Dosen Pengampu:
NIP: 199012152019032025
Disusun Oleh:
NIM: 200701502106
FAKULTAS PSIKOLOGI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah-Nya
kepada kita semua, sehingga dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan
tepat waktu yang berjudul “Bahaya Toxic Relationship pada Remaja” sebagai
bentuk pengajuan tugas dari mata kuliah Teknik Penulisan Karya Tulis Ilmiah oleh
Ibu Irdianti, S.Psi., M.Si. selaku dosen Pengampu pada mata kuliah Teknik
Harapan kami, karya tulis ilmiah ini bisa memberikan manfaat sebesar
kekurangan dalam penulisan makalah ini. Semoga para pembaca juga berkenan
memaafkan jika dalam karya tulis ilmiah ini terdapat kekurangan dan kesalahan,
sehingga sangat diharapkan bagi para pembaca berkenan memberikan saran dan
kritik yang sifatnya membangun bagi karya tulis ilmiah ini agar penyusunan karya
tulis ilmiah berikutnya dapat menyajikan sesuatu yang lebih baik. Semoga karya
Pemulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………...………….ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………...…………………………….1
B. Rumusan Masalah.…………………………………………………………......5
C. Tujuan Penelitian.……………………………………………………………....5
D. Manfaat Penelitian.……………………………………………….…………....6
BAB II Pembahasan
A. Remaja…………………………………...…………………………………….8
B. Pacaran…………………………………...……………………………….…..10
A. Kesimpulan…………………………………………………………………...36
B. Saran………………………………………………………..…………………36
iii
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan memelihara satu sama lain. Hubungan sehat ini memiliki ciri-
ciri, meliputi rasa kasih sayang, rasa aman, kebebasan dalam berpikir, saling
malah merasa tidak nyaman ketika berhadapan dengan teman. Selain itu,
pasanganmu sendiri.
dibahas. Secara umum, toxic relationship adalah pola hubungan yang terjadi
antara setidaknya dua orang. Baik itu hubungan antara anak dengan orang
begitu, toxic relationship sering kali menjadi topik menarik untuk dibahas
Pacaran bukan lagi suatu hal yang tabu bagi masyarakat. Pacaran
1
berpacaran, biasanya dalam hubungan tersebut selalu berkaitan dengan
Namun, hal tersebut akan akan berbeda ketika pada kenyataannya banyak
berpacaran selain untuk memenuhi kebutuhan akan rasa cinta dan kasih
pemahaman yang lebih baik mengenai sikap dan perilaku pasangan satu
yang terjadi. Jika kita jalani dengan benar, pacaran dapat mempunyai tujuan,
menyenangkan dan menjadi berkat bagi hidup kita. Namun, jika dijalani
dengan salah, pacaran dapat menguras dan mengalihkan kita dari tujuan
yang saat ini semakin banyak terjadi pada hubungan berpacaran adalah toxic
relationship.
Cemburu adalah salah satu bentuk ciri dari toxic relationship. Menurut
2
assosiated with the appraisal of the threat arising from the potential, actual,
yang biasa dalam suatu hubungan (Buunk & Sharpsteen, dalam Baron &
Bryne, 1997). Dalam penelitian Knox, Breed, dan Zusman (2007) pada 291
pacarnya akrab dengan lawan jenis lain dan pacarnya mengagumi orang lain
(Yulianto, 2002).
temannya juga dapat memicu cemburu (Hansen, dalam Bringle & Buunk,
1991).
3
pasangan yang menjadi orang tua dari anak-anaknya. Hal ini karena toxic
kasus kekerasan yang tercatat, 9.637 kasus berada di ranah privat (71%).
Jumlah ini meningkat dari tahun 2018. Dari jumlah tersebut, jumlah
Hal tersebut merupakan salah satu sebab dari sebuah hubungan yang
hubungan yang sehat. Bila hubungan yang sehat lebih bersifat dua
arah, toxic relationship cenderung satu arah dan menguntungkan satu pihak
namun berujung pada sifat posesif yang sebenarnya itu adalah tanda bahwa
toxic relationship dengan rasa sayang tulus memang sedikit sulit. Terlebih
jika sepasang kekasih sudah menjalani hubungan yang cukup lama (sekitar
hitungan bulan atau tahun), maka perbedaan antara rasa sayang tulus dan
4
Dalam hal ini, tentu salah satu pihak yang menjadi korban merupakan
orang yang dirugikan. Orang tersebut akan merasakan tekanan atau kondisi
B. Rumusan Masalah
remaja?
jenis?
