MEMBANGUN JEMAAT
NO. 93 TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Saat buku Membangun Jemaat edisi ini siap naik cetak, Indonesia
masih berada dalam suasana yang dipenuhi kerisauan karena lonjakan
gelombang kedua Covid 19. Berita melalui beragam media komunikasi
didominasi oleh beragam pemberitaan seputar pandemi covid di berbagai
penjuru negeri. Ada kisah yang memberikan semangat dan pengharapan,
namun banyak pula kisah sedih yang sungguh membuat hati kita berduka,
bahkan tak jarang berada dalam situasi yang nyaris putus harapan. Agenda
penting Gereja Toraja yang sudah dipersiapkan sejak lama, yakni SSA XXV
yang sedianya akan dilaksanakan pada tanggal 21-27 Juli 2021, juga turut
mengalami penundaan.
Beragam perenungan hadir di benak kita! Setelah setahun lebih
terjadi, kapan pandemi ini berakhir? Masih adakah kesempatan bagi kita
untuk kembali menikmati suasana sukacita dan damai sejahtera seperti
dahulu? Tekanan ekonomi yang dirasakan oleh begitu banyak warga
masyarakat, makin hari kian berat rasanya. Tak sedikit yang harus kehilangan
pekerjaan. Tak sedikit pula yang yang harus menutup usahanya, karena tak
kuat menanggung tekanan ekonomi yang terjadi.
Tuhan di Bumi dan di Sorga, adalah sebuah pesan bagi kita semua,
betapa Kristus itulah Tuhan yang tetap sungguh berdaulat dan berkuasa
atas kehidupan kita saat ini! Kristus memang telah naik ke sorga, namun
tidak berarti bahwa DIA tak lagi berkuasa di atas muka bumi. Kuasa dari
tempat tinggi yang telah dianugerahkan bagi para murid dan gereja-Nya,
yakni yang masih diminta-Nya berkarya menjadi saksi Kristus di seluruh
bumi, adalah sebuah wujud nyata betapa Kristus tidak hanya berkuasa di
sorga untuk masa yang akan datang, tapi juga berkuasa di bumi pada
kehidupan masa sekarang ini. Kuasa Yesus Kristus yang naik ke sorga, adalah
“jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kerajaan dan tiap-
tiap nama yang dapat disebut, bukan hanya di dunia ini saja, melainkan juga
di dunia yang akan datang” (Ef.1:21). Itu sebabnya, kita hendaknya terus
bertambah teguh dalam iman. Dunia saat ini tetap berada dalam kedaulatan
Tuhan. Dia yang menciptakan bumi ini, juga akan memulihkan dan terus
memelihara dengan kasih setia-Nya yang tak berkesudahan.
Tuhan di Bumi dan di Sorga! Karena itu, dalam semangat tema SSA
XXV, Bertambah Teguh dalam Iman dan Pelayanan Bagi Semua, mari terus
melayani bersama dan memberi diri dipakai Tuhan untuk mewujudkan karya
penyelamatan-Nya bagi dunia ini. Besar harapan kami, buku Membangun
Jemaat ini dapat memberi inspirasi dalam pemberitaan Firman Tuhan guna
meneguhkan kehidupan jemaat. Keadaan memang sulit, tapi justru dalam
keadaan seperti inilah, kehadiran gereja amat bermakna. Berbuah dan
melayani dalam kondisi tersulit sekalipun. Teriring salam dan doa kami.
KALENDER 2021
TANGGAL KETERANGAN
21 November 2021 Akhir Tahun Gerejawi
28 November 2021 Adven I
Hari Difabel Internasional (Keputusan SMS XXIII: Pundi
03 Desember 2021
Persembahan Khusus untuk pelayanan RBM)
04 Desember 2021 Ulang Tahun PWGT
29 Nov-4 Des 2021 Rangkaian kegiatan HUT PPGT
05 Desember 2021 Adven II
11 Desember 2021 HUT PPGT
12 Desember 2021 Adven III
Adven IV
19 Desember 2021
(Pembukaan Pekan Keluarga, Ibadah bersama anak)
20-25 Desember 2021 Pelaksanaan Pekan Keluarga
24 Desember 2021 Ibadah Natal Keluarga
Hari Raya Natal
25 Desember 2021
(Kondisikan Ibadah bersama Sekolah Minggu)
Puncak pekan keluarga
26 Desember 2021
(Kondisikan Ibadah bersama anak)
Ibadah Akhir Tahun
31 Desember 2021
(Kondisikan Ibadah bersama Sekolah Minggu)
KALENDER 2022
Ibadah Syukur Menyambut Tahun Baru
01 Januari
(Kondisikan Ibadah bersama Sekolah Minggu)
06 Januari Epifania
01 Februari Tahun Baru Imlek
Pembukaan Pekan Anak Gereja Toraja dan perayaan
20 Februari
HUT SMGT ke 67
21 s/d 26 Februari Minggu pelaksanaan Pekan Anak Gereja Toraja
HUT Sekolah Minggu Gereja Toraja
27 Februari (Tgl 27 Februari Kondisikan ibadah bersama SM)
Minggu Transfigurasi
01 Maret Isra Miraj Nabi Muhammad
02 Maret Rabu Abu
03 Maret Hari Raya Nyepi
06 Maret Prapaskah 1
Prapaskah II
13 Maret Mengenang dan Merayakan Baptisan Pertama 16
Maret 1913 dan 109 tahun IMT
20 Maret Prapaskah III dan Pembukaan Pekan PI Gereja Toraja
20-27 Maret Pekan Pekabaran Injil Gereja Toraja
25 Maret HUT Gereja Toraja
27 Maret Prapaskah IV dan Penutupan Pekan PI
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
5
Pemahaman Teks
Mazmur 25:1-10 menuliskan ungkapan percaya Daud yang dinyatakan
melalui sikap hidup dengan mengikuti bimbingan dan kehendak Tuhan.
Daud menyadari keberodasaannya sehingga membutuhkan pengampunan
dari Tuhan. Daud mengimani bahwa Tuhan berpihak pada keadilan dan
bukan pada dosa. Dosa mendatangkan penghukuman dari Tuhan sehingga
orang yang berkhianat kepada Tuhan akan mendapat malu. Walaupun
demikian Daud menyadari bahwa Tuhan adalah Allah yang penuh kasih, yang
tetap menuntun umat yang sesat Kembali pada jalan kebenaran, serta
membimbing umat yang rendah hati pada jalan-Nya.
Yeremia 33:14-26 merupakan pengokohan kembali perjanjian antara
Allah dengan keturunan Daud dan keturunan Lewi. Meskipun kecewa
terhadap kedua kaum ini (ayat 24 dan 26), tetapi Allah tetap mengingat
perjanjian-Nya terhadap kedua kaum tersebut. Karena itu untuk kedua
kalinya Allah mengokohkan perjanjian-Nya. Isi perjanjian tersebut adalah
Allah akan menumbuhkan tunas keadilan bagi Daud yang akan menyatakan
dan melakukan keadilan di tengah-tengah bangsa Israel. Kepada keturunan
Lewi, Allah berjanji bahwa keturunannya tidak akan terputus
mempersembahkan korban bagi Tuhan (mereka akan menjadi pelayan
Tuhan). Atas pengokohan janji ini, maka keturunan Daud dan keturunan
Lewi akan bertambah banyak.
1 Tesalonika 3:9-13 merupakan tulisan Paulus pasca Timotius
mengunjungi dan bersaksi tentang kehidupan jemaat Tesalonika. Paulus
menyampaikan harapan-harapannya bahwa dirinya ingin bertemu langsung
dengan Jemaat. Selain itu Paulus berharap agar Tuhan menambahkan apa
yang masih kurang pada iman jemaat, hingga akhirnya Tuhan menjadikan
jemaat bertambah-tambah dalam kasih seorang kepada yang lain dan
terhadap semua orang, serta menguatkan hati jemaat supaya tidak bercacat
dan tetap hidup kudus.
Lukas 21:25-33 terdiri dari dua perikop. Yang pertama berbicara
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
7
Pemahaman Teks
Maleakhi 3:1-5 berbicara tentang bagaimana Tuhan menugaskan
utusannya (utusan = Maleakhi yang berasal dari bahasa Ibrani). Penugasan
utusan Tuhan dilatarbelakangi bebarapa praktek hidup para imam yang
tidak lagi sesuai dengan kehendak Tuhan terutama dalam hal memberi
persembahan dan pelayanan kurban (Mal. 1:6-2:9), kejahatan perkawinan
campur (Mal.2:10-16) dan penindasan terhadap orang yang tidak berdaya
(Mal. 3:5). Ada beberapa kata kunci yang muncul dalam teks. Yang pertama,
ialah mempersiapkan jalan. Ini lebih pada pelaksanaan sebuah tugas dalam
kaitan dengan keprihatinan yang sudah disebutkan di atas. Menyiapkan jalan
juga berarti menyampaikan apa yang Tuhan katakan terkait resiko yang akan
terjadi pada masa yang akan datang. Kata yang lain, ialah memurnikan, yang
diungkapkan beberapa kali dalam teks termasuk beberapa kata yang
sepadan seperti kata mentahirkan, menyucikan, sabun tukang penatu. Kata
memurnikan menggambarkan sebuah proses panjang peleburan emas,
logam, pakaian agar semua kotoran atau pun campuran lain bisa
dikeluarkan, sehingga yang tersisa adalah emas, perak, logam yang murni,
atau pakaian yang bersih tanpa kotoran dan noda. Proses pengandaian ini
sebenarnya mau menggambarkan bagaimana proses pemurnian umat
Tuhan terutama para imam, hendaknya sungguh murni tanpa intrik, tipu
muslihat bahkan kepentingan-kepentingan yang terselubung. Tujuan dari
proses pemurnian ini supaya umat bekerja untuk Allah dengan hati yang
murni (sangat jelas jika dibaca dalam terjemahan firman Allah yang hidup).
Hati yang murni akan menggerakkan para imam mempersembahkan korban
yang benar, berlaku adil bagi semua orang dan tidak melakukan berbagai
macam kejahatan.
Mempersiapkan jalan dan memurnikan merupakan tugas yang
diberikan Tuhan kepada utusanNya. Oleh beberapa penafsir, nubuatan
Maleakhi mengenai utusan Tuhan ini disebutkan menunjuk kepada
kehadiran Yohanes Pembaptis yang menyerukan pertobatan sebagai bagian
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
10
Tujuan:
1. Jemaat memahami kasih Tuhan kepada manusia yang menjadi dasar manusia bertempik sorak
2. Jemaat mempraktekkan kehidupan yang bertempiksorak melalui pembaharuan hidup
Pemahaman Teks
Yesaya 12:1-6 mengisahkan bahwa akan ada waktunya umat Tuhan
menjawab perbuatan Tuhan yang telah melepaskan murkanya bagi bangsa
Israel. Jawaban itu nampak dalam sikap hidup umat Tuhan yakni
mempercayai Tuhan dengan sepenuh hati sebagai sumber keselamatan,
kekuatan dan kehidupan bagi mereka. Tanggapan umat selanjutnya adalah
menyatakan kesedian untuk bersaksi bagi bangsa-bangsa lain melalui
ungkapan syukur, menceritakan perbuatan-perbuatan Tuhan yang ajaib dan
kemasyhuran Tuhan, bahkan menyaksikan pada dunia bahwa Tuhan
sungguh ada di tengah-tengah bangsa itu.
Zefanya 3:14-20 menyerukan gambaran sukacita kelepasan bangsa
Israel dari hukuman penindasan yang disebabkan oleh pelanggaran bangsa
Israel. Zefanya menyebutkan tentang “sisa-sisa Baal” di Yerusalem (Zefanya
1:4) dan kebiasaan menyembah berhala. Zefanya juga menubuatkan tentang
malapetaka bagi bangsa-bangsa, serta menyuarakan pertobatan supaya
mencari Tuhan dan melakukan apa yang Tuhan kehendaki. Dalam perikop ini
secara khusus membahas kabar sukacita bagi bangsa Israel yang mau
berbalik kepada Tuhan dan meninggalkan dosanya, lalu berharap pada
keselamatan yang dari Tuhan sendiri. Berita sukacita itu adalah musuh
mereka akan mengalami keterpurukan, bangsa Israel dilepaskan dari
keputus-asaan, serta ketakutan dan rancangan malapetaka ditiadakan. Tidak
hanya itu Allah juga menjanjikan pemulihan dan pembaharuan kasihNya bagi
Israel dan perlindungan dari Tuhan bahkan akan dibaharui oleh kasih Tuhan
sendiri. Atas dasar inilah bangsa Israel akan bertempik sorak.
Filipi 4:2-9 mengisahkan nasehat yang disampaikan kepada Eoudia
dan Sintikhe juga kepada Sunsugos dan Klemens. Isi nasehat itu adalah
supaya tetap menunjukkan cara hidup yang berkenan kepada Tuhan
misalnya sehati sepikir, bersukacita dalam Tuhan, bersikap lemah lembut,
tidak kuatir, tekun dalam doa dan selalu bersyukur serta memfokuskan diri
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
14
pada hal-hal yang benar. Efek dari mempraktekkan hidup seperti yang telah
dinasehatkan di atas, adalah ketenangan hati dan pikiran, kedekatan dengan
Tuhan dan penyertaan Tuhan senantiasa menemani.
Lukas 3:7-20 menyatakan kritikan Yohanes Pembaptis bagi mereka
yang bertobat tetapi tidak menampakkan buah pertobatannya dalam
kehidupan sehari-hari. Kritikan keras ini dinyatakan oleh Yohanes Pembaptis
kepada mereka yang tidak sungguh-sungguh bertobat. Mereka disebut
sebagai “keturunan ular beludak” yang memberi diri mereka dibaptis
dengan tujuan supaya terhindar dari hukuman Allah, namun mereka tidak
memahami bahwa pertobatan yang sesungguhnya adalah bertanya kepada
Tuhan tentang apa yang seharusnya dilakukan sebagai wujud pertobatan!
Karena itu bagian terpenting dari pertobatan adalah menyadari kesalahan
dan selanjutnya menampakkan pola hidup yang berkenan kepada Tuhan.
Yohanes tidak hanya sekedar berkhotbah tentang pertobatan tetapi juga ia
menubuatkan tentang Yesus Kristus sendiri yang akan membaptis umatNya
dengan Roh dan akan menghakimi dunia ini dengan keadilan. Yohanes
menunjukkan kerendahan hati sebagai seorang yang dipilih Tuhan
menyediakan jalan bagi Sang Juruselamat. Tidak hanya itu, Yohanes
Pembaptis juga menyatakan keberanian untuk menegur raja Herodes
sekalipun resiko yang akan ditempuh adalah berdiam dalam penjara.
Yohanes menunjukkan cara hidup orang yang bertempik-sorak.
Korelasi, semua teks menekankan masa lalu umat Tuhan yang
berada dalam penghukuman serta bagaimana Tuhan melepaskan umat dari
penghukuman. Dalam kitab Yesaya, Filipi dan Lukas memberikan contoh
perbuatan-perbuatan yang sudah dibaharui sekaligus perbandingan
kehidupan yang lama yang dibahas dalam Lukas.
1. Bertempik-soraklah
Dalam terjemahan bahasa Toraja memakai kata Unnarrakko. Kata ini
lebih bermakna pada teriakan yang penuh sorak-sorai sebagai
gambaran sukacita yang dalam. Dengan demikian bisa disimpulkan
bahwa bertempik-sorak adalah luapan hati yang dalam dan luar biasa,
suasana hati yang penuh sukacita yang sangat susah digambarkan
dengan kata-kata. Bertempik-soraklah lahir dari pengalaman yang luar
biasa bersama dengan Tuhan. Suasana inilah yang dialami oleh bangsa
Israel karena tindakan Allah yang memberikan mereka pengampunan
yang menyatakan karya kasih penyelamatan bagi umatNya. Suasana
bertempik-sorak yang dialami oleh umat Tuhan pasti juga pernah
dialami oleh kita sebagai orang percaya masa kini perbuatan Tuhan dan
keakraban dengan Tuhan melalui pengalaman hidup bersamaNya
membuat kita merasakan suasana hati yang luar biasa.
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
15
Tujuan:
1. Jemaat memahami cara Tuhan berkarya di luar kemampuan berpikir manusia
2. Jemaat mau merespon dengan baik panggilan Tuhan dengan menjadi alat penyataan kemuliaan-Nya.
Pemahaman Teks
Mazmur 80:1-8 merupakan keluhan dan rintihan, namun juga
sekaligus pujian bangsa Israel pada saat mereka tertekan. Mereka tertekan
karena jatuhnya kerajaan Utara Israel ke Asyur. Kondisi ini tentu saja menjadi
sebuah tragedi besar dalam kehidupan mereka, sehingga mereka berseru
kepada Tuhan (ay.4). Pemazmur juga menggambarkan kehidupan mereka
yang berada pada titik terendah. Mereka makan dan minum, namun dengan
cucuran air mata, serta diolok-olok usuh dan tetangga-tetangga yang
kemudian menjadikan sinar/semangat kehidupan mereka menjadi memudar
(ay.6-7). Kesedihan dan tekanan yang mereka rasakan ini semakin
bertambah, sebab pikiran mereka yang beranggapan bahwa mereka sedang
dihukum oleh Tuhan (ay.5). Namun di tengah segala perasaan tertekan dan
pikiran mereka tentang hukuman yang diberikan Tuhan kepada mereka, ada
seruan penuh keyakinan yang mereka naikkan kepada Allah: Ya Allah
semesta alam, pulihkanlah kami, buatlah wajah-Mu bersinar, maka kami
akan selamat (ay.8). Mereka yakin, bahwa Allah akan memulihkan mereka.
Mikha 5:1-4a. Pada zaman nabi Mikha, Betlehem hanyalah sebuah
desa kecil. Hal ini tentu sangat berbanding terbalik dengan keberadaan kota
Yerusalem sebagai kota besar dan pusat dari Kerajaan Yehuda. Banyak
orang lebih menyukai kota Yerusalem dibandingkan Betlehem, bahkan
banyak orang Betlehem bekerja di Yerusalem. Karena itu tidak akan ada
orang yang akan menyangka, jika kemudian dari Betlehem lahir seorang
anak manusia yang menjadi Juruselamat umat manusia.
Ibrani 10:5-10 merupakan kutipan dari Mazmur 40:4-9. Kutipan
Mazmur Daud berbicara mengenai Mesias dan kedatangan-Nya ke dunia
sebagai manusia. Kehendak Allah bagi Mesias adalah membuat suatu
pendamaian yang sempurna bagi dosa-dosa manusia. Tugas pendamaian ini
terwujud dalam pengurbanan dan pencurahan darah Yesus Kristus. Di dalam
penderitaan dan kematian Yesus Kristus, kehendak Allah tercapai. Kutipan
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
17
yang tampak terlihat baik dan besar. Allah juga memakai yang lemah dan
kecil di mata manusia, untuk menyatakan suatu karya yang besar.
Jika Allah berkenan memakai yang kecil, miskin dan lemah bahkan
sesuatu yang dianggap tidak bernilai/ berharga untuk alat kemuliaan
pekerjaan-Nya, lalu apa lagi yang menjadi alasan kita untuk tidak
memuliakan atau menaikkan puji-pujian kepada Allah? Apakah pergumulan
kehidupan membuat jiwa kita seringkali lupa atau tidak mampu memuliakan
Allah? Ingatlah pemazmur dalam Mazmur 80:1-8! Dalam keputus-asaan,
bahkan dalam hati yang benar-benar hancur karena merasakan kehidupan
yang seolah-olah berada di titik terendah, dirinya tetap mampu menaikkan
puji-pujian keyakinan: Ya Allah semesta alam, pulihkanlah kami, buatlah
wajah-Mu bersinar, maka kami akan selamat (ay.8).
Di minggu adven keempat ini mari kita merefleksikan kehidupan
pribadi, pekerjaan dan pelayanan kita: sejauh mana jiwa yang memuliakan
Allah sungguh-sungguh kita hidupi? Haruskah perasaan diri kecil, miskin,
tidak berharga dan berbagai pergumulan hidup jadi penghalang kita untuk
memuliakan DIA? Ingatlah bahwa panggilan Tuhan juga terkadang
membawa kita masuk dalam situasi sulit seperti Maria. Namun kesulitan
hidup tidak merampas sukacita Maria untuk memuliakan Tuhan.
Memasuki minggu adven keempat ini, natal semakin dekat. Mungkin
Natal tahun ini memperhadapkan kita pada situasi yang sulit (kematian
orang-orang yang kita sayangi, sakit-penyakit, masalah ekonomi, rumah
tangga, studi, dll). Namun sebagai orang percaya, dengan penuh keyakinan
kita imani bahwa Allah adalah Juruselamat kita. Ia adalah Imanuel, Allah
yang hadir menyertai kita, Allah yang mengerti bahkan ikut merasakan
penderitaan dan selalu ada bersama kita menghadapi berbagai pergumulan.
Seperti Maria yang bergembira dan memuji Tuhan sebagai
Juruselamatnya, mari kita kabarkan juga berita sukacita ini bagi setiap orang
yang bergumul. Allah hadir sekali untuk selamanya dalam hidup kita menjadi
Juruselamat kita. Selamat menyambut Natal. Imanuel!
SEGERA PERGI!
Tikara Male
Lukas 2:8-20
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa Allah menggenapi janji keselamatan bagi umat-Nya dalam Yesus Kristus
2. Jemaat memuliakan Allah atas keselamatan yang dinyatakan untuk segera mewartakannya.
Pemahaman Teks
Betlehem yang disebut Betlehem Efrata, yakni yang terletak 9 km
sebelah selatan Yerusalem dan jauh dari keramaian, merupakan tempat
tinggal Boas dan Rut, serta tempat lahirnya Raja Daud. Namun, bagi Yesus
ternyata tidak ada tempat di sana. Ia hanya berada di luar rumah, di sebuah
palungan, bersama binatang-binatang di kandang. Karena itu, ketika melihat
Dia dibungkus dengan kain lampin dan dibaringkan dalam palungan, kita
bisa tergoda untuk berkata, “ini bukan Anak Allah”. Tetapi jika melihat
peristiwa kelahiran-Nya yang diiringi oleh paduan suara malaikat, maka kita
berkata “pasti ini Anak Allah”.
Maria sendiri menyimpan peristiwa ini dalam hatinya. Ia memilih
diam, meskipun bisa saja muncul kecurigaan pada dirinya sebagai
perempuan yang hamil di luar nikah. Namun demikian, Allah sendirilah yang
kemudian menyampaikan berita sukacita dan ajaib ini kepada umat manusia.
Kepada para gembala yang sedang menjaga ternak, berita kelahiran sang
Juruselamat ini disampaikan. Mereka memang dianggap kelompok yg paling
rendah dalam tatanan sosial, namun pada waktu itu telah dipilih Allah
menjadi saksi atas peristiwa terbesar dalam sejarah manusia.
Natal perdana Allah yang low-budget (minim anggaran) dan tidak
mewah itupun berlanjut. Allah melakukan sesuatu yang mengejutkan dan
ironis. Berita terpenuhinya janji kedatangan Mesias yang merupakan berita
sukacita nasional Israel (ay.10-11), pertama-tama disampaikan kepada para
gembala, bukan kepada imam-imam atau pembesar lainnya yang bahkan
ketika mendengar berita kelahiran ini, hanya heran, tidak menyelidikinya dan
membiarkannya begitu saja.
INILAH DIA
Iamorate
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa didalam Kristus sajalah kemuliaan Allah Bapa nyata secara sempurna
2. Jemaat sungguh-sungguh percaya kepada Yesus dan dekat dengan Yesus dalam hidup mereka
Pemahaman Teks
Mazmur 98:1-9 menggambarkan penghukuman Allah terhadap
bangsa-bangsa lain sambil memulihkan bangsa Israel di antara bangsa-
bangsa (ay.3). Karena itu, pemazmur mengajak bangsa Israel dan alam
sekitar untuk ikut bergembira meniup sangkakala bahwa Allah adalah Raja di
atas segala raja (ay.6-8). Pujian kepada Allah sebagai respons bahwa Allah
yang ia percayai adalah Allah yang tidak melupakan umat-Nya melainkan
Allah yang membawa keselamatan bagi bangsa-bangsa (ay.9).
Yesaya 52:7-10 merupakan nubuat nabi Yesaya mengenai
pembebasan kepada umat yang sebelumnya berada dalam hukuman.
Yesaya menyeruhkan bahwa pembebasan Tuhan bagi umat akan segera
dinyatakan (ay.3-4). Kepada umat akan berikan keselamatan bahwa umat
akan dibebaskan dari kekuasaan bangsa-bangsa lain agar bangsa-bangsa lain
mengenal Tuhan Israel (ay.5-6). Keselamatan terhadap umat ditandai
dengan pengakuan bahwa "Allahmu itu Raja" (ay.7).
Ibrani 1:1-4 menuliskan bahwa Allah selalu menyapa umat-Nya dari
waktu ke waktu dengan perantaraan nab-nabi agar umat-Nya tetap percaya
kepada Tuhan. Bahkan setelah para nabi menyampaikan seruannya, tibalah
saatnya Allah datang dengan perantaraan anak-Nya untuk melakukan
penebusan bagi umat (ay.1-2). Tidak ada yang melebihi kemuliaan-Nya
karena Anak Allah jauh lebih unggul daripada para malaikat (ay.4)
Yohanes 1:1-18 menjelaskan bahwa Yesus adalah Sang Firman dan
sang terang (ay.1-5). Firman Allah yang tidak kelihatan itu mewujud menjadi
manusia. Walaupun demikian kehadiran-Nya diantara manusia masih di tolak
oleh manusia walaupun manusia adalah milik kepunyaan-Nya (ay.10-11).
Dalam kedekatannya dengan Yesus Yohanes memberi kesaksian bahwa
kemuliaan Allah yang tidak terlihat sesungguhnya telah nyata dalam Anak
Tunggal-Nya Dialah terang dan Firman yang menjadi manusia. Hal itu dapat
dilakukan-Nya agar manusia dapat melihat bahkan meraba secara langsung
Firman yang sebelumnya tidak dapat dilihat dengan mata kepala manusia.
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
22
Pemahaman Teks
Mazmur 148:7-14 Mazmur pujian ini berisi ajakan kepada semua
makhluk dan semua yang ada di alam semesta untuk memuji dan
menyembah Allah. Tujuan pemazmur sangat jelas yakni supaya semuanya
tunduk dan menyembah hanya kepada Allah yang telah menciptakan segala
sesuatu. Allah Pencipta adalah Raja dan Penguasa yang melebihi semua
penguasa yang ada di alam semesta, termasuk yang ada di atas langit.
Undangan untuk menyembah hanya kepada Allah Pencipta yang mengatasi
segala sesuatunya, adalah juga bentuk upaya membentengi umat Israel dari
perilaku bangsa-bangsa lain yang menyembah matahari, bulan dan benda-
benda serta makhluk lain yang ada di alam semesta, yang sejatinya hanyalah
ciptaan saja. Di sisi lain, pemazmur meletakkan sebuah pengharapan besar
kepada Allah Pencipta, yakni yang bersedia meninggikan tanduk umatNya
(tanduk=symbol kekuatan dan kekuasaan). Dalam ketaatan mereka
padaNya, akan lahir sesuatu yang besar dan dahsyat dalam kehidupan umat.
Allah itu Mahabesar dan Ia akan membesarkan, serta meninggikan tanduk
umat-Nya dan orang-orang yang dikasihi-Nya (ay.14).
1 Samuel 2:18-26 merupakan penggalan kisah anak-anak Eli yang
jahat dan Samuel yang dikenan Tuhan. Kisah yang begitu jelas dan nyata
mengungkapkan perbedaan hidup dari anak-anak yang bertumbuh dalam
pengenalan akan Tuhan dan anak-anak yang justru bertumbuh jauh dari
Tuhan. Hopni dan Pinehas, sekalipun mereka berdua adalah anak seorang
imam bernama Eli, tetapi perangainya justru menyakiti hati Tuhan dan juga
menyakiti hati ayahnya. Mereka tidak mau mendengar titah Tuhan, bahkan
menghinakan mezbah Allah dengan melakukan apa yang menjadi batu
sandungan bagi umat. Akhir dari cara hidup mereka berdua ialah kematian
(bnd.ay.34). Sebaliknya, Samuel yang hidupnya tertanam kuat pada
pengenalan akan Tuhan beroleh anugerah menjadi pribadi yang bertumbuh
dan menjadi besar di hadapan Allah dan manusia, serta menjadi pribadi yang
disukai Allah dan manusia. Cara hidup yang dekat pada Tuhan, tertanam
pada takut dan pengenalan akan Tuhan membawa Samuel menjadi Nabi,
pelayan Allah yang kemudian menggantikan Imam Eli (bnd. pasal 3).
Kolose 3:12-17 merupakan bagian dari surat Paulus kepada jemaat
Kolose yang secara khusus berbicara tentang cara hidup sebagai manusia
baru dalam Kristus. Paulus mendorong jemaat untuk memahami apa artinya
dibangkitkan kepada kehidupan baru di dalam Kristus, kehidupan yang
diharapkan memengaruhi cara hidup bersama sebagai umat Allah, milik
Kristus. Identitas sebagai orang-orang pilihan Allah, umat Allah dan milik
Kristus harus menjadi nyata dalam kehidupan bersama sehari-hari. Pikiran
Kristus, perkataan Kristus dan damai sejahtera Kristus adalah hal yang mesti
selalu melekat dan menguasai cara hidup mereka. Apapun yang mereka
lakukan haruslah sesuai dengan kehendak Kristus. Kristus menjadi teladan
hidup bagi umatNya dan bukan cara hidup yang lain.
Lukas 2:41-52 Injil Lukas bercerita tentang pertumbuhan Yesus, baik
secara fisik maupun potensi spiritualNya. Di sini dikisahkan bagaimana Yesus
berinteraksi dengan para tua-tua agama Yahudi di usia yang terbilang sangat
belia, yakni 12 tahun. Aspek lain yang dapat terlihat dalam penggambaran
Lukas adalah bagaimana Yesus bertumbuh dalam dua lingkungan yang
penting yakni keluarga dan Bait Allah. Kecemasan ayah dan ibu Yesus ketika
Yesus tidak terlihat di antara rombongan mereka, menunjukkan betapa
mereka adalah orang tua yang penuh kasih dan tanggungjawab atas
keselamatan jiwa anaknya. Interaksi Yesus dengan para tua-tua agama
Yahudi yang mereka saksikan adalah hal yang begitu luar biasa dan pasti itu
merupakan hal yang di luar jangkauan mereka. Maria pun hanya bisa
menyimpan segala perkara itu dalam hatinya.
Korelasi yang terlihat dari seluruh bacaan, ialah keseluruhan teks
berbicara tentang panggilan untuk memuliakan Allah bagi segala makhluk,
khususnya bagi manusia. Allah meninggikan orang-orang yang mengalami
pertumbuhan tidak saja secara fisik saja, tetapi juga pertumbuhan secara
spiritual, sehingga menjadi pribadi yang dikenan Allah dan disukai sesama
karena kualitas hidup yang dimiliki.
Pemahaman Teks
Surat Galatia adalah surat Paulus yang berisi pembelaan Paulus atas
kerasulannya dan juga pembelaan atas kebenaran Injil Yesus Kristus yang ia
beritakan kepada orang-orang di Galatia. Hal ini dilakukannya mengingat di
tengah-tengah jemaat Galatia muncul guru-guru palsu yag melawan ajaran
Paulus dan kelompok orang-orang yang menyangkal kerasulan Paulus. Salah
satu tantangan yang dihadapi oleh Paulus adalah orang dengan latar
belakang Yahudi yang sangat menekankan sunat sebagai jalan masuk ke
dalam persekutuan sebagai umat Allah. Dalam pasal 4:1-11, Paulus
memaparkan dengan jelas tentang status setiap orang sebelum dan sesudah
mengenal Allah dalam Kristus. Paulus mengajarkan bahwa orang-orang yang
belum mengenal Kristus termasuk yang percaya pada hukum Taurat adalah
orang-orang yang hidup sebagai hamba allah-allah yang sesungguhnya
bukan Allah, hamba dari ajaran-ajaran yang justru tidak memberi jaminan
pasti tentang hari depan mereka, serta yang menyerahkan hidupnya
diperhamba oleh roh-roh dunia yang menyesatkan. Sebaliknya bagi orang-
orang yang mengenal Allah dan menerima kasih karunia Allah yang
menyelamatkan dalam Kristus, Anak Allah, mereka bukan lagi hamba tetapi
adalah anak-anak Allah. Dan sebagai anak-anak Allah, Paulus menegaskan
tentang hak yang dimiliki yakni sebagai ahli waris, oleh Allah. Menjadi ahli
waris oleh Allah adalah sebuah jaminan pasti tentang masa depan yang Allah
sediakan bagi yang mengenal-Nya dan percaya padaNya.
Pemahaman Teks
Mazmur 8 adalah mazmur Daud yang mengajak manusia untuk
dengan rendah hati melihat kemuliaan Allah yang diberikan Allah kepada
manusia itu sendiri. Ungkapan hanya Allah yang mulia, yang dikemukakan di
awal dan akhir pasal ini, tentu memiliki dasar yang kuat. Ungkapan
pemazmur (Daud) jelas memberi gambaran bahwa Allah itu mulia karena
ialah yang menciptakan langit, dan segala yang melekat padanya (bulan,
bintang), menciptakan bermacam-macam makhluk di udara, di air dan
daratan, bahkan DIA-lah yang menciptakan manusia. Pada sisi lain,
pemazmur juga menyaksikan bahwa sekalipun manusia itu nampaknya
begitu kecil di tengah-tengah alam semesta ciptaan-Nya, namun Allah telah
memberikan kepada manusia itu kehormatan dan kemuliaan yang
melampaui ciptaan yang lainnya. Kemuliaan dan kehormatan yang Allah
berikan kepada manusia itu dapat kita lihat:
Bahwa Allah telah menyatakan diri dan nama-Nya kepada manusia (ay.2)
Bahwa Allah telah memakai manusia yang lemah untuk melayani tujuan-
tujuan-Nya (ay.3)
Karena Allah telah menciptakan benda-benda di langit untuk
mendatangkan faedah dalam hidup manusia (ay.4-5)
Karena Allah telah menempatkan manusia hampir sama dengan Allah,
yang punya kuasa atas makhluk ciptaanNya(ay.6-10)
Renungan keluarga
Kita dapat menghayati, bahwa manusia adalah makhluk mulia yang
diciptakan Allah. Ia lebih mulia dan lebih berharga dari hewan ataupun
tanaman, lebih mulia dari harta benda dan uang. Tetapi mengapa banyak
manusia yang mau menjual dirinya hanya karena uang dan jabatan;
mencemarkan dirinya dengan perbuatan zinah, kemabukan, kesenangan-
kesenangan duniawi (judi, narkoba dll) bahkan yang paling menyesakkan,
adalah manusia yang mulia itu telah menjadi pembunuh bagi sesamanya dan
pembunuh atas dirinya sendiri? Ada begitu banyak dalil yang kerap
dikemukan untuk membenarkan diri bahwa manusia itu butuh uang untuk
makan dan minum, bahwa manusia butuh kesenangan hidup, bahwa
manusia itu begitu rapuh/lemah dan tak berdaya menghadapi persoalan-
persoalan hidup, sehingga kadang jalan pintaslah yang menjadi solusi. Kalau
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
30
dalil-dalil itu diterima dan dianggap benar oleh manusia, maka sesungguhnya
manusia telah melukai hati dan menghina Allah yang mulia, yang telah
menjadikannya melebihi ciptaan yang lain. Pembenaran diri dan
pembenaran perbuatan yang dilakukan manusia adalah sebuah perlawanan
manusia terhadap tujuan Allah menciptakan manusia yakni untuk
memuliakan Allah dan menjadi mandataris Allah mengelola ciptaan-Nya yang
lain. Itulah wujud nyata dari dosa!
Dalam Mazmur 8 Daud mengingatkan kita tentang kemuliaan dan
kehormatan yang Allah telah taruh dalam diri setiap kita. Kemuliaan dan
kehormatan yang menempatkan kita sedikit lebih rendah dari Allah itu
sendiri (ay.5-6). Kemuliaan dan kehormatan yang Allah taruh dalam diri kita
itulah yang membuat kita begitu berharga di mata Tuhan, harga yang tidak
dapat dinilai dengan harta, uang, dan jabatan apapun. Kemuliaan dan
kehormatan yang Allah beri dan yang membuat kita begitu berharga itu
nyata ketika Allah mau menjadikan kita teman sekerjaNya untuk merawat
kehidupan (bnd. Kej 2) dan ketika kita jatuh dalam dosa, Allah mau menebus
kita dn menjadikan kita yang berdosa sebagai manusia yang baru dalam
Kristus (bnd. 2 Kor. 5:17). Kalau ternyata kita itu begitu berharga di mata
Tuhan, sampai-sampai Kristus mau menebus kita dengan tubuh dan
darahNya, maka mestinya kita tidak menjual harga diri kita ataupun
membunuh diri kita karena berbagai persoalan hidup. Sebaliknya dengan
akal pikiran, hati, mulut dan tingkah laku, kita bersyukur dan memuliakan
Allah, melaksanakan tugas yang Allah telah berikan dan menghadapi
berbagai persoalan hidup dengan mengandalkan pertolongan-Nya, bukan
mengandalkan kekuatan diri yang lemah dan terbatas. Ingatlah siapapun
dan apapun keadaan kita hari ini, kita ini berharga di mata Tuhan. Jagalah
diri dan hidupmu. Amin
Pemahaman Teks
Mazmur 8:1-10 berisi pengakuan pada keagungan Tuhan yang
berkuasa dan berdaulat atas seluruh ciptaan. Seluruh ciptaan adalah
gambaran kemuliaan Allah yang tidak terselami. Manusia sebagai makhluk
yang lemah digambarkan sebagai “Bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu”,
namun dalam kelemahannya Tuhan memberinya kekuatan untuk
menghadapi musuh-musuhnya.
Pengkhotbah 3:1-15 menyaksikan keagungan Allah melalui pekerjaan-
Nya yang tidak dapat diselami manusia. Allah mengendalikan hidup dan
mengatur segala sesuatu dengan seimbang. Kita merasa berduka jika ada
kematian, tetapi akan bersukacita ketika ada kelahiran. Kita akan merasa
lelah jika kita sedang membajak, tetapi akan bersukacita Ketika musim
tuaian tiba. Kita akan merasa lelah ketika kita sedang dalam perjalanan,
tetapi kita akan merasa lega dan bersukacita ketika kita tiba di tempat
tujuan. Menurut pengkhotbah, kehidupan manusia yang rawan dan diliputi
berbagai kelemahan akan terus mengalami perputaran alamiah yang akan
terus-menerus terjadi dan berulang, dan akan membuat manusia tidak dapat
berbuat apa-apa untuk mengubah atau mengubah kedudukannya di dalam
alam. Irama perputaran itu tidak dapat dikuasai. Hal itu telah berlangsung
lama dan sedang berlangsung dan tidak akan terpengaruh oleh manusia
yang umurnya terbatas. Memang manusia selalu berusaha untuk
mempelajari berbagai sifat alam, bahkan menciptakan berbagai alat sebagai
sarana untuk menelusuri berbagai kenyataan sejarah, namun pengkhotbah
sampai kepada kesimpulannya bahwa semua yang dilakukan manusia adalah
usaha yang kosong dan sia-sia.
Segala sesuatu ada waktunya! Dengan demikian perputaran waktu,
serta pergantian musim dan masa yang akan terus berjalan tanpa bisa
dihalangi, membuat kita tidak bebas menentukan kehendak kita sebagai
pilihan yang mutlak. Musim kemarau ke musim hujan, musim menanam ke
musim menuai, masa kanak-kanak ke masa muda selanjutnya ke masa tua,
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
32
akan terus berjalan. Semuanya itu akan terus berlangsung dan menjadi kisah
hidup yang akan dialami oleh setiap orang.
Wahyu 21:1-8. Sejarah manusia dimulai dengan sebuah taman
(Kej.2:8-17) dan berakhir dengan sebuah kota yg disebut kota sorgawi.
Pengharapan dan iman Kristen memberi perhatian bukan hanya pada masa
depan pribadi, tetapi juga menyangkut masa depan alam semesta
(pembaruan semesta alam). Kadang kita hanya terbatas berbicara pada soal
pengharapan masa depan orang percaya (terbatas pada manusia),
sementara Alkitab secara luas sesungguhnya berbicara bukan hanya
terbatas pada soal penyelamatan manusia, tetapi juga tentang langit baru
dan bumi baru. Alkitab dimulai dengan kejadian alam semesta dan diakhiri
dengan alam semesta yang baru. Dalam Yesaya 65:17, dikatakan ”Sebab
sesungguhnya Aku akan menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru”.
Kemudian Yesus sendiri berbicara tentang penciptaan kembali yang berarti
kelahiran yang baru (Mat.19:28). Rasul Paulus dalam Roma 8:18-25 juga
bersaksi tentang seluruh makhluk yang akan dimerdekakan, seperti halnya
penyampaian Rasul Petrus dalam 2 Pet. 3:7-13 bahwa langit dan bumi yang
sekarang akan digantikan oleh langit dan bumi yang baru, yang akan
menjadi rumah kebenaran dan damai. Rasul Yohanes sendiri menulis, bahwa
ia melihat pengganti yang sama yang bersama-sama dengan Yerusalem yang
baru, turun dari sorga, dari Allah (Why.21-1-2). Menuju kota sorgawi adalah
tujuan akhir perjalanan orang percaya. Banyak tantangan akan dihadapi,
tetapi barang siapa bertahan akan memperoleh mahkota sorgawi.
Matius 25:31-46 menjelaskan, bahwa kedatangan Yesus kembali akan
ditandai dengan adanya pemisahan antara orang bijaksana dan orang
bodoh, sama seperti memisahkan domba dari kambing. Domba akan
ditempatkan di sebelah kanan sang Raja Agung dan kepada mereka sang
Raja meneguhkan janji yang telah disampaikan sejak semula “mari, hai kamu
yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu
sejak dunia dijadikan” (ay.34b).
Korelasi yang terlihat dari seluruh bacaan, ialah bahwa keagungan
Allah dapat disaksikan melalui seluruh ciptaan-Nya. Manusia menjalani
kehidupannya bersama dengan seluruh ciptaan itu. Perjalanan manusia akan
melalui berbagai peristiwa. Di sinilah dibutuhkan kesetiaan dalam menjalani
hidup untuk dapat sampai pada garis akhir dan menerima mahkota sorgawi.
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa kasih Tuhan itu tidak terbatas
2. Jemaat meyakini bahwa Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah bagi orang percaya
Pemahaman Teks
Mazmur 147:12-20 menguraikan bahwa pemazmur bersaksi dan
memanggil seluruh umat baik secara pribadi maupun sebagai persekutuan
untuk memuji Tuhan atas kasih-Nya, kekuasaan-Nya dan kekudusan-Nya.
Tuhan bukan hanya Allah bagi Israel tetapi Dia adalah Allah alam semesta
yang menciptakan dan terus memeliharanya. Sungguh layak memuji-muji
Tuhan atas anugerah pemeliharaan-Nya bagi seluruh ciptaan. Ia
mengumpulkan umatnya yang bercerai berai, menyembuhkan yang sakit,
membalut yang terluka dan oleh kuasa-Nya memerintah seluruh alam
semesta dengan firman-Nya. Ia bahkan menjaminkan kesejahteraan jasmani
dan ketentraman hidup. Karena itu seluruh umat patut memuji Tuhan
karena itulah yang layak bagi DIA.
Yeremia 31:7-14 Secara umum pasal 31 berbicara tentang janji
pemulihan dari Tuhan bagi Israel. Sangat penting untuk diketahui bahwa
hanya ada satu perjanjian anugerah dari Allah yakni janji kepada Abraham
untuk memberkati dia dan seluruh keturunannya dan melalui mereka Allah
memberkati seluruh dunia. Perjanjian ini terus berlangsung dalam kehidupan
bangsa Israel walaupun bangsa itu sering memberontak terhadap Allah.
Dalam Yer.30:3 dikatakan bahwa Allah tetap berpegang teguh terhadap
janji-Nya untuk terus mengasihi umat-Nya. Bangsa Israel pada zaman
Yeremia, sedang dalam pembuangan di Babel sebagai konsekuensi
ketidaksetiaannya kepada Tuhan, namun Allah tetap pada janji-Nya, bahwa
Ia akan memulihkan Israel dan Yehuda, serta akan mengembalikan mereka
ke negeri asalnya. Dalam keadaannya yang menderita di pembuangan,
mereka tetap dalam ikatan perjanjian Allah karena sesungguhnya mereka
dibuang ke Babel tidak sekedar sebagai hukuman akibat dosa mereka, tetapi
supaya mereka juga lebih mengenal Allah. Rancangan Allah untuk umat-Nya
bukanlah rancangan untuk kecelakaan, melainkan rancangan damai
sejahtera (Yer.29:11). Israel dalam ketidak-berdayaannya hanya dapat
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
36
itu Allah menciptakan ciptaan lainnya. Alam semesta dan sekalian isinya
termasuk manusia, diciptakan setelah terang ada, sehingga sesungguhnya
seluruh ciptaan sejak awal telah hidup dalam terang, karena memang
diciptakan dalam terang. Namun demikian, dosa telah menjadikan hubungan
manusia dengan Allah putus, maka manusia termasuk alam semesta berada
di dalam kegelapan. Hidup di luar Allah adalah kegelapan. Upah dosa ialah
maut (kematian), tetapi karunia Allah di dalam Yesus Kristus yang
menganugerahkan hidup kekal (Rm.6:23). Inilah kasih Allah yang tak
terbatas.
Korelasi: Allah patut disembah karena kasih-Nya. Oleh anugerah-
Nya, kita yang telah kehilangan hidup dan berada dalam kegelapan karena
dosa, dipanggil kembali melalui penebusan dalam Yesus Kristus. Anugerah
keselamatan dalam Yesus Kristus bukan hanya berlaku untuk manusia,
tetapi juga bagi dunia ”Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa
telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia” (1 Yoh.4:14).
Pemahaman Teks
Mazmur 72:1-14 merupakan doa Salomo memohon hikmat untuk
pemerintahannya ketika ia menggantikan ayahnya untuk menjadi Raja. Ia
memohon hikmat agar dapat bertindak adil terhadap rakyatnya. Tuhan
mengabulkan permohonannya, sehingga pemerintahannya bersinar seperti
fajar di waktu pagi, tidak berawan, yang sesudah hujan membuat berkilauan
rumput muda di tanah (2 Sam.23:4). Isi mazmur ini menandakan sikap
berserah diri Salomo kepada kuasa Allah. Salomo tahu bahwa Allah maha
berkuasa untuk segala hal. Olehnya isi Mazmur Salomo sarat dengan sebuah
harapan kepada Allah, agar ia mampu memerintah dengan penuh hikmat.
Yesaya 60:1-6 berisi ajakan pada umat untuk memandang ke depan
menyaksikan penebusan dari Allah dan pemulihan kota Sion. Di sana umat
akan menikmati kemuliaan bagaikan fajar yang merekah. Bangsa-bangsa
akan berbondong-bondong datang kepada terang Israel dan mereka akan
bersatu menyembah dan melayani Tuhan. Dunia memang sarat dengan
konflik dan perpecahan, namun kelak Tuhan akan mendatangkan damai
sejahtera. Nubuatan nabi Yesaya ini telah tergenapi di dalam Yesus Kristus
yang adalah terang yang telah terbit dan orang-orang akan berbondong-
bondong ke sana. Ada sebuah optimisme yang dinubuatkan oleh nabi
Yesaya kepada pendengarnya, bahwa terang akan terbit atasmu dan itu
telah terjadi di dalam Kristus Yesus Tuhan kita.
Efesus 3:1-13 berisi kesaksian Paulus tentang hikmat Allah yang
dianugerahkan kepada semua orang sesuai maksud abadi Allah. Paulus
dipenjarakan karena pemberitaan Injil kepada orang-orang non Yahudi, dan
itu merupakan amanat khusus dari Tuhan kepada Paulus untuk menjelaskan
rencana rahasia Allah di dalam Kristus, bahwa bangsa Yahudi dan bangsa-
bangsa lain akan menjadi satu dan akan menikmati kekayaan rohani yang
sama. Jemaat yang sudah terbangun di dunia ini menjadi bukti, bahwa
Tujuan :
1. Jemaat memahami kemahadsyatan Allah di dalam Yesus Kristus
2. Jemaat semakin teguh mengimani keselamatan dari Allah di dalam Yesus Kristus.
Pemahaman Teks
Mazmur 29:1-11 bersaksi tentang kedahsyatan Allah dalam
menunjukkan keajaiban-Nya. Jejak langkahnya bersembunyi di dasar laut,
dan badai menjadi kendaraan-Nya. Walaupun menyeramkan karena
kekuatan dalam badai itu sangat besar, tetapi di balik itu pemazmur
mengingat akan janji Tuhan yang dinyatakan akan sama seperti pelangi yang
nampak ketika air bah telah surut. (Kej.9:8-17). Tuhan duduk sebagai Raja di
atas air bah untuk menunjukkan bahwa Dia-lah Raja untuk selama-lamanya.
Tidak ada badai yang lebih besar dari Tuhan.
Yesaya 43:1-7 berisi nubuat Yesaya tentang kedahsyatan kuasa Allah
di tengah-tengah umat yang telah ditebus-Nya. Tuhan berjanji untuk
menyertai dan menuntun melintasi sungai dan melewati api, sehingga tidak
ada alasan bagi umat Tuhan untuk merasa takut jika mereka sadar dan yakin
atas apa yang telah dikerjakan Tuhan. Allah bahkan berjanji akan
mengumpulkan segala bangsa yang datang kepada Dia, sebagai bukti bahwa
Allah berkuasa atas seluruh ciptaan-Nya. Olehnya Allah mengatakan, ”segala
yang Kujadikan adalah untuk kemuliaan-Ku” (ay.7).
