Anda di halaman 1dari 11

Perbedaan dan persamaan Kode Etik HIMPSI dengan APA.

Kode Etik APA Kode Etik Deskripsi Perbedaan


HIMPSI
5 prinsip umum Bab 1 Kedua nya sama-sama terdapat prinsip umum, namun 5 prinsip
umum pada APA tidak masuk kedalam bab maupun sub-bab.
Pada HIMPSI, 5 prinsip umum dimasukkan kedalam BAB 1
pasal 2.
Standar Etika Bab 2 Mengatasi Pada APA tidak membahas Majelis Psikologi, berbeda dengan
Isu Etika: Majelis HIMPSI yang membahas Majelis Psikologi pada pasal 3
Psikologi dimana Majelis Psikologi berperan memberikan pertimbangan
Indonesia etika normatif maupun organisasi berkaitan dengan profesi
psikologi baik sebagai ilmuwan maupun praktik psikologi
kepada anggota maupun organisasi, dll.
Selain itu, pada APA tidak dijelaskan mengenai jenis-jenis
pelanggaran dan konsekuensi sanksi yang didapat, sedangkan
pada HIMPSI dijelaskan secara rinci mengenai jenis
pelanggaran dan konsekuensi sanksi bagi para Psikolog yang
melanggar.
Standar Etika: Bab 2: Mengatasi Pada APA, ketika diketahui ada pelanggaran etika profesi
Menyelesaikan Isu Etika: Pasal 5: psikologi oleh Psikolog atau lainnya, maka masalah tersebut
Masalah Etnis: Penyelesaian Isu berusaha diselesaikan dengan hal-hal yang masuk akal,
1.04 Resolusi Etika ayat 3 mengacu  pada 5 prinsip umum dan standar etika kode etik,
sedangkan pada HIMPSI jika diketahui terdapat pelanggaran
Informal etika profesi psikologi yang dilakukan oleh  Psikolog/lainnya
Pelanggaran Etika maka pelaporan pelanggaran dibuat secara tertulis dan disertai
bukti terkait lalu ditujukan kepada HIMPSI untuk nantinya
diserahkan kepada Majelis Psikologi Indonesia, kerja sama
antara Pengurus HIMPSI dan Majelis Psikologi Indonesia
menjadi bahan pertimbangan dalam penyelesaian kasus
pelanggaran kode etik.
Standar Etika: Bab 2: mengatasi Pada APA, psikolog bekerja sama dalam penyelidikan etika,
1.06: Bekerja isu etika: pasal 3 kelanjutan, persyaratan yang dihasilkan oleh APA atau afiliasi
Sama dengan Majelis Psikologi asosiasi psikologis di Negara manapun mereka berada, dalam
Komite Etika Indonsia hal itu mereka menyebutkan masalah yang dirahasiakan,
sedangkan pada HIMPSI apabila terdapat suatu pelanggaran
etika psikologi yang berwenang untuk menindak lanjuti adalah
Majelis Psikologi Indonesia
2.Kompetensi: Bab 3 kompetensi: Isi keduanya sama, menyatakan bahwa psikolog dan/ atau
2.03 pasal 8 ilmuwan psikologi melakukan upaya-upaya untuk
mempertahankan peningkatan mengembangkan dan mempertahankan kompetensi mereka,
kompetensi kompetensi perbedaan hanya terdapat pada judul pembahasan, pada APA
menggunakan kata “mempertahankan” kompetensi, pada
HIMPSI menggunakan kata “peningkatan” kompetensi.
3.Hubungan Bab 4: Hubungan Pada APA diuraikan bagi para psikolog/ ilmuwan psikologi
Manusia: 3.01. antar manusia: untuk tidak melakukan diskriminasi terhadap setiap klien,
Diskriminasi yang pasal 13: Sikap namun penjelasan tersebut kurang terperinci, sedangkan dalam
tidak adil profesional HIMPSI pada pembahasan pasal sikap professional dijelaskan
secara rinci bagaimana psikolog/ ilmuwan psikologi dapat
berprofesional baik segi sikap maupun perilaku kepada
siapapun, tidak pula membeda-bedakan.
