Abstract: Social change is an inevitable conversation. Everyone needs to be prepared for social change.
Likewise for church members, they need to be prepared for social change and there must be a pastoral
pedagogical task in preparing church people for social change. The author conducts research by analyzing
literature analysis to examine the issue. To prepare church members for social change, a pastor needs to
conduct coaching that emphasizes Christian beliefs, so that these beliefs can be demonstrated in daily life.
Then the second pedagogical task is the value of trust in church members. Human needs in the era of
society 5.0 are strengthening the value of consideration and understanding in this context based on
Christian principles. Gospel communication can fade because of the challenges of the times, but opposes
social change in the era of the 5.0 shepherd community in support of providing guidance that leads to
gospel communication. Church members need to be equipped to be able to communicate the gospel in the
midst of a Christian perspective.
Abstrak: Perubahan sosial adalah sebuah situasi yang tidak bisa dihindari. Setiap orang perlu
dipersiapkan dalam menghadapi perubahan sosial. Demikian pula bagi warga gereja, mereka perlu
dipersiapkan untuk menghadapi perubahan sosial dan tentunya ada tugas pedagogis gembala dalam
menyiapkan warga gereja untuk meghadapi perubahan sosial. Penulis melakukan penelitian dengan
pendekatan analisis literatur untuk mengkaji isu tersebut. Untuk mempersiapkan warga gereja
menghadapi perubahan sosial seorang gembala perlu melakukan pembinaan yang menekankan pada
penguatan keyakinan iman Kristen, sehingga keyakinan tersebut dapat didemonstrasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Kemudian tugas pedagogis kedua adalah memperkuat nilai kemanusiaan pada
warga gereja. Kebutuhan manusia di era masyarakat 5.0 adalah penguatan nilai kemanusiaan dan tentunya
dalam konteks ini berdasarkan prinsip-prinsip kekristenan. Komunikasi injil dapat memudar karena
tantangan zaman, tetapi menghadapi perubahan sosial di era masyarakat 5.0 gembala berperan untuk
memberikan pembinaan yang mengarah pada komunikasi Injil. Warga gereja perlu diperlengkapi untuk
dapat mengomunikasikan Injil di tengah perubahan cara pandang tentang kekristenan.
PENDAHULUAN an, di era ini ada generasi emas yang juga butuh per-
Perkembangan kehidupan manusia di abad 21 hatian. Generasi emas ini menurut Prasetyo (2019)
telah memasuki era revolusi industri 4.0 yang meng- memiliki kreatifitas, inovasi, dan kemampuan adap-
hasilkan perubahan perilaku kehidupan manusia. Ji- tif yang tinggi, tetapi perlu didampingin agar berka-
ka mencermati perubahan yang terjadi dalam kehi- rakter, memiliki interakasi sosial yang baik, dan ke-
dupan masyarakat, era revolusi industri 4.0 mengha- hidupan moral yang unggul.
