Anda di halaman 1dari 2

Nama : Leni Marlina Simbolon

Semester/Tingkat : IV/II
Mata Kuliah : Liturgika
Dosen Pengampu : Bvr. Tiarma Siahaan,M.Th

PRAKTIK LITURGI DI GEREJA-GEREJA REFORMASI DAN


LITURGI ZAMAN MODERN

Gerakan reformasi abad ke-16 melahirkan beberapa unsur baru di dalam pembentukan
liturgi. Dalam pemahaman reformasi tidak ada liturgi yang ideal dan mapan sehingga wajib
diikuti untuk segala zaman dan tempat. Sebagaimana pemahaman reformasi tentang gereja
demikian pula pemahaman nya tentang liturgi. Sebagaimana gereja, liturgipun senantiasa berada
dalam proses membarui. Bentuk-bentuk pengungkapan iman kepada satu generasi membutuhkan
penilaian teologis yang segar dari generasi berikut. Praksis dan refleksi terhadap liturgi menjadi
penting bagi gereja-gereja Reformasi. Hal ini bertujuan agar keberbagaian liturgi dan ritus di
gereja-gereja reformasi tetap terpelihara. Refleksi teologis atas praktis liturgis yang dihasilkan
tidak hanya berdasarkan kegemaran sesaat, selera individu semata, atau trend zaman, refleksi
teologis atas liturgi diperlukan. Jadi, bagi gereja-gereja reformasi tidak ada liturgi yang bersifat
normatif. Tidak ada liturgi yang bersifat kekal, sempurna dan tidak dapat diperbaharui sepanjang
masa. Liturgi reformasi berada dalam keterikatan sebagai penerus dari para pendahulu.
Keterikatan ini tidak berarti hanya mengulang ritus yang selalu dilayanikan secara kaku, itu- itu
saja, sejak dahulu kala. Bentuk-bentuk pelayanan ritus boleh bervariasi di tiap jemaat atau gereja,
tetapi pola dan konsepnya sepadan mungkin bersifat oikumenis. Oikumenisitas dalam liturgi
adalah salah satu konsep dan pola dalam liturgi reformasi.1

Bagi Reformasi, mazmur-mazmur dan kidung-kidung rohani itu penting dalam ibadah.
Reformasi Luther dan Calvin membersihkan nyanyian dari pengaruh Katolik Roma dan
diserahkan kepada jemaat, dimana Luther banyak menggubah nyanyian jemaat yang
memberikan inspirasi bagi para penggubah dan pakar musik di zamannya, terlebih pada
nyanyian jemaat nya, Nyanyian jemaat tidak berhenti di abad ke-19 melainkan terus melanju
pada abad ke-20 dan siap memasuki abad ke-21. Berbeda daripada nyanyian abad-abad
1
Papal Teaching, The Liturgy, Boston:Paul Edition, 1922, 158-164
sebelumnya, nyanyian jemaat pada paruhan kedua abad ke-20 ini melahirkan corak berteologi.
Selain liturgi Protestan, Luther ada juga liturgi Anglican, Methodist, dan Independent. Liturgi
Anglican mulai mengalami proses pembentukan pada tahun 1531 oleh Raja Hendrik VIII yang
anti Luther dan juga paus namun lambat laun diterima dan dibawah pemerintahan Raja Edward
VI (1547-1553), pengaruh Luther masuk ke gereja Inggris. liturgi Anglican merupakan liturgi
yang menerima unsur-unsur berbagai pola liturgi lain pada waktu itu. George Joye
menerjemahkan dan menyusun nyanyian mazmur- mazmur dari versi Latin dari Martin Bucer
(1491-1551) pada tahun 1529 dan buku liturgi HortulusAnimae pada tahun 153O. Buku tersebut
mengandung sejumlah formula yang bersumber pada beberapa buku liturgi Reformasi.

Anda mungkin juga menyukai