Anda di halaman 1dari 5

Masalah Pemilihan Jodoh/Pasangan

Definisi pasangan menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah yang selalu menemani
dalam kehidupan dalam berkeluarga, partner, jodoh, pasangan. Sedangkan menurut bahasa
bahwa pasangan itu berasal dari dua kata yaitu: pas dan angan.Pas dapat di artikan sesuatu
yang tepat pada tempatnya atau tepat posisinya, sesuatu yang dirasa cocok karena merasakan
nyaman, sesuatu yang lebih dari cukup. Sedangkan angan dapat diartikan segala sesuatu yang
menjadikan bayangan atau sesuatu yang dipikirkan mengenai nasib masa depan.

A. Proses Memilih Pasangan Hidup

Menurut Slamet Riyanto (2012) mengatakan bahwa dalam proses memilih pasangan
terdapat dua cara, yaitu:

1. Pemilihan Pasangan Oleh Orang Tua (Dijodohkan)

Cara ini sering dilakukan oleh masyarakat yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai
keutuhan keluarga dan penyatuan ekonomi. Pernikahan sebagai wahana pemersatu keluarga
besar dan pelanjut warisan nama keluarga, serta kontinuitas pertumbuhan ekonomi keluarga,
meskipun terjadi keenggan pada anak laki-laki dan perempuan, pernikahan akan tetap
berlangsung, karena menyangkut nama baik keluarga serta rasa malu jika terjadi pembatalan.

2. Memilih Pasangan Sendiri

Cara ini biasa dilakukan oleh individu yang memiliki daya mampu independent yang
kuat serta mengatur dan mengelolah rumah tangganya sendiri tanpa campur tangan siapapun.
Bagi individu, cinta itu penting dalam mencari teman hidup. Kebanyakan orang berada
diantarnya yaitu pilihan orang tuanya diinformasikan kepada anaknya, namun ada juga
menawarkan pilihannya kepada orang tuanya.

Orang tua membebaskan atau memberikaan keleluasan kepada anaknya dalam memilih
pasangan hidup.Namun kebebasan ini dibatasi oleh syarat-syarat tertentu, yaitu syarat
biologis, psikologis, budaya, moral, dan hukum.

B. Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Pasangan

Dalam memilih pasangan tentu ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses
pemilihan pasangan tersebut. Menurut Degenova (2008), ada dua faktor yang mempengaruhi
pemilihan pasangan, yaitu :
a. Latar Belakang Keluarga.

Latar belakang keluarga, akan sangat mempengaruhi individu, baik ketika ingin
menjadi pasangan hidup atau akan melakukan pemilihan pasangan. Pada saat melakukan
pemilihan pasangan dan setelah memilih pasangan, melihat latar belakang dari calon
pasangan akan sangat membantu dalam mempelajari sifat calon pasangan yang sudah dipilih.
Dalam mempelajari latar belakang keluarga dari calon pasangan, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, yaitu :

1. Kelas Sosio-ekonomi,
2. Pendidikan dan inteligensi,
3. Agama,
4. Pernikahan antar ras dan suku,
b. Karakteristik Personal

Ketika seorang individu memilih seorang teman hidup untuk menghabiskan sisa hidup,
kecocokan adalah hal yang juga diperlukan. Ada faktor – faktor yang juga dapat mendukung
kecocokan dari pemilihan pasangan, yaitu :

1) Sikap dan Tingkah Laku Individu, Pencarian pemilihan pasangan yang


didasarkan pada sifat individu, berfokus pada fisik, kepribadian, dan faktor
kesehatan mental. Beberapa sifat dari kepribadian seseorang mungkin akan
dapat membuat suatu hubungan menjadi susah untuk mempunyai hubungan
yang bahagia. Sifat yang muram seperti depresi dapat menyebabkan hubungan
pernikahan yang lebih negative dan dapat menuruknkan kualitas dari
hubungannya itu sendiri. Sifat yang ramah dapat menyebabkan suatu
hubungan pernikahan menjadi lebih positif dan stabil.
2) Perbedaan Usia, Secara umum, rata–rata perbedaan usia yang dimilki oleh
setiap pasangan adalah dua tahun. Ada banyak pertimbangan dalam keadaan
untuk menuju kualitas pernikahan yang baik, yaitu dengan merenungkan
pernikahan dengan individu yang lebih tua atau lebih muda.
3) Memiliki Kesamaan Sikap dan Nilai, Kecocokan dalam hubungan pernikahan
akan semakin meninggi jika pasangan itu mengembangkan tingkatan
kesamaan sikap dan nilai mengenai sesuatu yang penting untuk mereka.
Individu yang saling berbagi sikap dan nilai biasanya akan lebih merasa
nyaman satu sama lain. Stres akan kurang terjadi antara satu sama lain, karena
ada penyesuaian diri yang dilakukan.
4) Peran Gender dan Kebiasaan Pribadi, Kecocokan tidak hanya berdasarkan
sikap dan nilai, tapi juga berkaitan dengan perilaku. Pasangan akan lebih
merasa puas dan mendapatkan kehidupan pernikahan yang baik apabila
pasangannya dapat membagi harapan yang sama mengenai peran gender dan
apabila dapat saling bertoleransi mengenai kebiasaan–kebiasaan dari
pasangan. Salah satu pengukuran dari kecocokan dalam suatu pernikahan
adalah persamaan harapan dari peran pria dan wanita.

