Anda di halaman 1dari 26

TUGAS MATA KULIAH

PEMBINAAN WARGA GEREJA

MODEL PEMBINAAN WARGA GEREJA EFEKTIF


DI KOTA YANG MULTI ETNIS

DISUSUN OLEH
DIAN VIVIAN MANUMPIL,SS

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI RUMAH MURID KRISTUS


BITUNG
2019

1 MODEL PWG YANG EFEKTIF DI KOTA MULTI ETNIS | Dian Vivian Manumpil, SS
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Perumusan Masalah 3
BAB II PEMBINAAN WARGA GEREJA PERKOTAAN 4
2.1 Pembinaan Warga Gereja 4
2.2 Gambaran Perkotaan 5
2.3 Potensi dan Tantangan PWG di Perkotaan yang Multi Etnis 11
2.3.1 Keterbukaan 12
2.3.2 Kaca Pembesar 13
BAB III MODEL PEMBINAAN WARGA GEREJA YANG EFEKTIF
DI KOTA YANG MULTI ETNIS 15
3.1 Mengembangkan Jaringan dan Kerjasama di Kota Multi Etnis 15
3.1.1 Jaringan Kerjasama Antar Gereja 16
3.1.2 STT sebagai Pengembang SDM 17
3.1.3 Program Jangka Panjang / Pendek Gereja 18
3.1.4 Pengembangan Program Jaringan Cyber Space 20
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 22
DAFTAR PUSTAKA

2 MODEL PWG YANG EFEKTIF DI KOTA MULTI ETNIS | Dian Vivian Manumpil, SS
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gereja telah ada sejak jaman rasul-rasul mendapatkan perintah dari Tuhan untuk

menyebarkan kabar sukacita dan menjadikan semua bangsa sebagai muridNya. Gereja

mula-mula saat itu merupakan sekumpulan orang percaya yang bersekutu untuk beribadah

kepada Tuhan. Dengan adanya perkembangan gereja yang semakin luas pada setiap

jamannya, maka kemudian gereja dibagi kedalam wilayah-wilayah dan tempat yang tetap

untuk beribadah, dari hal itu kemudian berkembanglah pengertian akan sebuah gereja,

berbagai pengertian dan pemaknaan tersebut sebenarnya menuju kepada esensi yang sama

secara non fisik mengenai arti gereja tersebut.

Dalam perkembangannya, secara fisik orang mengenal gereja sebagai sebuah

bangunan tempat umat Kristiani berkumpul untuk beribadah. Sebenarnya bangunan gereja

tersebut merupakan representasi makna dari gereja sebagai jemaat yang dinaunginya.

Tetapi kemudian pada perkembangan selanjutnya gereja hanya dianggap sebagai sebuah

bangunan saja, dan hanya sedikit orang yang mengetahui makna dan arti dari gereja yang

sebenarnya.

Kata Gereja dalam bahasa Portugis: igreja dan bahasa Yunani: εκκλησία (ekklêsia)

yang berarti suatu perkumpulan atau lembaga dari agama Kristiani. Banyak orang yang

memandang gereja sebagai gedung atau tempat. Ini bukanlah pengertian Alkitab mengenai

3 MODEL PWG YANG EFEKTIF DI KOTA MULTI ETNIS | Dian Vivian Manumpil, SS
gereja. Ekklesia “ek” yaitu keluar dan “kaleo” yang artinya memanggil. Sehingga dapat

didefinisikan sebagai “perkumpulan” atau “orang-orang yang dipanggil keluar.” Akar kata

dari ”gereja” bukan berhubungan dengan gedung, namun dengan orang dan persekutuan.

Banyak orang menunjuk Gereja pada pengertian denominasi atau sebuah bangunan.

Istilah Yunani ἐκκλησία, yang muncul dalam Perjanjian Baru biasanya diterjemahkan

sebagai "jemaat". Secara Theologis Alkitabiah Gereja merupakan tubuh Kristus (Efesus.

1:22-23) dimana Kristus adalah Kepala. Kristus yang memanggil, maka Gereja berasal dari

Kristus sendiri. Gereja bukanlah kelompok manusia "Perkumpulan" yang berdiri atas

inisitif sendiri, tetapi Kristuslah yang dengan perantara Firman dan Roh mengumpulkan

bagiNya Jemaat itu. Gereja merupakan persekutuan "orang percaya" yang dikumpulkan

oleh Kristus. Hari Pentakosta, ketika Roh Kudus dicurahkan menjadi hari lahirnya Gereja

(Kisah Para Rasul 2).

Yesus Kristus adalah titik pusat lingkaran kehidupan kita. Proses kehidupan kita

berlangsung "mondar-mandir" yang mengarah kepada Kristus dan bertolak dari Kristus,

dengan proses kehidupan yang Kristosentris. Karena itu, Gereja memerlukan pemimpin

Gereja yang merupakan pelayan, gembala atau hamba Tuhan agar dapat menghidupkan

jemaat, membuat mereka berperan serta dalam setiap kegiatan pelayanan gereja, dan

memperlengkapi jemaat agar mampu bersaksi dalam perkataan dan perbuatan.

Gereja dalam perkembangannya sering menghadapi tantangan dan hambatan, ini

berlaku secara menyeluruh kepada gereja di perkotaan ataupun yang ada di pedesaan. Di

pedesaan kita melihat ada begitu banyak hambatan dalam perkembangan gereja, dan

perspektif warga desa ikut menjadi tantangan tersendiri.

4 MODEL PWG YANG EFEKTIF DI KOTA MULTI ETNIS | Dian Vivian Manumpil, SS
Namun hambatan dan tantangan lebih besar dapat ditemukan di daerah perkotaan.