C. Tujuan Penelitian
remaja
lawan jenis
berpacaran
5
5. Untuk mengetahui ciri-ciri toxic relationship yang perlu diwaspadai
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
untuk:
tersebut.
2. Manfaat Praktis
untuk:
terhadap kesehatan mental remaja dan apa saja yang menjadi ciri-
6
b. Bagi remaja
dan apa saja yang menjadi ciri-ciri dari toxic relationship, serta cara
tersebut.
7
BAB II
PEMBAHASAN
A. Remaja
(Santrock, 2002: 7, 72). Perubahan banyak terjadi pada masa transisi, baik
itu perubahan fisik, kognitif, emosi dan sosial. Pada masa transisi banyak
2002:74). Usia yang tergolong remaja adalah antara 12-21 tahun. Pada
tiga, yaitu: usia 12-14 tahun adalah masa remaja awal, usia 15-17 tahun
adalah masa remaja madya, dan usia 18-21 tahun adalah remaja akhir.
Masa remaja merupakan masa yang krisis karena belum ada pegangan
perasaan mengenai identitas dirinya yang unik dan berguna untuk memasuki
kehidupan sosial selanjutnya. Pada masa ini, terjadi perubahan yang sangat
8
Masa remaja dianggap sebagai periode “badai dan tekanan”, suatu masa
dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan
hormon (Hurlock, 1980: 212). Masa ini berkembang emosi atau perasaan-
lebih intim dengan lawan jenis (Syamsu, 2002: 197). Tidak semua remaja
mengalami masa “badai dan tekanan”, namun benar juga bila sebagian besar
dari usaha penyesuaian diri pada pola perilaku baru dan harapan sosial baru
Perubahan yang terjadi pada remaja adalah dalam hal sikap dan perilaku
Waktu yang singkat remaja mengadakan perubahan radikal, yaitu dari tidak
menyukai lawan jenis sebagai teman menjadi lebih menyukai teman dari
lawan jenisnya daripada teman sejenis (Hurlock, 1980: 214). Masa ini
lain. Remaja memahami orang lain sebagai individu yang unik, baik
lebih akrab dengan mereka (terutama teman sebaya), baik melalui jalinan
9
cepat, ketertarikan pada lawan jenis dan keinginan untuk memberontak.
yang pesat secara fisik maupun mental. Banyak hal yang terjadi pada masa
transisi remaja dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Suatu proses masa
yang semua anak manusia telah, sedang dan akan terjadi dalam sebuah
proses tumbuh kembang remaja. Salah satu hal yang menarik dan terjadi
dalam dunia remaja adalah trend pacaran yang digemari sebagian remaja
B. Pacaran
hubungan sosial dengan orang lain. Hubungan sosial ini akan meningkat
Pacaran dimulai pada masa remaja dimana terjadi perubahan radikal dari
yang tidak menyukai lawan jenis menjadi lebih menyukai serta ingin
74). Aktualisasi rasa cinta dan saling memiliki oleh seseorang yang dicintai,
akan terpisahkan.
10
Pada sebagian remaja menganggap bahwa pacaran itu kebutuhan mutlak
yang harus segera dipenuhi, jika tidak terpenuhi membuat para pelakunya
dianggap zamannya dan pacaran itu trend, jika tidak pacaran dikatakan
pacaran, sebagaian besar para remaja juga banyak yang mengalami putus
pacaran. Kesan pertama yang diambil dari seseorang yang putus pacaran
menjadi keluhan yang tidak terucapkan, tidak ketinggalan air mata bahagia
menjadi berubah menjadi deraian air mata kesedihan. Dunia serasa runtuh
dan tidak ada lagi denyut kehidupan. Hidup terasa hampa. Hari-hari terasa
begitu lambat dan berat untuk dilewati, apa saja yang dilakukan salah. Ada
Hal ini bisa sangat fatal apabila terjadi pada remaja, karena dalam
pikiran mereka kejadian tersebut adalah akhir dari kehidupan yang menjadi
sangat kesepian dan juga menarik diri dari pergaulannya. Biasanya remaja
11
yang merasa hidupnya tidak bermakna lagi tanpa seorang kekasih,
stress, rasa kasihan pada diri sendiri, dan lain-lain merupakan manifestasi
dari pemikiran yang irrasional. Datangnya cinta itu sendiri dapat dilihat dari
1. Neurobiologi
(perubahan suasana hati yang relatif cepat). Terkadang kita senang, lalu
dua orang sedang jatuh cinta, pusat rasa senang di otak mereka akan
• Dopamine
12
Hormon inilah yang membuat orang yang sedang jatuh cinta
terlihat lebih ceria. Biasa- nya ia akan lebih sering tersenyum dan
• Pheromones
cocok dengan aroma tersebut, maka cinta kita pun mungkin saling
berbalas.
