Anda di halaman 1dari 5

UJIAN TENGAH SEMESTER [UTS]

Mata kuliah / Kode : Psikologi Agama


Prodi / Jurusan : Psikologi / Psikologi
Semester / Kelas : Enam [VI] / A-B-C-D-E-F
Hari, tanggal / Waktu : Senin, 22 Maret 2021 / 08.10 sd 09.50
Dosen Pembina : Drs. Zainul Arifin, M. Ag.
Nama Mahasiswa : Natasya Aufia Saffana
NIM : 18410158

A. PETUNJUK
1. Bacalah pernyataan dan pertanyaan di bawah ini sebelum mengerjakan.
2. Gunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar
3. Soal bersifat individual, terbuka dan take hame
4. Kerjakan 4 [empat] dari 6 [enam] soal yang ada
5. Waktu pengumpulan satu minggu

B. BENTUK SOAL
1. Psikologi agama sebagai sebuah disiplin ilmu, tentunya memiliki obyek kajian, yang bisa dipilah menjadi dua
kategori yaitu obyek materia dana obyek forma, yang membedakan dengan disiplin ilmu yang lainnya seperti
sosiologi agama atau filsafat agama.
a. Apa yang anda ketahui tentang kedua obyek kajian tersebut?
b. Apa yang mbedakan antara disiplin Psikologi Agama dengan disiplin ilmu yang lain tersebut dari sisi obyek
formanya ?
c. Berilah contoh kongkrit dari penjelasan anda pada pertanyaan kedua tersebut !

2. Jiwa keagamaan seseorang mengalami perkembangan seiring dengan tugas perkembangan dalam konteks
psikologi perkembangan [developmental psychology], mulai dari perkembangan pre natal, natal, anak-anak
[awal-tengah-akhir], remaja [awal-tengah-akhir], dewasa [awal-tengah-akhir], hingga lansia.
a. Apa yang anda fahami tentang konsep perkembangan jiwa keagamaan tersebut ?
b. Apa perbedaan dan persamaan antara perkembangan jiwa keagamaan dengan psikologi perkembangan ?
c. Jelaskan pandangan anda tentang teori natal [kelahiran] antara teori psikologi perkembangan dengan
teori Islam ?

3. Masa perkembangan yang menarik adalah masa remaja, dimana masa ini disamping memiliki taraf
perkembangan remaja awal, tengah dan akhir, juga merupakan masa pubertas di satu sisi dan masa
penentuan sebagai seorang yang dipandang baligh [mukallaf], sehingga dipandang mampu mandiri [taklif] dan
bertanggungjawab melaksanaan ajaran agamanya.
a. Jelaskan pandangan anda tentang konsep remaja dan indikator psikologis tugas perkembanganya
tersebut ?
b. Jelaskan pula tugas perkembangan jiwa keagamaan di masing-masing tahapan remaja awal, tengah dan
akhir tersebut!
c. Jelaskan pula pendapat anda tentang terminologi baligh, aqil, tamyiz, taklif dan mukallaf, baik dari segi
psikologi perkembangan maupun sisi fiqh Islam nya !

4. Berdasar teori sumber kemunculan agama, terdapat dua sumber yaitu teori monistik dan teori dualistik yang
membedakan dengan teori lain, semisal teori Islam berupa teori fitroh beserta dalil aqli dan naqlinya.
a. Apa yang anda fahami tentang paradigma agama seperti pertayaan di atas ?
b. Jelaskan pandangan anda tentang dua teori sumber agama tersebut di atas !
c. Jelaskan pula pendapat anda tentang teori fitroh beserta dalil aqli dan naqlinya !