Atmosfer kota membuat individu lebih terbuka dengan berbagai macam paradigma

masyarakat. Maka sering kali ide-ide dan pandangan yang baru ini membawa warga gereja

berjalan di luar kehendak Tuhan, dan tidak hidup dengan berpusat kepada Kristus. Kita

sebagai hamba Tuhan yang memegang kepercayaan Tuhan harus dapat melihat secara jeli

masalah-masalah yang timbul dalam lingkup gereja kita, ataupun dari luar.

1.2 Perumusan Masalah

Melihat latar belakang diatas, maka tugas akhir mata kuliah Pembinaan Warga Gereja

akan mengangkat rumusan masalah, yaitu :

• Bagaimana Model Pembinaan Warga Gereja Efektif di Kota yang Multi

Etnis?

5 MODEL PWG YANG EFEKTIF DI KOTA MULTI ETNIS | Dian Vivian Manumpil, SS
BAB II

PEMBINAAN WARGA GEREJA PERKOTAAN

2.1 Pembinaan Warga Gereja

Pemberitaan Injil merupakan amanat agung Yesus Kristus (Mat. 28:19-20). Secara

umum Amanat Agung Yesus Kristus dalam Matius 28:19-20, dipahami sebagai tugas bagi

semua orang Kristen untuk pergi memberitakan kabar baik. Ayat tersebut juga berbicara

tentang “ajarlah” warga gereja agar mereka dapat melakukan apa yang Kristus ajarkan.

Oleh sebab itu, Matius 28:19-20 juga menekankan pada pembinaan warga gereja. Dengan

dasar Alkitab itu, pemberitaan Injil dilakukan agar orang-orang mengenal Kristus Yesus

kemudian dibina agar mengalami pertumbuhan.

Bagi orang Kristen Injili, keyakinan bahwa Kristus Juruselamat dan tugas amanat

agung tersebut harus terus dilaksanakan kepada dunia ini agar semakin banyak orang yang

percaya kepada Kristus dan beroleh hidup kekal. Tugas gereja adalah membantu setiap

orang mengenal Kristus kemudian berakar dan dibangun di atas Dia, teguh dalam iman

serta hati yang melimpah dalam syukur (Kol. 2:7). Agar warga gereja dapat mengalami

pertumbuhan, maka pembinaan warga gereja sangatlah penting.

Gereja yang dilukiskan sebagai Tubuh Kristus merupakan suatu organisme Illahi

yang terus menerus berkembang, yang tidak pernah berhenti dalam perkembangannya,

karena perkembangannya merupakan tanda-tanda adanya suatu kehidupan. Organisme

yang bertumbuh perlu diatur dan ditata pertumbuhannya/perkembangannya, agar dapat

6 MODEL PWG YANG EFEKTIF DI KOTA MULTI ETNIS | Dian Vivian Manumpil, SS
bertumbuh dan berkembang secara sehat sesuai dengan yang diharapkan. Gereja selain

secara organisme, ia juga merupakan suatu organisasi yang dalam melaksanakan tugasnya

harus tertata rapi secara terstruktur sehingga tercapai hasil yang maksimal.

Pembinaan warga Gereja (PWG) merupakan pembinaan yang berpusat pada Kristus,

berdasarkan pengajaran Alkitab dan merupakan proses untuk menghubungkan kehidupan

warga Gereja dengan Firman Tuhan, selain membimbing dan mendewasakannya dalam

Kristus melalui kuasa Roh Kudus. PWG merupakan proses untuk mendewasakan setiap

anggota Tubuh Kristus, dengan memberdayakan warga gereja menjadi terang dunia. Dan

ini merupakan suatu pelayanan yang serius, serta harus dikelola dengan baik. Sehingga

nampak jelas bahwa pembinaan warga gereja merupakan hal penting bagi perkembangan

gereja. Dengan dilaksanakannya pembinaan warga gereja, anggota jemaat dapat mengalami

pertumbuhan rohani, kemudian berdampak pada pertumbuhan gereja secara menyeluruh.

2.2 Gambaran Perkotaan

Kota merupakan pusat permukiman dan kegiatan penduduk yang mempunyai batas

wilayah administrasi yang diatur dalam peraturan perundang-undangan serta pemukiman

yang telah memperlihatkan watak dan ciri kehidupan perkotaan. Secara fungsional

berpengaruh terhadap wilayah sekitarnya. Sistem kota berisi tentang distribusi kota, indeks

dan keutamaan kota serta fungsi kota.

Perkembangan suatu negara dipengaruhi oleh perkembangan kota-kota di dalamnya,

mulai dari faktor internal (sosial), faktor eksternal (dinamika, demografi, dan ekonomi),

sampai kepada faktor kebijakan (regulasi pemerintah dalam hal perubahan fungsi). Kota-

kota merupakan garis depan dari misi Kristen, karena mempertimbangkan ukuran,
7 MODEL PWG YANG EFEKTIF DI KOTA MULTI ETNIS | Dian Vivian Manumpil, SS
pengaruh, keragaman dan kebutuhannya. Kota memberikan tantangan yang sangat besar.

Mengabaikan kota akan menjadi suatu kesalahan strategis karena, ke mana kota mengarah,

ke situlah dunia mengarah. Kota adalah pusat kekuatan politik, aktivitas ekonomi,

komunikasi, penelitian ilmiah, pendidikan akademis, dan pengaruh moral dan religius. Apa

pun yang terjadi di kota mempengaruhi seluruh negara. Ketika kerajaan Kristus

berkembang di kota, jumlah orang yang beribadah dan melayani Allah yang sejati berlipat

ganda.

