata-mata karena anugerah kasih Allah atas segenap ciptaan-
Nya.

Pokok-pokok Pengembangan Khotbah


▪ Dosa masih menggoda
Apa pentingnya membicarakan dosa? Bukankah Kristus telah
menebus dosa manusia? Kita memperoleh jawaban atas pertanyaan itu
dalam rumusan Pengakuan Gereja Toraja bahwa “sejak kita percaya
kepada Yesus Kristus, kita sudah berada dalam kehidupan baru, tetapi
dosa masih tetap merupakan kenyataan dalam kehidupan kita. Kehidupan
beriman menempatkan kita dalam pergumulan antara dosa dan anugerah,
antara yang lama dan yang baru” (lih. PGT bab V, butir 5).
Keempat bacaan minggu ini juga menjelaskan realitas dosa dalam
kehidupan manusia: Daud berdosa namun mendapat pengampunan Allah
(Mzm. 32:1-11); Sunat diperintahkan untuk mengikat perjanjian antara Allah
dan bangsa Israel agar mereka tidak lagi memberontak kepada Allah (Yos.
5:1-2); tindakan pendamaian di dalam Kristus yang diinisiatif Allah untuk
pemulihan hubungan dengan manusia yang rusak karena dosa (2Kor. 5:11-
21); serta kisah anak yang hilang yang hidup dalam dosa namun akhirnya
kembali kepada bapanya. Sekalipun dunia ada dalam godaan dosa, namun
Allah tetap mengasihinya dan menghendaki pertobatannya.
Fakta dunia dengan realitas dosa yang terus menggoda,
menempatkan tugas Pemberitaan Injil (PI) tetap urgen untuk terus
dilakukan. PI adalah panggilan dalam rangka melepaskan dunia dari
cengkraman dosa, merangkulnya kembali kepada Allah. Dengan itu gereja
mengambil peran untuk mewujudkan tanda-tanda Kerajaan Allah di dunia
yaitu dunia takluk dalam pemerintahan Allah. Upaya PI yang berbuah
menjadikan gereja patut untuk turut bersukacita bersama Allah dalam
pesta jamuan surgawi.

▪ Menyambut yang terhilang


Perumpamaan anak yang hilang sebagai tekanan utama khotbah
minggu ini mengusung pesan yang tidak tunggal. Setidaknya, ada dua
pesan yang cukup menonjol. Pertama, adalah tentang pertobatan anak
bungsu dan kembali kepada sang bapa dan disambut dengan pesta jamuan
meriah. Hal ini merefleksikan bagaimana Allah sangat menantikan
pertobatan manusia dan pertobatan itu mencipta sukacita Surgawi.
Pesan kedua adalah respons anak sulung terhadap kembalinya
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
92

anak bungsu yang terkisah pada bagian akhir perumpamaan (ay. 25-32).
Pesan kedua ini sungguh tidak boleh diabaikan. Sebab, bila melihat
konteks perumpamaan ini, justru tujuan utama Yesus menyampaikannya
adalah untuk mendidik orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang
mencemooh sambutan Yesus kepada para pemungut cukai dan orang-
orang berdosa yang datang mendengarkan-Nya (lih. Luk. 15:1-3). Yesus
seolah-olah hendak berkata kepada mereka “mengapa kamu bertingkah
seperti anak sulung, yang bereaksi negatif menolak turut bersukacita
dengan Aku dalam pesta perjamuan menyambut orang-orang berdosa
yang telah kembali?”. Sikap orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat tersebut
tentu berdasar pada paradigma religius keyahudian yang kerdil, yaitu
keselamatan adalah eksklusif bagi mereka dan tidak untuk orang lain di
luar komunitas mereka, apalagi orang berdosa. Iman dan sikap demikian
justru menempatkan mereka sebagai “anak yang hilang sesungguhnya”.

Demonstrasi Kasih yang Bapa


Melalui perumpamaan ini Yesus mendemonstrasikan bentuk kasih
Bapa bagi anak-anak-Nya. Anak yang hilang yang kembali adalah model
pertobatan orang berdosa yang disambut Allah dengan pengampunan, cinta
yang total dan suka cita surgawi yang meriah. Ini adalah kritik yang menukik
sikap manusia yang kadang sulit dengan hati yang lapang menerima kembali
orang yang jatuh ke dalam kesalahan yang fatal, dan menyisakan luka dalam.
Lebih fatal bila yang terjadi adalah orang-orang percaya bertindak seolah-
olah sebagai portal pembatas berlakunya kasih Allah untuk orang berdosa.
Jikalau anak bungsu dapat menghabiskan harta warisan dari
bapanya yang ia terima dengan cara yang keliru dan bahkan membawa aib
bagi keluarga, namun ada satu hal yang tidak mungkin dapat ia habiskan. Ia
tidak mungkin menghabiskan kasih dan kebaikan bapanya. Demikian kasih
dan kebaikan Allah adalah sempurna dan tidak akan pernah habis bagi
segenap ciptaan-Nya. Karena itu, adalah juga keliru jika seseorang yang jatuh
dalam dosa merasa enggan, malu dan tidak layak lagi kembali kepada Bapa
dan ke dalam persekutuan bersama dengan anak-anak Bapa. Manusia lah
yang seringkali menakar kualitas pun kuantitas kasih Allah dengan ukuran
terbatas. Takaran demikian membatasi kita menyalurkan kasih dan kebaikan
seperti yang dilakukan Allah.
Penulis Injil Lukas tidak menjelaskan bagaimana cerita
perumpamaan ini berakhir. Tidak ada keterangan bagaimana si sulung
merespons penjelasan bapanya. Ini adalah bentuk perumpamaan dengan
kisah akhir yang terbuka (open ending). Kitalah yang akan menuntaskan
akhir ceritanya! Apakah kita tetap berkeras hati menolak anak bungsu
ataukah berpaling menyambutnya dengan kasih dan kebaikan seperti yang
sang Bapa perbuat?

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


93

Bahan Penelaahan Alkitab 28 Maret-3 April 2022


Prapaskah IV

PENUH KASIH SEPERTI BAPA


(Masokan susi Ambe’)
Yosua 5:1-12

Pemahaman Teks
Selama kurun waktu empat puluh tahun, tidak ada keturunan orang
Israel yang lahir dalam perjalanan keluar dari Mesir yang disunat. Generasi
pertama yang bersunat telah habis dan tidak dapat masuk ke tanah Kanaan
Itu bukanlah karena ketidakmampuan Allah membawa mereka untuk sampai
ke Kanaan, tetapi adalah konsekuensi dari pemberontakan mereka kepada
Allah selama perjalanan di padang gurun (ay.6). Generasi kedua harus
disunat dan hal itu menjadi awal dari penghapusan cela Mesir atas bangsa
Israel (ay.9).
Sunat yang dititahkan Allah dicatat pertama kali dalam kitab
Kejadian, yaitu pada saat Allah mengulang janjinya kepada Abraham.
Kejadian 17:10-12 “Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian
antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara
kamu harus disunat; haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi
tanda perjanjian antara Aku dan kamu. Anak yang berumur delapan hari
haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik
yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang
asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu”.
Setting peristiwa perintah Allah kepada Yosua untuk penyunatan
bangsa Israel “dengan batu” secara massal adalah di Gilgal. Tempat ini
terletak di dekat kota Yerikho. Gilgal memiliki sejarah penting bagi bangsa
Israel. Gilgal dijadikan tempat persinggahan Yosua serta bangsa Israel dan
juga basis operasi militer selama penaklukan Kanaan dan kota-kota lainnya.
Setelah setiap kemenangan diraih, mereka pun kembali ke markas
perkemahan besar di Gilgal. Di tempat ini jugalah manna berhenti diberikan
kepada bangsa Israel, tepatnya satu hari setelah perayaan Paskah dan
bangsa Israel mulai memakan hasil negeri Kanaan (ay. 10-12).

Pertanyaan Diskusi:
1. Apa makna yang dapat kita refleksikan dari perintah sunat bagi bangsa
Israel sebagaimana dikisahkan dalam Yosua 5:1-12?
Umba latakua umpapayanni tu patunna Sunna’ susi tu dipa’parentan lako
to Israel lan Yosua 5:1-12?
2. Apa relevansi makna sunat dengan panggilan Pemberitaan Injil Gereja
Toraja?
Denraka siumpu’na patunna Sunna’ anna ia tu passanan tengko
umpesa’bian kareba Kaparannuan lan Gereja Toraja.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


94

Bahan khotbah hari Minggu Tanggal 3 April 2022


Prapaskah V (Bulan Diakonia – Aksi Pangiu’)

KASIH YANG BENAR


(Pa`kaboro` Tongan)

Bacaan Mazmur : Mazmur 126:1-6


Bacaan 1 : Yesaya 43:16-21
Bacaan 2 : Filipi 3:1-16
Bacaan 3 : Yohanes 12:1-8 (Bahan Utama)
Nas Persembahan : Mazmur 126:5-6
Petunjuk Hidup Baru : 1 Yohanes 4:16

Tujuan:
1. Jemaat Memahami bahwa mengasihi Allah harus dinyatakan dengan pengorbanan yang besar
2. Jemaat dapat menghidupi kasih Allah dengan komitmen mengasihi Allah dan sesama

Pemahaman Teks
Mazmur 126:1-6 adalah nyanyian ziarah umat Israel yang
mengungkapkan isi hati, perasaan dan pikiran umat yang terus mengenang
dan mendambakan pemulihan dari penderitaan. Pemulihan yang dilakukan
oleh Allah dan diakui sebagai sebuah perkara yang besar yang melahirkan
sukacita besar, sebagaimana terungkap dalam tawa dan sorak-sorai serta
membuat bangsa-bangsa mengakui kebesaran Tuhan (ay.2). Pemulihan itu
dilakukan oleh Allah sendiri (ay.1) atas permintaan dalam doa oleh umat-Nya
(ay.4). Bertahan dalam iman di tengah penderitaan karena situasi sulit,
digambarkan seperti penabur yang bekerja dengan mencucurkan air mata,
namun juga dengan pengharapan bahwa akan pulang membawa berkas-
berkasnya (ay.6). Demikianlah besarnya harapan umat Allah akan terjadinya
pemulihan di tengah situasi sulit yang dihadapi.
Yesaya 43:16-21 menekankan pengharapan pembebasan yang
dijanjikan oleh Tuhan bagi umat yang sedang putus asa dalam pembuangan
di Babel (ay.16-17), bahwa Tuhan  adalah Sang Pengharapan, Sang
Pembebas, yang akan bertindak bagi umat yang sedang dalam penderitaan.
Dalam konteks ini kita melihat betapa besar kasih Allah kepada umat-Nya
yang sedang mengalami berbagai tekanan kehidupan.
Filipi 3:1b-16 dilatarbelakangi oleh Jemaat Filipi yang sedang
mengalami gangguan karena maraknya pengajar palsu, perselisihan, dan
pengaruh agama Yahudi serta orang-orang Kristen keturunan Yahudi yang
merasa lebih baik dari orang Kristen keturunan lain.
Yohanes 12:1-8 menarasikan bagaimana Maria (saudara Marta dan
Lazarus di Betania) meminyaki kaki Yesus dengan minyak Narwastu yang
mahal dan menyekanya dengan rambutnya. Bagi Yudas Iskariot, tindakan
Maria kepada Yesus dipandang sebagai sebuah pemborosan yang sia-sia.
Minyak narwastu yang murni memang mahal harganya. Narwastu adalah
sejenis tanaman yang digunakan untuk membuat minyak wangi
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
95

(Kid.1:12,4:13-14; Mrk.14:3). Pada zaman dahulu, minyak wangi disimpan


dalam buli-buli yang tertutup yang dapat dibuka hanya dengan
menghancurkan leher buli-buli. Minyak narwastu seharga 300 dinar, dimana
satu dinar sama dengan upah kerja sehari seorang pekerja. Jadi harga
minyak narwastu itu hampir sama dengan satu tahun upah pekerja.
Bagi Yudas apa yang dilakukan Maria adalah pemborosan tetapi
Maria melakukannya dengan sepenuh hati dan penuh arti. Dalam konteks
cerita ini, tindakan Maria dilpahami sebagai eksperasi sukacita atas
kehadiran Yesus yang telah membangkitkan Lazarus saudaranya. Yesus
sendiri meneguhkan tindakan Maria sebagai persiapan penguburan-Nya
dalam rangka menebus dosa umat manusia. Apa yang dilakukan oleh Maria
secara materi sangat besar nilainya dan itu dilakukannya sebagai ungkapan
kasihnya yang besar dan benar kepada Yesus yang telah mengasihi dia
bersama keluarganya.
Korelasi bacaan: pengharapan akan janji pembebasan bagi umat
Yehuda di Babel merupakan bukti bahwa Allah benar-benar mengasihi dan
mengampuni umat-Nya. Karena itu seharusnya disambut dengan pertobatan
yang nyata sebagai tanda kasih yang besar dan benar kepada pengorbanan
Allah yang menjadi sempurna di dalam Yesus Kristus.

Pokok-pokok pengembangan khotbah


1. Pernyataan kasih yang benar (ay.3)
Cinta yang sesungguhnya tidak pernah memperhitungkan harga.
Cinta memberikan semua yang dimiliki. Itulah yang dilakukan Maria
kepada Yesus. Maria memberikan apa yang ia miliki dan apa yang
berharga baginya. Minyak narwastu yang mahal adalah simbol harta yang
paling berharga yang di miliki oleh Maria dan Maria memberi yang terbaik
kepada Tuhan. Dalam kisah ini, Maria bukan hanya sosok seorang
perempuan yang selalu setia mendengarkan pengajaran Yesus, tetapi
juga melakukan ajaran Yesus secara nyata. Maria menunjukkan kasih dan
cinta yang besar dan benar kepada Yesus di saat-saat terakhir itu.
Maria memuliakan Yesus melebihi kebiasaan waktu itu. Di Israel, jika
ada tamu yang berkunjung maka tuan rumah menyambut tamunya
dengan membasuh kaki dengan air dan menyekanya dengan kain. Maria
menyambut Yesus bukan dengan air tetapi dengan minyak yang mahal. Ia
juga tidak menyekanya dengan kain, tetapi dengan rambutnya (ay.3).
Rambut adalah mahkota seorang perempuan. Tindakan Maria adalah
suatu simbol penyerahan hidup sepenuhnya kepada Yesus. Kristus telah
menyatakan kasih-Nya yang besar kepada kita, Ia telah mengorbankan
nyawa-Nya sebagai bukti bahwa Ia mengasihi kita. Bagaimana kita
menyatakan bahwa kitapun mengasihi Yesus dengan kasih yang benar?
Kita tidak perlu menyatakan kasih kita kepada Yesus dengan minyak
narwastu, tetapi nyatakanlah kasih kita kepada Kristus dengan
memberikan apa yang berharga yang kita miliki. Berikanlah waktu untuk
melayani Tuhan dengan setia melakukan pekerjaan-pekerjaan Tuhan.
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
96

Berikanlah pengetahuan dan pengalaman untuk memikirkan kemajuan-


kemajuan pelayanan Tuhan, bukan sebaliknya saling menjatuhkan
sehingga terjadi perpecahan (bnd.Flp 3:2). Jadikanlah kedudukan dan
harta benda sebagai alat untuk melayani-Nya sebagai bukti bahwa kita
mengasihi Dia dengan kasih yang benar.

2. Mengasihi Tuhan vs mengasihi diri sendiri (ay.4)


Melihat apa yang dilakukan oleh Maria, naluri “bisnis kotor” Yudas
Iskariot segera tergelitik. Ia tampil seolah-olah sebagai pribadi yang
peduli kepada pelayanan sosial khususnya orang-orang miskin. Pada hal
sesungguhnya ia sedang memikirkan dirinya sendiri. Sebagai pemegang
kas ternyata Yudas Iskariot seringkali mengambil kas yang dipegangnya
untuk kepentingan diri sendiri (ay.6). Yudas tidak mengasihi orang
miskin, ia juga tidak mengasihi Yesus, ia hanya mengasihi dan mencintai
dirinya sendiri. Yudas adalah seorang koruptor yang menunjukkan kasih
dan simpati yang palsu dan pura-pura untuk orang miskin. Ibarat
membungkus barang busuk dalam kemasan yang baik. Yudas memberi
harga minyak narwastu sebesar 300 dinar, sedangkan Yesus yang adalah
guru dan Tuhannya hanya ia hargai 30 keping perak, harga terendah
untuk seorang budak. Adalah sebuah tragedi jika dalam pelayanan gereja
saat ini, masih ada orang-orang yang memiliki tabiat dan karakter seperti
Yudas Iskariot. Yang terus menerus menggerus makna dan nilai
pelayanan dengan motivasi-motivasi yang salah. Mengatasnamakan
pelayanan, bahkan yang paling parah jika mengatasnamakan Tuhan
padahal ia sedang memuaskan nafsu cintanya kepada dirinya sendiri. Ia
berlindung di balik pelayanan untuk memuaskan diri sendiri. Ia mengaku
melayani Tuhan, padahal sedang menonjolkan dirinya. Ia mengaku
mengasihi Kristus padahal ia mengasihi diri sendiri.

3. Mengasihi Kristus dengan kasih yang benar (ay.7)


Rupanya niat busuk Yudas Iskariot diketahui oleh Yesus, itulah
sebabnya Yesus menegurnya dengan berkata: “biarkanlah dia melakukan
hal ini, mengingat hari penguburanKu”. Bagi Yesus tindakan Maria adalah
sebuah penghargaan yang tinggi sekali kepada Yesus dan itu sama sekali
bukan pemborosan yang sia-sia. Apa yang dilakukan oleh Maria adalah
pernyataan kasih yang benar kepada Kristus. Maria menyatakan kasihnya
kepada Yesus dengan memberikan apa yang paling berharga yang ia
miliki. Cinta dan kasih yang besar tidak memperhitungkan harga, dan
itulah yang telah dilakukan oleh Yesus kepada para sahabat-sahabat-Nya
(Yoh.15:13). Melalui pengorbanan dan kematian-Nya Ia telah
menanggung kutuk dan murkah Allah menggantikan kita dan dengan itu
Ia menebus kita dari kuasa maut menjadi milik-Nya (bnd.PGT bab IV butir
5). Sikap Maria dan Yudas adalah pilihan bagi saya dan saudara. Manakah
yang kita pilih: cinta Yesus atau cinta diri sendiri? Memuliakan Yesus atau
mencari keuntungan bagi diri sendiri? Menyatakan kasih yang tulus atau
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
97

simpati yang pura-pura? Tindakan Maria adalah teladan yang Allah


kehendaki untuk kita lakukan di saat kita sedang merenungkan masa-
masa penderitaan Kristus. Mengasihi Kristus dengan kasih yang benar
haruslah dinyatakan dengan tindakan kasih yang nyata pula kepada
sesama manusia, terutama kepada mereka yang menderita dan miskin,
sebab orang miskin akan selalu ada di antara kita (ay.8).

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


98

Bahan Penelaan Alkitab Tanggal 4-9 April 2022


Prapaskah V
KASIH YANG BENAR
Pa`kaboro` Tongan
Filipi 3:1-16

Tujuan:
1.Jemaat Memahami bahwa mengasihi Allah harus dinyatakan dengan pengorbanan yang besar
2.Jemaat dapat menghidupi kasih Allah dengan komitmen mengasihi Allah dan sesama

Pemahaman Teks
Paulus bersaksi tentang perubahan radikal yang terjadi pada dirinya
setelah berjumpa dan mengenal Yesus. Ia yang sekarang sangat berbeda
dengan dia yang dahulu. Ketika masih membenci Yesus dan pengikut-Nya, ia
sama sekali tidak mengenal arti mengasihi dengan benar. Tetapi setelah ia
mengenal Kristus, kini ia mengerti bahwa kasih yang sempurna diperoleh
hanya melalui anugerah Kristus dan bukan melalui ketaatan-ketaatan
lahiriah kepada aturan-aturan agama.
Perjumpaan Paulus dengan Yesus telah mengubah pandangannya
tentang keselamatan. Paulus jadi mengerti kebenaran yang sejati, bahwa
kasih Allah tidak diperoleh dengan mengandalkan perbuatan baik sesuai
hukum Taurat seperti keyakinan masa lalunya. Secara lahiriah masa lalunya
itu patut dibanggakan (ay.4b). Ketaatannya beragama secara lahiriah
sungguh sempurna (ay.5-6). Namun kini Kristus adalah segalanya dan yang
utama adalah pengenalan akan Kristus. Itu sebabnya, yang dulu dianggap
keuntungan, kini dianggap sampah (ay.8). Kebenaran karena iman kepada
Kristus menjadi dasar dan titik tolak perubahan radikal yang dialami Paulus
(ay.9). Dahulu ia berkehendak mengejar kebenaran dengan melakukan
hukum Taurat, tetapi kini kehendaknya adalah mengenal Kristus dan
menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya (ay.10). Tujuannya agar dia
beroleh kebangkitan orang mati (ay.11). Mengasihi Yesus dengan kasih yang
benar adalah berjuang untuk makin serupa dengan Diri-Nya dan berani
meninggalkan hal-hal yang dianggap berharga, jika itu memang
menghalangi untuk mengenal kasih Kristus yang sempurna.

Pertanyaan Diskusi:
1. Setiap orang memiliki sesuatu yang dianggap berharga.Jika hal yang kita
anggap berharga itu menghalangi kita untuk menyatakan kasih Allah,
apakah kita rela meninggalkannya? (Simisa’-misa’ tau pantan naampui
tomai apa nasanga keangga’. Densiaraka lan penaanta morai untampei tu
a’gan susito ke ditiroi kumua nasakkalanganniki’ la umpogau’ pa’kaboro’-
Na Puang?)
2. Menurut saudara adakah kebiasaan dalam hidup berjemaat dan
bermasyarakat yang telah menghambat kita untuk menyatakan kasih
yang benar kepada Allah dan sesama kita? (Situru’ pentirota, denraka tu
kabiasan lan kombongan sia tondok tu ussakkalanginki’ umpapayan
kamamaliran sia pa’kaboro’ lako Puang Matua sia lako padanta rupa tau?)
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
99

Bahan khotbah hari Minggu Tanggal 10 April 2022


Prapaskah VI (Bulan Diakonia – Aksi Pangiu’)

TEGUH SEPERTI GUNUNG BATU


Matoto` Susi Batu Laulung

Bacaan Mazmur : Mazmur 31:10-19


Bacaan 1 : Yesaya 50:4-11 (Bahan Utama)
Bacaan 2 : Filipi 2: 1-11
Bacaan 3 : Lukas 22:14-23
Nas Persembahan : Mazmur 52:11
Petunjuk Hidup Baru : Yesaya 50:7
Tujuan:
1. Jemaat memahami kekuatan seorang hamba dalam menjalankan tugas
2. Jemaat teguh dalam menjalani hidupnya saat menghadapi tantangan

Pemahaman Teks
Mazmur 31:10-19 menjelaskan, Daud adalah salah seorang yang
disebut Tuhan sebagai orang benar, namun sering mengalami penderitaan.
Daud hendak dicelakai Saul bahkan dikhianati anak kandungnya sendiri
(Absalom). Namun ia tetap mengharapkan belas kasihan Tuhan
Yesaya 50:4-11 menjelaskan bahwa Allah mempersiapkan Sang
hamba untuk melakukan suatu tugas. Karena itu sang hamba diajak untuk
mendengar seperti seorang murid (ay.4), agar dapat berkata benar dan
menghibur serta dapat memberi semangat bagi mereka yang
membutuhkan. Nabi Yesaya diberi lidah seorang murid supaya ia dapat
memberikan kepada setiap orang bagaimana menggunakan lidahnya
dengan berterus terang memberitakan dan mengatakan kebenaran. Identik
dengan kebenaran Injil; “Siapa yang percaya akan diselamatkan, tetapi siapa
yang tidak percaya akan dihukum”.
Filipi 2:1-11 berisi nasehat Rasul Paulus pada jemaat Filipi tentang
kewajiban orang Kristen untuk tetap bersatu hati, seia sekata, satu pikiran,
bersatu dan rendah hati menirukan teladan Tuhan Yesus, yang merupakan
teladan agung dalam hal kerendahan hati dan kasih.
Lukas 22:14-23 menceriterakan tentang Yesus yang sedang memberi
petunjuk kepada Petrus dan Yohanes untuk pergi mempersiapkan
perjamuan paskah (sebagai perjamuan perpisahan sebelum Ia menderita).
Sebagai orang Yahudi, Yesus pun turut menjalani tradisi Paskah yang akan
dirayakan dengan dua belas murid-Nya, sebelum Ia menjalani tugas
penebusan.
Korelasi keempat bacaan adalah bahwa Yesus datang ke dunia
menampakkan dua wujud yaitu kodrat ilahi dan dan kodrat manusia. Hal
tersebut didasari kasih karunia-Nya untuk menyelamtakan kita manusia
berdosa. Untuk itu, pada kita dibutuhkan lidah dan telinga seorang murid
untuk mendengar dan memahami makna Perjamuan Kudus yang memandu
kita bersaksi tentang penderitaan, kematian dan pengorbanan Kristus.
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
100

Pokok-pokok pengembangan khotbah


 Lidah dan Telinga seorang hamba.
Seorang nabi seperti Yesaya (Yesaya 50:4-11) harus memenuhi
syarat bagi pekerjaan yang untuknya ia dipanggil sebagai utusan Tuhan.
Untuk menjadi abdi Allah, ia diberi:
1. Lidah seorang murid (lidah seorang yang terpelajar), agar ia tahu
memberikan pengajaran, supaya dengan perkataan ia dapat
memberikan semangat baru kepada orang yang letih lesu. Allah
memberi Musa lidah seorang yang terpelajar untuk membicarakan
kepada Firaun agar ia diyakinkan. Ia memberi Kristus lidah seorang
yang terpelajar, supaya dengan perkataan yang tepat Ia dapat
menghibur orang yang letih lesu dan berbeban berat karena beban
dosa. Pelajaran terbaik bagi seorang hamba Tuhan ialah tahu
bagaimana menghibur hati nurani yang gunda, dan berkata-kata
dengan cara bagaimana menghubungkan persoalan, tepat, dan jelas
pada orang-orang yang mengalami persoalan. Kemampuan untuk
melakukan hal tersebut adalah karunia Allah.

2. Telinga seorang murid, untuk menerima pengajaran. Para nabi


memerlukan telinga seorang murid sama seperti mereka memerlukan
lidah seorang murid. Sebab mereka harus menyampaikan apa yang
diajarkan dan disampaikan kepada mereka langsung dari mulut Allah
dengan tekun dan penuh perhatian. Tetapi mendengar saja tidak
cukup, kita juga harus mendengar seperti seorang murid, mendengar
dan memahami, mendengar dan mengingat, mendengar seperti
seorang yang ingin belajar melalui apa yang di dengar. Siapa yang
mendengar seperti seorang murid harus bangun, dan terjaga. Sebab
pada dasarnya kita malas dan mengantuk, dan tidak sungguh-
sungguh, atau kita hanya mendengar setengah-setengah, bahkan
mendengar tapi tidak mengindahkan. Telinga kita perlu dibangunkan.
Sesuatu perlu dikatakan untuk menggugah kita dan membangunkan
kita dari tidur rohani kita, supaya kita sungguh mendengar seperti
seorang murid.

3. Seorang yang menderita dengan sabar. Pekerjaan seorang nabi


adalah pekerjaan yang sukar untuk dikerjakan dan juga sering
menerima perlakukan yang keras untuk dijalani. Dan di sini ia
memberitahu kita betapa dengan keteguhan yang tak kenal gentar
(teguh seperti gunung batu) ia melalui pekerjaannya dengan baik.
Tidak diragukan lagi bahwa nabi Yesaya terus melanjutkan
pekerjaannya dengan gigih, pekerjaan yang untuknya Allah telah
memanggilnya.
4. Besarnya kesulitan dan kekecewaan yang akan Ia alami. Seorang
hamba sudah melihat besarnya kesulitan dan kekecewaan yang akan
Ia alami. Ia harus bersusah payah dan selalu siap sedia seperti seorang
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
101

hamba, termasuk harus mengosongkan diri-Nya (menunjuk Filipi 2:1-11


tentang Yesus merendahkan diri-Nya) dari apa yang sangat agung
yang dimiliki-Nya, dan merendahkan diri-Nya menjadi hina dina.
Namun demikian, Ia tidak melarikan diri, tidak berhenti dan tidak juga
berkecil hati. Ia terus melanjutkan pekerjaan-Nya dengan sangat
teguh dan gigih sekalipun Ia sampai pada bagian yang tersulit darinya.

5. Kesabaran-Nya yang penuh ketaatan dalam pekerjaan-Nya yang


penuh penderitaan. Ia sabar dengan mata yang tertuju kepada
kehendak Bapa-Nya: Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku, kata
Yesus dan dengan demikian Ia rela dicambuk, dipukul, dan diludahi. Ia
bisa saja menyembunyikan wajah-Nya dan menghindarinya, tetapi Ia
tidak mau melakukan itu karena Ia rela dijadikan cela bagi manusia.
Dengan demikian, Ia menggenapi gambaran Ayub, manusia yang
menderita itu, yang olehnya dikatakan bahwa mereka menampar
pipinya dengan cercaan (ayb. 16:10). Itu bukan hanya merupakan
ungkapan penghinaan, melainkan juga kebencian dan kemarahan.
Semuanya itu dijalani Kristus bagi kita dengan sukarela untuk
meyakinkan kita akan kesediaan-Nya untuk menyelamatkan kita.

 Kodrat Kristus.
Di sini (Filipi 2:1-11) diceritakan tentang dua kodrat Kristus, yaitu
kodrat ilahi-Nya dan kodrat manusiawi-Nya.
1. Kodrat ilahi. Kodrat ilahi-Nya Nampak: “Yang walaupun dalam rupa
Allah” (ay. 6), memiliki kodrat ilahi, sebagai Anak Allah yang tunggal
dan kekal. Ini sejalan dengan Yohanes 1:1, pada mulanya adalah adalah
Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah. Ini sama maknanya
dengan menjadi gambar Allah yang tidak kelihatan (Kol. 1:15), dan
cahaya kemuliaan dan gambar wujud Allah (Ibr. 1:3), Ia tidak
menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus
dipertahankan. Ia mengesampingkan keadaan-Nya yang sebelumnya
ketika Ia berada di muka bumi, yaitu sebagai Anak Allah.

2. Kodrat manusia. Ia menjadi sama dengan manusia, dan dalam keadaan


sebagai manusia. Ia sungguh dan sepenuhnya manusia, mendapat
bagian dalam darah dan daging kita, tampil dalam kodrat dan
kebiasaan manusia dengan sukarela. Itu merupakan tindakan-Nya
sendiri, dan dilakukan dengan persetujuan-Nya sendiri. Ia
mengosongkan diri-Nya sendiri, melepaskan diri dari kehormatan
sorgawi, serta dari keadaan-Nya yang sebelumnya, untuk mengenakan
pada diri-Nya kain kotor berupa kodrat manusia.

3. Kristus tidak hanya mengambil rupa dan keadaan seorang manusia,


tetapi juga rupa seorang hamba, yaitu, manusia yang hina. Kristus
bukan hanya Allah yang sudah dipilih oleh Allah, melainkan juga
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
102

datang untuk melayani manusia, dan hidup di antara mereka sebagai


seorang yang melayani di dalam keadaan hina dan rendah. Orang akan
menyangka bahwa jika Tuhan Yesus menjadi manusia, tentulah Ia akan
menjadi seorang pangeran, dan tampil dalam kemegahan. Namun
justru sebaliknya: Ia mengambil rupa seorang hamba. Yesus dibesarkan
secara sederhana, dan turut mengerjakan pekerjaan ayah-Nya sebagai
tukang kayu. Seluruh hidup-Nya adalah hidup yang sangat rendah,
hina, miskin, dan nista. Ia tidak memiliki tempat untuk meletakkan
kepala-Nya, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa
menderita kesakitan, tidak tampil dengan kemegahan lahiriah, atau
memiliki tanda yang membedakan-Nya dari orang lain. Inilah keadaan
rendah dari hidup-Nya. Puncak tahapan yang paling rendah dalam
kehinaan-Nya adalah kematian-Nya di kayu salib. Ia taat sampai mati,
bahkan sampai mati di kayu salib. Ia tidak hanya menderita, tetapi juga
sepenuhnya taat secara sukarela. Ia merendahkan diri di bawah
hukum yang mengatasi-Nya sebagai Pengantara, dan oleh hukum itu
Dia ditetapkan untuk mati. Aku berkuasa memberikan nyawa-Ku dan
berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang kuterima dari Bapa-
Ku (Yoh. 10:18). Dan Dia takluk kepada hukum Taurat (Gal.4:4).
Ada sebuah penekanan terhadap cara kematian-Nya, yang
mengandung makna di dalamnya segala keadaan yang merendahkan
diri-Nya. Bahkan sampai mati di kayu salib, sebuah kematian yang
terkutuk, menyakitkan dan memalukan, sebuah kematian yang
dinyatakan terkutuk oleh hukum Taurat (Terkutuklah orang yang
digantung pada kayu salib). Belum lagi dengan kematian yang penuh
rasa sakit perih, dengan tubuh dipaku sampai menembus bagian-
bagian saraf (tangan dan kaki) dan seluruh berat badan-Nya
tergantung pada kayu salib. Sungguh ini merupakan kematian seorang
penjahat dan budak, bukan seorang yang merdeka, dipertontonkan di
depan umum. Jelas terlihat penghinaan dan penderitaan yang luar
biasa atas diri Yesus yang mulia itu.

 Makna Perjamuan Yesus dengan murid-murid.


Lukas 22:14-23 Yesus memberitahukan sekali lagi penderitaan dan
kematian-Nya, tetapi juga pemuliaan-Nya: ia tidak akan makan Paskah itu
lagi “sampai ia beroleh kegenapannya dalam kerajaan Allah.” Sebab
Paskah itu bagi orang-orang Yahudi bukanlah hanya kenang-kenangan
kepada kejadian pada masa silam (yakni kepada perjalan keluar dari
Mesir), dan artinya tidaklah hanya tertuju kepada masa kini (yaitu
kesadaran dari setiap angkatan bahwa seolah-olah mereka sendirilah
yang dibebaskan oleh Allah dari perbudakan). Paskah dalam PL menunjuk
kepada masa depan ketika Paskah itu beroleh kegenapannya, yakni
ketika kebebasan yang sesungguhnya akan diwujudkan dalam kerajaan
Allah, di mana sekali kelak anak-anak Allah akan mendapat bagian dalam
kegembiraan yang dapat dilukiskan dengan gambaran “Perjamuan
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
103

Mesias” (bnd.Yes.25:6). Lambang kegembiraan itu ialah anggur seperti


yang dimaksudkan dalam ayat 17-18.
Anak domba Paskah mengingatkan orang Israel kepada belas
kasihan yang ditunjukkan Allah kepada mereka (Kel.12:27); roti yang tak
beragi menandakan bahwa mereka dengan buru-buru meninggalkan
Mesir (Kel.12:39); sayur-sayuran pahit mengingatkan mereka kepada
menindasan pahit di Mesir (Kel. 1:14 dan 3:7). Dengan cara yang sama
seperti itu Yesus memberi arti baru dan tafsiran baru kepada beberapa
unsur perjamuan Paskah Yahudi itu. Berdasarkan arti dan tafsiran baru itu
maka gereja Kristen merayakan Perjamuan Kudus. Itulah yang menjadi
pokok dalam ayat 19-20.
Perjamuan Kudus mengingatkan kita kepada kematian Yesus,
tetapi kematian itu tidak mempunyai arti tersendiri lepas dari
kebangkitan-Nya dan pemuliaan-Nya; justru oleh kematian dan
pemuliaan-Nya menjadi nyata bahwa Yesus adalah Kristus yang menjadi
Juruselamat (Yun: soter) yang telah mengalahkan kuasa-kuasa dosa,
maut dan iblis dan oleh sebab itu dalam hidup kita Yesus menjadi Kyrios
yang berkuasa.
Jadi sama seperti Paskah Yahudi, Perjamuan Kudus seperti yang
dimaksudkan dalam ayat 19-20 ini, bersangkut paut dengan masa silam,
dengan masa kini dan dengan masa depan. Dalam memecah-mecahkan
roti, jemaat Kristen mengingat akan kematian Yesus, juga akan
kebangkitkan-Nya dan pemuliaan-Nya. Cawan yang berisi anggur itu
menandakan perjanjian baru yang diikat Allah dengan manusia melalui
kematian (dan kebangkitan) Yesus Kristus.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


104

Bahan Penelaahan Alkitab Tanggal 11-16 April 2022


Prapaskah VI

TEGUH SEPERTI GUNUNG BATU


Matoto` susi batu Laulung
Lukas 22:14-23
Tujuan:
1.Jemaat memahami kekuatan seorang hamba dalam menjalankan tugas
2.Jemaat teguh dalam menjalani hidupnya saat menghadapi tantangan

Pembimbing Teks
Cawan berisi anggur menjadi tanda dan bukti Perjamuan Baru atau
wasiat baru yang dibuat dengan kita. Cawan anggur itu memperingati
ditebusnya wasiat itu melalui darah Kristus dan menegaskan semua janji
yang ada dalam wasiat tersebut. Setiap kali kita memperingati penumpahan
darah Kristus melalui Perjamuan Kudus, hal itu akan menghidupkan dan
menyegarkan jiwa kita seperti anggur yang menyukakan hati manusia. Kita
membutuhkannya, kita berpegang teguh padanya, dan berharap
memperoleh berkat melalui penumpahan darah itu; Anak Allah yang telah
mengasihi kita telah menyerahkan diri-Nya untuk kita. Dalam semua
penghormatan kita pada Perjanjian Baru, kita harus ingat akan darah Kristus
yang memberi hidup dan diriNya pada perjanjian itu, serta yang telah
memeteraikan semua janji yang ada di dalamnya bagi kita. Kalau bukan
karena darah Kristus, kita tidak akan memiliki Perjanjian Baru dan tidak akan
pernah mengenal arti penumpahan darah Kristus.
Dengan penebusan itu, sekarang kita hidup sebagai anak-anak Allah
yang dibebaskan dari kuasa dosa, maut dan iblis; dan kita sedang menuju
kepada kesempurnaan kerajaan Allah di dalam kemenangan Yesus Kristus.

Pertanyaan Diskusi:
1. Apa makna Perjamuan Kudus yang dilakukan Yesus bersama murid-
murid-Nya?
Apara patunna tu Katumimburan Masallo’ napogau’ Puang Yesu sola anak
gurun-Na?
2. Apa makna kematian Yesus untuk kita dan bagaimana kita aplikasikan
dalam hidup sebagai umat percaya dewasa ini?
Apara gai’na tu kamatean-Na Puang Yesu lako kaleta, sia umba ladikua
umpapayanni lan katuoanta kita to ma’patongan?

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


105

Bahan khotbah Kamis Putih Tanggal 14 April 2022

DIBASUH DARAH KRISTUS


Nabasei Rara-Na Puang Yesus

Bacaan Mazmur : Mazmur 116:12-19


Bacaan 1 : Keluaran 12: 1-15
Bacaan 2 : 1 Korintus 11:23-34
Bacaan 3 : Yohanes 13:1-20 (Bahan Utama)
Nas Persembahan : Mazmur 116:12-14
Petunjuk Hidup Baru : Yohanes 13:14-15

Tujuan:
1. Jemaat memahami arti dan makna pengorbanan Kristus
2. Jemaat menghidupi pengorbanan Kristus dengan hidup rendah hati dan saling mengampuni

Pemahaman Teks
Mazmur 116:12-19 merupakan doa pemazmur yang mengalami
pengalaman iman saat menghadapi ancaman maut (ay.3,8). Pembebasan
dari Tuhan mendorongnya untuk membayar nazar dengan korban syukur
kepada Allah (ay.12-14). Penekanan pemazmur terungkap dengan sebuah
pengakuan "aku mengasihi Tuhan" dan "seumur hidupku aku berseru
kepada-Nya."
Keluaran 12:1-15 menarasikan kisah permulaan perjamuan Paskah
dengan berbagai peraturan yang diberikan kepada bangsa Israel agar
mereka terluput dari bencana di Mesir. Terdapat ritual makan anak domba
paskah dengan tergesa-gesa dan berdiri dengan sayur pahit dengan waktu
yang sangat sempit untuk meninggalkan Mesir sambil mengoleskan darah
anak domba di tiang pintu sebagai simbol keberadaan orang Israel.
1 Korintus 11:23-34 menjelaskan tentang kisah perjamuan Paskah di
Mesir sebelum bangsa Israel dibebaskan dari perbudakan di Mesir sekaligus
menjelaskan tentang pengorbanan Kristus yang sudah memberikan tubuh
dan darahNya untuk mengampuni manusia yang berdosa. Namun ternyata
makna perjamuan telah mengalami pergeseran, sebab pada waktu itu orang
tidak lagi saling mempedulikan, melainkan masing-masing hanya menikmati
makanannya sendiri (ay.17-22). Ironis, sebab perjamuan kudus sesungguhnya
merupakan tempat untuk mengingat kembali kepedulian Kristus sebagai
bentuk kasih dan pembebasan-Nya bagi keselamatan dunia (ay.23-36).
Yohanes 13:1-20 menguraikan bagaimana Yesus mengawali tindakan
kasih dengan cara membasuh kaki murid-murid-Nya (ay.4-5). Yesus
menyatakan bahwa Ia telah mengambil peran yang sangat rendah untuk
melayani mereka. Yesus adalah seorang guru dan Tuhan yang rela
membasuh kaki murid-murid-Nya sebagai teladan kepada mereka agar
mereka pun mau melakukan hal yang sama (ay.14-15). Melalui tindakan
tersebut, Yesus mau membuka pikiran para murid-Nya, bahwa melayani
bukanlah pekerjaan/tindakan rendah melainkan sesuatu yang akan
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
106

membawa kebahagiaan (ay.17). Yesus hendak mengajarkan kepada murid-


Nya, bahwa hakekat pelayanan yang sesungguhnya adalah ketika kita mau
menempatkan kepentingan orang lain di atas kepentingan dan prestise diri
sendiri. Hal ini sama sekali berbeda dengan kebiasaan yang berlaku pada
zaman kuno, yakni bahwa pembasuhan kaki selalu dilakukan oleh orang
yang posisinya lebih rendah daripada yang dibasuh.
Pada umumnya yang membasuh kaki tuannya dan atau tamu
tuannya adalah para budak. Akan tetapi Yohanes mencatat hal yang sangat
berbeda. Yesus yang adalah Guru dan Tuhan melakukan tindakan
pembasuhan yang biasanya dilakukan oleh para hamba atau budak. Ia
menanggalkan jubah-Nya (bentuk jamak himatia seharusnya diterjemahkan
“pakaian-pakaian” jadi bukan hanya jubah-Nya saja yang ditanggalkan).
Mengikat pinggang juga menjadi gambaran dari seorang budak yang siap
melayani (bnd.Luk.17:8). Salah satu pesan penting yang hendak disampaikan
disini adalah prinsip kerendahan hati yang dicontohkan oleh Yesus.
Selain itu bahwa waktu pembasuhan kaki umumnya dilakukan pada
saat tamu baru saja tiba di rumah (itu keharusan bagi seorang budak kepada
tamu). Sedangkan jika mencermati penuturan Injil Yohanes sepertinya
pembasuhan kaki Yesus kepada murid-murid-Nya dilakukan pada saat
makan, artinya bukan keharusan (ay.2,4). Hal ini hendak mengungkapkan
bahwa Yesus melakukan pembasuhan kaki ini dengan penuh kesadaran dan
kerelaan. Tradisi ini kemudian dilanjutkan oleh gereja dengan melakukan
pembasuhan kaki pada saat perayaan dan penghayatan Kamis Putih.
Pembasuhan kaki yang dilakukan oleh gereja hendaknya merupakan sebuah
pemaknaan dari apa yang telah diteladankan oleh Kristus dan bukan sekadar
sebagai formaliats belaka tanpa pemaknaan yang mendalam.
Korelasi segenap bacaan ialah menyatakan kasih Allah yang tak
terbatas kepada manusia untuk membebaskan dan menyelamatkan mereka.
Ia bahkan rela merendahkan diri, menderita dan mati demi keselamatan
umat yang dikasihi-Nya.

Pokok-pokok pengembangan khotbah


Berdasarkan uraian di atas, maka ada beberapa makna yang terkandung
dalam kisah pembasuhan kaki Yesus kepada para murid-Nya:

1. Pembasuhan kaki: demonstrasi Kasih yang sempurna (ay.1-5)


Injil Yohanes memulai kisah ini tidak hanya dengan menekankan
tentang kemahatahuan Yesus tentang apa yang akan terjadi atas diri-Nya,
tetapi juga tentangg kasih-Nya. Kata “mengasihi” (agapao) muncul dua
kali dalam ayat 1. Yesus mengasihi mereka sampai kesudahannya (ay.1b).
Kata “sampai kesudahannya” (eis telos) bisa menerangkan aspek waktu
(sampai terakhir atau mati) tetapi bisa juga menerangkan aspek kualitas
(sampai tertingi=terbesar). Menarik bahwa pembasuhan ini juga
dilakukan Yesus kepada Yudas Iskariot yang tentu Ia tahu persis akan
mengkhianati Dia (ay.2,11). Yesus tetap menunjukkan kasih-Nya kepada
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
107

Yudas walaupun hati Yudas sudah diberikan kepada iblis (ay.2). Kasih
seperti ini jelas merupakan kasih yang paling agung yang mungkin jarang
ditemukan. Bandingkan dengan kasih Allah kepada umat Israel pada saat
pembebasan dari Mesir (Kel.12:1-15). Kasih Kristus kepada para murid
tidak tanggung-tanggung. Ia tidak hanya membasuh kaki mereka,
melainkan membasuh dosa mereka dengan darah-Nya yang kudus.
Begitu juga kepada kita orang berdosa, melalui pengorbanan Kristus di
kayu salib dosa kita telah dibasuh dengan darah Kristus. Oleh karena itu
kita terpanggil untuk menyatakan kasih Allah yang besar dengan saling
mengasihi termasuk kepada mereka yang membenci kita (Mat. 5:44).

2. Pembasuhan kaki: simbol penebusan dosa (ay.6-11)


Ketika Yesus hendak membasuh kaki Petrus, sang murid menolak
dengan tegas (ay.6,8). Penolakan Petrus disebabkan oleh karena
ketidakmengertian terhadap apa yang dilakukan oleh Yesus yang
memang bertentangan dengan budaya mereka pada saat itu. Dan
ternyata Yesus memahami hal itu dnegan berkata: “apa yang Kuperbuat
engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak”
(ay.7). Ketidakmengertian dan penolakan Petrus menjadi sarana untuk
mengarahkan murid-murid lainnya bahwa tindakan pembasuhan kaki
memiliki makna yang jauh lenih dalam. Sama seperti air yang dipakai
dalam pembasuhan kaki murid-murid, demikian pula “air dan darah” yang
keluar dari tubuh Yesus di kayu salib (Yoh.19:34; 1 Yoh.5:6) menyucikan
seluru kehidupan setiap pengikut-Nya. Jika Petrus tidak dibasuh oleh
Yesus, maka ia tidak akan mendapat bagian di dalam Dia. Jika Petrus
tidak dibasuh oleh Yesus, maka ia tidak akan memperoleh penebusan
dosa dan tidak akan mewarisi berkat-berkat rohani dari Yesus. Murid-
murid perlu dibersihkan dosanya melalui kurban Kristus di kayu salib
supaya mereka selamat (ay.8,10). Akan tetapi mereka tetap harus tetap
dibersihkan terus melalui firman supaya mereka berbuah (Yoh.15:1-5).
Pembersihan kaki yang dilakukan oleh Yesus hanya terjadi sekali untuk
selamanya, tetapi murid-murid sampai kapan pun tetap harus mandi
berulang-ulang. Demikian pula dengan penebusan Kristus yang hanya
sekali dilakukan untuk selamanya (Rm.6:10;Ibr 7:27, 10:10), tetapi
pembersihan melalui firman harus terus-menerus dilakukan. Oleh karena
Yesus telah membasuh dosa kita dengan darah-Nya maka hendaklah
dosa jangan lagi berkuasa atas hidup kita melainkan kita
mempersembahkan hidup kita sebagai persembahan yang kudus dan
berkenan kepada Allah sebagai ibadah yang sejati (Rm. 12:1)

3. Teladan hidup rendah hati


Setelah Yesus selesai melakukan pembasuhan, Ia menanyakan arti
dan tindakan itu kepada murid-murid-Nya (ay.12). Akan tetapi sebelum
mereka menjawabnya, Ia sendiri telah menjelaskan arti dari tindakan
membasuh kaki mereka. Yesus berkata: “jadi jikalau Aku membasuh
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
108

kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu maka kamu pun wajib saling
membasuh kakimu” (ay.14). Sebagaimana Yesus sebagai Guru dan Tuhan
mau membasuh kaki mereka, demikian pula mereka wajib untuk saling
membasuh kaki. Hal ini menjadi amat penting untuk ditekankan oleh
Yesus. Jika seorang murid memandang murid lain, maka ia akan
mendapati temannya itu tidak pantas untuk dibasuh kakinya. Sebaliknya
jika ia melakukannya dengan memandang kepada Yesus yang adalah
Guru dan Tuhan, maka mereka akan memiliki alasan yang cukup untuk
dengan rendah hati akan membasuh kaki sesamanya. Nasihat inilah yang
kemudian mendorong gereja mula-mula untuk melakukan pembasuhan
kaki secara hurufiah (1 Tim. 5:10). Apakah perintah ini bisa kita lakukan? Di
satu sisi perintah ini tidaklah sulit sebab kita hanya diminta untuk
membasuh kaki sesama kita yang sama (rendahnya) dengan kita. Jikalau
Yesus sudah melakukannya dengan membasuh kaki mereka yang lebih
rendah dari diri-Nya atau lebih tepatnya membasuh kaki orang berdosa,
masakan orang berdosa merasa diri terlalu tinggi untuk membasuh kaki
orang berdosa lainnya? Di sisi lain perintah ini memang sulit. Tentu akan
menjadi mudah bagi kita apabila Yesus memerintahkan kita untuk
membasuh kaki-Nya. Kita mungkin dengan senang hati akan melakukan
itu. Perintah membasuh kaki sesama jelas tidak mudah karena
kedagingan kita sering mendorong kita untuk berada di atas orang lain.
Dihormati lebih nikmat daripada direndahkan. Memimpin lebih lebih enak
daripada melayani. Namun demikian, satu hal yang pasti Yesus katakan,
“berbahagialah kamu jika kamu melakukannya” (Yoh. 13:17).

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


109

Bahan khotbah Jumat Agung Tanggal 15 April 2022

KEMATIAN YANG MENGHIDUPKAN


Kamatean Mepatuo

Bacaan Mazmur : Mazmur 22:2-6


Bacaan 1 : Yesaya 52:13-15
Bacaan 2 : Ibrani 10:19-25
Bacaan 3 : Yohanes 19:28-30 Bahan Utama
Nas Persembahan : Yunus 2:9
Petunjuk Hidup Baru : Ibrani 10:22

Tujuan:
1.Jemaat memahami bahwa kematian Kristus membawa pada gerbang kebangkitan dan kehidupan kekal.
2.Jemaat menyerahkan hidupnya untuk menjadi satu dengan kematian dan kebangkitan Kristus.

Pemahaman Teks
Mazmur 22:2-6, adalah rintihan dan keluhan pemazmur yang merasa
ditinggalkan. Rintihan ini juga sekaligus merupakan kesaksian bahwa
walaupun pemazmur sudah beriman kepada Allah tetapi dirinya tidak luput
dari kesukaran, bahkan masih sering merasa bahwa Tuhan seolah-olah
membisu mendengar seruan pemazmur. Walaupun demikian pemazmur
tetap beriman kepada Allah yang layaknya seorang bayi yang menangis
karena mencari sandaran aman di dada ibunya (ay. 10-11).
Yesaya 52:13-15 adalah nubuatan yang disampaikan kepada umat
Israel yang sedang dibuang di Babel. Kepada mereka diberitakan tentang
akan datangnya seorang hamba Tuhan yang akan membebaskan mereka
yang sedang terbuang. Hamba Tuhan itu akan mengalami kesengsaraan
demi menyelamatkan umat Tuhan. Kesengsaraan yang dialaminya
merupakan tugas khusus yang dipercayakan kepadanya. Sang hamba setia
menjalaninya walaupun ia mengalami banyak penghinaan hingga
direndahkan tetapi pada akhirnya Tuhan meninggikan dan memuliakan
dirinya. Nubuat ini dipenuhi dalam karya Yesus Kristus yang menjalani
penderitaan demi menebus umat manusia dari keterbuangan dari hadapan
Tuhan karena dosa.
Ibrani 10:19-25 adalah kesaksian rasuli mengenai karya Yesus Kristus
sebagai imam besar yang telah membuka dan mempersatukan kembali Allah
dengan manusia (ay.20). Melalui karya pendamaian itu manusia dapat
menghadap Allah tanpa rasa takut. Hal ini hendaknya mendatangkan
perubahan hidup dalam diri manusia (ay.24), untuk tidak hidup lagi sebagai
manusia yang bebal.
Yohanes 19:28-30 adalah Injil mengenai Yesus yang menderita dan
mati di kayu salib sebagai bentuk penggenapan janji (ay.28,36,37). Yesus
akhirnya menyerahkan nyawa-Nya ke dalam tangan Bapa sebagai tebusan
bagi dosa manusia (ay.30) Yesus mati menggantikan manusia menjadi
korban penebus dosa. Apa yang terjadi pada diri Yesus telah direncanakan
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
110

oleh Allah sebagai Bapa bahkan dinubuatkan oleh para nabi hingga akhirnya
Ia datang untuk melaksanakan misi dari Bapa untuk menggenapi nubuat-
nubuat dalam Perjanjian Lama.
Korelasi bacaan adalah, Pemazmur menghayati bahwa sekalipun ia
mengalami banyak kesengsaraan ia tetap beriman kepada Allah (Mazmur).
Demikianpun dengan seorang hamba yang menderita namun tetap taat
dalam kesengsaraannya demi misi penyelamatan manusia hingga pada
akhirnya Dia ditinggikan (Yesaya). Melalui penderitaan dan kematian Yesus
Kristus, jalan baru terbuka untuk orang percaya datang kepada Allah
(Ibrani), sehingga penderitaan dan kematian Yesus bukan secara kebetulan
tetapi merupakan penggenapan janji Allah (Yohanes).

Pokok-pokok pengembangan khotbah


 Kematian yang menghidupkan hendak menjelaskan bahwa tindakan
kasih Allah dalam Yesus Kristus telah membuka jalan baru bagi manusia
yang berdosa agar manusia dapat berjumpa dengan Allah. Jalan itu
terbuka karena inisiatif Allah sendiri yang telah membuka jalan dalam diri
Yesus melalui kematian-Nya untuk menjadi jalan penghubung antara
manusia yang berdosa dengan Allah yang telah menyatakan
pengampunan-Nya.
 Kematian Yesus bukanlah kematian yang berakhir dalam kuburan, tetapi
kematian-Nya adalah sebuah perjalanan misi yang menghidupkan
sekaligus mengantar orang percaya menuju kehidupan kekal yang telah
nyata pada kebangkitan-Nya. Kematian Kristus bukanlah akhir dari
perjalanan panjang tentang kehidupan di bumi tetapi justru merupakan
langkah lanjutan untuk sebuah harapan besar yakni kehidupan yang baru
untuk setiap orang yang percaya.
 Mungkin kita bertanya bahwa “Jika Yesus benar-benar Sang Mesias,
mengapa Dia harus mati?” Mengapa Dia harus menderita seperti itu? Kita
hendaknya menghayati bahwa jauh sebelumnya, penderitaan Kristus
telah di nubuatkan bahwa Dia harus mengalami penderitaan (Yes.53:1-3).
Tidak mudah untuk menerima makna yang terkandung dalam nubuat
tersebut, tetapi dalam Yesaya 53:4-5 sekaligus ditekankan bahwa
“sesungguhnya penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan
kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan
ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia
diremukkan oleh karena kejahatan kita, ganjaran yang mendatangkan
keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita
menjadi sembuh. Hal inilah yang menjadi pendasaran bahwa nubuat itu
menunjuk pada pekerjaan dan penderitaan Kristus sebagai otoritas Allah
untuk memilih jalan penderitaan demi menyelamatkan manusia.
 Kristus telah menggenapi rencana Allah hingga akhir (bnd.Yes.52)
“supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci” (Yoh.19:28). Perkataan
“sudah selesai”, yang di ucapkan oleh Yesus menjelang kematian-Nya
sekaligus memberi keyakinan kepada setiap orang yang percaya bahwa
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
111

hukuman dosa yang seharusnya ditanggung oleh manusia yang berdosa


telah diselesaikan oleh Yesus sebagai tanda kasih-Nya kepada manusia,
sehingga kematian Yesus di kayu salib merupakan jalan penebusan bagi
kita untuk menjadi anak-anak Allah.
 Kematian yang menghidupkan selanjutnya menjadi refleksi iman orang
percaya bahwa di dalam Yesus kematian orang percaya bukanlah
kematian yang berakhir pada kuburan melainkan kematian orang percaya
adalah pintu gerbang menuju kekekalan.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


112

Bahan khotbah Sabtu Sunyi Tanggal 16 April 2022

INJIL DALAM KEMATIAN


Kareba kaparannuan lan kamatean

Bacaan Mazmur : Mazmur 31:1-9


Bacaan 1 : Ayub 14:1-17
Bacaan 2 : 1 Petrus 4:1-6 (Bahan Utama)
Bacaan 3 : Yohanes 19:38-42
Nas Persembahan : Mazmur 31:20
Petunjuk Hidup Baru : 1 Petrus 4:1

Tujuan:
1. Warga jemaat memahami bahwa Injil tidak dibatasi oleh apapun termasuk kematian
2. Warga jemaat bersungguh-sungguh menghargai hidupnya dengan memberi yang terbaik kepada Tuhan
sekalipun harus menderita bahkan pada akhirnya akan mati

Pemahaman Teks
Mazmur 31:1-9, menguraikan doa pemazmur memohon
perlindungan Tuhan (ay.2). Baginya, Tuhan itu seperti gunung batu dan kubu
perlindungan yang kokoh (ay.3). Pemazmur yakin bahwa sikap berserah
pada Tuhan akan memberi rasa aman dari serangan musuh-musuhnya (ay
4,6). Pada akhirnya akan nampak bahwa orang-orang yang berlindung pada
Tuhan akan bersorak-sorak dan bersukacita karena kasih setia Tuhan yang
setia akan menilik setiap sengsara dan memperhatikan kesesakan jiwa umat-
Nya (ay. 8).
Ayub 14:1-17, adalah keluhan Ayub yang melukiskan kerapuhan
manusia yang terbatas dalam hitungan waktu (ay 5). Ayub mengeluh bahwa
kehidupan akan berakhir bahkan menghilang setelah ia mati. Kalau pohon
ditebang masih ada harapan sebab akan tumbuh tunasnya (ay 7). Tetapi jika
manusia mati, habislah ia seperti air yang menguap dari dalam laut, dan
seperti sungai surut dan menjadi kering (ay 10,11). Ayub juga tidak mengerti
jika Allah menambahkan penderitaan dalam hidup manusia yang singkat.
Jika hidup manusia berada dalam penetapan Tuhan, hendaklah Tuhan
menjauhkan hal yang akan menyengsarakan manusia (ay 6). Di hadapan
Tuhan, Ayub berkata bahwa "Masakan Tuhan hendak mengadili manusia
yang rapuh dan fana?" (ay 3). Walaupun demikian Ayub menyadari bahwa
tidak mungkin manusia yang najis dapat menghasilkan kekudusan. Keluhan
Ayub menunjukkan hakekat kerapuhan dan kefanaan manusia dengan
segala jenis penderitaan yang dialaminya selama hidupnya sampai kematian
datang kepadanya.
1 Petrus 4:1-6 adalah surat penggembalaan dan pengharapan
kepada orang-orang percaya yang berstatus sebagai perantau atau
pendatang di seluruh wilayah Asia Kecil dalam wilayah kekaisaran Romawi.
Surat ini berisi penegasan tentang identitas orang percaya kepada Kristus
Ada penegasan bahwa meskipun mereka harus menghadapi pergumulan,
pengharapan yang harus dimiliki di balik semua penderitaan dan kesusahan
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
113

yang terjadi karena iman kepada Kristus. Penulis menasehati orang-orang


percaya bahwa penderitaan karena kebenaran Kristus adalah sebuah
kebahagiaan, sebab lebih baik menderita karena kebenaran jika itu
dikehendaki Allah, dari pada menderita karena berbuat jahat (1 Petrus
3:14,17). Dengan demikian penderitaan Kristus menjadi teladan bagi orang-
orang percaya. Penulis surat ini mengingatkan orang percaya untuk
menyadari bahwa hidup beriman kepada Kristus itu tidak mudah, melainkan
sarat dengan kesusahan bahkan penderitaan seperti yang telah dialami oleh
Kristus. Penulis juga menekankan satu pesan penting “agar waktu yang sisa
jangan dipergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak
Allah”(ay.2). Petrus pun menekankan agar orang segera berhenti berbuat
dosa. Sebab barangsiapa menderita penderitaan badani, maka ia telah
berhenti berbuat dosa. Hal ini tergambar bahwa untuk dapat berhenti
berbuat dosa, maka mesti ada niat dan latihan badani untuk lepas dari
keinginan nafsu dan melawan dorongan-dorongan jahat yang selalu muncul
dalam diri kita sendiri maupun godaan yang datang dari luar.
Salah satu hal penting yang ditekankan dalam teks ini adalah
pemberitaan Injil kepada orang-orang mati (ay 6). Ada dua tafsiran yang
berbeda terkait Injil diberitakan juga kepada orang-orang mati. Tafsiran yang
pertama mengatakan bahwa pemberitaan Injil kepada orang-orang mati
dapat dipahami sebagai adanya kesempatan kedua kepada orang mati yang
belum percaya Injil untuk memperoleh keselamatan dalam Yesus Kristus.
Jadi dipahami bahwa Yesus pergi menginjili mereka supaya selamat. Akan
tetapi pendapat ini tidak dibenarkan oleh ayat-ayat lain dalam Alkitab dan
ditolak oleh bapa-bapa gereja.
Tafsiran yang kedua, dan ini lebih banyak diterima bahwa
pernyataan Petrus ini harus ditempatkan pada konteks sejarah pada masa
gereja mula-mula dimana jemaat mulai mempersoalkan tentang nasib
mereka-mereka yang telah mati sebelum Allah menyatakan diri di dalam
Yesus Kristus pada masa Perjanjian Baru, padahal mereka melakukan hal-hal
yang benar di hadapan Tuhan. Jadi yang dimaksud orang-orang mati dalam
teks ini bukanlah kiasan terhadap orang-orang yang mati secara secara
rohani karena belum menerima Injil. Para penafsir kebanyakan sepakat
bahwa yang dimaksud dengan “orang mati” di sini adalah benar-benar
orang yang sudah mati secara badani namun belum menerima penyataan
Allah dalam Yesus Kristus. Sementara itu kehidupan mereka tetap
didasarkan pada kehendak Allah. Apa yang disampaikan rasul Petrus
merupakan penghiburan kepada mereka bahwa meskipun mereka telah
mati sebelum Yesus datang, namun karena mereka tetap hidup kehendak
Allah tidak seperti orang sezamannya yang hidup menurut daging, maka
untuk mereka pun injil di beritakan dan keselamatan dianugerahkan.
Yohanes 19:38-42, adalah kisah tentang pemakaman Yesus. Yusuf
dan Nikodemus mengapani mayat Yesus (ay.40). Mereka berani menyatakan
iman bahkan rela berkurban dengan memberi yang terbaik bagi Yesus.
Mereka tidak takut dikucilkan maupun menajiskan diri karena menyentuh
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
114

mayat Yesus. Nikodemus membawa rempah-rempah untuk menguburkan


mayat Yesus sesuai tradisi yang berlaku (ay.40). Lalu mereka menguburkan
mayat Yesus sebagaimana mestinya, di suatu makam yang masih baru (bdk.
Mat. 27:60).
Korelasi: Pengakuan akan keterbatasan dan keberdosaan adalah
kekuatan kita untuk mengambil bagian dalam penderitaan dan kematian
Yesus untuk menerima pengharapan dari terang Injil sebagai jaminan
kebangkitan dan keselamatan.

Pokok-pokok pengembangan khotbah


 Berita kematian Yesus, sampai juga kepada orang mati.
Misi penyelamatan yang dikerjakan oleh Kristus melalui kematian-
Nya diperuntukkan bagi semua orang yang percaya dan yang
menerimanya. Satu-satunya alasan untuk pernyataan ini adalah bahwa
Allah mengasihi semua orang. Allah mengehendaki baik orang-orang
hidup maupun orang-orang yang sudah mati sebelum karya Kristus,
dapat hidup bersama dalam kasih karunia Allah. Pengakuan bahwa Yesus
turun ke dalam dunia orang mati hendak menekankan bahwa
keselamatan dalam Yesus Kristus itu, tidak dibatasi oleh kematian itu
sendiri (bdk. PGT IV:5). Mereka yang meninggal sebelum Allah
menyatakan diri dalam Yesus Kristus tetap menerima kasih karunia Allah.
Melalui kematian-Nya Kristus telah menyelesaikan baik perkara orang
hidup maupun perkara orang mati asalkan mereka hidup sesuai kehendak
Allah.
Dengan demikian yang hendak ditekankan adalah kasih karunia Allah
melalui pengorbanan Yesus Kristus adalah kepastian atau jaminan
keselamatan bagi yang percaya sekalipun mereka akan mati. Inilah salah
satu yang perlu menjadi penghayatan Sabtu Sunyi bahwa Yesus ada di
dalam kubur sebagai jaminan bahwa keselamatan itu tidak dibatasi oleh
kematian, sebab Ia akan hidup. Kita bersyukur bahwa kita menerima
penyataan Allah di dalam Yesus Kristus saat kita masih hidup. Jangan sia-
siakan hal itu, karena akan datang waktunya

 Hidup bagi Allah: Bersabar dalam penderitaan


Karena Kristus telah menderita, mati dan dikuburkan, maka setiap
yang orang percaya kepada-Nya harus pula menyiapkan dirinya dan
mentalnya untuk rela dan siap menderita demi mempertahankan
imannya kepada Kristus. Mereka yang bersedia menderita bagi Kristus
menemukan bahwa lebih mudah untuk menolak dosa lalu mengikuti
kehendak Allah (ay.1). Daya Tarik dosa menjadi tidak berarti lagi dan
sebaliknya kehendak Allah menjadi yang terpenting (ay.2). inilah prinsip
yang harus menjadi pegangan bagi semua orang percaya. Taat kepada
Allah, bahkan jika hal itu berarti penderitaan, ejekan atau penolakan
justru akan semakin memperkuat orang percaya secara moral dan rohani,
dan juga akan menerima kasih karunia yang lebih besar (bdk. 1 Petrus
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
115

4:14). Apakah saat ini, orang-orang Kristen masih rela dan mau menderita
demi ketaatan kepada kehendak Allah?

 Menghargai kehidupan, Mempersiapkan kematian


Bacaan yang lain (Mazmur dan Ayub) menekankan bahwa
keterbatasan dan keberdosaan manusia akan berujung pada kematian.
Oleh sebab itu sebelum eksistensi kehidupan ini berakhir, maka salah
satu nasihat Rasul Petrus adalah menghargai waktu yang tersisa yakni
dengan memberi yang terbaik kepada Tuhan (ay.2). Nasihat ini penting
supaya waktu yang ada jangan lagi digunakan untuk hidup dalam hawa
nafsu, kemabukan, pesta pora, perjamuan minum dan penyembahan
berhala yang terlarang (ay.3). Sebab semua yang terjadi akan
dipertanggungjawabkan kepada Dia yang telah siap sedia menghakimi
orang yang hidup dan yang mati (ay.5). Oleh karena itu sebagai umat
Allah, baiklah kita menggunakan waktu yang ada, memberi yang terbaik
kepada Tuhan dan sesama bukan lagi untuk hidup dalam dosa melainkan
kehidupan kita merupakan suatu persembahan hidup kepada Kristus
(PGT Bab V:6). Jika Yusuf orang Arimatea dan Nikodemus (Mat 27:60)
menggunakan waktu yang ada dengan menguburkan mayat Yesus, maka
sudah pasti bahwa banyak juga hal yang baik dan yang bermakna yang
bisa kita lakukan (bagi keluarga, pelayanan, pekerjaan dan sesame
manusia). Mari kita dengan sadar menguburkan segala keinginan yang
bertentangan dengan kehendak Allah lalu menghidupkan ketaatan dan
kesetiaan melakukan apa yang berkenan kepada Tuhan, sebagai bentuk
kesadaran kita menghargai kehidupan dan mempersiapkan kematian
yang pada saatnya akan datang.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


116

Bahan khotbah hari Minggu Tanggal 17 April 2022


PASKAH (Bulan Diakonia – Aksi Pangiu’)

BERBAGI SUKACITA KARENA KEBANGKITAN-NYA


Untaa kaparannuan belanna kamalimbangunan-Na

Bacaan Mazmur : Mazmur 118:1-12


Bacaan 1 : Yesaya 65:17-25
Bacaan 2 : Kisah Para Rasul 10:34-43
Bacaan 3 : Yohanes 20:11-18 (Bahan Utama)
Nas Persembahan : Mazmur 118:1
Petunjuk Hidup Baru : Kisah Para Rasul 10:42-43
Tujuan:
1. Jemaat memahami arti dan makna Paskah
2. Jemaat bersukacita karena kebangkitan Yesus dan mampu berbagi sukacita itu bagi orang lain

Pemahaman Teks
Mazmur 118:1-12 merupakan nyanyian puji-pujian yang isinya
merupakan nyanyian syukur dan sukacita umat Tuhan atas kasih setia Tuhan
yang abadi bagi umatNya. Umat melihat dan mengalami bahwa di dalam
kesesakan dan penderitaan yang mereka alami, maka saat mereka berseru
dengan segenap hati, Allah akan mendengar seruan mereka dan berpihak
kepada mereka.
Yesaya 65:17-25 berisi tentang janji Allah mengenai langit yang baru
dan bumi yang baru dimana pembaharuan yang sempurna dari Allah akan
dinikmati sepenuhnya bagi umat yang menaruh harap pada Allah. Yesaya
menubuatkan bahwa di langit dan bumi yang baru itu tidak ada dosa dan
kematian lagi.
Kisah Para Rasul 10:34-43 berbicara tentang kesaksian Petrus bahwa
Allah tidak membedakan orang. Petrus juga menyatakan sukacitanya dalam
memberi kesaksian tentang Yesus yang telah bangkit itu sekalipun harus
menghadapi banyak tantangan. Peristiwa kebangkitan Yesus telah
mengubah pribadi Petrus menjadi lebih terbuka untuk menerima orang lain
yang berbeda dengan dirinya.
Yohanes 20:11-18 menceritakan tentang Maria Magdalena yang
menjadi saksi kebangkitan Yesus. Kitab Injil menceritakan bahwa sosok
Maria Magdalena yang disebutkan di sini, adalah seorang perempuan yang
pernah mengalami mukjizat penyembuhan yang dilakukan Tuhan Yesus
kepadaNya (Mrk.16:9 dan Luk.8:2). Sebagai orang yang pernah menerima
mukjizat kesembuhan, maka kematian Yesus merupakan kehilangan yang
luar biasa bagi Maria Magdalena. Belum sembuh luka batin karena kematian
Yesus, sekarang Maria Magdalena menghadapi kedukaan yang semakin
berat karena menjumpai kubur Yesus yang kosong. Yang bisa ia lakukan
hanyalah menangis. Akan tetapi kesedihan dan kepedihan hati Maria
Magdalena berganti menjadi sukacita yang besar Ketika ia berjumpa (atau
lebih tepat dikatakan dijumpai) oleh Yesus yang telah bangkit mengalahkan
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
117

kematian. Namun Tuhan Yesus tidak membiarkan Maria Magdalena


menikmati sukacita kebangkitan itu seorang diri melainkan mengutus
dengan memberi tugas untuk menceritakan dan membagikan sukacita
kebangkitan Yesus itu kepada murid-murid yang lain.