silkan perubahan dari kehidupan masyarakat sosial Selain situasi di atas, Diana (2019b) meng-
dengan gotong royong, menjadi lebih individualistik ungkapkan bahwa perkembangan teknologi di era re-
(Ronda, 2019). Perkembangan kehidupan manusia di volusi industri 4.0 dapat berdampak pada pelaksana-
era revolusi industri 4.0 dan masyarakat 5.0 tampak- an pendidikan Kristen. Salah satu yang menjadi tan-
nya menyentuh bebagai bidang seperti bidang ekono- tangan adalah perubahan perilaku sosial yang cen-
mi, pendidikan, kehidupan sosial dan berbagai bidang derung menjadi lebih individualistik, oleh sebab itu
lainnya (Mumtaha & Khoiri, 2019). Walau demiki- tantangan tersebut perlu dijawab oleh pendidik Kris-
Lenda Dabora J.F. Sagala, Tugas Pedagogis Gembala Dalam Menyiapkan Warga Gereja …. 167
gembala, dan kehidupan sosial masyarakat. Kemu- dan mengalami kelahiran baru dalam Kristus (Sa-
dian menganalisis tulisan Schwab (2019), tulisan gala, 2016). Pendidikan Kristen juga bertujuan untuk
Haqqi dan Wijayati (2019) yang membahas tentang orang percaya mengalami pertumbuhan rohani. Per-
revolusi industri 4.0 dan society 5.0, dan tulisan tumbuhan rohani seseorang dapat terlihat dari dua
Densmoor (2019) yang mencermati kehidupan spi- aspek yaitu aspek vertikal dan horizontal. Aspek
ritualitas dan religiousitas di era revolusi industri vertikal ialah diperbaharuinya hubungan seseorang
4.0. Ketiga buku tersebut dipilih karena perubahan dengan Allah yang dikokohkan melalui firman Allah
sosial yang terjadi saat ini tidak lepas dari era revo- dan doa. Sedangkan horizontal ditandai dengan prak-
lusi industri 4.0 dan society 5.0. Penulis juga meng- tik iman dalam hubungan dengan sesama. Pendidik-
gunakan sumber-sumber lain yang dielaborasi men- an Kristen juga bertujuan untuk melaksanakan man-
jadi sebuah gagasan. Selain itu, penulis juga mencer- dat pemuridan (Nainggolan, 2009; Sagala, 2016). Se-
mati konsep Alkitabiah yang berkaitan dengan isu mua orang percaya adalah murid Kristus dan mem-
ini sehingga gagasan yang dikemukakan memiliki punyai hak untuk memperoleh pemeliharaaan dan
landasan teologis Alkitabiah. Hasil analisis terhadap pertumbuhan untuk menjadikannya murid-murid
sumber-sumber tersebut kemudian penulis sajikan Kristus (Darmawan, 2017, 2019). Tujuan berikutnya
secara deskriptif. dari pendidikan agama Kristen adalah pembentuk-
kan karakter dan spiritual (Hartono, 2018; Sidjabat,
PEMBAHASAN 2019). Kehidupan rohani yang bertumbuh terjadi sa-
lah satunya karena adanya penanaman nilai-nilai ro-
Penguatan Keyakinan Iman Kristen hani yang dihasilkan dari proses pembelajaran. Da-
Pengaruh revolusi industri 4.0 terhadap lam hal ini, pendidikan Kristen memiliki tujuan agar
individu manusia adalah mendorong manusia pada orang percaya terus bertumbuh secara rohani (Naing-
persoalan etis yang baru. Schwab (2019, pp. 127– golan, 2009; Sagala, 2016).
129) memandang bahwa perkembangan teknologi Sesuai dengan tujuan pendidikan agama
telah menyentuh aspek identitas diri, moral dan etis. Kristen di atas, maka ada tugas pedagogis gembala
Masalah lainnya adalah sentuhan sosial dapat dalam membantu jemaat menghadapi perubahan so-
berubah seiring dengan perubahan perilaku manusia. sial yaitu penguatan keyakinan iman Kristen. Objan-
