Anda di halaman 1dari 57

KULIAH PSIKOFAAL 3

dr. Ermin Rachmawati, M.Biomed


SEREBRUM
Dihubungkan oleh
Dua belahan otak Di permukaan terdapat
sekumpulan serabut saraf
(hemisfer) fisura, sulkus, girus
dalam korpus kalosum

Korteks serebri subkorteks

Ganglia basalis
Lobus : frontalis, Parietalis, Temporalis,Occipitalis

Korteks serebri :

Lobus frontalis Lobus LOBUS Lobus


• Area 4 parietalis TEMporalis oksipitalis
• Area 6 • Area 3 • Area 41 • Area 17
• Area 8 • Area,1 • 42 • Area 18, 19
• Area 44.45 • Area 2 • 22
• 28
SINDROM KORTIKAL
Lesi pd Lesi pada Lesi pada Lesi pada
Lobus lobus lobus lobus
frontalis parietalis temporalis oksipitalis
Tidak punya inisiatif Afasia amnesik Mudah marah Agnodis warna

Disorientasi ruang
Disorientasi
Afek datar disinhibisi
visuospasial
Agnosia taktil

Moria Defisit memori Agnosia visual


aleksia

aleksia
Afasia motoric Apraksia Afasia sensorik
konstruksional
disleksia
Subkorteks

subkorteks Ganglia basalis


• Serabut transversal/komisural • Terdiri dari nucleus kaudatus, putamen,
globus palidus
• Serabut proyeksi • Substansia grisea
• Serabut asosiasi • Neuron didalamnya berperan dalam
system motoric ekstrapiramidal
• Lesi pada globus palidus, substansia
nigra : sindrom hipokinesia-hypertonia
• Lesi pada putamen dan nucleus
kaudatus : hyperkinesia, hipotonia
(korea, atetosis)
talamus Epitalamus Hipotalamus Subtalamus

Terdiri dari trigonum


Terdiri dari pars
habenulare, korpus
supraoptika, tuberalis,
Terdiri dari bagian pineale komisura
mamilaris
medial, lateral dan posterior
posterior
Fungsi : regulasi makan,
regulasi gungsi
otonomik, regulasi suhu
Mensekresi melatonin Lesi menyebabkan
tubuh, regulasi fungsi
dan MSH hemibalismus
hipofisis anterior,
Mengontrol ritme
sirkadian, Ekspresi emosi
Hemianestesia
hiperpatia, thalamic
hand Lesi :kelainan
Tumor pineal  sindrom
metabolisme dan
Parinaud
endokrin
Batang otak

Eksternal internal
• Mesencepalon • Tektum mesencephalon
• Pons • Tegmentum
• Medula oblongata • basis
BATANG OTAK • Lesi klinis pada batang otak dapat
mengakibatkan sindrom batang
 Jaras desenden dan asenden
otak
 Inti dan serabut proksimal dari
nervi kranialis
• Sindrom weber  basis mesencepali
 Formasio retikularis
• Sindrom benedik  tegmentum
mesencephalon
 Lintasan aliran likuor
serebrospinalis • Sindrom millard gubler / foviller 
basis pontis kaudal
• Sindrom dejerine  medulla
oblongata depan
• Sindrom Wallenberg  oblongata
lateral
serebelum
• Koordinasi gerakan volunteer
• Keseimbangan tubuh
• Tonus otot
• Mekanisme memori dan motor learning
serebrum motorik

Batang otak motorik


sensorik

Medula spinalis motorik


Remember : reseptor sensorik
• Mekanoreseptor :
• Nosiseptor
• Termoreseptor
• Kemoreseptor
• elektromagnetik


