Anda di halaman 1dari 6

Model Pembelajaran Berbasis Inkuiri....................................................

Nindy Vena Dwijora,Junihot Simanjuntak

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI DALAM MATA PELAJARAN


PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
(STUDI TEOLOGIS BERDASARKAN KEJADIAN 12-15)

Nindy Vena Dwijora1), Junihot Simanjuntak2)


Pendidikan Agama Kristen, STT Kharisma Bandung1),2)
Email: Nindyven04@gmail.com1), Junihots@gmail.com2)

Abstrak
Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan landasan teologis dari model pembelajaran inkuiri dalam kaitannya
dengan mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen. Memakai metode deskripsi dan analisa, peneliti
mendeskripsikan model pembelajaran inkuiri melalui penyelidikan Alkitab dengan teori pendidikan sebagai
pendukung. Dari hasil penelitian ini didapatkan hasil bahwa: (1) Berdasarkan study teologis yang dilakukan,
penulis memaparkan bahwa Allah sebagai Guru Agung menggunakan model pembelajaran berbasis inkuiri
dalam proses pendidikannya dengan Abram menuju tanah Perjanjian. (2) Pembelajaran inkuiri merupakan model
pembelajaran yang meletakkan peserta didik sebagai subjek pembelajaran. Siswa aktif dalam merumuskan
permasalahan, menyimpulkan hipotesis sementara, mengumpulkan data, menguji hipotesis dan menarik
kesimpulan. (3) Dalam pembelajaran inkuiri guru tidak menjadi center utama pembelajaran, namun guru berperan
sebagai fasilitator, pembimbing dan rekan belajar bagi siswa selama proses mencari/menemukan. (4) Model
pembelajaran inkuiri rupanya tidak hanya dapat diterapkan sebagai model pembelajaran secara fisik disekolah.
Model pembelajaran ini juga dapat digunakan sebagai pembimbingan rohani bagi siswa untuk mencari kehendak
Allah dalam hidupnya.

Kata kunci: model pembelajaran, inkuiri, pendidikan agama kristen, studi teologis kejadian 12-15

Abstract
This article aims to provide the theological foundations of the inquiry learning model in relation to the study of
Christian religious education. Using a descriptive-analytical method, the author outlines an inquisated learning
model through biblical studies with educational sciences as supporters. From the results of this study, get the
information that: (1) based on the theological study conducted, the author explained that Allah as the master
teacher using an inquisition-based learning model in the process of education with Abram to the promised land.
(2) The Inquiry learning model is a learning model that puts learners as the subject of learning. Learners are
active in formulating problems, concluding temporary hypotheses, collecting data, testing hypotheses and
drawing conclusions. (3) In the teacher learning model is not the primary center of learning, but the teacher
serves as a facilitator, mentor and study companion for learners during the search/discovering process. (4) The
Learning model of inquiry apparently can not only be applied as a physical learning model in the school. This
learning Model can also be used as a spiritual mentor to learners to seek God's will in the lives of students.

Keywords: learning model, inquiry, christian education, theological study genesis 12-15

(PAK) sangat diperlukan kehadirannya bagi sekolah-


I. PENDAHULUAN
sekolah yang berada dibawah naungan
Pendidikan Agama di Indonesia menjadi hal kemendikbud, kemenag dan sekolah-sekolah di
yang penting dalam pembentukan karakter bangsa, lembaga atau kementrian lainnya.
dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Namun dalam perjalananya, PAK memiliki
nomor 55 tahun 2007 pasal 2 ayat 1 menyatakan masalah-masalah yang dihadapi. Diperoleh dari hasil
bahwa: Pendidikan agama berfungsi membentuk wawancara terindikasi bahwa dalam proses
masyarakat Indonesia yang beriman kepada Tuhan pembelajaran guru sering memberikan tugas
serta memiliki akhlak mulia dan mampu menjaga mencatat bahan yang sudah ada di buku tanpa
kedamaian antar umat beragama (bpk.go.id). memberikan tuntunan kepada peserta didik; dalam
Lebih lanjut pada ayat 2 dikemukakan bahwa: proses pembelajaran guru hanya menggunakan
Pendidikan agama bertujuan untuk mengembangkan metode ceramah tanpa adanya diskusi dan tanya
kemampuan siswa dalam memahami, menghayati, jawab yang dapat mengembangkan proses berfikir
serta mengimplementasikannya dalam kehidupan peserta didik; guru mengimbau siswa untuk mencari
sehari-hari termasuk dalam penguasaan teknologi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan sendiri tanpa
dan seni (bpk.go.id). Oleh karena itu dalam hal ini dituntun kepada jawaban yang Alkitabiah; bahwa
Pendidikan Agama Kristen selanjutnya disingkat guru tidak memahami perannya sebagai fasilitator