Korelasi Bacaan
1. Allah selalu hadir di dalam berbagai situasi kehidupan umat-Nya, bahkan
dalam situasi tersulit sekalipun Allah selalu menyatakan keberpihakan
kepada mereka yang lemah dan tak berdaya. Allah tidak sekedar
menjanjkan akan melepaskan umatNya dari beban penderitaan tetapi
juga bertindak untuk kebaikan umat-Nya.
2. Paskah adalah bukti bahwa Allah selalu berpihak kepada yang lemah dan
tak berdaya. Paskah telah mengubah dukacita menjadi sukacita dan
karena itu berita kebangkitan Yesus harus diberitakan kepada semua
orang.

Pokok-pokok pengembangan khotbah


Kebangkitan Yesus Mengubah Dukacita menjadi Sukacita
Dukacita adalah realita yang dialami Maria Magdalena saat
menyaksikan kubur Yesus yang telah kosong (Yoh.20:11). Hati Maria yang
penuh cinta kepada Yesus membuat dia menangis dan berontak karena
tidak rela melihat kubur telah kosong. Kepedihan dan kepahitan hidup
seolah-olah selalu melingkupi kehidupan Maria Magdalena. Sebelum
berjumpa dengan Yesus, ia terikat oleh tujuh roh jahat (Mrk. 16:9 dan Lukas
8:2). Setelah mengikuti Yesus sekian lama sekarang ia kembali merasakan
kepedihan dan kepahitan hidup karena sosok yang begitu mengasihinya itu
telah mati. Tetapi semua dukacita, kepedihan dan kepahitan hidup yang
dialami oleh Maria Magdalena berubah menjadi sukacita yang besar saat ia
dijumpai oleh Yesus yang telah bangkit dan menyebut namanya dengan
penuh kasih (Yoh.20:16). Kebangkitan Yesus adalah bukti bahwa Ia tidak
pernah meninggalkan orang yang terus-menerus mencariNya dengan penuh
kasih. Perjumpaan dengan Yesus yang telah mengalahkan kematian telah
mengubah dukacita Maria Magdalena menjadi sukacita yang besar.

Paskah : Tuhan tidak membeda-bedakan orang


Dalam struktur masyarakat Yahudi, kesaksian seorang perempuan
sangat lemah bahkan tidak diterima dan diabaikan baik dalam peristiwa
hukum atau peristiwa penting lainnya. Menarik bahwa saksi pertama
kebangkitan Yesus justru seorang perempuan, yakni Maria Magdalena. Hal
ini membuktikan kepada kita bahwa perempuan juga memiliki tugas
panggilan yang sama dengan laki-laki dalam memberitakan Injil. Sekalipun
memang ada perbedaan antara perempuan dan laki-laki, tetapi janganlah
perbedaan itu menjadi penghalang untuk melayani dan berkarya bersama
demi hormat dan kemuliaan Tuhan. Kelak Petrus sebagai salah satu murid
Yesus juga mengakui bahwa Allah tidak membedakan orang (Kis. 10:34).
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
118

Dengan semangat dan sukacita Paskah, kita mau menerima semua orang
sebagai kawan sekerja dalam semua bidang kehidupan.

Paskah : Pengutusan untuk berbagi sukacita dengan sesama


Sukacita atau kebahagiaan karena berjumpa dengan Yesus yang
telah bangkit mengalahkan kematian bukan hanya milik Maria Magdalena
seorang diri. Tuhan Yesus tidak ingin Maria Magdalena menikmati sukacita
kebangkitan hanya untuk diri sendiri. Tuhan Yesus mengutus Maria
Magdalena untuk menyampaikan sukacita kebangkitan-Nya kepada murid-
murid yang lain (Yoh.20:17). Perjumpaan dengan Yesus yang telah bangkit
mesti direspon dengan pergi berbagi sukacita dengan orang lain dengan
berkata “aku telah melihat Tuhan”. Orang yang sudah mengalami
perjumpaan dengan Yesus dan menerima kasih Yesus, tidak boleh hanya
menyimpan dan menikmati seorang diri melainkan harus berbagi dengan
orang lain. Paskah juga berarti pengutusan bagi setiap orang percaya untuk
tidak tinggal berdiam diri saja menikmati dan mengalami sukacita itu, tetapi
terus bergerak menceritakan dan membagikannya kepada semua orang.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


119

Bahan Penelaahan Alkitab Tanggal 18-23 April 2022

BERBAGI SUKACITA KEBANGKITAN-NYA


Untaa kaparannuan kamalimbangunan-Na
Kisah Para Rasul 10:34-43

Tujuan:
1. Jemaat memahami arti dan makna Paskah
2. Jemaat bersukacita karena kebangkitan Yesus dan mampu berbagi sukacita itu bagi orang lain

Pembimbing Teks
Dalam perikop ini Petrus menekankan bahwa “Sesungguhnya aku
telah mengerti bahwa Allah tidak membedakan orang bahkan setiap orang
dari bangsa mana pun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan
kebenaran berkenan kepada-Nya (ay.34-35). Petrus menghayati bahwa
keselamatan bukan hanya milik orang Yahudi saja tetapi semua orang yang
percaya kepada Kristus yang bangkit. Sebagai orang Yahudi, Petrus belajar
mengatasi sikap Yahudi yang merasa diri lebih benar dari bangsa lain lalu
menerima Kornelius, seorang kafir sebagai sesama manusia yang dikasihi
Allah (ay.34). Petrus menyadari bahwa panggilannya mengikut Yesus adalah
untuk memberitakan keselamatan bagi semua orang (ay.42). Bagi Petrus,
sikap umat Yahudi yang mengklaim diri sebagai satu-satunya umat pilihan
Allah adalah sebuah kekeliruan karena mereka lupa bahwa keterpilihannya
sebagai umat pilihan justru mengabaikan tugasnya karena sesungguhnya
bangsa Yahudi punya panggilan dan tugas istimewa untuk membawa
bangsa-bangsa lain datang kepada Allah. Khotbah Petrus kepada Kornelius
dengan tegas menyatakan bahwa Allah tidak membedakan orang sebab
Allah berkenan atas setiap orang dari bangsa manapun yang datang dengan
tulus mencari Allah termasuk Kornelius yang adalah seorang kafir. Rahasia
perkenan Allah atas semua orang ini terletak pada diri Yesus Kristus (ay.36-
38). Yesus yang datang ke dunia ini mengerjakan karya keselamatan untuk
membuat orang berkenan kepada Allah. Melalui kematian-Nya di kayu salib
dan kebangkitan-Nya dari antara orang mati, Yesus telah menyediakan jalan
keselamatan untuk semua orang dan semua bangsa bahwa siapa yang
percaya kepada Kristus juga beroleh kemuliaan dalam Kristus. Karena itulah
Petrus sangat menyadari bahwa panggilannya mengikut Yesus adalah untuk
memberitakan keselamatan bagi semua orang (ay.42).

Pertanyaan Diskusi:
3. Baca ayat 34! Menurut saudara, apa arti perkataan "Sesungguhnya aku
telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang”.
Basai tu aya’ 34! Umba susi pebalinta diona tu kada “Tonganna tongan manassamo
lako kaleku, kumua tae' Namentiro lindo lako tau tu Puang Matua”
4. Menurut pengamatan anda pembedaan seperti apa yang masih sering
muncul dalam kehidupan berjemaat sebagai satu persekutuan.
Iake pentirota, denparaka tu ma’pasilaenan nenne’pa payan lan
kasipulunganna kombongan? Ta pokadai tu susinna.
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
120

Bahan khotbah hari Minggu Tanggal 24 April 2022


(Bulan Diakonia – Aksi Pangiu’)

BERUBAH OLEH KEBANGKITAN KRISTUS


Napopembali kamalimbangunanNa Kristus

Bacaan Mazmur : Mazmur 150:1-6


Bacaan 1 : Kisah Para Rasul 5:26-42 (Bahan Utama)
Bacaan 2 : Wahyu 1:4-8
Bacaan 3 : Yohanes 20:19-31
Nas Persembahan : Mazmur 111:1-2
Petunjuk Hidup Baru : Yohanes 20:29
Tujuan:
1. Jemaat Memahami arti kehadiran Tuhan dalam hidup sehari-hari
2. Jemaat merespon kebangkitan Yesus dengan cara mengubah hidupnya kearah yang dikehendaki Tuhan.

Pemahaman Teks
Mazmur 150:1-6 berbicara tentang ajakan pemazmur kepada semua
yang hidup untuk memuji dan memuliakan Allah. Puji-pujian yang sungguh-
sungguh kepada Allah hanya bisa kita lakukan jika sungguh-sungguh
merenungkan dan menghayati kebesaran dan kebaikan Allah dalam
kehidupan kita selaku umatNya. Allah, pencipta dan penguasa dunia layak
mendapat pujian dari segala sesuatu termasuk segala makhluk hidup.
Kisah Para Rasul 5:26-42 memperlihatkan perubahan yang luar biasa
dan radikal terjadi pada murid Tuhan Yesus yang bernama Petrus. Dahulu
Petrus dikenal sebagai murid yang pernah menyangkali Tuhan Yesus, namun
sekarang telah bermetamorfosis atau berubah menjadi seorang murid saksi
Kristus yang penuh semangat dan totalitas memberitakan kebangkitan
Yesus. Perubahan itu terjadi karena Petrus telah dijumpai dan dipulihkan
oleh Tuhan Yesus sendiri (Yoh.21:19) dan juga oleh pimpinan Roh Kudus yang
telah turun ke atas diri para murid saat itu. Sekalipun Petrus dan rasul-rasul
yang lainnya mengalami penghambatan bahkan penganiayaan dari pihak
penguasa saat itu, tetapi Petrus telah menyatakan komitmen yang luar biasa
untuk lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia.
Wahyu 1:4-8 berisi penguatan Yohanes kepada orang percaya yang
saat itu tengah mengalami penindasan dan penganiayaan dari pihak
penguasa untuk tetap berpegang teguh dalam iman kepada Yesus Kristus,
Sang Alfa dan Omega. Ketujuh jemaat di Asia Kecil yang menjadi tujuan surat
ini mengacu pada daerah di bagian timur kekaisaran Roma dan dapat
melambangkan seluruh permasalahan dan perjuangan jemaat Kristen di
daerah Asia.
Yohanes 20:19-31 menceritakan kepada kita tentang Tuhan Yesus
yang menampakkan diri kepada murid-muridNya dan memberi penguatan
dan pendampingan secara khusus kepada Thomas yang tidak percaya atau
meragukan kebangkitan Tuhan Yesus. Thomas secara luar biasa mengalami
perubahan ketika ia dijumpai oleh Yesus yang bangkit. Dengan sungguh ia
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
121

mengaku imannya, “Ya Tuhanku dan Allahku”.


Korelasi Bacaan: Perbuatan-perbuatan besar yang Allah telah
lakukan di dalam kehidupan kita mestinya membuat kita bersukacita dan
memuji-muji namaNya setiap waktu. Ungkapan pujian kepada Allah tidak
hanya dinampakkan di tempat dan waktu tertentu saja, melainkan
tergambar dan dinyatakan dalam seluruh perjalanan kehidupan kita selaku
umat yang dikasihiNya. Ungkapan pujian kepada Allah juga hendaknya kita
wujudkan dalam perubahan hidup ke arah yang dikehendaki oleh Tuhan,
sehingga kehidupan yang kita jalani bisa menjadi sarana yang efektif untuk
pekabaran Injil.

Pokok-pokok pengembangan khotbah


Kebangkitan Yesus menghadirkan sukacita
Ketakutan adalah sebuah realita yang dialami oleh para murid Yesus
saat itu (Yoh.20:19) para pengikut Yesus takut kalau mereka dapat dikenali
dan diganggu akibat kepercayaan mereka, mereka bersembunyi dalam
suatu ruangan yang terkunci. Tetapi kuasa dan kebangkitan Yesus tidak bisa
dihalangi oleh ruang dan waktu, Yesus hadir dan menampakkan diri kepada
para murid yang penuh ketakutan dan berkata “Damai sejahtera bagi
kamu”. Dalam ketakutan para murid Allah menampakkan diri dan hadir
memberi topangan dan penguatan. Reaksi murid-murid ialah mereka sangat
bersukacita Ketika mereka melihat Tuhan. Kehadiran Yesus yang bangkit
mengalahkan kematian menghadirkan sukacita ditengah-tengah murid yang
mengalami ketakutan. Semangat para murid yang hampir pudar dengan
penderitaan dan kematian Yesus, sekarang berubah menjadi sukacita dan
menghadirkan pujian demi hormat dan kemuliaan Allah. Kebangkitan Yesus
adalah bukti bahwa pergumulan, ketakutan dan intimidasi bukanlah sesuatu
yang permanen dalam hidup dan kehidupan kita manusia. Kehadiran Allah
dalam hidup kita, mengubah ketakutan menjadi sukacita dan membuat kita
leluasa untuk memuji dan memuliakan namaNya.

Kebangkitan Yesus membawa perubahan


Peristiwa kebangkitan Yesus telah membawa perubahan yang luar
biasa, baik kepada para murid secara kelompok atau bersama-sama, tetapi
juga dialami dan dinikmati secara personal oleh Thomas dan Petrus. Keragu-
raguan Thomas akan kebangkitan Yesus menjadi sirna sama sekali dan justru
melahirkan pengakuan iman dengan pernyataan “Ya Tuhanku dan Allahku”.
Perjumpaan dengan Yesus yang bangkit telah mengubah Thomas dari
seorang peragu menjadi orang yang justru melahirkan pernyataan iman. Hal
yang sama juga dialami oleh Petrus, yakni dari orang yang pernah
menyangkal Yesus, menjadi murid yang dengan sangat berani menjadi saksi
bagi kebangkitan Yesus (Kis. 5:26-42). Setiap orang yang telah mengalami
dan menikmati perjumpaan dengan Yesus yang bangkit mengalahkan
kematian mestinya berubah ke arah yang dikehendaki Tuhan. Puji-pujian dan
kesaksian atau pengakuan iman mestilah selalu menjadi bagian kehidupan
dari orang telah menerima kebangkitan Yesus.
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
122

Memberitakan Yesus yang bangkit di tengah ancaman


Berita kebangkitan Yesus telah mengubah banyak orang dan jumlah
orang yang percaya semakin bertambah. Pada pihak lain ini juga membuat
kehidupan dan kesaksian para rasul juga mengalami intimidasi dan ancaman
dari pihak-pihak yang tidak menyukai pengajaran dan kesaksian para murid
tentang Yesus Kristus. Namun demikian, intimidasi dan ancaman tidaklah
membuat para murid untuk surut dan mundur dari pemberitaan Injil. Sebuah
komitmen dan pernyataan telah mereka bangun dalam menghadapi
intimidasi dan ancaman saat itu. Dengan begitu yakin di depan mahkamah
agama, Peturs berkata “kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada
manusia.” Pekabaran Injil memang terus-menerus berlangsung di tengah
badai intimidasi dan ancaman. Namun para murid tetap teguh. Hal ini tidak
lain karena para murid percaya Roh Kudus yang terus menopang dan
menemani dalam pekabaran Injil tersebut. Yesus adalah Alfa dan Omega,
yang awal dan yang akhir. Dia hadir terus menerus sepanjang masa dalam
setiap sisi kehidupan manusia. Dari Dialah segala sesuatu dan kepada Dialah
segala sesuatu.
Sekarang ini pemberitaan tentang Yesus yang bangkit juga harus
terus disampaikan. Tantangan, bahkan intimidasi dan ancaman, hendaknya
tidak membuat kita berhenti memberitakan Injil. Kita sepenuhnya percaya,
Allah tidak pernah membiarkan kita sendirian dalam Pekabaran Injil. Roh
Kudus akan terus memperlengkapi dan menguatkan setiap orang dalam
bersaksi. Soli Deo Gloria

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


123

Bahan Penelaahan Alkitab Tanggal 25-30 April 2022

BERUBAH OLEH KEBANGKITAN KRISTUS


Napopembali kamalimbangunanNa Kristus
Yohanes 20:19-31
Tujuan:
1.Jemaat Memahami arti kehadiran Tuhan dalam hidup sehari-hari
2.Jemaat merespon kebangkitan Yesus dengan cara mengubah hidupnya kearah yang dikehendaki Tuhan.

Pembimbing Teks
Dalam kondisi yang amat ketakutan, murid-murid Yesus bertemu di
ruang yang tertutup dan terkunci (ay.19). Walaupun demikian Yesus tiba-tiba
muncul dan mengucapkan salam atas mereka sambil memperlihatkan
tangan dan lambung-Nya. Kehadiran Yesus di tengah-tengah mereka tidak
sekedar hadir tetapi sekaligus memberi pesan kepada para murid-Nya untuk
pergi melaksanakan misi Yesus agar semakin banyak orang yang percaya
dan mendapatkan pengampunan dosa untuk hidup yang kekal. Salah
seorang murid yakni Tomas tidak berada ditempat ketika Yesus
menampakkan diri kepada murid yang lain saat itu sehingga dia pun kurang
yakin terhadap kesaksian rekan-rekannya jika Yesus benar-benar telah
bangkit (ay.25) Tomas justru menghendaki pembuktian sedapat mungkin
dirinya dapat melihat Yesus dengan mata kepalanya. Itulah sebabnya
beberapa waktu kemudian Yesus akhirnya menampakkan diri kepadanya.
Tomas pun akhirnya percaya dan menyembah Yesus sambil berkata "Ya
Tuhanku dan Allahku!" (ay.28).
Fakta kebangkitan Kristus, sekaligus mengubah suasana para murid
dari takut menjadi sukacita (ay.20). Mereka akhirnya dibaharui dan
diperlengkapi untuk sebuah tugas yang dipercayakan kepada Mereka. Pada
sisi tertentu kita dapat belajar dari keraguan Tomas tentang sikap yang
harus melihat bukti dulu lalu percaya. Namun pada sisi yang lain kita pun
dapat menghayati bahwa percaya tidak harus melihat dengan mata kepala
tetapi dapat pula berangkat dari kekuatan mata hati dengan cara penuh
penyerahan diri dalam kebenaran dalam kuasa Roh Kudus. Sekalipun
demikian baik Tomas maupun para murid lainnya akhirnya diubahkan oleh
kebangkitan Kristus yang selanjutnya berani bersikap memberikan kesaksian
imannya tentang Yesus yang bangkit.

Pertanyaan Diskusi:
1. Baca ayat 25, Bagaimana pandangan anda tentang sikap Thomas yang
melihat dulu baru percaya?
Basai sule tu aya’ 25, Umba susi pebalinta tu tanan penaanna Thomas
kumua natiropi dolo anna mane umpatonganni?
2. Dalam konteks beriman kita, bagaimana pandangan anda, lihat dulu lalu
percaya atau percaya dulu kemudian lihat.
Lan soyanan kapatongananta, umba susi tu tasanganna, ditiropiraka dolo
anna mane dipatongan, ba’tu dipatongan dolo na mane ditiro.
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
124

Bahan khotbah hari Minggu Tanggal 1 Mei 2022


Bulan Pendidikan

KEMULIAAN ANAK DOMBA


Kamala’biran-Na Anak Domba

Bacaan Mazmur : Mazmur 30:1-13


Bacaan 1 : Kisah Para Rasul 9:1-6
Bacaan 2 : Wahyu 5:11-14 (Bahan Utama)
Bacaan 3 : Yohanes 21:1-19
Nas Persembahan : Mazmur 33:1-2
Petunjuk Hidup Baru : Mazmur 30:2-3
Tujuan:
1. Jemaat meyakini bahwa Kristus sungguh telah menang atas maut.
2. Jemaat teguh menghadapi beragam masalah, bahkan maut sekalipun.

Pemahaman Teks
Mazmur 30:1-13 merupakan pujian yang melukiskan karya
penyelamatan Allah yang luar biasa. Ia dipulihkan secara luar biasa, yakni
serupa dengan orang yang diangkat Allah dari dunia orang mati. Ayat 1-4
berisi pernyataan pemazmur untuk memuliakan Tuhan. Alasannya, karena
Tuhan telah mendengarkan teriakannya minta tolong dengan mengangkat
dia dari dunia orang mati (ay.4). Tuhan telah menyembuhkan dia (bnd. Mzm.
6:3; 41:5 permohonan minta disembuhkan) dan membebaskan dia dari
bahaya maut. Penyembuhan itu dirasakan pemazmur seperti ditarik keluar
(atau ke atas) dari sumur yang dalam (kata kerja ‘menarik ke luar’, aslinya
atau arti pertamanya ialah ‘menimba’, bnd. Keluaran 2:16, 19 dan Ams. 20:5),
oleh Tuhan yang agung yang bersemayam di tempat yang tinggi (bnd. Mzm.
18:17, 47; 99:2,5). Penyembuhan itu membebaskan pemazmur dari sukacita
musuh-musuhnya atasnya, artinya melepaskan dia dari segala cercaan dan
hinaan mereka seolah-olah dia ‘ditinggalkan oleh Tuhan’ (bnd. Mzm. 22:7-9)
atau telah ‘berdosa’ sehingga dihukum oleh Tuhan (bnd. Mzm. 107:17-20).
Karena semuanya itulah pemazmur bersyukur memuliakan Tuhan Allah-nya.
Ayat 5-6 berisi ‘siapakah Tuhan menurut pandangan pemazmur?’.
Dia adalah Allah yang sesaat saja marah, tapi yang seumur hidup
menunjukkan kasihNya (bnd. Yes. 54:7). Pengalaman tentang kasih Tuhan
membuat orang melihat Allah dan karya-Nya dalam waktu secara baru.
Sebab itu, pemazmur mengundang semua “orang yang dikasihi-Nya”,
artinya semua orang termasuk jemaah Tuhan, yang hidup dalam kasih Tuhan
dan sadar akan kasih-Nya, untuk juga ikut bermazmur dan memuji Tuhan.
Ayat 7-11 berisi pengakuan pemazmur kepada Tuhan. Pemazmur
mengakui dosa kesombongannya (ay.7), mengakui kebaikan Tuhan yang
diterimanya secara tidak pantas (ay.8), dan menceriterakan dan mengulang
kembali doanya di dalam penderitaan ketika ia memohon belas kasihan
Tuhan (ay. 9-11).

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


125

Ayat 12-13 berisi pengakuan kepada kasih setia dan belas kasihan
Allah kepada pemazmur. Seorang yang dulunya sombong di waktu sehat
dan ternyata papa di waktu penderitaan. Kain kabung ratapan dan
penderitaan dan keluh kesah permohonan telah diambil darinya. Allah
sekarang mengenakan pakaian pesta keselamatan kepadanya yang
membuat pemazmur menari-nari, bersukacita dalam Tuhan.
Kisah Para Rasul 9:1-6 merupakan kisah pertobatan Saulus yang pada
dasarnya menegaskan betapa Yesus yang telah mati tersalib, sesungguhnya
adalah Tuhan yang hidup. Yesus jugalah yang kemudian memilih dan
memanggilnya menjadi hambaNya.
Perjumpaan Saulus dengan Yesus yang bangkit terjadi ketika ia di
tengah perjalanan ke Damsyik, atau yang lebih dikenal dengan nama
Damaskus (terletak di sebelah utara Palestina, negara Siria sekarang),
dengan maksud mengejar para pengikut Yesus (kala itu masih disebut
pengikut jalan Tuhan), tepatnya ketika ia sudah mendekati kota (ay.3-4).
Dalam suara yang didengar Saulus, Yesus memperkenalkan diri-Nya sebagai
orang yang sudah dianiaya oleh Saulus. Hal ini menarik karena menunjukkan
kepada kita bahwa Yesus mengidentikkan diri-Nya dengan jemaat yang
adalah tubuh Kristus. Menganiaya jemaat Tuhan adalah juga menganiaya
Kristus sendiri. Itu berarti kita tidak perlu merasa takut, karena Yesus selalu
hadir dalam kehidupan kita. Namun itu juga berarti bahwa jika Yesus hadir
dalam kehidupan kita, maka kita tidak boleh hidup seenaknya.
Ketika Saulus telah menjadi buta, Tuhan menyuruhnya untuk bangun
dan pergi ke dalam kota. Di sanalah nantinya akan dikatakan kepadanya apa
yang harus ia perbuat. Di sini kita melihat, ada perubahan pusat hidup, dari
Saulus yang hidup berpusat pada kemauan dan keinginan diri sendiri,
menjadi seorang yang berpusat pada kemauan dan keinginan Kristus. Saulus
setelah berjumpa Yesus, berubah dari seorang yang gagah, kuat,
bersemangat, berambisi dan berkuasa menjadi orang yang lemah, buta, dan
tidak berdaya.5 Saulus yang setelah bertobat berubah nama menjadi Paulus
menyatakan bahwa hidupnya adalah untuk melayani Kristus. Ia memberi
dirinya dipakai Kristus sebagai alat. Salah satu ungkapan Paulus yang
terkenal adalah ‘bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan’
(Flp. 1:21).
Wahyu 5:11-14 mengisahkan penglihatan Rasul Yohanes terkait suara
malaikat yang menyatakan kuasa, hormat dan kemuliaan Anak Domba Allah.
Sang Anak Domba telah menang (Why.5:5), sehingga puji-pujian dan hormat
diberikan pada-Nya.
Menurut Eka Darma Putera dalam bukunya ‘Menyingkap Janji
Tuhan’, ada tujuh hal besar yang dimiliki Tuhan Yang Bangkit, yaitu:
1. Ia memiliki kuasa. Ia bukanlah orang yang dapat membuat
rencana, namun tak pernah mencapainya; Ia memiliki kuasa.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


126

2. Ia memiliki kekayaan. Yesus Kristus tidak pernah menjanjikan


sesuatu yang tidak dimiliki-Nya. Tidak ada tuntutan yang tidak
dapat dipenuhi-Nya.
3. Ia memiliki hikmat untuk mengetahui rahasia Allah dan jawaban
bagi persoalan-persaoalan hidup.
4. Ia memiliki kekuatan. Tidak ada situasi yang tidak dapat
ditangani-Nya.
5. Ia memiliki hormat. Hal yang aneh ialah bahwa orang bukan
Kristen bahkan seringkali menghormati Kristus dengan
mengakui bahwa hanya di dalam ajaran-Nya ada pengharapan
bagi dunia yang tersesat.
6. Keenam, Ia memiliki kemuliaan. Kemuliaan adalah hak Allah
semata-mata. Maka mengatakan bahwa Yesus Kristus memiliki
kemuliaan sama artinya dengan mengatakan bahwa Ia Ilahi.
7. Ketujuh, berkat adalah milik-Nya. Semua hal yang dimiliki-Nya,
semuanya Ia gunakan untuk melayani manusia yang bagi mereka
Ia hidup dan mati; Ia tidak menyimpan semua itu untuk diri-Nya
sendiri.

Yohanes 21:1-19 berisi kisah penampakan diri Yesus Kristus pasca


kebangkitanNya, yang menegaskan betapa Yesus sungguh telah menang
atas maut. Ia kembali menyatakan karya yang ajaib bagi para murid,
termasuk dalam hal ini memulihkan Petrus yang telah menyangkali diriNya
sebelumnya. Dalam ayat 4 bacaan kita, dikatakan: ‘Ketika hari mulai siang,
Yesus berdiri di pantai…’. Secara harfiah keterangan waktu di sini adalah
‘Tetapi ketika fajar sudah menyingsing’. Istilah Yunani untuk ‘fajar (pagi)’ ini
berasal dari akar kata yang sama dengan yang di ayat 18:28 ‘hari masih pagi’,
dan 20:1 ‘pagi-pagi benar’.6
Korelasi segenap bacaan ini terlihat dengan jelas, yakni kepastian
kemenangan Allah atas maut. Kristus telah menaklukkan dunia orang mati.
Itu sebabnya karya Allah dalam Kristus terus berlanjut dalam kehidupan
umatNya.

Pokok-pokok pengembangan khotbah


Ketika memperhatikan dengan seksama ketiga bacaan yang
kemudian lebih difokuskan pada bacaan Wahyu 5:11-14, maka ada beberapa
hal yang menarik yang bisa menjadi garis besar dalam khotbah:
1. Yesus, Anak Domba Allah, layak di sembah
Dalam perikop bacaan kita hari ini, nyata jelas bahwa di antara
berlaksa-laksa malaikat hanya Anak Domba yang berhasil membuka
gulungan kitab itu. Keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu
kemudian memuji-muji Dia (Why. 5:8), malaikat-malaikat yang jumlahnya
berlaksa-laksa pun tak ketinggalan memuji-muji Dia (Why. 5:11) dan

6
L.A.I, Pedoman Penafsiran Alkitab: Injil Yohanes, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2014),
hlm. 729.
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
127

semua makhluk yang di sorga dan yang di bumi dan yang di bawah bumi
dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya juga memuji-muji Dia
(Why.5:13). Terdengar bergemuruh suara puji-pujian dari seluruh
makhluk ciptaan. Puji-pujian ini keluar secara spontan karena ada rasa
kekaguman dan ketakjuban dalam diri mereka.
Sebagai orang Kristen, kita sudah berkali-kali mendengar tentang
Injil, kabar sukacita, karya anugerah keselamatan Tuhan di dalam dan
melalui Yesus Kristus, yang disalibkan, mati namun bangkit pada hari
yang ketiga.
Pertanyaan kita: masih adakah rasa kekaguman dan ketakjuban
yang terus menerus keluar dari hati kita akan peristiwa itu? Kenapa kita
tidak mempunyai reaksi seperti para malaikat dan semua makhluk yang
ada di bumi dan yang di laut dan semua makhluk yang ada di dalamnya?
Atau seberapa seringkah kita menangis ketika kita mendengar tentang
penderitaan Yesus yang mati untuk menebus kita? Akan tetapi, hati-hati,
jangan salah paham. Jangan sampai kita jatuh pada ekstrim yang lain,
yaitu kita merasa kasihan pada Yesus karena melihat kondisi fisik-Nya.
Sebab siapakah yang perlu dikasihani? Tuhan ataukah diri kita?
Ingat, Tuhan tidak butuh belas kasihan dari kita, justru kita yang
seharusnya dikasihani. Kita yang justru harus menyesali dan menangisi
diri, sebab oleh karena kitalah, Dia harus menderita.

Ilustrasi:
Ada seorang yang terlahir kembar identik. Antara kakak dan adik
ini memiliki perangai yang sangat berbeda. Bagaikan langit dan bumi. Si
kakak terkenal kasar, jahat dan selalu meresahkan warga di kompleks
mereka tinggal. Suatu hari, sang kakak ini melakukan perampokan dan
pembunuhan di salah satu kompleks perumahan, hingga dia tertangkap,
kemudian diadili lalu dijatuhi hukuman mati. Dalam penantian
pelaksanaan hukuman mati atas dirinya, sang kakak depresi, menjadi
gelisah dan tidak mau makan. Adiknya yang begitu mengasihi kakaknya
ini, tidak tega melihatnya. Apalagi mendengar sang kakak akan segera
dihukum mati. Entah bagaimana caranya, sang adik berhasil secara diam-
diam bertukar identitas dengan sang kakak. Sang kakak akhirnya bisa
leluasa keluar dari penjara dan sang adik yang justru mendekam dalam
penjara sambil menanti proses pelaksanaan hukuman mati.
Ketika sang adik telah dieksekusi mati, sang kakak begitu
terpukul dan meraung-raung menangisi kematian sang adik yang tidak
layak ia tanggung. Akan tetapi, kalau sang kakak ini berhenti hanya
sekedar kasihan dan menangisi kematian saudara kembarnya lalu ia
kembali menjadi penjahat, maka semua pengorbanan itu tidak ada
artinya. Respon yang tepat adalah dia harus memperbarui hidupnya.
Ketika kita memandang penderitaan salib Kristus bukan rasa
kasihan yang seharusnya muncul. Justru salib membuat kita takjub dan
kagum sebab hanya Dia yang patut menerima segala pujian dan
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
128

kemuliaan. Keselamatan yang kita peroleh bukanlah barang yang murah


dan juga bukan hal yang mudah bagi Allah Bapa. Bayangkan, bagaimana
perasaan kita sebagai orang tua, ayah atau ibu, ketika melihat
penderitaan yang harus dialami oleh darah daging kita demi untuk orang
lain. Sebagai orang tua, tentu kita tidak pernah ingin ada orang lain yang
berlaku kasar atau menyakiti anak kita, bukan?
Kitab Injil Yohanes menceriterakan: ‘Karena begitu besar kasih
Allah akan dunia ini sehingga Ia lebih memilih supaya anak-Nya yang
tunggal itu mati untuk kita (Yoh.3:16). Itulah sebabnya kita dapat
memahami kalau Kristus sampai berseru,“Eli, Eli lama sabakhtani”.
Kristus adalah seorang manusia sejati sehingga Ia juga dapat merasakan
penderitaan seperti kita. Tapi bedanya adalah Ia menang atas
penderitaan, bahkan atas maut. Kristus dapat menang atas pencobaan
di padang gurun maupun di Getsemani dan Ia dapat melewati semua
penderitaan termasuk menang atas maut kekal, sehingga Ia bisa menjadi
buah sulung karena Ia terlebih dahulu belajar taat pada Bapa selangkah
demi selangkah. Kalau bukan kasih, Allah pasti tidak akan mau
menyelamatkan kita. Sebab bagi Allah, jauh lebih mudah menciptakan
manusia daripada menyelamatkan manusia. Ketika melihat salib
hendaklah kita diingatkan akan kasih Allah dan kita dibuat takjub oleh-
Nya dan biarlah kekaguman dan pujian tidak pernah hilang dari kita.

2. Yesus Kristus, Anak Domba Allah yang telah dibunuh, kini telah menang.
Hal ini mau menyatakan bahwa tidak ada kuasa yang di surga, di
bumi maupun di bawah bumi yang dapat menghalangi dan
menggagalkan rencana Allah, termasuk kuasa maut! Semua rencana
Allah atas dunia dan hidup kita itu, Ya dan Pasti. Kita merupakan salah
satu bukti dari rencana Allah yang sedang berjalan.
Jadi, di saat kita sedang mengalami kesulitan jangan pernah
berpikir bahwa rencana Allah tidak berjalan dan kita berada di luar
rencana Allah. Tidak! Karena itu janganlah engkau bersungut-sungut
pada-Nya atas penderitaan yang engkau alami hari ini. Tapi hendaklah
dari mulut kita keluar bukan kata-kata sungut, melainkan pujian. Karena
hanya Dia yang layak menerima segala pujian dan hormat. Sehingga
bersama-sama dengan kumpulan para kerub, para tua-tua dan seluruh
alam semesta, kita senantiasa memuji-muji kebesaran-Nya.
Di hadapan Anak Domba Allah, yang telah menang atas maut
itu, kita tersungkur dan menyembah Dia. Kita menaklukkan diri
sepenuhnya pada kehendak-Nya dan hanya Dia yang kita sembah bukan
yang lain. Karena itu, tepatlah dan benarlah Pengakuan Gereja Toraja
yang mengatakan: Yesus Kristus itulah Tuhan dan Juruselamat. Yesus
Kristus yang menyatakan kehendak Allah, kasih Allah dan kuasa Allah
sebagaimana yang dinyatakan kepada kita dalam Firman Tuhan. Amin!

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


129

Bahan Penelaahan Alkitab Tanggal 2-7 Mei 2022

KEMULIAAN ANAK DOMBA


Kamala’biran-Na Anak Domba
Yohanes 21:1-19
Tujuan:
1. Jemaat meyakini bahwa Kristus sungguh telah menang atas maut.
2. Jemaat teguh menghadapi beragam masalah, bahkan maut sekalipun.

Pemahaman Teks
Penampakan Yesus di dalam kisah ini, itulah penampakan Yesus yang
ketiga kepada murid-muridNya ketika mereka sedang berkumpul. Sebelum
Yesus disalibkan, Ia berjanji akan menemui mereka di Galilea. Malaikat dan
Yesus juga berjanji demikian kepada murid-Nya yang perempuan sesudah Ia
bangkit.
Penulis Injil Yohanes bermaksud memberikan pernyataan tentang
Yesus Kristus yang bangkit. Yesus telah menyatakan dirinya kepada para
murid dengan cara yang khusus, yakni secara jasmani dan secara pribadi.
Rasul-rasul itu masih bingung dan banyak hal yang masih belum mereka
ketahui. Pengharapan mereka akan suatu kerajaan duniawi telah hilang.
Yesus dijual lalu disalibkan dan mati. Tetapi kemudian ia bangkit lagi. Mereka
bingung mengenai semua itu. Sementara mereka mengenangkan semua itu,
Petrus berkata, ‘Aku pergi menangkap ikan’. (ay.3). Mungkin mereka hendak
kembali kepada pekerjaan mereka dahulu. Kesibukan itu membantu mereka
melupakan kekecewaan mereka. Tetapi sementara mereka lupa terhadap
kekecewaan mereka, suatu kekecewaan baru timbul, yakni mereka telah
bekerja sepanjang malam, namun belum mendapat seekor ikan pun. (lih.
ay.3-5)
Lalu kata Yesus kepada mereka, ‘Tebarkanlah jalamu di sebelah
kanan perahu maka akan kamu peroleh.’ (ay.6). Biasanya mereka tidak
menebarkan jala di sebelah kanan perahu. Tetapi mereka menurut perintah
itu dan menangkap banyak ikan. Ini bukanlah soal dapat ikan banyak. Tapi
lebih dari itu. Yesus mau memfokuskan kembali para murid pada hakikat
pemanggilan mereka. Yesus tidak mengajar dan mempersiapkan mereka
untuk kembali menjadi penjala ikan, melainkan menjadi penjala manusia.
Yesus mau menyatakan kepada mereka bahwa mereka akan menangkap
banyak ikan, yakni membawa ribuan orang kepada Kristus. Mereka tidak
dipanggil untuk menangkap ikan yang mati, melainkan menangkap ikan
yang hidup. Dengan daya ingatnya yang tajam, Yohanes pada saat itu insaf
bahwa itulah Yesus, lalu ia berkata: ‘Itu Tuhan’. (ay.7). Pada saat itu dapat
dilihat lagi perbedaan yang sangat jelas antara sifat Petrus dan Yohanes.
Yohanes tajam pikirannya, semua hal direnungkannya baik-baik. Petrus
cepat berkata-kata dan cepat bergerak. Ia melompat ke dalam danau itu lalu
berenang ke pantai.
Kepada murid-murid yang kecewa dan bingung itu, Yesus

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


130

menampakan diri sebagai pribadi yang turun tangan dalam segala suasana.
Semalaman mereka mencari ikan dan tidak mendapat apa-apa, tetapi Yesus
ada di sana. Ia berdiri di pantai. Malam itu merupakan malam yang sial bagi
mereka, tetapi Yesus memberikan pagi yang baik.

Pertanyaan Diskusi
1. Bacalah kembali ayat 6 tentang pernyataan Yesus kepada murid-murid-
Nya: “Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu”. Apa makna yang
ada di balik pernyataan Yesus ini?
Basai sule tu ay.6 ; kadan-Na Puang Yesu lako Petrus lako anak gurun-Na
“buangi tu dalla'mi rokko sa'de kananna lopi”Apara battuananna te kadan-
Na Puang Yesu ?
2. Yesus sudah bangkit, menang atas maut. Dia sudah menyatakan diri
kepada para murid yang lagi merasa kecewa dan putus asa. Bagaimana
bapak/ibu/sdr.i memaknai kehadiran Yesus dalam realitas hidup yang
mengecewakan dan yang kadang membingung ini?
Malimbangunmo tu Puang Yesu untaloi kamatean. Umpapayanmo kalena
lako anak gurun-Na tu marassan pussak, menassan sia ka’tu rannu. Umba
latakua ungkatottongngi tu kama’diorenan-Na Puang yesu lan a’gan
katuoanta tu nenne’ umpaka’tu rannunta sia mepussakan?

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


131

Bahan khotbah hari Minggu Tanggal 8 Mei 2022

HIDUP KEKAL DALAM KRISTUS


Katuoan Marendeng Lan Puang Yesu

Bacaan Mazmur : Mazmur 23:1-6


Bacaan 1 : Kisah Para Rasul 9:32-43 (Bahan Utama)
Bacaan 2 : Wahyu 7:9-17
Bacaan 3 : Yohanes 10:22-30
Nas Persembahan : Mazmur 52:11
Petunjuk Hidup Baru : 2 Korintus 5:17
Tujuan:
1. Jemaat memahami dan meyakini kepastian kehidupan kekal dalam Kristus
2. Jemaat hidup sebagai umat yang sungguh percaya pada kehidupan kekal.

Pemahaman Teks
Mazmur 23:1-6 merupakan pujian yang melukiskan keberadaan
Tuhan sebagai Gembala. Ia akan menjaga dan menuntun, serta memelihara
domba-dombaNya.
Kisah Para Rasul 9:32-43 mengisahkan tentang Rasul Petrus yang
dengan kuasa Yesus Kristus menyembuhkan Eneas di Lida dan
membangkitkan Tabita di Yope. Peristiwa tersebut telah membuat banyak
orang menjadi percaya kepada Tuhan.
Wahyu 7:9-17 berisi penglihatan tentang orang-orang yang telah
ditebus dalam darah Anak Domba, yakni yang berasal dari berbagai suku.
Jumlah mereka tak terhitung, namun mereka semua digembalakan oleh
Anak Domba Allah, yakni Yesus Kristus.
Yohanes 10:22-30 mengisahkan percakapan Yesus dengan orang-
orang Yahudi yang menolak diriNya. Kepada mereka Yesus mengatakan,
bahwa mereka memang bukan domba-dombaNya. Namun yang merupakan
domba-dombaNya, akan dijaga dan diberikan kehidupan kekal oleh Yesus
yang adalah satu dengan Bapa.
Korelasi segenap bacaan ini terlihat dalam kehadiran Allah sebagai
Gembala, yang akan menjaga, memelihara dan memberikan kehidupan kekal
bagi umat-Nya. Kisah penyembuhan Eneas dan kebangkitan Tabita adalah
bukti jelas tentang hal tersebut. Demikian pula dengan penglihatan yang
dikemukakan dalam kitab Wahyu.

Pokok-pokok pengembangan khotbah


1. Realitas
Pernahkah kita mendengar ungkapan orang Toraja seperti berikut:
“Minda ‘ngkita pasa’ Ruppandang, kumua denni pakean tang malusa?”
atau “Mparannuangki’ mani apa lan lu tambuk kaduaya.”. Mencermati
kedua ungkapan ini, sebenarnya pesan apa yang hendak disampaikan?
Salah satu pesan penting yang tersirat dalam kedua ungkapan ini ialah

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


132

bahwa ‘semua orang menginginkan kepastian’, dan karena itulah hampir


semua hal dipertanyakan. Hal-hal yang lumrah pun kadang-kadang masih
dipertanyakan, apalagi hal-hal yang menurutnya ‘tidak logis’. Salah satu
hal yang masih sering dipertanyakan ialah kehidupan kekal. Masih
dipertanyakan, karena sering dibandingkan dengan pengalaman-
pengalaman yang menyakitkan, misalnya penderitaan dalam berbagai
bentuknya, termasuk penderitaan karena perkara kematian.

2. Pengharapan: Kepastian kehidupan kekal


Kehidupan kekal menjadi pasti, karena anugerah Allah dalam Yesus
Kristus. Dalam bacaan 2 (Wahyu 7:14) disebutkan tentang orang yang
telah keluar dari kesusahan besar dan telah mencuci dan membuat
jubahnya putih di dalam darah Anak Domba. Artinya ialah kehidupan
kekal hanya dimungkinkan melalui penebusan karena kurban Yesus
Kristus. Peristiwa Eneas yang disembuhkan dan Tabita/Dorkas
dibangkitkan adalah bukti bahwa kehidupan dalam Kristus tidak dibatasi
apalagi ditiadakan oleh apa pun. Penyakit, bahkan kematian pun tidak.
Mengapa? Karena Allah Sang Gembala Yang Baik senantiasa menuntun,
menjaga, dan memelihara (Maz.23; Yoh.10:22-30). Kehidupan kekal
adalah kehidupan bersama Kristus, kehidupan yang terhindar dari
kebinasaan (Mazmur dan Yohanes), kehidupan yang sarat dengan
sukacita dan pujian, jauh dari penderitaan dan kesusahan (Wahyu). Tidak
dapat disangkal bahwa sekalipun kita sudah beroleh anugerah yakni
kehidupan kekal dalam Kristus, namun berbagai hal yang tidak beres
masih menjadi kenyataan yang kita hadapi dan alami. Tetapi tak ada satu
pun yang berkuasa merenggut kehidupan kekal itu dari kita, ketika kita
benar-benar berada dalam persekutuan dengan Kristus.

3. Tanggapan
Hidup kini dan di sini adalah hidup yang berorientasi ke masa depan,
yakni kehidupan yang menuju kepada kesempurnaan dalam Kerajaan
Allah (PGT Bab VI). Karena itu mari menata dan menjalani kehidupan ini
dengan tetap menaruh seluruh harapan pada anugerah Allah. Jangan
biarkan satu hal pun membuat kita kehilangan anugerah itu. Percayalah,
bahwa kalau Tuhan berkenan memberi kita hidup, terlebih lagi
memberikan Anak Domba, yakni Anak-Nya sendiri yang olehNya kita
beroleh kehidupan kekal, Dia pun pasti memberi kekuatan bagi kita untuk
bertahan menjalani berbagai perkara. Amin.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


133

Bahan Penelaahan Alkitab Tanggal 9-14 Mei 2022

HIDUP KEKAL DALAM KRISTUS


Katuoan marendeng lan Puang Yesu
Wahyu 7:9-17
Tujuan:
1. Jemaat memahami dan meyakini kepastian kehidupan kekal dalam Kristus.
2. Jemaat hidup sebagai umat yang sungguh percaya pada kehidupan kekal.

Pembimbing Teks
Wahyu 7:9-17 berisi sebagian penglihatan/penyataan kepada rasul
Yohanes ketika dia terbuang di pulau Patmos. Hal yang mendasari
penglihatan/penyataan tersebut, adalah kondisi kehidupan para pengikut
Kristus yang kerapkali mengalami penderitaan akibat penganiayaan.
Penglihatan/penyataan tersebut dimaksudkan untuk memberi
penghiburan/penguatan terhadap orang-orang kudus, agar tetap menaruh
harapan dan percayanya kepada Kristus, sesulit apapun kenyataan hidup
yang mereka alami.
Dalam perikop tersebut disebutkan tentang orang banyak yang tak
terhitung jumlahnya. Mereka adalah orang-orang yang berasal dari berbagai
suku bangsa, yakni mereka yang telah ditebus dalam darah Anak Domba.
Sekalipun jumlah mereka tak terhitung, namun mereka semua digembalakan
oleh Anak Domba Allah, yakni Yesus Kristus.

Pertanyaan diskusi:
1. Perhatikan perikop yang telah kita baca. Apa saja yang menjadi ciri-ciri
dari kehidupan kekal dan pada ayat mana anda menemukan ciri-ciri
tersebut?
(Pemarangai te kadanNa Puang tu mangka tabasa. Apa siara tu napotanda
katuoan marendeng, sia aya’ pira minii untiroi?)
2. Hal-hal apa saja yang masih sering menggerogoti kehidupan kita,
sehingga kita tidak sepenuhnya menikmati kehidupan kekal yang telah
Tuhan anugerahkan bagi kita dalam Kristus?
(Apa siara tu madada’pa urrussai’ katuoanta, naurungan tangkan taperasai
tu katuoan marendeng Nakamaseanmiki’ Puang lan Kristus?)

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


134

Bahan khotbah hari Minggu Tanggal 15 Mei 2022

ANUGERAH PERTOBATAN BAGI SEMUA


Pengkatobaran dipa’kamasean lako mintu’ tau

Bacaan Mazmur : Mazmur 148:1-14


Bacaan 1 : Kisah Para Rasul 11:1-18 (Bahan Utama)
Bacaan 2 : Wahyu 21:1-8
Bacaan 3 : Yohanes 13:31-35
Nas Persembahan : 1 Tawarikh 16:29
Petunjuk Hidup Baru : Wahyu 21:7-8

Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa pertobatan dianugerahkan bagi semua orang.
2. Jemaat Jemaat hidup mengasihi semua orang tanpa membeda-bedakan.

Pemahaman Teks
Mazmur 148:1-14 merupakan pujian yang menjelaskan kedaulatan
Allah atas alam semesta beserta dengan segala isinya. Pujian yang
dikumandangkan oleh mazmur ini bak simfoni yang lengkap dan harmonis.
Lengkap karena dari berbagai perspektif malaikat makhluk surgawi, muncul
pujian akan keagungan dan kebesaran Sang Raja yang bertakhta di surga.
Dari segala ciptaan-Nya yang Dia letakkan di cakrawala dan langit untuk
menerangi dunia ini, kemahakuasaan-Nya menjadi sasaran kekaguman. Itu
berarti tidak ada satu makhluk pun atau benda yang dapat dijadikan allah
kecuali Allah Israel.
Kisah Para Rasul 11:1-18 mengisahkan penjelasan pertanggung-
jawaban Petrus terkait dengan baptisan yang dia lakukan kepada diri
Kornelius, sang perwira Italia (bnd. Kisah Para Rasul 10). Sama dengan yang
juga disadari oleh Petrus, orang banyak yang mendengarnya pun bisa
memahami betapa Allah juga mengaruniakan pertobatan yang memimpin
kepada hidup, bagi bangsa-bangsa lain. Allah tidak membeda-bedakan
orang. Perhatian dan cinta kasih-Nya tidak bisa dibatasi, demikian rahmat
dan anugerah-Nya tidak dicurahkan hanya kepada orang tertentu. Karya
Allah tidak terbatas hanya di kalangan orang Yahudi. Sebab Dia berkenan
kepada semua orang yang bertobat dan yang selalu mengamalkan
kebenaran.
Wahyu 21:1-8 mengisahkan penglihatan terkait dengan langit yang
baru dan bumi yang baru. Kemenangan mutlak Kristus yang mengakhiri
segala musuh Allah memuncak dalam langit dan bumi yang baru. Terjadi
transformasi total! Bumi baru mengukuhkan bahwa kemanusiaan tak lagi
dibelenggu dosa, penderitaan dan maut. Langit baru berarti tak ada lagi
sekat terjalinnya komunikasi umat dan Allah. Di sana tak ada lagi maut dan
ratap tangis, sebab umat Tuhan akan diberi minum dari mata air kehidupan.
Namun demikian, orang-orang penakut, keji, pembunuh, sundal, tukang

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


135

sihir, tak akan beroleh hidup di sana, melainkan berada di lautan yang
menyala oleh api.
Yohanes 13:31-35 menegaskan perintah baru oleh Yesus, yakni
perintah saling mengasihi sebagai ciri dan identitas hidup murid-muridNya.
Tujuannya, “agar dunia tahu bahwa kamu adalah murid-muridKu”. Dengan
tujuan itu, perilaku mengasihi bukan lagi perintah yang bersifat fakultatif
(pilihan/tidak wajib). Kasih menjadi kesaksian hubungan para murid dengan
Yesus. Kasih yang menjadi daya bagi setiap orang percaya dalam
menyaksikan anugerah pertobatan yang diberikan Allah untuk hidup baru di
dalam Kristus.
Korelasi segenap bacaan ialah kehidupan kekal yang dikaruniakan
bagi semua bangsa. Itu sebabnya murid Tuhan yang sungguh menyambut
anugerah ini tidaklah dilihat berdasarkan asal usul dan latar berlakang
mereka, melainkan terlihat melalui hidup mereka setiap saat, yakni hidup
yang saling mengasihi sebagai wujud dari pertobatan yang dianugerahkan
Allah.

Pokok-pokok pengembangan khotbah


Kisah Para Rasul 11:1-18 ditempatkan sebagai bahan utama, sebab
kesaksian Petrus tentang pembaptisan Kornelius membuat orang-orang
Yahudi bersunat, siuman dan sadar akan kasih Allah yang bersifat universal.
Untuk itu, khotbah minggu ini dapat dibagi dalam dua poin penting.

Pertama, anugerah pertobatan untuk semua orang


Kabar tentang pemberitaan Injil kepada bangsa non Yahudi oleh
Petrus, terdengar oleh rasul-rasul lain dan orang-orang Kristen Yahudi di
Yerusalem. Sebagai orang yang menganggap dirinya umat pilihan Allah,
mereka tidak bisa mengerti bagaimana firman Allah juga sampai kepada
bangsa lain. Mereka mempertanyakan bagaimana Petrus dapat masuk ke
rumah mereka dan makan bersama kaum non Yahudi, sesuatu yang
sebenarnya tidak boleh dilakukan orang-orang Yahudi.
Petrus menceritakan penglihatannya di Yope (Kis.10:10-20), yaitu
penglihatan agar ia pergi ke tempat orang kafir untuk menyampaikan kabar
keselamatan. Pengalaman itu ia jelaskan kepada orang-orang Kristen Yahudi
bahwa Allah juga membuka pintu pemberitaan Injil kepada bangsa lain. Baru
setelah mendengar penjelasan Petrus tersebut, orang Yahudi menjadi
tenang dan memuliakan Allah. Petrus ingin mempertanggungjawabkan
pelayanannya kepada kelompok Yahudi yang bersunat, bahwa pelayanan itu
terjadi bukan karena keinginannya, melainkan oleh pekerjaan Roh Kudus
(ay.5-7). Dalam konteks itu, Petrus menegaskan bagaimana peran Roh
Kudus dalam mengubah pandangan yang sudah terkotak-kotak dan kaku
(ay.8-10). Juga mengubah hati yang terbelenggu tradisi menjadi hati yang
hangat dan penuh kasih melihat petobat-petobat baru, tak peduli apa latar
belakang mereka (ay.18). Itulah sasaran dari anugerah pertobatan yang
dinyatakan oleh Allah bagi umat manusia.
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
136

Allah tidak membeda-bedakan orang. Perhatian dan cinta kasih-Nya


tidak bisa dibatasi hanya di wilayah tertentu. Rahmat dan anugrah-Nya tidak
dicurahkan hanya kepada tokoh tertentu, suku tertentu, gender tertentu,
atau budaya tertentu saja. Oleh sebab itu Allah tidak boleh dibatasi karya-
Nya di kawasan orang Yahudi. Dengan perkataan lain Allah tidak
membangun tembok, tetapi Allah justru membangun jembatan. Itulah
perintah baru yang dikatakan Yesus; “Aku memberikan perintah baru
kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah
mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi” (Yoh.13:34).
Keyakinan ini jugalah yang disaksikan oleh Petrus di saat ia mengalami
perjumpaan dengan Kornelius. Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya:
‘Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang.
Setiap orang dari bangsa mana pun yang takut akan Dia dan yang
mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya’ (Kis. 10:34-35). Barangsiapa
menang atau hidup dalam ketaatan, ia akan memperoleh semuanya ini, dan
Aku akan menjadi Allahnya dan ia akan menjadi anak-Ku (Why. 21:7).
Dalam dunia yang penuh dengan pertentangan dan krisis, dan
bahkan ketika primordialisme (perasaan kesukuan yang berlebihan) tumbuh
subur, kekristenan harus merangkul dan membangun jembatan-jembatan
komunikasi. Injil Kerajaan Allah adalah kabar baik yang harus disampaikan
dengan berpusat kepada Yesus. Oleh karena itu, sikap fanatisme atau
ekslusivisme bertentangan dengan nilai-nilai Kristiani. Memeluk Kristus erat-
erat dan merasa diri selamat, sementara orang lain dilihat dengan penuh
kecurigaan dan dibiarkan tidak bertobat, jelas sangat bertentangan dengan
panggilan gereja untuk menuntun sesama menyadari keberdosaannya dan
berbalik kepada kebenaran.
Bukan saatnya menghindari orang lain, tetapi inilah saatnya
merangkul orang lain dalam semangat persaudaraan dan semangat cinta
kasih. Sebab Yesus bukan milik kita saja, tetapi Yesus bagi semuaumat
manusia. Kita sungguh percaya bahwa Roh Kudus yang bekerja di dalam diri
Kornelius dan yang meyakinkan dia untuk percaya. Ini berarti bahwa Roh
Kuduslah yang berperan dalam segala sesuatu. Kita hanyalah alat yang
dipakai Allah bagi kemuliaan-Nya. Mari memohon agar Roh Kudus
senantiasa mendampingi dan memberi kemampuan kepada kita dalam
tugas panggilan kita selaku anak-anak Allah.

Kedua: anugerah yang mahal menjadikan hidup berarti bagi sesama


Seorang teolog Lutheran Jerman, Dietrich Bonhoeffer (1906-1945)
berucap; “Kita hidup dari anugerah yang mahal, bukan murahan”. Setiap
orang yang telah mengecap dan mengalami anugerah Allah yang mahal,
seharusnya mampu menunjukkan hidup yang benar-benar telah bertobat.
Pertobatan yang sungguh pasti mendorong kita untuk juga memiliki daya
dorong dan motivasi yang kuat untuk membagikan sesuatu kepada orang
lain, yakni membagikan “Kristus”. Itulah hidup baru yang kita miliki di dalam
Kristus. Bandingkan dengan PGT Bab V Butir 2, ‘Kehadiran Allah itu adalah
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
137

kuasa yang merombak, membaharui dan menyucikan kita, sehingga kita


meninggalkan kehidupan lama dan hidup dalam kehidupan baru’.
Gaya hidup dalam kasih adalah bukti dari komitmen kita memaknai
kehidupan baru yang telah dianugerahkan dan menyambut anugerah
pengampunan dari Allah yang tidak membeda-bedakan. Karena itu,
perumpamaan Yesus tentang seorang Samaria yang murah hati (Lukas 10:25-
37), sebenarnya merupakan ajakan Yesus agar pengikutNya menjadi sesama
bagi semua orang tanpa memandang latar belakang sosial, budaya, agama
dan sebagainya. Hal ini juga ditekankan dalam PGT bab VI butir 6, ‘Umat
Allah sebagai tubuh Kristus bukanlah suatu persekutuan yang statis dan hidup
bagi dirinya sendiri, melainkan Jemaat adalah satu arak-arakan yang dinamis
dan terbuka serta mengundang semua orang melalui kesaksian hidup,
pelayanan dan pemberitaannya untuk ikut dalam arak-arakan itu menuju
kepada kepenuhan hidup di dalam Kerajaan Allah’. Kasih yang menjadi daya
bagi setiap orang percaya dalam menyaksikan anugerah pertobatan yang
diberikan Allah untuk hidup baru di dalam Kristus.

Aplikasi
Kita hidup dari anugerah yang mahal, oleh darah Kristus yang
tertumpah di atas kayu salib. Hidup kita tidak ditebus dengan barang fana,
melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus (1 Petrus 1:18-19).
Maka sepatutnyalah kita menghargai anugerah yang mahal itu dengan hidup
dalam pertobatan yang sungguh-sungguh. Sebab hanya dengan pertobatan
yang sungguh kita bisa hidup mengasihi dengan sempurna bagi sesama
tanpa membeda-bedakan. SabdaNya; ‘kamu telah memperolehnya dengan
cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan Cuma-Cuma’ (Matius 10:8b).
Allah di dalam Kristus telah memberikan yang terbaik bagi kita dengan
berkorban di atas kayu salib, mati untuk menebus dosa kita. Ia telah
menganugerahkan pertobatan agar hubungan kita dengan Dia tetap
terpelihara dalam kasih-Nya. Kuasa kasih itu jugalah yang kiranya
mendorong kita semakin bersemangat pergi membagikan ‘Kristus’ dalam
seantero hidup kita. Hidup saling mengasihi satu dengan yang lain. Sebab
kasih itulah yang menjadi daya bagi setiap orang percaya dalam
menyaksikan anugerah pertobatan yang diberikan Allah untuk hidup baru di
dalam Kristus. Komitmen hidup dalam anugerah Tuhan yang mahal adalah
lewat pertobatan dan lahir baru. Mewujudkannya dengan penerimaan ke
dalam lingkup persaudaraan seiman di dalam gereja dengan tulus. Itulah
tugas gereja dan tugas kita yakni menerima tanpa membeda-bedakan. Ingat
kita pun diterima Tuhan apa adanya!

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


138

Bahan Penelaahan Alkitab Tanggal 16-21 Mei 2022

ANUGERAH PERTOBATAN BAGI SEMUA


Pengkatobaran dipa’kamasean lako mintu’ tau
Yohanes 13:31-35
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa pertobatan dianugerahkan bagi semua orang.
2. Jemaat-Jemaat hidup mengasihi semua orang tanpa membeda-bedakan.

Pemahaman Teks
Yohanes 13:31-35 menegaskan perintah baru oleh Yesus, yakni
perintah saling mengasihi sebagai ciri dan identitas hidup murid-murid-Nya.
Tujuannya, “agar dunia tahu bahwa kamu adalah murid-muridKu”. Dengan
tujuan itu, perilaku mengasihi bukan lagi perintah yang bersifat fakultatif
(pilihan/tidak wajib). Kasih menjadi kesaksian hubungan para murid dengan
Yesus. Kasih yang menjadi daya bagi setiap orang percaya dalam
menyaksikan anugerah pertobatan yang diberikan Allah untuk hidup baru di
dalam Kristus.
Ayat 34 “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya
kamu saling mengasihi”. Hal saling mengasihi saja, sesungguhnya bukanlah
perintah baru. Jadi hal yang baru adalah, bahwa orang-orang percaya harus
saling mengasihi sebagaimana Yesus mengasihi mereka (bnd. Yoh.15: 12,17; 1
Yohanes 2:7-8). Karena itu, Injil adalah suatu pribadi yang harus disambut,
suatu kumpulan kebenaran untuk dipercayai, dan suatu kehidupan untuk
dihidupi (bnd. Yohanes 14:15, 21).
Ayat 35 “Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu
adalah murid-murid-Ku”. Dengan perkataan Yesus ini, memberi penegasan
bahwa kasih adalah satu ciri yang tidak bisa dipalsukan oleh setan. Orang
percaya harus bercirikan kasih (bnd. 1 Yoh.3:14; 4:20).

Pertanyaan Diskusi
1. Baca ulang ayat 34-35; percakapkanlah apa maksud perkataan Yesus;
‘Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling
mengasihi”!
Basai sule tu ay.34-35, sipa’kadai apa patunna tu kadan-Na Puang Yesus
nakua “Misa' parenta ba'ru Kubenkomi, iamo tu: la sipakaboro'komi?
2. Apa yang acapkali membuat kita sulit mengimplementasikan kasih yang
tulus bagi sesama tanpa membeda-bedakan?
Apa tu nenne’ umpatikadangki’ umpamanassa pa’kaboro’ lantuk sia tang
ma’pasilaenan lako padanta?

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


139

Bahan khotbah hari Minggu Tanggal 22 Mei 2022

TUHANLAH BAIT SUCINYA


Puang Kapenomban Napobanua Kabusungan.

Bacaan Mazmur : Mazmur 67:1-8


Bacaan 1 : Kisah Para Rasul 16:4-15
Bacaan 2 : Wahyu 21:22-22:5 (Bahan Utama)
Bacaan 3 : Yohanes 5:1-9
Nas Persembahan : 2 Korintus 8:12
Petunjuk Hidup Baru : Yohanes 14:23

Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa Tuhanlah yang terutama, melebih segala yang lain.
2. Jemaat hidup menempatkan Tuhan di atas segala-galanya.

Pemahaman Teks
Mazmur 67:1-8 merupakan pujian yang menjelaskan betapa
Tuhanlah sumber berkat bagi semua bangsa. Tanah bangsa-bangsa di bumi
diberkati dan memberikan hasilnya. Itu sebabnya semua bangsa bersyukur
kepada Tuhan.
Kisah Para Rasul 16:9-15 berisi kisah pelayanan Rasul Paulus di daerah
Makedonia, termasuk di Filipi salah satu kota di Makedonia. Meskipun belum
ada orang Kristen di sana, selain rumah ibadat orang Yahudi, namun hal
tersebut tidak menghalangi pemberitaan Injil di sana. Tuhan hadir bekerja
meskipun di sana belum ada jemaat Tuhan di sana. Lidia pun menjadi
percaya dan dibaptis.
Wahyu 21:22-22:5 mengisahkan penglihatan Rasul Yohanes tentang
kota Yerusalem yang baru. Namun, bangunan Bait Suci yang selama ini jadi
pusat kegiatan umat Yahudi dari berbagai penjuru, ternyata tak lagi terlihat
di sana. Tuhan yang Maha Kuasa dan Anak Domba itulah yang merupakan
Bait Sucinya. Tak ada bulan dan matahari di sana, sebab kemuliaan dan
terangnya adalah Anak Domba itu sendiri. Sungai air kehidupan mengalir
dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.
Yohanes 5:1-9 mengisahkan penyembuhan yang dilakukan oleh
Tuhan Yesus di kolam Betesda, yakni atas diri seseorang yang telah
menderita sakit selama 38 tahun. Sebagaimana yang diyakini oleh sejumlah
orang saat itu, di kolam Betesda berkumpul begitu banyak orang sakit yang
menantikan kesembuhan melalui kolam Betesda. Namun demikian, Tuhan
kemudian menyembuhkan orang sakit tersebut hanya dengan sebuah
ucapan, “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah!”. Orang tersebut
mengalami kesembuhan tanpa harus turun ke kolam Betesda. Dengan
demikian Tuhan mematahkan sebuah tradisi kepercayaan yang telah diyakini
sekian lama oleh banyak orang pada saat itu. Tuhanlah sumber kesembuhan
dan bukan kolam Betesda.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


140

Korelasi yang terlihat dari segenap bacaan di atas, ialah terkait


dengan keberadaan Tuhan sebagai satu-satunya Sumber Kehidupan bagi
semua bangsa. Rumah ibadah dan beragam ornament / ritual keagamaan
merupakan hal penting, namun semua itu tidak menggantikan keberadaan
Tuhan sendiri sebagai satu-satunya sumber berkat. Itu sebabnya karya dan
berkat Tuhan hadir bagi semua orang melampaui ragam ornamen dan ritual
keagamaan.