Serabut
sensorik A
Klasifikasi 1 Aγ
Serabut
sensorik C

Srabut
sensorik IA

IB

Klasifikasi 2 II

III

IV
badan Meissner, reseptor berbentuk Semua reseptor taktil ikut berperan

TAKTIL

GETARAN
kubah Iggo, reseptor rambut, badan dalam mendeteksi getaran, walaupun
pacini, ujung Ruffini, reseptor yang berbeda mendeteksi
menghantarkan sinyalnya melalui frekuensi getaran yang berbeda.
serat saraf jenis Aβ Badan pacini mendeteksi sinyal
ujung saraf bebas terutama getaran dengan kecepatan 30 sampai
menghantarkan sinyalnya melalui 800 getaran per detik karena
serat saraf kecil jenis A6 bermielin reseptor dengan sangat cepat
Beberapa ujung saraf bebas untuk berespons terhadap perubahan
sensasi taktil menghantarkan bentuk jaringan yang cepat dan
sinyalnya melalui serat saraf jenis C kecil, dan reseptor ini juga
tidakserat saraf ini mengirimkan menghantarkan sinyalnya melalui
sinyal ke medula spinalis dan batang serat saraf jenis Aβ
otak bagian bawah  sensasi gatal. getaran berfrekuensi rendah dari 2
sampai 80 getaran per detik,akan
merangsang reseptor taktil lainnya,
terutama badan Meissner, yang
adaptasinya lebih lambat daripada
adaptasi badan pacini
Pengindraan somatik adalah mekanisme saraf yang Indra somatik dapat diklasifikasikan menjadi tiga tipe fisiologis:
mengumpulkan informasi sensorik dari seluruh tubuh (1)indra somatik mekanoreseptifyang meliputi sensasi taktil
dan
posisi yang dirangsang oleh pemindahan secara mekanis
beberapa jaringan tubuh (2) indra termoreseptif,yang
mendeteksi
panas dan dingin; serta (3)indra rasa nyeri,yang diaktifkan oleh
setiap faktor yang merusak jaringan

Sensasi eksteroreseptif yang berasal dari permukaan tubuh.


Sensasi proprioseptif adalah sensasi yang berhubungan
dengan keadaan fisik tubuh, meliputi sensasi posisi, sensasi
tendon dan otot, sensasi tekan yang berasal dari telapak
kaki, dan sensasi keseimbangan (sering dianggap sebagai
sensasi "khusus", bukan suatu sensasi somatik).
Sensasi viseral merupakan sensasi yang berasal dari organ
visera tubuh; secara khusus istilah ini sering kali dipakai
untuk menyatakan sensasi berasal dari organ dalam.
Sensasi dalam merupakan sensasi yang berasal dari
organorgan dalam, seperti fasia, otot, dan tulang. Sesansi ini
terutama meliputi tekanan "dalam", nyeri, dan getaran
Klasifikasi
Klasifikasi
sensasi somatic
sensasi somatic I
2

Mekanoreseptif
(taktil dan Eksteroseptif
posisi)