C. Teori Pemilihan Pasangan (Filter Theory)

Menurut Kerkchoff dan Davis (Dian Wisnuwardhani dan Sri Fatmawati Mashoedi,
2012: 81) bahwa dalam teori ini seseorang memilih pasangan hidup menggunakan
pertimbangan atau kriteria tertentu untuk mendapatkan calon pasangan. Perlu adanya proses
untuk saling mengenenal satu sama lain ketika seseorang melakukan pemilihan pasangan
hidup.

Dalam teori yang dikemukan oleh Kerkchoff dan Davis yaitu filter theory bahwa perlu
adanya kriteria tertentu dalam memilih pasangan hidup. Peneliti menyadari bahwa dalam
memilih pasangan hidup dibutukan kriteria yang diharapkan ada pada diri pasangannya.
Kemudian kriteria tersebut akan memperkokoh keyakinan seseorang terhadap pasangannya.
Proses pemilihan pasangan pada filter theory melawati tahapan yang berawal dari
ketertarikan awal, kemudian menjadi perkenalan biasa, kemudian berlanjut ke perkenalan
yang lebih dalam seperti teman mengobrol, bertukar pendapat, bertukar pengalaman,
chatting, dan bertambah dalam menjadi pacaran atau hubungan yang lebih serius, sampai
berakhir pada pernikahan. Dalam filter theory terdapat proses pemilihan pasangan hidup,
yaitu:

1. Menentukan Pasangan Berdasarkan Letak Geografis

Kedekatan geografis di sini bisa diartikan sebagai kedekatan lingkungan kerja, tempat
kuliah, tempat nongkrong, atau tempat dimanapun mereka terlibat dalam aktivitas yang sama.
Semakin sering bersama maka seseorang akan semakin dekat dengan yang lain.

2. Daya tarik
Daya tarik merupakan hal yang dipandang penting bagi seseorang dalam memilih
pasangan hidup. Wanita umumnya memilih pria yang mapan untuk menjamin pernikahannya.
Sedangkan pria cenderung tertarik pada wanita yang memiliki daya tarik fisik. Bagi seorang
pria hal tersebut menunjukan bahwa wanita tersebut sehat sehingga mampu memberikan
keturunan yang sehat pula.

Daya tarik juga dapat lihat dari sisi kepribadiannya. Menurut Allport (Fitri
Yuniartiningtyas, 2013: 1) Kepribadian adalah organisasi – organisasi dinamis sistem-sistem
psikofsik dalam individu yang turut menentukan cara-cara yang khas dalam menyesuaikan
diri dengan lingkungan. Sedangkan menurut Immanuel Kant (Fitri Yuniartiningtyas, 2013: 1)
kepribadian manusia adalah watak manusia yang mempunyai arti kualitas-kualitas yang
membedakan orang yang satu dengan orang yang lainnya secara khas

3. Latar Belakang Sosial Ekonomi, Pendidikan, Budaya, dan Agama

Pasangan yang akan menikah cenderung memilih pasangan yang memiliki banyak
kesamaan sehingga hubungan pernikahannya akan lebih stabil. Kesamaan tersebut dapat
dilihat dari latar belakang sosisal ekonomi, pendidikan, budaya, dan agama.

4. Menyesuaikan Diri Bersama

Pada hubungan ini pasangan sudah memiliki komitmen untuk menjalin hubungan yang
lebih serius, kemudian mereka mulai menyesuaikan diri untuk menunjukan kemampuan
untuk dapat menjalani hubungan pernikahan dengan pasangannya.

5. Mengembangkan Hubungan yang Mengarah pada Pernikahan

Setelah berhasil dalam menyesuaiakan diri satu sama lain kemudian hubungan
melangkah kearah yang lebih dekat dengan pernikahan yaitu mengadakan pertunangan dan
mempersiapkan pernikahan.

D. Daftar Pustaka

Degenova. 2008. Intimate Relationships, Marriages & Families. New York: McGraw Hill.

Dewi Arifianti, Asni. 2016. Penentu Pemilihan Pasangan Hidup Pada Mahasiswa Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Skripsi. Universitas Negeri
Yogyakarta
Multazam. 2020. Dinamika Sosial Budaya Dalam Memilih Pasangan Hidup Perempuan Di
Desa Binuang Kec.Balusukab.Barru. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Makassar
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Sosiologi.

Riyanto Slamet.2012. Kecemasan Dalam Memilih Pasangan Hidup. Bogor: PT Citra Aditya
Bakti.

Wisnuwardhani, Dian & Fatmawati Mashoed, Sri. 2012. Hubungan Interpersonal. Jakarta:
Salemba Humanika.

Anda mungkin juga menyukai