Pokok-pokok pengembangan khotbah


Wahyu 21:22 : “Dan aku tidak melihat Bait Suci di dalamnya…”. Hal
yang menarik diperhatikan, ialah penglihatan Rasul Yohanes yang
mengatakan bahwa tak ada bangunan Bait Suci yang terlihat di kota
Yerusalem baru yang turun dari sorga. Menceritakan tentang hal yang tak
terlihat dalam sebuah penglihatan, jelas memberi sebuah pesan, betapa
ketiadaan Bait Suci ini merupakan sebuah hal yang penting dan tentu sarat
makna. Bait Suci yang merupakan kelanjutan dari Kemah Suci, serta
merupakan tempat kudus yang menjadi tempat kediaman Tuhan: “Dan
mereka harus membuat tempat kediaman bagi-Ku, supaya Aku akan diam di
tengah-tengah mereka. Menurut segala apa yang Kutunjukkan kepadamu
sebagai contoh Kemah Suci dan sebagai contoh segala perabotannya,
demikianlah harus kamu membuatnya” (Kel.25:8-9). Itu sebabnya, saat Bait
Suci yang dibangun oleh Raja Salomo itu ditahbiskan, “… kemuliaan TUHAN
memenuhi rumah itu. Para imam tidak dapat memasuki rumah TUHAN itu,
karena kemuliaan TUHAN memenuhi rumah TUHAN” (2 Taw.7:1-2). Hal ini
serupa dengan peristiwa yang terjadi di Kemah Suci pada zaman Musa: “Lalu
awan itu menutupi Kemah Pertemuan, dan kemuliaan TUHAN memenuhi
Kemah Suci, sehingga Musa tidak dapat memasuki memasuki Kemah
Pertemuan, sebab awan itu hinggap di atas kemah itu, dan kemuliaan TUHAN
memenuhi Kemah Suci” (Kel.40:34-35).
Bait Suci jelas merupakan bangunan yang teramat penting di kota
Yerusalem. Yerusalem menjadi penting, sebab Bait Suci ada di sana. Saat
ibukota Israel dipindahkan dari Hebron ke Yerusalem, tabut TUHAN juga
turut dibawa ke Yerusalem. Untuk itulah Raja Daud kemudian membeli
tanah milik Ornan orang Yebus itu dengan emas seberat enam ratus syikal,
sebagai tempat nantinya Bait Suci akan dibangun (1 Taw.21:25). Saat umat
Israel kembali dari pembuangan di Babel, maka di bawah pimpinan
Zerubabel, Bait Suci pun menjadi bangunan penting yang harus dibangun
kembali di kota Yerusalem. Dan ketika bangsa Israel merasa belum saatnya
membangun Bait Suci itu kembali, Tuhan melalui nabi Hagai datang menegur
mereka: “Apakah sudah tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-
rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang Rumah ini tetap menjadi
reruntuhan?” (Hagai 1:4).
Oleh sebab itu, sebuah hal yang tentu menarik dipertanyakan, ialah
mengapa bangunan Bait Suci yang amat penting tersebut kini tak lagi ada di
kota Yerusalem baru? Alasan amat jelas yang dikemukakan, ialah “…sebab
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
141

Allah, Tuhan Yang Mahakuasa, adalah Bait Sucinya, demikian juga Anak Domba
itu” (Why.21:22). Pernyataan ini memang tak mudah dipahami, khususnya
jika selama ini umat sudah seringkali melihat representasi kehadiran Tuhan
sebatas pada simbol-simbol, tempat atau bangunan-bangunan tertentu.
Namun jika memperhatikan sejumlah ucapan Yesus Kristus, Anak Domba itu,
sesungguhnya hal tersebut sudah pernah dikemukakan sebelumnya. Kepada
orang-orang Yahudi Yesus pernah mengatakan, “Rombak Bait Allah ini, dan
dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali” ; yang dimaksudkan
dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri (Yoh.2:19-21).
Tuhanlah Bait Suci-nya! Pernyataan ini tentu mengandung sejumlah
makna penting. Yang pertama, bait suci, serta beragam ornamen dan simbol
kegamaan tentu saja penting. Namun demikian, semua hal tersebut tidak
boleh menggantikan kehadiran dan keberadaan Tuhan itu sendiri. Tuhan
hadir dan berkarya melampaui semua batas-batas yang seringkali ada di
pikiran manusia. Kepada perempuan Samaria, Yesus pernah mengatakan,
“percayalah kepada-Ku hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu
akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem”
(Yoh. 4:21). Pesannya jelas, yakni kehadiran dan karya Tuhan jelas melampaui
semua bangunan ciptaan manusia, bahkan wilayah teritorial tempat tinggal
manusia. Itu sebabnya, saat niat membangun Bait Suci itu muncul pertama
kali dari Raja Daud, Tuhan mengingatkan sebuah hal penting kepadanya:
“Masakan engkau yang mendirikan rumah bagi-Ku untuk Ku diami?”. Lebih
jauh Tuhan bahkan menegaskan, betapa Ia tidak pernah meminta umat-Nya
mendirikan rumah bagiNya dengan mengatakan, “Mengapa kamu tidak
mendirikan bagi-Ku rumah dari kayu aras?” (2 Sam.7:5–7). Kalaupun
pembangunan rumah Tuhan itu kemudian diperkenankan oleh Tuhan, maka
Daud harus selalu mengingat bahwa Tuhanlah yang sesungguhnya bisa
membuat Daud bisa berada dalam kedudukan, kemuliaan dan kekayaan
sebagai Raja seperti sekarang ini (2 Sam.7:8-16). Tuhan hadir dan berkarya
melampaui batas-batas bangunan keagamaan. Itu pula sebabnya, melalui
Nabi Yesaya, Tuhan berkata kepada umatNya: “Langit adalah takhta-Ku dan
bumi adalah tumpuan kaki-Ku; rumah apakah yang akan kamu dirikan bagi-Ku,
dan tempat apakah yang akan menjadi perhentian-Ku?” (Yes.66:1). Begitu
jelas, betapa tak ada bangunan sebesar apa pun yang bisa menjadi tempat
tinggal Tuhan, sebab sesungguhnya segenap alam semesta itu adalah
kediamannya.
Tuhan hadir melampaui batas bangunan dan wilayah. Itu pula
sebabnya, sebagaimana yang terjadi dalam perjalanan pelayanan Paulus di
Filipi, karya Tuhan juga terjadi di sana meskipun saat itu belum ada jemaat
Tuhan di sana. Tuhan berkuasa atas segenap alam semesta beserta segala
isinya.
Tuhanlah Bait Sucinya! Karena itu, meskipun menjadi lambang
kehadiran Tuhan, Bait Suci bahkan tidak secara otomatis menjamin
kehadiran Allah. Melalui Nabi Yeremia, Tuhan mengatakan hal tersebut
dengan begitu jelas: “Perbaikilah tingkah langkahmu dan perbuatanmu, maka
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
142

Aku mau diam bersama-sama kamu di tempat ini” (Yer.7:3). Bait Suci tentu
saja penting. Namun kesetiaan dan fokus kepada Tuhan, sesungguhnya
merupakan hal yang terutama! Itu sebabnya kehidupan setiap hari yang
sungguh terarah dan bergantung pada Tuhan, sesungguhnya merupakan hal
yang terutama dalam kehidupan umat Tuhan.
Tuhanlah Bait Sucinya! Keberadaan Tuhan sebagai sumber segalanya
juga terlihat dalam penjelasan lebih lanjut. Kota Yerusalem baru tidak
memerlukan matahari dan bulan lagi, sebab kemuliaan Allah-lah yang
meneranginya dan Anak Domba itu adalah lampunya (Why.21:23). Matahari
dan bulan sesungguhnya hanyalah ciptaan. Karena itu sumber terang yang
sesungguhnya bukanlah matahari dan bulan, melainkan Tuhan itu sendiri.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


143

Bahan Penelaahan Alkitab Tanggal 23-28 Mei 2022

TUHANLAH BAIT SUCINYA


Puang Kapenomban napobanua kabusungan.
Yohanes 5:1-18

Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa Tuhanlah yang terutama, melebih segala yang lain.
2. Jemaat hidup menempatkan Tuhan di atas segala-galanya.

Pemahaman Teks
Yohanes 5:1-18 mengisahkan penyembuhan yang dilakukan oleh
Tuhan Yesus di kolam Betesda, yakni atas diri seseorang yang telah
menderita sakit selama 38 tahun. Sebagaimana yang diyakini oleh sejumlah
orang saat itu, di kolam Betesda berkumpul begitu banyak orang sakit yang
menantikan kesembuhan melalui kolam Betesda. Orang-orang buta,
timpang dan lumpuh ada di sana, sebab sewaktu-waktu malaikat Tuhan
turun ke kolam dan menggoncangkan kolam tersebut. Barangsiapa yang
terdahulu masuk ke dalam kolam sesudah goncangan itu, diyakini akan
sembuh apapun juga penyakitnya (ay.4). Namun demikian, orang yang sakit
38 tahun ini tak kunjung beroleh kesembuhan, sebab menurutnya, ia selalu
didahului oleh orang lain turun ke kolam saat air kolam bergoncang. Tak ada
orang yang membantunya untuk turun ke kolam (ay.7).
Sehubungan dengan itu menarik diperhatikan, betapa kisah
penyembuhan ini dimulai dari tawaran Yesus sendiri kepada si sakit untuk
beroleh kesembuhan. Meski saat itu hari Sabat dan si sakit sendiri
sebenarnya tak datang untuk memohon kesembuhan pada Tuhan, Tuhan
Yesus sendiri yang kemudian secara sengaja datang menawarkan padanya,
“Maukah engkau sembuh?”. Tuhan kemudian menyembuhkan orang sakit
tersebut hanya dengan sebuah ucapan, “Bangunlah, angkatlah tilammu dan
berjalanlah!” (ay.8). Orang tersebut disembuhkan hanya dengan perkataan
dari Tuhan, tanpa media atau materi apapun, termasuk tanpa turun ke
kolam Betesda. Dengan demikian Tuhan mematahkan sebuah tradisi
kepercayaan yang telah diyakini sekian lama oleh banyak orang pada saat
itu. Tuhanlah sumber kesembuhan dan bukan kolam Betesda.

Pertanyaan Diskusi
1. Si sakit disembuhkan oleh Tuhan Yesus hanya dengan sebuah kalimat!
Menurut saudara, apa pesan dari penyembuhan yang demikian?
Sangbukuri kada napokada Puang Yesu tu napomaleke te to masaki.
Situru’ pa’nannunganta, denraka pangadaran lako kaleta diona te
kadipamalekeanna misa’ to masaki?
2. Dalam hal-hal apa kita seringkali lebih terfokus pada “kolam Betesda”
dan bukan pada Tuhan Sumber kehidupan?
Apasia tu nenne’ umpatutu’tun lulakoi “Limbong Betesda” tu tanga’ta, sae
lako tae’mo anna tu’tun lulako Puang Yesu?
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
144

Bahan khotbah hari kenaikan Yesus ke Sorga Tanggal 26 Mei 2022

TUHAN BERKUASA DI SORGA DAN DI BUMI


Makuasa tu Puang la dao Suruga la lan lino

Bacaan Mazmur : Mazmur 47:1-10


Bacaan 1 : Kisah Para Rasul 1:1-11 (Bahan Utama)
Bacaan 2 : Efesus 1:15-23
Bacaan 3 : Lukas 24:44-53
Nas Persembahan : Mazmur 86:12
Petunjuk Hidup Baru : Kisah Para Rasul 1:7-8
Tujuan:
1. Jemaat meyakini Tuhan berkuasa di bumi dan di sorga
2. Jemaat hidup penuh pengharapan dalam pemeliharaan Tuhan yang maha kuasa.

Pemahaman Teks
Kisah Para Rasul 1:1-11 yang merupakan bacaan utama minggu ini
berisi kisah kenaikan Tuhan Yesus ke sorga, yakni yang terjadi di Yerusalem
empat puluh hari setelah kebangkitan-Nya. Tentu saja terdapat banyak
makna yang dapat diperoleh, baik melalui peristiwa itu sendiri, maupun
melalui percakapan antara Yesus dengan para murid. Namun demikian, satu
hal yang menarik adalah pemberian tugas dan tanggung jawab lebih lanjut
bagi para murid untuk terus bekerja dan bersaksi dalam dunia, yakni dengan
mengandalkan kuasa yang diberikan oleh Tuhan sendiri. Yesus Kristus
memang telah naik ke sorga, namun para murid diminta tetap ada di bumi
untuk menjadi saksi bagi Kristus.
Mazmur 47:1-10 berisi pujian bagi Tuhan yang Maha Tinggi, penguasa
alam semesta. Ia telah naik dan bersemayam di atas takhtaNya yang kudus.
Pada saat yang sama, Tuhan pun adalah Raja bagi seluruh bumi! Segenap
bangsa tunduk pada-Nya.
Efesus 1:15-23 menjelaskan tentang doa dan harapan Rasul Paulus,
agar jemaat Efesus dapat memahami kemuliaan dan kuasa Yesus Kristus
yang telah bangkit dan naik ke sorga, serta duduk di sebelah kanan Allah.
Kuasa tersebut tidak hanya berlaku di sorga pada masa yang akan datang,
tetapi juga hadir di bumi pada masa kini. Kuasa tersebut pun melampaui
kuasa semua penguasa di dunia saat ini.
Lukas 24:44-53 merupakan bagian paling akhir Injil Lukas yang
mengisahkan secara ringkas kisah penampakan Yesus kepada para murid
pasca kebangkitanNYA, pesan sebelum naik ke sorga dan peristiwa kenaikan
Tuhan Yesus ke sorga. Para murid diminta tetap tinggal di bumi sebagai saksi
Kristus dan untuk itu mereka akan diperlengkapi dengan kekuasaan dari
tempat tinggi (ay.49).
Segenap bacaan memperlihatkan sebuah korelasi penting, yakni
tentang kehadiran kuasa Allah yang Maha Tinggi dalam kehidupan manusia
di muka bumi. Bumi dalam segala pergumulan dan ketidaksempurnaan-nya,

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


145

bukanlah tempat yang absen dari kasih dan kuasa Allah. Tuhan hadir
berkuasa tidak hanya di sorga, tapi juga di bumi.

Pokok-pokok pengembangan khotbah


 Satu pertanyaan menarik, ialah mengapa para murid harus tetap hadir
dan berkarya di bumi, saat Yesus Kristus akan segera naik ke sorga? Jika
melihat permintaan para murid untuk segera memulihkan kerajaan
Israel pada masa itu, tampak jelas betapa bagi para murid karya
penyelamatan Allah sudah ada di ambang garis akhir. Kristus sudah
bangkit dan musuh telah ditaklukkan. Saatnya kini Israel segera
dipulihkan. Beberapa bagian Injil Lukas (penulis Kisah Para Rasul
diyakini sama dengan penulis Injil Lukas) cukup jelas perlihatkan paham
tersebut. Misalnya saja dalam Injil Lukas 19:11, “… sebab Ia sudah dekat
Yerusalem dan mereka menyangka, bahwa Kerajaan Allah akan segera
kelihatan” (bnd. Lukas 24:21). Oleh sebab itu, perintah bagi para murid
agar terus berkarya di bumi saat Yesus Kristus telah kalahkan kematian
dan akan segera naik ke sorga, tentu menjadi sebuah bahan
perenungan yang menarik!

 “Jawab-Nya: Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang


ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya. Tetapi kamu akan menerima
kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-
Ku di Yerusalem, dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung
bumi” (ay.7-8). Menarik menyimak jawaban Tuhan Yesus atas
permintaan para murid yang mencakup dua hal, yakni permintaan
tentang hal pemulihan Israel dan hal waktu pemulihan pada masa kini.
Menurut Yesus, hal waktu pemulihan tak perlu mereka ketahui, sebab
Bapa tetapkan itu menurut kuasa-Nya (ay.7). Tapi terkait hal pemulihan
Israel, jawaban Tuhan Yesus lebih jauh ialah, bahwa mereka akan
menerima kuasa dan menjadi saksi sampai ke ujung bumi. Pemulihan
ternyata bukan hanya bagi Israel, melainkan hingga ke ujung bumi.
Karya penyelamatan Allah tidak hanya ditujukan bagi bangsa Israel saja,
tetapi bagi umat di seluruh bumi. Itu sebabnya kuasa Tuhan harus
diberitakan sampai ke ujung bumi. Kuasa dan kemuliaan Tuhan bukan
hanya dinyatakan di sorga, tetapi juga harus dinyatakan di atas seluruh
bumi. Mazmur 47:3 katakan, “Sebab TUHAN, Yang Mahatinggi adalah
dahsyat, Raja yang besar atas seluruh bumi”.
Dalam pandangan umum, bumi memang seringkali diberi konotasi
negatif semata, yakni sebagai tempat beragam kejahatan dan
ketidakadilan itu terjadi. Alkitab sendiri tidak mengabaikan beragam
kesan demikian terkait kehidupan yang terjadi di muka bumi. Namun,
kehadiran kuasa Tuhan di muka bumi juga dikisahkan dengan begitu
jelas. Misalkan saja gambaran dalam kitab Wahyu, yakni yang
menjelaskan bumi sebagai tempat umat Tuhan bergumul dan
menderita. Namun di bagian-bagian akhir kitab Wahyu kemudian
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
146

dijelaskan pula, bahwa kota Yerusalem yang baru itu ternyata turun dari
sorga dan kemah Allah itu kini ada di tengah-tengah manusia (Why.21:2-
3). Dalam hal ini kontras atau perbedaan antara sorga dan bumi tak lagi
ada. Kuasa dan kemuliaan Tuhan tidak lagi hanya dinyatakan di sorga,
tapi juga turun, hadir dan dinyatakan di bumi. Hal ini sejalan dengan isi
Doa Bapa Kami, “jadilah kehendakMu, di bumi seperti di sorga”
(Mat.6:10), atau senada dengan gambaran tentang takhta Allah dalam
kitab Yesaya: “Langit adalah takhta-Ku dan bumi adalah tumpuan kaki-
Ku” (Yes.66:1). Sorga dan bumi adalah tempat kuasa dan kemuliaan
Allah harus dinyatakan.

 Kenaikan Tuhan Yesus ke sorga sesungguhnya merupakan peristiwa


yang jelas memperlihatkan, betapa Tuhan memang berkuasa di bumi
dan di sorga. Yesus yang hadir sebagai manusia selama puluhan tahun
di bumi, telah melakukan begitu banyak karya ajaib, yakni yang
berpuncak pada peristiwa kematian dan kebangkitan-Nya. Segala karya
tersebut tentulah bisa menjelaskan tentang hadirnya kuasa Allah di
bumi. Karena itu jika saat ini Kristus naik ke sorga, segera terlihat jelas
betapa sorga pun juga adalah takhta-Nya. Tuhan tidak hanya berkuasa
di bumi, tetapi juga di sorga. Karya Kristus menjelaskan bahwa bumi
dan sorga, keduanya berada dalam kedaulatan kuasa Tuhan. Kehidupan
kini di bumi dan nanti di sorga, keduanya berada dalam kuasa Tuhan.
Oleh sebab itu, umat Tuhan hendaknya terus hidup dalam
pengharapan, baik untuk hidup di masa kini maupun hidup di masa
mendatang. Itulah yang secara terang benderang dikemukakan oleh
Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus. Kuasa Yesus Kristus yang naik ke
sorga, adalah “jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan
kerajaan dan tiap-tiap nama yang dapat disebut, bukan hanya di dunia ini
saja, melainkan juga di dunia yang akan datang” (Ef.1:21). Sehubungan
dengan itu, menarik membandingkan perenungan ini dengan kisah
mimpi Yakub di Betel (Kej.28:10-22). Saat Yakub tertidur dan bermimpi
di Betel, ia melihat tangga dari bumi ke langit yang dilalui oleh malaikat-
malaikat Allah, naik turun di tangga tersebut. Dalam mimpinya itu, Allah
pun memperkenalkan diri-Nya dan menyatakan janji-Nya kepada Yakub.
Yang kemudian menjadi penting sehubungan dengan tema khotbah,
ialah pernyataan Yakub kemudian, “Alangkah dahsyatnya tempat ini. Ini
tidak lain dari rumah Allah, ini pintu gerbang sorga” (Kej.28:17). Allah
yang berkuasa di sorga, ternyata juga hadir di bumi, tempat dia
berbaring. Tangga yang menghubungkan langit dan bumi menjelaskan
betapa langit dan bumi, keduanya berada dalam kedaulatan kuasa
Tuhan (bnd. Yoh.1:51). Dalam bacaan Injil, janji Tuhan Yesus kepada para
murid tentang kehadiran kuasa dari tempat tinggi, juga menegaskan hal
ini. Para murid memang diminta tetap berkarya sebagai saksi Kristus di
muka bumi, namun untuk itu kuasa dari tempat tinggi akan
memperlengkapi mereka: “Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
147

sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi”


(Luk.24:49). Kuasa dari tempat tinggi juga akan menjadi kuasa yang
hadir di bumi, yakni melalui karya para murid Tuhan.

 Tuhan berkuasa di bumi dan di sorga. Oleh sebab itu, bagi kita yang
masih hidup di bumi saat ini, sama seperti jemaat Efesus pada masanya,
diharapkan untuk percaya, “betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang
percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya” (ay.19). Hidup hendaknya
dijalani dengan penuh pengharapan, betapa pun sulit kondisi yang
dialami hari ini. Situasi ekonomi yang berat, serta rasa ketidakadilan
yang mungkin dialami, hendaknya tidak membuat kita hilang
pengharapan! Tuhan sepenuhnya berdaulat. Dia berkuasa di bumi dan
di sorga, baik pada masa kini maupun pada yang akan datang.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


148

Bahan khotbah hari Minggu Tanggal 29 Mei 2022

BERSAMA TUHAN SELAMANYA


Tontong sisola Puang

Bacaan Mazmur : Mazmur 97:1-12


Bacaan 1 : Kisah Para Rasul 16:16-34
Bacaan 2 : Wahyu 22:12-21 (Bahan Utama)
Bacaan 3 : Yohanes 17:20-26
Nas Persembahan : Mazmur 96:8
Petunjuk Hidup Baru : Wahyu 22:14
Tujuan:
1. Jemaat meyakini Tuhanlah satu-satunya yang berdaulat atas sejarah kehidupan manusia.
2. Jemaat hidup penuh pengharapan dalam semua situasi kehidupan.

Pemahaman Teks
Wahyu 22:12-21 merupakan bagian paling akhir kitab Wahyu yang
mengisahkan penglihatan saat kedatangan Tuhan Yesus kembali. Satu hal
yang penting, ialah saat Tuhan memperkenalkan diri-Nya sebagai Alfa dan
Omega, gelar yang secara sengaja dikemukakan tiga kali dalam keseluruhan
kitab Wahyu. Sebagai Alfa dan Omega, Tuhan akan hadir di akhir sejarah
kehidupan manusia untuk memberikan hak atas pohon kehidupan, yakni
bagi mereka yang telah ditebus dalam darah Anak Domba.
Mazmur 97:1-12 merupakan pujian yang menyatakan betapa Tuhan
adalah Raja atas seluruh bumi. Oleh karena itu, Tuhan sesungguhnya
berkuasa di segenap tempat dan situasi. Segala bangsa melihat kemuliaan-
Nya. Ia pun sangggup memelihara nyawa orang yang dikasihi-Nya dan
melepaskan mereka dari tangan orang-orang fasik.
Kisah Para Rasul 16:16-34 mengisahkan perjalanan pemberitaan Injil
oleh Rasul Paulus di Filipi, yang kemudian mengakibatkan dirinya dipenjara
bersama dengan Silas. Namun demikian, kuasa Allah yang kemudian
membebaskan mereka, justru bermuara pada kesediaan kepala penjara di
Filipi untuk percaya kepada Tuhan Yesus, bahkan memberi dirinya dibaptis
bersama dengan seisi rumahnya. Pemeliharaan dan kehadiran Tuhan
ternyata tak berakhir saat mereka dibelenggu dalam penjara.
Yohanes 17:20-26 merupakan bagian dari doa Tuhan Yesus yang
dapat disebutkan sebagai penutup dari percakapan perpisahan Tuhan Yesus
dengan murid-muridNya (Yohanes pasal 13-17). Itu sebabnya ini merupakan
doa bagi murid-muridnya, bahkan bagi orang-orang di kemudian hari yang
juga percaya pada Yesus Kristus. Khusus terkait bacaan (ay.20-26), pokok
doa Tuhan Yesus ialah bagi gereja-Nya, yakni bagi orang-orang yang percaya
pada pemberitaan para murid. Yang diminta, ialah agar mereka menjadi satu
(ay.20-23) dan agar mereka selalu bersama dengan Tuhan dan melihat
kemuliaan Tuhan (ay.24-26 – Word Biblical Commentary: John, hlm. 302-304).
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
149

Segenap bacaan memperlihatkan sebuah korelasi penting, yakni


tentang kepastian kehidupan kekal bersama Yesus Kristus. Dalam setiap
situasi dan kondisi yang menyedihkan sekalipun, Tuhan akan senantiasa
hadir memelihara. Itulah yang yakini oleh pemazmur, serta dialami oleh
Paulus dan Silas saat berada dalam penjara di Filipi. Hal ini pun sepenuhnya
sejalan dengan apa yang didoakan oleh Tuhan Yesus dan juga terlihat dalam
penglihatan di kitab Wahyu saat Tuhan Yesus datang kembali.

Pokok-pokok pengembangan khotbah


 Satu hal yang menarik direnungkan, ialah bagaimana meyakini
kebersamaan dengan Tuhan sebagai sebuah hal yang pasti terwujud,
khususnya di tengah berbagai penderitaan dan pergumulan yang
menghimpit? Bersama Tuhan selamanya, merupakan salah satu pokok
doa Tuhan Yesus, “Ya Bapa, Aku mau supaya, di manapun Aku berada,
mereka juga berada bersama-sama dengan Aku…” (Yoh.17:24). Namun
demikian, saat jemaat mengalami kehidupan seperti pada masa
penulisan kitab Wahyu, kebersamaan dengan Tuhan tentu menjadi
sebuah pertanyaan dan perenungan mendalam! Kepada ketujuh
jemaat, Rasul Yohanes menyebut dirinya sebagai “saudara dan
sekutumu dalam kesusahan” (Why.1:9). Tampak jelas gambaran
keberadaan hidup jemaat saat itu. Penderitaan dan penganiayaan harus
dialami sebagai akibat dari kesetiaan mereka pada Tuhan, sebagai satu-
satunya Tuhan yang patut disembah. Perintah untuk menyembah kaisar
romawi sebagai Tuhan, tentu tidak jadi soal bagi warga yang hidup
dalam politeisme. Namun bagi yang percaya bahwa Yesus Kristus itulah
satu-satunya Tuhan dan Juruselamat, penyembahan pada kaisar
sebagai Tuhan, jelas tidak bisa diterima: “Jikalau seorang menyembah
binatang dan patungnya itu, dan menerima tanda pada dahinya atau pada
tangannya, maka ia akan minum dari anggur murka Allah” (Why.14:9-10).

 Luar biasa jawaban Tuhan atas pergumulan jemaat ini. Melalui wahyu
pada Rasul Yohanes, Tuhan mengatakan, “Aku adalah Alfa dan Omega,
Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir”
(Why.22:13). Alfa dan Omega adalah abjad pertama dan terakhir dalam
abjad Yunani. Hal ini menjelaskan tentang keberadaan Tuhan yang terus
hadir dalam sepanjang perjalanan sejarah. Tuhan yang berbicara pada
Rasul Yohanes dan jemaat, adalah Tuhan yang juga hadir dan
menciptakan langit dan bumi di awal. Namun, Tuhan tidak hanya hadir
ketika langit dan bumi beserta isinya diciptakan, tetapi juga di akhir
sejarah, saat Kristus datang kembali. Seluruh perjalanan sejarah
manusia dan alam semesta berada di bawah kedaulatan Tuhan, sang
Alfa dan Omega. Dalam kitab Nabi Yesaya, karya sang Alfa dan Omega
bahkan diuraikan lebih jelas. Tuhan yang memanggil bangkit keturunan-
keturunan, adalah Tuhan yang terdahulu dan juga akan jadi yang
terkemudian (Yes.41:4). Oleh sebab itu keadaan yang sangat
mencemaskan sekalipun tidak harus membuat jemaat ragu dengan
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
150

pemeliharaan Tuhan. Tuhan yang sudah memulai dan melakukan


banyak hal dalam kehidupan umat-Nya, juga akan melanjutkan
pemeliharaan-Nya dalam perjalanan sejarah ke masa depan. Perjalanan
sejarah umat Tuhan selama ribuan tahun dapat menjadi sebuah wujud
nyata kehadiran Tuhan. Banyak hal yang mengalami perubahan.
Penganiayaan, wabah penyakit, kemiskinan, serta beragam bencana
alam terjadi sepanjang sejarah. Teknologi pun berkembang sedemikian
pesatnya, menembus batas ruang dan waktu. Namun satu hal yang luar
biasa, gereja dan umat Tuhan juga terus hadir dan melayani hingga hari
ini. Sungguh Tuhan selalu bersama umatNya. Dia hadir sepanjang
sejarah perjalanan kehidupan umat manusia.

 Keberlanjutan kehadiran Tuhan di sepanjang sejarah umat manusia juga


terlihat jelas dengan kehadiran pohon kehidupan. Pohon kehidupan
yang sebelumnya disebutkan di awal kisah penciptaan manusia dan
alam semesta, ternyata kemudian disebutkan pula di bagian akhir
perjalanan umat Tuhan. Jika di awal kisah penciptaan, manusia yang
berdosa dihalangi untuk mengambil buah dari pohon kehidupan, maka
di bagian akhir ini, setiap manusia yang telah membasuh jubahnya
dalam darah Anak Domba, diberikan hak atas pohon-pohon kehidupan.
Jelas tampak keberlanjutan karya Allah dalam sejarah manusia. Bahkan
lebih dari itu, juga meyakinkan tentang kepastian kemenangan bersama
Kristus! Tuhan, sang Alfa dan Omega tidak hanya menyertai perjalanan
kehidupan umatNya, tetapi juga memastikan kemenangan umat Tuhan
atas pergumulan dan penganiayaan yang mereka alami.

 Penglihatan Yohanes ini juga meyakinkan segenap umat Tuhan, bahwa


doa Tuhan Yesus sungguh tergenapi. Dalam penindasan dan
penganiayaan sekalipun, mereka akan selalu bersama dengan Tuhan.
Kisah Paulus dan Silas yang dipenjarakan di Filipi oleh karena kegiatan
pelayanan yang mereka lakukan, ternyata juga terus mengalami
kehidupan bersama Tuhan. Buktinya jelas! Tidak hanya diimani dan
dihayati oleh mereka berdua saja, tetapi juga disaksikan oleh orang lain.
Meskipun kaki mereka dibelenggu dengan pasungan yang kuat dan
ditahan di dalam ruangan penjara paling tengah, namun di saat tengah
malam mereka masih bisa menaikkan doa serta pujian bagi Tuhan, dan
hal tersebut didengarkan oleh orang-orang lain. Bahkan terjadi gempa
bumi yang membuka semua pintu penjara dan pasung yang
membelenggu mereka (Kisah 16:25-26). Tuhan sungguh selalu bersama
mereka. Dalam belenggu dan ruang penjara pun, Tuhan hadir dengan
kuasa-Nya. Kepala penjara menyaksikan dengan jelas semua peristiwa
tersebut. Ia bisa melihat bagaimana Tuhan yang dilayani dan disembah
oleh Paulus dan Silas, sungguh adalah Tuhan yang Maha Hadir. Tuhan
bersama umat-Nya dalam segala situasi, dan sanggup memberi
pertolongan dalam setiap keadaan.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


151

Bahan Penelaahan Alkitab Tanggal 30 Mei – 4 Juni 2022

BERSAMA TUHAN SELAMANYA


Tontong sisola Puang
Yohanes 17:20-26

Tujuan:
1. Jemaat meyakini Tuhanlah satu-satunya yang berdaulat atas sejarah kehidupan manusia.
2. Jemaat hidup penuh pengharapan dalam semua situasi kehidupan.

Pemahaman Teks
Yohanes 17:20-26 merupakan bagian dari doa Tuhan Yesus yang
dapat disebutkan sebagai penutup dari percakapan perpisahan Tuhan Yesus
dengan murid-muridNya (Yohanes pasal 13-17). Itu sebabnya doa ini
kemudian merupakan doa bagi murid-muridnya, bahkan bagi orang-orang di
kemudian hari yang juga percaya pada Yesus Kristus. Khusus terkait ayat-
ayat bacaan (ay.20-26), pokok doa Tuhan Yesus ialah bagi gereja-Nya, yakni
bagi orang-orang yang kemudian percaya pada pemberitaan para murid.
Yang diminta, ialah agar mereka menjadi satu (ay.20-23) dan agar mereka
selalu bersama dengan Tuhan dan melihat kemuliaan Tuhan (ay.24-26).
Hidup senantiasa bersama Tuhan tentu terkait pula dengan
kehidupan kekal bersama Tuhan (bnd. ayat 2). Dalam hal ini, keterkaitan
hidup kekal bersama Tuhan dengan hal parousia (saat kedatangan Kristus
kembali), memang tak dapat dipungkiri. Hal itu juga tampak jelas dalam
perkataan Tuhan Yesus di pasal 14, terkait dengan Rumah Bapa, “Dan apabila
Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan
datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana
Aku berada, kamu pun berada” (Yoh.14:3). Namun demikian, hal ini juga tidak
berarti bahwa kebersamaan dengan Tuhan Yesus tidak bisa dialami dalam
kehidupan masa sekarang ini (Word Biblical Commentary: John, hlm.305).
Hidup kekal bersama Tuhan sesungguhnya pertama-tama terkait dengan
pengenalan pada Tuhan: “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka
mengenal Engkau…” (ay.3, bnd. Yoh.3:36). Itu pula sebabnya, di akhir doa ini
dikatakan, “…supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam
mereka dan Aku di dalam mereka” (ay.26).

Pertanyaan Diskusi
1. Salah satu pokok doa Tuhan Yesus, “Ya Bapa, Aku mau supaya, di
manapun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan
Aku…” (ayat 24). Bagaimana saudara mengamini doa Tuhan Yesus ini?.
Sangbuku kada tu mennoto’ nasa’bu’ Puang Yesu lan passambayang-Na
nakua “Kuporai ke sisolaNa' tu to mangka Misorong lako Kaleku umba-
umba Kuni”. Umba dikua ungkatottongi te Passambayang-Na Puang Yesu.
2. Bagaimana saudara menghayati kebersamaan dengan Tuhan dalam
hidup ini? Umba susi ta sa’ding tu ke nasisolanki’ Puang Matua lan
Katuoanta?
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
152

Bahan khotbah hari Minggu Tanggal 5 Juni 2022


Pentakosta

KUASA ROH KUDUS


Kuasanna Penaa Masallo’

Bacaan Mazmur : Mazmur 104:24-35


Bacaan 1 : Kisah Para Rasul 2:1-21 (Bahan Utama)
Bacaan 2 : Roma 8:12-17
Bacaan 3 : Yohanes 14:8-17
Nas Persembahan : Mazmur 105:1-2
Petunjuk Hidup Baru : Roma 8:13-14

Tujuan:
1. Jemaat Memahami bahwa Roh Kudus berkuasa memampukan kita melakukan kesaksian dan pelayanan.
2. Jemaat dengan sukacita menyerahkan hidupnya untuk dituntun oleh kuasa Roh Kudus.

Pemahaman Teks
Mazmur 104 menceritakan kebesaran dan kekuasaan Tuhan lewat
apa yang dipancarkan oleh alam ini. Langit dan benda-benda penerang di
angkasa, bumi dan segala isinya serta kehidupan laut dan seluruh aktivitas di
dalamnya mengungkapkan mata rantai kehidupan dan memancarkan
kebesaran Tuhan. Tuhan pencipta, penata dan Pemelihara seluruh ciptaan-
Nya. Lewat ciptaan-Nya, Tuhan mempersiapkan kelangsungan makhluk. Roh
Tuhan bekerja dalam seluruh ciptaan untuk membaharui bumi.
Kisah Para Rasul 2:1-21 adalah peristiwa turunnya Roh Kudus pada
hari Pentakosta. Kata Pentakosta berasal dari Bahasa Yunani
”pentekostes”yang berarti yang “kelima puluh”, atau hari ke 50 setelah
paskah, biasa juga disebut hari raya 7 minggu. Hari itu juga disebut "khag
syavu'ot" (hari raya tujuh minggu:Keluaran 34:22, Ulangan 16:9). Hari
Pentakosta tersebut menandakan selesainya menuai jelai yang dihitung
mulai dari sejak pertama kalinya menyabit gandum (Ulangan 16:9). Hari
Pentakosta disebut juga "khag haqqatsir" (hari raya menuai) dan "yon
habbikkurim" (hari buah bungaran:Keluaran 23:16, Bilangan 28:26). Pada
perayaan inilah terjadi peristiwa keturunan Roh Kudus sebagaimana yang
Yesus telah janjikan sebelum Ia terangkat ke surga. (kis. 1:4-5).
Para rasul berkumpul di sebuah rumah di Yerusalem, dan Roh Kudus
turun atas mereka dengan tanda-tanda yang dapat didengar dan dilihat:
"tiupan angin keras" dan "lidah-lidah seperti nyala api" (Kis.2:2-3).
Selanjutnya, para rasul mulai berkata-kata dalam berbagai bahasa asing,
yakni bahasa dari orang-orang yang juga berkumpul di Yerusalem. Orang
banyak itu dapat mengerti karena para rasul berbicara dalam bahasa daerah
mereka masing-masing tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan
Allah (Kis.2:5-13). Roh Kudus mempersatukan orang-orang percaya menjadi
satu kelompok dan memberi mereka keberanian untuk bersaksi sekalipun
akan menghadapi ancaman bahkan aniaya.
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
153

Roma 8:12-17 adalah bagian dari perikop mengenai penjelasan Paulus


tentang hidup oleh Roh. Semua orang yang dipimpin oleh Roh Allah adalah
anak Allah. Di sini Paulus memperkenalkan suatu konsep baru, yaitu
hubungan baru antara orang Kristen dengan Allah. Oleh Roh Kudus, orang
Kristen diangkat (diadopsi) menjadi anggota keluarga Allah (ay.14-15). Uraian
Paulus ini bertolak dari konsep “patria protestas” yang berlaku dalam
masyarakat Romawi, yaitu kekuasaan ayah yang mutlak atas anggota
keluarganya. Konsekuensi dari adopsi dengan konsep “patria protestas”
dalam pemikiran Paulus, yakni yang tertuang dalam perikop ini, setidaknya
memiliki 4 (empat) pokok penting, yaitu: pertama: orang yang diangkat itu
kehilangan seluruh hak di dalam keluarganya yang lama dan mendapat hak
sebagai anak yang sah dalam keluarganya yang baru. Kedua: Ia menjadi ahli
waris atas harta ayah barunya. Ketiga: secara hukum kehidupan yang lama
dari orang yang diadopsi itu dihapuskan, misalnya semua hutang-hutangnya
dihapuskan. Keempat: ia adalah mutlak anak dari ayah barunya. Itulah
sebabnya Paulus dengan tegas mengatakan bahwa kamu telah menerima
Roh yang menjadikan kamu anak Allah (ay.15) dan Roh itu bersaksi bersama
bersama sama dengan roh kita bahwa kita adalah anak Allah (ay.16),
sehingga kita menjadi ahli waris yang berhak menerima janji Allah (ay.17).
Yohanes 14:8-17 berisi penegasan Yesus tentang kesatuan-Nya
dengan Allah Bapa, yang dikemukakan sebagai jawaban atas permintaan
Filipus agar Yesus menunjukkan Bapa secara nyata pada mereka.
Permintaan Filipus ini wajar, karena bagi orang Yunani, Allah adalah “Yang
tak terlihat”, dan bahwa tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah.
Oleh karena itu Yesus dengan tegas menyatakan bahwa barang siapa telah
melihat Aku, ia telah melihat Bapa (ay.9), dan kesatuan-Nya dengan Bapa,
serta apa yang Ia katakan dan lakukan bukan dari diri-Nya sendiri, tetapi dari
dari Bapa yang diam di dalam-Nya (ay.10). Selanjutnya Yesus memberi
tantangan bagi mereka bahwa jika mereka mengasihi Dia, maka mereka
akan menurut segala perintah-Nya (ay.15). Yesus memberi jaminan tentang
Roh yang akan menyertai pengikut-Nya sampai selama-lamanya.
Korelasi segenap bacaan ialah terkait dengan karya Roh Kudus
dalam kehidupan umat Tuhan dan alam semesta. Orang Kristen adalah
orang-orang yang telah diangkat menjadi anak Allah karena kepercayaannya
kepada Yesus melalui karya Roh Kudus. Roh Kuduslah yang menuntun dan
memampukan orang-orang percaya untuk melakukan melakukan kehendak
Tuhan dan bersaksi tentang perbuatan Allah yang besar bagi dunia ini.

Pokok-pokok pengembangan khotbah


 Diangkat menjadi anak, tentu akan menjadi sukacita besar bagi setiap
orang yang tidak memiliki harapan hidup. Misalnya seorang bernama
Batto’ yang telah kehilangan orang tua dan sanak saudara. Dalam
keputus-asaannya, seseorang yang sangat baik hati datang
mengambilnya menjadi anak. Ia dijadikan anak oleh orang baik itu,
sehingga ia memiliki harapan kembali. Tetapi kehidupan Batto’ harus
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
154

berubah karena ia tidak lagi tinggal di lingkungan lamanya. Sehingga


kebiasaan seperti malas mandi, jarang mencuci baju, membuang sampah
sembarangan, haruslah ditinggalkannya. Sekarang ia tinggal di rumah
ayah yang baru, sehingga ia harus hidup seperti cara hidup ayahnya.
Demikian pula manusia yang berdosa dan diperbudak oleh dosa telah
diangkat menjadi anak-anak Allah untuk hidup baru sebagai anak-anak
Allah melalui pimpinan Roh Kudus.

 Menjadi anak-anak Allah


Manusia adalah ciptaan Allah yang mulia tetapi telah jatuh ke dalam
dosa. Namun dengan kasih yang sungguh, Allah menebus manusia dan
memerdekakannya dari kuasa dosa. Seperti yang ditegaskan Rasul Paulus
kepada orang percaya yang ada di Roma bahwa mereka tidak lagi
berhutang kepada daging sehingga mereka hidup menurut daging yang
berujung pada maut. Tetapi mereka telah disebut anak-anak Allah dan
sekaligus ahli waris atas janji-janji Allah. Status anak yang diberikan
kepada manusia berdosa tentu membuat manusia hidup baru bersama
dengan Bapa yang telah menebus dan menyelamatkan manusia dari
perbudakan dosa. Demikian pula dalam kehidupan kita selaku orang
percaya, kita menyadari bahwa kita adalah orang berdosa yang telah
menerima anugerah penebusan dan keselamatan dari Tuhan. Kita telah
dibebaskan dari hutang dosa kita dan diangkat menjadi anak-anak Allah.
Kita adalah ahli waris kemuliaan Kristus sehingga kita harus
memancarkan kemuliaan Allah dalam hidup kita.

 Hidup oleh Roh


Sebagai anak-anak Allah yang juga adalah ahli waris kemuliaan
Kristus, hendaklah mereka hidup benar dipimpin oleh Roh Kudus. Seperti
yang telah disampaikan Rasul Paulus dalam Roma 8:14 “semua orang
yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah”. Hal itu menegaskan bahwa
dengan status anak Allah yang telah diberikan kepada orang percaya,
mereka tidak lagi memiliki pilihan lain selain hidup dipimpin oleh Roh
Allah. Tuhan Yesus juga menjanjikan Roh Kebenaran pada murid-murid.
Roh Kebenaran atau Roh Kudus itu yang akan menuntun mereka hidup
dalam kebenaran. Sekalipun dunia tidak mengenal dan melihatNya, tetapi
mereka melihat dan mengenal Dia. Roh Kudus itu akan menyertai dan
akan diam di dalam mereka. Demikian pula dengan kita semua yang telah
berstatus anak-anak Allah. Hendaklah kita hidup dipimpin oleh Roh Kudus
dalam seluruh kehidupan kita, baik dalam kehidupan keluarga, jemaat,
masyarakat, lingkungan pekerjaan, dan sebagainya.

 Kuasa Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya


Tentu tidak mudah untuk hidup sesuai dengan kebenaran Firman
Tuhan dan memancarkan terang kemuliaan Kristus. Karena itu Tuhan
Yesus menjanjikan Roh Kudus kepada murid-murid dan telah digenapi
melalui keturunan Roh Kudus yang mengubah seluruh kehidupan murid-
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
155

murid. Roh Kudus turun atas murid-murid membuat mereka menjadi


bersemangat dan berhikmat serta mampu memberitakan kebenaran
kepada banyak orang. Roh Kudus juga yang membuat orang percaya di
Roma akan hidup dalam kebenaran sebagai anak Allah. Murid-murid
diberi tugas untuk memancarkan terang dalam hidup dan menginsafkan
dunia. Dengan tuntunan Roh Kudus maka mereka akan dimampukan
memberitakan kebenaran dan penyertaan Roh Kudus maka dunia akan
diinsafkan (PGT Bab V butir 2). Karena itu, sebagai anak-anak Allah kita
semua harus memuliakan Tuhan seperti yang digambarkan dalam
Mazmur 104 bahwa alam semesta juga memuliakan Tuhan. Selamat
menikmati dan menghayati hari ketuangan Roh Kudus.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


156

Bahan Penelaahan Alkitab Tanggal 6-11 Juni 2022

KUASA ROH KUDUS


Kuasanna Penaa Masallo’
Roma 8:12-17

Tujuan:
1. Jemaat Memahami bahwa Roh Kudus berkuasa memampukan kita melakukan kesaksian dan pelayanan.
2. Jemaat dengan sukacita menyerahkan hidupnya untuk dituntun oleh kuasa Roh Kudus.

Pembimbing Teks
Semua orang yang dipimpin oleh Roh Allah adalah anak Allah. Paulus
memperkenalkan suatu konsep baru yaitu hubungan baru antara orang
Kristen dengan Allah. Oleh Roh Kudus, Orang Kristen diangkat (diadopsi)
menjadi anggota dari keluarga Allah (ay.14-15). Uraian Paulus ini bertolak
dari konsep “patria protestas” yang berlaku dalam masyarakat Romawi,
yaitu kekuasaan ayah yang mutlak atas anggota keluarganya. Sehingga
orang yang telah diangkat menjadi anak itu akan meninggalkan kehidupan
lamanya termasuk hutang-hutangnya serta kebiasaan-kebiasaan buruknya.
Ia juga akan menjadi ahli waris ayahnya yang baru, yakni yang harus disertai
dengan ketaatan penuh kepada ayahnya. Itulah sebabnya Paulus dengan
tegas mengatakan bahwa kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu
anak Allah (ay.15) dan Roh itu bersaksi bersama bersama sama dengan roh
kita bahwa kita adalah anak Allah (ay.16), sehingga kita menjadi ahli waris
yang berhak menerima janji-janji Allah (ay.17).
Kita semua telah diadopsi menjadi anak-anak Allah yang mewarisi
kemuliaan Allah dan karena itu patutlah kita hidup sesuai dengan
kehendakNya. Tentu dengan meninggalkan kehidupan lama yang penuh
dosa dan hidup baru dalam tuntunan Roh Kudus. Kuasa Roh Kuduslah yang
akan menuntun kita hidup benar sebagai anak Allah.

Pertanyaan diskusi
1. Apa yang sering membuat kita sulit melakukan kebenaran dan lupa
bahwa kita adalah anak-anak Allah?
Apara tu nenne’ mendadi passabaran anna masussa dipogau’ tu
kamaloloan sia tangmengkilalamoki’ kumua anaknaki’ Puang Matua?
2. Apa yang dapat kita lakukan agar hidup kita terus dipimpin oleh kuasa
Roh Kudus?
Apa tu sipatu dipogau’ anna ia tu katuoanta tontong narenden Kuasa
Penaa Masallo’?

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


157

Bahan khotbah hari Minggu Tanggal 12 Juni 2022


Minggu Pertama Setelah Pentakosta

MENGHIDUPI KEBENARAN ALLAH


Umpana’ta’ katuoan situru’ Katonganan-Na Puang Matua

Bacaan Mazmur : Mazmur 8:2-10


Bacaan 1 : Amsal 8:1-36
Bacaan 2 : Roma 5:1-11 (Bahan Utama)
Bacaan 3 : Yohanes 16:4b-15
Nas Persembahan : Roma 12:1
Petunjuk Hidup Baru : Roma 5:1-2

Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa dirinya telah dibenarkan Allah di dalam Yesus Kristus.
2. Jemaat memiliki komitmen menjalani kehidupannya sebagai orang yang telah dibenarkan Allah.

Pemahaman Teks
Mazmur 8:2-10 adalah kidung pujian kepada Allah karena telah
memberikan martabat dan kehormatan kepada manusia. Manusia
ditempatkan Allah pada kedudukan yang sangat istimewa. Ia diciptakan
menurut gambar (Ibr. Tselem) dan rupa (Ibr. Demut) si Pencipta (Kej
1:26). Tselem adalah ukiran atau patung yang diukir menurut gambar sang
Pencipta, sedangkan Demut adalah keserupaan. Maksud Allah menciptakan
manusia menurut gambar dan rupanya adalah: mendudukkan dan memberi
mandat kepada manusia sebagai wakil-Nya di dunia ini untuk menguasai/
memerintah seluruh alam semesta dalam tanggungjawab Allah sendiri
sebagai pemberi mandat (bnd.ay.7-9). Mandat untuk memerintah bukanlah
untuk merusak tapi untuk mengelola secara bertanggungjawab demi
kesejahteraan manusia itu sendiri.
Namun demikian, tetap juga ada batasan yang sangat jelas antara
manusia sebagai ciptaan dengan Allah sebagai pencipta. Sebagai makhluk
yang paling mulia, manusia seharusnya juga mampu menampakkan sifat-
sifat yang mulia sebagaimana yag dimiliki oleh Penciptanya dengan cara
hidup dalam kebenaran.
Amsal 8:1-36 mempersonifikasi hikmat sebagai pribadi yang terus
menerus berseru dengan suara nyaring di tempat tinggi, di tepi jalan, di
persimpangan jalan, dan di samping pintu gerbang di depan kota (ay.1-4).
Hikmat itu berasal dari (diciptakan) Allah sebelum segala sesuatu diciptakan.
Ia sudah ada sebelum dunia diciptakan (ay.23), dan sebelum ada lautan
(ay.24). Hikmat dimaksudkan sebagai pemandu jalan hidup manusia.
Panggilan hikmat adalah panggilan untuk menerima tuntunan agar manusia
hidup dalam kebenaran (ay.7) dan jauh dari kejahatan (ay.13). Kepada
mereka yang mau mendengar, hikmat berjanji akan menyingkapkan
kebenaran dan keadilan (ay.7-8). Orang yang beroleh hikmat akan
memperoleh sesuatu yang benar. Beroleh hikmat berarti beroleh sesuatu
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
158

yang jauh lebih berharga daripada hal-hal yang dipandang berharga oleh
dunia ini (ay.11,19). Orang yang bersedia dipimpin oleh hikmat akan berhasil
(ay.14-21).
Roma 5:1-11 adalah salah satu pernyataan penting dari Paulus
tentang buah (hasil) pembenaran dalam Yesus Kristus. Oleh karena kita
sudah dibenarkan karena iman, maka kita memiliki damai sejahtera Allah
melalui Tuhan Yesus Kristus. Dengan sebuah pernyataan yang singkat,
Paulus meringkaskan apa yang sudah dibuktikan dan dijelaskan dalam Roma
1:18-4:25. Juga, dia mulai menjelaskan akibat atau hasil dari pembenaran.
Allah, selalu memberikan damai kepada orang yang Dia benarkan. Dengan
kata lain, hubungan damai dengan Allah selalu menyertai pembenaran dari
Allah. Pembenaran dan pendamaian tidak dapat dipisahkan dalam
pengalaman hidup. Dalam ayat 3-5 Paulus membuat sebuah rantai
pendewasaan yang terdiri dari "kesengsaraan," "ketekunan," "tahan uji,"
dan "pengharapan."
Yohanes 16:4b-15 merupakan peneguhan sekaligus sebagai jaminan
Yesus kepada murid-murid-Nya sebelum Ia terangkat ke surga. Para murid
merasa berduka karena akan ditinggalkan Yesus (ay.6). Oleh karena itu
Yesus meneguhkan dan menjamin bahwa ketika Ia pergi, maka akan datang
“Penghibur” (Roh Kudus). Roh Kudus ini akan menginsafkan manusia akan
dosa, meyakinkan orang tentang kebenaran dan penghakiman untuk
menyatakan mana yang benar dan mana yang salah (ay.8-11). Pada ayat 13
Yesus menyebut Roh Kudus sebagai Roh kebenaran, karena Dialah yang
akan memimpin murid-murid ke dalam seluruh kebenaran Allah.
Korelasi dari segenap bacaan, ialah terkait dengan keberadaan
manusia sebagai ciptaan Allah yang mulia dibanding dengan seluruh ciptaan
lainnya. Namun demikian, dosa telah membuat manusia kehilangan
kemuliaannya. Oleh sebab itu, di dalam dan melalui Yesus Kristus, manusia
kemudian dibenarkan dan diperdamaikan dengan Allah. Karena itu orang
percaya harus menjalani kehidupannya dalam kebenaran Allah. Melalui
hikmat dari Tuhan dan dalam tuntunan Roh Kudus, setiap orang percaya
dimampukan untuk menghidupi kebenaran Allah.

Pokok-pokok pengembangan khotbah


 Ada seorang pemimpin kaum revolusioner bernama Shamila yang
berusaha menggulingkan Kaisar Rusia yang diktator. Suatu malam
pengawal Shamila melaporkan bahwa ada yang mencuri makanan.
Shamila marah karena persediaan makanan mereka sangat terbatas.
Maka ia mengeluarkan pengumuman bahwa barangsiapa yang
tertangkap basah mencuri makanan akan dicambuk 50 kali di muka
umum. Tidak lama setelah itu, pengawalnya melaporkan bahwa pencuri
telah tertangkap. Tetapi yang membuat Shamila kaget karena pencuri itu
adalah ibunya. Shamila ingin membebaskan ibunya tetapi hukum harus
ditegakkan. Ia ingin menghukum ibunya tetapi ia sangat mengasihi
ibunya. Akhirnya Shamila sendiri yang menggantikan ibunya dicambuk
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
159

karena perbuatan ibunya. Ia mengampuni ibunya yang bersalah karena


kasihnya. Demikian juga Allah sendiri yang menanggung hukuman karena
dosa kita demi memulihkan kita supaya kita hidup dalam kebenaran.

 Ciptaan Mulia yang Dirusak oleh Dosa


Pemazmur menggambarkan bagaimana Allah menciptakan manusia
dengan sangat istimewa. Manusia diberikan kemuliaan dan hormat
sehingga hampir sama dengan Allah. Dicipta menurut gambar dan rupa
Allah. Tetapi manusia merusak hubungan yang erat dengan Allah
sehingga putuslah hubungan yang benar dengan Allah (PGT Bab III butir
6). Manusia hidup dalam kungkungan dosa dan tidak lagi hidup dalam
kebenaran dan kesucian dihadapan Tuhan (PGT Bab III butir 7). Dosa
membuat manusia tidak dapat membenarkan dan menyelamatkan
dirinya sendiri. Rusaknya relasi dengan sang pencipta adalah karena
kesalahan dan ketidaktaatan manusia. Ada dua hal penting yang perlu
kita ingat sebagai manusia. Pertama, bahwa kita ini diciptakan seturut
gambar dan rupa Allah sehingga diberikan kemuliaan dan hormat dari
Allah, sehingga patutlah hidup kita menggambarkan sifat dan kasih Allah.
Kedua, bahwa semua manusia berdosa. Hal tersebut mengakibatkan
relasi yang akrab dengan Allah menjadi rusak. Dibutuhkan pihak yang
dapat memperbaiki relasi itu.

 Pembenaran di Dalam Kristus


Hubungan yang rusak itu tidak dapat dibenarkan dan diperbaiki dari
pihak manusia. Hanya dari pihak Allah sajalah pembenaran itu datang.
Sehingga dengan kasih-Nya, melalui pengorbanan Tuhan Yesus Kristus
maka dosa manusia ditebus dan manusia dibenarkan di hadapan Tuhan.
Hubungan itu akhirnya dipulihkan oleh Allah. Hanya melalui iman kepada
Kristus maka manusia dibenarkan (Rm.5:1). Melalui pembenaran itu,
manusia memiliki jalan masuk kepada kasih karunia Allah. Pembenaran
yang membuat manusia memiliki pengharapan di dalam Kristus,
sekalipun mereka harus melalui kesengsaraan.
Selayaknya kita semua bersyukur kepada Tuhan yang telah
membenarkan kita yang bersalah dan berdosa ini. Sebab kita tidak bisa
membenarkan dan menyelamatkan diri sendiri, hanya Allah saja yang
dapat memberikan-Nya. Karena kasih karunia-Nya kita beroleh
keselamatan dan pembenaran. Sehingga kita memiliki pengharapan
dalam menjalani kehidupan dalam kasih-Nya.

 Hidup Dalam Kebenaran


Rasul Paulus kemudian menegaskan bahwa hasil dari
pembenaran dari Allah ialah manusia memperoleh jalan keselamatan dan
telah diperdamaikan dengan Allah. Manusia yang tadinya kotor dan
penuh dengan noda dosa, kini telah dibersihkan dengan darah Tuhan
Yesus. Karena itu sepatutnya manusia yang telah dibersihkan itu hidup
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
160

benar di hadapan Tuhan. Kesengsaraan sekalipun harus dilewati, sebab


kesengsaraan itu akan menimbulkan ketekunan, dan ketekunan akan
menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.
Seperti yang digambarkan dalam Amsal 8, hendaklah dalam
menjalani kehidupannya, manusia hidup jujur, adil dan benar di hadapan
Tuhan. Dengan hikmat dari Allah maka manusia dimampukan untuk hidup
dalam kebenaran. Hal ini juga sejalan dengan Tuhan Yesus kepada muri-
murid bahwa mereka harus hidup benar dan menjadi saksi Kristus dalam
kehidupan mereka. Sekalipun banyak tantangan dan rintangan, mereka
harus tetap setia hidup dalam kebenaran. Karena itu Tuhan Yesus
menjanjikan Roh Kudus atau Roh Penghibur atau Roh Kebenaran untuk
menguatkan mereka dan menuntun mereka hidup dalam kebenaran.
Kita semua pun demikian. Sebagai orang yang telah dibenarkan
dan dipulihkan kembali oleh Allah, maka kita harus hidup benar di
hadapan Tuhan. Mungkin kita merasa tidak mampu dengan berbagai
alasan, tetapi Roh Kuduslah yang akan menuntun kita, sehingga kita bisa
terus memancarkan sikap hidup yang benar dan memperlihatkan, bahwa
kita adalah gambar dan rupa Allah yang memancarkan kemuliaan-NYA.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


161

Bahan Penelaahan Alkitab Tanggal 13-18 Juni 2022

MENGHIDUPI KEBENARAN ALLAH


Umpana’ta’ katuoan situru’ Katonganan-Na’ Puang Matua
Mazmur 8:2-10
Tujuan:
1. Jemaat Memahami bahwa dirinya telah dibenarkan Allah di dalam Yesus Kristus.
2. Jemaat memiliki komitmen menjalani kehidupannya sebagai orang yang telah dibenarkan Allah.

Pembimbing Teks
Mazmur 8:2-10 menjelaskan bagaimana manusia ditempatkan Allah
pada kedudukan yang sangat istimewa. Ia diciptakan menurut gambar dan
rupa si Pencipta yaitu Allah (Kej 1:26). Maksud Allah menciptakan manusia
menurut gambar dan rupanya adalah mendudukkan dan memberi mandat
kepada manusia sebagai wakil-Nya di dunia ini untuk menguasai/
memerintah seluruh alam semesta dalam tanggungjawab Allah sendiri
sebagai pemberi mandat (bnd. ay.7-9). Sebagai makhluk yang paling mulia,
manusia seharusnya juga mampu menampakkan sifat-sifat yang mulia
sebagaimana yang dimiliki oleh Penciptanya. Akhirnya, dengan sukacita
karena kebaikan Tuhan, pemazmur mengakhiri dengan pujian: “Ya TUHAN,
Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi !” (ay.10).
Kita semua dicipta menurut gambar dan rupa Allah serta diberikan
mahkota kemuliaan dan hormat. Sebagai ahli waris kemuliaan Allah kita
menghidupi kebenaran Allah sebab Allah sendiri adalah kebenaran. Karena
itu, patutlah kita memancarkan kemuliaan Allah dengan hidup sesuai
kebenaran dimanapun kita berada, di rumah, di kantor, di sawah, di kebun,
di gereja dan semua tempat sehingga dunia melihat kebenaran Allah
terpancar.

Pertanyaan diskusi
1. Mari menghayati kembali ayat 6, apakah yang dimaksud dengan
“membuatnya hampir sama seperti Allah”?
Ta nannungi sule tu aya’ 6, Apara battuananna tu kada nakua
“Mipamadiongan sidi'ri tu a'ganna anna Kapenomba “
2. Perhatikan kembali ayat 7, Apa yang dimaksudkan Pemazmur dengan
“berkuasa atas buatan tangan-Mu”?
Pemarangai sule tu ay.7, Apa battuananna tu nasanga to Ma’pudi
“Miangka' umparenta mintu' panggaraga limam-Mi”

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


162

Bahan khotbah hari Minggu Tanggal 19 Juni 2022


Minggu Kedua Setelah Pentakosta

BERITAKANLAH PERBUATAN TUHAN


Pa’peissananni Tu Penggauran-Na Puang

Bacaan Mazmur : Mazmur 42 : 1 -12


Bacaan 1 : Yesaya 65:1-7
Bacaan 2 : Galatia 3:1-14
Bacaan 3 : Lukas 8:26-39 (Bahan Utama)
Nas Persembahan : 2 Korintus 8:15
Petunjuk Hidup Baru : Lukas 8:39a.

Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa perbuatan-perbuatan Tuhan selalu nyata dan dialami setiap orang percaya.
2. Jemaat memiliki komitmen untuk memberitakan perbuatan-perbuatan Tuhan dalam kehidupannya.

Pemahaman Teks.
Mazmur 42:1-12 ditulis dengan maksud untuk mengangkat keluar
sebuah kondisi atau keadaan sulit yang dialami si pemazmur. Pemazmur
sedang mengalami masalah yang beruntun sehingga menjadi tekanan berat
dalam jiwanya. Bagaimana sikap pemazmur di tengah-tengah pergumulan
hidupnya? Jawabannya, ada tiga: (1) “jiwa yang haus kepada Tuhan (ay.3).
Manusia hidup membutuhkan air lebih dari membutuhkan makanan.
Manusia yang tidak minum lebih cepat mati dibanding yang tidak makan.
Seperti rusa merindukan sungai berair demikian pemazmur membutuhkan
Tuhan. Pemazmur ingin menekankan bahwa Tuhan penting sekali dalam
hidup manusia, tanpa Tuhan kita mati. (2). Pemazmur jujur mengakui
kelemahannya. Dia berkata: Jiwaku tertekan dalam diriku (ay.7). (3). Berharap
kepada Tuhan (ay.6 dan 12). Berharap kepada Tuhan berarti hidup
bergantung dan percaya kepada Tuhan. Tuhan menjadi sumber utama
utama tempat kita memperoleh pertolongan.
Yesaya 65:1-7 adalah jawaban Allah terhadap keluhan-keluhan
bangsa Israel yang disampaikan Yesaya (psl. 63: 7 – psl 64:12). Mereka
sedang di pembuangan dan merasa bahwa Tuhan sudah tidak peduli dan
membiarkan mereka. Dalam perikop ini menjadi jelas bahwa Allah ternyata
tetap peduli bukan hanya terhadap umat-Nya, tetapi juga pada bangsa-
bangsa lain (ay.1-2). Seterusnya diungkapkan bagaimana orang Israel
melakukan “pemberontakan” kepada Tuhan, dan Tuhan akan menghukum
setiap kejahatan yang mereka lakukan (ay.6-7). Namun karena kasih-Nya, Ia
tidak akan memusnahkan Israel. Dari sisa Israel Allah akan membangkitkan
keturunan yang akan mendiami gunung-gunung-Nya (ay.8-9).
Galatia 3:1-14 berisi penegasan Paulus bahwa keselamatan adalah
kasih karunia karena iman kepada Yesus Kristus, dan bukan karena
melakukan hukum taurat (ay.2-3, 5). Paulus menyingkirkan semua
perbedaan suku, warna kulit, bangsa, dan sosial dalam kaitan dengan iman
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
163

seseorang kepada Yesus Kristus. Semua dalam Kristus adalah sama-sama


ahli waris dari "kasih karunia, yaitu kehidupan" (ay.8,14). Paulus Paulus
menunjuk kepada Abraham yang dibenarkan karena iman (ay.6). Artinya,
perbuatan Abraham bukanlah faktor utamanya, melainkan iman yang
mendasari tindakannya. Selain itu Paulus mengingatkan jemaat di Galatia
tentang janji Tuhan kepada Abraham bahwa “olehmu semua bangsa
diberkati” (ay.8, bnd. Kej.12:3). Itu berarti berkat yang dijanjikan bukan
bersifat eksklusif untuk Abraham, tetapi juga kepada bangsa lain. Dengan
mengutip kata-kata ini, Paulus mengingatkan jemaat bahwa hanya dalam
iman, mereka dibenarkan di hadapan Allah, bukan karena melakukan hukum
taurat, dan orang yang benar akan hidup oleh iman (ay.11).
Lukas 8:26-39 mengisahkan, bahwa setelah Yesus meredakan angin
ribut (psl 8:22-25) sebagai bukti nyata bahwa Ia berkuasa atas alam, pada
bagian ini Yesus kembali menyatakan kuasa-Nya mengusir setan (roh jahat)
yang disebut “legion” (setan yang dianggap satu legion=pasukan yang hebat
dengan panji-panjinya, atau seperti pasukan Romawi yang disebut “legio
victrix” artinya pasukan yang jaya). Orang yang disembuhkan
(=diselamatkan) itu kemudian duduk di bawah kaki Yesus (ay.35b),
sementara penjaga-penjaga babi lari menceriterakan peristiwa itu di kota
dan kampung-kampung sekitarnya (ay.34). Orang-orang banyak yang
datang melihat kejadian itu sangat ketakutan (ay.35c,37). Sekalipun orang
yang disembuhkan itu berniat mengikut Yesus, namun Yesus memberinya
satu tugas yang penting dan ia pun pergi mengelilingi kota memberitahukan
apa yang Yesus telah perbuat atas dirinya (ay.39).
Korelasi yang terlihat dari segenap bacaan, ialah pesan bahwa
seberat apapun tekanan dan pergumulan hidup yang dihadapi tidak akan
membuat orang percaya (umat-Nya) kehilangan pengharapan kepada Allah.
Allah dengan kasih-Nya tetap peduli pada umat-Nya, sekalipun Ia juga tidak
mentoleransi setiap kejahatan yang dilakukan. Kasih-Nya nyata dalam Yesus,
sehingga dengan iman yang sungguh kita dibenarkan di hadapan Allah.
Menjadi tanggung jawab orang yang sudah diselamatkan untuk
memberitahukan dan menyaksikan perbuatan-perbuatan Tuhan yang sudah
dialaminya.

Pokok-pokok pengembangan khotbah


1. Setiap orang, siapapun dia, pasti pernah dan akan menghadapi
berbagai masalah kehidupan, entah ringan atau berat . Persoalan
utamanya bukan pada berat-ringannya masalah yang dihadapi, tetapi
pada bagaimana menyikapi masalah itu dengan bijak, sehingga
tidak menimbulkan masalah baru . Karena pada kenyataannya, ada
orang ketika diperhadapkan kepada sebuah tantangan atau masalah, ia
menyikapinya secara emosional tanpa pertimbangan yang
matang, sehingga bukannya menyelesaikan masalah tetapi justru
melahirkan masalah baru yang justru lebih rumit dan parah .

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


164

2. Sebagai manusia biasa, setiap orang percaya juga tidak pernah


luput dari berbagai masalah, baik yang bersumber dari dalam dirinya
sendiri maupun dari luar dirinya. Sama halnya dengan Pemazmur
maupun bangsa Israel di pembuangan yang tidak luput dari
berbagai pergumulan, mereka memberikan contoh sikap yakni
menyampaikan segala keluhan dan pergumulannya kepada Tuhan .
mereka percaya bahwa berharap dan percaya kepada Tuhan tidak
akan pernah mengecewakan. Allah adalah sumber pertolongan dan
kelepasan dari segala pergumulan seberat apapun masalah itu. Allah
dengan kasih-Nya tetap peduli bagi umat-Nya. Tuhan dengan cara-Nya
sendiri pasti akan meluputkan setiap orang yang tanpa pamrih berharap
kepada-Nya (Maz. 42:6, 9; bnd. Maz:37:5, 24, 39). Hal ini pun
ditegaskan oleh Paulus bahwa dengan iman kita memperoleh
pembenaran dari Allah dan orang benar akan hidup oleh iman
(Gal.3:11).
3. Lukas 8:26-39 adalah bukti nyata bahwa Yesus memiliki kuasa untuk
membebaskan orang dari kungkungan kuasa roh jahat (setan). Manusia
jatuh ke dalam dosa karena dipengaruhi dan dikuasai oleh Iblis (setan).
Kuasa dan pengaruh dari kuasa kegelapan ini terus berupaya untuk
menguasai setiap orang, tidak terkecuali orang-orang yang telah
menyatakan dirinya percaya kepada Yesus (lih. Efesus 6:11; 1 Petrus 5:8).
Yesus yang memiliki kuasa mengusir setan, menjadi jaminan bagi
setiap orang yang percaya kepada-Nya bahwa hanya di dalam dan
bersama Yesus kita dapat melawan kuasa Iblis.
4. Seberat apapun masalah yang kita hadapi , kita percaya bahwa Allah
tidak membiarkan kita berjalan dan berjuang sendiri . Masing-
masing dari kita berdasarkan pengalaman nyata bahwa ketika kita
diperhadapkan kepada suatu masalah/persoalan, semuanya dapat kita
hadapi dan lalui sebagai bukti nyata cara Tuhan meluputkan dan
menuntun kita. Karena Kita yakin bahwa Allah, karena kasih-Nya dan
dengan cara-Nya sendiri selalu meluputkan setiap orang yang percaya
dengan segenap hati kepada-Nya. Oleh karena itu, tidak ada alasan
bagi setiap orang percaya untuk tidak memberitakan dan
menyaksikan perbuatan-perbuatan Tuhan yang telah dialaminya
dalam hidupnya sehari-hari. “….ceritakanlah segala sesuatu yang telah
diperbuat Allah atasmu” (Luk.8:39a).
5. Dalam minggu kedua pasca Pentakosta ini kita terus diingatkan
dengan karya dan kehadiran Roh Kudus. Pemberitaan karya Yesus
Kristus yang dilakukan oleh orang Gerasa (non Yahudi) yang
sebelumnya kerasukan setan, sungguh memperlihatkan karya Allah
yang menjangkau semua bangsa. Kisah ini mengingatkan kita dengan
peristiwa Pentakosta yang membuat para murid, oleh pimpinan Roh
Kudus, mampu bercerita tentang pekerjaan-pekerjaan Tuhan. Bahkan ini
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
165

sejalan pula dengan pernyataan Rasul Paulus dalam bacaan kedua,


Galatia 3:14: “Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat
Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain , sehingga oleh iman kita
menerima Roh yang telah dijanjikan itu”.

Bahan Penelaahan Alkitab Tanggal 20-25 Juni 2022

BERITAKANLAH PERBUATAN TUHAN


Pa’peissananni Tu Penggauran-Na Puang
Galatia 3:1-14

Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa perbuatan-perbuatan Tuhan selalu nyata dan dialami setiap orang percaya.
2. Jemaat memiliki komitmen untuk memberitakan perbuatan-perbuatan Tuhan dalam kehidupannya.

