Anda di halaman 1dari 8

Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat ISSN 2548-7558 (Online)

Volume 4, Nomor 2, Juli 2020: 166-173 2548-7868 (Cetak)

TUGAS PEDAGOGIS GEMBALA DALAM MENYIAPKAN WARGA


GEREJA MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL
Lenda Dabora J.F. Sagala
Sekolah Tinggi Teologi Simpson
Email: lendadsagala@gmail.com

Abstract: Social change is an inevitable conversation. Everyone needs to be prepared for social change.
Likewise for church members, they need to be prepared for social change and there must be a pastoral
pedagogical task in preparing church people for social change. The author conducts research by analyzing
literature analysis to examine the issue. To prepare church members for social change, a pastor needs to
conduct coaching that emphasizes Christian beliefs, so that these beliefs can be demonstrated in daily life.
Then the second pedagogical task is the value of trust in church members. Human needs in the era of
society 5.0 are strengthening the value of consideration and understanding in this context based on
Christian principles. Gospel communication can fade because of the challenges of the times, but opposes
social change in the era of the 5.0 shepherd community in support of providing guidance that leads to
gospel communication. Church members need to be equipped to be able to communicate the gospel in the
midst of a Christian perspective.

Keywords: Pastoral Pedagogical, Social Change, Church Citizens.

Abstrak: Perubahan sosial adalah sebuah situasi yang tidak bisa dihindari. Setiap orang perlu
dipersiapkan dalam menghadapi perubahan sosial. Demikian pula bagi warga gereja, mereka perlu
dipersiapkan untuk menghadapi perubahan sosial dan tentunya ada tugas pedagogis gembala dalam
menyiapkan warga gereja untuk meghadapi perubahan sosial. Penulis melakukan penelitian dengan
pendekatan analisis literatur untuk mengkaji isu tersebut. Untuk mempersiapkan warga gereja
menghadapi perubahan sosial seorang gembala perlu melakukan pembinaan yang menekankan pada
penguatan keyakinan iman Kristen, sehingga keyakinan tersebut dapat didemonstrasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Kemudian tugas pedagogis kedua adalah memperkuat nilai kemanusiaan pada
warga gereja. Kebutuhan manusia di era masyarakat 5.0 adalah penguatan nilai kemanusiaan dan tentunya
dalam konteks ini berdasarkan prinsip-prinsip kekristenan. Komunikasi injil dapat memudar karena
tantangan zaman, tetapi menghadapi perubahan sosial di era masyarakat 5.0 gembala berperan untuk
memberikan pembinaan yang mengarah pada komunikasi Injil. Warga gereja perlu diperlengkapi untuk
dapat mengomunikasikan Injil di tengah perubahan cara pandang tentang kekristenan.

Kata kunci: Pedagogis Gembala, Perubahan Sosial, Warga Gereja.

PENDAHULUAN an, di era ini ada generasi emas yang juga butuh per-
Perkembangan kehidupan manusia di abad 21 hatian. Generasi emas ini menurut Prasetyo (2019)
telah memasuki era revolusi industri 4.0 yang meng- memiliki kreatifitas, inovasi, dan kemampuan adap-
hasilkan perubahan perilaku kehidupan manusia. Ji- tif yang tinggi, tetapi perlu didampingin agar berka-
ka mencermati perubahan yang terjadi dalam kehi- rakter, memiliki interakasi sosial yang baik, dan ke-
dupan masyarakat, era revolusi industri 4.0 mengha- hidupan moral yang unggul.
silkan perubahan dari kehidupan masyarakat sosial Selain situasi di atas, Diana (2019b) meng-
dengan gotong royong, menjadi lebih individualistik ungkapkan bahwa perkembangan teknologi di era re-
(Ronda, 2019). Perkembangan kehidupan manusia di volusi industri 4.0 dapat berdampak pada pelaksana-
era revolusi industri 4.0 dan masyarakat 5.0 tampak- an pendidikan Kristen. Salah satu yang menjadi tan-
nya menyentuh bebagai bidang seperti bidang ekono- tangan adalah perubahan perilaku sosial yang cen-
mi, pendidikan, kehidupan sosial dan berbagai bidang derung menjadi lebih individualistik, oleh sebab itu
lainnya (Mumtaha & Khoiri, 2019). Walau demiki- tantangan tersebut perlu dijawab oleh pendidik Kris-