TEDC Vol. 14 No. 3, September 2020 249


Model Pembelajaran Berbasis Inkuiri....................................................Nindy Vena Dwijora,Junihot Simanjuntak

pembelajaran baik di dalam ataupun diluar kelas; serta menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang
terindikasi bahwa guru tidak menjadi rekan belajar kekristenan secara efektif dan efisien.
siswa baik di dalam ataupun diluar kelas.
Untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut II. KAJIAN TEORI
diperlukan penerapan model pembelajaran yang baik Model pembelajaran adalah instrumen yang
dan terstruktur. Syaiful Sagala mengatakan: “Dalam membungkus suatu pendekatan, metode, dan teknik
menggapai tujuan pembelajaran PAK, perlu dalam pembelajaran (Komalasari, 2010). Ini berarti
diterapkan model-model pembelajaran yang baik model pembelajaran merupakan komponen besar
dan terstruktur. Penerapan model-model yang terdiri dari berbagai macam komponen yang
pembelajaran tersebut dimaksudkan agar guru mendukung proses pembelajaran.
mampu mengatasi hambatan dalam pembelajaran Seperti yang diungkapkan oleh Aunurrahman:
(Sagala, 2010). Dalam hal ini penulis fokus pada “Penggunaan model pembelajaran yang tepat
model pembelajaran inkuiri untuk mencapai tujuan sasaran akan menumbuhkan semangat belajar serta
akhir dari proses pendidikan lewat pembelajaran PAK ide-ide kreatif dalam diri siswa” (Aunurrahman,
yang baik dan terstruktur. 2009). Jadi, model pembelajaran menjadi komponen
Model pembelajaran berbasis inkuiri adalah yang penting dalam proses pembelajaran.
pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai Selain kecermatan dalam pemilihan model
pusat dalam pembelajaran, itu berarti siswa memiliki pembelajaran pendidik juga perlu untuk memahami
andil besar dalam menentukan suasana adanya 4 premis tentang model pembelajaran
pembelajaran9Anam, 2017). Di dalam Alkitab sendiri (Aunurrahman, 2009).
Tuhan Yesus juga menggunakan metode inkuiri Kesatu, “Model pembelajaran harus mengarah
dalam proses pembelajaran PAK dengan murid- kepada tujuan pembelajaran. Karena itu didalamnya
muridnya. Sebagai contoh: Tuhan Yesus menuntun terdapat implementasi dan teori yang harus
murid-murid-Nya melalui kegiatan “bertanya” untuk seimbang. Kedua, Model-model pembelajaran yang
menegaskan bahwa mereka harus berhati-hati dipilih harus memiliki keterkaitan, terlebih lagi di
terhadap pengajaran orang-orang Farisi (Mark.8:14- dalam implementasinya. .Ketiga, model-model
21). Lalu pada peristiwa pengadilan yang terjadi di pembelajaran berkedudukan sama satu sama
Yerusalem, ketika Pilatus bertanya dan Yesus lainnya. Keempat, pengetahuan guru tentang
memberikan jawaban, pada dasarnya Yesuspun berbagai model pembelajaran memiliki arti penting.
sedang menuntun Pilatus untuk memikirkan Oleh karenanya, guru diharapkan dapat
kebenaran, yaitu bahwa Kebenaran itu sedang mengkombinasikannya untuk memperoleh model
berhadapan dengan diri Pilatus sendiri. Oleh sebab pembelajaran yang baik dan sistematis.
itu, dalam kegelisahannya, Pilatus akhirnya Dari keempat premis diatas dapat dijadikan
bertanya,”Apakah kebenaran itu?”(Yoh.18:38a) sebagai bahan acuan dalam penggunaan model
(Sidjabat, 2017). pembelajaran untuk menyajikan model
Contoh ini merujuk kepada keunikan model pembelajaran yang tepat kepada peserta didik
pembelajaran inkuiri dibandingkan dengan model sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran.
pembelajaran, murid-murid Yesus berperan sebagai
subjek namun Yesus sendiri berperan aktif sebagai Model Pembelajaran Inkuiri
penuntun, menjadi rekan belajar bahkan Model pembelajaran inkuiri adalah serangkaian
menggunakan rangsangan-rangsangan pertanyaan tindakan pembelajaran yang mengarah kepada
untuk memacu pola berfikir mereka dalam mencari proses berfikir secara aktif serta melibatkan analisa
kebenaran. Pada ayat di atas Yesus memberikan untuk mencari dan menemukan jawaban atas
pertanyaan yang dapat menimbulkan rasa ingin permasalahan yang ditemukan (Sanjaya, 2006).
tahu, sehingga merangsang mereka untuk mencari Model pembelajaran inkuiri berasal dari kata
jawaban dari pertanyaan tersebut. Model heuristic, yang berarti saya menemukan (Sanjaya,
pembelajaran ini juga dapat mendorong peserta 2006). Jadi dalam bahasa aslinya inkuiri merupakan
didik memiliki kesadaran untuk merumuskan proses penemuan sesuatu yang baru, dalam hal ini
jawabanya sendiri serta membuat peserta didik yang menjadi pusatnya adalah peserta didik sendiri
dapat memahami konsep berfikir yang lebih baik yang menjadi pusat pembelajaran di dalam PAK.
(Sidjabat, 2017). Lalu di dalam kitab Kejadian 12-15 Model pembelajaran Inkuiri sendiri mempunyai
ketika Tuhan mengutus Abraham untuk pergi ke asal mula yang cukup panjang, Hal ini tampak
tanah perjanjian yang tidak disebutkan namanya sebagaimana dalam pemikiran Wina Sanjaya dalam
oleh Tuhan. Allah berperan menjadi penuntun dan bukunya Strategi Pembelajaran: “Model
pemelihara bagi Abraham dalam proses pencarian pembelajaran Inkuiri sendiri bermula sejak manusia
kepada jawaban dari perintah Tuhan kepada lahir , manusia memiliki keingintahuan yang tinggi
Abraham mengenai tempat yang dijanjikan Tuhan. tentang alam disekitanya lewat indra yang dimiliki
Jadi Model Pembelajaran Inkuiri tentu relevan dalam tubuhnya. Hingga dewasa keingintahuan
digunakan pada pembelajaran PAK zaman ini manusia mengalami perkembangan dengan
sebagai instrumen yang menghantarkan peserta difungsikannya otak dan pemikirannya. Pengetahuan
didik PAK menemukan kebenaran-kebenaran Alkitab yang dimiliki manusia akan bermakna apabila
didasari oleh rasakeingintahuannya tersebut. Itulah

