SEMESTER : VI B
MAKUL : Psikologi Kepribadian
Pada akhir abad XIX sejumlah ahli-ahli di Italia yang bekerja dalam bidang
penyelidikan mengenai variasi tubuh manusia mendirikan suatu mazhab yang
kemudian terkenal dengan mazhab Italia atau mazhab morfologi. Tokoh utama
mazhab ini ialah De-Giovani dan Viola.
1.Orang dengan togok (jawa: gembung, inggris: trunk) kecil cenderung untuk
mempunyai bentuk tubuh yang yang panjang, yang mempunyai hubungan
dengan habitus phthisis.
3. Orang dengan togok normal cenderung untuk mempunyai proporsi badan yang
normal.
B. Tipologi Viola
Penyelidikan mazhab perancis ini dipimpin oleh sigaud. Para hli penyelidik
mazhab perancis menyelidiki variasi tubuh manusia itu dari segi agak berbeda dari
mazhab italia, dan mazhab mereka dikenal dengan mazhab konstitusional atau
mazhab perancis.
Pada tiap system ada unsur sekitar yang memainkan peranan terhadap organisme
dan secara langsung mempengaruhi system yang bersangkutan itu. Sekitar yang
bermacam-macam itu pada pokoknya dapat digolongkan menjadi empat macam,
yaitu:
a.Ada sekitar yang berwujud udara yang menjadi sumber daripada reaksi-reaksi
respitotaris.
c.Ada sekitar yang berwujud keadaan alam yang menjadi dasar reaksi-reaksi
muskuler.
Sebelum abad ke-18 di Jerman telah muncul tokoh Beneke yang mengajukan ada
dua macam tipe postur tubuh manusia, yakni:
C.C. Carus adalah tokoh yang sezaman Beneke, mengajukan ada 16 tipe manusia,
diantaranya tipe-tipe yang terkenal adalah athleticus (tipe atletik), serebral, asthenis,
pneumatus (mirip respiratoris), dan bocotia (serupa tipe digestif). Carus menulis buku
berjudul Vorlesungen uber allgemeine Konstitutions Und Verebungslehre (1921).
Kemudian pada tokoh John Baer mengajukan pandangan sama dengan seperti
Mazhab Prancis. Sedangkan Zweig, teman Baer, dalam risetnya menunjukkan bahwa
tipe-tipe manusia menurut Sigoud, tidak tetap selama hidup, tetapi hanya pada
periode-periode tertentu.
1.Tipe Piknis (stenis): Ukuran mendatar lebih daripada keadaan biasa, sehingga
tubuhnya kelihatan gemuk-pendek. Bentuk tubuh tersebut baru kelihatan mantap
setelah orang berumur 40 tahun.
2.Tipe Leptosum: Ukuran vertikalnya lebih daripada ukuran biasa, sehingga badannya
kelihatan tinggi-jangkung.
4.Tipe Displatis
Tipe konstitusi yang pokok adalah tipe piknis, tipe leptosom dan tipe atletis. Dan
tipe displatis ini adalah tipe penyimpangan dari tipe normal. Tipe ini lebih nyata
tampaknya pada pria daripada wanita. Penyimpangan tersebut terdapat pada pria
dan wanita yang sehat maupun penderita psikoses.
Sheldon dilahirkan pada tahun 1899 di Warkwick, Rhode Islan, dan dibesarkan disana
pula, dalam suasana pertanian.
Setalah lama menyelidiki dan menilai dengan teliti foto-foto tersebut Sheldon
dengan pembantu-pembantunya mengambil kesimpulan, bahwa ada tiga
komponen atau dimensi jasmaniah yang merupakan inti dari teknik pengukuran
struktur tubuh. Penggunaan ketiga istilah atau komponen itu dihubungkan dengan
tiga lapisan pada terbentuknya foetus manusia (endoderm, mesoderm, dan
ectoderm). Dominasi dari alat-alat yang berasal dari lapisan tertentu menentukan
dominasi daripada komponen tertentu. Maka menurut Sheldon ada tiga tipe pokok
daripada jasmani manusia, yaitu:
Pada golongan ini organ-organ yang berasal dari ectoderm yang terutama
berkembang (kulit, system saraf memainkan peranan penting). Nampak
luarnya: jangkung. Dada kecil dan pipih, lemah, otot-otot hamper tidak Nampak
berkembang.
a.Dysplasia
b.Gynandromorphy
c.Texture (tampang)
Texture ini oleh Sheldon ditandai dengan huruf “t”. adapun maksud dar txture
ini ialah bagaimana individu itu tampaknya dari luar.