Pembimbing Teks
Dalam perikop ini, Paulus menegaskan bahwa keselamatan adalah
kasih karunia karena iman kepada Yesus Kristus, bukan karena melakukan
hukum taurat (ay.2-3,5). Paulus menyingkirkan semua perbedaan suku,
warna kulit, bangsa, dan sosial dalam kaitan dengan iman seseorang
kepada Yesus Kristus. Semuanya adalah sama-sama ahli waris dari "kasih
karunia, yaitu kehidupan" (ay.8,14). Penegasan Paulus ini dilatarbelakangi
oleh munculnya ajaran sesat yang mencampuradukkan Injil dengan
Yudaisme yang mengajarkan bahwa keselamatan dapat diperoleh selain
dengan percaya kepada Yesus, juga dengan ketat melakukan segala
tuntutan Hukum Taurat. Menghadapi ajaran itu, Paulus menekankan bahwa
hanya oleh iman kita dapat diselamatkan. Paulus menunjuk kepada
Abraham yang dibenarkan karena iman (ay.6) Artinya, perbuatan Abraham
bukanlah faktor utamanya, melainkan iman yang mendasari tindakannya.
Selain itu Paulus mengingatkan jemaat di Galatia tentang janji Tuhan kepada
Abraham bahwa ”olehmu semua bangsa diberkati” (ay.8, bnd. Kej.12:3). Itu
berarti berkat yang dijanjikan bukan bersifat eksklusif khusus hanya untuk
Abraham, tetapi juga kepada bangsa lain. Dengan mengutip kata-kata ini,
Paulus mengingatkan jemaat bahwa hanya dalam iman, mereka dibenarkan
di hadapan Allah, bukan karena melakukan hukum taurat, dan orang yang
benar akan hidup oleh iman (ay.11). Paulus yang telah diselamatkan karena
imannya berusaha memberitakan kebenaran itu kepada jemaat di Galatia.
Paulus dengan berani memberitakan bahwa keselamatan hanya diperoleh
di dalam iman kepada Yesus Kristus. Kitapun memiliki kewajiban untuk
terus memberitakannya dalam kehidupan kita, melalui kata dan perbuatan.

Pertanyaan Diskusi
1. Keselamatan hanya diperoleh dengan iman yang sungguh kepada Yesus,

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


166

bukan karena perbuatan baik. Berikan pemahaman? Bagaimana


hubungan antara iman dengan perbuatan baik? Ia tu kasalamaran
dikabu’tui belanna kapatonganan lantuk lako Puang Yesu, tangia belanna
penggauran. Parokkoi pa’nannungan? Umbara susi kasiumpuranna tu
kapatonganan anna penggauran melo?
2. Jika perbuatan baik tidak menyelamatkan, mengapa orang Kristen
dituntut untuk selalu berbuat baik? Ia ke tae’i anna penggauran melo tu
mepasalama’, matumbai anta sipatu tontong umpogau’ penggauran melo.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


167

Bahan khotbah hari Minggu Tanggal 26 Juni 2022


Minggu Ketiga setelah Pentakosta
MENYALIBKAN KEINGINAN DAGING
Unna’ta’ Pa’poraian Kale

Bacaan Mazmur : Mazmur 16:1-11


Bacaan 1 : 1 Raja-Raja 19:19 -21
Bacaan 2 : Galatia 5:13-26 (Bahan Utama)
Bacaan 3 : Lukas 9:51-62
Nas Persembahan : Mazmur 107:8-9
Petunjuk Hidup Baru : Galatia 5:13
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa di dalam Yesus mereka dimerdekakan dari dosa dan keinginan daging.
2. Jemaat menanggalkan nafsu kedagingannya sebagai bukti nyata kemerdekaannya di dalam Kristus.

Pemahaman Teks
Mazmur 16:1-11 merupakan pengakuan pemazmur bahwa dirinya
berada dalam pemeliharaan Tuhan (ay.2). Karena itu pemazmur
menyampaikan doanya kepada Allah yang diyakini sebagai sumber kekuatan
dan sumber kebahagiaan dibandingkan dengan allah orang lain yang tidak
dapat melakukan apa-apa. Itulah sebanya pemazmur menegaskan bahwa
siapa yang mengikuti allah lain akan merasakan kekecewaan (ay.4). Bagi
pemazmur Allah yang ia Yakini tidak pernah merancangkan Kesia-siaan bagi
dirinya bahkan Allah yang ia percayai tidak akan membiarkan anak-anak-Nya
mengalami kebinasaan melainkan membim-bing anak-anak-Nya menikmati
sukacita, kebahagiaan, dan nikmat senantiasa (ay.10-11)
1 Raja-Raja 19:19-21 adalah kisah pemanggilan Elisa. Ia dipanggil pada
waktu ia sedang sibuk bekerja, bukan pada waktu ia sedang menganggur
(juga terjadi pada diri Petrus, Andreas, Yohanes, dan Yakobus dalam Mat 4:18-
22). Panggilan ini datang dari Tuhan, bukan inisiatif dari Elia. Elia hanya
melaksanakan apa yang Tuhan sudah perintahkan sebelumnya (lihat ayat
16). Elia melemparkan jubahnya kepada Elisa merupakan tanda bahwa ia
harus ‘mengikutinya’, mula-mula sebagai pelayannya dan akhirnya menjadi
penggantinya sebagai nabi. Ketika nabi Elia melemparkan jubahnya kepada
Elisa yang sedang membajak, Elisa tahu nabi itu sedang memanggilnya
untuk suatu tugas khusus. Ia pun melakukan tindakan yang radikal. Ia
melepaskan segala sesuatunya: pamit kepada keluarga, menyembelih
sepasang lembu, dan memasaknya dengan kayu bajaknya. Ia pun mengikuti
Elia dan menjadi pelayannya.
Galatia 5:13-26 menjelaskan bahwa orang Kristen dipanggil untuk
merdeka, karena sesungguhnya mereka sudah dimerdekakan bukan saja
dari dosa tetapi juga kemerdekaan dari peraturan-peraturan agamawi yang
secara legalitas dibebankan sebagai syarat untuk menerima keselamatan
dari Allah. Kemerdekaan itu tidak seharusnya dipakai menjadi kesempatan
untuk hidup dalam dosa atau kesempatan untuk memuaskan keinginan
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
168

(Yunani: sarx). Buah kemerdekaan dalam Yesus Kristus adalah kasih yang


diungkapkan dalam tindakan yang penuh kebaikan untuk kesejahteraan
orang lain yang berdampak pada kehidupan saling melayani (ay.14). Setiap
orang yang sudah dimerdekakan dalam Kristus telah menyalibkan keinginan
daging dan segala nafsu, serta keinginannya (ay.24).
Lukas 9:51-62 terdiri dari dua perikop yaitu penolakan orang Samaria
terhadap Yesus (ay.51-56), dan hal mengikut Yesus (ay.57-62). Pada perikop
yang pertama, orang Samaria menolak Yesus dan para murid-Nya yang
sedang berjalan ke Yerusalem. Penolakan ini menimbulkan kemarahan
Yakobus dan Yohanes, sehingga mereka berharap bahwa desa itu dapat
dibinasakan seperti kota “Sodom dan Gomora”. Untunglah bahwa keduanya
tetap tunduk pada Yesus, dan bukan memaksakan kehendak mereka sendiri.
Dalam perikop kedua (ay.57-62) diungkapkan 3 (tiga) tipe orang dalam
mengikut Yesus. Tipe pertama, adalah orang yang dengan semangat yang
tinggi bertekad mengikut Yesus kemana saja Ia pergi. Yesus tidak menolak,
tetapi memberi suatu peringatan penting untuk dipertimbangkan dalam
mengambil keputusan final, bahwa orang yang mengikut Dia harus siap
dengan berbagai resiko dan konsekwensinya sebab Anak Manusia tidak
mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya. Sementara itu ada juga
tipe kedua yakni dipanggil atas inisiatif Yesus dipanggil untuk mengikuti-
Nya, namun yang bersangkutan mengajukan syarat untuk terlebih dahulu
menguburkan orang tuanya. Tipe orang ketiga menunjukkan kemauan untuk
mengikut Yesus tetapi juga disertai alasan yang bersifat kekeluargaan.
Intinya mengikut Yesus dibutuhkan sikap, tekad dan komitmen total.
Korelasi: Orang percaya adalah orang yang sudah dimerdekakan
untuk merasakan kebaikan-kebaikan Tuhan. Kemerdekaan ini hendaknya
dijalani dalam komitmen mengikut Tuhan secara total tanpa pertimbangan-
pertimbangan tertentu. Perlu diingat bahwa Allah tidak menginginkan
separuh atau sebagian besar hidup kita, tetapi Dia menginginkan seluruh
hidup kita dalam mengikuti-Nya.

Pokok-pokok pengembangan khotbah


1. Setiap orang, tidak terkecuali orang Kristen, pasti memiliki banyak
kebutuhan baik yang sifatnya kebutuhan primer maupun kebutuhan
sekunder. Pemenuhan kebutuhan inilah yang membangkitkan motivasi
dalam diri setiap orang yang mewujud dalam bentuk kerja keras, disiplin,
pantang menyerah, termasuk mencari dan menggunakan berbagai
strategi yang dianggap mumpuni untuk mencapai dan memenuhi
keinginan tersebut. Pada prinsipnya cara atau strategi yang digunakan
tidak menjadi masalah sepanjang dalam batas kewajaran dan tidak
melanggar norma-norma, nilai, dan etika yang berlaku baik norma, nilai,
dan etika dari segi agama maupun dalam bingkai etika social. Namun
dalam kenyataannya, ada (=banyak) orang termasuk yang beragama
Kristen yang menggunakan dan menghalalkan segala cara untuk
memenuhi dan memuaskan keinginan-keinginannya.
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
169

2. Menghalalkan segala cara untuk mencapai apa yang diinginkannya


menjadi salah satu penanda bahwa yang bersangkutan masih dikuasai
dosa, karena tidak dapat membedakan mana yang boleh dan mana yang
tidak boleh, mana yang benar dan mana yang salah, baik menurut
norma, nilai, dan etika dari sudut agama (iman) Kristen maupun etika
sosial yang berlaku. Ada orang Kristen yang merasa bangga menyandang
“predikat sebagai orang Kristen”, tetapi senyatanya masih hidup dalam
kungkungan kuasa dosa sehingga tanpa merasa bersalah melakukan apa
saja demi memenuhi keinginan-keinginannya. Pola hidup dan tindakannya
tidak berpadanan dengan Injil Kristus sehingga ia tidak dapat dibedakan
dengan orang-orang lain yang belum percaya kepada Yesus.

3. Paulus dalam surat Galatia 5:13-26 menegaskan bahwa orang Kristen


adalah orang-orang yang sudah dimerdekakan di dalam karya Yesus
Kristus. Orang kristen bukan hanya dimerdekakan (dibebaskan) dari
dosa, tetapi juga dari pandangan yang salah terhadap peraturan
keagamaan, yakni yang memahaminya sebagai salah satu jaminan untuk
memperoleh keselamatan. Kemerdekaan itu tidak seharusnya dipakai
sebagai kesempatan untuk hidup dalam dosa atau kesempatan untuk
memuaskan keinginan (bhs Yunani: sarx). Buah kemerdekaan dalam
Yesus Kristus adalah kasih yang diungkapkan dalam tindakan yang penuh
kebaikan untuk kesejahteraan orang lain dan berdampak pada kehidupan
saling melayani.

4. Bagi Paulus, setiap orang yang sudah dimerdekakan dalam Kristus harus
hidup dalam Roh dan tidak mengikuti keinginan daging, karena keinginan
Roh berlawanan dengan keinginan daging. Paulus mengidentifikasi
secara konkrit hal yang menjadi keinginan daging (ay.19-21), dan apa saja
yang keinginan Roh (ay.22-23). Untuk bisa hidup dipimpin oleh Roh, maka
bagi Paulus hanya bisa terjadi jika setiap orang Kristen menyalibkan
keinginan daging dan segala nafsu dan keinginannya (ay.24). Tidak
berarti bahwa orang Kristen tidak boleh memiliki motivasi dan keinginan-
keinginan lain, atau tidak boleh bekerja keras dan menggunakan strategi-
strategi tertentu untuk mencapai harapannya. Tetapi bagi orang Kristen,
semua motivasi, keinginan atau cara yang digunakan untuk mencapai apa
yang dicita-citakan haruslah dalam bingkai “keinginan Roh” untuk dapat
memilah mana yang sesuai dan tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


170

Bahan Penelaahan Alkitab Tanggal 27 Juni- 2 Juli 2022

MENYALIBKAN KEINGINAN DAGING


Unna’ta’ Pa’poraian Kale
Lukas 9:51-62
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa di dalam Yesus mereka dimerdekakan dari dosa dan keinginan daging.
2. Jemaat menanggalkan nafsu kedagingannya sebagai bukti nyata kemerdekaannya di dalam Kristus.

Pembimbing Teks
Lukas 9:51-62 terdiri dari dua perikop yaitu penolakan orang Samaria
pada Yesus (ay.51-56), dan hal mengikut Yesus (ay.57-62). Pada perikop
pertama, orang Samaria menolak Yesus bersama juga murid-murid-Nya,
yang sedang berjalan ke Yerusalem. Yesus mengutus beberapa orang untuk
mempersiapkan segala sesuatu bagi Yesus, namun orang-orang Samaria
menolak mereka karena perjalanan-Nya menuju Yerusalem. Penolakan ini
menimbulkan kemarahan Yakobus dan Yohanes, sehingga berharap bahwa
desa itu dapat dibinasakan seperti halnya peristiwa “Sodom dan Gomora”.
Namun demikian, keduanya tetap tunduk pada kehendak Yesus
Perikop kedua (ay.57-62) mengungkapkan tiga tipe orang yang
mengikut Yesus. Pertama, adalah orang yang penuh semangat bertekad
mengikut Yesus ke mana saja. Yesus tidak menolak, tetapi mengingatkan
segala resiko dan konsekuensi penderitaan yang mungkin dialami,
sebab Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.
Tipe kedua yakni orang yang dipanggil Yesus, namun mengajukan syarat
untuk lebih dahulu menguburkan orang tuanya. Jawaban Yesus tegas
“biarlah orang mati menguburkan orang mati” (ay.60). Ini tidak berarti,
bahwa Yesus tidak peduli pada masalah keluarga. Sebaliknya, jawaban ini
mau menjelaskan pentingnya hal mengikut Yesus. Menguburkan orang tua
adalah hal penting, namun mengikut Yesus adalah hal yang paling utama.
Tipe ketiga yaitu orang yang ingin mengikuti Yesus, namun juga mengajukan
satu syarat, yakni minta ijin pada keluarganya. Respon Yesus terhadap orang
ini berbeda dengan orang kedua. Yesus menegaskan bahwa orang yang siap
membajak tetapi menoleh ke belakang tidak layak untuk Kerajaan Allah
(ay.62). Intinya mengikut Yesus membutuhkan komitmen total tanpa
berbagai pertimbangan atau alasan lainnya. Pengikut Yesus harus mampu
menyalibkan segala keinginan daging dalam dirinya.
Pertanyaan Diskusi
1. Apa makna dari menyalibkan keinginan daging bagi orang percaya?
Apara patunna lako kita to ma’patongan tu unna’ta’ pa’poraian kale?
2. Diskusikan bentuk konkrit yang dapat dilakukan untuk menyatakan
bahwa kita sudah menyalibkan keinginan daging?
Ta sipa’kadai, umba susi tu manassana a’gan katuoan ladipapayan anna
potandai kumua unna’ta’ moki’ pa’poraian kale?

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


171

Bahan khotbah hari Minggu Tanggal 3 Juli 2022


Minggu Trinitas Gereja Toraja

SEPERTI IBU YANG MENGHIBUR


Susi Indo’ Ma’pakatana

Bacaan Mazmur : Mazmur 66:1-9


Bacaan 1 : Yesaya 66:10-14 (Bahan Utama)
Bacaan 2 : Galatia 6:1-18
Bacaan 3 : Lukas 10:1-12, 17-20
Nas Persembahan : Mazmur 66:13-14
Petunjuk Hidup Baru : Mazmur 66:5

Tujuan
1. Jemaat memahami kasih Allah tetap menyertai umat-Nya, ibarat seorang ibu yang menjaga anak-anaknya.
2. Jemaat hidup dengan memusatkan perhatian pada besarnya kasih Allah

Pemahaman Teks
Mazmur 66:1-9 berisi ajakan dan seruan untuk bersorak dan
memuliakan Allah. Pemazmur menyampaikan seruan ini bukan hanya untuk
kalangan sendiri, melainkan untuk seluruh bumi. Seruan ini didorong oleh
kesadaran akan pekerjaan Allah yang dahsyat. Hal itu nampak misalnya
dalam tindakan: mengubah laut menjadi tanah kering (ay.6) dan matanya
mengawasi bangsa-bangsa (ay.7). Jadi ajakan pemazmur bersorak dan
memuliakan Allah didasarkan pada kasih dan perbuatan Allah.
Yesaya 66:10-14 berisi nubuat nabi Yesaya pada akhir masa
pembuangan umat Tuhan di Babel (ada yang mengatakan bahwa nubuatan
ini disampaikan sesudah umat kembali dari pembuangan). Umat yang
berada di pembuangan cenderung mengalami keputus-asaan karena lama
menanti saat untuk kembali. Hati mereka semakin hancur ketika mereka
membayangkan bagaimana hancurnya Yerusalem yang menjadi kota
kebanggaan mereka. Mereka seolah-olah tengah menghadapi situasi yang
amat berat. Situasi porak poranda menjadi tekanan yang amat keras
sehingga mereka mulai putus asa. Pada ayat 10-11 ada ajakan untuk bersuka
cita dan bergirang. Di tengah keprihatinan yang mendalam karena beratnya
masalah yang dihadapi, Yesaya justru menyampaikan seruan untuk
bersukacita. Ayat 12-13 berisi alasan untuk bergembira walaupun umat
sementara menyaksikan kehancuran. Yesaya menyampaikan dan
mempertegas bahwa kasih Allah tetap nyata bahkan terus-menerus. Hal itu
nyata melalui ungkapan: “Aku mengalirkan kepadanya keselamatan seperti
sungai, dan kekayaan bangsa-bangsa seperti batang air yang membanjir”;
aliran keselamatan/kekayaan dari Allah bagaikan aliran sungai (batang air).
Tak pernah putus, terus menerus, bahkan tak tertahankan oleh apapun dan
kondisi bagaimanapun.
Besarnya kasih Allah dipertegas pada ayat 13 yang mengatakan:
“Seperti seseorang yang dihibur ibunya, demikianlah Aku ini akan
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
172

menghibur kamu; kamu akan dihibur di Yerusalem”. Yesaya


menggambarkan Allah bagaikan seorang ibu yang berusaha menghibur
anak-Nya. Kasih seorang ibu terhadap anaknya adalah kasih yang terus
menerus, dan tak pernah pudar. Kasih seorang ibu terhadap anaknya tidak
terpengaruh dengan sikap anaknya. Hal ini lebih jelas kalau dibandingkan
dengan pernyataan dalam Yesaya 49:15-16 “Dapatkah seorang perempuan
melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya?
Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau. Lihat, Aku
telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku; tembok-tembokmu tetap di
ruang mata-Ku”. Penggambaran Yesaya ini menegaskan bahwa kasih Allah
tetap terarah kepada umat-Nya secara terus menerus. Kasih Allah jauh lebih
besar dibanding masalah yang menekan umat-Nya.
Galatia 6:1-10 berisi nasihat Paulus agar setiap warga jemaat hidup
dengan bertolong-tolongan. Bertolong-tolongan di sini bukanlah usaha yang
berpusat pada usaha manusia, melainkan merupakan jawaban atas kasih
Allah yang sudah diterima. Istilah yang digunakan Paulus adalah: “memenuhi
hukum Kristus” dan “menabur dalam Roh”. Untuk bisa hidup bertolong-
tolongan, maka setiap orang harus jujur dengan diri sendiri atau menyadari
kondisi dan keadaannya sendiri. Waktu yang ditetapkan oleh Paulus untuk
berbuat baik adalah setiap kesempatan. Setiap kesempatan perlu diisi
dengan berbuat baik kepada semua orang.
Lukas 10:1-12 berisi cerita Yesus mengutus tujuh puluh murid ke
setiap kota dan tempat yang akan dikunjungi Yesus. Mereka diutus untuk
mempersiapkan orang untuk menerima berita yang akan disampaikan oleh
Yesus yaitu Kerajaan Allah. Mereka diutus berdua-dua agar saling
memperkuat kesaksian dan sekaligus saling menguatkan.
Pengutusan ini adalah sesuatu yang berat dan beresiko. Ini nampak dalam
ungkapan “Aku mengutus kamu ke tengah serigala”. Karena itu mereka
diminta untuk sepenuhnya mengandalkan penyertaan dari Yesus yang
mengutus. Mereka harus fokus pada kemampuan Yesus yang mengutus.
Korelasi keempat bacaan: Seluruh umat bahkan makhluk dipanggil
untuk bersorak karena karya Allah Tritunggal. Yesaya mengajak umat agar
bergirang karena kasih Allah Tritunggal yang besar yang mengasuh seperti
ibu. Paulus menasihatkan jemaat untuk merespon kasih Allah dengan
berbuat baik pada setiap kesempatan. Yesus mengutus murid untuk
memberitakan perbuatan Allah atau kasih Allah.

Penjelasan tentang Minggu Trinitas


Pengkhotbah mengawali dengan menjelaskan bahwa minggu ini
ditetapkan Gereja Toraja sebagai Minggu Trinitas. Dalam kalender ekumene,
minggu Trinitas diperingati 3 minggu yang lalu, namun Gereja Toraja
menggeser minggu perayaan ini untuk memberi ruang pada karya Roh
Kudus. Minggu Trinitas adalah masa-masa untuk menghayati karya Allah
Tritunggal yang telah menyatakan diri melalui ciptaan dan memuncak dalam
karya Yesus Kristus sebagai Firman Allah yang menebus dan menguduskan
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
173

umat Allah untuk bertumbuh dalam perarakan sebagai umat Allah.


Pertumbuhan inilah yang disimbolkan melalui stola hijau yang dikenakan
selama 7 minggu.

Pokok-pokok pengembangan khotbah


Pengkhotbah memulai dengan menyebutkan situasi-situasi tertentu
yang dapat membuat seseorang frustrasi (contoh: pengaruh covid 19; biaya
pendidikan anak-anak …). Bagaimana caranya agar kita tidak frustrasi dalam
menghadapi realitas hidup yang cenderung keras?
Yesaya 66:10-14 berisi penguatan nabi Yesaya sehubungan dengan
kondisi Yerusalem yang hancur dan porak poranda. Kehancuran ini bukan
hanya masalah fisik tetapi juga psikis. Secara fisik umat menyaksikan
kehancuran sehingga kondisinya sudah berbeda dengan keadaan masa
kejayaan dulu. Secara psikis umat mengalami trauma selama masa
pembuangan yang sangat lama. Umat Allah putus asa membayangkan
bagaimana hidup dan memulai kehidupan di tengah situasi yang serba
hancur tanpa pertolongan Tuhan (memang di daerah pembuangan mereka
merasa sudah ditinggalkan Allah)
Di tengah situasi tanpa harapan dan menekan itu, Yesaya justru
mengajak umat untuk bersuka cita dan bergirang. Ajakan Yesaya ini kontras
dengan situasi yang sedang terjadi. Realitas menunjukkan beratnya situasi,
sementara seruan Yesaya mengajak untuk bergembira. Apa yang menjadi
alasan Yesaya menyerukan kegembiraan di tengah kegalauan dan
kegamangan hidup ? Ada tigal hal yang bisa dipelajari di sini.

1. Kasih dan perhatian Allah kepada umat-Nya berlaku secara terus menerus.
Hal ini nyata melalui ungkapan “Aku mengalirkan kepadanya
keselamatan seperti sungai, dan kekayaan bangsa-bangsa seperti batang
air yang membanjir” (istilah pemazmur: “mata-Nya mengawasi bangsa-
bangsa – Mazmur 66:7). Bagi Yesaya dan pemazmur, mengingat kasih
dan perbuatan Allah yang menyelamatkan adalah sesuatu yang
semestinya tumbuh dalam hati umat di kala menghadapi situasi yang
berat. Setiap orang semestinya menyadari, bahwa baik kemarin, hari ini,
dan sampai selama-lamanya kasih Allah tetap menyertai umat-Nya.

2. Fokus pada besarnya kasih Allah


Yesaya menggambarkan Allah bagaikan seorang ibu yang berusaha
menghibur anak-Nya. Seorang ibu penuh perjuangan dalam mengasihi
anaknya sejak dari kandungan. Kalau anaknya sakit dan menderita,
seorang ibu ikut merasakan sakit dan penderitaan anaknya (di sini
pengkhotbah dapat mengungkapkan contoh-contoh yang menggambarkan
perjungan seorang ibu dalam mengasihi anaknya, misalnya: rela tidak
makan asal anaknya makan). Bagi Yesaya, Allah bagaikan seorang ibu
(bahkan lebih dari itu) dalam mengasihi kita anak-anak-Nya. Kita adalah
anak-anak-nya; kita berasal dari; maka Dia menyatakan kasihNya yang
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
174

dalam atas diri kita. Di sini mau ditegaskan bahwa perhatian dan kasih
Allah kepada umat-Nya sungguh amat besar. Kasih Allah kepada umat-
Nya itu yang diwujudkan ketika Ia mengutus anak-Nya yang tunggal
untuk menyelamatkan manusia (Yoh.3:16). Penggambaran Yesaya ini
menegaskan bahwa kasih Allah tetap terarah kepada umat-Nya secara
terus menerus. Kasih Allah jauh lebih besar dibanding masalah yang
menekan umat-Nya.

3. Memandang pada suasana hidup dalam rangkulan kasih Allah Trintunggal.


Untuk meyakinkan umat tentang kasih Allah, Yesaya seolah-olah
memperlihatkan suasana kedamaian dalam rangkulan kasih Allah itu.
Seperti kedamaian seorang anak di pangkuan ibunya akan tercipta
kembali atas hidup umat yang datang kepadaNya. Hal itu dapat dilihat
misalnya melalui ungkapan: “kamu akan menyusu, akan digendong, akan
dibelai-belai di pangkuan” (Yes.66:12). Yesaya membangkitkan daya
imajinasi umat mengenai hidup masa depan dalam rencana Allah. Kita
tidak boleh hanya memandang pada masa dan situasi sekarang, tetapi
juga bahkan semestinya kita mampu memandang pada situasi masa
mendatang di dalam Tuhan. Masa sekarang bisa kelihatan suram, tetapi
masa depan di dalam Tuhan sungguh cerah.
Dari tiga hal yang diuraikan ini kita dapat melihat bahwa kita akan
bangkit walau di tengah situasi yang berat, manakala kita berfokus pada
besarnya kasih Allah dan indahnya suasana hidup masa depan di dalam
Tuhan. Banyak orang frustasi dalam menghadapi situasi hidup karena
hanya fokus pada beratnya situasi. Mungkin juga banyak orang frustasi
dalam menghadapi situasi hidup karena hanya fokus pada masa sekarang
yang banyak masalah. Karena itu, jangan lihat beratnya kondisi hidup,
tetapi lihatlah besarnya kasih Allah. Jangan lihat bagaimana
kemampuanmu menghadapinya, tetapi lihatlah kemampuan-Nya. Jangan
lihat situasi dalam rencanamu, tetapi lihatlah kondisi itu dalam bingkai
rencana-Nya. Dalam sepajang bentangan sejarah penyelamatan, Allah
telah menggunakan berbagai cara untuk menyatakan diri-Nya kepada
umatnya. Penyataan Allah yang kemudian kita kenal dengan Allah
Tritunggal memperlihatkan bahwa Allah terus-menerus mewujudkan
rancangannya, dan memanggil kita menerima pengutusan untuk
memberitakan karya Allah Tritunggal.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


175

Bahan Penelaahan Alkitab Tanggal 4 - 9 Juli 2022

SEPERTI IBU YANG MENGHIBUR


Susi Indo’ Ma’pakatana
Mazmur 66:1-9

Tujuan
1.Jemaat memahami kasih Allah tetap menyertai umat-Nya, ibarat seorang ibu yang menjaga anak-anaknya.
2.Jemaat hidup dengan memusatkan perhatian pada besarnya kasih Allah

Pembimbing Teks
Mazmur 66 ini adalah nyanyian syukur atas karya Allah yang nyata
bagi orang Israel. Ayat 1 dan 2 berisi undangan atau ajakan untuk bersorak
dan memuliakan Allah. Sangat terasa di sini bahwa undangan untuk
bersorak bukan hanya untuk kalangan sendiri (Israel), tetapi untuk seluruh
bumi. Pemazmur sungguh meyakini bahwa kasih Allah itu tidak dapat
dikurung dalam satu wilayah atau bangsa tertentu, tetapi terarah kepada
seluruh bumi. Ayat 3-4 berisi apa yang semestinya menjadi pokok pengakuan
dalam pujian kepada Tuhan yaitu pengakuan bahwa pekerjaan Allah
dahsyat. Dalam memuji Tuhan pemazmur mengajak umat dan seluruh bumi
untuk mengakui kedahsyatan pekerjaan Allah. Ayat 5 berisi ajakan untuk
bergerak menelusuri pekerjaan Allah bagi umat-Nya, bahkan bagi seluruh
bumi. Penelusuran atau upaya mengingat kasih dan perbuatan Allah dalam
hidup merupakan hal yang akan melahirkan nyanyian syukur. Ayat 6 dan 7
berisi hasil penelusuran pemazmur tentang perbuatan besar Allah. Ia
mengubah laut menjadi tanah kering (ay.6). Ini menunjuk pada peristiwa
sejarah penyeberangan di Laut Teberau (Keluaran 14:15-31). Matanya
mengawasi bangsa-bangsa (ay.7). Ini menunjuk pada peristiwa-peristiwa
pendudukan dan penaklukan tanah/bangsa Kanaan. Ayat 9 berisi kesimpulan
dari penelusuran pemazmur mengenai kasih dan perbuatan besar Allah yang
semestinya diberitakan kepada semua orang. Pemazmur mengatakan: “Ia
mempertahankan jiwa kami di dalam hidup”. Jadi pemazmur selalu fokus
pada kasih dan perbuatan Allah.

Pertanyaan diskusi
1. Baca ulang Mazmur 66:5. Diskusikanlah apa yang dimaksud dengan
“pergilah dan lihatlah pekerjaan-pekerjaan Allah”.
Basai sule tu Pa’pudian 66:5; Ta sipa’kadai apa tu nasanga “Maikomi untiro
penggauranNa Puang Matua”
2. Sering kita putus asa karena kita cenderung hanya fokus pada beratnya
situasi yang dihadapi? Silahkan berbagi pengalaman jika ada yang pernah
mengalami pergumulan, dan bagaimana menghadapinya dalam iman?
Nenne’ki’ ka’tu rannu belanna ia tu kamabandaran diolai, iamo nanai tu’tun
tanga’ta ? ta pada umpokadai ke denni ta olai tu a’gan susito, na umba
takua untingayoi lan kapatonganan?

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


176

Bahan khotbah hari Minggu Tanggal 10 Juli 2022

MENJALANI HIDUP SEBAGAIMANA MESTINYA


Ullingkai Katuoan Susi tu Sipato’nasiamo

Bacaan Mazmur : Mazmur 82:1-8


Bacaan 1 : Amos 7:7-17 (Bahan Utama)
Bacaan 2 : Kolose 1:1-14
Bacaan 3 : Lukas 10:25-37
Nas Persembahan : Mazmur 54:8
Petunjuk Hidup Baru : Lukas 10:37-38

Tujuan
1. Jemaat memahami bahwa pengetahuan tentang kebenaran semestinya mewujud dalam kehidupan
2. Jemaat tetap menunjukkan hidup sesuai kebenaran Allah

Pemahaman Teks
Mazmur 82:1-8 berbicara mengenai kegagalan para pemimpin.
Kegagalannya nyata dalam sikap yang tidak membela orang miskin dan sikap
yang tidak menghukum orang-orang jahat. Pemazmur melihat bahwa tidak
ada keadilan. Kehidupan menjadi goyah karena tidak lagi berdasar pada
kebenaran Allah. Karena itu pemazmur memintah kepada Allah untuk
menghakimi bumi.
Amos 7:7-17 berisi nubuat nabi Amos yang melayani di Israel Utara,
walaupun dia sendiri berasal dari Yehuda (Israel Selatan). Amos bernubuat
di Israel Utara pada saat Yerobeam II menjadi raja (sekitar abad ke-8 SM). Di
bawah kepemimpinan Yerobeam II, Israel Utara mengalami perkembangan
yang pesat. Minat terhadap agama sangat tinggi. Namun di balik semua itu
ternyata dosa juga berkembang secara pesat. Ketidakadilan semakin
menjadi-jadi di kalangan masyarakat. Amos meneubuatkan tentang apa
yang akan terjadi dengan Israel sebagai buah dari dosa mereka. Ayat 7-9,
bercerita mengenai penglihatan Amos yaitu tali sifat. Tali sifat ialah seutas
benang yang ditaruh pemberat pada ujungnya. Tali sifat adalah semacam
timbangan yang dipakai oleh tukang bangunan untuk menilai apakah sebuah
tembok berdiri tegak lurus. Dalam penglihatan itu Allah sendiri menjelaskan
maknanya. "Sesungguhnya, Aku akan menaruh tali sipat di tengah-tengah
umat-Ku Israel; Aku tidak akan memaafkannya lagi”. Tali sifat adalah simbol
kebenaran dan keadilan Allah yang akan membongkar dosa Israel yang akan
mendatangkan hukuman. Hal ini bisa dibandingkan dengan ungkapan pada
Yesaya 28:17, “Dan Aku akan membuat keadilan menjadi tali pengukur, dan
kebenaran menjadi tali sipat; hujan batu akan menyapu bersih perlindungan
bohong, dan air lebat akan menghanyutkan persembunyian." Ayat 9
menunjukkan secara konkrit dari penghukuman yaitu:
1. Bukit pengorbanan dari pada Ishak akan dilicintandaskan dan tempat-
tempat kudus Israel akan diruntuhkan. Nampaknya Amos menyebut
bukit pengorbanan Ishak sama dengan tempat kudus Israel. Tempat-
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
177

tempat penyembahan dan peribadahan itu akan diruntuhkan dan


dilicintandaskan.
2. Akan terjadi peperangan melawan raja Yerobeam. Kejayaan semu akan
diruntuhkan bahkan akan berujung pada pembuangan bangsa ini (ay.9,
11, 17).
Ayat 10-13 berisi reaksi dan tindakan Amazia yang adalah seorang
imam di Betel. Dalam mendengar teguran Tuhan melalui nabi Amos, imam
ini merasa tidak nyaman. Teguran Tuhan dinilai sebagai sesuatu yang
mengganggu stabilitas keamanan negara dan kekuasaan raja. Sehubungan
dengan itu Amazia melakukan dua hal. Pertama, Ia menyampaikan laporan
secara provokatif kepada raja Yerobeam. Ini nyata ketika ia mengirim pesan:
"Amos telah mengadakan persepakatan melawan tuanku di tengah-tengah
kaum Israel”. Teguran dari Tuhan dianggap persepakatan Amos dengan
kelompoknya untuk melawan raja. Amazia telah bertidak sebagai
“pembisik” yang sesat kepada raja. Kedua, Ia mengancam dan mengusir
Amos. Ia melarang Amos menyampaikan pesan Tuhan. Ia menuduh Amos
sebagai orang yang mencari makan melalui nubuatnya. Jadi Amazia
bertindak tidak sebagaimana mestinya. Ia lebih memilih mempertahankan
kenyamanan semu yang penuh dengan dosa ketimbang berubah
sebagaimana suara kebenaran dari Tuhan. Ia berusaha “menyenangkan hati
manusia”, dalam hal ini Yerobeam II. Ia tidak lagi menjadi imam yang
mewakili umat untuk mengaku dosa, tetapi ia telah mejadi alat politik
penguasa untuk mengamankan kekuasaan. Sikap Amazia ini adalah contoh
utama dari beragama tanpa pertobatan atau beribadah tanpa pertobatan.
Ayat 14-17 berisi sikap Amos yang penuh ketegasan menyampaikan
pesan dari Tuhan. Pertama-tama ia membela dirinya atas tuduhan Amazia
bahwa Amos bernubuat karena sedang mencari makan. Dengan tegas Amos
menjelaskan bahwa dirinya sebenarnya seorang peternak dan pemungut
buah ara hutan, tetapi Tuhanlah yang memanggil untuk bernubuat. Amos
berkeyakinan bahwa ia bukanlah seorang yang sedang mencari makan
sebagaimana tuduhan Amazia, melainkan ia adalah orang yang sedang
mencari makna sesuai panggilan Tuhan (ay. 14,15) . Selanjutnya ia bernubuat
mengenai kehancuran Israel yang berujung pada pembuangan (ay.16-17).
Nubuatnya semakin jelas dan semakin tegas. Amos telah bertindak
sebagaimana mestinya.
Kolose 1:1-14 berisi ucapan syukur Paulus bersama Timotius. Ucapan
syukur ini didasarkan pada dua hal yang terjadi di jemaat Kolose. Pertama:
Iman dalam Kristus Yesus bertumbuh dalam jemaat. Kehidupan jemaat
sungguh memperlihatkan bahwa mereka bertumbuh dalam iman. Kedua:
Kasih terhadap semua orang Kudus menjiwai seluruh jemaat. Hubungan
dalam jemaat diwarnai oleh hubungan kasih yang benar. Jadi sebenarnya
yang disyukuri ialah kehidupan jemaat yang telah menggambarkan Injil.
Kehidupan jemaat telah memperlihatkan cara hidup yang semestinya.
Lukas 10:25-37 berisi pokok percakapan tentang sesama manusia.
Percakapan dimulai dari pertanyaan mencobai dari ahli taurat kepada Yesus:
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
178

Guru apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal.
Tekanan ahli taurat adalah perbuatan. Terhadap pertanyaan ini, Yesus
bertanya balik: Apa yang tertulis dalam hukum taurat. Kepada ahli taurat
Yesus bertanya mengenai hukum taurat. Dari segi pengetahuan ahli taurat
memang menguasai hukum aurat sehingga jawabannya tepat: "Kasihilah
Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan
dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan
kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Secara hurufiah ahli
taurat memang ahli dalam soal taurat. Yang menjadi persoalan baginya,
ialah “siapakah sesamaku”. Untuk menjelaskan pertanyaan ini Yesus mau
membimbing ahli taurat melalui sebuah cerita mengenai seorang yang
dirampok. Dalam cerita itu Yesus menampilkan dua sikap terhadap orang
yang dirampok. Pertama, imam dan orang Lewi yang berusaha menghindar
dan tidak mau menolong. Kedua, orang Samaria yang tergerak hatinya lalu
menolong orang yang dirampok itu. Ahli taurat tahu bahwa sikap yang
benar adalah sikap orang Samaria. Yesus mengatakan, “pergilah dan
perbuatlah demikian”. Peduli adalah sikap yang benar dan semestinya. Jadi
yang Yesus ajarkan adalah pengetahuan yang benar tentang kebenaran
semestinya mewujud dalam tindakan.
Korelasi dari segenap bacaan, adalah pemazmur menyadari bahwa
Allah akan menyatakan keadilan di tengah ketidakadilan. Amos tetap
konsisten mendengarkan perintah Tuhan sekalipun ditekan. Jemaat di
Kolose telah menunjukkan cara hidup yang sesuai dengan hakekat kasih.
Yesus mengkritik para imam dan orang Lewi, karena tidak bertindak
sebagaimana mestinya.

Pokok-pokok pengembangan khotbah


Bagaimana caranya kita menjalani hidup agar bisa bertumbuh dalam
iman? Ada yang mengatakan rajin beribadah atau memperbanyak ibadah
namun ada yang mengatakan rajin dan setia memberikan persembahan,
berupaya membangun gedung gereja yang megah, dan sebagainya.
Amos 7:7-17 berisi penglihatan Amos tentang kehidupan Israel
berikut akibatnya. Dari penglihatan Amos ini ada tiga hal yang bisa diangkat
sebagai peringatan dan pelajaran.

1. Ibadah tanpa kebenaran dan keadilan


Amos 7:7-17 berisi nubuat Nabi Amos mengenai hukuman Tuhan
yang akan menimpa Israel karena dosanya. Dosa apakah yang dilakukan
oleh Israel? Ketika mereka diperintah raja Yerobeam II, memang boleh
dikatakan bahwa Israel mengalami kemajuan dalam kemakmuran
termasuk perhatian terhadap agama cukup tinggi. Buktinya ialah banyak
tempat ibadah dibangun; bahkan mungkin juga banyak imam diangkat
oleh raja antara lain imam di Betel yaitu Amazia. Jadi dapat dikatakan
bahwa secara pandangan mata manusia, orang Israel saat itu menunjukkan
kesemarakan dalam agama dan ibadah. Bisa dibandingkan misalnya di
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
179

daerah Toraja dan daerah-daerah lain dimana kita dapat melihat gedung-
gedung gereja berdiri dengan megahnya di banyak tempat (di sini
pengkhotbah dapat mengungkapkan statistik rumah ibadah dalam satu
lingkungan tertentu dimana jemaat itu berada). Apa yang salah ?...
Dalam penglihatan Amos, Allah sendiri menjelaskan bahwa tali sifat
itu akan ditaruh di tengah Israel untuk membongkar dan menunjukkan
dosa mereka. Tali sifat adalah simbol kebenaran dan keadilan Allah. Hal ini
dapat dibandingkan dengan Yesaya 28:17 “Dan Aku akan membuat
keadilan menjadi tali pengukur, dan kebenaran menjadi tali sipat; hujan
batu akan menyapu bersih perlindungan bohong, dan air lebat akan
menghanyutkan persembunyian." Dari sini kita dapat melihat bahwa
rupanya tidak ada keadilan di tengah masyarakat. Agama dan semua yang
berbau agama merupakan perlindungan bohong. Kehidupan beragama
semakin semarak tetapi ketidakbenaran dan ketidakadilan semakin
merajalela. Pemazmur menyebutnya “menghakimi dengan lalim”. Ibadah
tidak mempengaruhi kehidupan mereka.
Lalu bagaimana dengan kita? Dari segi kesemarakan ibadah boleh
dikatakan bahwa kita sungguh berkembang. Ada berbagai jenis kebaktian:
kebaktian hari minggu, kebaktian rumah tangga, kebaktian OIG, kebaktian
insidentil, kebaktian Penyegaran Iman. Tentu banyak dari orang-orang
yang ikut kebaktian yang sungguh-sungguh menampakkan cara hidup
yang benar. Namun tidak bisa disangkali bahwa sebagian dari orang-orang
yang rajin beribadah itu sering masih cenderung mengikuti bahkan
memaksakan kebenarannya sendiri misalnya: ingin benar sendiri dalam
sidang-sidang; juga kadang-kadang masih ada kencenderungan untuk lebih
mengutamakan adat istiadat ketimbang Firman Tuhan. Karena itu bukalah
hidup untuk diluruskan oleh kebenaran dari Tuhan.

2.Sikap mempertahankan kenyamanan semu.


Amazia, seorang imam dalam menerima teguran dari Tuhan melalui
nabi Amos, merasa terganggu. Sebagai seorang imam, semestinya ia
bersyukur karena ada seorang nabi (rekan kerja) yang menyampaikan
kebenaran dari Tuhan. Akan tetapi Amazia justru merasa diganggu oleh
suara kebenaran dari Tuhan. Kebenaran suara Tuhan dianggap sebagai
pengganggu kenyamanan semu yang sementara dinikmati. Itulah
sebabnya ia memanipulasi kebenaran itu dengan menyampaikan berita
yang bersifat hasutan. Ia melecehkan nabi sebagai orang yang mencari
makan (mungkin ada juga jemaat mengatakan: nang dakaran
kandemimola…). Banyak orang lebih memilih untuk mengamankan diri
ketimbang berlaku seperti yang diinginkan Tuhan. Hal ini misalnya yang
dilakukan oleh seorang imam dan seorang Lewi dalam perumpamaan
orang Samaria yang murah hati (Luk.10:25-37). Mereka adalah orang-orang
beragama yang tahu (bahkan mungkin sering mengkhotbahkan), bahwa
kita harus menolong sesama manusia. Sangat disayangkan mereka justru

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


180

mengamankan diri ketika melihat orang yang butuh pertolongan. Mereka


tidak berbuat sebagaimana mestinya.

2.Sikap atau hidup sebagaimana mestinya.


Berbeda dengan Amazia, nabi Amos tampil dengan penuh ketegasan
mengenai kebenaran Firman Tuhan. Sekalipun direndahkan sebagai orang
yang sedang mencari makan, ia tidak mundur. Sekalipun ia ditekan dan
diusir ia tetap menyampaikan suara Tuhan. Bagi Amos, suara Tuhan tidak
boleh dihalangi dan dikalahkan oleh suara dari orang-orang yang senang
mengamankan diri di bawah kekuasaan. Ia malahan menyampaikan nubuat
dengan jelas dan tegas. Ia konsisten dalam menyampaikan kehendak
Tuhan. Ia sungguh-sungguh bertindak sebagaimana mestinya. Ia berupaya
hidup sebagaimana mestinya. Paulus bersyukur karena Iman dalam Kristus
Yesus bertumbuh dalam jemaat Kolose. Kehidupan mereka sudah
menggambarkan iman yang benar. Kasih terhadap semua orang Kudus
menjiwai seluruh jemaat. Hidup mereka sudah sebagaimana mestinya.
Pengetahuan mereka tentang kasih sudah mengejewantah dalam
keseharian hidup. Hal ini juga yang ditegaskan Yesus bahwa Pengetahuan
yang benar tentang kebenaran semestinya mewujud dalam tindakan.
Kebenaran mengejewantah dalam keseharian hidup. Pertanyaan bagi kita
sekarang ialah konsistenkah kita dalam berbagai keadaan? Tentu tidak
mudah. Hanya dengan kekuatan Roh Kudus kita bisa konsisten. Di sini kita
dapat melihat bahwa rupanya hidup yang bertumbuh dalam iman ialah
hidup yang konsisten mengikuti kebenaran dari Tuhan. Karena itu,
peganglah yang benar serta hidupilah yang benar itu. Hiduplah
sebagaimana mestinya.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


181

Bahan Penelaahan Alitab Tanggal 11-16 Juli 2022

MENJALANI HIDUP SEBAGAIMANA MESTINYA


Ullingkai Katuoan Susi tu Sipato’nasiamo
Mazmur 82:1-8

Tujuan
1. Jemaat memahami bahwa pengetahuan tentang kebenaran semestinya mewujud dalam kehidupan
2. Jemaat tetap menunjukkan hidup sesuai kebenaran Allah

Pembimbing Teks
Pokok masalah yang disoroti pemazmur dalam perikop ini ialah
ketidakadilan dalam masyarakat. Pemazmur menyoroti ketidakadilan
dengan membayangkan suasana pengadilan yang dihadiri oleh Allah. Dia
adalah hakim sekaligus sebagai jaksa penuntut umum. Yang dihakimi dalam
sidang itu ialah para allah (ay. 1,6). Nampaknya pemazmur menggunakan
istilah ini menunjuk pada para pemimpin dalam masyarakat yang seharusnya
bertanggung jawab mengenai kelangsungan dan kesejahteraan masyarakat.
Dalam konteks kekinian, mereka itu bisa adalah sosok pemerintah, hakim,
pemimpin agama, pemimpin adat, dan mungkin juga orang tua sebagai
pemimpin dalam keluarga. Para pemimpin itu didakwa sebagai orang yang
menghakimi dengan lalim dan memihak kepada orang fasik (ay.2). Mereka
gagal melindungi orang lemah, serta gagal membela orang sengsara dan
orang berkekurangan (ay.3). Mereka membiarkan orang fasik berbuat
seenaknya terhadap orang lemah dan miskin. Sistim nilai yang dijadikan
pengambilan keputusan mengenai sebuah perkara tidak jelas. Akibatnya
sendi-sendi kehidupan masyarakat menjadi goyah. Pada bagian akhir
pemazmur memohon kepada Allah untuk mengambil alih kepemimpinan
untuk menyatakan kebenaran dan keadilan sebagaimana mestinya.

Pertanyaan diskusi
1. Kemukakanlah dan diskusikan contoh-contoh yang menggambarkan
bahwa kita sering tidak berlaku adil.
Ta pada umpokadai tu apa nenne’ dipogau’ tu sitonganna dinaimo ma’gau’
tangmalambu’
2. Apa yg semestinya dilakukan agar hidup kita sungguh-sungguh berada
pada pertumbuhan iman yang benar.
Umba susi tu sipatunna ladipogau’ anna tongan-tongan mempayan kumua
mukkunmoki’ lobo’ lan kapatongan.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


182

Bahan khotbah hari Minggu Tanggal 17 Juli 2022

DENGARLAH PERINGATAN TUHAN


Tananni Talinga tu Peada’na Puang

Bacaan Mazmur : Mazmur 52:1-11


Bacaan 1 : Amos 8: 1-14 (Bahan Utama)
Bacaan 2 : Kolose 1:15-29
Bacaan 3 : Lukas 10:38-42
Nas Persembahan : Mazmur 52:11
Petunjuk Hidup Baru : Kolose 1:23

Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa wujud ketaatan pada perintah Tuhan adalah mendengar peringatanNya
2. Jemaat menjadi orang yang setia dan taat mendengar peringatan Tuhan

Pemahaman Teks
Mazmur 52:1-11 memperlihatkan bagaimana Daud berfokus pada
kebaikan Tuhan dan bukan pada keburukan manusia. Kendatipun hidupnya
dalam keadaan genting karena tindakan Doeg yang berpotensi
menghancurkan masa depan kehidupannya (bnd. 1 Sam.22:9-10). Itu
sebabnya dia mengatakan: Aku hendak bersyukur kepada-Mu selama-
lamanya, sebab Engkaulah yang bertindak; karena nama-Mu baik, aku
hendak memasyhurkanNya di depan orang-orang yang Kaukasihi! (ay.11)
Amos 8:1-14 memuat penglihatan keempat: Bakul berisi buah-buahan
musim kemarau. Penglihatan ini mau menunjukkan bahwa penghukuman
akan segera dialami oleh umat Israel dalam berbgai aspek kehidupan. Dan
pada gilirannya Israel tidak akan menglami kesukaan melainkan
perkabungan. Ayat 4-6, berisi kelakuan orang-orang yang senang mengisap
sesamanya dengan berbuat curang dengan neraca palsu/menjual terigu
rongsokan. Ayat 7-8 berisi penegasan bahwa Tuhan akan menghukum
semua itu dengan perkabungan (kematian anak tunggal), kelaparan-
kelaparan akan Firman Tuhan.
Kolose 1:15-29 berisi penegasan Paulus tentang siapa Yesus. Ia tidak
dapat dibandingkan dengan siapapun dan apapun di dunia. Paulus
meyakinkan jemaat karena ada yang ingin menggeser dan membelokkan
keyakinan dan pengharapan jemaat.
Lukas 10:38-42 menampilkan dua bersaudara (Marta dan Maria) yang
menampilkan perbedaan sikap ketika berjumpa dengan Yesus. Marta sibuk
sekali melayani, sedangkan Maria duduk mendengar perkataan-Nya.
Melayani Tuhan dan sesama memang penting, tetapi jauh lebih penting
mendengar apa yang dikatakan Tuhan.
Korelasi bacaan ialah hukuman bagi yang berkanjang dalam dosa
akan segera terjadi. Karena itu manusia semestinya mengarahkan hati pada
kebaikan Tuhan. Yesus tidak dapat dibandingkan dengan apapun. Makanya
Maria lebih memilih mendengarkan perkataan-Nya.
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
183

Pokok-pokok pengembangan khotbah


Panggilan Tuhan kepada para nabi datang dalam berbagai cara.
Amos melihat benda-benda yang sering ditemukan di sekitarnya yang
dinyatakan lewat inspirasi Allah yang sangat mendadak dan  punya makna
yang sangat dalam. Sebuah bakul berisi dengan buah-buahan musim panas.
Penglihatan tentang (qayis/bhs Ibrani) memakai bentuk noun, common,
singular, maskuline yang artinya buah buahan musim panas (Amos 8:2). Hal
ini meyakinkan Amos bahwa (bhs.Ibrani:qes) (akhir) zaman sudah datang.
Dampak panggilan ini merupakan suatu pengalaman yang sangat pribadi
yang terkait dengan berbagai keadaan sekitar nabi sendiri dan keadan umat
Israel. Tuhan mengutus Nabi amos untuk menyerukan berita penghukuman
kepada umat Israel yang memutar balikkan keadilan dan kebenaran dalam
berbagai bidang kehidupan. Adapun bidang kehidupan yang dimaksud
adalah sebagai berikut.

1. Situasi Politik.
Masa pemerintahan Raja Yerobeam II merupakan masa
kemakmuran bagi Israel, demikian pula dengan apa yang dialami Yehuda
pada masa pemerintahan Raja Uzia. Israel dan Yehuda dapat menaklukkan
negara-negara tetangga dan memperluas daerah perbatasan mereka
melampaui batas yang ada pada zaman Salomo (bnd. 2 Raja 14:25;
2Taw.26:6-8). Kekuasaan besar Mesir dan Asyur pada saat itu lebih tertarik
dengan permasalahan-permasalahan yang ada di sekitar mereka, sehingga
daerah Palestina bebas dari dominasi luar.
Dengan kondisi teritorial yang semakin luas serta kebebasan dari
dominasi asing membuat Israel dan Yehuda hanyut dalam perdagangan
internasional serta pajak-pajak yang dihasilkan dari perdagangan tersebut.
Bukti-bukti arkeologi menunjukkan kemakmuran Samaria pada periode
tersebut. Dengan kata lain, pada masa itu Israel dan Yehuda berada pada
puncak kemakmuran secara politik dan ekonomi.
Iklim semacam itu mendorong kemunculan optimisme publik yang
berlebihan tentang prospek bangsa itu pada masa mendatang. Mereka
meyakini bahwa bangsa Israel masih akan terus berkembang dalam segala
aspek. Tidak heran ketika Amos dan Hosea memberikan evaluasi yang
berbeda dengan optimisme tersebut, mereka langsung menolak berita
tersebut. Karena ternyata mereka fokus pada potensi dirinya dan
melupakan Tuhan sebagai penguasa dan pemilik semua yang telah
dicapainya itu.

2. Situasi Sosial dan Ekonomi.


Kesuksesan militer dan politik pada gilirannya melahirkan orang-
orang yang kuat secara ekonomi dan sosial. Perdagangan meningkat tajam
(8:5a), bahkan berskala internasional (3:9). Pembangunan gedung-gedung
makin berkembang (3:15). Jumlah rumah semakin banyak (3:15b; 5:11; 6:8)
dan perabotan pun semakin bervariasi (3:10, 12b,15b;6:4a).
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
184

Pengembangbiakan pohon anggur dan ternak meningkat untuk mencukupi


permintaan pelanggan (5:11b; 6:4b) karena kehausan pelampiasan akan
pesta-pesta (4:1;6:4,6). Mereka menyalahgunakan kekuasaan dan kekayaan
mereka untuk menindas mereka yang miskin dan lemah. Ketidakadilan dapat
ditemui di mana-mana dengan mudah (5:7, 15, 24; 6:12). Praktek penipuan
dalam berbisnis semakin menguntungkan (8:5b). Perbudakan karena utang
yang belum terbayar semakin beragam bentuknya (2:6;8:6). Orang-orang
yang kurang mampu secara sosial dieksploitasi (2:7a; 4:1;8:4) Hak-hak
mereka ditindas melalui intimidasi para saksi dan hakim (2:7a;5:10,12). Situasi
seperti inilah yang menjadi fokus pemberitaan Amos.Karena itu sorotan
utama nabi Amos dalam konteks ini adalah Tindakan ketidakadilan yang
dilakukan oleh para penguasa dan perampasan hak-hak orang miskin.

3. Situasi Keagamaan.
Masalah utama pada zaman Amos adalah penyembahan berhala
(2:8; 5:5, 26; 7:9-13; 8:14). Walaupun mereka tetap menjalankan ibadah
kepada TUHAN (4:4-5; 5:21-26), maupun memelihara Sabat (8:5), tetapi
hidup mereka secara keseluruhan bertentangan dengan keagamaan
mereka. Mereka tidak memperhatikan keadilan (2:7-8). Kemabukan menjadi
sesuatu yang umum, bahkan di kalangan para wanita (4:1; bnd.2:8). Semua
ini membuat TUHAN muak dengan semua ibadah mereka (5:23-25).
Dalam konteks politik, ekonomi dan sosial serta keagamaan yang
tidak berjalan sesuai dengan firman Tuhan, Nabi Amos mendapat
penglihatan yang keempat sebagaimana yang tercatat dalam teks bacaan di
atas. Dalam penglihtan ini Amos diamanatkan untuk mengingatkan umat
Israel supaya mereka bertobat, bila tidak ingin ada ratapan penderitaan dan
akhirnya TUHAN seakan-akan berdiam diri dan tidak memperdulikan mereka
sama sekali.
Melalui perikop ini ada 3 peringatan penting yang diamanatkan
kepada Amos untuk disampaikan kepada umat Israel dan kita sebagai umat
Tuhan yang harus ditobati agar tidak tidak terjadi penghukuman, yakni:

a. Seruan Tuhan untuk menghargai hak-hak orang miskin dan mereka


yang tak berdaya, (ayat 4-6).
Dengarlah ini, kamu yang menginjak-injak orang miskin, dan yang
membinasakan orang sengsara di negeri ini (ay.4) merupakan
penekanan terhadap apa yang Nabi Amos serukan di Amos 5:11 (Sebab
itu, karena kamu menginjak-injak orang yang lemah dan mengambil
pajak gandum dari padanya, sekalipun kamu telah mendirikan rumah-
rumah dari batu pahat, kamu tidak akan mendiaminya; sekalipun kamu
telah membuat kebun anggur yang indah, kamu tidak akan minum
anggurnya). Sebagaimana kita ketahui, hukum Israel yang diberikan
TUHAN menghendaki umat Israel untuk membuka tangan lebar-lebar
bagi kaum miskin di Ul.15-7-11 - bandingkan Maz.72:12-13. Satu hal yang
menarik direnungkan dalam seruan ini, bahwa sengaja Tuhan
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
185

mengadirkan orang miskin di antara orang kaya dan orang sukses


untuk menguji kualitas iman seseorang sejauh mana ia biasa hadir
menjadi sesama bagi mereka yang menderita. Bukan justru memperalat
orang miskin untuk mencapai kejayaan hidupnya. Di sinilah
kesegambaran kita dengan Allah sebagai manusia diuji sesuai dengan
Pengakuan Gereja Toraja Bab III. Setiap manusia itu sama mulianya di
mata Tuhan, karena itu sangat penting untuk menghargai dan
mempedulikan sesama kita manusia di dunia ini.

b. Seruan untuk berlaku adil dan jujur sebagai wujud ibadah ritual yang
sesungguhnya. (ayat 5)
Dalam ayat 5 di tekankan bahwa “dan berpikir: "Bilakah bulan
baru berlalu, supaya kita boleh menjual gandum dan bilakah hari Sabat
berlalu, supaya kita boleh menawarkan terigu dengan mengecilkan efa,
membesarkan syikal, berbuat curang dengan neraca palsu. Efa adalah
ukuran takaran/isi barang bukan cair, sebesar kurang lebih 36 liter.
Untuk barang cair digunakan bat yang besarnya sama dengan efa.
Syikal adalah ukuran timbangan sebesar 11,4 gram. Biasanya dipakai
untuk ukuran jumlah uang. Itu berarti bahwa mengecilkan efa,
membesarkan syikal dan neraca palsu adalah bentuk lain dari mencuri,
yang berarti menyengsarakan orang lain, merampas hak orang lain dan
menyusahkan ciptaan TUHAN. Yesus menekankan hal ini sebagai bagian
praktek hidup yang menentang ajaran untuk mengasihi sesama
(Mat.18:18-19; bandingkan Rom.13:9). Kemunafikan seperti pada masa
Nabi Amos merasuk sampai ke dalam ibadah mereka, yang dilaksanakan
hanya sebagai rutinitas dan ingin segera dilewati untuk kembali lagi
melakukan hal mencuri di atas.
Kita bisa belajar bahwa ibadah sejati tidak dapat dibatasi pada
aktivitas keagamaan di gereja atau ibadah rutin lain saja. Ibadah sejati
mencakup keseluruhan hidup umat Allah (bandingkan Rom 12:1). Ibadah
sejati memperhatikan orang lemah dan yang membutuhkan (bnd. Yak.
1:27). Ibadah dalam arti yang komprehensif seperti inilah yang lebih
dicari TUHAN. Tanpa semuanya ini, ibadah kita justru akan menjadi
beban bagi TUHAN (Amos 5:21-23) dan kita sendiri akan berada dalam
hukuman ilahi (bnd. 1 Kor. 11:22,30). Sikap Martha dan Maria dalam
perjumpaan mereka dengan Yesus (Luk.10:38-40) meanarik jadi
perbandingan. Marta sibuk dengan soal jamuan makan, tetapi ia tidak
mengalami perjumpaan dengan Yesus. Bagi Yesus semua yang
dilakukan dihadapannya adalah wujud tanggung jawab iman. Karena
itu ibadah sejati adalah berlaku adil dan mengasihi sesama manusia.
Realitas membuktikan bahwa sebagian umat Tuhan melakukan ibadah
ritual dengan sangat khusyuk dan taat dengan sejumlah rentetan ritual
ibadah, namun tidak berlaku adil. Mereka menari-nari di atas
penderitaan sesamanya. Karena itu perlu diwaspadai sebagai umat
Tuhan, jangan sampai kita sibuk secara rohani namun sesungguhnya
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
186

kerohanian kita sedang dalam keadaan sakit kronis. Ibadah ritual tanpa
perluan kasih tidak ada artinya di hadapan Tuhan.

c. Seruan tindakan keadilan Tuhan lewat penghukuman bagi umat-Nya


yang melawan hukum-hukum-Nya (ayat 8-14).
Keadilan TUHAN adalah mutlak. Ia berdaulat dan menguasai
kehidupan kita semua, sebagaimana Israel dan suku bangsa lain. Atas
keadilan dan kemurahan hati-Nya, bukan saja berkat yang senantiasa
Ia berikan, namun hukuman-Nya juga bisa menimpa kita, sebagai
pribadi dan bahkan bangsa bila kita melanggar perintah-Nya.
Waspadailah itu! Bercermin kepada keadaan Israel di masa Nabi Amos,
dan memposisikan situasi dan kondisi kita di Indonesia sekarang ini,
seruan Nabi Amos seakan-akan ditujukan kepada kita. Mengapa? Mari
buka mata dan lihat di sekeliling kita, dan niscaya kita akan terkejut
merasakan bahwa di mana-mana tempat begitu banyak kecurangan dan
ketidak-pedulian terhadap orang yang miskin. Munculnya berbagai
kasus korupsi di berbagai instansi pemerintahan, melonjaknya harga-
harga dengan tidak lagi mengingat kesusahan yang ditimbulkan oleh
rakyat, keadilan yang begitu sulit diperoleh dan kemunafikan oleh
pejabat di berbagai bidang usaha maupun pemerintah begitu mencolok
- bahkan menggejala pula pemakaian ibadah-ibadah oleh orang percaya
untuk memperoleh keuntungan pribadi! Semua hal-hal di atas
merupakan suatu duplikasi atas apa yang ditegur oleh Nabi Amos.
Karena itu selagi masih ada ruang dan waktu untuk mendengar suara
Tuhan, dengarlah! Bukan hanya dengan menggunakan telinga,
melainkan dengan hati. Pada gilirannya suara kenabian dari kita umat
Tuhan akan menggema di mana-mana, lewat tindakan dan tutur kata
kita. Amin.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


187

Bahan Penelaahan Alkitab Tanggal 18-23 Juli 2022

DENGARLAH PERINGATAN TUHAN


Tananni Talinga tu Peada’na Puang
Lukas 10:38-42
Tujuan:
1. Jemaat Memahami bahwa wujud ketaatan pada perintah Tuhan adalah mendengar peringatanNya
2. Jemaat menjadi orang yang setia dan taat mendengar peringatan Tuhan

Pembimbing Teks.
Dalam perikop ini disebutkan bahwa “Marta sibuk sekali melayani”.
Bentuk pelayanannya sedemikian rupa, sehingga tidak bisa melihat hal
penting yang dilakukan Maria, yaitu “duduk dekat kaki Tuhan dan terus
mendengarkan perkataan-Nya”. Ia tidak mengerti tindakan Maria.
Sementara itu, ia melayani sambil menggerutu dan mengasihani diri sendiri.
Padahal apa yang dilakukan Maria adalah bagian utama dari tindakan
melayani. Hati yang menyembah dan rindu mendengar suara Tuhan ibarat
mata air dari sebuah tindakan pelayanan. Tanpa itu, melayani hanya akan
menjadi sederet “kesibukan” dan kegelisahan yang serba “menyusahkan diri
dengan banyak perkara” (ay.41). Pada kenyataannya Marta sibuk melayani,
tidak untuk diri sendiri atau orang lain, tetapi melayani Yesus, tamu istimewa
mereka. Sedang Maria hanya menemani Yesus untuk bicara. Sepintas
tampak, bahwa Maria memang harusnya membantu Marta. Tetapi di sini
Yesus sedang berbicara sesuatu yang lebih hakiki ketimbang sebuah etika
penerimaan tamu. Kehadiran-Nya di dunia memang berbudaya tetapi tidak
berarti Ia terbelenggu oleh budaya. Budaya adalah alat untuk mencapai misi-
Nya, (ay.40-42). Mengedepankan budaya dengan kehilangan inti berita sama
artinya membuang air mandi bayi dengan bayinya sekaligus. Di titik inilah
kita diperhadapkan kepada dua keadaan: Marta yang sibuk untuk Tuhan
atau Maria yang sibuk dengan Tuhan? Keduanya berbeda. Sibuk untuk Tuhan
berarti melakukan sesuatu untuk Tuhan tetapi belum tentu berada dan
punya waktu bersama Tuhan! Sedangkan sibuk dengan Tuhan berarti ada
sebuah waktu dan kesempatan bagi kita untuk bersama dengan Dia.

Pertanyaan diskusi
1. Jika membandingkan sikap Maria dan Marta, menurut saudara sikap
siapakah yang paling dominan dalam kehidupan kita? Mengapa?
Ke dipasitimbangi tu napogau’na Marta sola Maria untammui Puang Yesu,
umbanna tu mandu payan lan katuoanta? Matumbai to ?
2. Bagaimana pendapat saudara atas pelayanan Martha dan Maria?
Bandingkan dengan Pelayanan yang dilakukan dalam Jemaat. Apakah
kita sibuk untuk Tuhan atau sibuk dengan Tuhan? Umba susi
pa’nannunganta diona tu napogau’na Martha sola Maria? Pasitiroi temai
pa’kamayan di pana’ta’ lan kombongan, ia raka mandu dipengkali-kali tu
apa lalulako Puang ba’tu ia raka tu umpengkali-kali tontong umpentirekei’
Puang.
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
188

Bahan khotbah hari Minggu Tanggal 24 Juli 2022

KITA ADALAH AMI DAN RUHAMA


Kitamo tu Ammi sia Ruhama

Bacaan Mazmur : Mazmur 85:1-14


Bacaan 1 : Hosea 1:2-10 (Bahan Utama)
Bacaan 2 : Kolose 2:6-15
Bacaan 3 : Lukas 11:1-13
Nas Persembahan : Mazmur 29:2
Petunjuk Hidup Baru : Kolose 2:6-7
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa pertobatan dianugerahkan bagi semua orang.
2. Jemaat Jemaat hidup mengasihi semua orang tanpa membeda-bedakan.

