NAMA MAHASISWA:
NIM : 02025105
PROGRAM PASCASARJANA
PENDAHULUAN
Di tengah masa pandemi Covid-19, di Indeonesia sejak Maret 2020, sebagian besar
warga gereja di perkotaan mulai beribadah di rumah masing-masing, tidak lagi beribadah
menganjurkan untuk warga Indonesia agar menjaga jarak (social distancing), membatasi
kegiatan yaitu bekerja dari rumah, bersekolah dari rumah dan beribadah dari rumah.
Tentunya dalam situasi apapun, Gereja tidak mungkin berhenti dari kegiatan penatalayanan
atau penggembalaan.
Sebagai Gereja, harus menaati peraturan pemerintah dan juga di sisi lain, tetap
mengadakan ibadah secara virtual yaitu dengan menerapkan penggunaan teknologi yaitu
Pandemi Covid-19 sangat berdampak pada kehidupan dunia. Indonesia sangat merasakan
dampak yang hebat ini. Oleh sebab itu Pemerintah berusaha untuk mengatasi atau membatasi
penyebaran virus corona dengan kata lain memutuskan mata rantai penyebaranya. Tentunya
ada konsekuensinya yaitu dibatasi kerumunan dalam jumlah besar dan jarak yang sangat
(berpelukan) diharuskan untuk menjaga jarak (social distancing) dan harus menerima
Rumusan Masalah
2. Apakah dampak Ibadah Virtual bagi Gereja Kristen Bersinar El-Bethel Kelapa Gading?
Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana Ibadah Virtual di Gereja Kristen Bersinar El-Bethel Kelapa
Gading?
2. Untuk mengetahui apakah dampak Ibadah Virtual bagi Gereja Kristen Bersinar El-Bethel
Kelapa Gading?
PEMBAHASAN
Di masa pendemi Covid-19 sejak Maret 2020, ibadah bersama yang diadakan di rumah
berinteraksi).
Gedung Gereja yang awalnya adalah tempat untuk beribadah, bertemu dengan saudara
seiman, bersekutu dan saling membangun, kini digantikan oleh media komunikasi untuk
Jemaat hanya dapat melihat wajah, bertemu sapa di balik layar handphone atau computer.
Gereja harus beradaptasi dengan metode Ibadah secara virtual, demi untuk memutuskan mata
rantai penyebaran virus covid-19. Ibadah virtual atau ibadah online melalui live streaming
atau zoom meeting adalah cara yang tepat sebagai sarana ibadah bersama yang diterapkan di
GKB El-Bethel.
2. Dampak Ibadah Virtual bagi Gereja Kristen Bersinar El-Bethel Kelapa Gading
Ibadah adalah perjumpaan pribadi orang percaya dengan Allah. Saat kita bersekutu dengan
Tuhan, maka kita akan mengalami perjumpaan yang indah dalam hadirat-Nya. Ketika kita
mengalami perjumpaan dengan Allah, di situ terjadi perubahan hidup. Dalam ibadah, kita
dapat mengalami kehadiran-Nya dan bahkan dapat mengerti bahwa sungguh besar kasih
Jadi Ibadah bukan hanya sebatas mendengarkan pembicara atau sebatas menyanyikan puji-
pujian, tetapi dalam ibadahlah ada pengalaman terindah yaitu mengalami perjumpaan dengan
Dalam Mazmur 96:8 berkata : “Berilah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya, bawalah
kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang
kudus, dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati”
Jadi ibadah adalah mempersembahkan seluruh aspek kehidupan kita kepada Allah.
“Hugh Litcfield mengatakan bahwa hasil ibadah yang terpenting adalah mengalami
kehadiran Allah dan kehidupan yang diubahkan melalui kebenaran Firman Allah yang
disampaikan.” Yang menentukan suatu perubahan baik atau buruk adalah hasilnya, apakah
membantu jemaat untuk dapat mengalami kehadiran Allah dan diubahkan kehidupannya oleh
Atas dasar inilah Gereja tidak menyerah untuk datang beribadah kepada Allah walaupun
Ibadah virtual dengan penggunaan teknologi yang semakin berkembang, dimanfaatkan oleh
Gereja untuk membangun sebuah hubungan dalam arti dapat menghubungkan Gembala
sidang dan jemaat atau jemaat dengan jemaat, tetap terjadi komunikasi dan interaksi.
Melalui ibadah virtual seperti sarana Zoom Meeting atau bahkan Facebook dan Youtube
maka dapat dengan mudah dibangun sebuah komunikasi dan demi pertumbuhan kerohanian
jemaat.
Melalui ibadah virtual, jemaat gereja dapat berdoa satu sama lain dan dapat membagi berkat
Memang sangat diakui bahwa pelaksanaan Ibadah Virtual membutuhkan persiapan yang
sangat matang baik pemimpin maupun jemaat. Ketika awal pandemi, jemaaat masih belum
terbiasa dengan pola yang baru yaitu secara virtual atau online. Kendala yang ditemukan
Ibadah Minggu yang biasanya ada keakraban atau kebersamaan tetapi ketika berubah dalam
Kendala yang terjadi juga adalah mengenai persembahan. Jemaat dihimbau untuk memberi
persembahan melalui rekening bank atau melalui barkot OVO dan GOPAY gereja, tetapi
Namun ibadah secara virtual memiliki banyak kelebihan yaitu semua jemaat dapat terlibat
dan tidak terbatas ruang dan waktu. Ibadah virtual bisa melalui, live streaming
Dengan ibadah virtual, jemaat tidak perlu keluar rumah untuk mengikuti ibadah, melainkan
dari rumah.
