Segala puji bagi Allah Yang Maha Adil dan Maha Bijaksana, yang telah memberikan
segala nikmat dan hidayah-Nya kepada umat manusia supaya selalu dekat kepada-Nya.
Shalawat beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan kehadirat Rasulullah SAW baik
kepada keluarga, sahabat maupun kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini penulis sampaikan kepada pembimbing mata kuliah Softskill dan
Perilaku sebagai salah satu tugas mata kuliah tersebut. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih
kepada Ibu Anis Qomariyah,S.Psi.,M.Keb. yang telah membimbing kami dan kepada semua
pihak yang telah membantu kelancaran penulisan makalah ini.
Alhamdulillah makalah ini akhirnya dapat diselesaikan oleh kami walaupun masih
banyak kekurangan baik dari segi penulisan maupun dari segi sub-materinya. Untuk itu kami
memohon kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan makalah ini.
Akhirnya hanya kepada Allah jualah kita memohon perlindungan dan hanya kepada
Allah-lah kita memohon ampun. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi yang
membacanya kelak. Amin.
Penulis
1
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 3 PENUTUP
2
BAB 1
PENDAHULUAN
3
BAB 2
PINJAUAN PUSTAKA
Tipologi berasal dari Tipo yang berarti pengelompokan dan Logos yang berati
ilmu. Jadi Tipologi adalah pengetahuan yang berusaha menggolongkan atau
mengelompokkan manusia menjadi tipe-tipe tertentu atas dasar faktor-faktor tertentu,
misalnya karakteristik fisik, psikis, pengaruh dominan, nilai-nilai budaya, dan
seterusnya.
Menurut KBBI (kamus besar bahasa indonesia) Tipologi adalah ilmu watak
tentang bagian manusia dalam golongan-golongan menurut sifat masing-masing. Dan
juga Tipologi menurut (dalam Arsitektur dan Perancangan Kota) adalah klasifikasi
(biasanya berupa klasikasi fisik suatu bangunan) karakteristik umum ditemukan pada
bangunan dan tempat-tempat perkotaan, menurut hubungan mereka dengan kategori
yang berbeda, seperti intensitas pembangunan (dari alam atau pedesaan ke perkotaan)
derajat, formalita dan sekolah pemikiran (misalnya, modernis atau tradisional).
Karakteristik individu tersebut membentuk suatu pola. Kemudian pola tersebut
berhubungan dengan elemen-elemen secara hirarkis di skala fisik (dari detail kecil untuk
sistem yang besar).
4
1. Komponen jasmani primer (Somatotype)
Istilah somatotype berasal dari kata Yunani kuno yaitu somato yang
berarti tubuh. Istilah ini diadopsi oleh Sheldon untuk hasil penelitiannya
mengenai bentuk tubuh manusia. Istilah somatotype terkait dengan istilah
morphogenotype atau struktur biologis manusia. Terdapat dua konsep utama
dalam morphogenotype yaitu genotype yaitu konstitusi genetik, dan
phenotype merupakan apa yang dapat terlihat dari raga manusia, dalam arti
struktur tubuh terluar yang dapat dilihat dan diamati. Sheldon berpendapat
bahwa terdapat struktur biologis hipotetis (morfogenetipe) yang mendasari
jasmani luar yang teramati (fenotipe) yang memainkan peran penting tidak
hanya dalam perkembangan jasmani, tetapi dalam membentuk tingkah laku.
Somatotype merupakan cara untuk mengukur morfogenotipe, meskipun untuk
mendapatkan hasilnya harus didapatkan dengan mengamati fenotipe.
Somatotype merupakan pernyataan yang menunjukan kondisi seseorang
terkait dengan komponen primer jasmani yaitu endomorfi, mesomorfi, dan
ektomorfi. Somatotype berupa tiga angka deret, angka pertama merupakan
ukuran derajat endomorphy, angka kedua merupakan ukuran derajat
mesomorphy dan angka ketiga merupakan ukuran derajat ectomorphy. Jadi,
somatotype 7-1-1 menggambarkan orang yang ekstrim tinggi derajat
endomorphynya, dan ekstrim rendah mesomorphy dan ectomorphynya. Secara
singkat Endomorphy, Mesomorphy dan Ectomorphy diberi nama komponen
fisik primer ( primay components of physique ) dideskripsikan sebagai
berikut
a) Endomorphy. Komponen pertama dari struktur tubuh, relative
didominasi oleh system vegetative, bagian tubuh yang berkaitan
dengan pencernaan makanan. Endomorphy berasal dari endoderm.