• Serotonin
• Phenilethylamine (PEA)
• Oxytocin
13
mempererat hubungan antara dua individu secara umum tidak hanya
hubungan antara ibu dan bayinya, serta antara orang tua dan anak
• Vasopressine
kedewasaan.
• Norepinephrine
2. Antropologi
Dr. Helen Fisher harus dipenuhi dengan cara yang berbeda dengan
"fenomena alami". Menurut teori "Four Years Itch" dari Dr. Fisher,
beda dengan reaksi kimia yang hanya memiliki "daya tahan" empat
tahun saja, lalu hancur. Seperti halnya sebuah reaksi kimia, begitu
Fisher, hal inilah yang menjadi salah satu penyebab maraknya kasus
14
empat tahun itu berhasil dilalui, kemungkinan besar itu berkat kehadiran
anak.
3. Psikologi
dua orang. Menurut Sternberg, cinta adalah sebuah kisah yang ditulis
dari “skenario" yang sudah dikenalnya lebih dulu, entah itu dari orang
urusan cinta dapat dijelaskan secara kimia (seperti pendapat Dr. Fisher),
proses jatuh cinta itu tidak semata-mata hanya dipengaruhi oleh hormon
memang punya pengaruh khusus, tapi tetap ada faktor lain yang ikut
kompleks. Jika reaksi kimia ini terjadi pada hewan, barulah teori
15
sanggup bertahan empat tahun) ini dapat dipercaya. Lie meyakini ada
unsur lain yang ikut berkontribusi dalam suatu hubungan cinta, seperti
persahabatan dan kasih sayang. Kedua unsur tersebut pada akhirnya bisa
waktu.
Jika pasangan kita adalah orang yang baik, maka ia bisa menjadi
ia akan memberi pengaruh buruk bagi kita. Tentu saja itu akan mengganggu,
pengaruh negatif padanya dan pada kita, antara lain dengan tidak
16
Pada kasus yang lain, misalnya saja kita tahu pacar kita itu memiliki
batasan sejauh mana sifat pacar boleh ditolerir. Jika sifatnya sudah
2. Stabilitas emosi
emosi yang tinggi. Dr. Sawitri menyebutkan pada masa transisi ini,
Menurut Dr. Sawitri, labilitas emosi ini juga sangat dipengaruhi oleh
tontonan kita sehari-hari. Tidak heran jika seorang teman kita yang hobi
menimpanya atau teman kita yang hobi menonton film action akan lebih
17
mendahulukan penyelesaian masalah melalui kekerasan. Jika kita
Saat sedang down, sebaiknya kita menjaga jarak dengan orang lain,
mengunjungi kita sampai larut malam. Meskipun kita dan pacar tidak
melakukan hal yang buruk, kondisi ini bisa memicu penilaian negatif
dari tetangga sekitar. Oleh karena itu, kita harus menjalin hubungan baik
18
kebalikannya. Pasangan yang toxic akan membuat kita selalu merasa
seolah tidak cukup rupawan, tidak cukup baik, tidak cukup mengayomi,
tidak cukup pintar, dan tidak cukup layak untuk bersanding dengannya.
semua yang kita lakukan selalu salah dan selalu merasa perlu
19
2. Susah menjadi diri sendiri
Tidak bisa menjadi diri sendiri bisa dibilang adalah ciri-ciri yang
paling khas dari toxic relationship dan masih ada hubungannya dengan
level" dengan pasangan dapat membuat kita rela berubah menjadi orang
karakter itu adalah hal yang kekanak-kanakan dan tidak pantas lagi di
usia dewasa ini. Oleh sebab itu, demi menyenangkan hati si pasangan
dan membuatnya menganggap kita adalah orang yang ideal, maka kita
rela meninggalkan apa yang kita sukai selama ini. Kita juga merasa
harus selalu memerhatikan apa yang kita lakukan dan ucapkan karena
3. Direndahkan
20
Ciri-ciri lain yang bisa membantu menyadari bahwa kita sedang
ia pernah berkata "Masa gitu doang kamu nggak bisa sih?" Ini terjadi
ketika kita kesulitan untuk mengerjakan sesuatu yang awam bagi kita
misalnya, "Kamu tuh nggak pantes deh pakai baju yang kayak gitu"
asmara tersebut.
21
Ketika ada konflik, kita selalu merasa sebagai sumber masalah.