166 Volume 4, Nomor 2, Juli 2020


ten baik dalam hal ini orang tua, guru, maupun gem- bahwa gembala memegang peranan penting. Peneli-
bala atau pendeta. Masalah yang berkaitan dengan tian yang dilakukan Widiyanto dan Susanto (2020),
interaksi sosial pada remaja Kristen adalah terjadi- Berhitu (2014), dan penelitian Tafonao (2018) me-
nya kekerasan dalam pacaran. Masalah ini menurut nunjukkan bahwa Gembala memiliki peranan pen-
Harmadi dan Diana (2020) adalah masalah individu ting untuk pembinaan rohani, mengembangkan pela-
yang kemudian menjadi masalah dalam interaksi so- yanan, memotivasi, dan mendorong warga gereja
sial. Masalah interaksi sosial yang terjadi di era re- terlibat dalam pelayanan. Secara umum, Tanya (1999,
volusi industri 4.0 adalah perubahan dari perilaku so- p. 98) menjelaskan bahwa fungsi pedagogis gembala
sial interaksi langsung menjadi interaksi sosial adalah sebagai pengajar secara umum di jemaat.
enginering (Palinggi, Palelleng, & Allolinggi, 2020). Dalam tugas ini, gembala harus memastikan bahwa
Hasil dari perkembangan teknologi juga ber- warga gereja adalah bagian dari komunitas belajar.
dampak pada pola komunikasi antar manusia. Hal Fungsi berikutnya adalah memberikan pengajaran
itu tidak lain sebagai dampak terhadap perubahan melalui kelas katekisasi, memberi pengajaran teologi
sosial. Diana (2019a) memandang pesatnya perkem- sebab warga gereja membutuhkan pengetahuan teo-
bangan teknologi memberi peluang pada komunikasi logis, dan menyampaikan khotbah di mimbar gereja
iman Kristen hanya tetap memperhatikan nilai-nilai (Tanya, 1999, pp. 98–99). Penjelesanan Tanya ten-
kekristenan dan interaksi sosial. Diana, Katarina, Ta- tang fungsi pedagogis gembala tampaknya masih
mara, dan Priskila (2019, p. 91) berpendapat bahwa bersifat umum. Menghadapi perubahan sosial masya-
setiap manusia adalah makhluk sosial yang terus rakat, fungsi pedagogis gembala tampaknya perlu di-
berinteraksi dengan manusian lainnya. Dalam hal ini pertajam sehingga dapat memberikan kontribusi po-
orang Kristen perlu diperlengkapi untuk dapat me- sitif. Oleh sebab itu, rumusan masalah dalam kajian
mahami, menghargai, dan berinteraksi dengan sesa- ini adalah apa peran pedagogis gembala dalam me-
ma manusia. Dengan demikian, menurut Diana, orang nyiapkan warga gereja menghadapi perubahan so-
Kristen dapat hidup berinteraksi sosial dengan baik. sial? Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan
Selain itu, sejarah panjang kehidupan ma- tentang peran pedagogis gembala dalam menyiapkan
syarakat di Indonesia yang diwarnai berbagai kon- warga gereja menghadapi perubahan sosial.
flik dengan nuansa SARA telah menjadi tantangan
yang harus dijawab oleh gereja. Sagala (2016) meng- METODE
ungkapkan bahwa pemahaman yang kurang menda- Pendekatan penelitian yang digunakan da-
lam maupun perbedaan tafsir terhadap esensi ajaran lam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan
agama dapat menjadi faktor penyebab terjadinya analisis pustaka. Penelitian kualiatif dalam konteks
masalah kerukunan antar umat beragama. Konflik penelitian keagamaan dapat berupa penelitian pusta-
antara masyarakat awalnya bisa saja terkait dengan ka sehingga memberikan gagasan pemecahan masa-
isu permasalahan sosial, ekonomi dan politik yang lah maupun gagasan teoritis praktis (Purwanto,
kemudian berkembang menjadi konflik antar umat 2016; Zaluchu, 2020). Gagasan awal penulis dida-
beragama. Hal ini biasanya dipicu karena timbulnya sarkan pada tulisan Tanya (1999) tentang gereja dan
rasa solidaritas antarkelompok yang berbeda pan- pendidikan agama Kristen, kemudian tulisan Naing-
dangan keagamaan (Stefanus, 2009, p. 50). golan (2009) berkaitan dengan pendidikan agama
Dalam rangka menyiapkan warga gereja Kristen dalam konteks masyarakat majemuk, dan tu-
menghadapi perubahan sosial, maka gereja perlu lisan Stefanus (2009) yang juga bicara tentang ke-
menjalankan fungsi pedagogisnya. Dalam konteks majemukan. Karena gagasan awal yang bersumber
ini, tentunya untuk menjalankan fungsi tersebut gem- dari tiga buku tersebut sudah agak lampau, maka pe-
bala memegang peranan penting. Untuk membina nulis menganalisis beberapa artikel jurnal terbaru
jemaat agar mengalami pertumbuhan rohani tampak yang membahas tentang masyarakat majemuk, peran

