ABSTRAK
A. Pendahuluan
Indonesia sebagai negara yang terdiri dari bermacam-macam suku bangsa (multietnik),
dengan derajat keberagaman yang tinggi dan mempunyai peluang yang besar dalam perkawinan
yang berbeda budaya. Perkawinan yang dilangsungkan mengandung nilai-nilai atau norma-
norma budaya yang sangat kuat dan luas, ( Abu dalam Natalia & Iriani, 2002).
Budaya yang berbeda melahirkan standar masyarakat yang berbeda dalam berbagai
aspek kehidupan, termasuk juga dalam mengatur hubungan perkawinan adat istiadat. Namun
diantara berbagai bentuk yang ada, perkawinan merupakan salah satu contoh yang dapat dilihat
secara adat istiadat suku setempat yang dapat diterima serta diakui secara universal, ( Duvall
dalam Natalia & Iriani, 2002 ).
Masalah penyesuaian adalah suatu hal yang sifatnya universal dan unik, karena setiap
individu mau tidak mau harus menghadapi masalah atau kesulitan dalam kehidupannya sehingga
perlu melakukan penyesuaian. Sumber masalah tersebut dapat berubah-ubah pada tiap periode
kehidupan, untuk itulah perlu melakukan penyesuaian. Pada saat seorang pria dan seorang
wanita menikah, tentunya masing-masing membawa nilai-nilai budaya, sikap, keyakinan, dan
gaya penyesuaian sendiri-sendiri ke dalam perkawinan tersebut. Masaing-masing memiliki latar
belakang dan pengalaman yang berbeda, tentu saja ada perbedaan dalam susunan nilai serta
tujuan yang ingin dicapai, untuk itulah perlu dilakukan penyesuaian sehingga kebutuhan dan
harapan masing-masing pasangan dapat terpenuhi dan memuaskan.
Menurut Hurlock ( 1994 ), yang mengatakan bahwa penyesuaian perkawinan sebagai
proses adaptasi antara suami istri, dimana suami istri tersebut dapat mencegah terjadinya konflik
dan menyelesaikan konflik dengan baik melalui proses penyesuaian diri.
B. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana penyesuaian perkawinan pada pasangan yang berlatar belakang etnis Batak
dan etnis Jawa?
2. Dimensi penyesuaian perkawinan apa yang paling dominan?
3. Faktor pendukung keberhasilan penyesuaian perkawinan antar etnis apa yang paling
dominan?
C. Tujuan Penelitian
1. Penyesuaian perkawinan pada pasangan yang berlatar belakang etnis Batak dan etnis
Jawa.
2. Dimensi penyesuaian perkawinan yang paling dominan.
3. Faktor pendukung keberhasilan penyesuaian perkawinan antar etnis yang paling dominan.
D. Penyesuaian Perkawinan
1. Pengertian Penyesuaian Perkawinan
Hurlock (1991) mendefinisikan penyesuaian perkawinan sebagai proses adaptasi
antara suami dan istri, dimana suami dan istri tersebut dapat mencegah terjadinya konflik
dan menyelesaikan konflik dengan baik melalui proses penyesuaian diri.
Menurut Lasswel & Lasswel (1987), penyesuaian perkawinan berarti kedua individu
telah belajar untuk mengakomodasi kebutuhan, keinginan, dan harapan masing-masing, ini
berarti mencapai suatu derajat kebahagiaan dalam hubungan. Penyesuaian perkawinan
bukan suatu keadaan absolut melainkan suatu proses yang terus menerus terjadi.
Disimpulkan bahwa penyesuaian perkawinan adalah proses adaptasi dimana antara
kedua individu telah belajar untuk mengakomodasi kebutuhan, keinginan, dan harapan
masing-masing, ini berarti mencapai suatu derajat kebahagiaan dalam hubungan.
Penyesuaian perkawinan bukan suatu keadaan absolut melainkan suatu proses yang terus
menerus terjadi.