Berikut ini catatan populasi Kristen di dunia, data 2015 (Johnstone, Patrick; Miller,

Duane Alexander (2015). "Believers in Christ from a Muslim Background: A Global

Census" dan Religious Composition by Country, 2010–2050 | Pew Research Center.

Pewforum.org (2 April 2015).

Negara Berdaulat

KEKRISTENAN MENURUT NEGARA

NEGARA JUMLAH PENGANUT %


Afganistan 13.862 0.04%.
Afrika Selatan 43.800.649 79.7%
Albania 1.118.000 35.0%
Algeria 700.000 2.0 %
Amerika Serikat 230.358.554 70.8%
Andorra 76.000 90.0%
Angola 23.210.122 90.0%
Anguilla 14.000 90.5%
Antigua dan Barbuda 77.742 77.0%
Argentina 40.515.025 92.7%
Armenia 3.196.000 98.7%
Aruba 96.000 90.1%
Australia 13.506.120 54.6%
Austria 5.997.691 68.2%
Azerbaijan 432.000 4.8%
8 MODEL PWG YANG EFEKTIF DI KOTA MULTI ETNIS | Dian Vivian Manumpil, SS
Bahama 376.756 96.3%
Bahrain 208.075 14.5%
Bangladesh 493.000 0.3%
Barbados 244.000 95.0%
Belanda 7.520.460 43.8%
Belarusia 7.598.000 80.0%
Belgia 7.347.293 65.0%
Belize 285.478 73.6%
Benin 4.653.344 42.8%
Bermuda 47.792 74.4%
Bhutan 7.978 1.0%
Bolivia 11.068.332 97.0%
Bosnia dan Herzegovina 1.918.000 46.0%
Botswana 1.732.000 77.0%
Brazil 190.605.717 91.53%
Britania Raya 44.522.000 71.8%
British Virgin 22,000 96.0%
Brunei 45.892 11.0%
Bulgaria 6.364.000 85.0%
Burkina Faso 4.280.515 23.2%
Burundi 9.331.246 91.0%
Cape Verde 487.000 95.0%
Cayman Islands 47.088 83.0%
Chad 5.604.734 41.0%
Chili 12.964.613 72.0%
Comoros 15.000 2.1%
Côte d'Ivoire 9.010.066 33.9%
Czech Republic 3.607.722 34%
Denmark 4.765.730 82.9%
Djibouti 56.540 6.0%
Dominika 69.425 94.4%
Ekuador 14.099.000 95.0%
El Salvador 5.073.000 85.0%
Equatorial Guinea 683.000 98.6%
Eritrea 2.664.000 62.5%
Estonia 375.877 28.57%
Ethiopia 54.978.000 64.5%
Falkland Islands 3.000 94.3%
Faroe Islands 46.000 94.0%
Fiji 578.801 64.4%
Finlandia 4.347.000 81.0%
Gabon 1.821.403 92.0%
Gambia 158.000 9.0%

9 MODEL PWG YANG EFEKTIF DI KOTA MULTI ETNIS | Dian Vivian Manumpil, SS
Georgia 3.930.000 88.6%
Ghana 16.741.000 68.8%
Greenland 55.000 96.6%
Grenada 101.000 97.3%
Guatemala 14.018.000 97.5%
Guinea 1.239.592 10.0%
Guinea-Bissau 401.269 22.1%
Guyana 444.259 57.4%
Haiti 8.527.000 83.7%
Honduras 6.321.000 88.0%
Hong Kong 857.182 11.6%
Hungaria 7.450.000 76.0%
Islandia 296.948 89.3%
India 30.455.941 2.3%
Indonesia 28.383.250 10.87%
Iran 300.000 0.4%
Irak 944.000 3.0%
Irlandia 4.116.000 92.3%
Israel 266.000 3.5%
Italia 55.070.000 91.1%
Jamaika 1.985.254 68.9%
Jepang 2.913.456 2.3%
Jerman 49.400.000 59.9%
Kamboja 268.000 2.0%
Kamerun 16.407.432 70.0%
Kanada 27.101.982 77.1%
Kazakhstan 7.451.000 46.0%
Kenya 34.774.000 85.1%
Kepulauan Cook 19.000 94.3%
Kolombia 44.502.000 97.6%
Korea Utara 480.000 4.0%
Korea Selatan 14.199.151 27.6%
Kosta Rika 4.094.682 84.3%
Kroasia 4.107.000 92.6%
Kuba 9.523.000 85.0%
Kuwait 458.000 15.0%
Kyrgyzstan 1.023.311 17.0%
Laos 114.892 1.7%
Latvia 1.543.028 79.0%
Lebanon 2.432.700 40.5%
Lesotho 1.876.000 90.0%
Liberia 3.854.568 85.6%
Libya 231.000 5.4%