Schwab (2019, p. 131) menekankan bahwa kebutuh- toro (2014, 2018) mengungkapkan bahwa pluralitas
an manusia yang perlu dipecahkan adalah manusia agama-agama selalu ada dalam dua sisi yaitu mem-
memerlukan sentuhan manusiawi. Selain itu Haqqi beri nilai positif maupun tantangan. Bagi Objantoro
dan Wijayati (2019, p. 35) mengungkapkan bahwa (2018) pluralitas dan perubahan kehidupan sosial
perkembangan teknologi di era revolusi industri 4.0 manusia memberi tantangan bagi keyakinan iman
membawa perubahan sosial dimana terjadi ketim- seseorang. Misalnya untuk dapat hidup di tengah
pangan antar masyarakat. Mencermati situasi terse- masyarakat yang terus berubah dan memberi tan-
but, era masyarakat 5.0 mencoba menyeimbangkan tangan anggota jemaat akan mengubah pandangan
antara perkembangan teknologi dengan aspek etis, hidup Kristennya atau keyakinan imannya agar da-
manusiawi, spiritual, dan psikologis. Oleh sebab itu, pat diterima dengan baik. Dalam hal ini, keyakinan
dalam konteks keristenan perlu ada penguatan iman iman Kristen harusnya tidak berubah melainkan di-
Kristen jemaat sehingga mampu menggunakan nilai- perkuat kemudian dinyatakan dalam kehidupan so-
nilai kekristenan menghadapi perubahan zaman. sial. Dalam konteks ini, sejatinya hukum “Kasihilah
Tujuan pendidikan Kristen adalah memban- Tuhan Allahmu…. di tunjukkan dalam kehidupan
tu setiap orang percaya untuk mengalami pertobatan. sosial. Nilai-nilai iman Kristen seperti kasih terha-
Dalam iman Kristen, pertobatanlah yang memung- dap sesama manusia mewarnai kehidupan sosial yang
kinkan tiap-tiap orang dapat melihat Kerajaan Allah terus berubah. Kemudian nilai-nilai iman Kristen
Lenda Dabora J.F. Sagala, Tugas Pedagogis Gembala Dalam Menyiapkan Warga Gereja …. 169
di internet. Terjemahan data tersebut kemudian diha- rempuan itu, tetapi Yesus hadir membawa pemba-
rapkan menjadi sebuah kearifan baru sehingga dapat haruan hidup bagi perempuan tersebut; 3) Perjum-
meningkatkan kemampuan manusia untuk membuka paan Zakheus dan Yesus juga merupakan bukti bah-
peluang kemanusiaan. wa Yesus menekankan nilai kemanusiaan (Luk.
Sesuai dengan paparan di atas, maka tugas 19:1-10). Yesus memutuskan untuk masuk rumah
pedagogis gembala adalah melalukan penguatan ni- Zakheus dan makan sehidangan dengannya. Keha-
lai kemanusiaan pada warga gereja. Penguatan nilai diran Yesus di rumah Zakheus yang tidak disukai
kemanusiaan sangat berkaitan dengan ciri pendidik- orang tampak membawa pembaharuan pada diri Za-
an Kristen yang berorientasi pada terjadinya pemba- kheus; 4) Perjumpaan Yesus dengan Matius, seorang
haruan, penghayatan, pembentukan sikap serta pem- pemungut cukai juga menunjukkan bahwa ada nilai
bentukan jadi diri manusia (Nainggolan, 2009, p. kemanusiaan dalam diri Yesus (Mat. 9:9-13; Mrk.
79). Implikasi dari ciri pendidikan Kristen adalah 2:13-17; Luk. 5:27-32). Kehadiran Yesus di hadapan
ada tugas pedagogis gembala untuk menguatkan ni- Zakheus tampaknya mengubah pandangan Matius
lai kemanusiaan pada setiap anggota jemaat. Pen- akan dirinya dan akhirnya mengikut Yesus; 5) Belas
didikan agama Kristen berorientasi kepada manusia kasihan Yesus pada manusia juga tampak ketika Ia
yaitu menyangkut pembaharuannya, penghayatannya, menyembuhkan orang-orang sakit (Mat. 8:14-17;
