Anda di halaman 1dari 3

Nama : Astri Rahmawati

NIM : 03051912047

Teori Kepribadian Interpersonal (Harry Stack Sullivan)

Konsep dasar
Harry Stack Sullivan menekankan bahwa kepribadian semata-mata merupakan sebuah
hipotesa “sebuah ilusi”, yang tidak dapat diselidiki atau diamati secara terpisah dari situasi
interpersonal. Kepribadian merupakan suatu pusat dinamika, bermacam-macam proses yang
terjadi dalam suatu seni interpersonal.
Dinamika merupakan suatu karakter manusia, dinamika memberikan watak kepada
hubungan interpersonal seseorang. Dinamika memiliki tujuan untuk mermuaskan kebutuhan
dasar organis, namun ada suatu dinamika penting yang berkembanh menjadi hasil dari
keinginan/ kecemasan dinamika ini disebut “the dynamisn of the self” on “the self system”
Self system merupakan penjaga keamanan seseorang yang cenerung terpisah dari
kepribadian. Self system menjadikan orang dari rasa cemas. Personofokasi yang dimiliki oleh
sekumpulan orang disebut stereotypes.
Bersama beberapa ahli teori kepribdian Sullivan menggambarkan kepribadian sebagai
suatu kegiatan dimana perbuatan yang dilakukan secara konsisten akan berdampak
melemahkan ketegangan. Sullivan tidak percaya bahwa kepribadian dibentuk diusia muda,
kepribadian itu bisa saja berubah kapan saja pada saat situasi interpersonal timbul, karena
manusia itu seperti plastic dan lunak sehingga dapat ditempa.
Menurut Harry Stack Sullivan, kepribadian adalah pola yang relatif menetap dari
situasi-situasi antar pribadi yang berulang, yang menjadi ciri kehidupan manusia. Meskipun
Sullivan memandang tegas sifat dinamis kepribadian, namun menurutnya ada beberpa aspek
kepribadian yang nyata-nyata stabil dalam waktu yang lama : dinamisme, personafikasi,
system self, dan proses kognitif.
a. Dinamisme (The Dynamism)
Merupakan pola khas tingkah laku yang menetap dan berulamh terjadi yang menjadi
ciri khusus seseorang.
b. Personafikasi (personafication)
Adalah suatu gambaran mengenai diri atau orang lain yang dibangun berdasarkan
pengalaman yang menimbulkan kepuasan atau kecemasan.
c. Sistem self (self system)
Adalah pola tingkah laku yang konsisten Yng mempertahankan kwamanan
interpersonal dengan menghindari atau mengecilkan kecemasan. System ini mulai
berkembang pada usia 12-18 bulan, usia Ketika anak mulai belajar tingkah laku mana
yang berhubungan-meningkatkan atau menurunkan-kecemasan
Beberapa macam system keamanan yang dipakai sejak usia bayi:

- Disosiasi : mekanisme menolak impuls, keinginan dan kebutuhan muncul ke


kesadaran.
- Inatensi : memilih mana pengalaman yang akan diperhatikan dan yang tidak perlu
diperhatikan.
- Apati dan pertahanan dengan tidur, mirip dengan inantesi.
Proses kognitif menurut Sullivan :
1. Prototaxis (prototaksis), adalah rangkaian pengalaman yang terpisah-pisah yang
dialami pada bayi, dimana arus kesadaran (penginderaan, bayangan, dan perasaan)
mengalir ke dalam jiwa tanpa pengertian “sebelum” dan “sesudah.” Semua
pengetahuan bayi adalah pengetahuan saat itu, di sini dan sekarang.
2. Parataxis (parataksis). Sekitar awal tahun kedua, bayi mulai mengenali persamaan-
persamaan dan perbedaan peristiwa, disebut pengalaman parataksis atau asosiasi.
3. Syntaxis (sintaksis), adalah berpikir logis dan realistis, menggunakan lambang-
lambang yang diterima bersama-sama, khususnya bahasa-kata-bilangan. Tiga model
pengalaman kognitif itu terjadi sepanjang hayat. Normalnya, sintaksis mulai
mendominasi sejak usia 4-10 tahun.