Pemahaman Teks
Mazmur 85:1-14 adalah bagian dari Mazmur Jilid III yang dimulai dari
Mazmur 73:1-89:52. Lebih banyak ditulis oleh Asaf, atau keturunan Asaf.
Beberapa penafsir berpendapat bahwa Mazmur 85:1-14 ini ditulis setelah
mengalami masa penawanan atau pembuangan di Babilonia. Mazmur
berupa doa yang dinaikkan oleh bangsa Israel kepada Tuhan ini, memohon
belas kasihan yaitu pengampunan, setelah Allah menghukum Israel atas
dosa-dosa, serta ketidaksetiaan dalam mewujudkan kehidupan yang Tuhan
Allah kehendaki. Doa itu berisi pengharapan agar Tuhan Allah menjawab
mereka untuk menganugerahkan damai sejahtera, kesetiaan, kebaikan,
keadilan sebagai bukti bahwa Tuhan Allah hadir kembali dalam kehidupan
Umat Israel. Pemazmur mengajak ‘umat’ untuk datang kepada Tuhan dalam
kerendahan hati dan penyesalan untuk mengakui segala kelemahan,
kelalaian, ketidaksetiaan, dan ketidaktaatan pada kehendak Tuhan. Umat
diajak untuk menyadari bahwa apa yang mereka alami melalui peristiwa
pembuangan akibat dari dosa-dosa mereka, menjauh dari Tuhan dan dengan
kesadaran untuk tidak mempersalahkan orang lain dalam ketidaksetiaan.
Mereka terus menaikkan pengampunan dan permohonan, sebab mereka
yakin bahwa Tuhan Allah akan mendengar permohonan mereka. Karena itu
dalam doa permohonan umat diajak untuk:
1. Mengakui dengan sungguh-sungguh dalam rasa syukur apa yang Tuhan
Allah kerjakan dan perbuat bagi umatnya, itu nampak dalam ay.2-4.
Dalam keterpurukan sekalipun umat diajak untuk tidak melupakan kasih
sayang Tuhan pada masa lampau. Walalupun mereka sering
membelakangi Tuhan.
2. Memohon anugerah pertobatan, memohon agar Tuhan mengangkat
tanda murka-Nya bagi mereka, dan memohon agar Allah menyertai
mereka.
3. Dengan tangan terbuka membuka hati di hadapan Tuhan, agar kemudian
mereka dapat berkomunikasi dengan Allah. Allah tetap memelihara

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


189

perjanjianNya, bahkan ketika umat perjanjianNya tidak layak


menerimaNya. Dosa tentunya memiliki konsekuensi, tetapi kasih karunia
juga terus hadir oleh karena Allah yang maha pengasih dan maha
pengampun.
Hosea 1:2-12 dapat disalin jadi sebuah narasi: Permulaan Tuhan
berbicara dengan perantaraan Hosea. Tuhan berfirman kepada Hosea:
Pergilah! Ambillah seorang perempuan sundal dan anak-anak sundal. Allah
memerintahkan kepada Hosea mencari istri dan menunjukkan kepada Hosea
bahwa istrinya tidak akan setia kepadanya. Dalam ketaatan kepada Allah,
Hosea menikahi Gomer, dan hubungan Hosea dan Gomer dalam ikatan
‘perjanjian Pernikahan’ menjadi contoh hubungan yang nyata bagi Israel.
Isi kitab Hosea bukanlah sekedar gambaran hubungan ‘ikatan
perjanjian’ suami-istri, tetapi menggambarkan kasih Allah kepada umatNya,
serta respon dari ‘pengantin perempuanNya’. Allah telah menyatakan
perjanjian dan mengikat perjanjian itu dengan umatNya. Perjanjian itu telah
dibuat dan Allah selalu setia, dan kasihNya selalu nyata. Tetapi gambaran
Gomer adalah gambaran dari ketidaksetiaan umat, yakni menolak kasih setia
Tuhan. Namun Allah yang adalah kasih tetap menyatakan kasihNya dengan
menyatakan keadilanNya dalam penghukuman, sehingga pertobatan dan
pengampunan akan menjadi jalan menuju cinta kasih Allah. Dengan
rahmatNya yang berlimpah, kasih itu dinyatakanNya dan keadilanNya
dijalankan. Pasal 1:2-9 adalah gambaran kehidupan keluarga Hosea sebagai
gambaran kehidupan Israel yang tidak setia dan menjauh dari Tuhan. Hal itu
nampak dari perkawinan Hosea dengan perempuan yang tidak setia.
Perintah dari Allah kepada Hosea dilakukan dengan ketaatan kepada Allah,
dan keluarga Hosea pun menerima berkat dengan kelahiran anak. Dalam
ayat 4-5, diuraikan mengenai keberadaan Tuhan dalam peristiwa penting
kehidupan Hosea. Jika memperhatikan ay 4-6 dan 9, penekanan pada
penamaan anak yang selalu dilalui dengan kata “sebab”, menjelaskan
bahwa Hosea melakukan suatu perbuatan tanda, yang di dalamnya Allah
berperan. Dalam ay. 6 diuraikan kelahiran anak yang kedua dan dinamai Lo-
Ruhama artinya yang tidak disayangi. Oleh A. de Kuiper (Tafsiran Alkitab
Kitab Hosea) diuraikan bahwa ada permainan kata antara Lo-Ruhama dan Lo-
arakhem yang berarti Aku tidak akan menyayangi atau tiada lagi di kasihi.
(harafiah; Ruhama = dikasihani; Lo-Ruhama = tidak dikasihani ; Ami= Umatku ;
Lo-Ami = Bukan Umatku)
Pemberian nama ini hendak menunjukkan bahwa objek pengasihan
Tuhan ialah bet-Yisrael (Rumah Israel), yakni yang menunjuk segenap
masyarakat atau umat Israel utara. Namun dengan penamaan Lo-Ruhama
dan Lo-Arakhem, objek pengasihan itu menjadi hilang sama sekali dan
rahmat Tuhan tidak akan berlaku lagi baik kepada keturunan Raja maupun
seluruh bangsa. Lebih jauh lagi dalam ay.8 diungkapkan tentang kelahiran
anak ketiga yang diberi nama Lo-ami yang berarti bukan umatku. Ini
menunjukkan bahwa penghukuman Tuhan semakin nyata. Israel (Utara)
bukan lagi umat Allah. .. “sebab kamu ini bukanlah umatKu dan Aku ini
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
190

bukanlah Allahmu (ay.9b). Dari pihak Israel perjanjian yang telah dinyatakan
Allah, kini ditiadakan karena Israel tidak bertingkah laku sebagai ‘ami’ (umat-
Ku). Dalam Perjanjian Lama kita mengenal perjanjian “ Aku akan
mengangkat kamu menjadi umatKu dan Aku akan menjadi Allahmu’… (Kel.
6:6). Itu berarti bahwa betapa besarnya dosa umat. Aku bukan lagi e`heye’-
mu, bukan lagi Yahwe-mu”. Terlihat bahwa Allah sendiri yang meniadakan
perjanjian-Nya dengan Israel.
Kolose 2:6-15 berisi nasihat Paulus agar tetap berada di dalam Kristus.
Paulus menulis surat ini karena muculnya ajaran-ajaran palsu (Kol. 2:8).
Sebagai orang yang menerima Kristus, jemaat harus hidup di dalam Dia.
Karena itu Rasul Paulus menyampaikan agar jemaat jangan ditipu oleh ajaran
palsu. Mereka hendaknya memperoleh kepenuhan di dalam Allah dan hidup
sebagai orang yang telah menikmati hidup yang telah disunat dengan sunat
Kristus, karena kehidupan yang sedang dihidupi adalah kehidupan bersama
Yesus yang telah mengampuni pelanggaran kita. Di dalam kematian Yesus
Kristus, kita semua telah menerima anugerah pengampunan dari dosa-dosa.
Sehubungan dengan itu pula, jemaat harus tegar dalam pertumbuhan iman
dan terus berakar di dalam Kristus. Hidup di dalam Kristus adalah hidup yang
berbuah di dalam Dia, dan buah itu akan dapat dihasilkan jika berakar dan
bertumbuh di dalam Dia, yaitu mengerjakan dan melakukan perintahNya
serta hidup menurut kehendakNya.
Lukas 11:1-13 yang menguraikan berbagai ucapan Yesus tentang
berdoa dapat dibagi ke dalam tiga bagian penting. Hal pertama
menyampaikan apa yang disebut dengan ‘Doa Bapa Kami’. Lalu kedua
menguraikan sebuh perumpamaan tentang seorang sahabat yang
meluluskan permintaan sahabatnya. Sedangkan yang ketiga ialah
menekankan hal berdoa dengan kesungguhan dan keyakinan serta
kepercayaan atas belas kasihan Allah. Beberapa penafsir mengemukakan
bahwa bagian yang disampaikan injil Lukas khususnya ucapan-ucapan Yesus
tentang berdoa dalam Lukas 11:1-4 adalah bagian yang sering dilakukan oleh
orang-orang Yahudi pada zaman Yesus, yakni yang dipakai dalam rumah-
rumah ibadat, yakni rumusan yang disebutkan ‘ Yang Delapan Belas’ sebagai
doa resmi. Dalam pelaksanaannya setiap orang Yahudi sesudah
mengucapkan setiap point dari ‘kedelapan belas’ doa itu, maka umat akan
menjawab dengan respon puji-pujian, sebagaimana yang terdapat dalam Injil
Matius 6:13b. Bagi murid Yesus sendiri, doa itu mempunyai tempat yang
besar dalam hidup Yesus, sehingga mereka meminta petunjuk tentang doa.
Lukas menekankan bagaimana Yesus hidup dan bekerja dengan kekuatan
doa dan pergaulan dengan Allah. Petunjuk-petunjuk yang diberikan Yesus
kepada kita dan murid-muridNya untuk berdoa yakni ‘Doa Bapa kami’
pertama-tama hendak mengajar bahwa berdoa untuk mewujudkan
kehormatan Allah yang di dalamnya mengandung keselamatan bagi kita.
Korelasi dari segenap bacaan, ialah tentang pesan tetap tinggal
sebagai umat Tuhan. Pemazmur memiliki keyakinan bahwa pada Allah ada
kedamaian dan keadilan. Karena itu Paulus menasihatkan agar tetap di
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
191

dalam Kristus. Yesus sendiri menegaskan agar doa didasarkan pada


keyakinan akan kemurahan Tuhan. Kehidupan Hosea secara jelas dapat
memperlihatkan kasih setia Tuhan tersebut. Loh-Ruhama dan Lo-ami akan
berubah menjadi kebalikan. Ami dan Ruhama akan bersahut-sahutan
sebagai saudara, perjanjian Allah dibaharui, sebab rahmat Allah melebihi
murkaNya. Sehubungan dengan itu pula, maka doa pemazmur memohon
pemulihan Allah menjadi penting. Permohonan jelas didasarkan pada
keyakinan bahwa Allah menginginkan damai, kesetiaan dan keadilan terjadi
bagi umat-Nya.
Hosea 1:2-12 berisi ketidaksetiaan Israel dan ini adalah fakta
kejatuhan umat pilihan Allah. Ketidaksetiaan itu telah menjadi kisah
perjalanan panjang mereka, mulai dari perjalan keluar dari Mesir, sampai ada
di tanah perjanjian. Mari kita merasa pantas ketika Gambaran perkawinan
Hosea dengan Gomer adalah Gambaran Ketidaksetiaan Israel kepada Allah.
Ini bukan kisah keluarga Hosea, tapi kisah relasi Allah dengan Israel. Ini
adalah kisah pelacuran Israel terhadap Allah. Hosea disuruh mengawini
perempuan sundal. Secara harafiah, frasa Ibrani tentang Istri
percabulan/pelacur adalah seorang pelacur. Dengan demikian anak-anak
percabulan/pelacur adalah hasil dari pelacuran itu. Melahirkan anak-anak
sundal yaitu: Yizreel, Lo Ruhama, dan Lo-Ami], memberi gambaran tentang
keadilan Allah yang akan menghukum. Konsekuensi dari ketidaktaatan Israel
adalah semua yang ahir dari ketidaktaatan kepada Allah adalah anak-anak
pelacur. Hidup dalam identitas keturunan pelacur adalah hukuman, dan di
sisi yang lain yang pasti adalah akan ada penghukuman Allah lagi. Ini adalah
sifat keadilan Allah yang tidak bisa ditawar.
Namun demikian, ada hal kedua yang menarik. Keadilan Allah yang
menghukum tidak selalu bernada negatif, tapi juga bermakna positif, yakni
sebagai proses pemuridan Allah bagi bangsa umat pilihan-Nya. Kehadiran
kasih karunia Allah dapat menegaskan hal tersebut. Untuk memahami kasih
karunia Allah yang menyelamatkan itu, kata Ammi (umatku) dan Ruhamah
(yang dikasihi) diberikan pada umat Tuhan. Kedua kata menjadi gambaran
sifat Allah yang penuh kasih, yang sebenarnya tidak bermaksud
memusnahkan, tapi membuat umatNya dapat menjadi murid kembali.
Dengan demikian, gambaran Israel yang tidak setia, sekaligus juga memberi
gambaran juga tentang Allah yang setia menyelamatkan dan mengasihi. Dari
sini kita melihat, betapa didikan dan hukuman tidak hanya bentuk keadilan
Allah, tapi juga bentuk kasih Allah yang memuridkan dan menyelamatkan.
Tema tentang kemurahan hati Allah, nampak dalam ayat 10-12. Hal itu
semata-mata inisiatif Allah, bukan usaha Israel. Dari sini pun kita akan jelas
memahami Yesus Kristus sebagai bentuk kehadiran Allah yang nyata bagi
umat manusia yang penuh dosa.
Jika kita telah sampai pada titik kesimpulan, bahwa bangsa Israel
diselamatkan semata karena anugerah Allah, maka nasihat Rasul Paulus
dalam Kolose 2:6-15, yang menyatakan untuk orang percaya harus tetap
tinggal di dalam Kristus, adalah bentuk ekspresi iman terhadap kasih karunia
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
192

yang telah dinyatakan Allah bagi mereka. Percakapan orang percaya tidak
lagi pada soal salah benar untuk selamat, sebab kita sudah diselamatkan
karena kasih Allah dalam Yesus Kristus. Dengan demikian, kata tinggal di
dalam Kristus yang dimaksudkan oleh Rasul Paulus, bermakna tinggal
dengan hati, pikiran dan karakter Kasih Kristus. Kasih adalah pengetahuan
tertinggi, perasaan terdalam, dan tidakan termulia bagi orang percaya.
Semua orang percaya yang mengamalkan ini tidak gampang menghakimi,
dan tetap mendahulukan kepentingan Tuhan dalam segala hal, temasuk hal
berdoa.

Pokok-pokok pengembangan khotbah.


1. Sedapatnya umat dihantar untuk sadar bahwa kejahatan dan dosa adalah
pelacuran rohani, dan hal itu akan membawanya pada keadilan Allah.
Penghukuman mungkin akan dialami sebagai konsekuensi dari tindakan
ini. Tapi keadilan Allah itu adalah bentuk pemuridan Allah bagi umat yang
dikasihi-Nya, yang dinantikan mau berbalik dan menjadi murid-Nya
kembali.
2. Sedapatnya umat memahami juga bahwa, sebaik-baiknya dirinya,
keluarganya, dan semua tindakan kebaikan bukanlah suatu hukum Tuhan
yang memaksa, tetapi eskpresi iman dan panggilan Iman, semata-mata
merupakan bentuk ucapan terima kasih kepada Allah yang
menyelamatkannya dari Dosa dan maut, menyelamatkan Dunia dan
isinya. Termasuk orang-orang yang belum percaya. ( percaya, bahwa
Kairos Tuhan, semua orang akan mengaku dengan mulut, dan berlutut :
bahasa iman )
3. Gereja yang hidup, adalah geraja yang terus bermohon kepada Tuhan.
Sedapatnya hal penting untuk didoakan oleh Gereja bukan lagi meminta
keadilan Allah, kasih dan keselamatan Allah berlaku, tetapi mendoakan
agar supaya Gereja tetap adil dalam setiap keputusannya dan menjadi
agen perdamaian dalam konteks kemajemukan. Hamba-hamba Tuhan
pun tetap tulus dan setia dalam pelayanannya, bukan saja bagi orang
kristen, tapi mengasihi dan melayani semua. Sedangkan umat juga tetap
menjadi “penyelamat” rumah tangganya dan persekutuan, serta menjadi
surat Kristus yang terbuka di lingkungan masing-masing.
4. Sedapatnya umat dibimbing untuk menjadikan doa dalam keluarga
sebagai bentuk relasi yang hidup dengan Tuhan. Berdoalah bagi dunia
dengan semua gejolaknya. Jadilah pendoa syafaat masa kini, karena
banyak orang yang tidak bisa berdoa.
5. Umat harus tahu bahwa tinggal di dalam Kristus itu bukan soal baca
alkitab dan berdoa saja setiap hari saja. Lebih dari itu juga bersedia
tinggal di dalam derita dan pergumulan orang lain. Di sanalah buah-buah
kasih Kristus menjadi nyata bagi dunia.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


193

Bahan Penelaahan Alkitab Tanggal 25-30 Juli 2022

KITA ADALAH AMI DAN RUHAMA


Kitamo tu Ammi sia Ruhama
Kolose 2:6-15
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa pertobatan dianugerahkan bagi semua orang.
2. Jemaat Jemaat hidup mengasihi semua orang tanpa membeda-bedakan.

Pembimbing Teks
Rasul Paulus menasehati jemaat di Kolose agar mereka dapat hidup
bertumbuh, serta berakar dan berbuah di dalam Kristus. Ini dimaksudkan
agar jemaat di Kolose tidak terperangkap dalam ajaran palsu yang tampak
menawan, namun membuat jemaat Kolose jauh dari kehidupan yang
dikehendaki Allah. Salah satu wujud ajaran palsu, ialah terkait sunat lahiriah
sebagai syarat beroleh keselamatan (baca Kol.2:8,11). Dalam hal ini orang
Kristen yang tidak disunat dipandang tidak akan beroileh keselamatan. Oleh
sebab itu Paulus meyakinkan jemaat, bahwa mereka semua telah
dibersihkan dari dosa melalui sunat Kristus: “di dalam Dia kamu telah
disunat”. Dengan kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, karya
penyelamatan Allah jadi sempurna. Melalui kematian dan kebangkitan-Nya,
semua dosa telah dihapuskan. Oleh sebab itu, jika kaitkan dengan konteks
Nabi Hosea, jemaat kini sudah menjadi Ami dan Ruhama kembali. Itu semua
hanya karena kemurahan dan kasih setia-Nya.
Sebagai Ami dan Ruhama, jemaat diminta terus hidup secara penuh
di dalam Allah, bertumbuh dan berakar di dalam Yesus Kristus. Karena itu
Paulus mengajak agar jemaat terus menambah kehidupan rohaninya dengan
pengetahuan iman kepada Tuhan, mewujudkan kasih dan membangun relasi
pribadi dengan Tuhan, serta berupaya hidup kudus. Dengan demikian jemaat
juga diharapkan mampu menilai dan menguji pelbagai ajaran yang muncul.
Meskipun banyak ajaran filsafat yang tampak indah dan menawan, namun
jika tidak sejalan kehendak dan karya Kristus, jemaat diharapkan agar tidak
terjebak di dalamnya.

Pertanyaan Diskusi
1. Diskusikanlah Kolose 2:11 Bagaimana kita memahami sunat yang
dimaksudkan sehubungan dengan sunat yang dilakukan pada Perjanjian
Lama sebagai tanda perjanjian?
Umba susi pa’ngngappa’ta tu Sunna’ dipokada lan Kolose 2:11, ke
dipasiumpu’i tu sunna’ dipogau’ lan pangosso’ dolo kumua iamo mendadi
tanda tasikna basse (Kej.17:11)
2. Apa yang harus dilakukan sebagai orang percaya agar kita tetap menjadi
Ami dan Rohama? Apakah cukup dengan label atau identitas Kristen.
Lako kita sa’buran to ma’patongan, apa tu sipatu ta pogau’ anta mendadi
Ammi sia Rohama? Ganna’moraka ke mendadibangri tanda kasaranian?

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


194

Bahan khotbah hari Minggu Tanggal 31 Juli 2022

PERBUATAN YANG BERMAKNA


Penggauran Kebattuan

Bacaan Mazmur : Mazmur 49:1-13


Bacaan 1 : Pengkhotbah 1:12-18 (Bahan Utama)
Bacaan 2 : Kolose 3:1-11
Bacaan 3 : Lukas 12:13-21
Nas Persembahan : 1 Tawarikh 16:29
Petunjuk Hidup Baru : Kolose 3:16

Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa segala perbuatan hanya bermakna kalau didasarkan pada anugerah Tuhan.
2. Jemaat tetap menjalani hidup dengan bersandar pada karya Allah

Pemahaman Teks
Mazmur 49:1-13 berisi nasihat dan teguran bahwa kekayaan, harga
diri, dan kemasyhuran adalah kesia-siaan. Karena itu pada ayat 1-5, semua
manusia (hina - mulia, kaya – miskin) untuk mendengar hikmat (kata-kata
yang menyejukkan, menegur serta membahagiakan). Ayat 6-13 lebih jauh
mengungkapkan nasib dari orang yang bersandar pada harta benda, yakni
yang tidak dapat membebaskan dirinya (tebusan kepada Allah ganti
nyawanya). Kubur mereka menjadi rumah untuk selama-lamanya (pikiran
hanya sebatas kuburan dan acara penguburan). Orientasinya pun hanya
kuburan dan penguburan (ay.11-12). Ia disamakan dengan hewan yang
dibinasakan (ay.13).
Pengkhotbah 1:12-18 juga menjelaskan tentang kesia-siaan. Segala
perbuatan adalah sia-sia dan merupakan usaha menjaring angin, serta
melelahkan dan tidak ada gunanya. Bahkan meskipun Pengkhotbah merasa
dirinya sudah memperoleh hikmat dan pengetahuan lebih banyak dari
semua orang yang pernah memerintah di Yerusalem, ia pun tetap merasa
upayanya merupakan kesia-siaan dan menjaring angin (ay.16-17). Karena itu,
manusia hendaknya bisa menempatkan dirinya dengan bijak di hadapan
Tuhan, termasuk segala hal yang dapat dia kerjakan dengan segala jerih
lelahnya. Di luar Tuhan, semuanya hanya akan menjadi kesia-siaan.
Kolose 3:1-11 menjelaskan hal-hal yang seharusnya dilakukan oleh
orang-orang yang telah dibangkitkan bersama Kristus. Mereka hendaknya
memikirkan perkara yang di atas, di mana Kristus ada. Mereka diminta
memikirkan perkara yang di atas, bukan yang di bumi (Kol.3:1-2). Karena itu
semua perbuatan yang mendatangkan murka Allah harus dijauhi, yakni
percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan keserakahan. Hidup
jemaat akan bermakna jika selalu terarah pada kehendak dan pikiran Kristus.
Lukas 12:13-21 berisi pengajaran (teguran) Yesus mengenai orang-
orang yang hati dan pikirannya hanya berpusat pada harta benda. Melalui
kisah orang kaya yang bodoh, diperlihatkan betapa harta yang melimpah
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
195

ternyata sama sekali tidak bisa menyelamatkan nyawa orang kaya tersebut.
Kehidupan sepenuhnya dalam kendali Tuhan, dan tidak ditentukan oleh
berapa sedikit banyaknya harta kekayaan yang dimiliki. Saat nyawanya akan
diambil, orang kaya tersebut tak punya kewenangan sedikitpun untuk
menolaknya. Tentang hal ini, firman Allah mengatakan, “Demikianlah jadinya
dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak
kaya di hadapan Allah” (Lukas 12:21)
Korelasi dari keempat bacaan ialah terkait sikap dan pandangan
yang benar terkait harta benda dan berbagai upaya pekerjaan manusia di
dalam hidupnya. Umat hendaknya berpikir dan bekerja dalam perspektif
kehendak Tuhan, sebab di luar Tuhan akan banyak jerih lelah dan harta
benda yang sia-sia dan tak bermakna.

Pokok-pokok pengembangan khotbah


 Hikmat duniawi adalah sia-sia
Siapa yang tidak mengenal Salomo? Alkitab mencatat bahwa ketika
menjadi raja Israel, ia meminta Allah untuk memberinya hikmat (II Taw. 1:7-
12), dan dia menjadi orang paling penuh hikmat di dunia (I raja-raja 4:29-
34). Di dalam pemerintahan Salomo-lah bait suci didirikan sebagai pusat
peribadahan. Bangsa Israel pun mengalami kemajuan dan kemakmuran
secara ekonomi. Lalu mengapa Salomo dalam kitab Pengkhotbah
kemudian mengatakan bahwa pengejaran hikmat adalah sia-sia?
Salomo membawa setiap manusia dalam ziarah kehidupan yang
dijalani dengan mengatakan dan menjelaskan bagaimana segala sesuatu
yang pernah ia usahakan, uji atau rasakan selama hidupnya tidak ada
artinya/sia-sia, tak masuk akal, tak berguna, bodoh dan hampa. Ketika
Salomo mempelajari, mengadili, menulis dan mengajar para raja dan
pemimpin bangsa yang datang kepadanya berdasarkan hikmat yang Allah
beri, ternyata Salomo kemudian gagal memperhatikan nasehatnya sendiri
dan mulai jatuh. Kejatuhan dan kegagalan Salomo adalah ketika ia
menggunakan hikmat duniawi dalam kehidupannya (1 Raj. 11:1-13). Pada
akhir hidupnya, Salomo melihat kembali kehidupan masa lalunya dengan
sikap rendah hati dan pertobatan yang sungguh di hadapan Allah, bahwa
segala sesuatu (pengetahuan, kekayaan, filsafat dan kebahagiaan) di luar
Allah sungguh merupakan hal yang hampa, tak berarti dan hanya berakhir
pada kesia-siaan. Perkataan “yang bongkok tak dapat diluruskan, dan yang
tidak ada tak dapat dihitung” menunjuk pada kekacauan dan kebingungan
yang akhirnya manusia alami karena segala pertanyaan yang tak terjawab
dalam hidupnya. Tidak ada keberhasilan atau hikmatnya yang dapat
membuatnya benar-benar bahagia. Hikmat sejati hanya ada di dalam Allah
dan kebahagiaan sejati hanya berasal dari Tuhan. Tak ada seorang pun
yang dapat makan dan merasakan kenikmatan di luar Tuhan (Bnd.
Pkh.2:25)

 Hikmat Allah melahirkan akal budi

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


196

Satu tulisan Salomo lainnya, yakni Mazmur 127:1 mengatakan, bahwa


“jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang
membangunnya”. Pesannya jelas, yakni kerajaan atau keluarga yang
melupakan hikmat Allah hanya akan berujung pada kesia-siaan. Itu sama
dengan upaya “menjaring angin”, yakni pekerjaan yang tak akan memberi
hasil. Angin bisa dirasakan ketika bertiup tetapi tidak bisa dipegang atau
disimpan. Lantas bagaimana memperoleh hikmat Allah? Kitab Ayub 28:28:
“Sesungguhnya takut akan Tuhan, itulah HIKMAT, dan menjauhi kejahatan
itulah akal budi” (bnd. Ams. 9:10). Hikmat Allah dimulai dari takut dan
hormat pada Tuhan. Dalam takut dan hormat pada Tuhanlah, manusia bisa
menyadari betapa di luar Tuhan, segala upaya dan jerih lelahnya tidak akan
memberi hasil apa-apa.

 Apa yang harus diperbuat di dalam dunia ini?


Pengakuan Iman Gereja Toraja Bab VI ayat 2 “Umat Allah ini adalah
persekutuan baru, milik Yesus Kristus, yang menata kehidupannya
berdasarkan Firman Allah, dan bukan menurut kaidah-kaidah kehidupan lama
atau kuasa apapun juga. Berdasarkan Firman Allah itu dan di bawah pimpinan
Roh Kudus, umat Allah menjalankan tugas nabiahnya untuk meyakinkan dunia
tentang dosa dan kebenaran”. Orang Kristen adalah umat Allah yang
seharusnya hidup dalam hikmat Allah, sehingga tidak lagi disebut sebagai
manusia lama yang hidup dalam kedagingan, melainkan semua
perbuatannya ditata berdasarkan Firman Tuhan dan anugerah-Nya untuk
menyatakan kebenaran Allah. Karena itu umat Tuhan seharusnya:
1. Memandang kehidupan dari sudut pandang Allah sehingga
memampukan kita menikmati setiap karya Allah dengan penuh ungkapan
syukur (bnd.Kol.3:1-2). Segala sesuatu yang dilakukan dalam anugerah
Tuhan tidak akan pernah sia-sia.
2. Hidup takutlah akan Allah di sepanjang hidupnya. Hari-harinya dipenuhi
dengan melayani Allah maupun sesama, dan bukan melayani kesenangan
diri sendiri.
3. Harta benda, jabatan dan kedudukan, serta berbagai hal indah lainnya,
hendaknya tidak berorientasi pada diri dan keluarga sendiri
(bnd.Luk.12:18-20). Sebaliknya segala sesuatu yang dimiliki hendaknya
dapat memberi makna dan dampak yang baik bagi kehidupan orang lain.
4. Orang yang memiliki hikmat Tuhan akan terus berbuat baik dan
menghasilkan perbuatan yang bermakna yaitu: mematikan dalam dirinya
segala sesuatu yang duniawi (Kol.3:5,8,9), menyatakan kasih Yesus,
menyatakan kebenaran, memuliakan Tuhan dengan seluruh harta benda,
jabatan, membuka hati untuk dipenuhi damai sejahtera Kristus dan
memuji Tuhan dalam sepanjang ziarah kehidupannya. Apa pun juga yang
mereka perbuat, selalu diperbuat dengan segenap hati seperti untuk
Tuhan dan bukan untuk sesama (Kol.3:23).

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


197

Bahan Penelaahan Alkitab Tanggal 1-6 Agustus 2022

PERBUATAN YANG BERMAKNA


Penggauran Kebattuan
Kolose 3:1-11

Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa segala perbuatan hanya bermakna kalau didasarkan pada anugerah Tuhan.
2. Jemaat tetap menjalani hidup dengan bersandar pada karya Allah

Pembimbing Teks
Jemaat Kolose didirikan oleh Epafras dan orang-orang lain yang
bertobat sebagai hasil perjalanan misi Paulus. Namun jemaat itu disusupi
oleh relativisme agama, dan sebagian orang percaya berupaya
menggabungkan unsur-unsur paganisme dan filsafat sekuler dengan doktrin
Kristen. Bidat yang dihasilkan kemudian dikenal sebagai “gnostik” yang
menekankan pengetahuan khusus dan menolak Kristus sebagai Allah dan
Juruselamat. Karena itu walau ada dalam penjara di Roma, Paulus menulis
dan mengirimkan surat kepada jemaat di Kolose. Paulus menentang ajaran-
ajaran palsu tersebut dan menegaskan keilahian Kristus, hubunganNya
dengan Sang Bapa dan kematian-Nya sebagai kurban di kayu salib bagi dosa.
Menurut Paulus, hanya di dalam Kristus orang dapat beroleh kehidupan.
Kristus adalah Allah yang berinkarnasi dan satu-satunya jalan untuk
mendapatkan pendamaian dengan Allah.
Dalam pasal 3 ini, Paulus menekankan beberapa pengajaran:
Pertama: “Pikirkanlah perkara yang di atas”. Ini berarti memandang
kehidupan dari sudut pandang Allah dan mencari apa yang dikehendaki
Allah. Ini adalah senjata untuk menangkal diri dari materialisme, sensualitas
dan hawa nafsu duniawi. Kedua: perilaku hidup orang kristen yang benar
adalah mengenakan sifat yang baru dengan menerima Kristus dan
menganggap sifat duniawi sudah mati. Orang Kristen harus membiarkan
Kristus hidup di dalam dirinya, supaya Dia bisa membentuk umatNya sesuai
kehendak-Nya. Orang percaya harus tetap setia pada pengakuan imannya
dan membuang kehidupan yang lama. Umat Tuhan mengenakan manusia
baru yang diberikan Kristus yaitu dengan melakukan perbuatan yang sesuai
dengan iman yang benar di dalam Kristus.

Pertanyaan Untuk Diskusi:


1. Mengapa Paulus menekankan bagi jemaat di Kolose untuk memikirkan
perkara yang di atas, bukan yang dibumi? (ay. 2). Matumbai anna
pamata’takki Rasulu’ Paulus lako kombongan dio Kolose kumua anna
Pamatu'tunni tu penaanna lako apa dao, da’ nalako apa lan lino (ay.2)?
2. Mengapa banyak warga gereja yang sulit mematikan dalam dirinya segala
sesuatu yang duniawi? (percabulan, keserakahan, judi dan sebagainya).
Matumbai anna budapa tu kombongan masussa umpamatei lan kalena tu
mintu' lesoan kale a'gan lino? (iamotu: pa'pangngan buni, kamaruttakan,
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
198

kamoraian, pa'poraian kadake, sia ia temai tangga’ , na senga’-senga’na).


Bahan khotbah hari Minggu Tanggal 7 Agustus 2022
Aksi Pangiu Gereja Toraja

PINGGANG YANG TETAP BERIKAT


Tontong ma’tambeke’

Bacaan Mazmur : Mazmur 33:10-22


Bacaan 1 : Kejadian 15:1-21
Bacaan 2 : Ibrani 11:1-3, 8-16
Bacaan 3 : Lukas 12:35-48 (Bahan Utama)
Nas Persembahan : Mazmur 9:2-3
Petunjuk Hidup Baru : Lukas 12:35-36

Tujuan:
1. Jemaat semakin memahami bahwa kedatangan Tuhan terjadi pada waktu yang tidak terduga
2. Jemaat menjalani kehidupannya dengan cara selalu siap sedia menantikan kedatangan Tuhan

Pemahaman Teks
Mazmur 33:10-22 berisi pujian kepada Allah beserta dengan alasan
untuk menaikkan puji-pujian tersebut. Allah tetap mewujudkan rencana-Nya
turun-temurun (ay.10-11). Dia juga selalu memperhatikan semua umat,
bangsa kepunyaan-Nya yang dibentuk dan dipilihnya sendiri (ay.12-15).
Perhatian Tuhan itu merupakan jaminan keselamatan jiwa dan jaminan
pemeliharaan kehidupan dalam segala situasi, karena tidak ada kuasa lain di
dunia ini yang dapat dijadikan perlindungan (ay 16-19). Kuasa Allah yang
mutlak sebagai penolong dan penjamin perlindungan bagi hidup umat-Nya,
menjadi alasan yang kuat untuk selalu menantikan Tuhan (ay.20).
Dalam bahasa Ibrani, ada beberapa kata yang merujuk pada kata
menantikan. Kata-kata itu ialah dumiyah, qavah dan chaka. Dalam ayat 20 ini,
kata yang digunakan untuk menantikan ialah chaka, yang bermakna menanti
dengan melekat dan merindukan. Dengan demikian, maksud kata
menantikan Tuhan dalam ayat ini ialah sebuah tindakan yang dilakukan
dengan selalu melekat kepada Tuhan karena didasari oleh kerinduan yang
berat. Tindakan menanti-nantikan Tuhan menggambarkan sebuah relasi
yang intim, selalu melekat kepada Tuhan, sumber sukacita dan kasih setia
(ay.21-22).
Kejadian 15:1-21 berbicara tentang perjumpaan Tuhan dengan Abram.
Abram sedang gelisah, bahkan ia dilanda ketakutan mengingat usianya yang
sudah tua namun belum juga dikaruniai anak. Ia memiliki harta yang banyak,
namun jika tak memiliki seorang anak, harta itu akan diwariskan ke tangan
hambanya yang bernama Elieser, seorang Damsyik (ay. 1-3). Dalam
kegelisahan tersebut, Allah datang menjumpai Abram dengan menegaskan
kembali dua hal. Pertama, bahwa yang akan menjadi ahli waris Abram adalah
anak kandungnya sendiri, bukan hambanya yang bernama Elieser itu.
Artinya, dalam pertolongan dan pengaturan Tuhan, Abram akan
memperoleh keturunan, bahkan keturunan Abram itu jumlahnya akan lebih
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
199

banyak daripada bintang di langit (ay.4-5). Kedua, Abram dan keturunannya


akan menjadi pemilik atas tanah yang luas nan subur, yaitu tanah Kanaan (ay
7, 13-16, 18-21). Sebagai jaminan atas janji itu, Tuhan menyuruh Abram
melakukan sebuah ritus, pengorbanan beberapa ternak (ay 9-12,17). Abram
pun melakukannya sebagai tanda ketaatan dan komitmen Abram
menantikan janji Tuhan. Oleh Tuhan, ketaatan dan kepercayaan Abram ini
diperhitungkan sebagai sebuah kebenaran (ay.6). Bercermin pada
kegelisahan Abram, kita dapat mengatakan bahwa memang menantikan
janji Tuhan itu kadang kala berat. Namun yang dibutuhkan adalah komitmen
dan ketaatan, karena Tuhan akan hadir untuk meneguhkan janji-Nya itu.
Ibrani 11:1-3, 8-16 berbicara tentang defenisi iman dan para saksi iman.
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang diharapkan (ay.1-3). Hanya
dengan iman seseorang dapat meyakini sesuatu yang diharapkan dan
dinantikan, meskipun belum kelihatan. Abraham dan keturunannya sudah
mengalaminya (ay.8-16). Dia percaya kepada sesuatu yang dijanjikan Tuhan,
walaupun mustahil terwujud menurut logika manusia. Ia hidup dalam
ketaatan dan kesetiaan menantikan penggenapan janji Tuhan. Karena itu ia
disebut sebagai teladan iman.
Lukas 12:35-48 mengisahkan pengajaran Tuhan Yesus kepada murid-
murid-Nya supaya selalu siap sedia. Sikap siap sedia ini dibutuhkan dalam
menyambut kedatangan Tuhan, yakni yang bisa terjadi dalam waktu yang
tidak terduga. Simbol sikap siap sedia yang dimaksudkan Tuhan Yesus
terdapat dalam perkataan: “hendaklah pinggangmu tetap berikat dan
pelitamu tetap menyala” (ay.35). Pinggang yang tetap berikat dan pelita
yang tetap menyala merupakan sikap seorang hamba yang selalu siap sedia
menantikan kepulangan tuannya yang bisa terjadi sewaktu-waktu tanpa
diduga sebelumnya (ay.36-38). Pinggang yang tetap berikat dapat dipahami
artinya dari tradisi berpakaian pada budaya orang Yahudi umumnya saat itu.
Secara umum, pakaian mereka berupa jubah panjang yang berukuran besar
atau longgar. Karena itu, seorang hamba baru akan leluasa bekerja tanpa
terhalang jubahnya, apabila ia mengikat pinggangnya. Apabila seorang
hamba sudah mengikat pinggangnya, berarti ia sudah dalam posisi siap
melakukan perintah dari tuannya. Begitu pula dengan pelita yang tetap
menyala, merupakan tanda siap sedia dari seorang hamba. Pelita yang tetap
menyala akan sangat membantu seorang hamba yang siap sedia untuk
melakukan penyambutan kepada tuannya yang akan pulang pada waktu
yang tidak diketahui sebelumnya (Bnd. ay.39-40). Karena itu sama seperti
seorang hamba yang harus selalu siap sedia menantikan kepulangan
tuannya, demikian pula dalam menantikan kedatangan Tuhan. Sikap yang
selalu siap sedia seperti itu akan mewujud dalam kebahagiaan, karena Tuhan
sendirilah yang akan menyematkan penghargaan itu (ay. 41-48).
Korelasi seluruh bacaan terletak pada kepastian penggenapan janji
Tuhan. Rancangan Tuhan itu tetap dan sifatnya kekal, sehingga patut selalu
dinantikan (Maz.33:10-22). Meski kadang terasa berat dan amat lama,
bahkan tak jarang menimbulkan keraguan, kesetiaan dan ketaatan Abram
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
200

patut diteladani. Tuhan sendiri punya cara untuk hadir meneguhkan janji-Nya
(Kej. 15:1-21). Oleh sebab itulah, Tuhan Yesus juga mengajak semua untuk
selalu siap sedia. Dia bersabda: “Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan
pelitamu tetap menyala.” (Luk. 12:35-48).

Pokok-pokok pengembangan khotbah


1.Memang menanti itu sebuah pekerjaan yang berat
Kalimat di atas sudah sering kedengaran. Memang pada umumnya
diakui bahwa menanti atau menunggu adalah sebuah pekerjaan yang
berat. Dalam bahasa Toraja disebut: jama-jaman bukku’. Bahkan ada lirik
lagu dari sebuah group band di Tanah Air yang mengatakan: menunggu
ternyata menyakitkan. Itulah menanti, bukan saja berat tapi kadang bahkan
menyakitkan. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, tentu masing-masing
mempunyai pengalaman dalam hal beratnya menanti.
Bukan saja dalam peristiwa sehari-hari, menanti juga dibutuhkan dalam
hal menerima janji Tuhan. Semua bacaan Firman Tuhan saat ini memang
memperlihatkan kenyataan demikian. Janji Tuhan itu sifatnya kekal,
sehingga manusia patut menantikannya. Namun demikian, waktu
penantian yang panjang serta keadaan hari ini yang tampak bertolak
belakang dengan apa yang dinantikan di masa depan, seringkali membawa
manusia dalam keraguan dan ketakutan. Abram jelas mengalami hal ini.
Usianya bersama Sara yang sudah demikian tua, tampak bertolak belakang
dengan harapan beroleh keturunan yang banyak. Tuhan sendiri memahami
kondisi Abram yang demikian. Itu sebabnya Tuhan datang meneguhkan
kembali janji-Nya. Iman terhadap penggenapan janji Tuhan menjadi kunci
untuk melihat penggenapan janji Tuhan tersebut.

2.Pinggang yang tetap berikat mengubah penantian menjadi nyaman


Tuhan Yesus mengajarkan sebuah sikap penantian yang benar.
Seorang hamba yang selalu siap sedia menanti kedatangan tuannya
ditandai dengan pinggang yang tetap berikat. Pinggang yang tetap berikat
itu membuatnya merasa nyaman untuk beraktivitas pada saat kapanpun.
Karena pinggang yang tetap berikat maka ia dapat mengendalikan
jubahnya sendiri, sehingga jubah itu tidak menghalanginya dalam
beraktivitas. Memang hal yang dibutuhkan dalam hal menanti, termasuk
menanti kedatangan Tuhan, ialah tetap fokus kepada tugas yang memang
menjadi bagian yang harus kita kerjakan. Soal waktu, cepat atau lambat,
biarlah tetap dalam kedaulatan Sang Pemilik hidup ini. Tugas kita ialah
melakukan yang memang harus dilakukan sebagai hamba. Setidaknya kita
terus membenahi halangan yang kadang justru bisa muncul dari diri
sendiri. Bagaikan sang hamba yang pinggangnya tetap berikat supaya
jubahnya sendiri tidak menghalangi, kita juga bisa melakukan hal ini.
Menciptakan sesuatu pada diri kita yang membuat kita merasa nyaman,
sekalipun menanti dalam waktu yang panjang.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


201

3.Sikap yang benar dalam menanti melahirkan rasa merindukan


Menarik, salah satu kata dalam bahasa Ibrani yang merujuk kepada
pengertian menanti ialah kata chaka, yang juga mengandung makna
menanti dengan melekat dan merindukan. Ini berarti bahwa melalui
penantian penggenapan janji-Nya, Tuhan ingin menarik kita kepada sebuah
relasi yang melekat kepada-Nya. Relasi yang membuat kita memiliki sikap
merindukan Tuhan. Mungkin keadaan inilah yang belum tercapai dalam
kehidupan kita. Jangankan melekat dan merindukan, yang sering terjadi
ialah penantian yang justru melahirkan rasa jenuh dan sikap lalai, bahkan
kemudian hilang entah ke mana. Karena itu, keadaan yang saling melekat
dan merindukan hendaknya terwujud dalam sebuah sikap yang siap sedia.
Demikian pun sebaliknya, sikap siap sedia senantiasa akan membawa kita
pada hubungan yang semakin melekat dan merindukan kehadiran Tuhan.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


202

Bahan Penelaahan Alkitab Tanggal 8-13 Agustus 2022

PINGGANG YANG TETAP BERIKAT


Tontong ma’tambeke’
Kejadian 15:1-21
Tujuan:
1. Jemaat semakin memahami bahwa kedatangan Tuhan terjadi pada waktu yang tidak terduga
2. Jemaat menjalani kehidupannya dengan cara selalu siap sedia menyambut kedatangan Tuhan

Pembimbing Teks
Kegelisahan yang dialami Abram tergambar dalam ayat 1-3. Baik melalui
perkataan Tuhan kepadanya yang mengatakan: “Jangan takut”, maupun
perkataan Abram sendiri. Abram menganggap bahwa Tuhanlah yang tidak
memberikannya anak sehingga hartanya akan diwariskan kepada hambanya.
Kedatangan Tuhan menjadi jawaban atas kegelisahan Abram. Tuhan
tidak membiarkan Abram larut dalam kegelisahan. Penegasan kembali janji
Tuhan kepada Abram, secara gamblang memperlihatkan otoritas kuasa
Tuhan (ay 4-5, 7, 13-21). Segala sesuatu ada dalam kendali kuasa Tuhan. Jika
manusia memiliki keterbatasan untuk mengetahui dan mengontrol realitas
kehidupannya, maka tidak demikian dengan Tuhan. Satu kali Tuhan
berencana, maka rencana itu pasti akan terlaksana. tidak ada hal yang bisa
menghalangi, termasuk usia Abram dan Sarai yang sudah teramat tua.
Untuk meneguhkan janji Tuhan tersebut, Abram disuruh melakukan
sebuah ritus, yakni mengorbankan beberapa ternak, yaitu seekor lembu
betina berumur tiga tahun, seekor kambing betina berumur tiga tahun,
seekor domba jantan berumur tiga tahun, seekor burung tekukur dan
seekor anak burung merpati (ay.9-12). Tuhan tidak ingin manusia menanti
secara pasif saja. Tuhan beri ruang bagi manusia untuk menyikapi tindakan
dan karya Allah, yang memperlihatkan iman dan relasi yang intim dengan
Tuhan dalam menanti penggenapan janji-Nya.

Pertanyaan Diskusi
1.Abram gelisah dalam menantikan janji Tuhan. Pernahkah anda mengalami
kegelisahan yang sama dalam menanti? Jika pernah, bagaimana bentuk
kegelisahan anda? (Tangrapa’ tongan tu Abram untayan pangallu’-Na Puang
Matua. Den dukaraka anna den tangrapa’ belanna den tu apa marassan
tatayan? Iake denni, matumbai tasa’ding?).
2.Di tengah kegelisahan Abram, Tuhan datang meneguhkan janji-Nya.
Bagaimana anda merasakan kehadiran Tuhan meneguhkan anda dalam
menanti janji-Nya? Bagikanlah pengalaman anda! (Lan katangrapasanna
Abram anna rampo tu Puang Matua umpamatasakki sule tu pangallu’-Na. lan
ullingkai katuoanta keallo-keallo, umba sia attu tanai ussa’dingngi tu
kama’diorenan-Na Puang Matua umpamatoto’ki’ pangallu’-Na? ta pada
umpokadai tu tasa’dingna!

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


203

Bahan khotbah hari Minggu Tanggal 14 Agustus 2022

FIRMAN-KU SEPERTI API DAN PALU


Iatu Kadang-Ku susi api sola pepa’tong

Bacaan Mazmur : Mazmur 82:1-8


Bacaan 1 : Yeremia 23:21-29 (Bahan Utama)
Bacaan 2 : Ibrani 11:29-40
Bacaan 3 : Lukas 12:49-53
Nas Persembahan : Amsal 11:24-25
Petunjuk Hidup Baru : Yeremia 23:29-30

Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa firman Tuhan berperan membentuk kehidupan umat
2. Jemaat menjalani kehidupannya dalam ketaatan kepada firman Tuhan meskipun situasinya berat

Pemahaman Teks
Mazmur 82:1-8 menggambarkan tentang para hakim yang lupa
daratan sehingga tidak menghakimi dengan adil karena dalam kenyataannya
ada hakim yang memutarbalikkan kebenaran dan berpihak pada kejahatan
(ay.2). Sehingga tidak ada kesempatan untuk membela kaum yang tertindas
dan lemah karena hidup mereka tidak takut kepada Allah (ay.3-5). Karena
itulah Allah berdiri di hadapan para "allah" untuk menghakimi kecongkakan
mereka (ay. 7). Pemazmur memohon agar Allah menghajar para pemimpin
yang bertindak sewenang-wenang (ay.8). Sebab pemazmur yakin bahwa
Allah tidak menutup mata terhadap segala kejahatan.
Yeremia 23:21-29 berisi nubuatan kepada orang Yehuda selama kurang
lebih 40 tahun dan meliputi 5 masa pemerintahan raja di Yehuda, yakni: raja
Yosia, Yoahas, Yoyakim, Yoyakhin, dan Zedekia. Tugas utama nabi Yeremia
ialah menegur raja secara khusus, dan umat secara umum perihal segala
kejahatan mereka. Karena kejahatan tersebut, nabi menyampaikan
nubuatan penghukuman dari Tuhan. Tuhan akan memakai sebuah kekuatan
dari tanah utara untuk mendatangkan hukuman bagi umat-Nya. Kekuatan
yang dimaksud ialah kerajaan Babilonia.
Nubuatan yang disampaikan nabi Yeremia mendapat perlawanan dari
nabi-nabi palsu. Jikalau Yeremia menyampaikan nubuatan bahwa
penghukuman Tuhan pasti terjadi, maka nabi palsu melawan nubuatan itu
dengan menyampaikan bahwa sesungguhnya penghukuman tidak ada.
Karena itu Yeremia tegas menyatakan bahwa nabi palsu tidak diutus oleh
Tuhan. Mereka bernubuat bukan berdasarkan keputusan Tuhan (ay 21-22).
Cara yang ditempuh para nabi palsu tersebut merupakan pengingkaran
kepada kemahakuasaan Tuhan. Mereka menyangka apa yang mereka
lakukan luput dari pengetahuan Tuhan. Padahal Tuhan dapat menjangkau
yang tidak kelihatan (ay 23-24). Pengajaran mereka yang penuh rekayasa
pribadi, mimpi yang dibuat-buat, telah berdampak kepada kehidupan umat.
Umat melupakan nama Tuhan dan berpaling kepada ajaran palsu (ay 25-27).

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


204

Tuhan menegaskan bahwa pekerjaan para nabi palsu itu akan sia-sia. Mereka
bisa saja tetap menyampaikan nubuatan palsu, tetapi firman Tuhan juga
harus tetap disampaikan. Nubuatan penghukuman tetap disampaikan,
sebab firman Tuhan itu seperti api dan palu (ay 28-29) yang dimaksudkan
untuk menyucikan atau menguduskan umat. Segala kejahatan dan
kenajisan, akan dihancurkan untuk membawa umat kembali kepada bentuk
semula, yaitu sebagai umat yang kudus bagi Tuhan. Itu sebabnya firman
Tuhan yang disampaikan Yeremia sangat berbeda dengan nubuatan yang
disampaikan para nabi palsu. Para nabi palsu menyampaikan harapan palsu
bagi umat untuk kesenangan sementara. Sedang firman Tuhan, walaupun
kedengarannya menyakitkan, tetapi berfungsi memulihkan kehidupan.
Ibrani 11:29-40 berbicara tentang saksi-saksi iman, yakni mereka yang
telah melakukan berbagai tindakan sebagai wujud iman. Musa memimpin
bangsa Israel menyeberangi Laut Merah (ay.29) dan meruntuhkan tembok
Yerikho setelah dikelilingi tujuh hari (ay.30), serta Rahab yang tidak ikut
binasa bersama penduduk kota Yerikho karena menyambut para pengintai
dari bangsa Israel (ay.31). Selain itu, masih banyak lagi yang telah
memperlihatkan pola hidup yang penuh ketaatan kepada firman Tuhan.
Penulis kitab Ibrani mengatakan bahwa saking banyaknya saksi iman
tersebut, tidak akan cukup waktu untuk menceritakan keteladanan iman
mereka satu persatu (ay.32). Walaupun begitu, beberapa di antara nama
mereka disebutkan (ay.33). Intinya, walau harus melalui tantangan yang
berat, harus mengalami banyak penderitaan dan siksaan, namun mereka
taat. Mereka berhasil hidup dalam ketaatan kepada firman Tuhan (ay.34-40).
Ketaatan yang menjadikan mereka teladan iman sepanjang masa.
Lukas 12:49-53 memuat perkataan Tuhan Yesus yang termasuk sulit
dipahami dan bisa saja salah dimengerti. Kalimat “Kamu menyangka, bahwa
Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu,
bukan damai, melainkan pertentangan.” (ay.51), tentu tidak hendak
mengatakan bahwa Tuhan Yesus menghendaki pertentangan. Sebaliknya
kalimat ini terkait dengan komitmen dan ketaatan untuk berpegang kepada
firman Tuhan. Komitmen dan ketaatan seseorang kepada firman Tuhan,
maka ia dapat mengalami pertentangan dalam hidupnya. Orang-orang
terdekatnya sekalipun, seperti keluarganya sendiri dapat menentangnya
(ay.52-53). Karena itu, kalimat ini menggambarkan bahwa hidup dalam
ketaatan kepada firman Tuhan itu tidaklah mudah.
Korelasi, keempat bacaan merupakan ajakan untuk taat dan setia
pada Firman Tuhan. Kehidupan di luar Allah hanya akan berujung pada
kebinasaan dan penghukuman, seperti yang terungkap dalam kitab Mazmur
dan Yeremia. Karena itu umat hendaknya berbalik pada Tuhan. Memang ada
banyak tantang yang dialami, seeprti yang telah diajarkan dan dialami, baik
oleh Yesus, maupun oleh Yeremia. Namun demikian, umat Tuhan hendaknya
setia sama seperti para saksi iman yang mampu bertahan dalam iman
walaupun mengalami situasi sulit (Ibrani 11:29-40). Firman Tuhan yang
dihidupi akan membawa pada pemulihan kehidupan.
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
205

Pokok-pokok pengembangan khotbah


Tidak disuruh namun tetap giat. Itulah yang dilakukan oleh para nabi
palsu. Dengan segala upaya, mereka melawan nubuatan penghukuman dari
Tuhan. Dengan demikian, mereka mencoba menina-bobokkan umat untuk
terus berkubang dalam dosa yang amat dibenci Tuhan. Sebenarnya ini
adalah gambaran dari kecenderungan perilaku yang lebih menyukai berada
di jalan menyimpang menuju kebinasaan, ketimbang memilih berjalan di
jalur benar yang menuju kehidupan.
Ada kecenderungan untuk lebih gampang menemukan perilaku yang
hampir mirip dengan perilaku para nabi palsu tersebut. Rasanya cenderung
sulit untuk menyuruh orang berada dalam sikap hidup yang taat kepada
kebenaran. Sebaliknya lebih gampang menemukan orang yang giat dalam
perilaku-perilaku menyimpang. Contoh sederhana, meski sudah tahu bahwa
mengendarai sepeda motor tanpa menggunakan helm itu melanggar aturan
dan berbahaya bagi keselamatan pengendara sepeda motor, tetapi toh ada
saja yang memilih tidak menggunakannya, terutama jikalau tidak ada
pemeriksaan polisi. Tentu memprihatinkan melihat orang memilih untuk giat
pada perilaku yang tidak diperkenankan.
Allah takkan membiarkan kepalsuan berkuasa. Ketika para nabi palsu
tetap giat menyampaikan pengajaran palsu, bukan berarti firman Tuhan
dikalahkan. Sehebat apapun dan sebanyak apapun pengajaran kepalsuan
disampaikan, takkan mampu membatalkan nubuatan Tuhan melalui firman-
Nya. Tuhan pasti menyatakan otoritas kuasa-Nya, karena satu kali Tuhan
merancangkan sesuatu, maka itu pasti terlaksana. Bagaikan api dan palu,
firman Tuhan akan dinyatakan tepat waktu, untuk menyucikan dan
membawa kehidupan umat kepada bentuk semula. Bentuk kehidupan yang
bernaung kepada kedaulatan kuasa Tuhan.
Seringkali dari bibir orang percaya keluar perkataan yang nyaris
bernada putus asa. Mempertanyakan: mengapa kejahatan dalam berbagai
bentuk, seakan-akan lebih berkuasa dari pada kebenaran? Kejahatan
sepertinya berkembang leluasa tanpa ada kekuatan yang sanggup
meredamnya. Namun, jika bercermin kepada firman Tuhan, maka kita
dengan yakin berkesimpulan bahwa kuasa Tuhan tidak pernah terkalahkan.
Tuhan bekerja sesuai dengan rancangan-Nya sendiri. Pada saat yang sudah
ditentukan-Nya, otoritas kuasa –Nya akan dinyatakan. Kehendak-Nyalah
yang berlaku. Segala kepalsuan akan dikalahkan. Itulah yang kita imani.
Karena itu kita terus berharap kepada-Nya. Walaupun situasinya sulit, tetapi
kita tetap berjuang untuk bertahan dalam iman kepada Tuhan.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


206

Bahan Penelaahan Alkitab Tanggal 15-20 Agustus 2022

FIRMAN-KU SEPERTI API DAN PALU


Iatu Kadang-Ku susi api sola pepa’tong
Lukas 12:49-53

Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa firman Tuhan berperan membentuk kehidupan umat
2. Jemaat menjalani kehidupannya dalam ketaatan kepada firman Tuhan meskipun situasinya berat

Pembimbing Teks
Kata-kata Tuhan Yesus dalam perikop ini memang bisa menimbulkan
pertanyaan dan kesulitan untuk dipahami. Perkataan, bahwa Dia datang
untuk melemparkan api ke bumi (ay.49), jelas mengandung makna tertentu.
Api yang dimaksudkan bukanlah seperti api dapur biasa, tetapi api sebagai
simbol penyucian atau pengudusan melalui proses penghakiman. Melalui
proses tersebut, akan terjadi pemisahan manusia. Memisahkan antara
manusia yang hidup dalam komitmen percaya kepada Tuhan, dengan
manusia yang memilih berada di luar Tuhan.
Hal ini sejalan dengan makna kalimat-kalimat yang lain. Perkataan
bahwa Tuhan Yesus datang bukan untuk membawa damai, melainkan
membawa pertentangan (ay.51-53), tidaklah dimaksudkan bahwa Kristus
Sang Raja Damai tidak lagi akan membawa kedamaian! Tuhan tetaplah sang
pembawa damai. Karena itu, sejalan dengan penjelasan sebelumya, yang
dimaksudkan, ialah betapa komitmen untuk taat dan setia, sangat mungkin
membuat seorang murid justru ditentang di tengah lingkungannya, entah di
lingkungan kerja atau bahkan di dalam keluarga sendiri. Karena kesetiaan
pada Tuhan, pertentangan bisa terjadi antar anggota keluarga sendiri
(ay.53). Komitmen untuk taat pada Tuhan justru bisa membuat sebagian
orang tidak senang dan merasa damai dengan kehadiran dirinya. Namun
demikian, dalam kondisi demikian, para murid diminta tetap setia pada
Firman Tuhan, sebab kesetiaan pada Firman Tuhanlah yang akan
menyelamatkan dan memulihkan kehidupan manusia.

Pertanyaan Diskusi
1. Dalam hal-hal apakah saudara dapat menemukan bahwa firman Tuhan
itu seperti api dan palu? Diskusikanlah pengalaman saudara!
A’gan umbasia susi tu biasa dinai ussa’dingngi kumua iatu kadan-Na Puang
Matua inang susi api sia pepa’tong? Sipa’kadai tu misa’dingna sia mitirona!
2. Pernahkah saudara mengalami pertentangan karena komitmen saudara
beriman kepada Tuhan Yesus? Apa saja yang dapat dilakukan apabila
mengalami situasi seperti itu? Diskusikanlah!
Denraka anna bu’tu tu kasisalan belanna tumananki’ mentoe manda’ lan
kapatonganan lako Puang Yesu? Apa tu ma’din dipogau’ keditingayoi tu
a’gan susito? Sipa’kadai!

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


207

Bahan Khotbah HUT RI Tanggal 17 Agustus 2022

LUPUTKANLAH DAN LEPASKANLAH


Rampananni sia lendokanni

Bacaan : Mazmur 82:1-8


Nas Persembahan : Mazmur 15:1-2
Petunjuk Hidup Baru : Roma 13:3

Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa Allah menginginkan bahwa setiap kuasa yang dimiliki digunakan dengan adil
2. Jemaat memaknai kemerdekaan dengan cara menghidupi nilai-nilai keadilan

Pemahaman Teks
Mazmur 82:1-8 Mazmur Asaf ini menyoroti praktek kelaliman yang
terjadi dalam dunia penghakiman. Allah tampil sebagai pemegang otoritas
kekuasaan mengatasi segala hakim. Kata “berdiri” pada ayat 1 hendak
menunjukkan bahwa sebagai pimpinan dalam sidang ilahi tersebut, Allah
sedang menyampaikan sesuatu yang penting dan genting. Posisi berdiri
tersebut merupakan gambaran bahwa Allah menegur dengan keras perilaku
para hakim. Perilaku mereka disebutkan sebagai kategori menghakimi
dengan lalim dan memihak kepada orang fasik (ay.2). Bahkan sangat bisa
diprediksi bahwa perilaku tersebut sudah berlaku dalam waktu yang lama,
sehingga Allah menegur mereka dengan kalimat: Berapa lama lagi kamu
menghakimi dengan lalim?
Mestinya, sebagai hakim mereka bertindak untuk: memberi keadilan
kepada orang lemah, membela hak orang sengsara, membebaskan orang
miskin, melepaskan orang lemah dari tangan orang fasik (ay.3-4). Ini
berbicara kepada keberpihakan kepada kaum lemah yang memang
seringkali terpinggirkan. Kelompok-kelompok seperti ini seringkali menjadi
korban ketidak-adilan. Ibarat pepatah: sudah jatuh, ketimpa tangga pula.
Mereka sudah tidak berdaya, namun justru makin dikekang terstruktur dan
sistematis. Orang-orang tersebut memang tak berdaya karena berada dalam
kebodohan (ay.5).
Para hakim tersebut disapa dengan sebutan allah dan anak Yang
Mahatinggi (ay.6). Sapaan tersebut hendak menekankan bahwa
sesungguhnya pada diri manusia secara umum dan para hakim itu secara
khusus, terdapat kuasa ilahi yang mestinya dipergunakan secara
bertanggung jawab. Kuasa atau wewenang tersebut seharusnya digunakan
untuk menghadirkan keadilan dan jangan justru disalahgunakan dengan cara
bertindak secara lalim. Pertimbangannya ialah karena pada akhirnya semua
manusia akan sama-sama mati (ay.7). Tidak ada yang bisa luput dari
peristiwa kematian, maka setiap manusia mestinya menggunakan
kesempatan yang ada untuk mewujudkan keadilan. Tetapi pada akhirnya,
Mazmur dari bani Asaf ini ditutup dengan pernyataan pengharapan kepada
Allah untuk menghakimi bumi (ay.8). Pada akhirnya setiap orang akan
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
208

menyadari, bahwa jikalau penguasa dalam dunia ini tidak dapat diharapkan
untuk mendatangkan keadilan, maka Sang Hakim yang sesungguhnya, Sang
Pemilik segala bangsalah yang menjadi harapan terakhir.

Pokok-pokok pengembangan khotbah


Para pemegang kuasa, berlaku adillah
Dalam perikop ini, hakim pertama-tama merujuk kepada para
pengambil keputusan dalam proses pengadilan. Namun, tidak berlebihan
jikalau para hakim tersebut juga dihubungkan dengan para pemegang
kekuasaan dan pengambil kebijakan dalam sistem pengelolaan negara,
terutama yang memberi dampak langsung kepada kehidupan rakyat.
Misalnya, bagi yang duduk dalam parlemen (legislatif), pemerintahan
(eksekutif), peradilan (yudikatif), dan lembaga-lembaga lainnya, mulai dari
pusat sampai ke pelosok tanah air.
Pada momentum perayaan HUT proklamasi kemerdekaan RI ke-77
tahun ini, sapaan firman Tuhan menjangkau semua pihak. Memperjuangkan
nilai-nilai keadilan, bukan hanya memang sesuai dengan amanat undang-
undang negara, tetapi terutama juga merupakan amanat dari firman Tuhan.
Firman Tuhan menyoroti agar negara, melalui para penyelenggara negara,
merealisasikan keadilan sosial bagi seluruh rakyat, tanpa pandang buluh.
Misalnya saja di hadapan hukum. Prinsip semua berkedudukan sama di
hadapan hukum (equality before the law) harus dijunjung tinggi. Firman jelas
menentang sikap yang tebang pilih, atau cenderung tajam ke bawah dan
tumpul ke atas.
Dalam bidang ekonomi pun demikian. Secara resmi dikemukakan
dalam undang-undang, bahwa ekonomi memang ditata dan dikelola untuk
sepenuh-penuhnya kemakmuran segenap rakyat. Namun apabila dalam
faktanya masih terjadi diskriminasi pembangunan, maka kondisi ini menjadi
sorotan firman Tuhan hari ini. Perayaan HUT Proklamasi kemerdekaan akan
terasa hambar saja (untuk tidak mengatakan: percuma saja), apabila nilai-
nilai keadilan tidak direalisasikan. Terwujudnya keadilan sosial bagi semua,
bukan hanya menjadi harapan rakyat secara umum, tetapi pada dasarnya
merupakan tuntutan firman Tuhan. Saking pentingnya keadilan sosial
tersebut, sehingga Allah sebagai Hakim di atas segala hakim, Penguasa di
atas segala penguasa, harus “berdiri” dalam sidang ilahi untuk menyoroti
praktek ketidak-adilan.

Bersama memperjuangkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia


Jikalau di atas sudah disoroti tentang pentingnya para pemangku
kekuasaan, pemangku kebijakan, merealisasikan keadilan, bukan berarti
rakyat boleh berpangku tangan dan bersikap pasif saja. Rakyat harus
menciptakan suasana kondusif dalam masyarakat yang dapat mendukung
terwujudnya praktek keadilan tersebut. Terutama dalam konteks perayaan
HUT proklamasi kemerdekaan kali ini, jikalau firman Tuhan menyoroti
praktek kelaliman, artinya keadilan tidak terjadi, maka untuk mewujudkan
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
209

prinsip keadilan tersebut semua pihak hendaknya turut berjuang. Tidak


mungkin mengharapkan datangnya keadilan dari para pemangku
kekuasaan, apabila dalam lingkup terkecil dalam masyarakat, misalnya
keluarga, justru terjadi praktek kelaliman. Jikalau dalam keluarga seseorang
mendapat pola didikan yang memang cenderung tidak adil, maka kelak ia
pun berpotensi bersikap tidak adil saat menduduki posisi tertentu. Kelaliman
pun terjadi di mana-mana. Oleh sebab itu, sorotan firman Tuhan saat ini
selalu relevan bagi semua pihak, dan bukan hanya bagi pihak tertentu saja.
Setiap pribadi memiliki kecenderungan untuk berlaku adil, namun juga
kecenderungan untuk berlaku lalim. Karena itu HUT RI akan bermakna
apabila setiap pribadi dapat menghidupi prinsip keadilan.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


210

Bahan khotbah hari Minggu Tanggal 21 Agustus 2022

DITETAPKAN UNTUK MEMBANGUN KEHIDUPAN


Diangka’ la umbangun katuoan

Bacaan Mazmur : Mazmur 71:1-6


Bacaan 1 : Yeremia 1:4-10 (Bacaan Utama)
Bacaan 2 : Ibrani 12:18-29
Bacaan 3 : Lukas 13:10-17
Nas Persembahan : Mazmur 22:26-27
Petunjuk Hidup Baru : Yeremia 1:10
Tujuan:
1. Jemaat memahami dirinya sebagai orang yang ditetapkan Allah membangun kehidupan yang benar
2. Jemaat melakukan tugasnya untuk membangun dan menanamkan nilai hidup yang benar

Pemahaman Teks
Mazmur 71:1-6 menyaksikan bahwa Tuhan adalah tempat
perlindungan. Tuhanlah yang dapat menyelamatkan dari cengkeraman
orang lalim. Perlindungan Tuhan itu berlaku sepanjang usia, mulai dari
kandungan, masa muda hingga masa tua.
Yeremia 1:4-10 menggambarkan pengakuan Yeremia bahwa sejak
dari kandungan dirinya sudah ditetapkan oleh Tuhan untuk menjadi nabi
bagi bangsa-bangsa. Karena itu tidak ada alasan bagi Yeremia untuk
menolak. Umur yang masih muda tidak boleh menjadi alasan. Apapun yang
menjadi perintah Tuhan, harus dikerjakan. Sebagai tanda bagi Yeremia,
Tuhan menjamah lidah Yeremia lalu menaruh perkataan-Nya ke dalam
mulutnya. Walaupun tugas Yeremia sangat berat, serta mengandung resiko
besar untuk mencabut dan merobohkan, membinasakan dan meruntuhkan,
namun di balik semua itu ada jaminan penyertaan dari Tuhan. Jadi mau tidak
mau, suka tidak suka, harus dikerjakan!
Ibrani 12:18-29 juga menyampaikan tentang tanggung jawab berat
yang harus dikerjakan. Walaupun tanggung jawab itu tidak lagi seperti yang
dialami Musa untuk datang ke tempat yang menakutkan seperti gunung
yang tidak dapat disentuh, api yang menyala-nyala, kekelaman, kegelapan,
angin badai, bunyi sangkakala, bunyi yang tak tertahankan, tetapi tanggung
jawab yang sekarang adalah datang kepada: Bukit Sion, Yerusalem sorgawi,
beribu-ribu malaikat, kepada Allah yang menghakimi semua orang, kepada
roh-roh orang benar yang telah menjadi sempurna, kepada Yesus
Pengantara perjanjian baru, kepada darah pemercikan. Tanggung jawab
yang baru ini sepertinya tidak lagi mengandung unsur menakutkan karena
jiwanya justru mengandung suasana kemuliaan yang bersahabat, santai dan
meriah.
Lukas 13:10-17 mengisahkan tentang Tuhan Yesus menjalankan
tanggung jawab-Nya dengan penuh kesetiaan. Dia datang beribadah pada
hari Sabat dan menyampaikan pengajaran bahkan menyembuhkan seorang

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


211

ibu yang sudah 18 tahun mengalami penyakit yang mengerikan, yaitu dirasuk
roh sehingga sakit, sampai punggungnya bungkuk dan tidak dapat berdiri
dengan tegak lagi. Tentu Tuhan Yesus tahu persis bahwa menyembuhkan di
hari Sabat itu melanggar peraturan Sabat. Namun bagi Tuhan Yesus,
keselamatan jiwa seorang manusia lebih penting ketimbang sekedar sebuah
aturan. Tuhan Yesus mendapat sindiran dari kepala rumah ibadat. Tetapi
memang Tuhan Yesus sanggup mempertanggungjawabkan apa yang
dilakukan-Nya bahwa peraturan janganlah menjadi hambatan untuk sebuah
tindakan penyelamatan kemanusiaan.
Korelasi bacaan: sejak dari kandungan Allah sudah mengenal,
menentukan dan menetapkan Yeremia untuk tanggung jawab tertentu
untuk menjalankan tanggungjawab yang amat berat yaitu untuk
membangun dan merobohkan (Yer). Demikianpun pemazmur yang juga
menyadari bahwa dalam menjalani tanggungjawab kehidupannya sejak dari
kandungan, masa muda sampai masa tua dia selalu memohon perlindungan
dari Tuhan (Maz). Demikianpun kepada orang-orang Ibrani juga tetap
diingatkan bahwa tanggung jawab mereka adalah hidup sesuai yang telah
diteladankan Tuhan Yesus (Ibr). Bahkan sekalipun mendapat pertentangan
dari orang-orang munafik, Yesus tetap merasa bertanggungjawab untuk
menyembuhkan dan menyelamatkan jiwa seseorang sekalipun pada hari
sabat.