10 MODEL PWG YANG EFEKTIF DI KOTA MULTI ETNIS | Dian Vivian Manumpil, SS
Liechtenstein 32.000 87.8%
Lithuania 2.827.000 84.9%
Luxembourg 437.000 87.0%
Madagascar 21.160.368 85.0%
Malawi 12.538.000 79.9%
Malaysia 2.921.644 9.2%
Maldives 300 0.08%
Mali 726.000 5.1%
Malta 408.000 98.0%
Mauritania 43.010 1.0%
Mauritius 418.000 32.2%
Mesir 8.100.000 12.9%
Mexico 112.956.562 94.5%
Micronesia, Federated States of 106.000 95.4%
Moldova 3.503.000 98.3%
Monaco 33.408 87.7%
Mongolia 58.000 2.1%
Montenegro 515.512 75.93%
Morocco 380.000 1.1%
Mozambique 16.173.336 56.1%
Myanmar 3.192.148 6.2%
Namibia 1.991.000 90.0%
Nepal 405.759 1.4%
Selandia Baru 2.426.000 55.3%
Nikaragua 5.217.000 89.6%
Niger 795.000 5.0%
Nigeria 107.873.991 58.0%
Norwegia 4.195.000 85.6%
Oman 287.610 6.5%
Pakistan 2.800.000 1.6%
Palau 18.729 87.1%
Panama 3.057.000 92.0%
Papua Nugini 6.640.000 96.4%
Paraguay 6.260.000 96.9%
Peru 27.635.000 93.8%
Philippines 93.306.848 92.4%
Pitcairn Islands 57 100.0%
Polandia 36.526.000 95.7%
Portugal 9.222.000 86.7%
Prancis 35.014.000 53.5%
Puerto Riko 3.878.000 97.0%
Qatar 422.732 15.8%
Republik Afrika Tengah 3.675.697 80.0%
11 MODEL PWG YANG EFEKTIF DI KOTA MULTI ETNIS | Dian Vivian Manumpil, SS
Republik Kongo 4.403.080 90.7%
Republik Demokratik Kongo 70.862.538 90.0%
Republik Dominika 9.734.000 95.2%
Republik Makedonia 1.352.053 65.2%
Republik Rakyat Tiongkok 35.508.560 2.53%
Rumania 19.147.050 97.5%
Rusia 104.750.000 73.3%
Rwanda 10.586.810 94.0%
Samoa Amerika 188.495 98.0%
Sahara Barat 539 0.1%
San Marino 31.000 97.0%
Saudi Arabia (Pekerja Asing) 1.500.000 4.54%
Senegal 1.078.813 7.0%
Serbia 6.423.073 91.0%
Seychelles 80.000 94.7%
Sierra Leone 1.751.000 30.0%
Singapura 1.127.067 20.1%
Siprus 912.698 78.0%
Slovakia 4.125.425 75.9%
Slovenia 1.258.130 60.9%
Somalia 1.000[67] 0.01095%
Spanyol 32.620.608 70.2%
Sri Lanka 1.531.000 7.5%
Sudan 593.682 1.5%
Sudan Selatan 7.399.592 60.5%
Suriname 270.250 48.4%
Swaziland 1.208.788 90.0%
Swedia 7.148.000 76.2%
Swiss 6.172.000 79.3%
Syria 2.251.000 11.2%
Tajikistan 139.560 1.6%
Tanzania 34.121.332 61.4%
Thailand 826.362 1.2%
Timor Leste 1.156.737 99.1%
Togo 2.309.866 29.0%
Tonga 93.763 90.0%
Trinidad and Tobago 779.843 57.6%
Tunisia 109.828 1.0%
Turki 1.596.298 2.0%
Turkmenistan 566.254 10.1%
Uganda 29.943.000 88.6%
Ukraina 41.973.000 91.5%
Uni Emirat Arab 1.184.400 12.6%

12 MODEL PWG YANG EFEKTIF DI KOTA MULTI ETNIS | Dian Vivian Manumpil, SS
Uruguay 2.027.000 79.0%
Uzbekistan 2.968.110 9.0%
Vatikan 800 100%
Venezuela 28.340.000 98.0%
Vietnam 8.443.260 8.4%
Yaman 3.000 0.013%
Yordania 388.000 6.0%
Yunani 11.080.000 98.0%
Zambia 15.423.596 95.5%
Zimbabwe 14.050.815 87.0%
Total 2.265.967.127 32.37%
(7 Milyar Penduduk Dunia 2016)

Negara Tidak Berdaulat

Negara-negara yang tidak termasuk dalam anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa

(PBB) dan hanya diakui oleh beberapa negara sebagai negara berdaulat:

KEKRISTENAN MENURUT NEGARA

JUMLAH
NEGARA PERSENTASE
PENGANUT
Abkhazia 130.000 68.0%
Kosovo 150.000 8.3%
Nagorno-Karabakh 136.000 95.0%
Palestina 173,000 6.0%
Sahrawi Arab Democratic Republic 200 0.03%
Ossetia Selatan 69.000 96.4%
Taiwan 918.453 3.9%
Transnistria 510.000 95.0%

Melihat catatan populasi Kristen di dunia yang telah dijabarkan di atas, begitu

besarnya populasi pemeluk agama Kristen. Sehingga membuka pandangan kita, bahwa

bagaimana peran kita sebagai umat Kristiani dapat “memberi pengaruh” kepada

lingkungannya, masyarakatnya, bahkan negaranya, “tanpa dipengaruhi” oleh faktor-faktor

13 MODEL PWG YANG EFEKTIF DI KOTA MULTI ETNIS | Dian Vivian Manumpil, SS
tersebut. Ini merupakan tugas kita sebagai hamba Tuhan yakni, membawa umat Tuhan atau

warga gereja kepada Amanat Agung Yesus Kristus.

