DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
M. Ghozali 1730901090
FAKULTAS PSIKOLOGI
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah Tes Proyektif tentang “Teknik Proyektif Dalam Prosedur
Asesmen Kepribadian” ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW., yang telah
menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang
sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.
Kelompok 5
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.I Kesimpulan…………………………………………………….......... 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
mencakup fantasi, pikiran dan pengalaman yang tidak diungkapkan pada orang
lain. Aliran pikiran dan ingatan yang memenuhi benak kita ketika kita menunggu
dimulainya perkuliahan atau ketika berjalan-jalan dihutan merupakan bagian dari
kepribadian pribadi kita. Karena kepribadian pribadi sulit di telaah, para pakar
psikologi cenderung memusatkan perhatian pada kepribadian umum.
4
keterandalan dan kesahihannya. Tetapi struktur pastinya – pertanyaan-pertanyaan
tertentu yang harus di jawab individu dengan memilih salah satu jawaban yang
tersedia – sangat membatasi kebebasan ekspresi. Tes proyektif, sebaliknya,
berusaha menelaah kepribadian pribadi dan membuka peluang bagi individu
untuk lebih terlihat dalam jawaban.
Tes proyektif menyajikan stimulus ambigu yang bisa diberi respons sesuai
dengan apa yang diinginkan. Secara teoritis, karena stimulusnya ambigu dan tidak
menuntut respons tertentu, orang akan memproyeksikan kepribadiannya pada
stimulus tersebut. Tes proyektif menggali imajinasi seseorang; melalui hasil
imajinatif, diasumsikanbahwa orang itu mengungkapkan sesuatu tentang dirinya.
Teknik proyektif adalah sebuah instrumen yang dianggap sangat sensitif untuk
aspek-aspek yang perilaku tidak tampak atau tidak disadari; instrumen itu
memberikan kesempatan atau mendorong berbagai macam respons subjektif,
sangat multidimensional dan menghasilkan data respons yang sangat kaya dan
mendalam, dan subjeknya tidak menyadari maksud tes tersebut ( Sundberg, 2017).
Dua diantara teknik proyektif yang paling banyak digunakan adalah Tes
Rorscharch dan Thematic Apperception Test (Atkinson, 2014).
A. Tes Rorschach
Tes kepribadian penting yang menggunakan pendekatan ini ditemukan
oleh psikiater Swiss, Hermann Rorschach dan dipublikasikan pada tahun
1921. Rorschach terdiri atas 10 bercak tinta yang harus direspons oleh
subjek dengan mengatakan apa yang dipersepsikannya dari masing-masing
bercak tinta itu. Dengan menggunakan respon ini asesor menskor respons-
respons tersebut dengan melihat lokasinya (apakah subjek menggunakan
seluruh bercak atau hanya sebagian saja), determinan (apa ciri-ciri bercak
yang membuat subjek mempersepsikan seperti yang dilaporkannya
misalnya, bentuk, warna, shading, dsb), dan isi (misalnya manusia, hewan,
anatomi, pemandangan, dll). Ada skor-skor lain, seperti jumlah respons
yang populer ( seperti yang sering dipersepsikan orang). banyak sistem
5
penskoran yang telah dikembangkan, tetapi sistem komprehensif yang
dikembangkan oleh John Exner (1974, 1986, 1999) sekarang menjadi
sistem yang paling terkemuka dikalangan para psikolog.
6
pakar klinis; protokol tes yang sama mungkin dievaluasi secara
berbeda oleh dua penguji yang terlatih. TAT agak lebih baik. Ketika
digunakan sistem penyekoran tertentu (misalnya, untuk mengukur
motif prestasi atau tema agresif), keterandalan antar penilai cukup
baik. Tetapi hubungan antara skor TAT dan perilaku nyata cukup
rumit. Pengulangan tema tidak selalu ditampilkan dalam bentuk
perilaku.
Tujuan Asesment
7
intervensi yang sedang berjalan. Batas antara asesmen dan intervensi ini dapat
ditengarai dengan mudah apabila yang menangani pasien di kedua fase itu adalah
klinisi yang sama.
Proses Asesmen
Asesmen klinis adalah sebuah proses yang dapat memiliki bentuk berbeda-
beda. Wawancara klinis, tes psikologli, observasi perilaku dan review arsip
merupakan pendekatan-pendekatan sentral yang digunkaan untuk mengumpulkan
informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan asesmen.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Deskripsi singkat tentang alat – alat asesmen utama yang tersedia bagi
klinisi cukup memadai. Pentingnya memiliki tujuan yang jelas dan klarisifikasi
mengenai untuk siapa sang klinisi bekerja didiskusikan secara cukup terperinci.
Asesmen memiliki tiga fungsi umum : membentuk gambaran, mengambil
keputusan dan mengecek hipotesis. Asesmen klinis dan alat-alat yang digunakan
untuk melaksanakannya tidak sempurna dan terus-meners mengalami perubahan.
Berbeda dengan banyk pekerjaan akademis lainnya.
9
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson, Rita L, dkk. 2014. Pengantar Psikologi Edisi Kedelapan Jilid II.
Jakarta : Erlangga.
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/proyektif
10