Anda di halaman 1dari 36

Potret Diri

Seorang
Konselor

Vebry Elizabet Wattimena, S.Psi, M.Psi, Psikolog


Case Study….Michel Smith
[peserta latihan pastoral
di Stone Memorial Hospital]
Siapakah Aku?
Terkait Spiritualitas
Spiritualitas
Choan Seng Song, [teolog Asia], spiritualitas
atau religiositas sebagai "totalitas
keberadaan yang menyatakan diri dalam:
jalan-jalan hidup, cara-cara berpikir, pola-
pola tingkah laku dan perbuatan, serta
sikap-sikap terhadap misteri yang
mengelilingi dunia kehidupan kita dan
mengajak kita menuju kepada puncak di atas
semua puncak, kedalaman di bawah semua
kedalaman dan kepada terang di atas semua
terang."
Spiritualitas Konseling Pastoral
[Pdt. Joas Adhi Prasetya-Rektor STT Jkt]
 Spiritualitas Konseling pastoral bukan spiritualitas eskapis
[spiritualitas yang menya­dari dengan sungguh adanya krisis,
namun kemudian membuat mereka malah memilih untuk
melarikan diri dari krisis dunia dan menciptakan dunia
sendiri, dunia yang bebas-krisis, dunia yang bak sorga.
 Juga bukan spiritualitas yang triumfalistis [yaitu spiritualitas
yang menyadari dengan sungguh adanya krisis, namun
kemudian mereka mengambil jarak-identifikasi dari dunia].
 juga bukan spiritualitas yang dualistis [memisahkan dan
mengkotak-kotakkan wilayah kemanusiaan yang jasmani
dan yang rohani, yang akhirat dan yang ukhrowi, yang kotor
dan yang kudus].
Spiritualitas dalam Konseling Pastoral
• MELIPUTI SEGALA BIDANG DAN DIMENSI HIDUP MANUSIA
• KESIMBANGAN SELURUH DIMENSI HIDUP
• TERLIBAT DALAM HUBUNGAN DENGAN ALLAH, SESAMA DAN DUNIA
• KESEIMBANGAN OTORITAS, ZIARAH DAN PENGALAMAN HIDUP
• SELALU DALAM PROSES MENCARI, MENJADI, DAN BERTUMBUH
Spiritualitas dalam Konseling Pastoral
• Spiritualitas yang konfrontatif [spiritualitas yang dengan
keberanian teguh berani berhadapan muka dengan realitas
dunia dan bukan malah melarikan diri dari tantangan dunia].
• Spiritualitas yang sungguh-sungguh inkarnatif, sebuah
spiritualitas kehambaan. Spiritualitas semacam ini merupakan
sekuensi dari spiritualitas yang konfrontatif.
• spiritualitas yang integral, atau malah integratif, spiritualitas
yang sekaligus utuh & mengutuhkan.
• Spiritualitas yang inklusif dan malah rekonsiliatif penting &
musti diperjuangkan.
• Spiritualitas liberatif-tranformatif [menempatkan perubahan
sosial, pembebasan dan keadilan sebagai misi­nya].
Dua sisi identitas [potret diri] pastoral:

•Peneguhan
•Penyangkalan diri
Peneguhan
• Tidak ada peleyanan konseling patoral yang berarti
jika perasaan kecil hati dan perasaan bersalah berdiam
dalam diri konselor.  kecil hati dan perasaan
bersalah mematikan keratifitas, membuat konsep diri
hilang. Lama kelamaan menjadi tertekan, acuh tak
acuh, bosan, dan mudah marah.
• Pelayanan kristiani [konseling pastoral] bersifat
meneguhkan, karena itu keteguhan diri seorang
konselor penting.
• Peneguhan dalam diri konselor [selain karena
Penyangkalan diri
• Rasul Paulus,”Aku hidup, tetapi bukan lagi aku
sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang
hidup di dalam Aku” [Gal 2:20].
• Tidak ada seorangpun yang dapat menjadi
konselor pastoral yang baik jika tidak mau
menyangkal dirinya. Pentingnya penyangkalan
diri adalah: memberi ruang bagi sesama dan
Allah yang dinamis dan kreatif.
Sifat, Sikap dan Ketrampilan Konselor
Pastoral
• Sifat seorang konselor lahir dari spiritualitas
dan pemahaman yang utuh dari gambar diri.
• Sikap seorang konselor adalah internalisasi
sifat dalam tindakan
• Sikap konselor melahirkan ketrampilan
konselor.
Sifat seorang konselor [Art Van Veek]
• Keaslian
• Kejujuran
• Kedewasaan
• Kekuatan emosional
• Kehangatan
• Kesabaran
• Kepekaan
• Profesionalitas
• Rasa humor
• Keluwesan
10 SIKAP DASAR