3.Konstansi Somatotype
Dalam hal ini Sheldon bermula dari pangkal duga bahwa walaupun tampaknya
ada banyak dimensi atau variabel dalam tingakah laku, tapi pada dasarnya ada
sejumlah kecil komponen-komponen dasar yang diharapkan yang menjadi dasar
tingkah laku yang tampak kompleks itu. Sheldon menyempurnakannya dengan
pendapat-pendapat yang telah ada dan digabungkan dengan pengetahuan klinisnya
dan pengalamannya.
Dimensi-dimensi temperamen
Cara kerja Sheldon, yaitu dengan cara mengumpulkan sifat-sifat yang telah ada
di dalam kepustakaan mengenai kepribadian kemudian dicari kelompok sifat
dengan pedoman
Ketiga kelompok sifat-sifat temperamen itu meliputi 22 dari 50 sifat yang telah
dikemukakan diatas. Pertama komponen itu disebut faktor I, II, III lalu diganti
dengan komponen-komponen I, II, III dan pada akhirnya dinamakan viscerotoni,
somatotonia, dan cerebrotonia.
c.Hubungan antara jasmani dan tingkah laku (temperamen)
Untuk mengenali kepribadian manusia yag sangat beragam, dimana setiap orang
berbeda dari orang lainnya, maka para ahli psikologi dalam melakukan berbagai
pendekatan, Dua kelompok pendekatan yang paling terkenal adalah :
(1) Pendekatan berdasarkan tipe tertentu. Para ahli yang termasuk dalam
kelompok ini adalah Hippocrates-Galenus, DeGeovani, sigaud, Kretscmer,
Sheldon, Kant, Heymans, Ewald, Spinger, dan lainnya.
Seperti yang disebutkan di atas, ada beberapa teori mengenai macam-macam
kepribadian. Teori yang paling popular dan terus di kembangkan adalah teori
Hippocrates-Galenus, yang merupakan pengembangan dari teori Empedokretus.
Teori Hippocrates-Galenus memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap ahli-ahli
psikologi dan kepribadian yang lebih kemudian, terutama para ahli temperamen. Para
ahli yang membahas temperamen, dapat dikatakan dalam mengembangkan teori-teori
mereka sedikit banyak telah mempergunakan pengertian-pengertian yang di
kemukakan oleh Hippocrates dan Galenus, walapun isinya tidak selalu sama dengan
yang di maksud Hippocrates dan Galenus. Karena itulah, pada saat ini kita akan
mengenali kepribadian manusia dengan pendekatan tipologi berdasarkan teori
Temperamen Hippocrates-Galenus.
Lebih dari 400 tahun sebelum masehi, Hippocrates (460-370 sM), seorang tabib
dan ahli filsafat yang sangat pandai dari Yunani, mengemukakan suatu teori
kepribadian yang mengatakan bahwa pada dasarnya ada 4 tipe temperamen.
(1) Tipe kepribadian choleris. Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu
cairan chole. Dimana orang yang choleris adalah orang yang memiliki
kepribadian yang khas seperti hidup penuh semangat, keras, hatinya mudah
terbakar, daya juang besar, optimistis, mudah marah, pengatur, penguasa,
pendendam dan serius;
(3) Tipe kepribadian phlegmatis. Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu
cairan phlegma. Dimana orang yang plegmatis adalah orang yang meiliki tipe
kepribadian yang khas seperti tidak terburu-buru, tenang, tidak di
pengaruhi,setia, dingin, santai,dan sabar;
(4) Tipe kepribadian sanguinis. Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu
cairan sanguis. Dimana orang yang sanguinis adalah orang yang memiliki
tipe kepribadian yang khas seperti hidup mudah berganti haluan, ramah
mudah bergaul, lincah, periang, mudah senyum, dan tidak mudah putus asa.