3.Hubungan Pada APA dijelaskan mengenai peran psikolog apabila diminta
Manusia: 3.07: pihak ketiga untuk memberikan jasa dan psikolog menjelaskan
Permintaan pihak bagaimana langkah pelayanan awal sampai akhir, sedangkan
ketiga untuk jasa - pada HIMPSI tidak diuraikan mengenai pihak ketiga dalam
permintaan jasa psikolog.
3.Hubungan Bab 4: Hubungan Pada APA tidak diuraikan bagaimana perihal hubungan
Manusia: 3.09: antar manusia: terhadap sesama profesi psikologi, hanya mencantumkan
Kerjasama dengan pasal 19: mengenai kerjasama dengan profesi lain, sedangkan pada
profesi lain Hubungan HIMPSI dijelaskan secara rinci bagaimana sikap menghormati
Profesional dan profesionalisme dalam menjalin hubungan kekerabatan
dengan sesama profesi maupun kerjasma dengan profesi lain.
3.Hubungan Bab 4: Hubungan Pada HIMPSI dijelaskan secara rinci apa itu Informed Consent
manusia: 3.10: antar manusia: dan apa saja aspek-aspek yang ada didalamnya, sedangkan
Persetujuan Pasal 20:Informed pada APA tidak dijelaskan pengertian dan aspek dari Informed
tertulis (Informed Consent Consent, seperti salah satu nya tidak dijelaskan bagaimana
Consent) resiko atau keuntungan yang didapatkan dan mengenai
perkiraan waktu yang diberikan.
3.Hubungan Bab 4 Hubungan Dalam APA tidak dijelaskan mengenai penghentian layanan
manusia: 3.12: antar manusia: seperti klien sudah tidak membutuhkan layanan psikolog,
Gangguan layanan Pasal 22: ketergantungan pengguna layanan hingga menyebabkan
psikologis Pengalihan dan perasaan tak nyaman pada salah satu atau kedua belah pihak,
penghentian dan pada APA hanya menjelaskan bentuk gangguan layanan
layanan psikologi psikologis, sedangkan pada HIMPSI hal-hal tersebut tertera.
4.Privasi dan Bab 5 kerahasiaan Pada APA tidak dijelaskan secara rinci mengenai pertahanan
kerahasiaan: 4.01: rekam dan hasil kerahasian data, hanya tertera peraturan yang dapat diikuti dari
Mempertahankan pemeriksaan hokum dan dibuat oleh aturan institusional atau professional
kerahasiaan psikologi: pasal aau perkumpulan ilmiah, jadi belum tercantum dengan jelas, 
24: sedangkan pada HIMPSI telah tercantum dengan jelas apa saja
mempertahankan hal-hal yang haru dipatuhi, seperti dapat diberikan kepada
kerahasiaan data orang yang berwenang, dapat dikomunikasikan dengan
bijaksana secara lisan atau tertulis kepada pihak ketiga
sehingga tetap terjaga kerahasiaannya.
4.Privasi dan Bab 5 kerahasiaan Pada APA tertera gambaran diskusi mengenai batasan
kerahasiaan: 4.02. rekam dan hasil kerahasiaan namun secara umum, sedangkan pada HIMPSI
Mendiskusikan pemeriksaan menjelaskan secara detail mengenai materi dan ruang lingkup
batasan dari psikologi: pasal 25 batasan kerahasiaan.
kerahasiaan Mendiskusikan
batasan
kerahasiaan data
pada pengguna
layanan psikologi
4.Privasi dan Bab 5 kerahasiaan Pada APA hanya menjelaskan prosedur sebelum merekam
kerahasiaan: 4.03 rekam dan hasil suara dan gambar dari klien seperti permintaan izin, dll.
Rekaman pemeriksaan Sedangkan pada HIMPSI dijelaskan secara rinci jenis rekaman
psikologi: pasal 23 psikologi dan bagaimana prosedur yang dijalankan.