pembentukkan sikap dan perilakunya serta pemben- 14:34-36; Mrk. 6:53-56; 7:31-37; Luk. 4:40; 10:9;
tukkan jati dirinya. Yoh. 5:3; 6:2). Yesus menjamah orang lumpuh,
Tugas pedagogis gembala dalam hal ini ada- orang buta, dan sakit kusta. Dalam setiap peristiwa
lah mewartakan nilai-nilai kemanusiaan baik melalui di mana Yesus menyembuhkan orang-orang sakit,
khotbah, kelompok pendalaman Alkitab, maupun pe- justru Yesus tampak menaruh perhatian pada orang-
layanan personal. Gembala perlu merancang sebuah orang tersebut. Umumnya orang-orang tersebut di-
kurikulum khotbah maupun pendalaman Alkitab anggap kelas rendah, tetapi Yesus memandang bah-
yang berorientasi pada nilai kemanusiaan. Kuriku- wa mereka adalah orang-orang yang butuh perto-
lum tersebut tentunya berfokus pada sosok Yesus longan dan perlu dibangun kembali kehidupannya;
yang menjadi model dalam kehidupan sosial. 6) Peristiwa kerasukan di Gerasa juga menampilkan
Yesus telah memberi contoh bagaimana me- Yesus menekankan nilai kemanusiaan (Mat 8:28-34;
manusiakan manusia. Beberapa contoh yang Yesus Mark 5:1-20; Luk 8:26-39). Dalam peristiwa terse-
lakukan adalah 1) Yesus menolong perempuan sun- but, Yesus justru menekankan pada pentingnya kese-
dal yang ingin dirajam karena dosanya (Yoh. 8:1- lamatan orang yang kerasukan tersebut. Yesus me-
11). Dalam peristiwa tersebut, Yesus justru berbi- manusiakan orang kerasukan tersebut dengan me-
cara bahwa siapa di antara mereka yang tidak ber- minta para murid memberinya pakaian. Umumnya
buat dosa maka ia boleh lebih dahulu merajam pe- orang yang dianggap gila seperti dalam peristiwa di
rempuan tersebut. Peristiwa ini menunjukkan bahwa Gerasa dikuncilkan oleh masyarakat, dianggap najis,
semua manusia berdosa, tetapi Yesus menaruh nilai dan hina. Tindakan Yesus dalam hal ini justru ber-
kemanusiaan dalam peristiwa itu; 2) Kisah lainnya beda apa yang umumnya orang lakukan, yang tampil
adalah kisah tentang perempuan Samaria yang ber- adalah rasa kasih dan kemanusiaan Yesus.
jumpa dengan Yesus di sumur Yakub (Yoh. 4:1-42). Teladan Yesus seperti dalam penjelasan di
Perjumpaan itu dianggap sebagai sebuah peristiwa atas dapat menjadi acuan dalam pembinaan warga
yang tidak umum pada waktu itu. Tetapi dalam gereja untuk penanaman nilai-nilai kemanusiaan. Itu
peristiwa itu, Yesus justru menunjukkan nilai kema- sebabnya kurikulum pembinaan gereja perlu diarah-
nusiaan pada perempuan itu. Yesus justru menya- kan kepada penanaman nilai kemanusiaan yang
darkan perempuan tersebut akan kehidupannya yang mungkin menjadi luntur di tengah perubahan sosial
tidak benar. Yesus tidak menolak atau menjauhi pe- masyarakat. Gembala dalam hal ini berperan mem-
Lenda Dabora J.F. Sagala, Tugas Pedagogis Gembala Dalam Menyiapkan Warga Gereja …. 171
Komunikasi injil dapat memudar karena tan- Warga gereja perlu diperlengkapi untuk dapat me-
tangan zaman. Perubahan pola pikir manusia ten- ngomunikasikan Injil di tengah perubahan cara pan-
tang spiritualitas menuntut tindakan nyata gereja. dang tentang kekristenan. Selain itu peluang yang
Oleh sebab itu menghadapi perubahan sosial di era disediakan di era revolusi industri 4.0 dan masyara-
masyarakat 5.0 gembala berperan untuk memberikan kat 5.0 terbuka luas bagi komunikasi Injil secara luas.
pembinaan yang mengarah pada komunikasi Injil.
