Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang maha Esa karena atas berkat bimbingan,
petunjuk dan penyertaan-Nya sehingga kami dapat meneyelesaikan makalah dari mata kuliah
Psikologi kepribadian yang membahas mengenai salah satu tokoh psikoanalisis yakni Anna
Freud dan Margaret Schönberger Mahler .
Kami megucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Faradillah Firdaus, S. Psi., MA sebagai
dosen pengampuh mata kuliah psikologi kepribadian dan pihak-pihak yang terlibat dalam
penyusunan makalah ini khususnya kelompok dua yang sudah mau bekerja sama dalam
Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bernilai baik dan dapat digunakan sebaik-
baiknya. Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini belum sempurna, untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran dalam rangka penyempurnaan untuk pembuatan makalah
KELOMPOK 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………….…………………
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………....
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….……......
A. Latar Belakang……………………………………………………………
B. Rumusan Masalah………………………………………………………...
C. Tujuan…………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………….…………….
Kesimpulan…………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era perkembangan psikologi saat ini, perkembangan anak cukup penting dijadikan
perhatian khusus. Sebab, proses tumbuh kembang anak mempengaruhi kehidupan mereka
pada masa mendatang. Jika perkembangan anak tidak mendapat cukup perhatian dari
orangtuanya maka anak akan tumbuh seadanya sesuai dengan yang hadir dan
tidak terkontrol karna kurangnya pengawasan serta pemahaman mengenai realita yang
ada.
Salah satu tokoh psikoanalisis Anna Freud dan Margaret Schönberger Mahler yang
berfokus pada perkembangan anak, menyatakan bahwa anak merupakan subjek yang
mudah terpengaruh atau dalam perkembangannya dan sangat lentur terhadap pengaruh
realita baik itu secara internal maupun ekternal. Dengan demikian, sangat penting
mengetahui bagaimana mekanisme dalam pertumbuhan anak agar anak dapat tumbuh dan
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
1. Anna freud
Anna Freud adalah anak terkahir dari Sigmun Freud dan Martha Fruud. Ia
lahir pada Desember 1895. Ketika Anna masih menginjak masa kanak-kanak, ia
sangat dekat dengan ayahnya. Hingga ia berumur 20-an, Anna mengikuti jejak
ayahnya yakni mendalami psikoanalis dan kemudian menjadi anggota dari Vienna
Anna mulai sekolah pada usia enam tahun dan memasuki Salka Goldman
Cottage Lyceum sekolah khusus prempuan pada usia 10 tahun. Selama Anna
sekolah, ia sangat suka membaca dan menulis puisi. Selain itu, ia sangat berperan
Pada tahun 1936 Anna menerbitkan karyanya yang sangat terkenal, yakni Ego
dan Defence Mekanism. Meknisme pertahanan dalam hal ini berkaitan dengan
insting drive dan fungsi dari ego pada anak-anak. Dia menemukan bahwa anak-
anak dapat merespon secara kreatif untuk tekanan internal maupun eksternal dan
konflik tertentu yang secara psikologis dapat didentifikasi pada usia remaja.
Dengn cara ini, Anna membedakan teori dari ayahnya yang dimana gejala anak
Pada tahun 1939, Sigmun Freud menyerah dengan penyakit kanker rahang.
dikumpulkan dan diterbitkan dalam dua karya yakni, Young Children in Wartime
Pada tahun 1952 Anna mendirikan Hampsteid Child Therapy Clinic yang
Pada Pada tahun 1967, Anna diangkat menjadi Panglima Kerajaan Inggri karena
kontribusinya sangat besar untuk bidang psikologi anak. Pada tahun 1975, ia
menerima gelar M.D sebagai kehormatan dari University of Vienna dan gelar
Anna Freud Pada teorinya fokus pada bagaimana proses tumbuh kembang anak-anak
yang berkebutuhan khusus hingga memasuki usia remaja. selain itu, Anna melakukan
perluasan defence mechanism yang menurutnya strategi yang dipakai seorang anak untuk
bertahan melawan ekspresi impuls Id serta menentang tekanan superego. Pada teorinya,
unik dari ego dalam menuntun seseorang untuk menguasai tuntutan hidup dan tidak
hanya bereaksi terhadapnya. Psikoanalitik psikologi ego muncul sebagai usaha untuk
memperluas dan melengkapi teori Freud . Hal ini ditujukan terhadap ketidakpuasaan
antara teori dorongan Freud ian klasik mengenai sistem persaingan energi dan
pengamatan klinis bahwa manusia seringkali dapat melampaui dorongan dan hasrat
mereka. Dalam pandangan ini kepuasaan tidak hanya datang dari pengurangan
ketegangan tetapi juga dapat bereaksi dari rasa penguasaan aktif dalam mengatasi
ketidaksesuaian antara id,ego, dan superego, neurosis dapat juga terjadi pada orang yang
tidak mempunyai tujuan hidup, yang sudah tidak dapat membangun rasa harmoni dan
Anna Freud dalam teorinya lebih focus kepada tumbuh kembang anak-anak menjadi
berkebutuhan khusus, yaitu anak-anak yang memiliki kemampuan verbal dan tentang
perhatian yang berbeda. Pada teorinya, Anna lebih memfokuskan ego dengan memberikan
(Alwisol, 2007) Ada tiga konsep pokok dalam teori yang dicetuskan oleh Anna Freud,
sebagai berikut:
1. Psikoterapi Anak
interpretasi mimpi, dan analisis transferensi tidak dapat dikenakan begitu saja pada
anak. Agar anak tumbuh dengan baik dan dapat mrngusai segla realitas di sekitarnya
prosedur harus dimodifikasi terlebih dahulu. Anna Freud menempatkan analis sebagai
orang yang penting dalam kehidupan anak. Analis yang sangat berperan penting adalah
anak pada tokoh yang memiliki prestasi atau tokoh yang memberikan kontribusi yang
positif atau memberikan arahan bagaimana anak bisa menjadi seperti tokoh yang
menjadikan analis sebagai guru untuk menghadapi dunia luar dan tumbuh sesuai yang
diharapkan.
Melampaui Konflik Struktural: Bahaya Perkembangan
anak lebih berfokus pada tujuan bukan symptom neurotic agar tidak membahayakan
ancaman yang berkelanjutan baik fisik maupun psikis yang harus diperhatikan. Selain
integritas anak. Dalam hal ini, Anna keluar dari konsep klasik neorosis, yang pada
mengembangkan dirinya.
Asesmen Metapsikologi
Agar semua data dapat terangkum dengan baik, Anna Freud memakai metapsikologi
Dalam hal ini, untuk memahami gangguan yang anak alami, psikoanalais harus
otoritas lainnya yang terjadi pada saat itu. Sedangkan orang dewasa, yang gangguannya
bersumber pada masa lalu atau konflik yang belum terselesaikan, sedangkan anak
2. Garis Perkembangan
Anna Freud mengukur tahap perkembangan anak di banyak daerah yang merupakan
penelitian yang inovatif perkembangan anak dan pelopor dari kelimpahan teori
perkembangan.Ego dapat menguasai realitas internal maupun eksternal melalui proses
interaksi antara id dengan ego, yang dimulai dari dominasi id untuk memperoleh
kepuasan, secara bertahap yang akan bergeser ke ego.
Interkasi itu oleh Anna Freud disebut garis perkembangan, suatu urutan tahap-tahap
kematangan anak dari ketergantungan menjadi mandiri, dari irasional menjadi rasional,
dari hubungan yang pasif dengan realita menjadi aktif. Garis-garis perkembangan
menunjukkan usaha ego untuk mampu menghadapi situasi hidup, tanpa harus menarik
diri dan tanpa memakai mekanisme pertahanan secara berlebihan.Anna Freud
mengemukan enam garis perkembangan, masing-masing bergerak dari id menuju realitas
ego:
1) Dari ketergantungan menjadi mandiri emosional.
Ketergantungan biologis kepada Ibu, tidak mengenal bahwa dirinya terpisah dengan
orang ain.
Membutuhkan hubungan yang memuaskan, Ibu dianggap sebagai pemuas dari luar.
Tahap objek-tetap, gambaran Ibu teta ada, wwalaupun dia tidak hadir.
Pre-odipus, tahap memeluk, ditandai dengan mendominasi obyek yang dicintai.
Fase odipus-falis, ditandai dengan dorongan memiliki orang tua lain jenis dan bersaing
dengan orang tua sejenis.
Fase laten dengan menurunnya dorongan, transfer libido ke teman, kelompok, dan figur
otoritas.
Fase pre adolesen, kembalinya kebutuhan hubungan yang memuaskan dengan obyek
yang dicintai.
Fase adolesen, berjuang untuk mandiri, memutus cinta dengan orang tua, kebutuhan
kepuasan seksual.
2) Dari meyusui menjadi makan secara wajar.
Disusui teratur sesuai jadwal atau kalau membutuuhkan.
Disapih dari botol/susu Ibu, mengalami kesulitan makan-makanan baru.
Peralihan dari disuapi menjadi makan sendiri, makan masih identik dengan Ibu.
Makan sendiri, berbeda pendapat dengan Ibu mengenai banyaknya makanan.
Seksual infantil membentuk sikap terhadap makanan: fantasi takut gemuk.
Senang makan, memiliki kebiasaan makan yang ditentukan sendiri.
3) Dari basah-basahan dan buang kotoran ke kandung kemih dan control pembuangan.
Bebas membuang kotoran tubuh
Fase anal, menolak kontrol orang lain dalam hal pembuangan kotoran , perang
kemauan latihan kebersihan
Identifikasi dengan aturan orang tua, mengontrol sendiri pembuangan kotoran. Minat
kebersihan dan keteraturan didasarkan pada keteraturan anal.
Kepedulian dengan kebersihan, tanpa tekanan orang tua, ego dan superego
mengontrol dorongan anal secara otonom.
4) Dari tidak bertanggung jawab ke bertanggung jawab dalam menejemen tubuh.
Agresi diubah dari diri sendiri menjadi kepada dunia luar.
Ego semakin memahami prinsip sebab-akibat, meredakan keinginan yang
berbahhaya, mengenali bahaya eksternal seperti api, ketinggian, air.
Sukarela menerima aturan kesehatan, menolak makanan yang tidak sehat, kebersihan
tubuh, melatih kebugaran tubuh.
5) Dari egosentrik menjadi persahabatan
Mementingkan diri sendiri, narkistik, anak kecil lain tidak ada, atau dipandang
sebagai pengganggu dan saingan memperoleh cinta orang tua.
Anak kecil didekatnya dipandang sebagai benda mati, atau mainan, yang dapat
diperlakukan kasar tanpa tanggung jawab.
Anak kecil didekatnya dianggap sebagai teman untuk mengerjakan sesuatu.
Teman dipandang partner sederajat, memiliki kemauan sendiri, mereka
dapatdihormati, ditakuti, ditakuti, dijadikansaingan, dicintai, dibenci, atauditiru.
6) Dari tubuhuntukmainan, dan dari dari bermain ke pekerjaan.
Permaianan bayi adalah perasaan tubuh, kepekaan jari, kulit, dan mulut, tidak
dibedakan antara tubuh sendiri dengan tubuh Ibu.
Sensasi tubuh Ibu dipindah ke obyek yang lembut seperti beruang mainan atau sarung
bantal.
Memeluk obyek yang lembut, menyenangi barang yang lembut, obyek benda mati.
Puas menyelesaikan suatu kegiatan.
Permainan sekolah untuk bekerja melalui hobi, lamunan, permainan, dan olahraga.
Anak dapat menahan impuls dirinya.
3. Mekanisme Pertahanan
Mekanisme pertahanan adalah strategi yang dipakai seorang anak untuk bertahan
melawan ekspresi impuls Id serta menentang tekanan superego. Menurut Anna Freud
ego mereaksi bahaya dengan membentengi impuls sehingga tidak dapat muncul menjadi
tingkah laku sadar dan membelokkan impuls itu sehingga intensitas aslinya dapat
projeksi, reaksi formasi, fiksasi, dan regresi. Lalu Anna Freud memperluas defence
Berikut penjelasan mengenai defence mechanism yang di perluas oleh Anna Freud
- Isolation yakni mekanisme pertahanan yang dimana emosi diisolasi dari peristiwa
- Denial adalah mekanisme pertahanan yang menolak realitas eksternal dan internal
yang menyakitkan. Misalnya, seorang ibu yang anaknya meninggal, lalu semasa
makan. Sehingga si ibu selalu duduk di ruang makan sambil berfantasi bahwa ia
pembatalan atas apa yang hendak dilakukan atau mengharapkan tindakan lain .
Contohnya,
- Ascetism merupakan sifat dari penyangkalan diri yang lebih besar dengan cara
menyangkal semua keinginan & semua kesenangan duniawi. Biasanya terjadi pada
masa Pubertas. Pada tingkat yang ektrim, remaja mungkin "mengubah" diri mereka
sendiri dengan membatasi asupan makanan dan tidur dan menahan urin dan feses
selama mungkin.
orang lain pada diri sendiri. Contoh: seorang anak melihat orang tua berdoa setiap ada
masalah, maka dia pun akan meniru hal yang sama bila ada masalah.
- Reversal yakni Mengubah status ego dari aktif menjadi pasif. Seperti Benci pada ibu
yang pilih kasih namun dibalik menjadi benci kepada dirinya sendiri.
Bayi yang baru lahir memiliki perasaan omnipoten karena seperti telur burung yang dierami,
kebutuhan mereka diasuh secara otomatis tanpa harus mengeluarkan satu pun upaya. Tidak
seperti Klein, yang menganggap bayi-bayi yang baru lahir dipenuhi oleh rasa takut, Mahler
malah menemukan periode tidur dan tiadanya ketegangan yang cukup lama pada bayi-bayi yang
baru lahir itu.
Mahler juga percaya bahwa tahap ini adalah sebuah periode narsisme absolute bahwa bayi tidak
sadar dengan keberadaan pribadi lainnya. Karena itu, dia menyebut autism normal sebagi tahap
“tanpa objek” (objectless), sebuah periode ketika bayi secara alamiah hanya ingin mencari buah
dada ibunya saja. Dia tidak setuju dengan konsep Klein bahwa bayi pada periode ini
memasukkan objek baik dan onjek-objek lainnya ke dalam ego mereka.
2. Simbiosis-normal
Ketika bayi mulai menyadari bahwa mereka tidak dapat memuaskan kebutuhan-kebutuhannya
sendirian, mereka mulai menyadari keberadaan pengasuhnya dan mencari hubungan simbiotik
dengannya. Ini adalah sebuah kondisi yang membawanya kepada hubungan simbiosis-normal,
tahap perkembangan kedua dalam teori Mahler.
Simbiosis normal dimulai sekitar usia 4 atau 5 bulan. Selama waktu-waktu ini, bayi bersikap dan
berfungsi seolah-olah dia dan ibunya adalah satu sistem yang omnipoten, sebuah kesatuan
dualistik dalam satu batasan sama” (Mahler, 1967, hal. 741). Dalam analohi telur burung,
cangkang itu sekarang mulai retak, tetapi membrane psikologis dalam bentuk relasi simbiotik
masih melindungi bayi yang baru lahir.
Simbiosis dicirikan oleh tindakan timbal balik bayi dan ibunya. Bayi mengirimkan sinyal kepada
Ibu mengenai rasa lapar, rasa senang dan sebagainya, dan ibu meresponnya dengan sinyalnya
sendiri seperti memberi makan, memeluk, atau tersenyum. Pada usia ini, bayi dapat menyadari
wajah ibunya dan dapat memahami rasa senang atau stresnya. Namun begitu, relasi objek masih
belum dimulai, ibu dan yang lainnya masih dianggap sebagai “pra-objek”. Anak-anak yang lebih
tua usianya bahkan orang dewasa kadang-kadang juga mundur ke tahap ini untuk mencari
kekuatan dan rasa aman dalam pengasuhan ibu mereka.
3. Pemisahan-individuasi
Tahap perkembangan utama ketiga, pemisahan-individuasi, berlangsung dari periode 4 atau 5
bulan sampai usia 30 atau 36 bulan. Selama waktu ini, anak-anak menjadi terpisah secara
psikologis dari ibu-ibu mereka, mencapai perasaan individuasi, dan mulai mengembangkan
perasaan-perasaan identitas pribadi. Karena anak-anak tidak lagi mengalami kesatuan-dualistik
dengan ibunya, mereka harus menyerahkan delusi omnipoten mereka, dan menghadapi
kerapuhan terhadap ancaman-ancaman eksternal. Kalau begitu, anak kecil dalam tahap
pemisahan-individuasi mengalami bahwa dunia eksternal jauh lebih berbahaya daripada dua
tahap sebelumnya.