2.3 Potensi dan Tantangan Pembinaan Warga Gereja di Perkotaan yang Multi Etnis

Ada Potensi sekaligus Tantangan yang dapat kita temui pada Urban Church yang

multi etnis ;

2.3.1 Keterbukaan

Orang-orang baru di kota terbuka bagi ide-ide baru, termasuk ide tentang Allah dan

agama. Ketika kita melihat arus urbanisasi, sejumlah orang yang mencoba mendapat

penghidupan yang lebih layak dari apa yang mereka dapat di desa, baik itu melalui

pendidikan, ataupun berusaha mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Mereka ini

berbondong-bondong masuk ke kota, disinilah kita dapat melihat bahwa Allah ada di

belakang arus urbanisasi ataupun migrasi sejumlah besar orang ke kota-kota. Dia sedang

menciptakan kesempatan baru untuk menyebarkan Injil di antara kelompok suku yang

belum terjangkau yang datang dari kota-kota dan desa-desa terpencil. Adalah tugas kita

untuk mengambil kesempatan itu dan menjalankan amanat misi Kristus.

Orang yang datang ke kota secara mental sadar bahwa ia akan bertemu dengan

berbagai macam orang dari berbagai negara, daerah, atau budaya yang berbeda. Cukup

kontras dengan lingkungan desa/rural, komposisi dan variasi masyarakat lebih homogen.

Sedikit variasi perbedaan mungkin menjadi terlihat begitu mencolok dan cenderung sulit

diterima. Maka dari itu, setidaknya orang-orang yang tinggal di lingkungan kota menjadi

lebih siap untuk mendengarkan dan berusaha mengerti (walau tidak harus setuju) perspektif

lain yang mungkin saja baru ia dengar atau terima. Karena alasan ini pula, proklamasi Injil
14 MODEL PWG YANG EFEKTIF DI KOTA MULTI ETNIS | Dian Vivian Manumpil, SS
juga bisa diterima dengan lebih terbuka dan reseptif dalam konteks masyarakat urban.

Realitas seperti ini bisa kita lihat dalam Kisah Para Rasul 17. Saat itu, Paulus sedang

berada dalam kota Atena. Ternyata di kota itu, ada sekelompok orang yang sangat terbuka

dan kerjanya hanya untuk mengatakan dan mendengar segala sesuatu yang baru. Orang-

orang ini kemudian mendengarkan dengan seksama pemaparan Injil yang disampaikan

Paulus. Walau kita juga tahu, pada akhirnya memang ada orang-orang yang mengejek dan

tidak menerima Injil (ayat 32). Tetapi di saat yang sama, juga ada beberapa orang laki-laki

yang justru menjadi percaya dan menggabungkan diri dengan Paulus. Salah satunya adalah

Dionisius yang adalah anggota majelis Areopagus (ayat 34).

Potensi sekaligus Tantangan dalam budaya masyarakat kota yang terbuka ini, warga

kota yang terbuka menerima Injil, namun juga terbuka dengan paham atau idealisme yang

baru, dan meninggalkan Injil. Karena kurangnya pemahaman akan Firman Tuhan, orang

bisa meninggalkan kepercayaannya karena sifat keterbukaannya. Oleh karena itu banyak

anak-anak Tuhan meninggalkan Tuhan dan beralih kepada kepercayaan yang lain. Ataupun

mulai hidup dengan pandangan-pandangan di luar Firman.

2.3.2 Kaca Pembesar

Kaca Pembesar atau magnifier memiliki fungsi untuk memperbesar serta

memperjelas objek, tulisan, atau komponen-komponen kecil yang susah dilihat dengan

mata telanjang. Dr. Tim Keller menganalogikan tentang Kota, bahwa kota sebagai sebuah

kaca pembesar. Kaca pembesar ini berlaku untuk segala hal yang baik, dan juga sekaligus

yang buruk. Segala hal baik dan buruk yang tadinya mungkin sudah ada dan muncul di

lingkungan pedesaan/daerah rural/sub-urban, dan akhirnya diekspos dengan lebih jelas dan
15 MODEL PWG YANG EFEKTIF DI KOTA MULTI ETNIS | Dian Vivian Manumpil, SS
intens dalam lingkungan urban. Dengan segala kemungkinan solusi, kekayaan perspektif,

dan derasnya interaksi dengan berbagai macam kalangan, lingkungan kota yang secara luar

biasa telah berhasil menggali dan mengeluarkan segala macam kebaikan dan sekaligus

kerusakan dalam diri manusia. Kota telah mengekspor segala pengaruh politik dan

ekonomi, kemajuan inovasi, musik, ketajaman pemikiran-pemikiran mutakhir, gaya hidup,

sekaligus dengan segala macam berhala dan berbagai jenis kerusakannya. Dalam Alkitab

sendiri, salah satu bagian yang menarik untuk kita cermati adalah Kejadian pasal 4. Kain

yang ditulis telah pergi dari hadapan Tuhan, akhirnya justru “berhasil” mendirikan suatu

kota. Dalam kota yang didirikan Kain, berbagai aspek kebudayaan ternyata berkembang

dengan subur dan pesat. Mulai dari peternakan, seni kecapi dan suling, kerajinan tembaga

dan besi, dan syair. Namun di saat yang sama, tindakan kriminal, kekerasan, pembunuhan

dan lirik-lirik syair yang penuh dengan kedengkian, dendam, dan kebencian juga merebak

dengan pesat di tengah-tengah kota yang Kain dirikan.

16 MODEL PWG YANG EFEKTIF DI KOTA MULTI ETNIS | Dian Vivian Manumpil, SS
BAB III

MODEL PEMBINAAN WARGA GEREJA EFEKTIF

DI KOTA YANG MULTI ETNIS

Melihat banyaknya faktor yang mempengaruhi pola pikir masyarakat kota, terlebih khusus

warga gereja, sehingga banyak anak Tuhan kehilangan Identitas Diri, Moralitas yang merosot,

bertindak secara Hukum Rimba, kurang ber-Etika, masyarakat kota yang seperti Alat Produksi,

memiliki Kesadaran Hukum yang Rendah, bersikap Individualis, bahkan Materialistis, juga

sering ditemukan dalam komunitas/berkelompok-kelompok SARA, serta dalam pelayananpun

ikut terpengaruh layaknya jemaat di Laodikia yang suam-suam.

