100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
97 tayangan2 halaman
Kitab Hosea ditulis oleh nabi Hosea pada tahun 715-710 SM untuk memperingatkan Kerajaan Israel yang sedang menuju kehancuran akibat penyembahan berhala dan ketidaktaatan terhadap Allah. Hosea menggunakan pernikahan pahitnya dengan istri yang setia, Gomer, sebagai metafora untuk menggambarkan hubungan Allah dan Israel. Walaupun Israel sering tidak setia, Allah tetap mengasihi mereka dan berharap mereka bertobat
Kitab Hosea ditulis oleh nabi Hosea pada tahun 715-710 SM untuk memperingatkan Kerajaan Israel yang sedang menuju kehancuran akibat penyembahan berhala dan ketidaktaatan terhadap Allah. Hosea menggunakan pernikahan pahitnya dengan istri yang setia, Gomer, sebagai metafora untuk menggambarkan hubungan Allah dan Israel. Walaupun Israel sering tidak setia, Allah tetap mengasihi mereka dan berharap mereka bertobat
Kitab Hosea ditulis oleh nabi Hosea pada tahun 715-710 SM untuk memperingatkan Kerajaan Israel yang sedang menuju kehancuran akibat penyembahan berhala dan ketidaktaatan terhadap Allah. Hosea menggunakan pernikahan pahitnya dengan istri yang setia, Gomer, sebagai metafora untuk menggambarkan hubungan Allah dan Israel. Walaupun Israel sering tidak setia, Allah tetap mengasihi mereka dan berharap mereka bertobat
Mata Kuliah : Perjanjian Lama II Judul Buku : Pengantar Perjanjian Lama ( Kitab Hosea ) Dosen Pengampu : Alfrind H Takasowa M.Th Kitab Hosea
II. GBB ( Garis Besar Bacaan )
1. Latar Belakang 2. Penulisan 3. Ajaran Pokok III. Intisari Bacaan Kitab Hosea ditulis pada tahun 715 - 710 SM ditulis oleh Hosea itu sendiri. Hosea, yang namanya berarti "keselamatan", diperkenalkan sebagai putra Beeri (Hos 1:1). Tidak ada lagi yang diketahui tentang nabi ini selain beberapa kilasan otobiografis di dalam kitab itu sendiri. Hosea adalah penduduk Israel, bukan Yehuda, dan ia bernubuat kepada bangsanya sendiri. Hal ini tampak dari (1) banyak acuannya kepada "Israel" dan "Efraim" (dua sebutan terkemuka bagi kerajaan utara) serta "Samaria" (ibu kota kerajaan utara), (2) acuannya kepada raja Israel di Samaria sebagai "raja kita" (Hos 7:5), dan (3) perhatiannya yang mendalam akan kebobrokan rohani, moral, politik dan sosial Israel. Hosea dipanggil Allah untuk bernubuat kepada kerajaan Israel yang sedang ambruk selama sekitar 30 tahunnya yang terakhir, seperti yang kemudian dilakukan oleh Yeremia kepada Yehuda. Ketika Hosea memulai pelayanannya pada masa akhir pemerintahan Yerobeam II, Israel sedang mengalami kemakmuran ekonomi dan kestabilan politik untuk sementara waktu yang menciptakan rasa aman yang palsu. Akan tetapi, segera setelah Yerobeam II wafat (753 SM), keadaan bangsa itu mulai memburuk dengan pesat dan menuju kehancurannya yang terjadi pada tahun 722 SM. Dalam 15 tahun setelah kematiannya, empat raja Israel terbunuh; dalam 15 tahun lagi Samaria merupakan puing-puing berasap dan penduduk Israel dibuang ke Asyur dan kemudian disebarkan di antara berbagai bangsa. Pernikahan Hosea yang tragis dan firman nubuatnya dipadukan sebagai pesan Allah kepada Israel sepanjang tahun-tahun terakhir yang kacau menuju kehancurannya ini. Latar belakang sejarah pelayanan Hosea disebutkan sebagai dalam pemerintahan Yerobeam II dari Israel dan empat raja Yehuda (Uzia, Yotam, Ahas dan Hizkia; Hos 1:1) -- yaitu, sekitar 755-715 SM -- yang tidak hanya menjadikannya rekan sezaman yang lebih muda daripada Amos, tetapi juga dari Yesaya dan Mikha. Kenyataan bahwa Hosea menetapkan tanggal dari sebagian besar pelayanannya dengan mengacu kepada empat raja Yehuda dan bukan kepada masa pemerintahan yang singkat dari enam raja Israel terakhir, mungkin menunjukkan bahwa ia melarikan diri dari kerajaan utara untuk tinggal di Yehuda menjelang kehancuran Samaria, oleh Asyur (tahun 722 SM); di sanalah dia menyusun nubuat-nubuatnya menjadi kitab yang berjudul namanya ini. Nubuat Hosea adalah usaha terakhir Allah untuk memanggil orang Israel supaya bertobat dari penyembahan berhala dan kefasikan mereka yang tak kunjung berakhir sebelum menyerahkan mereka kepada hukuman penuh atas dosa-dosa mereka. Kitab ini ditulis untuk menyatakan (1) bahwa Allah mempertahankan kasih-Nya kepada umat perjanjian-Nya dan dengan sungguh-sungguh ingin menebus mereka dari kejahatan mereka, dan (2) bahwa hal-hal menyedihkan terjadi apabila orang terus-menerus tidak menaati Allah dan menolak kasih-Nya yang menebus. Ketidaksetiaan istri Hosea dicatat sebagai gambaran ketidaksetiaan Israel kepada Allah. Gomer mengejar-ngejar laki-laki lain, sedangkan Israel mengejar-ngejar dewa-dewa lain; Gomer melakukan zina jasmaniah, sedangkan Israel zina rohani.