Sifat-sifat khas golongan ini ialah selalu penuh harapan, segala sesuatu kadang
dianggap penting, sering menjanjikan sesuatu tetapi jarang menepatinya, senang
menolong orang lain, pergaulan peramah dan periang, bukan penakut, dan lekas
bosan;
Sifat-sifat khasnya yakni : lekas terbakar tetapi lekas padam atau tenang;;
tindakan-tindakannya cepat, tetapi tidak konstan; selalu sibuk, tetapi dalam
kesibukannya itu ia lebih suka memerintah daripada mengerjakannya
sendiri; mengejar kehormatan; tanpa membenci; suka pada sikap semu dan
formal; suka bermurah hati dan melindungi serta dalam berpakaian cermat dan
rapi;
Sifat-sifat khas golongan temperament ini adalah : lambat menjadi panas tapi
panas itu tahan lama; tidak mudah marah; darah yang dingin itu tak pernah
dirisaukannya; cocok untuk tugas-tugas ilmiah
Sementara itu dengan cara lain yang berbeda, namun masih berhubungan dengan
teori temperamen, C.G. Jung seorang ahii penyakit jiwa dari Swiss membuat
pembagian tipe manusia menjadi dua golongan besar, yaitu :
(1) Tipe ekstrover, yaitu orang-orang yang perhatiannya lebih diarahkan ke luar
dirinya, kepada orang-orang lain dan kepada masyarakat. Orang-orang yang
tergolong tipe ekstrover ini memiliki sifat-sifat : berhati terbuka, lancar dalam
pergaulan, ramah, penggembira, kontak dengan lingkungan besar.
Dikemudian hari Crow dan Crow menguraikan lebih rinci sifat kedua golongan
(ekstrover dan introver) tersebut lebih terperinci sebagai berikut :
(1) Sifat-sifat golongan ekstrover : lancar dalam bicara, bebas dari kekuatiran
atau kecemasan, tidak lekas malu dan tidak canggung, umumnya bersifat
konservatif, mempunyai minat pada atletik, dipengaruhi oleh data objektif,
ramah dan sua berteman, suka bekerja bersama orang-orang lain, kurang
memperdulikan penderitaan dan miliknya sendiri, serta mudah menyesuaikan
diri dan luwes.
(2) Sifat-sifat introver : Lebih lancar menulis ketimbang bicara, cenderung atau
sering diliputi kekuatiran, lakas malu dan canggung, cenderung bersifat
radikal, suka membaca buku-buku dan majalah, lebih dipengaruhi oleh
perasaan-perasaan subjektif, agak tertutup jiwanya, lebih senang bekerja
sendiri, sangat menjaga miliknya dan berhati-hati terhadap penderitaan, serta
sukar menyesuaikan diri dan kaku dalam pergaulan.
TIPOLOGI KEPRIBADIAN BERDASAR KEBUDAYAAN
Ada beberapa tokoh yang didalam teorinya, menggunakan dasar kebudayaan, yaitu ;
Riesman, E. Spranger, W. dan E Yeansch.
Menurut Spranger dalam hidup ini terdapat enam macam nilai kebudayaan,
yaitu pengetahuan, kemasyarakatan, ekonomi, agama, keindahan dan kesusilaan. Atas
dasar itu dikemukakan enam macam tipe manusia, yaitu:
a. Tipe teoritis, orang dengan tipe ini memandang bahwa yang paling bernilai dalam
hidup ini adalah pengetahuan.
b. Tipe sosial, nilai kemasyarakatan adalah yang dominan dalam hidup ini, orang lain
adalah yang pertama dan terutama.
c. Tipe ekonomis, tipe orang ini adalah melihat dan mempertimbangkan segala
sesuatu dari sudut pandang untung dan rugi.
e. Tipe estetis, yang paling bernilai bagi orang tipe estetis ini adalah keindahan.
b).Rokh objektif atau rokh supra individual, yaitu rokh seluruh umat manusia, yang
dalam keadaan konkritnya merupakan kebudayaan yang telah terjelma selama
berabad-abad.
Rokh subjektif dan objektif itu berhubungan secara timbal balik. Rokh subjektif
atau roh individual, yang mengandung nilai-nilai yang terdapat pada masing-masing
individu, dibentuk dan dipupuk dengan rokh objektif, artinya rokh subjektif tersebut
berbentuk dan berkembang dengan memakai rokh objektif sebagai norma.