TEDC Vol. 14 No. 3, September 2020 250


Model Pembelajaran Berbasis Inkuiri....................................................Nindy Vena Dwijora,Junihot Simanjuntak

mengapa model pembelajaran inkuiri dikembangkan menentukan jawaban yang dianggap sesuai dengan
lebih luas (Sanjaya, 2006). informasi yang diterima siswa. Lalu tahap yang
terakhir yang dikemukakan Wina adalah
Prinsip pembelajaran Inkuiri “Merumuskan Kesimpulan, merupakan proses
Menurut Wina Sajaya, pembelajaran Inkuri penjabaran temuan yang dihasilkan, langkah ini
memiliki 5 prinsip. Adapun kelima prinsip itu merupakan puncak dari penelitian (Sanjaya, 2006).
adalah seperti berikut (Sanjaya, 2017): Langkah-langkah yang ditelah dijabarkan diatas
Pertama, Berorientasi pada pengembangan harus dilakukan secara sistematis, dan lugas, karena
kemampuan berfikir. “Tolak ukur keberhasilan dari langkah-langkah yang sudah dijabarkan diatas
proses penggunaan model pembelajaran ini tidak memiliki pengaruh kepada peserta didik tidak hanya
ditentukan oleh pemahaman siswa dalam dalam proses pembelajaran namun proses
penguasaan materi, namun sejauh mana proses pengambilan keputusan yang lebih luas di dalam
yang dilalui siswa dalam menemukan dan mencari. kehidupan peserta didik di masa depan.
Maka dari “sesuatu” yang harus ditemukan oleh Lebih lanjut Peran Guru PAK dalam
siswa melalui proses berfikir adalah sesuatu yang Pembelajaran Inkuiri yaitu, Pertama. Berperan
dapat ditemukan. sebagai fasilitator, guru dalam hal ini berperan
Kedua, Prinsip Interaksi. Interaksi merupakan memberikan sesuatu yang berfungi untuk
suatu proses pembelajaran. Guru mendorong siswa memudahkan proses pembelajaran, misalnya saja
agar dapat mengembangkan kemampuan berfikirnya dengan menciptakan suasana kegiatan
melalui interaksi. Hanuri menambahkan bahwa belajarnyaman dan bersih, serta sesuai dengan
“Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses perkembangan anak sehingga interaksi
interaksi, baik interaksi antar siswa maupun interaksi pembelajaran akan berlangsung secara baik
siswa dengan guru, bahkan interaksi lingkungan (Sardiman, 1990). Kedua, Sebagai
(Sanjaya, 2017). penuntun/pembimbing. Kamus besar bahasa
Ketiga, Prinsip bertanya. Guru memiliki peran Indonesia menjabarkan kata pembimbing, memliki
sebagai orang yang selalu bertanya, dimana asal kata bimbing, yang berarti pelaku yang
pertanyaan tersebut bertujuan untuk meminta membimbing (Poerwodarminto, 2003). Jadi
perhatian, melacak, mengembangkan kemampuan pembimbing merupakan individu yang bertindak
dan menguji siswa. Menurut nining dan Mistina, sebagai pembimbing. Sedangkan bimbingan
“Kompetensi guru dalam bertanya merupakan menurut Ahmadi yaitu: “Proses pemberian bantuan
bagian terpenting dalam pembelajaran inkuiri kepada peserta didik, agar peserta didik dapat