Termoreseptif propioseptif

nosiseptif Sensasi visceral

Sensasi dalam
Korteks
Reseptor somatosensorik
sensoris I

Jaras sensoris Area


• anterolateral somatosensorik
• Kolumna dorsalis- asosiasi
lemniskus medialis
Sistem Kolumna Dorsalis—Lemniskus Sistem Anterotateral
Medialis
• Sensasi raba yang membutuhkan ketepatan • Rasa nyeri
lokalisasi rangsangan yang tinggi
• Sensasi termal, meliputi sensasi
• Sensasi sentuhan yang membutuhkan
penghantaran impuls dengan gradasi
hangat dan dingin
intensitas yang kecil • Sensasi raba dan tekan kasar yang
• Sensasi fasik, misalnya sensasi getaran hanya mampu menentukan
• Sensasi terhadap sinyal pergerakan pada kulit lokalisasi rangsang secara kasar
• Sensasi posisi tubuh dari persendian pada permukaan tubuh
• Sensasi tekan yang berkaitan dengan derajat • Sensasi geli dan gatal
penentuan intensitas tekanan
• Sensasi seksual
AREA Area somatosensorik I jauh lebih luas dan jauh lebih penting
bagi fungsi sensorik tubuh daripada area somatosensorik II,
SOMATOSENSORIK sehingga pada umumnya istilah "korteks somatosensorik"
hampir selalu berarti area somatosensorik I.
Area somatosensorik I memiliki derajat lokalisasi yang
tinggi terhadap berbagai bagian tubuh yang berbeda tidak
seperti area somatosensorik 2
• Sinyal masukan sensorik mula-mula merangsang lapisan neuron
IV; selanjutnya sinyal ini menyebar ke arah permukaan korteks dan
juga menuju lapisan yang lebih dalam.
• Lapisan I dan II menerima impuls sinyal masukan yang bersifat
difus dan nonspesifik dari pusat otak lebih bawah yang
memfasilitasi daerah spesifik pada korteks; Masukan ini
terutama mengatur seluruh tingkat eksitabilitas daerah yang
terangsang.
• Neuron-neuron pada lapisan II dan III akan mengirimkan
aksonnya ke bagian korteks serebri yang berhubungan dengan
sisi berlawanan otak melalui korpus kolosum.
• Neuron-neuron pada lapisan V dan VI mengirimkan aksonnya ke
bagian sistem saraf yang lebih dalam. Lapisan V merupakan lapisan
yang neuronnya umumnya lebih besar dan proyeksinya ke daerah
yang lebih jauh, seperti ke ganglia basalis, batang otak,dan medula
spinalis yang mengatur transmisi sinyal-sinyal.
• Dari lapisan VI, sejumlah besar akson terutama akan menyebar
ke talamus, menghantarkan sinyal dari korteks serebri yang
berinteraksi dengan dan membantu mengatur tingkat
perangsangan sinyal sensorik yang memasuki talamus
Lesi Area Somatosensorik
• Seseorang tidak dapat menentukan lokasi berbagai jenis sensasi yang timbul di
berbagai bagian tubuh. Namun,seseorang dapat menentukan lokasi sensasi ini secara
kasar,misalnya pada salah satu tangan, bagian utama tubuh, atau kesalah satu tungkai. Jadi,
jelas bahwa batang otak, talamus, ataubagian korteks serebri lain yang biasanya secara
normal tidak berfungsi untuk menerima sensasi somatik dapat melaksanakan fungsi
lokalisasi sampai tingkatan tertentu.
• Seseorang tidak dapat menentukan berapa besar tekanan yang diberikan pada tubuh.
• Seseorang tidak dapat menentukan berapa berat suatu objek.
• Seseorang tidak mampu menentukan bentuk suatu objek. Keadaan ini disebut
astereognosis.
• Seseorang tidak mampu menentukan tekstur suatu bahan, sebab kemampuan ini
bergantung kepada sensasi kritis tingkat tinggi yang ditimbulkan oleh gerakan jari di
atas permukaan yang akan ditentukan itu.
Area somatosensorik asosiasi
• menggabungkan informasi-informasi yang datang dari banyak titik pada area
somatosensorik primer sehingga akhimya makna informasi itu dapat
diterjemahkan.
• Keadaan ini juga sesuai dengan susunan anatomi traktus neuron yang memasuki area
somatosensorik asosiasi, karena area ini menerima sinyal-sinyal yang berasal dari
• (1) area somatosensorik I,
• (2) nuklei ventrobasal talamus,
• (3) daerah lain dalam
• talamus,
• (4) korteks visual, dan
• (5) korteks auditorik.
Efek Pengangkatan Area Somatosensorik
Asosiasi : Amorfosintesis
• Bila area asosiasi somatosensorik diangkat pada salah satu sisi otak,
seseorang akan kehilangan kemampuan untuk mengenali objek kompleks
dan bentuk kompleks yang dirasakan pada sisi tubuh yang berlawanan.
• Selain itu, seseorang akan kehilangan sebagian besar sensasi mengenai
bentuk tubuh atau bagian tubuhnya pada sisi yang berlawanan. Bahkan,
ia biasanya tidak sadar tentang sisi tubuhnya yang berlawanan jadi ia
lupa bahwa ada sisi tubuh yang lainnya.
• ia sering kali lupa untuk menggunakan sisi tubuhnya yang berlawanan
tersebut untuk fungsi motorik. Dengan demikian, bila merasakan suatu
objek, ia akan cenderung mengenali hanya satu sisi objek dan
melupakan keberadaan sisi lainnya.
BAGAIMANA OTOT
BERGERAK DAN
MEMPERTAHANKAN TUBUH
Tipe pergerakan tubuh
Refleks
 neuron sensorik  interneuron  neuron motoric
Pergerakan
 reseptor sensorik  interneuron  jaras asenden  pusat sensorik  pusat
somatosensorik asosiasi  pusat motoric  jaras desenden  efektor
REFLEKS
MACAM REFLEKS PADA TUBUH
• REFLEKS REGANG OTOT
• REFLEKS TENDON OTOT
• REFLEKS EKSTENSOR SILANG
• REFLEKS SIKAP TUBUH DAN PERGERAKAN
• Refleks penyangga positif
• Refleks menegakkan tubuh
• Gerakan berirama satu ekstremitas
• Gerakan melangkah timbal balik pada ekstremitas yang berlawanan
• Refleks berjalan di tempat
• Refleks derap
• REFLEKS MENGGARUK
Neuron sensorik interneuron Neuron motorik
• Reseptor sensorik umum • keluar meninggalkan
• Reseptor sensorik khusus medula spinalis melalui
radiks anterior dan
langsung menginervasi
serat-serat otot rangka
• neuron motorik alfa dan
neuron motorik gamma.
NEURON SENSORIK KHUSUS
• Neuron-neuron sensorik berlokasi mulai dari reseptor sensorik sampai
ke radiks posterior
• Reseptor sensorik khusus berlokasi di
• Kumparan otot
• Organ tendon golgi
• Reseptor ini kerjanya memberikan Informasi secara terus menerus
dari setiap otot ke medulla spinalis
• Informasi :
• Kumparan otot : panjang otot, kecepatan perubahan panjang otot
• Organ tendon golgi : tegangan otot, kecepatan perubahan tegangan otot
UJUNG SENSORIS DI KUMPARAN OTOT