2. Menurut Hurlock (1980) Karakteristik Penyesuaian Perkawinan yaitu :
a. Kebahagiaan suami dan istri
Suami dan istri yang bahagia bersama memperoleh kepuasan dari peran-peran yang
mereka jalankan. Mereka juga memiliki cinta yang matang dan stabil, mempunyai
penyesuaian seksual yang baik dan menerima peran sebagai orangtua.
b. Hubungan yang baik antara orangtua dan anak
Bagi yang sudah mempunyai anak maka hubungan yang baik antara orangtua dengan
anak menunjukkan keberhasilan penyesuaian yang baik. Bila hubungan antara orangtua
dan anak tidak baik maka suasana rumah akan ditandai dengan adanya friksi.
c. Penyesuaian yang baik pada anak
Pada anak keberhasilan mereka menyesuaiakan diri dengan teman-temannya,
sekolahnya, akan menunjukkan keberhasilan penyesuaian perkawinan orangtuanya.
d. Mampu menghadapi perbedaan pendapat dengan baik
Perbedaan pendapat di dalam keluarga merupakan hal yang tidak dapat dihindari.
Penyesuaian perkawinan yang baik ditandai dengan adanya kemampuan dari anggota
keluarga untuk memahami pandangan yang berbeda dari anggota keluarganya.
Penyesuaian yang baik akan tercapai dengan cara demikian dibandingkan bila ada salah
satu anggota keluarga yang harus mengalah atau perbedaan pendapat didiamkan saja.
e. Kebersamaan
Dalam penyesuaian perkawinan yang baik, masing-masing anggota akan menikmati
saat-saat kebersamaan mereka.
f. Penyesuaian keuangan yang baik
Pada umumnya, masalah keuangan merupakan masalah yang sering menimbulkan
masalah. Terlepas dari besarnya penghasilan, hal terpenting yang harus dilakukan suatu
keluarga adalah mengatur pemasukan dan pengeluaran rumah tangga, sehingga
keluarga terhindar utang.
g. Penyesuaian dengan keluarga pasangan yang baik
Penyesuaian yang baik dengan keluarga pasangan akan membuat suatu keluarga
jarang mengalami konflik dalam hubungan kekeluargaannya.
F. Metode Penelitian
Subjek penelitian ini adalah sepasang suami istri yang menikah secara beda budaya.
Dimana suami berlatar belakang etnis Batak dan istri berlatar belakang etnis Jawa.
Memiliki usia perkawinan 25 tahun dan mampu menyelesaikan perbedaan yang ada.
Memiliki latar belakang pendidikan yang sama yaitu sarjana strata satu.
2. Analisis
a. Dimensi-dimensi Penyesuaian Perkawinan
1). Kesepakatan
Subjek berpendapat bahwa, dalam perkawinan sangat diperlukan adanya
kesepakatan. Dengan adanya kesepakatan atau hal-hal yang telah disetujui
bersama untuk menjalani kehidupan perkawinan maka penyesuaian perkawinan
dapat berjalan dengan baik.
2). Komunikasi
Subjek menekankan faktor komunikasi sangatlah penting dalam menjalani
kehidupan perkawinan karena komunikasi merupakan sarana untuk mengetahui
atau memahami satu sama lain sehingga terciptanya suatu keterbukaan yang
secara tidak langsung memperlancar jalannya penyesuaian perkawinan.
3). Kualitas dari hubungan perkawinan antar pasangan
Menurut subjek, faktor ini merupakan landasan dalam menghadapi konflik yang
dihadapi dalam menjalani perkawinan. Sehingga kehidupan perkawinan dapat
berjalan dengan baik.
b. Faktor-faktor Pendukung Keberhasilan Penyesuaian Perkawinan Antar Etnis
1). Keterbukaan
Subjek dan pasangan selalu membicarakan segala hal mengenai masalah-
masalah yang terjadi di dalam kehidupan rumah tangga.