(Nining dan Hidayati, 2018). memecahkan masalah- masalahnya (Ahmadi, 1991).
Keempat, Belajar untuk berfikir. Belajar Guru harus memahami perannya sebagai
merupakan suatu proses berfikir, yaitu proses pembimbing agar dapat memperhatikan apa yang
mengembangkan potensi seluruh bagian dalam otak. dibutuhkan siswa dalam proses mencapai tujuan
Nining dan Mitina menambahkan,”Belajar bukan pembelajaran PAK. Ketiga sebagai rekan belajar.
sekedar mengingat sejumlah fakta, melainkan Didalam Alkitab Yesus Kristus sering menunjukkan
sebuah proses berfikir. Yang dimaksud berfikir disini dirinya menjadi rekan belajar bagi murid-muridnya
adalah proses mengembangkan kemampuan otak dan orang-orang percaya. Salah satunya Matius
secara maksimal (Nining dan Hidayati, 2018). pasal 9:10-13. Ketika itu Yesus ada di rumah Matius
Kelima, Keterbukaan Belajar merupakan suatu seorang pemungut cukai untuk makan bersama, lalu
proses mencoba kemungkinan-kemungkinan yang murid-muridnya mempertanyakan mengapa Yesus
ada. Siswa perlu diberikan ruang yang bebas dalam ada diperkumpulan itu. Lalu Yesus menjawab
mengembangkan potensi berfikirnya. mereka, orang yang sehat tidak memerlukan dokter,
Adapun langkah-langkah pelaksanaan namun sebaliknya, orang sakitlah yang
pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut: memerlukannya.
Pertama, langkah orientasi. Langkah orientasi Saat itu Yesus menjadi rekan belajar bagi para
adalah tindakan untuk menciptakan suasana atau pemungut cukai dan murid-muridnya. Ia memberi
iklim pembelajaran yang aktif. Pada langkah ini guru teladan untuk mengasihi orang-orang berdosa
memastikan siswa siap dalam proses pembelajaran. kepada murid-muridNya namun ia juga menjadi
Kedua, langkah merumuskan masalah. Merumuskan rekan belajar bagi para pemungut cukai yaitu Yesus
masalah merupakan langkah yang menuntun siswa menjadi sahabat dan membuka diri bagi mereka.
kepada permasalahan. Permasalahan yang diberikan Lalu dalam kaitannya dengan mata pelajaran
mengandung teka-teki yang harus dipecahkan. Pendidikan Agama Kristen ada beberapa pendapat
Ketiga, langkah merumuskan Hipotesis. Hipotesis ahli tentang pengertian PAK yang dimukakan dalam
adalah jawaban sementara yang diperoleh siswa buku Nainggolan antara lain: “Menurut Hieronimus,
dimana masih perlu diuji validitasnya. Keempat, PAK adalah pendidikan yang memiliki tujuan
Langkah mengumpulkan data. Menurut Wina, mendidik manusia sehingga menjadi tempat berdiam
mengumpulkan data adalah “langkah mencari bagi Tuhan, menurut Marthin Luther PAK adalah
informasi yang dibutuhkan untuk menguji jawaban pendidikan dengan melibatkan semua warga jemaat
sementara yang diajukan. Kelima, Langkah Menguji untuk membangun kesadaran berdoa, dan membaca
Hipotesis. Menguji Hipotesis adalah proses firman tertulis (Alkitab), dan menurut Calvin, PAK

