Analisis Kasus
(Jika terbukti bersalah melakukan Pelanggaran Kode Etik Psikologi)
1. Bagaimana jika terduga psikolog dedy susanto ini memang benar
tersangka pelecehan seksual?, maka pasal berapa saja yang dia langgar
berasarkan dalam kode etik psikologi Indonesia? namun kita hanya akan
membahas pasal yang dilanggar berdasar BAB II : Mengatasi Isu Etika. Jadi,
tindakan yang dilakukan oleh psikolog dedy memmang jika terbukti bersalah
maka hal ini merupakan pelanggaran berat.
Berdasarkan pasal 4: Penyalahgunaan di bidang psikologi
Sesuai dengan Pasal 4 (3) menyebutkan bahwa: Pelanggaran kode etik
psikologi adalah segala tindakan Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi yang
menyimpang dari ketentuan yang telah dirumuskan dalam Kode Etik
Psikologi Indonesia. Termasuk dalam hal ini adalah pelanggaran oleh
Psikolog terhadap janji/sumpah profesi, praktik psikologi yang dilakukan
oleh mereka yang bukan Psikolog, atau Psikolog yang tidak memiliki Ijin
Praktik, serta layanan psikologi yang menyimpang dari ketentuan yang
berlaku dalam Kode Etik Psikologi Indonesia. Pelanggaran berat yaitu
Tindakan yang dilakukan oleh Psikolog dan/ atau Ilmuwan Psikologi yang
secara sengaja memanipulasi tujuan, proses maupun hasil yang
mengakibatkan kerugian bagi Ilmu Psikologi, Profesi Psikologi, Pengguna
Jasa layanan psikologi, Individu yang menjalani Pemeriksaan Psikologi,
Pihak-pihak yang terkait dan masyarakat umumnya.
Selain itu, Pasal 4 (4) menyebutkan jenis pelanggaran dan sanksi akan diatur
dalam aturannya sendiri (kasus pelecehan seksual pada BAB IV: Hubungan
Antar Manusia, Pasal 14).
2. Apa yang harus dilakukan oleh Dedy Susanto jika ia terbukti menjadi
tersangka pelanggaran kode etik psikologi (pelecehan seksual)?
Sesuai dengan pasal 5 (1) memaparkan bahwa: Apabila tanggungjawab etika
psikologi bertentangan dengan peraturan hukum, hukum pemerintah atau
peraturan lainnya, Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi harus menunjukkan
komitmennya terhadap kode etik dan melakukan langkah-langkah untuk
penyelesaian konflik sesuai dengan yang diatur dalam Kode Etik Psikologi
Indonesia. Apabila konflik tidak dapat diselesaikan dengan cara tersebut,
Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi diharapkan patuh terhadap tuntutan
hukum, peraturan atau otoritas hukum lainnya yang berlaku.
3. Kemudian, apa yang harus dilakukan Pengurus HIMPSI dan MPI, jika
memang dedy melakukan pelanggaran Kode Etik Psikologi (Pelecehan
Seksual)?
Sesuai dengan pasal 5: Penyelesaian Isu Etika butir (4, 5, & 6)
Pasal 5 (4) menyebutkan : Kerjasama antara Pengurus Himpsi dan Majelis
Psikologi Indonesia menjadi bahan pertimbangan dalam penyelesaian kasus
pelanggaran Kode Etik (seperti pelanggaran yang dilakukan oleh terduga
Dedy Susanto. Kerjasama tersebut dapat dilakukan dalam pelaksanaan
tindakan investigasi, proses penyidikan dan persyaratan yang diperlukan
untuk dapat mencapai hasil yang diharapkan dengan memanfaatkan sistem di
dalam organisasi yang ada. Dalam pelaksanaannya diusahakan untuk
menyelesaikan permasalahan yang ada dengan tetap memegang teguh prinsip
kerahasiaan.
Pasal 5 (5) menyebutkan : Apabila terjadi pelanggaran Kode Etik Psikologi
Indonesia, Pengurus Pusat bekerjasama dengan Pengurus Wilayah terkait
dapat memberi masukan kepada Majelis Psikologi Wilayah atau Pusat dengan
prosedur sebagai berikut.
a. Mengadakan Pertemuan guna membahas permasalahan (dedy susanto)
b. Meminta klarifikasi kepada pihak yang melakukan pelanggaran (dedy
susanto)
c. Berdasarkan klarifikasi yang ada, kemudian menentukan jenis
pelanggaran.
Selain itu dalam Pasal 3 (2) juga menyebutkan bahwa Penyelesaian masalah
pelanggaran Kode Etik Psikologi Indonesia oleh Psikolog dan/atau Ilmuwan
Psikologi, dilakukan oleh Majelis Psikologi dengan memperhatikan laporan
yang masuk akal dari berbagai pihak dan kesempatan untuk membela diri.
Jadi, terdapat kesempatan untuk membela diri bahwa dirinya (dedy susanto)
memang tidak bersalah.
Berita Terbaru
Berdasarkan berita terbaru pada tanggal 1 mei 2021 ternyata Dedy Susanto
terbukti tidak bersalah dan menjadi korban pencemaran nama baik oleh
Revina VT. Namun, dedy memaafkan perilaku Revina itu. Berdasarkan bukti,
dedy tidak pernah mengungkapkan bahwa dirinya adalah seorang psikolog.
Wajar jika tidak ada daftar keanggotaannya dalam HIMPSI. Namun gelar
doctor psikologi memang benar adanya. Karena dia pernah mengambil kuliah
dan menamatkan program doctor jurusan psikologi di salah satu universitas di
Indonesia. sumber: https://news.detik.com/berita/d-4925649/pelapor-kasus-
doktor-psikologi-dedy-susanto-ungkap-surat-himpsi/2
Penutup
Terima kasih dan mohon maaf lahir dan batin
Selamat Hari Raya hehehe…….
Sumber :
https://m.cnnindonesia.com/nasional/20200224120737-12-477460/motivator-
doktor-psikologi-dedy-susanto-dilaporkan-ke-polisi
https://sains.kompas.com/read/2020/02/16/130935623/viral-dedy-susanto-
siapa-yang-disebut-psikolog-dan-berhak menerapi?
utm_source=dlvr.it&utm_medium=facebook
https://www.tribunnews.com/seleb/2020/08/19/sempat-viral-karena-kasus-
pelecehan-seksual-dedy-susanto-mengaku-dilaporkan-atas-kasus-izin-
praktek
https://www.liputan6.com/news/read/4186287/psikolog-dedy-susanto-
dilaporkan-ke-polisi
https://news.detik.com/berita/d-4911480/motivator-doktor-psikologi-dedy-
susanto-dipolisikan