Anda di halaman 1dari 8

Narasi

1. Bagaimana Anda memandang perilaku orang-orang di sekitar Anda?


Narasumber selalu mencoba untuk memandang orang-orang di sekitarnya dengan secara
baik. Karena ia sebagai perantau yang membutuhkan relasi atau hubungan dengan orang-
orang lokal (orang jawa). Ia memandang bahwa orang jawa sebagai orang yang ulet bekerja,
baik, kalem, ramah dan tidak seperti orang kalimantan yang cenderung kasar.
Narasumber memandang biasa saja karena masih belum kenal perilaku dari orang
tersebut
Narasumber tidak terlalu memperhatikan orang-orang sekitar, kecuali yang benar-benar
bertemu intens setiap hari sehingga cara pandang narasumber bergantung pada bagaimana
perlakuan orang tersebut terhadap narasumber. Jika orang tersebut baik, berarti dia orang
yang baik, jika tidak baik, narasumber tidak terlalu mempermasalahkannya karena yang
terpenting adalah hubungan baik yang rutin.
2. Apakah terdapat perbedaan perlakuan terhadap laki-laki dan perempuan dalam
masyarakat Jawa dan masyarakat Kalimantan?
Narasumber melihat adanya perbedaan perlakuan antara orang-orang jawa dan
kalimantan. Ia mengatakan bahwa mayoritas orang jawa memiliki religiusitas yang tinggi
karena mayoritas dari mereka adalah santriwan/santriwati.
Narasumber mengatakan bahwa mahasiswa dari jawa dan Kalimantan sama-sama
mempunyai perbedaan, kemungkinan karena faktor geografis yang dapat mempengaruhi
perilaku dari orang-orang tersebut, contohnya mahasiswa laki-laki dan perempuan asli
jawa memiliki sifat yang lembut atau kalem
Narasumber berpendapat bahwa sejauh ini tidak ada perbedaan perlakuan yang
signifikan antara laki-laki dan perempuan pada masyarakat Jawa.
3. Apakah Anda menemukan perbedaan mencolok antara suku Jawa satu dengan
suku Jawa lainnya?
Perbedaan yang mencolok antara suku jawa yang satu dengan yang lainnya
terdapat pada bahasanya. Misalnya seperti di daerah Nganjuk, Surabaya, Banyuwangi, dll
memiliki bahasa yang berbeda satu sama lain.
Narasumber mengatakan pernah menjumpai perbedaan mencolok antara
mahasiswa suku jawa satu dengan mahasiswa suku jawa lainnya. Suku jawa yang
narasumber temui yakni antara suku jawa dari daerah madiun dengan daerah
banyuwangi. Suku jawa dari daerah madiun bahasanya lebih halus dan sopan, sedangkan
suku jawa yang berasal dari banyuwangi bahasa agak lebih keras atau kasar.
Narasumber menilai ada perbedaan antara masyarakat Jawa satu dengan
masyarakat Jawa lainnya, misalnya dalam hal perayaan, terkadang ada masyarakat yang
merayakan adapula yang tidak. Perbedaan yang paling signifikan adalah
dialek/logat/aksen berbicara.
4. Apakah Anda memahami bahasa yang digunakan orang Jawa?
Narasumber memahami bahasa Jawa. Karena mayoritas buruh yang bekerja di
Kalimantan adalah orang Jawa sehingga narasumber sering berinteraksi dengan orang-
orang di daerahnya dengan bahasa Jawa.
Narasumber mengatakan bahwa karena sudah tinggal di Malang yang merupakan
salah satu tempat yang penghuninya suku jawa, narasumber sedikit banyaknya sudah
memahami bahasa jawa.
Narasumber lumayan memahami bahasa Jawa, tapi sebatas pada bahasa
Malangan. Namun, jika berkaitan dengan bahasa Jawa halus (krama) narasumber tidak
memahaminya.
5. Bagaimana cara Anda memahami bahasa Jawa?
Cara narasumber memahami bahasa jawa adalah karena faktor lingkungan yang
sering menggunakan bahasa jawa dalam berkomunikasi, sehingga narasumber menjadi
terbiasa dengan bahasa jawa dan lama-kelamaan memahami bahasa tersebut.
Narasumber mengatakan bahwa cara yang dilakukan yakni dengan melihat bahasa
tubuhnya, contohnya ketika salah satu mahasiswa jawa menyebut kata “mangan”/
“makan”, kita bisa lihat gerak tubuhnya kearah makanan
Cara yang dilakukan narasumber untuk memahami bahasa Jawa adalah melalui
kebiasaan karena mayoritas teman sekamar narasumber ketika di asrama (mahad) adalah
suku Jawa, narasumber terbiasa mendengarkan mereka berkomunikasidan setiap kali
narasumber mencoba berbicara menggunakan bahasa Jawa, teman-teman narasumber
akan mengoreksinya apabila ada kesalahan.
6. Apakah Anda pernah mengalami konflik dengan orang Jawa? Bagaimana
penyelesaiannya?
- Sampai saat ini narasumber belum pernah mengalami konflik dengan orang Jawa.
- Narasumber mengatakan bahwa sampai detik ini belum pernah mengalami konflik
dengan suku jawa
- Narasumber pernah mengalami konflik dengan orang Jawa, tapi tergolong masalah
sepele, misalnya dalam hal kebersihan dan perbedaan pendapat saat di kelas. Cara
menyelesaikannya tidak dengan semakin memperbesar masalah, misalnya ketika hari
itu ada jadwal piket narasumber dan teman sekamar narasumber sangat lambat untuk
mengerjakan piket, narasumber lebih memilih untuk mengerjakannya sendiri selama
bisa dikerjakan sendiri, hal itu sekaligus sebagai sindiran halus daripada harus
mengatakannya langsung. Sementara itu, perbedaan pendapat diselesaikan dengan
cara diskusi bersama.