TEDC Vol. 14 No. 3, September 2020 251


Model Pembelajaran Berbasis Inkuiri....................................................Nindy Vena Dwijora,Junihot Simanjuntak

adalah pendidikan yang bertujuan mendidik semua yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa (Sanjaya,
putra putri gereja agar mereka terlibat dalam 2006);
penggalian Alkitab secara cerdas oleh pimpinan Roh Topik pembelajaran dijelaskan lewat kata
Kudus. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa “pergilah” dalam ayat 1, dari kata dasar “halak” yang
PAK harus mendasar pada Alkitab itu sendiri sebagai berarti pergi yaitu sebuah perintah untuk
kebenaran yang murni yaitu Kristus Yesus sebagai menemukan Tanah Perjanjian. Tujuan pembelajaran
pusat pemberitaannya, dan buahnya adalah mengacu pada negeri yang akan Tuhan tunjukkan,
kehidupan Kristen yang dewasa. kata akan dari kata dasar “asah” diterjemahkan
sebagai to do, make, to be done yang berarti “akan
III. METODOLOGI melakukan,membuat, menyelesaika” sebagai tujuan
Dalam melaksanakan penelitian, peneliti fisik dan kedewasaan Iman Abraham sebagai tujuan
diharuskan memilih metode penelitian agar rohani, lalu hasil belajar yang dicapai peserta didik
mempermudah langkah-langkah penelitian, oleh yaitu berkat Tuhan yang dijanjikan Allah dalam
karena itu penulis dalam penelitian ini menggunakan Kej.12:2-3.
Metode kualitatif analisis deskriptif. Penggunaan Kedua, langkah merumuskan masalah.
metode tersebut berhubungan dengan tujuan Merumuskan masalah merupakan langkah yang
penelitian ini yaitu memaparkan landasan teologis menuntun siswa kepada permasalahan.
dari model pembelajaran inkuiri dalam kaitannya Permasalahan yang diberikan mengandung teka-teki
dengan pembelajaran Pendidikan Agama Kristen. yang harus dipecahkan (Sanjaya, 2006). Proses
Menurut Eko Sugiarto, penelitian Kualitatif adalah perumusan masalah dalam topik Abraham ini
jenis penelitian dimana hasilnya tidak diperoleh merupakan dimana letak tanah perjanjian,
melalui prosedur statistik melainkan pengumpulan disebutkan Allah “negeri yang akan Kutunjukkan”,
data dari peneliti sendiri sebagai kunci. diawal Allah tidak menunjukkan dimana keberadaan
Penelitian kualitatif bersifat deskriptif, Tanah Terjanji tersebut, kata “Kutunjukkan” dari
menggunakan analisa dan memiliki gaya pendekatan kata dasar raah yang dalam terjemahan bahasa
induktif. Proses dan makna berdasarkan perspektif inggris yaitu to show, show yang berarti tunjuk,
subyek lebih ditampilkan dalam penelitian kualitatif menunjukkan, merupakan akibat dari jika abram taat
(Sugiarto, 2015). Lebih lanjut, penelitian untuk pergi dari tanahnya seperti yang Allah sudah
menggunakan teknik analisis, merupakan penelitian perintahkan di ayat pertama, diikuti dengan kata
yang ditujukan untuk menyelidiki aktifitas manusia “akan” yang menunjukkan sesuatu kemudian hari
(Nazir, 1999). akan ditunjukkan, dalam hal ini adalah letak Tanah
Obyek penelitian ini dikhususkan pada penelitian Perjanjian tersebut, hal ini yang merupakan teka-teki
Kitab Kejadian 12-15 yang terfokus pada Kej.12:1-3, yang harus dipecahkan oleh Abram. Itulah mengapa
7; Kej.13:12; Kej.14:19-20 Kej.15:1,5-6, 18-21. Hasil keberadaan tanah perjanjian ini merupakan rumusan
temuan penelitian dalam Kitab Kejadian 12-15 masalah disini.
diharapkan bisa menjadi landasan teologis dalam Ketiga, langkah merumuskan Hipotesis.
pelaksanaan pembelajaran PAK dlm mata pelajaran Hipotesis Hipotesis adalah jawaban semnetara yang
PAK di sekolah, sehingga model pembelajaran inkuiri diperoleh siswa dimana masih perlu diuji validitasnya
punya landasan teologis yang selama ini belum ada (Sanjaya, 2006). Jawaban sementara sudah
penulis temukan. (Eksegesa ayat ditunjukkan pada dikemukakan sendiri oleh Allah kepada Abram yaitu
beberapa ayat dalam kejadian 12-15). tanah Kanaan di Kej.12:7, “Ketika itu Tuhan
Dalam menentukan data yang benar tentang menampakkan diri kepada Abram dan
landasan teologis model pembelajaran inkuiri, berfirman:”Aku akan memberikan negeri ini kepada
peneliti menggunakan teknik pengumpulan data keturunanmu.” Maka didirikanlah di situ mezbah bagi
melalui wawancara dan studi dokumentasi. Tuhan yang telah menampakkan diri kepadanya.”,
Selanjutnya untuk menganalisis data yang telah namun disini Allah belum menunjukkan letaknya
dikumpulkan sejak awal penelitian hingga akhir secara spesifik kepada Abram sehingga terindikasi
penelitian, peneliti menggunakan ekesegesa ayat Abram masih harus berjalan, Kej.12:9, “Sesudah itu
dalam Kejadian 12-15. Abram berangkat dan berjalan menuju Negeb.”
Keempat, Langkah mengumpulkan data.
Menurut Wina, mengumpulkan data adalah “langkah
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN mencari informasi yang dibutuhkan untuk menguji
Seperti yang telah dikemukakan terdapat jawaban sementara yang diajukan (Sanjaya, 2006).
langkah-langkah dalam model pembelajaran inkuiri, Langkah mengumpulkan data disini harus didukung
peneliti akan menjabarkannya sesuai dengan hasil oleh dua pihak yaitu guru dengan peserta didik. Allah
eksegesa diatas sebagai berikut: sebagai guru memberikan data-data atau petunjuk
Pertama, langkah orientasi. Langkah orientasi lewat setiap firman yang diucapkan kepada Abram,
adalah tindakan untuk menciptakan suasana atau sedangkan Abram dalam usahanya mengumpulkan
iklim pembelajaran yang aktif. Pada langkah ini guru data adalah mendirikan mezbah bagi Allah,
memastikan siswa siap dalam proses pembelajaran mendirikan”, dari kata dasar “banah” yang dalam
dengan menjelaskan topik, tujuan dan hasil belajar bahasa inggris berarti to build yang jika
diterjemahkan berarti membangun/mendirikan,