Bukannya saling bekerja sama dan mencari solusi, pasangan justru tidak
kita dengan berbagai cara. Padahal kita sebetulnya yakin dan tahu pasti
tersebut goyah dan ikut terpengaruh olehnya. Hubungan ini tentu akan
sangat merugikan mental kita. Pasalnya, kita akan selalu berusaha untuk
tidak. Pasangan yang posesif dan terlalu suka mengatur akan berusaha
dekat. Rasa tidak aman atau tidak nyaman yang mereka alami di
akan bersikap sama seperti keluarganya. Perasaan negatif seperti ini lah
kepercayaan (sesuatu yang jarang mereka rasakan selama ini) dari pacar
mempertahankannya.
22
Sikap yang berlebihan ini bisa mendorong seseorang menjadi
pribadi yang posesif. Pastinya setiap kali mau beraktivitas, kita mesti
memberikan laporan lengkap, mulai dari akan pergi ke acara apa, pergi
dengan siapa, pulang jam berapa, hingga membatasi apa-apa saja yang
boleh dan tidak boleh kita lakukan, dan sebagainya. Belum lagi
kita. Tentu kita merasa risih dengan sikap pasagan yang seperti ini.
Akibatnya, kita tidak lagi merasa nyaman dan bebas untuk bersosialisasi
dengan siapapun orang yang ditemui selain pasangan. Jika hal ini sudah
mulai terjadi dan Anda sudah mulai merasa terisolasi, baiknya segera
Akan tetapi, solusi dari masalah ini adalah kita cukup memberikan
kenalkan saja pacar pada beberapa teman terdekat yang sering jalan
bareng kita. Jika perlu, sesekali ajak pacar double date bersama teman-
23
Sedikit demi sedikit, kepercayaannya pada kita akan terbangun
kita tidak selalu bersamanya setiap saat. Jika semua cara sudah ditempuh
tapi pasangan kita tidak juga berubah, tetap posesif dan over-protektif,
pasangan peduli dengan kita. Akan tetapi, tentu tidaklah tepat jika rasa
menerus. Saat pasangan selalu menanyakan posisi kita dan marah jika
pasangan dengan orang lain, tetapi juga yang menyangkut karir hingga
penghasilan.
24
Cemburu sebenarnya dapat terjadi pada hubungan pertemanan
dibandingkan dengan teman (Brehm, 1992). Dengan kata lain, kita akan
beralasan dan terlalu berlebihan untuk situasi yang ada serta dapat
25
Individu yang cemburu mengalami beberapa reaksi emosional
apabila tidak ada rasa saling mendukung satu sama lain untuk mencapai
26
Sebagai contoh, ketika kita mengutarakan keinginan untuk pindah
Ia tidak mau dan tidak rela memiliki pasangan yang lebih baik darinya.
8. Buruknya komunikasi
berlaku, sehingga saat berkomunikasi satu sama lain atau ada perbedaan
melainkan sarkasme, kritik tanpa dasar, dan kata-kata kasar yang keluar.
saling berbicara.
9. Kekerasan
dua orang yang belum menikah pada seorang lainnya dalam konteks
27
seksual, dan kekerasan ekonomi. Faktor-faktor yang menyebabkan
violence, siklus ini terdiri atas tiga fase, yaitu: The Tension Buliding
maka orang tersebutakan mencari dari orang lain. Oleh sebab itu,
28
E. Pengaruh Toxic Relationship Terhadap Kesehatan Mental
menutup kemungkinan hal yang sama bisa dialami oleh pria. Toxic
Semakin lama kita berada dalam hubungan ini, maka makin besar risiko
hanya pada kesehatan mental. Toxic relationship juga tidak baik untuk
kesehatan fisik.
dan kepuasan hidup. Para remaja putri mengalami posttraumatic stress dan
orang lain, sulit tidur, kehilangan nafsu makan dan seksual, kehilangan
29
Depresi dapat dikenali dengan memperhatikan gejala-gejala yang
menarik diri dari orang lain, tidak banyak melakukan aktivitas yang
(sulit tidur), tidur tidak banyak atau kurang dari biasanya, mudah capek,
makan lebih banyak atau kurang, dan perubahan berat badan. Sedangkan
gugup.
marah dan kesal, seperti yang banyak dilakukan orang yang berada di
30
Toxic relationship umumnya berlangsung hanya seumur jagung.
Namun, bukan berarti keluar dari hubungan ini adalah perkara mudah. Agar
terbuka.