DAFTAR RUJUKAN
Berhitu, R. J. (2014). Peran Gembala Jemaat Harmadi, M., & Diana, R. (2020). Tinjauan Psiko-
Terhadap Pengembangan Pelayanan Holistik Teologi Terhadap Fenomena Kekerasan
Di Gereja Kemah Injil Indonesia Jemaat Dalam Pacaran Pada Remaja. Evangelikal:
Yegar Sahaduta Jayapura. Jurnal Jaffray, Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga
12(2), 273–290. Jemaat, 4(1), 92–102.
https://doi.org/10.25278/jj71.v12i2.19 Hartono, H. (2018). Membentuk Karakter Kristen
Darmawan, I. P. A. (2017). Murid yang Pada Anak Keluarga Kristen. Kurios, 2(1),
Memuridkan. In Melaksanakan Amanat 62–69. https://doi.org/10.30995/kur.v2i1.22
Agung Di Abad 21. Ungaran: Sekolah Katarina, K., & Darmawan, I. P. A. (2019).
Tinggi Teologi Simpson. Implikasi Alkitab dalam Formasi Rohani
Darmawan, I. P. A. (2019). Jadikanlah Murid: Tugas pada Era Reformasi Gereja. EPIGRAPHE:
Pemuridan Gereja Menurut Matius 28:18- Jurnal Teologi Dan Pelayanan Kristiani, 3
20. Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan (2), 81–93.
Pembinaan Warga Jemaat, 3(2), 144–153. https://doi.org/10.33991/epigraphe.v3i2.85
Densmoor, M. (2019). Injil Bagi Free Thinker. Mumtaha, H. A., & Khoiri, H. A. (2019). Analisis
Surabaya: Momentum. Dampak Perkembangan Revolusi Industri
Diana, R. (2019a). Peran Komunikator Kristen 4.0 dan Society 5.0 Pada Perilaku
Dalam Strategi Pekabaran Injil Di Era Masyarakat Ekonomi (E-Commerce).
Revolusi Industri 4.0. Integritas: Jurnal JURNAL PILAR TEKNOLOGI : Jurnal
Teologi, 1(1), 66–73. Ilmiah Ilmu Ilmu Teknik, 4(2), 55–60.
Diana, R. (2019b). Prinsip Teologi Kristen https://doi.org/10.33319/piltek.v4i2.39
Pendidikan Orang tua terhadap Anak di Era Nainggolan, J. M. (2009). PAK Dalam Masyarakat
Revolusi Industri 4.0. BIA’: Jurnal Teologi Majemuk Pedoman Bagi Guru Agama
Dan Pendidikan Kristen Kontekstual, 2(1), Kristen Dalam Mengajar. Bandung: Bina
27–39. https://doi.org/10.34307/b.v2i1.79 Media Informasi.
Diana, R., Katarina, K., Tamara, Y., & Priskila, K. Objantoro, E. (2014). Pluralisme Agama-Agama:
(2019). Prinsip Hidup Kristen di Tengah Tentangan Bagi Teologi Kristen. Jurnal
Masyarakat yang Majemuk. Veritas Lux Simpson: Jurnal Teologi dan Pendidikan
Mea (Jurnal Teologi Dan Pendidikan Agama Kristen, 1(1), 61–80.
Kristen), 1(2), 90–99. Objantoro, E. (2018). Religious Pluralism And
Fukuyama, M. (2018). Society 5.0: Aiming for a Christian Responses. Evangelikal: Jurnal
New Human-Centered Society. Japan Teologi Injili Dan Pembinaan Warga
SPOTLIGHT, (2), 47–50. Jemaat, 2(1), 123–133.
Haqqi, H., & Wijayati, H. (2019). Revolusi Industri Octavianus, S. (2018). Analisis Penggunaan
4.0 di tengah Society 5.0. Yogyakarta: Aplikasi yesHeis Dalam Penginjilan Pribadi.
Quadrant. Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan
Lenda Dabora J.F. Sagala, Tugas Pedagogis Gembala Dalam Menyiapkan Warga Gereja …. 173