TEDC Vol. 14 No. 3, September 2020 252


Model Pembelajaran Berbasis Inkuiri....................................................Nindy Vena Dwijora,Junihot Simanjuntak

Secara teologis, mendirikan mezbah di Kedua. Sebagai Pembimbing. Ada prinsip-prinsip


intrepretasikan sebagai penyerahan diri atas otoritas yang perlu diperhatikan dalam pembimbingan antara
Allah dalam kehidupan manusia, atas lain: “Bimbingan merupakan suatu proses yang
kepemimpinannya dan kepemilikannya dalam hidup dilakukan secara terus menerus, untuk membantu
manusia. Abram menggunakan potensi berfikirnya individu terarah pada tujuan tertentu, bantuan
untuk melakukan apa yang berkenan bagi Allah yaitu diberikan pada setiap individu yang memerlukannya
mendirikan mezbah disetiapkali Allah selesai di dalam proses pengembangannya (Hallen, 2005).
memberikan firman sebagai petunjuk bagi Abram. Allah sebagai pembimbing disini memberi
Kelima, Langkah Menguji Hipotesis. Menguji bantuan secara sistematis dan berencana secara
Hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang terus menerus, salah satu contoh bantuan yang
dianggap sesuai dengan informasi yang diterima diberikan Allah adalah menyerahkan musuh kepada
siswa (Sanjaya, 2006). Disini Abram memilih mentap Abram. dari kata dasar magan, jika diterjemahkan
di Kanaan untuk menguji hipotesis awal yang dia dalam bahasa Inggris berarti to deliever up yang
terima dari Allah yaitu tanah Kanaan sebagai tanah dalam bahasa Indonesia berarti menyerahkan. disini
perjanjian, dan Allah kembali meneguhkan atau menunjuk pada maksud Tuhan untuk memberikan
memvalidasi dengan kembali memperkatakan Tanah Abram kuasa atas musuh-musuhnya. Bukan karena
Kanaan sebagai tanah Perjanjian namun lebih jelas Abram adalah seorang komandan perang yang hebat
karena Abram melihat dengan matanya, janji Allah tapi, di Allah lah yang memberikannya untuk Abram
kembali meneguhkan imannya. Allah mengulang sehingga ia dapat menang atas musuhnya.
kembali janji-Nya yang untuk pertama kali Ketiga. Sebagai rekan belajar. Dalam Kejadian
dipertunjukkan (diperlihatkan): Abram untuk 15:1-6 Allah menjadi rekan belajar mengenai Iman
pertama kalinya boleh melihat dan memandang kepada Abraham dengan meyakinkannya akan janji-
sebagian janji Allah yang dapat dipercayainya; janjinya sehingga membuat Abram percaya. Dalam
Tanah/negeri itu. Kej 12:1 bukanlah bayang-bayang proses perjalanan menuju Tanah Perjanjian, Allah
atau maya di atas bintang-bintang, melainkan adalah menjadi rekan belajar dengan memberikan metafora
suatu permukaan bumi di antara Asia dan Afrika bintang di langit kepada Abram, disitu ia bersama
yang untuk pertama kalinya berupa dan berwujud dengan Abram memberikan perumpamaan yang
dalam pemadangan Abram (Sanjaya, 2006). dapat dilihat langsung dan dicerna oleh Abram.