Pokok-pokok pengembangan khotbah


 Ditetapkan untuk Membangun Kehidupan” adalah salah satu tema yang
dapat menekankan tiga hal pokok yaitu; ditetapkan, membangun dan
kehidupan. Ditetapkan: merupakan sebuah keadaan yang mengikat untuk
menjadikan dan memilih setiap orang untuk melakukan satu tugas. PGT
BAB VI poin 1 “Allah telah memanggil dan memilih satu umat dan
mendirikan gereja-Nya sebagai persekutuan orang percaya, milik
kepunyaan Allah untuk menjadi berkat bagi semua bangsa, Tuhan
menetapkan kita berdasarkan kasih setia-Nya dalam perwujudan
penyelamatan Allah di dalam Yesus Kristus” (bnd. 1 Pet.2:9-10). Hal ini
terjadi pada Yeremia yang ditetapkan dan dipanggil oleh Tuhan untuk
menjadi nabi sejak dari dalam kandungan. Kata “mengenal” pada ayat 5
mengandung makna memilih dan mengasihi Yeremia sejak dari dalam
kandungan sedangkan “menguduskan” berarti pemilihan Yeremia terjadi
karena inisiatif rencana Allah. Yeremia dapat berarti “Tuhan adalah Tinggi
Luhur”. Pelayanan Yeremia pada masa itu berada dalam suasana ketika
Yahuda berada dalam situasi krisis moral karena pemimpin mengabaikan
hak orang miskin dan para janda serta mengabaikan yatim piatu. Belum
lagi kondisi bangsa yang sedang mendapat ancaman dari bangsa Asyur,
Mesir dan Babel. Dalam kondisi seperti itulah Yeremia diberi tugas oleh
Tuhan untuk mencabut, merobohkan, membinasakan dan meruntuhkan.
Maksud dari keempat kata kerja ini menunjukan kepada hukuman yang
akan dijatuhkan Tuhan atas bangsa-bangsa yang tidak taat. Jadi semua
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
212

tatanan yang tidak memberi kehidupan yang benar hendaknya


diruntuhkan, sambil terus membangun serta menanam kebenaran
sebagai tanda perwujudan tanggungjawab dari Tuhan. Dalam Lukas 13:10-
17 Yesus merombak aturan demi melepaskan, menyembuhkan
perempuan yang sudah 18 tahun dirasuki roh jahat. Semua itu dilakukan
oleh Yesus sebagai bentuk tanggung jawabnya yang sudah ditetapkan
Bapa menjadi Jalan Kebenaran dan Hidup (bnd.Yoh.14:6).
 Membangun: adalah suatu upaya merekonstruksi keadaan. Membangun
dalam konteks bacaan lebih mengarah kepada bagaimana membangun
seperti semula berdasarkan apa yang diharapkan oleh Allah. Hal ini tidak
lagi kita lihat dalam perspektif fisik tapi lebih pada bagaimana
membangun rasa tanggung jawab dan rasa syukur dalam pelayanan,
karena kita sedang berada dalam Kota Allah Yerusalem Sorgawi
(bnd.Ibr.12:22) untuk membangun kehidupan kita di hadapan Allah.
 Kehidupan: merupakan konsep keberadaan, ikatan sosial, kesadaran dan
kebahagiaan manusia secara sosial maupun spiritual. Bagian ini lebih
mengarahkan kehidupan untuk lebih mendengar suara Tuhan, percaya
suara Tuhan dan bertindak berdasarkan suara Tuhan.
 Ditetapkan untuk membangun kehidupan, merupakan refleksi terhadap
rancangan Tuhan yang sangat mulia kepada Yeremia sambil kita
membangun kesadaran tentang siapakah kita di hadapan Tuhan yang
memiliki hidup untuk menghidupkan, memiliki berkat yang memberkati,
serta memanusiakan manusia menjadi utuh. Jika bercermin dari proses
Yeremia yang ditetapkan dan dipanggil Tuhan sejak dari dalam
kandungan untuk sebuah tugas yang besar dan mulia itu, maka kitapun
dapat memahami bahwa tidak ada orang yang dilahirkan secara
kebetulan atau tanpa tujuan. Sebaliknya Tuhan memiliki rancangan besar
dalam kehidupan kita untuk membangun kehidupan kita dan orang lain.
 Jika Yeremia ditetapkan Tuhan menjadi solusi bagi Israel yang berontak
sehingga harus diperbaiki maka kitapun hendaknya yakin bahwa pada
diri kita ada penugasan Tuhan yang dapat digunakan dan
dipertanggungjawabkan untuk membangun kehidupan bersama. Kita
dapat mempersembahkan diri kita sebagai alat untuk membangun
kehidupan orang lain agar orang lain dapat menemukan kehidupan yang
layak dan benar dihadapan Tuhan. Itulah yang dilakukan oleh Yesus pada
seorang ibu yang sudah puluhan tahun hidup dalam kehidupan yang
terpuruk karena penyakit. Yesus menyembuhkannya, sehingga ibu
tersebut sembuh dan merasakan kehidupan yang lebih baik. Dengan
demikian, tindakan Yesus dapat memperlihatkan apa yang menjadi
kehendak Allah, yakni memulihkan kehidupan manusia.
 Dalam kaitannya dengan membangun kehidupan berbangsa, Yeremia 1:10
menegaskan tentang sikap “membangun dan menanam”. Hal ini
merupakan sebuah penghayatan terhadap aspek bernegara tentang
bagaimana merawat kehidupan berbangsa dengan cara merawat
kekeluargaan sambil “menanamkan” Iman, kasih dan pengharapan yang
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
213

benar berdasarkan kehendak Allah.


Bahan Penelaahan Alkitab Tanggal 21-27 Agustus 2022

DITETAPKAN UNTUK MEMBANGUN KEHIDUPAN


Diangka’ la umbangun katuoan
Ibrani 12:18-29

Tujuan:
1. Jemaat Memahami dirinya sebagai orang yang ditetapkan Allah membangun kehidupan yang benar
2. Jemaat melakukan tugasnya untuk membangun dan menanamkan nilai hidup yang benar

Pembimbing Teks
Pada zaman PL bangsa Israel mengenal Tuhan yang jauh dari mereka
dan tidak bisa secara langsung mendengar Tuhan. Mereka harus melalui
perantaraan nabi Musa, karena hanya Musa yang dipilih dan layak mendekat
kepada Tuhan untuk menerima perintah Tuhan bagi Israel. Bangsa Israel
tidak bisa langsung bertemu Tuhan, karena Tuhan kudus, dan siapa yang
datang mendekat kepada Tuhan harus kudus, karena jika mereka mendekat
dalam ketidakkudusan pasti akan mati.
Kitab Ibrani mengingatkan bahwa orang percaya tidak lagi harus
hidup dalam ketakutan akan hukuman Allah yang dahsyat, seperti yang
pernah terjadi pada umat Israel ketika Allah datang menghampiri mereka di
Gunung Sinai (ay.18-21), bahwa dalam menjalani kehidupan, kita mesti sadar
bahwa kita tidak hanya menemukan tempat yang nyaman, tetapi juga
kondisi yang tidak ramah bahkan mungkin mengerikan (ay.18-19). Karena itu
dalam kondisi seperti itulah kita diberi kesempatan untuk terus membangun
kehidupan yang benar di hadapan Allah, karena di dalam Kristus orang
percaya telah ditetapkan oleh Allah untuk menjadi berkat bagi dunia. Jika di
dalam Kristus Allah telah hadir menyatakan kasih dan pengampunan-Nya
(ay.22-24), itu karena Allah rindu melihat kita untuk selanjutnya membangun
kehidupan yang benar di hadapan Allah.
Oleh karena itu, tetaplah membangun kehidupan yang benar di
hadapan-Nya dan hendaklah kita selalu waspada supaya kita tidak menolak
Dia, yang berfirman, tetapi hendaklah kita senantiasa mengucapkan syukur
dan beribadah kepada Allah dengan cara yang berkenan kepada-Nya,
dengan hormat dan takut. (ay.25-29). Hormat dan takut kepada Allah adalah
bagian dari cara kita membangun kehidupan yang benar.

Pertanyaan Diskusi.
1. Baca ayat 29 ; Bagaimana pemahaman kita tentang “Allah kita adalah api
yang menghanguska” bnd 22-24 tentang Allah yang mengasihi.
Basai tu Aya’ 29, Umba susi pa’nannunganta tu dikua “ iatu
Kapenombanta api ma'pamampu'. ”
2. Apa yang dimaksud “beribadah kepada Allah menurut cara yang
berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut” (ay.28)
Umba susi tu disanga “menomba susi tu Naporainna Puang Matua, naturu'
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
214

pa'pakaraya sia kamatakura”(ay.28)

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


215

Bahan khotbah hari Minggu Tanggal 28 Agustus 2022

JAGALAH KEMULIAANMU
Kanandai tu kadipakala’biranmu

Bacaan Mazmur : Mazmur 81:9-16


Bacaan 1 : Yeremia 2:1-13 (Bahan Utama)
Bacaan 2 : Ibrani 13:1-16
Bacaan 3 : Lukas 14:7-14
Nas Persembahan : Ibrani 13:15-16
Petunjuk Hidup Baru : Lukas 14:11

Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa mereka telah dianugerahi kemuliaan di dalam Yesus Kristus.
2. Jemaat menjaga kemuliaan Allah melalui tindakan melayani sesama dengan penuh kerendahan hati.

Pemahaman Teks
Mazmur 81:9-17 memberi peringatan dari Tuhan yang jelas dan tegas:
tidak boleh ada allah lain dan tidak boleh menyembah kepada allah asing.
Namun demikian umat Tuhan tidak mau mendengar. Hukuman Tuhan pun
dinyatakan dengan dua cara. Pertama, Tuhan membiarkan
kedegilan/kekerasan hati umat. Umat dibiarkan berjalan mengikuti
rencananya sendiri. Kedua, Tuhan menghukum melalui kekuatan para
musuh. Umat jatuh ke tangan musuh, yakni orang yang justru membenci
Tuhan. Walau demikian, kemurahan Tuhan selalu tersedia. Tuhan masih
menyediakan jaminan pemeliharaan bagi umat-Nya.
Yeremia 2:1-13 memperlihatkan betapa Tuhan masih mengingat kisah
hubungan Tuhan dengan umatNya, yakni saat Israel berjalan keluar dari
tanah perbudakan. Walaupun perjalanan itu berat, tapi umat tetap
mengikuti Tuhan. Namun kini umat sudah berubah. Umat menjauh dari
Tuhan dan mengikuti dewa kesia-siaan. Mereka tidak lagi bertanya untuk
mencari Tuhan. Begitupun dengan para imam yang tidak lagi mencari Tuhan.
Para pelaku hukum sudah tidak mengenal Tuhan. Para pemimpin
mendurhaka kepada Tuhan. Para nabi bernubuat demi Baal. Intinya, umat
lebih memilih mengikuti rancangan hatinya sendiri dibandingkan taat dan
mengikuti perintah Tuhan. Inilah sebuah gambaran pemberontakan umat
kepada Tuhan. Karena itu, Tuhan menyatakan penghukuman, yakni:
berbantah dengan umat dan dengan keturunannya. Tuhan tidak berkenan
lagi kepada umat. Tuhan membiarkan dan meninggalkan umatNya.
Hukuman ditinggalkan Tuhan atau tidak dipedulikan oleh Tuhan, tentu
merupakan hukuman yang mengerikan.
Ibrani 13:1-16 memuat banyak nasihat yang ditujukan kepada umat
yang menjadikan Tuhan sebagai Penolong satu-satunya. Ada berbagai hal
yang harus dilakukan, yakni: memelihara kasih persaudaraan, memberi
tumpangan, mengingat kepada orang hukuman dan yang diperlakukan
sewenang-wenang, menghormati perkawinan, tidak menjadi hamba uang,
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
216

mengingat dan meneladani pemimpin, tidak disesatkan oleh berbagai


pengajaran dan tidak melanggar kekudusan peribadatan. Semua hal ini
bertujuan untuk membawa umat percaya kepada Yesus, sehingga umat
senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah.
Lukas 14:7-14 menceritakan Tuhan Yesus yang sedang berada pada
perjamuan makan di rumah salah seorang pemimpin orang Farisi.
Pemandangan pada perjamuan itu jelas, setiap tamu berusaha duduk di
tempat terhormat. Untuk kondisi itulah, Tuhan Yesus menyampaikan
pengajaran tentang bagaimana memiliki sikap yang baik. Apabila diundang,
lebih baik menempati tempat yang paling rendah. Biarkanlah pemilik pesta
yang nantinya akan menempatkan di tempat yang terhormat apabila
memang dipandang layak berada di sana. Tuhan Yesus juga menyampaikan
pengajaran tentang bagaimana cara melakukan kebaikan tanpa harus
mengharapkan balasan dari orang yang menerima kebaikan itu. Apabila
mengadakan perjamuan, tidak perlu mengundang orang yang dapat
mengadakan undangan balasan. Yang harus diundang ialah mereka yang
dalam kondisi menderita, yakni yang tidak mungkin dapat membalas
kebaikan yang dilakukan. Dengan demikian, balasan atas kebaikan itu akan
diperoleh nanti pada hari kebangkitan orang-orang benar.
Korelasi segenap bacaan ialah terkait dengan peringatan untuk
tetap setia pada Tuhan dan tidak menyembah allah lain. Umat hendaknya
tidak membelakangi Tuhan, seperti yang dihadapi oleh Yeremia. Kitab Ibrani
sendiri mengemukakan banyak nasihat praktis yang harus ditaati demi
memelihara iman kepada Tuhan, termasuk sikap dan kebaikan bagi sesama.
Yesus pun mengajarkan hal yang sejalan. Nasehat untuk tidak mencari
kehormatan dan meninggikan diri sendiri adalah sebuah wujud kesetiaan
pada Tuhan. Tuhan sudah anugerahkan kemuliaan bagi umat-Nya dalam
karya Yesus Kristus, sehingga tak perlu lagi berebut mencari kemuliaan dan
kehormatan diri sendiri yang sesungguhnya tidak berguna.

Pokok-pokok pengembangan khotbah


Yeremia 2:1-13 ini kemungkinan besar merupakan khotbah Yeremia
yang pertama setelah penahbisannya sebagai nabi. Uraiannya sangat hidup
dan menggugah sama seperti khotbah-khotbah lain yang juga disampaikan
oleh para nabi di dalam Alkitab. Meskipun dalam pemaparan sebelumnya, ia
berkata, “Aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda”, namun
sesudah Allah menjamah mulutnya dan menaruh Firman-Nya ke dalamnya, ia
begitu luar biasa menyampaikan pesan Tuhan kepada bangsa Israel. Pada
perikop ini Yeremia memberitahukan kepada umat Allah pelanggaran
mereka, dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka. Pendekatan yang
dilakukan Yeremia ialah dengan menegur langsung dan menyadarkan
mereka, supaya bertobat dari dosa-dosa mereka, sehingga dapat mencegah
mereka dari kehancuran. Dosa yang didakwakan kepada Israel atau Yakub
adalah penyembahan berhala. Mereka meninggalkan Allah yang benar,
Allah mereka sendiri, demi allah-allah lain yang sebenarnya bukan Allah.
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
217

Teks ini memaparkan bagaimana relasi Allah dan umat Israel yang
begitu mendalam dan kuat. Hubungan itu digambarkan seperti hubungan
suami dan istri (Yes. 54:4; Hos. 2:2-20; Yeh. 16). Di sini "masa muda" Israel
disebut seperti bulan madu. Allah yang telah membebaskan umat Israel dari
perbudakan di Mesir telah menjadi kekasih Yakub atau Israel. Sekalipun
Yeremia tidak bermaksud membantah kemurtadan yang juga kerap terjadi
pada masa muda tersebut, tetapi di sini Yeremia menekankan keteguhan
hati yang patut dipuji dari bangsa itu karena tetap mau mengikuti Allahnya
ke padang gurun. Allah sangat mengharapkan Israel bertumbuh dalam kasih
itu melalui ketaatan dan kesetiaan mereka, serta menjaga relasi yang intim
itu dengan Allah. Mereka diharapkan bertumbuh dalam kekudusan supaya
mereka makin menampakkan kemuliaan mereka sebagai umat Allah.
Dengan hidup dalam kekudusan dan kesetiaan kepada Allah, mereka dapat
mendemonstrasikan kemuliaan Allah kepada bangsa-bangsa lain yang ada di
tengah-tengah mereka. Sebab untuk itulah mereka dianugerahi status
sebagai umat Allah dari sekian banyak bangsa-bangsa lain yang ada di muka
bumi ini. Jadi, bila mereka melakukan dosa, maka itu adalah pengkhianatan
terhadap hubungan cinta dengan Allah. Tindakan dosa mendukacitakan
Allah. Seperti suami yang dikhianati istri yang menyeleweng, Allah kemudian
mempertanyakan cinta mula-mula umat Israel (bnd.ay.2). Akibat dosa,
kekudusan yang dimiliki oleh umat Israel di hadapan Allah menjadi sirna.
Mereka tidak lagi mengingat dan berterima kasih atas pembebasan dan
kasih setia Tuhan yang menuntun mereka keluar dari tanah Mesir (6; bnd.
Mz. 81: 10). Ibarat pepatah, "Lupa kacang akan kulitnya", umat bukannya
berterima kasih, mereka justru berbalik dari Allah dan mengikuti para ilah
bangsa-bangsa sekitarnya (ay.5). Umat pun akhirnya kehilangan
kemuliaannya di tengah dunia (ayat 11).
Tindakan berdosa ini diperparah oleh tindakan para pemimpin
mereka yang seharusnya menuntun mereka makin mengenal Allah. Namun,
justru sebaliknya yang terjadi. Mereka malah menjadi pelopor atas
pemberontakan umat kepada Allah dengan berpaling mengikuti ilah-ilah lain
(8). Kekecewaan Allah atas tindakan pemberontakan Israel diungkapkan
dengan membandingkan sikap Israel dan sikap bangsa-bangsa lain:
“pernahkah ada suatu bangsa yang menukarkan allahnya? Namun, umat-Ku
menukarkan kemuliaannya dengan apa yang tak berguna” (ay.11). Mereka
meninggalkan sumber air hidup dengan berusaha menggali kolam bagi
mereka sendiri. Tindakan bodoh ini dianalogikan seperti menggali kolam
yang bocor, yang tidak dapat menampung air (ay.13).
Sekalipun kekristenan sudah lama berkembang di Toraja, namun
tidak bisa disangkal bahwa kebiasaan lama dalam meraih kemuliaan atau
kehormatan diri bagi sebagian orang Kristen di Toraja masih dominan
dipengaruhi oleh pola lama dalam kultur Toraja. Di Toraja harga diri atau
kehormatan seringkali dilekatkan dengan status sosial di dalam masyarakat.
Status sosial itu disebut dengan tana’ (kasta). Karena itu, eksistensi dalam
menjaga status sosial tersebut sering kali ditunjukkan melalui kemampuan
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
218

melaksanakan upacara adat, baik itu rambu tuka’ (upacara sukacita) maupun
rambu solo’ (upacara kematian). Ironisnya, kultur Toraja yang ada pun
mengalami pergeseran nilai. Ditengarai bahwa yang dominan memengaruhi
praktik berbudaya di Toraja bukan lagi nilai luhur Toraja dalam dialognya
dengan iman Kristen, melainkan sekularisme. Misalnya saja saat prestise
lebih diutamakan daripada prestasi.
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa masih ada di antara umat
Tuhan yang sudah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat,
namun merasa harga dirinya di dalam Kristus masih belum cukup atau belum
sempurna, sehingga perlu ditambah dengan kemuliaan duniawi. Tak heran
jika upaya mencari kemuliaan diri melalui benda-benda duniawi, status sosial
budaya, jabatan dan lain-lainnya, juga banyak terjadi. Akibatnya, hidup kita
pun lebih sering berorientasi pada hal-hal seperti itu dibandingkan dengan
berfokus kepada Allah yang telah melepaskan kita dari perbudakan dosa.
Tidak jarang kita lebih mengutamakan hal-hal duniawi yang bersifat
temporal (sementara), daripada mengutamakan Allah yang telah
menganugerahkan kehidupan kekal kepada kita. Kita tanpa sadar
meninggalkan sumber hidup sejati dan mengorientasikan hidup kita kepada
kesia-siaan.
Memang secara riil kita tidak lagi menyembah berhala atau
menduakan Tuhan. Namun secara tidak langsung kita bisa jatuh ke dalam
penyembahan berhala ketika kita lebih mengutamakan popularitas,
kemuliaan semu, harta, kuasa, dan berbagai bentuk "berhala" baru.
Misalnya, waktu yang Tuhan anugerahkan kepada kita lebih banyak
dihabiskan di media sosial untuk hal-hal yang tak bermanfaat, daripada
untuk memelihara relasi secara intim dengan Tuhan melalui doa, membaca
Alkitab, dan merenungkan firman Tuhan setiap hari. Padahal melalui doa dan
Firman Tuhanlah, kita bisa makin menghayati dan mendemonstrasikan
kemuliaan yang Allah anugerahkan di dalam Kristus melalui seluruh
kehidupan kita secara utuh (Ibr. 13:1-16). Dan juga menunjukkan jati diri kita
sesungguhnya sebagai murid Kristus yang hidup dalam kerendahan hati
(Luk. 14:7-14). Jika selama ini kita kurang menjaga dan menghargai
kemuliaan yang sudah diberikan Tuhan bagi kita sebagai umat Allah yang
telah ditebus oleh Kristus, marilah bertobat! Kembalilah bersandar hanya
pada Dia dan bertumbuh makin serupa dengan Dia.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


219

Bahan Penelaahan Alkitab 29 Agustus - 3 September 2022

JAGALAH KEMULIAANMU
Kanandai tu kadipakala’biranmu
Lukas 14:7-14

Tujuan:
1.Jemaat memahami bahwa mereka telah dianugerahi kemuliaan di dalam Yesus Kristus.
2.Jemaat menjaga kemuliaan Allah melalui tindakan melayani sesama dengan penuh kerendahan hati.

Pemahaman Teks
Kemuliaan atau kehormatan diri adalah dambaan bagi banyak orang
di berbagai tempat, tak terkecuali bagi masyarakat Toraja. Itulah sebabnya
setiap orang berupaya sedemikian rupa meraihnya dengan berbagai cara.
Perikop ini memperlihatkan upaya Yesus mengoreksi kebiasaan umum
dalam meraih kehormatan diri. Bagi Yesus, cara memperoleh kemuliaan atau
kehormatan dalam Kerajaan Allah ialah dengan jalan merendahkan diri.
Dengan cara itulah seseorang akan ditinggikan oleh Allah (ay.7-11); orang
yang menghormati mereka yang rendah akan dibalas oleh Allah (ay.12-14);
dan orang-orang rendahlah yang akan menyambut undangan Allah dengan
baik. Cara ini jelas berbeda dengan sikap orang pada umumnya, yang justru
berlomba duduk di tempat yang terhormat. Namun, para murid justru
dinasehati untuk ikuti jalan perendahan diri ini. Alasannya jelas, siapa yang
merendahkan diri, dia akan ditinggikan. Kehormatan dan kemuliaan adalah
anugerah dan pemberian Tuhan.
Melalui perikop ini, Yesus memperingatkan bahwa orang yang
meninggikan dirinya akan dipermalukan di dalam Kerajaan Allah. Kemuliaan
kita di hadapan Allah jauh lebih penting daripada kemuliaan kita di bumi.
Kehormatan atau kemuliaan diri tidak dapat diperoleh dengan menonjolkan
diri, sebab hal itu hanya datang melalui kerendahan hati dan sikap
menghambakan diri melalui keramah-tamahan melayani yang miskin,
terpinggirkan dan yang lemah. Tindakan ini adalah tindakan "mencari
hormat yang datangnya dari Allah".  Kerendahan hati adalah kata kuncinya!
Rendah hati berarti mengenali diri sendiri dan posisinya secara tepat, baik di
mata Allah, maupun di hadapan orang lain.

Pertanyaan untuk diskusi:


1. Baca kembali perikop ini! Bagaimana sikap yang seharusnya dilakukan
dalam meraih kehormatan atau kemuliaan di dalam Kerajaan Allah?
Pemarangai tu pa’basanta! Umba tu a’gan sipatu dipatengka anna
dikabu’tui tu kao’koran mala’bi’ lan parenta-Na Puang Matua
2. Banyak orang senang menerima penghargaan, karena hal itu dianggap
menunjukkan jabatan dan kelebihannya. Bagaimana dengan anda?
Buda tau napomasannang tu diangga’ sia dipamala’bi’ belanna indeto dinai
umpa’peissananni tu toeanna sia kala’bianna. Umba susi tu kita?

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


220

Bahan khotbah hari Minggu Tanggal 4 September 2022


Hari Doa Syukur Alkitab

BERGUNA BAGI TUHAN


Mendadi Rongko’ tete dio Puang

Bacaan Mazmur : Mazmur 139:1-6


Bacaan 1 : Yeremia 18:1-17
Bacaan 2 : Filemon 1:1-22 (Bahan Utama)
Bacaan 3 : Lukas 14:25-35
Nas Persembahan : Mazmur 119:108
Petunjuk Hidup Baru : Filemon 1:20

Tujuan:
1. Jemaat memahami apa yang berguna bagi Tuhan
2. Jemaat menjalani Hidupnya Bagi Tuhan

Pemahaman Teks
Mazmur 139:1-6 berisi pengakuan bahwa tidak ada yang tersembunyi
bagi Tuhan. Ia tahu keberadaan kita. Di manapun, kapanpun dan apapun
yang dilakukan manusia, semuanya berada dalam jangkauan Tuhan.
Pengakuan iman ini tidak mampu dijangkau dengan akal dan pikiran
manusia. Pemazmur ingin hidupnya berguna bagi Tuhan. Karena itu Daud
diakhir mazmurnya ini berkata, “lihatlah, apakah jalanku serong, dan
tuntunlah aku di jalan yang kekal!”.
Yeremia 18:1-17 berisi kisah saat Tuhan meminta nabi Yeremia pergi
belajar ke tukang periuk. Dalam proses membuat periuk, ia harus memilih
tanah liat, lalu membentuknya menjadi sebuah periuk. Yeremia melihat
bagaimana kesabaran, ketelitian, ketekunan dan kesungguhan si tukang
periuk dalam bekerja untuk menghasilkan sebuah periuk. Terkadang dia
harus merombak desainnya jika periuk yang dibentuknya itu dipandang tidak
seperti yang ia harapkan. Jika si tukang periuk memiliki kesabaran yang
tinggi, demikian jugalah Tuhan memiliki kesabaran yang luar biasa tinggi
terhadap umat-Nya jika umat tidak menjalani hidupnya seperti yang Ia
harapkan. Jika mereka bertobat dari dosa-dosanya, maka seperti periuk di
tangan si tukang periuk, demikian juga umat Israel di tangan Tuhan, akan
dibentuk sesuai dengan kehendak-Nya (ay.5-6), karena Ia ingin umat-Nya
berguna bagi-Nya. Dosa dan kejahatan pasti akan dihukum, tetapi jika
bertobat, maka pasti Tuhan tidak akan menghukum mereka (ay. 7-8).
Filemon 1:1-22; Surat Filemon termasuk bagian surat-surat (Efesus,
Filipi, Kolose, Filemon) yang ditulis Paulus ketika ia dipenjara. Filemon adalah
anggota Jemaat Kolose dan rumahnya dipakai untuk pertemuan-pertemuan
jemaat (ay.2). Dia adalah seorang tuan tanah berkebangsaan Yunani yang
berdomisili di lembah Lycus wilayah Kolose. Melalui surat ini kita melihat
bagaimana Paulus bersyukur atas pelayanan kasih yang dinyatakan Filemon
kepada orang-orang kudus dan meminta agar Filemon menerima Onesimus
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
221

(budaknya) sebagai saudara yang kekasih (ay.16), sebab Onesimus telah


sangat berguna bagi Paulus dan tentu juga akan sangat berguna bagi
Filemon.
Lukas 14:25-35 berisi peringatan Yesus kepada orang-orang yang
tampaknya mengikuti Dia, tetapi tidak menyadari akibat-akibatnya. Jika Injil
Lukas sekali lagi mencatat bahwa Yesus sedang dalam perjalanan ke
Yerusalem (9:51 dan 13:22), maka catatan itu mau menegaskan bahwa Yesus
sedang menuju kepada penderitaan dan kematian-Nya. Namun orang
banyak itu tidak menyadarinya sama sekali. Yesus tidak sedang melakukan
revolusi untuk membebaskan bangsa itu dari penjajahan Romawi. Yesus
mencita-citakan suatu revolusi yang pertama-tama harus terjadi dalam hati
dan dalam kehidupan manusia, yakni manusia yang mau mengikuti cara
hidup Yesus. Selanjutnya di bagian akhir pasal 14 ini, Tuhan Yesus
memberi dua contoh bagaimana menjadi pengikut-Nya. Siapa yang mau
mengikut Yesus, harus sadar apa akibatnya. Dalam ayat 33 ditegaskan,
bahwa orang harus bersedia untuk “melepaskan dirinya dari segala
miliknya”, yaitu membebaskan diri dari segala ikatan yang dianggap
penting di dunia ini, harta benda, pekerjaan, ikatan keluarga dan
sebaginya. Hanya orang yang mencoba mewujudkan revolusi itu dalam
hati dan hidupnya, yang dapat menjadi warga Kerajaan Allah.
Segenap bacaan memperlihatkan sebuah korelasi, bahwa Allah
mengetahui keberadaan kita. Ia tahu kalau kita duduk dan berdiri. Ia
memeriksa kita bahkan ketika kita berjalan dan berbaring. Ia mengenal siapa
kita. Ia mengasihi kita. Ia sabar dengan kita. Ia mengampuni kita. Ia ingin
hidup kita berguna bagi-Nya. Untuk itu kita diajak mengikuti-Nya dengan
ketaatan yang sungguh dengan bersedia untuk melepaskan diri dari segala
“milik kita”.

Pokok-pokok pengembangan khotbah


I. Jemaat Memahami apa yang berguna bagi Tuhan
Kebanyakan orang bergumul dengan 3 (tiga) hal berikut: pertama
adalah identitas: Siapakah aku? Yang kedua adalah arti penting: apakah
aku berarti? Yang ketiga adalah dampak: di manakah tempatku dalam
hidup? Jawaban dari ketiga pergumulan ini adalah kita dirancang-Nya
untuk berguna bagi-Nya. Untuk menjelaskannya, mari kita mulai dengan
menjawab pertanyaan di sekitar apakah kehidupan anda dibangun? Kita
bisa memusatkan kehidupan kita pada karier, keluarga, hobi, uang,
kesenangan atau kegiatan-kegiatan lain. Itu semua memang hal yang
baik. Tetapi perlu diingat, bahwa itu bukanlah pusat kehidupan kita.
Semua itu tidak bisa menjaga hidup kita. Kita memerlukan pusat yang
tidak tergoyahkan, yaitu Allah di dalam Putra-Nya, Tuhan Yesus Kristus.
Kalau itu yang kita lakukan, kita akan menjalani hidup hanya untuk
hal-hal yang berguna bagi-Nya. Raja Daud, Yeremia, Paulus, Filemon,
Onesimus dan para pengikut telah mengalami bagaimana hidup yang
berpusat pada Allah. Hidup mereka menjadi berguna bagi-Nya. Keempat
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
222

bacaan kita lebih jauh mencatat apa yang berguna bagi Tuhan:
1. Melalui Daud dan Yeremia kita mengetahui, bahwa tidak ada yang
tersembunyi bagi Tuhan. Tuhan tahu keberadaan kita. Ia sabar
dengan kita. Karenanya janganlah serong dengan berbuat dosa,
namun hiduplah dalam pertobatan!
2. Melalui Surat Filemon kita mengetahui, bahwa Filemon menyatakan
kasihnya kepada orang-orang kudus bahkan rela menjadikan
rumahnya sebagai tempat pertemuan.
3. Melalui Injil Lukas kita mengetahui, bahwa pengikut-Nya harus
bersedia untuk “melepaskan dirinya dari segala miliknya”, yaitu
membebaskan diri dari segala ikatan yang dianggap penting di
dunia ini, dengan mengutamakan Kristus.

II. Jemaat Menjalani Hidup Bagi Tuhan


1. Menyatakan kasih yang besar terhadap pekerjaan Tuhan.
Betapa menyenangkan bagi Paulus mendengar bahwa Filemon
memiliki kasih yang sangat besar terhadap pekerjaan Tuhan. Ini
sangat menyukacitakan Paulus. Sukacita surgawi harus selalu
menjadi milik kita apabila mendengar dan menyaksikan pekerjaan
Tuhan dalam diri orang lain semakin maju dan bukan sebaliknya.
(ay.6)
2. Kebesaran hati untuk menghargai dan menerima orang lain
Kebesaran hati seseorang terpancar dari cara ia memandang orang
lain. Adalah hak Paulus (apalagi dalam kapasitas sebagai seorang
rasul) untuk memerintahkan sesuatu yang harus ditaati oleh
Filemon. Namun Paulus tidak menggunakan hak itu, justru ia
“meminta” (ay.7) kepada Filemon. Dalam pengertian ini terlihat
betapa Paulus menghormati Filemon (ay.8).  Ini mengajarkan kita,
bahwa menghormati orang lain merupakan salah satu unsur
penting dalam mengangkat pelayanan. Pelayanan seringkali rusak
karena ketidakmampuan menghormati atau menaruh percaya
kepada mereka yang memiliki kemampuan dan semangat dalam
pelayanan. Di zamannya, pemilik budak memiliki hak untuk
menentukan hidup mati budaknya, apa lagi kalau budaknya itu
melarikan diri. Hidup atau mati Onesimus menjadi hak Filemon.
Untuk itu Paulus menjelaskan kepada Filemon, bahwa sudah
saatnya ia membangun hubungan yang baru dengan Onesimus;
bukan hanya relasi sebagai tuan dan budak, namun sebagai
seorang saudara di dalam Kristus. Perhatikan bagaimana Paulus
menyebut Onesimus sebagai “anakku” (ay.9), yang menunjukkan
teladan penerimaan yang luar biasa kepada seorang yang berbeda
latarbelakang. Melalui sebutan ini, Paulus menunjukkan kepada
Filemon bahwa Onesimus sekarang telah menjadi bagian dalam
hidupnya, saudaranya di dalam Kristus.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


223

3. Berguna bagi Tuhan


Nama “Onesimus” berarti “berguna atau
menguntungkan”. Dengan permainan kata, Paulus menjelaskan
bahwa budaknya yang dahulu tidak menguntungkan Filemon,
sekarang telah menjadi seorang yang sangat berguna bahkan
menguntungkan baik bagi Paulus, bagi Filemon dan persekutuan
jemaat yang ada di rumah Filemon (ay.2). Paulus mengirimkan
Onesimus kembali kepada Filemon dan meminta agar Filemon mau
menerimanya kembali bukan sebagai budak, tetapi sebagai
“saudara yang kekasih di dalam Tuhan.”(ay.11). Prinsip terpenting
bagi kita sekarang adalah terus belajar dari firman Tuhan dalam
Alkitab demi menjalani hidup yang berguna bagi-Nya. Termasuk
terus berdoa dan terlibat dalam pelayanan Lembaga Alkitab
Indonesia.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


224

Bahan Penelaahan Alkitab Tanggal 5-10 September 2022

BERGUNA BAGI TUHAN


Mendadi Rongko’ tete dio Puang
Lukas 14:25-35
Tujuan:
1. Jemaat Memahami apa yang berguna bagi Tuhan
2. Jemaat Menjalani Hidupnya Bagi Tuhan

Pembimbing Teks
Ketika rombongan melanjutkan perjalanannya mengikut Yesus,
mereka mendapatkan berita dari Tuhan Yesus bahwa tidak seorang pun
yang layak ikut Yesus kalau dia tidak putuskan keterkaitannya dengan
keluarga, dengan diri dan dengan kenikmatan. Ini berita yang berulang-
ulang di Injil Lukas. Dalam pasal-pasal sebelumnya, pasal 8, 9, 13, ada
penjelasan tentang keharusan untuk memikul salib dan lebih
mendedikasikan diri kepada Yesus dari yang lain. Termasuk pada bagian ini,
banyak orang ikut berjalan bersama Yesus, dengan harapan akan segera tiba
di Yerusalem dan Kerajaan Tuhan dinyatakan dengan Yesus menjadi Raja.
Tapi Yesus mengatakan, bahwa “Barangsiapa tidak memikul salibnya dan
mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid”. Perjalanan ke Yerusalem
adalah perjalanan menuju salib guna menjadi tebusan bagi banyak orang. Itu
berarti berjalan meingikut Yesus adalah berjalan dalam kesediaan untuk
turut memikul salib.
Pada waktu itu banyak orang berpikir Yesus akan mendirikan
KerajaanNya dengan memulainya di Yerusalem. Tapi justru Yesus
mengatakan di Yerusalem Dia akan difitnah, ditangkap dan dibunuh. Tapi
murid tetap ikut. Maka untuk memberikan pengertian lebih jelas, Yesus
mengatakan kepada mereka yang berbondong-bondong mengikuti Dia,
“kalau kamu tidak benci keluargamu, kamu tidak layak untuk Aku”. Ini
kalimat yang membingungkan! Mengapa Yesus mengatakan “engkau harus
membenci”, padahal di bagian-bagian lain Yesus mengajarkan cinta kasih?
Apakah Yesus sudah terlalu emosi dengan orang-orang yang mengikutiNya
lalu Dia mengatakan “bencilah keluargamu”? Apa yang dimaksud dengan
benci? Kata yang dimaksudkan untuk pengertian ini sangat sulit dicari
padanannya di dalam Bahasa Indonesia. Kita bisa mengatakan benci, tapi
yang dimaksud di sini bukan benci dengan perasaan emosi besar, “karena
saya pentingkan diri dan saya tidak suka kamu, maka saya membenci
engkau”, bukan itu yang dimaksud.
Dalam bagian ini kata benci selalu berkait dengan komitmen
perjanjian. Dikatakan dalam Perjanjian Lama, “Aku mengasihi Yakub, tetapi
membenci Esau”. Mengapa benci Esau? Apakah Esau punya salah begitu
besar? Jelas tidak demikian. Kata benci Esau mau menjelaskan, bahwa Tuhan
hendak mengatakan “komitmenKu adalah kepada Yakub, bukan kepada
Esau”. Kata komitmen kepada Yakub bukan kepada Esau, inilah yang

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


225

memaknai kata benci itu. Pernyataan komitmen, “aku berkomitmen kepada


istriku, maka perempuan lain, saya anggap nothing, saya anggap sampah,
saya anggap sebagai sesuatu yang tidak perlu dikagumi atau tidak perlu
diberikan perhatian”. Inilah yang dimaksud dengan benci. Maka kata benci
selalu berkait dengan perjanjian, “aku berjanji kepada Tuhan membenci
yang lain”, “aku berjanji kepada suamiku, aku membenci yang lain”, “aku
berjanji kepada istriku, aku membenci yang lain”. Komitmen perjanjian yang
mengabaikan apa pun kecuali komitmen kepada dia yang kepadanya kita
mengikat perjanjian.
Jadi benci dalam hal ini tidaklah berkaitan dengan dendam dan
bukan lawan dari kasih. Apa yang dimaksud dengan benci? Yang dimaksud
adalah saya berjanji kepada Tuhan maka yang lain saya abaikan. Saya tidak
anggap penting relasiku dengan yang lain, karena relasiku dengan Tuhan ini
yang paling penting. Di bagian ini, Yesus sedang tidak berkata agar kita
melarikan diri dari keluarga, lalu berpaut kepada Yesus sebagai bentuk
pelarian! Karena pada bagian ini Yesus mengajarkan adanya kerelaan untuk
diputus. Hubungan kita yang nikmat dengan yang lain kita putus demi
hubungan kita dengan Tuhan.
Jadi kalau kita mau berguna bagi-Ku, kita harus meninggalkan
kenyamanan kita. Siapa masih mengandalkan kenyamanan keluarga, tidak
layak menjadi murid Kristus. Yang diandalkan harus Kristus. Maka dedikasi
dan komitmen kita kepada Tuhan harus lebih besar dari pada komitmen
kepada yang lain.

Pertanyaan diskusi
1. Sudahkah hidup kita berguna bagi Tuhan? Apa saja yang menghalangi
kita untuk berguna bagi Tuhan?
Mendadisiamoki’raka rongko’ tete dio Puang? Apara tu nenne’
ussakkalanganniki’ mendadi rongko’ tete dio Puang?
2. Menjadi pengikut Yesus, harus punya komitmen yang sungguh.
Komitmen seperti apa yang harus kita nyatakan untuk sungguh-
sungguh menjadi pengikut-Nya?
Ia tu to menturu’mo lako Puang Yesu sipatu lamanassa tu pentoeanna.
Umba ladikua umpamanassai tu pentoeanta anna tontong payan kumua
inang menturu’ tonganki’ lako Puang yesu?

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


226

Bahan khotbah hari Minggu Tanggal 11 September 2022

TUHAN MENGINGAT JANJI-NYA


Na Kilalai Puang tu Pangallu’-Na

Bacaan Mazmur : Mazmur 51:1-10


Bacaan 1 : Keluaran 32:7-14 (Bahan Utama)
Bacaan 2 : 1 Timotius 1:12-17
Bacaan 3 : Lukas 15:1-7
Nas Persembahan : Yunus 2:9
Petunjuk Hidup Baru : Keluaran 32:13-14

Tujuan:
1. Jemaat Memahami bahwa Tuhan mengingat janji-Nya
2. Jemaat Senantiasa Berhapar pada janji-Nya

Pemahaman Teks
Mazmur 51:1-10 berisi respon Daud setelah ditegur nabi Natan. Daud
memohon belas kasihan dan pengampunan atas dosanya yang telah
mengorbankan Uria agar bisa menghampiri Betsyeba. Daud tidak mencari-
cari alasan untuk membenarkan perbuatannya. Tetapi secara jujur ia
mengaku di hadapan Tuhan bahwa ia benar-benar telah melakukan
pelanggaran, kesalahan dan dosa. Dia sepenuhnya mengakui, bahwa
perbuatannya itu adalah perbuatan menentang Allah (ay.6). Sebab itu,
hanya kepada Allah saja ia datang memohon pembersihan dan pemulihan
dari dosanya. Daud berharap dapat mendengar kegirangan dan sukacita,
bahkan dapat kembali bersorak-sorai!
Keluaran 32:7-14 berisi pemberitahuan Allah kepada Musa tentang
apa yang terjadi di perkemahan Israel ketika ia tidak ada di sana. Allah
menyebut mereka sebagai yang telah rusak lakunya (ay.7). Mereka telah
menyimpang dari jalan yang diperintahkan Tuhan dengan membuat patung
anak lembu tuangan untuk disembah sebagai allah. Untuk yang kesekian kali
kita melihat pembangkangan umat kepada Tuhan yang telah menuntun
mereka keluar dari tanah Mesir. Akibatnya, Allah murka dan merencanakan
untuk memusnahkan umat-Nya itu. Tapi Allah ingat akan janjinya kepada
Abraham, Ishak dan Israel, sehingga Ia pun mengampuni mereka.
1 Timotius 1:12-17 menjelaskan bahwa Yesus Kristus itu Allah yang
setia. Ia rela mati untuk menyelamatkan kita yang berdosa. Dia bangkit dari
kematian untuk memperlengkapi dan memampukan kita melakukan
pekerjaan pelayanan. Hal tersebut nyata dalam perjalanan hidup Paulus.
Paulus sadar bahwa kemampuannya tidak bersumber dari dirinya sendiri,
melainkan bersumber dari kuasa Allah yang bekerja dalam dirinya. Ayat 13
mengungkapkan kehidupan Paulus di masa lampau, yakni selaku Saulus
sang penghujat dan penganiaya yang ganas (bnd.Kis.8:1-3). Tapi di kemudian
hari dia menyadari bahwa apa yang dilakukannya itu merupakan kesalahan
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
227

besar, “karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di


luar iman”. Ayat 14-16 mengungkapkan kehidupan Paulus yang beroleh
anugerah kesabaran dan kasih Allah.
Lukas 15:1-7 memberi pengertian tentang makna di balik kehilangan
dan merupakan pembelaan Yesus tentang pelayanan-Nya. Melalui perikop
ini, Yesus menyampaikan maksud mengapa Ia berteman bahkan mau makan
bersama-sama dengan orang yang dinilai sebagai orang yang berdosa pada
saat itu. Pesan yang terkandung, ialah bahwa ada pencarian yang sungguh-
sungguh bagi mereka yang hilang dan ada sukacita yang besar ketika yang
hilang ditemukan kembali (ay. 10). Yesus adalah Allah yang penuh kasih dan
pengertian (bnd. Mzm. 103:8-13). Dia mengetahui persis keadaan mereka
yang hilang, yakni sebagai domba-domba sesat yang membutuhkan seorang
gembala setia untuk membawa mereka pulang. Dia tahu bagaimana
sukacitanya orang yang menemukan kembali apa yang hilang darinya. Ia
berkata demikian, bahwa juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat
Allah karena satu orang berdosa yang bertobat.
Korelasi dari keseluruhan bacaan bercerita bagaimana sikap Allah
atas dosa umat-Nya. Ia berduka dan murka, bahkan merancangkan hukuman
bagi mereka. Tapi Ia ingat akan janji-Nya kasih setia-Nya yang besar terhadap
umat pilihan-Nya.

Pokok-pokok pengembangan khotbah


1. Jemaat Memahami bahwa Tuhan mengingat janji-Nya
Setelah ditebus dari Mesir, Israel menyakiti hati Tuhan di padang
gurun Sinai, dengan membuat anak lembu tuangan sebagai allah yang
telah menuntun mereka keluar dari Mesir. Padahal sebelumnya, Harun,
Nadab, Abihu dan tujuh puluh orang dari para tua-tua Israel telah melihat
Allah Israel, bahkan makan minum di hadapan-Nya (Kel.24:9-11). Pula di
padang gurun itu umat telah berjanji "Segala yang difirmankan TUHAN
akan kami lakukan." (Kel.19:18; 24:3,7). Entah apa yang mendesak mereka,
sehingga mereka ingin meninggalkan Musa dan membuat ilah untuk
menyertai mereka dalam perjalanan selanjutnya, padahal mereka masih di
sekitar gunung Sinai tempat Allah telah menyatakan diri-Nya.
Tuhan menilai buruk tingkah laku mereka. Batas yang di dalamnya
ada berkat sudah mereka rusak. Jalan menuju berkat sudah mereka
tinggalkan. Relasi dengan Tuhan sebagai Penuntun sudah mereka tolak.
“Tegar Tengkuk”,  itulah predikat yang diberikan Tuhan kepada mereka.
Lalu, untuk pertama kalinya dalam Alkitab, Tuhan diceritakan memurkai
Israel. Sama seperti bumi rusak sehingga manusia dibinasakan dalam air
bah kecuali keluarga Nuh (Kej.6:11), Tuhan bermaksud untuk
membinasakan Israel dan melanjutkan rencana keselamatan melalui Musa.
Tetapi Tuhan “menyesal” (ay.14). Maksudnya bahwa Tuhan memutuskan
untuk tidak melanjutkan rencana-Nya untuk membinasakan mereka. Kata
aslinya belum tentu berarti bahwa Tuhan menganggap rencana itu keliru
(seperti kata “menyesal” dalam kamus bahasa Indonesia). Yang terjadi
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
228

adalah Tuhan tetap pada janji-Nya kepada Abraham, Ishak dan Israel,
bahwa mereka akan masuk ke negeri yang dijanjikan itu. Keempat bacaan
kita mencatat bahwa Tuhan mengingat janji-Nya
a. Musa dan Daud, janji Allah kepada Abraham tidak hanya dikonfirmasi
oleh kelahiran Ishak, Yakub, dan anak-anaknya, tapi janji itu diulang lagi
secara khusus. Bahkan meskipun kegagalan & kesalahan nenek moyang
bangsa Israel terulang, Allah menegaskan kembali janji-Nya kepada
setiap generasi. Walaupun Israel terang-terangan telah berdosa, Allah
tidak mengecewakan Israel atau memusnahkannya, tetapi Ia
mengampuni dia dan membawanya kembali ke tanah perjanjian.
Ratusan tahun kemudian, Raja Daud mengaminkan janji Tuhan dalam
hidupnya dengan memohon ampun atas dosa-dosa yang telah
diperbuatnya.
b. Paulus, para pemungut cukai dan orang-orang berdosa, mengalami hal
yang menarik dari Allah. Mereka mengalami anugerah Tuhan. Pada
umumnya, para pembesar memberikan anugerah kepada orang yang
tidak berdaya tetapi masih ada sedikit “kelayakannya”, entah terkait
potensi, penyesalan atau usaha sendiri. Namun Allah memberikan
anugerah iman dan kasih kepada para musuh yang bukan hanya tidak
layak sama sekali, melainkan selayaknya dihukum dan dibinasakan.
Akan ada pencarian yang sungguh-sungguh bagi mereka yang hilang
dan ada sukacita yang besar ketika yang hilang ditemukan kembali.
Paulus, para pemungut cukai dan orang-orang berdosa, menjadi contoh
akan janji Tuhan bagi semua orang berdosa.

2. Jemaat Senantiasa Berpegang pada janji Tuhan


Orang percaya akan berkata, Tuhan Allah pasti akan menepati janji-
Nya. Tuhan tidak pernah ingkar jadi. Tetapi, bagaimanakah seharusnya
sikap kita dalam menantikan janji Tuhan itu? Apakah orang percaya akan
dengan sabar dan tekun menantikannya? Kenyataannya, tidak sedikit
orang percaya yang meragukan kesanggupan Tuhan menggenapi janji-Nya.
Bila ia merasa sudah menanti begitu lama dan belum ada tanda-tanda
jawaban dari Tuhan, ia seringkali menyerah dan kecewa. Tidak sedikit yang
kemudian mulai mengandalkan kekuatan sendiri dengan segala daya upaya
agar dapat mencapai apa yang ia harapkan. Melalui keseluruhan bacaan ini,
kita diingatkan bahwa janji Tuhan pasti digenapi. Selama apapun itu, Tuhan
pasti menggenapinya.
Chrysistomos, bapa gereja abad ke 4 berkata, ‘yang membinasakan
kita bukanlah dosa, melainkan putus asa’. Selanjutnya, oleh Teolog
pengharapan Jurgen Moltmann dalam bukunya, menulis bahwa,
‘pengharapan membuat orang menemukan kendala baru, peluang baru dan
ini membuat dia hidup kembali. Namun di lain pihak, pengharapan itu
membuatnya resah, sebab ia tidak bisa lagi menerima keadaan yang lain dari
yang dia harapkan. Pengharapan mengandung resiko yang menimbulkan
kekecewaan dan kejutan’. Berpengharapan: sikap positif, namun
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
229

pengharapan harus dibayar dengan harga yang mahal, yaitu gigih


mempertahankan pengharapan, serta derita menunggu pengharapan itu.
Apakah Anda sedang dalam menanti penggenapan janji Tuhan di
dalam hidup Anda? Bila sampai hari ini Tuhan belum juga memberi jawaban,
buang jauh-jauh segala keraguan dan kekecewaan dari dalam hati Anda.
Sabar menantikan penggenapan janji Allah bukan hanya sekedar menunggu
sesuatu terjadi dalam hidup kita, melainkan tetap bersyukur dan bersukacita
selama masa penantian itu. Berhentilah untuk melihat suatu keadaan
dengan kacamata manusia. Belajarlah untuk melihat dari perspektif Allah.
Mengapa kita begitu terburu-buru, padahal kita mengerti bahwa Tuhan tahu
waktu yang terbaik? Dia tidak pernah terlambat dan juga tidak pernah
tergesa-gesa.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


230

Bahan Penelaahan Alkitab Tanggal 12-17 September 2022

TUHAN MENGINGAT JANJI-NYA


Na Kilalai Puang tu Pangallu’-Na
Lukas 15:1-7
Tujuan:
1. Jemaat emahami bahwa Tuhan mengingat janji-Nya
2. Jemaat senantiasa berharap pada janji-Nya

Pembimbing Teks
Ada tiga perumpamaan yang dipakai Tuhan Yesus dalam pasal
15. Perumpamaan-perumpamaan ini memperjelas, bahwa ada perselisihan
antara Yesus dan para pemuka agama Yahudi. Ayat 1 dan 2 meringkas apa
yang terjadi di antara mereka, di mana Yesus menarik perhatian orang-orang
berdosa dan menerima mereka, sehingga para pemuka agama bersungut-
sungut karena penerimaan itu. Kata “bersungut-sungut” sering dipakai
dalam PL ketika Israel bersungut-sungut terhadap Allah dan utusan-utusan-
Nya (terutama Musa dan Harun). Orang Farisi dan ahli Taurat tidak
menerima kalau Yesus yang mengaku sebagai nabi Allah itu menerima
bahkan duduk bersama orang-orang yang tidak taat. Dalam perumpamaan
ini (ay.1-7), Yesus berusaha membawa mereka untuk memahami sukacita
Allah atas pertobatan orang berdosa. Allah ibarat pemilik domba dan
manusia adalah domba. Dosa adalah keadaan yang membuat domba hilang,
dan pertobatan adalah jalan untuk kembali.
Yang pokok di sini ialah bahwa yang hilang itu tidak berkurang
nilainya bagi pemilik. Makanya, yang hilang terus dicari dan membangkitkan
sukacita saat ditemukan. Artinya, adanya dosa dalam diri manusia tidak
mengurangi harganya di hadapan Allah. Makanya, Allah mengutus Putra-Nya
ke dunia untuk mencari orang berdosa dan akan bersukacita ketika mereka
bertobat. Para sahabat dan keluarga mewakili malaikat-malaikat di surga
yang berbagi dalam sukacita Allah itu. Yesus Kristus dengan sukacita
menyambut setiap orang berdosa yang bertobat. Termaksud bertobat
dengan melepaskan penilaian-penilaian duniawi dan menikmati sukacita
Allah. Itulah janji-Nya bagi kita.

Pertanyaan diskusi
1. Baca kembali ayat 7 bagaimana pendapat anda tentang janji Allah
dalam ayat tersebut?
Basai sule tu ay.7, Umba nakua pangappa’ta diona pangallu’-Na Puang
Matua tu dipokada lan aya’ iate?
2. Apa saja janji-janji Tuhan yang kita ingat? Bagaimana jawaban kita
dengan janji-janji Tuhan itu?
Apasiara tu pangallu’-Na Puang Matua tu takilalai? Umba susi pebalinta
diona tu pangallu’ iato?

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


231

Bahan khotbah hari Minggu Tanggal 18 September 2022

BERHARAP KEPADA TUHAN


Ma’ranuan Lako Puang

Bacaan Mazmur : Mazmur 79:1-13


Bacaan 1 : Yeremia 8:18-22 (Bahan Utama)
Bacaan 2 : 1 Timotius 2:1-7
Bacaan 3 : Lukas 16:1-9
Nas Persembahan : 1 Tawarikh 29:17
Petunjuk Hidup Baru : Mazmur 79:13

Tujuan:
1. Jemaat memahami arti hidup yang berharap kepada Tuhan
2. Jemaat menjalani hidupnya dengan hanya berharap kepada Tuhan

Pemahaman Teks
Mazmur 79:1-13 memperlihatkan malapetaka besar yang menimpa
umat, dengan masuknya bangsa-bangsa lain ke tanah milik pusaka dan
menajiskan bait kudus Tuhan, serta membuat Yerusalem menjadi timbunan
puing. Umat menjadi cela bagi tetangga-tetangganya, menjadi olok-olok dan
cemooh bagi orang-orang sekelilingnya. Semua terjadi agar umat bertobat
dan hanya berharap pada Tuhan
Yeremia 8:18-22 menjelaskan betapa umat telah mendukakan Tuhan,
sehingga mereka harus diratapi. Mereka telah menjadikan Tuhan hanya
sebagai salah satu dari berhala-berhala yang mereka sembah. Mereka
memang tidak meninggalkan Tuhan, tetapi Tuhan dipandang hanyalah
sebagai salah satu dari berbagai ilah lain yang mereka sembah. Inilah yang
menjadi gugatan Tuhan terhadap mereka. Tuhan tidak ingin disetarakan
dengan ilah manapun, karena hanya Dialah satu-satunya Tuhan yang dapat
disembah. Hanya kepada-Nya umat dapat berharap.
1 Timotius 2:1-7 berisi ajakan Paulus pada Timotius untuk menaikkan
permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, untuk
raja-raja dan untuk semua pembesar, agar dapat hidup tenang dan tenteram
dalam segala kesalehan dan kehormatan. Ia juga mengingatkan bahwa
Tuhan menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh
pengetahuan akan kebenaran. Hanya pada-Nya bangsa-bangsa berharap,
karena Ia esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan
manusia, yaitu manusia Kristus Yesus.
Lukas 16:1-9 berbicara tentang seorang bendahara yang ketahuan
korupsi dan terancam pemecatan. Karena itu dia mengantisipasi kondisi
buruk yang akan dia alami setelah menjadi pengangguran, dengan
mengambil hati orang-orang yang berutang kepada tuannya. Harapannya
adalah dia dipedulikan oleh orang-orang yang telah ditolongnya. Bendahara
itu telah mengikat persahabatan dengan Mamon. Padahal satu-satunya yang
perlu ialah ia mengikat persahabatan dengan Tuhan. Karena hanya Tuhan
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
232

yang dapat menolongnya.


Korelasi dari keseluruhan bacaan berisikan pesan, bahwa akan ada
malapetaka besar menimpa umat jika umat tetap mendukakan Tuhan
dengan tidak berharap hanya pada-Nya. Ada sukacita sorgawi bagi mereka
yang tetap berharap hanya pada-Nya.

Pokok-pokok pengembangan khotbah


1. Jemaat memahami bagaimana Hidup Yang Berharap Kepada Tuhan
Dalam hidup ini setiap kita pasti bergantung kepada sesuatu. Entah
itu koneksi, jabatan, modal, kekuatan, kepintaran, pengalaman dan
sebagainya. Namun semua itu bukanlah tempat berharap yang teguh.
Ibarat membangun rumah di atas pasir, maka rumah akan porak
poranda bila hujan dan banjir melanda. Serentan itulah jika kita
berharap pada sesuatu yang bukan Allah. Itulah yang dialami umat
Israel. Sudah lewat musim menuai, sudah berakhir musim kemarau,
tetapi kita belum diselamatkan juga! Tidak adakah balsam di Gilead?
Tidak adakah tabib di sana? Mengapakah belum datang juga
kesembuhan luka puteri bangsaku? (ay. 20, 22). Penyebab bencana yang
melanda umat Allah adalah penyembahan berhala (8:19c). Umat
menyerahkan hidup mereka kepada objek yang
sesungguhnya berada di bawah kontrol mereka, dan bukannya
menyerahkan kendali atas diri mereka kepada Allah yang Mahakudus.
Bila bukan dari Allah, darimana lagi umat akan mendapat pertolongan?
Jelas tidak ada (8:22).

Melalui bacaan nampak jelas bahwa:


1. Malapetaka menimpa umat dengan menjadi cela, olok-olok dan
cemooh dalam waktu yang panjang. Itu terjadi karena umat tidak
sepenuhnya mengandalkan Allah. Umat masih mengandalkan
berhalanya.
2. Umat diingatkan untuk menaikkan doa syafaat bagi para raja dan
pembesar tapi bukan untuk mengandalkan mereka. Juga kepada
mamon. Semua itu akan musnah.

Pemazmur menulis, "Orang yang mengenal nama-Mu percaya


kepada-Mu, sebab tidak Kau tinggalkan orang yang mencari Engkau, ya
TUHAN (Mazmur 9: 11). Kita tidak akan ditinggalkan Tuhan jika kita menaruh
percaya kepada-Nya. Namun kepercayaan hanya bisa datang ketika
seseorang "mengenal nama Tuhan." Pengenalan yang benar akan siapa
Tuhan, juga akan membawa pengenalan yang benar akan siapa diri kita.
Betapa bobrok, rapuh dan terbatasnya diri kita ini. Joyce Meyer berkata:
“Cara terbaik untuk memulai setiap hari adalah dengan berdoa begini:
"Tanpa-Mu, aku tidak berarti apa-apa." Kesadaran diri pada
ketidakmampuan kita akan membawa kita ke dalam totalitas penyerahan
penuh kepada Tuhan. Dan Tuhan berjanji, barangsiapa yang percaya kepada-
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
233

Nya tidak akan dipermalukan. "Terkutuklah orang yang mengandalkan


manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya
menjauh daripada TUHAN! Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN,
yang menaruh harapannya pada TUHAN!" (Yeremia 17: 5,7). Andalkan Tuhan
selalu, carilah Dia dan berdoalah sebelum memulai hari ini, maka Anda pasti
tidak akan mendapatkan malu

2. Jemaat menjalani hidupnya dengan berharap hanya kepada Tuhan


Penderitaan yang sangat dalam merupakan gambaran kehidupan
umat Tuhan. Umat menghadapi kerasnya kehidupan tanpa Tuhan, akibat
pemberontakan mereka kepada Tuhan. Nabi Yeremia sangat sedih melihat
kehancuran negerinya "hatiku sangat pedih (ay.18), karena luka putri
bangsaku hatiku luka (ay.21). Seolah-olah tidak ada lagi pengharapan akan
kehidupan. Namun, dosalah yg membuat kesengsaraan itu terjadi. Dosa yg
paling nyata dilakukan oleh umat di hadapan Tuhan, yakni penyembahan
pada ilah lain, menganggap Tuhan setara dengan ilah-ilah yana mereka
sembah. Akibat lain yang muncul, bangsa-bangsa lain menajiskan Bait
Kudus (Maz. 79). Allah adalah satu (1 Tim. 2:5) dan tidak dapat disamakan
dengan ilah manapun juga. Israel sesungguhnya adalah bangsa yang
dikasihi oleh Allah, namun mereka telah melakukan kesalahan di hadapan
Tuhan dengan tidak sungguh berharap pada Tuhan. Allah hanya satu, tidak
ada Allah selain Dia. Realitas yang ada di dunia, masih banyak orang
Kristen yang tidak sungguh berharap pada Tuhan. Mereka masih menaruh
harap bukan pada Tuhan, tapi pada dunia, misalnya pada kedudukan (baca:
status sosial kao'koran), jabatan, materi dan pengetahuan, sehingga tidak
lagi fokus pada sumber utama yakni pada Tuhan. Hidup jujur (bnd Lukas
16:1-9) merupakan salah satu sikap yg menandakan manusia menaruh
harap pada Tuhan. Demikian pula sebaliknya, sikap pengandalan diri
sendiri, merupakan salah satu karakter yang penting untuk dibuang dari
pikiran manusia (bnd. buah roh). Sikap ini sama saja dengan sikap yang
tidak berharap pada Tuhan sepenuhnya.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


234

Bahan Penelaahan Alkitab Tanggal 19-24 September 2022

BERHARAP KEPADA TUHAN


Ma’ranuan Lako Puang
1 Timotius 2:1-7
Tujuan:
1. Jemaat memahami arti hidup yang berharap kepada Tuhan
2. Jemaat menjalani hidupnya dengan hanya berharap kepada Tuhan

Pembimbing Teks
Doa adalah nafas hidup setiap orang Kristen, demikian ungkapan
yang baik dan sering kita dengar. Rasul Paulus memberikan nasehat
kepada Timotius dalam hal doa. Dengan tegas Rasul Paulus nas ehatkan
untuk mendoakan semua orang, para raja, para pembesar. Manfaatnya,
ialah agar tercipta hidup tenang dan tenteram dalam kesalehan dan
kehormatan.
Para raja dan pembesar perlu didoakan agar nyata bahwa di dunia
ini, tidak ada kekuatan dan kekuasaan yg lebih besar selain kekuatan dan
kekuasaan Tuhan. Maksudnya bahwa Allah Juruselamat kita
menghendaki keselamatan bagi semua orang.
Pemahaman orang Yahudi tentang keselamatan merupakan salah
satu hal yang hendak diluruskan oleh Rasul Paulus, yakni bahwa
keselamatan tidak terbatas pada golongan tertentu atau pada bangsa
tertentu. Keselamatan yang telah dinyatakan Allah di dalam dan melalui
Yesus Kristus dianugerahkan bagi semua orang yang menaruh harapan
dan percaya padaNYA.

Pertanyaan diskusi:
1. Perhatikan ayat 1, tentang nasihat Rasul Paulus kepada Timotius!
Menurut saudara apakah ciri orang yg berharap pada Tuhan?
Pemarangai tu aya’ 1, diona pa’pa’pakilalana Rasulu’ Paulus lako
Timotius! Iake pangappa’ta, apara tandana tu to ma’rannuan lako
Puang?
2. Bagaimana pengalaman hidup saudara, apa saja yg saudara lakukan
sebagai wujud berharap pada Tuhan?
Situru’ tu diolainna lan katuoan, apa sia tu dipogau’ tu dinai
umpopenpayanni kumua ma’rannuanki’ lako Puang?

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


235

Bahan khotbah hari Minggu Tanggal 25 September 2022

MANUSIA ALLAH
Taun-Na Puang Matua

Bacaan Mazmur : Mazmur 91:1-16


Bacaan 1 : Yeremia 32:1-15
Bacaan 2 : 1 Timotius 6:2b-21 (Bahan Utama)
Bacaan 3 : Lukas 16:19-31
Nas Persembahan : 1 Tawarikh 16:29
Petunjuk Hidup Baru : 1 Timotius 6:11
Tujuan:
1. Jemaat Memahami bahwa ia adalah manusia Allah
2. Jemaat Menjalani Hidupnya sebagai manusia Allah

Pemahaman Teks
Mazmur 91:1-16 menguraikan pengakuan bahwa Allah adalah tempat
perlindungan, dan akan menolong umat-Nya dalam menghadapi kesulitan.
Mereka akan dinaungi oleh malaikat-malaikat-Nya. Mereka akan panjang
umur dan melihat keselamatan yang dari pada-Nya.
Yeremia 32:1-15 berisi nubuat Tuhan pada Yeremia yang saat itu
sedang berada dalam penjara. Ia memang sedang dipenjarakan oleh
Zedekia, raja Yehuda saat penaklukan oleh Nebukadnezar, raja Babel.
Namun Yeremia justru masih dapat melakukan hal yang membangkitkan
harapan akan hari esok. Kepada Yeremia, Tuhan memberitahukan tentang
pembuangan yang akan dialami Zedekia dan juga akan kedatangan
kerabatnya yakni Hanameel, anak Salum. Perintah Tuhan kepada Yeremia
untuk membeli tanah milik kerabatnya di Anatot, adalah sebuah gambaran
bahwa sesudah masa pembuangan, Tuhan akan mengembalikan umat-Nya
dari Babel dan mendiami kembali negeri mereka, serta mengusahakan
kembali tanah-tanah mereka. Pembelian tanah oleh Yeremia dalam situasi
yang sulit menjadi simbol janji Allah dan tanda pengharapan bagi masa
depan Yehuda.
1 Timotius 6:2b-21 menekankan perbedaan yang diharapkan oleh
Paulus dari diri Timotius dengan mereka yang suka dengan ajaran-ajaran
yang tidak sehat. Dengan menyebut Timotius ataupun umat yang dilayani
Timotius sebagai manusia Allah, Paulus sedang menegaskan bahwa mereka
adalah gambar Allah, sehingga sepatutnya hidup berpadanan dengan ajaran
Yesus dan bukan dengan ajaran ataupun perilaku yang tidak benar.
Perbedaan yang dipaparkan Paulus sangat jelas, bahwa manusia Allah
nampak saat kita bersyukur dengan apa yang dimiliki, mengejar keadilan,
ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan untuk merebut hidup
yang kekal di dalam Allah, Penguasa yang satu-satunya. Sedang orang yang
suka dengan ajaran yang bukan ajaran Kristus, adalah orang yang berlagak
tahu tetapi tidak tahu apa-apa, pandai bersilat kata, serta mencintai uang
yang menyebabkan mereka jatuh dalam jerat dan beroleh celaka.
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
236

Lukas 16:19-31 berisi pengajaran tentang cara manusia mengelola apa


yang dimilikinya, entah itu harta ataupun tanggungjawabnya. Ada orang
yang dapat mengelola dengan baik, tetapi ada pula yang tidak dapat penjadi
pengelola yang benar. Secara khusus, teks bacaan kita berbicara tentang
orang kaya yang tidak mampu mengelola kekayaan yang diberikan
kepadanya dengan baik dan benar. Ia menikmati kekayaannya dalam pesta
yang mewah, tetapi tidak punya belas kasih kepada si miskin (Lazarus) yang
setiap hari ada di depan pintu rumahnya. Ia mengabaikan pengajaran dan
kesaksian Musa dan para nabi. Akhir dari kisah hidupnya, ialah penderitaan
yang kekal. Sedangkan si miskin, yang menjalani hidup dengan sabar dan
menanggung derita, serta menikmati hidup apa adanya sambil bertekun
pada belas kasih Allah saja, pada akhirnya dihiburkan dan dimuliakan
bersama Abraham. Dari perikop ini kita juga diajar untuk terus berbuat baik
dan memberitakan injil. Jangan terlambat.
Korelasi yang terlihat melalui keempat bacaan di atas, adalah pesan
betapa Tuhan melindungi orang yang bernaung pada-Nya. Ia akan
membebaskan mereka yang hanya mengandalkan dan mendengar suara-
Nya. Mereka akan disebut manusia Allah karena mereka senantiasa
bersyukur dengan apa yang dimiliki, mengejar keadilan, ibadah, kesetiaan,
kasih, kesabaran dan kelembutan.

Pokok-pokok pengembangan khotbah


1. Jemaat memahami bahwa ia adalah Manusia Allah
Ada ungkapan mengatakan begini, Jadilah manusia yang
memanusiakan manusia. Dari ungkapan ini nampak, bahwa ada manusia
yang tidak memanusiakan manusia. Malahan tidak sedikit manusia yang
membunuh sesamanya manusia. Dari sini timbul pertanyaan, apakah
mungkin manusia menjadi “manusia Allah? Ke 4 bacaan Firman Tuhan
saat ini memperlihatkan beberapa definisi manusia yang tidak disarankan
untuk diikuti. Hal tersebut ditegaskan dengan kata “menjauhi semua ini”.
Beberapa hal ini bisa dipahami sebagai hal-hal yang menghalangi kita
untuk mendapatkan gelar yang luar biasa, yaitu manusia Allah (a man of
God). Beberapa hal tersebut ialah:
 Dalam surat Timotius, ada oang-orang yang berlagak tahu padahal
tidak tahu apa-apa. Mencari-cari soal dan bersilat kata, yang
menyebabkan dengki, cidera, fitnah, curiga, percekcokan antara
orang-orang yang tidak lagi berpikiran sehat dan yang kehilangan
kebenaran. Seperti pada kisah Yeremia, dimana orang menahan /
memenjarakan seseorang yang tidak bersalah.
 Menganggap ibadah sebagai sumber keuntungan orang-orang
kaya  yang tinggi hati dan yang selalu berharap pada sesuatu yang
tak tentu, yaitu materi. Ada orang yang mengeluarkan perkataan
yang sia-sia, omongan yang kosong  dan yang tidak suci dan cinta
uang.
 Dalam Injil Lukas ada kisah orang kaya yang tidak mampu melihat
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
237

dan menolong si miskin yang sedang kesakitan, serta kelaparan


walaupun ia berbaring dekat pintu rumahnya. Nyatanya di dunia ini,
bahkan di dalam gereja sendiri, ada saja kita temui manusia yang
tidak tergerak hatinya untuk menolong sesamanya, sebab hatinya
melekat pada hartanya. Manusia menjadi manusia uang, manusianya
mamon dan bukan lagi manusia Allah.