7. Bagaimana sikap suku Jawa terhadap mahasiswa Kalimantan?


Sikap orang-orang Jawa terhadap mahasiswa Kalimantan sangat ramah, legowo,
sangat menghormati mahasiswa rantauan, dan mudah bergaul.
Narasumber mengatakan bahwa sikap yang ditunjukkan mahasiswa suku jawa
terhadap mahasiswa Kalimantan sangat baik, kebanyakan mahasiswa suku jawa,
meskipun berasal dari daerah manapun orangnya mudah menerima orang lain
Menurut narasumber, sejauh ini masyarakat Jawa memandang masyarakat
Kalimantan dengan penuh ketertarikan dan rasa penasaran karena dalam pandangan
masyarakat Jawa, Kalimantan adalah pulau terbesar di Indonesia. Pertanyaan yang sering
kali diajukan orang Jawa yang ditemui narasumber biasanya terkait hal-hal mistis, hutan,
dan kebiasaan orang Kalimantan karena dianggap masih primitif.

8. Apakah lingkungan tempat Anda tinggal pernah memberitahu tentang budaya


Jawa?
- Sudah pasti. Karena Jawa adalah suku yang sangat besar, dan di Kalimantan sendiri
banyak orang-orang dari Jawa yang menetap disana.
- Narasumber mengatakan bahwa lingkungan tempat tinggalnya pernah memberitahu
tentang budaya jawa yakni sebelum kuliah, tepatnya tetangga. orang yang
memberitahunya bahwa suku jawa itu orang-orangnya lebih halus dan kalem.
- Narasumber mengatakan ya, misalnya ciri khas makanan.

9. Bagaimana pendapat Anda mengenai cara berkomunikasi orang Jawa?


Menurut narasumber, cara berkomunikasi orang jawa itu mudah dipahami karena
menggunakan bahasa yang sering di dengar, jadi mudah untuk di pahami.
Narasumber mengatakan bahwa untuk awal-awal cukup sulit, namun setelah dua
tahun tinggal di malang sudah bisa berkomunikasi dengan lancer
Narasumber menilai cara berkomunikasi masyarakat Jawa biasa saja, dalam artian
tidak berbeda jauh dengan cara berkomunikasi masyarakat Kalimantan, perbedaannya
mungkin hanya pada bahasa dan dialek.