Keenam, “Merumuskan Kesimpulan (Sanjaya, Diselidiki ternyata pada waktu itu Abram menetap di
2006), merupakan proses penjabaran temuan yang dalam sebuah kemah. Kemah adalah tempat tinggal
dihasilkan, langkah ini merupakan puncak dari para pengembara. Sampai dengan saat bangsa
penelitian Tahap-tahap ini harus dimengerti oleh Israel Hidup menetap, mereka juga tinggal di dalam
para pendidik agar peserta didik mampu memahami kemah (Kej 13:5-Ke.15; Kel 16:16; Bil 19:14). Di
materi dengan baik dengan model pembelajaran dalam bahasa lukisan dan peri-bahasa, kenangan
inkuiri. akan kemah masih tetap hidup (2Sam 20:1; 1Raj
Di ayat yang sudah dijelaskan dalam eksegesa 12:16) (Alkitab.sabda.org/dictionary, 2020).
diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa Allah Oleh karenanya kata membawa disini
memberitahu Abram secara spesifik batas-batas merupakan sesuatu yang Allah lakukan kepada
tanah Perjanjian kepada Abram yang kemudian Abram keluar dari dalam kemah menuju keluar untuk
menjadi kesimpulan akhir janji tentang Tanah. melihat bintang-bintang sebagai perumpamaan
Peneliti menjabarkan juga mengenai Peran Guru tentang keturunan.
Dalam Model Pembelajaran Inkuiri yang didasarkan
pada kitab yang sudah dieksegasa berikut ini:
Pertama Sebagai fasilitator. Berperan sebagai V. KESIMPULAN
fasilitator, guru dalam hal ini berperan memberikan Kesimpulan dari keseluruhan pembahasan
sesuatu yang berfungi untuk memudahkan proses penelitian ini adalah Kejadian 12-15 merupakan
pembelajaran, misalnya saja dengan menciptakan landasan teologis yang kuat bagi model
suasana kegiatan belajarnyaman dan bersih, serta pembelajaran inkuiri dalam bingkai Pendidikan
sesuai dengan perkembangan anak sehingga Agama Kristen.Kesatu, model pembelajaran inkuiri
interaksi pembelajaran akan berlangsung secara baik merupakan model pembelajaran yang meletakkan
(Sardiman, 1990). peserta didik sebagai subjek pembelajaran. Peserta
Dalam pembelajaran menuju Tanah Perjanjian, didik aktif dalam merumuskan permasalahan,
Allah sendiri yang menjadikan dirinya sebagai menyimpulkan hipotesis sementara, mengumpulkan
Fasilitator yaitu perisai bagi Abram, Akulah data, menguji hipotesis dan menarik kesimpulan.
perisaimu" Istilah "perisai" ini (BDB 171) adalah Langkah-langkah ini merupakan langkah-langkah
istilah militer yang berfungsi sebagai metafora untuk yang diterapkan Allah kepada Abram ketika mencari
"pelindung" atau "penyedia".Dalam perjalanannya Tanah Perjanjian yang Allah maksudkan, ia aktif
sampai kepada Tanah Perjanjian, Allah memberikan dalam bergerak, mencari, dan memecahkan teka-
kemudahan bagi Abram, memberikan fasilitas yaitu teki tentang letak tanah Perjanjian.
diri-Nya sebagai jaminan yaitu pelindung bagi Kedua, dalam model pembelajaran inkuiri guru
Abraham. tidak menjadi center utama pembelajaran, namun
guru berperan sebagai fasilitator, pembimbing dan