Lenda Dabora J.F. Sagala, Tugas Pedagogis Gembala Dalam Menyiapkan Warga Gereja …. 167
gembala, dan kehidupan sosial masyarakat. Kemu- dan mengalami kelahiran baru dalam Kristus (Sa-
dian menganalisis tulisan Schwab (2019), tulisan gala, 2016). Pendidikan Kristen juga bertujuan untuk
Haqqi dan Wijayati (2019) yang membahas tentang orang percaya mengalami pertumbuhan rohani. Per-
revolusi industri 4.0 dan society 5.0, dan tulisan tumbuhan rohani seseorang dapat terlihat dari dua
Densmoor (2019) yang mencermati kehidupan spi- aspek yaitu aspek vertikal dan horizontal. Aspek
ritualitas dan religiousitas di era revolusi industri vertikal ialah diperbaharuinya hubungan seseorang
4.0. Ketiga buku tersebut dipilih karena perubahan dengan Allah yang dikokohkan melalui firman Allah
sosial yang terjadi saat ini tidak lepas dari era revo- dan doa. Sedangkan horizontal ditandai dengan prak-
lusi industri 4.0 dan society 5.0. Penulis juga meng- tik iman dalam hubungan dengan sesama. Pendidik-
gunakan sumber-sumber lain yang dielaborasi men- an Kristen juga bertujuan untuk melaksanakan man-
jadi sebuah gagasan. Selain itu, penulis juga mencer- dat pemuridan (Nainggolan, 2009; Sagala, 2016). Se-
mati konsep Alkitabiah yang berkaitan dengan isu mua orang percaya adalah murid Kristus dan mem-
ini sehingga gagasan yang dikemukakan memiliki punyai hak untuk memperoleh pemeliharaaan dan
landasan teologis Alkitabiah. Hasil analisis terhadap pertumbuhan untuk menjadikannya murid-murid
sumber-sumber tersebut kemudian penulis sajikan Kristus (Darmawan, 2017, 2019). Tujuan berikutnya
secara deskriptif. dari pendidikan agama Kristen adalah pembentuk-
kan karakter dan spiritual (Hartono, 2018; Sidjabat,
PEMBAHASAN 2019). Kehidupan rohani yang bertumbuh terjadi sa-
lah satunya karena adanya penanaman nilai-nilai ro-
Penguatan Keyakinan Iman Kristen hani yang dihasilkan dari proses pembelajaran. Da-
Pengaruh revolusi industri 4.0 terhadap lam hal ini, pendidikan Kristen memiliki tujuan agar
individu manusia adalah mendorong manusia pada orang percaya terus bertumbuh secara rohani (Naing-
persoalan etis yang baru. Schwab (2019, pp. 127– golan, 2009; Sagala, 2016).
129) memandang bahwa perkembangan teknologi Sesuai dengan tujuan pendidikan agama
telah menyentuh aspek identitas diri, moral dan etis. Kristen di atas, maka ada tugas pedagogis gembala
Masalah lainnya adalah sentuhan sosial dapat dalam membantu jemaat menghadapi perubahan so-
berubah seiring dengan perubahan perilaku manusia. sial yaitu penguatan keyakinan iman Kristen. Objan-
Schwab (2019, p. 131) menekankan bahwa kebutuh- toro (2014, 2018) mengungkapkan bahwa pluralitas
an manusia yang perlu dipecahkan adalah manusia agama-agama selalu ada dalam dua sisi yaitu mem-
memerlukan sentuhan manusiawi. Selain itu Haqqi beri nilai positif maupun tantangan. Bagi Objantoro
dan Wijayati (2019, p. 35) mengungkapkan bahwa (2018) pluralitas dan perubahan kehidupan sosial
perkembangan teknologi di era revolusi industri 4.0 manusia memberi tantangan bagi keyakinan iman
membawa perubahan sosial dimana terjadi ketim- seseorang. Misalnya untuk dapat hidup di tengah
pangan antar masyarakat. Mencermati situasi terse- masyarakat yang terus berubah dan memberi tan-
but, era masyarakat 5.0 mencoba menyeimbangkan tangan anggota jemaat akan mengubah pandangan
antara perkembangan teknologi dengan aspek etis, hidup Kristennya atau keyakinan imannya agar da-
manusiawi, spiritual, dan psikologis. Oleh sebab itu, pat diterima dengan baik. Dalam hal ini, keyakinan
dalam konteks keristenan perlu ada penguatan iman iman Kristen harusnya tidak berubah melainkan di-
Kristen jemaat sehingga mampu menggunakan nilai- perkuat kemudian dinyatakan dalam kehidupan so-
nilai kekristenan menghadapi perubahan zaman. sial. Dalam konteks ini, sejatinya hukum “Kasihilah
Tujuan pendidikan Kristen adalah memban- Tuhan Allahmu…. di tunjukkan dalam kehidupan
tu setiap orang percaya untuk mengalami pertobatan. sosial. Nilai-nilai iman Kristen seperti kasih terha-
Dalam iman Kristen, pertobatanlah yang memung- dap sesama manusia mewarnai kehidupan sosial yang
kinkan tiap-tiap orang dapat melihat Kerajaan Allah terus berubah. Kemudian nilai-nilai iman Kristen