Kisah Rasul 8:14-17 menceritakan kedatangan Petrus dan Yohanes ke
Samaria sebagai bukti dari anugerah Roh Kudus yang telah dicurahkan untuk
menghubungkan orang-orang Samaria dengan orang-orang kudus di
Yerusalem. Ini juga menunjukkan bahwa perpecahan di antara mereka akan
dipulihkan. Roh Kudus mengubah permusuhan menjadi persahabatan dan
menjadikan saudara dalam Kristus. Kisah perjalanan Petrus dan Yohanes
adalah tuntunan Roh Kudus untuk menyatakan kehendak Allah di dalam
Yesus Kritus, yaitu menyatukan umat yang berselisih paham tentang ajaran
yang mereka terima, yakni yang berawal dari perbedaan terkait keabsahan
kerasulan yang para rasul terima dari Yesus Kristus.
Lukas 3:15-22 mengisahkan Yohanes Pembaptis yang mendapat
kepercayaan untuk mempersiapkan bangsanya menyambut kedatangan
Mesias, sekaligus memperkenalkan-Nya kepada mereka siapa sesungguhnya
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
42
Mesias itu. Roh Kudus yang turun ke atas Yesus ketika Dia dibaptis, menjadi
bukti bahwa Dialah Mesias. Demikian pula dengan suara dari langit yang
menyatakan bahwa sang Bapa berkenan atas Dia.
Korelasi yang terlihat dari seluruh bacaan, ialah tentang karya
penyelamatan Allah yang dilaksanakan untuk menyatakan kedahsyatannya
sebagai Allah yang berdaulat dan menjamin keselamatan umat-Nya.
Tujuan :
1. Jemaat memahami bahwa Tuhan bersukacita atas mereka yang berharap pada-Nya
2. Jemaat mengasosiasikan hubungan Allah dan manusia, laksana ikatan perkawinan.
Pemahaman Teks
Kebijaksanaan yang disampaikan dalam Mazmur 36 ini terdiri atas 3
bagian. Pertama, ayat 2-5 mengungkapkan realita orang yang kompromi
dengan kejahatan, serta mengakibatkan hati dan pikirannya dikuasai dosa.
Selanjutnya tutur kata serta tindakannya mendatangkan celaka atas orang
lain. Ketika seseorang sudah dikuasai dosa maka ia tidak sadar lagi bahwa
kelakuannya salah. Bahkan untuk mencapai tujuan yang jahat, ia
merancang dan berusaha mengatasi rintangan yang mungkin menghalangi
tujuan busuknya. Kedua, ayat 6-10 yang berisi tentang pujian dan
pengakuan atas kasih setia Allah. Segenap makhluk ciptaan-Nya pun
diundang masuk dalam pemeliharaan dan pembaruan-Nya dalam
hubungan yang adil dan benar. Kasih setia Allah, begitu tinggi tak dapat
dibayangkan oleh manusia (langit, awan, gunung, samudera raya). Ketiga,
ayat 11-13 yang berisi doa agar orang yang mengenal Tuhan akan tinggal
dalam persekutuan bersama Tuhan, gembira ikut jalan Tuhan, dan f
Yesaya 62:1-5; Nabi Yesaya amat yakin pada janji Allah bagi
pemulihan Yerusalem. Yesaya berdoa agar Yerusalem dipulihkan (ay.1),
dan ia mendorong para penjaga serta seluruh umat Tuhan untuk berdoa
juga. Pemulihan atas bangsa itu akan penuh sukacita/kegembiraan seperti
pesta pernikahan. Ibarat rusaknya relasi suami istri, maka umat Israel
sudah bercerai dari Tuhan karena ketidaksetiaan bangsa ini, dan Tuhan
tidak berkenan kepada mereka. Namun semua akan berubah ketika Tuhan
sendiri yang menyucikan dosa mereka, karena Allah selalu setia.
Pemulihan dan keselamatan ini menjadi kebenaran yang bersinar di
hadapan seluruh bangsa.
1 Korintus 12:1-11 menunjukkan para pengikut Kristus di Korintus
sejatinya menerima banyak karunia dari Tuhan (ay.4-7). Namun sebagian
dari mereka justru menimbulkan masalah dengan memanfaatkan karunia-
karunia rohani mereka secara tidak rohani. Mereka diingatkan oleh Rasul
Paulus tentang kebenaran dasariah, bahwa hanya ada satu Tuhan; bahwa
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
45
karunia dan karya Roh Kudus akan tampak melalui pemuliaan Yesus
sebagai Tuhan atas gereja. Rasul Paulus menunjukkan bahwa pelayanan
karunia seharusnya mencerminkan pelayanan yang bersifat "hamba" sama
seperti kehidupan Tuhan Yesus. Demikianlah, karunia-karunia seharusnya
tampak di antara kita.
Yohanes 2:1-11 mengisahkan tentang Perkawinan di Kana. Bagi orang
Yahudi, perkawinan adalah peristiwa yang menggembirakan dan Yesus
sangat senang berada di sana. Saat itu, pesta nikah biasanya
diselenggarakan hingga 7 hari. Bisa dibayangkan berapa banyak anggur
yang mesti disiapkan oleh mempelai dan keluarga. (Air anggur yang
diubah Yesus dalam kapasitas tempayan batu dua tiga buyung, berarti 6
tempayan penuh kira-kira hampir 600 liter anggur). Perikop
memperlihatkan bahwa hanya Ibu Yesus yang menunjukkan perhatian
penuh, lalu dengan bahasa sederhana ia memberitahu Yesus: “mereka
kehabisan anggur”. Dalam pembacaan ini, Yesus membuktikan diriNya
sebagai Mesias Sejati, Anak Allah. Musa mengubah air menjadi darah,
sedang Yesus (Sang Mesias) mengubah air menjadi anggur. Yesus
menjawab ibuNya “saat-Ku belum tiba”, yakni penderitaan dan kematian-
Nya, di mana anggur perjamuan akan disebut Yesus sebagai darah
perjanjian-Nya).
Orang Israel memaknai anggur sebagai perlambang “darah” dan
“sukacita”. Yesus sendiri adalah “Seorang yang penuh kesengsaraan”
(Yes.53:3), sekaligus juga Orang yang bergembira (Luk.10:21). Kana
menjadi saksi bahwa Yesus pun bersukacita, sekaligus juga Ia menjadi
Allah dari orang yang bersedih seperti kisah pegawai yang anaknya hampir
mati namun disembuhkan Yesus.
Tujuan :
1. Jemaat menghayati Firman Tuhan sebagai sumber sukacita sejati
2. Jemaat berperi hidup taat dituntun sepenuhnya oleh kehendak Tuhan.
Pemahaman Teks
Mazmur 19:1-15 menjelaskan betapa alam semesta dapat menceritakan
karya Allah. Langit, cakrawala, langit dan malam dilukiskan menceritakan
dan meneruskan berita tentang Tuhan ke seluruh dunia (ay.2-7). Keutuhan
ciptaan Tuhan ini diparalelkan dengan kesempurnaan Taurat Tuhan (ay.8-
11). Orang percaya, sejatinya menerima pernyataan Alkitabiah tentang alam
semesta sehingga terdorong memuji-muji Penciptanya (Mz.89:6-9).
Pemazmur menggambarkan Keutuhan ciptaan ini turut memuji Allah,
karena itu teologi ciptaan yang benar selalu memuji karya cipta Allah
secara baik dan utuh, serta menghasilkan keteraturan, bukan kekacauan
dan bukan pula perpecahan. Demikian juga kesempurnaan Taurat Tuhan,
menyegarkan jiwa dan memberi hikmat. Sifatnya yang sempurna mewujud
melalui sukacita sejati, murni, suci, benar, adil, indah dan manis. Dengan
demikian orang percaya dapat mengekspresikan bahwa alam fisik ini pun
memberitakan kemuliaan Allah, serta kuasa-Nya yang mencipta.
Perikop Nehemia 8:1-9, dapat menolong kita mempelajari pola Ezra
yang memiliki karakter khotbah Alkitabiah. Karakter-karakter mulia yang
dikehendaki dalam perikop ini antara lain:
Pribadi pengkhotbah sepatutnya memiliki kecakapan (ay. 2 dan 5)
dan tekun mempelajari Kitab suci sehingga mahir. Ini hanya mungkin
bila ia mencintai Firman Tuhan.
Karakter pengkhotbah yang kompeten tampak melalui kesetiaannya
pada telaah Teks (ay.4), bukan khotbah hiburan belaka.
Karakter memuji Tuhan: Ezra tetap memuji Tuhan dalam khotbahnya;
ia tidak terjebak berkhotbah menyanjung pribadi atau tokoh yan
disegani, sesuai selera pendengar (ay.6-7) namun ia berfokus memuji
Allah.
Terakhir, karakter khotbah Ezra disampaikan dengan hermeneutika
yang benar dan bertanggungjawab (ay.8-9). Namun meski Ezra
penafsir ulung, ia juga sepenuhnya mengandalkan tuntunan Allah.
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
48
SAMPAIKAN KEHENDAK-NYA
Pokadai tu pa’poraian-Na
Tujuan:
1. Jemaat Memahami bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan
2. Jemaat memahami bahwa kebenaran tentang injil harus disampaikan dalam situasi apapun.
Pemahaman Teks
Mazmur 71:1-6 ini merupakan doa Daud. Menurut Matthew Hendri,
dua hal yang secara umum Daud doakan di sini “agar dia tidak
dipermalukan, tetapi musuh serta penganiayanya yang dikutuk.” Ciri pokok
dari bagian ini adalah penyerahan hidup secara total kepada Allah.
Penyerahan diri kepada Tuhan ini terjadi dalam situasi sulit. Ini terlihat dari
ungkapan pemazmur yang seperti orang dikejar oleh musuhnya sehingga dia
membutuhkan perlindungan. Pemazmur tidak mencari perlindungan kepada
orang yang kuat, tetapi kepada Allah. Kita bisa melihat, bagaimana
pemazmur memakai pengandaian tentang Tuhan sebagai gunung batu,
kubu pertahanan, bukit batu dan pertahananku. Semua pengandaian
tersebut menunjukkan bahwa pemazmur menjadikan Tuhan satu-satunya
tempat untuk berlindung dari musuh-musuhnya.
Yeremia 1:4-10 merupakan panggilan Yeremia untuk menjadi seorang
nabi. Panggilan ini datang langsung dari Allah. “Dua pemikiran yang
menguasai bagian ini. Pertama tekanan yang kuat tentang unsur dasariah
takdir (predestinasi) dalam pengangkatan nabi. Kedua, kecukupan firman
ilahi memperlengkapinya untuk segala kemungkinan” (lih. tafsiran alkitab
masa kini jilid 2). Yeremia dalam pengutusannya, nampak menyadari siapa
dirinya. Dia menyadari kekurangannya, "Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya aku
tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda." Yeremia punya alasan
yang cukup mendasar, tidak pandai bicara dan masih muda. Allah kemudian
menjawab perkataan Yeremia dengan sebuah kepastian, jangan katakan
bahwa engkau masih muda, tetapi kepada siapa Aku mengutusmu engkau
harus pergi dan perintahku harus disampaikan. Tuhan bahkan menaruh
perkataan dalam mulut Yeremia untuk menyampaikan akan sabda
kebenaran. Bahwa Yeremia mesti menyampaikan apa kehendak Allah,
seperti yang telah disampaikan kepadanya.
1 Korintus 13:1-13 “nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti;
pengetahuan akan lenyap.” Demikian kata Paulus kepada Jemaat Korintus.
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
51
KERJAKANLAH KEHENDAKNYA
Pana`ta`i tu pa`poraian-Na
Tujuan :
1. Jemaat menghayati panggilan Allah berdasarkan kehendak-Nya
2. Jemaat menghidupi apa yang Tuhan kehendaki dalam kehidupannya sehari-hari
Pemahaman Teks
Yesaya 6:1-8 menggambarkan pengakuan ketidaklayakan Yesaya
bersama dengan bangsanya yang betul-betul ditelanjangi oleh malaikat
Tuhan. Namun Allah tidak menginginkan mereka mempertahankan hidup
yang tidak benar karena Yesaya dan bangsanya tidak bisa lagi bersembunyi.
Saatnya Tuhan memakai Yesaya walaupun Yesaya mengakui
kelemahahannya tentang “kenajisan bibirnya dan dosa-dosa pribadinya dan
bangsanya”. Yesaya sadar bahwa mempertahankan sikap yang tidak benar
akan membuat Yesaya dan bangsanya semakin terpuruk. Walaupun Yesaya
bersama Raja Uzia di zamannya telah berusaha mengarahkan umat untuk
mentaati Tuhan namun usaha itu akan sia-sia jikalau Tuhan sendiri tidak
meneguhkan dan menguduskannya, FirmanNya kepada Yesaya “Lihat, ini
telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu
telah diampuni (ay.7). Atas pengudusan itu Allah menawarkan pengutusan-
Nya kepada Yesaya “Siapakah yang akan Kuutus...”? (ay.8a), dan segera
diresponi Yesaya...“Ini aku, utuslah aku!” (ay.8b).
1 Korintus 15:1-11 Menguraikan bahwa Paulus sadar atas dosanya
sebagai batu sandungan bagi pemberitaan Kristus sebelumnya. Namun
dibalik itu ada rasa syukur karena Kristus memperkenalkan diri-Nya kepada
Paulus dan memanggilnya disaat akan mewujudkan kejahatannya. Paulus
meyakini bahwa hanya oleh kasih karunia Allah saja ia dilayakkan menerima
anugerah keselamatan dan menjadi rasul khusus yang bekerja keras
memberitakan Injil (ay.9). Ia mengharapkan jemaat percaya dan teguh
berpegang kepada Injil keselamatan yang berdasarkan kematian dan
kebangkitan Yesus (ay.2-3). Berita sukacita itu sesuai dengan Kitab Suci
(ay.4), telah disaksikan oleh Kefas, Yakobus, rasul-rasul, lima ratus saudara,
dan terakhir kepada Paulus sendiri (ay.5-8).
Lukas 5:1-11 menguraikan perjumpaan Yesus dengan Simon Petrus
yang sepanjang malam mencari ikan tetapi tidak mendapatkan hasil (ay.5).
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
55
KERJAKANLAH KEHENDAKNYA
Pana`ta`I tu pa`poraian-Na
Lukas 5:1-11
Tujuan :
1. Jemaat menghayati panggilan Allah berdasarkan kehendak-Nya
2. Jemaat menghidupi apa yang Tuhan kehendaki dalam kehidupannya sehari-hari
Pemahaman Teks
Sepanjang malam Simon Petrus berada di laut mencari ikan tetapi
tapi sampai pagi día tak mendapat hasil dari upaya kerja keras yang ia
lakukan. Dalam keadaan seperti itu tentu saja Simon kecewa karena tidak
mendapatkan apapun belum lagi keletihan ataupun mungkin putus asa
timbul dalam hatinya. Dalam keadaan lelah seperti itu, Yesus
menghampirinya lalu naik ke perahu Simon dan Yesuspun berkata
“Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk
menangkap ikan.'" (ay.3-4). Mendengar perintah itu, Simon menjawab
“Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak
menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan
menebarkan jala juga." (ay.5). Keyakinan Petrus sangat hidup disini ketika
día menjawab “karena Engkau menyuruhnya” maka aku akan
menebarkannya. Sebagai seorang nelayan yang sudah sekian waktu lamanya
hidup di laut, tentu saja ia cukup tahu keadaan-keadaan yang harus di
lakukannya namun karena keyakinanya akan perintah Yesus maka ia pun
mengerjakan apa yang Yesus perintahkan, sehingga hasilnya adalah
ketaatan Simon tidaklah sia-sia, karena setelah melakukannya, mereka pun
menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak, bahkan
perahu mereka hampir tenggelam karena banyaknya ikan (6-7).
Pertanyaan Diskusi
1. Baca kembali ayat 5, hal apa yang membuat Simon Petrus mengikuti
perintah Yesus untuk kembali menebarkan jalanya?
Basai sule tu aya’ 5, Apa tu umpatilao penaanna Simon Petrus anna turui’ tu
parenta-Na Puang Yesu umparokko dalla’na sule
2. Bagaimanakah anda merspon kasih Allah ketika anda mendapatkan hasil
yang melimpah? Bandingkan dengan ayat 8
Umba susi pebalinta diona pa’kamasean-Na Puang Matua tu Napalempan
lako kaleta? Pasitiroi aya’ 18.
JALAN KEBAHAGIAAN
Lalan Kamauparan
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa ajaran kebahagiaan sejati bersumber dari ajaran Yesus.
2. Jemaat menikmati kebahagiaan sejati yang melampaui kebahagiaan yang dicari orang.
Pemahaman Teks
Mazmur 1:1-6 menekankan perbedaan di antara orang benar dengan
orang fasik. Orang benar dapat diketahui dan dilihat dari tindakan mereka
atau apa yang mereka lakukan, kumpulan yang mereka tidak masuki, tempat
yang mereka tidak kunjungi. Sebab tidak seorangpun yang dapat menikmati
berkat Allah tanpa berbalik dari hal-hal yang merusak dan membahayakan.
Karena Tuhan mengetahui dan mengenal jalan orang benar, memberkati
mereka sehingga mereka disebut berbahagia.
Yeremia 17:5-10 mencatat teguran Yeremia kepada kerajaan Selatan
Yehuda, bahwa mereka yang kepercayaannya berpusat pada diri sendiri dan
kekuatan manusia, pastilah akan kecewa. Nabi Yeremia menyampaikan
bagaimana resiko atas pilihan-pilihan kehendak bebas manusia.
Mengandalkan manusia beresiko hidup seperti di padang gurun penuh
semak bulus yang tidak akan mengalami datangnya masa kebaikan (ay.5-6).
Setiap orang yang mempercayakan kehidupan mereka kepada sesama
manusia adalah orang-orang yang malang. Bahkan Yeremia menyebut
mereka terkutuk, karena ketika mereka meletakkan pengharapan pada
kekuatan manusia, saat itu hati mereka sudah menjauh dari Tuhan. Hidup
senantiasa terancam ketakutan, kecemasan dan kebinasaan. Sebaliknya,
setiap orang yang bergantung kepada Tuhan, baginya selalu tersedia berkat.
Ia bagaikan pohon yang terus menghasilkan buah sekalipun tidak pada
musimnya (ay.7-8). Mereka tidak akan takut atau kuatir di dalam situasi
hidup bagaimanapun juga, karena akar mereka tertanam jauh di dalam Allah.
(Yer.17:5-8). Allah bukanlah pemberi harapan palsu, melainkan satu-satunya
Pribadi yang sanggup memberikan pengharapan yang sejati. Ungkapan
“Betapa liciknya hati” (Yer.17:9) mengingatkan betapa hati yang meliputi
keinginan dan perasaan manusia, perlu diuji oleh Tuhan yang menyelidiki
dan menguji hati (ay.9-10).
1 Korintus 15:12-20 Penegasan Paulus tentang kebangkitan Kristus,
sebab beberapa orang menyangkali adanya kebangkitan orang-orang mati,
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
59
termasuk dalam hal ini menyangkali kebangkitan Kristus (1 Kor 15:12). Paulus
bertitik tolak pada ajaran dasar dari pemberitaan Injil, yaitu: peristiwa
Paskah: Yesus wafat dan dibangkitkan (bdk. Rom 1:4; Gal 1:2-4; 1 Tes 1:10).
Ajaran itu diuraikan dengan menyebut sejumlah penampakan Yesus yang
dibangkitkan (1 Kor.15:5-11). Dengan bertitik tolak demikian, Paulus
memperlihatkan betapa pendapat orang Korintus itu tidak masuk akal.
Kristus dibangkitkan sebagai yang sulung dari antara orang mati dan Iapun
akan menyebabkan kebangkitan orang-orang lain (1 Kor.15:20-28). Rasul
Paulus menegaskan pentingnya keyakinan tentang kebangkitan Yesus
Kristus sebagai dasar bagi orang percaya untuk juga memiliki pengharapan
adanya kebangkitan bersama Kristus setelah kematian. Ajaran ini
membedakan orang percaya kepada Kristus dengan penganut ajaran lain.
Orang percaya jadi memiliki pengharapan yang melampaui semua yang
diharapkan manusia dalam hidupnya. Andaikata Kristus tidak dibangkitkan,
maka sia-sialah pemberitaan Rasul Paulus dan sia-sia pulalah kepercayaan
umat Tuhan (ay.14,17) dan mereka menjadi saksi dusta (ay.15), dosa mereka
pun tidak diampuni (ay.17), bahkan mereka akan binasa (ay.18) dan tidak ada
pengharapan (ay.19).
Pengharapan kepada Kristus (ay.18-19). Dialah yang sulung sebab
Dialah yang berkuasa sebagai Hakim dan yang memerintah setelah peristiwa
kebangkitan. Karena itu kebangkitan Kristus dari kematian, menjaminkan
keselamatan dan kehidupan yang kekal bagi setiap orang yang percaya
kepada-Nya. Pada akhir uraiannya Paulus menanggapi kesulitan-kesulitan
mengenai caranya orang-orang mati akan bangkit (1 Kor.15:35-53). Jelaslah
bahwa mereka yang menolak kenyataan obyektif kebangkitan Kristus
sedang menyangkal iman Kristen sama sekali. Mereka adalah saksi palsu
yang menentang Allah dan Firman-Nya. Iman mereka tidak berarti. Karena
itu, mereka bukan orang Kristen sejati.
Lukas 6:17-26 yang berisi pengajaran Yesus di kaki bukit ini, tampak
berbeda dengan pengajaran dan pandangan yang umum waktu itu. Secara
umum diajarkan bahwa kebahagiaan diukur dari kesuksesan secara fisik dan
material, seperti sembuh dari berbagai penyakit dan dibebaskan dari roh-roh
jahat (ay.18-19). Juga terpenuhinya seluruh kebutuhan material dan
mengandalkannya sebagai jaminan kehidupan serta sebagai sarana
kebanggaan, kesuksesan di hadapan sesama manusia (ay.24-26a). Seperti
halnya dalam ayat 20 saat berbicara tentang “miskin” yang dikontraskan
dengan yang “kaya” (ay.24), jelas sekali berbicara tentang miskin dan kaya
dalam hal uang. Demikian pula tentang “lapar” (ay.21a) dan “kenyang” (ay.
25a), menunjuk kebutuhan manusia secara jasmani dan bukan secara rohani
seperti dalam Matius 5:3-12. Namun bagaimana mungkin hal miskin, lapar,
menangis, dibenci dan dikucilan, dapat dikatakan berbahagia. Kata bahagia
di sini bukanlah bahagia menurut ukuran dunia, juga bukanlah suatu
perasaan bahagia yang terasa dalam hati kita. Bahagia disini adalah dalam
pandangan Tuhan, jadi Tuhan menganggap orang seperti itu berbahagia.
Kata “bahagia” dalam bahasa Yunaninya adalah “makarios”, yang berarti
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
60
suatu sukacita dalam bahasa Inggris “joy” yang tidak terganggu oleh
perubahan situasi hidup, sedangkan “happiness” tergantung pada situasi
kehidupan. Kata “berbahagialah” di sini menunjuk pada kebahagiaan atau
keadaan diberkati dalam pandangan Tuhan. Dapat saja pandangan Tuhan ini
bertentangan dengan pandangan manusia dan dunia. Jadi bisa saja kita
dipandang miskin, gagal, menderita, dianiaya dan lemah, namun dalam
pandangan Tuhan kita berbahagia atau diberkati.
Pengajaran Yesus tentang kebahagiaan sejati terletak dalam hal
mengikuti, mengandalkan dan menggantungkan diri pada kuasa Allah serta
berjuang hidup dalam tuntunan dan kehendak-Nya (ay.20-23). Semua
kebutuhan material dan fisik itu penting, namun tidak dapat membawa kita
sampai pada kebahagiaan sejati. Sebaliknya semua kesulitan yang kasat
mata, penderitaan, dibenci, ditolak, difitnah, tidak akan menghilangkan
kebahagiaan umat yang menggantungkan hidupnya hanya kepada Tuhan.
Korelasi yang terdapat pada seluruh bacaan, ialah pengajaran untuk
menggantungkan kehidupan pada Tuhan saja, dan bukan pada hal-hal
lahiriah yang tampak secara kasat mata. Kebangkitan Kristus sebagaimana
yang dikemukakan oleh Rasul Paulus, tentu jadi dasar penting hal tersebut.
Dalam hal ini, kepercayaan kepada Kristus yang bangkit menjadikan orang
percaya memiliki pengharapan yang melampaui semua yang diharapkan
manusia dalam hidupnya.
kepada Tuhan. Orang miskin lebih mudah untuk bersandar kepada Allah
karena mereka tidak punya apa-apa untuk menjadi tempat bersandar.
Sedangkan orang kaya mengangap dirinya tidak membutuhkan apapun,
karena ia telah bersandar pada kekayaannya, bukan kepada Allah (Luk
12:16-21). Dalam ayat 24b disebutkan, bahwa “dalam kekayaanmu kamu
telah memperoleh penghiburanmu”. Artinya mereka percaya pada
kekayaannya, serta mencari kepuasan dan penghiburan melalui
kekayaan. Kita dapat belajar seperti kisah dalam Luk 16:25 “tetapi
Abraham berkata: anak, ingatlah bahwa engkau telah menerima segala
yang baik sewaktu hidupmu sedangkan Lazarus segala yang buruk.
Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau menderita”. Bukan keadaan
miskin itu sendiri yang dianggap sebagai berkat/kebahagiaan tetapi apa
yang diakibatkan olehnya.
Godaan terbesar manusia zaman ini adalah menggantungkan
pengharapan dan kehidupannya kepada hal-hal yang bersifat materi dan
menganggap dirinya mampu melakukan apa saja untuk meraih
kebahagiaan (menyamakan dirinya dengan Tuhan), misalnya dengan
kecanggihan teknologi. Bagi nabi Yeremia orang-orang yang
mengagung-agungkan dan menggantungkan diri kepada hal-hal yang
duniawi adalah orang-orang yang hidup tanpa iman kepada Tuhan. Nasib
mereka akan seperti semak bulus di padang belantara dan hari-hari
hidupnya akan mengalami kesusahan, serta jiwanya akan mengalami
kemarau dan sunyi senyap. Sedangkan orang yang mengandalkan Tuhan
akan diberkati.
Dibenci dan dipuji! Dalam konteks hidup berbangsa dan bernegara di
Indonesia saat ini, gereja sering sekali dibenci dan ditolak, namun juga
tentu dipuji. Bagian ini mau menjelaskan, bahwa mengikut Yesus
tidaklah berarti jalannya mulus tetapi sebalikknya penuh dengan
penderitaan. Sejarah mencatat gereja atau persekutuan orang percaya
kepada Yesus adalah kumpulan orang yang sering sekali mengalami
penganiayaan dan dibenci karena injil. Namun demikian, gereja tetap
ada. Di mana Injil diberitakan dalam hambatan dan penolakan besar,
justru di situ Injil bertumbuh cepat. Karena itu orang-orang Kristen yang
menderita, karena Kristus disebut berbahagia dan diperintahkan untuk
berbahagian serta bersukacita. Sebaliknya pujian yang berlebihan juga
disikapi dengan bijak, sebab jangan sampai di balik semua pujian itu
gereja belum memberitakan Injil (bnd. Yoh 15:18-20).
JALAN KEBAHAGIAAN
Lalan Kamauparan
Yeremia 17:5-10
Tujuan:
1.Jemaat memahami bahwa ajaran kebahagiaan sejati bersumber dari ajaran Yesus.
2.Jemaat menikmati kebahagiaan sejati yang melampaui kebahagiaan yang dicari orang.
Pemahaman Teks
Yeremia yang bertugas di Israel Selatan atau Yehuda menyaksikan
sendiri bagaimana kehidupan iman dan perilaku keseharian umat Allah yang
jauh dari kehendakNya. Hukuman kehancuran sebagai akibat dosa
dinubuatkan bagi mereka, yakni yang kepercayaan dan cara hidupnya
berpusat pada diri sendiri. Ayat 5 “Terkutuklah orang yang mengandalkan
manusia”, menjelaskan bagaimana mereka menjadikan diri sendiri sebagai
pusat pertimbangan dan jalan keluar serta orientasi hidup. Kata terkutuklah
berarti Allah menjauh dan tidak perduli lagi pada mereka.
Nabi Yeremia menyampaikan bagaimana resiko atas pilihan-pilihan
kehendak bebas manusia. Mengandalkan manusia beresiko hidup seperti di
padang gurun penuh semak bulus yang tidak akan mengalami datangnya
masa kebaikan (ay.5-6). Sebaliknya, setiap orang yang bergantung kepada
Tuhan, baginya selalu tersedia berkat. Ia bagaikan pohon yang terus
menghasilkan buah sekalipun tidak pada musimnya (ay. 7-8). Mereka tidak
akan takut atau kuatir di dalam situasi hidup bagaimanapun karena akar
mereka tertanam jauh di dalam Allah. (Yer 17:5-8). Allah bukanlah pemberi
harapan palsu, melainkan satu-satunya Pribadi yang sanggup memberikan
pengharapan yang sejati.
Pemahaman Teks
Kejadian 45:1-15 menggambarkan secara dramatis suasana ketika
‘kejahatan’ berhadapan dengan ‘kebenaran’. Sambil menangis, Yusuf
memperkenalkan dirinya kepada sudara-saudaranya, “Akulah Yusuf! Masih
hidupkah Bapa?”. Yusuf tetap mengasihi saudaranya, sekalipun mereka
telah berlaku jahat pada dirinya. Yusuf menenangkan perasaan saudaranya
yang terkejut, gemetar, ketakutan. Demikianlah ‘kejahatan’ akan gemetar
ketika berhadapan dengan ‘kebenaran’, dan ‘kejahatan’ tidak mampu berdiri
tegak di hadapan kokohnya ‘kebenaran’. Namun ‘kebenaran’ bukanlah
sesuatu yang berkarakter balas dendam, melainkan berkarakter kasih
sebagaimana yang nampak jelas dalam perkataan Yusuf: “janganlah
bersusah hati janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab
untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu” (ay.
5). Yusuf meyakini, bahwa kehadiran Yusuf di Mesir merupakan rancangan
Allah untuk kebaikan semua orang, bukan saja orang Mesir tetapi juga untuk
masa depan keluarga besar Yakub (Israel) dan keturunan, bahkan bangsa-
bangsa lain. Inilah Kasih yang tuntas (sempurna) dari Allah yang dinyatakan
dalam diri Yusuf. Setiap rancangan Allah senantiasa dipenuhi oleh Kasih
untuk kebaikan manusia, karena Allah adalah Kasih itu sendiri (Allah adalah
Kasih: Bdk 1 Yoh. 4:8).
Mazmur 37:1-11 menegaskan pesan agar umat Tuhan tetap bertahan
dalam Tuhan, meskipun orang fasik sepintas kelihatan lebih sejahtera. Umat
Tuhan hendaknya jangan terpengaruh dengan “kesuksesan” yang
sebenarnya bersifat semu atau fana (ay. 2,10). “Kesuksesan” orang fasik
justru merupakan sebuah ‘jalan cepat’ yang membawa mereka kepada
kebinasaan (waktunya sangat singkat). Pemazmur mengajak pembacanya
untuk tetap berpegang teguh dan dengan setia memegang dan melakukan
perintah Tuhan, tidak pemarah dan iri hati (Bdk. Karakter Kasih dalam 1 Kor.
13) kepada keberhasilan orang fasik (ay.7), karena semua itu bersifat semu.
Orang percaya diajak untuk tetap konsisten menantikan waktu yang telah
ditetapkan oleh Tuhan di mana mereka akan diberikan warisan negeri yang
kekal (ay.9).
1 Korintus 15:42-50 berisi penjelasan Paulus tentang kebangkitan
orang percaya. Seperti halnya tanaman, biji tidak hanya harus mati sebelum
bertumbuh. Lebih dari itu, tubuh tanaman yang telah bertumbuh jelas
berbeda dengan biji yang ditabur dan ditanam sebelumnya. Itu sebabnya,
terkait dengan kebangkitan tubuh bagi orang-orang percaya, Paulus katakan
bahwa mereka itu ditaburkan dalam kebinasaan namun dibangkitkan dalam
ketidakbinasaan (ay.42). Tubuh yang dibangkitkan berbeda dengan tubuh
yang awal sebab yang awal bisa binasa, hina, penuh kelemahan dan alamiah
seperti pada manusia pertama (Adam) yang berasal dari debu tanah. Tetapi
setelah kebangkitan, tubuh tidak lagi binasa, namun menjadi kuat dan mulia
serta rohaniah seperti Adam yang terakhir yakni Kristus yang berasal dari
sorga (ay.47). Hal ini sejalan dengan proses, betapa yang mula-mula datang
adalah memang yang alamiah, tetapi yang kemudian adalah yang rohaniah
(ay.46; bandingkan juga dengan ajaran ‘yang dikandung dari Roh Kudus’).
Kita memakai rupa alamiah dalam kehidupan yang fana, namun dalam
kebangkitan kelak kita memakai rupa yang sorgawi (ay.49). Kehidupan
Kerajaan Allah adalah kehidupan alamiah yang sedang dibaharui secara
rohaniah (ay.50); ada di dunia tapi bukan dari dunia dan sedang menuju
kepada penyempurnaan. Adapun kehidupan rohaniah yang terus-menerus
dibaharui juga tidak terlepas dari atau semata-mata hanya kasih karunia
Allah (lihat 1 Kor. 15:10) dalam Yesus Kristus melalui karya Roh Kudus.
Lukas 6:27-36 merupakan “sisi lain ajaran Yesus di kaki bukit” yang
sangat radikal1 dan revolusioner2 yakni menjalani hidup berdasarkan kaidah
emas (kencana) yaitu perlakukan orang lain seperti yang diharapkan orang
berlakukan kepada kita (bnd. Mat. 7:12). Hal ini merupakan sebuah gaya
hidup (karakter) yang “baru”, yang diajarkan Yesus, contoh: 1) Mengasihi
musuh dan mendoakan yang membenci (ay.27-280) 2) Tidak membalas dan
mendendam, serta tidak mengambil kembali apa yg telah diberikan kepada
orang lain (ay.29-30). Untuk itu, dibutuhkan tekad untuk sungguh-sungguh
berjuang dalam menciptakan sebuah gaya hidup “baru” yang dikehendaki
oleh Tuhan. Karena itu berjuanglah hidup seperti yang dikehendaki Tuhan.
Bermurah hatilah, sebab Tuhan tetap berbuat baik bagi mereka tanpa
memandang muka: “berkorban demi kebahagiaan orang lain”. Ini bukanlah
sebuah altruisme3 melainkan sebuah cara hidup yang mendasari keberadaan
manusia di dunia dan merupakan jawaban dari pertanyaan untuk apa
manusia ada di dunia ini (Bdk. Kej. 1:27-28). Ketika manusia diciptakan,
sebelum manusia berbicara dan berpikir maka perintah untuk bertanggung
jawab segera diberikan oleh Tuhan). Singkatnya, bukan altruisme tapi
1
Radikal berasal dari kata radix yang berarti ‘akar’. Jadi yang dimaksud radikal dalam tulisan ini adalah
ajaran yang mendasar.
2
Jika evolusi merupakan proses perubahan yang terjadi dalam waktu yang lama (bandingkan teori
evolusi), maka, sebaliknya, revolusi(oner) merupakan proses perubahan yang terjadi dalam waktu yang singkat
(segera).
3
Sikap mengorbankan diri (yang berlebihan dan lebih dilandasi oleh harga diri komunitas atau kelompok)
demi kepentingan orang lain.
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
65
Tujuan:
1. Jemaat Memahami seperti apa dan bagaimana itu kasih yang sempurna.
2. Jemaat senantiasa hidup dalam kasih yang sempurna sebagai karakter kristiani.
Pemahaman Teks
Kaya secara intelektual-kognisi namun miskin secara moral, mungkin
merupakan sebutan yang tepat untuk menggambarkan situasi Korintus
pada umumnya. Mereka memiliki kekayaan pengetahuan intelektual, namun
tidak sepenuhnya hidup benar sesuai kehendak Tuhan. Dalam situasi inilah
rasul Paulus memberikan pemahaman yang benar, khususnya tentang
kebangkitan orang mati. Pasal 15 dimulai dengan tema ‘Kebangkitan Kristus’
sebagai dasar dari penjelasan rasul Paulus terkait kebangkitan tubuh.
Kematian Yesus merupakan wujud kasih-Nya kepada manusia
berdosa dan kebangkitan Yesus sebagai wujud kuasaNya yang mengalahkan
kematian dan sekaligus membangkitkan orang mati (tubuh). Pemahaman
inilah yang ditegaskan Paulus untuk meluruskan pemahaman yang salah
sekaligus meyakinkan jemaat mengenai dasar dan kuasa kebangkitan. fakta
mengenai kematian dan kebangkitan Yesus Kristus merupakan bukti yang
tak tergoyahkan untuk meyakini kebangkitan orang mati. Keyakinan ini
nampak jelas dalam ungkapan: “Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai
maut, di manakah sengatmu?”4 Selanjutnya rasul Paulus mengontraskan
tubuh yang alamiah (tanda manusia lama) yang dapat binasa dengan tubuh
yang rohaniah (tanda manusia baru) yang tidak dapat binasa.
Pertanyaan Diskusi
1. Dalam ayat 50 tertulis “daging dan darah tidak mendapat bagian dalam
Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa
yang tidak binasa?” lan aya’ 50 di sura`“iatu kale tolinona tae' nama'din
umpomana' ParentaNa Puang Matua; sia iatu apa la sanggang tae' nala
umpomana' apa tang la sanggang?.
2. Tubuh rohaniah merupakan anugerah Allah dalam Yesus Kristus. Apa
yang seharusnya dilakukan dalam menjalani kehidupan ini menuju kepada
kehidupan abadi? Adakah kaitan antara kehidupan kini dan kehidupan
abadi? Kale mempenaa iamo pa’kamasean-Na Puang Matua lan Yesu
Kristus. Apa tu sipatu tapogau’ tu kita to ma’patongan ullingkai te katuoan
marassan diolai ma’palulako katuoan matontongan? Den raka siumpu’na te
katuoan marassan diolai anna ia tu katuoan matontongan?
4
Ayat ini menegaskan penyempurnaan PL oleh PB: jika dalam PL (khususnya dalam Kitab
Kidung Agung) dikatakan “Cinta sekuat maut”, maka dalam PB diyakini bahwa “Kasih mengalahkan
maut”.
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
68
Tujuan :
1. Jemaat memahami bahwa kemuliaan Allah menjangkau masa lalu,masa kini dan masa depan
2. Jemaat mampu melatih diri mengikuti proses kemuliaan Allah dalam Yesus melalui
penderitaan,penyaliban,kematian dan kebangkitan-Nya.
Pemahaman Teks
Keluaran 34:29-35 menjelaskan tentang peristiwa kehadiran Allah
melalui kedua loh hukum Allah dan kemuliaan-Nya yang terpancar melalui
wajah Musa. Musa menanggalkan selubung mukanya ketika menghadap
Allah, lalu Allah memerintahkan kepadanya untuk menuliskan pada loh batu
hukum Allah sebagai perkataan perjanjian antara Allah dengan Israel. Akibat
dari kemerosotan spiritual Israel sehingga mereka tidak dapat berjumpa
dengan Allah secara langsung, dan Musa-lah yang menjadi perantara mereka
dengan Allah, dan bahkan ketika musa keluar untuk menyampaikan hukum
yang diperintahkan Allah, bangsa itu tidak sanggup melihat wajah Musa
yang bercahaya.
Mazmur 99:1-9 menjelaskan tentang keagungan Tuhan, yang
disaksikan oleh seluruh bangsa, yang membuat bumi bergoncang dan
membuat orang-orang gemetar, dan bahkan setan-setanpun menjadi
gemetar (Yak.2:19). Tuhan patut dipuji karena kekuatan-Nya, keadilan-Nya
dan kekudusan-Nya yang mengatasi segala bangsa.
2 Korintus 3:12-18, Rasul Paulus menekankan tentang kemuliaan Tuhan
yang tidak terselubung lagi bagi umat-Nya karena Allah telah
menyingkapkan diri-Nya melalui penderitaan, kematian dan kebangkitan
Kristus. Paulus sendiri telah mengalami bagaimana Allah telah
menjumpainya, karena itu ia telah berbalik kepada Tuhan (ay.16) Tuhan
sendiiri di dalam Roh-Nya berbicara dan mengangkat selubung dari matanya,
sehingga Paulus mengalami kemerdekaan dari hukuman dan dosa (2
Kor.3:6,9). Kemerdekaan inilah yang menjadi dasar pengharapan besar bagi
Paulus (ay.12) sehingga dia dipenuhi keberanian untuk menyatakan
kebenaran (ay.12b) sekaligus memiliki pengharapan melihat kelepasan dari
kefanaan menuju kekekalan (2 Kor.5:5). Kemerdekaan itu juga berlaku bagi
warga jemaat yang percaya kepada Kristus yakni melihat dan mengalami
kemuliaan Tuhan (ay.18) yang jauh lebih sempurna dari apa yang dialami
Musa (Kel.34:29-35). Kemerdekaan di dalam Kristus memampukan serta
memberi keberanian baik kepada Paulus maupun kepada kita sebagai umat
untuk menghadap Allah secara langsung dan menyaksikan kemuliaan-Nya.
Pengalaman dan keyakinan Paulus dan jemaat Korintus berbeda dengan
pengalaman Musa bersama orang Israel (ay.13-15). Hanya Musa yang
mengalami kemuliaan itu dan bersifat sementara, dan bagi Israel, mereka
tidak dapat menikmati dan mengalami kemuliaan itu bahkan pikiran mereka
tertutup hingga akhirnya hati mereka tertutup sepanjang saman (ay.14-15)
Lukas 9:28-36 menceritakan tentang kemuliaan Allah yang dinyatakan
dalam diri Yesus Kristus. Peristiwa di atas gunung memperlihatkan bahwa
kemuliaan Allah pada masa lampau yang dialami Musa dan Elia telah
dipertemukan dalam Yesus Kristus akan digenapi-Nya pada masa yang akan
datang. Peneguhan kepastian adanya masa depan yang penuh kemuliaan
dan kebahagiaan diperlihatkan walaupun hanya sesaat kepada murid-murid
yang diwakili Petrus,Yakobus,dan Yohanes agar mereka bersiap dan mampu
bertahan menghadapi godaan dan penderitaan yang akan segera mereka
alami bersama Yesus. Pengalaman Musa dan Elia mengikut Allah menjadi
pembelajaran berharga bagi mereka berjalan bersama Yesus bahwa
kemuliaan yang dinikmati Musa dan Elia juga akan menjadi milik mereka
bersama Kristus pada masa kini dan masa akan datang, bahkan saat itu
mereka sungguh merasakan kebahagian sehingga Petrus berkata “Guru,
betapa bahagianya kami berada di tempat ini (ay.33).
Korelasi: Allah berkenan memberikan kesempatan kepada orang-
orang pilihan-Nya menyaksikan kemuliaan Allah dalam hidupnya pada masa
kini (walau sesaat saja), tetapi akan dialami secara sempurna pada masa
yang akan datang ketika Yesus datang kembali. Di atas gunung Allah Murid-
murid diberi kesempatan untuk menyaksikan dan mengalami suasana
bahagia yang tak terlukiskan sebagaimana yang dialami orang-orang yang
ditetapkan Allah (Musa dan Elia). Kebahagiaan masa lampau, masa kini dan
masa akan datang sebagaimana yang dinikmati Musa dan Elia, demikianpun
akan terjadi dan dialami oleh orang yang setia dan konsisten mengikuti
Yesus. Penampakan Yesus bersama Musa dan Elia adalah untuk meyakinkan
para Murid agar mereka teguh dan konsisten mengikut Yesus yang segera
akan mengalami berbagai cobaan, godaan dan penderitaan bahkan
kematian namun akan bangkit kembali.
Tujuan:
1.Warga Jemaat memahami Puasa yang dikehendaki oleh Allah.
2.Warga jemaat berlatih diri salah satu bentuk Puasa yang cocok bagi dirinya selama masa-masa Pra Paskah.
Pemahaman Teks
Mazmur 51:1-17 menggambarkan ungkapan pengakuan dosa dan
pertobatan Daud. Ia mengaku dosa dan memohon pengampunan atas dosa-
dosanya. Daud memohon kasih dan anugerah dari Tuhan agar dimampukan
untuk tidak mengulangi perbuatan yang mencemari dirinya dan kemuliaan
Allah. Dia berjanji akan melakukan yang terbaik semampunya (ay.15) demi
kemuliaan Allah (ay.18), lalu ditutup dengan sebuah doa bagi Sion dan
Yerusalem (ay.20).
Yesaya 58:1-12 menceritakan tentang nabi yang diperintahkan untuk
menyampaikan kesalahan Israel yang sudah sangat kelewat batas. Setiap
hari Israel “mencari Tuhan melalui ibadah, mempersembahkan korban, dan
berpuasa” namun menuduh Allah tidak peduli dan menutup mata dan
telinga terhadap semua upaya ketaatan dan korban-korban mereka. Karena
itu nabi harus menegur mereka bahwa ketaatan dan rutinitas agama yang
formalistik telah kehilangan makna sebab setiap hari mereka bertengkar,
menidas buruh, dan tidak memperhatikan orang miskin. Allah menghendaki
agar kehidupan puasa seperti yang diucapkan dalam ibadah mestinya
dipraktekkan dalam kehidupan nyata setiap hari melalui kepedulian dan
tindakan nyata bagi yang membutuhkan pertolongan, karena hanya dengan
cara seperti itu Allah akan menganugerahkan pemeliharaan dan damai
sejahtera serta masa depan yang gemilang.
2 Korintus 6:1-10 menjelaskan bahwa Paulus menjalani pelayanannya
sebagai orang yang telah berdamai dengan Kristus. Paulus menekankan
keteladanan sebagai hamba Tuhan dan bukan sebaliknya menjadi batu
sandungan dalam jemaat. Keteladanan Paulus dicontohkan dalam
kesabaran, murah hati serta memelihara disiplin berdoa dan berpuasa serta
tidak munafik. Bahkan dirinya bertanggungjawab dan bekerja keras agar
pelayanannya tidak menjadi celaan bagi pihak lain.
Matius 6:16-18 menuliskan tentang Yesus yang mengajarkan agar
murid-murid-Nya menghindari kemunafikan dalam berpuasa seperti yang
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
73
dipraktekkan banyak orang pada waktu itu. Bagi Yesus biarlah Tuhan yang
melihat dan mengetahui isi hati setiap orang dan tidak harus dipamerkan
kepada orang lain apalagi untuk mencari pujian. Puasa yang dikehendaki
adalah merendahkan diri di hadapan Allah dan bukan menyombongkan diri
di hadapan manusia.
Korelasi dari keempat bacaan ialah bahwa Allah menghendaki
pertobatan yang berasal dari hati yang tulus iklas (Mat.6:16,18) seperti yang
dilakukan Daud (Maz.51.) dan Paulus (2 Kor.6:1-10). Karena itu, anugerah
dan kasih Allah semestinya menjadi dasar tindakan tulus dan nyata dalam
kehidupan konkrit setiap hari khususnya dalam keberpihakan membebaskan
sesama yang menderita dan terpinggirkan.
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa Allah telah menyatakan kemurahan bagi umat-Nya
2. Jemaat bersyukur atas kemurahan Allah dan semangat menyatakan kemurahan Allah bagi sesama
Pemahaman Teks
Mazmur 91:9-16 berisi pengakuan pemazmur bahwa Allah adalah
tempat perlindungan yang akan menolong umat-Nya dalam menghadapi
kesulitan, malapetaka dan ancaman mara bahaya. Di sini pemazmur
mengakui bahwa Allah akan mendengarkan teriakan, seruan dan
permohonannya, serta akan menunjukkan keselamatan yang dari pada-Nya.
Allah kemudian menjawab dengan mengatakan bahwa setiap orang yang
hatinya melekat kepada Allah akan dibentengi-Nya. Seruan mereka akan
dijawab oleh Tuhan, umur panjang akan dikarunakan bahkan keselamatan
akan diberikan-Nya
Ulangan 26:1-11 berisi perintah Tuhan bagi bangsa Israel mengenai
apa yang harus mereka lakukan setelah tiba di Tanah Kanaan. Allah
mengingatkan bangsa Israel untuk mempersembahkan buah bungaran
(hasil pertama) sebagai wujud pengakuan bangsa Israel atas perlindungan
dan pertolongan Allah yang membawa mereka keluar dari tanah Mesir
memasuki daerah yang berlimpah susu dan madu. Hasil pertanian yang
diperoleh adalah berasal dari Tuhan dan adalah layak untuk
mempersembahkan hasil pertama kepada Tuhan, sebagai wujud pengakuan
betapa Tuhanlah sumber berkat dan pemilik tanah. Aturan-aturan mengenai
cara membawa persembahan kepada Tuhan adalah sebuah bukti bahwa
mereka tidak hanya mempersembahkan hasil ladang tetapi juga ada
ketaatan pada aturan yang telah ditetapkan Tuhan yang mesti mereka
lakukan sebagai wujud syukur kepada Allah.
Roma 10:4-15 berisi penegasan Paulus, bahwa manusia dibenarkan
karena iman. Iman adalah jawaban umat Allah atas anugerah Allah di dalam
Yesus Kristus. Jemaat diingatkan bahwa keselamatan diperoleh semata-
mata karena anugerah dan bukan karena usaha manusia. Keselamatan
berarti pembebasan dari kutuk dan hukum sebagai akibat dosa. Hal ini
terwujud apabila manusia menyambut keselamatan dalam Yesus Kristus,
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
78
Pembimbing Teks
Pada bagian ini, kita memperoleh kesan bahwa rupanya ada
perbedaan pemahaman yang sangat mencolok antara Rasul Paulus dan
orang-orang Yahudi mengenai keselamatan. Orang Yahudi memahami
bahwa keselamatan diperoleh dengan jalan mentaati seluruh Hukum Taurat,
sedangkan Rasul Paulus meyakini keselamatan adalah anugerah Allah
melalui kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Oleh Paulus, paham orang-
orang Yahudi ini disebut sebagai “membangun kebenaran sendiri” (ay.3).
