PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
makhluk yang berelasi dengan sesamanya. Dalam hidup berelasi dengan sesama
dan makhluk hidup lainnya pasti ada berbagai perbedaan. Hidup dalam
gambaran dari sebagian wajah kehidupan era modern atau kehidupan yang terjadi
selalu terbungkus dalam bingkai rasionalitas dan kenyataan empiris. Namun tidak
semua relasi kemanusiaan secara empiris memiliki makna yang mengakar dan
mendalam. Di balik relasi antar manusia yang tampak nyata ada pula tersimpan
modern.
memahami secara duniawi (air sumur) dan kurang menangkap makna terdalam
2
dari apa yang disampaikan oleh Yesus ketika menawarkan air kehidupan. Selain
itu dalam konteks historis, perjumpaan Yesus dengan perempuan Samaria seakan
melurus benang kusut yang melilit relasi ketegangan antara orang Yahudi dan
orang Samaria. Yesus pun hadir membangun suatu dialog kehidupan yang
anugerah keselamatan Allah sekalipun anugerah itu berada jelas di depan mereka.
kenyataan tentang kebutuhan fisik dan kebutuhan spiritual kita.1 Dan apa yang
menangkap artinya. Tetapi kemudian Yesus memberikan jawaban bagi wanita itu,
dirinya sebagai air hidup. Pernyataan yang mengandung makna alegori ini,
memiliki banyak makna yang dapat melukiskan bagaimana kuasa hidup baru itu
gagasan teologis dari penulis teks Yohanes yang lebih menekankan pengakuan
tentang siapa itu Yesus. Penulis Injil Yohanes, menampilkan formula penyataan
diri Yesus yang digunakan secara khas dalam injil Yohanes yakni “Aku adalah”
1
Robert Kysar, Injil Yohanes sebagai cerita (Jakarta:BPK Gunung Mulia,2003), hlm. 20
2
M.E.Duyverman, Pengantar ke dalam Perjanjian Baru (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009),
hlm 72
3
(Yun: ego eimi). Penyataan diri Yesus menunjuk kepada penyataan dan
saluran hidup bagi orang lain. Air hidup ditawarkan oleh Yesus kepada
perempuan di sumur Yakub. Kemurahan hati Yesus yang menawarkan air hidup
kepada mereka yang terpinggirkan, menghentak gereja agar keluar dari keegoisan,
dan menjadi saluran hidup bagi siapapun.5 Dengan kata lain, gereja perlu menjadi
teologis yang cukup luas, dan hendak menegaskan kembali salah satu ajaran
kristologi dari penulis Injil Yohanes. Tetapi dengan berkaca dari ajaran Yesus,
maka sepatutnya teks Yohanes 4:7-15 mesti dikaji dan ditafsir untuk menemukan
makna teologinya. Dengan memaknai Yesus sebagai air hidup, diharapkan dapat
melahirkan praksis baru bagi kehidupan manusia, teristimewa bagi orang percaya.
Jika pemaknaan dan praksis tersebut dapat dikonstruksikan, maka persoalan yang
dihadapi oleh gereja masa kini seyogianya dapat tertangani. Oleh karena itulah,
kini.
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
beriman.
D. Manfaat Penelitian
referensi untuk mahasiswa dan mahasiswi dalam proses perkuliahan. Dan secara
praksis memberikan kontribusi pikir positif bagi perilaku masyarakat masa kini,
E. TINJAUAN PUSTAKA
1. Kerangka Teoritik
yang paling tua yang berasal dari pemahaman yang berkaitan dengan teori
tentang pesan dapat berakibat fatal bagi seluruh hidup manusia. Hermes
kedalam bahasa lain yang lebih dikuasai oleh pembaca. Ketiga pengertian
historis minimal dalam dua pengertian : teks itu berkaitan dengan sejarah
dan juga memiliki sejarahnya sendiri. Atas dasar itu penafsiran ini
mencakup dua aspek yakni: sejarah dalam teks dan sejarah dari teks. Yang
pertama menunjuk pada hal-hal yang berkaitan dengan sejarah dari dari
6
Jerry Rumahlatu, Hermeneutika sepanjang masa, (Jakarta: CV. Cipta Varia Sarana,2011) hlm.
59
7
Ibid,. hlm 60
7
yang tidak ada sangkutpautnya dengan apa yang teks sendiri kisahkan
atau gambarkan yaitu, riwayat atau sejarah dari teks sendiri: bagaimana
hidup (7-15), ibadah yang benar (16-26). Penulis lebih memfokuskan pada teks
Yohanes 4:7-15 yang merupakan bagian yang membahas tentang tema Air9. Air
yang dimaksudkan adalah bukan air dalam bentuk materi tetapi penyataan diri
Yesus yang dinyatakan lewat kiasan yakni air hidup. Pernyataan diri Yesus
sebagai air hidup oleh penulis Injil Yohanes menampilkan formula penyataan diri
Yesus yang digunakan secara khas dalam injil Yohanes yakni “Aku adalah (Yun:
ego eimi). Masing masing berarti Penyataan diri Yesus menunjuk kepada
penyataan dan Proklamasi Yesus tentang identitas diri-nya sendiri. Air hidup
8
John H. Hayes & Carl Holladay, Pedoman Penafsiran Alkitab (Jakarta: BPK Gunung
Mulia,2010), hlm. 52
9
St.Eko Riyadi, Yohanes-Firman Menjadi Manusia, (Yogyakarta:Kanisius,2011), hlm. 128
8
merupakan istilah yang muncul beberapa kali dalam injil Yohanes (3:5;4:10-
15;7:38;19:34). Dalam banyak bahasa, istilah air hidup tidak mempunyai arti,
sedangkan dalam beberapa bahasa lainnya artinya hanyalah “air yang mengalir”.