168 Volume 4, Nomor 2, Juli 2020


dalam kalimat “kasihilah musuhmu” juga merupa- menengah dan bawah yang menjadi semakin jelas.
kan nilai penting dalam membangun kerukunan dan Kondisi tersebut membutuhkan sentuhan manusiawi
kehidupan sosial. Menurut Stefanus (2009) landasan atau aspek humanism dan hal ini sejalan dengan ha-
teologisnya adalah manusia adalah ciptaan Allah rapan dari era masyarakat 5.0 (Fukuyama, 2018).
yang diciptakan segambar dengan Penciptanya (Kej. Haqqi dan Wijayati (2019, p. 171) mengungkapkan
1). Memang dosa telah merusak gambar tersebut, bahwa di era masyarakat 5.0 diharapkan manusia
tetapi karya Kristus telah membuat orang percaya mampu menghadirkan kerekatan antar manusia dan
mewarisi gambar Kristus yang penuh kasih, kemu- dapat saling menghormati. Manusia tidak hanya men-
rahan, dan anugerah. jadi larut menjadi masyarakat yang konsumtif de-
Dari uraian di atas maka dalam tugas pe- ngan produk perkembangan teknologi dan menga-
nguatan keyakinan iman Kristen, gembala menyiap- baikan aspek kemanusiaan. Sama seperti pemerintah
kan jemaat untuk mampu memahami keyakinan Jepang yang antisipatif terhadap kondisi ini, maka
iman Kristenya sehingga warga gereja mampu men- dalam konteks ini gereja melalui gembala juga perlu
demonstrasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Pe- antisipatif. Oleh karena itu, perlu penanaman nilai-
nenakan pada pendalaman pemahaman teologi dan nilai humanism yang sejalan dengan perkembangan
Alkitab sangat penting dalam pembentukan spirituali- zaman tetapi tetap berlandaskan nilai-nilai kekris-
tas. Sebagai contoh pada masa reformasi gereja, tin- tenan.
dakan praktis warga gereja mengalami masalah. Humanism umumnya dipandang sebagai
Faktornya adalah pemahaman yang salah akan ke- suatu nilai yang bertentangan dengan keyakinan
yakinan iman Kristen. Itu sebabnya para reformator Kristen. Tetapi Alkitab dalam Kejadian 2 menunjuk-
menekankan pada Sola Scriptura, sebab dengan kem- kan bahwa Allah menciptakan manusia dengan nilai
bali pada pemahan teologi alkitabiah pola piker dan humanism atau kemanusiaan. Secara teologis menu-
tindakan praktis warga gereja pada masa itu dapat rut Stefanus (2009), orang percaya adalah umat
mengalami perubahan (Katarina & Darmawan, 2019). Allah yang dipanggil keluar agar menjadi umat ke-
Dalam upaya itu, tidak heran jika Luther terus sayangan-Nya. Dalam hal ini ada tanggungjawab un-
mengajar warga gereja agar mengalami perubahan tuk melakukan pelayanan kebersamaan manusia
pola pikir yang kemudian didemonstrasikan dalam (Sagala, 2016). Secara teologis, Allah tidak mencip-
kehidupan sehari-hari. takan manusia atau masyarakat kelas dua, tetapi Ia
menciptakan manusia serupa dengan gambar-Nya
Penguatan Nilai Kemanusiaan (Kej. 1:26-27). Walau manusia telah jatuh dalam do-
Schwab (2019, p. 131) serta Haqqi dan Wi- sa, Kejadian 3 menampilkan Allah yang datang me-
jayati (2019, p. 36) melihat adanya perubahan nilai manusiakan manusia dan menolongnya. Oleh sebab
etis, moral, dan identitas yang kemudian berdampak itu, setiap orang percaya perlu diperlengkapi agar
pada perubahan nilai kemanusiaan. Persaingan kerja memiliki nilai kemanusiaan yang dilandaskan kasih
sebagai dampak dari otomasi juga mengubah perila- Kristus.
ku sosial masyarakat. Manusia menjadi bersaing un- Memasuki era masyarakat 5.0, telah terjadi
tuk memperoleh pekerjaan, bahkan ada kalanya perubahan tingkah laku mansyarakat yang terus me-
mengambil jalan yang salah. Haqqi dan Wijayati ngikuti perkembangan teknologi sebagai hasil dari
(2019, p. 43) mencermati persaingan pekerjaan di revolusi industri 4.0 dan berpusat pada kebutuhan
kota berdampak pada perilaku masyarakat desa yang manusia (Mumtaha & Khoiri, 2019, p. 55). Lebih
datang ke kota. Haqqi dan Wijayati melihat terjadi- lanjut Muntaha dan Khoiri (Mumtaha & Khoiri,
nya prostitusi di perkotaan adalah akibat dari ma- 2019, p. 55) menjelaskan bahwa perilaku manusia di
salah ini. Masalah lain menurut Schwab (2019, p. era masyarakat 5.0 diterjemahkan dengan kecerdas-
117) adalah terjadinya kesenjangan masyarakat atas, an buatan, lalu ditransformasikan dengan jutaan data