Sullivan memandang kehidupan manusia sebagai sistem energi, yang perhatian utamanya
adalah bagaimana menghilangkan tegangan yang ditimbulkan oleh keinginan dan kecemasan.
Energi dapat terwujud dalam bentuk-bentuk di bawah ini;
1. Tegangan (Tension) Tension adalah potensi untuk bertingkahlaku yang disadari atau
tidak disadari.
Sumber tegangan tersebut ada dua;
a. Kebutuhan (needs) Kebutuhan yang pertama muncul adalah tegangan yang timbul
akibat ketidak seimbangan biologis dalam diri individu. Kebutuhan ini dipuaskan
dengan mengembalikan keseimbangan. Kepuasannya bersifat episodik, sesudah
memperoleh kepuasan tegangan akan menurun/ hilang, namun setelah lewat beberapa
waktu akan muncul kembali.
b. Kebutuhan yang muncul kemudian berhubungan dari hubungan interpersonal.
Kebutuhan interpersonal yang terpenting adalah Kelembutan kasih sayang
(tenderness). Kelembutan kasih sayang adalah kebutuhan yang umum bagi setiap
orang seperti halnya kebutuhan oksigen, makan, dan air. Kebalikannya adalah
kebutuhan khusus yang muncul dari bagian tubuh tertentu (oleh Freud disebut
“erogenic zone). Kebutuhan biologis juga dapat dipuaskan melalui transformasi
energi yakni; kegiatan fisik-tingkahlaku, atau kegiatan mental mengamati, mengingat
dan berpikir.
Kecemasan (anxiety) Menurut Sullivan, merupakan pengaruh pendidikan terbesar
sepanjang hayat, disalurkan mula-mula oleh pelaku keibuan kepada bayinya. Jika ibu
mengalami kecemasan, akan dinyatakan pada wajah, irama kata, dan tingkahlakunya.
Proses ini oleh Sullivan dinamakan empati.
2. Transformasi Energi (Energy Transformation)
Tegangan yang ditransformasikan menjadi tingkahlaku, baik tingkahlaku yang
terbuka maupun tertutup, disebut transformasi energi. Tegangan yang
ditransformasikan menjadi tingkahlaku, baik tingkahlaku yang terbuka maupun
tertutup, disebut transformasi energi. Tingkahlaku yang ditransformasi itu meliputi
gerakan yang kasatmata, dan kegiatan mental seperti perasaan, pikiran, persepsi, dan
ingatan.

Perkembangan kepribadian
Sullivan memandang kepribadian sebagai suatu sistem yang fungsi utamanya adalah
melakukan aktivitas-aktivitas yang akan mereduksi ketegangan. Sullivan memandang
kepribadian sebagai perkembangan meliputi enam (6) tahap yang sangat jelas perbedaannya :
bayi, kanak-kanak, masa remaja, pra-dewasa, dewasa awal, dan dewasa akhir.
1. Infancy (bayi) : mulai dari kelahiran hingga belajar bicara (0 hingga 18 bulan).
2. Childhood (kanak-kanak) : periode anak mulai berbicara dan membentuk hubungan
dengan teman sebaya (18 bulan – 4 tahun)
3. The juvenile era (masa remaja) : anak mulai membutuhkan hubungan dengan teman
sebaya lebih dekat (4-8/10 tahun)
4. Pre-Adolescence (pra-dewasa) : belajar untuk mencintai orang lain (8/10 – 12 tahun)
5. Early adolescence (dewasa awal) : Integrasi kebutuhan akan intimasi dan kepuasan
seksual (12 – 16 tahun).
6. Late adolescence (dewasa akhir) : mulai serius belajar demi karir dimasa yang akan
dating
7. Maturnity : menggambarkan kematangan seseorang.

Anda mungkin juga menyukai