2). Fleksibilitas
Subjek dan pasangan saling memahami dan memiliki kemauan untuk mempelajari
budaya pasangan.
3). Toleransi
Subjek dan pasangan saling mendukung jalannya adaptasi budaya pasangan
dan juga saling memahami dan menghargai budaya pasangan.
4). Kepekaan terhadap pasangan
Subjek dan pasangan saling memahami keinginan satu sama lain sehingga
dengan adanya kepekaan maka penyesuaian perkawinan dapat berjalan baik.
K. Simpulan
1. Subjek dan Pasangan dengan Latar Belakang Budaya yang Berbeda, memiliki
Penyesuaian Perkawinan Yang Baik, dapat dilihat dari :
a. Adanya kesepakatan di kedua belah pihak
b. Adanya komunikasi yang aktif antara subjek dan pasangan
c. Terdapat kualitas dari hubungan perkawinan antar pasangan
2. Faktor-faktor Pendukung Keberhasilan Penyesuaian Perkawinan Antar Etnis, adalah
diantaranya:
a. Adanya sikap Keterbukaan
b. Adanya Fleksibilitas
c. Memiliki Toleransi diantara kedua belah pihak
d. Adanya Kepekaan terhadap pasangan
L. Saran
Berikut ini adalah saran-saran yang dapat diterapkan pada penelitian ini:
1. Untuk subjek dan pasangan sebaiknya terus mencoba untuk terus memahami
kebiasaan-kebiasaan dan hal-hal yang disukai masing-masing individu, agar tidak terjadi
kesalahpahaman.
2. Untuk subjek dan pasangan hendaknya agar terus mempelajari dan memahami budaya
masing-masing baik budaya Batak maupun Jawa sehingga kehidupan perkawinan
senantiasa berjalan lancar dan baik.
3. Untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian mengenai budaya
diluar Batak dan Jawa misalnya budaya Minangkabau agar dapat membandingkan
masalah-masalah apa saja yang dihadapi dan bagaimana mengatasinya.
M. Daftar Pustaka
Collins, R. 1985. Sociology of Marriage and The Family : Gender, Love and
Property. Chicago : Nelson-Hall Inc.
Duvall, E.M.,& Miller, B.C. 1985. Marriage and Family Development. 6th Edition.
New York : Harper & Row Publishers.
Hilda, S. 1998. Penyesuaian Perkawinan Antar Etnik : Studi Kualitatif Pada Wanita
Batak Yang Menikah Dengan Pria Suku Lain. Skripsi (Tidak Diterbitkan).
Depok : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Lasswel, M., & Lasswel, T. 1987. Marriage & The Family. 2nd Edition. California :
Wadsworth Publishing Co.
Maulina, D. 2002. Peran Dalam Keluarga, Nilai Keluarga, Family Bonds dan Self-
Construal Pada Individu Dengan Latar Belakang Budaya Jawa & Batak.
Skripsi (Tidak Diterbitkan). Depok : Fakultas Psikologi Universitas
Indonesia.
Mulder, N. 1996. Pribadi & Masyarakat di Jawa. Edisi Kedua. Jakarta : Pustaka
Sinar Harapan.
Nauly, M. 1993. Perbandingan Peran Jenis Kelamin & Fear of Success Pada Wanita
Bekerja Suku Bangsa Batak, Jawa, Minang. Skripsi (Tidak Diterbitkan).
Depok : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Patton, M.Q. 1990. Qualitative Evaluation & Research Methods. 2nd Edition.
California : Sage Publication.
Suseno, F.M. 2001. Etika Jawa : Sebuah Analisa Falsafi Tentang Kebijaksanaan
Hidup Jawa. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Zainab, R.F. 2002. Penyesuaian Perkawinan Antar Bangsa. Skripsi (Tidak Diterbitkan).
Depok : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.