Bila air hidup diterjemahkan secara harfiah, ada kemungkinan terjadi salah
pengertian dalam beberapa bahasa. Tetapi yang dimaksudkan disini adalah air
yang memberi hidup. Atau dapat pula dikatakan diterjemahkan air yang
menjelaskan bahwa Air yang dimaksudkan dalam injil Yohanes bukanlah air
yang hanya dapat menghilangkan haus yang sementara saja, atau hanya memiliki
dampak terbatas, tetapi air hidup yang dimaksudkan adalah air yang membuat
orang tidak harus pergi berulang-ulang untuk mendapatkannya tetapi itu akan
menjadi mata air kehidupan, air yang mengisi sendiri di dalam, air itu merupakan
sumber minuman dan kehidupan kekal yang membarui diri.11 Tetapi yang utama
disini bukanlah arti khusus dari “air hidup” tetapi proklamasi bahwa dalam diri
Yesus sebagi Mesias yang di utus secara Ilahi hadir, karunia Allah yaitu karunia
yang para nabi dan para pemazmur pernah dan sekali lagi saksikan dan orang-
orang selalu cari dalam kehausan mereka akan Allah. Dalam konteks mesianik
dari “Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan Engkau,” akan apa yang
dinyatakan dan lakukan, karunia yang Ia anugerahkan atas mereka yang percaya
10
Barclay M.Newman & Eugene A. Nida, Pedoman Penafsiran Alkitab Injil Yohanes, (Jakarta:
LAI, 2014), hlm 113-114.
11
Herman N.Ridderbos. Injil Yohanes-Suatu Tafsiran Theologis, (Surabaya: Momentum, 2012),
hlm. 167
9
kepadaNya akan dipahami progresif, sama seperti yang akan muncul dalam dialog
selanjutnya.12
Air hidup yang dimaksudkan akan berfungsi dan mengalir didalam diri
tiap manusia yang memahami karunia Allah bagi dirinya, dan akan menghapuskan
serta membersihkan diri dari tindak diskriminasi yang ditunjukan dengan adanya
kesenjangan relasi antar sesama karena kebutuhan secara duniawi (air dari sumur).
mengenai air terlihat jelas dalam ayat 10-15. Dalam kitab ini, menunjukan bahwa
air hidup merupakan dualisme dari lingkungan gnostik. Hal ini sejalan dengan
mode khotbah tentang roti hidup, cahaya kebenaran, anggur kebenaran. Benda
sesuatu dipandang sebagai atau diibaratkan dengan semua benda atau kejadian
yang terjadi di bumi, baik makanan atau pakaian, kelahiran hidup atau mati adalah
bersifat sementara. Ada perbedaan antara apa yang ada di dunia maupun di
kehidupan di bumi dan berita keselamatan dari sorga yang disampaikannya itu.
Hubungan ini berisi kenyataan bahwa kehidupan manusia banyak yang salah dan
penuh kepalsuan, maka injil memberitakan tentang kebenaran dan apa yang
dikehendaki oleh Allah yaitu kehidupan sebenarnya. Yohanes paham apa yang
12
Ibid., hlm 169
10
pemberian yang di firmankan ὕδωρ ζῶν (air hidup) sebagai pemberian yang
Pengakuan akan Yesus sebagai air hidup adalah juga wujud keberanian
besar dalam menyatakan iman akan Kristus bagi konteks masa kini. Sama seperti
antara laki-laki dan perempuan, suku dan ras karena menampilkan hubungan
yang baik antara relasi sesama, meskipun dinyatakan oleh penulis bahwa orang
Kristen Yahudi yang imannya sedang diserang oleh jemaat sinagoga karena
mengimani Yesus. 15
2. Kerangka berpikir
Penulisan ini bertumpu pada dimensi biblis dan dimensi konteks masa
kini. Dimensi biblis yakni Teks Yohanes 4:7-15 yang akan dikaji ini, dimulai
13
R. Bultmann. The Gospel of John; A Commentary, (Filadelfia: The Westminster Press, 1971),
hlm. 182
14
St.Eko Riyadi, Yohanes-Firman Menjadi Manusia, (Yogyakarta: Kanisius, 2011), hlm. 33
15
Ibid., hlm.34-35
11
dengan menemukan visi teologi utama Yesus sebagai air hidup. Kajian teks
didialogkan dengan konteks pembaca masa kini. Dan dari sinilah diharapkan akan
hidup.
Yohanes 4:7-15
Eksplanasi:
Konteks
Masa kini
Refleksi Kontekstual
F. METODE PENELITIAN
1. Jenis penelitian
3. Sumber Data
c. Kamus Alkitab
d. Ensiklopedia
jendela, dan melihat apa yang ada di balik teks. Metode ini menganalisa
teks dengan melihat sejarah dalam teks dan sejarah dari teks. Adapun
asli
saat itu.
masa kini.
G. Defenisi Operasional
Air : Cairan jernih tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau, yang
Air hidup: Bahasa metafora sebagai ungkapan dari Kristologi oleh penulis
H. Cara penyajian
Penulisan ini disajikan dalam bentuk deskriptif serta dibagi dalam beberapa bab
sebagai berikut:
14
kerangka teoritik, kerangka pikir, dan metode penelitian (jenis penelitian, tempat
dan waktu penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisa data,
terhadap teks Yohanes 4:7-15. Kajian ini terdiri dari, situasi historis, terjemahan
BAB III merupakan bagian refleksi teologi kontekstual dan implikasi dari teks
Yohanes 4:7-15.