Rekam psikologi
4.Privasi dan Bab 5 kerahasiaan Pada HIMPSI terdapat cara pencatatan data kerahasiaan yang
kerahasiaan: 4.05 rekam dan hasil harus dilindungi, sedangkan pada APA tidak dijelaskan secara
pengungkapan pemeriksaan rinci mengenai hal tersebut.
informasi psikologi: Pasal
26: pengungkapan
kerahasiaan data
5.Pengiklanan Bab 6 Iklan dan  Pada HIMPSI terdapat pernyataan melalui media terkait
 dan pernyataan pernyataan publik bidang psikologi forensik sedangkan pada APA tidak tertera.
publik lainnya: pasal 31:
5.04 presentasi pernyataan melalui
melalui media media

5.Pengiklanan Bab 6 Iklan dan Pada APA terdapat penjelasan mengenai  psikolog yang tidak
 dan pernyataan pernyataan publik: memberikan testimoni pada klien saat terapi untuk
publik lainnya: Pasal 32: iklan diri menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan terdapat
5.05 testimoni dan yang berlebihan penjelasan mengenai permohonan secara pribadi dimana tidak
5.06 permohonan menjadikan ajang bisnis pribadi yang tidak diundang dari klien
secara pribadi saat menghadapi klien, sedangkan pada HIMPSI hal tersebut
tidak tertera secara rinci namun terdapat pasal yang
menerangkan bahwa tidak diperkenankan untuk mengiklankan
diri secara berlebihan.
6.penyimpanan Bab 7 Biaya Pada APA tetap menjelaskan mengenai keamanan rahasia data,
data dan biaya: layanan psikologi: namun terdapat pula uraian mengenai pembuangan data rahasia
6.02 pasal 33 berdasarkan profesional, sedangkan pada HIMPSI tidak tertera
Pemeliharaan, mengenai pembuangan data.
penyebaran, dan Penjelasan biaya
pembuangan data dan batasan
rahasia
berdasarkan
profesional
6.penyimpanan Bab 7 Biaya Pada HIMPSI terdapat uraian tentang penentuan waktu
data dan biaya: layanan psikologi: pembagian imbalan sebelum melakukan pelayanan psikologi
6.07 Rujukan dan pasal 34 Rujukan kepada sesama profesi atau lainnya, namun dalam APA tidak
biaya dan biaya tertera waktu peraturan pembagian imbalan.
7.Pendidikan dan Bab 8: Pendidikan Pada APA tidak tertera pedoman umum mengenai pendidikan
pelatihan dan/atau pelatihan: dan/atau pelatihan, sedangkan pada HIMPSI mencantumkan
Pasal 37 pedoman pedoman umum pada pasal 37.
umum
7.Pendidikan dan Bab 8: Pendidikan Pada APA tidak tertera uraian mengenai informed consent
pelatihan dan/atau pelatihan: (pernyataan tertulis) dalam pendidikan dan/atau pelatihan,
Pasal 40 Informed sedangkan pada HIMPSI diuraikan pada pada pasal 40.
consent dalam
Pendidikan
dan/atau pelatihan
7.Pendidikan dan Bab 8: Pendidikan Keduanya menguraikan bagaimana keharusan
pelatihan: 7.07 dan/atau pelatihan: psikolog/ilmuwan psikologi untuk tidak terlibat dalam
Hubungan seksual Pasal 44: keakraban seksual dengan peserta pelatihan dan/atau
dengan siswa dan Keakraban seksual pendidikan, namun pada HIMPSI diuraikan pula alternatif jika
asisten pengawas dengan peserta hal tersebut terjadi atau telah terbawa sebelumnya maka
pendidikan Psikolog yang bertugas sebagai pendidik diganti dengan
dan/atau pelatihan psikolog lain yang juga berkompeten dan memiliki hubungan
atau orang yang di netral dengan peserta didik yang bersangkutan untuk
supervisi memastikan obyektivitas dan meminimalkan
kemungkinan-kemungkinan negatif pada semua pihak yang
bersangkutan.
8.Penelitian dan Bab 9: Penelitian Pada APA tidak tertera pengertian dari penelitian, sedangkan
publikasi: 8.01 dan publikasi pasal pada HIMPSI dicantumkan.
Persetujuan 45: pedoman Pada APA menggunakan persetujuan insitusional ketika akan
Institusional umum melakukan penelitian, sedangkan pada HIMPSI
menjelaskannya sebagai pedoman umum dan tidak
mencantumkan kata “persetujuan institusional”.