SELAMAT MENGERJAKAN
JAWABAN

1.
A. Obyek material = objek kajian yang bersifat umum atau obyek yang dipandang secara
keseluruhannya dan dapat dilihat dari wujudnya. Objek material juga dimaknai sebagai suatu hal yang
dibahas ataupun dipelajari, serta sebagai sesuatu yang dijadikan sasaran dalam pemikiran, objek
material dalam psikologi adalah manusia.
Obyek Formal = objek kajian yang bersifat khusus atau spesifik dimana dapat ditinjau dari aspek-
aspek tertentu yang bersumber dari objek materialnya. Objek formal dalam psikologi adalah
perilaku-perilaku manusia yang dapat diamati secara lahiriah serta hal-hal lain yang berkaitan
dengan proses tersebut.
B. Hal yang membedakan disiplin Psikologi Agama dengan disiplin ilmu lainnya dari sisi obyek formanya adalah
proses dalam mengkaji suatu bahasan / objek materialnya. Semisal dalam ilmu fikih, objek formalnya brerupa
hokum dalam melakukan suattu perbuatan menurut dalil atau pun ketetapan-ketettapan. Sedangkan pada
psikologi agama lebih mengkaji tentang bagaimana seseornag tersebut dapat melakukan perbuatan tersebut,
apa yang menjadikan dia melakukan perbuatan itu.
C. Pada ilmu fikih objek formanya mengenai hukum dalam segala perbuatan manusia yang meliputi wajib,
Sunnah, haram, makruh, mubah dan lain sebagainya. Misalnya : orang yang memberi shodaqoh dalam fiqih
dikatakan sebagai amalan Sunnah yang artinya segala perbuatan yang apabila dikerjakan mendapat pahala
dan apabila tidak dikerjakan tidak mengapa. Dari segi fikih tugasnya hanya memberi penjelasan bahwa
perbuatan shodaqoh tersebut adalah Sunnah. Sedangkan pada psikologi, lebih mengkaji tentang bagaimana
seseeorang dapat melakukan kegiatan sedekah. Apa yag mendasarinya untuk melakukan perbuatan tersebut,
apa yang dirasakannya. Bisa jadi karena altruism, simpati atau empati terhadap orang lain.
2.
A. Salah satu ciri seseorang memiliki kesadaran agama adalah dengan keinginannya dalam hidup
dengan jiwa beragama secara otonom. Setiap manusia yang lahir ke dunia telah membawa fitrah
ataupun potensi dalam dirinya untuk beragama. Kejiwaan beragama seseorang akan terus
berkembang dalam fase fase pertumbuhan tertentu. Pada masa prenatal sendiri, janin telah
menerima rangsangan atau respon dari luar (sang ibu) perihal keagamaan semisal sholat ataupun
ketika lahir diadzani. Faktor faktor yang mempengaruhi dalam berkembangnya jiwa keagamaan
seseorang berasal dari berbagai sumber yang berbeda mulai dari imajinasi pada anak-anak
(fairytale) sampai ketingkat mandiri atau otonom dan dapat menerima agama dengan humanistic
dan penuh kepekaan.
B. Persamaan
Perkembangan jiwa keagamaan dan Psikologi perkembangan keduanya sama-sama membahas
tentang bagaimana perilaku seseorang dalam tahap-tahap perkembangan di masa hidupnya.
Perbedaan
Perkembangan jiwa keagamaan: membahas tentang tahapan perkembangan atau pertumbuhan
jiwa dalam beragama pada manusia
Psikologi perkembangan: membahas tentang perkembangan aspek-aspek baik fisik, psikologis pada
manusia secara umum
C. Dalam tahap perkembangan manusia, perkembangan dimulai dari masa prenatal yakni sebelum
manusia lahir ke dunia juga postnatal yakni masa setelah manusia lahir ke dunia dan kemudian akan
bersambung dengan tahap selanjutnya hingga akhir hayat. Dalam teori perkembangan, pada masa
prenatal ini janin mengalami perkembangan dalam aspek fisiknya. Selama fase ini, sebuah sel
tunggal akan tumbuh menjadi organisme lengkap dengan sebuah otak dan kemampuan berperilaku.
Sedangkan dalam postnatal, bayi akan mulai mengalami perkembangan mulai dari fisik, motoric,