Mereka tidak takluk pada kebenaran Allah. Itulah sebabnya Rasul Paulus
mengatakan bahwa Kristus adalah kegenapan Hukum Taurat seperti yang
dijelaskan dalam ayat 5 dan 6. Paulus mengakui kebenaran pandangan Musa
tentang Hukum Taurat, bahwa “orang yang melakukannya akan hidup
karenanya” (Im. 18:5). Paulus sadar bahwa tidak ada seorangpun yang
sanggup memenuhi tuntutan hukum Taurat secara sempurna kecuali
Kristus. Ayat 9 dan 10 berbicara mengenai panggilan dan tanggung jawab
dari orang-orang yang telah mendapat anugerah (dibenarkan). Mengaku
dengan mulut bahwa Yesus adalah Tuhan, serta percaya dalam hati bahwa
Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati. Mengaku dengan
mulut adalah aspek kesaksian yang dapat dilihat dan didengar orang lain.
Jadi mengaku dengan mulut merupakan aspek tindakan dan perbuatan dari
iman. Percaya dalam hati merupakan dorongan dan dasar dari aspek
perbuatan. Jadi menurut Rasul Paulus perbuatan adalah jawaban dari
anugerah keselamatan yang diberikan Allah. Perbuatan yang baik dan benar
adalah wujud syukur atas kemurahan Allah.
Pertanyaan Diskusi:
1. Rasul Paulus mengatakan bahwa keselamatan adalah anugerah Tuhan
semata. Bagaimana respon kita terhadap anugerah Tuhan ini?
(Napamata’tak Rasulu’ Paulus kumua ia tu Kasalamaran manassa
pa’kamasean-Na Puang Matua.Umba susi pebalinta diona te pa’kamasean-
Na Puang lako lako kaleta?)
2. Wujud iman kita ialah jika kita mengaku dengan mulut bahwa Yesus
adalah Tuhan, dan percaya di dalam hati. Bagaimana mewujudkannya?
(Tanda manassana kapatongananta iamotu tontong mangaku kumua iatu
Yesu Puang, sia dikatappai’ lan penaanta. Umba ladikua umpapayanni?)
Pemahaman Teks
Mazmur 27:7-14 ini adalah seruan pemazmur yang disampaikan
kepada Tuhan. Pemazmur nampak menyampaikan seluruh beban yang
dialaminya kepada Tuhan, sambil tetap meyakini bahwa apa yang dia cari
tidak sia-sia. Pemazmur nampak sangat percaya diri bahwa Tuhan menolong
dia, karena itu dia mengatakan: “Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan
aku, namun TUHAN menyambut aku.” (Maz.27:10). Dalam konteks ini Daud
mengirim orang tuanya ke Moab untuk perlindungan (1 Sam. 22:3-4). Daud
merasa yakin bahwa sekalipun dia harus berpisah dan menitipkan orang
tuanya kepada raja Moab untuk berlindung, tetapi dia percaya bahwa Tuhan
pasti tidak meninggalkan dia. Tetapi Daud juga menunjukkan kepada kita
bahwa bahkan dia, seorang yang mencari Tuhan dengan penuh semangat,
sering masih merasa bahwa Tuhan tidak segera mendengarnya. Bahkan
Daud seolah-olah mengandaikan Tuhan menyembunyikan wajahnya. Karena
itu dia katakan: “Janganlah menyembunyikan wajah-Mu kepadaku”.
Meskipun Daud seorang yang setia kepada Tuhan, tetapi dia pun masih
dilanda kecemasan. Namun yang menarik, ialah kecemasan dan ketakutan
Daud tidak membuat dirinya berpaling dari Tuhan. Ia justru berseru kepada
Tuhan. Seruan itu untuk menyatakan keterbatasan Daud, dan betapa
hidupnya hanya ada dalam lindungan dan penyertaan Tuhan.
Kejadian 15:1-21 mengisahkan kekalutan Abram terkait hidupnya
yang belum juga dikaruniai keturunan. Dia berpikir akan mati dan hambanya
Eliezerlah yang akan mewarisi seluruh kepunyaannya. Ini jelas sebuah
pergumulan yang berat, karena dia tidak mempunyai keturunan untuk
melanjutkan kehidupan. Dalam situasi itu, Allah kemudian hadir memberikan
janji kepada Abram, yakni membuat keturunan Abram menjadi banyak dan
tidak terhitung jumlahnya. Dia pun percaya: “Lalu percayalah Abram kepada
TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai
kebenaran.” Abram nampaknya tidak mempertanyakan lagi, dan tidak
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
82
Tujuan:
1.Jemaat Memahami bahwa kita adalah warga Kerajaan Surga.
2.Jemaat memahami bahwa sebagai warga kerajaan surga maka kita mempunyai hak istimewah.
Pembimbing Teks
Pada teks sebelumnya, Yesus bicara tentang siapa yang akan masuk
dalam Kerajaan Allah. Yesus menjelaskan kepada pendengarnya, bahwa
kerajaan Allah bukan milik kelompok tertentu (bukan milik orang Yahudi).
Karena pada akhirnya yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan
terdahulu menjadi yang terakhir (ay.27-30). Artinya, warga Kerajaan Surga
tidak ditentukan sama sekali oleh identitas kesukuan. Tetapi siapapun dapat
menjadi warga Kerajaan surga.
Pada teks Lukas 13:31-35 Yesus menjelaskan tentang kematian dan
kebangkitan-Nya (ay.32). Yesus menyampaikan bahwa Sesungguhnya
rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi. Tetapi Aku berkata
kepadamu: Kamu tidak akan melihat Aku lagi hingga pada saat kamu
berkata: Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!" (ay.35).
Pertanyaannya, apakah Yesus sedang mengeser Bait Allah sebagai pusat
penyembahan Yudaisme dan menjadikan Yesus sendiri sebagai pusat?
Apakah Yesus sedang bicara tentang kerajaan yang baru yang tidak lagi
berpusat di Yerusalem? Bait Allah akan ditinggalkan dan menjadi sunyi! Pada
saat yang sama, mereka tidak akan melihat Yesus sampai adanya
pengakuan, “diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan”.
Teks ini menjadi sangat menarik, karena memperlihatkan kepada
kita, bahwa pusat Kerajaan Allah bukan lagi seperti dalam paham Yudaisme.
Tetapi kerajaan Allah ada bersama dengan Kristus. Jadi siapa yang akan
menjadi warga Kerajaan Allah? Warga Kerajaan Allah tentu mereka yang
percaya, “Yesus Kristus Itulah Tuhan dan Juruselamat”.
Pertanyaan Diskusi
1.Apa maksud Yesus dalam ayat 35 yang mengatakan “Kamu tidak akan
melihat Aku lagi hingga pada saat kamu berkata: Diberkatilah Dia yang
datang dalam nama Tuhan!" (Apa tu nasanga Puang Yesu lan aya’ 35
“Tae'mo mila untiroNa' sae lako nalambi'na tu attu la minii ma'kada kumua:
Maupa'mo Ia tu saena umpotete sanganNa Puang.”)
2. Apakah kita sudah yakin bahwa kewargaan kita adalah di dalam sorga? Jika
suda yakin, apa lasan kita dan jika belum mengapa? (Manappa’moki’raka
kumua dao suruga tu tondok kadadianta? Iake manappa’moki’, apa tu
tapenggarontoi’, ia ke tae’pi, matumbai to.)
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
86
SENDENGKANLAH TELINGAMU
Pelempei tu suling pa`perangimmu
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa sekalipun kita berdosa Allah tetap mengasihi kita
2. Jemaat berupaya menjalani hidupnya untuk selalu mendengarkan Firman Tuhan
Pemahaman Teks
Mazmur 63:2-9 menguraikan tentang keberadaan pemazmur yang
sedang berhadapan dengan para pendusta dan orang-orang yang ingin
mencabut nyawanya (ay.10,12). Dalam menghadapi persoalan itu, ia sendiri
hidup dalam persembunyiannya (ay.2). Walau demikian Ia datang kepada
Allah mencurahkan pergumulannya (ay.2-3). Dalam keberserahannnya
kepada Tuhan, pemazmur pun akhirnya merasakan kekuatan menghadapi
semua persoalan hidupnya. Karena itulah Ia bermegah dan memuliakan
Tuhan (ay.4-8).
Yesaya 55:1-9 merupakan undangan kepada umat untuk datang
kembali ke dalam keselamatan yang dari Tuhan. Sekalipun bangsa Israel
telah meninggalkan Allah, namun kini diundang kembali oleh Allah untuk
masuk ke dalam persekutuan dengan Allah. Umat dipanggil untuk menerima
makanan keselamatan secara Cuma-cuma. Dalam keberdosaan umat-Nya,
Allah menunjukkan betapa besar kemurahan dan rancangan Allah yang
berkenan memanggil umat-Nya sekalipun umat-Nya telah jatuh dalam
keberdosaan. Allah menegaskan bahwa: “Sebab rancangan-Ku bukanlah
rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman Tuhan.
Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari
jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu” (ay.8-9). Karena itu
sendengkanlah telingamu dan datanglah kepada-Ku; Dengarkanlah, maka
kamu akan hidup! Oleh sebab itu, carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui;
berserulah kepada-Nya selama Ia dekat.
1 Korintus 10:1-13 berisi nasehat Paulus kepada jemaat Korintus agar
tidak mengulangi sikap nenek moyang mereka yang tidak menghormati
Tuhan dengan melakukan penyembahan berhala, percabulan, mencobai
Tuhan dan melawan Tuhan dengan bersungut-sungut, sehingga membuat
mereka tewas di padang gurun (ay.5-10). Jemaat Korintus diminta
hendaknya tetap kuat menghadapi pencobaan agar tidak jatuh, sebab
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
87
SENDENGKANLAH TELINGAMU
Pelempei tu suling pa`perangimmu
Lukas 13:1-9
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa sekalipun kita berdosa Allah tetap mengasihi kita
2. Jemaat berupaya menjalani hidupnya untuk selalu mendengarkan Firman Tuhan
Pemahaman Teks
Perikop ini menceritakan tentang pemilik kebun anggur yang
datang mencari buah pada pohon ara milik kepunyaannya. Namun sayang,
selama 3 tahun, tak ada satu buah pun yang dihasilkan. Karena dianggap
tidak berarti maka ia meminta pengurus kebun anggur itu untuk menebang
pohon tersebut karena dianggap hidup di kebun dengan percuma. Namun
pengurus kebun itu justru memohon kepada pemilik kebun sekiranya
mungkin pemilik kebun masih membiarkan tumbuh setahun lagi sambil
pengurus kebun mencangkul tanahnya dan memberi pupuk kepada
tanaman tersebut. Harapannya ialah mungkin tahun depan pohon ara itu
dapat berbuah.
Perumpamaan di atas setidaknya dapat mengajak kita untuk
memahami bahwa Tuhan masih memberi kesempatan kepada kita untuk
bertobat, bertumbuh dan memberi buah dalam kehidupan. Kesempatan itu
memiliki waktu yang sangat terbatas sehingga kita pun hendaknya
menggunakan waktu yang terbatas itu untuk selalu mendengarkan nasihat-
nasihat dari Tuhan. Permohonan yang disampaikan oleh pengurus kebun
anggur kepada pemilik kebun anggur menjadi gambaran bahwa Tuhan
masih mendengarkan permohonan kita. Karena itu upaya-upaya untuk
memperbaiki pertumbuhan rohani kita juga masih terbuka. Dengan
memberi pupuk rohani yang dapat membuat pertumbuhan kerohanian kita
semakin baik, iman kita bisa pula bertumbuah dan menghasilkan buah-buah
yang baik pada waktunya.
Pertanyaan Diskusi
1. Menurut anda siapa yang dimaksud Yesus tentang pengurus kebun
anggur dan pemilik kebun anggur dalam perikop?
Situru’ pangappa’ta, mindara tu nasanga Puang Yesus to ma’kampa pa’lak
Anggoro’, na minda tu ampunna pa’lak anggoro’?
2. Baca kembali ayat yang ke 7. Menurut anda apa makna yang terkandung
dalam ayat tersebut jika dikaitkan dengan kehidupan kita?
Basai sule tu aya’ 7, situru’ pa’nannunganta, apa patunna te kada dipokada
ke dipasiumpu’i katuoanta.?
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa dosa menjadikan hubungan manusia dengan Allah terpisah.
2. Jemaat memilih hidup dekat dengan Allah dan mengasihi dunia seperti Bapa mengasihinya.
Pemahaman Teks
Mazmur 32:1-11 merupakan ungkapan isi hati Daud yang berbahagia
karena Tuhan mengampuninya. Dosa Daud ditutupi dan kesalahannya tidak
diperhitungkan Tuhan. Daud memahami bahwa pengampunan itu bukan
karena dia layak melainkan semata-mata karena anugerah Tuhan
kepadanya. Daud menjadi contoh orang yang memiliki sikap terpuji yaitu
memilih jujur mengakui dosa dan pelanggarannya di hadapan Tuhan. Dari
kisah Daud, terbukti bahwa Tuhan nyata mengampuni orang yang sungguh-
sungguh berduka karena dosanya dan mau berpaling.
Yosua 5:1-21 mengisahkan tentang perintah Allah kepada Yosua
untuk menyunatkan bangsa Israel. Dengan tindakan itu, cela atau
kecemaran dari Mesir dihapuskan oleh Allah. Sunat dalam Perjanjian Lama
adalah tanda bahwa seseorang berhak untuk ikut ambil bagian dalam
berkat-berkat perjanjian. Sunat juga berarti ketaatan kepada perjanjian Allah
dengan umat-Nya.
2 Korintus 5:11-21 merupakan surat yang berisi kesaksian Rasul Paulus
tentang karya Allah di dalam Yesus sebagai jalan pendamaian. Kematian dan
kebangkitan Yesus membuka belenggu dosa atas manusia. Paulus
menyerukan kepada Jemaat Korintus untuk merespons kasih dan kebaikan
Allah yang telah dinyatakannya di dalam Yesus dengan menjadi ciptaan baru
yang tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri tetapi hidup untuk Allah.
Lukas 15:11-32 berisi cerita tentang perumpamaan anak yang hilang.
Anak bungsu adalah gambaran orang berdosa yang membuang karunia-
karunia Allah demi kesenangan diri dan membawanya pada hidup yang
terpuruk. Sadar akan perbuatannya yang keliru, anak bungsu menyesal dan
kembali kepada bapanya dengan kerendahan hati untuk mengakui
kesalahannya. Sang bapa menyambut dengan penuh kasih bahkan sangat
bersukacita melihat anaknya kembali. Anak sulung dikisahkan sebagai
pribadi yang tidak rela menerima kembalinya sang bungsu. Penolakannya
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
91
semakin menguat ketika sang bapa menyambut anak bungsu dengan pesta
yang meriah.
Korelasi: Keempat bacaan menyajikan potret realitas dosa yang
menggoda dan sanggup mencengkram hidup manusia. Namun anugerah
pengampunan Allah dinyatakan kepada setiap orang yang benar-benar
berpaling yang mengakui dan berduka atas semua dosa-dosanya.
Pengampunan dari Allah berlaku bukan karena kita layak menerimanya
melainkan semata-mata karena anugerah kasih Allah atas segenap ciptaan-
Nya.
anak bungsu yang terkisah pada bagian akhir perumpamaan (ay. 25-32).
Pesan kedua ini sungguh tidak boleh diabaikan. Sebab, bila melihat
konteks perumpamaan ini, justru tujuan utama Yesus menyampaikannya
adalah untuk mendidik orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang
mencemooh sambutan Yesus kepada para pemungut cukai dan orang-
orang berdosa yang datang mendengarkan-Nya (lih. Luk. 15:1-3). Yesus
seolah-olah hendak berkata kepada mereka “mengapa kamu bertingkah
seperti anak sulung, yang bereaksi negatif menolak turut bersukacita
dengan Aku dalam pesta perjamuan menyambut orang-orang berdosa
yang telah kembali?”. Sikap orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat tersebut
tentu berdasar pada paradigma religius keyahudian yang kerdil, yaitu
keselamatan adalah eksklusif bagi mereka dan tidak untuk orang lain di
luar komunitas mereka, apalagi orang berdosa. Iman dan sikap demikian
justru menempatkan mereka sebagai “anak yang hilang sesungguhnya”.
Pemahaman Teks
Selama kurun waktu empat puluh tahun, tidak ada keturunan orang
Israel yang lahir dalam perjalanan keluar dari Mesir yang disunat. Generasi
pertama yang bersunat telah habis dan tidak dapat masuk ke tanah Kanaan
Itu bukanlah karena ketidakmampuan Allah membawa mereka untuk sampai
ke Kanaan, tetapi adalah konsekuensi dari pemberontakan mereka kepada
Allah selama perjalanan di padang gurun (ay.6). Generasi kedua harus
disunat dan hal itu menjadi awal dari penghapusan cela Mesir atas bangsa
Israel (ay.9).
Sunat yang dititahkan Allah dicatat pertama kali dalam kitab
Kejadian, yaitu pada saat Allah mengulang janjinya kepada Abraham.
Kejadian 17:10-12 “Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian
antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara
kamu harus disunat; haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi
tanda perjanjian antara Aku dan kamu. Anak yang berumur delapan hari
haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik
yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang
asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu”.
Setting peristiwa perintah Allah kepada Yosua untuk penyunatan
bangsa Israel “dengan batu” secara massal adalah di Gilgal. Tempat ini
terletak di dekat kota Yerikho. Gilgal memiliki sejarah penting bagi bangsa
Israel. Gilgal dijadikan tempat persinggahan Yosua serta bangsa Israel dan
juga basis operasi militer selama penaklukan Kanaan dan kota-kota lainnya.
Setelah setiap kemenangan diraih, mereka pun kembali ke markas
perkemahan besar di Gilgal. Di tempat ini jugalah manna berhenti diberikan
kepada bangsa Israel, tepatnya satu hari setelah perayaan Paskah dan
bangsa Israel mulai memakan hasil negeri Kanaan (ay. 10-12).
Pertanyaan Diskusi:
1. Apa makna yang dapat kita refleksikan dari perintah sunat bagi bangsa
Israel sebagaimana dikisahkan dalam Yosua 5:1-12?
Umba latakua umpapayanni tu patunna Sunna’ susi tu dipa’parentan lako
to Israel lan Yosua 5:1-12?
2. Apa relevansi makna sunat dengan panggilan Pemberitaan Injil Gereja
Toraja?
Denraka siumpu’na patunna Sunna’ anna ia tu passanan tengko
umpesa’bian kareba Kaparannuan lan Gereja Toraja.
Tujuan:
1. Jemaat Memahami bahwa mengasihi Allah harus dinyatakan dengan pengorbanan yang besar
2. Jemaat dapat menghidupi kasih Allah dengan komitmen mengasihi Allah dan sesama
Pemahaman Teks
Mazmur 126:1-6 adalah nyanyian ziarah umat Israel yang
mengungkapkan isi hati, perasaan dan pikiran umat yang terus mengenang
dan mendambakan pemulihan dari penderitaan. Pemulihan yang dilakukan
oleh Allah dan diakui sebagai sebuah perkara yang besar yang melahirkan
sukacita besar, sebagaimana terungkap dalam tawa dan sorak-sorai serta
membuat bangsa-bangsa mengakui kebesaran Tuhan (ay.2). Pemulihan itu
dilakukan oleh Allah sendiri (ay.1) atas permintaan dalam doa oleh umat-Nya
(ay.4). Bertahan dalam iman di tengah penderitaan karena situasi sulit,
digambarkan seperti penabur yang bekerja dengan mencucurkan air mata,
namun juga dengan pengharapan bahwa akan pulang membawa berkas-
berkasnya (ay.6). Demikianlah besarnya harapan umat Allah akan terjadinya
pemulihan di tengah situasi sulit yang dihadapi.
Yesaya 43:16-21 menekankan pengharapan pembebasan yang
dijanjikan oleh Tuhan bagi umat yang sedang putus asa dalam pembuangan
di Babel (ay.16-17), bahwa Tuhan adalah Sang Pengharapan, Sang
Pembebas, yang akan bertindak bagi umat yang sedang dalam penderitaan.
Dalam konteks ini kita melihat betapa besar kasih Allah kepada umat-Nya
yang sedang mengalami berbagai tekanan kehidupan.
Filipi 3:1b-16 dilatarbelakangi oleh Jemaat Filipi yang sedang
mengalami gangguan karena maraknya pengajar palsu, perselisihan, dan
pengaruh agama Yahudi serta orang-orang Kristen keturunan Yahudi yang
merasa lebih baik dari orang Kristen keturunan lain.
Yohanes 12:1-8 menarasikan bagaimana Maria (saudara Marta dan
Lazarus di Betania) meminyaki kaki Yesus dengan minyak Narwastu yang
mahal dan menyekanya dengan rambutnya. Bagi Yudas Iskariot, tindakan
Maria kepada Yesus dipandang sebagai sebuah pemborosan yang sia-sia.
Minyak narwastu yang murni memang mahal harganya. Narwastu adalah
sejenis tanaman yang digunakan untuk membuat minyak wangi
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
95
Tujuan:
1.Jemaat Memahami bahwa mengasihi Allah harus dinyatakan dengan pengorbanan yang besar
2.Jemaat dapat menghidupi kasih Allah dengan komitmen mengasihi Allah dan sesama
Pemahaman Teks
Paulus bersaksi tentang perubahan radikal yang terjadi pada dirinya
setelah berjumpa dan mengenal Yesus. Ia yang sekarang sangat berbeda
dengan dia yang dahulu. Ketika masih membenci Yesus dan pengikut-Nya, ia
sama sekali tidak mengenal arti mengasihi dengan benar. Tetapi setelah ia
mengenal Kristus, kini ia mengerti bahwa kasih yang sempurna diperoleh
hanya melalui anugerah Kristus dan bukan melalui ketaatan-ketaatan
lahiriah kepada aturan-aturan agama.
Perjumpaan Paulus dengan Yesus telah mengubah pandangannya
tentang keselamatan. Paulus jadi mengerti kebenaran yang sejati, bahwa
kasih Allah tidak diperoleh dengan mengandalkan perbuatan baik sesuai
hukum Taurat seperti keyakinan masa lalunya. Secara lahiriah masa lalunya
itu patut dibanggakan (ay.4b). Ketaatannya beragama secara lahiriah
sungguh sempurna (ay.5-6). Namun kini Kristus adalah segalanya dan yang
utama adalah pengenalan akan Kristus. Itu sebabnya, yang dulu dianggap
keuntungan, kini dianggap sampah (ay.8). Kebenaran karena iman kepada
Kristus menjadi dasar dan titik tolak perubahan radikal yang dialami Paulus
(ay.9). Dahulu ia berkehendak mengejar kebenaran dengan melakukan
hukum Taurat, tetapi kini kehendaknya adalah mengenal Kristus dan
menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya (ay.10). Tujuannya agar dia
beroleh kebangkitan orang mati (ay.11). Mengasihi Yesus dengan kasih yang
benar adalah berjuang untuk makin serupa dengan Diri-Nya dan berani
meninggalkan hal-hal yang dianggap berharga, jika itu memang
menghalangi untuk mengenal kasih Kristus yang sempurna.
Pertanyaan Diskusi:
1. Setiap orang memiliki sesuatu yang dianggap berharga.Jika hal yang kita
anggap berharga itu menghalangi kita untuk menyatakan kasih Allah,
apakah kita rela meninggalkannya? (Simisa’-misa’ tau pantan naampui
tomai apa nasanga keangga’. Densiaraka lan penaanta morai untampei tu
a’gan susito ke ditiroi kumua nasakkalanganniki’ la umpogau’ pa’kaboro’-
Na Puang?)
2. Menurut saudara adakah kebiasaan dalam hidup berjemaat dan
bermasyarakat yang telah menghambat kita untuk menyatakan kasih
yang benar kepada Allah dan sesama kita? (Situru’ pentirota, denraka tu
kabiasan lan kombongan sia tondok tu ussakkalanginki’ umpapayan
kamamaliran sia pa’kaboro’ lako Puang Matua sia lako padanta rupa tau?)
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
99
Pemahaman Teks
Mazmur 31:10-19 menjelaskan, Daud adalah salah seorang yang
disebut Tuhan sebagai orang benar, namun sering mengalami penderitaan.
Daud hendak dicelakai Saul bahkan dikhianati anak kandungnya sendiri
(Absalom). Namun ia tetap mengharapkan belas kasihan Tuhan
Yesaya 50:4-11 menjelaskan bahwa Allah mempersiapkan Sang
hamba untuk melakukan suatu tugas. Karena itu sang hamba diajak untuk
mendengar seperti seorang murid (ay.4), agar dapat berkata benar dan
menghibur serta dapat memberi semangat bagi mereka yang
membutuhkan. Nabi Yesaya diberi lidah seorang murid supaya ia dapat
memberikan kepada setiap orang bagaimana menggunakan lidahnya
dengan berterus terang memberitakan dan mengatakan kebenaran. Identik
dengan kebenaran Injil; “Siapa yang percaya akan diselamatkan, tetapi siapa
yang tidak percaya akan dihukum”.
Filipi 2:1-11 berisi nasehat Rasul Paulus pada jemaat Filipi tentang
kewajiban orang Kristen untuk tetap bersatu hati, seia sekata, satu pikiran,
bersatu dan rendah hati menirukan teladan Tuhan Yesus, yang merupakan
teladan agung dalam hal kerendahan hati dan kasih.
Lukas 22:14-23 menceriterakan tentang Yesus yang sedang memberi
petunjuk kepada Petrus dan Yohanes untuk pergi mempersiapkan
perjamuan paskah (sebagai perjamuan perpisahan sebelum Ia menderita).
Sebagai orang Yahudi, Yesus pun turut menjalani tradisi Paskah yang akan
dirayakan dengan dua belas murid-Nya, sebelum Ia menjalani tugas
penebusan.
Korelasi keempat bacaan adalah bahwa Yesus datang ke dunia
menampakkan dua wujud yaitu kodrat ilahi dan dan kodrat manusia. Hal
tersebut didasari kasih karunia-Nya untuk menyelamtakan kita manusia
berdosa. Untuk itu, pada kita dibutuhkan lidah dan telinga seorang murid
untuk mendengar dan memahami makna Perjamuan Kudus yang memandu
kita bersaksi tentang penderitaan, kematian dan pengorbanan Kristus.
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
100
Kodrat Kristus.
Di sini (Filipi 2:1-11) diceritakan tentang dua kodrat Kristus, yaitu
kodrat ilahi-Nya dan kodrat manusiawi-Nya.
1. Kodrat ilahi. Kodrat ilahi-Nya Nampak: “Yang walaupun dalam rupa
Allah” (ay. 6), memiliki kodrat ilahi, sebagai Anak Allah yang tunggal
dan kekal. Ini sejalan dengan Yohanes 1:1, pada mulanya adalah adalah
Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah. Ini sama maknanya
dengan menjadi gambar Allah yang tidak kelihatan (Kol. 1:15), dan
cahaya kemuliaan dan gambar wujud Allah (Ibr. 1:3), Ia tidak
menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus
dipertahankan. Ia mengesampingkan keadaan-Nya yang sebelumnya
ketika Ia berada di muka bumi, yaitu sebagai Anak Allah.
Pembimbing Teks
Cawan berisi anggur menjadi tanda dan bukti Perjamuan Baru atau
wasiat baru yang dibuat dengan kita. Cawan anggur itu memperingati
ditebusnya wasiat itu melalui darah Kristus dan menegaskan semua janji
yang ada dalam wasiat tersebut. Setiap kali kita memperingati penumpahan
darah Kristus melalui Perjamuan Kudus, hal itu akan menghidupkan dan
menyegarkan jiwa kita seperti anggur yang menyukakan hati manusia. Kita
membutuhkannya, kita berpegang teguh padanya, dan berharap
memperoleh berkat melalui penumpahan darah itu; Anak Allah yang telah
mengasihi kita telah menyerahkan diri-Nya untuk kita. Dalam semua
penghormatan kita pada Perjanjian Baru, kita harus ingat akan darah Kristus
yang memberi hidup dan diriNya pada perjanjian itu, serta yang telah
memeteraikan semua janji yang ada di dalamnya bagi kita. Kalau bukan
karena darah Kristus, kita tidak akan memiliki Perjanjian Baru dan tidak akan
pernah mengenal arti penumpahan darah Kristus.
Dengan penebusan itu, sekarang kita hidup sebagai anak-anak Allah
yang dibebaskan dari kuasa dosa, maut dan iblis; dan kita sedang menuju
kepada kesempurnaan kerajaan Allah di dalam kemenangan Yesus Kristus.
Pertanyaan Diskusi:
1. Apa makna Perjamuan Kudus yang dilakukan Yesus bersama murid-
murid-Nya?
Apara patunna tu Katumimburan Masallo’ napogau’ Puang Yesu sola anak
gurun-Na?
2. Apa makna kematian Yesus untuk kita dan bagaimana kita aplikasikan
dalam hidup sebagai umat percaya dewasa ini?
Apara gai’na tu kamatean-Na Puang Yesu lako kaleta, sia umba ladikua
umpapayanni lan katuoanta kita to ma’patongan?
Tujuan:
1. Jemaat memahami arti dan makna pengorbanan Kristus
2. Jemaat menghidupi pengorbanan Kristus dengan hidup rendah hati dan saling mengampuni
Pemahaman Teks
Mazmur 116:12-19 merupakan doa pemazmur yang mengalami
pengalaman iman saat menghadapi ancaman maut (ay.3,8). Pembebasan
dari Tuhan mendorongnya untuk membayar nazar dengan korban syukur
kepada Allah (ay.12-14). Penekanan pemazmur terungkap dengan sebuah
pengakuan "aku mengasihi Tuhan" dan "seumur hidupku aku berseru
kepada-Nya."
Keluaran 12:1-15 menarasikan kisah permulaan perjamuan Paskah
dengan berbagai peraturan yang diberikan kepada bangsa Israel agar
mereka terluput dari bencana di Mesir. Terdapat ritual makan anak domba
paskah dengan tergesa-gesa dan berdiri dengan sayur pahit dengan waktu
yang sangat sempit untuk meninggalkan Mesir sambil mengoleskan darah
anak domba di tiang pintu sebagai simbol keberadaan orang Israel.
1 Korintus 11:23-34 menjelaskan tentang kisah perjamuan Paskah di
Mesir sebelum bangsa Israel dibebaskan dari perbudakan di Mesir sekaligus
menjelaskan tentang pengorbanan Kristus yang sudah memberikan tubuh
dan darahNya untuk mengampuni manusia yang berdosa. Namun ternyata
makna perjamuan telah mengalami pergeseran, sebab pada waktu itu orang
tidak lagi saling mempedulikan, melainkan masing-masing hanya menikmati
makanannya sendiri (ay.17-22). Ironis, sebab perjamuan kudus sesungguhnya
merupakan tempat untuk mengingat kembali kepedulian Kristus sebagai
bentuk kasih dan pembebasan-Nya bagi keselamatan dunia (ay.23-36).
Yohanes 13:1-20 menguraikan bagaimana Yesus mengawali tindakan
kasih dengan cara membasuh kaki murid-murid-Nya (ay.4-5). Yesus
menyatakan bahwa Ia telah mengambil peran yang sangat rendah untuk
melayani mereka. Yesus adalah seorang guru dan Tuhan yang rela
membasuh kaki murid-murid-Nya sebagai teladan kepada mereka agar
mereka pun mau melakukan hal yang sama (ay.14-15). Melalui tindakan
tersebut, Yesus mau membuka pikiran para murid-Nya, bahwa melayani
bukanlah pekerjaan/tindakan rendah melainkan sesuatu yang akan
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
106
Yudas walaupun hati Yudas sudah diberikan kepada iblis (ay.2). Kasih
seperti ini jelas merupakan kasih yang paling agung yang mungkin jarang
ditemukan. Bandingkan dengan kasih Allah kepada umat Israel pada saat
pembebasan dari Mesir (Kel.12:1-15). Kasih Kristus kepada para murid
tidak tanggung-tanggung. Ia tidak hanya membasuh kaki mereka,
melainkan membasuh dosa mereka dengan darah-Nya yang kudus.
Begitu juga kepada kita orang berdosa, melalui pengorbanan Kristus di
kayu salib dosa kita telah dibasuh dengan darah Kristus. Oleh karena itu
kita terpanggil untuk menyatakan kasih Allah yang besar dengan saling
mengasihi termasuk kepada mereka yang membenci kita (Mat. 5:44).
kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu maka kamu pun wajib saling
membasuh kakimu” (ay.14). Sebagaimana Yesus sebagai Guru dan Tuhan
mau membasuh kaki mereka, demikian pula mereka wajib untuk saling
membasuh kaki. Hal ini menjadi amat penting untuk ditekankan oleh
Yesus. Jika seorang murid memandang murid lain, maka ia akan
mendapati temannya itu tidak pantas untuk dibasuh kakinya. Sebaliknya
jika ia melakukannya dengan memandang kepada Yesus yang adalah
Guru dan Tuhan, maka mereka akan memiliki alasan yang cukup untuk
dengan rendah hati akan membasuh kaki sesamanya. Nasihat inilah yang
kemudian mendorong gereja mula-mula untuk melakukan pembasuhan
kaki secara hurufiah (1 Tim. 5:10). Apakah perintah ini bisa kita lakukan? Di
satu sisi perintah ini tidaklah sulit sebab kita hanya diminta untuk
membasuh kaki sesama kita yang sama (rendahnya) dengan kita. Jikalau
Yesus sudah melakukannya dengan membasuh kaki mereka yang lebih
rendah dari diri-Nya atau lebih tepatnya membasuh kaki orang berdosa,
masakan orang berdosa merasa diri terlalu tinggi untuk membasuh kaki
orang berdosa lainnya? Di sisi lain perintah ini memang sulit. Tentu akan
menjadi mudah bagi kita apabila Yesus memerintahkan kita untuk
membasuh kaki-Nya. Kita mungkin dengan senang hati akan melakukan
itu. Perintah membasuh kaki sesama jelas tidak mudah karena
kedagingan kita sering mendorong kita untuk berada di atas orang lain.
Dihormati lebih nikmat daripada direndahkan. Memimpin lebih lebih enak
daripada melayani. Namun demikian, satu hal yang pasti Yesus katakan,
“berbahagialah kamu jika kamu melakukannya” (Yoh. 13:17).
Tujuan:
1.Jemaat memahami bahwa kematian Kristus membawa pada gerbang kebangkitan dan kehidupan kekal.
2.Jemaat menyerahkan hidupnya untuk menjadi satu dengan kematian dan kebangkitan Kristus.
Pemahaman Teks
Mazmur 22:2-6, adalah rintihan dan keluhan pemazmur yang merasa
ditinggalkan. Rintihan ini juga sekaligus merupakan kesaksian bahwa
walaupun pemazmur sudah beriman kepada Allah tetapi dirinya tidak luput
dari kesukaran, bahkan masih sering merasa bahwa Tuhan seolah-olah
membisu mendengar seruan pemazmur. Walaupun demikian pemazmur
tetap beriman kepada Allah yang layaknya seorang bayi yang menangis
karena mencari sandaran aman di dada ibunya (ay. 10-11).
Yesaya 52:13-15 adalah nubuatan yang disampaikan kepada umat
Israel yang sedang dibuang di Babel. Kepada mereka diberitakan tentang
akan datangnya seorang hamba Tuhan yang akan membebaskan mereka
yang sedang terbuang. Hamba Tuhan itu akan mengalami kesengsaraan
demi menyelamatkan umat Tuhan. Kesengsaraan yang dialaminya
merupakan tugas khusus yang dipercayakan kepadanya. Sang hamba setia
menjalaninya walaupun ia mengalami banyak penghinaan hingga
direndahkan tetapi pada akhirnya Tuhan meninggikan dan memuliakan
dirinya. Nubuat ini dipenuhi dalam karya Yesus Kristus yang menjalani
penderitaan demi menebus umat manusia dari keterbuangan dari hadapan
Tuhan karena dosa.
Ibrani 10:19-25 adalah kesaksian rasuli mengenai karya Yesus Kristus
sebagai imam besar yang telah membuka dan mempersatukan kembali Allah
dengan manusia (ay.20). Melalui karya pendamaian itu manusia dapat
menghadap Allah tanpa rasa takut. Hal ini hendaknya mendatangkan
perubahan hidup dalam diri manusia (ay.24), untuk tidak hidup lagi sebagai
manusia yang bebal.
Yohanes 19:28-30 adalah Injil mengenai Yesus yang menderita dan
mati di kayu salib sebagai bentuk penggenapan janji (ay.28,36,37). Yesus
akhirnya menyerahkan nyawa-Nya ke dalam tangan Bapa sebagai tebusan
bagi dosa manusia (ay.30) Yesus mati menggantikan manusia menjadi
korban penebus dosa. Apa yang terjadi pada diri Yesus telah direncanakan
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
110
oleh Allah sebagai Bapa bahkan dinubuatkan oleh para nabi hingga akhirnya
Ia datang untuk melaksanakan misi dari Bapa untuk menggenapi nubuat-
nubuat dalam Perjanjian Lama.
Korelasi bacaan adalah, Pemazmur menghayati bahwa sekalipun ia
mengalami banyak kesengsaraan ia tetap beriman kepada Allah (Mazmur).
Demikianpun dengan seorang hamba yang menderita namun tetap taat
dalam kesengsaraannya demi misi penyelamatan manusia hingga pada
akhirnya Dia ditinggikan (Yesaya). Melalui penderitaan dan kematian Yesus
Kristus, jalan baru terbuka untuk orang percaya datang kepada Allah
(Ibrani), sehingga penderitaan dan kematian Yesus bukan secara kebetulan
tetapi merupakan penggenapan janji Allah (Yohanes).
Tujuan:
1. Warga jemaat memahami bahwa Injil tidak dibatasi oleh apapun termasuk kematian
2. Warga jemaat bersungguh-sungguh menghargai hidupnya dengan memberi yang terbaik kepada Tuhan
sekalipun harus menderita bahkan pada akhirnya akan mati
Pemahaman Teks
Mazmur 31:1-9, menguraikan doa pemazmur memohon
perlindungan Tuhan (ay.2). Baginya, Tuhan itu seperti gunung batu dan kubu
perlindungan yang kokoh (ay.3). Pemazmur yakin bahwa sikap berserah
pada Tuhan akan memberi rasa aman dari serangan musuh-musuhnya (ay
4,6). Pada akhirnya akan nampak bahwa orang-orang yang berlindung pada
Tuhan akan bersorak-sorak dan bersukacita karena kasih setia Tuhan yang
setia akan menilik setiap sengsara dan memperhatikan kesesakan jiwa umat-
Nya (ay. 8).
Ayub 14:1-17, adalah keluhan Ayub yang melukiskan kerapuhan
manusia yang terbatas dalam hitungan waktu (ay 5). Ayub mengeluh bahwa
kehidupan akan berakhir bahkan menghilang setelah ia mati. Kalau pohon
ditebang masih ada harapan sebab akan tumbuh tunasnya (ay 7). Tetapi jika
manusia mati, habislah ia seperti air yang menguap dari dalam laut, dan
seperti sungai surut dan menjadi kering (ay 10,11). Ayub juga tidak mengerti
jika Allah menambahkan penderitaan dalam hidup manusia yang singkat.
Jika hidup manusia berada dalam penetapan Tuhan, hendaklah Tuhan
menjauhkan hal yang akan menyengsarakan manusia (ay 6). Di hadapan
Tuhan, Ayub berkata bahwa "Masakan Tuhan hendak mengadili manusia
yang rapuh dan fana?" (ay 3). Walaupun demikian Ayub menyadari bahwa
tidak mungkin manusia yang najis dapat menghasilkan kekudusan. Keluhan
Ayub menunjukkan hakekat kerapuhan dan kefanaan manusia dengan
segala jenis penderitaan yang dialaminya selama hidupnya sampai kematian
datang kepadanya.
1 Petrus 4:1-6 adalah surat penggembalaan dan pengharapan
kepada orang-orang percaya yang berstatus sebagai perantau atau
pendatang di seluruh wilayah Asia Kecil dalam wilayah kekaisaran Romawi.
Surat ini berisi penegasan tentang identitas orang percaya kepada Kristus
Ada penegasan bahwa meskipun mereka harus menghadapi pergumulan,
pengharapan yang harus dimiliki di balik semua penderitaan dan kesusahan
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
113
4:14). Apakah saat ini, orang-orang Kristen masih rela dan mau menderita
demi ketaatan kepada kehendak Allah?
Pemahaman Teks
Mazmur 118:1-12 merupakan nyanyian puji-pujian yang isinya
merupakan nyanyian syukur dan sukacita umat Tuhan atas kasih setia Tuhan
yang abadi bagi umatNya. Umat melihat dan mengalami bahwa di dalam
kesesakan dan penderitaan yang mereka alami, maka saat mereka berseru
dengan segenap hati, Allah akan mendengar seruan mereka dan berpihak
kepada mereka.
Yesaya 65:17-25 berisi tentang janji Allah mengenai langit yang baru
dan bumi yang baru dimana pembaharuan yang sempurna dari Allah akan
dinikmati sepenuhnya bagi umat yang menaruh harap pada Allah. Yesaya
menubuatkan bahwa di langit dan bumi yang baru itu tidak ada dosa dan
kematian lagi.
Kisah Para Rasul 10:34-43 berbicara tentang kesaksian Petrus bahwa
Allah tidak membedakan orang. Petrus juga menyatakan sukacitanya dalam
memberi kesaksian tentang Yesus yang telah bangkit itu sekalipun harus
menghadapi banyak tantangan. Peristiwa kebangkitan Yesus telah
mengubah pribadi Petrus menjadi lebih terbuka untuk menerima orang lain
yang berbeda dengan dirinya.
Yohanes 20:11-18 menceritakan tentang Maria Magdalena yang
menjadi saksi kebangkitan Yesus. Kitab Injil menceritakan bahwa sosok
Maria Magdalena yang disebutkan di sini, adalah seorang perempuan yang
pernah mengalami mukjizat penyembuhan yang dilakukan Tuhan Yesus
kepadaNya (Mrk.16:9 dan Luk.8:2). Sebagai orang yang pernah menerima
mukjizat kesembuhan, maka kematian Yesus merupakan kehilangan yang
luar biasa bagi Maria Magdalena. Belum sembuh luka batin karena kematian
Yesus, sekarang Maria Magdalena menghadapi kedukaan yang semakin
berat karena menjumpai kubur Yesus yang kosong. Yang bisa ia lakukan
hanyalah menangis. Akan tetapi kesedihan dan kepedihan hati Maria
Magdalena berganti menjadi sukacita yang besar Ketika ia berjumpa (atau
lebih tepat dikatakan dijumpai) oleh Yesus yang telah bangkit mengalahkan
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
117
Korelasi Bacaan
1. Allah selalu hadir di dalam berbagai situasi kehidupan umat-Nya, bahkan
dalam situasi tersulit sekalipun Allah selalu menyatakan keberpihakan
kepada mereka yang lemah dan tak berdaya. Allah tidak sekedar
menjanjkan akan melepaskan umatNya dari beban penderitaan tetapi
juga bertindak untuk kebaikan umat-Nya.
2. Paskah adalah bukti bahwa Allah selalu berpihak kepada yang lemah dan
tak berdaya. Paskah telah mengubah dukacita menjadi sukacita dan
karena itu berita kebangkitan Yesus harus diberitakan kepada semua
orang.
Dengan semangat dan sukacita Paskah, kita mau menerima semua orang
sebagai kawan sekerja dalam semua bidang kehidupan.
Tujuan:
1. Jemaat memahami arti dan makna Paskah
2. Jemaat bersukacita karena kebangkitan Yesus dan mampu berbagi sukacita itu bagi orang lain
Pembimbing Teks
Dalam perikop ini Petrus menekankan bahwa “Sesungguhnya aku
telah mengerti bahwa Allah tidak membedakan orang bahkan setiap orang
dari bangsa mana pun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan
kebenaran berkenan kepada-Nya (ay.34-35). Petrus menghayati bahwa
keselamatan bukan hanya milik orang Yahudi saja tetapi semua orang yang
percaya kepada Kristus yang bangkit. Sebagai orang Yahudi, Petrus belajar
mengatasi sikap Yahudi yang merasa diri lebih benar dari bangsa lain lalu
menerima Kornelius, seorang kafir sebagai sesama manusia yang dikasihi
Allah (ay.34). Petrus menyadari bahwa panggilannya mengikut Yesus adalah
untuk memberitakan keselamatan bagi semua orang (ay.42). Bagi Petrus,
sikap umat Yahudi yang mengklaim diri sebagai satu-satunya umat pilihan
Allah adalah sebuah kekeliruan karena mereka lupa bahwa keterpilihannya
sebagai umat pilihan justru mengabaikan tugasnya karena sesungguhnya
bangsa Yahudi punya panggilan dan tugas istimewa untuk membawa
bangsa-bangsa lain datang kepada Allah. Khotbah Petrus kepada Kornelius
dengan tegas menyatakan bahwa Allah tidak membedakan orang sebab
Allah berkenan atas setiap orang dari bangsa manapun yang datang dengan
tulus mencari Allah termasuk Kornelius yang adalah seorang kafir. Rahasia
perkenan Allah atas semua orang ini terletak pada diri Yesus Kristus (ay.36-
38). Yesus yang datang ke dunia ini mengerjakan karya keselamatan untuk
membuat orang berkenan kepada Allah. Melalui kematian-Nya di kayu salib
dan kebangkitan-Nya dari antara orang mati, Yesus telah menyediakan jalan
keselamatan untuk semua orang dan semua bangsa bahwa siapa yang
percaya kepada Kristus juga beroleh kemuliaan dalam Kristus. Karena itulah
Petrus sangat menyadari bahwa panggilannya mengikut Yesus adalah untuk
memberitakan keselamatan bagi semua orang (ay.42).
Pertanyaan Diskusi:
3. Baca ayat 34! Menurut saudara, apa arti perkataan "Sesungguhnya aku
telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang”.
Basai tu aya’ 34! Umba susi pebalinta diona tu kada “Tonganna tongan manassamo
lako kaleku, kumua tae' Namentiro lindo lako tau tu Puang Matua”
4. Menurut pengamatan anda pembedaan seperti apa yang masih sering
muncul dalam kehidupan berjemaat sebagai satu persekutuan.
Iake pentirota, denparaka tu ma’pasilaenan nenne’pa payan lan
kasipulunganna kombongan? Ta pokadai tu susinna.
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
120
Pemahaman Teks
Mazmur 150:1-6 berbicara tentang ajakan pemazmur kepada semua
yang hidup untuk memuji dan memuliakan Allah. Puji-pujian yang sungguh-
sungguh kepada Allah hanya bisa kita lakukan jika sungguh-sungguh
merenungkan dan menghayati kebesaran dan kebaikan Allah dalam
kehidupan kita selaku umatNya. Allah, pencipta dan penguasa dunia layak
mendapat pujian dari segala sesuatu termasuk segala makhluk hidup.
Kisah Para Rasul 5:26-42 memperlihatkan perubahan yang luar biasa
dan radikal terjadi pada murid Tuhan Yesus yang bernama Petrus. Dahulu
Petrus dikenal sebagai murid yang pernah menyangkali Tuhan Yesus, namun
sekarang telah bermetamorfosis atau berubah menjadi seorang murid saksi
Kristus yang penuh semangat dan totalitas memberitakan kebangkitan
Yesus. Perubahan itu terjadi karena Petrus telah dijumpai dan dipulihkan
oleh Tuhan Yesus sendiri (Yoh.21:19) dan juga oleh pimpinan Roh Kudus yang
telah turun ke atas diri para murid saat itu. Sekalipun Petrus dan rasul-rasul
yang lainnya mengalami penghambatan bahkan penganiayaan dari pihak
penguasa saat itu, tetapi Petrus telah menyatakan komitmen yang luar biasa
untuk lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia.
Wahyu 1:4-8 berisi penguatan Yohanes kepada orang percaya yang
saat itu tengah mengalami penindasan dan penganiayaan dari pihak
penguasa untuk tetap berpegang teguh dalam iman kepada Yesus Kristus,
Sang Alfa dan Omega. Ketujuh jemaat di Asia Kecil yang menjadi tujuan surat
ini mengacu pada daerah di bagian timur kekaisaran Roma dan dapat
melambangkan seluruh permasalahan dan perjuangan jemaat Kristen di
daerah Asia.
Yohanes 20:19-31 menceritakan kepada kita tentang Tuhan Yesus
yang menampakkan diri kepada murid-muridNya dan memberi penguatan
dan pendampingan secara khusus kepada Thomas yang tidak percaya atau
meragukan kebangkitan Tuhan Yesus. Thomas secara luar biasa mengalami
perubahan ketika ia dijumpai oleh Yesus yang bangkit. Dengan sungguh ia
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
121
Pembimbing Teks
Dalam kondisi yang amat ketakutan, murid-murid Yesus bertemu di
ruang yang tertutup dan terkunci (ay.19). Walaupun demikian Yesus tiba-tiba
muncul dan mengucapkan salam atas mereka sambil memperlihatkan
tangan dan lambung-Nya. Kehadiran Yesus di tengah-tengah mereka tidak
sekedar hadir tetapi sekaligus memberi pesan kepada para murid-Nya untuk
pergi melaksanakan misi Yesus agar semakin banyak orang yang percaya
dan mendapatkan pengampunan dosa untuk hidup yang kekal. Salah
seorang murid yakni Tomas tidak berada ditempat ketika Yesus
menampakkan diri kepada murid yang lain saat itu sehingga dia pun kurang
yakin terhadap kesaksian rekan-rekannya jika Yesus benar-benar telah
bangkit (ay.25) Tomas justru menghendaki pembuktian sedapat mungkin
dirinya dapat melihat Yesus dengan mata kepalanya. Itulah sebabnya
beberapa waktu kemudian Yesus akhirnya menampakkan diri kepadanya.
Tomas pun akhirnya percaya dan menyembah Yesus sambil berkata "Ya
Tuhanku dan Allahku!" (ay.28).
Fakta kebangkitan Kristus, sekaligus mengubah suasana para murid
dari takut menjadi sukacita (ay.20). Mereka akhirnya dibaharui dan
diperlengkapi untuk sebuah tugas yang dipercayakan kepada Mereka. Pada
sisi tertentu kita dapat belajar dari keraguan Tomas tentang sikap yang
harus melihat bukti dulu lalu percaya. Namun pada sisi yang lain kita pun
dapat menghayati bahwa percaya tidak harus melihat dengan mata kepala
tetapi dapat pula berangkat dari kekuatan mata hati dengan cara penuh
penyerahan diri dalam kebenaran dalam kuasa Roh Kudus. Sekalipun
demikian baik Tomas maupun para murid lainnya akhirnya diubahkan oleh
kebangkitan Kristus yang selanjutnya berani bersikap memberikan kesaksian
imannya tentang Yesus yang bangkit.