UJUNG PRIMER/ujung
anulospiral

UJUNG SEKUNDER
Ujung primer Ujung sekunder
• DI bagian tengah kumparan • Di ujung kanan dan atau kiri
• Serat syaraf sensorik besar yang kumparan/ otot intrafusal
melingkar di bagian tengah • Serat tipe II
intrafusal
• Serat tipe Ia
Substansia grisea medula
merupakan area integrasi
bagi refleks-refleks
medula.
interneuron
• Dijumpai disemua daerah substansia grisea medulla spinalis
• Jumlah 30x>neuron motoric anterior
• Ukuran neuron kecil
• Sangat mudah dirangsang
• Sering mengeliarkan aktivitas spontan
• Mampu mengirimkan impuls dengan kecepatan 1500x/detik
• Saling berhubungan antar interneuron dan sebagian besar
berhubungan dengan neuron motoric anterior
NEURON MOTORIK ALFA
• Mengirimkan impuls melalui : serabut saraf motoric tipe Aα
(berukuran besar diameter 14μm)
• Serabut saraf motorik ini bercabang 3-4x setelah memasuki otot
rangka besar (unit motorik)
• Mempersyarafi : serabut otot rangka besar
NEURON MOTORIK GAMMA
• Ukuran jauh lebih kecil disbanding neuron motoric
• Jumlah 1,5x lebih banyak
• Mengirimkan sinyal melalui serabut saraf motoric jenis Aγ (diameter
5)
• Mempersyarafi : serabut otot intrafusal
• Serabut otot intrafusal  terletak di bagian tengah kumparan otot
tonus otot
NEURON MOTORIK GAMMA Terutama
merangsang
GAMMA kantong nuklear
DINAMIK
Respons dinamik

PEMBAGIAN
Terutama
merangsang
rantai nuclear
GAMMA STATIK

Respons statik
MEKANISME
Serabut otot
rangka
Efektor dan juga
Serat kantong
sebagai tempat
nuclear
reseptor sensorik
Kumparan (otot
intrafusal)
Seratrantai
nuklear
RESEP SERABUT SENSORIK DI RADIKS
INFORMASI TOR INTERNEURON
POSTERIOR
SENSO
RIK