8.Penelitian dan Pada APA diuraikan mengenai penghindaran pada penawaran
publikasi: 8.06 bujukan finansial dan lainnya yang berlebihan atau tidak pantas
Menawarkan untuk partisipasi penelitian yang mana bujukan tersebut dapat
bujukan untuk - memaksa partisipasi, sedangkan pada HIMPSI tidak diuraikan
partisipasi secara rinci mengenai hal tersebut.
penelitian
8.Penelitian dan Bab 9: Penelitian Pada HIMPSI, dala pasal 53 ayat 3 diuraikan mengenai
publikasi: 8.10 dan publikasi Pasal larangan penerbitan atau publikasi dalam bentuk original dari
Pelaporan hasil 53: Pelaporan dan data yang pernah dipublikasikan sebelumnya, sedangkan pada
penelitian publikasi hasil APA tidak diuraikan mengenai hal tersebut.
penelitian
8.Penelitian dan Bab 9: Penelitian Pada APA, mengenai plagiarisme dan penghargaan publikasi
publikasi: 8.11 dan publikasi pasal dipisahkan dalam sub bab yang berbeda (pasal) meskipun topik
Plagiarisme dan 55: penghargaan keduanya masuk kedalam bab yang sama (bab 8), sedangkan
8.12 penghargaan dan pemanfaatan pada HIMPSI, mengenai plagiarisme dan penghargaan masuk
publikasi karya cipta pihak dalam bab yang sama (bab 9) hanya beda pada letak ayatnya.
lain
8.Penelitian dan Pada APA diuraikan mengenai pembagian data penelitian
publikasi : 8.14: untuk verifikasi, dimana setelah hasil penelitian dipublikasikan,
Membagikan data psikolog tidak menahan data kesimpulannya kepada profesi
penelitian untuk lain yang berusaha untuk memverifikasi klaim substansif
verifikasi melalui analisis ulang dan yang berniat untuk menggunakan
data tersebut hanya ntuk keperluan tersebut, dan psikolog
- meminta persetujuan tertulis sebelum digunakan, sedangkan
pada HIMPSI tidak diuraikan.
Bab 10: Psikologi Pada APA tidak tertera pembahasan mengenai psikologi
forensik forensik, sedangkan pada HIMPSI tertera pada bab 9 mengenai
psikologi forensik, dimana Pasal ini muncul akibat adanya
kasus di Indonesia seperti kasus RYAN (pria homoseksual yang
- memutilasi pasangan-pasangannya), sehingga butuh
penanganan kusus pada kasus tersebut.
9.Penilaian Bab 11 Asesmen Penggunakan kata yang berbeda, tetapi makna sama
“Assesmen-Penilaian”
9.Penilaian Bab 11 Asesmen Kandungan pada APA dan HIMPSI mengenai penilaian
terdapat perbedaan, mulai dari konsep maupun
langkah-langkah, pada APA psikologi mendasari opini yang
terdapat dalam rekomendasi mereka, laporan, pernyataan
diagnostik atau evaluatif, sedangkan pada HIMPSI, psikolog
dan/ atau ilmuwan psikologi melakukan observasi, wawancara,
penggunaan alat, instrument tes sesuai dengan kategori dan
kompetensi yang ditetapkan untuk membantu psikolog
melakukan pemeriksaan psikologi.
9.Penilaian: 9.02 Bab 11 Asesmen: Pada HIMPSI dijelaskan secara rinci mengenai konstruksi tes,
Penilaian Pasal 63 administrasi dan kategori tes, kategori alat tes dalam
penggunaan psikodiagnostik, tes dan  hasil tes yang kadaluarsa, dan
asesmen asesmen yang dilakukan oleh orang yang tidak kompeten/
qualified, sedangkan pada APA hanya dijelaskan secara umum
mengenai penggunaan instrument penilaian yang validalitas
dan realiabilitasnya.
9.Penilaian: 9.05 Pada APA dijelaskan mengenai konstruksi pengujian, diaman
Konstruksi psikolog mengembangkan tes dan teknik penilaian lainnya
pengujian - dengan menggunakan prosedur yang tepat, sedangkan pada
HIMPSI tidak diuraikan mengenai hal tersebut.