Pertanyaan Diskusi:
1. Baca ayat 25, Bagaimana pandangan anda tentang sikap Thomas yang
melihat dulu baru percaya?
Basai sule tu aya’ 25, Umba susi pebalinta tu tanan penaanna Thomas
kumua natiropi dolo anna mane umpatonganni?
2. Dalam konteks beriman kita, bagaimana pandangan anda, lihat dulu lalu
percaya atau percaya dulu kemudian lihat.
Lan soyanan kapatongananta, umba susi tu tasanganna, ditiropiraka dolo
anna mane dipatongan, ba’tu dipatongan dolo na mane ditiro.
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
124
Pemahaman Teks
Mazmur 30:1-13 merupakan pujian yang melukiskan karya
penyelamatan Allah yang luar biasa. Ia dipulihkan secara luar biasa, yakni
serupa dengan orang yang diangkat Allah dari dunia orang mati. Ayat 1-4
berisi pernyataan pemazmur untuk memuliakan Tuhan. Alasannya, karena
Tuhan telah mendengarkan teriakannya minta tolong dengan mengangkat
dia dari dunia orang mati (ay.4). Tuhan telah menyembuhkan dia (bnd. Mzm.
6:3; 41:5 permohonan minta disembuhkan) dan membebaskan dia dari
bahaya maut. Penyembuhan itu dirasakan pemazmur seperti ditarik keluar
(atau ke atas) dari sumur yang dalam (kata kerja ‘menarik ke luar’, aslinya
atau arti pertamanya ialah ‘menimba’, bnd. Keluaran 2:16, 19 dan Ams. 20:5),
oleh Tuhan yang agung yang bersemayam di tempat yang tinggi (bnd. Mzm.
18:17, 47; 99:2,5). Penyembuhan itu membebaskan pemazmur dari sukacita
musuh-musuhnya atasnya, artinya melepaskan dia dari segala cercaan dan
hinaan mereka seolah-olah dia ‘ditinggalkan oleh Tuhan’ (bnd. Mzm. 22:7-9)
atau telah ‘berdosa’ sehingga dihukum oleh Tuhan (bnd. Mzm. 107:17-20).
Karena semuanya itulah pemazmur bersyukur memuliakan Tuhan Allah-nya.
Ayat 5-6 berisi ‘siapakah Tuhan menurut pandangan pemazmur?’.
Dia adalah Allah yang sesaat saja marah, tapi yang seumur hidup
menunjukkan kasihNya (bnd. Yes. 54:7). Pengalaman tentang kasih Tuhan
membuat orang melihat Allah dan karya-Nya dalam waktu secara baru.
Sebab itu, pemazmur mengundang semua “orang yang dikasihi-Nya”,
artinya semua orang termasuk jemaah Tuhan, yang hidup dalam kasih Tuhan
dan sadar akan kasih-Nya, untuk juga ikut bermazmur dan memuji Tuhan.
Ayat 7-11 berisi pengakuan pemazmur kepada Tuhan. Pemazmur
mengakui dosa kesombongannya (ay.7), mengakui kebaikan Tuhan yang
diterimanya secara tidak pantas (ay.8), dan menceriterakan dan mengulang
kembali doanya di dalam penderitaan ketika ia memohon belas kasihan
Tuhan (ay. 9-11).
Ayat 12-13 berisi pengakuan kepada kasih setia dan belas kasihan
Allah kepada pemazmur. Seorang yang dulunya sombong di waktu sehat
dan ternyata papa di waktu penderitaan. Kain kabung ratapan dan
penderitaan dan keluh kesah permohonan telah diambil darinya. Allah
sekarang mengenakan pakaian pesta keselamatan kepadanya yang
membuat pemazmur menari-nari, bersukacita dalam Tuhan.
Kisah Para Rasul 9:1-6 merupakan kisah pertobatan Saulus yang pada
dasarnya menegaskan betapa Yesus yang telah mati tersalib, sesungguhnya
adalah Tuhan yang hidup. Yesus jugalah yang kemudian memilih dan
memanggilnya menjadi hambaNya.
Perjumpaan Saulus dengan Yesus yang bangkit terjadi ketika ia di
tengah perjalanan ke Damsyik, atau yang lebih dikenal dengan nama
Damaskus (terletak di sebelah utara Palestina, negara Siria sekarang),
dengan maksud mengejar para pengikut Yesus (kala itu masih disebut
pengikut jalan Tuhan), tepatnya ketika ia sudah mendekati kota (ay.3-4).
Dalam suara yang didengar Saulus, Yesus memperkenalkan diri-Nya sebagai
orang yang sudah dianiaya oleh Saulus. Hal ini menarik karena menunjukkan
kepada kita bahwa Yesus mengidentikkan diri-Nya dengan jemaat yang
adalah tubuh Kristus. Menganiaya jemaat Tuhan adalah juga menganiaya
Kristus sendiri. Itu berarti kita tidak perlu merasa takut, karena Yesus selalu
hadir dalam kehidupan kita. Namun itu juga berarti bahwa jika Yesus hadir
dalam kehidupan kita, maka kita tidak boleh hidup seenaknya.
Ketika Saulus telah menjadi buta, Tuhan menyuruhnya untuk bangun
dan pergi ke dalam kota. Di sanalah nantinya akan dikatakan kepadanya apa
yang harus ia perbuat. Di sini kita melihat, ada perubahan pusat hidup, dari
Saulus yang hidup berpusat pada kemauan dan keinginan diri sendiri,
menjadi seorang yang berpusat pada kemauan dan keinginan Kristus. Saulus
setelah berjumpa Yesus, berubah dari seorang yang gagah, kuat,
bersemangat, berambisi dan berkuasa menjadi orang yang lemah, buta, dan
tidak berdaya.5 Saulus yang setelah bertobat berubah nama menjadi Paulus
menyatakan bahwa hidupnya adalah untuk melayani Kristus. Ia memberi
dirinya dipakai Kristus sebagai alat. Salah satu ungkapan Paulus yang
terkenal adalah ‘bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan’
(Flp. 1:21).
Wahyu 5:11-14 mengisahkan penglihatan Rasul Yohanes terkait suara
malaikat yang menyatakan kuasa, hormat dan kemuliaan Anak Domba Allah.
Sang Anak Domba telah menang (Why.5:5), sehingga puji-pujian dan hormat
diberikan pada-Nya.
Menurut Eka Darma Putera dalam bukunya ‘Menyingkap Janji
Tuhan’, ada tujuh hal besar yang dimiliki Tuhan Yang Bangkit, yaitu:
1. Ia memiliki kuasa. Ia bukanlah orang yang dapat membuat
rencana, namun tak pernah mencapainya; Ia memiliki kuasa.
6
L.A.I, Pedoman Penafsiran Alkitab: Injil Yohanes, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2014),
hlm. 729.
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
127
semua makhluk yang di sorga dan yang di bumi dan yang di bawah bumi
dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya juga memuji-muji Dia
(Why.5:13). Terdengar bergemuruh suara puji-pujian dari seluruh
makhluk ciptaan. Puji-pujian ini keluar secara spontan karena ada rasa
kekaguman dan ketakjuban dalam diri mereka.
Sebagai orang Kristen, kita sudah berkali-kali mendengar tentang
Injil, kabar sukacita, karya anugerah keselamatan Tuhan di dalam dan
melalui Yesus Kristus, yang disalibkan, mati namun bangkit pada hari
yang ketiga.
Pertanyaan kita: masih adakah rasa kekaguman dan ketakjuban
yang terus menerus keluar dari hati kita akan peristiwa itu? Kenapa kita
tidak mempunyai reaksi seperti para malaikat dan semua makhluk yang
ada di bumi dan yang di laut dan semua makhluk yang ada di dalamnya?
Atau seberapa seringkah kita menangis ketika kita mendengar tentang
penderitaan Yesus yang mati untuk menebus kita? Akan tetapi, hati-hati,
jangan salah paham. Jangan sampai kita jatuh pada ekstrim yang lain,
yaitu kita merasa kasihan pada Yesus karena melihat kondisi fisik-Nya.
Sebab siapakah yang perlu dikasihani? Tuhan ataukah diri kita?
Ingat, Tuhan tidak butuh belas kasihan dari kita, justru kita yang
seharusnya dikasihani. Kita yang justru harus menyesali dan menangisi
diri, sebab oleh karena kitalah, Dia harus menderita.
Ilustrasi:
Ada seorang yang terlahir kembar identik. Antara kakak dan adik
ini memiliki perangai yang sangat berbeda. Bagaikan langit dan bumi. Si
kakak terkenal kasar, jahat dan selalu meresahkan warga di kompleks
mereka tinggal. Suatu hari, sang kakak ini melakukan perampokan dan
pembunuhan di salah satu kompleks perumahan, hingga dia tertangkap,
kemudian diadili lalu dijatuhi hukuman mati. Dalam penantian
pelaksanaan hukuman mati atas dirinya, sang kakak depresi, menjadi
gelisah dan tidak mau makan. Adiknya yang begitu mengasihi kakaknya
ini, tidak tega melihatnya. Apalagi mendengar sang kakak akan segera
dihukum mati. Entah bagaimana caranya, sang adik berhasil secara diam-
diam bertukar identitas dengan sang kakak. Sang kakak akhirnya bisa
leluasa keluar dari penjara dan sang adik yang justru mendekam dalam
penjara sambil menanti proses pelaksanaan hukuman mati.
Ketika sang adik telah dieksekusi mati, sang kakak begitu
terpukul dan meraung-raung menangisi kematian sang adik yang tidak
layak ia tanggung. Akan tetapi, kalau sang kakak ini berhenti hanya
sekedar kasihan dan menangisi kematian saudara kembarnya lalu ia
kembali menjadi penjahat, maka semua pengorbanan itu tidak ada
artinya. Respon yang tepat adalah dia harus memperbarui hidupnya.
Ketika kita memandang penderitaan salib Kristus bukan rasa
kasihan yang seharusnya muncul. Justru salib membuat kita takjub dan
kagum sebab hanya Dia yang patut menerima segala pujian dan
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
128
2. Yesus Kristus, Anak Domba Allah yang telah dibunuh, kini telah menang.
Hal ini mau menyatakan bahwa tidak ada kuasa yang di surga, di
bumi maupun di bawah bumi yang dapat menghalangi dan
menggagalkan rencana Allah, termasuk kuasa maut! Semua rencana
Allah atas dunia dan hidup kita itu, Ya dan Pasti. Kita merupakan salah
satu bukti dari rencana Allah yang sedang berjalan.
Jadi, di saat kita sedang mengalami kesulitan jangan pernah
berpikir bahwa rencana Allah tidak berjalan dan kita berada di luar
rencana Allah. Tidak! Karena itu janganlah engkau bersungut-sungut
pada-Nya atas penderitaan yang engkau alami hari ini. Tapi hendaklah
dari mulut kita keluar bukan kata-kata sungut, melainkan pujian. Karena
hanya Dia yang layak menerima segala pujian dan hormat. Sehingga
bersama-sama dengan kumpulan para kerub, para tua-tua dan seluruh
alam semesta, kita senantiasa memuji-muji kebesaran-Nya.
Di hadapan Anak Domba Allah, yang telah menang atas maut
itu, kita tersungkur dan menyembah Dia. Kita menaklukkan diri
sepenuhnya pada kehendak-Nya dan hanya Dia yang kita sembah bukan
yang lain. Karena itu, tepatlah dan benarlah Pengakuan Gereja Toraja
yang mengatakan: Yesus Kristus itulah Tuhan dan Juruselamat. Yesus
Kristus yang menyatakan kehendak Allah, kasih Allah dan kuasa Allah
sebagaimana yang dinyatakan kepada kita dalam Firman Tuhan. Amin!
Pemahaman Teks
Penampakan Yesus di dalam kisah ini, itulah penampakan Yesus yang
ketiga kepada murid-muridNya ketika mereka sedang berkumpul. Sebelum
Yesus disalibkan, Ia berjanji akan menemui mereka di Galilea. Malaikat dan
Yesus juga berjanji demikian kepada murid-Nya yang perempuan sesudah Ia
bangkit.
Penulis Injil Yohanes bermaksud memberikan pernyataan tentang
Yesus Kristus yang bangkit. Yesus telah menyatakan dirinya kepada para
murid dengan cara yang khusus, yakni secara jasmani dan secara pribadi.
Rasul-rasul itu masih bingung dan banyak hal yang masih belum mereka
ketahui. Pengharapan mereka akan suatu kerajaan duniawi telah hilang.
Yesus dijual lalu disalibkan dan mati. Tetapi kemudian ia bangkit lagi. Mereka
bingung mengenai semua itu. Sementara mereka mengenangkan semua itu,
Petrus berkata, ‘Aku pergi menangkap ikan’. (ay.3). Mungkin mereka hendak
kembali kepada pekerjaan mereka dahulu. Kesibukan itu membantu mereka
melupakan kekecewaan mereka. Tetapi sementara mereka lupa terhadap
kekecewaan mereka, suatu kekecewaan baru timbul, yakni mereka telah
bekerja sepanjang malam, namun belum mendapat seekor ikan pun. (lih.
ay.3-5)
Lalu kata Yesus kepada mereka, ‘Tebarkanlah jalamu di sebelah
kanan perahu maka akan kamu peroleh.’ (ay.6). Biasanya mereka tidak
menebarkan jala di sebelah kanan perahu. Tetapi mereka menurut perintah
itu dan menangkap banyak ikan. Ini bukanlah soal dapat ikan banyak. Tapi
lebih dari itu. Yesus mau memfokuskan kembali para murid pada hakikat
pemanggilan mereka. Yesus tidak mengajar dan mempersiapkan mereka
untuk kembali menjadi penjala ikan, melainkan menjadi penjala manusia.
Yesus mau menyatakan kepada mereka bahwa mereka akan menangkap
banyak ikan, yakni membawa ribuan orang kepada Kristus. Mereka tidak
dipanggil untuk menangkap ikan yang mati, melainkan menangkap ikan
yang hidup. Dengan daya ingatnya yang tajam, Yohanes pada saat itu insaf
bahwa itulah Yesus, lalu ia berkata: ‘Itu Tuhan’. (ay.7). Pada saat itu dapat
dilihat lagi perbedaan yang sangat jelas antara sifat Petrus dan Yohanes.
Yohanes tajam pikirannya, semua hal direnungkannya baik-baik. Petrus
cepat berkata-kata dan cepat bergerak. Ia melompat ke dalam danau itu lalu
berenang ke pantai.
Kepada murid-murid yang kecewa dan bingung itu, Yesus
menampakan diri sebagai pribadi yang turun tangan dalam segala suasana.
Semalaman mereka mencari ikan dan tidak mendapat apa-apa, tetapi Yesus
ada di sana. Ia berdiri di pantai. Malam itu merupakan malam yang sial bagi
mereka, tetapi Yesus memberikan pagi yang baik.
Pertanyaan Diskusi
1. Bacalah kembali ayat 6 tentang pernyataan Yesus kepada murid-murid-
Nya: “Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu”. Apa makna yang
ada di balik pernyataan Yesus ini?
Basai sule tu ay.6 ; kadan-Na Puang Yesu lako Petrus lako anak gurun-Na
“buangi tu dalla'mi rokko sa'de kananna lopi”Apara battuananna te kadan-
Na Puang Yesu ?
2. Yesus sudah bangkit, menang atas maut. Dia sudah menyatakan diri
kepada para murid yang lagi merasa kecewa dan putus asa. Bagaimana
bapak/ibu/sdr.i memaknai kehadiran Yesus dalam realitas hidup yang
mengecewakan dan yang kadang membingung ini?
Malimbangunmo tu Puang Yesu untaloi kamatean. Umpapayanmo kalena
lako anak gurun-Na tu marassan pussak, menassan sia ka’tu rannu. Umba
latakua ungkatottongngi tu kama’diorenan-Na Puang yesu lan a’gan
katuoanta tu nenne’ umpaka’tu rannunta sia mepussakan?
Pemahaman Teks
Mazmur 23:1-6 merupakan pujian yang melukiskan keberadaan
Tuhan sebagai Gembala. Ia akan menjaga dan menuntun, serta memelihara
domba-dombaNya.
Kisah Para Rasul 9:32-43 mengisahkan tentang Rasul Petrus yang
dengan kuasa Yesus Kristus menyembuhkan Eneas di Lida dan
membangkitkan Tabita di Yope. Peristiwa tersebut telah membuat banyak
orang menjadi percaya kepada Tuhan.
Wahyu 7:9-17 berisi penglihatan tentang orang-orang yang telah
ditebus dalam darah Anak Domba, yakni yang berasal dari berbagai suku.
Jumlah mereka tak terhitung, namun mereka semua digembalakan oleh
Anak Domba Allah, yakni Yesus Kristus.
Yohanes 10:22-30 mengisahkan percakapan Yesus dengan orang-
orang Yahudi yang menolak diriNya. Kepada mereka Yesus mengatakan,
bahwa mereka memang bukan domba-dombaNya. Namun yang merupakan
domba-dombaNya, akan dijaga dan diberikan kehidupan kekal oleh Yesus
yang adalah satu dengan Bapa.
Korelasi segenap bacaan ini terlihat dalam kehadiran Allah sebagai
Gembala, yang akan menjaga, memelihara dan memberikan kehidupan kekal
bagi umat-Nya. Kisah penyembuhan Eneas dan kebangkitan Tabita adalah
bukti jelas tentang hal tersebut. Demikian pula dengan penglihatan yang
dikemukakan dalam kitab Wahyu.
3. Tanggapan
Hidup kini dan di sini adalah hidup yang berorientasi ke masa depan,
yakni kehidupan yang menuju kepada kesempurnaan dalam Kerajaan
Allah (PGT Bab VI). Karena itu mari menata dan menjalani kehidupan ini
dengan tetap menaruh seluruh harapan pada anugerah Allah. Jangan
biarkan satu hal pun membuat kita kehilangan anugerah itu. Percayalah,
bahwa kalau Tuhan berkenan memberi kita hidup, terlebih lagi
memberikan Anak Domba, yakni Anak-Nya sendiri yang olehNya kita
beroleh kehidupan kekal, Dia pun pasti memberi kekuatan bagi kita untuk
bertahan menjalani berbagai perkara. Amin.
Pembimbing Teks
Wahyu 7:9-17 berisi sebagian penglihatan/penyataan kepada rasul
Yohanes ketika dia terbuang di pulau Patmos. Hal yang mendasari
penglihatan/penyataan tersebut, adalah kondisi kehidupan para pengikut
Kristus yang kerapkali mengalami penderitaan akibat penganiayaan.
Penglihatan/penyataan tersebut dimaksudkan untuk memberi
penghiburan/penguatan terhadap orang-orang kudus, agar tetap menaruh
harapan dan percayanya kepada Kristus, sesulit apapun kenyataan hidup
yang mereka alami.
Dalam perikop tersebut disebutkan tentang orang banyak yang tak
terhitung jumlahnya. Mereka adalah orang-orang yang berasal dari berbagai
suku bangsa, yakni mereka yang telah ditebus dalam darah Anak Domba.
Sekalipun jumlah mereka tak terhitung, namun mereka semua digembalakan
oleh Anak Domba Allah, yakni Yesus Kristus.
Pertanyaan diskusi:
1. Perhatikan perikop yang telah kita baca. Apa saja yang menjadi ciri-ciri
dari kehidupan kekal dan pada ayat mana anda menemukan ciri-ciri
tersebut?
(Pemarangai te kadanNa Puang tu mangka tabasa. Apa siara tu napotanda
katuoan marendeng, sia aya’ pira minii untiroi?)
2. Hal-hal apa saja yang masih sering menggerogoti kehidupan kita,
sehingga kita tidak sepenuhnya menikmati kehidupan kekal yang telah
Tuhan anugerahkan bagi kita dalam Kristus?
(Apa siara tu madada’pa urrussai’ katuoanta, naurungan tangkan taperasai
tu katuoan marendeng Nakamaseanmiki’ Puang lan Kristus?)
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa pertobatan dianugerahkan bagi semua orang.
2. Jemaat Jemaat hidup mengasihi semua orang tanpa membeda-bedakan.
Pemahaman Teks
Mazmur 148:1-14 merupakan pujian yang menjelaskan kedaulatan
Allah atas alam semesta beserta dengan segala isinya. Pujian yang
dikumandangkan oleh mazmur ini bak simfoni yang lengkap dan harmonis.
Lengkap karena dari berbagai perspektif malaikat makhluk surgawi, muncul
pujian akan keagungan dan kebesaran Sang Raja yang bertakhta di surga.
Dari segala ciptaan-Nya yang Dia letakkan di cakrawala dan langit untuk
menerangi dunia ini, kemahakuasaan-Nya menjadi sasaran kekaguman. Itu
berarti tidak ada satu makhluk pun atau benda yang dapat dijadikan allah
kecuali Allah Israel.
Kisah Para Rasul 11:1-18 mengisahkan penjelasan pertanggung-
jawaban Petrus terkait dengan baptisan yang dia lakukan kepada diri
Kornelius, sang perwira Italia (bnd. Kisah Para Rasul 10). Sama dengan yang
juga disadari oleh Petrus, orang banyak yang mendengarnya pun bisa
memahami betapa Allah juga mengaruniakan pertobatan yang memimpin
kepada hidup, bagi bangsa-bangsa lain. Allah tidak membeda-bedakan
orang. Perhatian dan cinta kasih-Nya tidak bisa dibatasi, demikian rahmat
dan anugerah-Nya tidak dicurahkan hanya kepada orang tertentu. Karya
Allah tidak terbatas hanya di kalangan orang Yahudi. Sebab Dia berkenan
kepada semua orang yang bertobat dan yang selalu mengamalkan
kebenaran.
Wahyu 21:1-8 mengisahkan penglihatan terkait dengan langit yang
baru dan bumi yang baru. Kemenangan mutlak Kristus yang mengakhiri
segala musuh Allah memuncak dalam langit dan bumi yang baru. Terjadi
transformasi total! Bumi baru mengukuhkan bahwa kemanusiaan tak lagi
dibelenggu dosa, penderitaan dan maut. Langit baru berarti tak ada lagi
sekat terjalinnya komunikasi umat dan Allah. Di sana tak ada lagi maut dan
ratap tangis, sebab umat Tuhan akan diberi minum dari mata air kehidupan.
Namun demikian, orang-orang penakut, keji, pembunuh, sundal, tukang
sihir, tak akan beroleh hidup di sana, melainkan berada di lautan yang
menyala oleh api.
Yohanes 13:31-35 menegaskan perintah baru oleh Yesus, yakni
perintah saling mengasihi sebagai ciri dan identitas hidup murid-muridNya.
Tujuannya, “agar dunia tahu bahwa kamu adalah murid-muridKu”. Dengan
tujuan itu, perilaku mengasihi bukan lagi perintah yang bersifat fakultatif
(pilihan/tidak wajib). Kasih menjadi kesaksian hubungan para murid dengan
Yesus. Kasih yang menjadi daya bagi setiap orang percaya dalam
menyaksikan anugerah pertobatan yang diberikan Allah untuk hidup baru di
dalam Kristus.
Korelasi segenap bacaan ialah kehidupan kekal yang dikaruniakan
bagi semua bangsa. Itu sebabnya murid Tuhan yang sungguh menyambut
anugerah ini tidaklah dilihat berdasarkan asal usul dan latar berlakang
mereka, melainkan terlihat melalui hidup mereka setiap saat, yakni hidup
yang saling mengasihi sebagai wujud dari pertobatan yang dianugerahkan
Allah.
Aplikasi
Kita hidup dari anugerah yang mahal, oleh darah Kristus yang
tertumpah di atas kayu salib. Hidup kita tidak ditebus dengan barang fana,
melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus (1 Petrus 1:18-19).
Maka sepatutnyalah kita menghargai anugerah yang mahal itu dengan hidup
dalam pertobatan yang sungguh-sungguh. Sebab hanya dengan pertobatan
yang sungguh kita bisa hidup mengasihi dengan sempurna bagi sesama
tanpa membeda-bedakan. SabdaNya; ‘kamu telah memperolehnya dengan
cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan Cuma-Cuma’ (Matius 10:8b).
Allah di dalam Kristus telah memberikan yang terbaik bagi kita dengan
berkorban di atas kayu salib, mati untuk menebus dosa kita. Ia telah
menganugerahkan pertobatan agar hubungan kita dengan Dia tetap
terpelihara dalam kasih-Nya. Kuasa kasih itu jugalah yang kiranya
mendorong kita semakin bersemangat pergi membagikan ‘Kristus’ dalam
seantero hidup kita. Hidup saling mengasihi satu dengan yang lain. Sebab
kasih itulah yang menjadi daya bagi setiap orang percaya dalam
menyaksikan anugerah pertobatan yang diberikan Allah untuk hidup baru di
dalam Kristus. Komitmen hidup dalam anugerah Tuhan yang mahal adalah
lewat pertobatan dan lahir baru. Mewujudkannya dengan penerimaan ke
dalam lingkup persaudaraan seiman di dalam gereja dengan tulus. Itulah
tugas gereja dan tugas kita yakni menerima tanpa membeda-bedakan. Ingat
kita pun diterima Tuhan apa adanya!
Pemahaman Teks
Yohanes 13:31-35 menegaskan perintah baru oleh Yesus, yakni
perintah saling mengasihi sebagai ciri dan identitas hidup murid-murid-Nya.
Tujuannya, “agar dunia tahu bahwa kamu adalah murid-muridKu”. Dengan
tujuan itu, perilaku mengasihi bukan lagi perintah yang bersifat fakultatif
(pilihan/tidak wajib). Kasih menjadi kesaksian hubungan para murid dengan
Yesus. Kasih yang menjadi daya bagi setiap orang percaya dalam
menyaksikan anugerah pertobatan yang diberikan Allah untuk hidup baru di
dalam Kristus.
Ayat 34 “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya
kamu saling mengasihi”. Hal saling mengasihi saja, sesungguhnya bukanlah
perintah baru. Jadi hal yang baru adalah, bahwa orang-orang percaya harus
saling mengasihi sebagaimana Yesus mengasihi mereka (bnd. Yoh.15: 12,17; 1
Yohanes 2:7-8). Karena itu, Injil adalah suatu pribadi yang harus disambut,
suatu kumpulan kebenaran untuk dipercayai, dan suatu kehidupan untuk
dihidupi (bnd. Yohanes 14:15, 21).
Ayat 35 “Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu
adalah murid-murid-Ku”. Dengan perkataan Yesus ini, memberi penegasan
bahwa kasih adalah satu ciri yang tidak bisa dipalsukan oleh setan. Orang
percaya harus bercirikan kasih (bnd. 1 Yoh.3:14; 4:20).
Pertanyaan Diskusi
1. Baca ulang ayat 34-35; percakapkanlah apa maksud perkataan Yesus;
‘Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling
mengasihi”!
Basai sule tu ay.34-35, sipa’kadai apa patunna tu kadan-Na Puang Yesus
nakua “Misa' parenta ba'ru Kubenkomi, iamo tu: la sipakaboro'komi?
2. Apa yang acapkali membuat kita sulit mengimplementasikan kasih yang
tulus bagi sesama tanpa membeda-bedakan?
Apa tu nenne’ umpatikadangki’ umpamanassa pa’kaboro’ lantuk sia tang
ma’pasilaenan lako padanta?
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa Tuhanlah yang terutama, melebih segala yang lain.
2. Jemaat hidup menempatkan Tuhan di atas segala-galanya.
Pemahaman Teks
Mazmur 67:1-8 merupakan pujian yang menjelaskan betapa
Tuhanlah sumber berkat bagi semua bangsa. Tanah bangsa-bangsa di bumi
diberkati dan memberikan hasilnya. Itu sebabnya semua bangsa bersyukur
kepada Tuhan.
Kisah Para Rasul 16:9-15 berisi kisah pelayanan Rasul Paulus di daerah
Makedonia, termasuk di Filipi salah satu kota di Makedonia. Meskipun belum
ada orang Kristen di sana, selain rumah ibadat orang Yahudi, namun hal
tersebut tidak menghalangi pemberitaan Injil di sana. Tuhan hadir bekerja
meskipun di sana belum ada jemaat Tuhan di sana. Lidia pun menjadi
percaya dan dibaptis.
Wahyu 21:22-22:5 mengisahkan penglihatan Rasul Yohanes tentang
kota Yerusalem yang baru. Namun, bangunan Bait Suci yang selama ini jadi
pusat kegiatan umat Yahudi dari berbagai penjuru, ternyata tak lagi terlihat
di sana. Tuhan yang Maha Kuasa dan Anak Domba itulah yang merupakan
Bait Sucinya. Tak ada bulan dan matahari di sana, sebab kemuliaan dan
terangnya adalah Anak Domba itu sendiri. Sungai air kehidupan mengalir
dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.
Yohanes 5:1-9 mengisahkan penyembuhan yang dilakukan oleh
Tuhan Yesus di kolam Betesda, yakni atas diri seseorang yang telah
menderita sakit selama 38 tahun. Sebagaimana yang diyakini oleh sejumlah
orang saat itu, di kolam Betesda berkumpul begitu banyak orang sakit yang
menantikan kesembuhan melalui kolam Betesda. Namun demikian, Tuhan
kemudian menyembuhkan orang sakit tersebut hanya dengan sebuah
ucapan, “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah!”. Orang tersebut
mengalami kesembuhan tanpa harus turun ke kolam Betesda. Dengan
demikian Tuhan mematahkan sebuah tradisi kepercayaan yang telah diyakini
sekian lama oleh banyak orang pada saat itu. Tuhanlah sumber kesembuhan
dan bukan kolam Betesda.
Allah, Tuhan Yang Mahakuasa, adalah Bait Sucinya, demikian juga Anak Domba
itu” (Why.21:22). Pernyataan ini memang tak mudah dipahami, khususnya
jika selama ini umat sudah seringkali melihat representasi kehadiran Tuhan
sebatas pada simbol-simbol, tempat atau bangunan-bangunan tertentu.
Namun jika memperhatikan sejumlah ucapan Yesus Kristus, Anak Domba itu,
sesungguhnya hal tersebut sudah pernah dikemukakan sebelumnya. Kepada
orang-orang Yahudi Yesus pernah mengatakan, “Rombak Bait Allah ini, dan
dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali” ; yang dimaksudkan
dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri (Yoh.2:19-21).
Tuhanlah Bait Suci-nya! Pernyataan ini tentu mengandung sejumlah
makna penting. Yang pertama, bait suci, serta beragam ornamen dan simbol
kegamaan tentu saja penting. Namun demikian, semua hal tersebut tidak
boleh menggantikan kehadiran dan keberadaan Tuhan itu sendiri. Tuhan
hadir dan berkarya melampaui semua batas-batas yang seringkali ada di
pikiran manusia. Kepada perempuan Samaria, Yesus pernah mengatakan,
“percayalah kepada-Ku hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu
akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem”
(Yoh. 4:21). Pesannya jelas, yakni kehadiran dan karya Tuhan jelas melampaui
semua bangunan ciptaan manusia, bahkan wilayah teritorial tempat tinggal
manusia. Itu sebabnya, saat niat membangun Bait Suci itu muncul pertama
kali dari Raja Daud, Tuhan mengingatkan sebuah hal penting kepadanya:
“Masakan engkau yang mendirikan rumah bagi-Ku untuk Ku diami?”. Lebih
jauh Tuhan bahkan menegaskan, betapa Ia tidak pernah meminta umat-Nya
mendirikan rumah bagiNya dengan mengatakan, “Mengapa kamu tidak
mendirikan bagi-Ku rumah dari kayu aras?” (2 Sam.7:5–7). Kalaupun
pembangunan rumah Tuhan itu kemudian diperkenankan oleh Tuhan, maka
Daud harus selalu mengingat bahwa Tuhanlah yang sesungguhnya bisa
membuat Daud bisa berada dalam kedudukan, kemuliaan dan kekayaan
sebagai Raja seperti sekarang ini (2 Sam.7:8-16). Tuhan hadir dan berkarya
melampaui batas-batas bangunan keagamaan. Itu pula sebabnya, melalui
Nabi Yesaya, Tuhan berkata kepada umatNya: “Langit adalah takhta-Ku dan
bumi adalah tumpuan kaki-Ku; rumah apakah yang akan kamu dirikan bagi-Ku,
dan tempat apakah yang akan menjadi perhentian-Ku?” (Yes.66:1). Begitu
jelas, betapa tak ada bangunan sebesar apa pun yang bisa menjadi tempat
tinggal Tuhan, sebab sesungguhnya segenap alam semesta itu adalah
kediamannya.
Tuhan hadir melampaui batas bangunan dan wilayah. Itu pula
sebabnya, sebagaimana yang terjadi dalam perjalanan pelayanan Paulus di
Filipi, karya Tuhan juga terjadi di sana meskipun saat itu belum ada jemaat
Tuhan di sana. Tuhan berkuasa atas segenap alam semesta beserta segala
isinya.
Tuhanlah Bait Sucinya! Karena itu, meskipun menjadi lambang
kehadiran Tuhan, Bait Suci bahkan tidak secara otomatis menjamin
kehadiran Allah. Melalui Nabi Yeremia, Tuhan mengatakan hal tersebut
dengan begitu jelas: “Perbaikilah tingkah langkahmu dan perbuatanmu, maka
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
142
Aku mau diam bersama-sama kamu di tempat ini” (Yer.7:3). Bait Suci tentu
saja penting. Namun kesetiaan dan fokus kepada Tuhan, sesungguhnya
merupakan hal yang terutama! Itu sebabnya kehidupan setiap hari yang
sungguh terarah dan bergantung pada Tuhan, sesungguhnya merupakan hal
yang terutama dalam kehidupan umat Tuhan.
Tuhanlah Bait Sucinya! Keberadaan Tuhan sebagai sumber segalanya
juga terlihat dalam penjelasan lebih lanjut. Kota Yerusalem baru tidak
memerlukan matahari dan bulan lagi, sebab kemuliaan Allah-lah yang
meneranginya dan Anak Domba itu adalah lampunya (Why.21:23). Matahari
dan bulan sesungguhnya hanyalah ciptaan. Karena itu sumber terang yang
sesungguhnya bukanlah matahari dan bulan, melainkan Tuhan itu sendiri.
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa Tuhanlah yang terutama, melebih segala yang lain.
2. Jemaat hidup menempatkan Tuhan di atas segala-galanya.
Pemahaman Teks
Yohanes 5:1-18 mengisahkan penyembuhan yang dilakukan oleh
Tuhan Yesus di kolam Betesda, yakni atas diri seseorang yang telah
menderita sakit selama 38 tahun. Sebagaimana yang diyakini oleh sejumlah
orang saat itu, di kolam Betesda berkumpul begitu banyak orang sakit yang
menantikan kesembuhan melalui kolam Betesda. Orang-orang buta,
timpang dan lumpuh ada di sana, sebab sewaktu-waktu malaikat Tuhan
turun ke kolam dan menggoncangkan kolam tersebut. Barangsiapa yang
terdahulu masuk ke dalam kolam sesudah goncangan itu, diyakini akan
sembuh apapun juga penyakitnya (ay.4). Namun demikian, orang yang sakit
38 tahun ini tak kunjung beroleh kesembuhan, sebab menurutnya, ia selalu
didahului oleh orang lain turun ke kolam saat air kolam bergoncang. Tak ada
orang yang membantunya untuk turun ke kolam (ay.7).
Sehubungan dengan itu menarik diperhatikan, betapa kisah
penyembuhan ini dimulai dari tawaran Yesus sendiri kepada si sakit untuk
beroleh kesembuhan. Meski saat itu hari Sabat dan si sakit sendiri
sebenarnya tak datang untuk memohon kesembuhan pada Tuhan, Tuhan
Yesus sendiri yang kemudian secara sengaja datang menawarkan padanya,
“Maukah engkau sembuh?”. Tuhan kemudian menyembuhkan orang sakit
tersebut hanya dengan sebuah ucapan, “Bangunlah, angkatlah tilammu dan
berjalanlah!” (ay.8). Orang tersebut disembuhkan hanya dengan perkataan
dari Tuhan, tanpa media atau materi apapun, termasuk tanpa turun ke
kolam Betesda. Dengan demikian Tuhan mematahkan sebuah tradisi
kepercayaan yang telah diyakini sekian lama oleh banyak orang pada saat
itu. Tuhanlah sumber kesembuhan dan bukan kolam Betesda.
Pertanyaan Diskusi
1. Si sakit disembuhkan oleh Tuhan Yesus hanya dengan sebuah kalimat!
Menurut saudara, apa pesan dari penyembuhan yang demikian?
Sangbukuri kada napokada Puang Yesu tu napomaleke te to masaki.
Situru’ pa’nannunganta, denraka pangadaran lako kaleta diona te
kadipamalekeanna misa’ to masaki?
2. Dalam hal-hal apa kita seringkali lebih terfokus pada “kolam Betesda”
dan bukan pada Tuhan Sumber kehidupan?
Apasia tu nenne’ umpatutu’tun lulakoi “Limbong Betesda” tu tanga’ta, sae
lako tae’mo anna tu’tun lulako Puang Yesu?
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
144
Pemahaman Teks
Kisah Para Rasul 1:1-11 yang merupakan bacaan utama minggu ini
berisi kisah kenaikan Tuhan Yesus ke sorga, yakni yang terjadi di Yerusalem
empat puluh hari setelah kebangkitan-Nya. Tentu saja terdapat banyak
makna yang dapat diperoleh, baik melalui peristiwa itu sendiri, maupun
melalui percakapan antara Yesus dengan para murid. Namun demikian, satu
hal yang menarik adalah pemberian tugas dan tanggung jawab lebih lanjut
bagi para murid untuk terus bekerja dan bersaksi dalam dunia, yakni dengan
mengandalkan kuasa yang diberikan oleh Tuhan sendiri. Yesus Kristus
memang telah naik ke sorga, namun para murid diminta tetap ada di bumi
untuk menjadi saksi bagi Kristus.
Mazmur 47:1-10 berisi pujian bagi Tuhan yang Maha Tinggi, penguasa
alam semesta. Ia telah naik dan bersemayam di atas takhtaNya yang kudus.
Pada saat yang sama, Tuhan pun adalah Raja bagi seluruh bumi! Segenap
bangsa tunduk pada-Nya.
Efesus 1:15-23 menjelaskan tentang doa dan harapan Rasul Paulus,
agar jemaat Efesus dapat memahami kemuliaan dan kuasa Yesus Kristus
yang telah bangkit dan naik ke sorga, serta duduk di sebelah kanan Allah.
Kuasa tersebut tidak hanya berlaku di sorga pada masa yang akan datang,
tetapi juga hadir di bumi pada masa kini. Kuasa tersebut pun melampaui
kuasa semua penguasa di dunia saat ini.
Lukas 24:44-53 merupakan bagian paling akhir Injil Lukas yang
mengisahkan secara ringkas kisah penampakan Yesus kepada para murid
pasca kebangkitanNYA, pesan sebelum naik ke sorga dan peristiwa kenaikan
Tuhan Yesus ke sorga. Para murid diminta tetap tinggal di bumi sebagai saksi
Kristus dan untuk itu mereka akan diperlengkapi dengan kekuasaan dari
tempat tinggi (ay.49).
Segenap bacaan memperlihatkan sebuah korelasi penting, yakni
tentang kehadiran kuasa Allah yang Maha Tinggi dalam kehidupan manusia
di muka bumi. Bumi dalam segala pergumulan dan ketidaksempurnaan-nya,
bukanlah tempat yang absen dari kasih dan kuasa Allah. Tuhan hadir
berkuasa tidak hanya di sorga, tapi juga di bumi.
dijelaskan pula, bahwa kota Yerusalem yang baru itu ternyata turun dari
sorga dan kemah Allah itu kini ada di tengah-tengah manusia (Why.21:2-
3). Dalam hal ini kontras atau perbedaan antara sorga dan bumi tak lagi
ada. Kuasa dan kemuliaan Tuhan tidak lagi hanya dinyatakan di sorga,
tapi juga turun, hadir dan dinyatakan di bumi. Hal ini sejalan dengan isi
Doa Bapa Kami, “jadilah kehendakMu, di bumi seperti di sorga”
(Mat.6:10), atau senada dengan gambaran tentang takhta Allah dalam
kitab Yesaya: “Langit adalah takhta-Ku dan bumi adalah tumpuan kaki-
Ku” (Yes.66:1). Sorga dan bumi adalah tempat kuasa dan kemuliaan
Allah harus dinyatakan.
Tuhan berkuasa di bumi dan di sorga. Oleh sebab itu, bagi kita yang
masih hidup di bumi saat ini, sama seperti jemaat Efesus pada masanya,
diharapkan untuk percaya, “betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang
percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya” (ay.19). Hidup hendaknya
dijalani dengan penuh pengharapan, betapa pun sulit kondisi yang
dialami hari ini. Situasi ekonomi yang berat, serta rasa ketidakadilan
yang mungkin dialami, hendaknya tidak membuat kita hilang
pengharapan! Tuhan sepenuhnya berdaulat. Dia berkuasa di bumi dan
di sorga, baik pada masa kini maupun pada yang akan datang.
Pemahaman Teks
Wahyu 22:12-21 merupakan bagian paling akhir kitab Wahyu yang
mengisahkan penglihatan saat kedatangan Tuhan Yesus kembali. Satu hal
yang penting, ialah saat Tuhan memperkenalkan diri-Nya sebagai Alfa dan
Omega, gelar yang secara sengaja dikemukakan tiga kali dalam keseluruhan
kitab Wahyu. Sebagai Alfa dan Omega, Tuhan akan hadir di akhir sejarah
kehidupan manusia untuk memberikan hak atas pohon kehidupan, yakni
bagi mereka yang telah ditebus dalam darah Anak Domba.
Mazmur 97:1-12 merupakan pujian yang menyatakan betapa Tuhan
adalah Raja atas seluruh bumi. Oleh karena itu, Tuhan sesungguhnya
berkuasa di segenap tempat dan situasi. Segala bangsa melihat kemuliaan-
Nya. Ia pun sangggup memelihara nyawa orang yang dikasihi-Nya dan
melepaskan mereka dari tangan orang-orang fasik.
Kisah Para Rasul 16:16-34 mengisahkan perjalanan pemberitaan Injil
oleh Rasul Paulus di Filipi, yang kemudian mengakibatkan dirinya dipenjara
bersama dengan Silas. Namun demikian, kuasa Allah yang kemudian
membebaskan mereka, justru bermuara pada kesediaan kepala penjara di
Filipi untuk percaya kepada Tuhan Yesus, bahkan memberi dirinya dibaptis
bersama dengan seisi rumahnya. Pemeliharaan dan kehadiran Tuhan
ternyata tak berakhir saat mereka dibelenggu dalam penjara.
Yohanes 17:20-26 merupakan bagian dari doa Tuhan Yesus yang
dapat disebutkan sebagai penutup dari percakapan perpisahan Tuhan Yesus
dengan murid-muridNya (Yohanes pasal 13-17). Itu sebabnya ini merupakan
doa bagi murid-muridnya, bahkan bagi orang-orang di kemudian hari yang
juga percaya pada Yesus Kristus. Khusus terkait bacaan (ay.20-26), pokok
doa Tuhan Yesus ialah bagi gereja-Nya, yakni bagi orang-orang yang percaya
pada pemberitaan para murid. Yang diminta, ialah agar mereka menjadi satu
(ay.20-23) dan agar mereka selalu bersama dengan Tuhan dan melihat
kemuliaan Tuhan (ay.24-26 – Word Biblical Commentary: John, hlm. 302-304).
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
149
Luar biasa jawaban Tuhan atas pergumulan jemaat ini. Melalui wahyu
pada Rasul Yohanes, Tuhan mengatakan, “Aku adalah Alfa dan Omega,
Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir”
(Why.22:13). Alfa dan Omega adalah abjad pertama dan terakhir dalam
abjad Yunani. Hal ini menjelaskan tentang keberadaan Tuhan yang terus
hadir dalam sepanjang perjalanan sejarah. Tuhan yang berbicara pada
Rasul Yohanes dan jemaat, adalah Tuhan yang juga hadir dan
menciptakan langit dan bumi di awal. Namun, Tuhan tidak hanya hadir
ketika langit dan bumi beserta isinya diciptakan, tetapi juga di akhir
sejarah, saat Kristus datang kembali. Seluruh perjalanan sejarah
manusia dan alam semesta berada di bawah kedaulatan Tuhan, sang
Alfa dan Omega. Dalam kitab Nabi Yesaya, karya sang Alfa dan Omega
bahkan diuraikan lebih jelas. Tuhan yang memanggil bangkit keturunan-
keturunan, adalah Tuhan yang terdahulu dan juga akan jadi yang
terkemudian (Yes.41:4). Oleh sebab itu keadaan yang sangat
mencemaskan sekalipun tidak harus membuat jemaat ragu dengan
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
150
Tujuan:
1. Jemaat meyakini Tuhanlah satu-satunya yang berdaulat atas sejarah kehidupan manusia.
2. Jemaat hidup penuh pengharapan dalam semua situasi kehidupan.
Pemahaman Teks
Yohanes 17:20-26 merupakan bagian dari doa Tuhan Yesus yang
dapat disebutkan sebagai penutup dari percakapan perpisahan Tuhan Yesus
dengan murid-muridNya (Yohanes pasal 13-17). Itu sebabnya doa ini
kemudian merupakan doa bagi murid-muridnya, bahkan bagi orang-orang di
kemudian hari yang juga percaya pada Yesus Kristus. Khusus terkait ayat-
ayat bacaan (ay.20-26), pokok doa Tuhan Yesus ialah bagi gereja-Nya, yakni
bagi orang-orang yang kemudian percaya pada pemberitaan para murid.
Yang diminta, ialah agar mereka menjadi satu (ay.20-23) dan agar mereka
selalu bersama dengan Tuhan dan melihat kemuliaan Tuhan (ay.24-26).
Hidup senantiasa bersama Tuhan tentu terkait pula dengan
kehidupan kekal bersama Tuhan (bnd. ayat 2). Dalam hal ini, keterkaitan
hidup kekal bersama Tuhan dengan hal parousia (saat kedatangan Kristus
kembali), memang tak dapat dipungkiri. Hal itu juga tampak jelas dalam
perkataan Tuhan Yesus di pasal 14, terkait dengan Rumah Bapa, “Dan apabila
Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan
datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana
Aku berada, kamu pun berada” (Yoh.14:3). Namun demikian, hal ini juga tidak
berarti bahwa kebersamaan dengan Tuhan Yesus tidak bisa dialami dalam
kehidupan masa sekarang ini (Word Biblical Commentary: John, hlm.305).
Hidup kekal bersama Tuhan sesungguhnya pertama-tama terkait dengan
pengenalan pada Tuhan: “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka
mengenal Engkau…” (ay.3, bnd. Yoh.3:36). Itu pula sebabnya, di akhir doa ini
dikatakan, “…supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam
mereka dan Aku di dalam mereka” (ay.26).
Pertanyaan Diskusi
1. Salah satu pokok doa Tuhan Yesus, “Ya Bapa, Aku mau supaya, di
manapun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan
Aku…” (ayat 24). Bagaimana saudara mengamini doa Tuhan Yesus ini?.
Sangbuku kada tu mennoto’ nasa’bu’ Puang Yesu lan passambayang-Na
nakua “Kuporai ke sisolaNa' tu to mangka Misorong lako Kaleku umba-
umba Kuni”. Umba dikua ungkatottongi te Passambayang-Na Puang Yesu.
2. Bagaimana saudara menghayati kebersamaan dengan Tuhan dalam
hidup ini? Umba susi ta sa’ding tu ke nasisolanki’ Puang Matua lan
Katuoanta?
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
152
Tujuan:
1. Jemaat Memahami bahwa Roh Kudus berkuasa memampukan kita melakukan kesaksian dan pelayanan.
2. Jemaat dengan sukacita menyerahkan hidupnya untuk dituntun oleh kuasa Roh Kudus.
Pemahaman Teks
Mazmur 104 menceritakan kebesaran dan kekuasaan Tuhan lewat
apa yang dipancarkan oleh alam ini. Langit dan benda-benda penerang di
angkasa, bumi dan segala isinya serta kehidupan laut dan seluruh aktivitas di
dalamnya mengungkapkan mata rantai kehidupan dan memancarkan
kebesaran Tuhan. Tuhan pencipta, penata dan Pemelihara seluruh ciptaan-
Nya. Lewat ciptaan-Nya, Tuhan mempersiapkan kelangsungan makhluk. Roh
Tuhan bekerja dalam seluruh ciptaan untuk membaharui bumi.
Kisah Para Rasul 2:1-21 adalah peristiwa turunnya Roh Kudus pada
hari Pentakosta. Kata Pentakosta berasal dari Bahasa Yunani
”pentekostes”yang berarti yang “kelima puluh”, atau hari ke 50 setelah
paskah, biasa juga disebut hari raya 7 minggu. Hari itu juga disebut "khag
syavu'ot" (hari raya tujuh minggu:Keluaran 34:22, Ulangan 16:9). Hari
Pentakosta tersebut menandakan selesainya menuai jelai yang dihitung
mulai dari sejak pertama kalinya menyabit gandum (Ulangan 16:9). Hari
Pentakosta disebut juga "khag haqqatsir" (hari raya menuai) dan "yon
habbikkurim" (hari buah bungaran:Keluaran 23:16, Bilangan 28:26). Pada
perayaan inilah terjadi peristiwa keturunan Roh Kudus sebagaimana yang
Yesus telah janjikan sebelum Ia terangkat ke surga. (kis. 1:4-5).
Para rasul berkumpul di sebuah rumah di Yerusalem, dan Roh Kudus
turun atas mereka dengan tanda-tanda yang dapat didengar dan dilihat:
"tiupan angin keras" dan "lidah-lidah seperti nyala api" (Kis.2:2-3).
Selanjutnya, para rasul mulai berkata-kata dalam berbagai bahasa asing,
yakni bahasa dari orang-orang yang juga berkumpul di Yerusalem. Orang
banyak itu dapat mengerti karena para rasul berbicara dalam bahasa daerah
mereka masing-masing tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan
Allah (Kis.2:5-13). Roh Kudus mempersatukan orang-orang percaya menjadi
satu kelompok dan memberi mereka keberanian untuk bersaksi sekalipun
akan menghadapi ancaman bahkan aniaya.