10. Apa perbedaan yang mencolok antara cara berkomunikasi orang Jawa dengan
orang Kalimantan?
Perbedaan cara berkomunikasi antara orang Kalimantan dan orang Jawa adalah
kecepatan berbicaranya. Karena orang Kalimantan biasanya berbicara dengan nada yang
cepat, sedangkan orang Jawa berbicara dengan lambat dan sopan.
Narasumber mengatakan bahwa perbedaan mencolok tentang cara berkomunikasi,
sangat banyak, khususnya mahasiswa suku jawa lebih bersabar saat melihat suatu
masalah dan solusinya lebih baik di diskusikan diakhir dengan komunikasi satu arah.
Sedangkan mahasiswa suku Kalimantan cenderung to the point meskipun saat berada di
tengah keramaian.
Perbedaan paling mencolok antara cara berkomunikasi orang Jawa dan orang
Kalimantan adalah variasi nada berbicara (dialek), misalnya cara berkomunikasi orang
Jawa di Malang dan Surabaya tergolong kasar, sedangkan di Jawa Tengah tergolong
halus, hal itu juga berlaku pada cara berkomunikasi orang Kalimantan.
11. Apakah Anda membatasi diri dalam berkomunikasi dengan masyarakat Jawa?
Narasumber tidak membatasi diri dalam berkomunikasi dengan orang Jawa.
Karena ia sebagai perantau berusaha untuk menghargai orang-orang Jawa di sekitarnya
sehingga ia tidak membatasi diri dalam berkomunikasi dengan orang Jawa.
Narasumber mengatakan bahwa dirinya selalu terbuka dengan orang suku jawa
karena mereka sangat baik dan juga terbuka.
Narasumber tidak membatasi diri dalam berkomunikasi dengan masyarakat Jawa
karena semakin sering berkomunikasi maka semakin sering belajar. Narasumber menilai
berkomunikasi sebagai hal yang sangat penting karena dari berkomunikasi itulah
narasumber dapat menggunakan bahasa Jawa dan mengerti banyak hal.

12. Bagaimana tanggapan Anda mengenai masyarakat Jawa yang selalu menggunakan
bahasa daerah dalam berkomunikasi?
Itu sudah hal yang lumrah bagi narasumber, karena ia sudah sering mendengar
bahasa Jawa di daerah tempat tinggalnya di Kalimantan, jadi ia merasa itu biasa saja.
Narasumber menanggapinya sangat unik yakni dapat ilmu pengetahuan baru
tentang bahasa dan narasumber menyukai orang yang berbahasa jawa karena jika
memakai bahasa jawa kelihatan kayak pelawak.
Awalnya narasumber merasa jengkel dan canggung karena sama sekali tidak
mengerti apa yang dibicarakan sehingga merasa dianaktirikan. Namun lambat laun,
narasumber menyadari bahwa itu adalah bagian dari budaya dan mulai beradaptasi
sehingga tidak terlalu ambil pusing.

13. Adakah perbedaan penyelesaian masalah antara masyarakat Jawa dengan


masyarakat Kalimantan?
Perbedaan penyelesaian masalah antara masyarakat jawa dan kalimantan terdapat
dalam adat istiadatnya yang sudah pasti berbeda. Misalnya dalam menentukan tanggal
untuk menikah, orang jawa akan sangat memperhatikan sisi baik buruknya dalam
menentukan tanggal untuk menikah, sedangkan orang kalimantan tidak.
Narasumber mengatakan bahwa orang suku jawa cenderung sabar dan memilih
jalan komunikasi satu arah dengan bicara baik-baik saat penyelesaian masalah,
sedangkan orang Kalimantan cenderung menyelesaikan masalah ditempat perkara
langsung meskipun berada ditengah keramaian orang.
Secara umum, tidak ada perbedaan penyelesaian masalah antara masyarakat Jawa
dengan masyarakat Kalimantan karena pada akhirnya penyelesaiannya adalah diskusi,
duduk bersama untuk menyelesaikan masalah. Namun, pada orang yang kurang
berpendidikan, biasanya penyelesaiannya bisa sampai meledak-ledak (emosional) bahkan
berujung pada pertikaian, sejauh ini masih belum pernah terjadi.

14. Bagaimana pandangan umum masyarakat Kalimantan terhadap orang Jawa?


Pandangan umum masyarakat kalimantan terhadap masyarakat jawa sangat baik
dan sangat menghormati orang jawa, orang jawa juga memiliki semangat kerja dua kali
lipat dari orang kalimantan, tidak mengeluh, mudah bekerja sama, dan sangat rendah hati.
Narasumber mengatakan bahwa pandangan umum orang Kalimantan terhadap
suku jawa, orang suku jawa itu baik, kalem, dan peduli terhadap sesame.
Awalnya, narasumber menilai masyarakat Jawa kurang bersih dan kurang rapi.
Namun, setelah bertemu langsung, tidak semua masyarakat Jawa seperti itu, semua
tergantung individu masing-masing. Narasumber bahkan menilai cara bercanda
masyarakat Jawa asyik.