sensoris, kognitif dan seosioemosi. Selama perkembangannya banyak dipengaruhi oleh faktor
lingkungan. Sedangkan dalam konteks agama islam, perkembangan ini meliputi kejiwaan
beragamanya. Pada masa ini, bayi yang baru lahir sudah memiliki beberapa insting antara lain insting
keagamaan. Belum terlihatnya perilaku keagamaan pada diri anak karena beberapa fungsi kejiwaan
yang belum sempurna dan nantinya adalah tugas dari orangtua untuk menstimulasi anaknya dalam
mengembangkan kejiwaan dalam beragama. Pada masa ini anak-anak mengenal tuhan dengan
fantasi dan emosi.
3.
A. Remaja merpakan masa peralihan dari anak anak menuju masa dewasa. Masa ini dimllai dari umur
12/13 hingga awal umur 20-an. Pada masa ini, remaja merasakan ketegangan, kebingungan, dan
kekhawatiran. Remaja juga gemar mencoba-coba dalam hal baru serta masih memiliki emosi yang
berubah-ubah atau labil sehingga mereka akan mudah terpengaruh. Perubahan fisik juga terjadi
pada mereka dan hal ini juga menandakan bahwa mereka akan mulai menjadi mukallaf atau orang
yang dibebani hukum. Selanjutnya pada perkembangan intelegensi dan kognitifnya, remaja sudah
mampu berpikir sistematis dalam membua kepuusan beserta menyelesaikan suatu permasalahan
walau belum tentu tepat karena emosinya yang meledak-ledak bisa jadi memperngaruhi.
B. Perkembangan jiwa keagamaan
a. Remaja awal = Perkembangan jiwa agama pada masa ini bersifat berurutan mengikuti sikap
keberagamaan orang-orang yang berada di lingkungan sekitarnya. Kegiatan keagamaan mereka
bukan berdasarkan atas kesadaran beragama mereka sendiri melainkan dari pengaruh keluarga,
lingkungan, teman dan norma-norma.
b. Remaja tengah = Pada masa ini remaja mulai kritis dalam menemukan makna ketuhanan bagi
dirinya. Banyaknya aliran pemahaman yang berbeda tentang ketuhanan kadang membuat
mereka menjadi ragu dan bingung. Pada masa ini mereka mengaami keguncangan batin, dilain
sisi tidak ingin menggunakan pedoman atau aturan-aturan yang dilakukannya saat kanak-kanak
namun disis lain juga belum menemukan pedoman hidup yang sesuai
c. Remaja akhir = Remaja sudah mampu menilai baik buruknya sesuatu. Mereka sudah melewati
proses identifikasi hal-hal yang dapat mempengaruhinya dalam beragama dan tak jarang mereka
mulai menanamkan secara matang nilai-nilai keagamaan yang telah diyakinya dengan cukup
matang di masa ini.
C. Terminology baligh, aqil, tamyiz, taklif dan mukallaf dalam psikologi perkembangan dan fiqih islam
- Tamyiz = Seseorang dapat dikatakan tamyiz ketika dia mampu untuk menentukan pilihan dan mampu
membedakan mana yang baik serta bermanfaat untuk dirinya dan mana yang buruk dan merugikan
dirinya. tidak ada ketentuan individu pada kategori usia berapa yang memasuki fase tamyiz karena
perkembangan pemahaman anak yang berbeda-beda. Namun pada umumnya pada usia 7 tahun. Dalam
fikih, pada masa ini anak-anak diperintahkan untuk melaksanakan sholat dan ibadah-ibadah yang mampu
dikerjakan. Namun ibadah-ibadah tersebut bukan kewajiban, karena ia belum baligh. Pada sisi psikologi
perkembangan, umur 7 tahun ini masuk dalam tahap opersasional konkret dimana anak telah dapat
berpikir secara logis dan mampu memecahkan masalah sederhana namun masih kurang dapat berpikir
abstrak.
- Baligh = Fase ini merupakan batasan seseorang mulai dibebani kewajiban-kewajiban hukum syar’I dan
dewasa secara fisik. hal ini ditandai dengan datangnya menstruasi pada perempuan dan mimpi basah
pada laki-laki. Ibadah telah emnjadi kewajibannya pada masa ini. Pada umumnya anak-anak measuki
masa baligh pada umur 9 -12 tahun. Dalam psikologi, tahap ini memasuki pada remaja awal dimana