TEDC Vol. 14 No. 3, September 2020 253


Model Pembelajaran Berbasis Inkuiri....................................................Nindy Vena Dwijora,Junihot Simanjuntak

rekan belajar bagi siswa dalam proses Khoirul, 2017, Pembelajaran Berbasis Inkuiri,
mencari/menemukan. Dalam proses pembelajaran Pustaka belajar: Yogyakarta, 281.
inkuiri guru harus berperan penuh demi tercapainya Aunurrahman, 2009, Belajar dan Pebelajaran,
tujuan pembelajaran. Seperti yang Allah lakukan Bandung: Alfabeta, 141.
kepada Abram, sepanjang proses pembelajaran Mistina, 2018, Teori dan Praktik berbagai model dan
Abram menemukan Tanah Perjanjian, Allah berperan metode pembelajaran, Surakarta: Kekata
sebagai fasilitator bagi Abram, pembimbing serta Publisher, 61
rekan belajar yang baik sampai Abram menemukan Kokom, 2010, Pembelajaran Kontekstual Konsep
dan Aplikasi, Bandung: PT. Refika Aditama, 57.
kehendak Tuhan yaitu tanah yang dijanjikan-Nya.
Mohammad, 1999, Metode Penelitian, Jakarta:
Ketiga, model pembelajaran inkuiri rupanya
Ghalia Indonesia,71
tidak hanya dapat diterapkan sebagai model
Sardiman, 1990, Interaksi dan Motivasi Belajar
pembelajaran secara fisik disekolah. Model mengajar, Jakarta: Balai pustaka, 143
pembelajaran ini juga dapat digunakan sebagai Poerwodarminto, 2003, Kamus Bahasa Indonesia,
pembimbingan rohani kepada siswa untuk mencari Jakarta: Balai Pustaka, 337
kehendak Allah dalam hidup peserta didik. Langkah- Binsen, 2017, Mengajar secara profesional,
langkah model pembelajaran inkuiri ini sangat cocok Bandung: Kalam hidup, 281.
diterapkan dalam kehidupan kerohanian peserta Eko, 2015, Menyusun proposal Penelitian Kualitatif,
didik, sehingga mereka tidak hanya menemukan skripsi dan tesis, Yogyakarta:Suaka Media,8.
jawaban Tuhan atas tujuan hidup mereka, namun Syaiful, 2010, Supervisi Pembelajaran, Bandung:
hubungan dan pengalaman yang intim lewat Penerbit Alfabeta,175.
komunikasi-komunikasi yang dibangun dengan Allah Wina, 2006, Strategi Pembelajaran, Jakarta:
sebagai Guru Agung dalam kehidupan mereka. Prenada Media Group, 194
Sebagai seorang guru Pendidikan Agama Kristen Wina, 2017, Paradigma Baru Mengajar, Jakarta:
yang percaya kepada Yesus Kristus dan yang Kencana,126
menjadikan Alkitab sebagai landasan hidup, maka https://alkitab.sabda.org/dictionary.php?word=Kema
cara mendidik yang Alkitabiah merupakan dasar h, 27 Juni 2020, 11.05
utama bagi seorang guru PAK, untuk itu penulis https://peraturan.bpk.go.id/
memberikan saran-saran bagi para guru-guru PAK:
Kesatu, bagi setiap guru PAK haruslah
menggunakan cara mendidik yang Alkitabiah yang
sudah dituliskan di dalam firman Tuhan seperti
contoh model pembelajaran inkuiri yang memiliki
landasan teologis di dalam Kejadian 12-15. Cara
mendidik yang Alkitabiah merupakan kewajiban
setiap guru PAK agar apapun yang diberikan kepada
peserta didik bersumber dari kebenaran itu sendiri
yaitu firman Tuhan.
Kedua, bagi setiap guru PAK, perlengkapi diri
untuk menjadi fasilitator, pembimbing dan rekan
belajar yang baik bagi peserta didik, membaca
kebutuhan yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan
peserta didik saat proses pembelajaran sangat
penting bagi proses tercapainya tujuan
pembelajaran yang ada, hal ini bukan hanya sekedar
tentang pemahaman tentang peran guru, namun
aplikasi dan penghayatannya dalam proses belajar
mengajar.
Ketiga, guru PAK hendaknya terlebih dahulu
mengalami pembelajaran inkuirinya dengan Allah
sebagai Guru Agung agar model pembelajaran ini
diterapkan bukan hanya berdasarkan teori namun
pengalaman yang hidup dari guru PAK kepada
peserta didik. Sepertiyang sudah dijabarkan penulis
mengenai pengalaman belajar Abram.

DAFTAR PUSTAKA
Abu, 1991, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 6
Hallen, 2005, Bimbingan dan Konseling, Jakarta:
Quantum teaching, 2005.

TEDC Vol. 14 No. 3, September 2020 254

Anda mungkin juga menyukai