3.Lapangan-lapangan hidup
b) Lapangan ekonomi
c) Lapangan kesenian
d) Lapangan keagamaan
e) Lapangan kemasyarakatan
f) Lapangan politik
Kepribadian adalah semua corak perilaku dan kebiasaan individu yang terhimpun
dalam diri dandigunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala
rangsangan baik dari luarmaupun dari dalam. Corak perilaku dan kebiasaan ini
merupakan kesatuan fungsional yang khaspada seseorang. Perkembangan kepribadian
tersebut bersifat dinamis, artinya selama individu masih bertambah pengetahuannya
dan mau belajar serta menambah pengalaman danketerampilan, mereka akan semakin
matang dan mantap kepribadiannya (Depkes, 1992).Dalam bahasa latin asal kata
personaliti dari persona (topeng), sedangkan dalam ilmu psikologimenurut, Gordon
W.Allport : suatu organisasi yang dinamis dari sistem psiko-fisik individu
yangmenentukan tingkah laku dan pemikiran individu secara khas. Interaksi psiko-
fisik mengarahkantingkah laku manusia.
Peran penting dari ketidaksadaran beserta insting-insting seks dan agresi yang ada
di dalamnya dalam pengaturan tingkah laku, menjadi karya/temuan monumental
Freud. Sistematik yang dipakai Freud dalam mendiskripsi kepribadian menjadi tiga
pokok yaitu: struktur kepribadian, dinamika kepribadian, dan perkembangan
kepribadian.
Struktur Kepribadian
Kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran: sadar, prasadar, dan tak sadar.
Pada tahun 1923 Freud mengenalkan tiga model struktural yang lain, yakni: id, ego
dan super-ego. Struktur baru ini tidak mengganti struktur lama tetapi
melengkapi/menyempurnakan gambaran mental terutama dalam fungsi dan tujuannya.
Sadar (Conscious)
Tingkat kesadaran yang berisi semua hal yang kita cermati pada saat tertentu.
Menurut Freud hanya sebagian kecil saja dari kehidupan mental (fikiran,
persepsi, perasaan, dan ingatan) yang masuk ke kesadaran (consciousness).
Prasadar (Preconscious)
Prasadar disebut juga ingatan siap (available memory), yakni tingkat kesadaran
yang menjadi jembatan antara sadar dan tak sadar. Pengalaman yang ditinggal
oleh perhatian, semula disadari tetapi kemudian tidak lagi dicermati, akan ditekan
pindah ke daerah prasadar.
Taksadar (Unconscious)
Taksadar adalah bagian yang paling dalam dari struktur kesadaran dan menurut
Freud merupakan bagian terpenting dri jiwa manusia. Secara khusus Freud
membuktikan bahwa ketidaksadaran bukanlah abstraksi hipotetik tetapi itu adalah
kenyataan empirik. Ketidaksadaran itu berisi insting, impuls, dan drives yang
dibawa dari lahir, dan pengalam-pengalaman traumatik (biasanya pada masa
anak-anak) yang ditekan oleh kesadaran dipindah ke daerah tak sadar.
Wilayah Pikiran
1. Id (Das Es)
Id adalah sistem kepribadian yang asli, dibawa sejak lahir. Dari id ini kemudian
akan muncul ego dan superego. Saat dilahirkan, id berisi semua aspek psikologi
yang diturunkan, seperti insting, impuls dan drives. Id berada dan beroperasi dalam
daerah tak sadar, mewakili subjektivitas yang tidak pernah sisadari sepanjang usia.
Id berhubungan erat dengan proses fisik untuk mendapatkan energi psikis yang
digunakan untuk mengoperasikan sistem dari struktur kepribadian lainnya.
Ego berkembang dari id agar orang mampu menangani realita sehingga ego
beroperasi mengikuti prinsip realita (reality principle) usaha memperoleh kepuasan
yang dituntut id dengan mencegah terjadinya tegangan baru atau menunda
kenikmatan sampai ditemukan objek yang nyata-nyata dapat memuaskan
kebutuhan.
Ego adalah eksekutif atau pelaksana dari kepribadian, yang memiliki dua tugas
utama ; pertama, memilih stimuli mana yang hendak direspon dan atau insting
mana yang akan dipuaskan sesuai dengan prioritas kebutuhan. Kedua, menentukan
kapan dan bagaimana kebutuhan itu dipuaskan sesuai dengan tersedianya peluang
yang resikonya minimal. Ego sesungguhnya bekerja untuk memuaskan id, karena
itu ego yang tidak memiliki energi sendiri akan memperoleh energi dari id.