Lenda Dabora J.F. Sagala, Tugas Pedagogis Gembala Dalam Menyiapkan Warga Gereja …. 169
di internet. Terjemahan data tersebut kemudian diha- rempuan itu, tetapi Yesus hadir membawa pemba-
rapkan menjadi sebuah kearifan baru sehingga dapat haruan hidup bagi perempuan tersebut; 3) Perjum-
meningkatkan kemampuan manusia untuk membuka paan Zakheus dan Yesus juga merupakan bukti bah-
peluang kemanusiaan. wa Yesus menekankan nilai kemanusiaan (Luk.
Sesuai dengan paparan di atas, maka tugas 19:1-10). Yesus memutuskan untuk masuk rumah
pedagogis gembala adalah melalukan penguatan ni- Zakheus dan makan sehidangan dengannya. Keha-
lai kemanusiaan pada warga gereja. Penguatan nilai diran Yesus di rumah Zakheus yang tidak disukai
kemanusiaan sangat berkaitan dengan ciri pendidik- orang tampak membawa pembaharuan pada diri Za-
an Kristen yang berorientasi pada terjadinya pemba- kheus; 4) Perjumpaan Yesus dengan Matius, seorang
haruan, penghayatan, pembentukan sikap serta pem- pemungut cukai juga menunjukkan bahwa ada nilai
bentukan jadi diri manusia (Nainggolan, 2009, p. kemanusiaan dalam diri Yesus (Mat. 9:9-13; Mrk.
79). Implikasi dari ciri pendidikan Kristen adalah 2:13-17; Luk. 5:27-32). Kehadiran Yesus di hadapan
ada tugas pedagogis gembala untuk menguatkan ni- Zakheus tampaknya mengubah pandangan Matius
lai kemanusiaan pada setiap anggota jemaat. Pen- akan dirinya dan akhirnya mengikut Yesus; 5) Belas
didikan agama Kristen berorientasi kepada manusia kasihan Yesus pada manusia juga tampak ketika Ia
yaitu menyangkut pembaharuannya, penghayatannya, menyembuhkan orang-orang sakit (Mat. 8:14-17;
pembentukkan sikap dan perilakunya serta pemben- 14:34-36; Mrk. 6:53-56; 7:31-37; Luk. 4:40; 10:9;
tukkan jati dirinya. Yoh. 5:3; 6:2). Yesus menjamah orang lumpuh,
Tugas pedagogis gembala dalam hal ini ada- orang buta, dan sakit kusta. Dalam setiap peristiwa
lah mewartakan nilai-nilai kemanusiaan baik melalui di mana Yesus menyembuhkan orang-orang sakit,
khotbah, kelompok pendalaman Alkitab, maupun pe- justru Yesus tampak menaruh perhatian pada orang-
layanan personal. Gembala perlu merancang sebuah orang tersebut. Umumnya orang-orang tersebut di-
kurikulum khotbah maupun pendalaman Alkitab anggap kelas rendah, tetapi Yesus memandang bah-
yang berorientasi pada nilai kemanusiaan. Kuriku- wa mereka adalah orang-orang yang butuh perto-
lum tersebut tentunya berfokus pada sosok Yesus longan dan perlu dibangun kembali kehidupannya;
yang menjadi model dalam kehidupan sosial. 6) Peristiwa kerasukan di Gerasa juga menampilkan
Yesus telah memberi contoh bagaimana me- Yesus menekankan nilai kemanusiaan (Mat 8:28-34;
manusiakan manusia. Beberapa contoh yang Yesus Mark 5:1-20; Luk 8:26-39). Dalam peristiwa terse-
lakukan adalah 1) Yesus menolong perempuan sun- but, Yesus justru menekankan pada pentingnya kese-
dal yang ingin dirajam karena dosanya (Yoh. 8:1- lamatan orang yang kerasukan tersebut. Yesus me-
11). Dalam peristiwa tersebut, Yesus justru berbi- manusiakan orang kerasukan tersebut dengan me-
cara bahwa siapa di antara mereka yang tidak ber- minta para murid memberinya pakaian. Umumnya
buat dosa maka ia boleh lebih dahulu merajam pe- orang yang dianggap gila seperti dalam peristiwa di
rempuan tersebut. Peristiwa ini menunjukkan bahwa Gerasa dikuncilkan oleh masyarakat, dianggap najis,
semua manusia berdosa, tetapi Yesus menaruh nilai dan hina. Tindakan Yesus dalam hal ini justru ber-
kemanusiaan dalam peristiwa itu; 2) Kisah lainnya beda apa yang umumnya orang lakukan, yang tampil
adalah kisah tentang perempuan Samaria yang ber- adalah rasa kasih dan kemanusiaan Yesus.
jumpa dengan Yesus di sumur Yakub (Yoh. 4:1-42). Teladan Yesus seperti dalam penjelasan di
Perjumpaan itu dianggap sebagai sebuah peristiwa atas dapat menjadi acuan dalam pembinaan warga
yang tidak umum pada waktu itu. Tetapi dalam gereja untuk penanaman nilai-nilai kemanusiaan. Itu
peristiwa itu, Yesus justru menunjukkan nilai kema- sebabnya kurikulum pembinaan gereja perlu diarah-
nusiaan pada perempuan itu. Yesus justru menya- kan kepada penanaman nilai kemanusiaan yang
darkan perempuan tersebut akan kehidupannya yang mungkin menjadi luntur di tengah perubahan sosial
tidak benar. Yesus tidak menolak atau menjauhi pe- masyarakat. Gembala dalam hal ini berperan mem-