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
153
Tujuan:
1. Jemaat Memahami bahwa Roh Kudus berkuasa memampukan kita melakukan kesaksian dan pelayanan.
2. Jemaat dengan sukacita menyerahkan hidupnya untuk dituntun oleh kuasa Roh Kudus.
Pembimbing Teks
Semua orang yang dipimpin oleh Roh Allah adalah anak Allah. Paulus
memperkenalkan suatu konsep baru yaitu hubungan baru antara orang
Kristen dengan Allah. Oleh Roh Kudus, Orang Kristen diangkat (diadopsi)
menjadi anggota dari keluarga Allah (ay.14-15). Uraian Paulus ini bertolak
dari konsep “patria protestas” yang berlaku dalam masyarakat Romawi,
yaitu kekuasaan ayah yang mutlak atas anggota keluarganya. Sehingga
orang yang telah diangkat menjadi anak itu akan meninggalkan kehidupan
lamanya termasuk hutang-hutangnya serta kebiasaan-kebiasaan buruknya.
Ia juga akan menjadi ahli waris ayahnya yang baru, yakni yang harus disertai
dengan ketaatan penuh kepada ayahnya. Itulah sebabnya Paulus dengan
tegas mengatakan bahwa kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu
anak Allah (ay.15) dan Roh itu bersaksi bersama bersama sama dengan roh
kita bahwa kita adalah anak Allah (ay.16), sehingga kita menjadi ahli waris
yang berhak menerima janji-janji Allah (ay.17).
Kita semua telah diadopsi menjadi anak-anak Allah yang mewarisi
kemuliaan Allah dan karena itu patutlah kita hidup sesuai dengan
kehendakNya. Tentu dengan meninggalkan kehidupan lama yang penuh
dosa dan hidup baru dalam tuntunan Roh Kudus. Kuasa Roh Kuduslah yang
akan menuntun kita hidup benar sebagai anak Allah.
Pertanyaan diskusi
1. Apa yang sering membuat kita sulit melakukan kebenaran dan lupa
bahwa kita adalah anak-anak Allah?
Apara tu nenne’ mendadi passabaran anna masussa dipogau’ tu
kamaloloan sia tangmengkilalamoki’ kumua anaknaki’ Puang Matua?
2. Apa yang dapat kita lakukan agar hidup kita terus dipimpin oleh kuasa
Roh Kudus?
Apa tu sipatu dipogau’ anna ia tu katuoanta tontong narenden Kuasa
Penaa Masallo’?
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa dirinya telah dibenarkan Allah di dalam Yesus Kristus.
2. Jemaat memiliki komitmen menjalani kehidupannya sebagai orang yang telah dibenarkan Allah.
Pemahaman Teks
Mazmur 8:2-10 adalah kidung pujian kepada Allah karena telah
memberikan martabat dan kehormatan kepada manusia. Manusia
ditempatkan Allah pada kedudukan yang sangat istimewa. Ia diciptakan
menurut gambar (Ibr. Tselem) dan rupa (Ibr. Demut) si Pencipta (Kej
1:26). Tselem adalah ukiran atau patung yang diukir menurut gambar sang
Pencipta, sedangkan Demut adalah keserupaan. Maksud Allah menciptakan
manusia menurut gambar dan rupanya adalah: mendudukkan dan memberi
mandat kepada manusia sebagai wakil-Nya di dunia ini untuk menguasai/
memerintah seluruh alam semesta dalam tanggungjawab Allah sendiri
sebagai pemberi mandat (bnd.ay.7-9). Mandat untuk memerintah bukanlah
untuk merusak tapi untuk mengelola secara bertanggungjawab demi
kesejahteraan manusia itu sendiri.
Namun demikian, tetap juga ada batasan yang sangat jelas antara
manusia sebagai ciptaan dengan Allah sebagai pencipta. Sebagai makhluk
yang paling mulia, manusia seharusnya juga mampu menampakkan sifat-
sifat yang mulia sebagaimana yag dimiliki oleh Penciptanya dengan cara
hidup dalam kebenaran.
Amsal 8:1-36 mempersonifikasi hikmat sebagai pribadi yang terus
menerus berseru dengan suara nyaring di tempat tinggi, di tepi jalan, di
persimpangan jalan, dan di samping pintu gerbang di depan kota (ay.1-4).
Hikmat itu berasal dari (diciptakan) Allah sebelum segala sesuatu diciptakan.
Ia sudah ada sebelum dunia diciptakan (ay.23), dan sebelum ada lautan
(ay.24). Hikmat dimaksudkan sebagai pemandu jalan hidup manusia.
Panggilan hikmat adalah panggilan untuk menerima tuntunan agar manusia
hidup dalam kebenaran (ay.7) dan jauh dari kejahatan (ay.13). Kepada
mereka yang mau mendengar, hikmat berjanji akan menyingkapkan
kebenaran dan keadilan (ay.7-8). Orang yang beroleh hikmat akan
memperoleh sesuatu yang benar. Beroleh hikmat berarti beroleh sesuatu
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
158
yang jauh lebih berharga daripada hal-hal yang dipandang berharga oleh
dunia ini (ay.11,19). Orang yang bersedia dipimpin oleh hikmat akan berhasil
(ay.14-21).
Roma 5:1-11 adalah salah satu pernyataan penting dari Paulus
tentang buah (hasil) pembenaran dalam Yesus Kristus. Oleh karena kita
sudah dibenarkan karena iman, maka kita memiliki damai sejahtera Allah
melalui Tuhan Yesus Kristus. Dengan sebuah pernyataan yang singkat,
Paulus meringkaskan apa yang sudah dibuktikan dan dijelaskan dalam Roma
1:18-4:25. Juga, dia mulai menjelaskan akibat atau hasil dari pembenaran.
Allah, selalu memberikan damai kepada orang yang Dia benarkan. Dengan
kata lain, hubungan damai dengan Allah selalu menyertai pembenaran dari
Allah. Pembenaran dan pendamaian tidak dapat dipisahkan dalam
pengalaman hidup. Dalam ayat 3-5 Paulus membuat sebuah rantai
pendewasaan yang terdiri dari "kesengsaraan," "ketekunan," "tahan uji,"
dan "pengharapan."
Yohanes 16:4b-15 merupakan peneguhan sekaligus sebagai jaminan
Yesus kepada murid-murid-Nya sebelum Ia terangkat ke surga. Para murid
merasa berduka karena akan ditinggalkan Yesus (ay.6). Oleh karena itu
Yesus meneguhkan dan menjamin bahwa ketika Ia pergi, maka akan datang
“Penghibur” (Roh Kudus). Roh Kudus ini akan menginsafkan manusia akan
dosa, meyakinkan orang tentang kebenaran dan penghakiman untuk
menyatakan mana yang benar dan mana yang salah (ay.8-11). Pada ayat 13
Yesus menyebut Roh Kudus sebagai Roh kebenaran, karena Dialah yang
akan memimpin murid-murid ke dalam seluruh kebenaran Allah.
Korelasi dari segenap bacaan, ialah terkait dengan keberadaan
manusia sebagai ciptaan Allah yang mulia dibanding dengan seluruh ciptaan
lainnya. Namun demikian, dosa telah membuat manusia kehilangan
kemuliaannya. Oleh sebab itu, di dalam dan melalui Yesus Kristus, manusia
kemudian dibenarkan dan diperdamaikan dengan Allah. Karena itu orang
percaya harus menjalani kehidupannya dalam kebenaran Allah. Melalui
hikmat dari Tuhan dan dalam tuntunan Roh Kudus, setiap orang percaya
dimampukan untuk menghidupi kebenaran Allah.
Pembimbing Teks
Mazmur 8:2-10 menjelaskan bagaimana manusia ditempatkan Allah
pada kedudukan yang sangat istimewa. Ia diciptakan menurut gambar dan
rupa si Pencipta yaitu Allah (Kej 1:26). Maksud Allah menciptakan manusia
menurut gambar dan rupanya adalah mendudukkan dan memberi mandat
kepada manusia sebagai wakil-Nya di dunia ini untuk menguasai/
memerintah seluruh alam semesta dalam tanggungjawab Allah sendiri
sebagai pemberi mandat (bnd. ay.7-9). Sebagai makhluk yang paling mulia,
manusia seharusnya juga mampu menampakkan sifat-sifat yang mulia
sebagaimana yang dimiliki oleh Penciptanya. Akhirnya, dengan sukacita
karena kebaikan Tuhan, pemazmur mengakhiri dengan pujian: “Ya TUHAN,
Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi !” (ay.10).
Kita semua dicipta menurut gambar dan rupa Allah serta diberikan
mahkota kemuliaan dan hormat. Sebagai ahli waris kemuliaan Allah kita
menghidupi kebenaran Allah sebab Allah sendiri adalah kebenaran. Karena
itu, patutlah kita memancarkan kemuliaan Allah dengan hidup sesuai
kebenaran dimanapun kita berada, di rumah, di kantor, di sawah, di kebun,
di gereja dan semua tempat sehingga dunia melihat kebenaran Allah
terpancar.
Pertanyaan diskusi
1. Mari menghayati kembali ayat 6, apakah yang dimaksud dengan
“membuatnya hampir sama seperti Allah”?
Ta nannungi sule tu aya’ 6, Apara battuananna tu kada nakua
“Mipamadiongan sidi'ri tu a'ganna anna Kapenomba “
2. Perhatikan kembali ayat 7, Apa yang dimaksudkan Pemazmur dengan
“berkuasa atas buatan tangan-Mu”?
Pemarangai sule tu ay.7, Apa battuananna tu nasanga to Ma’pudi
“Miangka' umparenta mintu' panggaraga limam-Mi”
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa perbuatan-perbuatan Tuhan selalu nyata dan dialami setiap orang percaya.
2. Jemaat memiliki komitmen untuk memberitakan perbuatan-perbuatan Tuhan dalam kehidupannya.
Pemahaman Teks.
Mazmur 42:1-12 ditulis dengan maksud untuk mengangkat keluar
sebuah kondisi atau keadaan sulit yang dialami si pemazmur. Pemazmur
sedang mengalami masalah yang beruntun sehingga menjadi tekanan berat
dalam jiwanya. Bagaimana sikap pemazmur di tengah-tengah pergumulan
hidupnya? Jawabannya, ada tiga: (1) “jiwa yang haus kepada Tuhan (ay.3).
Manusia hidup membutuhkan air lebih dari membutuhkan makanan.
Manusia yang tidak minum lebih cepat mati dibanding yang tidak makan.
Seperti rusa merindukan sungai berair demikian pemazmur membutuhkan
Tuhan. Pemazmur ingin menekankan bahwa Tuhan penting sekali dalam
hidup manusia, tanpa Tuhan kita mati. (2). Pemazmur jujur mengakui
kelemahannya. Dia berkata: Jiwaku tertekan dalam diriku (ay.7). (3). Berharap
kepada Tuhan (ay.6 dan 12). Berharap kepada Tuhan berarti hidup
bergantung dan percaya kepada Tuhan. Tuhan menjadi sumber utama
utama tempat kita memperoleh pertolongan.
Yesaya 65:1-7 adalah jawaban Allah terhadap keluhan-keluhan
bangsa Israel yang disampaikan Yesaya (psl. 63: 7 – psl 64:12). Mereka
sedang di pembuangan dan merasa bahwa Tuhan sudah tidak peduli dan
membiarkan mereka. Dalam perikop ini menjadi jelas bahwa Allah ternyata
tetap peduli bukan hanya terhadap umat-Nya, tetapi juga pada bangsa-
bangsa lain (ay.1-2). Seterusnya diungkapkan bagaimana orang Israel
melakukan “pemberontakan” kepada Tuhan, dan Tuhan akan menghukum
setiap kejahatan yang mereka lakukan (ay.6-7). Namun karena kasih-Nya, Ia
tidak akan memusnahkan Israel. Dari sisa Israel Allah akan membangkitkan
keturunan yang akan mendiami gunung-gunung-Nya (ay.8-9).
Galatia 3:1-14 berisi penegasan Paulus bahwa keselamatan adalah
kasih karunia karena iman kepada Yesus Kristus, dan bukan karena
melakukan hukum taurat (ay.2-3, 5). Paulus menyingkirkan semua
perbedaan suku, warna kulit, bangsa, dan sosial dalam kaitan dengan iman
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
163
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa perbuatan-perbuatan Tuhan selalu nyata dan dialami setiap orang percaya.
2. Jemaat memiliki komitmen untuk memberitakan perbuatan-perbuatan Tuhan dalam kehidupannya.
Pembimbing Teks
Dalam perikop ini, Paulus menegaskan bahwa keselamatan adalah
kasih karunia karena iman kepada Yesus Kristus, bukan karena melakukan
hukum taurat (ay.2-3,5). Paulus menyingkirkan semua perbedaan suku,
warna kulit, bangsa, dan sosial dalam kaitan dengan iman seseorang
kepada Yesus Kristus. Semuanya adalah sama-sama ahli waris dari "kasih
karunia, yaitu kehidupan" (ay.8,14). Penegasan Paulus ini dilatarbelakangi
oleh munculnya ajaran sesat yang mencampuradukkan Injil dengan
Yudaisme yang mengajarkan bahwa keselamatan dapat diperoleh selain
dengan percaya kepada Yesus, juga dengan ketat melakukan segala
tuntutan Hukum Taurat. Menghadapi ajaran itu, Paulus menekankan bahwa
hanya oleh iman kita dapat diselamatkan. Paulus menunjuk kepada
Abraham yang dibenarkan karena iman (ay.6) Artinya, perbuatan Abraham
bukanlah faktor utamanya, melainkan iman yang mendasari tindakannya.
Selain itu Paulus mengingatkan jemaat di Galatia tentang janji Tuhan kepada
Abraham bahwa ”olehmu semua bangsa diberkati” (ay.8, bnd. Kej.12:3). Itu
berarti berkat yang dijanjikan bukan bersifat eksklusif khusus hanya untuk
Abraham, tetapi juga kepada bangsa lain. Dengan mengutip kata-kata ini,
Paulus mengingatkan jemaat bahwa hanya dalam iman, mereka dibenarkan
di hadapan Allah, bukan karena melakukan hukum taurat, dan orang yang
benar akan hidup oleh iman (ay.11). Paulus yang telah diselamatkan karena
imannya berusaha memberitakan kebenaran itu kepada jemaat di Galatia.
Paulus dengan berani memberitakan bahwa keselamatan hanya diperoleh
di dalam iman kepada Yesus Kristus. Kitapun memiliki kewajiban untuk
terus memberitakannya dalam kehidupan kita, melalui kata dan perbuatan.
Pertanyaan Diskusi
1. Keselamatan hanya diperoleh dengan iman yang sungguh kepada Yesus,
Pemahaman Teks
Mazmur 16:1-11 merupakan pengakuan pemazmur bahwa dirinya
berada dalam pemeliharaan Tuhan (ay.2). Karena itu pemazmur
menyampaikan doanya kepada Allah yang diyakini sebagai sumber kekuatan
dan sumber kebahagiaan dibandingkan dengan allah orang lain yang tidak
dapat melakukan apa-apa. Itulah sebanya pemazmur menegaskan bahwa
siapa yang mengikuti allah lain akan merasakan kekecewaan (ay.4). Bagi
pemazmur Allah yang ia Yakini tidak pernah merancangkan Kesia-siaan bagi
dirinya bahkan Allah yang ia percayai tidak akan membiarkan anak-anak-Nya
mengalami kebinasaan melainkan membim-bing anak-anak-Nya menikmati
sukacita, kebahagiaan, dan nikmat senantiasa (ay.10-11)
1 Raja-Raja 19:19-21 adalah kisah pemanggilan Elisa. Ia dipanggil pada
waktu ia sedang sibuk bekerja, bukan pada waktu ia sedang menganggur
(juga terjadi pada diri Petrus, Andreas, Yohanes, dan Yakobus dalam Mat 4:18-
22). Panggilan ini datang dari Tuhan, bukan inisiatif dari Elia. Elia hanya
melaksanakan apa yang Tuhan sudah perintahkan sebelumnya (lihat ayat
16). Elia melemparkan jubahnya kepada Elisa merupakan tanda bahwa ia
harus ‘mengikutinya’, mula-mula sebagai pelayannya dan akhirnya menjadi
penggantinya sebagai nabi. Ketika nabi Elia melemparkan jubahnya kepada
Elisa yang sedang membajak, Elisa tahu nabi itu sedang memanggilnya
untuk suatu tugas khusus. Ia pun melakukan tindakan yang radikal. Ia
melepaskan segala sesuatunya: pamit kepada keluarga, menyembelih
sepasang lembu, dan memasaknya dengan kayu bajaknya. Ia pun mengikuti
Elia dan menjadi pelayannya.
Galatia 5:13-26 menjelaskan bahwa orang Kristen dipanggil untuk
merdeka, karena sesungguhnya mereka sudah dimerdekakan bukan saja
dari dosa tetapi juga kemerdekaan dari peraturan-peraturan agamawi yang
secara legalitas dibebankan sebagai syarat untuk menerima keselamatan
dari Allah. Kemerdekaan itu tidak seharusnya dipakai menjadi kesempatan
untuk hidup dalam dosa atau kesempatan untuk memuaskan keinginan
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
168
4. Bagi Paulus, setiap orang yang sudah dimerdekakan dalam Kristus harus
hidup dalam Roh dan tidak mengikuti keinginan daging, karena keinginan
Roh berlawanan dengan keinginan daging. Paulus mengidentifikasi
secara konkrit hal yang menjadi keinginan daging (ay.19-21), dan apa saja
yang keinginan Roh (ay.22-23). Untuk bisa hidup dipimpin oleh Roh, maka
bagi Paulus hanya bisa terjadi jika setiap orang Kristen menyalibkan
keinginan daging dan segala nafsu dan keinginannya (ay.24). Tidak
berarti bahwa orang Kristen tidak boleh memiliki motivasi dan keinginan-
keinginan lain, atau tidak boleh bekerja keras dan menggunakan strategi-
strategi tertentu untuk mencapai harapannya. Tetapi bagi orang Kristen,
semua motivasi, keinginan atau cara yang digunakan untuk mencapai apa
yang dicita-citakan haruslah dalam bingkai “keinginan Roh” untuk dapat
memilah mana yang sesuai dan tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.
Pembimbing Teks
Lukas 9:51-62 terdiri dari dua perikop yaitu penolakan orang Samaria
pada Yesus (ay.51-56), dan hal mengikut Yesus (ay.57-62). Pada perikop
pertama, orang Samaria menolak Yesus bersama juga murid-murid-Nya,
yang sedang berjalan ke Yerusalem. Yesus mengutus beberapa orang untuk
mempersiapkan segala sesuatu bagi Yesus, namun orang-orang Samaria
menolak mereka karena perjalanan-Nya menuju Yerusalem. Penolakan ini
menimbulkan kemarahan Yakobus dan Yohanes, sehingga berharap bahwa
desa itu dapat dibinasakan seperti halnya peristiwa “Sodom dan Gomora”.
Namun demikian, keduanya tetap tunduk pada kehendak Yesus
Perikop kedua (ay.57-62) mengungkapkan tiga tipe orang yang
mengikut Yesus. Pertama, adalah orang yang penuh semangat bertekad
mengikut Yesus ke mana saja. Yesus tidak menolak, tetapi mengingatkan
segala resiko dan konsekuensi penderitaan yang mungkin dialami,
sebab Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.
Tipe kedua yakni orang yang dipanggil Yesus, namun mengajukan syarat
untuk lebih dahulu menguburkan orang tuanya. Jawaban Yesus tegas
“biarlah orang mati menguburkan orang mati” (ay.60). Ini tidak berarti,
bahwa Yesus tidak peduli pada masalah keluarga. Sebaliknya, jawaban ini
mau menjelaskan pentingnya hal mengikut Yesus. Menguburkan orang tua
adalah hal penting, namun mengikut Yesus adalah hal yang paling utama.
Tipe ketiga yaitu orang yang ingin mengikuti Yesus, namun juga mengajukan
satu syarat, yakni minta ijin pada keluarganya. Respon Yesus terhadap orang
ini berbeda dengan orang kedua. Yesus menegaskan bahwa orang yang siap
membajak tetapi menoleh ke belakang tidak layak untuk Kerajaan Allah
(ay.62). Intinya mengikut Yesus membutuhkan komitmen total tanpa
berbagai pertimbangan atau alasan lainnya. Pengikut Yesus harus mampu
menyalibkan segala keinginan daging dalam dirinya.
Pertanyaan Diskusi
1. Apa makna dari menyalibkan keinginan daging bagi orang percaya?
Apara patunna lako kita to ma’patongan tu unna’ta’ pa’poraian kale?
2. Diskusikan bentuk konkrit yang dapat dilakukan untuk menyatakan
bahwa kita sudah menyalibkan keinginan daging?
Ta sipa’kadai, umba susi tu manassana a’gan katuoan ladipapayan anna
potandai kumua unna’ta’ moki’ pa’poraian kale?
Tujuan
1. Jemaat memahami kasih Allah tetap menyertai umat-Nya, ibarat seorang ibu yang menjaga anak-anaknya.
2. Jemaat hidup dengan memusatkan perhatian pada besarnya kasih Allah
Pemahaman Teks
Mazmur 66:1-9 berisi ajakan dan seruan untuk bersorak dan
memuliakan Allah. Pemazmur menyampaikan seruan ini bukan hanya untuk
kalangan sendiri, melainkan untuk seluruh bumi. Seruan ini didorong oleh
kesadaran akan pekerjaan Allah yang dahsyat. Hal itu nampak misalnya
dalam tindakan: mengubah laut menjadi tanah kering (ay.6) dan matanya
mengawasi bangsa-bangsa (ay.7). Jadi ajakan pemazmur bersorak dan
memuliakan Allah didasarkan pada kasih dan perbuatan Allah.
Yesaya 66:10-14 berisi nubuat nabi Yesaya pada akhir masa
pembuangan umat Tuhan di Babel (ada yang mengatakan bahwa nubuatan
ini disampaikan sesudah umat kembali dari pembuangan). Umat yang
berada di pembuangan cenderung mengalami keputus-asaan karena lama
menanti saat untuk kembali. Hati mereka semakin hancur ketika mereka
membayangkan bagaimana hancurnya Yerusalem yang menjadi kota
kebanggaan mereka. Mereka seolah-olah tengah menghadapi situasi yang
amat berat. Situasi porak poranda menjadi tekanan yang amat keras
sehingga mereka mulai putus asa. Pada ayat 10-11 ada ajakan untuk bersuka
cita dan bergirang. Di tengah keprihatinan yang mendalam karena beratnya
masalah yang dihadapi, Yesaya justru menyampaikan seruan untuk
bersukacita. Ayat 12-13 berisi alasan untuk bergembira walaupun umat
sementara menyaksikan kehancuran. Yesaya menyampaikan dan
mempertegas bahwa kasih Allah tetap nyata bahkan terus-menerus. Hal itu
nyata melalui ungkapan: “Aku mengalirkan kepadanya keselamatan seperti
sungai, dan kekayaan bangsa-bangsa seperti batang air yang membanjir”;
aliran keselamatan/kekayaan dari Allah bagaikan aliran sungai (batang air).
Tak pernah putus, terus menerus, bahkan tak tertahankan oleh apapun dan
kondisi bagaimanapun.
Besarnya kasih Allah dipertegas pada ayat 13 yang mengatakan:
“Seperti seseorang yang dihibur ibunya, demikianlah Aku ini akan
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
172
1. Kasih dan perhatian Allah kepada umat-Nya berlaku secara terus menerus.
Hal ini nyata melalui ungkapan “Aku mengalirkan kepadanya
keselamatan seperti sungai, dan kekayaan bangsa-bangsa seperti batang
air yang membanjir” (istilah pemazmur: “mata-Nya mengawasi bangsa-
bangsa – Mazmur 66:7). Bagi Yesaya dan pemazmur, mengingat kasih
dan perbuatan Allah yang menyelamatkan adalah sesuatu yang
semestinya tumbuh dalam hati umat di kala menghadapi situasi yang
berat. Setiap orang semestinya menyadari, bahwa baik kemarin, hari ini,
dan sampai selama-lamanya kasih Allah tetap menyertai umat-Nya.
dalam atas diri kita. Di sini mau ditegaskan bahwa perhatian dan kasih
Allah kepada umat-Nya sungguh amat besar. Kasih Allah kepada umat-
Nya itu yang diwujudkan ketika Ia mengutus anak-Nya yang tunggal
untuk menyelamatkan manusia (Yoh.3:16). Penggambaran Yesaya ini
menegaskan bahwa kasih Allah tetap terarah kepada umat-Nya secara
terus menerus. Kasih Allah jauh lebih besar dibanding masalah yang
menekan umat-Nya.
Tujuan
1.Jemaat memahami kasih Allah tetap menyertai umat-Nya, ibarat seorang ibu yang menjaga anak-anaknya.
2.Jemaat hidup dengan memusatkan perhatian pada besarnya kasih Allah
Pembimbing Teks
Mazmur 66 ini adalah nyanyian syukur atas karya Allah yang nyata
bagi orang Israel. Ayat 1 dan 2 berisi undangan atau ajakan untuk bersorak
dan memuliakan Allah. Sangat terasa di sini bahwa undangan untuk
bersorak bukan hanya untuk kalangan sendiri (Israel), tetapi untuk seluruh
bumi. Pemazmur sungguh meyakini bahwa kasih Allah itu tidak dapat
dikurung dalam satu wilayah atau bangsa tertentu, tetapi terarah kepada
seluruh bumi. Ayat 3-4 berisi apa yang semestinya menjadi pokok pengakuan
dalam pujian kepada Tuhan yaitu pengakuan bahwa pekerjaan Allah
dahsyat. Dalam memuji Tuhan pemazmur mengajak umat dan seluruh bumi
untuk mengakui kedahsyatan pekerjaan Allah. Ayat 5 berisi ajakan untuk
bergerak menelusuri pekerjaan Allah bagi umat-Nya, bahkan bagi seluruh
bumi. Penelusuran atau upaya mengingat kasih dan perbuatan Allah dalam
hidup merupakan hal yang akan melahirkan nyanyian syukur. Ayat 6 dan 7
berisi hasil penelusuran pemazmur tentang perbuatan besar Allah. Ia
mengubah laut menjadi tanah kering (ay.6). Ini menunjuk pada peristiwa
sejarah penyeberangan di Laut Teberau (Keluaran 14:15-31). Matanya
mengawasi bangsa-bangsa (ay.7). Ini menunjuk pada peristiwa-peristiwa
pendudukan dan penaklukan tanah/bangsa Kanaan. Ayat 9 berisi kesimpulan
dari penelusuran pemazmur mengenai kasih dan perbuatan besar Allah yang
semestinya diberitakan kepada semua orang. Pemazmur mengatakan: “Ia
mempertahankan jiwa kami di dalam hidup”. Jadi pemazmur selalu fokus
pada kasih dan perbuatan Allah.
Pertanyaan diskusi
1. Baca ulang Mazmur 66:5. Diskusikanlah apa yang dimaksud dengan
“pergilah dan lihatlah pekerjaan-pekerjaan Allah”.
Basai sule tu Pa’pudian 66:5; Ta sipa’kadai apa tu nasanga “Maikomi untiro
penggauranNa Puang Matua”
2. Sering kita putus asa karena kita cenderung hanya fokus pada beratnya
situasi yang dihadapi? Silahkan berbagi pengalaman jika ada yang pernah
mengalami pergumulan, dan bagaimana menghadapinya dalam iman?
Nenne’ki’ ka’tu rannu belanna ia tu kamabandaran diolai, iamo nanai tu’tun
tanga’ta ? ta pada umpokadai ke denni ta olai tu a’gan susito, na umba
takua untingayoi lan kapatonganan?
Tujuan
1. Jemaat memahami bahwa pengetahuan tentang kebenaran semestinya mewujud dalam kehidupan
2. Jemaat tetap menunjukkan hidup sesuai kebenaran Allah
Pemahaman Teks
Mazmur 82:1-8 berbicara mengenai kegagalan para pemimpin.
Kegagalannya nyata dalam sikap yang tidak membela orang miskin dan sikap
yang tidak menghukum orang-orang jahat. Pemazmur melihat bahwa tidak
ada keadilan. Kehidupan menjadi goyah karena tidak lagi berdasar pada
kebenaran Allah. Karena itu pemazmur memintah kepada Allah untuk
menghakimi bumi.
Amos 7:7-17 berisi nubuat nabi Amos yang melayani di Israel Utara,
walaupun dia sendiri berasal dari Yehuda (Israel Selatan). Amos bernubuat
di Israel Utara pada saat Yerobeam II menjadi raja (sekitar abad ke-8 SM). Di
bawah kepemimpinan Yerobeam II, Israel Utara mengalami perkembangan
yang pesat. Minat terhadap agama sangat tinggi. Namun di balik semua itu
ternyata dosa juga berkembang secara pesat. Ketidakadilan semakin
menjadi-jadi di kalangan masyarakat. Amos meneubuatkan tentang apa
yang akan terjadi dengan Israel sebagai buah dari dosa mereka. Ayat 7-9,
bercerita mengenai penglihatan Amos yaitu tali sifat. Tali sifat ialah seutas
benang yang ditaruh pemberat pada ujungnya. Tali sifat adalah semacam
timbangan yang dipakai oleh tukang bangunan untuk menilai apakah sebuah
tembok berdiri tegak lurus. Dalam penglihatan itu Allah sendiri menjelaskan
maknanya. "Sesungguhnya, Aku akan menaruh tali sipat di tengah-tengah
umat-Ku Israel; Aku tidak akan memaafkannya lagi”. Tali sifat adalah simbol
kebenaran dan keadilan Allah yang akan membongkar dosa Israel yang akan
mendatangkan hukuman. Hal ini bisa dibandingkan dengan ungkapan pada
Yesaya 28:17, “Dan Aku akan membuat keadilan menjadi tali pengukur, dan
kebenaran menjadi tali sipat; hujan batu akan menyapu bersih perlindungan
bohong, dan air lebat akan menghanyutkan persembunyian." Ayat 9
menunjukkan secara konkrit dari penghukuman yaitu:
1. Bukit pengorbanan dari pada Ishak akan dilicintandaskan dan tempat-
tempat kudus Israel akan diruntuhkan. Nampaknya Amos menyebut
bukit pengorbanan Ishak sama dengan tempat kudus Israel. Tempat-
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
177
Guru apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal.
Tekanan ahli taurat adalah perbuatan. Terhadap pertanyaan ini, Yesus
bertanya balik: Apa yang tertulis dalam hukum taurat. Kepada ahli taurat
Yesus bertanya mengenai hukum taurat. Dari segi pengetahuan ahli taurat
memang menguasai hukum aurat sehingga jawabannya tepat: "Kasihilah
Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan
dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan
kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Secara hurufiah ahli
taurat memang ahli dalam soal taurat. Yang menjadi persoalan baginya,
ialah “siapakah sesamaku”. Untuk menjelaskan pertanyaan ini Yesus mau
membimbing ahli taurat melalui sebuah cerita mengenai seorang yang
dirampok. Dalam cerita itu Yesus menampilkan dua sikap terhadap orang
yang dirampok. Pertama, imam dan orang Lewi yang berusaha menghindar
dan tidak mau menolong. Kedua, orang Samaria yang tergerak hatinya lalu
menolong orang yang dirampok itu. Ahli taurat tahu bahwa sikap yang
benar adalah sikap orang Samaria. Yesus mengatakan, “pergilah dan
perbuatlah demikian”. Peduli adalah sikap yang benar dan semestinya. Jadi
yang Yesus ajarkan adalah pengetahuan yang benar tentang kebenaran
semestinya mewujud dalam tindakan.
Korelasi dari segenap bacaan, adalah pemazmur menyadari bahwa
Allah akan menyatakan keadilan di tengah ketidakadilan. Amos tetap
konsisten mendengarkan perintah Tuhan sekalipun ditekan. Jemaat di
Kolose telah menunjukkan cara hidup yang sesuai dengan hakekat kasih.
Yesus mengkritik para imam dan orang Lewi, karena tidak bertindak
sebagaimana mestinya.
daerah Toraja dan daerah-daerah lain dimana kita dapat melihat gedung-
gedung gereja berdiri dengan megahnya di banyak tempat (di sini
pengkhotbah dapat mengungkapkan statistik rumah ibadah dalam satu
lingkungan tertentu dimana jemaat itu berada). Apa yang salah ?...
Dalam penglihatan Amos, Allah sendiri menjelaskan bahwa tali sifat
itu akan ditaruh di tengah Israel untuk membongkar dan menunjukkan
dosa mereka. Tali sifat adalah simbol kebenaran dan keadilan Allah. Hal ini
dapat dibandingkan dengan Yesaya 28:17 “Dan Aku akan membuat
keadilan menjadi tali pengukur, dan kebenaran menjadi tali sipat; hujan
batu akan menyapu bersih perlindungan bohong, dan air lebat akan
menghanyutkan persembunyian." Dari sini kita dapat melihat bahwa
rupanya tidak ada keadilan di tengah masyarakat. Agama dan semua yang
berbau agama merupakan perlindungan bohong. Kehidupan beragama
semakin semarak tetapi ketidakbenaran dan ketidakadilan semakin
merajalela. Pemazmur menyebutnya “menghakimi dengan lalim”. Ibadah
tidak mempengaruhi kehidupan mereka.
Lalu bagaimana dengan kita? Dari segi kesemarakan ibadah boleh
dikatakan bahwa kita sungguh berkembang. Ada berbagai jenis kebaktian:
kebaktian hari minggu, kebaktian rumah tangga, kebaktian OIG, kebaktian
insidentil, kebaktian Penyegaran Iman. Tentu banyak dari orang-orang
yang ikut kebaktian yang sungguh-sungguh menampakkan cara hidup
yang benar. Namun tidak bisa disangkali bahwa sebagian dari orang-orang
yang rajin beribadah itu sering masih cenderung mengikuti bahkan
memaksakan kebenarannya sendiri misalnya: ingin benar sendiri dalam
sidang-sidang; juga kadang-kadang masih ada kencenderungan untuk lebih
mengutamakan adat istiadat ketimbang Firman Tuhan. Karena itu bukalah
hidup untuk diluruskan oleh kebenaran dari Tuhan.
Tujuan
1. Jemaat memahami bahwa pengetahuan tentang kebenaran semestinya mewujud dalam kehidupan
2. Jemaat tetap menunjukkan hidup sesuai kebenaran Allah
Pembimbing Teks
Pokok masalah yang disoroti pemazmur dalam perikop ini ialah
ketidakadilan dalam masyarakat. Pemazmur menyoroti ketidakadilan
dengan membayangkan suasana pengadilan yang dihadiri oleh Allah. Dia
adalah hakim sekaligus sebagai jaksa penuntut umum. Yang dihakimi dalam
sidang itu ialah para allah (ay. 1,6). Nampaknya pemazmur menggunakan
istilah ini menunjuk pada para pemimpin dalam masyarakat yang seharusnya
bertanggung jawab mengenai kelangsungan dan kesejahteraan masyarakat.
Dalam konteks kekinian, mereka itu bisa adalah sosok pemerintah, hakim,
pemimpin agama, pemimpin adat, dan mungkin juga orang tua sebagai
pemimpin dalam keluarga. Para pemimpin itu didakwa sebagai orang yang
menghakimi dengan lalim dan memihak kepada orang fasik (ay.2). Mereka
gagal melindungi orang lemah, serta gagal membela orang sengsara dan
orang berkekurangan (ay.3). Mereka membiarkan orang fasik berbuat
seenaknya terhadap orang lemah dan miskin. Sistim nilai yang dijadikan
pengambilan keputusan mengenai sebuah perkara tidak jelas. Akibatnya
sendi-sendi kehidupan masyarakat menjadi goyah. Pada bagian akhir
pemazmur memohon kepada Allah untuk mengambil alih kepemimpinan
untuk menyatakan kebenaran dan keadilan sebagaimana mestinya.
Pertanyaan diskusi
1. Kemukakanlah dan diskusikan contoh-contoh yang menggambarkan
bahwa kita sering tidak berlaku adil.
Ta pada umpokadai tu apa nenne’ dipogau’ tu sitonganna dinaimo ma’gau’
tangmalambu’
2. Apa yg semestinya dilakukan agar hidup kita sungguh-sungguh berada
pada pertumbuhan iman yang benar.
Umba susi tu sipatunna ladipogau’ anna tongan-tongan mempayan kumua
mukkunmoki’ lobo’ lan kapatongan.
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa wujud ketaatan pada perintah Tuhan adalah mendengar peringatanNya
2. Jemaat menjadi orang yang setia dan taat mendengar peringatan Tuhan
Pemahaman Teks
Mazmur 52:1-11 memperlihatkan bagaimana Daud berfokus pada
kebaikan Tuhan dan bukan pada keburukan manusia. Kendatipun hidupnya
dalam keadaan genting karena tindakan Doeg yang berpotensi
menghancurkan masa depan kehidupannya (bnd. 1 Sam.22:9-10). Itu
sebabnya dia mengatakan: Aku hendak bersyukur kepada-Mu selama-
lamanya, sebab Engkaulah yang bertindak; karena nama-Mu baik, aku
hendak memasyhurkanNya di depan orang-orang yang Kaukasihi! (ay.11)
Amos 8:1-14 memuat penglihatan keempat: Bakul berisi buah-buahan
musim kemarau. Penglihatan ini mau menunjukkan bahwa penghukuman
akan segera dialami oleh umat Israel dalam berbgai aspek kehidupan. Dan
pada gilirannya Israel tidak akan menglami kesukaan melainkan
perkabungan. Ayat 4-6, berisi kelakuan orang-orang yang senang mengisap
sesamanya dengan berbuat curang dengan neraca palsu/menjual terigu
rongsokan. Ayat 7-8 berisi penegasan bahwa Tuhan akan menghukum
semua itu dengan perkabungan (kematian anak tunggal), kelaparan-
kelaparan akan Firman Tuhan.
Kolose 1:15-29 berisi penegasan Paulus tentang siapa Yesus. Ia tidak
dapat dibandingkan dengan siapapun dan apapun di dunia. Paulus
meyakinkan jemaat karena ada yang ingin menggeser dan membelokkan
keyakinan dan pengharapan jemaat.
Lukas 10:38-42 menampilkan dua bersaudara (Marta dan Maria) yang
menampilkan perbedaan sikap ketika berjumpa dengan Yesus. Marta sibuk
sekali melayani, sedangkan Maria duduk mendengar perkataan-Nya.
Melayani Tuhan dan sesama memang penting, tetapi jauh lebih penting
mendengar apa yang dikatakan Tuhan.
Korelasi bacaan ialah hukuman bagi yang berkanjang dalam dosa
akan segera terjadi. Karena itu manusia semestinya mengarahkan hati pada
kebaikan Tuhan. Yesus tidak dapat dibandingkan dengan apapun. Makanya
Maria lebih memilih mendengarkan perkataan-Nya.
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
183
1. Situasi Politik.
Masa pemerintahan Raja Yerobeam II merupakan masa
kemakmuran bagi Israel, demikian pula dengan apa yang dialami Yehuda
pada masa pemerintahan Raja Uzia. Israel dan Yehuda dapat menaklukkan
negara-negara tetangga dan memperluas daerah perbatasan mereka
melampaui batas yang ada pada zaman Salomo (bnd. 2 Raja 14:25;
2Taw.26:6-8). Kekuasaan besar Mesir dan Asyur pada saat itu lebih tertarik
dengan permasalahan-permasalahan yang ada di sekitar mereka, sehingga
daerah Palestina bebas dari dominasi luar.
Dengan kondisi teritorial yang semakin luas serta kebebasan dari
dominasi asing membuat Israel dan Yehuda hanyut dalam perdagangan
internasional serta pajak-pajak yang dihasilkan dari perdagangan tersebut.
Bukti-bukti arkeologi menunjukkan kemakmuran Samaria pada periode
tersebut. Dengan kata lain, pada masa itu Israel dan Yehuda berada pada
puncak kemakmuran secara politik dan ekonomi.
Iklim semacam itu mendorong kemunculan optimisme publik yang
berlebihan tentang prospek bangsa itu pada masa mendatang. Mereka
meyakini bahwa bangsa Israel masih akan terus berkembang dalam segala
aspek. Tidak heran ketika Amos dan Hosea memberikan evaluasi yang
berbeda dengan optimisme tersebut, mereka langsung menolak berita
tersebut. Karena ternyata mereka fokus pada potensi dirinya dan
melupakan Tuhan sebagai penguasa dan pemilik semua yang telah
dicapainya itu.
3. Situasi Keagamaan.
Masalah utama pada zaman Amos adalah penyembahan berhala
(2:8; 5:5, 26; 7:9-13; 8:14). Walaupun mereka tetap menjalankan ibadah
kepada TUHAN (4:4-5; 5:21-26), maupun memelihara Sabat (8:5), tetapi
hidup mereka secara keseluruhan bertentangan dengan keagamaan
mereka. Mereka tidak memperhatikan keadilan (2:7-8). Kemabukan menjadi
sesuatu yang umum, bahkan di kalangan para wanita (4:1; bnd.2:8). Semua
ini membuat TUHAN muak dengan semua ibadah mereka (5:23-25).
Dalam konteks politik, ekonomi dan sosial serta keagamaan yang
tidak berjalan sesuai dengan firman Tuhan, Nabi Amos mendapat
penglihatan yang keempat sebagaimana yang tercatat dalam teks bacaan di
atas. Dalam penglihtan ini Amos diamanatkan untuk mengingatkan umat
Israel supaya mereka bertobat, bila tidak ingin ada ratapan penderitaan dan
akhirnya TUHAN seakan-akan berdiam diri dan tidak memperdulikan mereka
sama sekali.
Melalui perikop ini ada 3 peringatan penting yang diamanatkan
kepada Amos untuk disampaikan kepada umat Israel dan kita sebagai umat
Tuhan yang harus ditobati agar tidak tidak terjadi penghukuman, yakni:
b. Seruan untuk berlaku adil dan jujur sebagai wujud ibadah ritual yang
sesungguhnya. (ayat 5)
Dalam ayat 5 di tekankan bahwa “dan berpikir: "Bilakah bulan
baru berlalu, supaya kita boleh menjual gandum dan bilakah hari Sabat
berlalu, supaya kita boleh menawarkan terigu dengan mengecilkan efa,
membesarkan syikal, berbuat curang dengan neraca palsu. Efa adalah
ukuran takaran/isi barang bukan cair, sebesar kurang lebih 36 liter.
Untuk barang cair digunakan bat yang besarnya sama dengan efa.
Syikal adalah ukuran timbangan sebesar 11,4 gram. Biasanya dipakai
untuk ukuran jumlah uang. Itu berarti bahwa mengecilkan efa,
membesarkan syikal dan neraca palsu adalah bentuk lain dari mencuri,
yang berarti menyengsarakan orang lain, merampas hak orang lain dan
menyusahkan ciptaan TUHAN. Yesus menekankan hal ini sebagai bagian
praktek hidup yang menentang ajaran untuk mengasihi sesama
(Mat.18:18-19; bandingkan Rom.13:9). Kemunafikan seperti pada masa
Nabi Amos merasuk sampai ke dalam ibadah mereka, yang dilaksanakan
hanya sebagai rutinitas dan ingin segera dilewati untuk kembali lagi
melakukan hal mencuri di atas.
Kita bisa belajar bahwa ibadah sejati tidak dapat dibatasi pada
aktivitas keagamaan di gereja atau ibadah rutin lain saja. Ibadah sejati
mencakup keseluruhan hidup umat Allah (bandingkan Rom 12:1). Ibadah
sejati memperhatikan orang lemah dan yang membutuhkan (bnd. Yak.
1:27). Ibadah dalam arti yang komprehensif seperti inilah yang lebih
dicari TUHAN. Tanpa semuanya ini, ibadah kita justru akan menjadi
beban bagi TUHAN (Amos 5:21-23) dan kita sendiri akan berada dalam
hukuman ilahi (bnd. 1 Kor. 11:22,30). Sikap Martha dan Maria dalam
perjumpaan mereka dengan Yesus (Luk.10:38-40) meanarik jadi
perbandingan. Marta sibuk dengan soal jamuan makan, tetapi ia tidak
mengalami perjumpaan dengan Yesus. Bagi Yesus semua yang
dilakukan dihadapannya adalah wujud tanggung jawab iman. Karena
itu ibadah sejati adalah berlaku adil dan mengasihi sesama manusia.
Realitas membuktikan bahwa sebagian umat Tuhan melakukan ibadah
ritual dengan sangat khusyuk dan taat dengan sejumlah rentetan ritual
ibadah, namun tidak berlaku adil. Mereka menari-nari di atas
penderitaan sesamanya. Karena itu perlu diwaspadai sebagai umat
Tuhan, jangan sampai kita sibuk secara rohani namun sesungguhnya
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
186
kerohanian kita sedang dalam keadaan sakit kronis. Ibadah ritual tanpa
perluan kasih tidak ada artinya di hadapan Tuhan.
Pembimbing Teks.
Dalam perikop ini disebutkan bahwa “Marta sibuk sekali melayani”.
Bentuk pelayanannya sedemikian rupa, sehingga tidak bisa melihat hal
penting yang dilakukan Maria, yaitu “duduk dekat kaki Tuhan dan terus
mendengarkan perkataan-Nya”. Ia tidak mengerti tindakan Maria.
Sementara itu, ia melayani sambil menggerutu dan mengasihani diri sendiri.
Padahal apa yang dilakukan Maria adalah bagian utama dari tindakan
melayani. Hati yang menyembah dan rindu mendengar suara Tuhan ibarat
mata air dari sebuah tindakan pelayanan. Tanpa itu, melayani hanya akan
menjadi sederet “kesibukan” dan kegelisahan yang serba “menyusahkan diri
dengan banyak perkara” (ay.41). Pada kenyataannya Marta sibuk melayani,
tidak untuk diri sendiri atau orang lain, tetapi melayani Yesus, tamu istimewa
mereka. Sedang Maria hanya menemani Yesus untuk bicara. Sepintas
tampak, bahwa Maria memang harusnya membantu Marta. Tetapi di sini
Yesus sedang berbicara sesuatu yang lebih hakiki ketimbang sebuah etika
penerimaan tamu. Kehadiran-Nya di dunia memang berbudaya tetapi tidak
berarti Ia terbelenggu oleh budaya. Budaya adalah alat untuk mencapai misi-
Nya, (ay.40-42). Mengedepankan budaya dengan kehilangan inti berita sama
artinya membuang air mandi bayi dengan bayinya sekaligus. Di titik inilah
kita diperhadapkan kepada dua keadaan: Marta yang sibuk untuk Tuhan
atau Maria yang sibuk dengan Tuhan? Keduanya berbeda. Sibuk untuk Tuhan
berarti melakukan sesuatu untuk Tuhan tetapi belum tentu berada dan
punya waktu bersama Tuhan! Sedangkan sibuk dengan Tuhan berarti ada
sebuah waktu dan kesempatan bagi kita untuk bersama dengan Dia.
Pertanyaan diskusi
1. Jika membandingkan sikap Maria dan Marta, menurut saudara sikap
siapakah yang paling dominan dalam kehidupan kita? Mengapa?
Ke dipasitimbangi tu napogau’na Marta sola Maria untammui Puang Yesu,
umbanna tu mandu payan lan katuoanta? Matumbai to ?
2. Bagaimana pendapat saudara atas pelayanan Martha dan Maria?
Bandingkan dengan Pelayanan yang dilakukan dalam Jemaat. Apakah
kita sibuk untuk Tuhan atau sibuk dengan Tuhan? Umba susi
pa’nannunganta diona tu napogau’na Martha sola Maria? Pasitiroi temai
pa’kamayan di pana’ta’ lan kombongan, ia raka mandu dipengkali-kali tu
apa lalulako Puang ba’tu ia raka tu umpengkali-kali tontong umpentirekei’
Puang.
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
188
Pemahaman Teks
Mazmur 85:1-14 adalah bagian dari Mazmur Jilid III yang dimulai dari
Mazmur 73:1-89:52. Lebih banyak ditulis oleh Asaf, atau keturunan Asaf.
Beberapa penafsir berpendapat bahwa Mazmur 85:1-14 ini ditulis setelah
mengalami masa penawanan atau pembuangan di Babilonia. Mazmur
berupa doa yang dinaikkan oleh bangsa Israel kepada Tuhan ini, memohon
belas kasihan yaitu pengampunan, setelah Allah menghukum Israel atas
dosa-dosa, serta ketidaksetiaan dalam mewujudkan kehidupan yang Tuhan
Allah kehendaki. Doa itu berisi pengharapan agar Tuhan Allah menjawab
mereka untuk menganugerahkan damai sejahtera, kesetiaan, kebaikan,
keadilan sebagai bukti bahwa Tuhan Allah hadir kembali dalam kehidupan
Umat Israel. Pemazmur mengajak ‘umat’ untuk datang kepada Tuhan dalam
kerendahan hati dan penyesalan untuk mengakui segala kelemahan,
kelalaian, ketidaksetiaan, dan ketidaktaatan pada kehendak Tuhan. Umat
diajak untuk menyadari bahwa apa yang mereka alami melalui peristiwa
pembuangan akibat dari dosa-dosa mereka, menjauh dari Tuhan dan dengan
kesadaran untuk tidak mempersalahkan orang lain dalam ketidaksetiaan.
Mereka terus menaikkan pengampunan dan permohonan, sebab mereka
yakin bahwa Tuhan Allah akan mendengar permohonan mereka. Karena itu
dalam doa permohonan umat diajak untuk:
1. Mengakui dengan sungguh-sungguh dalam rasa syukur apa yang Tuhan
Allah kerjakan dan perbuat bagi umatnya, itu nampak dalam ay.2-4.
Dalam keterpurukan sekalipun umat diajak untuk tidak melupakan kasih
sayang Tuhan pada masa lampau. Walalupun mereka sering
membelakangi Tuhan.
2. Memohon anugerah pertobatan, memohon agar Tuhan mengangkat
tanda murka-Nya bagi mereka, dan memohon agar Allah menyertai
mereka.