9.Penilaian: 9.07 Pada APA dijelaskan mengenai penilaian oleh orang yang tidak
penilaian oleh memiliki kualifikasi, sedangkan pada HIMPSI tidak tertera
orang yang tidak - mengenai hal tersebut.
memiliki
kualifikasi
9.Penilaian: 9.08 Pada APA dijelaskan mengenai tes yang ketinggalan zaman
tes yang dan hasil tes yang sudah lama, sedangkan pada HIMPSI tidak
ketinggalan - tertera mengenai hal tersebut.
zaman dan hasil
tes yang sudah
lama
9.Penilaian: 9.09 Pada APA dijelaskan mengenai skoring pengujian dan layanan
Skoring pengujian interpretasi, sedangkan pada HIMPSI tidak tertera mengenai
dan layanan - hal tersebut.
interpretasi
Bab 7 Intervensi Pada HIMPSI terdapat penguraian secara rinci mengenai
intervensi, dimana intervensi adalah suatu kegiatan yang
dilakukan secara sistematis dan terencana berdasar hasil
- asesmen untuk mengubah keadaan seseorang, sedangkan pada
APA tidak tertera mengenai hal tersebut.
Bab 8 Pada HIMPSI terdapat penguraian secara rinci mengenai
Psikoedukasi psikoedukasi, dimana psikoedukasi adalah kegiatan yang
dilakukan untuk meningkatkan pemahaman dan atau
keterampilan sebagai muncul dan meluasnya gangguan
psikologis disuatu kelompok, komunitas, atau masyarakat,
meningktkan pemahamanbagi lingkungan (terutama keluarga)
- tentang gangguan yang dialami seseorang setelah menjalani
psikoterapi, dan sedangkan pada APA tidak diuraikan
mengenai hal tersebut.
10.Terapi Bab 14 Konseling Pada APA hanya tertera pembahasan mengenai terapi tetapi
psikologi dan tidak tertera pembahasan mengenai konseling, sedangkan pada
terapi psikologi HIMPSI tertera pembahasan mengenai konseling psikologi dan
terapi psikologi, dimana menjelaskan pengertian dari konseling
dan terapi itu sendiri.
Persamaan Kode Etik HIMPSI dan Kode Etik APA
1.      Keduanya membahas pelayanan psikologi sesuai dengan etika.
2.      Keduanya membahas hubungan antar manusia
3.      Keduanya menjelaskan hubungan majemuk
4.      Keduanya membahas bagaimana peningkatan kompetensi
5.      Keduanya membahas pemberian asesmen
6.      Keduanya membahas kerahasiaan data

Perbedaan Kode Etik HIMPSI dan Kode Etik APA


1. Kode Etik HIMPSI menjelaskan tentang batasan Kompetensi, sedangkan APA tidak.
2. Dalam pasal Konflik Kepentingan; HIMPSI lebih rinci dan jelas dari APA
3. Dalam Kode Etik HIMPSI, terdapat pasal manipulasi penelitian, sedangkan dalam
Kode Etik APA tidak. Mungkin karena di Indonesia banyak Plagiat.
4. Penghormatan harkat dan martabat dalam Kode Etik Himpsi lebih rinci dari APA.
Mungkin karena disini adalah budaya Timur dan banyaknya Kebudayaan di Negara
ini
5. Informed Konsen dalam Kode Etik Himpsi lebih rinci
6. Isu Etika Kode Etik HIMPSI lebih rinci, mungkin alasannya sama dengan poin 4
7. Bentuk-bentuk, jenis-jenis, dan segala macam tentang pelanggaran lebih detail
dalam Kode Etik Himpsi
8. Dan ini yang paling membedakan mungkin, dalam Kode Etik HIMPSI terdapat pasal
Psikologi Forensik. Pasal ini muncul akibat dari kecerobohan dalam profesionalisme
yang terjadi pasa kasus RYAN (pria homoseksual yang memutilasi
pasangan-pasangannya)

Anda mungkin juga menyukai