Lapisan terdalam dari embrio yang sesudah berkembang akan menjadi
bagian-bagian penting dari gemuk, dengan tanda halus dan bulat.
Tulang dan otot relative kurang berkembang, dan fisik secara umum
tidak cocok untuk kegiatan fisik yang berat. Individu yang komponen
endomorphynya tinggi sedangkan kedua komponen lainnya. Jenis
Tubuh:
1. Bentuk tubuh bulat
2. Secara alami memiliki persen lemak yang tinggi
3. Ukuran sendi tangan lebar (jempol tidak mengenai jari tengah,
kadang kena, ukur dengan jari bagian tangan kanan mengepal di
bagian ujung tangan kiri anda)
4. Bentuk tulang bulat
5. Ukuran tangan dan kaki yang pendek
6. Paha dan pinggang yang lebar
7. Kemungkinan pinggang lebih lebar dibanding bahu
b) Mesomorphy. Komponen kedua fisik, relative didominasi oleh tulang,
otot, jaringan penghubung. Mesomorphy berasal dari mesoderm,
lapisan tengah dari embrio yang kemudian berkembang akan menjadi
5
otot, prsendian dan system sirkulasi. Tubuh mesomorfik ditandai
dengan wujud bersegi-segi dank keras, kokoh dan tahan sakit. Fisik
semacam itu cocok untuk kegiatan yang menuntut kekuatan fisik,
seperti kegiatan atletik dan penjelajah. Individu yang bertipe
mesomorph komponen mesomorphynya tinggi sedang-kan kedua
komponen lainnya rendah, maka komponen mesomorphy dominan
dibandingkan komponen lain. Bagian tubuh yang berasal dari
mesoderm lebih berkembang (otot, pembuluh darah, dan Jantung ).
Jenis Tubuh:
1. Pinggang Kecil
2. Tulang bahu lebar
3. Ukuran sendi tangan Sedang (Dapat diukur dengan jari bagian
tangan kanan mengepal di bagian ujung tangan kirimu , jika
jari Jempol dan Jari Tengah Bersentuhan (Tidak melewati)
maka anda memiliki jenis tubuh mesomorph)
4. Secara alami berotot bahkan sebelum melakukan aktivitas
olahraga
5. Tubuh jenis ini lahir lebih condong sebagai atlet dan
binaragawan,
c) Ectomorphy. Komponen ketiga dari fisik, relative didominasi leh kulit
dan system syaraf. Ektomorfi berasala dari ectoderm, lapisan terluar
dari embrio yang berkembang menjadi kulit dan system syaraf. Tubuh
yang ektomrfik ditandai dengan bentuk tubuh yang tpis, tinggi dan otot
yang lemah. Tubuh ini memiliki permukaan yang paling luas
disbanding dua tipe lainnya, dalam hal proporsi. Individu yang bertipe
Ectomorphy, maka komponen ectomorphynya dominan. Organ-organ
ectoderm lebih berkembang seperti kulit dan sistem syaraf. Jenis tubuh:
1. Pinggang Kecil
2. Tubuh yang memanjang keatas
3. Bahu yang sempit atau kecil
4. Ukuran sendi tangan kecil (Dapat diukur dengan jari bagian tangan
kananmu mengepal di bagian ujung tangan kiri, jika jari tengah
melewati jari jempol(atau sebaliknya), maka kamu termasuk Tipe
tubuh ectomorph)
5. Sangat susah untuk menaikkan berat badan
6. Secara natural kurus, body fat sedikit
7. Sedikit bertenaga pada saat berolahraga
8. Membakar apa saja yang mereka makan
9. Membutuhkan waktu yang lama dan latihan berat, serta makanan
yang banyak untuk bentuk tubuh yang proposional.