170 Volume 4, Nomor 2, Juli 2020


prakarsai dan mengimplementasikannya dalam pem- sosial dan berdampak dalam berbagai aspek kehi-
binaan warga gereja. dupan manusia, termasuk juga terkait dengan kehi-
dupan sosial.
Pembinaan Untuk Komunikasi Injil Itu sebabnya penyiapan warga gereja meng-
Era revolusi industri 4.0 dan masyarakat 5.0 hadapi situasi tersebut menjadi penting. Gembala
adalah era dengan komunikasi yang cepat. Perkem- memiliki peran penting dalam menyiapkan warga
bangan teknologi sebagai hasil dari revolusi industri gereja melakukan komunikasi Injil di era ini. Dam-
4.0 menjadikan perubahan dalam komunikasi. Pe- pak dari Covid 19 pada awal hingga menjelang ta-
luang komunikasi antar manusia menjadi semakin hun 2020 tampaknya juga berdampak pada pola ko-
mudah dan cepat (Haqqi & Wijayati, 2019; Schwab, munikasi Injil. Itu sebabnya pembinaan warga gereja
2019). Sampe (2019, p. 72) menjelaskan bahwa ko- perlu dipersiapkan menghadapi situasi ini. Penelitian
munikasi menjadi tercipta menjadi semakin cepat, Octavianus (2018) menunjukkan telah terjadinya
sehingga era ini mengubah cara manusia dalam ber- perubahan pola komunikasi Injil, tetapi peluang
komunikasi. Oleh sebab itu, kekristenan perlu men- yang disediakan di era revolusi industri 4.0 memberi
trasformasi tugas pelayanan sehingga dapat memper- kesempatan kemudahan komunikasi Injil. Aplikasi
lengkapi warga gereja menghadapi perubahan. Sam- yesHeis menjadi salah satu bentuk komunikasi Injil
pe (2019) juga menjelaskan bahwa peran pendidikan yang relevan dengan perkembangan zaman. Tetapi
Kristen dalam hal ini adalah membimbing generasi hal ini dapat berhasil jika ada peran serta gembala
Kristen agar mereka memiliki indentitas diri dan melakukan pembinaan warga gereja untuk meman-
bertumbuh secara iman. Menurut penulis, jika hal itu faatkan situasi ini.
dilakukan maka warga gereja dapat dipersiapkan un-
tuk komunikasi Injil yang lebih efektif. KESIMPULAN
Karena perubabahan pola komunikasi telah Dari analisis beberapa sumber di atas ada
terjadi maka pola komunikasi Injil juga perlu meng- beberapa tugas pedagogis gembala dalam memper-
alami perubahan. Diana (2019a) menjelaskan bahwa siapkan warga gereja menghadapi perubahan sosial.
perubahan yang terjadi di era revolusi industri me- Peran pertama adalah melakukan pembinaan yang
nuntut adanya perubahan pola komunikasi Injil. Peru- menekankan pada penguatan keyakinan iman Kris-
bahan ini dibutuhkan agar terjadi efektifitas komuni- ten, sehingga keyakinan tersebut dapat didemonstra-
kasi Injil. Sebab menurut Stefanus (2009) keselamat- sikan dalam kehidupan sehari-hari. Perubahan sosial,
an harus diberitakan bagi seluruh manusia termasuk terutama jika terjadi perubahan pada nilai-nilai ke-
dalam era ini. Dengan demikian, interaksi sosial majemukan dan multikultural, termasuk perubahan
yang terbentuk di era masyarakat 5.0 dapat menjadi padangan pluralisme dapat menyebabkan degradasi
wadah untuk mewartakan kasih Allah bagi seluruh keyakinan iman Kristen. Oleh sebab itu, perlu pe-
umat manusia. Injil yang dimaksudkan dalam kon- nguatan nilai iman Kristen sejalan dengan tantangan
teks ini adalah anugerah Allah dalam Kristus Yesus zaman.
bagi seluruh ciptaan. Kemudian tugas pedagogis kedua adalah
Beberapa masalah komunikasi Injil di era re- memperkuat nilai kemanusiaan pada warga gereja.
volusi industri 4.0 adalah perubahan pola pikir ten- Aspek kemanusiaan dapat menjadi masalah di era
tang spiritualitas (Densmoor, 2019). Densmoor 4.0 itu sebabnya kebutuhan manusia di era masya-
(2019) mengamati generasi millennial yang mendo- rakat 5.0 adalah penguatan nilai kemanusiaan. Oleh
minasi era revolusi industri 4.0 dan era masyarakat sebab itu, gembala berperan untuk menyiapkan war-
5.0 mengalami perubahan konsep tentang spirituali- ga gereja memiliki nilai kemanusiaan yang berdasar-
tas, termasuk tentang gereja. Secara teologis, dosa kan prinsip-prinsip kekristenan.
adalah salah satu faktor masalah dalam kehidupan