Prinsip idealistik mempunyai dua sub prinsip yakni suara hati (conscience) dan ego
ideal. Freud tidak membedakan prinsip ini secara jelas tetapi secara umum, suara
hati lahir dari pengalaman-pengalaman mendapatkan hukuman atas perilaku yang
tidak pantas dan mengajari kita tentang hal-hal yang sebaiknya tidak dilakukan,
sedangkan ego ideal berkembang dari pengalaman mendapatkan imbalan atas
perilaku yang tepat dan mengarahkan kita pada hal-hal yang sebaiknya dilakukan.
Superego bersifat nonrasional dalam menuntut kesempurnaan, menghukum dengan
keras kesalahan ego, baik yang telah dilakukan maupun baru dalam fikiran. Ada
tiga fungsi superego ; (1) mendorong ego menggantikan tujuan-tujuan realistik
dengan tujuan moralistik, (2) merintangi impuls id terutama impuls seksual dan
agresif yang bertentangan dengan standar nilai masyarakat, (3) mengejar
kesempurnaan.
Dinamika Kepribadian
Tingkat kehidupan mental dan wilayah pikiran mengacu pada struktur atau komposisi
kepribadian. Sehingga, Freud mengusulkan sebuah dinamika atau prinsip
motivasional untuk menerangkan kekuatan-kekuatan yang mendorong tindakan
manusia. Bagi Freud, manusia termotivasi untuk mencari kesenangan serta
menurunkan ketegangan dan kecemasan. Motivasi ini diperoleh dari energi psikis dan
fisik dari dorongan-dorongan dasar yang mereka miliki.
Insting hidup disebut juga Eros adalah dorongan yang menjamin survival
dan reproduksi, seperti lapar,haus dan seks. Bentuk enerji yang dipakai oleh
insting hidup itu disebut “libido”. Walaupun Freud mengakui adanya
bermacam-macam bentuk insting hidup, namun dalam kenyataannya yang
paling diutamakan adalah insting seksual (terutama pada masa-masa
permulaan,sampai kira-kira tahun 1920). Dalam pada itu sebenarnya insting
seksual bukanlah hanya untuk satu insting saja, melainkan sekumpulan
insting-insting, karena ada bermacam-macam kebutuhan jasmaniah yang
menimbulkan keinginan-keinginan erotis.
3. Kecemasan.
Kecemasan (anxiety) adalah variabel penting dari hampir semua teori
kepribadian. Kecemasan sebagai dampak dari konflik yang menjadi bagian
kehidupan yang tak terhindarkan, dipandang sebagai komponen dinamika
kepribadian yang utama. Kecemasan adalah fungsi ego untuk memperingatkan
individu tentang kemungkinan datangnya suatu bahaya sehingga dapat disiapkan
reaksi adaptif yang sesuai. Biasanya reaksi individu terhadap ancaman
ketidaksenangan dan pengrusakan yang belum dihadapinya ialah menjadi cemas
atau takut. Kecemasan berfungsi sebagai mekanisme yang mengamankan ego
karena memberi sinyal ada bahaya di depan mata.
Kecemasan akan timbul manakala orang tidak siap menghadapi ancaman. Hanya
ego yang bisa memproduksi atau merasakan kecemasan. Akan tetapi, baik id,
superego, maupun dunia luar terkait dalam salah satu dari tiga jenis kecemasan:
realistis, neurotis dan moral. Ketergantungan ego pada id menyebabkan
munculnya kecemasan neurosis, sedangkan ketergantungan ego pada superego
memunculkan kecemasan moral, dan ketergantungannya pada dunia luar
mengakibatkan kecemasan realistis.
a. Kecemasan Realistis (Realistic Anxiety)
Adalah takut kepada bahaya yang nyata ada di dunia luar. Kecemasan ini
menjadi asal muasal timbulnya kecemasan neurotis dan kecemasan moral.
b. Kecemasan Neurotis (Neurotic Anxiety)
Adalah ketakutan terhadap hukuman yang bakal diterima dari orang tua atau
figur penguasa lainnya kalau seseorang memuaskan insting dengan caranya
sendiri, yang diyakininya bakal menuai hukuman. Hukuman belum tentu
diterimanya, karena orang tua belum tentu mengetahui pelanggaran yang
dilakukannya, dan misalnya orang tua mengetahui juga belum tentu
menjatuhkan hukuman. Jadi, hukuman dan figur pemberi hukuman dalam
kecemasan neurotis bersifat khayalan.
