Anda di halaman 1dari 10

PASTORAL CIRCLE

Lingkaran Pastoral
• Pemetaan Masalah: letak geografis dari jawaban pastoral dalam
menjawab pengalaman individu dan komunitas. Data pokok untuk
menempatkan pendekatan dengan pengalaman orang yang dilayani.
• Analisis Sosial: menyelidiki sebab-akibat, kaitan, identifikasi, analisis.
• Refleksi Teologis: memahami secara lebih holistik dalam terang Kitab
Suci, ASG, tradisi. Memunculkan gagasan dan jawaban baru, inspirasi.
• Perencanaan Pastoral: apa jawaban atas pengalaman yang dialami
orang-orang. Perencanaan agar jawaban itu dapat tersusun dan
terlaksana secara efektif.
• NB: selalu ada kebaruan.
• Tahap pertama, melihat dan menemukan persoalan dan tujuan
penelitian yang relevan di lapangan. Hal ini mengandaikan bahwa
seorang peneliti teologi praktis mengangkat prapaham-prapaham
yang ada berdasarkan pengamatan dan observasi awal, kemudian
menemukan persoalan-persoalan teologis yang ada dalam konteks
gereja dan atau manusia secara umum.
UU Cipta Kerja
• Ada maksud baik dari pemerintah untuk lebih mengakomodir para pekerja
agar lebih sejahtera. Pemerintah berusaha untuk memajukan investasi
agar perekomonian semakin bertumbuh.
• Pertanyaan: proses dipercepat, apakah demi kebaikan perekonomian dan
kesejahteraan penduduk? Atau demi kepentingan sekelompok orang.
• Kurang sosialisasi tentang isi UU tersebut.
• Pengalaman para pekerja atau buruh.
• Buruh merasa UU tidak berpihak pada kesejahteraan mereka.
(dikesampingkan)
• Buruh merasa tidak didengarkan oleh pemerintah.
• Tahap kedua, melihat lebih jauh apa yang dialami oleh gereja dan
manusia berdasarkan pengamatan dan persoalan tahap pertama.
Tahapan ini disebut sebagai tahapan induksi teologis, yaitu mencoba
memahami persoalan-persoalan dalam praksis dari suatu komunitas
melalui observasi lebih jauh, seperti social science approach,
partisipasi, wawancara, studi literatur dsb. Dalam tahapan ini, seorang
peneliti akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan penelitian yang
konkret.
• Tahap ketiga, sistematisasi dan konseptualisasi hasil dari tahap kedua.
Di sini dilakukan proses deduksi teologis, di mana peneliti dengan
persoalan dan teori-teori yang sudah ada membuat hipotesis,
operasionalisasi berbagai konsep dan penyusunan alat-alat tes yang
terukur. Tahap pertama sampai dengan yang ketiga ini disebut oleh
Hermans (2004: 24) sebagai tahap memahami (Verstehen).
METHOD IN MINISTRY
• Dalam pengertian ini maka teologi pada dasarnya juga memberikan
kontribusi praktis pada kesaksian dan pelayanan gereja dan manusia.
• Model refleksi teologis memberikan gambaran tentang unsur-unsur
yang terlibat.
• Metode ini menggambarkan dinamika atau pergerakan pantulan.
• Bagaimana kita setia pada injil dan efektif dalam misi.
• Pandangan Whitehead tentang sumber-sumber refleksi teologis mengidentifikasi tiga macam
sumber untuk refleksi teologis.
• Ketiga sumber refleksi teologis itu adalah tradisi Kristen, pengalaman hidup, dan budaya
masyarakat.
• Yang dimaksudkan dengan Tradisi Kristen, yaitu, Alkitab, sejarah gereja, dan berbagai
interpretasinya, sejarah denominasi, pernyataan-pernyataan teologis dan pedoman
pastoralnya.
• Pengalaman hidup yang dimaksudkan adalah pengalaman perorangan dan pengalaman
komunal.
• Sedangkan, budaya sekitar adalah cara pandang, cara bersikap dan cara bertindak terhadap
kenyataan yang telah terlembaga dalam masyarakat tertentu.
• Menurut Whitehead, refleksi teologis merupakan cara agar pelayanan tetap setia kepada Injil
dan berkompeten dalam memproklamasikan Injil kepada dunia masa kini, untuk itu ketiga
sumber itu harus dilibatkan sebagai mitra percakapan.
• Dalam studi ini, pandangan Whitehead menjadi panduan teoritis untuk menegaskan sumber-
sumber refleksi teologis untuk pengembangan konsep PK jemaat GMIT Pola Tribuana
Kalabahi. Markus 7:24-30 sebagai sumber tradisi Kristen, realita masyarakat plural di kota
Kalabahi sebagai sumber pengalaman, dan “taramiti tominuku” sebagai sumber budaya.
• mencari informasi tentang perhatian pastoral tertentu yang tersedia
dalam pengalaman pribadi, tradisi Kristen, dan sumber budaya.
Mendengarkan dengan kritis sambil menangguhkan penilaian.
• membawa perspektif yang dikumpulkan dari sumber-sumber ini ke
dalam dialog klarifikasi timbal balik yang hidup untuk memperluas
dan memperkaya wawasan agama, memiliki keberanian untuk berbagi
keyakinan dan kesediaan untuk ditantang.

Anda mungkin juga menyukai