Karena itu, dibutuhkan perhatian bahkan tindakan yang lebih dari pemimpin-pemimpin

gereja, untuk membawa warga gereja kepada perubahan (1 Yoh 2:6, 2 Kor 5:17, Rm 12:1-2),

pengembangan diri warga gereja (1 Kor 3:11), agar supaya warga gereja mengerti tugas dan

tanggung jawab hidupnya (Ef 2:10).

Model pembinaan warga gereja di kota yang multi etnis dapat diterapkan antara lain

dengan Mengembangkan Jaringan dan Kerjasama,

3.1 Mengembangkan Jaringan dan Kerjasama di Kota Multi Etnis

Gereja harus dan perlu menyadari bahwa fokus penting untuk memperlengkapi warga

gereja dalam membangun masyarakat kota yang multi etnis, dengan keragaman suku,

budaya, adat-istiadat, bahasanya, ekonomi, status sosial, pandangan politik, bahkan agama,

ini memerlukan sikap yang terbuka dan realistik.

17 MODEL PWG YANG EFEKTIF DI KOTA MULTI ETNIS | Dian Vivian Manumpil, SS
Sikap terbuka dan realistik ini dilaksanakan dengan cara mengembangkan kerjasama

dengan jaringan kelompok lain, tanpa sikap diri yang “fanatisme” menganggap ajaran

gereja kitalah yang paling benar dan yang lain salah. Berangkat dari keyanikan Iman

Kristen bahwa Allah aktif bekerja dalam dunia ini melalui berbagai cara, melampaui batas-

batas suku, bangsa, ras, agama dan budaya. (Kisah Para Rasul 10:34-36)

10:34 Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya: "Sesungguhnya aku telah


mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang.
10:35 Setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan yang
mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya.
10:36 Itulah firman yang Ia suruh sampaikan kepada orang-orang Israel, yaitu
firman yang memberitakan damai sejahtera oleh Yesus Kristus, yang adalah
Tuhan dari semua orang.

Contoh Jaringan dan Kerjasama yang harus dikembangan di Kota yang Multi Etnis, antara

lain ; Jaringan Kerjasama Antar Gereja, Sekolah Tinggi Teologia sebagai Pengembang

SDM, Memberdayakan Warga Gereja melalui program jangka panjang dan pendek di

setiap sidang,

3.1.1 Jaringan Kerjasama Antar Gereja

Model Pembinaan Warga Gereja yang Efektif di Kota yang Multi Etnis, melalui

pengembangan jaringan dan kerjasama Antar Gereja, salah satu contoh adalah BAMAG

(Badan Musyawarah Antar Gereja). BAMAG memiliki visi-misi mewujudkan kesatuan

dan persatuan antar umat Kristiani secara Oikuamenis dalam bingkai NKRI. Bahkan dalam

Munas yang diselenggarakan bulan Juni 2019, BAMAG mengangkat tema “Membangun

Indonesia dengan cinta kasih”. Mereka melihat bahwa peluang besar membangun

Indonesia, dengan melalui Cinta dan Kasih Kristus.

Melalui cinta dan kasih Kristus kita membangun Indonesia, memberi pengertian

bahwa Gereja harus lebih cepat merespons masalah dan persoalan di tengah masyarakat
18 MODEL PWG YANG EFEKTIF DI KOTA MULTI ETNIS | Dian Vivian Manumpil, SS
dan gereja, agar setiap pelayan dan warga perlu tahu persoalan-persoalan masyarakat,

dengan mengembangkan jaringan dan kerjasama dengan kelompok lain. Tindakan seperti

itu mendorong gereja hingga dapat membangun hubungan kasih persaudaraan di dalam

Kuasa Kasih Kristus secara Oikumenis. Agar supaya setiap warga mampu menilai orang

lain lebih kritis tanpa harus menaruh rasa curiga atau berprasangka buruk. Karena dalam

kenyataannya yang nampak dalam jemaat bahwa warga gereja belum semua mampu

berperan aktif dalam pelayanan di tengah-tengah gereja.

Mengembangkan jaringan kerjasama antar gereja melalui setiap wadah dapat

menopang dan mendorong setiap jenis pelayanan gereja ke arah yang semakin baik. Sebab

setiap pelayan kristen juga harus mampu menilai kelemahan-kelemahan sendiri agar dapat

melakukan perbaikan-perbaikan ke depan. Tuhan menghendaki kita menjadi pelayan yang

berkualitas. Tuhan menugaskan kita menjadi contoh, dan teladan bagi yang lain. Karena

itu mengembangkan jaringan dan kerjasama akan memperluas pandangan kita sebagai

pelayan, dan dapat menggali potensi-potensi yang ada.

3.1.2 Sekolah Tinggi Teologi sebagai Pengembang Sumber Daya Manusia

Sekolah Tinggi Teologi sebagai program pendidikan tingkat lanjutan dipandang

sangat perlu untuk dikembangkan dan dibangun di setiap kota, bahkan bila memungkinkan

dapat menjangkau sampai ke pedesaan. Karena kualitas dan kuantitas pekerja/pelayan

Tuhan menjadi sorotan di masa sekarang ini. Begitupun dengan sasaran PWG, dimulai

dengan hamba Tuhan yang berkualitas, berwawasan luas, yang mampu menerapkan PWG

dalam pelayanan mereka.