Berdasarkan fakta ini, rupanya usaha Allah yang terus menyatakan


kasih-Nya kepada umat manusia tidak cukup dimaknai sebagai cinta kasih
yang sangat besar dan berarti. Anugerah dari Allah belum dimaknai sebagai
cara Allah untuk menyatakan cintaNya yang sejati dan sempurna. Karena itu
cintaNya Allah melalui Yesus Kristus hendaknya dirasakan sebagai keinginan
Allah yang benar-benar hendak memilih saudara sebagai manusia Allah.
Siapapun itu, ia bisa menjadi Manusia Allah. ‌Yeremia muda yang pendiam
dan Lazarus yang miskin. Demikian pula dengan Timotius, seorang pemuda
yang tidak berani dan dikatakan juga sering sakit. Ia dilahirkan dari
keturunan Yahudi dan Yunani, lalu baru saja menjadi seorang yang bertobat
dan dengan setia serta penuh kepercayaan mengikut Rasul Paulus untuk
memberitakan injil.  Paulus seorang fanatik dan radikal diubahkan menjadi
pengikut Kristus. Mereka menjadi abdi Allah yang luar biasa, dengan
mempraktekkan hidup sebagai manusia Allah.
Jika saudara,  adalah seorang yang mempercayai Kristus, mengenal
Kristus dan ajarannya, itu merupakan tanda-tanda awal saudara disebut
sebagai a man of God, Manusia Allah. Manusia Allah tidak dilihat dan
ditentukan dari latar belakang siapa dirinya di dunia ini, yakni muda atau tua,
sakit atau sehat, kuat atau lemah, berani atau penakut, kaya atau miskin.
Juga tidak bergantung pada hal apakah mereka baru mengenal Kristus,
ataukah mereka yang pendiam atau bersuara lantang. Manusia Allah adalah
sebuah predikat tinggi yang diberikan langsung Allah kepada manusia yang
mengenal-Nya dan melakukan kehendak-Nya. Allah Bapa, Anak dan Roh
Kudus menaungi kehidupannya. 
Yang jadi pertanyaan lebih jauh, ialah bagaimana menjalani hidup
sebagai manusia Allah?

2. Jemaat Menjalani Hidupnya sebagai manusia Allah


Yeremia bukanlah satu-satunya nabi pada zamannya. Tetapi Yeremia
menonjol karena ia seorang tokoh yang menyendiri dan terasing karena
Firman Allah yang disampaikannya. Yeremia setia memberitakan Firman
Allah kepada orang-orang yang tidak mau mendengarnya. Walaupun ia dicap
sebagai pengkhianat orang Yehuda karena menyarankan untuk menyerah
kepada Babel. Ia dipenjarakan dan sering terancam nyawanya. Namun
Yeremia tidak pernah sekalipun mau kompromi dalam menyampaikan
Firman Allah. Segala konsekuensi diterima hingga akhir hidupnya.
Lazarus yang miskin, walaupun ia harus memakan remah dan dijilati
anjing, Ia tidak meratapi dirinya. Juga tidak mengeluh ataupun

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


238

menyampaikan protes dan sungut-sungut pada Tuhan. Lazarus memang


seharusnya ditolong, tetapi tidak ada yg menolongnya. Orang-orang Farisi
yang bersama Yesus hanya memusatkan diri pada keuntungan-keuntungan
yang harus didapati dalam setiap pelayanan mereka. Mereka paham ajaran
agama, namun mereka tidak hidup sebagai manusia Allah. Mereka mengenal
taurat dengan baik, namun mengabaikan ajaran-ajaran cinta kasih. Jika
sekiranya ada di antaramu seorang miskin,  salah seorang saudaramu di dalam
salah satu tempatmu, di negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN,
Allahmu, maka janganlah engkau meneguhkan hati ataupun menggenggam
tangan   terhadap saudaramu yang miskin itu, tetapi engkau harus membuka
tangan  lebar-lebar baginya dan memberi pinjaman kepadanya dengan
limpahnya, cukup untuk keperluannya, seberapa ia perlukan (Ulangan 15:7,8).
Paulus dalam surat penggembalaannya memberi nasihat mengenai
bagaimana sepantasnya sikap serta perilaku orang yang percaya kepada
Yesus. Dalam menghadapi banyak ajaran palsu yang menyesatkan, ia
mendesak orang percaya untuk memusatkan diri pada hal-hal yang utama
agar tidak dibawa menyimpang dari ajaran benar. Cara terbaik dalam
menghadapi ajaran sesat, ialah mengajarkan kebenaran serta menganjurkan
setiap orang Kristen yang memiliki kekayan pada waktu itu, untuk memakai
uangnya bagi hal-hal yang baik dan untuk menyatakan kemurahan hati.
Tamak akan uang akan menyebabkan segala jenis kejahatan. Apa yang harus
dilakukan oleh seorang “manusia Allah”?
Ada tiga kata kerja penting di sini yang menandai apa yang dikatakan
Paulus. Timotius harus melakukan: Pertama, “menjauhi semua ini”; kedua,
“mengejar keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan”
(buah-buah Roh); dan ketiga, “Bertanding dalam pertandingan iman yang
benar untuk merebut hidup yang kekal”. Semua perintah itu menjadi
pedoman yang harus tertanam dalam kehidupan Timotius dan setiap orang
percaya. Tuhanlah Penguasa kehidupan kita. Tidak ada suatu kuasa dan
kekuatan apapun di dunia ini yang sanggup menghalangi maksud dan
rencana Tuhan bagi dunia ini. Hidup menjadi manusia Allah akan menonjol
pada kesiapan setiap pribadi untuk menyatakan pengakuan imannya yang
lebih sungguh bahwa Yesus Kristus itulah Tuhan dan Juruselamat. Pengakuan
ini akan bermuara pada totalitas dalam mengikuti Yesus dan terus
mengusahakan gelar Manusia Allah yang benar-benar nyata dalam nilai
spiritual dan tindakan nyata. Manusia Allah akan terus diuji dalam setiap
perjumpaan dengan berbagai hal dalam perjalanan hidup dengan terus
mempersaksikan “bahwa tempat perlindunganku dan kubu pertahananku,
Allahku yang kupercayai” (Mz. 91). Roh Kudus memampukan kita.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


239

Bahan Penelaahan Alkitab Tanggal 26 September- 1 Oktober 2022

MANUSIA ALLAH
Taun-Na Puang Matua
Lukas 16:19-31
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa ia adalah manusia Allah
2. Jemaat menjalani hidupnya sebagai manusia Allah

Pembimbing Teks
Lukas membentangkan satu kisah penebusan dan keselamatan
dengan baik. Kisah si kaya dan si miskin ini tidak terlepas dari kisah
sebelumnya tentang mamon, sebab orang Farisi mempercayai bahwa
orang pilihan, orang yang diberkati, orang yang berkenan kepada Allah
adalah orang-orang yang hidupnya baik (kaya) tidak miskin, sakit dan
terbuang (bdk.Ul.28). Pendapat yang selalu dipakai para Farisi dan ahli
taurat berbanding terbalik dari apa yang diajarkan Yesus. Si kaya dalam
cerita ini berakhir di neraka dan si miskin masuk surga. Cerita ini tidak
berkata bahwa orang kaya selalu salah dan buruk. Tuhan Yesus di sini
tidak pun tidak menjelekkan atau melemahkan para Farisi dan Ahli
Taurat. Dalam PL diceritakan tentang bagaimana menjadi orang kaya
(Ul.15:7-8).
Orang-orang kaya yang disoroti dalam hal ini, adalah mereka yang
hanya bersukaria dalam kenikmatan, kemewahan, hidup berpesta pora
dan melupakan mereka yang miskin. Mereka tidak menjalankan
pelayanan yang baik, tidak mengelola kekayaan dan tidak peka pada
orang lain. Orang-orang kaya seperti ini menjadi manusia mamon bukan
menjadi Manusia Allah. Yesus mau mengingatkan kita untuk terus
menjadi seseorang yang berkenan kepada Allah. Jika kita tidak mau
menanggapi berita dari Allah yang sudah sangat jelas dalam Alkitab,
maka pada akhirnya kita tidak akan memberikan tanggapan sama sekali
meskipun mukjizat terjadi di hadapan kita. Ketahuilah, kehidupan kita di
masa yang akan datang ditentukan oleh tanggapan kita sekarang ini.

Pertanyaan diskusi
1. Menurut saudara apa yang dilakukan si kaya yang tidak mencerminkan
bahwa dia adalah manusia Allah?
Apasiara tu tatiro diona penggauranna tinde to sugi’ kumua ia tu
napogau’na tang susi tu sipatunna napogau’ taun-Na Puang.
2. Baca kembali ayat 24. Pada akhirnya si kaya menyesal dan memohon
kepada Tuhan untuk dikasihani, namun penyesalan itu tidak berarti lagi.
Apa pesan bagi kita tentang hal ini?
Basai sule tu aya’ 24. Ma’katampakanna ia te tosugi’ menassan sia
mengkamala’ lako Puang, apa ia tu kapenassananna tae’mo gai’na. Apa
tu pepasan dipeladai’ diomai te iannate?
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
240

Bahan khotbah hari Minggu Tanggal 2 Oktober 2022


Hari Perjamuan Kudus sedunia dan hari PI Indonesia

KEBENARAN DAN KEFASIKAN


Kamalamburan na Katang Mekaalukan

Bacaan Mazmur : Mazmur 37:1-11


Bacaan 1 : Habakuk 1:1-4; 2:2-5 (Bahan Utama)
Bacaan 2 : 2 Timotius 1:1-14
Bacaan 3 : Lukas 17:1-6
Nas Persembahan : Mazmur 138:1-2
Petunjuk Hidup Baru : Habakuk 2:4
Tujuan:
1. Jemaat memahami sikap yang benar terhadap yang fasik
2. Jemaat hidup dalam kebenaran dan menjauhi perilaku kefasikan

Pemahaman Teks
Mazmur 37:1-11 merupakan ucapan hikmat rohani tentang
serangkaian petunjuk sikap terhadap orang fasik yang berhasil dan
kesukaran orang benar (bnd.Mz.49 dan 73). Mazmur 37 mengajarkan bahwa
orang fasik pada akhirnya akan dijatuhkan dan kehilangan segala sesuatu
yang telah diperoleh, sedangkan orang benar yang tetap setia kepada Allah
akan mendapatkan pertolongan dan bimbingan Allah serta keselamatan.
Habakuk 1:1-4 berisi keluhan Habakuk kepada Allah dalam
kebingungannya tentang cara dan jawaban Allah kepadanya. Ia telah
melihat banyak kejahatan di Yehuda, tapi Allah seolah berdiam diri
membiarkan kekerasan, ketidakadilan dan penghancuran terus terjadi.
Bagaimana mungkin Allah dapat membiarkan umatNya yang pemberontak
berbuat begitu banyak kejahatan tanpa hukuman? Allah menjawab keluhan
Habakuk, bahwa orang benarlah yang akan muncul sebagai pemenang (2:4);
sebaliknya orang fasik akan binasa (2:5).
2 Timotius 1:1-14 berisi nasihat untuk memelihara harta indah yang
dipercayakan oleh Roh kudus yaitu injil Kristus. Tidak malu bersaksi tentang
Tuhan, memegang teguh kebenaran dengan memelihara ajaran sehat dalam
iman dan kasih kepada Kristus; meskipun menderita karena injil Kristus.
Lukas 17:1-6 merupakan penegasan Yesus kepada murid-murid-Nya
bahwa “Tidak mungkin tidak akan ada penyesatan’’, tetapi penyesat akan
mendapatkan hukuman. Para murid dinasihatkan agar tetap menjaga diri,
menegur yang berdosa dan mengampuninya. Jika murid memiliki iman maka
dapat melakukan hal-hal yang menakjubkan.
Korelasi keempat bacaan, yaitu: Lukas 17:1-6 menegaskan bahwa
penyesatan sebagai salah satu bentuk kefasikan akan selalu ada; Habakuk
1:1-4 menguraikan beberapa perilaku fasik dan keluhan nabi atasnya dan
pasal 2:1-5 menyatakan jawaban Allah bagi orang benar dan orang fasik;

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


241

Mazmur 37:1-9 memberi petunjuk bagaimana menyikapi orang fasik dan 2


Tim.1:1-14 menasihatkan untuk memelihara harta yang indah yaitu injil.
Kefasikan dan penyesatan akan terus ada. Hidup di tengah
kefasikan dan penyesatan bukanlah hal yang mudah, sehingga dibutuhkan
sikap yang tepat dalam menghadapinya. Tidak cepat marah melainkan tetap
berpegang teguh pada ajaran yang sehat dalam kesetiaan, iman dan kasih
kepada Kristus. Kadang orang yang merasa diri benar cemburu terhadap
orang fasik. Bingung tentang keyakinan sendiri.

Pokok-pokok pengembangan khotbah


1. Kebenaran dalam pandangan Allah. Sejak pemanggilan umat Israel keluar
dari tanah Mesir sebagai tempat perbudakan menuju tanah perjanjian,
Tuhan Allah telah memberikan hukum dan aturan-aturan yang menjadi
peringatan supaya mereka hidup menurut kehendak Allah. Allah mau
supaya umat hidup dalam aturan Tuhan dan itu adalah kebenaran dalam
pandangan Allah. Tuhan Allah mau umatNya hidup kudus sebab Ia kudus.
Pertanyaannya adalah apakah umat taat dan setia mengikuti perintah itu
atau tidak. Pada kenyataannya adalah bahwa umat lebih suka hidup
menurut aturan-aturan dunia, mengikuti aturan-aturan pribadi ketimbang
peka terhadap suara Allah khususnya Firman/Alkitab yang telah memuat
semua kebenaran-kebenaran Allah sebagai penuntun hidup. “Pemutusan
hubungan yg benar dengan Allah mengakibatkan umat manusia tidak lagi
sanggup hidup dalam kebenaran dan kesucian serta ketaatan terhadap
hukum Allah, dalam hubungan dengan sesama manusia dan alam semesta,
sehingga manusia berada dibawah hukum murka Allah” (PGT bab III poin 7).
Tuhan menginginkan kebenaran-Nya mewarnai kehidupan umat-Nya
supaya dunia tahu kebenaran yang sesungguhnya adalah Yesus Kristus
sendiri (Yoh.14:6). Yesus Kristus sudah mempertontonkan hidupnya
sebagai teladan dalam ketaatan-Nya kepada perintah Bapa-Nya. Itulah
yang harus diteladani oleh setiap umat-Nya dari waktu ke waktu.
Mengasihi dalam kata dan perbuatan itulah yang dikehendaki oleh Allah.

2. Kefasikan dalam pandangan Allah.Tuhan Allah mengkritisi kehidupan umat


yang sudah mengenal aturan Tuhan melalui Kitab Suci namun tetap
melakukan pelanggaran-pelanggaran. Alkitab dengan tegas
memerintahkan untuk mengasihi sesama, memberikan hak-haknya
kepada orang-orang miskin, kepada janda-janda dan yatim piatu. Tetapi
justru hak-hak mereka itu dirampas oleh orang yang mengenal hukum,
penguasa dan orang-orang kaya. Itulah yang dipandang oleh Allah
sebagai kefasikan dan kekejian. Allah menghendaki supaya umat-Nya
menghindari perilaku seperti itu, bahkan menjadi pelopor menghindari
kefasikan itu. Menegakkan kebenaran dan keadilan Tuhan. Memberi hak
kepada semua orang yang berhak menerima apa yang memang menjadi
haknya. Penindasan terhadap orang-orang lemah dan miskin adalah
kefasikan di mata Tuhan. Kehadiran orang-orang Kristen yang dipanggil
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
242

dan diutus oleh Allah untuk menghindari kefasikan-kefasikan seperti


yang dilakukan oleh orang yang tidak mengenal Allah.

3. Dalam menghayati hari perjamuan kudus sedunia hendaknya kita


mengacu pada pesan Yesus dalam Lukas 17:1-6 bahwa kasih dan
pengorbanan Yesus Kristus adalah kasih dan pengorbanan tanpa batas.
Kebesaran kasih setia-Nya telah memberi teladan bahwa pengampunan
selayaknya juga dinyatakan tanpa batas oleh setiap orang percaya.
Sekalipun perintah ini merupakan tugas yang sangat berat, tetapi inilah
yang diminta Tuhan untuk dijalankan. Salah satu bukti bahwa kita telah
beriman kepada Kristus adalah menyatakan pengampunan kita dengan
tulus untuk mengampuni orang yang telah bersalah terhadap diri kita,
sekaligus pula kita harus berani menegur dan menyatakan kesalahan
orang lain.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


243

Bahan Penelaan Alkitab Tanggal 3 - 8 Oktober 2022

KEBENARAN DAN KEFASIKAN


Kamalamburan na Katangmekaalukan
2 Timotius 1:1-14
Tujuan:
1 Jemaat memahami sikap yang benar terhadap yang fasik.
2 Jemaat hidup dalam kebenaran dan menjauhi kefasikan.

Pembimbing teks.
Pembacaan kita mengisahkan tentang nasehat rasul Paulus kepada
anak rohaninya yaitu Timotius (ayat 2: Ia menyapa Timotius dengan sapaan
anakku yang kekasih). Nasehat Paulus adalah supaya Timotius yang masih
muda dapat menjadi teladan dalam seluruh hidupnya, baik dalam perkataan,
dalam tingkah laku,dalam kasih,dalam kesetiaan dan dalam kesucian (1 Tim.
4:12). Paulus melihat peran Lois dan Eunike dalam pembentukan karakter
iman bagi Timotius, sehingga pelayanan selanjutnya dapat dipercayakan
kepadanya, sekalipun ia masih muda. Kelihatannya Timotius sudah mampu
untuk hidup dalam kebenaran dan menjauhi kefasikan. Timotius sudah
memperlihatkan suatu pertumbuhan rohani yang baik dalam bimbingan
nenek dan ibunya serta Paulus. Oleh karena itu Paulus tidak ragu-ragu
memberi tanggung jawab pelayanan itu secara mandiri kepada seorang
muda seperti Timotius.

Pertanyaan diskusi
1. Timotius tumbuh menjadi seorang muda yang memiliki kualitas iman
yang tidak diragukan oleh Paulus. Dan hal itu terjadi bagi Timotius karena
keteladanan iman yang sejak awal dimiliki oleh Lois neneknya dan Eunike
ibunya. Bagaimana dengan kita, sebagai orang tua, apakah sudah
menjadi teladan bagi generasi kita?
Nakatonganni Rasulu’ Paulus kumua Ia tu Timotius misa’ tomangura tu
lobo’ lan kapatonganan. Mempayan lan katuoanna Timotius tu iannato
belanna pa’tuladanan kapatonganan diomai nenekna baine disanga Lois, na
indodo’na disanga Eunike, tu inang tempon diomai matoto’ lan
kapatonganan. Umba susi tu kita tomatua lan tanan dapo’ta,
mendadisiamoki’raka pa’tuladanan lako bati’ta?

2. Apa yang paling menjadi keprihatinan kita bagi generasi muda saat ini ?
Apa tu mandu dikareai lako to manguranta lan attu totemo? Apa yang
sudah sedang dilakukan oleh Gereja, Pemerintah, Keluarga untuk
menjawab tantangan ini? Apamora tu mukkun napogau’ Gereja, To
ma’parenta sia simisa’-misa’ tanan dapo’ untingayoi te a’gan iate?
(adakah usul kongkrit untuk dapat dipertimbangkan menjadi program ke
depan dalam Jemaat? Denraka timbanganta tu ma’din dipa’timbangan
tama kombongan anna dipogau’ lan te attu dipatu?)

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


244

Bahan khotbah hari Minggu Tanggal 9 Oktober 2022

TAK ADA ALLAH LAIN


Tae’ tu Kapenomban senga’

Bacaan Mazmur : Mazmur 111:1-10


Bacaan 1 : 2 Raja-raja 5:1-15 (Bahan Utama)
Bacaan 2 : 2 Timotius 2:1-13
Bacaan 3 : Lukas 17:11-19
Nas Persembahan : 1 Tesalonika 5:18
Petunjuk Hidup Baru : 2 Timotius 2:2-3

Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa tak ada Allah lain selain Allah yang menyatakan diri dalam Yesus Kristus
2. Menjalani hidup dalam ketaatan kepada Allah

Pemahaman Teks
Mazmur 111:1-10 menguraikan tekad pemazmur untuk memuji Allah,
tidak hanya secara pribadi tetapi juga dalam Jemaah. Tekad untuk memuji
Allah dilatarbelakangi oleh kesadaran atas pemeliharaan Allah dan berkat-
berkatNya bagi orang yang mengasihi dan takut akan Allah. Permulaan
hikmat adalah takut akan Allah (ay.10a)
Dalam ayat 5 digambarkan tentang kisah pemeliharaan Allah selama
pengembaraan di padang gurun menuju tanah perjanjian. Dari perenungan
akan perbuatan-perbuatan Allah itu, pemazmur beroleh pengenalan lebih
dalam tentang siapakah Allah sesungguhnya. Seluruh karya Allah itu tidak
saja menunjukkan kemahakuasaan Allah, tetapi juga menampakkan
kebenaran dan kemurahan Allah. Perbuatan Allah di masa lalu itu membuat
pemazmur teguh beriman, bahwa karena Allah setia adanya (ay.7), maka
rencana dan pekerjaan Allah akan berlangsung terus selamanya (ay.8a).
Perbuatan Allah yang penuh kuasa dan kasih setia-Nya yang kekal telah
membangkitkan pujian dalam diri pemazmur. Pujian syukur dari pemazmur
merupakan sikap hidup meninggikan Allah sebagai wujud ketaatan
kepadaNya.
2 Raja-raja 5:1-14 mengisahkan proses penyembuhan panglima raja
Aram, yaitu Naaman dari penyakit kusta. Pada masa itu, kusta dipahami
sebagai bentuk kutukan. Dalam Alkitab, penyakit kusta dipakai sebagai
gambaran orang berdosa (Imamat 13). Gehazi menjadi penderita kusta
karena ketamakan dan penipuan, Miryam menderita kusta karena kritik dan
iri hati (Bil. 12), dan raja Uzia mengidap kusta karena kesombongan (2Taw.
26:16-23).
Raja Aram mengira bahwa raja Israel dapat melakukan mujizat
(ay.6) untuk menyembuhkan kusta. Asumsi yang salah itu, nyaris
menimbulkan perang. Naaman mengira bahwa Elisa akan memakai upacara
keagamaan untuk menghilangkan kustanya (ayat 11). Tetapi Elisa justru
menyusuh Naaman mandi dalam sungai Yordan yang tidak lebih bersih dari
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
245

sungai-sungai asalnya di Damsyik, yaitu Abana dan Parpar (ay.10,12).


Para pelayan (orang-orang yang tak terpandang dalam ukuran
dunia) justru dipakai Tuhan berperan dalam proses penyembuhan Naaman.
Gadis Israel memberikan kesaksian dan Tuhan memakai kesaksiannya untuk
menggugah Naaman guna menemui Elisa (ay.3). Seorang suruhan dipakai
Elisa memberi petunjuk yang harus dilakukan Naaman. Pegawai-pegawai
Naaman memberi motivasi untuk mau melakukan petunjuk nabi Elisa (ay.13).
Dugaan yang tidak sesuai harapan dan logika berpikir manusiawi,
hampir menyebabkan Naaman pulang ke rumahnya dengan tetap
berpenyakit kusta. Namun kerelaan untuk rendah hati dalam ketaatan,
mengantarkan Naaman untuk disembuhkan dan beriman kepada Allah.
Mandi dalam sungai Yordan yang keruh merupakan cara sederhana untuk
menunjukkan kerendahan hati dan ketaatan. Dengan menaati petunjuk dari
Elisa yang praktis dan sederhana, maka mustahil Naaman dapat
menganggap bahwa pemulihannya dari kusta karena kehebatan manusia
atau terjadi secara alami. Baik orang Israel maupun orang Aram tahu bahwa
sungai Yordan tidak dapat menyembuhkan penyakit kusta. Kesembuhan
yang dialami Naaman itu semata karena kasih karunia Allah dan untuk
menyatakan bahwa tak ada allah lain selain Allah yang menyembuhkannya.
2 Timotius 2:1-13; menguraikan panggilan rasul Paulus kepada
Timotius untuk ikut menderita seperti tentara yang baik dari Kristus yang
bersedia menghadapi kesulitan dan perang dalam pengabdian sepenuh hati
kepada Tuhan (ay.3-4); seperti atlet yang bersedia berkorban dan berdisiplin
keras (ay.5); dan seperti petani yang siap bekerja keras (ay.6). Panggilan
tersebut disertai dengan petunjuk (ay.1-2),dan peringatan (ay.7-13).
Lukas 17:11-19; mengisahkan mujizat penyembuhan 10 orang kusta
oleh Yesus tanpa menggunakan media apa pun. Tetapi sembuh mereka
sembuh hanya dengan menuruti petunjuk perkataan Yesus. Sepuluh orang
kusta sama-sama percaya, bahwa Yesus sanggup menyembuhkan dan
keyakinan mereka semua sungguh besar. Hal itu nampak dari sikap mereka
kepada perintah Tuhan Yesus. Orang-orang kusta itu percaya bahwa Yesus
dapat menolong mereka (ay.13). Namun dari sepuluh orang kusta tersebut
hanya satu yang memiliki iman yang benar (ay.15-19).
Korelasi keempat bacaan: Pemulihan dan berkat Tuhan tak
terkirakan. Berdasarkan pemahaman masyarakat pada zaman Naaman;
penyakit kusta bukan penyakit biasa. Penyakit Kusta dipahami sebagai
hukuman Allah. Hanya Allah yang diyakini dapat menyembuhkannya.
Naaman dan kesepuluh orang kusta dapat mengalami kesembuhan dari
penyakit jasmani hanya karena taat mengikuti petunjuk/perintah. Semua
manusia mengalami penyakit permanen, yaitu dosa. Manusia jatuh ke dalam
dosa karena ketidaktaatannya kepada perintah/petunjuk Allah. Akibat dari
ketidaktaatan tersebut, maka manusia harus menanggung upah dosa, yaitu
maut. Yesus Kristus menanggung sepenuhnya akibat dari ketidaktaatan
manusia dengan dengan ketaatan secara total kepada Allah, BapaNya
menempuh jalan salib. Merespon pengorbanan Kristus, maka seharusnya
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
246

manusia menjadi tentara yang baik dari Kristus Yesus. Sebab tidak ada Allah
lain selain Kristus Yesus yang telah menyembuhkan penyakit permanen
semua manusia.

Pokok-pokok pengembangan khotbah


1. Cara Tuhan untuk menyatakan berkat dan pemulihanNya tak dapat
dijangkau oleh kemampuan pikiran dan nalar logika manusia. Naaman
adalah seorang Jenderal terhormat, panglima militer bangsa Aram Syria.
Rakyat memuji kepahlawanannya dan menjadi kesayangan raja. Naaman
memiliki kuasa dan ketenaran duniawi. Namun demikian, Naaman
ternyata mengidap penyakit kusta. Selain mengancam keselamatan
hidup dan popularitasnya, paham yang ada terhadap terhadap penyakit
kusta sebagai bentuk kutukan, tentunya menyebabkan integritas dari
Naaman dipertanyakan. Pastinya Naaman diliputi kecemasan yang hebat.
Tak heran apabila segala daya upaya dilakukan untuk mendapatkan
kesembuhan.
Dalam usahanya untuk mendapatkan kesembuhan, Naaman
mengandalkan logika berpikirnya: “Tetapi pergilah Naaman dengan gusar
sambal berkata: “Aku sangka bahwa setidak-tidaknya, ia dating keluar...,
lalu menggerak-gerakkan tangannya di atas penyakit itu…, Bukankah
Abana dan Parpar, sungai-sungai-sungai di Damsyik lebih baik dari sungai
di Israel?” (ay.11-12). Naaman yang datang dengan segala kemuliaannya
sebagai seorang jenderal, sejumlah prajurit dan kereta, serta membawa
340 Kg perak dan 68Kg emas sebagai hadiah, menyangka bahwa Elisa
akan melakukan sesuatu yang spektakuler untuk kesembuhannya.
Namun perbuatan belas kasih Allah atas kesembuhan Naaman di luar
dugaan dan logika manusia. Tuhan justru berkenan memakai: a) Orang
yang sederhana (tak terpandang), yaitu hamba perempuan, suruhan dan
pegawai/prajurit; b) sarana/media yang amat sederhana, dan c) cara yang
sederhana/tidak rumit (bnd. Luk. 17:14). Demikian halnya ketika Tuhan
menyatakan diri-Nya dengan berinkarnasi menjadi manusia melalui Yesus
Kristus, kematian dan kebangkitaNya. Pastinya logika manusia tidak
dapat menerima dan menalarnya. Namun tidak ada yang mustahil bagi
Tuhan, Dia menganugerahkan keselamatan dari akibat dosa diluar
kemampuan logika manusia. “Ingatlah!! TUHAN itu tidak serumit yang
dipikirkan manusia, tetapi tidak juga sesederhana pikiran manusia”
2. Tak ada Allah lain merupakan kesaksian Naaman pasca Tuhan
memulihkan dirinya, “…sekarang aku tahu, bahwa di seluruh bumi tidak
ada Allah kecuali di Israel…” (ay.15). Hal ini dapat dimengerti, sebab
penyakit kusta lebih jauh pula dipahami sebagai penyakit yang terkait
dengan najis dan tahirnya seseorang, dan juga hanya dapat disembuhkan
oleh Tuhan sendiri. Tak heran jika saat menerima berita tentang
keinginan Naaman untuk disembuhkan dari kustanya, Raja Israel pun
marah besar dan mengoyak pakaiannya serta berkata: “Allah-kah aku ini
yang dapat mematikan dan menghidupkan, sehingga orang ini mengirim
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
247

pesan kepadaku, supaya kusembuhkan seorang dari penyakit kustanya?”


(ay.7). Sang Raja Israel paham betul betapa Tuhanlah yang sanggup
memulihkan seseorang dari penyakit kustanya, bahkan memulihkan dan
menghidupkan manusia dengan cara yang melampaui akal pikiran
manusia. Di dalam Yesus Kristus, Allah menunjukan kuasa penyembuhan.
Ia mencelikkan mata orang buta, membuat orang lumpuh dapat berjalan,
menyembuhkan orang yang sakit pendarahan, mentahirkan orang kusta,
membuat orang bisu dapat berbicara, bahkan menghidupkan orang mati.
Lebih dari pada semua itu, di dalam Yesus Kristus, Allah menyembuhkan
penyakit manusia yang paling mematikan dari segala penyakit, yakni
dosa. Karya Allah ini tidak hanya terjadi atas kumpulan orang tertentu
saja, melainkan sebagaimana yang dialami oleh Naaman, karya ini juga
dapat terjadi bagi semua bangsa.
3. Setiap orang percaya dipanggil untuk menjadi prajurit (pahlawan) yang
taat dan baik dari Kristus Yesus. Kunci mujizat penyembuhan Naaman
ada pada ayat 13-14. Naaman mengalami mujizat kesembuhan tatkala
terlebih dahulu ia mau merendahkan hati dalam ketaatan. Ketika Naaman
mau taat dan belajar rendah hati serta tidak bersandar pada
pengertiannya sendiri, ia pun mengalami kesembuhan secara total.
Demikian halnya yang terjadi atas 10 orang kusta dalam Lukas 17:11-19.
Mereka mengalami mujizat kesembuhan dari kusta yang diderita karena
ketaatan menuruti petunjuk perkataan Yesus. Setiap orang yang percaya
dipanggil untuk hidup dalam ketaatan sebagai seorang prajurit yang baik
dari Kristus (2 Tim. 2:3). Prajurit yang baik bagi Kristus adalah pribadi-
pribadi yang memberitakan Nama-Nya melalui kehidupannya di mana
pun, kapan pun dan dalam kondisi apapun.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


248

Bahan Penelaahan Alkitab Tanggal 10-15 Oktober 2022

TAK ADA ALLAH LAIN


Tae’ tu Kapenomban senga’
2 Timotius 2: 1-13

Tujuan :
1. Jemaat memahami bahwa tak ada Allah lain selain Allah yang menyatakan diri dalam Yesus Kristus
2. Menjalani hidup dalam ketaatan kepada Allah

Pembimbing Teks
2 Timotius 2:1-13 berisi motivasi, nasehat dan ajaran rasul Paulus kepada
Timotius untuk menjadi kuat (ay.1), dapat dipercaya (ay.2) dan ikut
menderita (ay.3) dalam pelayanan pemberitaan Injil. Rasul Paulus
memberikan tiga penggambaran sebagai pengikut Kristus dalam pelayanan:
1. Seperti prajurit (tentara) yang baik berjuang dengan komitmen penuh
kepada Yesus Kristus yang memilikinya (ay.3-4). Siap sedia menghadapi
kesulitan, penderitaan dan berperang secara rohani dalam pengabdian
sepenuh hati kepada Tuhan (bnd. Ef. 6:10-18);
2. Seperti olahragawan (atlet) yang bertanding sesuai aturan untuk
memperoleh mahkota (ay.2 dan 5). Bersedia berkorban dan hidup
dalam disiplin yang ketat;
3. Seperti petani yang bekerja keras dan dalam waktu yang lama (ay.6).
Berjuang, bertanding, dan bekerja keras merupakan tiga hal yang
dinasihatkan Paulus kepada Timotius untuk dilakukan agar ia menjadi
pelayan Tuhan yang kuat menghadapi tantangan dan penderitaan. Setiap
pengikut dan pelayan yang tinggal tetap setia kepada Kristus dan injil akan
dipanggil untuk ikut menderita (bnd. 1 Tim. 1:8; 2:9; 2 Kor.11:23-29).
Alasannya adalah kasih karunia Allah di dalam Yesus Kristus (ay.1). Mereka
yang bertekun dan tetap bertahan di dalam iman, bahwa “Tak Ada Allah
Lain”, selain “Yesus Kristus itulah Tuhan dan Juruselamat”, yang akan hidup
(ayat 11, bnd. Mat. 10:22; 24:13) dan memerintah dengan Kristus (ay.12; bnd.
Why.20:4). Pada hari penghakiman, Kristus akan menyangkal mereka yang
tidak bertekun dan yang menyangkal Dia dalam perkataan atau perbuatan
(ay. 12b-13; bnd. Mat 10:33; 25:1-12).
Paulus menegaskan kepada Timotius bahwa dalam segala sesuatu yang
dialaminya, Tuhan akan memberikan hikmat dan pengertian yang
dibutuhkan (ay.7). Pemberitaan Injil memang telah membuatnya banyak
menderita. Namun dengan anugerah dan kekuatan Allah, ia sabar
menanggung semua penderitaan itu karena tujuan yang jelas yaitu
keselamatan dalam Kristus (ay.8-10).

Pertanyaan Diskusi
1. Bagaimana pemahaman kita tentang inti Pengakuan Gereja Toraja
bahwa “Yesus Kristus Itulah Tuhan dan Juruselamat” dalam hubungan
dengan Tema “Tak Ada Allah Lain” ?
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
249

Umba susi pangappa’ta tu una’na Pangakuan Gereja Toraja kumua “


Yesus Kristus iamo Puang sia Juru Salama’ ” dipasiumpu’ te
penggarontosan Pa’nannunganta “ Tae’tu Kapenomban senga’”?
2. Kemukakanlah hal-hal apa saja di dunia modern saat ini yang dapat
menyebabkan manusia menyangkal imannya kepada Kristus?
Pada pokadai apasiara lan te lino totemo tu ma’din umpatibalik
kapatongananna tau anna peonganni Kristus?

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


250

Bahan khotbah hari Minggu Tanggal 16 Oktober 2022

TUMBUH DALAM TAURAT TUHAN


Lobo’ lan Sukaran Alukna Puang Matua

Bacaan Mazmur : Mazmur 119:97-104


Bacaan 1 : Yeremia 31:27-34 (Bahan Utama)
Bacaan 2 : 2 Timotius 3:14-4:5
Bacaan 3 : Lukas 18:1-8
Nas Persembahan : Mazmur 119:97
Petunjuk Hidup Baru : 2 Timotius 3:14

Tujuan
1. Jemaat memahami peran penting dari Taurat Tuhan
2. Jemaat mencintai dan bertumbuh dalam pengenalan Taurat Tuhan

Pemahaman Teks
Mazmur 119:97-104 menguraikan betapa pemazmur mencintai taurat
Tuhan dan merasakan manfaatnya. Bagi pemazmur kecintaan kepada
Firman (Taurat) Tuhan menjadikannya lebih berpengetahuan, lebih mengerti
dan lebih bijaksana memahami segalah sesuatu. Dalam arti belajar melihat
hidup sebagaimana Allah melihatnya, menghargai apa yang dihargai Allah
dan mengasihi apa yang dikasihi-Nya. Tidak menyimpang dari hukum-hukum-
Nya, melainkan menyesuaikan diri dengan pikiran Allah.
Yeremia 31:27-34 berisi nubuatan nabi Yeremia tentang Perjanjian
Baru antara Allah dengan kaum Israel dan kaum Yehuda. Mereka akan
dipulihkan dan dipersatukan kembali oleh kasih karunia Allah. Perjanjian
baru diperlukan karena yang lama tidak memadai. Jika yang lama ditulis
pada loh batu, maka yang baru ditulis dalam loh hati umat (ay.31-34) sebagai
kediaman Roh Kudus. Perjanjian Baru mengubah hati/tabiat umat karena
disertai kuasa dan kasih karunia yang cukup untuk hidup benar di hadapan
Allah (ay.34). Karunia Allah merupakan ciri khusus dari perjanjian baru
berupa hati dan tabiat baru bagi semua orang yang percaya kepada Kristus
agar secara spontan mengasihi, taat dan setia kepada Tuhan (Yeh. 11:19-20;
Ibr 8:10). Kemampuan untuk merespon Tuhan berasal dari Roh Kudus yang
menguasai hati dan batin orang percaya. Demikian halnya dengan kelahiran
baru atau pembaruan oleh-Nya. Kita memiliki perjanjian baru itu di dalam
Yesus Kristus melalui kematian dan kebangkitan-Nya (Lih. Ibr. 8; 10:1-25).
2 Tim 3:14-4:5 berisi pesan Paulus kepada Timotius untuk berpegang
pada kebenaran yang sudah ia terima sejak dari kecil, yakni melalui
pengenalan pada kitab suci yang memberi hikmat dan menuntun kepada
keselamatan oleh iman kepada Yesus Kristus. Rasul Paulus mengemukakan
tentang peran dan fungsi penting dari kitab suci yang menuntun pada
kebenaran Allah, sehingga setiap umat kepunyaan Allah diperlengkapi untuk
perbuatan baik. Segala tulisan yang diilhamkan Allah itu bermanfaat untuk
mengajar, menyatakan kesalahan,….(ay.16). “Diilhamkan Allah” (Yunani:
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
251

Theopneustos) terdiri dari dua kata; “Theos artinya Allah” dan “pneo artinya
bernafas. Artinya kitab suci (Alkitab) adalah sabda Allah dan hidup.
Demi penyataan dan kerajaan Kristus, rasul Paulus berpesan kepada
Timotius untuk siap sedia memberitakan Firman; baik atau tidak baik
waktunya…tetap menguasai diri, sabar menderita dan menunaikan tugas
pelayanan (2 Tim.4:2-5). Paulus mengatakan bahwa situasi akan berubah,
manusia akan mencintai dirinya dan melakukan segala yang buruk. Bahkan
Paulus mengatakan bahwa akan ada waktunya di mana orang tidak bisa lagi
menerima ajaran yang sehat. Sebaliknya, mereka justru akan mengumpulkan
guru-guru palsu untuk memuaskan keinginan mereka. Orang akan
cenderung percaya pada dongeng. Dalam situasi demikian diperlukan
keteguhan dan kesabaran untuk menyatakan kebenaran, bahkan dalam
penderitaan sekalipun karena injil Kristus.
Lukas 18:1-8 merupakan penegasan Yesus untuk selalu berdoa
dengan tidak jemu-jemu. Jika hakim yang tidak adil saja mau menolong janda
miskin itu, betapa Allah yang penuh kasih pasti mau memenuhi kebutuhan
anak-anak-Nya. Anak-anak Allah memiliki akses yang terbuka luas kepada
perbendaharaan Allah (Rm.5:2) dan dapat memohon janji-janji anugerah-Nya
(Luk.11:9-10). Doa bukan media untuk memaksa Allah agar melakukan apa
yang inginkan. Doa adalah suatu proses untuk menyadari kuasa dan rencana
Allah atas kehidupan. Melalui doa, umat menyerahkan hidup dan
keadaannya secara total kepada Tuhan dan menyakini Allah untuk bertindak
menurut waktu dan cara-Nya.
Korelasi keempat bacaan: Hidup dalam Perjanjian Baru dengan Allah
diwarnai kecintaan akan taurat/Firman Allah. Sebab taurat/Firman adalah
hikmat Allah yang harus siap sedia diberitakan dalam segala keadaan, baik
atau tidak baik waktunya untuk menuntun manusia kepada keselamatan
oleh iman kepada Kristus. Doa yang disiplin dalam iman merupakan sarana
yang harus dimanfaatkan sebagai wujud dari pola hidup baru dalam Kristus

Pokok-pokok pengembangan khotbah


1. Berita pemulihan kaum Israel dan kaum Yehuda dari Tuhan melalui nabi
Yeremia (Yeremia 31:27-30).
Bangsa Israel ditetapkan Tuhan sebagai umat pilihanNya. Penetapan
keturunan Yakub/Israel (Kaum Israel dan kaum Yehuda) disertai
perjanjian dengan Tuhan. Kepada Abraham, Ishak maupun Yakub, Allah
telah menjalin perjanjian bahwa Allah akan memberikan keturunan yang
banyak, tanah Kanaan menjadi milik mereka serta memberkati hidup
mereka dan keturunan mereka. Dan perjanjian itu ditandai dengan
perintah Tuhan kepada Abraham, yaitu melalui sunat, “Inilah perjanjian-
Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta
keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat; ………
maka dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu menjadi perjanjian yang
kekal” (Kej. 17:10-13).
Setelah Tuhan membebaskan mereka dari perbudakan di tanah
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
252

Mesir, Allah memberikan kesepuluh firman (10 Hukum Taurat). Peran dan
fungsi Taurat Tuhan itu adalah sebagai suluh dan pedoman dalam
menjalani hidup dalam hubungan dengan Tuhan dan sesama manusia
(sebagaimana yang tercantum dalam 10 Hukum Taurat; hukum 1-4
berintikan ketaatan dan kesetiaan kepada Allah dan hukum 5-10
berintikan keadilan terhadap sesama). Tuhan menghendaki umatnya
untuk hidup dan bertumbuh dalam tauratNya (Firman dan perjanjian
dengan Allah). Namun umat Israel tidak taat dan setia. Mereka justru
dikenal sebagai bangsa yang tegar tengkuk. Meskipun Tuhan telah
berulangkali menyelamatkan mereka dari berbagai penderitaan, tetap
saja mereka sering mendukakan hati Tuhan dengan berbagai
kejahatannya. Akibatnya Tuhan memberi hukuman kepada mereka
dengan membiarkan mereka dijajah oleh bangsa Babel. Namun demikian,
Allah tetap tidak meninggalkan mereka. Nabi Yeremia dipakai Tuhan
untuk menyerukan pertobatan dan menyampaikan janji Allah kepada
kaum Israel dan kaum Yehuda, yaitu Allah akan memulihkan kehidupan
mereka.

2. Perjanjian Baru dari Allah Yeremia (31:31-34)


Allah sangat setia dengan janjiNya kepada umatNya yang justru
selalu ingkar. Bahkan Allah berinisiatif memulihkan hubungan dengan
umat yang tidak taat dengan memperbarui perjanjianNya. “Tetapi
beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu
itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam
batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan
menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.” (Yeremia
31:33). Perjanjian itu disebut sebagai perjanjian baru. 1) Allah menaruh
Taurat dalam batin dan hati umatNya. Dengan menaruh Taurat dalam
batin dan hati umat, maka umat akan selalu mengingat hubungan
dengan Tuhan. Tuhan memberikan hati yang baru kepada umat. Artinya
setiap umat, besar-kecil sudah mengenal Tuhan dan mengetahui akan
firmanNya. Taurat Tuhanakan menjadi bagian hidup umat. 2) Dalam
Perjanjian Baru itu, Tuhan mengampuni dan melupakan dosa umatNya.

3. Bertumbuh dalam Taurat (Firman) Tuhan dan bernafas dalam doa, iman
dan pengharapan kepada Allah.
Perjanjian baru dari Tuhan memberikan pengharapan baru bagi
umatNya. Berdasarkan perjanjian baru dalam Kristus Yesus, maka
seharusnya setiap umat Tuhan menjalani pola hidup baru dengan
mencintai Taurat (Firman) Tuhan. Sebab segala tulisan yang diilhamkan
Allah bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki
kelakuan, dan mendidik orang dalam kebenaran; sehingga setiap orang
diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik (2 Tim.3:16). Jadi Gerakan
Cinta Alkitab (GCA) bukanlah sebatas gerakan temporal/periodik (tae’na
dipadukku-dukku kayu tallang bangri), melainkan merupakan gerakan
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
253

sepanjang hayat/masa untuk menjadikan Taurat (Firman) Tuhan sebagai


“darah dan daging” dalam hidup. Kecintaan demikianlah terhadap
Taurat (Firman) Tuhan yang dinyatakan oleh Pemazmur 119:97-104.
Pengharapan baru dalam Kristus akan diperoleh apabila senantiasa
menuruti firman Tuhan yang telah tertanam di dalam batin/hati. Dengan
demikian, umat akan selalu bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan.
Firman yang menjadi daging dalam Kristus Yesus sesungguhnya
berbicara mengenai kehidupan baru untuk memperoleh keselamatan.
Hal yang juga tidak kalah penting dalam pola hidup baru adalah
kehidupan doa. Doa seharusnya menjadi urat nadi kehidupan rohani
setiap umat (Lukas 18:1). Doa ibarat nafas hidup dalam relasi dengan
Kristus dan sesama. Orang yang disiplin dalam kehidupan doa akan
merasa gelisah dan tidak tentram dalam hidupnya tanpa berdoa.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


254

Bahan Penelaahan Alkitab Tanggal 17-22 Oktober 2022

TUMBUH DALAM TAURAT TUHAN


Lobo’ lan Sukaran Alukna Puang Matua
2 Timotius 3:14-4:5
Tujuan
1. Jemaat memahami peran penting dari Taurat Tuhan
2. Jemaat mencintai dan bertumbuh dalam pengenalan Taurat Tuhan

Pembimbing Teks
Dalam 2 Timotius 3:14-17, Paulus menasihatkan Timotius agar tetap
berpegang pada kebenaran yang telah diterima dan diyakininya. Sejak dari
kecil, Timotius sudah diperkenalkan dengan Kitab Suci dan dibesarkan dalam
pengajaran yang benar melalui firman Tuhan yang menuntun pada
keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus. Dalam suratnya kepada jemaat
di Roma, rasul Paulus mengatakan “Iman timbul oleh pendengaran dan
pendengaran oleh Firman Kristus” (Rm. 10: 17) .
Ayat 15 menegaskan betapa perlunya mengenal kitab suci sejak dini,
sebab kitab suci sangat bermanfaat untuk: 1) Mengajar; 2) Menyatakan
kesalahan; 3) Memperbaiki kelakuan; dan 4) mendidik orang dalam
kebenaran (ay.16). Firman (Taurat) Tuhan berguna berperan penting
mengarahkan dan menuntun untuk hidup dalam kebenaran Tuhan, sehingga
setiap orang diperlengkapi/dipersenjatai untuk perbuatan-perbuatan yang
baik. Kehidupan rohani yang bersemi, berakar, bertumbuh dan berbuah
lebat dimulai dari kecukupan asupan “gizi rohani”.
Dalam 2Timotius 4:1-5 dikemukakan, bahwa situasi akan berubah,
manusia akan mencintai dirinya dan melakukan segala yang buruk (ay. 1-4).
Akan ada waktunya di mana orang tidak bisa lagi menerima ajaran yang
sehat. Sebaliknya, mereka justru akan mengumpulkan guru-guru palsu untuk
memuaskan keinginannya. Orang bahkan akan cenderung percaya pada
dongeng. Karena itu dibutuhkan keteguhan pada ajaran benar dan
kesabaran menyatakan kebenaran, bahkan dalam penderitaan sekalipun.
Ayat 5 juga menegaskan perlunya menguasai diri dalam segala hal.
Ini menjadi tantangan bagi orang percaya. Namun pengendalian diri dalam
berbagai hal amatlah penting, agar umat bisa tetap hidup, berjalan dan
bertumbuh dalam taurat (Firman) kebenaran Tuhan.

Pertanyaan Diskusi
1. Bagaimana penerapan 2 Tim. 3:14 dan 2 Tim.4:5 dalam hidup keseharian!
Umbasiara ladikua umpata’pai lan katuanta tu 2 Tim.3:14 na 2 Tim.4:5?
2. Bagaimana pendapat kita tentang sala satu bentuk pelayanan dalam
Gereja Toraja yaitu Gerakan Cinta Alkitab (GCA)? Apakah sudah dilakukan?
Jika belum dilakukan, apa kendalanya?
Umba susi pangappa’ta tu misa’ soyanan pa’kamayan lan Gereja Toraja tu
dianga’ la umpatilao kamamaliranta lako sukaran aluk-Na Puang Matua.
Dipogau’siamoraka? Ia ke tae’pi, apa tu sakkalanganna?
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
255

Bahan khotbah hari Minggu Tanggal 23 Oktober 2022


Pembukaan Pekan Pemuda Gereja Toraja

JANGANLAH TINGGALKAN KAMI


Da’amMi Tampekan Puang

Bacaan Mazmur : Mazmur 84:1-8


Bacaan 1 : Yeremia 14:1-9 (Bahan Utama)
Bacaan 2 : 2 Timotius 4:6-8;16-18
Bacaan 3 : Lukas 18:9-14
Nas Persembahan : Mazmur 116: 17-18
Petunjuk Hidup Baru : Yeremia 14:7

Tujuan
1. Jemaat memahami dampak dari bencana menjauhkan diri dari Allah karena dosa
2. Jemaat senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dan tak kenal henti berseru kepadaNya

Pemahaman Teks
Mazmur 84:1-8 menggambarkan orang percaya yang terikat kepada
Allah, yakni mendambakan kehadiran Allah dan berada di rumah Allah
melebihi segala sesuatu. Keinginan terbesarnya adalah mengalami dekatnya
Allah, menyembah-Nya, dan menerima berkat-Nya. Suatu gambaran orang
percaya sejati yang haus akan Allah (lih. Mzm.42:3,7).
Yeremia 14:1-9 menguraikan dampak-dampak merusak dari bencana
alam kekeringan atas Yehuda karena ketidaksetiaan kepada Allah dan
perjanjianNya. Mereka telah menolak Allah dan meninggalkan Allah sumber
air hidup (2:13). Ayat 1-6 merupakan penggambaran ketiadaan harapan.
Tuhan mendatangkan kekeringan di Yehuda agar umat-Nya itu bertobat,
tetapi tindakan untuk mendisiplinkan mereka tidak berhasil. Bangsa itu
meratapi tanah mereka yang kering dan gersang, namun tidak meratapi
dosa-dosanya. Mereka menyesali keadaan mereka yang malang menderita,
tetapi tidak menyesali jalan kefasikan yang mereka tempuh. Ayat 7-9 berisi
pengharapan yang terkandung dalam doa syafaat nabi Yeremia untuk
bangsa Yehuda. Satu-satunya harapan bagi Yehuda dalam menghadapi
penderitaan yang akan mereka terima adalah Tuhan. Tetapi Tuhan tidak
akan melakukan apa-apa, selama mereka tidak mau kembali kepada-Nya.
Tuhan akan menjadi seperti orang asing yang hanya melintasi negeri itu dan
seperti prajurit yang tidak dapat menolong. Bangsa itu berseru kepada Allah
memohon hujan, tetapi Allah menolak menjawab sebagai kesaksian tentang
hukuman yang tidak bisa tidak mereka tanggung karena dosa mereka.
2 Timotius 4:6-8 berisi pesan Rasul Paulus, bahwa waktu pulang akan
semakin dekat. Kematiannya yang semakin dekat merupakan korban
persembahan bagi Tuhan (ay.6, bnd. Filipi 2:17). Ia telah menjalani
pertandingan hidupnya dengan baik, sehingga ia pun meyakini bahwa Tuhan
telah menyediakan sebuah mahkota kemuliaan bagi dirinya (ay.8), ibarat
mahkota kemenangan yang diberikan kepada para pemenang dalam

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


256

olimpiade Yunani. Rasul Paulus kecewa ketika orang yang dilayaninya


berpaling darinya dan malu akan belenggu yang ditanggungnya. Namun
Tuhan datang kepada Paulus dan membangkitkan semangatnya.
Lukas 18:9-14 Yesus menguraikan perumpamaan tentang cara
bertemu Tuhan dalam doa dengan cara yang benar sebagaimana yang
dilakukan pemungut cukai dan tidak seperti orang Farisi. Orang Farisi
menganggap dirinya benar sehingga menghadap Tuhan dalam doanya
dengan penuh kesombongan. Dia menguraikan sejumlah perbuatan baiknya,
mengandalkan diri sebagai yang benar dan berfokus pada diri sendiri (ayat
11-12). Berbeda dengan pemungut cukai yang merasa dirinya tidak layak
(ay.13). Dia berdiri jauh-jauh, bahkan tidak berani menengadah ke langit atau
tidak berani mengangkat mukanya, sebab ia menyadari akan dosa-dosanya.
Dalam pertobatan sejati ia berhenti dari dosanya dan berbalik kepada Allah
memohon pengampunan-Nya. Tuhan Yesus secara tegas menyatakan
bahwa pemungut cukai pulang sebagai orang yang dibenarkan Allah (ay.14).
Dia beroleh kasih karunia Allah. Pemulihan yang dialaminya semata karena
anugerah Allah yang diterima dalam kerendahan hati.
Korelasi keempat bacaan: Allah itulah sumber air hidup. Menjauhkan
diri dari Allah berarti bencana terhadap kehidupan. Sebaliknya dekat kepada
Allah berarti kehidupan terpelihara. Karena itu, seperti pesan Rasul Paulus
kepada Timotius, umat harus teguh berpegang pada Tuhan dalam hidupnya,
sebab Tuhanlah yang memberikan mahkota kemuliaan. Jika sebelumnya
mereka hidup jauh dari Tuhan, maka seperti pemungut cukai, yang
dibutuhkan kerendahan hati memohon pengampunan Tuhan.

Pokok-pokok pengembangan khotbah


1. Alam dan isinya ikut mengalami dampak dosa manusia.
Alam, tumbuhan dan hewan ikut merasakan dampak yang sangat
serius dari dosa umat Yehuda. Kemurtadan dan kefasikan mereka yang
lebih percaya dan mengikuti nabi palsu daripada setia dan taat kepada
Tuhan dan perjanjian-Nya (baca ayat 14 dan 20) membuat Allah murka.
Bencana alam melalui musim kering yang panjang pun melanda seluruh
negeri Yehuda. Bangsa itu meninggalkan Allah sumber air hidup sejati
dengan menggali kolam yang bocor (Yer.2:13). Akibatnya mereka
kehilangan persediaan air alami; hujan tidak turun dan sumur-sumur
kering. Pekerjaan di ladang terhenti karena tanah menjadi kering dan
tandus. Bencana kelaparan pun melanda negeri. Bukan hanya manusia
yang merasakan penderitaan itu, tetapi hewan lainpun ikut merana.
Tanaman-tanaman tak dapat tumbuh. Binatang menjadi sekarat dan
mati, petani kecewa karena gagal panen. Peristiwa tersebut
menyadarkan akan dampak dosa yang sangat luar biasa membinasakan.

2. Doa memohon kemurahan Tuhan di tengah bencana yang melanda negeri.


Sekiranya bangsa Yehuda berbalik kepada Allah mengakui dosa-
dosanya dan memohon pengampunan, tentulah Allah akan berbelas

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


257

kasih atas mereka. Tapi mereka tidak melakukan hal itu, maka Yeremia
berinisiatif bertindak mewakili bangsanya (ay.7-9). Sebagai nabi, Yeremia
tidak tega menyaksikan bencana yang akan melanda bangsa Yehuda. Dia
berdoa memohon kemurahan, belas kasih, pengampunan dan kebaikan
Tuhan. Dalam syafaatnya, Yeremia mengakui kesalahan, kemurtadan,
dan kefasikan bangsa Yehuda. Bahkan semua dosa bangsanya itu
ditanggungkannya pada dirinya dengan maksud agar Allah mengampuni
orang Yehuda. Tapi dalam ayat-ayat selanjutnya, Allah melarang Yeremia
mendoakan bangsanya (ay.11-12). Pertobatan dan permohonan belas
kasih pengampunan Allah harus datang langsung dari yang berdosa.
Pertobatan tidak dapat diwakilkan, tapi harus timbul dari keinsyafan
orang yang bersangkutan atas dosanya. Doa memegang peranan penting
dalam kehidupan kerohanian umat. Itu sebabnya doa harus dilakukan
dengan benar. Doa dipanjatkan dalam kesadaran dan kerendahan hati,
bukan dalam kesombongan dan pemuasan hasrat hati (Luk.18:9-14).
Kehidupan doa yang disiplin dan benar merupakan gambaran kerinduan
dekat dengan Allah untuk menikmati hadirat-Nya (Maz.84:1-8)

3. Harapan di tengah penderitaan akibat dosa


Dalam doanya, Yeremia mengatakan “…janganlah tinggalkan kami”
(ay.9). Namun benarkah Tuhan yang meninggalkan umat, ataukah justru
umat yang meninggalkan Tuhan? Bagian lain ayat 9 katakan, “Tetapi
Engkau ada di antara kami, ya Tuhan…”. Pesannya jelas, Yeremia
menyakini bahwa Tuhan tetap hadir dan memperhatikan umat dalam
keberdosaanya. Dosa itu yang menyebabkan seseorang merasa Tuhan
meninggalkannya karena tidak mau mendengarkan panggilanTuhan dan
menuruti kehendakNya. “Janganlah tinggalkan kami”, merupakan
permohonan pertolongan Tuhan karena merasa tidak berdaya dan
sekaligus menjadi kesadaran dan pengakuan akan kebesaran dan ke-
mahakuasaan Tuhan. “Janganlah tinggalkan kami” mengandung
pengharapan menatap masa depan kehidupan yang lebih baik di dalam
Kristus. Kekuatan sauh pengharapan itulah yang dinyatakan rasul Paulus
dalam perikop 2 Timotius 4:6-8; 16-18, bahwa sekalipun mengalami
penderitaan dalam pelayanan pemberitaan Injil Kristus, orang-orang
meninggalkannya dan saat kematiannya sudah dekat, sesungguhnya
Tuhan tetap bersamanya, bahkan telah menyediakan mahkota baginya.
Di tengah perayaan Pekan Pemuda Gereja Toraja dan Hari Sumpah
Pemuda, teruslah berseru kepada kepada Tuhan, “Janganlah tinggalkan
kami”. Peristiwa pekan pemuda dan hari sumpah pemuda kiranya
merupakan saat pemuda-pemudi Indonesia menyatukan tekad menatap
masa depan merebut kejayaan bangsa. Situasi memang tak jarang serba
sulit, namun selalu ada harapan dalam menghadapi pergumulan masalah,
kesulitan bahkan dalam penderitaan sekalipun. Di mana ada kesadaran,
maka di situ ada harapan. Di mana ada pertobatan di situ ada
keselamatan. Di mana ada pengampunan di situ ada kehidupan.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


258

Bahan Penelaahan Alkitab Tanggal 24-29 Oktober 2022


Pekan Pemuda Gereja Toraja

JANGANLAH TINGGALKAN KAMI


Da’ amMi Tampekan Puang
2 Timotius 4:6-8;16-18

Tujuan
1. Jemaat memahami dampak dari bencana menjauhkan diri dari Allah karena dosa
2. Jemaat mendekatkan diri kepada Allah dalam kebenaran dan tak berhenti berseru kepadaNya

Pembimbing Teks
2 Tim 4:6-8, 16-18 mengemukakan kesaksian Paulus tentang
kesetiaan yang mengantarnya menerima mahkota kehidupan. Rasul Paulus
menyadari waktu kematiannya yang semakin dekat sebagai korban
persembahan bagi Tuhan (ayat 6, bnd. Filipi 2:17): “Mengenai diriku, darahku
sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan”. Dalam tradisi Yahudi dan
bangsa-bangsa di sekitarnya, ada kebiasaan mencurahkan anggur, air atau
minyak di atas korban persembahan. Bagi Paulus, hidupnya diibaratkan
sebagai darahnya yang dicurahkan menjadi persembahan kepada Tuhan.
“Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai
garis akhir dan aku telah memelihara iman” (ay.7), merupakan penegasan
Paulus tentang kesetiaannya dalam menjalani hidupnya sebagai buah dari
pertobatan yang serius. Dia berjuang dengan sungguh untuk tetap setia
kepada Tuhan dan Injil yang dipercayakan kepadanya, karena keyakinan
iman pada janji Allah. Paulus memandang hidupnya sebagai suatu
peperangan melawan Iblis (Ef.6:12), melawan keburukan orang Yahudi dan
kekafiran (2 Tim. 3:1-5; Roma 1:21-32, Gal 5:19-21), melawan Yudaisme (Kis.
14:19; 20 19; Gal 5:1-6), melawan guru-guru palsu (2 Tim.4:1-3; Kis. 20:28-301;
Rom. 16:17-18), melawan pemutar balikan Injil (Gal.1:6-12); melawan
keduniawian (Rm. 12:2) dan melawan dosa (Rm. 6; 8:13; 1 Kor. 9:24-27). Dia
telah menyelesaikan pertandingannya dengan baik di tengah pencobaan
dan godaan. Dia berhasil memelihara imannya dan tetap bertumbuh pada
masa-masa ujian yang berat. Itu sebabnya, Paulus yakin “Telah tersedia
bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan Tuhan” (ay.8). Mahkota
kebenaran diyakini merupakan anugerah Tuhan bagi setiap orang percaya
yang teguh berjuang dan hidup dalam imannya.

Pertanyaan Diskusi
1. Baca ayat 16-18! Bagaimana penghayatan iman saudara atas pernyataan
Paulus tersebut terkait dengan tema: “Janganlah Tinggalkan Kami”?
Umba susi pa’nannungan kapatongananta tu kada napamata’tak Paulus
lan aya’ 16-18, ke dipasiumpu’i tu kada, “Da’ ammi tampekan Puang”
2. Bagaimana bertahan dalam perjuangan iman untuk meraih mahkota
kebenaran yang dikaruniakan Tuhan (ay.8)? Umba ladikua batta’
umpangeai kapatongananta, anna dikabu’tui tu makota kamalamburan
tu lanapa’kamasean Puang Matua?
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
259

Bahan khotbah hari Minggu Tanggal 30 Oktober 2022


Pembukaan Pekan Kaum Bapak Gereja Toraja
Peringatan Reformasi Gereja dan HUT PKBGT

BASUHLAH, BERSIHKANLAH DIRIMU


Basei sia Seroi tu Kalemu

Bacaan Mazmur : Mazmur 32:1-7


Bacaan 1 : Yesaya 1:10-20 (Bahan Utama)
Bacaan 2 : 2 Tesalonika 1:3-12
Bacaan 3 : Lukas 19:1-10
Nas Persembahan : Yesaya 1:13
Petunjuk Hidup Baru : Yesaya 1:16

Tujuan:
1. Jemaat memahami makna pertobatan dalam menjalani kehidupan
2. Jemaat hidup dalam pertobatan melalui pembaruan hidup yang bertumbuh dalam iman dan kasih

Pemahaman Teks
Mazmur 32:1-7 bagi orang Ibrani dimasukkan ke dalam kategori
“Mischil”, nyanyian pengajaran yang ditulis oleh Daud. Dalam Mazmur ini
Daud mengajarkan tentang yang Allah mengampuni, menghapus dosa dan
membersihkan catatan dosa manusia. Bagian ini dicatat oleh Rasul Paulus
dalam Roma 4:7-8 bahwa kita bisa menikmati pengampunan yang penuh
sukacita melalui iman kepada Tuhan Yesus Kristus. Ada 4 hal yang dituliskan
oleh Daud sebagai respon terhadap kasih dan pengampunan dari Allah,
yakni mengakui keberdosaan di hadapan-Nya (ay.1), mengakui bahwa dosa
adalah pemberontakan kepada Allah (ay.2), mengakui perbuatan yang
mengakibatkan manusia berdosa di hadapan Tuhan (ay.3) dan percaya
bahwa Allah maha pengampun (ay.4).
Yesaya 1:10-18 berisi keluhan Yesaya karena pemberotakan Yehuda.
Perbuatan mereka disejajarkan dengan Sodom dan Gomora, dua kota yang
dimusnahkan oleh Allah karena sudah tidak bisa membedakan tangan kanan
dan tangan kiri (Kej.19:1-25). Yesaya mengecam pemimpin Yehuda (Uzia,
Yotam, Ahas dan Hiskia) atas kegagalan mereka memimpin dan menjaga
kemurnian hidup Yehuda di hadapan Tuhan. Mereka bersekutu dengan
bangsa asing, tangan mereka penuh darah, ibadah mereka kosong dan palsu
karena hati mereka dipenuhi dengan kemunafikan. Persembahan dan
kurban jadi tidak berarti apa-apa kepada Allah apabila itu berasal dari orang
yang berhati bejat. Namiun demikian, Allah sanggup menghapus noda dosa
itu dan menjadikan kita putih bersih tanpa noda dan cacat di hadapan-Nya.
2 Tesalonika 1:3-12 Paulus menyatakan syukur kepada Allah atas
keteguhan hati dan Iman jemaat di Tesalonika walaupun mereka mengalami
penganiayan dan berbagai-bagai goncangan karena beberapa angin
pengajaran yang menyimpang ditengah-tengah jemaat. Mereka telah
memperlihatkan buah-buah pertobatan melalui kesetiaan kepada Allah. Roh

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


260

Kudus telah mengubah hidup mereka Ketika mempercayai Injil, dan Injil itu
sendiri menjadi kekuatan Allah di dalam diri mereka.
Lukas 19-1-10; Zakheus sang pemungut cukai yang dianggap orang
paling berdosa pada zamannya adalah salah seorang yang sangat
berbahagia karena Yesus Kristus menyambutnya dengan mendatangi
langsung ke rumahnya sebagai pertanda rahmat Allah baginya dan seisi
rumahnya. Rahmat Allah disambut Zakheus dengan pertobatan yang
ditunjukkan melalui pembaruan hidup yang nyata.
Korelasi segenap bacaan, ialah terkait dosa dan pertobatan. Dosa
menyebabkan Allah berpaling dari umat dan mendatangkan hukuman.
Dahsyatnya hukuman akibat dosa menyebabkan manusia membutuhkan
rahmat pengampunan Allah. Pertobatan adalah syarat mutlak untuk
menerima pengampunan Allah. Pengampunan dosa merupakan
kebahagiaan hidup terbesar yang seharusnya menuntun dalam pembaruan
hidup yang nyata.

Pokok-pokok pengembangan khotbah


I. Semua orang berdosa di hadapan Tuhan.
Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, kita menipu diri kita
sendiri dan kebenaran Allah tidak ada di dalam diri kita (1 Yoh. 1:8). Teks
ini menegaskan bahwa tidak ada orang yang bersih atau steril dari dosa.
Kitab Yesaya pasal 1:10-20 memberi gambaran bahwa status (Israel-
Kristen), kedudukan dan jabatan tidak menjadi jaminan bahwa kita akan
aman dari dosa karena ketidaktaatan adalah celah terbesar bagi manusia
jatuh ke dalam dosa (Band, Kej. Pasal 3.) Ketidaktaatan dalam berbagai
bentuk telah menjadi penyebab kejatuhan Yehuda di hadapan Tuhan.
Mereka menyelewengkan keadilan, menindas orang miskin, berpaling
dari Allah kepada berhala, bersekutu dengan bangsa-bangsa kafir
sehingga mereka mengabaikan Allah. Seperti ikan yang mati akan mulai
membusuk dari insang di bagian kepala hingga perut dan sekujur
tubuhnya, demikianlah Yehuda mengalami kejatuhan dari pemimpin-
peminpin mereka. Lalu bagaimana bentuk hidup kita sekarang ini?
tidakkah kita sedang hidup dalam keadaan seperti itu? Gereja diingatkan
supaya tidak menjadi agen dari kemerosotan akhlak, moral dan spiritual
karena diwarnai dengan penyelewengan keadilan, penindasan orang
miskin, berpaling dari Allah kepada berhala, bersekutu dengan kekuatan
yang tidak mengenal Allah (jahat). Gereja janganlah kehilangan jati diri
sebagai umat kepunyaan Allah dalam kehadirannya di tengah dunia ini.

II. Dosa membuat manusia terpisah dari Allah (Mati)


Dosa mendatangkan kengerian yaitu penderitaan, tidak ada yang
baik, tidak ada yang sehat, terasing dalam ketersendirian (Band. Pasal 1:6-
8). Gereja Toraja dalam merumuskan pengakuan Iman-nya menyatakan,
bahwa manusia sebagai ciptaan Allah yang baik telah jatuh kedalam dosa
karena keinginan manusia sama seperti Allah. Dosa adalah pemutusan
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
261

hubungan yang benar dengan Allah serta pemberontakan terhadap Allah


dalam kehidupan sehari-hari. Pemutusan hubungan dengan Allah berarti
kematian menusia seutuhnya. Pemutusan hubungan yang benar dengan
Allah mengakibatkan manusia tidak sanggup lagi hidup dalam kebenaran
dan kesucian serta ketaatan terhadap hukum Allah, dalam hubungan
dengan sesama manusia, dan alam semesta sehingga manusia berada di
bawah hukuman murka Allah (PGT Pasal III butir 5,6,7). Dosa telah
membuat pemimpin-pemimpin dan bangsa Yehuda jauh dari Tuhan.
Itulah sebabnya Allah berfirman melalui Yesaya: “Dengarkanlah firman
Tuhan; perhatikanlah pengajaran Allah kita…” (Lihat ayat 10). Dosa telah
membuat Adam dan Hawa terbuang jauh dari taman dan pohon
kehidupan di taman Eden. Mereka kehilangan damai sejahtera karena
takut, malu dan cemas. Pertanyaan yang perlu direnungkan adalah,
seberapa sejahtera hati kita jika kita merasa bersalah kepada sesama dan
berdosa kepada Tuhan?