c. Kecemasan Moral (Moral Anxiety)
Adalah kecemasan kata hati, kecemasan ini timbul ketika orang melanggar
standar nilai orang tua. Kecemasan moral dan kecemasan neurotis tampak
mirip, tetapi memiliki perbedaan prinsip yakni : tingkat kontrol ego pada
kecemasan moral orang tetap rasional dalam memikirkan masalahnya sedang
pada kecemasan neurotis orang dalam keadaan distres – terkadang panik
sehingga mereka tidak dapat berfikir jelas.
a. Identifikasi (Identification)
Cara mereduksi tegangan dengan meniru (mengimitasi) atau
mengidentifikasikan diri dengan orang yang dianggap lebih berhasil
memuaskan hasratnya dibanding dirinya. Diri orang lain diidentifikasi tetapi
cukup hal-hal yang dianggap dapat membantu mencapai tujuan diri. Terkadang
sukar menentukan sifat mana yang membuat tokoh itu sukses sehingga orang
harus mencoba mengidentifikasi beberapa sifat sebelum menemukan mana
yang ternyata membantu meredakan tegangan. Apabila yang ditiru sesuatu
yang positif disebut Introyeksi.
Mekanisme pertahanan identifikasi umumnya dipakai untuk tiga macam tujuan,
yaitu :
Merupakan cara orang dapat memperoleh kembali sesuatu (obyek) yang
telah hilang.
Untuk mengatasi rasa takut.
Melalui identifikasi orang memperoleh informasi baru dengan mencocokkan
khayalan mental dengan kenyataan.
b. Pemindahan/Reaksi Kompromi (Displacement/Reactions Compromise)
Ketika obyek kateksis asli yang dipilih oleh insting tidak dapt dicapai karena
ada rintangan dari luar (sosial, alami) atau dari dalam (antikateksis) insting itu
direpres kembali ke ketidaksadaran atau ego menawarkan kateksis baru, yang
berarti pemindahan enerji dari obyek satu ke obyek yang lain, sampai
ditemukan obyek yang dapat mereduksi tegangan.
Proses mengganti obyek kateksis untuk meredakan ketegangan, adalah
kompromi antara tuntutan insting id dengan realitas ego, sehingga disebut juga
reaksi kompromi. Ada tiga macam reaksi kompromi, yaitu :
Sublimasi adalah kompromi yang menghasilkan prestasi budaya yang lebih
tinggi, diterima masyarakat sebagai kultural kreatif.
Subtitusi adalah pemindahan atau kompromi dimana kepuasan yang
diperoleh masih mirip dengan kepuasan aslinya.
Kompensasi adalah kompromi dengan mengganti insting yang harus
dipuaskan. Gagal memuaskan insting yang satu diganti dengan memberi
kepuasan insting yang lain.
e. Proyeksi (Projection)
Proyeksi adalah mekanisme mengubah kecemasan neurotis atau moral menjadi
kecemasan realistis, dengan cara melemparkan impuls-impuls internal yang
mengancam dipindahkan ke obyek di luar, sehingga seolah-olah ancaman itu
terproyeksi dari obyek eksternal kepada diri orang itu sendiri.
f. Introyeksi (Introjection)
Introyeksi adalah mekanisme pertahanan dimana seseorang meleburkan sifat-
sifat positif orang lain ke dalam egonya sendiri. Misalnya, seorang anak yang
meniru gaya tingkahlaku bintang film menjadi introyeksi, kalau peniruan itu
dapat meningkatkan harga diri dan menekan perasaan rendah diri, sehingga
anak itu merasa lebih bangga dengan dirinya sendiri. Pada usia berapapun,
manusia bisa mengurangi kecemasan yang terkait dengan perasaan kekurangan
dengan cara mengadopsi atau melakukan introyeksi atas nilai-nilai, keyakinan-
keyakinan, dan perilaku orang lain.
5. Perkembangan Kepribadian
Freud membagi perkembangan kepribadian menjadi tiga tahapan, yakni tahap
infantil (0-5 tahun), tahap laten (5-12 tahun), dan tahap genital (>12 tahun). Tahap
infantil yang paling menentukan dalam membentuk kepribadian, terbagi menjadi
tiga fase, yakni fase oral, fase anal, dan fase falis. Perkembangan kepribadian
ditentukan terutama oleh perkembangan biologis, sehingga tahap ini disebut juga
tahap seksual infantil. Perkembangan insting seks berarti perubahan kateksis seks,
dan perkembangan biologis menyiapkan bagian tubuh untuk dipilih menjadi pusat
kepuasan seksual (erogenus zone)