6
8. Komponen kejasmanian sekunder, yang terdiri dari;
a) Dysplasia
Ukuran seberapa jauh tiga komponen primer muncul tidak
konsisten di bagian-bagian tubuh yang berbeda. Misalnya kepalanya
besar mengikuti somatotype ectomorphy , rongga dadanya endomorfis,
tetapi lengan tangannya mesomorphis dan seterusnya. Sheldon
membagi tubuh manusia menjadi lima bagian yaitu kepala, dada,
tangan, perut dan kaki. Masing-masing bagian dapat ditentukan nilai
somatotype primernya, dan dysplasia adalah jumlah perbedaan nilai
somatotype ke lima bagian itu. Ternyata nilai dysplasia pada umumnya
ditemukan pada wanita ( dibanding pria ), pada somatotype
ectomorphys ( dibanding endomorphys dan mesomorphys ) dan pada
penderita psikosis ( dibanding responden mahasiswa normal )
b) Gynandromorphy
Gyna = perempuan, andro = laki-laki. Gynandromorphy adalah
ukuran yang menunjukkan sejauh mana fisik memiliki sifat-sifat yang
biasanya terdapat pada lawan jenis , yang oleh Sheldon disebut “indeks
g”. Gynandromorphy adalah campuran sifat fisik antara laki-laki dan
perempuan., yang kalau campuran itu besifat psikis biasa disebut
“androgini”. Pria yang mempunyai indeks g yang tinggi memiliki
tubuh yang lembut, panggul lebar, bulu mata yang panjang dan sifat
feminism lainnya. Indeks g = 1 berarti tidak ada sifat fisik lawan jenis,
dan indeks g = 7 adalah hermafrodit. Sheldon membedakan dua indeks
gynandromorphy yaitu gynandromorphy primer ( diperolah dari
pengamatan jarak jauh atau dari foto ) dan gynandromorphy sekunder (
disimpulkan dari pemeriksaan fisik secara langsung, termasuk gerak
fisik, suara, dan ekspresi wajahnya ).
c) Texture
Komponen yang menggambarkan ukuran kehalusan atau
kekasaran fisik ( komponen t ). Komponen ini menilai keindahan dan
kemenarikan yang sukar dilakukan secara objektif. Komponen t
berhubungan dengan persepsi estetik dari penampilan fisik manusia.
Seperti pada gynandromorphy, skor t bisa primer ( dilihat dari foto )
dan bisa sekunder ( dari pengamatan langsung ).
Walaupun telah mempunyai alat yang tetap untuk menilai aspek jasmaniah dari
pada manusia, namun ahli-ahli psikologi konstitusional harus membuat atau meminjam
metode lain untuk menilai tingkah laku atau kepribadian. Dalam hal ini Sheldon bermula
dari pangkal duga bahwa walaupun nampaknya ada banyak dimensi atau variabel dalam
tingkah laku, tetapi pada dasarnya hanya ada sejumlah kecil komponen-komponen dasar
yang diharapkan akan menjadi dasar tingkah laku yang nampak kompleks itu.Dalam hal
ini Sheldon melakukannya dalam dimensi-dimensi temperamen, yaitu sebagai berikut:
7
a. Cara kerja Sheldon
a) Sikapnya gagah
b) Perkasa (energetic)
c) Kebutuhan bergerak besar
d) Suka terus terang
8
e) Suara lantang
f) Nampaknya lebih dewasa dari sebenarnya
g) Bila menghadapi kesukaran butuh melakukan gerakan-gerakan tertentu.
Bidan dituntut bekerja dengan cekatan, ramah tamah dan bersifat terbuka
terhadap pasien.Bidan juga dituntut untuk dapat bekerjasama dengan sesama bidan,
bertanggung jawab dan mampu menjaga stabilitas emosi.Kondisi seperti ini menjadikan
kepribadian bidan perlu diperhatikan agar dapat berinteraksi baik dengan pasien. Kondisi
pasien yang memiliki kepribadian yang berbeda-beda juga menuntut bidan agar dapat
memahami dan berinteraksi sesuai dengan keinginan pasien. Namun, tidak semua bidan
yang bekerja di rumah sakit mempunyai sifat tersebut karena setiap individu memiliki
kepribadian yang berbeda sehingga hasil kinerjanyapun berbeda.
9
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
10
DAFTAR PUSTAKA
Mujib, Abdul. Kepribadian Dalam Psikologi Islam, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta: 2016.
11