III. Hanya dengan pertobatan manusia dapat menikmati kasih dan


pengampunan dari Allah.
“Kita mengenal dosa kita hanya dari Alkitab, bukan dari malapetaka,
sakit penyakit dan penderitaan sebagai akibatnya. Roh Kudus-lah yang
menginsafkan kita akan dosa-dosa kita” (PGT Pasal III Ayat 8). Itulah
sebabnya nabi Yesaya berteriak lantang kepada Yehuda, dalam hal ini
pada pemimpin bersama rakyatnya untuk berkaca kepada perintah dan
Firman Allah…dengarlah…perhatikanlah (ay.10). Yesaya menyerukan
pertobatan, bukan memperbanyak ritual penyembahan yang kosong dan
palsu (ay.10) Ibadah kosong dan palsu yang penuh dengan kemunafikan,
adalah penghinaan terhadap pelataran suci Tuhan. Itu sebabnya Yesus
berkata, “…jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas
mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu
terhadap engkau, tinggalkan persembahanmu di depan mezbah itu dan
pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk
mempersembahkan korban” (Mat. 5:23-24).
Di sini jelas apa yang Tuhan tuntut kepada kita yaitu pertobatan.
Manusia sering bangga dengan ritual keagamaan yang megah dan
meriah, tapi di balik kemegahan dan kemeriahan itu ada setumpuk dosa
dan kebusukan yang tidak pernah disesali di hadapan Tuhan. Ketika kita
kotor menjijikkan karena dosa, Tuhan menginginkan kita membasuh diri,
yaitu memberi diri disucikan dari segala perbuatan yang jahat,
menjauhkan diri dari segala kejahatan lalu berbuat baik, mengusahakan
kebaikan dan membela hak-hak orang yang lemah (ay.14,15). Lukas pasal
19:1-10 memberikan gambaran yang utuh bagaimana pribadi yang
mengalami perjumpaan dengan Allah, lalu sadar akan dosanya lalu
bertobat kemudian menikmati sukacita di dalam Tuhan. Zakheus
memberikan kepada kita contoh bagaimana membasuh diri dari dosa,
hidup diubahkan oleh Tuhan.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


262

IV. Hari ini menghayati makna kehadiran PKBGT ke-14 Kaum Bapak bukan
hanya sekedar kepala keluarga dan pencari nafkah, melainkan jembatan
dan tanda keterhubungan anggota keluarganya dengan Tuhan (Imam).
Seperti ikan, yang dapat dilihat baik atau tidaknya dengan melihat bagian
kepalanya (mata dan insang), demikian juga dengan keluarga. Sehat
tidaknya keluarga dalam hubungan dengan Tuhan, banyak ditentukan
oleh kepala keluarga sebagai imam. Tidak sedikit rumah tangga
berantakan, bercerai dan anak-anak jadi berandalan, karena seorang
bapak yang terus berkanjang dalam dosanya. HUT Ke-14 PKBGT hari ini
kiranya menjadi momentum kebangkitan dan pertobatan anggota kaum
bapak untuk hidup berkenan kepada Tuhan. Amin

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


263

Bahan Penelaahan Alkitab 31 Oktober - 5 November 2022

BASUHLAH, BERSIHKANLAH DIRIMU


Basei sia Seroi tu Kalemu
Lukas 19:1-10
Tujuan:
1.Jemaat memahami makna pertobatan dalam menjalani kehidupan
2.Jemaat hidup dalam pertobatan melalui pembaruan hidup yang bertumbuh dalam iman dan kasih

Pemahaman Teks
Zakheus adalah seorang kepala pemungut cukai berkerja
mengepalai pegawai pemungut cukai memungut cukai untuk membiayai
kerajaan Romawi yang begitu besar dan luas. Pemerintah Romawi
membebankan pajak yang berat kepada semua orang sehingga kebijakan ini
ditentang oleh orang Yahudi. Pemungut cukai sangat tidak popular dan
tidak disukai oleh oleh orang Yahudi. Mereka dicap sebagai pengkhianat
sebab bekerja bagi pemerintahan Romawi. Mereka juga seringkali
memperkaya diri melalui pungutan yang berlipat kali ganda dari pajak yang
harusnya dibayarkan (pungli). Itulah sebabnya banyak orang menggerutu,
marah, dan bersungut-sungut ketika Yesus masuk ke rumah Zakheus lalu
makan bersama dengan dia. Zakheus dipandang sebagai orang berdosa
yang tak patut dikasihani.
Yang sungguh luar biasa, adalah tanggapan Zakheus atas lawatan
Tuhan Yesus bagi dirinya, “Tuhan, setengah dari milikku akan ku berikan
kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang
akan ku kembalikan empat kali lipat” (ay.8). Pertobatan ini disebut luar biasa,
paling tidak karena dua hal. Pertama, Zakheus adalah Kepala pemungut
cukai yang tentu kaya raya, yang tentu termasuk dalam hitungan orang yang
sulit masuk ke dalam kerajaa sorga. Bukankah orang kaya sulit masuk ke
dalam kerajaan sorga (Luk.18:25)? Kedua, harta yang harus dia bagikan,
sangat besar jumlahnya, yakni setengah dari miliknya (bukan sekedar
sepersepuluh)! Ia juga sekaligus memenuhi tuntutan hukum Yahudi soal
pengembalian empat kali lipat (Band. Kel.22:1). Terlihat jelas, betapa
orientasi hidup Zakheus yang dulu terfokus pada harta, kini tidak lagi
demikian. Zakheus kini bertobat dan hidup secara baru, yakni dari kehidupan
yang menindas orang menjadi kehidupan yang berbagi dengan orang lain.
Zakheus telah dibasuh dan dibersihkan Kristus yang hadir dalam hidupnya.

Pertanyaan untuk diskusi


1. Bagaimana tanggapan anda tentang pernyataan Zakheus dalam ayat 8?
Basai sule tu aya’ 8, umba susi pa’nannunganta tu kada napebalian Zakeus?
2. Apa saja yang sering menghalangi kita mewujudkan pertobatan kita?
Apa sia tu nenne’ ussakkalanganniki’ umpopempayan kapengkatobaranta?

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


264

Bahan khotbah hari Minggu Tanggal 6 November 2022

MELEBIHI KEMEGAHAN SEMULA


Mandu Kapua anna ia tu kamala’biran dolona

Bacaan Mazmur : Mazmur 145:1-13


Bacaan 1 : Hagai 2:1b-10 (Bahan Utama)
Bacaan 2 : 2 Tesalonika 2:1-17
Bacaan 3 : Lukas 20:27-40
Nas Persembahan : 2 Korintus 8:12
Petunjuk Hidup Baru : Hagai 2:5

Tujuan:
1. Jemaat Memahami bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan umatNya
2. Jemaat bersyukur dan semangat dalam perjuangan menjalani kehidupannya.

Pemahaman Teks
Mazmur 145:1-13 berisi puji-pujian karena kemurahan Tuhan.
Sepanjang hidupnya Daud hendak memuliakan, memasyhurkan dan
meninggikan Tuhan atas segala rahmat dan kebaikanNya. Angkatan demi
angkatan akan menceritakan kebaikan Tuhan, sebab kerajaan dan
pemerintahan Tuhan itu tetap untuk selamanya.
Hagai 2:1b-10 berisi tentang kemegahan bait suci yang baru. Tuhan
akan menyertai umatNya untuk tidak takut dalam membangun kembali
bait Suci, sekalipun akan mendapatkan tantangan dari orang-orang yang
tidak setuju untuk pembangunan itu. Bangunan bait suci ini sudah menjadi
lama menjadi reruntuhan. Penyertaan Tuhan itu akan nyata ketika mereka
sudah mulai bekerja. Karena itu nabi Hagai berkata kuatkan dan teguhkan
hatimu (ay.5). Kalau ingin merasakan penyertaan Tuhan, maka kita harus
bekerja untuk kemuliaan nama Tuhan. Kemegahan bangunan rumah ini
diyakini akan melebihi bangunan semula (ay.10)
Nabi Hagai adalah nabi Tuhan yang diutus kepada orang-orang
Yahudi setelah mereka kembali ke Yehuda dari pembuangan di Babel.
Sepeninggal Salomo, Israel terpecah menjadi dua, yaitu kerajaan Israel di
utara dan kerajaan Yehuda di selatan. Israel kemudian dihancurkan oleh
Asyur pada tahun 722 SM, sedangkan Yehuda dihancurkan oleh Babel pada
tahun 587 SM. Pada waktu Babel menghancurkan ibukota Yehuda
(Yerusalem), bait suci yang menjadi kebanggaan orang Yahudi juga ikut
dihancurkan. Tidak hanya itu, Babel juga membawa orang-orang Yahudi
untuk menjadi orang buangan di negaranya. Beberapa orang di antaranya
ialah: Daniel, Sadrakh, Mesakh, dan Abednego.
Ketika Babel ditaklukkan oleh bangsa yang lebih kuat lagi, yaitu
Persia pada tahun 538 SM, Tuhan pun menggerakkan hati raja Koresh, raja
Persia waktu itu, untuk mengizinkan orang-orang Yehuda kembali ke
Yerusalem. Mereka dipimpin oleh bupati Zerubabel dan imam besar Yosua.
Pada waktu pulang kampung ke daerahnya mereka melihat Yerusalem
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
265

sudah hancur dan mereka harus bekerja keras untuk membangunnya


kembali. Selain itu, mereka juga mulai meletakkan pondasi bait suci.
Dalam niat yang sangat besar dan menggebu-gebu itu, ada juga
sekelompok orang yang menentang pembangunan itu dan menakut-nakuti
penduduk Yehuda. Mereka tidak ingin Yehuda menjadi bangsa yang kuat
kembali. Bayangkan betapa beratnya tekanan fisik dan mental yang dihadapi
oleh orang-orang Yehuda saat itu. Oleh sebab itu, selama 15 tahun tidak ada
kemajuan dalam pembangunan bait suci (kitab Ezra pasal 1-4).
Setelah Raja Koresh digantikan oleh Raja Darius, Tuhan mengutus
nabi Hagai untuk mengingatkan kembali bahwa membangun bait suci harus
menjadi prioritas orang-orang Yehuda. Di dalam Hag. 1:14 dituliskan, “TUHAN
menggerakkan semangat Zerubabel bin Sealtiel, bupati Yehuda, dan semangat
Yosua bin Yozadak, imam besar, dan semangat selebihnya dari bangsa itu,
maka datanglah mereka, lalu melakukan pekerjaan pembangunan rumah
TUHAN semesta alam, Allah mereka.” Pemimpin pemerintahan, pemimpin
agama dan seluruh bangsa, semuanya digerakkan oleh Tuhan untuk
membangun bait suci.
Dorongan dan semangat harus diberikan, sebab memang tugas
membangun kembali Bait Suci bukanlah perkara mudah. Apalagi jika harus
dibandingkan dengan Bait Suci sebelumnya yang dibangun oleh Raja
Salomo. Pada waktu membangun bait suci yang pertama, Salomo mampu
mempekerjakan orang-orang terbaik dan mendapatkan material yang
bermutu sehingga bait sucinya dibangun dengan megah. Tetapi pada waktu
membangun bait suci yang kedua ini, bangsa Yehuda hidup dalam kondisi
yang serba terbatas. Mereka mengalami kekurangan hasil panen, makanan,
serta uang. Karena itu, perhiasan dan perabotan yang nantinya ada di dalam
bait suci yang baru ini tidak mungkin bisa menyamai apa yang pernah ada di
dalam bait suci Salomo. Bukan hanya itu, benda kudus yang dulu ada di
dalam bait suci Salomo, seperti tabut perjanjian, tidak mungkin ada. Namun
demikian, umat tidak boleh menyerah. Nabi Hagai bahkan menubuatkan
sebuah hal penting, bahwa “Adapun Rumah ini, kemegahannya yang
kemudian akan melebihi kemegahannya yang semula..” (ay.9).
2 Tesalonika 2:1-5, 13-17 (ay.1-17) berisi himbauan Paulus kepada
jemaat untuk tidak bingung dan gelisah melihat berbagai kedurhakaan,
penyesatan, dan kemurtadan. Para pendurhaka itu akan melakukan
berbagai perbuatan ajaib, tanda dan mujizat palsu, serta tipu daya terhadap
mereka yang akan binasa, termasuk duduk di Bait Allah dan menyatakan diri
sebagai Allah (ay.4). Paulus mengajak jemaat untuk ‘memandang’ kepada
(karya) Yesus, yang telah mengasihi dan memanggil mereka dari semula,
serta menguduskan mereka dan memberikan kemuliaan-Nya, bahkan yang
menganugerahkan penghiburan abadi dan pengharapan.
Lukas 20:27-40 memperlihatkan cara pandang orang Saduki, yang
sama seperti orang pada umumnya (ayat 35 disebut oleh Yesus sebagai
“orang-orang dunia ini”). Mereka cenderung hanya memandang realitas
hidup sejauh kehidupan ini. Orang Saduki menggunakan cara pandang
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
266

dunia ini untuk memandang kehidupan di dunia yang akan datang. Sedang
bagi bagi Yesus, mereka akan beroleh kebangkitan dengan menggunakan
cara pandang Allah, bukan cara pandangnya sendiri. Hal itu harus dilakukan,
karena Allah itu adalah Allah yang hidup, bukan Allah orang mati (ay.38).
Korelasi, segenap bacaan sehubungan dengan tema, ialah ajakan
untuk meyakini penggenapan kemegahan dan kemuliaan karya Tuhan
melampaui apa yang terlihat di depan mata saat ini. Karena itu, seperti
pesan nabi Hagai, umat tidak boleh berhenti berjuang mewujudkan karya
dan kehendak Allah. Kekuatan umat saat ini mungkin sangat terbatas,
namun karya kemuliaan Tuhan tak bisa dinilai dengan realitas hari ini saja.
Karya kerajaan sorga tak bisa dinilai dari cara hidup duniawi, seperti yang
dilakukan kaum Saduki. Rencana Allah pasti tergenapi, sebab kerajaan Allah
ialah dari selama-lamanya sampai selama-lamanya.

Pokok-pokok pengembangan khotbah


 Tuhan memahami keadaan bangsa Yehuda yang patah semangat karena
kuatir hasil pekerjaan mereka tidak akan sesuai dengan kemegahan bait
suci sebelumnya. Namun mereka diminta tidak mundur dalam pekerjaan
Tuhan. Kepada mereka Tuhan menegaskan janjiNya, “Tetapi sekarang,
kuatkanlah hatimu, hai Zerubabel, demikianlah firman TUHAN; kuatkanlah
hatimu, hai Yosua bin Yozadak, imam besar; kuatkanlah hatimu, hai segala
rakyat negeri, demikianlah firman TUHAN; bekerjalah, sebab Aku ini
menyertai kamu, demikianlah firman TUHAN semesta alam, sesuai dengan
janji yang telah Kuikat dengan kamu pada waktu kamu keluar dari Mesir.
Dan Roh-Ku tetap tinggal di tengah-tengahmu. Janganlah pernah takut”
(Hagai 2:5-6).
 Jangan mundur dalam pekerjaan. Seluruh bangsa Yehuda, dari pemimpin
hingga rakyatnya, diperintahkan untuk menguatkan hati. Mereka
diperintahkan untuk terus bekerja karena Tuhan akan menyertai mereka.
Inilah yang menjadi dasar bagi bangsa Yehuda untuk tidak patah
semangat dan terus maju. Jika Tuhan yang mahakuasa, sang Pemilik
kehidupan, berjanji untuk menyertai mereka, apa lagi yang perlu
dikhawatirkan? Dukungan seperti apa lagi yang mereka perlukan?
 Tuhan kembali menguatkan janji yang telah diberikan-Nya kepada nenek
moyang mereka pada zaman Musa: “Aku akan diam di tengah-tengah
orang Israel dan Aku akan menjadi Allah mereka. Maka mereka akan
mengetahui, bahwa Akulah, TUHAN, Allah mereka, yang telah membawa
mereka keluar dari tanah Mesir, supaya Aku diam di tengah-tengah mereka;
Akulah TUHAN, Allah mereka” (Kel.29:45-46). Zerubabel, Yosua, dan
seluruh orang Yehuda diingatkan kembali akan kesetiaan Tuhan pada
waktu menyertai nenek moyang mereka keluar dari Mesir.
 Tuhan menegaskan bahwa kekuatiran tua-tua Yehuda karena kekurangan
material tidak beralasan. “Sebab beginilah firman TUHAN semesta alam:
Sedikit waktu lagi maka Aku akan menggoncangkan langit dan bumi, laut
dan darat; Aku akan menggoncangkan segala bangsa, sehingga barang
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
267

yang indah-indah kepunyaan segala bangsa datang mengalir, maka Aku


akan memenuhi Rumah ini dengan kemegahan, firman TUHAN semesta
alam. Kepunyaan-Kulah perak dan kepunyaan-Kulah emas, demikianlah
firman TUHAN semesta alam” (Hag. 2:7-9). Walaupun saat itu bangsa
Yehuda tidak memiliki sumber daya yang melimpah seperti pada zaman
Salomo, tetapi Tuhan tidak pernah kekurangan. Tuhan tidak perlu
bergantung kepada siapa pun, karena Dialah pemilik alam semesta, yang
sanggup menyediakan sumber daya apapun yang dibutuhkan dalam
pelayanan. Suatu saat, demikian nubuat Hagai, kemuliaan bait suci
Zerubabel ini akan melebihi kemuliaan bait suci Salomo.
 Pada zaman Tuhan Yesus, nubuat itu akhirnya digenapi pada saat raja
Herodes merenovasi bait suci secara besar-besaran untuk mengambil hati
orang-orang Yahudi. Bait suci itu menjadi bangunan yang luar biasa
megah. Buktinya, dalam kitab injil lukas 21:5 Ketika beberapa orang
berbicara tentang Bait Allah dan mengagumi bangunan itu yang dihiasi
dengan batu yang indah-indah dan dengan berbagai-bagai barang
persembahan. Puncak kemegahan bait suci bukanlah terletak pada
bangunannya, namun pada kemuliaan Allah yang hadir di dalamnya.
Tuhan Yesus berkata: “Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi
Bait Allah” (Mat.12:6). Apa yang dijanjikan Allah melalui nabi Hagai
akhirnya digenapi dengan kehadiran Kristus di dalam bait suci, dan ini
yang membuat kemuliaan bait suci Zerubabel melebihi kemuliaan bait
suci Salomo. Dan kemuliaan tersebut baru akan kita lihat puncaknya di
surga, “Dan aku tidak melihat Bait Suci di dalamnya; sebab Allah, Tuhan
Yang Mahakuasa, adalah Bait Sucinya, demikian juga Anak Domba itu. Dan
kota itu tidak memerlukan matahari dan bulan untuk menyinarinya, sebab
kemuliaan Allah meneranginya dan Anak Domba itu adalah lampunya”
(Why. 21:22-23).
 Banyak orang gagal melihat kemegahan bangunan bait suci, karena
hanya menilai hasil pekerjaan dari apa yang mereka bisa lihat sepintas
saja. Padahal, bait suci hanyalah tempat dan lambang kehadiran Allah di
tengah-tengah orang Israel. Yang penting bukan fisik bait sucinya, tetapi
kehadiran Allah sendiri, yang menjadikan bait suci penuh dengan
kemuliaan. Karena itu, walaupun bait suci yang telah direnovasi Herodes
ini kembali dihancurkan oleh kekaisaran Romawi pada tahun 70, dan
sampai sekarang tidak dibangun kembali, kita sebagai orang percaya
yakin bahwa penyertaan Tuhan masih terus kita rasakan karena Tuhan
Yesus telah berjanji, “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir
zaman” (Mat.28:20b). Kita telah belajar bahwa kita tidak boleh patah
semangat ketika menghadapi kesulitan karena Tuhan berjanji untuk
senantiasa menyertai kita. Tuhan berjanji akan membangun kembali
melampaui kemegahan semula.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


268

Bahan Penelaahan Alkitab Tanggal 7-12 November 2022

MELEBIHI KEMEGAHAN SEMULA


Mandu Kapua anna ia tu kamala’biran dolona
Lukas 20:27-40
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan umatNya
2. Mengajak seluruh warga jemaat untuk bersyukur dan semangat dalam perjuangan menjalani hidup.

Pemahaman Teks
Pertanyaan dalam ayat 33 “bagaimana sekarang dengan perempuan
itu, siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari
kebangkitan? Sebab ketujuhnya telah beristrikan dia?", merupakan
pertanyaan yang diajukan untuk membenarkan keyakinan orang Saduki
tentang tidak adanya kebangkitan orang mati (ay.30). Jadi pertanyaan ini
bukanlah sebuah wujud keingintahuan mereka, tetapi keinginan untuk
beroleh pembenaran atas apa yang mereka yakini. Yesus pun menjawab
mereka dengan mengutip jawaban TUHAN pada Musa, yakni yang
memperkenalkan diriNya sebagai Allah Abraham, Ishak dan Yakub. Di
hadapan Tuhan, semua orang itu hidup (termasuk Abraham, Ishak dan
Yakub). Dengan demikian hal ini hendak menegaskan tentang adanya
kebangkitan orang mati. Sehubungan dengan itu pula, hal kawin mawin
dalam dunia hendaknya tidak membuat mereka meragukan kebangkitan
orang mati. Kawin mawin di dunia adalah cara hidup di dunia yang tidak
dapat digunakan untuk menilai dan melihat kehidupan sorgawi. Orang
Saduki diminta untuk melihat kehidupan kerajaan sorga melampaui apa
yang bisa mereka lihat dalam kehidupan di dunia saat ini.
Masyarakat Yahudi waktu itu terbagi dalam tiga golongan, yakni
golongan Farisi yang sangat rinci mentaati perintah Taurat, golongan Eseni
yang menjauhkan diri dari keramaian untuk menyatukan diri dengan Allah
lewat doa dan meditasi, serta golongan Saduki yang terkesan lebih liberal
dan rasional, kadang melanggar Taurat, dan tidak mempercayai kebangkitan
orang mati. Jawaban Yesus bagi orang Saduki, selain mengajak untuk
percaya pada kebangkitan orang mati, juga sekaligus mengajak mereka
melihat pekerjaan Tuhan yang jauh melampaui logika pikiran manusia.

Pertanyaan Diskusi
1. Menurut saudara, apa yang dimaksudkan dengan kalimat “sebab
mereka tidak dapat mati lagi, mereka sama seperti malaikat-malaikat
dan mereka adalah anak-anak Allah”? (ay.36)
Umba susi pa’nannunganta tu dipokada lan aya’ 36 “belanna tae'mo
nama'din mate len, apa susimo malaeka' sia anakNa Puang Matua”?
2. Menurut saudara, ke mana manusia setelah kematian? Iake
pangappa’ta, umba nanai male tu tolino ke matemi?

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


269

Bahan khotbah hari Minggu Tanggal 13 November 2022

SURYA KEBENARAN AKAN TERBIT


La berre' tu mata allo kamaloloan

Bacaan Mazmur : Mazmur 98:1-9


Bacaan 1 : Maleakhi 4:1-6 (Bahan Utama)
Bacaan 2 : 2 Tesalonika 3:6-13
Bacaan 3 : Lukas 21:5-19
Nas Persembahan : Mazmur 107:21-22
Petunjuk Hidup Baru : Maleakhi 4:2

Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa ada hari Tuhan yaitu penghakiman.
2. Jemaat berusaha menghindari penghukuman Tuhan dengan mengikuti petunjuk dari Tuhan.

Pemahaman Teks
Mazmur 98:1-9 menggambarkan penghukuman Allah terhadap
bangsa-bangsa lain sambil memulihkan bangsa Israel di antara bangsa-
bangsa (ay.3). Karena itu, pemazmur mengajak bangsa Israel dan alam
sekitar untuk ikut bergembira meniup sangkakala bahwa Allah adalah Raja di
atas segala raja (ay.6-8). Pujian kepada Allah sebagai respons bahwa Allah
yang ia percayai adalah Allah yang tidak melupakan umat-Nya melainkan
Allah yang membawa keselamatan bagi bangsa-bangsa (ay.9).
Maleakhi 4:1-6 berbicara tentang hari Tuhan yang digambarkan
sebagai hari yang mengerikan sehingga tiap orang berusaha agar terluput
dari penghukuman hari Tuhan.  Maleakhi mengungkapkan hari itu sebagai
hari tanpa pengharapan bagi orang-orang fasik. Hari itu menyala seperti
perapian, dan semua orang fasik seperti jerami yang terbakar habis (ay.1).
Akan tetapi, sisi lain dari Hari Tuhan ialah hari sukacita dan bahagia bagi
orang yang takut akan Tuhan (ay.2). Pada hari itu, orang benar bersukacita
dan berpesta karena orang jahat dikalahkan dan orang fasik tidak mendapat
tempat lagi di bumi (ay.3).
Hari Tuhan menanamkan benih-benih pengharapan bagi orang benar
yang frustrasi melihat kejahatan dan kefasikan yang mendominasi seluruh
bidang kehidupan. Hari Tuhan memberikan ketegaran dan kekuatan bagi
setiap orang yang mencintai Tuhan dan tekun dalam pekerjaan-Nya (ay.4).
Mengikuti  jalan Tuhan memang berat tetapi ada sukacita ketika dapat
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan kekal yaitu Firman Tuhan. Ibarat benih
yang ditabur hari ini, kendati banyak kendala dan tantangan, pasti akan
menghasilkan buah-buah segar di hari esok.
Nubuat mengenai Hari Tuhan didahului dengan datangnya Nabi Elia
yang akan mempersiapkan hati orang untuk bertobat menyambut Hari
Tuhan tersebut (ay.5-6). Dalam Perjanjian Baru, Nabi Elia yang dimaksud
Maleakhi menunjuk pada Yohanes Pembaptis yang mempersiapkan jalan
bagi Mesias sebagai surya yang akan terbit.
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
270

2 Tesalonika 3:6-13 (1-15) berisi tentang cara mengelola kehidpan


yang lebih baik yaitu dengan berdoa dan bekerja. Ada anggapan yang
tersebar di antara mereka bahwa kedatangan Kristus sudah sangat dekat,
sehingga mereka tidak mau lagi bekerja dan hanya menggantungkan hidup
kepada orang lain. Untuk itulah Paulus menegur mereka. Jika orang tidak
mau kerja janganlah ia makan (ay.10)
Lukas 21:5-19 Tuhan Yesus berbicara mengenai masa yang akan
datang, bahwa Bait Allah yang menjadi kebanggaan orang Yahudi akan
diruntuhkan (ay.5-6). Akan ada ajaran sesat yang memberi ajaran salah
mengenai kedatangan Tuhan (ay.9), akan muncul peperangan (ay.10),
bencana (ay.11), penganiayaan (ay.12) dan perpecahan (ay.16). Tetapi Tuhan
akan memberi jawaban ketika harus memberi jawab mengenai iman. Dalam
ayat 18 bahkan dijanjikan bahwa sehelai rambutpun tidak akan jatuh ke
tanah, asalkan mereka tetap bertahan (ay.18-19).
Korelasi segenap bacaan ialah terkait dengan hari Tuhan. Hari Tuhan
adalah sebuah hal yang pasti terjadi. Bagi orang fasik, hal ini memang berarti
penghukuman atas diri mereka. Namun bagi mereka yang setia pada Tuhan,
hari Tuhan merupakan kepastian tentang terbitnya surya kebenaran. Karena
itu hari Tuhan hendaknya tidak disikapi dengan ketakutan, tetapi kesetiaan
dan ketaatan pada Tuhan. Mereka terus diminta bekerja dengan setia dalam
menanti tibanya hari Tuhan.

Pokok-pokok pengembangan khotbah


 Apabila kita membaca dan merenungkan firman Tuhan pada hari ini,
maka kita dapat melihat dengan jelas bahwa “hari Tuhan” itu pada satu
sisi menjadi hari yang menyenangkan, tetapi pada sisi lain hari Tuhan itu
menjadi hari yang penuh kemalangan dan mendatangkan malapetaka. 
Hari Tuhan itu pasti datang, tidak ada pembatalan, hanya masalah waktu
kedatangan hari itu saja yang belum pasti. Jadi, jangan ada lagi keraguan
akan hal ini, sebab Tuhan pasti datang pada hari-Nya. Kedatangan-Nya ini
didahului oleh pengutusan nabi Elia (ay.5), yang dalam perspektif Israel
dipahami sebagai cara Tuhan untuk mempersiapkan hati orang-orang
percaya untuk bertobat menjelang hari Tuhan itu (ay.6).
 Kedatangan hari Tuhan itu menjadi malapetaka besar bagi orang-orang
gegabah dan fasik. Digambarkan bahwa mereka menjadi seperti jerami
yang pasti terbakar habis oleh api kemarahan Tuhan karena kejahatan
mereka, bahkan akar dan cabang mereka pun dibumihanguskan, mereka
menjadi seperti abu yang diinjak-injak. Firman Tuhan ini menggambarkan
kesudahan orang-orang jahat, pada akhirnya mereka pun tidak mendapat
tempat atau kehidupan yang layak di bumi. Sungguh mengerikan! Orang
gegabah dan fasik di sini terutama bangsa asing yang dengan
congkaknya menganiaya atau menjahati umat Tuhan, yaitu Israel, baik di
pembuangan maupun di Israel sendiri. Mereka ini merasa sebagai orang-
orang yang sangat berkuasa, dan seolah-olah tidak ada lagi Tuhan yang
lebih berkuasa dari mereka. Selain itu, orang-orang jahat yang dimaksud

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


271

dalam teks ini adalah mereka dari antara orang Israel sendiri yang tidak
menghormati dan tidak takut kepada Tuhan, menghinakan korban
persembahan untuk Tuhan, pelanggaran terhadap perjanjian dengan
Tuhan (tidak takut TUHAN dan membuat umat-Nya tergelincir, 2:8-9),
menutupi mezbah TUHAN dengan air mata, tidak setia terhadap
perkawinan mereka yang sah (2:14 dst), tidak setia kepada TUHAN dan
berbagai tindakan ketidakadilan (3:5).
 Firman Tuhan ini memberi pengharapan, bahwa orang-orang yang takut
akan Tuhan, walaupun seringkali menjalani kehidupan yang sulit dan
berliku, namun pada kedatangan hari Tuhan justru mengakhiri semua
penderitaan mereka, hari Tuhan itu menjadi hari yang menggembirakan,
hari yang penuh kebahagiaan bagi mereka, sama seperti lirik lagu tadi.
Orang-orang yang takut akan Tuhan ini adalah mereka (orang-orang
Israel) yang dengan sepenuh hati taat pada ketetapan-ketetapan dan
hukum-hukum TUHAN sebagaimana telah disampaikan oleh Musa dulu,
dan mereka ini telah menunjukkan ketaatan yang luar biasa pada Tuhan
sekalipun mereka harus menjalani jalan yang panjang dan berliku karena
selalu mendapatkan hambatan dan rintangan terutama dari orang-orang
gegabah dan fasik. Bagi mereka, hari Tuhan adalah hari yang
mendatangkan sukacita yang luar biasa, hal ini digambarkan di ayat
2 “Tetapi kamu yang takut akan nama-Ku, bagimu akan terbit surya
kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya. Kamu akan keluar dan
berjingkrak-jingkrak seperti anak lembu lepas kandang”. Kekelaman
karena ketidakadilan selama ini digantikan dengan terang surya
kebenaran, ketidakberdayaan karena ruang gerak yang sangat dibatasi
selama ini digantikan dengan kekuatan baru (pemulihan dengan
kesembuhan pada sayap), dan pengekangan paksa selama ini digantikan
dengan kemerdekaan mengekspresikan dan menikmati kehidupan
(seperti anak lembu lepas kandang). Ungkapan ini semua menunjukkan
“kebebasan” besar yang akan dinikmati oleh orang-orang yang takut
akan Tuhan ketika sebagai surya yang akan terbit.
 Kita tidak tahu kapan pastinya kedatangan hari Tuhan, dan Yesus sendiri
pun beberapa kali menegaskan itu, bahwa tidak ada seorang pun yang
tahu hari/waktu kedatangan Tuhan; kita diminta untuk berjaga-jaga dan
siap sedia. Jadi kita tidak perlu menghabiskan energi untuk mencari tahu
kapan pastinya Hari Tuhan datang. Yang diperlukan adalah tetap berada
dalam posisi siaga dan siap menyambut-Nya saat Dia datang. Firman
Tuhan menjadi berita sukacita bagi setiap orang percaya, berita yang
sangat menghiburkan dan menguatkan kita, terutama ketika harus
menjalani kehidupan yang terasa sangat panjang, berliku dan berat ini.
Tentu kita bisa melihat ke dalam diri masing-masing, apakah kita memang
sudah menjalani kehidupan dengan benar, apakah kita sudah ikut
memperjuangkan nilai-nilai kebenaran, dan apakah kita sudah menjalani
kehidupan dalam ketulusan dan dalam takut akan Tuhan. Kalau sudah,
maka hari Tuhan itu akan menjadi sukacita besar bagi kita, kapan pun Dia
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
272

datang. Sebaliknya, orang-orang yang masih hidup dalam kekerasan


hatinya, melakukan kefasikan, serta kejahatan dalam berbagai bentuk,
tentu akan merasakan akibatnya. Kedatangan hari Tuhan akan menjadi
malapetaka bagi mereka. Jadi, Tuhan memberikan kita pilihan bebas,
takut akan Tuhan atau hidup dalam kefasikan. Namun, kita harus
menyadari bahwa pilihan kita saat ini akan menentukan akibat yang harus
kita tanggung kemudian, sukacita atau malapetaka! Percayalah bahwa
surya kebenaran akan terbit pada waktunya.

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


273

Bahan Penelaahan Alkitab Tanggal 14-19 November 2022

SURYA KEBENARAN AKAN TERBIT


La berre’ tu mata allo kamaloloan
Lukas 21:5-19
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa ada hari Tuhan sebagai waktu penghakiman.
2. Jemaat berusaha mengikuti petunjuk dan perintah dari Tuhan dalam kehidupannya.

Pembimbing Teks
Nubuat tentang kehancuran Bait Suci tentu saja merupakan hal yang
amat mengejutkan. Oleh Tuhan Yesus, bangunan yang amat megah dan
menjadi pusat kehidupan keagamaan umat Tuhan selama ini, dinubuatkan
akan hancur pada waktunya (ay.5-6). Secara historis, nubuat Yesus ini
memang dapat dikatakan tergenapi sekitar 40 tahun kemudian, yakni pada
tahun 70M, ketika tentara Romawi menghancurkan Yerusalem dan bait Suci
yang ada di sana. Bangunan bait suci hancur dan tak pernah dibangun lagi
kembali hingga saat ini.
Namun demikian, terlepas dari hal tersebut, pesan penting yang
dikemukakan oleh Tuhan Yesus, adalah justru terkait dengan sikap
kewaspadaan dan keteguhan dalam menjalani kehidupan. Gempa bumi,
kelaparan dan penyakit sampar, serta hal-hal dahsyat dari langit akan terjadi.
Pertentangan dan peperangan bangsa-bangsa pun akan tercipta. Bahkan
para muridpun akan ditangkap dan dianiaya. Termasuk sejumlah saudara
dan sahabat mereka juga akan dibunuh. Namun para murid diminta tetap
bertahan. Janji pemeliharaan Tuhan menjadi jaminan. Hikmat untuk
berbicara, serta setiap helai rambut yang dijaga Tuhan, menjadi hal penting
yang dikemukakan Tuhan sebagai wujud penyertaanNya. Bahkan, di ayat 19
Tuhan Yesus memberikan sebuah jaminan, bahwa “Kalau kamu tetap
bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu”.
Surya kebenaran akan terbit. Bangunan Bait Suci memang runtuh
sebagaimana yang dinubuatkan Tuhan Yesus. Namun seperti yang juga
dijanjikan Tuhan Yesus, mereka yang bertahan akan memperoleh hidup.
Sumber kehidupan ternyata bukan lagi pada bangunan bait suci, tetapi pada
Tuhan Yesus, Bait Suci yang sesungguhnya, yang juga tak pernah dapat
diruntuhkan. Sebagaimana penglihatan Rasul Yohanes, “…sebab Allah,
Tuhan Yang Mahakuasa, adalah Bait Sucinya, demikian juga Anak Domba itu”
(Why.21:22, Bnd. Yoh.2:19-21).

Pertanyaan diskusi
1. Perhatikan ayat 5-6, kenapa bait Allah akan dihancurkan?
Pemarangai tu aya’ 5-6, matumbai anna ia tu Banua Kabusungan ladiseran?
2. Berdasarkan iman dan pengalaman saudara bagaimana wujud surya
kebenaran yang akan terbit itu?
Situru’ kapatongananta sia tu mangkanna taola, umbara susi tu disanga
mata allo kamaloloan?
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
274

Bahan khotbah hari Minggu Tanggal 20 November 2022


Akhir Tahun Gerejawi – Minggu Kristus Raja

IA YANG LEBIH UTAMA


Iamo ma'iringanna

Bacaan Mazmur : Mazmur 46:1-12


Bacaan 1 : Yeremia 23:1-6
Bacaan 2 : Kolose 1:15-23 (Bahan Utama)
Bacaan 3 : Lukas 23:33-43
Nas Persembahan : Mazmur 46:2
Petunjuk Hidup Baru : Kolose 1:17

Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa ada Tuhan yang berkuasa atas segala perkara kehidupan kita
2. Jemaat tidak takut pada kuasa apapun di dunia ini yang terpenting adalah mengutamakan Yesus Kristus.

Pemahaman Teks
Mazmur 46:1-12 berisi penjelasan tentang Allah sebagai kota
benteng. Umat Israel mengalami kesukaran, namun Tuhan sanggup
melepaskan mereka dari kesesakan.  Mazmur ini menjunjung tinggi
keperkasaan Allah serta mengajak umat Israel mengandalkan-Nya di tengah
ketidakstabilan dan ketidakpastian. Ayat 2-8 memberi kesaksian tentang
keandalan Allah, dan ayat 9-11 mengajak umat untuk merenungkan
kesaksian itu bahwa Allah adalah tempat perlindungan dan sumber
penyegaran di tengah kesesakan. Allah itu tempat perlindungan dan kota
benteng (ay.10)
Yeremia 23: 1-6 (1-8) berisi janji Tuhan tentang tunas Daud yang adil.
Yeremia melaksanakan tugasnya di Kerajaan Israel Selatan (Yehuda) dari
masa Raja Yosia sampai masa akhir kehancuran Yerusalem dan juga Bait Suci
(626-586 SM). Tuhan Allah menyatakan bahwa Ia akan memulihkan keadaan
dengan mengangkat gembala-gembala baru yang jauh lebih baik dalam
menggembalakan, sehingga tidak seekor pun kambing domba akan
mengalami rasa takut dan hilang (ay.4). Padahal konteks Yeremia 21-23
sebenarnya sangat lekat dengan kekecewaan dan ketidakpercayaan
terhadap raja serta institusi kerajaan. Maka muncullah ketegangan antara
menolak kerajaan dan mencerai-beraikan domba di satu sisi, dan menerima
raja, serta mengumpulkan domba di sisi lain. Pada akhirnya Yehuda akan
dibebaskan dan Israel akan hidup dengan tenteram (ay.6)
Secara singkat isi dari kitab ini: 1. Tuhan Allah kecewa dan mengutuk
raja yang turut andil dalam mencerai-beraikan domba-domba-Nya, walaupun
Tuhan juga menghendaki kondisi tersebut. 2. Tuhan Allah mengumpulkan
sendiri sisa-sisa domba-Nya tanpa bantuan manusia. 3. Tuhan Allah
menjanjikan raja baru yang memimpin dan melindungi domba/umat-Nya.
Dalam Kolose 1:15-23 dikemukakan tentang keutamaan Kristus.
Menurut Paulus ada 4 hal tentang keutamaan Kristus yaitu: Pertama: Dia

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


275

adalah gambar wujud Allah yang tidak kelihatan, yang sulung lebih utama
daripada yang telah diciptakan (ay.15). Kedua: Dia adalah “Pencipta” karena
di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu (ay.16). Ketiga: Dia adalah
jalan “Pendamaian” menuju Sorga. Oleh Dialah Ia memperdamaikan segala
sesuatu dengan dirinya (ay.20). Keempat: Dia telah diperdamaikan tubuh
jasmani Kristus oleh kematianNya untuk menguduskan umat Tuhan (ay.21-
22). Paulus menulis surat ini kepada jemaat Kolose, yang pada saat itu
sedang dibuat bingung dengan ajaran berbahaya yang menggantikan
keutamaan dan keunggulan Kristus. Ajaran ini menyatakan bahwa Kristus
memang lebih tinggi dari manusia, namun Ia bukan Allah. Ia juga bukan
manusia dengan darah daging seperti kita. Tubuh kristus adalah maya
(semu) karena menurut mereka-dalam segala hal yang bersifat
materi/jasmani adalah buruk/jahat. Ajaran palsu yang disebut ajaran Gnostik
ini, juga menyatakan bahwa tidak mungkin Allah menciptakan langit dan
bumi, karena langit dan bumi bersifat materi dan karena itu jahat.
Dalam Lukas 23:33-43 kisah penyaliban Yesus dituturkan dengan
unik. Pada teks Matius dan Markus kita dapat membaca detail-detail
kekerasan fisik yang dialami Yesus, sedangkan di dalam Lukas, kita
menemukan gaya penceritaan yang cukup lembut. Kekerasan yang disorot
tidak berfokus pada kekerasan fisik, melainkan pada kekerasan verbal, yakni
Yesus diolok-olok. Sebuah ironi bahwa seorang Raja diolok-olok. Bukankah
Raja seharusnya dihormati dan dipuji?
Sekurang-kurangnya ada tiga kelompok/oknum yang mengolok-olok
Yesus: (1) Pemimpin-pemimpin; (2) Para Prajurit; (3) Salah seorang penjahat
yang disalib di samping Yesus. Menarik, bahwa olok-olokan ini ditujukan
pada Yesus dengan maksud supaya Yesus dapat membuktikan diri-Nya
bahwa Ia sungguh Raja? Namun Yesus ternyata tidak terpancing! Yesus
hanya menjawab sebuah suara yang sangat berbeda: “Yesus, ingatlah akan
aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.” Pada saat itu juga, menjelang
kematian-Nya sendiri, Yesus masih tetap menjalankan pelayanan-Nya,
menyelamatkan seorang penjahat dari keadaannya yang gelap menuju
kerajaan-Nya.
Dari keseluruhan bacaan ini kita melihat suatu korelasi yang erat
sekali bahwa Tuhan melepaskan umatNya dari kesesakan karena Ia adalah
yang berkeadilan. Untuk itu kuasa Tuhan tidak bisa dibandingkan dengan
kuasa apapun. Umat Tuhan harusnya lebih mengutamakan Kristus daripada
kuasa para pemimpin lainnya. Penyaliban dan penghinaan Kristus di salib tak
menghilangkan kedaulatan Kristus sebagai Raja. Saat tersalib pun Yesus
masih berkuasa menyelamatkan salah seorang penjahat yang berharap
padaNya.

Pokok-pokok pengembangan khotbah


 Allah bekerja tidak hanya sampai pada proses penciptaan, tapi Allah
juga turut hadir dalam penyertaan kepada umat-Nya. Kehadiran untuk
mendamaikan segala sesuatu nyata dan jelas ketika ia berkarya di dalam
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
276

dunia sampai mengorbankan diri-Nya mati di kayu salib. Tapi ingat, bahwa
hanya Kristuslah yang pertama bangkit dari antara orang mati. Kehadirannya
sebagai Kepala Jemaat menandakan kedaulatan-Nya. Perhatikanlah, betapa
Paulus juga memakai kalimat “yang sulung” untuk menandakan keutamaan
Kristus. Dampak dari Yang Diutamakan itu menuntut umat untuk tekun dan
bersedia berdamai dengan semua. Pengorbanan Kristus di kayu salib
mendeklarasikan pendamaian bagi seluruh ciptaan-Nya.  Respon dari umat
untuk tidak menyimpang dari pengajaran injil adalah harapan dari Paulus,
terlebih Kristus. Konteks jemaat Kolose yang sudah mengenal Kristus
diharapkan untuk tidak mudah diombang-ambingkan berbagai ajaran.
Rasul Paulus mengajarkan kepada jemaat di Kolose bahwa segala
sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia (ay.16). Ini adalah sebuah ajaran
Kristologi yang tegas, sehingga jemaat di Kolose tidak jatuh pada ajaran
sesat. Ajaran populer yang berkembang saat itu mengajarkan bahwa dunia/
materi adalah jahat sehingga Allah tidak mungkin menjadi manusia. Selain
itu, ajaran tersebut mengatakan bahwa Allah tidak mengurusi perkara
duniawi (sekuler), melainkan hanya hal-hal rohani.
Rasul Paulus menentang itu karena meyakini bahwa Yesus adalah
Allah yang telah menjadi manusia. Ia adalah Allah yang menciptakan segala
sesuatu dan segala sesuatu untuk Dia. Dengan demikian, tidak ada hal
rohani atau sekuler, melainkan semua yang ada adalah ciptaan Allah. Di sini
sangat ditegaskan bahwa tujuan kedatangan Tuhan Yesus Kristus adalah
memulihkan terputusnya hubungan antara Allah dan manusia akibat dosa.
Dengan pengorbanan darah dan tubuh Kristus yang disalibkan, di satu sisi
memberi kita rasa aman dan memastikan bahwa kita bukan lagi musuh
Allah. Pengorbanan Tuhan Yesus Kristus di kayu salib bukan saja ditawarkan
kepada semua manusia, melainkan juga kepada seluruh ciptaan (ay.20).
Tetapi di sisi lain memunculkan tantangan, bagaimana dengan jawaban kita?
Paulus mengingatkan bahwa dunia tidak jahat. Dunia adalah milik Allah
termasuk kita di dalamnya yang seharusnya ikut ambil bagian di dalam misi
pendamaian seluruh alam semesta.
Rasul Paulus berbicara tentang Yesus Kristus melalui surat
kirimannya kepada jemaat Kolose. Bagi kita jemaat Tuhan di sepanjang
zaman, tentu juga diharapkan harus teguh dalam iman, tidak mudah
terombang ambing oleh berbagai ajaran palsu yang menyesatkan. Jangan
lepaskan iman percaya pada-Nya sumber segala kasih karunia dan
kebenaran. Tidak ada nama lain yang begitu agung di bawah kolong langit
yang oleh-Nya kita dapat diselamatkan. Oleh karena itu, setelah menerima
kasih-Nya yang begitu besar dan pendamaian yang begitu agung dan indah,
maka setiap orang percaya harus memperhatikan tanggung jawab dan
kegiatannya dalam hidup ini supaya pada akhirnya mereka dapat berdiri di
hadapan Kristus dengan hidup kudus, serta tak bercela dan tak bercacat.
Orang Kristen harus bertekun dalam iman yaitu memelihara iman dengan
setia pada Yesus sebagai Tuhan dan Juruslamat. Orang Kristen harus tetap
berdiri teguh dan tidak bergoncang dalam setiap pengajaran yang sudah
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
277

Yesus berikan. Orang Kristen seharusnya jangan mau digeser dari


pengharapan Injil. Kita tidak boleh kembali ke keadaan lama kita yang tanpa
harapan dengan segala perbuatan jahatnya yang membinasakan kehidupan
kita (Kol. 3:5-11; Ibr.10:38).
Yesus telah mendamaikan kita dengan Tuhan dan melepaskan kita
masing-masing. Itu haruslah menjadi modal utama untuk kita hidup dengan
orang lain. Damai yang dianugerahkan itu harus “digandakan” dalam
kehidupan ini (bnd. Mat. 18:21-35). Di mana saja, selama manusia itu hidup,
pasti ada perbedaan. Tapi perbedaan itu janganlah menjadi kendala apalagi
menjadi penghancur persekutuan. Sebaliknya, biarlah itu menjadi kekayaan
besar untuk membangun persekutuan yang indah di dalam Tuhan.
Dalam injil Matius 5:9 dikatakan: berbahagialah orang yang
membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. Hal Inilah
yang harus kita bawa dan nyatakan di mana pun kita berada. Sebab, dengan
melakukan hal demikian kita akan tetap disebut sebagai anak-anak Allah.
Jangan mau hak kita sebagai anak Allah terkoyak hanya karena emosi yang
tinggi, amarah yang besar, atau dendam yang membara. Ingatlah Efesus
4:26-27, “Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa;
janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu. Dan janganlah
beri kesempatan kepada iblis”. Camkanlah dan lakukanlah semua itu sebab
itulah modal dan jaminan kita untuk disebut sebagai anak-anak Allah dan
manusia baru. Amin

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


278

Bahan Penelaahan Alkitab Tanggal 21-26 November 2022

IA YANG LEBIH UTAMA


Iamo ma'iringann
Yeremia 23:1-6
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa ada Tuhan yang berkuasa atas segala perkara kehidupan
2. Jemaat tidak takut pada kuasa apapun di dunia ini selain kuasa Yesus Kristus

Pembimbing Teks
Yeremia melaksanakan tugasnya di Kerajaan Israel Selatan (Yehuda)
dari masa Raja Yosia sampai masa akhir kehancuran Yerusalem dan juga Bait
Suci (626-586 SM). Sering dikatakan bahwa Yeremia adalah nabi peratap
karena perjuangannya “berbicara kepada orang yang tuli”. Nubuatan yang
disampaikannya mendapatkan penolakan dan kebencian dari para imam,
raja dan sebagian besar orang Yehuda. Dalam nas ini dijelaskan bagaimana
nubuat Yeremia tentang murka Tuhan kepada para pemimpin sebagai
gembala di Israel, yakni yang tidak lagi menjalankan fungsi dan
tanggungjawabnya sebagai gembala yang baik, tetapi justru sebaliknya
menyesatkan orang Israel.
Namun dalam kemarahan Tuhan atas sikap pemimpin Israel
tersebut, juga ada nubuat tentang kedatangan Raja Kebenaran dan Keadilan
yang disebut sebagai “Tuhan keadilan kita”. Dia yang akan menjadi Gembala
dan mengumpulkan kawanan domba yang tercerai berai. Domba-domba
tersebut akan berkembang biak, dan tidak lagi ketakutan. Tuhan keadilan
Kita mengungkapkan betapa keadilan yang dimaksud bukanlah berdasarkan
keadilan dunia atau manusia, namun berdasarkan keadilan Tuhan. Itulah
keadilan yang dinyatakan oleh Allah dalam dunia ini.
Tanda nyata keadilan Tuhan yang dijanjikan itu adalah melalui Yesus
Kristus. Dalam kematian dan kebangkitanNya telah nyata keadilan Tuhan di
antara manusia dalam dunia, bahwa Dialah Gembala yang baik. Tuhan Yesus
mengatakan: “Akulah gembala yang baik, Gembala yang baik memberikan
nyawanya bagi domba-dombaNya” (Yoh.10:11). Sekarang kita dapat
mengetahui bahwa ada satu Gembala yang baik dalam hidup kita sampai
saat ini yaitu Yesus Kristus. Gembala itulah yang menyatakan keadilan dan
kebenaran dalam kehidupan kita. Keadilan dan kebenaranNya bukanlah
seperti pemimpin Yehuda yang membawa kepada kehancuran. Tetapi
keadilan Tuhan adalah kasihNya yang besar supaya kita tidak jatuh ke dalam
kehancuran, tetapi menuju keselamatan. Tuhan akan mengumpulkan orang-
orang yang mau diselamatkan di bawah perlindungan kebenaran dan
keadilanNya.
Dalam pelayanan Yeremia kita melihat situasi yang terjadi di Yehuda
yakni terjadinya kemerosotan rohani, peribadahan yang hanya formalitas
belaka tanpa adanya pembaharuan sikap, hanya ingin mengejar kenikmatan

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


279

duniawi. Segala usaha dilakukan untuk mencapai keinginan duniawi,


sehingga umat Israel semakin lama semakin jatuh ke dosa. Dapat dikatakan
bahwa sikap seperti ini sudah masuk ke semua lini kehidupan rakyat,
kerajaan dan juga para imam. Sehingga melihat kondisi seperti ini, Tuhan
murka kepada pemimpin Israel yang tidak lagi mampu memimpin umat
untuk hidup dalam kebenaran Tuhan, justru semua lapisan masyarakat
berlomba-lomba menuju kepada kehancuran.
Dalam kehidupan kini, kita sering diperhadapkan dalam pengambilan
keputusan, mulai dari konteks kehidupan yang sederhana sampai yang
terasa memberatkan. Dalam kehidupan kita, ada kebenaran dan keadilan
yang dirancang oleh dunia yang tercemar oleh kuasa dosa, dan ada
kebenaran dan keadilan yang berasal dari Tuhan. Namun dalam hal
pengambilan keputusan dan dalam melakukan suatu tindakan, terkadang
kita melakukannya berdasarkan pikiran dan perasaan kita saja tanpa
memikirkan apakah hal itu berkenan kepada Tuhan atau tidak.
Sesungguhnya hanya ada satu kebenaran dan keadilan yang sejati yakni
Yesus Kristus. Dialah yang lebih utama dari segala sesuatu.

Pertanyaan diskusi
1. Siapa yang dimaksudkan dengan gembala yang membiarkan kambing
domba hilang dan terserak ?  (ay.1)
Mindara tu disanga to mangkambi’ tu ussanggang sia umpasisarak-sarak
domba?
2. Hanya satu kebenaran dan keadilan sejati yaitu Yesus Kristus. Apa yang
sering mempengaruhi kita sehingga kita sering mengambil keputusan
diluar kebenaran dan keadilan Kristus?
Misa’ri tu katonganan sia kamaloloan tongan, iamo tu Yesus Kristus. Apa tu
nenne’ untumangki’ sae lako ia tu kara’tasanta diala tangsituru’
katonganan sia kamaloloan-Na Kristus?

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


280

BACAAN HARIAN GEREJA TORAJA


No. 93 Tahun 2021/2022

Januari 2022
1. Mazmur 147:1-20 11. Mazmur 106:1-12 21. Roma 12:1-8
2. Ayub 42:7-17 12. Bilangan 27:1-11 22. Lukas 2:41-52
3. Yeremia 31:7-14 13. Yeremia 3:19-25 23. Mazmur 19:1-15
4. Yohanes 1:1-9 14. Yeremia 4:1-4 24. Yeremia 36:1-10
5. Yohanes 1:10-18 15. Lukas 12:13-21 25. 2 Korintus 7:2-16
6. Mazmur 72:1-14 16. Mazmur 36:1-13 26. Lukas 4:38-44
7. Efesus 4:17-32 17. Yesaya 54:1-10 27. Mazmur 119:81-96
8. Efesus 5:1-21 18. 1 Korintus 1:10-17 28. Kisah Para Rasul 19:1-12
9. Hakim-Hakim 4:1-24 19. Lukas 5:33-39 29. 2 Tawarikh 36:11-21
10. Efesus 6:10-20 20. Yesaya 61:1-9 30. 1 Raja-raja 17:7-16
31. 1 Korintus 14:18-25

Februari 2022
1. 2 Raja-raja 5:1-14 11.Mazmur 1:1-6 21. Kejadian 44:1-17
2.Yeremia 1:11-19 12. Yeremia 17:1-13 22. 1 Samuel 24:1-23
3. Kisah Para Rasul 9:19b-31 13. Lukas 11:24-28 23. Lukas 17:1-6
4. Bilangan 20:22-29 14. 1 Korintus 15:20-34 24. Ulangan 9:1-6
5. Hakim-hakim 3:7-11 15. Ezra 1:1-11 25. Kisah Para Rasul 10:1-16
6. 1 Korintus 14:26-40 16. Yeremia 22:10-19 26. Kisah Para Rasul 10:17-33
7. Mazmur 115:1-18 17. Roma 8:1-17 27. Mazmur 99:1-9
8. 1 Timotius 3:1-13 18. 1 Yohanes 2:7-17 28. Keluaran 35:4-29
9. Lukas 5:27-32 19. Lukas 12:49-59
10. Kisah Para Rasul 13:26-34 20. Kejadian 33:1-20

Maret 2022
1. Kisah Para Rasul 7:30-34 11. Filipi 3:17-21 21. Roma 12:9-21
2. Kisah Para Rasul 10:34-48 12. Kejadian 14:17-24 22. Lukas 13:18-21
3. Keluaran 6:1-12 13. Roma 4:1-15 23. Yosua 4:14-24
4. Yohanes 12:20-36 14. Keluaran 33:1-6 24. 2 Korintus 5:11-21
5. Mazmur 35:11-28 15. 1 Korintus 10:1-13 25. Keluaran 32:7-23
6. 1 Yohanes 2:1-6 16. 2 Tawarikh 20:1-22 26. Lukas 15:1-7
7. Zakharia 3:1-10 17. Wahyu 2:8-11 27. Mazmur 53:1-7
8. Lukas 21:34-38 18. Wahyu 3:1-6 28. Wahyu 19:1-10
9. Ayub 1:13-22 19. Yesaya 5:1-7 29. 2 Raja-raja 4:1-7
10. Filipi 3:1b-16 20. Mazmur 39:1-14 30. Lukas 9:10-17
31. Yesaya 43:1-7

April 2022
1. Keluaran 12:21-28 11. Lukas 22:1-13 21. 1 Samuel 17:1-11
2. Yohanes 11:45-57 12. Ibrani 2:1-9 22. Kisah Para Rasul 5:17-25
3. Mazmur 20:1-10 13. Ibrani 2:10-18 23. Mazmur 118:13-21
4. Keluaran 40:1-16 14. 1 Korintus 11:23-34 24. Wahyu 1:9-20
5. 1 Yohanes 2:18-27 15. Ibrani 10:19-25 25. Wahyu 2:8-11
6. Lukas 18:31-34 16. Ayub 14:1-22 26. Yesaya 5:8-17
7. Yesaya 52:1-12 17. Lukas 24:1-12 27. Lukas 12:1-12
8. Yesaya 53:1-12 18. Lukas 24:36-48 28. Yesaya 6:1-13
9. Imamat 23:1-8 19. Wahyu 12:1-12 29. Lukas 14:12-14
10. Mazmur 31:1-9 20. 2 Samuel 6:1-15 30. Kejadian 18:1-15

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


281

Mei 2022
1. Mazmur 121:1-8 11. Yohanes 10:31-42 21. Lukas 19:1-10
2. Kisah Para Rasul 9:19b-31 12. Yehezkiel 3:4-11 22. 2 Tawarikh 15:1-19
3. Kisah Para Rasul 26:1-11 13. Daniel 7:1-14 23. Mazmur 93:1-5
4. Lukas 5:1-11 14. Wahyu 11:15-19 24. 2 Tawarikh 34:1-7
5. Yehezkiel 11:14-25 15. 1 Samuel 20:1-17 25. 2 Tawarikh 34:20-33
6. Wahyu 6:1-17 16. Kisah Para Rasul 11:19-30 26. Lukas 24:44-53
7. Yehezkiel 28:20-26 17. 2 Samuel 1:17-27 27. Lukas 2:25-40
8. Mazmur 100:1-5 18. Lukas 10:25-37 28. Keluaran 33:11-23
9. Wahyu 15:1-4 19. Amsal 2:1-9 29. Mazmur 29:1-11
10. Yehezkiel 45:9-17 20. Kisah Para Rasul 16:4-12 30. Kisah Para Rasul 26:12-23
31. 2 Tawarikh 5:2-14

Juni 2022
1. Lukas 9:22-27 11.Lukas 2:41-52 21. Efesus 2:11-22
2. Galatia 5:16-26 12. Efesus 4:1-16 22. 2 Raja-raja 9:30-37
3. Galatia 6:1-10 13. Efesus 5:1-21 23. Imamat 10:1-7
4. Yesaya 44:1-8 14. Lukas 1:46-56 24. Galatia 4:12-20
5. Mazmur 104-24-35 15. Mazmur 124:1-8 25. 2 Raja-raja 1:1-18
6. 1 Korintus 2:6-16 16. Roma 2:17-29 26. Mazmur 75:1-11
7. Yehezkiel 11:14-25 17. Galatia 3:15-29 27. 1 Yohanes 2:7-17
8. Lukas 1:26-38 18. Matius 9:27-34 28. 2 Raja-raja 3:1-19
9. Efesus 1:15-23 19. Yesaya 59:1-8 29. 2 Raja-raja 4:1-7
10. Mazmur 8:1-10 20. 1 Korintus 1:18-31 30. 2 Raja-raja 21:1-18

Juli 2022
1. Yeremia 51:46-58 11.Yakobus 2:1-13 21. Hosea 4:1-10
2. Zakharia 14:12-21 12. 1 Yohanes 3:11-18 22. Hosea 5:1-7
3. Yeremia 6:10-21 13. Matius 25:31-46 23. Ester 4:1-17
4. Mazmur 6:1-11 14. Kejadian 12:10-20 24. Mazmur 44:1-9
5. Mazmur 119:73-80 15. Amos 5:21-27 25. Hosea 3:1-5
6. Yosua 23:1-16 16. Lukas 8:4-15 26. Roma 11:25-36
7. Kejadian 41:37-49 17. Mazmur 52:1-11 27. Matius 5:43-48
8. Kisah Para Rasul 7:9-22 18. Kolose 1:24-2:5 28. Efesus 4:17-32
9. Yohanes 3:14-21 19. 1 Yohanes 2:1-6 29. Hosea 11:1-11
10. Imamat 19:9-16 20. Ulangan 12:1-12 30. Hosea 14:2-10
31. Pengkhotbah 1:1-11

Agustus 2022
1. Hosea 12:1-15 11.Yesaya 2:12-22 21. Yehezkiel 20:1-17
2. Hosea 13:1-8 12. Ibrani 10:32-39 22. Yeremia 7:1-15
3. Lukas 12:22-34 13. Matius 24:15-28 23. Wahyu 3:7-13
4. Mazmur 33:10-22 14. Yesaya 5:8-24 24. Yeremia 7:21-28
5. Yesaya 10:1-4 15. Yeremia 23:30-40 25. 1 Petrus 3:8-12
6. Yesaya 1:21-31 16. Yesaya 5:25-30 26. Yeremia 12:1-13
7. Mazmur 11:1-7 17. Yesaya 27:1-13 27. Matius 20:20-28
8. 2 Tawarikh 33:10-20 18. Bilangan 15:32-36 28. Ibrani 13:7-25
9. Yesaya 24:1-13 19. 2 Tawarikh 8:12-16 29. 2 Tawarikh 12:1-16
10. Lukas 12:35-48 20. Yeremia 1:11-19 30. Yeremia 3:6-13
31. Yeremia 3:14-25

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


282

September 2022
1. Kejadian 39:1-23 11.Kejadian 9:1-17 21. Lukas 20:45-21:4
2. Mazmur 1:1-6 12. Amos 7:1-6 22. Mazmur 146:1-10
3. Matius 10:34-42 13. 2 Petrus 3:1-13 23. Efesus 2:1-10
4. 2 Raja-raja 17:24-41 14. Lukas 22:54-62 24. Yeremia 24:1-10
5. 1 Timotius 4:1-16 15. Mazmur 113:1-9 25. Yeremia 32:26-35
6. Yeremia 19:1-15 16. Roma 8:31-39 26. Hosea 10:9-15
7. Lukas 18:18-30 17. Markus 12:41-44 27. Matius 19:16-26
8. 1 Timotius 1:1-11 18. Kisah Para Rasul 4:1-22 28. Wahyu 2:8-11
9. 1 Petrus 2:1-10 19. Yeremia 9:12-22 29. 2 Raja-raja 18:1-12
10. Yohanes 10:11-21 20. Yeremia 10:1-10 30. Yeremia 52:1-11

Oktober 2022
1. Yesaya 7:1-9 11.Efesus 6:10-20 21. 2 Timotius 3:10-17
2. Mazmur 3:1-9 12. 2 Raja-raja 15:1-7 22. Yoel 2:12-17
3. Yakobus 1:2-8 13. Kisah Para Rasul 17:22-34 23. Mazmur 84:1-13
4. Habakuk 2:6-20 14. 2 Timotius 2:14-26 24. 1 Petrus 4:12-19
5. Markus 11:20-26 15. Markus 10:46-52 25. 1 Petrus 5:1-11
6. Yeremia 25:1-14 16. Mazmur 119:97-104 26. Matius 21:28-32
7. 2 Timotius 2:1-13 17. 1 Korintus 6:1-11 27. Yeremia 33:14-26
8. Bilangan 12:1-16 18. Yakobus 5:7-11 28. Yesaya 1:1-9
9. Lukas 5:12-16 19. Lukas 22:39-46 29. Yohanes 8:37-47
10. Kisah Para Rasul 26:24-32 20. 2 Timotius 3:1-9 30. Mazmur 32:1-11
31. Mazmur 50:1-23

November 2022
1. Nehemia 13:1:14 11.2 Tesalonika 1:3-12 21. Yeremia 46:18-28
2. 1 Korintus 5:1-13 12. Yehezkiel 10:1-22 22. Yesaya 33:17-24
3. Habakuk 3:1-19 13. Mazmur 98:1-9 23. Yesaya 60:1-14
4. Kisah Para Rasul 23:1-11 14. Efesus 4:17-32 24. Yesaya 60:15-22
5. Hagai 1:1-14 15. Yesaya 66:1-17 25. Yakobus 4:1-10
6. Hagai 2:1b-10 16. Yesaya 66:18-24 26. Matius 24:3-14
7. Hagai 2:11-20 17. Ibrani 9:23-28 27. Roma 6:1-14
8. 2 Yohanes 1:1-13 18. Yeremia 22:1-9 28. Kejadian 9:1-17
9. Zakharia 8:1-19 19. Matius 18:15-20 29. Ibrani 11:32-40
10. Roma 1:18-25 20. Wahyu 21:9-27 30. Matius 24:29-36

Desember 2022
1. Kisah Para Rasul 1:15-26 11.Yesaya 29:17-24 21. Yesaya 33:17-24
2. Yesaya 30:18-26 12. Yudas 1:17-25 22. Lukas 1:46-56
3. Yohanes 1:19-28 13. Zakharia 8:1-19 23. Galatia 3:1-14
4. Yesaya 24:1-13 14. 2 Samuel 7:1-17 24. Matius 1:1-17
5. 1 Tesalonika 4:1-12 15. 2 Samuel 7:18-29 25. Matius 1:18-25
6. Yesaya 41:14-20 16. Galatia 4:1-11 26. Mazmur 148:1-14
7. Kejadian 15:1-21 17. Yohanes 3:22-36 27. 1 Yohanes 5:6-12
8. 2 Petrus 3:1-18 18. Kejadian 17:15-27 28. Yesaya 26:1-9
9. 1 Samuel 2:1-10 19. Kejadian 37:1-11 29. Yesaya 49:14-26
10. Lukas 3:1-20 20. Wahyu 22:6-17 30. 1 Raja-raja 3:1-15
31. Yohanes 8:12-20

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


283

TIM KERJA PENYUSUN MEMBANGUN JEMAAT


No. 93 Tahun 2021/2022

Ketua : Pdt. Albatros Palilu,M.Theol


Sekretaris : Pdt. Daud Palelingan, S.Th., MM.

A. Anggota
1. Pdt. Elvis Leme` Saladan,S.Th
2. Pdt. Alex P. Palimbunga’, M.Theol.
3. Pdt. Daniel Rori`, S.Th.M.Min.
4. Pdt. Pdt. DR.Alfred Anggui, M.Th.
5. Pdt. DR.Christian Tanduk, M.Th.
6. Pdt. Petranalius Paratte,S.Th
7. Pdt. Gustina Saruran,M.Th.
8. Pnt. A.K.Sampeasang, M.Pd.
9. Pdt. Armand Dannari,S.Th.MM
10. Pdt. Ayub Toding, S.Th
11. Pdt. Oktovianus Bannepadang, S.Th. M.Min
12. Pnt. Yan Malino,Spd.M.Pdk

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


284

TIM PENULIS MEMBANGUN JEMAAT


No. 93 Tahun 2021/2022

B. PENULIS:
1. Pdt. Albatros Palilu, M.Theol.
2. Pdt. Alex P. Palimbunga’, M.Theol.
3. Pdt. Armand Dannari, S.Th., MM.
4. Pdt. Ayub Toding,S.Th
5. Pdt. Daniel Rori, S.Th, M.Min.
6. Pdt. Daud Palelingan, S.Th., MM.
7. Pdt. Delabruri Safar, S.Th
8. Pdt. DR. Alfred Anggui, M.Th.
9. Pdt. DR. Alpius Pasulu,M.Th
10. Pdt. DR. Christian Tanduk, M.Th.
11. Pdt. Elvis Leme` Saladan, S.Th.
12. Pdt. Gabriel Warsi Allolinggi`, S.Th
13. Pdt. Gustina Saruran,M.Th
14. Pdt. Helma Pasulu,M.Th
15. Pdt. Hendri Rapi`, M.Th
16. Pdt. Ida Theresia Toban, S.Th, MM.
17. Pdt. Ivan Sampebuntu,M.Si
18. Pdt. Jehzkiel Kutana Akakib,S.Th.MM
19. Pdt. Joni So`ba, M.Th
20. Pdt. Junita,S.Th
21. Pdt. Lukas Dayung, M.Th.
22. Pdt. Markus La`Lang, M.Th
23. Pdt. Marga Sisong,M.Th
24. Pdt. Oktavianus Bannepadang, S.Th.M.Min
25. Pdt. Richard Reinold Mapandin, M.Th
26. Pdt. Seber Kelo, M.Th
27. Pdt. Yan Sampebuntu, M.Th
28. Pdt. Yober Sulu` Padang, S.Th
29. Pdt. Yonatan Mangolo, M.Th.
30. Pdt. Yonatan Saludung, S.Th.MM
31. Pdt. Yosama Maraden, M.Th
32. Pdt. Yuspina Puntu, S.Th
33. Pdt. Yusuf Paliling, M.Th.
34. Pnt. A.K.Sampe Asang, S.PAK, M.Pd.
35. Pnt. Mery Toban, S.Th.M.Pdk
36. Pnt. Petrus Tiranda, M.Th
37. Pnt. Rannu Sanderan,D.Th
38. Pnt. Yan Malino, S.Th., M.Pd.K

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua


285

C. Penerjemah ke dalam bahasa Toraja: Tema dan Pertanyaan untuk


Penelaahan Alkitab: Pdt. Elvis Leme’ Saladan, S.Th.
D. Pengetikan dan perampungan naskah Membangun Jemaat No. 93 Tahun
2021/2022: Pdt. Daud Palelingan,S.Th.,MM.
E. Editor, Penyunting, Lay Out: Pdt. Daud Palelingan,S.Th.,MM.
F. Desain Sampul: Rantivianto Kendenan
G. Koreksi dan Pembaca Akhir: Pdt. DR. Alfred Anggui, M.Th

BERTAMBAH TEGUH DALAM IMAN


DAN PELAYANAN BAGI SEMUA
(KOLOSE 2:7)
Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia,
hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan
kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.
Kolose 2:7

Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua

Anda mungkin juga menyukai