Anda di halaman 1dari 5

Stereotipe mahasiswa luar jawa

terhadap mahasiswa jawa di UIN Malang

Kelompok 2

Istikharoh 18410003

Gayuh Harimurti W 18410008

Wahyu Dwi Firdana 184

Indah Wahyu Lestari 184

Rizka Nur Salsabila 18410141

Natasya Aufia S 18410158

Annisa 184
A. Pengertian Stereotip
Stereotip adalah proses menempatkan orang-orang dan objek-objek kedalam
kategori yang mapan, atau penilaian mengenai orang-orang atau objek-objek berdasarkan
kategori-kategori yang dianggap sesuai, alih-alih berdasarkan karakteristik individual
mereka.
Stereotip merupakan suatu sikap yang sangat lekat dengan prasangka. Orang yang
menganut stereotip terhadap kelompok suku lain cenderung akan berprasangka terhadap
kelompok tersebut. Tetapi tidak semua stereotif bersifat negative, ada pula stereotif yang
bersifat positif.
Menurut kornblum (1988:303) dalam kamanto , stereotip merupakan citra yang
kaku mengenai suatu kelompok ras atau budaya yang dianut tanpa memperhatikan
kebenaran citra tersebut. Menurut banton (1967:299-303) stereotip mengacu pada
kecenderungan bahwa sesuatu yang dipercayai orang bersifat terlalu menyederhanakan
dan tidak peka terhadap fakta objektif
B. Aspek aspek Stereotip

C. Faktor-Faktor Timbulnya Stereotip


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dan mendorong timbulnya stereotip, yaitu;
1. Keluarga
Stereotip dalam fungsi keluarga ini misalnya saja adanya perlakuan ayah dan ibu
terhadap anak laki-laki dan perempuan yang berbeda. Orang tua mempersiapkan
kelahiran bayi yang berbeda atas laki-laki dan perempuan. Mereka juga menganggap
bahwa bayi laki-laki kuat, keras tangisannya, sementara bayi perempuan lembut dan
tangisannya tidak keras.
2. Teman Sebaya
Teman sebaya cukup memiliki pengaruh perubahan sosial yang besar pada stereotip
anak sejak masa prasekolah dan menjadi sangat penting ketika anak di Sekolah
Menengah Pertama maupun Sekolah Menengah atas. Teman sebaya mendorong agar
anak laki-laki bermain dengan permainan laki-laki seperti sepak bola, sementara anak
perempuan bermain dengan permainan perempuan seperti bermain boneka.

3. Sekolah
Sekolah, sebagai salah satu lembaga pendidikan yang memberikan sejumlah pesan
gender kepada anak-anak. Sekolah memberikan perlakuan yang berbeda diantara mereka,
terutama memberikan pandangan antara seragam wanita dan yang dikenakan pria.
4. Masyarakat
Masyarakat memberikan stereotip anak melalui sikap mereka dalam memandang apa
yang telah disediakan untuk anak laki-laki dan perempuan mengidentifikasi dirinya.
Perempuan cenderung perlu bantuan dan laki-laki pemecah masalah.
5. Media Massa
Melalui penampilan pria dan wanita yang sering terlihat di iklan-iklan TV maupun
koran. Tidak hanya frekuensi yang lebih banyak pada laki-laki daripada perempuan tetapi
juga pada jenis-jenis pekerjaan yang ditampilkan laki-laki lebih banyak dan lebih
bergengsi daripada perempuan.
Dalam kenyataan tentang penjelasan beragam uraian diatas dapatlah dikatakan
bahwa stereotip adalah suatu bentuk kegiatan “cepat berfikir” yang memberikan kita
informasi yang kaya dan berbeda tentang individu yang kita tidak tahu secara pribadi.
Selain itu, Menurut Baron & Paulus (dalam sobur,2009:391) ada dua faktor yang
menyebabkan adanya stereotip yaitu :
1. Kecenderungan manusia untuk membagi dunia dengan dua kategori : kita dan
mereka. Orang-orang yang kita persepsi sebagai kelompok diluar kita dipandang
lebih mirip satu sama lain. Karena kita kekurangan informasi mengenai mereka, kita
cenderung menyamaratakannya dan menganggapnya homogeny.
2. Kecenderungan kita untuk melakukan kerja kognitif sedikit mungkin dalam berpikir
mengenai orang lain. Dengan kata lain, stereotip menyebabkan persepsi selektif
tentang orang-orang dan segala sesuatu di sekitar kita. Dengan memasukkan orang
dalam kelompok, kita berasumsi bahwa kita tahu banyak tentang mereka (sifat-sifat
utama dan kecenderungan perilaku mereka), dan kita menghemat tugas kita untuk
memahami mereka sebagai individu.

D. Profil Komunitas

HIMAKAL (Himpunan Mahasiswa Kalimantan), didirikan sejak 2007, yang dilatar


belakangi insiden konflik sampit antara warga Madura dengan suku Dayak Kalimantan. Anggota
terdiri atas 50 mahasiswa dari berbagai daerah atau kota di Kalimantan. Kegiatan mingguan
meliputi, pembukaan stand dengan tujuan mempererat tali silaturahmi. Kegiatan bulanan futsal
bulanan himakal. Kegiatan triwulan bersih bersih lingkungan wisata. Kegiatan tahunan SOTR
(Sahur On the Road) , Festival budaya (harmoni semesta).
Komunitas HIMAKAL atau Himpunan Mahasiswa Kalimantan ini dilatarbelakangi oleh
adanya insiden sampit yang terjadi di Kalimantan, insiden sampit adalah perang antara suku
Madura dengan suku dayak asli, dimana orang Dayak merasa kalau tanah mereka terjajah oleh
orang Madura, maka dari itu perang tidak bisa dielakkan. Hal itu menyebabkan orang
Kalimantan yang ada di pulau jawa merasa terancam oleh kehadiran orang Madura disekitarnya,
maka dari itu orang Kalimantan yang merantau di pulau jawa memiliki inisiatif untuk
mendirikan sebuah organisasi daerah yang bernama HIMAKAL untuk memberikan rasa aman
kepada orang Kalimantan yang merantau di pulau Jawa.
DAFTAR PUSTAKA

Mulyana, Dedi dan Jalaludin Rahmat. 2006. “Komunikasi Antar Budaya” Bandung :
Remaja Rosdakarya
Kamanto,Sunarto. 2004.“Pengantar Sosiologi” Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI

Anda mungkin juga menyukai