Mutu pendidikanpun harus ikut ditingkatkan, di samping sarana dan prasana yang

menunjang, serta tidak hanya berkisar dalam pelajaran umum, namun dapat pula
19 MODEL PWG YANG EFEKTIF DI KOTA MULTI ETNIS | Dian Vivian Manumpil, SS
mengembangkan keahlian. Misalnya di STT harus disertakan mata kuliah pengembangan

talenta, baik sebagai pemimpin pujian, pengembangan keahlian dalam memainkan alat

musik, ataupun pelayanan altar lainnya, maupun sampai kepada memberdayakan

lingkungan alam sekitar.

3.1.3 Program Jangka Panjang / Pendek Gereja

Perkembangan penduduk perkotaan telah mengubah banyak tatanan sosial termasuk

tatanan kehidupan berjemaat perkotaan (urban parish). Di tengah-tengah perubahan cepat

demikian yang menimbulkan dampak luar biasa, mau tidak mau gereja juga diperhadapkan

dengan perubahan strategi dan misi pelayanannya yang membutuhkan penyesuaian dan

juga antisipasi menghadapi hal itu.

Masalah perkotaan yang timbul belakangan ini seperti soal kejahatan kerah putih,

masalah jurang kaya miskin, Lingkungan Hidup, PHK, demonstrasi-demonstrasi

perburuhan, bahkan pengrusakan pabrik seperti pernah terjadi di kecamatan Girian, telah

menjadi topik liputan masyarakat, tetapi sayang sekali perhatian dan tanggapan gereja pada

umumnya sepi kalau tidak mau dibilang sebagai tidak ada sama sekali.

Faktor lain juga yang acap kali terjadi di dalam gereja, yakni; faktor Kecemburuan.

Harus diakui bahwa anggota gereja memang memiliki banyak perbedaan, misalnya dalam

status sosial, latar belakang budaya, kegemaran, pendidikan, ketrampilan serta minat.

Dengan banyaknya perbedaan-perbedaan seperti itu maka perlu pembinaan iman warga

untuk mengatasi terhambatnya fungsi rasio dan fungsi emosi yang overload yang sering

membuka peluang iblis masuk dan menguasai paradigma anggota gereja. Iblis kemudian

menjadi berkuasa, dengan diawali tanda rasa kecemburuan berlebihan, yang

mengakibatnya terjadilah persaingan tidak sehat memfitnah, dan lain sebagainya. Sama
20 MODEL PWG YANG EFEKTIF DI KOTA MULTI ETNIS | Dian Vivian Manumpil, SS
halnya sekarang ini oleh karna perkembangan sosialita banyak jemaat perkotaan bahkan

sampai pelayan-pelayan disesatkan oleh ramalan-ramalan, horoskop, berdasarkan bintang

kelahiran, sekalipun ramalannya tidak terbukti.

Oleh sebab itu, setiap organisasi dalam Gereja harus memiliki program jangka pendek

dan jangka panjang yang secara aktif dilaksanakan. Sebagai tolak ukur pelayanan dan

tanggung jawab kepada Tuhan. Dapat dilaksanakan secara khusus terhadap wadah-wadah

jemaat yang ada, dari muda sampai kepada lansia, dibimbing, diarahkan, diasuh, dan

dibentuk menjadi pribadi yang lebih baik dalam rohaninya maupun dalam jasmaninya.

Jadi baik tua maupun muda harus dibina secara khusus. Memang telah ada wadah-

wadah yang seperti dalam gereja yang mengajarkan kebutuhan khusus jemaat, seperti

sekolah minggu, remaja, pemuda, pra nikah, pria, wanita, dan lansia. Namun adalah lebih

baik jika dalam wadah sekolah minggu, sering diadakan pengkaderan dan pelatihan guru

sekolah minggu, guru sekolah minggu dapat lebih kreatif dalam penyajian Firman Tuhan,

dsb. Wadah Remaja dan Pemuda, dapat dibuat pembinaan khusus seperti seminar,

pelajaran Alkitab, bimbingan pastoral khusus remaja dan pemuda, pelatihan MC, ataupun

pemimpin pujian, pengembangan/pelatihan memainkan alat musik gereja, bahkan sampai

kepada pelatihan perenungan Firman Tuhan. Agar anak muda sebagai pilar penopang

gereja mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab mereka dalam pelayanan.

Untuk Komisi Dewasapun peningkatan PWG perlu dikembangkan, karena komisi

dewasa seperti Pelwap, Pelprip, Lansia, dan Keluarga Muda, merupakan teladan bagi

gererasi penerusnya. Model yang efektif dalam pembinaan warga gereja yakni;

melaksanakan sarasehan atau seminar (wanita bijak, dsb), pemahaman Alkitab, ataupun

21 MODEL PWG YANG EFEKTIF DI KOTA MULTI ETNIS | Dian Vivian Manumpil, SS
kepada warga jemaat usia lanjut dengan menumbuhkan gairah hidup untuk tetap melayani

Tuhan (membentuk vocal grup lansia, dsb).

3.1.4 Pengembangan Program Jaringan Cyber Space / Network

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi tidak hanya meningkat pesat

secara eksponensial tetapi juga semakin luas pemakainya, semakin merata tidak peduli

strata sosial dan ekonomi, semakin bersifat pribadi, semakin membuat pengguna

terkoneksi dengan banyak pengguna lain, semakin cepat, semakin mudah dalam

penggunaan, semakin tersedia, semakin interaktif dan kolaboratif. Seluruh dunia terkoneksi

dalam satu media komunikasi, gadget. Begitu kecil namun menjangkau dunia, dari

pengetahuan sampai wawasan global dengan mudah diakses oleh segala umur. Gereja

Tuhan terekspos juga mengekspos .