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

E TER PE TE SP TU KE HO UNI OT
M TA RC R ON LU NA LIS VE O
P AYA BU S L DI R NO
A RIK TAN TIK
PA KA HA RI SA M
TI DA
TI LIS
PR
OS TIK
ES

13
Empati

• Rogers yang mengangkat isu empati


• Non-directive, client centered, person centered
approach
• Rogers (1957): emphatic understanding > masuk ke
dunia orang lain tanpa kehilangan diri > maka
akan menimbulkan perubahan
• Pathos > emphatein
• Einfühlung: feeling into dan bukan feeling with
(simpati)
14
Tertarik

• Merasa kerasan dan senang berada bersama Od


• Tidak terpaksa atau dipaksa
• Pilihannya sendiri > panggilannya sendiri
• Keberadaannya di sana demi Od
• Berada di sana bersama dengan Od secara total

- 15
• Atasilah rasa bosan
• Pusat perhatian Od
• Hindari sharing pengalaman Anda > pusat perhatian dapat
pindah Anda
• Orang yang memiliki pengalaman sama tidak selalu
menolong > berfokus pada diri sendiri
• Jangan bicara, jangan bicara, dan jangan bicara.

- 16
Percaya pada proses

• Segala sesuatu terjadi dalam proses


• Penuh > mengacu pada waktu -> sesuai dengan waktu
yang ditentukan sendiri oleh kasus dan/atau Od
• Utuh > mengacu pada isi -> seluruhnya, tidak lebih atau
kurang.
• Setiap krisis dan/atau Od memiliki waktunya sendiri.
• Pd perlu bersabar
• Pd tidak boleh mempercepat atau memperlambat

- 17
Terbuka

• Masuk tanpa prasangka, bias, kecurigaan,


stereotipe, pemeo.
• Untuk menghindari sikap hati-hati yang
berlebihan,
• Pd siap menghadapi apa pun yang terjadi,
bahkan ketika pandangan Od berbeda
dengan keyakinan dan pikiran atau
pengalaman kita.
• Pd bersedia mengambil risiko > terluka
- 18
• Pd tidak terkejut apabila menemui hal-hal yang di
luar dugaan.
• Pd tidak perlu terpancing, membela diri, membela
orang lain, membela komunitas keagamaan,
bahkan membela Tuhan Allah.
• Semua diterima sebagaimana adanya (acceptance
= empati).
• Acceptance = pendekatan yang tidak bersifat
menilai, mengadili, dan tidak ingin memiliki,
• Sehingga Od terbantu untuk menerima dirinya
sendiri secara penuh dan utuh.

- 19
Spontan
• Orang sehat adalah orang yang bersikap spontan
• Perubahan intonasi, ekpresi wajah, tertawa, tegas, humor,
dsbnya.
• Sikap spontan memungkinkan Pd untuk ikut menaiki
lereng terjal, menuruni jurang, atau menelusuri lorong-
lorong sempit pengalaman Od
• Bebas menanggapi apa pun yang diungkapkan Od (verbal
atau non-verbal)
• Penggunaan religious resources, misalnya harus muncul
dari konteks > spontan

- 20
Tulus hati (Genuine)

• Asli (Rogers),
• Otentik (Rogers) dan diteruskan oleh Pietrofesa (The
Authentic Counselor, 1978)
• Jujur pada diri sendiri,
• Tidak berpura-pura,
• Realistis pada diri sendiri,

- 21
• Tidak sombong,
• Tetapi juga tidak rendah diri,
• Menjadi manusia sejati,
• Menjadi model bagi klien,
• Menular pada klien.

- 22
Kenal diri

• Reflektif
• Self-understanding (Rogers)
• Self awareness (Rollo May, 1967)
• Selalu bertanya “siapakah saya?”
• Kemampuan saya apa?
• Apakah saya perlu terus atau berhenti
mendampingi?
• Rujukan?
• Apa yang sedang saya lakukan?
- 23
• Apa yang harus saya lakukan?
• Apa yang harus saya ubah?
• Lesson learnt apa?
• Apa yang saya alami?
• Apa yang saya rasakan?
• Sejauh mana semua itu membantu pertumbuhan
klien?

- 24
• Kita menjadi tidak manipulative
• Kita tidak abusive
• Pusat perhatian tetap pada klien
• Kita berada di sana bersamanya, demi klien.