Lenda Dabora J.F. Sagala, Tugas Pedagogis Gembala Dalam Menyiapkan Warga Gereja …. 171
Komunikasi injil dapat memudar karena tan- Warga gereja perlu diperlengkapi untuk dapat me-
tangan zaman. Perubahan pola pikir manusia ten- ngomunikasikan Injil di tengah perubahan cara pan-
tang spiritualitas menuntut tindakan nyata gereja. dang tentang kekristenan. Selain itu peluang yang
Oleh sebab itu menghadapi perubahan sosial di era disediakan di era revolusi industri 4.0 dan masyara-
masyarakat 5.0 gembala berperan untuk memberikan kat 5.0 terbuka luas bagi komunikasi Injil secara luas.
pembinaan yang mengarah pada komunikasi Injil.

DAFTAR RUJUKAN
Berhitu, R. J. (2014). Peran Gembala Jemaat Harmadi, M., & Diana, R. (2020). Tinjauan Psiko-
Terhadap Pengembangan Pelayanan Holistik Teologi Terhadap Fenomena Kekerasan
Di Gereja Kemah Injil Indonesia Jemaat Dalam Pacaran Pada Remaja. Evangelikal:
Yegar Sahaduta Jayapura. Jurnal Jaffray, Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga
12(2), 273–290. Jemaat, 4(1), 92–102.
https://doi.org/10.25278/jj71.v12i2.19 Hartono, H. (2018). Membentuk Karakter Kristen
Darmawan, I. P. A. (2017). Murid yang Pada Anak Keluarga Kristen. Kurios, 2(1),
Memuridkan. In Melaksanakan Amanat 62–69. https://doi.org/10.30995/kur.v2i1.22
Agung Di Abad 21. Ungaran: Sekolah Katarina, K., & Darmawan, I. P. A. (2019).
Tinggi Teologi Simpson. Implikasi Alkitab dalam Formasi Rohani
Darmawan, I. P. A. (2019). Jadikanlah Murid: Tugas pada Era Reformasi Gereja. EPIGRAPHE:
Pemuridan Gereja Menurut Matius 28:18- Jurnal Teologi Dan Pelayanan Kristiani, 3
20. Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan (2), 81–93.
Pembinaan Warga Jemaat, 3(2), 144–153. https://doi.org/10.33991/epigraphe.v3i2.85
Densmoor, M. (2019). Injil Bagi Free Thinker. Mumtaha, H. A., & Khoiri, H. A. (2019). Analisis
Surabaya: Momentum. Dampak Perkembangan Revolusi Industri
Diana, R. (2019a). Peran Komunikator Kristen 4.0 dan Society 5.0 Pada Perilaku
Dalam Strategi Pekabaran Injil Di Era Masyarakat Ekonomi (E-Commerce).
Revolusi Industri 4.0. Integritas: Jurnal JURNAL PILAR TEKNOLOGI : Jurnal
Teologi, 1(1), 66–73. Ilmiah Ilmu Ilmu Teknik, 4(2), 55–60.
Diana, R. (2019b). Prinsip Teologi Kristen https://doi.org/10.33319/piltek.v4i2.39
Pendidikan Orang tua terhadap Anak di Era Nainggolan, J. M. (2009). PAK Dalam Masyarakat
Revolusi Industri 4.0. BIA’: Jurnal Teologi Majemuk Pedoman Bagi Guru Agama
Dan Pendidikan Kristen Kontekstual, 2(1), Kristen Dalam Mengajar. Bandung: Bina
27–39. https://doi.org/10.34307/b.v2i1.79 Media Informasi.
Diana, R., Katarina, K., Tamara, Y., & Priskila, K. Objantoro, E. (2014). Pluralisme Agama-Agama:
(2019). Prinsip Hidup Kristen di Tengah Tentangan Bagi Teologi Kristen. Jurnal
Masyarakat yang Majemuk. Veritas Lux Simpson: Jurnal Teologi dan Pendidikan
Mea (Jurnal Teologi Dan Pendidikan Agama Kristen, 1(1), 61–80.
Kristen), 1(2), 90–99. Objantoro, E. (2018). Religious Pluralism And
Fukuyama, M. (2018). Society 5.0: Aiming for a Christian Responses. Evangelikal: Jurnal
New Human-Centered Society. Japan Teologi Injili Dan Pembinaan Warga
SPOTLIGHT, (2), 47–50. Jemaat, 2(1), 123–133.
Haqqi, H., & Wijayati, H. (2019). Revolusi Industri Octavianus, S. (2018). Analisis Penggunaan
4.0 di tengah Society 5.0. Yogyakarta: Aplikasi yesHeis Dalam Penginjilan Pribadi.
Quadrant. Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan

172 Volume 4, Nomor 2, Juli 2020


Pembinaan Warga Jemaat, 2(1). Retrieved Sampe, N. (2019). Meretas Kecakapan Komunikasi
from Interpersonal Keluarga Kristen Memasuki
https://journal.sttsimpson.ac.id/index.php/EJ Era 4.0. BIA’: Jurnal Teologi Dan
TI/article/view/92 Pendidikan Kristen Kontekstual, 2(1), 72–
Palinggi, S., Palelleng, S., & Allolinggi, L. R. 82. https://doi.org/10.34307/b.v2i1.84
(2020). Peningkatan Rasio Kejahatan Cyber Schwab, K. (2019). Revolusi Industri Keempat.
Dengan Pola Interaksi Sosio Engineering Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Pada Periode Akhir Era Society 4.0 Di Sidjabat, B. S. (2019). Penguatan Guru PAK Untuk
Indonesia. Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial, Pendidikan Karakter: Melihat Kontribusi
4(1), 145–163. Seri Selamat. Evangelikal: Jurnal Teologi
Prasetyo, P. E. (2019). Membangun Karakter Injili dan Pembinaan Warga Jemaat, 3(1),
Budaya Entrepreneurship Profesional: Kunci 30–48.
Sukses SDM Menuju Generasi Emas dan Stefanus, D. (2009). Pendidikan Agama Kristen
Daya Saing. Prosiding Seminar Nasional Kemajemukan. Bandung: Bina Media
Sains & Entrepreneurship IV, 1, 611–618. Informasi.
Retrieved from Tafonao, T. (2018). Peran Gembala Sidang Dalam
http://103.98.176.39/index.php/snse/article/v Mengajar Dan Memotivasi Untuk Melayani
iew/242 Terhadap Pertumbuhan Rohani Pemuda.
Purwanto, H. (2016). Manfaat Penelitian Untuk Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan
Perkembangan Gereja. Prosiding Seminar Pembinaan Warga Jemaat, 2(1), 36–49.
Nasional Pendidikan Agama Kristen STT Tanya, E. (1999). Gereja dan Pendidikan Agama
Simpson Tahun 2016 Tema: Strategi Kristen, Mencermati Peranan Pedagogis
Pembinaan Jemaat Untuk Meningkatkan Gereja. Cipanas: Sekolah Tinggi Teologi
Kehidupan Jemaat. Presented at the Seminar Cipanas.
Nasional Pendidikan Agama Kristen & call Widiyanto, M. A., & Susanto, S. (2020). Pengaruh
for papers, Ungaran. Pelayanan Kunjungan Pastoral Terhadap
Ronda, D. (2019). Kepemimpinan Kristen Di Era Pertumbuhan Rohani Jemaat. Evangelikal:
Disrupsi Teknologi. Evangelikal: Jurnal Jurnal Teologi Injili Dan Pembinaan Warga
Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat, 4(1), 39–46.
Jemaat, 3(1), 1–8. Zaluchu, S. E. (2020). Strategi Penelitian Kualitatif
Sagala, L. D. J. F. (2016). Peran Pendidikan Kristen dan Kuantitatif Di Dalam Penelitian Agama.
Dalam Menghadapi Perubahan Sosial. Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan
Jurnal Simpson: Jurnal Teologi Dan Pembinaan Warga Jemaat, 4(1), 28–38.
Pendidikan Agama Kristen, 1(1), 47–54.

Lenda Dabora J.F. Sagala, Tugas Pedagogis Gembala Dalam Menyiapkan Warga Gereja …. 173

Anda mungkin juga menyukai