3. Dengan tangan terbuka membuka hati di hadapan Tuhan, agar kemudian
mereka dapat berkomunikasi dengan Allah. Allah tetap memelihara
bukanlah Allahmu (ay.9b). Dari pihak Israel perjanjian yang telah dinyatakan
Allah, kini ditiadakan karena Israel tidak bertingkah laku sebagai ‘ami’ (umat-
Ku). Dalam Perjanjian Lama kita mengenal perjanjian “ Aku akan
mengangkat kamu menjadi umatKu dan Aku akan menjadi Allahmu’… (Kel.
6:6). Itu berarti bahwa betapa besarnya dosa umat. Aku bukan lagi e`heye’-
mu, bukan lagi Yahwe-mu”. Terlihat bahwa Allah sendiri yang meniadakan
perjanjian-Nya dengan Israel.
Kolose 2:6-15 berisi nasihat Paulus agar tetap berada di dalam Kristus.
Paulus menulis surat ini karena muculnya ajaran-ajaran palsu (Kol. 2:8).
Sebagai orang yang menerima Kristus, jemaat harus hidup di dalam Dia.
Karena itu Rasul Paulus menyampaikan agar jemaat jangan ditipu oleh ajaran
palsu. Mereka hendaknya memperoleh kepenuhan di dalam Allah dan hidup
sebagai orang yang telah menikmati hidup yang telah disunat dengan sunat
Kristus, karena kehidupan yang sedang dihidupi adalah kehidupan bersama
Yesus yang telah mengampuni pelanggaran kita. Di dalam kematian Yesus
Kristus, kita semua telah menerima anugerah pengampunan dari dosa-dosa.
Sehubungan dengan itu pula, jemaat harus tegar dalam pertumbuhan iman
dan terus berakar di dalam Kristus. Hidup di dalam Kristus adalah hidup yang
berbuah di dalam Dia, dan buah itu akan dapat dihasilkan jika berakar dan
bertumbuh di dalam Dia, yaitu mengerjakan dan melakukan perintahNya
serta hidup menurut kehendakNya.
Lukas 11:1-13 yang menguraikan berbagai ucapan Yesus tentang
berdoa dapat dibagi ke dalam tiga bagian penting. Hal pertama
menyampaikan apa yang disebut dengan ‘Doa Bapa Kami’. Lalu kedua
menguraikan sebuh perumpamaan tentang seorang sahabat yang
meluluskan permintaan sahabatnya. Sedangkan yang ketiga ialah
menekankan hal berdoa dengan kesungguhan dan keyakinan serta
kepercayaan atas belas kasihan Allah. Beberapa penafsir mengemukakan
bahwa bagian yang disampaikan injil Lukas khususnya ucapan-ucapan Yesus
tentang berdoa dalam Lukas 11:1-4 adalah bagian yang sering dilakukan oleh
orang-orang Yahudi pada zaman Yesus, yakni yang dipakai dalam rumah-
rumah ibadat, yakni rumusan yang disebutkan ‘ Yang Delapan Belas’ sebagai
doa resmi. Dalam pelaksanaannya setiap orang Yahudi sesudah
mengucapkan setiap point dari ‘kedelapan belas’ doa itu, maka umat akan
menjawab dengan respon puji-pujian, sebagaimana yang terdapat dalam Injil
Matius 6:13b. Bagi murid Yesus sendiri, doa itu mempunyai tempat yang
besar dalam hidup Yesus, sehingga mereka meminta petunjuk tentang doa.
Lukas menekankan bagaimana Yesus hidup dan bekerja dengan kekuatan
doa dan pergaulan dengan Allah. Petunjuk-petunjuk yang diberikan Yesus
kepada kita dan murid-muridNya untuk berdoa yakni ‘Doa Bapa kami’
pertama-tama hendak mengajar bahwa berdoa untuk mewujudkan
kehormatan Allah yang di dalamnya mengandung keselamatan bagi kita.
Korelasi dari segenap bacaan, ialah tentang pesan tetap tinggal
sebagai umat Tuhan. Pemazmur memiliki keyakinan bahwa pada Allah ada
kedamaian dan keadilan. Karena itu Paulus menasihatkan agar tetap di
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
191
yang telah dinyatakan Allah bagi mereka. Percakapan orang percaya tidak
lagi pada soal salah benar untuk selamat, sebab kita sudah diselamatkan
karena kasih Allah dalam Yesus Kristus. Dengan demikian, kata tinggal di
dalam Kristus yang dimaksudkan oleh Rasul Paulus, bermakna tinggal
dengan hati, pikiran dan karakter Kasih Kristus. Kasih adalah pengetahuan
tertinggi, perasaan terdalam, dan tidakan termulia bagi orang percaya.
Semua orang percaya yang mengamalkan ini tidak gampang menghakimi,
dan tetap mendahulukan kepentingan Tuhan dalam segala hal, temasuk hal
berdoa.
Pembimbing Teks
Rasul Paulus menasehati jemaat di Kolose agar mereka dapat hidup
bertumbuh, serta berakar dan berbuah di dalam Kristus. Ini dimaksudkan
agar jemaat di Kolose tidak terperangkap dalam ajaran palsu yang tampak
menawan, namun membuat jemaat Kolose jauh dari kehidupan yang
dikehendaki Allah. Salah satu wujud ajaran palsu, ialah terkait sunat lahiriah
sebagai syarat beroleh keselamatan (baca Kol.2:8,11). Dalam hal ini orang
Kristen yang tidak disunat dipandang tidak akan beroileh keselamatan. Oleh
sebab itu Paulus meyakinkan jemaat, bahwa mereka semua telah
dibersihkan dari dosa melalui sunat Kristus: “di dalam Dia kamu telah
disunat”. Dengan kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, karya
penyelamatan Allah jadi sempurna. Melalui kematian dan kebangkitan-Nya,
semua dosa telah dihapuskan. Oleh sebab itu, jika kaitkan dengan konteks
Nabi Hosea, jemaat kini sudah menjadi Ami dan Ruhama kembali. Itu semua
hanya karena kemurahan dan kasih setia-Nya.
Sebagai Ami dan Ruhama, jemaat diminta terus hidup secara penuh
di dalam Allah, bertumbuh dan berakar di dalam Yesus Kristus. Karena itu
Paulus mengajak agar jemaat terus menambah kehidupan rohaninya dengan
pengetahuan iman kepada Tuhan, mewujudkan kasih dan membangun relasi
pribadi dengan Tuhan, serta berupaya hidup kudus. Dengan demikian jemaat
juga diharapkan mampu menilai dan menguji pelbagai ajaran yang muncul.
Meskipun banyak ajaran filsafat yang tampak indah dan menawan, namun
jika tidak sejalan kehendak dan karya Kristus, jemaat diharapkan agar tidak
terjebak di dalamnya.
Pertanyaan Diskusi
1. Diskusikanlah Kolose 2:11 Bagaimana kita memahami sunat yang
dimaksudkan sehubungan dengan sunat yang dilakukan pada Perjanjian
Lama sebagai tanda perjanjian?
Umba susi pa’ngngappa’ta tu Sunna’ dipokada lan Kolose 2:11, ke
dipasiumpu’i tu sunna’ dipogau’ lan pangosso’ dolo kumua iamo mendadi
tanda tasikna basse (Kej.17:11)
2. Apa yang harus dilakukan sebagai orang percaya agar kita tetap menjadi
Ami dan Rohama? Apakah cukup dengan label atau identitas Kristen.
Lako kita sa’buran to ma’patongan, apa tu sipatu ta pogau’ anta mendadi
Ammi sia Rohama? Ganna’moraka ke mendadibangri tanda kasaranian?
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa segala perbuatan hanya bermakna kalau didasarkan pada anugerah Tuhan.
2. Jemaat tetap menjalani hidup dengan bersandar pada karya Allah
Pemahaman Teks
Mazmur 49:1-13 berisi nasihat dan teguran bahwa kekayaan, harga
diri, dan kemasyhuran adalah kesia-siaan. Karena itu pada ayat 1-5, semua
manusia (hina - mulia, kaya – miskin) untuk mendengar hikmat (kata-kata
yang menyejukkan, menegur serta membahagiakan). Ayat 6-13 lebih jauh
mengungkapkan nasib dari orang yang bersandar pada harta benda, yakni
yang tidak dapat membebaskan dirinya (tebusan kepada Allah ganti
nyawanya). Kubur mereka menjadi rumah untuk selama-lamanya (pikiran
hanya sebatas kuburan dan acara penguburan). Orientasinya pun hanya
kuburan dan penguburan (ay.11-12). Ia disamakan dengan hewan yang
dibinasakan (ay.13).
Pengkhotbah 1:12-18 juga menjelaskan tentang kesia-siaan. Segala
perbuatan adalah sia-sia dan merupakan usaha menjaring angin, serta
melelahkan dan tidak ada gunanya. Bahkan meskipun Pengkhotbah merasa
dirinya sudah memperoleh hikmat dan pengetahuan lebih banyak dari
semua orang yang pernah memerintah di Yerusalem, ia pun tetap merasa
upayanya merupakan kesia-siaan dan menjaring angin (ay.16-17). Karena itu,
manusia hendaknya bisa menempatkan dirinya dengan bijak di hadapan
Tuhan, termasuk segala hal yang dapat dia kerjakan dengan segala jerih
lelahnya. Di luar Tuhan, semuanya hanya akan menjadi kesia-siaan.
Kolose 3:1-11 menjelaskan hal-hal yang seharusnya dilakukan oleh
orang-orang yang telah dibangkitkan bersama Kristus. Mereka hendaknya
memikirkan perkara yang di atas, di mana Kristus ada. Mereka diminta
memikirkan perkara yang di atas, bukan yang di bumi (Kol.3:1-2). Karena itu
semua perbuatan yang mendatangkan murka Allah harus dijauhi, yakni
percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan keserakahan. Hidup
jemaat akan bermakna jika selalu terarah pada kehendak dan pikiran Kristus.
Lukas 12:13-21 berisi pengajaran (teguran) Yesus mengenai orang-
orang yang hati dan pikirannya hanya berpusat pada harta benda. Melalui
kisah orang kaya yang bodoh, diperlihatkan betapa harta yang melimpah
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
195
ternyata sama sekali tidak bisa menyelamatkan nyawa orang kaya tersebut.
Kehidupan sepenuhnya dalam kendali Tuhan, dan tidak ditentukan oleh
berapa sedikit banyaknya harta kekayaan yang dimiliki. Saat nyawanya akan
diambil, orang kaya tersebut tak punya kewenangan sedikitpun untuk
menolaknya. Tentang hal ini, firman Allah mengatakan, “Demikianlah jadinya
dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak
kaya di hadapan Allah” (Lukas 12:21)
Korelasi dari keempat bacaan ialah terkait sikap dan pandangan
yang benar terkait harta benda dan berbagai upaya pekerjaan manusia di
dalam hidupnya. Umat hendaknya berpikir dan bekerja dalam perspektif
kehendak Tuhan, sebab di luar Tuhan akan banyak jerih lelah dan harta
benda yang sia-sia dan tak bermakna.
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa segala perbuatan hanya bermakna kalau didasarkan pada anugerah Tuhan.
2. Jemaat tetap menjalani hidup dengan bersandar pada karya Allah
Pembimbing Teks
Jemaat Kolose didirikan oleh Epafras dan orang-orang lain yang
bertobat sebagai hasil perjalanan misi Paulus. Namun jemaat itu disusupi
oleh relativisme agama, dan sebagian orang percaya berupaya
menggabungkan unsur-unsur paganisme dan filsafat sekuler dengan doktrin
Kristen. Bidat yang dihasilkan kemudian dikenal sebagai “gnostik” yang
menekankan pengetahuan khusus dan menolak Kristus sebagai Allah dan
Juruselamat. Karena itu walau ada dalam penjara di Roma, Paulus menulis
dan mengirimkan surat kepada jemaat di Kolose. Paulus menentang ajaran-
ajaran palsu tersebut dan menegaskan keilahian Kristus, hubunganNya
dengan Sang Bapa dan kematian-Nya sebagai kurban di kayu salib bagi dosa.
Menurut Paulus, hanya di dalam Kristus orang dapat beroleh kehidupan.
Kristus adalah Allah yang berinkarnasi dan satu-satunya jalan untuk
mendapatkan pendamaian dengan Allah.
Dalam pasal 3 ini, Paulus menekankan beberapa pengajaran:
Pertama: “Pikirkanlah perkara yang di atas”. Ini berarti memandang
kehidupan dari sudut pandang Allah dan mencari apa yang dikehendaki
Allah. Ini adalah senjata untuk menangkal diri dari materialisme, sensualitas
dan hawa nafsu duniawi. Kedua: perilaku hidup orang kristen yang benar
adalah mengenakan sifat yang baru dengan menerima Kristus dan
menganggap sifat duniawi sudah mati. Orang Kristen harus membiarkan
Kristus hidup di dalam dirinya, supaya Dia bisa membentuk umatNya sesuai
kehendak-Nya. Orang percaya harus tetap setia pada pengakuan imannya
dan membuang kehidupan yang lama. Umat Tuhan mengenakan manusia
baru yang diberikan Kristus yaitu dengan melakukan perbuatan yang sesuai
dengan iman yang benar di dalam Kristus.
Tujuan:
1. Jemaat semakin memahami bahwa kedatangan Tuhan terjadi pada waktu yang tidak terduga
2. Jemaat menjalani kehidupannya dengan cara selalu siap sedia menantikan kedatangan Tuhan
Pemahaman Teks
Mazmur 33:10-22 berisi pujian kepada Allah beserta dengan alasan
untuk menaikkan puji-pujian tersebut. Allah tetap mewujudkan rencana-Nya
turun-temurun (ay.10-11). Dia juga selalu memperhatikan semua umat,
bangsa kepunyaan-Nya yang dibentuk dan dipilihnya sendiri (ay.12-15).
Perhatian Tuhan itu merupakan jaminan keselamatan jiwa dan jaminan
pemeliharaan kehidupan dalam segala situasi, karena tidak ada kuasa lain di
dunia ini yang dapat dijadikan perlindungan (ay 16-19). Kuasa Allah yang
mutlak sebagai penolong dan penjamin perlindungan bagi hidup umat-Nya,
menjadi alasan yang kuat untuk selalu menantikan Tuhan (ay.20).
Dalam bahasa Ibrani, ada beberapa kata yang merujuk pada kata
menantikan. Kata-kata itu ialah dumiyah, qavah dan chaka. Dalam ayat 20 ini,
kata yang digunakan untuk menantikan ialah chaka, yang bermakna menanti
dengan melekat dan merindukan. Dengan demikian, maksud kata
menantikan Tuhan dalam ayat ini ialah sebuah tindakan yang dilakukan
dengan selalu melekat kepada Tuhan karena didasari oleh kerinduan yang
berat. Tindakan menanti-nantikan Tuhan menggambarkan sebuah relasi
yang intim, selalu melekat kepada Tuhan, sumber sukacita dan kasih setia
(ay.21-22).
Kejadian 15:1-21 berbicara tentang perjumpaan Tuhan dengan Abram.
Abram sedang gelisah, bahkan ia dilanda ketakutan mengingat usianya yang
sudah tua namun belum juga dikaruniai anak. Ia memiliki harta yang banyak,
namun jika tak memiliki seorang anak, harta itu akan diwariskan ke tangan
hambanya yang bernama Elieser, seorang Damsyik (ay. 1-3). Dalam
kegelisahan tersebut, Allah datang menjumpai Abram dengan menegaskan
kembali dua hal. Pertama, bahwa yang akan menjadi ahli waris Abram adalah
anak kandungnya sendiri, bukan hambanya yang bernama Elieser itu.
Artinya, dalam pertolongan dan pengaturan Tuhan, Abram akan
memperoleh keturunan, bahkan keturunan Abram itu jumlahnya akan lebih
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
199
patut diteladani. Tuhan sendiri punya cara untuk hadir meneguhkan janji-Nya
(Kej. 15:1-21). Oleh sebab itulah, Tuhan Yesus juga mengajak semua untuk
selalu siap sedia. Dia bersabda: “Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan
pelitamu tetap menyala.” (Luk. 12:35-48).
Pembimbing Teks
Kegelisahan yang dialami Abram tergambar dalam ayat 1-3. Baik melalui
perkataan Tuhan kepadanya yang mengatakan: “Jangan takut”, maupun
perkataan Abram sendiri. Abram menganggap bahwa Tuhanlah yang tidak
memberikannya anak sehingga hartanya akan diwariskan kepada hambanya.
Kedatangan Tuhan menjadi jawaban atas kegelisahan Abram. Tuhan
tidak membiarkan Abram larut dalam kegelisahan. Penegasan kembali janji
Tuhan kepada Abram, secara gamblang memperlihatkan otoritas kuasa
Tuhan (ay 4-5, 7, 13-21). Segala sesuatu ada dalam kendali kuasa Tuhan. Jika
manusia memiliki keterbatasan untuk mengetahui dan mengontrol realitas
kehidupannya, maka tidak demikian dengan Tuhan. Satu kali Tuhan
berencana, maka rencana itu pasti akan terlaksana. tidak ada hal yang bisa
menghalangi, termasuk usia Abram dan Sarai yang sudah teramat tua.
Untuk meneguhkan janji Tuhan tersebut, Abram disuruh melakukan
sebuah ritus, yakni mengorbankan beberapa ternak, yaitu seekor lembu
betina berumur tiga tahun, seekor kambing betina berumur tiga tahun,
seekor domba jantan berumur tiga tahun, seekor burung tekukur dan
seekor anak burung merpati (ay.9-12). Tuhan tidak ingin manusia menanti
secara pasif saja. Tuhan beri ruang bagi manusia untuk menyikapi tindakan
dan karya Allah, yang memperlihatkan iman dan relasi yang intim dengan
Tuhan dalam menanti penggenapan janji-Nya.
Pertanyaan Diskusi
1.Abram gelisah dalam menantikan janji Tuhan. Pernahkah anda mengalami
kegelisahan yang sama dalam menanti? Jika pernah, bagaimana bentuk
kegelisahan anda? (Tangrapa’ tongan tu Abram untayan pangallu’-Na Puang
Matua. Den dukaraka anna den tangrapa’ belanna den tu apa marassan
tatayan? Iake denni, matumbai tasa’ding?).
2.Di tengah kegelisahan Abram, Tuhan datang meneguhkan janji-Nya.
Bagaimana anda merasakan kehadiran Tuhan meneguhkan anda dalam
menanti janji-Nya? Bagikanlah pengalaman anda! (Lan katangrapasanna
Abram anna rampo tu Puang Matua umpamatasakki sule tu pangallu’-Na. lan
ullingkai katuoanta keallo-keallo, umba sia attu tanai ussa’dingngi tu
kama’diorenan-Na Puang Matua umpamatoto’ki’ pangallu’-Na? ta pada
umpokadai tu tasa’dingna!
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa firman Tuhan berperan membentuk kehidupan umat
2. Jemaat menjalani kehidupannya dalam ketaatan kepada firman Tuhan meskipun situasinya berat
Pemahaman Teks
Mazmur 82:1-8 menggambarkan tentang para hakim yang lupa
daratan sehingga tidak menghakimi dengan adil karena dalam kenyataannya
ada hakim yang memutarbalikkan kebenaran dan berpihak pada kejahatan
(ay.2). Sehingga tidak ada kesempatan untuk membela kaum yang tertindas
dan lemah karena hidup mereka tidak takut kepada Allah (ay.3-5). Karena
itulah Allah berdiri di hadapan para "allah" untuk menghakimi kecongkakan
mereka (ay. 7). Pemazmur memohon agar Allah menghajar para pemimpin
yang bertindak sewenang-wenang (ay.8). Sebab pemazmur yakin bahwa
Allah tidak menutup mata terhadap segala kejahatan.
Yeremia 23:21-29 berisi nubuatan kepada orang Yehuda selama kurang
lebih 40 tahun dan meliputi 5 masa pemerintahan raja di Yehuda, yakni: raja
Yosia, Yoahas, Yoyakim, Yoyakhin, dan Zedekia. Tugas utama nabi Yeremia
ialah menegur raja secara khusus, dan umat secara umum perihal segala
kejahatan mereka. Karena kejahatan tersebut, nabi menyampaikan
nubuatan penghukuman dari Tuhan. Tuhan akan memakai sebuah kekuatan
dari tanah utara untuk mendatangkan hukuman bagi umat-Nya. Kekuatan
yang dimaksud ialah kerajaan Babilonia.
Nubuatan yang disampaikan nabi Yeremia mendapat perlawanan dari
nabi-nabi palsu. Jikalau Yeremia menyampaikan nubuatan bahwa
penghukuman Tuhan pasti terjadi, maka nabi palsu melawan nubuatan itu
dengan menyampaikan bahwa sesungguhnya penghukuman tidak ada.
Karena itu Yeremia tegas menyatakan bahwa nabi palsu tidak diutus oleh
Tuhan. Mereka bernubuat bukan berdasarkan keputusan Tuhan (ay 21-22).
Cara yang ditempuh para nabi palsu tersebut merupakan pengingkaran
kepada kemahakuasaan Tuhan. Mereka menyangka apa yang mereka
lakukan luput dari pengetahuan Tuhan. Padahal Tuhan dapat menjangkau
yang tidak kelihatan (ay 23-24). Pengajaran mereka yang penuh rekayasa
pribadi, mimpi yang dibuat-buat, telah berdampak kepada kehidupan umat.
Umat melupakan nama Tuhan dan berpaling kepada ajaran palsu (ay 25-27).
Tuhan menegaskan bahwa pekerjaan para nabi palsu itu akan sia-sia. Mereka
bisa saja tetap menyampaikan nubuatan palsu, tetapi firman Tuhan juga
harus tetap disampaikan. Nubuatan penghukuman tetap disampaikan,
sebab firman Tuhan itu seperti api dan palu (ay 28-29) yang dimaksudkan
untuk menyucikan atau menguduskan umat. Segala kejahatan dan
kenajisan, akan dihancurkan untuk membawa umat kembali kepada bentuk
semula, yaitu sebagai umat yang kudus bagi Tuhan. Itu sebabnya firman
Tuhan yang disampaikan Yeremia sangat berbeda dengan nubuatan yang
disampaikan para nabi palsu. Para nabi palsu menyampaikan harapan palsu
bagi umat untuk kesenangan sementara. Sedang firman Tuhan, walaupun
kedengarannya menyakitkan, tetapi berfungsi memulihkan kehidupan.
Ibrani 11:29-40 berbicara tentang saksi-saksi iman, yakni mereka yang
telah melakukan berbagai tindakan sebagai wujud iman. Musa memimpin
bangsa Israel menyeberangi Laut Merah (ay.29) dan meruntuhkan tembok
Yerikho setelah dikelilingi tujuh hari (ay.30), serta Rahab yang tidak ikut
binasa bersama penduduk kota Yerikho karena menyambut para pengintai
dari bangsa Israel (ay.31). Selain itu, masih banyak lagi yang telah
memperlihatkan pola hidup yang penuh ketaatan kepada firman Tuhan.
Penulis kitab Ibrani mengatakan bahwa saking banyaknya saksi iman
tersebut, tidak akan cukup waktu untuk menceritakan keteladanan iman
mereka satu persatu (ay.32). Walaupun begitu, beberapa di antara nama
mereka disebutkan (ay.33). Intinya, walau harus melalui tantangan yang
berat, harus mengalami banyak penderitaan dan siksaan, namun mereka
taat. Mereka berhasil hidup dalam ketaatan kepada firman Tuhan (ay.34-40).
Ketaatan yang menjadikan mereka teladan iman sepanjang masa.
Lukas 12:49-53 memuat perkataan Tuhan Yesus yang termasuk sulit
dipahami dan bisa saja salah dimengerti. Kalimat “Kamu menyangka, bahwa
Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu,
bukan damai, melainkan pertentangan.” (ay.51), tentu tidak hendak
mengatakan bahwa Tuhan Yesus menghendaki pertentangan. Sebaliknya
kalimat ini terkait dengan komitmen dan ketaatan untuk berpegang kepada
firman Tuhan. Komitmen dan ketaatan seseorang kepada firman Tuhan,
maka ia dapat mengalami pertentangan dalam hidupnya. Orang-orang
terdekatnya sekalipun, seperti keluarganya sendiri dapat menentangnya
(ay.52-53). Karena itu, kalimat ini menggambarkan bahwa hidup dalam
ketaatan kepada firman Tuhan itu tidaklah mudah.
Korelasi, keempat bacaan merupakan ajakan untuk taat dan setia
pada Firman Tuhan. Kehidupan di luar Allah hanya akan berujung pada
kebinasaan dan penghukuman, seperti yang terungkap dalam kitab Mazmur
dan Yeremia. Karena itu umat hendaknya berbalik pada Tuhan. Memang ada
banyak tantang yang dialami, seeprti yang telah diajarkan dan dialami, baik
oleh Yesus, maupun oleh Yeremia. Namun demikian, umat Tuhan hendaknya
setia sama seperti para saksi iman yang mampu bertahan dalam iman
walaupun mengalami situasi sulit (Ibrani 11:29-40). Firman Tuhan yang
dihidupi akan membawa pada pemulihan kehidupan.
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
205
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa firman Tuhan berperan membentuk kehidupan umat
2. Jemaat menjalani kehidupannya dalam ketaatan kepada firman Tuhan meskipun situasinya berat
Pembimbing Teks
Kata-kata Tuhan Yesus dalam perikop ini memang bisa menimbulkan
pertanyaan dan kesulitan untuk dipahami. Perkataan, bahwa Dia datang
untuk melemparkan api ke bumi (ay.49), jelas mengandung makna tertentu.
Api yang dimaksudkan bukanlah seperti api dapur biasa, tetapi api sebagai
simbol penyucian atau pengudusan melalui proses penghakiman. Melalui
proses tersebut, akan terjadi pemisahan manusia. Memisahkan antara
manusia yang hidup dalam komitmen percaya kepada Tuhan, dengan
manusia yang memilih berada di luar Tuhan.
Hal ini sejalan dengan makna kalimat-kalimat yang lain. Perkataan
bahwa Tuhan Yesus datang bukan untuk membawa damai, melainkan
membawa pertentangan (ay.51-53), tidaklah dimaksudkan bahwa Kristus
Sang Raja Damai tidak lagi akan membawa kedamaian! Tuhan tetaplah sang
pembawa damai. Karena itu, sejalan dengan penjelasan sebelumya, yang
dimaksudkan, ialah betapa komitmen untuk taat dan setia, sangat mungkin
membuat seorang murid justru ditentang di tengah lingkungannya, entah di
lingkungan kerja atau bahkan di dalam keluarga sendiri. Karena kesetiaan
pada Tuhan, pertentangan bisa terjadi antar anggota keluarga sendiri
(ay.53). Komitmen untuk taat pada Tuhan justru bisa membuat sebagian
orang tidak senang dan merasa damai dengan kehadiran dirinya. Namun
demikian, dalam kondisi demikian, para murid diminta tetap setia pada
Firman Tuhan, sebab kesetiaan pada Firman Tuhanlah yang akan
menyelamatkan dan memulihkan kehidupan manusia.
Pertanyaan Diskusi
1. Dalam hal-hal apakah saudara dapat menemukan bahwa firman Tuhan
itu seperti api dan palu? Diskusikanlah pengalaman saudara!
A’gan umbasia susi tu biasa dinai ussa’dingngi kumua iatu kadan-Na Puang
Matua inang susi api sia pepa’tong? Sipa’kadai tu misa’dingna sia mitirona!
2. Pernahkah saudara mengalami pertentangan karena komitmen saudara
beriman kepada Tuhan Yesus? Apa saja yang dapat dilakukan apabila
mengalami situasi seperti itu? Diskusikanlah!
Denraka anna bu’tu tu kasisalan belanna tumananki’ mentoe manda’ lan
kapatonganan lako Puang Yesu? Apa tu ma’din dipogau’ keditingayoi tu
a’gan susito? Sipa’kadai!
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa Allah menginginkan bahwa setiap kuasa yang dimiliki digunakan dengan adil
2. Jemaat memaknai kemerdekaan dengan cara menghidupi nilai-nilai keadilan
Pemahaman Teks
Mazmur 82:1-8 Mazmur Asaf ini menyoroti praktek kelaliman yang
terjadi dalam dunia penghakiman. Allah tampil sebagai pemegang otoritas
kekuasaan mengatasi segala hakim. Kata “berdiri” pada ayat 1 hendak
menunjukkan bahwa sebagai pimpinan dalam sidang ilahi tersebut, Allah
sedang menyampaikan sesuatu yang penting dan genting. Posisi berdiri
tersebut merupakan gambaran bahwa Allah menegur dengan keras perilaku
para hakim. Perilaku mereka disebutkan sebagai kategori menghakimi
dengan lalim dan memihak kepada orang fasik (ay.2). Bahkan sangat bisa
diprediksi bahwa perilaku tersebut sudah berlaku dalam waktu yang lama,
sehingga Allah menegur mereka dengan kalimat: Berapa lama lagi kamu
menghakimi dengan lalim?
Mestinya, sebagai hakim mereka bertindak untuk: memberi keadilan
kepada orang lemah, membela hak orang sengsara, membebaskan orang
miskin, melepaskan orang lemah dari tangan orang fasik (ay.3-4). Ini
berbicara kepada keberpihakan kepada kaum lemah yang memang
seringkali terpinggirkan. Kelompok-kelompok seperti ini seringkali menjadi
korban ketidak-adilan. Ibarat pepatah: sudah jatuh, ketimpa tangga pula.
Mereka sudah tidak berdaya, namun justru makin dikekang terstruktur dan
sistematis. Orang-orang tersebut memang tak berdaya karena berada dalam
kebodohan (ay.5).
Para hakim tersebut disapa dengan sebutan allah dan anak Yang
Mahatinggi (ay.6). Sapaan tersebut hendak menekankan bahwa
sesungguhnya pada diri manusia secara umum dan para hakim itu secara
khusus, terdapat kuasa ilahi yang mestinya dipergunakan secara
bertanggung jawab. Kuasa atau wewenang tersebut seharusnya digunakan
untuk menghadirkan keadilan dan jangan justru disalahgunakan dengan cara
bertindak secara lalim. Pertimbangannya ialah karena pada akhirnya semua
manusia akan sama-sama mati (ay.7). Tidak ada yang bisa luput dari
peristiwa kematian, maka setiap manusia mestinya menggunakan
kesempatan yang ada untuk mewujudkan keadilan. Tetapi pada akhirnya,
Mazmur dari bani Asaf ini ditutup dengan pernyataan pengharapan kepada
Allah untuk menghakimi bumi (ay.8). Pada akhirnya setiap orang akan
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
208
menyadari, bahwa jikalau penguasa dalam dunia ini tidak dapat diharapkan
untuk mendatangkan keadilan, maka Sang Hakim yang sesungguhnya, Sang
Pemilik segala bangsalah yang menjadi harapan terakhir.
Pemahaman Teks
Mazmur 71:1-6 menyaksikan bahwa Tuhan adalah tempat
perlindungan. Tuhanlah yang dapat menyelamatkan dari cengkeraman
orang lalim. Perlindungan Tuhan itu berlaku sepanjang usia, mulai dari
kandungan, masa muda hingga masa tua.
Yeremia 1:4-10 menggambarkan pengakuan Yeremia bahwa sejak
dari kandungan dirinya sudah ditetapkan oleh Tuhan untuk menjadi nabi
bagi bangsa-bangsa. Karena itu tidak ada alasan bagi Yeremia untuk
menolak. Umur yang masih muda tidak boleh menjadi alasan. Apapun yang
menjadi perintah Tuhan, harus dikerjakan. Sebagai tanda bagi Yeremia,
Tuhan menjamah lidah Yeremia lalu menaruh perkataan-Nya ke dalam
mulutnya. Walaupun tugas Yeremia sangat berat, serta mengandung resiko
besar untuk mencabut dan merobohkan, membinasakan dan meruntuhkan,
namun di balik semua itu ada jaminan penyertaan dari Tuhan. Jadi mau tidak
mau, suka tidak suka, harus dikerjakan!
Ibrani 12:18-29 juga menyampaikan tentang tanggung jawab berat
yang harus dikerjakan. Walaupun tanggung jawab itu tidak lagi seperti yang
dialami Musa untuk datang ke tempat yang menakutkan seperti gunung
yang tidak dapat disentuh, api yang menyala-nyala, kekelaman, kegelapan,
angin badai, bunyi sangkakala, bunyi yang tak tertahankan, tetapi tanggung
jawab yang sekarang adalah datang kepada: Bukit Sion, Yerusalem sorgawi,
beribu-ribu malaikat, kepada Allah yang menghakimi semua orang, kepada
roh-roh orang benar yang telah menjadi sempurna, kepada Yesus
Pengantara perjanjian baru, kepada darah pemercikan. Tanggung jawab
yang baru ini sepertinya tidak lagi mengandung unsur menakutkan karena
jiwanya justru mengandung suasana kemuliaan yang bersahabat, santai dan
meriah.
Lukas 13:10-17 mengisahkan tentang Tuhan Yesus menjalankan
tanggung jawab-Nya dengan penuh kesetiaan. Dia datang beribadah pada
hari Sabat dan menyampaikan pengajaran bahkan menyembuhkan seorang
ibu yang sudah 18 tahun mengalami penyakit yang mengerikan, yaitu dirasuk
roh sehingga sakit, sampai punggungnya bungkuk dan tidak dapat berdiri
dengan tegak lagi. Tentu Tuhan Yesus tahu persis bahwa menyembuhkan di
hari Sabat itu melanggar peraturan Sabat. Namun bagi Tuhan Yesus,
keselamatan jiwa seorang manusia lebih penting ketimbang sekedar sebuah
aturan. Tuhan Yesus mendapat sindiran dari kepala rumah ibadat. Tetapi
memang Tuhan Yesus sanggup mempertanggungjawabkan apa yang
dilakukan-Nya bahwa peraturan janganlah menjadi hambatan untuk sebuah
tindakan penyelamatan kemanusiaan.
Korelasi bacaan: sejak dari kandungan Allah sudah mengenal,
menentukan dan menetapkan Yeremia untuk tanggung jawab tertentu
untuk menjalankan tanggungjawab yang amat berat yaitu untuk
membangun dan merobohkan (Yer). Demikianpun pemazmur yang juga
menyadari bahwa dalam menjalani tanggungjawab kehidupannya sejak dari
kandungan, masa muda sampai masa tua dia selalu memohon perlindungan
dari Tuhan (Maz). Demikianpun kepada orang-orang Ibrani juga tetap
diingatkan bahwa tanggung jawab mereka adalah hidup sesuai yang telah
diteladankan Tuhan Yesus (Ibr). Bahkan sekalipun mendapat pertentangan
dari orang-orang munafik, Yesus tetap merasa bertanggungjawab untuk
menyembuhkan dan menyelamatkan jiwa seseorang sekalipun pada hari
sabat.
Tujuan:
1. Jemaat Memahami dirinya sebagai orang yang ditetapkan Allah membangun kehidupan yang benar
2. Jemaat melakukan tugasnya untuk membangun dan menanamkan nilai hidup yang benar
Pembimbing Teks
Pada zaman PL bangsa Israel mengenal Tuhan yang jauh dari mereka
dan tidak bisa secara langsung mendengar Tuhan. Mereka harus melalui
perantaraan nabi Musa, karena hanya Musa yang dipilih dan layak mendekat
kepada Tuhan untuk menerima perintah Tuhan bagi Israel. Bangsa Israel
tidak bisa langsung bertemu Tuhan, karena Tuhan kudus, dan siapa yang
datang mendekat kepada Tuhan harus kudus, karena jika mereka mendekat
dalam ketidakkudusan pasti akan mati.
Kitab Ibrani mengingatkan bahwa orang percaya tidak lagi harus
hidup dalam ketakutan akan hukuman Allah yang dahsyat, seperti yang
pernah terjadi pada umat Israel ketika Allah datang menghampiri mereka di
Gunung Sinai (ay.18-21), bahwa dalam menjalani kehidupan, kita mesti sadar
bahwa kita tidak hanya menemukan tempat yang nyaman, tetapi juga
kondisi yang tidak ramah bahkan mungkin mengerikan (ay.18-19). Karena itu
dalam kondisi seperti itulah kita diberi kesempatan untuk terus membangun
kehidupan yang benar di hadapan Allah, karena di dalam Kristus orang
percaya telah ditetapkan oleh Allah untuk menjadi berkat bagi dunia. Jika di
dalam Kristus Allah telah hadir menyatakan kasih dan pengampunan-Nya
(ay.22-24), itu karena Allah rindu melihat kita untuk selanjutnya membangun
kehidupan yang benar di hadapan Allah.
Oleh karena itu, tetaplah membangun kehidupan yang benar di
hadapan-Nya dan hendaklah kita selalu waspada supaya kita tidak menolak
Dia, yang berfirman, tetapi hendaklah kita senantiasa mengucapkan syukur
dan beribadah kepada Allah dengan cara yang berkenan kepada-Nya,
dengan hormat dan takut. (ay.25-29). Hormat dan takut kepada Allah adalah
bagian dari cara kita membangun kehidupan yang benar.
Pertanyaan Diskusi.
1. Baca ayat 29 ; Bagaimana pemahaman kita tentang “Allah kita adalah api
yang menghanguska” bnd 22-24 tentang Allah yang mengasihi.
Basai tu Aya’ 29, Umba susi pa’nannunganta tu dikua “ iatu
Kapenombanta api ma'pamampu'. ”
2. Apa yang dimaksud “beribadah kepada Allah menurut cara yang
berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut” (ay.28)
Umba susi tu disanga “menomba susi tu Naporainna Puang Matua, naturu'
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
214
JAGALAH KEMULIAANMU
Kanandai tu kadipakala’biranmu
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa mereka telah dianugerahi kemuliaan di dalam Yesus Kristus.
2. Jemaat menjaga kemuliaan Allah melalui tindakan melayani sesama dengan penuh kerendahan hati.
Pemahaman Teks
Mazmur 81:9-17 memberi peringatan dari Tuhan yang jelas dan tegas:
tidak boleh ada allah lain dan tidak boleh menyembah kepada allah asing.
Namun demikian umat Tuhan tidak mau mendengar. Hukuman Tuhan pun
dinyatakan dengan dua cara. Pertama, Tuhan membiarkan
kedegilan/kekerasan hati umat. Umat dibiarkan berjalan mengikuti
rencananya sendiri. Kedua, Tuhan menghukum melalui kekuatan para
musuh. Umat jatuh ke tangan musuh, yakni orang yang justru membenci
Tuhan. Walau demikian, kemurahan Tuhan selalu tersedia. Tuhan masih
menyediakan jaminan pemeliharaan bagi umat-Nya.
Yeremia 2:1-13 memperlihatkan betapa Tuhan masih mengingat kisah
hubungan Tuhan dengan umatNya, yakni saat Israel berjalan keluar dari
tanah perbudakan. Walaupun perjalanan itu berat, tapi umat tetap
mengikuti Tuhan. Namun kini umat sudah berubah. Umat menjauh dari
Tuhan dan mengikuti dewa kesia-siaan. Mereka tidak lagi bertanya untuk
mencari Tuhan. Begitupun dengan para imam yang tidak lagi mencari Tuhan.
Para pelaku hukum sudah tidak mengenal Tuhan. Para pemimpin
mendurhaka kepada Tuhan. Para nabi bernubuat demi Baal. Intinya, umat
lebih memilih mengikuti rancangan hatinya sendiri dibandingkan taat dan
mengikuti perintah Tuhan. Inilah sebuah gambaran pemberontakan umat
kepada Tuhan. Karena itu, Tuhan menyatakan penghukuman, yakni:
berbantah dengan umat dan dengan keturunannya. Tuhan tidak berkenan
lagi kepada umat. Tuhan membiarkan dan meninggalkan umatNya.
Hukuman ditinggalkan Tuhan atau tidak dipedulikan oleh Tuhan, tentu
merupakan hukuman yang mengerikan.
Ibrani 13:1-16 memuat banyak nasihat yang ditujukan kepada umat
yang menjadikan Tuhan sebagai Penolong satu-satunya. Ada berbagai hal
yang harus dilakukan, yakni: memelihara kasih persaudaraan, memberi
tumpangan, mengingat kepada orang hukuman dan yang diperlakukan
sewenang-wenang, menghormati perkawinan, tidak menjadi hamba uang,
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
216
Teks ini memaparkan bagaimana relasi Allah dan umat Israel yang
begitu mendalam dan kuat. Hubungan itu digambarkan seperti hubungan
suami dan istri (Yes. 54:4; Hos. 2:2-20; Yeh. 16). Di sini "masa muda" Israel
disebut seperti bulan madu. Allah yang telah membebaskan umat Israel dari
perbudakan di Mesir telah menjadi kekasih Yakub atau Israel. Sekalipun
Yeremia tidak bermaksud membantah kemurtadan yang juga kerap terjadi
pada masa muda tersebut, tetapi di sini Yeremia menekankan keteguhan
hati yang patut dipuji dari bangsa itu karena tetap mau mengikuti Allahnya
ke padang gurun. Allah sangat mengharapkan Israel bertumbuh dalam kasih
itu melalui ketaatan dan kesetiaan mereka, serta menjaga relasi yang intim
itu dengan Allah. Mereka diharapkan bertumbuh dalam kekudusan supaya
mereka makin menampakkan kemuliaan mereka sebagai umat Allah.
Dengan hidup dalam kekudusan dan kesetiaan kepada Allah, mereka dapat
mendemonstrasikan kemuliaan Allah kepada bangsa-bangsa lain yang ada di
tengah-tengah mereka. Sebab untuk itulah mereka dianugerahi status
sebagai umat Allah dari sekian banyak bangsa-bangsa lain yang ada di muka
bumi ini. Jadi, bila mereka melakukan dosa, maka itu adalah pengkhianatan
terhadap hubungan cinta dengan Allah. Tindakan dosa mendukacitakan
Allah. Seperti suami yang dikhianati istri yang menyeleweng, Allah kemudian
mempertanyakan cinta mula-mula umat Israel (bnd.ay.2). Akibat dosa,
kekudusan yang dimiliki oleh umat Israel di hadapan Allah menjadi sirna.
Mereka tidak lagi mengingat dan berterima kasih atas pembebasan dan
kasih setia Tuhan yang menuntun mereka keluar dari tanah Mesir (6; bnd.
Mz. 81: 10). Ibarat pepatah, "Lupa kacang akan kulitnya", umat bukannya
berterima kasih, mereka justru berbalik dari Allah dan mengikuti para ilah
bangsa-bangsa sekitarnya (ay.5). Umat pun akhirnya kehilangan
kemuliaannya di tengah dunia (ayat 11).
Tindakan berdosa ini diperparah oleh tindakan para pemimpin
mereka yang seharusnya menuntun mereka makin mengenal Allah. Namun,
justru sebaliknya yang terjadi. Mereka malah menjadi pelopor atas
pemberontakan umat kepada Allah dengan berpaling mengikuti ilah-ilah lain
(8). Kekecewaan Allah atas tindakan pemberontakan Israel diungkapkan
dengan membandingkan sikap Israel dan sikap bangsa-bangsa lain:
“pernahkah ada suatu bangsa yang menukarkan allahnya? Namun, umat-Ku
menukarkan kemuliaannya dengan apa yang tak berguna” (ay.11). Mereka
meninggalkan sumber air hidup dengan berusaha menggali kolam bagi
mereka sendiri. Tindakan bodoh ini dianalogikan seperti menggali kolam
yang bocor, yang tidak dapat menampung air (ay.13).
Sekalipun kekristenan sudah lama berkembang di Toraja, namun
tidak bisa disangkal bahwa kebiasaan lama dalam meraih kemuliaan atau
kehormatan diri bagi sebagian orang Kristen di Toraja masih dominan
dipengaruhi oleh pola lama dalam kultur Toraja. Di Toraja harga diri atau
kehormatan seringkali dilekatkan dengan status sosial di dalam masyarakat.
Status sosial itu disebut dengan tana’ (kasta). Karena itu, eksistensi dalam
menjaga status sosial tersebut sering kali ditunjukkan melalui kemampuan
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
218
melaksanakan upacara adat, baik itu rambu tuka’ (upacara sukacita) maupun
rambu solo’ (upacara kematian). Ironisnya, kultur Toraja yang ada pun
mengalami pergeseran nilai. Ditengarai bahwa yang dominan memengaruhi
praktik berbudaya di Toraja bukan lagi nilai luhur Toraja dalam dialognya
dengan iman Kristen, melainkan sekularisme. Misalnya saja saat prestise
lebih diutamakan daripada prestasi.
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa masih ada di antara umat
Tuhan yang sudah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat,
namun merasa harga dirinya di dalam Kristus masih belum cukup atau belum
sempurna, sehingga perlu ditambah dengan kemuliaan duniawi. Tak heran
jika upaya mencari kemuliaan diri melalui benda-benda duniawi, status sosial
budaya, jabatan dan lain-lainnya, juga banyak terjadi. Akibatnya, hidup kita
pun lebih sering berorientasi pada hal-hal seperti itu dibandingkan dengan
berfokus kepada Allah yang telah melepaskan kita dari perbudakan dosa.
Tidak jarang kita lebih mengutamakan hal-hal duniawi yang bersifat
temporal (sementara), daripada mengutamakan Allah yang telah
menganugerahkan kehidupan kekal kepada kita. Kita tanpa sadar
meninggalkan sumber hidup sejati dan mengorientasikan hidup kita kepada
kesia-siaan.
Memang secara riil kita tidak lagi menyembah berhala atau
menduakan Tuhan. Namun secara tidak langsung kita bisa jatuh ke dalam
penyembahan berhala ketika kita lebih mengutamakan popularitas,
kemuliaan semu, harta, kuasa, dan berbagai bentuk "berhala" baru.
Misalnya, waktu yang Tuhan anugerahkan kepada kita lebih banyak
dihabiskan di media sosial untuk hal-hal yang tak bermanfaat, daripada
untuk memelihara relasi secara intim dengan Tuhan melalui doa, membaca
Alkitab, dan merenungkan firman Tuhan setiap hari. Padahal melalui doa dan
Firman Tuhanlah, kita bisa makin menghayati dan mendemonstrasikan
kemuliaan yang Allah anugerahkan di dalam Kristus melalui seluruh
kehidupan kita secara utuh (Ibr. 13:1-16). Dan juga menunjukkan jati diri kita
sesungguhnya sebagai murid Kristus yang hidup dalam kerendahan hati
(Luk. 14:7-14). Jika selama ini kita kurang menjaga dan menghargai
kemuliaan yang sudah diberikan Tuhan bagi kita sebagai umat Allah yang
telah ditebus oleh Kristus, marilah bertobat! Kembalilah bersandar hanya
pada Dia dan bertumbuh makin serupa dengan Dia.
JAGALAH KEMULIAANMU
Kanandai tu kadipakala’biranmu
Lukas 14:7-14
Tujuan:
1.Jemaat memahami bahwa mereka telah dianugerahi kemuliaan di dalam Yesus Kristus.
2.Jemaat menjaga kemuliaan Allah melalui tindakan melayani sesama dengan penuh kerendahan hati.
Pemahaman Teks
Kemuliaan atau kehormatan diri adalah dambaan bagi banyak orang
di berbagai tempat, tak terkecuali bagi masyarakat Toraja. Itulah sebabnya
setiap orang berupaya sedemikian rupa meraihnya dengan berbagai cara.
Perikop ini memperlihatkan upaya Yesus mengoreksi kebiasaan umum
dalam meraih kehormatan diri. Bagi Yesus, cara memperoleh kemuliaan atau
kehormatan dalam Kerajaan Allah ialah dengan jalan merendahkan diri.
Dengan cara itulah seseorang akan ditinggikan oleh Allah (ay.7-11); orang
yang menghormati mereka yang rendah akan dibalas oleh Allah (ay.12-14);
dan orang-orang rendahlah yang akan menyambut undangan Allah dengan
baik. Cara ini jelas berbeda dengan sikap orang pada umumnya, yang justru
berlomba duduk di tempat yang terhormat. Namun, para murid justru
dinasehati untuk ikuti jalan perendahan diri ini. Alasannya jelas, siapa yang
merendahkan diri, dia akan ditinggikan. Kehormatan dan kemuliaan adalah
anugerah dan pemberian Tuhan.
Melalui perikop ini, Yesus memperingatkan bahwa orang yang
meninggikan dirinya akan dipermalukan di dalam Kerajaan Allah. Kemuliaan
kita di hadapan Allah jauh lebih penting daripada kemuliaan kita di bumi.
Kehormatan atau kemuliaan diri tidak dapat diperoleh dengan menonjolkan
diri, sebab hal itu hanya datang melalui kerendahan hati dan sikap
menghambakan diri melalui keramah-tamahan melayani yang miskin,
terpinggirkan dan yang lemah. Tindakan ini adalah tindakan "mencari
hormat yang datangnya dari Allah". Kerendahan hati adalah kata kuncinya!
Rendah hati berarti mengenali diri sendiri dan posisinya secara tepat, baik di
mata Allah, maupun di hadapan orang lain.
Tujuan:
1. Jemaat memahami apa yang berguna bagi Tuhan
2. Jemaat menjalani Hidupnya Bagi Tuhan
Pemahaman Teks
Mazmur 139:1-6 berisi pengakuan bahwa tidak ada yang tersembunyi
bagi Tuhan. Ia tahu keberadaan kita. Di manapun, kapanpun dan apapun
yang dilakukan manusia, semuanya berada dalam jangkauan Tuhan.
Pengakuan iman ini tidak mampu dijangkau dengan akal dan pikiran
manusia. Pemazmur ingin hidupnya berguna bagi Tuhan. Karena itu Daud
diakhir mazmurnya ini berkata, “lihatlah, apakah jalanku serong, dan
tuntunlah aku di jalan yang kekal!”.