15. Selama Anda tinggal di Jawa, apakah pandangan tersebut terbukti benar?
Pandangan narasumber terhadap orang jawa terbukti benar, karena ia memandang
orang jawa adalah orang yang pintar dan itu terbukti ketika ia memasuki dunia
perkuliahan.
Narasumber mengatakan bahwa pandangan tersebut memang benar, teman-
temansaya yang berasal dari suku jawa mempunyai sifat yang baik, peduli dan respectnya
tinggi.
Menurut narasumber pandangannya terbukti benar, tapi hanya beberapa, misalnya
dalam hal kebersihan, jangankan masyarakat Jawa, masyarakat daerah lain pun pasti ada
yang menjaga kebersihan ada pula yang tidak. Berkaitan dengan kepribadian masyarakat
Jawa sendiri, narasumber menilai mereka adalah orang yang menyenangkan.
16. Apa saja kebiasaan orang Jawa yang baru Anda ketahui?
Kebiasaan orang jawa yang baru diketahui oleh narasumber adalah sikap penurut
ketika diberi perintah oleh pemerintah, seperti kebijakan pemerintah untuk stay at home
maka orang jawa pun mengikuti pemerintah tersebut.
Narasumber mengatakan bahwa kebiasaaan orang jawa yang baru diketahui
adalah makan besar bareng atau makan banyak yang biasa santri-saantri lakukan.
Banyak kebiasaan orang Jawa yang baru diketahui narasumber, misalnya dalam
hal bacaan amalan-amalan karena masyarakat Jawa dikenal sangat patuh pada kyai dan
leluhur pondok.

17. Apa kesulitan yang Anda rasakan ketika berkomunikasi dengan orang Jawa?
Narasumber tidak merasakan kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang jawa,
namun ketika orang jawa menggunakan bahasa halus (kromo) dalam berbahasa jawa
maka narasumber masih merasa kesulitan dalam memahaminya.
Narasumber mengatakan bahwa kesulitan saat berkomunikasi dengan suku jawa
pada saat awal-awal kedaerah jawa, narasumber benar-benar tidak paham atau mengerti
bahasa jawa.
Kesulitan yang dirasakan narasumber ketika berkomunikasi dengan orang Jawa
adalah kosakata baru dan cara bercanda. Namun sejauh ini narasumber terus belajar agar
semakin paham dan komunikasi semakin lancar.

18. Apa sifat baik dari orang Jawa yang tidak dimiliki oleh orang Kalimantan?
Sifat baik orang jawa yang tidak dimiliki orang kalimantan adalah sikap
spiritualitasnya, sifat legowo, mudah diatur, pekerja keras, dan cerdas.
Narasumber mengatakan bahwa sifat baik suku jawa yang tidak dimiliki suku
Kalimantan sangatlah banyak, orang jawa sangat terbuka, peduli terhadap sesame, bisa
memahami perasaan orang lain.
Narasumber menilai orang Jawa lebih ramah daripada orang Kalimantan,
misalnya sangat mudah untuk berterima kasih, mengucapkan permisi, dan lain-lain.
Ucapan terima kasih dan permisi seolah begitu ringan diucapkan karena menurut
narasumber, di Jawa, semakin sopan seseorang, semakin dihargai.
19 Apa kebiasaan buruk yang melekat dalamdiri orang Jawa?
Kebiasaan buruk yang dimiliki sebagian orang jawa menurut narasumber adalah
tidak menjaga kebersihan, baik kebersihan diri sendiri maupun lingkungannya.
Narasumber mengatakan bahwa kebiasaan buruk yang ada dalam diri orang suku
jawa yakni terlalu santai dan sabar yang sangatt inggi, sehingg amembuat narasumber
kesel.
Berdasarkan pengalaman narasumber, kebersihan dinilai sebagai keburukan yang
melekat dalam diri masyarakat Jawa karena beberapa orang yang dikenal narasumber
kurang cermat dalam hal kebersihan.

20. Apakah kebiasaan baik/buruk orang Jawa mengganggu aktivitas Anda?


Kebiasaan buruknya (kebiasaan tidak menjaga kebersihan) sudah pasti
mengganggu aktivitas narasumber.
Narasumber mengatakan bahwa kebiasaan buruk orang suku jawa yang
mengganggu aktivitas adalah kebanyakan orang suku jawa yang suka merokok disemua
tempat meskipun tempat itu dilarang merokok.
Narasumber juga menilai kebersihan sebagai kebiasaan orang Jawa yang
mengganggu aktivitas. Namun, berkaitan dengan kebiasaan baik, tidak ada hal yang
spesifik karena baik tidak pernah menghalangi.

Anda mungkin juga menyukai