- 25
Sikap holistik

• Sikap holistik (Totok Wiryasaputra, 2006)


• Bersikap hati-hati terhadap sikap parsialistik, reduktif,
miopik, sepotong-potong
• Melihat kaitan satu issu dengan issu lain
• Menyeluruh,
• Melihat perspektif waktu secara menyeluruh: lalu, kini,
dan mendatang
• Melihat perspektif waktu secara menyeluruh: lalu, kini,
dan mendatang
- 26
• Mendorong kita bekerja dalam team, baik
langsung maupun tidak,
• Intraprofesi dan interprofesi,
• Mendorong kita rendah hati,
• Tidak berpura-pura menjadi satu-satunya penolong,
• Mungkin kita menjadi perantara,
• Menyeluruh,
• Terus mengembangkan diri,
• Bertumbuh, profesionalisme,
• Sertifikasi dan resertifikasi,

- 27
• Pola hidup seimbang antara semua aspek,
• Menjadi teladan hidup seimbang
• Membuat pelayanan kita tidak hanya bersifat
kuratif,
• Melainkan promotif, preventif, rehabilitative, dan
liberatif.

- 28
Universalistik

• Keunikan dalam keumuman (uniqueness in


universality)
• Pengalaman terdalam sama, ekspresi yang
berbeda (Totok S. Wiryasaputra, 2006)
• Keterhubungan antar manusia,
• Keterhubungan antar tempat,
• Kita hidup sebagai satu keluarga, tinggal dalam
satu desa – dunia, dan di bawah naungan satu
Allah,
- 29
• Oneness of human family,
• Oneness of place where we live,
• Oneness of God we serve,
• Tauhid dalam ujaran, ajaran, dan praksis
• Kita tidak hidup dalam ghetto, enclave, kavling kita sendiri
• Namun bukan berarti kita serba sama,
• Keseragaman adalah maya,
• Yang nyata adalah keperbedaan,
• Seolah-olah kita ini lain keluarga, hidup dalam desa yang
berbeda, dan di bawah naungan Allah yang berbeda

- 30
• Kita seharusnya menciptakan ruang bersama
untuk tumbuh bersama,
• Menentang sikap diskriminatif,
• Memerlukan cross-cultural sensitiveness,
• Instink kekuatan manusia baru saling
membebaskan dan menumbuhkan

- 31
Otonom - mandiri
• Pribadi yang bebas, memiliki hak dan mampu untuk mengatur diri.
• Dia masuk, bersikap empatis, namun tetap otonom, tidak
tercampur, hanyut (Totok S. Wiryasaputra, 2006).
• Dia tetap menjadi dirinya,
• Dia tetap memegang kendali atas dirinya
• Dalam hubungannya dengan lembaga di mana bekerja > dia juga
bebas.
• Hindari agenda titipan
• Kontrak Anda adalah pendampingan dengan orang yang
didampingi,
• Anda pendamping dan sesama adalah orang yang Anda dampingi

- 32
• Dalam hubungannya dengan profesi
lain, Anda juga mampu berdiri saya
tinggi dan duduk sama rendah,
• Jangan jual atau gadaikan profesi
Anda,
• Juga dalam menerima rujukan: Anda
tidak lebih tinggi atau lebih rendah.

- 33
.
10 SIKAP DASAR

• Pribadi Pd adalah alat utama (Corey, 1991,


Comb1969)
• Menjamin Pd berkuliatas prima
• Alfred Adler “The technique of treatment must
in yourselves”
• Dalam diri sendiri > Bukan teknik melainkan
sikap (Totok S. Wiryasaputra, 2006)

- 34
10 KETRAMPILAN DASAR

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

M M M M M M M M M M
e e e e e e e e e e
n m m n n m r m n n
d p a a g u i b g a
e e n f a s n er aj n
n rj t s r a g i u t
g e u i a t k in ka a
a l l r h k a fo n n
r a k k a s ir p g
k s a a n m er
a n n as ta
n i n
ya
a
n
Refleksi Diri
"Ajaran-Ku tidak berasal dari diri-Ku sendiri, tetapi
dari Dia yang telah mengutus Aku. Barangsiapa mau
melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah
ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-
kata dari diri-Ku sendiri. Barangsiapa berkata-kata
dari dirinya sendiri, ia mencari hormat bagi dirinya
sendiri, tetapi barangsiapa mencari hormat bagi Dia
yang mengutusnya, ia benar dan tidak ada
ketidakbenaran padanya. [Yoh 7:16-18]

Anda mungkin juga menyukai