Yeremia 18:1-17 berisi kisah saat Tuhan meminta nabi Yeremia pergi
belajar ke tukang periuk. Dalam proses membuat periuk, ia harus memilih
tanah liat, lalu membentuknya menjadi sebuah periuk. Yeremia melihat
bagaimana kesabaran, ketelitian, ketekunan dan kesungguhan si tukang
periuk dalam bekerja untuk menghasilkan sebuah periuk. Terkadang dia
harus merombak desainnya jika periuk yang dibentuknya itu dipandang tidak
seperti yang ia harapkan. Jika si tukang periuk memiliki kesabaran yang
tinggi, demikian jugalah Tuhan memiliki kesabaran yang luar biasa tinggi
terhadap umat-Nya jika umat tidak menjalani hidupnya seperti yang Ia
harapkan. Jika mereka bertobat dari dosa-dosanya, maka seperti periuk di
tangan si tukang periuk, demikian juga umat Israel di tangan Tuhan, akan
dibentuk sesuai dengan kehendak-Nya (ay.5-6), karena Ia ingin umat-Nya
berguna bagi-Nya. Dosa dan kejahatan pasti akan dihukum, tetapi jika
bertobat, maka pasti Tuhan tidak akan menghukum mereka (ay. 7-8).
Filemon 1:1-22; Surat Filemon termasuk bagian surat-surat (Efesus,
Filipi, Kolose, Filemon) yang ditulis Paulus ketika ia dipenjara. Filemon adalah
anggota Jemaat Kolose dan rumahnya dipakai untuk pertemuan-pertemuan
jemaat (ay.2). Dia adalah seorang tuan tanah berkebangsaan Yunani yang
berdomisili di lembah Lycus wilayah Kolose. Melalui surat ini kita melihat
bagaimana Paulus bersyukur atas pelayanan kasih yang dinyatakan Filemon
kepada orang-orang kudus dan meminta agar Filemon menerima Onesimus
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
221
bacaan kita lebih jauh mencatat apa yang berguna bagi Tuhan:
1. Melalui Daud dan Yeremia kita mengetahui, bahwa tidak ada yang
tersembunyi bagi Tuhan. Tuhan tahu keberadaan kita. Ia sabar
dengan kita. Karenanya janganlah serong dengan berbuat dosa,
namun hiduplah dalam pertobatan!
2. Melalui Surat Filemon kita mengetahui, bahwa Filemon menyatakan
kasihnya kepada orang-orang kudus bahkan rela menjadikan
rumahnya sebagai tempat pertemuan.
3. Melalui Injil Lukas kita mengetahui, bahwa pengikut-Nya harus
bersedia untuk “melepaskan dirinya dari segala miliknya”, yaitu
membebaskan diri dari segala ikatan yang dianggap penting di
dunia ini, dengan mengutamakan Kristus.
Pembimbing Teks
Ketika rombongan melanjutkan perjalanannya mengikut Yesus,
mereka mendapatkan berita dari Tuhan Yesus bahwa tidak seorang pun
yang layak ikut Yesus kalau dia tidak putuskan keterkaitannya dengan
keluarga, dengan diri dan dengan kenikmatan. Ini berita yang berulang-
ulang di Injil Lukas. Dalam pasal-pasal sebelumnya, pasal 8, 9, 13, ada
penjelasan tentang keharusan untuk memikul salib dan lebih
mendedikasikan diri kepada Yesus dari yang lain. Termasuk pada bagian ini,
banyak orang ikut berjalan bersama Yesus, dengan harapan akan segera tiba
di Yerusalem dan Kerajaan Tuhan dinyatakan dengan Yesus menjadi Raja.
Tapi Yesus mengatakan, bahwa “Barangsiapa tidak memikul salibnya dan
mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid”. Perjalanan ke Yerusalem
adalah perjalanan menuju salib guna menjadi tebusan bagi banyak orang. Itu
berarti berjalan meingikut Yesus adalah berjalan dalam kesediaan untuk
turut memikul salib.
Pada waktu itu banyak orang berpikir Yesus akan mendirikan
KerajaanNya dengan memulainya di Yerusalem. Tapi justru Yesus
mengatakan di Yerusalem Dia akan difitnah, ditangkap dan dibunuh. Tapi
murid tetap ikut. Maka untuk memberikan pengertian lebih jelas, Yesus
mengatakan kepada mereka yang berbondong-bondong mengikuti Dia,
“kalau kamu tidak benci keluargamu, kamu tidak layak untuk Aku”. Ini
kalimat yang membingungkan! Mengapa Yesus mengatakan “engkau harus
membenci”, padahal di bagian-bagian lain Yesus mengajarkan cinta kasih?
Apakah Yesus sudah terlalu emosi dengan orang-orang yang mengikutiNya
lalu Dia mengatakan “bencilah keluargamu”? Apa yang dimaksud dengan
benci? Kata yang dimaksudkan untuk pengertian ini sangat sulit dicari
padanannya di dalam Bahasa Indonesia. Kita bisa mengatakan benci, tapi
yang dimaksud di sini bukan benci dengan perasaan emosi besar, “karena
saya pentingkan diri dan saya tidak suka kamu, maka saya membenci
engkau”, bukan itu yang dimaksud.
Dalam bagian ini kata benci selalu berkait dengan komitmen
perjanjian. Dikatakan dalam Perjanjian Lama, “Aku mengasihi Yakub, tetapi
membenci Esau”. Mengapa benci Esau? Apakah Esau punya salah begitu
besar? Jelas tidak demikian. Kata benci Esau mau menjelaskan, bahwa Tuhan
hendak mengatakan “komitmenKu adalah kepada Yakub, bukan kepada
Esau”. Kata komitmen kepada Yakub bukan kepada Esau, inilah yang
Pertanyaan diskusi
1. Sudahkah hidup kita berguna bagi Tuhan? Apa saja yang menghalangi
kita untuk berguna bagi Tuhan?
Mendadisiamoki’raka rongko’ tete dio Puang? Apara tu nenne’
ussakkalanganniki’ mendadi rongko’ tete dio Puang?
2. Menjadi pengikut Yesus, harus punya komitmen yang sungguh.
Komitmen seperti apa yang harus kita nyatakan untuk sungguh-
sungguh menjadi pengikut-Nya?
Ia tu to menturu’mo lako Puang Yesu sipatu lamanassa tu pentoeanna.
Umba ladikua umpamanassai tu pentoeanta anna tontong payan kumua
inang menturu’ tonganki’ lako Puang yesu?
Tujuan:
1. Jemaat Memahami bahwa Tuhan mengingat janji-Nya
2. Jemaat Senantiasa Berhapar pada janji-Nya
Pemahaman Teks
Mazmur 51:1-10 berisi respon Daud setelah ditegur nabi Natan. Daud
memohon belas kasihan dan pengampunan atas dosanya yang telah
mengorbankan Uria agar bisa menghampiri Betsyeba. Daud tidak mencari-
cari alasan untuk membenarkan perbuatannya. Tetapi secara jujur ia
mengaku di hadapan Tuhan bahwa ia benar-benar telah melakukan
pelanggaran, kesalahan dan dosa. Dia sepenuhnya mengakui, bahwa
perbuatannya itu adalah perbuatan menentang Allah (ay.6). Sebab itu,
hanya kepada Allah saja ia datang memohon pembersihan dan pemulihan
dari dosanya. Daud berharap dapat mendengar kegirangan dan sukacita,
bahkan dapat kembali bersorak-sorai!
Keluaran 32:7-14 berisi pemberitahuan Allah kepada Musa tentang
apa yang terjadi di perkemahan Israel ketika ia tidak ada di sana. Allah
menyebut mereka sebagai yang telah rusak lakunya (ay.7). Mereka telah
menyimpang dari jalan yang diperintahkan Tuhan dengan membuat patung
anak lembu tuangan untuk disembah sebagai allah. Untuk yang kesekian kali
kita melihat pembangkangan umat kepada Tuhan yang telah menuntun
mereka keluar dari tanah Mesir. Akibatnya, Allah murka dan merencanakan
untuk memusnahkan umat-Nya itu. Tapi Allah ingat akan janjinya kepada
Abraham, Ishak dan Israel, sehingga Ia pun mengampuni mereka.
1 Timotius 1:12-17 menjelaskan bahwa Yesus Kristus itu Allah yang
setia. Ia rela mati untuk menyelamatkan kita yang berdosa. Dia bangkit dari
kematian untuk memperlengkapi dan memampukan kita melakukan
pekerjaan pelayanan. Hal tersebut nyata dalam perjalanan hidup Paulus.
Paulus sadar bahwa kemampuannya tidak bersumber dari dirinya sendiri,
melainkan bersumber dari kuasa Allah yang bekerja dalam dirinya. Ayat 13
mengungkapkan kehidupan Paulus di masa lampau, yakni selaku Saulus
sang penghujat dan penganiaya yang ganas (bnd.Kis.8:1-3). Tapi di kemudian
hari dia menyadari bahwa apa yang dilakukannya itu merupakan kesalahan
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
227
adalah Tuhan tetap pada janji-Nya kepada Abraham, Ishak dan Israel,
bahwa mereka akan masuk ke negeri yang dijanjikan itu. Keempat bacaan
kita mencatat bahwa Tuhan mengingat janji-Nya
a. Musa dan Daud, janji Allah kepada Abraham tidak hanya dikonfirmasi
oleh kelahiran Ishak, Yakub, dan anak-anaknya, tapi janji itu diulang lagi
secara khusus. Bahkan meskipun kegagalan & kesalahan nenek moyang
bangsa Israel terulang, Allah menegaskan kembali janji-Nya kepada
setiap generasi. Walaupun Israel terang-terangan telah berdosa, Allah
tidak mengecewakan Israel atau memusnahkannya, tetapi Ia
mengampuni dia dan membawanya kembali ke tanah perjanjian.
Ratusan tahun kemudian, Raja Daud mengaminkan janji Tuhan dalam
hidupnya dengan memohon ampun atas dosa-dosa yang telah
diperbuatnya.
b. Paulus, para pemungut cukai dan orang-orang berdosa, mengalami hal
yang menarik dari Allah. Mereka mengalami anugerah Tuhan. Pada
umumnya, para pembesar memberikan anugerah kepada orang yang
tidak berdaya tetapi masih ada sedikit “kelayakannya”, entah terkait
potensi, penyesalan atau usaha sendiri. Namun Allah memberikan
anugerah iman dan kasih kepada para musuh yang bukan hanya tidak
layak sama sekali, melainkan selayaknya dihukum dan dibinasakan.
Akan ada pencarian yang sungguh-sungguh bagi mereka yang hilang
dan ada sukacita yang besar ketika yang hilang ditemukan kembali.
Paulus, para pemungut cukai dan orang-orang berdosa, menjadi contoh
akan janji Tuhan bagi semua orang berdosa.
Pembimbing Teks
Ada tiga perumpamaan yang dipakai Tuhan Yesus dalam pasal
15. Perumpamaan-perumpamaan ini memperjelas, bahwa ada perselisihan
antara Yesus dan para pemuka agama Yahudi. Ayat 1 dan 2 meringkas apa
yang terjadi di antara mereka, di mana Yesus menarik perhatian orang-orang
berdosa dan menerima mereka, sehingga para pemuka agama bersungut-
sungut karena penerimaan itu. Kata “bersungut-sungut” sering dipakai
dalam PL ketika Israel bersungut-sungut terhadap Allah dan utusan-utusan-
Nya (terutama Musa dan Harun). Orang Farisi dan ahli Taurat tidak
menerima kalau Yesus yang mengaku sebagai nabi Allah itu menerima
bahkan duduk bersama orang-orang yang tidak taat. Dalam perumpamaan
ini (ay.1-7), Yesus berusaha membawa mereka untuk memahami sukacita
Allah atas pertobatan orang berdosa. Allah ibarat pemilik domba dan
manusia adalah domba. Dosa adalah keadaan yang membuat domba hilang,
dan pertobatan adalah jalan untuk kembali.
Yang pokok di sini ialah bahwa yang hilang itu tidak berkurang
nilainya bagi pemilik. Makanya, yang hilang terus dicari dan membangkitkan
sukacita saat ditemukan. Artinya, adanya dosa dalam diri manusia tidak
mengurangi harganya di hadapan Allah. Makanya, Allah mengutus Putra-Nya
ke dunia untuk mencari orang berdosa dan akan bersukacita ketika mereka
bertobat. Para sahabat dan keluarga mewakili malaikat-malaikat di surga
yang berbagi dalam sukacita Allah itu. Yesus Kristus dengan sukacita
menyambut setiap orang berdosa yang bertobat. Termaksud bertobat
dengan melepaskan penilaian-penilaian duniawi dan menikmati sukacita
Allah. Itulah janji-Nya bagi kita.
Pertanyaan diskusi
1. Baca kembali ayat 7 bagaimana pendapat anda tentang janji Allah
dalam ayat tersebut?
Basai sule tu ay.7, Umba nakua pangappa’ta diona pangallu’-Na Puang
Matua tu dipokada lan aya’ iate?
2. Apa saja janji-janji Tuhan yang kita ingat? Bagaimana jawaban kita
dengan janji-janji Tuhan itu?
Apasiara tu pangallu’-Na Puang Matua tu takilalai? Umba susi pebalinta
diona tu pangallu’ iato?
Tujuan:
1. Jemaat memahami arti hidup yang berharap kepada Tuhan
2. Jemaat menjalani hidupnya dengan hanya berharap kepada Tuhan
Pemahaman Teks
Mazmur 79:1-13 memperlihatkan malapetaka besar yang menimpa
umat, dengan masuknya bangsa-bangsa lain ke tanah milik pusaka dan
menajiskan bait kudus Tuhan, serta membuat Yerusalem menjadi timbunan
puing. Umat menjadi cela bagi tetangga-tetangganya, menjadi olok-olok dan
cemooh bagi orang-orang sekelilingnya. Semua terjadi agar umat bertobat
dan hanya berharap pada Tuhan
Yeremia 8:18-22 menjelaskan betapa umat telah mendukakan Tuhan,
sehingga mereka harus diratapi. Mereka telah menjadikan Tuhan hanya
sebagai salah satu dari berhala-berhala yang mereka sembah. Mereka
memang tidak meninggalkan Tuhan, tetapi Tuhan dipandang hanyalah
sebagai salah satu dari berbagai ilah lain yang mereka sembah. Inilah yang
menjadi gugatan Tuhan terhadap mereka. Tuhan tidak ingin disetarakan
dengan ilah manapun, karena hanya Dialah satu-satunya Tuhan yang dapat
disembah. Hanya kepada-Nya umat dapat berharap.
1 Timotius 2:1-7 berisi ajakan Paulus pada Timotius untuk menaikkan
permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, untuk
raja-raja dan untuk semua pembesar, agar dapat hidup tenang dan tenteram
dalam segala kesalehan dan kehormatan. Ia juga mengingatkan bahwa
Tuhan menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh
pengetahuan akan kebenaran. Hanya pada-Nya bangsa-bangsa berharap,
karena Ia esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan
manusia, yaitu manusia Kristus Yesus.
Lukas 16:1-9 berbicara tentang seorang bendahara yang ketahuan
korupsi dan terancam pemecatan. Karena itu dia mengantisipasi kondisi
buruk yang akan dia alami setelah menjadi pengangguran, dengan
mengambil hati orang-orang yang berutang kepada tuannya. Harapannya
adalah dia dipedulikan oleh orang-orang yang telah ditolongnya. Bendahara
itu telah mengikat persahabatan dengan Mamon. Padahal satu-satunya yang
perlu ialah ia mengikat persahabatan dengan Tuhan. Karena hanya Tuhan
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
232
Pembimbing Teks
Doa adalah nafas hidup setiap orang Kristen, demikian ungkapan
yang baik dan sering kita dengar. Rasul Paulus memberikan nasehat
kepada Timotius dalam hal doa. Dengan tegas Rasul Paulus nas ehatkan
untuk mendoakan semua orang, para raja, para pembesar. Manfaatnya,
ialah agar tercipta hidup tenang dan tenteram dalam kesalehan dan
kehormatan.
Para raja dan pembesar perlu didoakan agar nyata bahwa di dunia
ini, tidak ada kekuatan dan kekuasaan yg lebih besar selain kekuatan dan
kekuasaan Tuhan. Maksudnya bahwa Allah Juruselamat kita
menghendaki keselamatan bagi semua orang.
Pemahaman orang Yahudi tentang keselamatan merupakan salah
satu hal yang hendak diluruskan oleh Rasul Paulus, yakni bahwa
keselamatan tidak terbatas pada golongan tertentu atau pada bangsa
tertentu. Keselamatan yang telah dinyatakan Allah di dalam dan melalui
Yesus Kristus dianugerahkan bagi semua orang yang menaruh harapan
dan percaya padaNYA.
Pertanyaan diskusi:
1. Perhatikan ayat 1, tentang nasihat Rasul Paulus kepada Timotius!
Menurut saudara apakah ciri orang yg berharap pada Tuhan?
Pemarangai tu aya’ 1, diona pa’pa’pakilalana Rasulu’ Paulus lako
Timotius! Iake pangappa’ta, apara tandana tu to ma’rannuan lako
Puang?
2. Bagaimana pengalaman hidup saudara, apa saja yg saudara lakukan
sebagai wujud berharap pada Tuhan?
Situru’ tu diolainna lan katuoan, apa sia tu dipogau’ tu dinai
umpopenpayanni kumua ma’rannuanki’ lako Puang?
MANUSIA ALLAH
Taun-Na Puang Matua
Pemahaman Teks
Mazmur 91:1-16 menguraikan pengakuan bahwa Allah adalah tempat
perlindungan, dan akan menolong umat-Nya dalam menghadapi kesulitan.
Mereka akan dinaungi oleh malaikat-malaikat-Nya. Mereka akan panjang
umur dan melihat keselamatan yang dari pada-Nya.
Yeremia 32:1-15 berisi nubuat Tuhan pada Yeremia yang saat itu
sedang berada dalam penjara. Ia memang sedang dipenjarakan oleh
Zedekia, raja Yehuda saat penaklukan oleh Nebukadnezar, raja Babel.
Namun Yeremia justru masih dapat melakukan hal yang membangkitkan
harapan akan hari esok. Kepada Yeremia, Tuhan memberitahukan tentang
pembuangan yang akan dialami Zedekia dan juga akan kedatangan
kerabatnya yakni Hanameel, anak Salum. Perintah Tuhan kepada Yeremia
untuk membeli tanah milik kerabatnya di Anatot, adalah sebuah gambaran
bahwa sesudah masa pembuangan, Tuhan akan mengembalikan umat-Nya
dari Babel dan mendiami kembali negeri mereka, serta mengusahakan
kembali tanah-tanah mereka. Pembelian tanah oleh Yeremia dalam situasi
yang sulit menjadi simbol janji Allah dan tanda pengharapan bagi masa
depan Yehuda.
1 Timotius 6:2b-21 menekankan perbedaan yang diharapkan oleh
Paulus dari diri Timotius dengan mereka yang suka dengan ajaran-ajaran
yang tidak sehat. Dengan menyebut Timotius ataupun umat yang dilayani
Timotius sebagai manusia Allah, Paulus sedang menegaskan bahwa mereka
adalah gambar Allah, sehingga sepatutnya hidup berpadanan dengan ajaran
Yesus dan bukan dengan ajaran ataupun perilaku yang tidak benar.
Perbedaan yang dipaparkan Paulus sangat jelas, bahwa manusia Allah
nampak saat kita bersyukur dengan apa yang dimiliki, mengejar keadilan,
ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan untuk merebut hidup
yang kekal di dalam Allah, Penguasa yang satu-satunya. Sedang orang yang
suka dengan ajaran yang bukan ajaran Kristus, adalah orang yang berlagak
tahu tetapi tidak tahu apa-apa, pandai bersilat kata, serta mencintai uang
yang menyebabkan mereka jatuh dalam jerat dan beroleh celaka.
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
236
MANUSIA ALLAH
Taun-Na Puang Matua
Lukas 16:19-31
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa ia adalah manusia Allah
2. Jemaat menjalani hidupnya sebagai manusia Allah
Pembimbing Teks
Lukas membentangkan satu kisah penebusan dan keselamatan
dengan baik. Kisah si kaya dan si miskin ini tidak terlepas dari kisah
sebelumnya tentang mamon, sebab orang Farisi mempercayai bahwa
orang pilihan, orang yang diberkati, orang yang berkenan kepada Allah
adalah orang-orang yang hidupnya baik (kaya) tidak miskin, sakit dan
terbuang (bdk.Ul.28). Pendapat yang selalu dipakai para Farisi dan ahli
taurat berbanding terbalik dari apa yang diajarkan Yesus. Si kaya dalam
cerita ini berakhir di neraka dan si miskin masuk surga. Cerita ini tidak
berkata bahwa orang kaya selalu salah dan buruk. Tuhan Yesus di sini
tidak pun tidak menjelekkan atau melemahkan para Farisi dan Ahli
Taurat. Dalam PL diceritakan tentang bagaimana menjadi orang kaya
(Ul.15:7-8).
Orang-orang kaya yang disoroti dalam hal ini, adalah mereka yang
hanya bersukaria dalam kenikmatan, kemewahan, hidup berpesta pora
dan melupakan mereka yang miskin. Mereka tidak menjalankan
pelayanan yang baik, tidak mengelola kekayaan dan tidak peka pada
orang lain. Orang-orang kaya seperti ini menjadi manusia mamon bukan
menjadi Manusia Allah. Yesus mau mengingatkan kita untuk terus
menjadi seseorang yang berkenan kepada Allah. Jika kita tidak mau
menanggapi berita dari Allah yang sudah sangat jelas dalam Alkitab,
maka pada akhirnya kita tidak akan memberikan tanggapan sama sekali
meskipun mukjizat terjadi di hadapan kita. Ketahuilah, kehidupan kita di
masa yang akan datang ditentukan oleh tanggapan kita sekarang ini.
Pertanyaan diskusi
1. Menurut saudara apa yang dilakukan si kaya yang tidak mencerminkan
bahwa dia adalah manusia Allah?
Apasiara tu tatiro diona penggauranna tinde to sugi’ kumua ia tu
napogau’na tang susi tu sipatunna napogau’ taun-Na Puang.
2. Baca kembali ayat 24. Pada akhirnya si kaya menyesal dan memohon
kepada Tuhan untuk dikasihani, namun penyesalan itu tidak berarti lagi.
Apa pesan bagi kita tentang hal ini?
Basai sule tu aya’ 24. Ma’katampakanna ia te tosugi’ menassan sia
mengkamala’ lako Puang, apa ia tu kapenassananna tae’mo gai’na. Apa
tu pepasan dipeladai’ diomai te iannate?
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
240
Pemahaman Teks
Mazmur 37:1-11 merupakan ucapan hikmat rohani tentang
serangkaian petunjuk sikap terhadap orang fasik yang berhasil dan
kesukaran orang benar (bnd.Mz.49 dan 73). Mazmur 37 mengajarkan bahwa
orang fasik pada akhirnya akan dijatuhkan dan kehilangan segala sesuatu
yang telah diperoleh, sedangkan orang benar yang tetap setia kepada Allah
akan mendapatkan pertolongan dan bimbingan Allah serta keselamatan.
Habakuk 1:1-4 berisi keluhan Habakuk kepada Allah dalam
kebingungannya tentang cara dan jawaban Allah kepadanya. Ia telah
melihat banyak kejahatan di Yehuda, tapi Allah seolah berdiam diri
membiarkan kekerasan, ketidakadilan dan penghancuran terus terjadi.
Bagaimana mungkin Allah dapat membiarkan umatNya yang pemberontak
berbuat begitu banyak kejahatan tanpa hukuman? Allah menjawab keluhan
Habakuk, bahwa orang benarlah yang akan muncul sebagai pemenang (2:4);
sebaliknya orang fasik akan binasa (2:5).
2 Timotius 1:1-14 berisi nasihat untuk memelihara harta indah yang
dipercayakan oleh Roh kudus yaitu injil Kristus. Tidak malu bersaksi tentang
Tuhan, memegang teguh kebenaran dengan memelihara ajaran sehat dalam
iman dan kasih kepada Kristus; meskipun menderita karena injil Kristus.
Lukas 17:1-6 merupakan penegasan Yesus kepada murid-murid-Nya
bahwa “Tidak mungkin tidak akan ada penyesatan’’, tetapi penyesat akan
mendapatkan hukuman. Para murid dinasihatkan agar tetap menjaga diri,
menegur yang berdosa dan mengampuninya. Jika murid memiliki iman maka
dapat melakukan hal-hal yang menakjubkan.
Korelasi keempat bacaan, yaitu: Lukas 17:1-6 menegaskan bahwa
penyesatan sebagai salah satu bentuk kefasikan akan selalu ada; Habakuk
1:1-4 menguraikan beberapa perilaku fasik dan keluhan nabi atasnya dan
pasal 2:1-5 menyatakan jawaban Allah bagi orang benar dan orang fasik;
Pembimbing teks.
Pembacaan kita mengisahkan tentang nasehat rasul Paulus kepada
anak rohaninya yaitu Timotius (ayat 2: Ia menyapa Timotius dengan sapaan
anakku yang kekasih). Nasehat Paulus adalah supaya Timotius yang masih
muda dapat menjadi teladan dalam seluruh hidupnya, baik dalam perkataan,
dalam tingkah laku,dalam kasih,dalam kesetiaan dan dalam kesucian (1 Tim.
4:12). Paulus melihat peran Lois dan Eunike dalam pembentukan karakter
iman bagi Timotius, sehingga pelayanan selanjutnya dapat dipercayakan
kepadanya, sekalipun ia masih muda. Kelihatannya Timotius sudah mampu
untuk hidup dalam kebenaran dan menjauhi kefasikan. Timotius sudah
memperlihatkan suatu pertumbuhan rohani yang baik dalam bimbingan
nenek dan ibunya serta Paulus. Oleh karena itu Paulus tidak ragu-ragu
memberi tanggung jawab pelayanan itu secara mandiri kepada seorang
muda seperti Timotius.
Pertanyaan diskusi
1. Timotius tumbuh menjadi seorang muda yang memiliki kualitas iman
yang tidak diragukan oleh Paulus. Dan hal itu terjadi bagi Timotius karena
keteladanan iman yang sejak awal dimiliki oleh Lois neneknya dan Eunike
ibunya. Bagaimana dengan kita, sebagai orang tua, apakah sudah
menjadi teladan bagi generasi kita?
Nakatonganni Rasulu’ Paulus kumua Ia tu Timotius misa’ tomangura tu
lobo’ lan kapatonganan. Mempayan lan katuoanna Timotius tu iannato
belanna pa’tuladanan kapatonganan diomai nenekna baine disanga Lois, na
indodo’na disanga Eunike, tu inang tempon diomai matoto’ lan
kapatonganan. Umba susi tu kita tomatua lan tanan dapo’ta,
mendadisiamoki’raka pa’tuladanan lako bati’ta?
2. Apa yang paling menjadi keprihatinan kita bagi generasi muda saat ini ?
Apa tu mandu dikareai lako to manguranta lan attu totemo? Apa yang
sudah sedang dilakukan oleh Gereja, Pemerintah, Keluarga untuk
menjawab tantangan ini? Apamora tu mukkun napogau’ Gereja, To
ma’parenta sia simisa’-misa’ tanan dapo’ untingayoi te a’gan iate?
(adakah usul kongkrit untuk dapat dipertimbangkan menjadi program ke
depan dalam Jemaat? Denraka timbanganta tu ma’din dipa’timbangan
tama kombongan anna dipogau’ lan te attu dipatu?)
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa tak ada Allah lain selain Allah yang menyatakan diri dalam Yesus Kristus
2. Menjalani hidup dalam ketaatan kepada Allah
Pemahaman Teks
Mazmur 111:1-10 menguraikan tekad pemazmur untuk memuji Allah,
tidak hanya secara pribadi tetapi juga dalam Jemaah. Tekad untuk memuji
Allah dilatarbelakangi oleh kesadaran atas pemeliharaan Allah dan berkat-
berkatNya bagi orang yang mengasihi dan takut akan Allah. Permulaan
hikmat adalah takut akan Allah (ay.10a)
Dalam ayat 5 digambarkan tentang kisah pemeliharaan Allah selama
pengembaraan di padang gurun menuju tanah perjanjian. Dari perenungan
akan perbuatan-perbuatan Allah itu, pemazmur beroleh pengenalan lebih
dalam tentang siapakah Allah sesungguhnya. Seluruh karya Allah itu tidak
saja menunjukkan kemahakuasaan Allah, tetapi juga menampakkan
kebenaran dan kemurahan Allah. Perbuatan Allah di masa lalu itu membuat
pemazmur teguh beriman, bahwa karena Allah setia adanya (ay.7), maka
rencana dan pekerjaan Allah akan berlangsung terus selamanya (ay.8a).
Perbuatan Allah yang penuh kuasa dan kasih setia-Nya yang kekal telah
membangkitkan pujian dalam diri pemazmur. Pujian syukur dari pemazmur
merupakan sikap hidup meninggikan Allah sebagai wujud ketaatan
kepadaNya.
2 Raja-raja 5:1-14 mengisahkan proses penyembuhan panglima raja
Aram, yaitu Naaman dari penyakit kusta. Pada masa itu, kusta dipahami
sebagai bentuk kutukan. Dalam Alkitab, penyakit kusta dipakai sebagai
gambaran orang berdosa (Imamat 13). Gehazi menjadi penderita kusta
karena ketamakan dan penipuan, Miryam menderita kusta karena kritik dan
iri hati (Bil. 12), dan raja Uzia mengidap kusta karena kesombongan (2Taw.
26:16-23).
Raja Aram mengira bahwa raja Israel dapat melakukan mujizat
(ay.6) untuk menyembuhkan kusta. Asumsi yang salah itu, nyaris
menimbulkan perang. Naaman mengira bahwa Elisa akan memakai upacara
keagamaan untuk menghilangkan kustanya (ayat 11). Tetapi Elisa justru
menyusuh Naaman mandi dalam sungai Yordan yang tidak lebih bersih dari
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
245
manusia menjadi tentara yang baik dari Kristus Yesus. Sebab tidak ada Allah
lain selain Kristus Yesus yang telah menyembuhkan penyakit permanen
semua manusia.
Tujuan :
1. Jemaat memahami bahwa tak ada Allah lain selain Allah yang menyatakan diri dalam Yesus Kristus
2. Menjalani hidup dalam ketaatan kepada Allah
Pembimbing Teks
2 Timotius 2:1-13 berisi motivasi, nasehat dan ajaran rasul Paulus kepada
Timotius untuk menjadi kuat (ay.1), dapat dipercaya (ay.2) dan ikut
menderita (ay.3) dalam pelayanan pemberitaan Injil. Rasul Paulus
memberikan tiga penggambaran sebagai pengikut Kristus dalam pelayanan:
1. Seperti prajurit (tentara) yang baik berjuang dengan komitmen penuh
kepada Yesus Kristus yang memilikinya (ay.3-4). Siap sedia menghadapi
kesulitan, penderitaan dan berperang secara rohani dalam pengabdian
sepenuh hati kepada Tuhan (bnd. Ef. 6:10-18);
2. Seperti olahragawan (atlet) yang bertanding sesuai aturan untuk
memperoleh mahkota (ay.2 dan 5). Bersedia berkorban dan hidup
dalam disiplin yang ketat;
3. Seperti petani yang bekerja keras dan dalam waktu yang lama (ay.6).
Berjuang, bertanding, dan bekerja keras merupakan tiga hal yang
dinasihatkan Paulus kepada Timotius untuk dilakukan agar ia menjadi
pelayan Tuhan yang kuat menghadapi tantangan dan penderitaan. Setiap
pengikut dan pelayan yang tinggal tetap setia kepada Kristus dan injil akan
dipanggil untuk ikut menderita (bnd. 1 Tim. 1:8; 2:9; 2 Kor.11:23-29).
Alasannya adalah kasih karunia Allah di dalam Yesus Kristus (ay.1). Mereka
yang bertekun dan tetap bertahan di dalam iman, bahwa “Tak Ada Allah
Lain”, selain “Yesus Kristus itulah Tuhan dan Juruselamat”, yang akan hidup
(ayat 11, bnd. Mat. 10:22; 24:13) dan memerintah dengan Kristus (ay.12; bnd.
Why.20:4). Pada hari penghakiman, Kristus akan menyangkal mereka yang
tidak bertekun dan yang menyangkal Dia dalam perkataan atau perbuatan
(ay. 12b-13; bnd. Mat 10:33; 25:1-12).
Paulus menegaskan kepada Timotius bahwa dalam segala sesuatu yang
dialaminya, Tuhan akan memberikan hikmat dan pengertian yang
dibutuhkan (ay.7). Pemberitaan Injil memang telah membuatnya banyak
menderita. Namun dengan anugerah dan kekuatan Allah, ia sabar
menanggung semua penderitaan itu karena tujuan yang jelas yaitu
keselamatan dalam Kristus (ay.8-10).
Pertanyaan Diskusi
1. Bagaimana pemahaman kita tentang inti Pengakuan Gereja Toraja
bahwa “Yesus Kristus Itulah Tuhan dan Juruselamat” dalam hubungan
dengan Tema “Tak Ada Allah Lain” ?
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
249
Tujuan
1. Jemaat memahami peran penting dari Taurat Tuhan
2. Jemaat mencintai dan bertumbuh dalam pengenalan Taurat Tuhan
Pemahaman Teks
Mazmur 119:97-104 menguraikan betapa pemazmur mencintai taurat
Tuhan dan merasakan manfaatnya. Bagi pemazmur kecintaan kepada
Firman (Taurat) Tuhan menjadikannya lebih berpengetahuan, lebih mengerti
dan lebih bijaksana memahami segalah sesuatu. Dalam arti belajar melihat
hidup sebagaimana Allah melihatnya, menghargai apa yang dihargai Allah
dan mengasihi apa yang dikasihi-Nya. Tidak menyimpang dari hukum-hukum-
Nya, melainkan menyesuaikan diri dengan pikiran Allah.
Yeremia 31:27-34 berisi nubuatan nabi Yeremia tentang Perjanjian
Baru antara Allah dengan kaum Israel dan kaum Yehuda. Mereka akan
dipulihkan dan dipersatukan kembali oleh kasih karunia Allah. Perjanjian
baru diperlukan karena yang lama tidak memadai. Jika yang lama ditulis
pada loh batu, maka yang baru ditulis dalam loh hati umat (ay.31-34) sebagai
kediaman Roh Kudus. Perjanjian Baru mengubah hati/tabiat umat karena
disertai kuasa dan kasih karunia yang cukup untuk hidup benar di hadapan
Allah (ay.34). Karunia Allah merupakan ciri khusus dari perjanjian baru
berupa hati dan tabiat baru bagi semua orang yang percaya kepada Kristus
agar secara spontan mengasihi, taat dan setia kepada Tuhan (Yeh. 11:19-20;
Ibr 8:10). Kemampuan untuk merespon Tuhan berasal dari Roh Kudus yang
menguasai hati dan batin orang percaya. Demikian halnya dengan kelahiran
baru atau pembaruan oleh-Nya. Kita memiliki perjanjian baru itu di dalam
Yesus Kristus melalui kematian dan kebangkitan-Nya (Lih. Ibr. 8; 10:1-25).
2 Tim 3:14-4:5 berisi pesan Paulus kepada Timotius untuk berpegang
pada kebenaran yang sudah ia terima sejak dari kecil, yakni melalui
pengenalan pada kitab suci yang memberi hikmat dan menuntun kepada
keselamatan oleh iman kepada Yesus Kristus. Rasul Paulus mengemukakan
tentang peran dan fungsi penting dari kitab suci yang menuntun pada
kebenaran Allah, sehingga setiap umat kepunyaan Allah diperlengkapi untuk
perbuatan baik. Segala tulisan yang diilhamkan Allah itu bermanfaat untuk
mengajar, menyatakan kesalahan,….(ay.16). “Diilhamkan Allah” (Yunani:
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
251
Theopneustos) terdiri dari dua kata; “Theos artinya Allah” dan “pneo artinya
bernafas. Artinya kitab suci (Alkitab) adalah sabda Allah dan hidup.
Demi penyataan dan kerajaan Kristus, rasul Paulus berpesan kepada
Timotius untuk siap sedia memberitakan Firman; baik atau tidak baik
waktunya…tetap menguasai diri, sabar menderita dan menunaikan tugas
pelayanan (2 Tim.4:2-5). Paulus mengatakan bahwa situasi akan berubah,
manusia akan mencintai dirinya dan melakukan segala yang buruk. Bahkan
Paulus mengatakan bahwa akan ada waktunya di mana orang tidak bisa lagi
menerima ajaran yang sehat. Sebaliknya, mereka justru akan mengumpulkan
guru-guru palsu untuk memuaskan keinginan mereka. Orang akan
cenderung percaya pada dongeng. Dalam situasi demikian diperlukan
keteguhan dan kesabaran untuk menyatakan kebenaran, bahkan dalam
penderitaan sekalipun karena injil Kristus.
Lukas 18:1-8 merupakan penegasan Yesus untuk selalu berdoa
dengan tidak jemu-jemu. Jika hakim yang tidak adil saja mau menolong janda
miskin itu, betapa Allah yang penuh kasih pasti mau memenuhi kebutuhan
anak-anak-Nya. Anak-anak Allah memiliki akses yang terbuka luas kepada
perbendaharaan Allah (Rm.5:2) dan dapat memohon janji-janji anugerah-Nya
(Luk.11:9-10). Doa bukan media untuk memaksa Allah agar melakukan apa
yang inginkan. Doa adalah suatu proses untuk menyadari kuasa dan rencana
Allah atas kehidupan. Melalui doa, umat menyerahkan hidup dan
keadaannya secara total kepada Tuhan dan menyakini Allah untuk bertindak
menurut waktu dan cara-Nya.
Korelasi keempat bacaan: Hidup dalam Perjanjian Baru dengan Allah
diwarnai kecintaan akan taurat/Firman Allah. Sebab taurat/Firman adalah
hikmat Allah yang harus siap sedia diberitakan dalam segala keadaan, baik
atau tidak baik waktunya untuk menuntun manusia kepada keselamatan
oleh iman kepada Kristus. Doa yang disiplin dalam iman merupakan sarana
yang harus dimanfaatkan sebagai wujud dari pola hidup baru dalam Kristus
Mesir, Allah memberikan kesepuluh firman (10 Hukum Taurat). Peran dan
fungsi Taurat Tuhan itu adalah sebagai suluh dan pedoman dalam
menjalani hidup dalam hubungan dengan Tuhan dan sesama manusia
(sebagaimana yang tercantum dalam 10 Hukum Taurat; hukum 1-4
berintikan ketaatan dan kesetiaan kepada Allah dan hukum 5-10
berintikan keadilan terhadap sesama). Tuhan menghendaki umatnya
untuk hidup dan bertumbuh dalam tauratNya (Firman dan perjanjian
dengan Allah). Namun umat Israel tidak taat dan setia. Mereka justru
dikenal sebagai bangsa yang tegar tengkuk. Meskipun Tuhan telah
berulangkali menyelamatkan mereka dari berbagai penderitaan, tetap
saja mereka sering mendukakan hati Tuhan dengan berbagai
kejahatannya. Akibatnya Tuhan memberi hukuman kepada mereka
dengan membiarkan mereka dijajah oleh bangsa Babel. Namun demikian,
Allah tetap tidak meninggalkan mereka. Nabi Yeremia dipakai Tuhan
untuk menyerukan pertobatan dan menyampaikan janji Allah kepada
kaum Israel dan kaum Yehuda, yaitu Allah akan memulihkan kehidupan
mereka.
3. Bertumbuh dalam Taurat (Firman) Tuhan dan bernafas dalam doa, iman
dan pengharapan kepada Allah.
Perjanjian baru dari Tuhan memberikan pengharapan baru bagi
umatNya. Berdasarkan perjanjian baru dalam Kristus Yesus, maka
seharusnya setiap umat Tuhan menjalani pola hidup baru dengan
mencintai Taurat (Firman) Tuhan. Sebab segala tulisan yang diilhamkan
Allah bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki
kelakuan, dan mendidik orang dalam kebenaran; sehingga setiap orang
diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik (2 Tim.3:16). Jadi Gerakan
Cinta Alkitab (GCA) bukanlah sebatas gerakan temporal/periodik (tae’na
dipadukku-dukku kayu tallang bangri), melainkan merupakan gerakan
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
253
Pembimbing Teks
Dalam 2 Timotius 3:14-17, Paulus menasihatkan Timotius agar tetap
berpegang pada kebenaran yang telah diterima dan diyakininya. Sejak dari
kecil, Timotius sudah diperkenalkan dengan Kitab Suci dan dibesarkan dalam
pengajaran yang benar melalui firman Tuhan yang menuntun pada
keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus. Dalam suratnya kepada jemaat
di Roma, rasul Paulus mengatakan “Iman timbul oleh pendengaran dan
pendengaran oleh Firman Kristus” (Rm. 10: 17) .
Ayat 15 menegaskan betapa perlunya mengenal kitab suci sejak dini,
sebab kitab suci sangat bermanfaat untuk: 1) Mengajar; 2) Menyatakan
kesalahan; 3) Memperbaiki kelakuan; dan 4) mendidik orang dalam
kebenaran (ay.16). Firman (Taurat) Tuhan berguna berperan penting
mengarahkan dan menuntun untuk hidup dalam kebenaran Tuhan, sehingga
setiap orang diperlengkapi/dipersenjatai untuk perbuatan-perbuatan yang
baik. Kehidupan rohani yang bersemi, berakar, bertumbuh dan berbuah
lebat dimulai dari kecukupan asupan “gizi rohani”.
Dalam 2Timotius 4:1-5 dikemukakan, bahwa situasi akan berubah,
manusia akan mencintai dirinya dan melakukan segala yang buruk (ay. 1-4).
Akan ada waktunya di mana orang tidak bisa lagi menerima ajaran yang
sehat. Sebaliknya, mereka justru akan mengumpulkan guru-guru palsu untuk
memuaskan keinginannya. Orang bahkan akan cenderung percaya pada
dongeng. Karena itu dibutuhkan keteguhan pada ajaran benar dan
kesabaran menyatakan kebenaran, bahkan dalam penderitaan sekalipun.
Ayat 5 juga menegaskan perlunya menguasai diri dalam segala hal.
Ini menjadi tantangan bagi orang percaya. Namun pengendalian diri dalam
berbagai hal amatlah penting, agar umat bisa tetap hidup, berjalan dan
bertumbuh dalam taurat (Firman) kebenaran Tuhan.
Pertanyaan Diskusi
1. Bagaimana penerapan 2 Tim. 3:14 dan 2 Tim.4:5 dalam hidup keseharian!
Umbasiara ladikua umpata’pai lan katuanta tu 2 Tim.3:14 na 2 Tim.4:5?
2. Bagaimana pendapat kita tentang sala satu bentuk pelayanan dalam
Gereja Toraja yaitu Gerakan Cinta Alkitab (GCA)? Apakah sudah dilakukan?
Jika belum dilakukan, apa kendalanya?
Umba susi pangappa’ta tu misa’ soyanan pa’kamayan lan Gereja Toraja tu
dianga’ la umpatilao kamamaliranta lako sukaran aluk-Na Puang Matua.
Dipogau’siamoraka? Ia ke tae’pi, apa tu sakkalanganna?
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
255
Tujuan
1. Jemaat memahami dampak dari bencana menjauhkan diri dari Allah karena dosa
2. Jemaat senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dan tak kenal henti berseru kepadaNya
Pemahaman Teks
Mazmur 84:1-8 menggambarkan orang percaya yang terikat kepada
Allah, yakni mendambakan kehadiran Allah dan berada di rumah Allah
melebihi segala sesuatu. Keinginan terbesarnya adalah mengalami dekatnya
Allah, menyembah-Nya, dan menerima berkat-Nya. Suatu gambaran orang
percaya sejati yang haus akan Allah (lih. Mzm.42:3,7).
Yeremia 14:1-9 menguraikan dampak-dampak merusak dari bencana
alam kekeringan atas Yehuda karena ketidaksetiaan kepada Allah dan
perjanjianNya. Mereka telah menolak Allah dan meninggalkan Allah sumber
air hidup (2:13). Ayat 1-6 merupakan penggambaran ketiadaan harapan.
Tuhan mendatangkan kekeringan di Yehuda agar umat-Nya itu bertobat,
tetapi tindakan untuk mendisiplinkan mereka tidak berhasil. Bangsa itu
meratapi tanah mereka yang kering dan gersang, namun tidak meratapi
dosa-dosanya. Mereka menyesali keadaan mereka yang malang menderita,
tetapi tidak menyesali jalan kefasikan yang mereka tempuh. Ayat 7-9 berisi
pengharapan yang terkandung dalam doa syafaat nabi Yeremia untuk
bangsa Yehuda. Satu-satunya harapan bagi Yehuda dalam menghadapi
penderitaan yang akan mereka terima adalah Tuhan. Tetapi Tuhan tidak
akan melakukan apa-apa, selama mereka tidak mau kembali kepada-Nya.
Tuhan akan menjadi seperti orang asing yang hanya melintasi negeri itu dan
seperti prajurit yang tidak dapat menolong. Bangsa itu berseru kepada Allah
memohon hujan, tetapi Allah menolak menjawab sebagai kesaksian tentang
hukuman yang tidak bisa tidak mereka tanggung karena dosa mereka.
2 Timotius 4:6-8 berisi pesan Rasul Paulus, bahwa waktu pulang akan
semakin dekat. Kematiannya yang semakin dekat merupakan korban
persembahan bagi Tuhan (ay.6, bnd. Filipi 2:17). Ia telah menjalani
pertandingan hidupnya dengan baik, sehingga ia pun meyakini bahwa Tuhan
telah menyediakan sebuah mahkota kemuliaan bagi dirinya (ay.8), ibarat
mahkota kemenangan yang diberikan kepada para pemenang dalam
kasih atas mereka. Tapi mereka tidak melakukan hal itu, maka Yeremia
berinisiatif bertindak mewakili bangsanya (ay.7-9). Sebagai nabi, Yeremia
tidak tega menyaksikan bencana yang akan melanda bangsa Yehuda. Dia
berdoa memohon kemurahan, belas kasih, pengampunan dan kebaikan
Tuhan. Dalam syafaatnya, Yeremia mengakui kesalahan, kemurtadan,
dan kefasikan bangsa Yehuda. Bahkan semua dosa bangsanya itu
ditanggungkannya pada dirinya dengan maksud agar Allah mengampuni
orang Yehuda. Tapi dalam ayat-ayat selanjutnya, Allah melarang Yeremia
mendoakan bangsanya (ay.11-12). Pertobatan dan permohonan belas
kasih pengampunan Allah harus datang langsung dari yang berdosa.
Pertobatan tidak dapat diwakilkan, tapi harus timbul dari keinsyafan
orang yang bersangkutan atas dosanya. Doa memegang peranan penting
dalam kehidupan kerohanian umat. Itu sebabnya doa harus dilakukan
dengan benar. Doa dipanjatkan dalam kesadaran dan kerendahan hati,
bukan dalam kesombongan dan pemuasan hasrat hati (Luk.18:9-14).
Kehidupan doa yang disiplin dan benar merupakan gambaran kerinduan
dekat dengan Allah untuk menikmati hadirat-Nya (Maz.84:1-8)
Tujuan
1. Jemaat memahami dampak dari bencana menjauhkan diri dari Allah karena dosa
2. Jemaat mendekatkan diri kepada Allah dalam kebenaran dan tak berhenti berseru kepadaNya
Pembimbing Teks
2 Tim 4:6-8, 16-18 mengemukakan kesaksian Paulus tentang
kesetiaan yang mengantarnya menerima mahkota kehidupan. Rasul Paulus
menyadari waktu kematiannya yang semakin dekat sebagai korban
persembahan bagi Tuhan (ayat 6, bnd. Filipi 2:17): “Mengenai diriku, darahku
sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan”. Dalam tradisi Yahudi dan
bangsa-bangsa di sekitarnya, ada kebiasaan mencurahkan anggur, air atau
minyak di atas korban persembahan. Bagi Paulus, hidupnya diibaratkan
sebagai darahnya yang dicurahkan menjadi persembahan kepada Tuhan.
“Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai
garis akhir dan aku telah memelihara iman” (ay.7), merupakan penegasan
Paulus tentang kesetiaannya dalam menjalani hidupnya sebagai buah dari
pertobatan yang serius. Dia berjuang dengan sungguh untuk tetap setia
kepada Tuhan dan Injil yang dipercayakan kepadanya, karena keyakinan
iman pada janji Allah. Paulus memandang hidupnya sebagai suatu
peperangan melawan Iblis (Ef.6:12), melawan keburukan orang Yahudi dan
kekafiran (2 Tim. 3:1-5; Roma 1:21-32, Gal 5:19-21), melawan Yudaisme (Kis.
14:19; 20 19; Gal 5:1-6), melawan guru-guru palsu (2 Tim.4:1-3; Kis. 20:28-301;
Rom. 16:17-18), melawan pemutar balikan Injil (Gal.1:6-12); melawan
keduniawian (Rm. 12:2) dan melawan dosa (Rm. 6; 8:13; 1 Kor. 9:24-27). Dia
telah menyelesaikan pertandingannya dengan baik di tengah pencobaan
dan godaan. Dia berhasil memelihara imannya dan tetap bertumbuh pada
masa-masa ujian yang berat. Itu sebabnya, Paulus yakin “Telah tersedia
bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan Tuhan” (ay.8). Mahkota
kebenaran diyakini merupakan anugerah Tuhan bagi setiap orang percaya
yang teguh berjuang dan hidup dalam imannya.
Pertanyaan Diskusi
1. Baca ayat 16-18! Bagaimana penghayatan iman saudara atas pernyataan
Paulus tersebut terkait dengan tema: “Janganlah Tinggalkan Kami”?
Umba susi pa’nannungan kapatongananta tu kada napamata’tak Paulus
lan aya’ 16-18, ke dipasiumpu’i tu kada, “Da’ ammi tampekan Puang”
2. Bagaimana bertahan dalam perjuangan iman untuk meraih mahkota
kebenaran yang dikaruniakan Tuhan (ay.8)? Umba ladikua batta’
umpangeai kapatongananta, anna dikabu’tui tu makota kamalamburan
tu lanapa’kamasean Puang Matua?