Liturgis atau tata cara ibadah virtual di Gereja Kristen Bersinar El-Bethel Kelapa Gading
dilakukan berbeda dengan ibadah offline sebelumnya saat di gedung gereja yaitu tata cara
ibadah dan waktu dipersingkat. Ibadah virtual diselenggarakan sesuai dengan jadwal ibadah
minggu gereja. Para petugas ibadah : Gembala sidang, pembicara/pengkhotbah, WL, singer
dan Pemusik melaksanakan ibadah di gereja, sementara jemaat mengikuti ibadah virtual atau
secara online. Biasanya ibadah virtual diselenggarakan selama 1 jam (waktu dan tata ibadah
dipersingkat) yaitu pujian dan penyembahan, penyampaian Firman Tuhan, doa syafaat dan
doa berkat.
Dengan ibadah virtual, gereja tetap mengalami pertumbuhan rohani dan dapat saling
Ibadah virtual tentu dilakukan di rumah masing-masing jemaat. Rumah sebagai tempat
tinggal dapat berfungsi sebagai gereja artinya gereja rumah. Rumah dijadikan tempat ibadah
virtual yaitu dijadikan tempat bersekutu dan merasakan kehadiran Yesus dalam setiap ibadah
di rumah. Rumah yang dijadikan tempat beribadah relevansinya dengan gereja mula-mula
dalam Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, rumah selalu menjadi tempat pertemuan
pengikut Kristus. Rumah dijadikan tempat untuk pertemuan jemaat di Yerusalem (Kis. 1:13
Pelayanan Paulus di berbagai kota selalu dilakukan di rumah tertentu selain di rumah ibadah.
Di Filipi, Paulus menumpang di rumah Lidia (Kis. 16:15-16), rumah Yason di Tesalonika
(Kis. 17:7), rumah Akwila di Korintus (Kis. 18:1), ruang atas di Troas (Kis. 20:8, 11), rumah
Filipus di Kaisarea (21:8). Paulus sendiri sering menyebut kumpulan orang percaya dengan
sebutan jemaat di rumah-rumah tertentu. Misalnya: jemaat di rumah Priskila dan Akwila
(Rm. 16:3-5); rumah Aristobulus (Rm. 16:10), rumah Narkisus (Rm. 16:11), Gayus yang
memberi tumpangan (Rm. 16:23), jemaat di rumah Nimfa (Kol. 4:15), Paulus pernah tinggal
Mengapa pengajaran Yesus, teks-teks Injil dan surat-surat banyak menggunakan kata
rumah dan mengambil kisah dengan latar belakang rumah? Karena gereja saat itu ada di
rumah.
Injil. Para pemimpin dan misionari dalam Gereja Mula-mula telah melaksanakan upaya
kontekstualisasi agar Injil dapat diterima oleh masyarakat pada waktu itu.
Hal pertama yang menonjol mengenai penggunaan rumah pada Gereja Mula-mula adalah
ibadahnya dari yang dilaksanakan di gedung gereja kepada pola ibadah virtual di rumah. Hal
ini berkaitan dengan himbauan pemerintah untuk melakukan social distancing dan physical
distancing demi memutuskan mata rantai penularan virus tersebut yang sangat mudah
Ibadah virtual tidak bertentangan dengan kebenaran Firman Tuhan. Gereja adalah anggota
tubuh Kristus yang keberadaannya tidak dibatasi oleh ruang dan waktu.
Ibadah virtual adalah cara gereja berkontekstualisasi pada perkembangan yang terjadi di masa
pandemi. Dengan melakukan ibadah di rumah masih relevan dengan kehidupan gereja mula-
mula yang terdapat dalam Kisah Para Rasul yaitu rumah dijadikan tempat pekabaran injil dan
Gereja harus bisa melakukan perubahan sesuai perkembangan, dan tentunya harus relevan
dengan Alkitab demi terpenuhi kebutuhan rohani jemaat di masa pandemi Covid-19.
Gereja berkontektual artinya gereja berani mengikuti perubahan seiring dengan
perkembangan yang terjadi namun harus tetap relevan dengan Kebenaran Allah.
Gereja harus bisa berkontekstual terhadap suatu perubahan tanpa kehilanganan esensinya
sebagai tubuh Kristus dan tentunya tidak menyimpang dari Alkitab yang adalah Firman
Allah.
Daftar Kepustakaan :
Budiman, R. L., Pelayanan Lintas Budaya dan Kontekstualisasi, Bandung; np., nd.
BIA: Jurnal Dampak Injil bagi Transformasi Spiritual dan Sosial Vol 2, no 1 (2019)
Bilangan Research Center – Tantangan Gereja di masa pandemi covid-19 dan alternatif
solusinya. https://web.facebook.com/bilanganresearchcenter.
Pandemi
Venema, H., Hidup Baru: Orang kristen dalam Konteks Kebudayaan Setempat, Jakarta: