Anda di halaman 1dari 8

Andi Mutmainnah

Kelas: B 2018
Nim: 4518091047

Teori Klein: Teori Relasi Objek


Biografi Melanie Klein

Melanie Klein lahir pada tanggal 30 Maret 1882 di Wina, Austria. Klein percaya bahwa ketika ia
lair sebagai seorang anak yang kehadirannya tidak direncanakan yang membuatnya merasa ditolak oleh
orang tuanya. Klein tumbuh dalam keluarga yang tidak proagama namun juga tidak anti agama.
Meskipun ayahnya bergelar dokter dan tidak memiliki penghasilan yang mencukupi keluarganya, Klein
bercita-cita menjadi seorang dokter seperti ayahnya.

Hubungan-hubungan Klein di awal kehidupannya merupakan hubungan-hubungan yang tidak


sehat atau berakhir dengan tragedy. Ia merasa diabaikan oleh ayahnya, yang dipandangnya sebagai
sosok yang dingin dan jauh, sedangkan hubungan dengan ibunya dirasakan sangat kaku, walaupun ia
sangat mencintai dan mengidolakan ibunya. Klein berpisah dengan suaminya pada tahun 1919, namun
perceraiannya baru terjadi beberapa tahun kemudian. Setelah perpisahannya, ia membangun praktik
psikoanalisis di Berlin dan membuat makalah mengenai analisisnya terhadap Erich yang merupakan
kontribusi pertamanya dalam literatur psikoanalisis. Erich dalam makalah tersebut, tidak diperkenalkan
sebagai anaknya bahkan sampai beberapa waktu lamanya setelah kemtian Klein. Tidak merasa puas
akan analisis yang dilakukan oleh Ferenczi terhadap dirinya sendiri, Klein mengakhiri hubungan
dengannya. Klein memututuskan untuk melakukan analisis terhadap dirinya sendiri, analisis yang
dilakukan selama sisa hidupnya. Sebelum tahun 1919, semua analisis, termasuk Freud, membuat teori
mengenai perkembangan anak berdasarkan penanganan terapi mereka terhadap orang dewasa.
Melanie Klein melakukan psikoanalisis langsung pada anak. Terapi yang dilakukannya pada anak yang
sangat muda, termasuk anaknya sendiri,meyakinkannya bahwa anak-anak menyimpan perasaan positif
dan negative terhadap ibunya. Mereka juga mengembangkan superego lebih awal daripada yang
diyakini oleh Freud. Pandangan yang berbeda dari dari standar teor psikoanalisis ini menyebabkan
munculnya banyak kritik dari koleganya di Berlin sehingga membuatnyatidak merasa nyaman lagi tinggal
di kota tersebut. Pada tahun 1926, Ernest mengundangnya ke London untuk menganalisis anak-anaknya
dan menyampaikan serangkaian kuliah mengenai analisis anak. Kuliah tersebut kemudian menghasilkan
buku pertamanya, The Psycho-analysis of Children. Pada tahun 1927, ia memutuskan pindah ke Inggris
dan menetap disana sampai ia meninggal pada tangga; 22 September 1960.

Selama tinggal di London, kehidupan Klein ditandai dengan perbedaan dan kontroversi.
Meskipun ia tetap menyebut diriya sebagai Freudian, namun Freud dan anaknya (Anna) tidak menerima
konsepnya yang menekankan pentingnya masa kanak-kanak awal dalam Teknik analisis yang
dilakukannya pada anak-anak. Perseteruannya dengan Anna Freud dimulai ketika keluarga Freud masih
tinggal di Wina, dan semakin memuncak ketika Anna Freud serta ayah dan ibunya pindah ke London
pada tahun 1938. Sebelum kepindahan Anna ke London, sekolah Psikoanalisis di Inggris sudah menjadi
“sekolah kleinian” dan Klein bersiteru hanya pada orang-orang yang meiliki hubungan dengan anakny
(Mellita). Perseteruan-perseteruan Klein ini biasanya sangat keras dan personal.

Pada tahun 1934, putra klein yang kedua Hans meninggal karena jatuh. Mellita yang juga
seorang psikoanalisis, meyakini bahwa adiknya meninggal karena bunuh diridan ia menyalahkan ibunya
atas kematian adiknya. Pada tahun yang sama, Mellita memulai analisis dengan Edward Glover, salah
satu saingan Klein dalam British Society. Hal ini membuat hubungan Klein dengan putrinya semakin
memburuk, baik secara personal maupun professional. Bahkan, Mellita terus menyimpan rasa
permusuhannya hingga setelah kematian ibunya. Meskipun Mellita bukan seorang pendukung Anna
Freud, namun permusuhan mellita dan Klein memperuncing perseteruan Klein dengan Anna Freud, yang
tidak prnah mengakui kemungkinan untuk menganalisis untuk menganalisis anak-anak. Perseteruan
antara Klein dan Anna Freud tidak pernah mereda, dan masing-masing menetapkan dirinya lebih
“Frudian” daripada yang lain. Akhirnya, pada tahun 1946, British Society mererima tiga prosedur
pengajaran, yaitu pengajara tradisional dari Melanie Klein, pengajaran yang didukung olej Anna Freud,
dan kelompok tengah yaitu pengajaran dengan pendekatan lebih bebeas yang tidak menerima Teknik
pengajaran tersebut. Dengan demikian, British Society tidak terpecah, meskipun dengan pencapaian
kesepakatan yang tidak mudah.

Pengantar Teori Relasi Objek

Teori relasi objek merupakan bagian dari teori Freud mengenai teori insting , tetapi
penyebabnya berbeda setidaknya dalam tiga hal. Pertama, teori relasi objek tidak terlalu menekankan
dorongan-dorongan biologis dan lebih menekankan pada pentingnya pola yang konsisten dalam
hubungan interpersonal. Kedua, kebalikan dari teori Freud yang bersifat peternalitis dan menekankan
pada kekuatan dan control ayah, teori relasi objek cenderung lebih maternal dengan menekankan
keintiman dan pengasuhan ibu. Ketiga, teori relasi objek umumnya lebih memandang kontak dan
hubungan sebagai motif utama tingkah laku manusia bukan kesenangan seksual.

Kehidupan psikis pada bayi

Klein menekankan pada pentingnya 4-6 bulan pertama. Baginya, seorang bayo tidak memulai
hidupnya sebagai individu yang kosong. Kesiapan bayi untuk bertindak atau bereaksi seperti yang
digambarkan secara filogenetis merupakan factor bawaan.

Fantasi

Salah satu asumsi dasar yang dikemukakan oleh Klein adalah walaupun baru lahir, seorang bayi
sudah memiliki fantasia tau khalayan kehidupan yang aktif. Fantasi ini merupakan representasi psikis
dari ketidaksadaran insting id, yang tidak bias dicampuradukkan dengan fantasi kesadaran yang dimiliki
oleh anak-anak dan orang dewasa.

Objek

Manusia mempunyai dorongan bawaan atau insting. Termasuk instig kematian. Dorongan-
dorongan tersebut berupa objek. Objek-objek tersebut adalah dorongan rasa lapar untuk mendapatkan
payudara baik, dorongan berhubungan badan, dan memiliki organ seksual, dll.

Posisi
Dalam usahanya untuk menghadapi dikotomi baik dan buruk atau dalam menghadapi objek
internal dan eksteral, bayi mengatur pengalaman mereka berdasarkan posisi tertentu. Klein memilih
istilah “posisi” daripada “tahapan perkembangan” untuk mengindikasikan bahwa posisi dapat maju dan
mundur. Posisi bukanlh merupakan periode perkembangan dalam rentang waktu tertentu dalam fase
kehidupan manusia. Klein bertujuan menempatkan posisi untuk mewakili pertumbuhan dan
perkembangan normal.

Posisi Paranoid-Schizoid

Bayi mengadopsi posisi yang disebut Klein sebagai posisi paranoid-schizoid. Yaitu cara bayi
untuk mengatur pengalamannya yang juga mengandung perasaan paranoid sebagai pelaksana
pemisahan objek internal dan eksternal menjadi objek yang baik dan buruk. Menurut Klein, bayi
mengembangkan posisi paranoid-schizoid ketika berusia 3-4 bulan. Perasaan terancam pada seorang
bayi merupakan perasaan paranoid, yaitu perasaan yang tidak disadari oleh kenyataan atau bahaya
dunia.

Posisi Depresif

Saat usia 5-6 bulan, bayi mulai dapat melhat objek eksternal secara utuh dan melihat bahwa
terdapat kebaikan sekaligus keburukan pada seseorang. Kekhawatiran akan kehilangan objek yang
dicintainya bergabung dengan oerasaan berasalah karena menginginkan kehancuran konstitusi objek,
yang disebut dengan Klein sebagai posisi depresif.

Mekanisme pertahanan Psikis


Introyeksi

Introyeksi yang dimaksd Klein adalah khayalan yang diperoleh bayi mengenai persepsi dan
pengalaman mereka dalam objek eksternal, yang asalnya dari payudara ibu. Introyeksi dimulai saat
pertama kali bayi disusui, ketika dilakukannya usaha untuk memasukkan putting ibu ke dalam mulut
bayi.

Proyeksi

Bayi menggunakan introyeksi pada objek baik dan buruk, kemudian mereka menggunakan
proyeksi untuk mengeluarkannya.proyeksi merupakan khayalan yang dirasakan oleh seseorang dan
imouls-impuls yang sebetulnya dipindahkan pada orang lain, tidak berasal dari dalam diri sendiri.

Anak memproyeksikan gambaran buruk dan baik dalam objek eksternal, terutama objek mengenai
orang tua mereka.

Pemisahan

Bayi hanya dapat mengatur aspek-aspek baik dan buruk setar ibjek eksternal dengan cara
memisahkan impuls-impuls yang tidak sesuai. Ego itu sendiri sudah harus terpisah saat proses ini
dilakukan. Pemisahan ini bias berakibat positif atau negative pada anak. Apabila oemisahan ini dilakukan
secara tidak ekstrem dan tidak kaku, maka bias berdampak positif dan bermakna, baik pada bayi
maupun pada orang dewasa. Selain itu, oemisahan ini juga memungkinkan seseorang untuk melihat
aspek positif dan negative pada kepribadiannya sendiri dan membedakan antara kepribadian yang
disukai dan tidak disukai.
Indentifikasi Proyektif

Indentifikasi proyektif, yzng merupakan pertahanan psikis di mana bayi memisahkan bagian dari
diri mereka yang tidak dapat diterimanya. Hasil pemisahan ini kemudian di proyeksikan menjadi objek
lain. Terakhir, diintroyeksikan kembali ke dalam diri mereka dalambentuk yang berbeda. Dengan
memasukkan kembali objek tersebut ke dalam diri meeka, bayi erasa bahwa mereka sudah menjadi
seperti objek yang diinginkannya.

Internalisasi

Orang yang melakukan introyeksi, yaitu memasukkan aspek eksernal kemudian diolahnya
menjadi rangka kerja yang bermakna secara psikologis. 3 internalisasi penting, yaitu:

Ego

Klein meyakini bahwa ego atau sifat mementingkan diri sendiri, sudah matang pada tahap yang
jauh lebih awal dari pada yang diperkirakan oleh Froid. Klein tidak menghiraukan id dan mendaarkan
teorinya pada ego sejak awal lahirnya sudah mampu mengenali adanya dorongan destruktif juga
mencintai, dan mengolahnya melalui pemisahan, proyeksi dan introyeksi.

Klein berasumsi bahwa secara bawaan, bayi tidak hanya didorong untuk berintegrasi, tetapi juga
dipaksa untuk menghadapi dorongan-dorongan hidaup atau mati, seperti yang direfleksikan dalam
pengalaman mereka terhadap payudara baik dann payudara buruk.

Superego

3 perbedaan pandangan antara Klein dan Freud. Pertama, proses penggabungan yang terjadi
pada waktu kehidupan yang lebih awal. Kedua, pertumbuhan Oedipus complex yang tidak mencukupi.
Ketiga, pendangan lebih keji dan kasar. Klein menyimpulkan bahwa semakin dewasa maka superego
akan menghasilkan perasaan bersalah dan inferior, tetapi analisisnya terhadap anak-anak membuatnya
percaya bahwa superego awal yang muncul pada anak-anak bukan menghasilkan perasaan bersalah,
melainkan perasaan terancam.

Klein menggambarkan superego anak usia lima tahun dengan cara, pada usia5 atau 6 tahun,
superego memunculkan sedikit kecemasan dan rasa bersalah yang besar. Superego juga kehilangan
sebagian besar kekejamannya dan secara bertahap berubah menjadi kesadaran yang realistis. Klein
menyatakanbahwa superego berkembang sejalan dengan perkembangan Oedipus complex dan akhirnya
menyatu dalam perasan bersalah yang realistis setelah Oedipus complex berkembang sepenuhnya.

Oedipus Complex

Klein menyatakan bahwa Oedipus complex dimulai jauh dari awal daripada yang diungkapkan
Freud. Freud percaya bahwa Oedipus complex terjadi selama tahap falik, yaitu ketika anak berusia
sekitar 4-5 taun dan setelah mereka melewati tahap oral dan anal. Sebaliknya Klein, mengungkapkan
bahwa Oedipus complex terjadi bersamaan dengan tahap oral dan anal, dan mencapai puncaknya pada
tahap genital yaitu sekitar 3-4 tahun. Kedua, klein percaya bahwa bagian terpenting dari Oedipus
complex adalah bahwa ketakutan anak akan adanya ancaman dari orang tuanya karea anak berkhayalan
mengosongkan tubuh orang tuanya. Ketiga, ia menekankan pentingnya anak-anak menjaga perasaan
positif terhadap kedua orang tuanya selama tahun-tahun Oedipal. Keempat, ia berhipotesis bahwa
selama tahap-tahap awal, Oedipus complex menyediakan kebutuhan yang sama, baik terhadap anak
laki-laki ataupun perempuan, yaitu untuk membangun sikap positif dengan objek yang baik dan
menyenangkan (payudara dan penis) dan menghindari objek yang buruk dan menakutkan (payudara
dan penis). Klein berasumsi bahwa anak perempuan dan laki-laki mengalami Oedipus complex secara
berbeda.

Perkembangan oedipal pada perempuan

Pada awal perkembangan oedipal complex feminine, yaitu selama bulan pertama dalam
kehidupan, seorang anak perempuan melihat payudara ibunya sebagai objek “baik dan buruk”.
Kemudian, sekitar usia 6 bulan ia mulai melihat payudara lebih sebagai objek yang positif daripada
negative.

Perkembangan oedipal pada laki-laki

Seperti anak perempuan, anak laki-laki juga memandang payudara ibunya sebagai objek baik
dan buruk. Sederhananya, seorang anak laki-laki harus memiliki perasaan yang baik terhadap penis
ayahnya terlebih dulu, sebelum ia dapat menilai miliknya.

Oedipus complex anak laki-laki ini melebur sebagian karena kecemasan kastrasinya. Factor yang
terpenting adalah kemampuannya untuk membangun hubungan positif dengan kedua orang tuanya paa
waktu yang bersamaan. Pada titik ni, anak laki-laki melihat orang tunanya sebagai objek yang utuh,
sebuah kondisi yang memungkinkannya untuk melalui posisi depresifmya. Ringkasnya, klein percaya
bahwa setiap orang terlahir dengan dua dorongan kuat yaitu insting hidup dan insting mati. Tahap yang
paling penting dalam ehidupan adalah bebrapa bulan pertama, yang merupakan tahap di mana
hubungan dengan ibu dan objek signifikan lainnya manjadi model hubungan interpersonal di kemudian
hari.

Pandangan selanjutnya mengenai relasi objek


Pandangan Margaret Mahler

Dari tahum 1955 hingga 1974, ia menjai professor psikiatri klinis a=di albert Einstein college of
medicine. Awalnya, Mahler tertarik pada kelahiran psikologis individual yang terhadi pada tiga tahun
awal dari kehidupan seseorang. Pada waktu di mana seorang anak secara bertahap mengubah rasa
aman menjadi rasa otonomi.

Bagi Mahler, psikologis individu muncul pada minggu awal dalam kehidupan setelah
kelahirannya dan berlanjut hingga tiga tahun kemudian dan seterusnya. Untuk mencapai kelahiran
psikologis dan individu, seorang anak melewati serangkaian prosesnyang terdiri dari tiga tahap
perkembangan mayor dan emoat subtahap.

Tahap perkembangan mayor:

1. Autism normal (normal autism): 3-4 tahun


2. Symbiosis normal (normal symbiosis): 4-5 minggu puncaknya 4-5 bulan.
3. Pemisahan individuai (saparation individuation): 4 atau 5 bulan – 30 sampai 36 bulan.
a. Tahap diferensiasi: 5 sampai 7 bulan – 10 bulan
b. Tahap pemisahan individuasi: 7 sampai 10 bulan – 15 atau 16 bulan.
c. Tahap rapprochement: 16-25 bulan.
d. Objek kesetiaan konstan: mendekati usia 3 tahun.

Kekuatan teori Mahler terletak pada uaiannya yang elegan emngenai kelahiran psikologis yang dibuat
Bersama rekan-rekannya berdasarkan pengamatan empiris paa hubungan ibu dan anak.

Pandangan Heinz Kohut

Kohut menekankan proses di amna diri (self) berkembang dari suatu gambaran yang tak
terdiferensiasi dan samar-samar hingga menjadi identitas individu yang jelas dan tepat. Ia memfokuskan
awal hubungan ibu dan anak sebagai pemahaman kunci untuk pengembangan manusia di kemudian
hari. Ia percaya inti kepribadian manusia adalah hubungan antarmanusia bukan insting bawaan.

Kohut percaya bahwa bayi mempunyai sifat narsistik alami. Mereka berpusat pada diri mereka
sendiri dan mencari kesejahr=teraan untuk mereka sendiri secara eksklusif serta berharap dikagumi
orang lain sebagai diri mereka sendiri atas apa yang merek lakukan.

Diri terbentuk di seputar jeburuhan narsistik, yaitu:

1. Kebutuhan untuk menampilkan kemegahan diri


2. Kebutuhan untuk mencapai suatu gambaran ideal mengenai salah satu atau dua orang tuanya.

Teori kedekatan John Bowlby

Berbekal pengetahuannya tentang teori etologi dan teori evolusioner (terutama gagasan KOnras
Lorenz mengenai kedekatan awal pada sosok ibu), ia menyadari bahwa teori relasi objek bias
terintegrasi dalam satu perspektif yang evolusioner. Dengan membentuk pengintegrasian seperti
itu,Bowlby berpikir bahwa ia bias memperbaiki kurang empirisnya teori tersebut dan memperluasnya
menuju arah yang baru. Teori kedekatan Bowlby berangkat dari pemikiran psikoanalitis dengan masa
kanak-kanak sebagai titik awalnya dan lalumeramalkan kemungkinan masa dewasanya. Teori kedekatan
ini berasal dari pengamatan Bowlby bahwa, baik bayi manusia dan maupun primate bereaksi dengan
urutan yang jelas ketika terpisah dari pengasuh utama mereka. Bowlby mengamati 3 tahap kecemasan
dari perpisahan (saparation anxiety).

1. Ketika pengasuh mereka tidak terlihat, bayi akan menangis dan menolak ditenagkan oleh
oranglain serta mencari-cari pengasuh mereka (tahap protes)
2. Tahap yang menunjukkan reaksi bayi ketika masih terpisah dari oengasuhnya (tahap pustus asa)
3. Bayi mulai bias melepaskan orang lain secara emosional, termasuk pengasuh mereka (tahap
melepaskan)

Teori Bowlby bersandar pada 2 asumsi utama:

1. Suatu tanggung jawab dan hubungan pengasuh (biasanya ibu) haru menciptakan dasar rasa
aman untuk anak.
2. Suatu hubungan yang mengikat (atau kurang mengikat) menjadi terinternalisasi dan bertindak
sebagai contoh mental bagi hubungan persahabatan dan cinta yang dibangun di masa depan.
Maria Ainsworth dan Teori Situasi Asing

Dipengaruhi oleh teori Bowlby, Ainsworth dan rekan-rekannya mengembangkan suatu Teknik
untuk menguku jenis gaya kedekatan yang ada antara oengasu dan bayinya, yang dikenal sebagai situasi
asing (strange situation

Ainsworth menemukan 3 skala gaya kedekatan, yaitu:

a. Kedekatan rasa aman (secure attachment), bayi merasa gembira dan antusias ketika ibu mereka
kembali dan mau memulai kontak
b. Kedekatam cemas menolak (anxious-resistant), bayi bersifat ambievalen.ketika ibu mereka
meninggalkan ruangan, mereka menjadi kesal dengan cara yang tidak biasa.
c. Kedekatan cemas menghindar (anxious-avoidant), bayi tetap senang ketika sang ibu
meninggalkan mereka juga menerima kehadiran mereka.

Psikoterapi

Klein percaya bahwa, baik anak-anak yang sehat maupun yang mengalami gangguan harus
melakukan psikoanalisis. Anak-anak yang mengalami gangguan akan memperoleh keuntungan dari
penanganan terapeutik, sementara anak-anak yang sehat akan memperoleh keuntungan dari analisis
prophilactic. Ia berikeras melakuka analisis terhadap anak-anaknya sendiri. Ia juag bersikeras melakukan
analisis terhadap anak yang ditentukan dengan adanya transfers negative, sebuah pandangan yang tidak
disetujui Anna Freud dan banyak psikoanalis lainnya.

Tujuan dari terapi Klein adalah untuk mengurangi perasaan kecemasan yang depresif dan
ketakutan yang mengancam dan untuk mengurangi kekerasan objek yang terinternalisasi.

Penelitian terkait

Teori relasi objek dan kedekatan terus mendorong dilakukannya beberapa riset empiris.
Penelitian ini berasumsi bahwa ketidakmampuan anak untuk mengurangi perasaan cemas dan
frustasinya disebabkan pengasuhan orang tua yang tidak responsif dan tidak konsisten.

Relasi Objek dan Gangguan Makan

Peneliti menggunakan metode eksperimen dengan tiga pengukran relasi objek:

1. Ketergantungan hubungan interpersonal


2. Pemisahan individuasi
3. Pengukuran umum pada relasi objek
Pengukuran gangguan makan digunakan untuk mengukur
1. Kecenderungan anoreksia
2. Kecenderungan bulimia
3. Pengindraan control seseorang dan keyakinan diri pada pola makan kompulsif

Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedan jenis kelamin pada salah satu pengukuran relasi
objek (skala ketergantungan hubungan interpersonal atau the interpersonal dependency scale).
Teori kedekatan dan hubungan Orang Dewasa

Cindy Hazan dan Phil Shaver melakukan kajian klasik mengenai hub=ngan orang dewasa.
Mereka memperkirakan bahwa tipe kedekatan awal akan memd=bedakan jenis, durasi, dan stabilitas
hubungan percintaan irang dewasa. Secara rinci, peneliti mengasumsikan bahwa rang yang memiliki
kedekatan rasa aman dengan pengasuhnya (ibu) akan lebih memercayai adanya kedekatan dan emosi
pasitif pada saat mereka mengalami masa hubungan dewasa, dibandib=ng dengan orang yang diawal
hubungannya mengalami ketidaknyamanan. Kedekatan (attachment) merupakan konstruk psikologi
kepribadian yang secara teus-menerus menghasilkan banyak penelitian penting. Saat kajian mengenai
teori kedekatan mulai memahami perbedaan dalam hubungan anak-orang tua , peneliti kini terkini
menyebutkan bahwa dinamika yang sama (gaya kedekatan rasa aman, penghindar, dan pencemas)
dinilai penting untuk memahami konsep hubungan, mulai dari hubungan pasangan romantic hingga
hubungan pemimpin militer dan prajuritnya.

Kritik terhadap Teori Relasi Objek

Karena teori relasi objek berkembang dari teori psikoanalisis ortodoks, maka sama seperti teori
Freud, teori ini mengadapi permasalahan dalam hal ketidakmampuannya untuk diualang atau diuji
kebenarannya. Teori ini tidak membiarkannya untuk disangkal atau dibenarkan karena teori ini hanya
memunculkan sangat sedikit hipotesis yang bias diuji. Di lain pihak, teori kedekatan dinilai tinggi dalam
hal ketidakmampuannya untuk diulangi.

Sebagai tambahan, kami menilai rendah teori relasi objek dalam hal kriteria kesederhanaan
(parsimony). Khususnya pada teori Klein yang menggunakan frase-frase yang kompleks dan tidak perlu
dalam mengekspresikan teorinya.

Pertanyaan untuk kel 4:

1. Apa perbedaan perkembangan oedipal pada laki-laki dan perempuan?


2. Apa perbedaan yang mendasar menurut Margeret Mahler dan Heinz Kohut mengenai teori
relasi Objek?

Anda mungkin juga menyukai