mereka mulai terdapat perubahan fisik ini sebagai gejala primer remaja dalam konteks pubertas.
- Aqil = Aqil berarti dewasa secara akal dan mental.
- Taklif = pembebanan suatu kewajiban kepada seseorang, dengan pengertian menghendaki adanya
perbuatan yang terkandung di dalamnya suatu kesukaran.
- Mukallaf = mukallaf adalah orang yang dibebani untuk melaksanakan seluruh ketentuan hukum
yang disyariatkan Allah dan Rasulnya, artinya orang yang telah memperoleh beban kewajiban
dan larangan syariat, atau orang yang telah menerima beban hukum syariah yaitu wajib, sunnah,
mubah, haram dan makruh dan lain sebagainya. seseorang telah dikatakan mukallaf apabila ia
telah baligh, berakal dan dewasa. Dalam psikologi, ini merupakan tahap perkembangan dewasa
dimana telah melewati masa remaja/baligh dan juga dipastikan memiliki akal yang sehat dan
juga memiliki kedewasaan.
4.
A. Sumber muncullnya jiwa keagamaan pada manusia terdiri dari berbagai faktor yang mempengaruhi.
Menurut barat, terdapat teori monostik dan teori dualistic atau faculty yang menjadi sumber dalam
munculnya jiwa keagamaan pada manusia. Sedangakan dalam pandangan islam, munculnya jiwa
beragama ini dikarenakan adanya fitroh dari Allah mulai sejak manusia lahir ke dunia. Semua
manusia memiliki potensi untuk beragama.
B. Teori Monistik: dimana yang menjadi sumber kejiwaan agama itu adalah satu sumber kejiwaan.
Kemudian sumber tunggal manakah yang dimaksud yang paling dominan disimpulkan sebagai
sumber kejiwaan agama tersebut. Contohnya adalah dari teori milik Thomas van Aquino yang
menjelaskan tentang bagaimana rasionalisme atau kemampuan berpikir manusia ini sangat
mempengaruhi dalam munculnya jiwa keberagamaan.
Teori dualistic ataupun faculty : dimana yang menjadi sumber kejiwaan beragama adalah dua atau
lebih sumber kejiwaan. Teori yang menyatakan bahwa tingkah laku manusia itu tidak bersumber
pada satu faktor tunggal tetapi terdiri dari beberapa unsur, antara lain yang dianggap memegang
peranan penting adalah fungsi cipta (reason), rasa (emotion), dan karsa (will). Contohnya adalah
teori milik W.H Thomas yang mencetuskan teori The For Wisher, bahwa yang menjadi sumber
kejiwaan agama adalah empat macam keinginan dasar yang ada dalam jiwa manusia, yaitu:
1. Keinginan untuk mendapat keamanan atau keselamatan (security).
2. Keinginan untuk mendapat penghargaan (recognition).
3. Keinginan untuk ditanggapi (response).
4. Keinginan akan pengetahuan dan pengalaman baru (new knowladge and new experience)
C. Teori Fitrah menjelaskan bahwa sumber munculnya jiwa keagamaan pada diri manusia ada bahkan
ketika ia masih baru lahir di dunia. Fitrah adalah sesuatu yang telah menjadi bawaannya sejak lahir
atau keadaan mula-mula. Para Ulama’ berpendapat Allah SWT telah menciptakan kecenderungan
alamiah dalam diri manusia untuk condong kepada Tuhan, cenderung kepada hal-hal yang bersifat
kebaikan, kebenaran, positif.
Dalil mengenai fitrah ini terdapat pada surat Ar-Ruum ayat 30 yang berarti “Maka hadapkanlah wajahmu
dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut
(fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia
tidak mengetahui, Dan juga terdapat pada hadist bukhori sebagai berikut: “Diceritakan dari Adam diceritakan
dari Ibnu Abi Dzi’b dari al Wahriy dari Abi Salamah bin Abdurrahman dari Abu Hurairah RA. Ia berkata: Nabi
Muhammad SAW bersabda “setiap anak yang dilahirkan itu terlahir dalam keadaan fitrah (suci), kemudian
kedua orang tuanyalah yang menjadikannya ia menjadi seorang Yahudi, Nashrani atau Majusi”. (HR. Al
Bukhari)

Anda mungkin juga menyukai