Anda di halaman 1dari 2

Nama : Swanso Simanjuntak

Semester/tingkat : IV/II
Mata kuliah : Liturgika
Dosen Pengampu : Bvr.Tiarma Siahaan,M.Th

Laporan baca
Sejarah Liturgi Abad-abad Pertengahan Kedua dan Liturgi masa Reformasi.

 Liturgi abad-abad Pertengahan kedua


Liturgi abad-abad pertengahan bagian kedua adalah masa antara menjelang
Paus Gregorius VI kurang lebih tahun 1033-1085 dan menjelang Reformasi abad ke-16.
Nama Paus Gregorius VII (Paus sejak 1073) ak dapat diabaikan dalam periode ini.
Perseteruan yang terjadi antara gereja dan negara mencapai tahap akhir. Paus Gregorius VII
dan Paus Nikolas II (1058-1061) mencurahkan perhatian serius untuk membatasi dominasi
pemerintahan dalam hal ini kaisar dalam mencampuri urusan gereja. Masing-masing
melahirkan beberapa amandemen pembaruan pengangkatan para imam. Upaya tersebut
berhasil. Negara tidak lagi menguasai gereja. Ada pembatasan wewenang antara pemerintah
dan gereja. Pengangkatan uskup dan imam tidak lagi dilakukan oleh kasar, atau awam mana
pun, tetapi oleh gereja. Dengan demikian, peralihan Paus hanya dilakukan oleh sidang
Majelis Kardinal. 1
1. Gereja Katedral di Antara Gereja Parikial
Hingga abad ke-7, banyak bangunan gereja katedral berarsitektur basilika. Lambat
laun gereja basilika disejajarkan dengan katedral. Sejak semula basilika Leteran-Roma adalah
gereja katedral dari abad-abad pertengahan. Waktu itu liturgi di basilika Leteran telah lepas
dari akarnya sehingga berkembang atau sebenarnya terpelihara dua bentuk liturgi yaitu:
Pemeliharaann ritus perayaan liturgi di Kapel Paus dan perkembangan liturgi secara
independen di basilikia Leteran. Liturgi Papal menjadi model dasar bagi gereja Eropa pada
awal Abad Pertengahan walaupun tiap daerah tetap memasukan atau menyisipkan
penyusaiannya pada locus-nya. Imam sebagai pemimpin paroki diharapkan menjaga dan
merawat gereja, termasuk merayakan liturgi. Selain itu, menetapkan pembayaran para uskup,
memberikan perhatian kepada orang miskin, kebutuannya sendiri dan para pembantunya. Jadi
ada empat hal yang harus di perhatikan imam, yaitu Uskup, orang miskin, bangunan gereja
dan kebutuhan pribadi.
2. Arsitektur Gereja
Setelah tahun 600-an, antara zaman Konstantinus dan Karel Agung, muncul zaman
baru yang dikenal dengan abad-abad Pertengahan sebagai masa kebangkitan aritektur gereja.
Hal ini dibarengi dengan kebangkitan ekonomi dan perkembangan biara pada sekitar abad ke-
11. Bentuk gereja pertama yang dibangun dalam ukuran raksasa setelah rumah-rumah dan
katkombe ialah basilika. Basilika adalah bangunan Romawi untuk kegiatan umum. Dalam
bentuk awalnya basilika bermodel sederhana dan kosong, basilika hanya seperti hanggar bagi
manusia dengan pilar di dalamnya. Arsitektur gereja dirancang tidak melulu berdasarkan
timbangan kebutuhan fungsional. Gedung gereja juga bukan sekedar tempat untuk
1
Rasid Rachman, Pembimbing Ke Dalam Sejarah Liturgi (Jakarta: Gunung Mulia, 2015),101
menampung orang sebanyak-banyaknya, melainkan sebagai saran spiritual untuk merasakan
perumpaan dengan Allah. Setelah model basilika, aritektur bizantium memberi warna pada
bangunan gereja.
3. Liturgi Pernikahan
Perkawinan orang Kristen adalah sama dengan setiap perkawinan mana pun sehingga orang
yang kawin mengikuti adat istiadat setempat. Namun, dalam perkawinan itu gerja coba
mewujudkan etos Kristen.bagi gereja, pernikahan yang sah ialah persetujuan kedua belah
pihak yang menikah dan keluarganya. Gereja mendukung usaha melindungi institusi
pernikahan. Di situlah kejujuran dan ketulusan terjamin sebab tidak ada manipulasi atau
language game. Liturgi nikah pada abad-abad pertengahan didasarkan pada sakramentria
Roma.
4. Ordo-ordo Biara Baru
Abad-abad pertengahan kedua juga diwarnai dengan munculnya beberapa ordo biara yang
kemudian menjadi induk-induk biara-biara di masa kemudian. Sementara Citeaux kemudian
melahirkan tradisi Cisterciensis, sebutan yang dikenakannya pada akhir abad ke-15. Pada
masa kira-kira sama lahirnya Citaeux, yakni abda ke-11, muncul biara baru di La Grande
Chartreuse-Prancis, para Rahib dan muridnya yang menyebut diri mereka Kartusian. Pada
akhir abad ke-13, Fransisikus Asisi mendirikan ordo Frates Minores, yakni persaudaraan
hina-dina, ata dikenal pula kaum Fransiskan.
5. Persebaran Brevir dan Liturgi Harian
Pada akhir abad ke-14, ketika rahib makin banyak mengadakan perjalanan keluar biara
sehingga tidak mungkin kembali untuk merayakan liturgi harian di kapel pada waktunya.
Oleh karena itu, biara menjadi brevir. Penyediaan brevir tersebur bertujuan agar rahib tetap
dapat merayakan liturgi harian di perjalanan seorang diri atau bersama satu-dua teman
seperjalannya. Brevir berasal dari kata latin brevio atau breviarium, artinya penyingkatan atau
ringkasan. Brevir berisi pelaksanaan liturgi, doa-doa, dan nyanyian.
 Liturgi Masa Reformasi
Reformasi gereja abad ke-16 adalah salah satu tahap penting dalam sejarah
liturgi. Setidaknya bagi pembentukan liturgi gereja-gereja reformasi kemudian. Para
reformator tidak hanya mengguncang tata gereja. Mereka juga membarui praktik
liturgi Abad-abad Pertenghan, terrutama Abad-abad Pertengahan kedua Paus yang
memiliki kuasa dalam urusan sekuler dan pajak yang dikenakan kepada umat
ditentang. Semula reformasi tidak mengkritik liturgi Abad-abad Pertengahann.
Reformasi adalah gerakan untuk membarui praktik gereja Roma. Bahkan praktik
tersebut berangkat dari makna memperoleh keselamatan sebagaimana dialami Luther
secara pribadi. Martin Luther (1483-1546). Luther adalah serorang pembaru gereja
yang sabar dan hati-hati dalam hal liturgi. Ia melakukan perubahan dan pembaruan
secara bertahap, dan tentu saja memakan waktu. Awal Pembaruan,tahun liturgi,
Pemberitaan Firman Tuhan,Ibadah Harian,Nyanyian Jemaat, dan Pernikahan Gereja.2

2
Rasid Rachman, Hari Raya Liturgi Sejarah Dan Pesan Pastoral Gereja (Jakarta: Gunung Mulia,
2019)

Anda mungkin juga menyukai