Mahler membagi tahap pemisahan-individuasi menjadi empat subtahap yang saling tumpang
tindih.
a) Yang pertama adalah pembedaan, yang berlangsung sekitar usia 5 bulan sampai 7
atau 10 bulan, dan ditandai oleh pemisahan secara fisik dari orbit simbiotik ibu-
bayi. Karena itulah, subtahapan pembedaan bisa dianalogikan dengan penetasan
telur. Di usia ini, kata Mahler, senyum bayi merespon senyum ibunya,
mengindikasikan ikatan dengan pribadi lain yang spesifik. Bayi yang sehat secara
psikologis akan mengembangkan dunia mereka dengan melampaui dan menjadi
penuh ingin tahu tentang orang-orang asing dan akan memperhatikan mereka.
Sebaliknya, bayi yang tidak sehat akan takut dengan orang asing dan berusaha
menjauh dari mereka. Dan seiring dengan bayi yang mulai menjauh secara fisik
dari ibu dengan belajar merangkak dan berjalan, mereka pun siap memasuki
subtahap berikutnya.
b) Tahap kedua pemisahan-individuasi adalah praktisasi, sebuah periode dari usia 7
atau 10 bulan sampai 15 atau 16 bulan. Selama subtahapan ini, anak-anak dapat
membedakan dengan mudah tubuh mereka dari tubuh ibu, membangun sebuah
ikatan spesifik dengan ibu mereka, dan mulai mengembangkan sebuah ego yang
otonom. Namun begitu, selama tahap awal periode ini, mereka tidak suka jika
sampai kehilangan pandangan terhadap ibu mereka, mereka akan mengikuti ibu
dengan mata mereka dan menunjukkan sikap stress jika ibunya pergi menjauh.
Berikutnya, mereka mulai berjalan dan melangkah ke dunia luar, yang mereka
alami sebagai sesuatu yang menyenangkan dan menggembirakan.
c) Tahapan ketiga dari pemisahan-individuasi adalah pendekatan kembali dengan
ibu, yaitu ingin membawa kembali ibu mereka dan diri mereka sendiri kembali
bersama-sama, secara fisik dan psikologis. Terjadi kira-kira pada usia 16 sampai
25 bulan. Mahler memperhatikan bahwa anak-anak di usia ini ingin berbagi
dengan ibu mereka setiap pencapaian kemampuan yang baru. Sekarang ketika
mereka mulai dapat berjalan dengan lebih mudah, anak-anak tampaknya lebih
banyak terpisah secara fisik dari ibunya namun, paradoksnya, mereka juga lebih
banyak menunjukkan kecemasan akibat pemisahan selama tahap pendekatan
kembali ini daripada selama tahap-tahap sebelumnya. Kemampuan kognitif yang
meningkat membuat mereka jadi lebih sadar akan keterpisahan ini, menyebabkan
mereka berusaha dengan segala cara untuk memperoleh kesatuan-dualistik yang
pernah didapatkannya dengan ibu mereka dahulu. Karena upaya-upaya ini tidak
pernah berhasil, anak-anak di usia ini sering kali berjuang secara dramatis dengan
ibu mereka, sebuah kondisi yang disebut “krisis dari pendekatan-kembali”.
d) Subtahapan terakhir dari pemisahan-individuasi adalah kekonstanan objek
libidinal, kira-kira terjadi pada tahun ketiga. Selama waktu ini, anak-anak harus
mengembangkan sebuah representasi batin yang konstan tentang ibu sehingga
mereka dapat menoleransi keterpisahan secara fisik darinya. Jika kekonstanan
objek libidinal ini tidak berkembang baik, anak-anak akan terus bergantung pada
kehadiran fisik ibu untuk rasa aman mereka. Selain mencapai beberapa derajat
kekonstanan objek, anak-anak harus mengonsolidasikan individualitas mereka
juga. Artinya, mereka harus belajar untuk berfungsi tanpa kehadiran ibu dan
mulai mengembangkan relasi-relasi objek lainnya (Mahler, dkk., 1975).
Kekuatan dari teori Mahler ini adalah deskripsinya yang elegan tentang kelahiran psiklogis yang
didasarkan pada observasi empiris yang dia kerjakan bersama kolega-koleganya terhadap
interaksi ibu-anak. Meskipun kebanyakan gagasannya bergantung kepada penyimpulan yang
ditafsirkan dari reaksi-reaksi praverbal bayi namun, ide-idenya dapat dikembangkan lebih lanjut
hingga mencapai perkembangan psikologis orang dewasa. Kesalahan apapun yang dibuat selama
3 tahun pertama kehidupan, yaitu waktunya kelahiran psikologis, akan menghasilkan sebuah
regresi ke tahapan ketika seseorang belum mengalami perpisahan dari ibunya dimana dia belum
mencapai sepenuhnya rasa identitas pribadi.
KESIMPULAN
Anna Freud dalam teorinya lebih focus kepada tumbuh kembang anak-anak menjadi remaja. Ia
mengadaptasi psikoanalisis untuk diaplikasikan pada anak-anak yang berkebutuhan khusus, yaitu
anak-anak yang memiliki kemampuan verbal dan tentang perhatian yang berbeda. Pada teorinya,
Anna lebih memfokuskan ego dengan memberikan penekanan pada pengaruh lingkungan sosial,
teorinya yaitu :
1. Psikoterapi Anak
a. Terapi Gabungan: Kekaguman dan Kepercayaan
b. Melampaui Konflik Struktural: Bahaya Perkembangan
c. Asesmen Metapsikologi
d. Pentingnya Realitas Sosial
2. Garis Perkembangan
a. Dari ketergantungan menjadi mandiri emosional.
b. Dari meyusui menjadi makan secara wajar.
c. Dari basah-basahan dan buang kotoran ke kandung kemih dan control pembuangan.
d. Dari tidak bertanggung jawab ke bertanggung jawab dalam menejemen tubuh.
e. Dari egosentrik menjadi persahabatan
f. Dari tubuhuntukmainan, dan dari dari bermain ke pekerjaan.
3. Mekanisme Pertahanan, Anna Freud memperluas defence mechanism dengan
menambahkan, repretion, sublimation, isolation, ascetism, denial, undoing, introjections,
reversal, displacement.
Margaret Mahler mencapai beberapa kesimpulan utama berdasarkan pengamatan klinis dan
pertimbangan teoritis:
1) Ketidakmampuan membagi proporsi psikotik berasal dari ego dalam kegagalan
perkembangan memisahkan dari ibu sebagai agen otonom, atau kegagalan untuk
menggunakan ibu sebagai bantuan hidup dalam merasakan kehidupan dunia.
2) Kelahiran Psikologis sebagai manusia dapat dicapai hanya dengan anak-anak yang
berjuang menuju individualitas yang tidak rusak dan ibu yang memberi semangat,
meskipun demikian, perjuangan mereka berkembang ke arah pemisahan, tanpa kapasitas
berlebihan mereka bertahan dalam kesendirian.
3) Ketinggian ego individuasi mewujudkan kemampuan untuk mensintesis tidak hanya
agresifitas dan berusaha keras libidinal terhadap ibu, tetapi juga kemampuan untuk
menarik nutrisi dari representasi terinternalisasi nya.
Dengan demikian, karya Mahler telah menunjukkan pertentangan dengan skema klasik Freud,
bahwa akar dari identitas, resolusi konflik, dan kekuatan ego terletak jauh lebih awal dalam
perkembangan daripada Oedipus kompelx, dan fungsi-fungsi ego lebih dipengaruhi oleh ibu dari
sudut pandang paternalistik Freud.
Daftar pustaka
Friedmen, Howard S dan Schustack, Miriram W. (2008). Kepribadian Teori Klasik dan Riset
Monte, C.F. Sollod, R.N. (2003). Beneath the Mask. An Itroduction to Theories of Personality.
Lawrence, A Pervin dkk. (2010). Psikologi Kepribadian: Teori dan Penelitian Edisi Keembilan.
Feist, J. dan Feist, G.J. (2008). Theories of Personality. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Friedman, H.S. dan Schustack, M.W. (2008). Kepribadian: Teori Klasik dan Riset Modern.
Jakarta: Erlangga
Monte, C.F. and Sollond, R.N. (2003). Beneath the Mask. An Introduction to Theories of
2018)
MAKALAH PSIKOLOGI KEPRIBADIAN
“ Bentuk Kepribadian Psikologi menurut Anna Freud dan Margaret Schönberger Mahler ”
KELOMPOK :
FAKULTAS PSIKOLOGI
2018