SERABUT MOTORIK, DI
RADIKS ANTERIOR
ORGAN EFEKTOR (INTRAFUSAL/OTOT RANGKA BESAR
RESPONS
Bila bagian reseptor diregang secara lambat 
RESPONS jumlah impuls dari ujg primer dan sekunder akan
statik lebih banyak

ujung primer dan sekunder terus menerus


mengirimkan sinyal beberapa menit pada saat
kumparan otot tetap teregang

Dipengaruhi oleh rangsangan dari neuron


gamma statik

Bila bagian reseptor tiba-tiba diregang secara


cepat, ujung primer akan terangsang jauh lebih
Dinamis kuat

Ujung primer secara aktif dan ekstrim berespons


terhadap kecepatan perubahan panjang
kumparan otot yang berlangsung epat

Dipengaruhi oleh rangsangan dari gamma


dinamik
POSISI TUBUH DAN
PERGERAKAN TUBUH
Indera posisi statis
Indera posisi
Indera posisi
dinamis

Reseptor taktil
kulit

Reseptor dalam

Reseptor Gelendong otot

Ruffini, paccini

Reseptor tendon
golgi
• ebanyakan gerakan "volunter" yang
• diawali oleh korteks serebri dicapai
• ketika korteks mengaktifkan "pola"
• fungsi yang tersimpan pada area
• otak yang lebih rendah medula
• spinalis, batang otak, ganglia basalis, dan serebelum. Pusat-pusat
• yang lebih rendah ini, kemudian, mengirimkan banyak sinyal
• pengaktivasi spesifik ke otot.
• Namun, untuk beberapa tipe gerakan tertentu, korteks
• memiliki jaras langsung ke neuron motorik anterior pada medula
• spinalis, beberapa pusat motorik hanya dilewati dalam
• perjalanannya. Hal itu terutama berlaku untuk pengaturan
• gerakan tangkas yang halus dari jari-jari dan tangan.
PEMBAGIAN KORTEKS MOTORIK

Korteks motorik primer area premotorik area motoric suplementer


• SInyal-sinyal saraf yang dibentuk di (pelengkap)
area premotorik menyebabkan lebih • fungsi area ini berkaitan dengan area
banyak "pola" pergerakan yang lebih premotorik untuk menghasilkan
kompleks daripada pola khusus yang gerakan sikap tubuh yang luas, fiksasi
terbentuk di dalam konteks motorik gerakan dari berbagai segmen tubuh,
primer gerakan posisional tangan dan mata,
• pendukung untuk mengatur gerakan
motorik halus pada lengan dan tangan
oleh area premotorik dan korteks
motorik primer
• Sinyal motorik dikirimkan secara langsung dari korteks ke
• medula spinalis melalui traktus kortikospinalis, dan secara tidak
• langsung melalui berbagai jaras tambahan yang melibatkan
• ganglia basalis, serebelum, dan banyak nuklei batang otak. Pada
• umumnya, jaras langsung lebih berkaitan dengan gerakan yang
• jelas dan detail, terutama gerakan segmen distal anggota gerak,
• khususnya tangan dan jari.
• Jaras ini setelah meninggalkan korteks akan melewati bagian posterior kapsula interna (di antara
nukleus kaudatus dan putamen ganglia basalis) dan selanjutnya turun melewati batang otak, untuk
membentuk bagian piramid dari medula.
• Sebagian besar serat piramidal akan menyilang pada medula di bagian yang lebih rendah turun ke
traktus kortikospinalis lateralis medula spinalis, akhirnya berakhir terutama pada interneuron di regio
intermediat dan substansia grisea medula spinalis;
• beberapa berakhir di neuron-neuron relai sensorik di radiks dorsalis, dan sedikit sekali yang berakhir
secara langsung di neuron-neuron motorik anterior yang menyebabkan kontraksi
• otot.
• Sebagian kecil serat ini tidak menyilang ke sisi yang lain
• pada medula namun berjalan secara ipsilateral ke bawah
• medula pada traktus kortikospinalis ventralis. Walau tidak
• semua, banyak serat ini akhirnya menyilang ke sisi berlawanan
• terutama di daerah leher atau regio toraks bagian atas.

Anda mungkin juga menyukai