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
259
Tujuan:
1. Jemaat memahami makna pertobatan dalam menjalani kehidupan
2. Jemaat hidup dalam pertobatan melalui pembaruan hidup yang bertumbuh dalam iman dan kasih
Pemahaman Teks
Mazmur 32:1-7 bagi orang Ibrani dimasukkan ke dalam kategori
“Mischil”, nyanyian pengajaran yang ditulis oleh Daud. Dalam Mazmur ini
Daud mengajarkan tentang yang Allah mengampuni, menghapus dosa dan
membersihkan catatan dosa manusia. Bagian ini dicatat oleh Rasul Paulus
dalam Roma 4:7-8 bahwa kita bisa menikmati pengampunan yang penuh
sukacita melalui iman kepada Tuhan Yesus Kristus. Ada 4 hal yang dituliskan
oleh Daud sebagai respon terhadap kasih dan pengampunan dari Allah,
yakni mengakui keberdosaan di hadapan-Nya (ay.1), mengakui bahwa dosa
adalah pemberontakan kepada Allah (ay.2), mengakui perbuatan yang
mengakibatkan manusia berdosa di hadapan Tuhan (ay.3) dan percaya
bahwa Allah maha pengampun (ay.4).
Yesaya 1:10-18 berisi keluhan Yesaya karena pemberotakan Yehuda.
Perbuatan mereka disejajarkan dengan Sodom dan Gomora, dua kota yang
dimusnahkan oleh Allah karena sudah tidak bisa membedakan tangan kanan
dan tangan kiri (Kej.19:1-25). Yesaya mengecam pemimpin Yehuda (Uzia,
Yotam, Ahas dan Hiskia) atas kegagalan mereka memimpin dan menjaga
kemurnian hidup Yehuda di hadapan Tuhan. Mereka bersekutu dengan
bangsa asing, tangan mereka penuh darah, ibadah mereka kosong dan palsu
karena hati mereka dipenuhi dengan kemunafikan. Persembahan dan
kurban jadi tidak berarti apa-apa kepada Allah apabila itu berasal dari orang
yang berhati bejat. Namiun demikian, Allah sanggup menghapus noda dosa
itu dan menjadikan kita putih bersih tanpa noda dan cacat di hadapan-Nya.
2 Tesalonika 1:3-12 Paulus menyatakan syukur kepada Allah atas
keteguhan hati dan Iman jemaat di Tesalonika walaupun mereka mengalami
penganiayan dan berbagai-bagai goncangan karena beberapa angin
pengajaran yang menyimpang ditengah-tengah jemaat. Mereka telah
memperlihatkan buah-buah pertobatan melalui kesetiaan kepada Allah. Roh
Kudus telah mengubah hidup mereka Ketika mempercayai Injil, dan Injil itu
sendiri menjadi kekuatan Allah di dalam diri mereka.
Lukas 19-1-10; Zakheus sang pemungut cukai yang dianggap orang
paling berdosa pada zamannya adalah salah seorang yang sangat
berbahagia karena Yesus Kristus menyambutnya dengan mendatangi
langsung ke rumahnya sebagai pertanda rahmat Allah baginya dan seisi
rumahnya. Rahmat Allah disambut Zakheus dengan pertobatan yang
ditunjukkan melalui pembaruan hidup yang nyata.
Korelasi segenap bacaan, ialah terkait dosa dan pertobatan. Dosa
menyebabkan Allah berpaling dari umat dan mendatangkan hukuman.
Dahsyatnya hukuman akibat dosa menyebabkan manusia membutuhkan
rahmat pengampunan Allah. Pertobatan adalah syarat mutlak untuk
menerima pengampunan Allah. Pengampunan dosa merupakan
kebahagiaan hidup terbesar yang seharusnya menuntun dalam pembaruan
hidup yang nyata.
IV. Hari ini menghayati makna kehadiran PKBGT ke-14 Kaum Bapak bukan
hanya sekedar kepala keluarga dan pencari nafkah, melainkan jembatan
dan tanda keterhubungan anggota keluarganya dengan Tuhan (Imam).
Seperti ikan, yang dapat dilihat baik atau tidaknya dengan melihat bagian
kepalanya (mata dan insang), demikian juga dengan keluarga. Sehat
tidaknya keluarga dalam hubungan dengan Tuhan, banyak ditentukan
oleh kepala keluarga sebagai imam. Tidak sedikit rumah tangga
berantakan, bercerai dan anak-anak jadi berandalan, karena seorang
bapak yang terus berkanjang dalam dosanya. HUT Ke-14 PKBGT hari ini
kiranya menjadi momentum kebangkitan dan pertobatan anggota kaum
bapak untuk hidup berkenan kepada Tuhan. Amin
Pemahaman Teks
Zakheus adalah seorang kepala pemungut cukai berkerja
mengepalai pegawai pemungut cukai memungut cukai untuk membiayai
kerajaan Romawi yang begitu besar dan luas. Pemerintah Romawi
membebankan pajak yang berat kepada semua orang sehingga kebijakan ini
ditentang oleh orang Yahudi. Pemungut cukai sangat tidak popular dan
tidak disukai oleh oleh orang Yahudi. Mereka dicap sebagai pengkhianat
sebab bekerja bagi pemerintahan Romawi. Mereka juga seringkali
memperkaya diri melalui pungutan yang berlipat kali ganda dari pajak yang
harusnya dibayarkan (pungli). Itulah sebabnya banyak orang menggerutu,
marah, dan bersungut-sungut ketika Yesus masuk ke rumah Zakheus lalu
makan bersama dengan dia. Zakheus dipandang sebagai orang berdosa
yang tak patut dikasihani.
Yang sungguh luar biasa, adalah tanggapan Zakheus atas lawatan
Tuhan Yesus bagi dirinya, “Tuhan, setengah dari milikku akan ku berikan
kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang
akan ku kembalikan empat kali lipat” (ay.8). Pertobatan ini disebut luar biasa,
paling tidak karena dua hal. Pertama, Zakheus adalah Kepala pemungut
cukai yang tentu kaya raya, yang tentu termasuk dalam hitungan orang yang
sulit masuk ke dalam kerajaa sorga. Bukankah orang kaya sulit masuk ke
dalam kerajaan sorga (Luk.18:25)? Kedua, harta yang harus dia bagikan,
sangat besar jumlahnya, yakni setengah dari miliknya (bukan sekedar
sepersepuluh)! Ia juga sekaligus memenuhi tuntutan hukum Yahudi soal
pengembalian empat kali lipat (Band. Kel.22:1). Terlihat jelas, betapa
orientasi hidup Zakheus yang dulu terfokus pada harta, kini tidak lagi
demikian. Zakheus kini bertobat dan hidup secara baru, yakni dari kehidupan
yang menindas orang menjadi kehidupan yang berbagi dengan orang lain.
Zakheus telah dibasuh dan dibersihkan Kristus yang hadir dalam hidupnya.
Tujuan:
1. Jemaat Memahami bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan umatNya
2. Jemaat bersyukur dan semangat dalam perjuangan menjalani kehidupannya.
Pemahaman Teks
Mazmur 145:1-13 berisi puji-pujian karena kemurahan Tuhan.
Sepanjang hidupnya Daud hendak memuliakan, memasyhurkan dan
meninggikan Tuhan atas segala rahmat dan kebaikanNya. Angkatan demi
angkatan akan menceritakan kebaikan Tuhan, sebab kerajaan dan
pemerintahan Tuhan itu tetap untuk selamanya.
Hagai 2:1b-10 berisi tentang kemegahan bait suci yang baru. Tuhan
akan menyertai umatNya untuk tidak takut dalam membangun kembali
bait Suci, sekalipun akan mendapatkan tantangan dari orang-orang yang
tidak setuju untuk pembangunan itu. Bangunan bait suci ini sudah menjadi
lama menjadi reruntuhan. Penyertaan Tuhan itu akan nyata ketika mereka
sudah mulai bekerja. Karena itu nabi Hagai berkata kuatkan dan teguhkan
hatimu (ay.5). Kalau ingin merasakan penyertaan Tuhan, maka kita harus
bekerja untuk kemuliaan nama Tuhan. Kemegahan bangunan rumah ini
diyakini akan melebihi bangunan semula (ay.10)
Nabi Hagai adalah nabi Tuhan yang diutus kepada orang-orang
Yahudi setelah mereka kembali ke Yehuda dari pembuangan di Babel.
Sepeninggal Salomo, Israel terpecah menjadi dua, yaitu kerajaan Israel di
utara dan kerajaan Yehuda di selatan. Israel kemudian dihancurkan oleh
Asyur pada tahun 722 SM, sedangkan Yehuda dihancurkan oleh Babel pada
tahun 587 SM. Pada waktu Babel menghancurkan ibukota Yehuda
(Yerusalem), bait suci yang menjadi kebanggaan orang Yahudi juga ikut
dihancurkan. Tidak hanya itu, Babel juga membawa orang-orang Yahudi
untuk menjadi orang buangan di negaranya. Beberapa orang di antaranya
ialah: Daniel, Sadrakh, Mesakh, dan Abednego.
Ketika Babel ditaklukkan oleh bangsa yang lebih kuat lagi, yaitu
Persia pada tahun 538 SM, Tuhan pun menggerakkan hati raja Koresh, raja
Persia waktu itu, untuk mengizinkan orang-orang Yehuda kembali ke
Yerusalem. Mereka dipimpin oleh bupati Zerubabel dan imam besar Yosua.
Pada waktu pulang kampung ke daerahnya mereka melihat Yerusalem
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
265
dunia ini untuk memandang kehidupan di dunia yang akan datang. Sedang
bagi bagi Yesus, mereka akan beroleh kebangkitan dengan menggunakan
cara pandang Allah, bukan cara pandangnya sendiri. Hal itu harus dilakukan,
karena Allah itu adalah Allah yang hidup, bukan Allah orang mati (ay.38).
Korelasi, segenap bacaan sehubungan dengan tema, ialah ajakan
untuk meyakini penggenapan kemegahan dan kemuliaan karya Tuhan
melampaui apa yang terlihat di depan mata saat ini. Karena itu, seperti
pesan nabi Hagai, umat tidak boleh berhenti berjuang mewujudkan karya
dan kehendak Allah. Kekuatan umat saat ini mungkin sangat terbatas,
namun karya kemuliaan Tuhan tak bisa dinilai dengan realitas hari ini saja.
Karya kerajaan sorga tak bisa dinilai dari cara hidup duniawi, seperti yang
dilakukan kaum Saduki. Rencana Allah pasti tergenapi, sebab kerajaan Allah
ialah dari selama-lamanya sampai selama-lamanya.
Pemahaman Teks
Pertanyaan dalam ayat 33 “bagaimana sekarang dengan perempuan
itu, siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari
kebangkitan? Sebab ketujuhnya telah beristrikan dia?", merupakan
pertanyaan yang diajukan untuk membenarkan keyakinan orang Saduki
tentang tidak adanya kebangkitan orang mati (ay.30). Jadi pertanyaan ini
bukanlah sebuah wujud keingintahuan mereka, tetapi keinginan untuk
beroleh pembenaran atas apa yang mereka yakini. Yesus pun menjawab
mereka dengan mengutip jawaban TUHAN pada Musa, yakni yang
memperkenalkan diriNya sebagai Allah Abraham, Ishak dan Yakub. Di
hadapan Tuhan, semua orang itu hidup (termasuk Abraham, Ishak dan
Yakub). Dengan demikian hal ini hendak menegaskan tentang adanya
kebangkitan orang mati. Sehubungan dengan itu pula, hal kawin mawin
dalam dunia hendaknya tidak membuat mereka meragukan kebangkitan
orang mati. Kawin mawin di dunia adalah cara hidup di dunia yang tidak
dapat digunakan untuk menilai dan melihat kehidupan sorgawi. Orang
Saduki diminta untuk melihat kehidupan kerajaan sorga melampaui apa
yang bisa mereka lihat dalam kehidupan di dunia saat ini.
Masyarakat Yahudi waktu itu terbagi dalam tiga golongan, yakni
golongan Farisi yang sangat rinci mentaati perintah Taurat, golongan Eseni
yang menjauhkan diri dari keramaian untuk menyatukan diri dengan Allah
lewat doa dan meditasi, serta golongan Saduki yang terkesan lebih liberal
dan rasional, kadang melanggar Taurat, dan tidak mempercayai kebangkitan
orang mati. Jawaban Yesus bagi orang Saduki, selain mengajak untuk
percaya pada kebangkitan orang mati, juga sekaligus mengajak mereka
melihat pekerjaan Tuhan yang jauh melampaui logika pikiran manusia.
Pertanyaan Diskusi
1. Menurut saudara, apa yang dimaksudkan dengan kalimat “sebab
mereka tidak dapat mati lagi, mereka sama seperti malaikat-malaikat
dan mereka adalah anak-anak Allah”? (ay.36)
Umba susi pa’nannunganta tu dipokada lan aya’ 36 “belanna tae'mo
nama'din mate len, apa susimo malaeka' sia anakNa Puang Matua”?
2. Menurut saudara, ke mana manusia setelah kematian? Iake
pangappa’ta, umba nanai male tu tolino ke matemi?
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa ada hari Tuhan yaitu penghakiman.
2. Jemaat berusaha menghindari penghukuman Tuhan dengan mengikuti petunjuk dari Tuhan.
Pemahaman Teks
Mazmur 98:1-9 menggambarkan penghukuman Allah terhadap
bangsa-bangsa lain sambil memulihkan bangsa Israel di antara bangsa-
bangsa (ay.3). Karena itu, pemazmur mengajak bangsa Israel dan alam
sekitar untuk ikut bergembira meniup sangkakala bahwa Allah adalah Raja di
atas segala raja (ay.6-8). Pujian kepada Allah sebagai respons bahwa Allah
yang ia percayai adalah Allah yang tidak melupakan umat-Nya melainkan
Allah yang membawa keselamatan bagi bangsa-bangsa (ay.9).
Maleakhi 4:1-6 berbicara tentang hari Tuhan yang digambarkan
sebagai hari yang mengerikan sehingga tiap orang berusaha agar terluput
dari penghukuman hari Tuhan. Maleakhi mengungkapkan hari itu sebagai
hari tanpa pengharapan bagi orang-orang fasik. Hari itu menyala seperti
perapian, dan semua orang fasik seperti jerami yang terbakar habis (ay.1).
Akan tetapi, sisi lain dari Hari Tuhan ialah hari sukacita dan bahagia bagi
orang yang takut akan Tuhan (ay.2). Pada hari itu, orang benar bersukacita
dan berpesta karena orang jahat dikalahkan dan orang fasik tidak mendapat
tempat lagi di bumi (ay.3).
Hari Tuhan menanamkan benih-benih pengharapan bagi orang benar
yang frustrasi melihat kejahatan dan kefasikan yang mendominasi seluruh
bidang kehidupan. Hari Tuhan memberikan ketegaran dan kekuatan bagi
setiap orang yang mencintai Tuhan dan tekun dalam pekerjaan-Nya (ay.4).
Mengikuti jalan Tuhan memang berat tetapi ada sukacita ketika dapat
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan kekal yaitu Firman Tuhan. Ibarat benih
yang ditabur hari ini, kendati banyak kendala dan tantangan, pasti akan
menghasilkan buah-buah segar di hari esok.
Nubuat mengenai Hari Tuhan didahului dengan datangnya Nabi Elia
yang akan mempersiapkan hati orang untuk bertobat menyambut Hari
Tuhan tersebut (ay.5-6). Dalam Perjanjian Baru, Nabi Elia yang dimaksud
Maleakhi menunjuk pada Yohanes Pembaptis yang mempersiapkan jalan
bagi Mesias sebagai surya yang akan terbit.
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
270
dalam teks ini adalah mereka dari antara orang Israel sendiri yang tidak
menghormati dan tidak takut kepada Tuhan, menghinakan korban
persembahan untuk Tuhan, pelanggaran terhadap perjanjian dengan
Tuhan (tidak takut TUHAN dan membuat umat-Nya tergelincir, 2:8-9),
menutupi mezbah TUHAN dengan air mata, tidak setia terhadap
perkawinan mereka yang sah (2:14 dst), tidak setia kepada TUHAN dan
berbagai tindakan ketidakadilan (3:5).
Firman Tuhan ini memberi pengharapan, bahwa orang-orang yang takut
akan Tuhan, walaupun seringkali menjalani kehidupan yang sulit dan
berliku, namun pada kedatangan hari Tuhan justru mengakhiri semua
penderitaan mereka, hari Tuhan itu menjadi hari yang menggembirakan,
hari yang penuh kebahagiaan bagi mereka, sama seperti lirik lagu tadi.
Orang-orang yang takut akan Tuhan ini adalah mereka (orang-orang
Israel) yang dengan sepenuh hati taat pada ketetapan-ketetapan dan
hukum-hukum TUHAN sebagaimana telah disampaikan oleh Musa dulu,
dan mereka ini telah menunjukkan ketaatan yang luar biasa pada Tuhan
sekalipun mereka harus menjalani jalan yang panjang dan berliku karena
selalu mendapatkan hambatan dan rintangan terutama dari orang-orang
gegabah dan fasik. Bagi mereka, hari Tuhan adalah hari yang
mendatangkan sukacita yang luar biasa, hal ini digambarkan di ayat
2 “Tetapi kamu yang takut akan nama-Ku, bagimu akan terbit surya
kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya. Kamu akan keluar dan
berjingkrak-jingkrak seperti anak lembu lepas kandang”. Kekelaman
karena ketidakadilan selama ini digantikan dengan terang surya
kebenaran, ketidakberdayaan karena ruang gerak yang sangat dibatasi
selama ini digantikan dengan kekuatan baru (pemulihan dengan
kesembuhan pada sayap), dan pengekangan paksa selama ini digantikan
dengan kemerdekaan mengekspresikan dan menikmati kehidupan
(seperti anak lembu lepas kandang). Ungkapan ini semua menunjukkan
“kebebasan” besar yang akan dinikmati oleh orang-orang yang takut
akan Tuhan ketika sebagai surya yang akan terbit.
Kita tidak tahu kapan pastinya kedatangan hari Tuhan, dan Yesus sendiri
pun beberapa kali menegaskan itu, bahwa tidak ada seorang pun yang
tahu hari/waktu kedatangan Tuhan; kita diminta untuk berjaga-jaga dan
siap sedia. Jadi kita tidak perlu menghabiskan energi untuk mencari tahu
kapan pastinya Hari Tuhan datang. Yang diperlukan adalah tetap berada
dalam posisi siaga dan siap menyambut-Nya saat Dia datang. Firman
Tuhan menjadi berita sukacita bagi setiap orang percaya, berita yang
sangat menghiburkan dan menguatkan kita, terutama ketika harus
menjalani kehidupan yang terasa sangat panjang, berliku dan berat ini.
Tentu kita bisa melihat ke dalam diri masing-masing, apakah kita memang
sudah menjalani kehidupan dengan benar, apakah kita sudah ikut
memperjuangkan nilai-nilai kebenaran, dan apakah kita sudah menjalani
kehidupan dalam ketulusan dan dalam takut akan Tuhan. Kalau sudah,
maka hari Tuhan itu akan menjadi sukacita besar bagi kita, kapan pun Dia
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
272
Pembimbing Teks
Nubuat tentang kehancuran Bait Suci tentu saja merupakan hal yang
amat mengejutkan. Oleh Tuhan Yesus, bangunan yang amat megah dan
menjadi pusat kehidupan keagamaan umat Tuhan selama ini, dinubuatkan
akan hancur pada waktunya (ay.5-6). Secara historis, nubuat Yesus ini
memang dapat dikatakan tergenapi sekitar 40 tahun kemudian, yakni pada
tahun 70M, ketika tentara Romawi menghancurkan Yerusalem dan bait Suci
yang ada di sana. Bangunan bait suci hancur dan tak pernah dibangun lagi
kembali hingga saat ini.
Namun demikian, terlepas dari hal tersebut, pesan penting yang
dikemukakan oleh Tuhan Yesus, adalah justru terkait dengan sikap
kewaspadaan dan keteguhan dalam menjalani kehidupan. Gempa bumi,
kelaparan dan penyakit sampar, serta hal-hal dahsyat dari langit akan terjadi.
Pertentangan dan peperangan bangsa-bangsa pun akan tercipta. Bahkan
para muridpun akan ditangkap dan dianiaya. Termasuk sejumlah saudara
dan sahabat mereka juga akan dibunuh. Namun para murid diminta tetap
bertahan. Janji pemeliharaan Tuhan menjadi jaminan. Hikmat untuk
berbicara, serta setiap helai rambut yang dijaga Tuhan, menjadi hal penting
yang dikemukakan Tuhan sebagai wujud penyertaanNya. Bahkan, di ayat 19
Tuhan Yesus memberikan sebuah jaminan, bahwa “Kalau kamu tetap
bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu”.
Surya kebenaran akan terbit. Bangunan Bait Suci memang runtuh
sebagaimana yang dinubuatkan Tuhan Yesus. Namun seperti yang juga
dijanjikan Tuhan Yesus, mereka yang bertahan akan memperoleh hidup.
Sumber kehidupan ternyata bukan lagi pada bangunan bait suci, tetapi pada
Tuhan Yesus, Bait Suci yang sesungguhnya, yang juga tak pernah dapat
diruntuhkan. Sebagaimana penglihatan Rasul Yohanes, “…sebab Allah,
Tuhan Yang Mahakuasa, adalah Bait Sucinya, demikian juga Anak Domba itu”
(Why.21:22, Bnd. Yoh.2:19-21).
Pertanyaan diskusi
1. Perhatikan ayat 5-6, kenapa bait Allah akan dihancurkan?
Pemarangai tu aya’ 5-6, matumbai anna ia tu Banua Kabusungan ladiseran?
2. Berdasarkan iman dan pengalaman saudara bagaimana wujud surya
kebenaran yang akan terbit itu?
Situru’ kapatongananta sia tu mangkanna taola, umbara susi tu disanga
mata allo kamaloloan?
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
274
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa ada Tuhan yang berkuasa atas segala perkara kehidupan kita
2. Jemaat tidak takut pada kuasa apapun di dunia ini yang terpenting adalah mengutamakan Yesus Kristus.
Pemahaman Teks
Mazmur 46:1-12 berisi penjelasan tentang Allah sebagai kota
benteng. Umat Israel mengalami kesukaran, namun Tuhan sanggup
melepaskan mereka dari kesesakan. Mazmur ini menjunjung tinggi
keperkasaan Allah serta mengajak umat Israel mengandalkan-Nya di tengah
ketidakstabilan dan ketidakpastian. Ayat 2-8 memberi kesaksian tentang
keandalan Allah, dan ayat 9-11 mengajak umat untuk merenungkan
kesaksian itu bahwa Allah adalah tempat perlindungan dan sumber
penyegaran di tengah kesesakan. Allah itu tempat perlindungan dan kota
benteng (ay.10)
Yeremia 23: 1-6 (1-8) berisi janji Tuhan tentang tunas Daud yang adil.
Yeremia melaksanakan tugasnya di Kerajaan Israel Selatan (Yehuda) dari
masa Raja Yosia sampai masa akhir kehancuran Yerusalem dan juga Bait Suci
(626-586 SM). Tuhan Allah menyatakan bahwa Ia akan memulihkan keadaan
dengan mengangkat gembala-gembala baru yang jauh lebih baik dalam
menggembalakan, sehingga tidak seekor pun kambing domba akan
mengalami rasa takut dan hilang (ay.4). Padahal konteks Yeremia 21-23
sebenarnya sangat lekat dengan kekecewaan dan ketidakpercayaan
terhadap raja serta institusi kerajaan. Maka muncullah ketegangan antara
menolak kerajaan dan mencerai-beraikan domba di satu sisi, dan menerima
raja, serta mengumpulkan domba di sisi lain. Pada akhirnya Yehuda akan
dibebaskan dan Israel akan hidup dengan tenteram (ay.6)
Secara singkat isi dari kitab ini: 1. Tuhan Allah kecewa dan mengutuk
raja yang turut andil dalam mencerai-beraikan domba-domba-Nya, walaupun
Tuhan juga menghendaki kondisi tersebut. 2. Tuhan Allah mengumpulkan
sendiri sisa-sisa domba-Nya tanpa bantuan manusia. 3. Tuhan Allah
menjanjikan raja baru yang memimpin dan melindungi domba/umat-Nya.
Dalam Kolose 1:15-23 dikemukakan tentang keutamaan Kristus.
Menurut Paulus ada 4 hal tentang keutamaan Kristus yaitu: Pertama: Dia
adalah gambar wujud Allah yang tidak kelihatan, yang sulung lebih utama
daripada yang telah diciptakan (ay.15). Kedua: Dia adalah “Pencipta” karena
di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu (ay.16). Ketiga: Dia adalah
jalan “Pendamaian” menuju Sorga. Oleh Dialah Ia memperdamaikan segala
sesuatu dengan dirinya (ay.20). Keempat: Dia telah diperdamaikan tubuh
jasmani Kristus oleh kematianNya untuk menguduskan umat Tuhan (ay.21-
22). Paulus menulis surat ini kepada jemaat Kolose, yang pada saat itu
sedang dibuat bingung dengan ajaran berbahaya yang menggantikan
keutamaan dan keunggulan Kristus. Ajaran ini menyatakan bahwa Kristus
memang lebih tinggi dari manusia, namun Ia bukan Allah. Ia juga bukan
manusia dengan darah daging seperti kita. Tubuh kristus adalah maya
(semu) karena menurut mereka-dalam segala hal yang bersifat
materi/jasmani adalah buruk/jahat. Ajaran palsu yang disebut ajaran Gnostik
ini, juga menyatakan bahwa tidak mungkin Allah menciptakan langit dan
bumi, karena langit dan bumi bersifat materi dan karena itu jahat.
Dalam Lukas 23:33-43 kisah penyaliban Yesus dituturkan dengan
unik. Pada teks Matius dan Markus kita dapat membaca detail-detail
kekerasan fisik yang dialami Yesus, sedangkan di dalam Lukas, kita
menemukan gaya penceritaan yang cukup lembut. Kekerasan yang disorot
tidak berfokus pada kekerasan fisik, melainkan pada kekerasan verbal, yakni
Yesus diolok-olok. Sebuah ironi bahwa seorang Raja diolok-olok. Bukankah
Raja seharusnya dihormati dan dipuji?
Sekurang-kurangnya ada tiga kelompok/oknum yang mengolok-olok
Yesus: (1) Pemimpin-pemimpin; (2) Para Prajurit; (3) Salah seorang penjahat
yang disalib di samping Yesus. Menarik, bahwa olok-olokan ini ditujukan
pada Yesus dengan maksud supaya Yesus dapat membuktikan diri-Nya
bahwa Ia sungguh Raja? Namun Yesus ternyata tidak terpancing! Yesus
hanya menjawab sebuah suara yang sangat berbeda: “Yesus, ingatlah akan
aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.” Pada saat itu juga, menjelang
kematian-Nya sendiri, Yesus masih tetap menjalankan pelayanan-Nya,
menyelamatkan seorang penjahat dari keadaannya yang gelap menuju
kerajaan-Nya.
Dari keseluruhan bacaan ini kita melihat suatu korelasi yang erat
sekali bahwa Tuhan melepaskan umatNya dari kesesakan karena Ia adalah
yang berkeadilan. Untuk itu kuasa Tuhan tidak bisa dibandingkan dengan
kuasa apapun. Umat Tuhan harusnya lebih mengutamakan Kristus daripada
kuasa para pemimpin lainnya. Penyaliban dan penghinaan Kristus di salib tak
menghilangkan kedaulatan Kristus sebagai Raja. Saat tersalib pun Yesus
masih berkuasa menyelamatkan salah seorang penjahat yang berharap
padaNya.
dunia sampai mengorbankan diri-Nya mati di kayu salib. Tapi ingat, bahwa
hanya Kristuslah yang pertama bangkit dari antara orang mati. Kehadirannya
sebagai Kepala Jemaat menandakan kedaulatan-Nya. Perhatikanlah, betapa
Paulus juga memakai kalimat “yang sulung” untuk menandakan keutamaan
Kristus. Dampak dari Yang Diutamakan itu menuntut umat untuk tekun dan
bersedia berdamai dengan semua. Pengorbanan Kristus di kayu salib
mendeklarasikan pendamaian bagi seluruh ciptaan-Nya. Respon dari umat
untuk tidak menyimpang dari pengajaran injil adalah harapan dari Paulus,
terlebih Kristus. Konteks jemaat Kolose yang sudah mengenal Kristus
diharapkan untuk tidak mudah diombang-ambingkan berbagai ajaran.
Rasul Paulus mengajarkan kepada jemaat di Kolose bahwa segala
sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia (ay.16). Ini adalah sebuah ajaran
Kristologi yang tegas, sehingga jemaat di Kolose tidak jatuh pada ajaran
sesat. Ajaran populer yang berkembang saat itu mengajarkan bahwa dunia/
materi adalah jahat sehingga Allah tidak mungkin menjadi manusia. Selain
itu, ajaran tersebut mengatakan bahwa Allah tidak mengurusi perkara
duniawi (sekuler), melainkan hanya hal-hal rohani.
Rasul Paulus menentang itu karena meyakini bahwa Yesus adalah
Allah yang telah menjadi manusia. Ia adalah Allah yang menciptakan segala
sesuatu dan segala sesuatu untuk Dia. Dengan demikian, tidak ada hal
rohani atau sekuler, melainkan semua yang ada adalah ciptaan Allah. Di sini
sangat ditegaskan bahwa tujuan kedatangan Tuhan Yesus Kristus adalah
memulihkan terputusnya hubungan antara Allah dan manusia akibat dosa.
Dengan pengorbanan darah dan tubuh Kristus yang disalibkan, di satu sisi
memberi kita rasa aman dan memastikan bahwa kita bukan lagi musuh
Allah. Pengorbanan Tuhan Yesus Kristus di kayu salib bukan saja ditawarkan
kepada semua manusia, melainkan juga kepada seluruh ciptaan (ay.20).
Tetapi di sisi lain memunculkan tantangan, bagaimana dengan jawaban kita?
Paulus mengingatkan bahwa dunia tidak jahat. Dunia adalah milik Allah
termasuk kita di dalamnya yang seharusnya ikut ambil bagian di dalam misi
pendamaian seluruh alam semesta.
Rasul Paulus berbicara tentang Yesus Kristus melalui surat
kirimannya kepada jemaat Kolose. Bagi kita jemaat Tuhan di sepanjang
zaman, tentu juga diharapkan harus teguh dalam iman, tidak mudah
terombang ambing oleh berbagai ajaran palsu yang menyesatkan. Jangan
lepaskan iman percaya pada-Nya sumber segala kasih karunia dan
kebenaran. Tidak ada nama lain yang begitu agung di bawah kolong langit
yang oleh-Nya kita dapat diselamatkan. Oleh karena itu, setelah menerima
kasih-Nya yang begitu besar dan pendamaian yang begitu agung dan indah,
maka setiap orang percaya harus memperhatikan tanggung jawab dan
kegiatannya dalam hidup ini supaya pada akhirnya mereka dapat berdiri di
hadapan Kristus dengan hidup kudus, serta tak bercela dan tak bercacat.
Orang Kristen harus bertekun dalam iman yaitu memelihara iman dengan
setia pada Yesus sebagai Tuhan dan Juruslamat. Orang Kristen harus tetap
berdiri teguh dan tidak bergoncang dalam setiap pengajaran yang sudah
Bertambah Teguh Dalam Iman Dan Pelayanan Bagi Semua
277
Pembimbing Teks
Yeremia melaksanakan tugasnya di Kerajaan Israel Selatan (Yehuda)
dari masa Raja Yosia sampai masa akhir kehancuran Yerusalem dan juga Bait
Suci (626-586 SM). Sering dikatakan bahwa Yeremia adalah nabi peratap
karena perjuangannya “berbicara kepada orang yang tuli”. Nubuatan yang
disampaikannya mendapatkan penolakan dan kebencian dari para imam,
raja dan sebagian besar orang Yehuda. Dalam nas ini dijelaskan bagaimana
nubuat Yeremia tentang murka Tuhan kepada para pemimpin sebagai
gembala di Israel, yakni yang tidak lagi menjalankan fungsi dan
tanggungjawabnya sebagai gembala yang baik, tetapi justru sebaliknya
menyesatkan orang Israel.
Namun dalam kemarahan Tuhan atas sikap pemimpin Israel
tersebut, juga ada nubuat tentang kedatangan Raja Kebenaran dan Keadilan
yang disebut sebagai “Tuhan keadilan kita”. Dia yang akan menjadi Gembala
dan mengumpulkan kawanan domba yang tercerai berai. Domba-domba
tersebut akan berkembang biak, dan tidak lagi ketakutan. Tuhan keadilan
Kita mengungkapkan betapa keadilan yang dimaksud bukanlah berdasarkan
keadilan dunia atau manusia, namun berdasarkan keadilan Tuhan. Itulah
keadilan yang dinyatakan oleh Allah dalam dunia ini.
Tanda nyata keadilan Tuhan yang dijanjikan itu adalah melalui Yesus
Kristus. Dalam kematian dan kebangkitanNya telah nyata keadilan Tuhan di
antara manusia dalam dunia, bahwa Dialah Gembala yang baik. Tuhan Yesus
mengatakan: “Akulah gembala yang baik, Gembala yang baik memberikan
nyawanya bagi domba-dombaNya” (Yoh.10:11). Sekarang kita dapat
mengetahui bahwa ada satu Gembala yang baik dalam hidup kita sampai
saat ini yaitu Yesus Kristus. Gembala itulah yang menyatakan keadilan dan
kebenaran dalam kehidupan kita. Keadilan dan kebenaranNya bukanlah
seperti pemimpin Yehuda yang membawa kepada kehancuran. Tetapi
keadilan Tuhan adalah kasihNya yang besar supaya kita tidak jatuh ke dalam
kehancuran, tetapi menuju keselamatan. Tuhan akan mengumpulkan orang-
orang yang mau diselamatkan di bawah perlindungan kebenaran dan
keadilanNya.
Dalam pelayanan Yeremia kita melihat situasi yang terjadi di Yehuda
yakni terjadinya kemerosotan rohani, peribadahan yang hanya formalitas
belaka tanpa adanya pembaharuan sikap, hanya ingin mengejar kenikmatan
Pertanyaan diskusi
1. Siapa yang dimaksudkan dengan gembala yang membiarkan kambing
domba hilang dan terserak ? (ay.1)
Mindara tu disanga to mangkambi’ tu ussanggang sia umpasisarak-sarak
domba?
2. Hanya satu kebenaran dan keadilan sejati yaitu Yesus Kristus. Apa yang
sering mempengaruhi kita sehingga kita sering mengambil keputusan
diluar kebenaran dan keadilan Kristus?
Misa’ri tu katonganan sia kamaloloan tongan, iamo tu Yesus Kristus. Apa tu
nenne’ untumangki’ sae lako ia tu kara’tasanta diala tangsituru’
katonganan sia kamaloloan-Na Kristus?
Januari 2022
1. Mazmur 147:1-20 11. Mazmur 106:1-12 21. Roma 12:1-8
2. Ayub 42:7-17 12. Bilangan 27:1-11 22. Lukas 2:41-52
3. Yeremia 31:7-14 13. Yeremia 3:19-25 23. Mazmur 19:1-15
4. Yohanes 1:1-9 14. Yeremia 4:1-4 24. Yeremia 36:1-10
5. Yohanes 1:10-18 15. Lukas 12:13-21 25. 2 Korintus 7:2-16
6. Mazmur 72:1-14 16. Mazmur 36:1-13 26. Lukas 4:38-44
7. Efesus 4:17-32 17. Yesaya 54:1-10 27. Mazmur 119:81-96
8. Efesus 5:1-21 18. 1 Korintus 1:10-17 28. Kisah Para Rasul 19:1-12
9. Hakim-Hakim 4:1-24 19. Lukas 5:33-39 29. 2 Tawarikh 36:11-21
10. Efesus 6:10-20 20. Yesaya 61:1-9 30. 1 Raja-raja 17:7-16
31. 1 Korintus 14:18-25
Februari 2022
1. 2 Raja-raja 5:1-14 11.Mazmur 1:1-6 21. Kejadian 44:1-17
2.Yeremia 1:11-19 12. Yeremia 17:1-13 22. 1 Samuel 24:1-23
3. Kisah Para Rasul 9:19b-31 13. Lukas 11:24-28 23. Lukas 17:1-6
4. Bilangan 20:22-29 14. 1 Korintus 15:20-34 24. Ulangan 9:1-6
5. Hakim-hakim 3:7-11 15. Ezra 1:1-11 25. Kisah Para Rasul 10:1-16
6. 1 Korintus 14:26-40 16. Yeremia 22:10-19 26. Kisah Para Rasul 10:17-33
7. Mazmur 115:1-18 17. Roma 8:1-17 27. Mazmur 99:1-9
8. 1 Timotius 3:1-13 18. 1 Yohanes 2:7-17 28. Keluaran 35:4-29
9. Lukas 5:27-32 19. Lukas 12:49-59
10. Kisah Para Rasul 13:26-34 20. Kejadian 33:1-20
Maret 2022
1. Kisah Para Rasul 7:30-34 11. Filipi 3:17-21 21. Roma 12:9-21
2. Kisah Para Rasul 10:34-48 12. Kejadian 14:17-24 22. Lukas 13:18-21
3. Keluaran 6:1-12 13. Roma 4:1-15 23. Yosua 4:14-24
4. Yohanes 12:20-36 14. Keluaran 33:1-6 24. 2 Korintus 5:11-21
5. Mazmur 35:11-28 15. 1 Korintus 10:1-13 25. Keluaran 32:7-23
6. 1 Yohanes 2:1-6 16. 2 Tawarikh 20:1-22 26. Lukas 15:1-7
7. Zakharia 3:1-10 17. Wahyu 2:8-11 27. Mazmur 53:1-7
8. Lukas 21:34-38 18. Wahyu 3:1-6 28. Wahyu 19:1-10
9. Ayub 1:13-22 19. Yesaya 5:1-7 29. 2 Raja-raja 4:1-7
10. Filipi 3:1b-16 20. Mazmur 39:1-14 30. Lukas 9:10-17
31. Yesaya 43:1-7
April 2022
1. Keluaran 12:21-28 11. Lukas 22:1-13 21. 1 Samuel 17:1-11
2. Yohanes 11:45-57 12. Ibrani 2:1-9 22. Kisah Para Rasul 5:17-25
3. Mazmur 20:1-10 13. Ibrani 2:10-18 23. Mazmur 118:13-21
4. Keluaran 40:1-16 14. 1 Korintus 11:23-34 24. Wahyu 1:9-20
5. 1 Yohanes 2:18-27 15. Ibrani 10:19-25 25. Wahyu 2:8-11
6. Lukas 18:31-34 16. Ayub 14:1-22 26. Yesaya 5:8-17
7. Yesaya 52:1-12 17. Lukas 24:1-12 27. Lukas 12:1-12
8. Yesaya 53:1-12 18. Lukas 24:36-48 28. Yesaya 6:1-13
9. Imamat 23:1-8 19. Wahyu 12:1-12 29. Lukas 14:12-14
10. Mazmur 31:1-9 20. 2 Samuel 6:1-15 30. Kejadian 18:1-15
Mei 2022
1. Mazmur 121:1-8 11. Yohanes 10:31-42 21. Lukas 19:1-10
2. Kisah Para Rasul 9:19b-31 12. Yehezkiel 3:4-11 22. 2 Tawarikh 15:1-19
3. Kisah Para Rasul 26:1-11 13. Daniel 7:1-14 23. Mazmur 93:1-5
4. Lukas 5:1-11 14. Wahyu 11:15-19 24. 2 Tawarikh 34:1-7
5. Yehezkiel 11:14-25 15. 1 Samuel 20:1-17 25. 2 Tawarikh 34:20-33
6. Wahyu 6:1-17 16. Kisah Para Rasul 11:19-30 26. Lukas 24:44-53
7. Yehezkiel 28:20-26 17. 2 Samuel 1:17-27 27. Lukas 2:25-40
8. Mazmur 100:1-5 18. Lukas 10:25-37 28. Keluaran 33:11-23
9. Wahyu 15:1-4 19. Amsal 2:1-9 29. Mazmur 29:1-11
10. Yehezkiel 45:9-17 20. Kisah Para Rasul 16:4-12 30. Kisah Para Rasul 26:12-23
31. 2 Tawarikh 5:2-14
Juni 2022
1. Lukas 9:22-27 11.Lukas 2:41-52 21. Efesus 2:11-22
2. Galatia 5:16-26 12. Efesus 4:1-16 22. 2 Raja-raja 9:30-37
3. Galatia 6:1-10 13. Efesus 5:1-21 23. Imamat 10:1-7
4. Yesaya 44:1-8 14. Lukas 1:46-56 24. Galatia 4:12-20
5. Mazmur 104-24-35 15. Mazmur 124:1-8 25. 2 Raja-raja 1:1-18
6. 1 Korintus 2:6-16 16. Roma 2:17-29 26. Mazmur 75:1-11
7. Yehezkiel 11:14-25 17. Galatia 3:15-29 27. 1 Yohanes 2:7-17
8. Lukas 1:26-38 18. Matius 9:27-34 28. 2 Raja-raja 3:1-19
9. Efesus 1:15-23 19. Yesaya 59:1-8 29. 2 Raja-raja 4:1-7
10. Mazmur 8:1-10 20. 1 Korintus 1:18-31 30. 2 Raja-raja 21:1-18
Juli 2022
1. Yeremia 51:46-58 11.Yakobus 2:1-13 21. Hosea 4:1-10
2. Zakharia 14:12-21 12. 1 Yohanes 3:11-18 22. Hosea 5:1-7
3. Yeremia 6:10-21 13. Matius 25:31-46 23. Ester 4:1-17
4. Mazmur 6:1-11 14. Kejadian 12:10-20 24. Mazmur 44:1-9
5. Mazmur 119:73-80 15. Amos 5:21-27 25. Hosea 3:1-5
6. Yosua 23:1-16 16. Lukas 8:4-15 26. Roma 11:25-36
7. Kejadian 41:37-49 17. Mazmur 52:1-11 27. Matius 5:43-48
8. Kisah Para Rasul 7:9-22 18. Kolose 1:24-2:5 28. Efesus 4:17-32
9. Yohanes 3:14-21 19. 1 Yohanes 2:1-6 29. Hosea 11:1-11
10. Imamat 19:9-16 20. Ulangan 12:1-12 30. Hosea 14:2-10
31. Pengkhotbah 1:1-11
Agustus 2022
1. Hosea 12:1-15 11.Yesaya 2:12-22 21. Yehezkiel 20:1-17
2. Hosea 13:1-8 12. Ibrani 10:32-39 22. Yeremia 7:1-15
3. Lukas 12:22-34 13. Matius 24:15-28 23. Wahyu 3:7-13
4. Mazmur 33:10-22 14. Yesaya 5:8-24 24. Yeremia 7:21-28
5. Yesaya 10:1-4 15. Yeremia 23:30-40 25. 1 Petrus 3:8-12
6. Yesaya 1:21-31 16. Yesaya 5:25-30 26. Yeremia 12:1-13
7. Mazmur 11:1-7 17. Yesaya 27:1-13 27. Matius 20:20-28
8. 2 Tawarikh 33:10-20 18. Bilangan 15:32-36 28. Ibrani 13:7-25
9. Yesaya 24:1-13 19. 2 Tawarikh 8:12-16 29. 2 Tawarikh 12:1-16
10. Lukas 12:35-48 20. Yeremia 1:11-19 30. Yeremia 3:6-13
31. Yeremia 3:14-25
September 2022
1. Kejadian 39:1-23 11.Kejadian 9:1-17 21. Lukas 20:45-21:4
2. Mazmur 1:1-6 12. Amos 7:1-6 22. Mazmur 146:1-10
3. Matius 10:34-42 13. 2 Petrus 3:1-13 23. Efesus 2:1-10
4. 2 Raja-raja 17:24-41 14. Lukas 22:54-62 24. Yeremia 24:1-10
5. 1 Timotius 4:1-16 15. Mazmur 113:1-9 25. Yeremia 32:26-35
6. Yeremia 19:1-15 16. Roma 8:31-39 26. Hosea 10:9-15
7. Lukas 18:18-30 17. Markus 12:41-44 27. Matius 19:16-26
8. 1 Timotius 1:1-11 18. Kisah Para Rasul 4:1-22 28. Wahyu 2:8-11
9. 1 Petrus 2:1-10 19. Yeremia 9:12-22 29. 2 Raja-raja 18:1-12
10. Yohanes 10:11-21 20. Yeremia 10:1-10 30. Yeremia 52:1-11
Oktober 2022
1. Yesaya 7:1-9 11.Efesus 6:10-20 21. 2 Timotius 3:10-17
2. Mazmur 3:1-9 12. 2 Raja-raja 15:1-7 22. Yoel 2:12-17
3. Yakobus 1:2-8 13. Kisah Para Rasul 17:22-34 23. Mazmur 84:1-13
4. Habakuk 2:6-20 14. 2 Timotius 2:14-26 24. 1 Petrus 4:12-19
5. Markus 11:20-26 15. Markus 10:46-52 25. 1 Petrus 5:1-11
6. Yeremia 25:1-14 16. Mazmur 119:97-104 26. Matius 21:28-32
7. 2 Timotius 2:1-13 17. 1 Korintus 6:1-11 27. Yeremia 33:14-26
8. Bilangan 12:1-16 18. Yakobus 5:7-11 28. Yesaya 1:1-9
9. Lukas 5:12-16 19. Lukas 22:39-46 29. Yohanes 8:37-47
10. Kisah Para Rasul 26:24-32 20. 2 Timotius 3:1-9 30. Mazmur 32:1-11
31. Mazmur 50:1-23
November 2022
1. Nehemia 13:1:14 11.2 Tesalonika 1:3-12 21. Yeremia 46:18-28
2. 1 Korintus 5:1-13 12. Yehezkiel 10:1-22 22. Yesaya 33:17-24
3. Habakuk 3:1-19 13. Mazmur 98:1-9 23. Yesaya 60:1-14
4. Kisah Para Rasul 23:1-11 14. Efesus 4:17-32 24. Yesaya 60:15-22
5. Hagai 1:1-14 15. Yesaya 66:1-17 25. Yakobus 4:1-10
6. Hagai 2:1b-10 16. Yesaya 66:18-24 26. Matius 24:3-14
7. Hagai 2:11-20 17. Ibrani 9:23-28 27. Roma 6:1-14
8. 2 Yohanes 1:1-13 18. Yeremia 22:1-9 28. Kejadian 9:1-17
9. Zakharia 8:1-19 19. Matius 18:15-20 29. Ibrani 11:32-40
10. Roma 1:18-25 20. Wahyu 21:9-27 30. Matius 24:29-36
Desember 2022
1. Kisah Para Rasul 1:15-26 11.Yesaya 29:17-24 21. Yesaya 33:17-24
2. Yesaya 30:18-26 12. Yudas 1:17-25 22. Lukas 1:46-56
3. Yohanes 1:19-28 13. Zakharia 8:1-19 23. Galatia 3:1-14
4. Yesaya 24:1-13 14. 2 Samuel 7:1-17 24. Matius 1:1-17
5. 1 Tesalonika 4:1-12 15. 2 Samuel 7:18-29 25. Matius 1:18-25
6. Yesaya 41:14-20 16. Galatia 4:1-11 26. Mazmur 148:1-14
7. Kejadian 15:1-21 17. Yohanes 3:22-36 27. 1 Yohanes 5:6-12
8. 2 Petrus 3:1-18 18. Kejadian 17:15-27 28. Yesaya 26:1-9
9. 1 Samuel 2:1-10 19. Kejadian 37:1-11 29. Yesaya 49:14-26
10. Lukas 3:1-20 20. Wahyu 22:6-17 30. 1 Raja-raja 3:1-15
31. Yohanes 8:12-20
A. Anggota
1. Pdt. Elvis Leme` Saladan,S.Th
2. Pdt. Alex P. Palimbunga’, M.Theol.
3. Pdt. Daniel Rori`, S.Th.M.Min.
4. Pdt. Pdt. DR.Alfred Anggui, M.Th.
5. Pdt. DR.Christian Tanduk, M.Th.
6. Pdt. Petranalius Paratte,S.Th
7. Pdt. Gustina Saruran,M.Th.
8. Pnt. A.K.Sampeasang, M.Pd.
9. Pdt. Armand Dannari,S.Th.MM
10. Pdt. Ayub Toding, S.Th
11. Pdt. Oktovianus Bannepadang, S.Th. M.Min
12. Pnt. Yan Malino,Spd.M.Pdk
B. PENULIS:
1. Pdt. Albatros Palilu, M.Theol.
2. Pdt. Alex P. Palimbunga’, M.Theol.
3. Pdt. Armand Dannari, S.Th., MM.
4. Pdt. Ayub Toding,S.Th
5. Pdt. Daniel Rori, S.Th, M.Min.
6. Pdt. Daud Palelingan, S.Th., MM.
7. Pdt. Delabruri Safar, S.Th
8. Pdt. DR. Alfred Anggui, M.Th.
9. Pdt. DR. Alpius Pasulu,M.Th
10. Pdt. DR. Christian Tanduk, M.Th.
11. Pdt. Elvis Leme` Saladan, S.Th.
12. Pdt. Gabriel Warsi Allolinggi`, S.Th
13. Pdt. Gustina Saruran,M.Th
14. Pdt. Helma Pasulu,M.Th
15. Pdt. Hendri Rapi`, M.Th
16. Pdt. Ida Theresia Toban, S.Th, MM.
17. Pdt. Ivan Sampebuntu,M.Si
18. Pdt. Jehzkiel Kutana Akakib,S.Th.MM
19. Pdt. Joni So`ba, M.Th
20. Pdt. Junita,S.Th
21. Pdt. Lukas Dayung, M.Th.
22. Pdt. Markus La`Lang, M.Th
23. Pdt. Marga Sisong,M.Th
24. Pdt. Oktavianus Bannepadang, S.Th.M.Min
25. Pdt. Richard Reinold Mapandin, M.Th
26. Pdt. Seber Kelo, M.Th
27. Pdt. Yan Sampebuntu, M.Th
28. Pdt. Yober Sulu` Padang, S.Th
29. Pdt. Yonatan Mangolo, M.Th.
30. Pdt. Yonatan Saludung, S.Th.MM
31. Pdt. Yosama Maraden, M.Th
32. Pdt. Yuspina Puntu, S.Th
33. Pdt. Yusuf Paliling, M.Th.
34. Pnt. A.K.Sampe Asang, S.PAK, M.Pd.
35. Pnt. Mery Toban, S.Th.M.Pdk
36. Pnt. Petrus Tiranda, M.Th
37. Pnt. Rannu Sanderan,D.Th
38. Pnt. Yan Malino, S.Th., M.Pd.K