Tentu saja ada sisi negatifnya, di mana orang semakin dibuat sibuk berinteraksi satu

dengan yang lain, semakin kehilangan privasi karena keberadaannya akan semakin

terdeteksi. Melihat betapa banyaknya hal-hal buruk yang ditampilkan dalam media

komunikasi modern ini, haruskah kita menutup diri, menjaga jarak dengan segala

kemutakhiran teknologi zaman ini?.

Gereja tidak dapat membatasi mobilitas dan gerak umat, melainkan harus bisa

memberikan layanan kepada mereka, sehingga mereka selalu merasakan sapaan Allah.

Gereja harus peka dan cerdas untuk memanfaatkan teknologi. Tuhan Yesus pun cepat

berinisiatif naik ke perahu Simon untuk memberikan ceramah di pantai (bdk. Lukas 5:1-

11). Dengan demikian, proses pengudusan umat Allah dapat berjalan dengan baik tanpa

ketegangan. Melihat peluang dan mengisinya.

22 MODEL PWG YANG EFEKTIF DI KOTA MULTI ETNIS | Dian Vivian Manumpil, SS
Melalui sarana-sarana TI, gereja dapat membangun dialog lintas agama dan

komunikasi yang lebih hangat dengan masyarakat. Harapannya, kehadiran gereja makin

dapat diterima dan dipahami oleh masyarakat. Fasilitas-fasilitas tersebut dapat pula

digunakan dalam memberikan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan keterampilan

masyarakat, khususnya generasi muda agar dapat mengikuti perkembangan dunia. Dengan

demikian, kehadiran gereja dan kegiatan misi memberi arti secara praksis bagi masyarakat.

23 MODEL PWG YANG EFEKTIF DI KOTA MULTI ETNIS | Dian Vivian Manumpil, SS
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Tantangan besar misi Kristen adalah perkotaan, dimana dari segi keragaman etnisnya,

ukuran luasnya, pengaruh budaya di dalamnya, sampai kepada tingkat kebutuhan yang semakin

hari semakin beragam dan berkembang ke arah yang negatif. Dan gereja tidak menutup diri,

apatis, ataupun melarikan diri dari perkembangan yang sedang dialami masyarakat perkotaan.

Melainkan Gereja harus bersikap terbuka untuk mengembalikan makna dan fungsi kota sesuai

kehendak Allah.

Mengembangkan Jaringan dan Kerjasama dapat memperlengkapi warga gereja dan

membangun masyarakat kota yang multi etnis. Karena melalui pengembangan jaringan dan

kerjasama, gereja lebih terbuka dengan segala perkembangan yang ada, dan gmampu memberi

dampak kepada perkembangan tersebut.

Dalam jaringan dan kerjasama, pendekatan gereja yang terintegrasi harus semakin

ditingkatkan. Khususnya dengan lembaga-lembaga yang memiliki perhatian kepada pembinaan

warga gereja. Juga program-program pengembangan pendidikan sebagai hamba Tuhan harus

lebih ditingkatkan, termasuk memperhatikan SDM warga gereja. Kitab Kejadian, Allah yang

menciptakan segala ciptaan, kemudian memerintahkan manusia untuk menjaga dan

mengusahakan taman. Taman ini nantinya akan diperkembangkan menjadi sebuah kota Ibrani

11:10 “sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan

dibangun oleh Allah”. Pembinaan Warga Gereja di Kota yang Multi Etnis memang perlu dibina

24 MODEL PWG YANG EFEKTIF DI KOTA MULTI ETNIS | Dian Vivian Manumpil, SS
karena hal tersebut merupakan keinginan hati Tuhan, dan harus berkelanjutan. Ini penting karena

akan mempersiapkan umat Tuhan untuk bertemu dengan Juruselamatnya di masa depan.

Melalui pembinaan warga gereja, umat Tuhan benar-benar dipersiapkan sehingga layak

untuk bertemu muka dengan muka dengan Tuhan Yesus Kristus. Pada sisi lain, pembinaan

warga gereja juga memiliki dampak yaitu warga gereja tetap kuat di dalam Tuhan ketika

menghadapi tantangan sebagai murid Kristus di tengah dunia yang membenci imannya.

Akhir kata, penulis menyadari makalah ini sangatlah jauh dari sempurna, karena

keterbatasan waktu dan penelitian. Karena itu diharapkan masukan dan perbaikan dari Pdt.

Roland Mokalu, Mth, sebagai dosen Mata Kuliah Pembinaan Warga Gereja.

Atas bimbingannya selama proses belajar mengajar, penulis ucapkan terima kasih, Tuhan

Yesus selalu memberkati setiap pelayanan dan pengiringan bapak dosen.

25 MODEL PWG YANG EFEKTIF DI KOTA MULTI ETNIS | Dian Vivian Manumpil, SS
DAFTAR PUSTAKA

Alkitab.Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2009.

Jenson, Ron dan Jim Stevens. 1996. Dinamika Pertumbuhan Gereja. Malang: Yayasan

Penerbit:Gandum Mas.

Sanders,J. Oslwald.Kepemimpinan Rohani.Bandung: Kalam Hidup, 2000.

26 MODEL PWG YANG EFEKTIF DI KOTA MULTI ETNIS | Dian Vivian Manumpil, SS

Anda mungkin juga menyukai