Setiap patah hati, kita meninggalkan sebagian dari diri kita dengan orang
lain itu dan kita mungkin tidak akan pernah mendapatkan bagian itu
kembali. Seiring waktu, kekosongan itu akan sembuh dan dapat diisi dengan
emosional kita dan jika terjadi kesalahan, hal itu dapat menyebabkan rasa
yang ekstra. Kita juga perlu dukungan dari orang-orang terdekat. Berikut
1. Cari bantuan
31
Orang-orang yang berada dalam hubungan yang beracun
yang beracun, karena sudah merasa akrab dan nyaman. Mereka tidak
mengenal persona lain kecuali diri mereka yang hancur. Inilah sebabnya
verbal, atau seksual dalam suatu hubungan, kita harus segera keluar dan
mencari bantuan.
2. Ekspresikan perasaan
memiliki hubungan beracun dengan kita, baik itu teman, rekan kerja,
anggota keluarga, atau orang penting lainnya. Percakapan ini sering kali
memanas dan disusul oleh emosi. Jika orang lain memiliki temperamen
32
Seperti biasa, penting untuk menyatakan bagaimana perasaan orang
emosi diri sendiri. Misalnya, "Saya merasa sangat sedih atau marah saat
atau bahkan pesan teks dapat memberi orang lain waktu untuk
memikirkan apa yang kita katakan dan merespon. Ingatlah bahwa kita
tidak dapat mengontrol cara orang lain merespon, tetapi kita dapat
kita akan menjadi defensif atau marah dan membuat pilihan untuk
hubungan.
3. Buat keputusan
33
Setelah kita mengungkapkan perasaan, putuskan apakah hubungan
itu layak untuk diperjuangkan atau mungkin lebih baik tanpa orang ini.
Jika orang tersebut menerima ungkapan kita dan meminta maaf atau
setuju bahwa ada masalah besar dan kebutuhan untuk mencari bantuan,
perilaku toxic-nya.
34
Jika kita telah membuat keputusan, apakah akan meninggalkan atau
waktu di luar, atau melakukan apa pun yang membuat kita bahagia.
merindukannya. Itu normal dan sangat mudah bagi otak kita untuk
kembali dalam hidup kita, tetapi ingatlah hal ini telah diputuskan setelah
pada keputusan dan ingat bahwa itu dibuat untuk kita dan hidup yang
lebih baik.
35
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pacaran yang tidak sehat, mau tidak mau kita akan terlibat di dalam
kali jadi masalah tersendiri didalam hubungan kita, meskipun masalah yang
lagi dia hadapi tidak berhubungan langsung dengan kita, hawa negatif sudah
terasa dan mungkin tertular hanya dengan melihat muka pacar yang kusut
mental dan emosional kita dan jika terjadi kesalahan, hal itu dapat
kesabaran yang ekstra. Kita juga perlu dukungan dari orang-orang terdekat.
untuk diperjuangkan atau mungkin lebih baik tanpa orang ini. Jika pasangan
kita bersikap defensif, maka ini adalah tanda-tanda bahwa kita harus
B. Saran
dari toxic relationship tersebut, maka tidak ada salahnya untuk melanjutkan
hubungan dengan pasangan kita. Sebalikya, jika kita sudah mencoba, tetapi
36
tetap tidak berhasil, sebaiknya kita mempertimbangkannya lagi unuk tetap
menangis agar dapat merasa lebih lega karena patah hati tersebut.
37
DAFTAR PUSTAKA
https://www.researchgate.net
Corey, G. (2013). Teori dan Praktek Konseling & Psikoterapi. Bandung: Redika
Adimata.
Davidson, G C. & Neale, J M. (1993). Abnormal Psychology. (sixth ed). New York:
DeGenova, M.K. & Rice, F.P. (2005). Intimate relationships, marriages, and
El-Hakim, Luqman. (2014). Fenomena Pacaran Dunia Remaja. Pekan Baru Riau:
Zanafa.
38
Hikmah, U. M. Waspada! Toxic Relationship Semakin Meningkat Setiap Tahunnya.
Hupka, R.B., dkk. (1985). Romantic Jealousy and Romantic Envy: A Seven-Nation
Khalida, P. (2010). Buku Cinta: Agar Kamu Lebih Tahu Apa Itu Cinta. Jakarta
Selatan: Bukune.
dari https://www.psychologytoday.com
Knox, D., R., Breed, & Zusman, M. (2007). College Men and Jealousy. College
39
Linda & Bloom, C. (2018, Desember). How to Leave a Toxic Relationship and
https://www.psychologytoday.com
Barat.
Richardson, C. (2009). Take Time for Your Life. (Kindle ed). New York: Harmony
Books.
Rollins, J H. (1996). Women’s Mind and Women’s Body. New Jersey: Prentice Hall
Jakarta: Erlangga.
Yulianto, A. (2002). Proses Cemburu dan Strategi Coping Pada Individu Dewasa.
40